sken a 08 skn

19
Skenario A 08 Identifikasi Masalah 1. Pihak Dinkes Kabupaten dan puskesmas tempat dr. Bintang akan membuka praktek dokter keluarga mandiri belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari untuk UKP dan UKM cukup berat karena banyaknya penduduk. 2. Untuk pelaksanaan UKP di Puskesmas Sibuk, dr. Makmur telah menjalankan praktek di poli puskesmas, sore sampai malam tetap menjalankan praktek dokter umum, sehingga sering masuk kesiangan. 3. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun puskesmas meminta penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum, serta prinsip-prinsip kedokteran keluarga yang sekarang sedang dijalankan di Indonesia, serta seperti apa profil atau peran dokter keluarga, pola pikir dan pola tindaknya. 4. Setelah menjalankan praktek sebagai dokter keluarga, dia menerima seorang laki-laki 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2 minggu. Sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan belum pernah periksa dahak tapi sudah di rontgen foto thorax. Dr. Bintang berpikir bahwa diagnosis dan pengobatan TB Paru terdahulu belum sesuai standar WHO. Untuk diagnosis diminta klien memeriksa dahak SPS ke Laboratorium Puskesmas PRM dan diberi resep antibiotika serta obat batuk, 2 hari kemudian diperoleh 2 sediaan positif. Analisis masalah 1. a. Bagaimana syarat-syarat untuk membuka praktek dokter keluarga mandiri ? Jawab : Persyaratan Klinik Dokter Keluarga - 24 jam - Kedaruratan dan kejadian luar biasa - Pelayanan rawat jalan - Pelayanan rawat inap sehari - Bedah minor - Konseling - Preventif dan promotif - Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien - Pemeriksaan penunjang

Upload: rangga-tagari

Post on 29-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ump

TRANSCRIPT

Page 1: SKEN A 08 SKN

Skenario A 08

Identifikasi Masalah1. Pihak Dinkes Kabupaten dan puskesmas tempat dr. Bintang akan membuka praktek

dokter keluarga mandiri belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari untuk UKP dan UKM cukup berat karena banyaknya penduduk.

2. Untuk pelaksanaan UKP di Puskesmas Sibuk, dr. Makmur telah menjalankan praktek di poli puskesmas, sore sampai malam tetap menjalankan praktek dokter umum, sehingga sering masuk kesiangan.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun puskesmas meminta penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum, serta prinsip-prinsip kedokteran keluarga yang sekarang sedang dijalankan di Indonesia, serta seperti apa profil atau peran dokter keluarga, pola pikir dan pola tindaknya.

4. Setelah menjalankan praktek sebagai dokter keluarga, dia menerima seorang laki-laki 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2 minggu. Sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan belum pernah periksa dahak tapi sudah di rontgen foto thorax. Dr. Bintang berpikir bahwa diagnosis dan pengobatan TB Paru terdahulu belum sesuai standar WHO. Untuk diagnosis diminta klien memeriksa dahak SPS ke Laboratorium Puskesmas PRM dan diberi resep antibiotika serta obat batuk, 2 hari kemudian diperoleh 2 sediaan positif.

Analisis masalah1. a. Bagaimana syarat-syarat untuk membuka praktek dokter keluarga mandiri ?

Jawab :Persyaratan Klinik Dokter Keluarga- 24 jam- Kedaruratan dan kejadian luar biasa- Pelayanan rawat jalan- Pelayanan rawat inap sehari- Bedah minor- Konseling- Preventif dan promotif- Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien- Pemeriksaan penunjang- Penyediaan obat- Pendidikan, riset, dan pengembanganPeralatan medis : - Rutin

o Thermometero Tendimetero Pengukur berat dan tinggi badano Stetoskopo Penekan lidaho Senter/ lampu kepalao Speculum hidung

- Khususo Otoskopo Optalmoskop

Page 2: SKEN A 08 SKN

o glukometer- Penunjang

o Laboratorium kliniko EKGo USGo Pemeriksa visuso Pemeriksa buta warnao rontgen

- Kedaruratano oksigen + regulatoro semprit dari berbagai ukurano jarum suntik dari berbagai ukurano perangkat infus

Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kedokteran yang dapat memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya, serta menyadari pula bahwa tidak semua jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh pasien tersebut dapat diselenggarakan sendiri oleh seorang dokter keluarga, maka untuk dapat menjamin tetap terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh, ada tiga syarat pokok yang perlu diperhatikan. Ketiga syarat pokok yang dimaksud adalah :

1. Membina hubungan dokter-pasien yang baik (doctor-patient relationship) Syarat pertama yang harus dimiliki setiap dokter keluarga untuk dapat

menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya, adalah membina hubungan dokter-pasien yang baik. Maksudnya adalah agar berbagai kebutuhan dan atau tuntutan kesehatan pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga dengan demikian pengaturan dan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Sesungguhnyalah terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik dalam praktek dokter keluarga merupakan suatu persyaratan yang bersifat mutlak. Dengan baiknya hubungan dokter-pasien tersebut, bukan saja berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat diketahui, tetapi yang terpenting lagi berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta berbagai faktor lainnya lagi dari pasien yang bersangkutan, yang kesemuanya dinilai mempunyai peranan yang amat penting dalam menjamin keberhasilan penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga.

Tentu mudah dipahami hubungan dokter-pasien yang dimaksudkan disini bukanlah hubungan antara dokter dengan pasien sebagai individu, melainkan hubungan dokter dengan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta dengan seluruh anggota keluarga secara keseluruhan.

2. Memahami berbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyakat (health resources)Syarat kedua yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat

menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat mengatur pemanfaatan berbagai pelayanan kesehatan yang tidak mampu dilakukan sendiri, adalah mengetahui berbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyarakat. Apabila pengetahuan tentang berbagai sumber kesehatan ini dapat dimiliki, akan dapatlah dilakukan pengaturan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien dengan sebaik-baiknya. Pengaturan yang dimaksudkan disini, sebagaimana yang

Page 3: SKEN A 08 SKN

telah dikemukakan, dapat dilakukan melalui dua mekanisme pokok. Pertama, mekanisme konsultasi. Kedua, serta mekanisme rujukan.

3. Minat terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteranSyarat ketiga yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat

menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan berbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, adalah adanya minat yang besar untuk mengikuti berbagai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

Dengan adanya minat tersebut dapatlah diharapkan makin meningkatnya kemampuan, yang apabila dapat dilakukan secara berkesinambungan, pada gilirannya akan mempunyai peranan yang amat penting dalam menyelenggakan berbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Sesungguhnyalah terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh sangat menentukan keberhasilan pelayanan dokter keluarga. Terutama apabila pelayanan kedokteran keluarga tersebut dibiayai secara pra-upaya (pre-payment system). Untuk mencegah timbulnya kerugian finansial pada terselenggaraan pelayanan dokter keluarga dengan pembiayaan pra-upaya tersebut, yang antara lain disebabkan oleh pemanfaatan pelayanan penyembuhan penyakit (curative services) oleh pasien secara berlebihan dan berulang-ulang, setiap dokter keluarga harus dapat menyelenggarakan pelayanan peningkatan derajat kesehatan (health promotion) dan atau pencegahan penyakit (preventive services). Kedua jenis pelayanan kedokteran yang terakhir ini, jelas merupakan bagian dari pelayanan kedokteran menyeluruh. Kecuali itu, untuk dapat mempertahankan kepesertaan para keluarga pada pelayanan dokter keluarga yang dibiayai secara pra-upaya, yang penting artinya untuk menjamin mantapnya penghasilan, setiap dokter keluarga harus pula dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran terpadu, berkesinambungan dan holistik, yang kesemuanya merupakan karakteristik pokok dari pelayanan kedokteran menyeluruh.

b. Bagaimana langkah-langkah untuk membuka PDKM ?Jawab :

