sisten nilai dan budaya

27
Pendahuluan Dewasa ini pengetahuan dan pemahaman tentang nilai budaya sangat penting dalam menjaga kebudayaan kita sebagai warga negara Indonesia guna menjaga dan melestarikan apa yang merupakan titipan dari para pendahulu kita, sehingga budaya itu dapat terus hidup dan berkembang karena merupakan sebuah jati diri bangsa Indonesia. Di era modern ini sangat banyak pengaruh dari budaya luar yang bisa menyebabkan pergeseran norma dan nilai budaya kita serta akan lebih cenderung terpengaruh bahkan mengikuti budaya mereka. Contohnya dalam hal cara berpakaian bagi wanita, di Negara kita yang notabene menganut kebudayaan ketimuran tentunya cara berpakaiannya akan lebih tertutup. Sedangkan budaya mereka yang menganut budaya barat cenderung cara berpakaiannya akan lebih terbuka Pandangan manusia terhadap alam Manusia tunduk pada alam yang dahsyat Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam Manusia berhasrat menguasai alam 5 Hakikat hubungan antarmanusia Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan pada sesama (gotong royong) Orientasi vertikal, rasa ketergantungan pada atasan dan yang berpangkat Individualisme, menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri Sumber: Robert MZ Lawang, 1986, Pengantar Sosiologi, modul UT Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe- ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar

Upload: riyas-luphh-iteemm-poreper

Post on 04-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sisten nilai dan budaya

TRANSCRIPT

PendahuluanDewasa ini pengetahuan dan pemahaman tentang nilai budaya sangat penting dalam menjaga kebudayaan kita sebagai warga negara Indonesia guna menjaga dan melestarikan apa yang merupakan titipan dari para pendahulu kita, sehingga budaya itu dapat terus hidup dan berkembang karena merupakan sebuah jati diri bangsa Indonesia. Di era modern ini sangat banyak pengaruh dari budaya luar yang bisa menyebabkan pergeseran norma dan nilai budaya kita serta akan lebih cenderung terpengaruh bahkan mengikuti budaya mereka. Contohnya dalam hal cara berpakaian bagi wanita, di Negara kita yang notabene menganut kebudayaan ketimuran tentunya cara berpakaiannya akan lebih tertutup. Sedangkan budaya mereka yang menganut budaya barat cenderung cara berpakaiannya akan lebih terbuka Pandangan manusia terhadap alam Manusia tunduk pada alam yang dahsyat Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam Manusia berhasrat menguasai alam 5 Hakikat hubungan antarmanusia Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan pada sesama (gotong royong) Orientasi vertikal, rasa ketergantungan pada atasan dan yang berpangkat Individualisme, menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri Sumber: Robert MZ Lawang, 1986, Pengantar Sosiologi, modul UTPengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.Salah satu dasar yang harus dikuasai mahasiswa sebelu membahas dan juga mempelajari materi tentang IBD (ilmu budaya dasar) maka ada materi yang harus dikuasai dan juga dipahami dengan baik. Salah satu materi tersebut adalah nilai budaya, penting diketahui karena dengan memahami nilai budaya ini maka kita akan dapat mengerti hakekat kebudayaan dan dan juga budaya manusia sehingga tetap dapat hidup dan membuat suatu kebudayaan baru.Nilai Budaya, Sistem Nilai, Orientasi Nilai 10 : 24a. Konsep nilai budayab. Sistem nilai c. Orientasi nilai dan budayad. Sistem nilai di masyarakate. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai dan budaya f. Perbedaan nilai dan moral norma 6:109-142A. Konsep Nilai BudayaAda beberapa pengertian tentang nilai, yaitu sebagai berikut : Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai denagn tututan hati nuraninya (pengertian secara umum. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau prilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1973). Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek, atau prilaku khusu (Znowski, 1974).Pancasila merupakan sumber utama nilai nilai di Indonesia. Adapun nilai nilai yang terkandung pada pancasila antara lain:a) Nilai Ketuhananb) Nilai Kemanusiaanc) Nilai Persatuand) Nilai kerakyatane) Nilai KeadilanNilai merupakan suatu ciri, yaitu sebagai berikut: Nilai-nilai membentuk dasar prilaku seseorang Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola prilaku yang konsisten. Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi prilaku seseorang. Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan tentang sutu nilai serta memegang teguh dan mempertahan kannya.

