sistem pemeliharaan gedung ditinjau dari keandalan
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)
BUILDING MAINTENANCE SYSTEM VIEWED FROM
RELIABILITY OF THE BUILDING (CASE STUDY: SIMPLE FLAT RENTAL BUILDINGS IN
CILACAP DISTRICT)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Gelar Magister Teknik
Disusun oleh:
ROSALINA S 940809109
M A G I S T E R T E K N I K S I P I L K O N S E N T R A S I
TEKNIK REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL P R O G R A M P A S C A S A R J A N A
U N I V E R S I T A S S E B E L A S M A R E T S U R A K A R T A 2 0 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)
Disusun oleh:
ROSALINA S 940809109
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Tim Pembimbing :
Jabatan
Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I
S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 196905011995121001
………………
……………
Pembimbing II
Widi Hartono, ST, MT NIP. 197307291999031001
………………
……………
Mengetahui : Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms NIP. 194804221985032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI
KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG (STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
DI KABUPATEN CILACAP)
Disusun oleh:
ROSALINA S 940809109
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Tesis
Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2011
Dewan Penguji :
Jabatan
Nama Tanda Tangan
Ketua Kusno Adi Sambowo, S.T,M.Sc,Ph.D. NIP. 196910261995031002
………………
Seketaris Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms NIP. 194804221985032001
………………
Penguji I S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D NIP. 196905011995121001
…….…..…….
Penguji II Widi Hartono, ST, MT NIP. 197307291999031001
……………….
Mengetahui :
Direktur Program
Pascasarjana
Prof. Drs. Suranto, Msc, Phd NIP. 195708201985031004
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Prof. Dr. Ir. Sobriyah, Ms
NIP. 194804221985032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rosalina
NIM : S940908109
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul :
SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG DITINJAU DARI KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(STUDI KASUS: GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KABUPATEN CILACAP)
Adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, tertulis
dalam tesis tersebut, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2011
Yang membuat pernyataan
Rosalina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari
Keandalan Bangunan Gedung Studi Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa
di Kabupaten Cilacap dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS. Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr. Ir. Ary Setyawan, M.Sc.(Eng). Sekertaris Program Studi Magister Teknik
Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Pembimbing Akademis.
5. S.A. Kristiawan, ST, M.Sc, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Utama.
6. Widhi Hartono, ST, MT, selaku Pembimbing Pendamping.
7. Segenap Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.
8. Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi (PUSBITEK), Badan
Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Kementrian PekerjaanUmum
yang telah memberikan beasiswa pendidikan kepada penulis.
9. Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap, yang telah
memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.
10. Ir. A. Ristiyanto, MT, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah
Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan memberikan ijin Tugas
Belajar bagi penulis.
11. Adi Prabowo, SH, ST, Kepala Bidang Perumahan dan Tata Bangunan Dinas
Cipta Karya Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap yang telah mendukung dan
memberikan ijin Tugas Belajar bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
12. Kepala UPTD Rusunawa Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Daerah
Kabupaten Cilacap dan segenap Staf yang telah telah mendukung penulis dalam
memperoleh data mengenai Rusunawa Cilacap.
13. Suamiku tercinta, Lulu Mardiyanto, ST dan anakku tersayang Lilian Mutiara,
Kedua orangtuaku Imam Suyono dan Eny Nuryanti, yang terus memberikan
doa, semangat dan dukungan baik moril maupun materiil dalam menyelesaikan
pendidikan ini.
14. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Bangunan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang selama ini menjadi
teman seperjuangan.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga tesis ini dapat memberi sumbangan ilmiah bagi civitas akademika,
praktisi di bidang bangunan gedung, dan bermanfaat bagi masyarakat luas pada
umumnya. InsyaAllah, Amin.
Surakarta, Januari 2011
Penulis,
Rosalina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan pemberlakuan sertifikat laik fungsi (SLF) pada tahun 2010 bagi setiap bangunan gedung publik di kota metro dan besar. SLF juga harus diterapkan paling lambat pada tahun 2020 untuk semua kota sedang dan kecil. Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sebagai bangunan publik harus memenuhi SLF. Dalam memenuhi SLF untuk gedung Rusunawa diperlukan suatu sistem pendukung. Sistem tersebut diharapkan dapat memberikan penilaian serta memberikan sistem pemeliharaan dan perbaikan yang menunjang keandalan bangunan gedung Rusunawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem pemeliharaan gedung Rusunawa yang ditinjau dari keandalan bangunan gedung. Obyek yang menjadi studi kasus adalah Gedung A dan D pada kompleks Rusunawa Cilacap.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode analisis diskriptif. Tahapan penelitian dimulai dengan mencari kriteria sistem penilaian keandalan gedung. Acuan yang digunakan adalah kriteria dalam SLF gedung yang disesuaikan dengan kondisi Rusunawa. Setelah dibuat sistem penilaian keandalan kemudian disusun sistem pemeliharaan gedung. Sistem pemeliharaan tersebut berfungsi untuk menunjang keandalan bangunan gedung Rusunawa. Setelah Sistem tersebut tersusun, dibuat sebuah program yang menunjang aplikasi sistem pada obyek studi kasus. Program Penilaian Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa disebut dengan SLF Rusunawa. SLF Rusunawa kemudian diaplikasikan pada obyek studi kasus untuk mengetahui apakah program tersebut sudah dapat memberikan penilaian keandalan gedung dan sudah memberikan sistem pemeliharaan yang sesuai.
Berdasar penelitian, telah berhasil disusun Sistem Penilaian Keandalan dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa. Sistem tersebut didukung dengan Program yang disebut SLF Rusunawa. Berdasar aplikasi SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian dan sistem pemeliharaan bangunan gedung Rusunawa. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91). Hal tersebut disebabkan kurang andalnya komponen Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan Gedung. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk tidak andal (70,99). Hal tersebut dikarenakan tidak andalnya komponen Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan Rusunawa telah dibuat Sistem Pemeliharaan Gedung.
Kata Kunci: keandalan bangunan gedung, pemeliharaan, rusunawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
In accordance with the mandate of PP 36 of 2005, the Government requires the
implementation of certificate-worthy function (SLF) in 2010 for every public building in metro and large cities. SLF also be applied no later than 2020 for all medium and small cities. Simple flats rental building (Rusunawa) as a public building must fulfill the criteria of SLF. In fulfilling of the SLF of the Building, Rusunawa necessary needs for a building support system. The system is expected to provide an assessment as well as providing maintenance and repair systems that support the reliability of Rusunawa building. The purpose of this research is to create a building maintenance system in terms of reliability of Rusunawa building. The Object of the case study is Building A and D in the complex of Rusunawa Cilacap.
Research conducted using descriptive analysis method. Stages of the research starts from the search criteria for rating the reliability of building systems. The reference used is the criteria in the SLF building and adapted to the conditions of Rusunawa building. After a system of reliability of the building assessment is made, then researchers construct a maintenance system of the building. Maintenance system of the building is functioning to support the reliability of Rusunawa. After the system was ready then researchers create a program that support the application of the system in the object of the case study. Assessment Program Reliability and Maintenance of Building Systems Rusunawa called SLF Rusunawa. SLF Rusunawa applied to the object of the case study. It aims to determine whether the program can provide an assessment of the reliability of the building and already provide an appropriate maintenance system.
Based on the study, researchers have successfully developed a System Reliability Assessment and Maintenance of Rusunawa Building. The system is supported with a program called SLF Rusunawa. The results of the SLF Rusunawa program on Building A of Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is less reliable (76.91). The cause of the lack of reliability is due to the lack reliability of Utilities and Accessibility components of the building. To fulfill of the reliability of Rusunawa, The Building Maintenance System has been created.. The results of the SLF Rusunawa program on Building D of Rusunawa Cilacap shows that the value of building reliability is not reliable (70.99). The cause of the unreliability is due to the unreliability of Utilities and Accessibility components of the building. To fulfill the reliability of the building, To fulfill of the reliability of Rusunawa, The Building Maintenance System has been created. Keywords: maintenance, reliability of the building, simple flats rental building.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung Studi
Kasus: Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa di Kabupaten Cilacap. Tesis ini
sebagai salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Pascasarjana
pada bidang keahlian Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tesis ini mengangkat permasalahan tentang Teknik Pemeliharaan Gedung,
khususnya mengenai Penilaian Keandalan Bangunan Gedung serta Sistem
Pemeliharaan dan Rehabilitasi Bangunan Gedung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap bahwa tesis ini dapat bermanfaat dan
mampu menambah khasanah keilmuan.
Surakarta, Januari 2011
Rosalina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii
PERNYATAAN ORISINALITAS……….…………………………………… iv
UCAPANTERIMA KASIH…………………………………………………… v
ABSTRAK……………………………………………………………………. vii
KATA PENGANTAR…….…………………………………………………... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………….…………. x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………… 2
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………. 3
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………… 3
1.5. Lingkup Pembahasan………………………………………… 3
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka…………………………………………..... 4
2.2. Landasan Teori………………………………………………. 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian…………………………………………..... 22
3.2. Langkah Penelitian…………………………………………... 24
3.3. Bagan Alir Penelitian………………………………………... 27
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Fisik Obyek Penelitian………………………………… 30
4.2.Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa.. 36
4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.. 123
4.5. Langkah Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………………………………………………….. 131
4.6. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus…………………………. 138
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan…………………………………………………... 158
5.2. Saran………………………………………………………… 159
Daftar Pustaka………………………………………………………………... 160
Lampiran……………………………………………………………………... LA-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Fungsi Ruang Gedung A……………………………………. 33
Tabel 4.2 Fungsi Ruang Gedung B……………………………………. 34
Tabel 4.3 Fungsi Ruang Gedung C……………………………………. 34
Tabel 4.4 Fungsi Ruang Gedung D……………………………………. 34
Tabel 4.5 Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa………………... 37
Tabel 4.6 Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen Ruang Dalam……………………………………………….. 39
Tabel 4.7 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Dalam (80%)…………. 40
Tabel 4.8 Analisis Kesesuaian Aspek Arsitektural Sub Komponen Ruang Luar………………………………………………….. 41
Tabel 4.9 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Luar (20%)…………… 42
Tabel 4.10 Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Bawah……………………………………………… 42
Tabel 4.11 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Bawah (25%)……….. 43
Tabel 4.12 Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Atas………………………………………………... 43
Tabel 4.13 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Atas (60%)…………. 44
Tabel 4.14 Analisis Kesesuaian Aspek Struktur Sub Komponen Struktur Pelengkap………………………………………….. 44
Tabel 4.15 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Struktural Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%)…… 45
Tabel 4.16 Analisis Kesesuaian Aspek Utilitas…………………………. 45
Tabel 4.17 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Utilitas ( 100%)……………………………………… 46
Tabel 4.18 Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas……………………. 47
Tabel 4.19 Analisis Kesesuaian Aspek Aksesibilitas…………………… 48
Tabel 4.20 Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Aspek Aksesibilitas ( 100%)……………………. 49
Tabel 4.21 Kefungsian Komponen Aksesibilitas……………………….. 50
Tabel 4.22 Analisis Kesesuaian Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan. 53
Tabel 4.23 Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Aspek Tata Bangunan dan Lingkungan (100%)……………. Tabel 4.24 Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung …………. 54
Tabel 4.25 Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa …………………………………………………… 55
Tabel 4.26 Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung) 58
Tabel 4.27 Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas Total (File Aksesibilitas SLF Gedung) 58
Tabel 4.28 Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File Aksesibilitas SLF Gedung) 58
Tabel 4.29 Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung) 58
Tabel 4.30 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Dalam (80%)……………………………. 60
Tabel 4.31 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Arsitektur Sub.Aspek Ruang Luar (20%)……………………………… 61
Tabel 4.32 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Bawah (25%)…………………………. 62
Tabel 4.33 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Atas (60%)……………………………. 63
Tabel 4.34 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Struktur Sub.Aspek Struktur Pelengkap (15%)………………………. 64
Tabel 4.35 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Utilitas…… 66
Tabel 4.36 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Aksesibilitas…………………………………………………. 68
Tabel 4.37 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Aspek Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota…………………………… 70
Tabel 4.38 Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa……………………………………………………. 72
Tabel 4.39 Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa…………………… 125
Tabel 4.40 Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap……………... 139
Tabel 4.41 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur…………………... 146
Tabel 4.42 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur…………………….. 147
Tabel 4.43 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas……………………… 147
Tabel 4.44 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas……………….. 148
Tabel 4.45 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan…………………………………………………. 149
Tabel 4.46 Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap ………………..………….. 149
Tabel 4.47 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur…………………... 154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 4.48 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur…………………….. 155
Tabel 4.49 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas……………………… 156
Tabel 4.50 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas………………... 156
Tabel 4.51 Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan………………………………………………….