Surat edaran IDI nomor 2342/PB/A3/11/2008 tentang dokter keluarga menjelaskan bahwa : “DPU yang telah memperoleh pendidikan tambahan dan menjalankan praktik dengan menerapkan pendekatan keluarga serta kompetensinya diakui oleh Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia (KDDKI), setelah setara dengan kompetensi dokter keluarga selanjutnya mendapat gelar profesi sebagai dokter keluarga (DK). Para DPU yang ingin diakui kompetensinya atau mendapat gelar professional DK dapat mengikuti program konversi PDKI (secara sukarela). Para DK ini dalam system pelayanan kedokteran terpadu atau terstruktur menjalankan praktiknya di strata pertama.”

c. Bagaimana konsep dokter keluarga dalam SKN ? Jawab :

Dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional dokter keluarga menempati ranah pelayanan primer sedangkan dokter spesialis menempati ranah pelayanan sekunder. Pemisahan atau pemeringkatan layanan itu diperlukan agar terjadi mekanisme saling kontrol dan saling bina antara SDM di pelayanan primer dan sekunder. Dokter keluarga sebagai penyelenggara layanan primer, harus bekerja keras agar dapat menyelesaikan semua jenis masalah kesehatan yang dipunyai pasiennya tanpa memandang jenis kelamin, sistem organ, jenis penyakit, golongan usia, dan status sosialnya. Dokter keluarga terutama bertugas meningkatkan taraf kesehatan pasien, mencegah timbulnya penyakit, segera membuat diagnosis dan mengobati penyakit yang ditemukan, mencegah timbulnya

Page 4: SKEN A 08 SKN

cacat serta mengatasi keterbatasan akibat penyakit. Jika diperlukan sudah barang tentu harus sesegera mungkin merujuk pasien ke sejawat dokter spesialis di ranah pelayanan sekunder. Dari tatanan yang tercantum dalam SKN tersebut jelaslah bahwa kerjasama mutualistis antara dokter keluarga dan dokter spesialis sangat penting agar pasien merasa dilindungi dan mendapat layanan yang benar dan baik. Dokter keluarga dalam SKN :

1. Pengertian dokter keluargaDokter keluarga merupakan penyaring di tingkat primer, yang pelayanannya

diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dan dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.

2. Tugas dokter keluarga- Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyeluruh, dan bermutu guna

penapisan untuk pelayanan spesialitik yang diperlukan- Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat- Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan

sakit- Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya- Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi- Menangani penyakit akut dan kronik- Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dirujuk ke RS- Tetap bertanggung jawab atas pasien yang ditujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat

di RS- Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan- Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya- Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien- Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standard- Melakukan penelitian untuk mengembang Ilmu Kedokteran secara umum dan Ilmu

kedokteran secara khusus.3. Wewenang dokter keluarga

- Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar- Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat- Melaksanakan tindak pencegahan penyakit- Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer- Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal- Melakukan tindak prabedah, bedah minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer- Melakukan perawatan sementara- Menerbitkan surat keterangan medis- Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap- Memberikan perawatan di rumah untuk keadaan khusus

Pada peraturan Menteri Kesehatan No 131/MENKES/SK/II/2004 mengenai system kesehatan nasional (SKN) pada Bab IV tentang subsistem upaya kesehatan bagian E poin 2A : “...untuk masa mendatang, apabila system jaminan kesehatan nasional telah berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan unit kesehatan perorangan (UKP) strata pertama melalui Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan pelayanan Puskesmas.”

Page 5: SKEN A 08 SKN

d. Apa itu UKM dan UKP ? Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal perlu

diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia. Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan tersebut memerlukan dukungan dana, sumber daya manusia, sumber daya obat dan perbekalan kesehatan sebagai masukan SKN. Sesuai dengan pengertian SKN, upaya kesehatan terdiri dari 2 unsur utama :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)UKM: Setiap kegiatan oleh Pemerintah dan atau masyarakat, dunia usaha, untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dimasyarakat. UKM mencakup promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan danpenyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, sertapenanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.a.UKM Strata Pertama :

UKM strata pertama, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat. Penyelenggara UKM strata pertama adalah Puskesmas. Minimal ada 6 jenis pelayanan tingkat dasar yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yaitu Promosi Kesehatan; Kesehatan Ibu, Anak dan KB; Perbaikan Gizi; Kesehatan Lingkungan; Pemberantasan penyakit Menular; dan Pengobatan. Dalam UKM strata pertama, peran aktif masyarakat dan swasta diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, sampai dengan upaya kesehatan bersumbermasyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Polindes, POD, Pos UKK dan Dokter Kecil dalam usaha kesehatan sekolah.b.UKM Strata Kedua :

UKM strata kedua adalah UKM tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.- Penanggung jawabnya adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.- Fungsi manajerial dan teknis kesehatan. Fungsi manajerial mencakup perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Fungsi teknis mencakup penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat lanjutan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan Puskesmas.