Metode Mempelajari Nilai-Nilai Menurut teori klasifikasai nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi suatu nilai apabila keyakinan tersebut memenuhi tujuh kriteria sebagai berikut: Menjunjung dan menghargai keyakkina dan rilaku seseorang Menegaskan didepan umum , apabila cocok Memilih dari berbagai alyernatif Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya Memilih secara bebas Bertindak bertindak denngan pola konsisten

B. Sistem Nilai Budayaa. SistemSistem merupakan istilah dari bahasa yunani system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :1. L. James HaveryMenurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.2. John Mc ManamaMenurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.3. C.W. Churchman.Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.4. J.C. HingginsMenurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.5. Edgar F Huse dan James L. BowdictMenurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

b. Nilai BudayaNilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi. Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu : Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas) Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

c. Sistem Nilai BudayaSistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai nilai budaya itu merupakan konsep konsep mngenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai , berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat itu sendiri.Nilai nilai budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai nilai budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu yang singkat.Dalam masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan satu sama lain sehingga merupakan suatu sistem, dan sistem itu sebagai suatu pedoman dari konsep konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan masyarakat.Menurut ahli antropologi terkenal C.Kluckhohn , tiap sistem nilai budaya dalam tiap kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan bagi kerangka variasi system nilai budaya adalah :1. Masalah mengenai hakekat dari hidup manusia (disingkat MH)Ada kebudayaan yang memandang hidup manusia itu pada hakekatnya suatu hal yang buruk dan menyedihkan .Pada agama Budha misalnya,pola pola tindakan manusia akan mementingkan segala usaha untuk menuju arah tujuan bersama dan memadamkan hidup baru. Adapun kebudayaan kebudayaan lain memandang hidup manusia dapat mengusahakan untk menjadikannya suatu hal yang indah dan menggembirakan.2. Masalah mengenai hakekat dari karya manusia ( disingkat MK)Kebudayaan memandang bahwa karya manusia bertujuan untuk memungkinkan hidup,kebudayaan lain menganggap hakekat karya manusia itu untuk memberikannya kehormatan,ada juga kebudayaan lain yang menganggap karya manusia sebagai suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi.3. Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu (disingkat MW).Kebudayaan memandang penting dalam kehidupan manusia pada masa lampau, keadaan serupa ini orang akan mengambil pedoman dalam tindakannya contoh contoh dan kejadian- kejadaian dalam masa lampau. Sebaliknya ada kebudayaan dimana orang hanya mempunyai suatu pandangan waktu yang sempit. Dalam kebudayaan ini perencanaan hidup menjadi suatu hal yang sangat amat penting.4. Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan alam sekitarnya (disingkat MA)Kebudayaan yang memandang alam sebagai suatu hal yang begitu dahsyat sehingga manusia hanya dapat bersifat menyerah tanpa dapat berusaha banyak. Sebaliknya ,banyak pula kebudayaan lain yang memandang alam sebagai lawan manusia dan mewajibkan manusia untuk selalu berusaha menaklukan alam. Kebudayaan lain masih ada yang menganggap bahwa manusia dapat berusaha mencari keselarasan dengan alam.

5. Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan sesamanya (disingkat MM)Ada kebudayaan yang mementingkan hubungan vertical antara manusia dengan sesamanya. Tingkah lakunya akan berpedoman pada tokoh tokoh pemimpin. Kebudayaan lain mementingkan hubungan horizontal antara manusia dan sesamanya. Dan berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga dan sesamanya merupakan suatu hal yang penting dalam hidup. Kecuali pada kebudayaan lain yang tidak menganggap manusia tergantung pada manusia lain, sifat ini akan menimbulkan individualisme.sumber:http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-dan-konsep-nilai-dalam-islam.htmlhttp://blogwonox.blogspot.com/2012/05/konsep-nilai-norma-budaya-dan-agama.htmlhttp://ambriomimpiku.blogspot.com/2011/12/sistem-nilai-budaya.htmlhttp://dbestboby.blogspot.com/2011/10/pengertian-sistem-nilai-budaya.html

C. Orientasi Nilai BudayaOrientasi nilai budaya ialah tindakan dan perbuatan yang berorietasi nilai-nilai budaya, yakni hakekat karya manusia, persepsi manusia tentang waktu, pandangan manusia terhadap alam dan hakekat manusia dengan sesamanya (Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa, 1998: 671) dan Koentjaraningrat, 1992: 28). Berhubungan dengan sistem nilai budaya Klucklon seperti dikutip oleh Koentjaraningrat (1984) berpendapat bahwa semua sistem nilai budaya yang ada dalam semua kebudayaan mencakup 5 hal pokok antara lain:a. Hakekat hidup manusia, b. Hakekat karya atau kerja manusia, c. Hakekat waktu atau persepsi manusia tentang waktu, d. Hakekat alam, e. Hakekat hubungan mansia dengan sesamanya.