157
Tabel 4.52 Hasil Program SLF Rusunawa Keandalan Total Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap ……………………………. 157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar.2.1 Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung
(Juwana,2009)…………………………………………….. 9Gambar.2.2 Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung
(Juwana,2009)…………………………………………….. 10Gambar 3.1 Peta Provinsi Jawa Tangah (www. google map. Com)…… 21
Gambar 3.2 Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com)……. 22
Gambar 3.4 Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………………….. 27
Gambar 3.5 Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Rusunawa Cilacap……………………….. 28
Gambar 3.6 Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung…………………………….. 29
Gambar 4.1 Photo Tampak Depan Kompleks Rusunawa Kabupaten Cilacap…………………………………………………….. 31
Gambar 4.2 Photo Tampak Belakang Kompleks Rusunawa Kabupaten Cilacap……………………………………………………. 32
Gambar 4.3 Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap…….. 33
Gambar 4.4 Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa…………………………………………………. 57
Gambar 4.5 Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………… 124
Gambar. 4.6 Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………… 126
Gambar. 4.7 Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa………………………………………… 131
Gambar 4.8 Form Data Umum Program SLF Rusunawa……………… 132
Gambar 4.9 Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan
Rusunawa ………………………………………………… 133
Gambar 4.10 Form Arsitektur SLF Rusunawa ………………………… 134
Gambar 4.11 Form Kesesuaian Ruang Komponen Arsitektur SLF
Rusunawa………………………………………………….
135
Gambar 4.12 Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen
Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa... 136
Gambar 4.13 Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap……… 138
Gambar 4.14 Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama ……………… 141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 4.15 Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)………… 142
Gambar 4.16 Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…………… 143
Gambar 4.17 Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…. 143
Gambar 4.18 Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap………. 144
Gambar 4.19 Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap…… 144
Gambar 4.20 Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap……. 144
Gambar 4.21 Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap……………. 145
Gambar 4.22 Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama ……………… 150
Gambar 4.23 Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)………… 150
Gambar 4.24 Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…………… 151
Gambar 4.25 Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…. 151
Gambar 4.26 Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap………. 152
Gambar 4.27 Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap…… 152
Gambar 4.28 Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap……. 152
Gambar 4.29 Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap……………. 153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Form SLF Gedung………………………………………….. LA-1
Lampiran B Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung A Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap………………………………….
LB-1
Lampiran C Form Penilaian SLF Rusunawa Gedung D Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap………………………………….
LC-1
Lampiran D Form Tabel Analisis Gedung Rusunawa …………………. LD-1
Lampiran E Form Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa……………………………………………………
LE-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2005 pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk
memenuhi kebutuhan prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, Nelayan,
Buruh Migran, dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Program 1000
Tower tersebut merupakan program pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
atau Rusunawa. Rusunawa yang direncanakan dalam program tersebut memiliki
karakteristik struktur yang hampir sama dengan desain tipikal.
Rusunawa sebagai bangunan publik yang mengakomodir fungsi tempat
tinggal sudah selayaknya diperhatikan keandalan dan kelaikan bangunannya.
Keandalan bangunan diperlukan untuk menjamin keselamatan pengguna bangunan
sedangkan kelaikan bangunan akan menjamin kenyamanan pengguna bangunan.
Selain harus diperhatikan keandalan serta kelaikan bangunan,sebagai
bangunan publik maka pemeliharaan bangunan harus diperhatikan. Pemeliharaan
Bangunan Gedung bertujuan untuk menjaga supaya Bangunan Gedung tersebut bisa
mencapai umur layan yang sudah diperhitungkan.
Bangunan Gedung Rusunawa merupakan gedung bertingkat yang berfungsi
sebagai hunian. Gedung bertingkat harus memiliki keandalan secara arsitektur,
struktur, utilitas, aksesibilitas maupun tata ruang dan lingkungan. Untuk menjamin
terwujudnya bangunan gedung yang andal harus memenuhi persyaratan teknis
administratif bangunan gedung sesuai dengan fungsinya. Diperlukan adanya suatu
pernyataan bahwa bangunan gedung tersebut memang sudak layak untuk digunakan
sesuai dengan fungsinya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung.
Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung telah diterbitkan
sejak 9 Agustus 2007 lalu melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
25/PRT/M/2007 yang bertujuan untuk terwujudnya keandalan bangunan gedung
secara administratif dan teknis. Pedoman tersebut meliputi; kesesuaian Bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Gedung dengan fungsinya serta kesesuaian Bangunan Gedung dengan tata bangunan
dan lingkungan.
Sesuai dengan amanat PP 36 Tahun 2005, maka Pemerintah mensyaratkan
pemberlakuan Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF Gedung) pada tahun 2010 bagi
setiap Bangunan Gedung Publik di kota metro dan besar. SLF Gedung juga harus
diterapkan paling lambat pada tahun 2020 di semua kota sedang dan kecil. Saat ini
hampir semua Bangunan Gedung (BG) belum sesuai dengan kaidah bangunan
konstruksi yang benar seperti yang diatur dalam UU No 20 tahun 2002. Untuk
memenuhi kriteria dalam SLF Gedung tersebut hendaknya Pengelola Bangunan
Gedung Publik harus sudah mempersiapkan diri.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah Sistem Penilaian dan
Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang ditinjau dari Keandalan Bangunan Gedung.
Parameter yang digunakan adalah pemenuhan kriteria SLF Gedung. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat mempersiapkan Gedung Rusunawa dan pengelolanya
untuk lebih siap memenuhi kriteria keandalan gedung yang sesuai dengan SLF
Gedung.
1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dalam kajian ini meliputi:
1. Bagaimana Membuat Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa
yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam
SLF Gedung.
2. Bagaimana membuat program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian
dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
3. Bagaimana Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan
Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung
Rusunawa Cilacap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Memperoleh Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang
menunjang Keandalan Bangunan Gedung sesuai dengan kriteria dalam SLF.
2. Memperoleh program yang menunjang aplikasi Sistem Penilaian dan
Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
3. Mengetahui Hasil Penarapan Program Sistem Penilaian dan Pemeliharaan
Gedung Rusunawa yang telah dibuat pada Obyek Studi Kasus ; Gedung
Rusunawa Cilacap.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis ; Memberikan tambahan informasi dalam khasanah ilmu
terutama di bidang Penilaian dan Pemeliharaan Gedung serta Keandalan
Bangunan Gedung.
2. Manfaat praktis ; Hasil kajian diharapkan dapat memberi masukan bagi stake
holder yang terkait mengenai Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Bangunan
Gedung Rusunawa yang menunjang Keandalan Bangunan Gedung.
1.5. Batasan Masalah
1. Bahasan dalam penelitian hanya pada permasalahan kondisi fisik Gedung
dan Administrasi yang berkaitan dengan kondisi fisik saja.
2. Pemeriksaan kondisi struktur gedung melalui kondisi visual dan tidak
dilakukan uji lapangan dan uji laboratorium.
3. Standar keandalan bangunan didasarkan pada keterangan dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat
Laik Fungsi Bangunan Gedung.
4. Bangunan yang menjadi obyek penelitian adalah Gedung Rusunawa
Kabupaten Cilacap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1.Tinjauan Pustaka Pemeliharaan gedung merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik
atau pengelola gedung untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengguna
gedung. Pemeliharaan gedung merupakan faktor yang penting guna menjaga
keberlanjutan gedung di kemudian hari. Dalam membuat sistem manajemen
pemeliharaan gedung adalah penting untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadi
pada gedung tersebut terlebih dahulu. Dalam Penelitian terhadap Gedung Asrama
Kampus Teknik dan Kampus Kedokteran di sebuah universitas di Malaysia diketahui
bahwa pemeliharaan gedung yang ada belum maksimal dan kurang terencana..
(Hardiman, Zakaria, 2009).
Pekerjaan pemeliharaan bangunan gedung hampir selalu diabaikan walaupun
sudah jelas dinyatakan dalam kontrak. Terkadang kerusakan bangunan tidak segera
mendapat penanganan yang sesuai. Hal itu berpengaruh pada kegagalan bangunan
dan menyebabkan masalah yang lebih serius di kemudian hari. Desain dan pemilihan
material yang sesuai dengan fungsi gedung dan lingkungannya merupakan hal yang
sangat penting. Langkah-langkah preventif perlu diambil dalam rangka
meminimalkan terjadinya ketidak sesuaian dan hal tersebut akan mendukung
pekerjaan pemeliharaan gedung di kemudian hari. Kebijakan pemeliharaan praktis
merupakan sebuah peraturan yang penting dalam pemeliharaan guna
mempertahankan keandalan komponen-komponen gedung. (Sarman, Makinda,
2009).
Penilaian struktur beton perlu dilakukan untuk menjaga keandalan bangunan.
Metode penilaian harus direncanakan secara efektif sehingga tindakan perbaikan
dapat dilakukan dengan tepat. Kondisi setiap komponen penyusun struktur dapat
dijadikan penilaian numeric (dalam angka). Penilaian numeric tersebut dibuat
berdasar kondisi struktur dan efek yang ditimbulkan. Peran masing-masing
komponen dan kerusakannya pada struktur juga menjadi bahan pembobotan evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
numeric. Salah satu sistem yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi struktur
beton yang rentan terhadap iklim tropis adalah metode Indeks Kondisi (Condition
Indeks/CI). Metode tersebut pertama kali dikembangkan oleh U.S Army corps of
Engineers. Penilaian didasarkan pada kerusakan fisik yang terukur. CI diwakili oleh
peringkat kuantitatif antara 0 dan 100. Indeks berfungsi sebagai pedoman untuk
tindakan perbaikan segera dan evaluasi lebih lanjut. Perhitungan nilai CI merupakan
metode yang cukup dekat dengan nilai pendapat pakar. Sistem penilaian kondisi
dengan metode CI akan memberikan penanganan yang efisien. Metode tersebut telah
digunakan untuk memantau keadaan struktur tepi pantai di Malaysia (Ayop, Zin,
Ismail, 2006).
Dua kota penting yaitu Ibadan dan Lagos diambil sebagai studi kasus dalam
penelitian mengenai penyebab dan solusi yang tepat untuk kerusakan gedung-gedung
yang lazim terjadi di Nigeria. Quesioner-quesioner dicatat untuk mengetahui arsitek
yang dipilih, perancang kota, ahli konstruksi, dan klien dalam area studi kasus dan
juga tinjauan lapangan bertujuan untuk memilih area-area guna melihat kerusakan
yang lazim terjadi pada gedung-gedung tersebut. Data sekunder didapatkan dari
Nigerian Institute of Building (NIOB), dan beberapa media properti. Penelitian
menghasilkan bahwa seluruh partisipan dalam industri konstruksi, meliputi; klien,
arsitek, ahli konstruksi, pejabat setempat (perencana kota), dan kontraktor
berkontribusi terhadap kerusakan gedung dalam dimensi yang berbeda. Selain itu,
negara akan kehilangan sumber daya manusia serta sumber daya material setiap kali
terjadi kegagalan bangunan. Kerusakan yang lazim terdapat pada gedung-gedung
tersebut diantaranya adalah; keretakan dinding, spalling pada dinding, penurunan
pondasi, bucling pada kolom, dll. Profesional yang kompeten dan pengawasan yang
sesuai terhadap kode etik dan standar-standar akan mengurangi dan meminimalkan
permasalahan-permasalahan yang telah d2dentifikasi (Ayininuola, Olalusi, 2004).
Pertambahan jumlah penduduk perkotaan yang cenderung meningkat
menimbulkan permintaan terhadap perumahan. Pemerintah sebagai penanggung
jawab pembangunan berupaya mengatasi, salah satunya dengan penyediaan rumah
susun. Akan tetapi rumah susun yang semula dimaksudkan untuk mengatasi
kekumuhan kawasan secara horizontal tanpa disadari telah mengubah wujud menjadi
kawasan kumuh vertikal. Rusunawa Cengkareng merupakan kawasan rumah susun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
sederhana sewa yang dikelola oleh dua lembaga yaitu Pemerintah (Perumnas) dan
lembaga non profit (Yayasan Budha Tzu Chi). Berdasarkan pengamatan, lingkungan
permukiman rumah susun swasta ini dianggap cukup baik. Keberhasilan pengelolaan
lingkungan fisik dan non fisik ini tentunya tidak terlepas dari peran pengelola dan
pelibatan masyarakat penghuni permukiman itu sendiri (Subkhan, 2008).
Berbagai jenis bangunan gedung banyak muncul di kota-kota besar dengan
beragam model berikut kelengkapan fasilitasnya. Tak kalah juga beragam material
juga menempel erat menghiasai seluruh sisi bangunan sehingga nampak indah.
Keindahan memang sangat berarti bagi para perancang bangunan, namun satu hal
yang tidak boleh dilupakan yaitu bagaimana merawat bangunan tersebut.
Berdasarkan meningkatnya keragaman bentuk dan jenis material tersebut kiranya
penting dipikirkan bagaimanakah cara merawatnya sehingga setelah habis umur
ekonomis bangunan tersebut pemenuhan spesifikasi masih dapat dicapai
(Ervianto, 2007).