- Dapat dilengkapi unit-unit pelaksana teknis seperti unit pencegahan dan pemberantasanpenyakit, promosi kesehatan, pelayanan kefarmasian, kesehatan lingkungan, perbaikan gizi,dan kesehatan ibu, anak dan KB.

- Unit tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu Puskesmas dalambentuk pelayanan rujukan kesehatan.

c. UKM Strata Ketiga :UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu

pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat. Penanggung jawab Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan. Fungsi manajerial dan teknis kesehatan. Fungsi manajerial mencakup perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawabanpenyelenggaraan pembangunan kesehatan di provinsi/nasional. Fungsi teknis mencakuppenyediaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat unggulan, yakni dalam rangka melayanikebutuhan rujukan dari kabupaten/kota dan Provinsi. Didukung oleh pusat-pusat unggulan, misalnya Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit InfeksiNasional, Pusat Laboratorium Nasional, Institut Ketergantungan Obat Nasional, dll

Page 6: SKEN A 08 SKN

2. Upaya Kesehatan PeroranganUKP: Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat, dunia usaha, untuk menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Kedua upaya kesehatan tersebut (UKM dan UKP) bersinergi dan dilengkapi berbagai upaya kesehatan penunjang. Upaya penunjang UKM antara lain adalah pelayanan laboratorium kesmas dan pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya. Upaya penunjang untuk UKP diantaranya adalah pelayanan laboratorium klinik, apotek, optik, dan toko obat.

a. UKP Strata Pertama :UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu

pengetahuan danteknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan.- Penyelenggara adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta.- Diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional:

Puskesmas, praktik dokter, dokter gigi, bidan, perawat, balai pengobatan,praktik dokter/klinik 24 jam, praktik bersama dan rumah bersalin.

- Didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek, laboratoriumklinik dan optik.

b. UKP Strata Kedua :UKP strata kedua adalah UKP tingkat lanjutan yang mendayagunakan ilmu

pengetahuan danteknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada perorangan.- Penyelenggara adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta.- Diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional: Rumah Sakit

kelas C dan B nonpendidikan milik pemerintah dan Rumah Sakit Swasta, praktik dokter spesialis, dokter gigi spesialis, klinik spesialis, BP4, BKMM, BKJM.

- Didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek, laboratorium klinik dan optik.

c. UKP Strata Ketiga :UKP strata ketiga adalah UKP tingkat unggulan yang mendayagunakan ilmu

pengetahuan danteknologi kesehatan subspesialistikyang ditujukan kepada perorangan.- Penyelenggara adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta.- Diwujudkan dalam berbagai bentuk pelayanan profesional: Praktik Dokter

Spesialis Konsultan, Praktik Dokter Gigi Spesialis Konsultan, Klinik Spesialis Konsultan, Rumah Sakit Kelas B Pendidikan dan Kelas A milik Pemerintah, Rumah Sakit Khusus dan Rumah sakit swasta.

- Didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek, laboratoriumklinik dan optik.