D. Sistem Nilai Di MasyarakatSaat ini fenomena kehidupan di masyarakat telah mengalami pergeseran nilai-nilai sosial keagamaan. Kehidupan beragama dalam dimensi vertikal dengan-Nya semakin mengalami kekeringan spiritual. Sementara nilai-nilai horisontal yang berhubungan dengan sesama manusia juga terdapat pergeseran dari sikap kegotongroyongan, tolong menolong, kasih sayang terhadap sesama dan sebagainya kepada sikap individualistik, materialistik, konsumtif dan hedonistik.Krisis nilai yang menyentuh kehidupan masyarakat menyangkut nilai suatu perbuatan baik dan buruk, bermoral amoral, sosial asosial. Perilaku yang diukur atas etika pribadi dan sosial Sikap-sikap penilaian tersebut mengalami perubahan ke arah sebaliknya yaitu mentoleransi, permisif bersikap netral terhadap perilaku yang semula dinilai buruk tak sopan dan sebagainya. Krisis moral tersebut pada dasarnya berpangkal dari perubahan pola pikir manusia yang cenderung ke arah rasionalisme dibanding dogmatisme, realisme dan pragmatisme dibanding ritual formalisme ke arah sekularisme daripada ke pola pikir yang berpegang pada moraalisme idealisme agama.Pergeseran tersebut terjadi karena beberapa kemungkinana. Modernisasi yang terjadi, teruatama dalam pembaharuan pemikiran mengakibatkan rasa beragama hanya berjalan di otak dan badan tetapi kurang berjalan di hati.b. Pengalan sejarah menunjukkan bahwa negara yang tengah mengalami era industri masyarakatnya sangat mendambakan rasionalitas, efisiensi, individualitas, mekanistis, materialistis, sehingga semua hal yang berbau sacred (suci) nyaris tidak mendapat tempat.c. Globalisasi gaya hidup sebagaimana diramalkan john Naisbitt yang mencakup 3F yaitu Food, fashion dan fun akan mengakibatkan manusia cenderung untuk materialistik, konsumtif, individualistik hedonistik.Kondisi di atas telah menyebabkan terjadinya krisis nilai dan moral yang berdampat pada lunturnya nilai-nilai agama, sosial dan budaya. Dalam pemahaman terbatas terjadilah krisis akhlak, yang disamping diakibatkan oleh ketiga faktor di ats juga karena tidak efektifnya pendidikan nilai dalam arti luas baik di rumah, sekolah maupun masyarakat.Sementara Konsep nilai ketika dihubungkan dengan logika menjadi benarsalah, dihubungkan dengan estetika menjadi indah jelek dan ketika dihubungkan dengan etika menjadi baik buruk nilai dinyatakan sebagai kualitas, kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan.Ketika nilai dianggap sebagai perilaku tertentu yang terkait dengan konsepsi tertentu tentang tahu dan yang diketahui. Dalam hal ini pengetahuandalam perkembangan selanjutnya menjadi keyakinan yang kemudian direfleksikan menjadi sikap dan perilaku sehingga nilai dianggap sebagai perwujudan diri (self actualization). Perwujudan diri di sini merupakan perwujudan potensi-potensi diri menjadi nyata. Potensi yang dimaksud adalah lemampuan positif, misalnya kemampuan untuk menjadi rasional, bermoral, dan sebagainya.Cara memperoleh nilai ada dua. Pertama, pencarian kebenaran dan keutamaan melalui filsafat yakni melalui cara berfikir kontemplatif (parad igma logis abstrak). Filsafat mengoptimalkan fungsi untuk mengemukakann makna yang tidak terjelaskan oleh ilmu pengetahuan. Makna itu menjadi rujukan (nilai) seseorang jika benar-benar diyakini atau dirumuskan dalam klausul-klausul normatif.Kedua nilai diperoleh dari berpikir logis empiris. Ini merupakan paradigma ilmu pengetahuan yang selalu memerlukan bukti-bukti nyata dalam menguji kebenaran. Nilai dari jalan ini banyak mengungkapkan kebenaran teoritik karena ditempuh melalui cara berpikir ilmiah. Ketiga memperoleh nilai melalui hati dan fungsi rasa, cara ini tidak menyertakan pertimbangan logis atau logis empiris. Dengan cara ini nilai masuk melalui pintu intuisi dan bersarang dalam keyakinan hati. Model perolehan nilai dilakukan dengan pengambaran batin pada wilayah supra logis. Kebenarannya hanya dapat diterima melalui rasa.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai BudayaMenurut Munandar Sulaiman (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perkembangan nilai budaya adalah :1. Jarak komunikasi antara kelompok etnis.Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis ke kelompok etnis yang lain. Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda mungkin menimbulkan pergeseran sistem nilai budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis penduduk asli, misalnya menganggap rendah status etnis pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi penggerak pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli (positif).2. Pelaksanaan pembangunan,Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai ke arah yang positif dan negatif. Pergeseran sistem nilai yang mengarah ke perbaikan antara lain :a. Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi pola hidup modern bertaraf nasional-internasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan teklnologi.b. Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat menjadi pola hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan dukungan prasarana dan sarana serta teknologi.c. Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan meningkat menjadi pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih dan senang serta aman sesuai dengan standar menurut ilmu pengetahuan dan teknologi.d. Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman, meningkat menjadi kemampuan kerja berbasis keahlian, dan ketrampilan yang didukung teknologi. Pergeseran sitem nilai yang mengarah negatif antara lain :a. Penggusuran hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa prosedur hukum yang pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama sekali.b. Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang memandang manusia sebagai obyek sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak asasinya tidak dihargai.c. Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan antara penguasa / pejabat / majikan dengan rakyat bawahan /buruh.