Sertifikat Laik Fungsi atau SLF merupakan standar keandalan gedung yang
dikeluarkan oleh pemerintah. SLF mulai tahun 2010 akan menjadi dokumen yang
wajib dimiliki setiap bangunan gedung, baik yang baru ataupun yang sudah lama
berdiri. Ketentuan tentang SLF yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2002 ini,
dikeluarkan pemerintah demi memastikan keselamatan pengguna bangunan.
Pedoman tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung sendiri, telah diterbitkan
sejak 9 Agustus 2007 lalu, melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
25/PRT/M/2007.
Sertifikat akan diberikan oleh tim ahli yang akan segera dibentuk oleh
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). "Sertifikat Laik Fungsi
ini wajib dimiliki oleh pengelola gedung baru. Gedung lama juga wajib memiliki
sertifikat pada saat memperbarui izin lima tahunan ke Pemda. Sertifikat ini
merupakan puncak dari semua perizinan yang ada di pemerintah pusat dan daerah.
Hingga kini, baru 19 pemerintah kabupaten/kota yang sudah memberikan respons
mengenai rencana pemberlakuan sertifikat tersebut, sedangkan 16 Pemda lainnya
tengah membahas bersama legislatif. Pemda yang lebih siap memberlakukan
Sertifikat Laik Fungsi ini terutama daerah perkotaan yang memiliki banyak
bangunan bertingkat (LPJK, 2009 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Bangunan Gedung
Bangunan Gedung (BG) adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air. BG berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus (Anonim, 2002).
Struktur Bangunan Gedung adalah bagian dari bangunan yang tersusun dari
komponen-komponen yang dapat bekerja sama secara satu kesatuan. Struktur
Bangunan Gedung harus mampu berfungsi menjamin kekakuan, stabilitas,
keselamatan dan kenyamanan bangunan gedung terhadap segala macam beban.
Struktur harus dapat menahan beban terencana maupun beban tak terduga. Struktur
juga harus mampu menahan bahaya lain dari kondisi sekitarnya seperti tanah
longsor, intrusi air laut, gempa, angin kencang, tsunami, dan sebagainya
(Anonim, 2007a).
Persyaratan Keandalan Bangunan Gedung meliputi persyaratan; Keselamatan,
Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan. Dalam rangka memenuhi kriteria dalam
kaidah keandalan gedung maka pemerintah menerbitkan peraturan mengenai
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung atau SLF. SLF Bangunan Gedung adalah
sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Untuk bangunan gedung fungsi
khusus SLF Gedung diterbitkan oleh Pemerintah pusat. SLF Gedung berfungsi
untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif
maupun teknis, sebelum pemanfaatannya. SLF Bangunan Gedung dimaksudkan
untuk menjadi acuan bagi pemerintah daerah, khususnya instansi teknis pembina
penyelenggaraan bangunan gedung dalam menetapkan kebijakan operasional
Bangunan Gedung (Anonim, 2007b).
2.2.2. Perencanaan Pemanfaatan Bangunan Gedung
Proses hidup bangunan tidak berhenti saat pemakaian bangunan saja, tetapi
proses pembangunan-pemanfaatan-dan pembongkaran merupakan suatu kesatuan
yang perlu direncanakan dari mulai proses desain. Kriteria-kriteria syarat teknis
maupun administratif harus dipenuhi sebuah gedung baik sebelum maupun setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pemanfaatanya. Kriteria teknis administrative gedung berupa; IMB, SLF-1, SLF-n,
PF/PBB, RTB, PB, KT, KI. SLF atau Sertifikat Laik Fungsi Gedung merupakan
suatu tolak ukur dalam penentuan kelaikan gedung sehingga tidak membahayakan
penghuni/pengguna dari gedung. SLF tersebut perlu dikaji secara berkala guna
menjamin keandalan gedung.
Daur hidup bangunan merupakan suatu siklus hidup bangunan yang dimulai
dari proses prakonstruksi, proses konstruksi, hingga pasca konstruksi. Proses Pra
Konstruksi terdiri dari; Pengumpulan data, Analisa, Rancangan Skematik, Konsep
Rancangan, Gambar Prarencana, Pengembangan Rancangan dan Gambar Kerja,
Dokumen Konstruksi, Persiapan Pelelangan. Sedangkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam proses Pra Konstruksi tersebut meliputi; Perencanaan Ruang
Mekanikal dan Elektrikal, Aksesibilitas, Orientasi Bangunan, Pemilihan Bahan,
Analisa Resapan Air, Analisa Dampak Lalu Lintas, Pemilihan Perlengkapan/
Peralatan Bangunan, Pengkondisian Udara, Pengolahan Limbah & Air, Instalasi
Listrik & Air, Analisa Dampak Lingkungan.
Proses Konstruksi terdiri dari; Perhitungan volume dan biaya pekerjaan,
Analisa waktu pekerjaan, Analisa kebutuhan tenaga kerja dan peralatan, Mengajukan
penawaran biaya pelaksanaan kegiatan, Pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
Melakukan pemeliharaan konstruksi sampai masa serah terima kedua. Sedangkan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Konstruksi meliputi; Mutu,waktu dan
biaya, Keselamatan Kerja, As Built Drawing, Technical Audit, Konsep Manual
Pemeliharaan.
Proses Pasca Konstruksi terdiri dari; Melakukan pendataan, Perencanaan dan
penjadwalan perawatan dan pemeliharaan, pelaksanaan pekerjaan perawatan dan
pemeliharaan , Membuat laporanperawatan pemeliharaan dan pengoperasian
bangunan gedung. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses Pasca
Konstruksi meliputi; Manual pemeliharaan, Pembersihan berkala, Pemeriksaan
berkala, Pemeliharaan berkala, Perawatan berkala, Penggantian suku cadang,
Perbaikan, Renovasi, Latihan penanggulangan bahaya, Latihan evakuasi, Pelaporan,
Peningkatan mutu SDM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Konsep pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi; Aktivitas
pengelolaan yang terdiri dari pengelolaan harta benda dan pengelolaan lainya.
Sedangkan pengelolaan harta benda terdiri dari pengelolaan pemeliharaan/perawatan
dan pengelolaan properti. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan
dalam Gambar 2.1.
PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN (preventive)
PERBAIKAN (corrective)
LANGSUNG TAK LANGSUNG PENINGKATAN DARURAT
Gambar.2.1. Skema Perawatan dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)
Dalam skema tersebut digambarkan bahwa dalam perawatan dan
pemeliharaan bangunan terdiri dari dua tindakan, yaitu tindakan pencegahan dan
tindakan perbaikan. Dalam tindak pencegahan dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Dalam tindak perbaikan dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas
maupun tindakan darurat yang bersifat sementara.
Tujuan dari pengoperasian dan pemeliharaan gedung merupakan tujuan
bersama dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait. Pihak
terkait merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap kelaikan gedung yang
menjamin keselamatan pengguna,dalam hal ini Pemda (regulator). Tujuan
Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung ditunjukkan dalam Gambar 2.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Gambar.2.2. Tujuan Pengoperasian dan Pemeliharaan Gedung (Juwana,2009)
Dalam pengoperasian dan pemeliharaan gedung diharapkan tujuan bersama
dari pemilik gedung dan pengguna gedung maupun pihak terkait (Pemda sebagai
regulator), bisa terakomodir secara keseluruhan.
2.2.3. Sistem Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
Dalam sistem pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung sesuai dengan
pelatihan SLF tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Himpunan Ahli Perawatan
Bangunan Indonesia,meliputi;
1. Komponen Arsitektural
Komponen Arsitektural terdiri dari Komponen Eksterior Bangunan
dan Komponen Interior Bangunan.
a) Komponen Eksterior meliputi; Dinding luar, Pintu dan jendela luar,
Penutup atap, Listplank dan talang. Kerusakan yang sering dijumpai pada
bangunan diantaranya; Atap bocor, Dinding retak, Dinding
berlumut/berjamur, Pintu jendela rusak/lapuk, Listplank lapuk, Talang
tersumbat/bocor, Cat memudar.
KEINGINAN PEMILIK GEDUNG
• IMAGE • ASET TERPELIHARA • R.O.I • BIAYA EKONOMIS
KEINGINAN PEMAKAI GEDUNG
KEINGINAN PEMDA
TUNTUTAN FASILITAS GEDUNG
• GOOD OPERATED& MAINTAINED
• SPAREPART & MATERIAL STANDARD
• AMAN • AVAILABILITY • NYAMAN • PRESTIGE
• AMAN • AVAILABILITY
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN GEDUNG
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b) Komponen Interior meliputi; Dinding & partisi, Penutup lantai, Langit-
langit, Penutup dinding, Peralatan sanitair, Elemen dekorasi. Kerusakan
yang sering dijumpai pada bangunan diantaranya; Dinding retak, Cat
memudar, Lantai rusak, Langit-langt rusak, Peralatan sanitair
berkapur/berkarat, Peralatan tidak berfungsi.
2. Komponen Struktural
Komponen Struktural meliputi; Kolom dan Dinding geser, Balok dan
plat lantai, Rangka atap/plat atap. Hal-hal buruk yang mempengaruhi
komponen struktural meliputi; Pelaksanaan yang keliru, Pelaksanaan tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis, Pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur
baku, Pengaruh bencana alam ataupun kebakaran.
Kerusakan yang sering dijumpai di lapangan diantaranya adalah;
Penurunan pondasi, Pondasi miring, Kerusakan pondasi akibat akar pohon,
Kerusakan pondasi akibat penurunan yang tidak sama (diferensial setlement),
Kerusakan beton akibat cetakan bergeser, Kerusakan beton akibat korosi,
Kerusakan kayu akibat kembang susut maupun makhluk hidup( rayap dan
jamur),(Juwana, 2009).
3. Komponen Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas
Fungsi perawatan adalah untuk; Menjaga unjuk kerja sistem, mesin
dan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang ada, Memperpanjang umur
kegunaan, Menjamin keselamatan pengguna, Menghemat biaya. Aktifitas
perawatan meliputi; Pemeriksaan, Perbaikan dan Overhaul yang ketiga hal
tersebut merupakan riwayat pemeliharaan.
Tipe pemeliharaan terdiri dari; Pemeliharaan breakdown,
Pemeliharaan preventive, Pemeliharaan corrective, Pemeliharaan predictive.
Dalam pemeliharaan breakdown perbaikan tidak dilakukan sampai sebuah
mesin/peralatan gagal untuk berfungsi. Pemeliharaan preventive merupakan
program pemeliharaan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya kerusakan. Dalam pemeliharaan corrective perawatan yang
dilakukan untuk mengoreksi masalah yang ada. Pemeliharaan predictive
merupakan pencegahan kegagalan peralatan, sistem, melalui pemantauan
kondisi peralatan menggunakan data-data sinyal getaran, infra merah, ultra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
sound, oli pelumas, sehingga dapat ditemtukan kebutuhan perawatan
paralatan.
Komponen dalam Perawatan Mekanikal, Elektrikal dan Utilitas
gedung meliputi;
a) Perawatan sistem penyediaan air bersih
b) Perawatan sistem pembuangan air kotor
c) Perawatan instalasi listrik
d) Perawatan lift
e) Sistem pemadam kebakaran
f) Perawatan AC
(Didik Djoko Susilo, 2009)
4. Komponen Ruang Luar
Komponen tata ruang luar meliputi; Jalan setapak/jalan lingkungan,
Areal parkir, Pertamanan, Pintu gerbang & pagar, Selokan/drainase,
Penerangan luar.
Kerusakan yang sering ditemui pada jalan setapak/jalan lingkungan
dan Arel parkir diantaranya; Permukaan retak, Permukaan bergelombang
atau tidak rata, Permukaan ambelas, Permukaan mencuat, Lapisan luar
terkikis, Rambu-rambu rusak/hilang. Elemen dalam pertamanan meliputi;
Softscape, Hardscape, Landscape, dan Furniture. Hal-hal yang sering
dijumpai adalah; rumput tidak terawat, pohon layu dan tidak subur, taman
penuh kotoran atau sampah, permukaan plaza amblas, permukaan plaza
mencuat, lapisan luar terkikis, tempat sampah dan tempat duduk rusak,
penunjuk arah rusak.
5. Komponen Aksesibilitas
Meliputi jalan masuk, jalan keluar, hubungan hirizontal antar ruang,
hubungan vertikal dalam bangunan gedung dan sarana transportasi vertikal,
serta penyediaan akses evakuasi bagi pengguna bangunan gedung, termasuk
kemudahan mencari, menemukan, dan menggunakan alat pertolongan dalam
keadaan darurat bagi penghunu dan terutama bagi penyandang cacat, lanjut
usia, dan wanita hamil, terutama untuk bangunan gedung pelayanan umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
6. Sistem Manajemen Tata Graha
Manajemen Tata Graha disebut juga House Keeping merupakan suatu
manajemen perawatan rumah atau gedung yang bertujuan untuk menjaga
kebersihan, keindahan, kesehatan, ketertiban dan keamanan.
Lingkup pekerjaan dalam manajemen tata Graha meliputi;
pemeliharaan eksterior bangunan, Interior bangunan, Perabot dan sanitair,
serta pengendalian hama pengganggu.