Pelayanan UKP UKMCakupan Pelayanan Lebih luas Terbatas

Sasaran Individu/keluarga KomunitasSifat Pelayanan Menyeluruh dan

paripurnaSesuai dengan keluhan

Cara pelayanan Kasus per kasus Kasus per kasus,

Page 7: SKEN A 08 SKN

berkesinambungan, pengamatan sepanjang

hayat

pengamatan sesaat

Jenis layanan Promotif, preventif, rehabilitatif, kuratif

Lebih bersifat kuratif

Peran keluarga Selalu dipertimbangkan, dimanfaatkan dan

dilibatkan

Kurang dipertimbangkan

Promotif-preventif Menjadi perhatian utama Bukan perhatian utamaHubungan Dokter-pasien-teman-

konsultanDokter-pasien

Upaya kesehatan Individu/keluarga Komunitas

2. a. Apakah jam kerja dr. Makmur sudah sesuai ? Jawab :Belum sesuai karena sebagai doker puskesmas seharusnya dr. makmur bisa membagi

waktu untuk melayani pasien, membuka praktek dari sore sampai malam jika selalu terlambat datang ke puskesmas bisa menyebabkan tidak ideal, mutu pelayanan mejadi buruk dan ketidakepuasaaan pasien terhadap puskesmas dan tidak dapat melaksanakan pelayanan secara holistic.

b. Berapa SDM yang dibutuhkan oleh Puskesmas ? Jawab :

Sumber daya manusia minimal yang dibutuhkan oleh suatu puskesmas yaitu :1 dokter, 1 dokter gigi, 8 perawat, 5 bidan, 1 ahli gizi, 1 juru imunisasi, 2 sopir, 1 administrasi, 1 apoteker, 2 asisten apoteker, 1 sanitarian.Pada dasarnya kebutuhan SDM Kesehatan dapat ditentukan berdasarkan :

1. Kebutuhan Epidemiologi penyakit utama masyarakat, 2. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan, 3. Sarana upaya pelayanan, 4. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu (Depkes, 2004).

c. Bagaimana mutu pelayanan kesehatan yang didapatkan pasien dalam kasus ini ? Jawab :Syarat pokok pelayanan kesehatan :1. Tersedia dan berkesinambungan (available and continous)2. Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate)3. Mudah dicapai (accessible)4. Mudah dijangkau (affordable)5. Bermutu (Quality)Dalam kasus ini dr.Makmur menjalankan tugasnya sebagai dokter puskesmas dan

membuka praktik dokter umum di rumahnya. Ia bekerja sampai larut malam sehingga masuk kerja kesiangan. Seharusnya dr.Makmur harus lebih professional dalam menjalankan tugasnya. Ia dapat mencantumkan jadwal praktik dokter umum di rumahnya. Misalnya : Praktek dibuka pukul 16.00 – 09.00 malam. Sehingga ia bisa mengatur waktu dengan baik. Jika ia selalu datang terlambat ke puskesmas, maka pasien akan merasa bosan menunggu kehadiran dokter dan akan mutu pelayanan puskesmas akan buruk.

d. Apakah dr. Makmur sudah masuk dalam kriteria Five Stars Doctor ?

Page 8: SKEN A 08 SKN

jawab :1) Care provider (penyelenggara pelayanan kesehatan)a. Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai

bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai.

b. Pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

2) decision maker (pengambil keputusan)a. Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran

berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya.

b. Membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik3) communicator (penyampai pesan)a. Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga

memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri.

b. Memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya

4) community leader (pemimpin masyarakat)a. Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan

kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat.

b. Menjadi panutan masyarakat5) manager of healthcare. (manager SDM pelayanan kesehatan)

a. Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dokter Makmur belum menerapkan five star doctor.

3. a. Apa itu dokter keluarga ? Jawab :Dokter keluarga merupakan penyaring di tingkat primer, yang pelayanannya

diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dan dengan mngutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.

b. Apa beda dokter keluarga dengan dokter umum ? jawab :Dokter Umum yaitu dokter yang melakukan pelayanan kesehatan dan asuhan medis yang

dilakukan sendiri atau bersama dalam bentuk organisasi serta menjalankan kegiatan pelayanan tingkat primer sesuai dengan peraturan setempat.

c. Bagaimana prinsip-prinsip kedokteran keluarga di Indonesia ?

Page 9: SKEN A 08 SKN

jawab : 1. Komprehensif dan holistik 2. Kontinu 3. Mengutamakan pencegahan 4. Koordinatif dan kolaboratif 5. Personal sebagai bagian integral dari keluarganya 6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan 7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum 8. Sadar biaya dan sadar mutu 9. Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan

d. Bagaimana peran dokter keluarga itu sendiri ?Jawab :

Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya dimana hal ini tercermin dari tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikannya.

Pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan.

e. Bagaimana pola pikir dokter keluarga ?Jawab :

Dokter keluarga bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan mitranya, dan ia berhubungan dengan mitranya di kala sehat dan di kala sakit. Tanggung jawab ini mengharuskan dokter keluarga menyediakan program pemeliharaan kesehatan bagi mitranya yang sehat, dan program pengobatan/pemulihan bagi mitranya yang sedang jatuh sakit. Hal ini sesuai dengan pola pikir dokter keluarga

a. Penilaian profil kesehatan pribadi (Assessment)b. Penyusunan program kesehatan spesifik (Targeting)c. Intervensi proaktif (Intervention)d. Pemantauan kondisi kesehatan (monitoring)

f. Bagaimana pola tindakan dokter keluarga ? Jawab :

a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan

sakit, d. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluargae. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,f. Menangani penyakit akut dan kronik,

Page 10: SKEN A 08 SKN

g. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS, h. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau

dirawat di RS, i. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan, j. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya, k. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,l. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar, m. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu

kedokteran keluarga secara khusus. 4. a. Bagaimana diagnosis dan pengobatan TB menurut WHO ?

Jawab :1. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu -

pagi - sewaktu (SPS).2. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB

(BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.

3. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.

4. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru.

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB Paru:1. TB paru BTA positifa. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran TB.c. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif.d. 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.

Prinsip pengobatan Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut: • OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi) . Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT – KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. • Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO). • Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.

Tahap awal (intensif) - Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. - Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.

Page 11: SKEN A 08 SKN

- Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Tahap Lanjutan - Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama - Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhanPaduan OAT yang digunakan di Indonesia • Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia: - Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3. - Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3. Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT), sedangkan kategori anak sementara ini disediakan dalam bentuk OAT kombipak. Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.

ƒPaket Kombipak. Terdiri dari obat lepas yang dikemas dalam satu paket, yaitu Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol. Paduan OAT ini disediakan program untuk mengatasi pasien yang mengalami efek samping OAT KDT. Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.

Paduan OAT dan peruntukannya. 1. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: ƒ- Pasien baru TB paru BTA positif. ƒ- Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif ƒ- Pasien TB ekstra paru

2. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3) Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: ƒ- Pasien kambuh ƒ- Pasien gagal ƒ- Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)

Catatan: Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin adalah 500mg tanpa memperhatikan berat badan. Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB dalam keadaan khusus. Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg)

b. Apakah tindakan dr. Bintang sudah sesuai dengan prinsip dokter keluarga ? Jawab :

Dalam alur diagnosis TB, pemberian antibiotik diberikan setelah didapatkan hasil pemeriksaan dahak. Jika hasil pemeriksaan dahak SPS nya 3 negatif, maka akan diberikan antibiotik spektrum luas. Jika hasil pemeriksaannya 2 postif, maka dilanjutkan dengan

Page 12: SKEN A 08 SKN

UKM dan UKP di Kab. Serasan belum terlaksana

Butuh Dokter keluarga

Harus Paham :-Prinsip dokter keluarga-Profil Doga-Pola Pikir Doga-Pola Tindak Doga

Kesehatan keluarga dan komunitas yang holistik

dan terintegrasi

tatalaksana TB yaitu diberikan antibiotik OAT. Pemberian antibiotik sebelum didapatkan hasil pemeriksaan dahak tidak terdapat dalam alur pengobatan TB.

Hipotesis

UKM dan UKP yang dilakukan Puskesmas Sibuk Kabupaten Serasan belum

terlaksana dengan baik karena belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN

sehingga dibutuhkan peranan sebagai dokter keluarga untuk meningkatkan kesehatan

perorangan, kelompok dan masyarakat.

Kerangka konsep

KESIMPULAN

UKM dan UKP yang dilakukan Puskesmas Sibuk Kabupaten Serasan belum

terlaksana dengan baik karena belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN

sehingga dibutuhkan peranan sebagai dokter keluarga untuk meningkatkan kesehatan

perorangan, kelompok dan masyarakat.

Page 13: SKEN A 08 SKN