3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi yang selain memiliki segi positif, juga memiliki segi negatif.Sebagai dampak negatif teknologi, manusia menjadi resah. Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional). Ilmu pengetahuan dan teklnologi berpihjak pada suatu kerangka budaya. Kontak budaya yang ada dengan budaya asing menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan sistem nilai budaya.

F. PERBEDAAN NILAI, MORAL DAN NORMA1. Pengertian NilaiNilai merupakan kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik-buruk, benar-salah, patut-tidak patut, mulia-hina, maupun penting atau tidak penting. Dalam kenyataannya orang dapat saja mengembangkan perasaannya sendiri yang mungkin saja berbeda dengan perasaan sebagian besar warga masyarakat. Kenyataan ini melahirkan adanya nilai individual, yakni nilai-nilai yang dianut oleh individu sebagai sebagai orang perorangan yang mungkin saja selaras dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang lain, tetapi dapat pula berbeda atau bahkan bertentangan. Adapun nilai-nilai yang dianut oleh sebagian warga masyarakat dinamakan nilai sosial.Berikut dikemukakan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai nilai sosial :1. 1.Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting.2. A. W. Green : nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap obyek.3. Woods: nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis-jenis nilaiNotonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :1. Nilai material, yakni meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.2. Nilai vital, yaitu meliputi bergai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas.3. Nilai kerohanian, yaitu meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia seperti :a. Nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta)b. Nilai keindahan, yakni nilai yang bersumber pada unsur perasaan(estetika)c. Nilai moral, yakni yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) dand. Nilai keagamaan, (religiusitas), yakni nilai yang bersumber pada revelasi (wahyu) dari Tuhan.