Lingkup pelayanan pekerjaan kebersihan dalam sistem manajemen
tata Graha sesuai dengan pelatihan SLF tahun 2009, yang disampaikan oleh
Ketua Badan Sertifikasi Keahlian Himpunan Ahli Perawatan Bangunan
Indonesia meliputi; Pekerjaan rutin, Pekerjaan pembersihan khusus,
Pembersihan umum, Pembersihan harian, Pembersihan segera, Pembersihan
berkala/periodik.
Daftar simak ( “Cheklist”) Perawatan Bangunan, meliputi; Kualitas
udara dalam gedung, Pengendalian debu, Pembersihan lantai, Saluran
pembuangan air, Kelembaban, kebocoran dan limpasan, Kemungkinan
kebakaran dan ledakan, Pencegahan hama (Harahap, 2009).
2.2.4. Persyaratan Bangunan Gedung
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung diperlukan pedoman teknis dan
standar teknis. Pedoman teknis adalah acuan teknis yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari Peraturan Pemerintah ini dalam bentuk ketentuan teknis penyelenggaraan
bangunan gedung Standar teknis adalah standar yang dibakukan sebagai standar tata
cara, standar spesifikasi, dan standar metode uji baik berupa Standar Nasional
Indonesia maupun standar internasional yang diberlakukan dalam penyelenggaraan
bangunan gedung.
2.2.4.1. Persyaratan Administratif
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif yang
meliputi:
1. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas
tanah,
2. Status kepemilikan bangunan gedung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Izin mendirikan bangunan gedung
2.2.4.2. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan
persyaratan keandalan bangunan gedung (UU RI NO. 28 tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung):
1. Persyaratan tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas
bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian
dampak lingkungan, meliputi;
a) Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung meliputi
persyaratan keruntukan lokasi, kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas
bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan. Yang
meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan
(KLB), dan Ketinggian Bangunan Gedung (KDH).
b) Persyaratan arsitektur bangunan gedung meliputi persyaratan penampilan
bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan
adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap
penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.
c) Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku
bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan.
2. Persyaratan keandalan bangunan gedung adalah kondisi keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan yang memenuhi persyaratan teknis
oleh kinerja bangunan gedung yang meliputi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan:
a) Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi persyaratan
kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta
kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran dan bahaya petir
b) Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana meliputi
persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan
bahan bangunan gedung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi kenyamanan ruang
gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan,
serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
d) Persyaratan kemudahan sebagaimana meliputi kemudahan hubungan ke,
dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan
sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung, kemudahan hubungan ke,
dari, dan di dalam bangunan gedung meliputi tersedianya fasilitas dan
aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang
cacat dan lanjut usia, kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan
gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang
cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat
parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.
2.2.5. Laik fungsi Gedung
2.2.5.1. Pengertian Laik Fungsi Gedung
Yang dimaksud laik fungsi, yaitu berfungsinya seluruh atau sebagian dari
bangunan gedung yang dapat menjamin dipenuhinya persyaratan teknis dan
administrative gedung. Persyaratan laik fungsi meliputi persyaratan tata bangunan,
persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung
sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.
Suatu bangunan gedung dinyatakan laik fungsi apabila telah dilakukan
pengkajian teknis terhadap pemenuhan seluruh persyaratan teknis bangunan gedung,
Pemerintah Daerah mengesahkannya dalam bentuk Sertifikat Laik Fungsi bangunan
gedung.
Bangunan gedung yang dinyatakan tidak laik fungsi tetapi masih dapat
diperbaiki maka pemilik dan/atau pengguna diberikan kesempatan untuk
memperbaikinya sampai dengan dinyatakan laik fungsi. Jika pemilik tidak mampu
memperbaiki maka dilakukan tindakan penaggulangan. Untuk rumah tinggal apabila
tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki serta membahayakan keselamatan
penghuni atau lingkungan maka bangunan tersebut harus dikosongkan. Apabila
bangunan tersebut membahayakan kepentingan umum, pelaksanaan
pembongkarannya dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2.2.5.2. Persyaratan Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan Gedung
Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diberikan oleh pemerintah
daerah, oleh Pemerintah dan pemerintah provinsi untuk bangunan gedung fungsi
khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan gedung meliputi:
1. Penerbitan SLF untuk pertama kali.
2. Perpanjangan SLF selanjutnya.
SLF bangunan gedung diberikan untuk bangunan gedung yang telah selesai
dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai
syarat untuk dapat dimanfaatkan. Persyaratan penertiban SLF Bangunan Gedung
meliputi:
1. Pemenuhan persyaratan administratif
a) Pemeriksaan pada proses penerbitan SLF bangunan gedung.
b) Pemeriksaan pada proses perpanjangan SLF bangunan gedung.
2. Pemenuhan persyaratan teknis
a) Pemeriksaan dan pengujian pada proses penerbitan SLF bangunan gedung
untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis meliputi:
1) Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung termasuk as built drawings,
pedoman pengoperasian dan pemeliharaan/perawatan bangunan
gedung, peralatan serta perlengkapan mekanikal dan elektrikal
bangunan gedung (manual), dan dokumen ikatan kerja.
2) Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk
kriteria keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, pada
struktur, peralatan, dan perlengkapan bangunan gedung, serta
prasarana bangunan gedung pada komponen konstruksi atau peralatan
yang memerlukan data teknis yang akurat
3) Pengujian/test dilakukan sesuai dengan pedoman teknis dan tata cara
pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
b) Pemeriksaan dan pengujian pada proses perpanjangan SLF bangunan
gedung untuk menilai pemenuhan persyaratan teknis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Penilaian dalam Laik Fungsi Gedung dibuat dalam suatu Form yang
dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum. Sedangkan masa berlaku SLF pada
bangunan gedung seperti tersebut di atas adalah:
1. Masa berlaku SLF untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal
sederhana dan rumah deret sederhana tidak dibatasi (tidak ada ketentuan
untuk perpanjangan SLF).
2. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah
tinggal tunggal, dan rumah deret sampai dengan 2 (dua) lantai ditetapkan
dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun.
3. Masa berlaku SLF bangunan gedung untuk bangunan gedung hunian rumah
tinggal tidak sederhana, bangunan gedung lainnya pada umumnya, dan
bangunan gedung tertentu ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
2.2.6. Rumah Susun Sewa
Undang-Undang No.16 tahun 1985 tentang Rumah Susun atau Rusun
menyebutkan bahwa Rumah Susun adalah: bangunan gedung bertingkat yang
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian Bersama,
benda bersama, dan tanah bersama.
Rusun sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak
bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah. Memerlukan standar perencanaan
Rusun sebagai dasar pembangunannya. Standar perencanaan Rusun ini diperlukan
agar harga jual/sewa Rusun dapat terjangkau oleh kelompok sasaran yang dituju,
tanpa mengurangi asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, keserasian Rusun
dengan tata bangunan dan lingkungan kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2.2.6.1. Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan.
Standar perencanaan Rusun di kawasan perkotaan adalah sebagai berikut:
1) Kepadatan Bangunan
Dalam mengatur kepadatan (intensitas) bangunan diperlukan
perbandingan yang tepat meliputi luas lahan peruntukan, kepadatan bangunan,
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas dasar
bangunan dengan luas lahan/persil, tidak melebihi dari 0.4;
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah perbandingan antara luas lantai
bangunan dengan luas tanah, tidak kurang dari 1,5;
c. Koefisien Bagian Bersama (KB) adalah perbandingan Bagian Bersama
dengan dengan luas bangunan, tidak kurang dari 0,2.
2) Lokasi
Rusun dibangun di lokasi yang sesuai rencana tata ruang, rencana tata
bangunan dan lingkungan, terjangkau layanan transportasi umum, serta dengan
mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.
3) Tata Letak
Tata letak Rusun harus mempertimbangkan keterpaduan bangunan,
lingkungan, kawasan dan ruang, serta dengan memperhatikan faktor-faktor
kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan dan keserasian.
4) Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian
Jarak antar bangunan dan ketinggian ditentukan berdasarkan persyaratan
terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara secara alami,
kenyamanan, serta kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota.
5) Jenis Fungsi Rumah Susun
Jenis fungsi peruntukkan Rusun adalah untuk hunian dan dimungkinkan
dalam satu Rusun/ kawasan Rusun memiliki jenis kombinasi fungsi hunian dan
fungsi usaha.
6) Jenis Fungsi Rumah Susun
Luasan Satuan Rumah Susun Luas sarusun minimum 21 m2, dengan
fungsi utama sebagai ruang tidur/ruang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar
mandi dan dapur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
7) Kelengkapan Rumah Susun
Rusun harus dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas yang menunjang
kesejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghuni dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari.
8) Transportasi Vertikal
a) Rusun bertingkat rendah dengan jumlah lantai maksimum 6 lantai,
menggunakan tangga sebagai transportasi vertikal;
b) Rusun bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 6 lantai, menggunakan
lift sebagai transportasi vertikal. 2.2.7.2. Pengelola Rumah Susun Sederhana
Sewa (Rusunawa)
Dalam Peraturan Pemerintah No.4 tahun 1988 tentang rumah susun disebutkan
mengenai dibentuknya organisasi Unit Pengelola Teknis (UPT) dalam pengelolaan
rumah susun.
Secara umum organisasi UPT dibedakan dalam dua model, yaitu;
1) Model Swakelola, yaitu pengelola operasional merupakan bagian dari
organisasi pemilik atau yang mewakili pemilik rusunawa, yaitu UPT atau
Badan Usaha Milik Negara (BUMN/ BUMD) atau perhimpunan
penghuni/pemilik rusunawa atau perusahaan swasta pengembang rusunawa.
2) Model kerjasama operasional yaitu pengelolaan operasional merupakan pihak
ketiga, terdiri dari konsultan properti, koperasi dan perhimpunan penghuni,
yang bermitra dengan pemilik/yang mewakili pemilik/pemegang hak
pengelolaan aset rusunawa untuk melaksanakan tugas pengelolaan
operasional rusunawa dalam jangka waktu yang ditentukan dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Stuktur organisasi unit pengelola dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan lingkup pengelolaannya atau setidak-tidaknya
mempunyai bidang-bidang yang mengelola administrasi dan keuangan, teknis
serta persewaan, pemasaran dan pembinaan penghuni yang masing-masing
dipimpin oleh seorang asisten manajer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2.2.6. Penelitian diskriptif
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
(Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada
penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.
Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan
antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping
itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk
mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan
kejadian sekarang. (Hartoto,2009).
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti
berikut:
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan
melalui metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian atau hipotesis.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan diantaranya;
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,
mengumpulkan data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian
Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam
penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu self-report,
studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.
1. Self-Report research
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan
teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan
dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan
menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya
dengan menggunakan perlengkapan seperti catatan, kamera, dan rekaman.
Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika peneliti
harus menjaring data dari lapangan.
2. Studi Perkembangan (Developmental Study)
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal
dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi
yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian
peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan
perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik
secara cross-sectional atau logiotudinal.
3. Studi Kelanjutan (Follow-up study)
Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status
responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan.
Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun
evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima suatu program.
Jenis penelitian yang menunjang analisis mengenai Sistem Pemeliharaan
Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung ( Studi Kasus : Rusunawa
Cilacap) adalah penelitian diskriptif. Sedangkan menurut proses pengumpulan data
maka penelitian mengenai Sistem Keandalan bangunan Gedung merupakan Follow-
up study dari SLF Gedung yang sudah ada. Penerapan Sistem yang telah dibuat pada
obyek studi kasus Bangunan Gedung di Kompleks Rusunawa Cilacap memerlukan
teknik observasi secara langsung sehingga termasuk dalam Self-Report research.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.1
Cila
satu
tahu
dan
stud
men
Apl
kea
1. Obyek PObyek
acap yang b
u perwujuda
un 2005. Da
n spesifikasi
di kasus sud
Pengam
ngetahui ap
likasi Siste
andalan Rusu
Lokasi d
Gamb
MET
Penelitian yang menj
berada di pro
an program
alam program
yang tipika
dah cukup me
mbilan Rusun
akah Sistem
m pada O
unawa serta
dari obyek p
bar 3.1. Peta
B
TODOLO
adi peneliti
ovinsi Jawa
m 1000 tow
m tersebut s
al. Dengan m
emberi gamb
nawa Cilaca
m Pemelihar
Obyek penel
Sistem Pem
penelitian dit
Provinsi Jaw
BAB III
OGI PEN
ian adalah
Tengah. Ru
wer yang dic
eluruh Rusu
mengambil R
baran teknis
ap sebagai O
raan Gedung
litian dihara
meliharaan ya
tunjukkan da
wa Tangah (
NELITIA
Kompleks
usunawa Cil
canangkan o
unawa direnc
Rusunawa C
Rusunawa p
Obyek Studi
g Rusunawa
apkan dapa
ang sesuai.
alam gambar
(www. googl
AN
Rusunawa
lacap merup
oleh pemerin
canakan den
Cilacap seba
pada umumn
i juga bertuj
a dapat di a
at memberi
r 3.1. dan 3.2
le map. Com
22
Kabupaten
pakan salah
ntah mulai
ngan desain
agai Obyek
nya.
juan untuk
aplikasikan.
informasi
2.
m)
u
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
PETA KABUPATEN CILACAP
LOKASI RUSUNAWA CILACAP
400FT200M
Ket : Key map, Unscale
Gambar 3.2. Lokasi Rusunawa Cilacap (www. google map. Com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3.2. Langkah Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan metode Analisis
Diskriptif Kuantitatif dengan mengolah data deskriptif dan data kuantitatif. Data
deskriptif berupa; dokumen pendukung, catatan lapangan, foto serta wawancara.
Data kuantitatif berupa; hitungan, angka ukuran, pencatatan yg dikuantifikasikan.
Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tema : Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari Keandalan
Bangunan Gedung, dengan studi kasus Bangunan Gedung pada Kompleks
Rusunawa Cilacap. Komponen yang digunakan sebagai acuan keandalan
Bangunan Gedung diambil berdasar PP 36 tahun 2005 tentang SLF Gedung.
Membuat Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat
penelitian, Lingkup pembahasan. Latar belakang didasarkan pada fakta-fakta di
lapangan, Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah.
2. Melakukan Kajian Pustaka yang mendukung kajian mengenai: “Sistem
Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan bangunan, dengan studi kasus
Bangunan Gedung Rusunawa”.
3. Mengumpulkan data-data fisik dan non fisik berkaitan dengan topik, berupa;
A. Data primer
1) Mendapat Data Teknis dengan mengamati langsung ke lapangan (survey
lapangan) untuk mendapatkan data fisik kondisi existing Gedung
Rusunawa Cilacap. Pengambilan data dilakukan dengan teknik
pencatatan, dokumentasi foto, dan pengukuran. Pengukuran dilakukan
dengan alat bantu meteran untuk menghitung luasan.
2) Melakukan Wawancara dengan pihak-pihak terkait. Pihak terkait terdiri
dari Decision Makers , pada Dinas Teknis Bangunan Gedung.
Wawancara bertujuan untuk verifikasi Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa terkait dengan Keandalan Bangunan sesuai SLF (Lampiran
E).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Data sekunder.
1) Data-data dari penelitian terdahulu
2) Form SLF, sesuai dengan UU Bangunan Gedung No.20 th 2002 dan
PP.36 Tahun 2005 yang bersumber dari Kementrian Pekerjaan Umum
(Lampiran A).
3) Rencana Anggaran Biaya Rusunawa Cilacap dan Shop Drawing
Rusunawa Cilacap.
4) Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Regulasi-regulasi yang berkaitan
dengan SLF dan Sistem Pendukung Keandalan Bangunan Gedung.
5) Data-data atau informasi lain mengenai Sistem Pemeliharaan Gedung
yang bisa didapatkan dari buku maupun website.
4. Melakukan Analisis data;
A. Menganalisis sub komponen di dalam SLF Gedung yang sesuai dengan sub
komponen yang terdapat di dalam Gedung Rusunawa. Analisis dilakukan
dengan langkah :
1) Membandingkan sub komponen yang terdapat pada SLF Gedung dengan
sub komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung Rusunawa. Sub
komponen-sub komponen yang dianalisis merupakan penyusun
komponen utama gedung. Lima komponen utama gedung meliputi
komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata
Ruang dan Bangunan. Perbandingan dilakukan dengan mengisi Tabel
Analisis Kesesuaian Komponen Gedung Rusunawa dengan Komponen
SLF Gedung (Lampiran LD-1).
2) Jika antara sub komponen dalam kelompok komponen SLF Gedung
dengan sub komponen dalam Bangunan Gedung Rusunawa sudah sesuai
maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Seluruh sub komponen
dalam kelompok komponen SLF Gedung beserta bobot nilai dapat
langsung digunakan pada Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
3) Jika terdapat perbedaan komponen maka akan dilakukan pembobotan
ulang. Pembobotan ulang sub komponen yang berpengaruh dilakukan
dengan mendistribusikan bobot sub komponen yang berkurang secara
proporsional dengan system persamaan linier.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung ditinjau dari keandalan
bangunan sesuai dengan komponen dalam SLF . Tabel digunakan sebagai
acuan tindakan Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa
(Lampiran LD-2).
5) Mengevaluasi Form SLF Gedung.
B. Membuat Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sistem
dibaut dengan langkah sebagai berikut :
1) Dibuat Tabel Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung, dengan acuan
studi pustaka mengenai Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan
Gedung Rusunawa ditinjau dari Keandalan Bangunan.
2) Melakukan Wawancara dengan Stake Holder, Ahli dan Praktisi
Perawatan Bangunan Gedung sebagai verifikasi mengenai Sistem yang
telah dibuat (Lampiran E).
C. Membuat Program yang membantu Penilaian serta memberikan Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa sesuai dengan
kondisi Gedung.
D. Mengaplikasikan program yang telah dibuat pada obyek studi kasus:
“Bangunan Gedung A dan D pada Kompleks Rusunawa Cilacap” . Dari studi
kasus tersebut diharapkan dapat diketahui apakah program yang telah dibuat
sudah dapat memberikan Penilaian dan Sistem Pemeliharaan Bangunan
Gedung yang sesuai dengan SLF (Lampiran B dan Lampiran C).
5. Membuat kesimpulan dan saran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3.3. BAGAN ALIR PENELITIAN
Gambar 3.3. Bagan Alir Pembuatan Sistem Pemeliharaan gedung Rusunawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 3.4. Bagan Alir Penerapan Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Rusunawa Cilacap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
SKEMA AWAL SISTEM PEMELIHARAAN BANGUNAN (BERDASAR
KOMPONEN DALAM SLF
Gambar 3.5. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Ditinjau Dari Keandalan Bangunan Gedung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Fisik Obyek Penelitian.
Kabupaten Cilacap secara topografis berada di pesisir pantai sehingga
sebagian warga Cilacap merupakan nelayan. Kondisi nelayan di kabupaten Cilacap
sebagian besar masih sangat memprihatinkan baik secara sosial maupun ekonomi.
Sebagian besar warga nelayan di kabupaten Cilacap masih sangat kesulitan dalam
memperoleh tempat tinggal yang layak, sehingga menumbuhkan slum area ( daerah
kumuh) yang tidak layak secara keamanan maupun kesehatan. Pada tahun 2005
pemerintah mencanangkan program 1000 tower untuk memenuhi kebutuhan
prasarana rumah tinggal bagi warga kurang mampu, salah satu program tersebut
diperuntukkan bagi para nelayan di Kabupaten Cilacap.
Kompleks Gedung Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Kabupaten
Cilacap dibangun dengan alokasi dana APBN. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut
dibangun dalam 2 tahab. Rusunawa Cilacap Unit I dibangun pada Tahun Anggaran
2006-2007. Rusunawa unit II pada Tahun Anggaran 2007-2008 melalui DIPA Satker
Pelaksanaan Pengembangan Pemukiman Dirjend Cipta Karya Departeman Pekerjaan
Umum. Rusunawa unit I diperuntukkan untuk masyarakat Nelayan sedang unit II
untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Rusunawa Cilacap unit I terdiri dari 2 gedung yang kemudian diberi nama
Gedung A dan Gedung B, sedangkan Rusunawa unit II juga tediri dari 2 gedung
yaitu Gedung C dan Gedung D. Gedung Rusunawa tersebut merupakan gedung
typikal terdiri dari satu lantai dasar dan 3 lantai bangunan. Lantai dasar Gedung
Rusunawa difungsikan sebagai zona kegiatan publik, kantor pengelola ( lantai dasar
gedung A), parkir dan zona kegiatan ekonomi tambahan (toko ). Masing masing
gedung mempunyai fungsi hunian untuk rumah tinggal sewa dengan jumlah hunian
sebanyak 48 hunian pada masing-masing gedung. Jumlah hunian Rusunawa unit I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dengan peruntukan Nelayan sebanyak 96 kamar dengan tingkat hunian sampai saat
ini sudah 100%, sedangkan Rusunawa unit II dengan peruntukan MBR jumlah
hunian 96 hunian dengan tingkat hunian 70 % dengan daftar tunggu sebanyak 35 %.
Gedung Rusunawa Cilacap dikelola oleh Unit pelaksana Teknis (UPT)
Rusunawa. UPT tersebut dibawah Dinas Cipta Karya Kabupaten Cilacap. UPT
bertanggungjawab untuk mengelola Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap secara
administrasi dan bisa menangani pemeliharaan teknis ringan pada Gedung tersebut.
a. Photo Eksisting Kompleks gedung Rusunawa Cilacap
Gambar 4.1. Photo Tampak Depan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 4.2. Photo Tampak Belakang Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
b. Lokasi Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.
Rusunawa Cilacap berada di Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap
Selatan Kabupaten Cilacap. Kompleks Gedung Rusunawa tersebut berbatasan
dengan Jalan Lingkar Selatan di sebelah Timur dan Selatan. Sebelah Utara
berbatasan langsung dengan Sungai Yasa sedangkan sebelah Barat berbatasan
dengan Kantor Perikanan Kelautan Cilacap.
Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap terdiri dari empat bangunan utama
yaitu Gedung A, Gedung B, Gedung C dan Gedung D. Dalam kompleks Gedung
Rusunawa selain bangunan utama juga terdapat bangunan penunjang berupa Rumah
Genset sebanyak 2 unit. Rumah Genset tersebut tiap unitnya direncanakan untuk
mengakomodir kebutuhan listrik cadangan untuk dua unit Bangunan Gedung
Rusunawa.
Gambar 4.3. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c. Fungsi Ruang
Fungsi ruang dari masing-masing gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.1.
sampai dengan Tabel 4.4.
Tabel 4.1. Fungsi Ruang Gedung A
No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)
1 Kantor Pengelola 1 40 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 280 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) - Total luas 1642
Tabel 4.2. Fungsi Ruang Gedung B
No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)
1 Kantor Pengelola 1 40 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 280 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) - Total luas 1642
Tabel 4.3. Fungsi Ruang Gedung C
No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)
1 Kantor Pengelola - - 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 120 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) 8 160 Total luas 1642
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 4.4. Fungsi Ruang Gedung D
No Fungsi Kegiatan Jumlah Luas (m2)
1 Kantor Pengelola - - 2 Hunian 48 960 3 Parkir 1 120 4 Selasar 3 162 5 Tangga 4 80 6 Ruang bersama 6 120 7 Ruang usaha (toko) 8 160 Total luas 1642
e. Data Umum
1) Nama Bangunan : Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap
2) Alamat / Lokasi : Jl. Lingkar Selatan, Kec. Cilacap Selatan,
Kab. Cilacap, Jawa tengah.
3) Fungsi : Rumah susun sederhana sewa bagi nelayan
dan buruh/masyarakat berpenghasilan rendah.
4) Luas Bangunan : 4buah x 1600 m2= 6400m2.
5) Jumlah Bangunan : 4 ( empat ) buah.
6) Jumlah Lantai : 4 ( empat ) lantai
7) Ketinggian masing-masing lantai ;
a. Tinggi lt.01 : 3.00 m’
b. Tinggi lt.02 : 3.00 m’
c. Tinggi lt.03 : 3.00 m’
d. Tinggi lt.04 : 3.60 m’
8) Struktur Bangunan ;
Merupakan struktur pracetak dengan sistem pemikul momen rangka kolom
dan balok, dengan spesifikasi sebagai berikut;
a. Pondasi : Tiang Pancang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Dimensi kolom : 30x40 cm2
c. Dimensi balok : 30x40 cm2
d. Dimensi balok : 30x50 cm2
e. Tebal plat lantai : 14 cm
f. Dinding : Batako
g. Atap : kuda-kuda beton
h. Penutup atap : genting multi roof
9) Jumlah hunian tiap gedung : 48 hunian.
10) Jumlah hunian total : 192 hunian.
11) Pemilik : Pemkab Cilacap
12) Th.Pembangunan : Tahun 2006-2008
4.2. Analisis Komponen Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa.
Komponen Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa dibuat dengan
mengacu pada Sertifikat Laik Fungsi Gedung (SLF) yang dikeluarkan oleh
Kementrian Pekerjaan Umum (Kementrian PU). Rusunawa memiliki karakteristik
tertentu dengan komponen yang khusus, sehingga perlu dibuat program yang khusus
untuk menilai keandalan bangunan gedung tersebut. Program Penilaian Keandalan
gedung Rusunawa dibuat dengan dasar komponen dari Form SLF, kemudian masing-
masing komponen yang ada dikaji untuk kemudian disesuaikan dengan eksisting
gedung Rusunawa.