Ciri-ciri nilai sosialUntuk lebih mengenal nilai sosial, berikut dikemukakan beberapa ciri tentang nilai sesuai yang dikemukakan oleh Huky:1. Nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi di antara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis ataupun bawaan lahir.2. Nilai sosial diimbaskan. Nilai dapat diteruskan dan diimbaskan dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lain melalui berbagai macam proses sosial seperti kontak sosial, komunikasi interaksi, difusi, adaptasi, adopsi, akulturasi maupun asimilasi.3. Nilai dipelajari. Nilai diperoleh, dicapai dan dijadikan milik diri melalui proses belajar, yakni sosialisasi yang berlangsung sejak masa kanak-kanak dalam keluarga4. Nilai memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai yang disetujui dan yang telah diterima secara sosial itu menjadi dasar bagi tindakan dan tingkah laku, baik secara pribadi, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.5. Nilai merupakan asumsi-asumsi abstrak dimana terdapat konsensus sosial tentang harga relatif dari obyek dalam masyarakat. Nilai-nilai sosial secara konseptual merupakan abstraksi dari unsur-unsur nilai bermacam-macam obyek di dalam masyarakat.6. Nilai-nilai cenderung berkaitan satu dengan yang lain dan membentuk pola-pola dan sistem nilai dalam masyarakat. Dalam hal ini apabila tidak terjadi keharmonisan jalinan integral dari nilai-nilai akan timbul problema sosial dalam masyarakat.7. Sistem-sistem nilai beragam bentuknya antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, sesuai dengan penilian yang diperlihatkan oleh setiap kebudayaan terhadap bentuk-bentuk kegiatan tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain, keanekaragaman kebudayaan dengan bentuk dan fungsi yang saling berbeda, menghasilkan sistem nilai yang berbeda pula.8. Nilai selalu memberikan pilihan dari sistem-sistem nilai yang ada, sesuai dengan tingkatan kepentingannya.9. Masing-masing nilai dapat mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap orang perorangan dan masyarakat sebagai keseluruhan.10. Nilai-nilai juga melibatkan emosi dan perasaan.11. Nilai-nilai dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat secara positif maupun negatif. Fungsi nilai sosialFungsi sosial antara lain sebagai berikut:1. Sebagai faktor pendorong, hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan.2. Sebagai petunjuk arah: cara berpikir, berperasaan, dan bertindak, serta panduan menentukan pilihan, sarana untuk menimbang penilaian masyarakat, penentu dalam memenuhi peran sosial, dan pengumpulan orang dalam suatu kelompok sosial.3. Nilai dapat berfungsi sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pengikat tertentu. Nilai mendorong, menuntun, dan kadang-kadang menekan para individu untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan. Nilai menimbulkan perasaan bersalah dan menyiksa bagi pelanggarnya.4. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan kelompok atau masyarakat.5. Nilai dapat berfungsi sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas budaya kelompok atau masyarakat.2. MoralPengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak manusia bermoral dan manusiawi.Sedangkan menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.Menurut Lickona ada tiga kerangka pikir moral yang dikenal dengan educating for charakter (1992) : Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity).Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila, moral sangat penting untuk ditanamkan pada mahasiswa, karena proses pembelajaran Pancasila bertujuan untuk membentuk moral mahasiswa, yaitu moral yang sesuai dengan nilai falsafah hidupnya.3. Pengertian Norma SosialNilai dan norma selalu berkaitan, walaupun demikian keduanya dapat dibedakan. Untuk melihat kejelasan hubungan antara nilai dengan norma, dapat dinyatakan bahwa norma pada dasarnya adalah juga nilai tetapi disertai dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. Nilai merupakan sikap dan peerasaan-perasaan yang diperlihatkan oleh orang perorangan, kelompok ataupun masyarakat secara keseluruhan tentang baik-buruk, benar-salah, suka/tidak suka, dan sebagainya terhadap obyek, baik material maupun non material. Norma merupakan aturanaturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan orang-perorang, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial. Dengan kata lain, nilai dan norma sosial bergandengan dalam mendorong dan menekan anggota masyarakat untuk memenuhi atau mencapai hal-hal yang dianggap baik dalam masyarakat.Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar masyarakat. Norma dibangun di atas nilai sosial, dan norma sosial diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial.

Macam-macam norma sosialDilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya terdapat beberapa macam norma.1. Tata cara (usage)Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi yang sangat ringan terhadap pelanggarnya, misalnya aturan memegang garpu atau sendok ketika makan, cara memegang gelas ketika minum, serta mencuci tangan sebelum makan. Suatu pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekadar celaan atau dinyatakan tidak sopan oleh orang lain.2. Kebiasaan (folkways)Kebiasaan atau folksways merupakan cara-cara bertindak yang digemari masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang. Folksways mempunyai kekuatan mengikat lebih besar dari pada tata cara. Misalnya mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua, serta membuang sampah pada tempatnya. Apabila perbuatan tersebut tidak dilakukan, maka dianggap sebagai penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam masyarakat dan setiap orang akan menyalahkannya. Sanksinya dapat berupa teguran, sindiran atau dipergunjingkan.3. Tata kelakuan (mores)Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama atau ideologi yang dianut oleh masyarakat. Pelanggarnya disebut jahat. Contoh : larangan berzina, berjudi, minum minuman keras, penggunaan narkotika dan zat-zat aditif (obat-obatan terlarang), dan mencuri. Menurut Mac Iver dan Page, apabila kebiasaan (folkways) tidak hanya dianggap sebagai cara berperilaku,tetapi juga diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan tadi pun menjadi mores. Ia mencerminkan sifat-sifat yang hidup dan secara sadar atau tidak digunakan sebagai alat pengawas oleh masyarakat terhadap warganya. Tata kelakuan di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarang suatu perbuatan, sehingga secara langsung merupakan suatu alat pengendalian sosial agar anggota masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan itu.

Tata kelakuan sangat penting dalam masyarakat, karena berfungsi:a. Memberi batas-batas kepada kelakuan-kelakuan individu. Setiap masyarakat mempunyai tata kelakuan masing-masing yang sering kali berbeda antara yang satu dengan yang lain. Suatu masyarkat dengan tegas malarang pergaulan bebas antara pemuda dengan pemudi, sebaliknya larangan tersebut dapat saja tidak jelas pada masyarakat yang lain. Namun juga terdapat perilaku-perilaku yang secara umum atau universal ditentang atau dilarang oleh tata kelakuan yang berlaku di berbagai masyarakat dari berbagai suku bangsa di dunia.b. Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya. Di satu pihak tata kelakuan memaksa agar individu menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku, dan di lain pihak memaksa masyarakat untuk menerima individu berdasarkan kesanggupannya menyesuaikan dirinya dengan tata kelakuan yang berlaku. Bahkan, tata kelakuan dapat masyarakat memberikan penghargaan kepada para warganya yang dapat dianggap sebagai teladan dalam bertindak dan bertingkah laku.c. Tata kelakuan menjaga solidaritas antara anggota-anggota masyarakat sehingga mengukuhkan ikatan dan mendorong tercapainya integrasi sosial yang kuat.4. Adat ( customs)Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat-istiadat akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang melarang terjadinya perceeraian, apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau bahkan masyarakatnya. Sanksi atas pelanggaran terhadap adat istiadat dapat berupa pengucilan, dikeluarkan dari masyarakat atau harus memenuhi persyaratan tertentu, misalnya melakukan upacara tertentu sebagai media rehabilitasi dirinya.5. Hukum (laws)Hukum merupakan norma yang bersifat formal dan berupa aturan tertulis. Ketentuan sanksi terhadap pelanggar paling tegas apabila dibandingkan dengan norma-norma yang disebut terdahulu. Hukum adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban ataupun larangan, agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Ketentuan-ketentuan dalam norma hukum lazimnya diindikasikan dalam bentuk kitab undang-undang atau konvensi-konvensi. Disamping norma-norma yang tersebut di atas, dalam masyarakat masih terdapat pula norma yang mengatur tentang tindakan-tindakan yang berkaitan dengan estetika, seperti tari-tarian, pakaian, musik, arsitektur rumah, dan interior mobil. Mirip dengan estetika adalah mode atau fashion. Mode atau fashion merupakan cara atau gaya dalam melakukan atau membuat sesuatu yang sering berubah-ubah dan diikuti oleh banyak orang. Salah satu ciri khas mode adalah sifatnya yang massal dan tibatiba dalam waktu yang relatif singkat.Norma yang berlaku dalam masyarakat dapat pula dibedakan berdasarkan jenis atau sumbernya yaitu sebagai berikut :1. Norma agama, yakni ketentuan-ketentuan hidup bermasyarakat yang bersumber pada ajaran agama (wahyu atau revelasi).2. Norma kesopanan atau etika, yakni ketentuan-ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan atau interaksi sosial antar manusia dalam masyarakat.3. Norma kesusilaan, yakni ketentuan-ketentuan yang bersumber pada hati nurani, moral atau filsafat hidup.4. Norma hukum, yakni ketentuan-ketenteuan tertulis yang berlaku dalam bersumber pada kitab undang-undang suatu negara tertentu.

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :1 Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.2 Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.3 Orientasi nilai budaya ialah tindakan dan perbuatan yang berorietasi nilai-nilai budaya, yakni hakekat karya manusia, persepsi manusia tentang waktu, pandangan manusia terhadap alam dan hakekat manusia dengan sesamanya (Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa, 1998: 671) dan Koentjaraningrat, 1992: 28).