Form Penilaian Keandalan Bangunan dalam SLF Gedung memiliki 5
Komponen yang dinilai meliputi; Arsitektur, Struktur Rangka beton dan dinding
pasangan, Utilitas dan proteksi kebakaran, Aksesibilitas, Tata bangunan dan
lingkungan. Kelima Komponen tersebut masing-masing telah memiliki bobot
tertentu sebagai tolak ukur keandalan bangunan gedung seperti yang ditunjukkan
dalam Lampiran LA-2.
Sebagai gedung dengan fungsi khusus maka Gedung Rusunawa memiliki
komponen-komponen tertentu yang sudah ditentukan dalam Daftar Uraian Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang sudah ditetapkan oleh Kementrian P.U dan berlaku sama untuk rencana 1000
tower yang tersebar di seluruh Indonesia. Dartar uraian Pekerjaan tersebut
ditunjukkan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Daftar Uraian Pekerjaan Gedung Rusunawa
no Jenis Pekerjaan Sub Pekerjaan
1 Pekerjaan Persiapan, Prasarana
dan Penunjang
2 Pekerjaan Struktur a) Pekerjaan pondasi
b) Pekerjaan lantai dasar
c) Pekerjaan lantai satu
d) Pekerjaan lantai dua
e) Pekerjaan lantai tiga
f) Pekerjaan ringbalk, enterance dan atap
g) Pekerjaan rooftank
h) Pekerjaan konstruksi atap
3 Pekerjaan Arsitektur;
a) Pekerjaanpasangan dan plesteran
b) Pekerjaan penutup lantai dan
watterprofing
c) Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
d) Pekerjaan sanitair
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
e) Pekerjaan plafond
f) Pekerjaan enutup atap
g) Pekerjaan pengecatan
4 Pekerjaan Mekanikal &
Elektrikal;
a) Pekerjaan air kotor dan bekas
b) Pekerjaan air bersih
c) Pekerjaan hidrant
d) Pekerjaan penangkal petir
e) Pekerjaan listrik
f) Pekerjaan fire alarm
5 Pekerjaan Luar Bangunan;
a) Pekerjaan pematangan tanah
b) Pekerjaan saluran keliling bangunan
c) Pekerjaan groundtank
Berdasar komponen dalam Form SLF Gedung dan Tabel Daftar Uraian
Pekerjaan Gedung Rusunawa dapat diketahuai kesesuaian dari masing-masing
elemen yang dapat dinilai keandalanya.
Analisis dilakukan pada masing-masing sub komponen penilai yaitu ;
Analisis pada Komponen Arsitektural, Komponen Struktural, Komponen Utilitas dan
Proteksi Kabakaran, Komponen Utilitas serta Komponen Tata Bangunan dan
Lingkungan. Analisis dilakukan dengan membandingkan Komponen yang terdapat
pada Form SLF Gedung dengan komponen yang terdapat pada Bangunan Gedung
Rusunawa. Perbandingan tersebut akan menunjukkan komponen penilaian serta
pembobotan yang sesuai dengan kondisi Gedung Rusunawa.
Apabila komponen dalam Form SLF sesuai dengan kondisi Gedung
Rusunawa, maka tidak perlu dilakukan pembobotan ulang. Bobot yang digunakan
pada penilaian gedung Rusunawa dapat langsung menggunakan bobot yang telah ada
dalam Form SLF Gedung.
Apabila komponen dalam Form SLF tidak sesuai dengan kondisi Gedung
Rusunawa maka dilakukan pembobotan ulang. Pembobotan ulang dilakukan dengan
mendistribusikan bobot sub komponen secara proporsional.
4.2.1. Analisis Komponen Arsitektural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Komponen arsitektural dalam Form SLF meliputi Ruang Dalam dan Ruang
Luar. Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %.
Ruang Dalam pada bangunan gedung Rusunawa meliputi ruang-ruang
hunian/sewa. Sedangkan Ruang luar meliputi; selasar, zona publik.
a. Ruang Dalam (80%)
Gedung Rusunawa merupakan bangunan fungsi khusus, dimana fungsi utama
bangunan adalah sebagai tempat hunian dengan karakteristik utama adalah kamar-
kamar sewa. Penilaian pada Komponen ruang dalam khusus untuk Gedung
Rusunawa disesuaikan dengan komponen di dalam fungsi utama yang meliputi ruang
utama, ruang dapur dan toilet.
Tabel 4.6. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang Dalam.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Kesesuaian penggunaan fungsi 15 √
2 Pelapis muka lantai 10 √
3 Plesteran lantai 10 √
4 Pelapis muka dinding (cat) 10 √
5 Plesteran dinding 10 √
6 Pintu/Jendela 15 √
7 Pelapis muka langit-langit 10 √
Hunian pada Gedung Rusunawa pada rencana maupun pelaksanaan bangunan
menggunakan batako ekspose tanpa plesteran dan langit-langit ekspose tanpa pelapis
sehingga komponen yang terdapat dalam SLF Gedung tidak sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
komponen yang terdapat dalam Gedung Rusunawa sehingga pembobotan ulang perlu
dilakukan.
Pembobotan Ulang
Bobot baru = Bobot lama + ሰpmp疟 㜠泞奴 ᄄne奴 ㈈ ሰpmp疟 ᄸeᴄe ᄄᴄᄸe贃 ሰpmp疟 疟p疟eᄸ能ሰpmp疟 鸟泞奴 ᄄne奴
1. Kesesuaian Penggunaan Fungsi
= 15 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원Ǵ馁7能원7能원7
= 15 + 5
= 20
2. Pelapis muka Lantai
=10 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원7馁7能원7能원7
=10 + 3,3
=13,3
3. Plesteran Lantai
=10 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원7馁7能원7能원7
=10 + 3,3
=13,3
4. Pelapis muka Dinding (cat)
=10 + 弰원7嫩원7邹 ㈈원7馁7能원7能원7
=10 + 3,4
=13,4
5. Pintu / Jendela
= 15 +弰원7嫩원7邹 ㈈원Ǵ馁7能원7能원7
= 15 + 5
= 20
Jumlah total bobot baru = 20 + 13,3+ 13,3 +13,4 +20
= 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4.7. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Dalam (80%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Kesesuaian penggunaan fungsi 20
2 Pelapis muka lantai 13,3
3 Plesteran lantai 13,3
4 Pelapis muka dinding (cat) 13,4
5 Pintu/Jendela 20
jumlah 80
b. Ruang Luar (20%)
Tabel 4.8. Analisis Kesesuaian Komponen Arsitektural Sub Komponen Ruang Luar.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Penutup atap 10 √
2 Pelapis muka dinding luar 2.5 √
3 Plesteran muka lantai luar 3 √
4 Plesteran lantai luar 2.5 √
5 Pelapis muka langit-langit luar 2 √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Pelapis
muka langit-langit luar tidak sesuai dengan kondisi gedung, karena gedung
Rusunawa menggunakan sistem langit-langit ekspose tanpa pelapis. Berdasar analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
yang sudah dilakukan maka untuk Komponen Ruang Dalam keseluruhan komponen
belum sesuai dengan Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.
Pembobotan Ulang :
1. Penutup atas
= 10 + 挠 ㈈원7挠7能挠
= 10 + 1,1
= 11,1
2. Pelapis muka dinding luar.
= 2,5 + 挠 ㈈ 挠,Ǵ挠7能挠
= 2,5 + 0,28
= 2,78
3. Plesteran muka lantai luar
= 3 + 挠 ㈈ 脑挠7能挠
= 3 + 0,34
= 3,34
4. Plesteran lantai luar
= 2,5 + 挠 ㈈ 挠,Ǵ挠7能挠
= 2,5 + 0,28
= 2,78
Jumlah total bobot baru = 11,1 + 2,78 + 3,34 +2,78
= 20
Tabel 4.9. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Penutup atap 11,1
2 Pelapis muka dinding luar 2,78
3 Plesteran muka lantai luar 3,34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4 Plesteran lantai luar 2,78
jumlah 20
4.2.2. Komponen Struktur (Struktur Dinding Pasangan dan beton pracetak).
a. Struktur Bawah
Tabel 4.10. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Bawah.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok
Pondasi
25 √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang
sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Bawah keseluruhan komponen
sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan ulang.
Tabel 4.11. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Bawah (25%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi 25
jumlah 25
b. Struktur Atas
Tabel 4.12. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Atas.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Dinding Pasangan Bata/Batako 30 √
2 Kolom/balok praktis 20 √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3 Slab lantai 4.5 √
4 Slab atap 0.5 √
5 Rangka atap, ikatan angin, gording 5 √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Komponen Slab Atap
tidak sesuai dengan kondisi gedung. Berdasar analisis yang sudah dilakukan maka
untuk Komponen Struktural sub komponen Struktur Pelengkap belum sesuai dengan
Form SLF sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.
Pembobotan Ulang ;
1. Dinding Pasangan Bata/Batako
= 30 + 7,Ǵ ㈈脑7㱈7能7,Ǵ
= 30 + 0,25
= 30,25
2. Kolom dan Balok praktis
= 20 + 7,Ǵ ㈈挠7㱈7能7,Ǵ
= 20 + 0,17
= 20,17
3. Slab lantai
= 4,5 + 7,Ǵ ㈈恼,Ǵ㱈7能7,Ǵ
= 4,5 + 0,038
= 4,538
4. Rangka atap, ikatan angin, gording
= 5 + 7,Ǵ ㈈Ǵ㱈7能7,Ǵ
= 5 + 0,042
= 5,042
Jumlah total bobot baru = 30,25 + 20,17 + 4,538 + 5,042 = 60
Tabel 4.13. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Atas (60%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Dinding Pasangan Bata/Batako 30,25
2 Kolom/balok praktis 20,17
3 Slab lantai 4,538
4 Rangka atap,ikatan angin, gording 5,042
jumlah 60
c. Struktur pelengkap
Tabel 4.14. Analisis Kesesuaian Komponen Struktur Sub Komponen Struktur Pelengkap.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Rangka langit-langit 3 √
2 Penutup langit-langit 2 √
3 tangga 6 √
4 Lantai bawah 4 √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang
sudah dilakukan maka untuk sub Komponen Struktur Pelengkap keseluruhan
komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan pembobotan
ulang.
Tabel 4.15. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Struktural Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Rangka langit-langit 3
2 Penutup langit-langit 2
3 tangga 6
4 Lantai bawah 4
jumlah 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4.2.4. Komponen Utilitas
Tabel 4.16. Analisis Kesesuaian Komponen Utilitas.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 20 √
2 Transportasi Vertikal 15 √
3 Plambing 15 √
4 Instalasi Listrik 20 √
5 Tata Udara/AC 15 √
6 Instalasi Penangkal Petir 5 √
7 Instalasi Komunikasi 10 √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Berdasar data
pekerjaan dan kondisi lapangan hunian pada gedung Rusunawa pada umumnya tidak
terdapat Tata Udara/AC dan Instalasi Komunikasi , dan Transportasi Vertikal(Lift)
sehingga dengan perbedaan komponen tersebut maka perlu dilakukan pembobotan
ulang pada Komponen Utilitas.
Pembobotan Ulang :
1. Instalasi Pencegahan Kebakaran
= 20 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ 挠7원77能원Ǵ能원7能원Ǵ
= 20 + 13,4
= 33,4
2. Plumbing
= 15 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ 원Ǵ원77能원Ǵ能원7能원Ǵ
= 15 + 10
= 25
3. Instalasi Listrik
= 20 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ 挠7원77能원Ǵ能원7能원Ǵ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
= 20 + 13,4
= 33,4
4. Instalasi Penangkal Petir
= 5 + 弰 원Ǵ嫩원7嫩원Ǵ邹 ㈈ Ǵ원77能원Ǵ能원7能원Ǵ
= 5 + 3,2
= 8,2
Tabel 4.17. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas ( 100%)
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 33,4
2 Plambing 25
3 Instalasi Listrik 33,4
4 Instalasi Penangkal Petir 8,2
jumlah 100
Penilaian Keandalan pada form Utilitas bangunan berdasar pada kondisi
kefungsian komponen Utilitas yang ditunnjukkan dalam Tabel Kondisi Kefungsian
Komponen Utilitas.
Tabel 4.18. Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
1.Instalasi Pencegahan Kebakaran
Pembobotan (dalam %)
1.1 Sist.Alarm Kebak. berfungsi baik/kurang/tidak berfungsi
20
1.2 Sprinkler, berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi 20
1.3 Gas pemadam, berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi
20
1.4 Hidran, kapasitas …………. % 20
1.5 Tabung PAR ……………….% 20
jumlah 100
2.A.Plumbing Air Bersih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2A.1 Supply Air PAM kapasitas ….. % 5
2A.2 Tangki Air Kapasitas ……. % 6
2A.3 Kapasitas Pompa Air …… % 6
2A.4 Kran kondisi ……… % 5
Bag. Komp. Util. lain baik/ kurang/tidak berfungsi
28
2B.1 Kloset kondisi baik ……. % 7
2B.2 Saluran kondisi baik …… % 6
2B.3 Pipa Air hujan kondisi baik ….. % 6
2B.4 Bag. Komp. Util. Sisa lain baik/kurang/tidak berfungsi
31
jumlah 100
3.Instalasi Listrik 3.1 Kabel-kabel kondisi …. % 7 3.2 Lampu-lampu TL kondisi baik …. % 7 3.3 Bag. Komp. Lain baik/ kurang/tidak berfungsi 36 3.4 GENSET, kondisi …. % Bag. Pelengkap kondisi baik/kurang/tidak
berfungsi 50
jumlah 100
No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
4.Instalasi Proteksi Petir
Pembobotan (dalam %)
4.1 Eksternal : berfungsi baik/kurang/tidak berfungsi 50 4.2 Internal : Berfungsi baik/ kurang/tidak berfungsi 50 jumlah 100
4.2.4. Analisis Aksesibilitas Bangunan
Tabel 4.19. Analisis Kesesuaian Komponen Aksesibilitas.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Ukuran Dasar Ruang 15 √
2 Jalur Pedestrian & RAM 15 √
3 Area Parkir 15 √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 10 √
5 Toilet 20 √
6 Pintu 15 √
7 Lift Aksesibilitas 10 √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa. Lift Aksesibilitas
merupakan persyaratan bangunan gedung >5lt, dalam Bangunan Gedung Rusunawa
Lift ksesibilitas belum dipersyaratkan, sehingga perlu dilakukan pembobotan ulang.
Pembobotan Ulang :
1. Ukuran Dasar Ruang
= 15 +원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7
= 15 + 1,7
= 16,7
2. Jalur Pedestrian & RAM
= 15 + 원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7
= 15 + 1,7
= 16,7
3. Area Parkir
= 15 + 원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7
= 15 + 1,7
= 16,7
4. Perlengkapan & Peralatan Kontrol
= 10 + 원7 ㈈ 원7원77能원7
= 10 + 1,1
= 11,1
5. Toilet
= 20 + 원7 ㈈ 挠7원77能원7
= 20 + 2,2
= 22,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
6. Ukuran Dasar Ruang
= 15 + 원7 ㈈ 원Ǵ원77能원7
= 15 + 1,7
= 16,7
Tabel 4.20. Hasil Pembobotan Ulang Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
Komponen Aksesibilitas ( 100%).
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Ukuran Dasar Ruang 16,7
2 Jalur Pedestrian & RAM 16,7
3 Area Parkir 16,7
4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 11,1
5 Toilet 22,2
6 Pintu 16,7
jumlah 100
Penilaian Keandalan pada form Aksesibilitas bangunan berdasar pada kondisi
kefungsian komponen Assesibilitas dalam Tabel Kondisi Kefungsian Komponen
Aksesibilitas.
Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas.
No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas 1.Ukuran dasar Ruang
Pembobotan (dalam %)
1.1 Ukuan dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan, kemudahan, kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung
100,00
jumlah 100 2.Jalur Pedestrian & RAM 2.1 Jalur pedestrian (Ada/Tidak) 20 2.2 Kondisi permukaan Stabil 2 Kuat 2 Tahan terhadap cuaca 2 Bertekstur halus tapi tidak licin 2 Ukuran sesuai dengan ketentuan, 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
120 cm (jalur searah) dan 160 cm (jalur dua arah) Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan benda-
benda yang menghalangi 2
Kemiringan pedestrian maksimum 1:8 2 Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal
120 cm 2
Pencahayaan cukup terang 2 2.3 Drainase jalur pedestrian (Ada/Tidak) 5 Kedalaman kurang dari 1,5 cm 1 Mudah dibersihkan 1 Perletakan tidak jauh dari tepi ram 1 2.4 Tepi pengaman/kanstin/low curb (Ada/Tidak) 5 120 cm untuk jalur searah atau 160 cm untuk jalur dua arah 2 2.5 Jalur Pemandu (Ada/Tidak) 5 Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen
30 tahun 2006 2
Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan 2 2.6 RAM (Ada/Tidak)
-Dalam bangunan -Luar Bangunan
20
Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8
2
Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan). No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
Pembobotan (dalam %)
Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10
2
Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada malam hari
2
Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm
2
Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman) 2 Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm 2 Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak
kursi roda 2
Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga tidak licin
2
Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm 2 Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau
perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8 2
2 Jumlah 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3.Area Parkir 3.1 Fasilitas parkir kendaraan (Ada/Tidak) 40 Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari
bangunan/fasilitas yang dituju 2
Ditempatkan dekat jalur pedestrian 2 Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya 2 Diberi penandaan khusus 2 Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju
fasilitas lainnya 2
Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir tunggal dan 620 cm untuk parkir ganda 2
Jumlah 3.1. 52 3.Area Parkir 3.2 Daerah Menaik-Turunkan Penumpang (Ada/Tidak) 40 Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang
darI jalan/jalur lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang minimal 600 cm
2
Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang cacat 2
Kemiringan maksimal adalah 1 : 11 2 Diberi penandaan khusus 2 Jumlah 3.2 48 Jumlah 3.1 + 3.2 100
Tabel 4.21. Kefungsian Komponen Aksesibilitas (Lanjutan).
No Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas 4.Perlengkapan dan Peralatan kontrol
Pembobotan (dalam %)
4.1 Perlengkapan & peralatan kontrol (Ada/Tidak) 40 Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada
pada posisi yang mudah dijangkau 5
Rambu aksesibilitas 5 4.2 Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak) 40 Peringatan berbentuk suara 1 Peringatan berbentuk visual 5 Peringatan berbentuk getaran 4 jumlah 100 Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas
5.Toilet
5.1 Toilet aksesibilitas ( Ada/Tidak) 60 Dilengkapi rambu 5 Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm 5 Terdapat handrail 5 Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh
penca 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Bahan lantai tidak licin 5 Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika
kondisi darurat 5
Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau 5 Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi 5 jumlah 100 6.Pintu 6.1 Pintu Aksesibilitas (Ada/Tidak) 60 Mudah dibuka oleh penyandang cacat Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm,
khusus rumah sakit wajib min 90 cm 10
Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau perbedaan ketinggian lantai 20
Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau mempunyai tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu otomatis
5
jumlah 100
4.2.5. Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan
Tabel 4.22. Analisis Kesesuaian Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan.
No Form SLF Bangunan Gedung Pembobotan Kesesuaian Komponen Rusunawa Sesuai Tidak
sesuai 1 Kesesuaian KDB 40 √ 2 Kesesuaian KLB 40 √ 3 Kesesuaian GSB 20 √
Analisis dilakukan dengan membandingkan komponen yang ada dalam Form
SLF dengan Komponen dalam pekerjaan Gedung Rusunawa . Berdasar analisis yang
sudah dilakukan maka untuk Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan
keseluruhan komponen sesuai dengan Form SLF sehingga tidak perlu dilakukan
pembobotan ulang.
Tabel 4.23. Hasil Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan (100%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
No Form Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa Pembobotan (dalam %)
1 Kesesuaian KDB 40
2 Kesesuaian KLB 40
3 Kesesuaian GSB 20
jumlah 100
4.2.5. Hasil Analisis Pembobotan Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa sub komponen yang
terdapat pada SLF Gedung tidak terdapat pada Gedung Rusunawa. Perbedaan sub
komponen tersebut menyebabkan perbedaan pembobotan sub komponen. Perbedaan
Pembobotan dalam SLF Gedung dengan Pembobotan Gedung Rusunawa dapat
dilihat dalam Tabel 4.24 dan Tabel 4.25.
Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung.
Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Arsitektur (10%)
Ruang dalam 1 Kesesuaian penggunaan fungsi 1,5 2 Pelapis muka lantai 1 3 Plesteran lantai 1 4 Pelapis muka dinding (cat) 1 5 Plesteran dinding 1 6 Pintu/Jendela 1,5 7 Pelapis muka langit-langit 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Ruang luar 1 Penutup atap 1 2 Pelapis muka dinding luar 0,25 3 Plesteran muka lantai luar 0,3 4 Plesteran lantai luar 0,25 5 Pelapis muka langit-langit luar 0,2 Struktur (30%)
Struktur bawah 1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi 7,5
Struktur atas 1 Dinding Pasangan Bata/Batako 9 2 Kolom/balok praktis 6 3 Slab lantai 1,35 4 Slab atap 0,15 5 Rangka atap, ikatan angin, gording 1,5 Struktur pelengkap 1 Rangka langit-langit 0,9 2 Penutup langit-langit 0,6 3 tangga 1,8 4 Lantai bawah 1,2 Utilitas (50%) 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 10 2 Transportasi Vertikal 7,5 3 Plambing 7,5 4 Instalasi Listrik 10 5 Tata Udara/AC 7,5 6 Instalasi Penangkal Petir 2,5 7 Instalasi Komunikasi 5 Tabel 4.24.Pembobotan Total Nilai Keandalan SLF Gedung (Lanjutan).
Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Aksesibilitas (5%) 1 Ukuran Dasar Ruang 0,75 2 Jalur Pedestrian & RAM 0,75 3 Area Parkir 0,75 4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 0,5 5 Toilet 1 6 Pintu 0,75 7 Lift Aksesibilitas 0,5 Tata Bangunan & Lingkungan (5%)
1 Kesesuaian KDB 2 2 Kesesuaian KLB 2 3 Kesesuaian GSB 1 jumlah 100
Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa.
Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Arsitektur (10%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Ruang dalam 1 Kesesuaian penggunaan fungsi 2 2 Pelapis muka lantai 1,33 3 Plesteran lantai 1,33 4 Pelapis muka dinding (cat) 1,34 5 Pintu/Jendela 2
Ruang luar 1 Penutup atap 1,11 2 Pelapis muka dinding luar 0,278 3 Pelapis muka lantai luar 0,334 4 Plesteran lantai luar 0,278 Struktur (30%)
Struktur bawah 1 Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi
7,5
Struktur atas 1 Dinding Pasangan Bata/Batako 9,075 2 Kolom/balok praktis 6,05 3 Slab lantai 1,36 4 Rangka atap,ikatan angin, gording 1,515 Struktur pelengkap 1 Rangka langit-langit 0,9 2 Penutup langit-langit 0,6 3 tangga 1,8 4 Lantai bawah 1,2 Utilitas (50%) 1 Instalasi Pencegahan Kebakaran 16,7 2 Plambing 12,5 3 Instalasi Listrik 16,7 4 Instalasi Penangkal Petir 4,1 Tabel 4.25. Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
Komponen No Sub Komponen Pembobotan (%) Aksesibilitas (5%) 1 Ukuran Dasar Ruang 0,835 2 Jalur Pedestrian & RAM 0,835 3 Area Parkir 0,835 4 Perlengkapan & Peralatan Kontrol 0,555 5 Toilet 1,11 6 Pintu 0,835 Tata Bangunan & Lingkungan (5%)
1 Kesesuaian KDB 2 2 Kesesuaian KLB 2 3 Kesesuaian GSB 1 jumlah 100
Dari tabel 4.24 dan Tabel 4.25 diketahui perbedaan sub komponen meliputi
sub komponen yang berada di dalam komponen; Arsitektural, Struktural dan Utilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Sub komponen yang berada di dalam Komponen Aksesibilitas maupun Tata Ruang
dan Bangunan antara SLF Gedung dengan SLF Rusunawa tidak mengalami
perubahan.Perbedaan sub komponen penyusun gedung tersebut dikarenakan
perbedaan spesifikasi teknis rencana Rusunawa dengan SLF Gedung.
Dari Tabel Hasil Pembobotan Total Nilai Keandalan Gedung Rusunawa
dibuat grafik ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Grafik menggambarkan nilai bobot
masing-masing sub komponen terhadap bobot total. Dari grafik ditunjukkan bahwa
nilai tertinggi dipengaruhi faktor Utilitas. Sub Komponen Utilitas yang paling
berpengaruh dalam penilaian adalah Instalasi Listrik ( 16,7 %), Instalasi Pencegahan
Kebakaran (16,7%) dan Plumbing (12,5 %).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 4.4. Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
0 5 10 15 20
Kesesuaian penggunaan fungsi
Pelapis muka lantaiPlesteran lantai
Pelapis muka dinding (cat)Pintu/Jendela
Penutup atapPelapis muka dinding luar
Plesteran muka lantai luarPlesteran lantai luar
Pondasi, Kepala Pondasi, Balok …Dinding Pasangan Bata/Batako
Kolom/balok praktisSlab lantai
Rangka atap,ikatan angin, gordingRangka langit-langit
Penutup langit-langittangga
Lantai bawah
Instalasi Pencegahan KebakaranPlambing
Instalasi ListrikInstalasi Penangkal Petir
Ukuran Dasar RuangJalur Pedestrian & RAM
Area ParkirPerlengkapan & Peralatan Kontrol
Toilet Pintu
Kesesuaian KDBKesesuaian KLB
Kesesuaian GSB
Grafik Pembobotan Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa
bobot (%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4.2.6. Analisis Evaluasi SLF gedung.
SLF Gedung digunakan sebagai acuan dasar dalam analisis penentuan
komponen dan dasar pembobotan. Dalam analisis ditemukan beberapa evaluasi dan
kritisi untuk Form maupun Program SLF Gedung.
Beberapa evaluasi dan kritisi tersebut antara lain;
1. Program SLF Gedung masih perlu koreksi dan penyempurnaan. Terdapat
ketidak konsekuennya tulisan penilaian pada Komponen Aksesibilitas
Bangunan Gedung. Hal tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.26 sampai
dengan Tabel 4.29.
Tabel 4.26. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung).
Andal Kurang Andal Tidak Andal
99-100 90<99 <90
Tabel 4.27. Nilai Keandalan Sub Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas Gedung).
Andal Kurang Andal Tidak Andal
96-100 75<95 <75
Tabel 4.28. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas (File Aksesibilitas Gedung).
Andal Kurang Andal Tidak Andal
96-100 75<95 <75
Setelah dianalisis formula penilaian SLF Gedung, maka diketahui
bahwa pada Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung)
KomponenAksesibilitas, seharusnya seperti pada tabel 4.29.
Tabel 4.29. Nilai Keandalan Komponen Aksesibilitas Total (File SLF Gedung).
Andal Kurang Andal Tidak Andal
96-100 75<95 <75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Pada SLF Gedung file-file belum terhubung (hyperlink) dengan sistematis.
Hal tersebut membuat pengguna program SLF Gedung menjadi kesulitan.
3. Pada Program SLF Gedung hanya terdapat lembar saran untuk pemeliharaan
gedung. SLF Gedung belum memiliki Sistem Perawatan dan Perbaikan untuk
tiap komponen yang diperiksa. Jika hanya terdapat lembar saran, maka
petunjuk mengenai pemeliharaan bangunan yang harus dilakukan akan sangat
subyektif. Pemberian saran Pemeliharaan dan Perawatan bangunan akan
sangat tergantung pada tingkat pemahaman dan pendidikan pemeriksa.
4. Diperlukan Sistem Perawatan dan Perbaikan Gedung yang jelas demi
keberlangsungan bangunan. Sistem diharapkan dapat memudahkan pengelola
dan pemilik gedung dalam melakukan tindakan selanjutnya. Sistem
Perawatan dan Perbaikan tersebut juga akan lebih memudahkan pemeriksa
dalam memberikan saran yang tepat bagi pemilik gedung.
4.3. Analisis Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
Analisis sistem pemeliharaan gedung Rusunawa disusun berdasar hasil
komponen yang sudah dianalisis sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi
Analisis Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas, Aksesibilitas serta Tata Ruang
dan Bangunan.
4.3.1. Analisis Komponen Arsitektural
Komponen arsitektural dalam Form meliputi Ruang Dalam dan Ruang Luar.
Ruang dalam memiliki bobot 80% sedangkan ruang luar 20 %.
a. Ruang Dalam (80%)
1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL
1.1.KOMPONEN : RUANG DALAM
Keterangan : A : Andal, kondisi (85%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%) TA: Tidak Andal, kondisi (<75%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.30. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Dalam (80%).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
1.1.1. SUB KOMPONEN: Kesesuaian Penggunaan fungsi A Sesuai Fungsi Tidak ada 1.1.1.a
KA Masih sesuai dengan fungsi Penyesuaian ringan 1.1.1.b
TA Tidak sesuai dengan fungsi Penyesuaian berat 1.1.1.c
1.1.2. SUB KOMPONEN: Pelapis Muka Lantai A Baik Pemeliharaan rutin 1.1.2.a
KA Retak rambut Mengganti Pelapis lantai yg retak
1.1.2.b
TA Belah, pecah Mengganti Pelapis lantai yg belah/pecah
1.1.2.c
1.1.3. SUB KOMPONEN: Plesteran Lantai A Baik Pemeliharaan rutin 1.1.3.a
KA Retak rambut Perbaikan ringan 1.1.3.b
TA Retak, belah, pecah Perbaikan berat 1.1.3.c
1.1.4. SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding A Baik Pemeliharaan rutin 1.1.4.a
KA Buram, terkelupas <10% Perbaikan ringan 1.1.4.b
TA Hilang, tidak tampak Perbaikan berat 1.1.4.c
1.1.5. SUB KOMPONEN: Pintu/Jendela A Berfungsi baik Pemeliharaan rutin 1.1.5.a
KA Masih berfungsi Dilakukan perbaikan/penggantian pd elemen yg rusak.
1.1.5.b
TA Tidak berfungsi Penggantian Pintu/Jendela yg tdk berfungsi.
1.1.5.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b. Ruang Luar (20%)
1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTURAL
1.1.KOMPONEN : RUANG LUAR
Keterangan :
A : Andal, kondisi (85%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (75%-<85%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<75%)
Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
1.2.1.SUB KOMPONEN: Penutup Atap A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.1.a
KA Berlubang Mengganti bagian yang berlubang.
1.2.1.b
TA Berlubang, hancur Mengganti bagian yg berlubang dan hancur.
1.2.1.c
1.2.2.SUB KOMPONEN: Pelapis muka dinding luar (cat). A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.2.a
KA Buram <50% Pengecatan ulang; 1x cat finishing;sesuai warna semula.
1.2.2.b
TA Buram ≥50% Pengecatan ulang; 1x cat dasar, 2x cat finishing.
1.2.2.c
1.2.3.SUB KOMPONEN: Pelapis muka lantai luar (paving). A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.3.a
KA Aus, bergelombang,kasar Perbaikan ringan 1.2.3.b
TA Terbelah,pecah,lepas Perbaikan berat 1.2.3.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 4.31. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur Sub.Komponen Ruang Luar (20%) (Lanjutan).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
1.2.4.SUB KOMPONEN: Plesteran lantai luar. A Baik Pemeliharaan rutin 1.2.4.a
KA Retak,terkelupas,berlubang<5%
Perbaikan ringan 1.2.4.b
TA Terbelah,pecah,terkelupas Perbaikan berat 1.2.4.c
4.3.2. Analisis Komponen Struktural
Komponen Struktural dalam Form meliputi Struktur Bawah (25%), Struktur
Atas(60%), dan Struktur Pelengkap (15%).
a. Struktur Bawah (25%)
2. KELOMPOK KOMPONEN : STRUKTURAL
2.1.KOMPONEN : STRUKTUR BAWAH
Keterangan : A : Andal, kondisi (95%-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)
Tabel 4.32. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Bawah (25%).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
2.1.1.SUB KOMPONEN: Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi. A Kuat, kaku, stabil. Pemeliharaan rutin 2.1.1.a
KA Kuat, kurang kaku, stabil. Perkuatan pondasi 2.1.1.b
TA Tidak stabil, retak, tidak kuat, pecah.
Perbaikan dan perkuatan pondasi
2.1.1.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2.2.KOMPONEN : STRUKTUR ATAS
Keterangan :
A : Andal, kondisi (95%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)
Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Atas (60%).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
2.2.1.SUB KOMPONEN : Dinding Pasangan A Bahan/dimensi OK Bebas
retak, stabil
Tidak ada. 2.2.1.a
KA Kuat, kaku, retak, lentur kecil
Perbaikan ringan pada dinding.
2.2.1.b
TA Kurang kuat, retak diagonal/ melintang
Perbaikan berat pada dinding.
2.2.1.c
2.2.2.SUB KOMPONEN : Kolom, Balok praktis A Kuat, Kaku, berfungsi baik
Pemeliharaan rutin 2.2.2.a
KA Kuat, kurang kaku, fungsi baik
Perkuatan kekakuan kolom, balok.
2.2.2.b
TA Kurang kuat/kaku, kurang stabil
Perbaikan dan perkuatan kolom, balok.
2.2.2.c
2.2.3.SUB KOMPONEN : Slab lantai A Kuat, kaku, bebas retak,
rata
Pemeliharaan rutin. 2.2.3.a
KA Kuat, kurang kaku, retak halus/bocor
Perkuatan kekakuan slab lantai.
2.2.3.b
TA Retak, bocor, tidak dapat dipakai
Perbaikan dan perkuatan slab lantai.
2.2.3.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 4.33. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Atas (60%) (Lanjutan).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
2.2.4SUB KOMPONEN : Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording. A Rangka dan tumpuan kuat,
kaku, stabil Pemeliharaan rutin. 2.2.4.a
KA Kuat, kurang kaku, awet, ada lendut
Perbaikan ringan 2.2.4.b
TA Lendut, lapuk, pecah, kropos/ karat
Perbaikan berat 2.2.4.c
2.3.KOMPONEN : STRUKTUR PELENGKAP
Keterangan :
A : Andal, kondisi (95%-100%)
KA: Kurang Andal, kondisi (85%-<95%)
TA: Tidak Andal, kondisi (<85%)
Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
2.3.1. SUB KOMPONEN : Rangka Langit-Langit. A Kuat, kaku, rata. Pemeliharaan rutin 2.3.1.a
KA Kuat, kaku, kurang rata
Perbaikan ringan 2.3.1.b
TA Lendut, lapuk, pecah, tidak rata
Perbaikan berat 2.3.1.c
2.3.2. SUB KOMPONEN : Penutup Langit-Langit. A Bahan/dimensi OK, rata,
kuat
Pemeliharaan rutin 2.3.2.a
KA Rata, kurang mulus, ada retak
Perbaikan ringan. 2.3.2.b
TA Kusam dan retak.rusak tak berfungsi
Perbaikan berat. 2.3.2.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.34. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur Sub.Komponen Struktur Pelengkap (15%) (Lampiran).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
2.3.3.SUB KOMPONEN : Tangga
A Kuat, Kaku, berfungsi baik Pemeliharaan rutin 2.3.3.a
KA Kuat, kurang kaku, fungsi baik
Perkuatan kekakuan tangga.
2.3.3.b
TA Kurang kuat/kaku, kurang stabil
Perbaikan dan perkuatan tangga.
2.3.3.c
2.3.4.SUB KOMPONEN : lantai bawah.
A Kuat, rata, padat, kedap air
Pemeliharaan rutin 2.3.3.a
KA Rata, padat, kedap air, retak-retak
Perbaikan ringan. 2.3.3.b
TA Retak, basah, amblas, tidak rata
Perbaikan berat. 2.3.3.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
4.3.3. Analisis Komponen Utilitas dan Proteksi Kebakaran
1. KELOMPOK KOMPONEN : UTILITAS
Keterangan : A : Andal, kondisi (100%) KA: Kurang Andal, kondisi (95%-<100%) TA: Tidak Andal, kondisi (<95%)
Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas.
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
3.1.SUB KOMPONEN : Instalasi Pencegahan Kebakaran. A Baik , Berfungsi normal
100% Pemeliharaan rutin 3.1.a
KA Baik, Berfungsi 95%-<100%
Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal
3.1.b
TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%
Perbaikan dan reparasi berat pada Instalasi Pencegah kebakaran, penggantian elemen yg rusak sehingga bisa berfungsi normal
3.1.c
3.2.SUB KOMPONEN : Plumbing A Baik , Berfungsi normal
100% Pemeliharaan rutin. 3.2.a
KA Baik, Berfungsi 95%-<100%
Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal
3.2.b
TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%
Perbaikan dan reparasi, penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal
3.2.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 4.35. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas (Lampiran).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
3.3.SUB KOMPONEN : Instalasi Listrik. A Baik , Berfungsi normal
100% Pemeliharaan rutin 3.3.a
KA Baik, Berfungsi 95%-<100%
Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal
3.3.b
TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%
Perbaikan dan reparasi, penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal
3.3.c
3.4.SUB KOMPONEN : Instalasi Penangkal Petir. A Baik , Berfungsi normal
100% Pemeliharaan rutin 3.4.a
KA Baik, Berfungsi 95%-<100%
Perbaikan pada elemen yg rusak/tdk berfungsi normal
3.4.b
TA Kurang baik, kurang berfungsi, kondisi<95%
Perbaikan dan reparasi, penggantian pada elemen yang rusak sehingga bisa berfungsi normal
3.4.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
4.3.4. Analisis Komponen Aksesibilitas Bangunan gedung
4.KELOMPOK KOMPONEN : AKSESIBILITAS
Keterangan : A : Andal, kondisi (95%>-100%) KA: Kurang Andal, kondisi (75%-=<95%) TA: Tidak Andal, kondisi (=<75%)
Tabel 4.36. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas.
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
4.1.SUB KOMPONEN : Ukuran dasar ruang.
A Memenuhi Tidak ada 4.1.a
KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas penunjang,sehingga fungsi bisa tercapai.
4.1.b
TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas penunjang,sehingga fungsi bisa tercapai.
4.1.c
4.2.SUB KOMPONEN : Jalur Pedestrian dan RAM. A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.2.a
KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Jalur pedestrian dan RAM
4.2.b
TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Jalur pedestrian dan RAM
4.2.c
4.3.SUB KOMPONEN : Area Parkir A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.3.a
KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Area parkir
4.3.b
TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Area parkir
4.3.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel 4.36. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas (Lanjutan).
Tingkat Keandalan
Identifikasi Keandalan Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tindakan Kode
4.4.SUB KOMPONEN : Perlengkapan dan Peralatan Kontrol A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.4.a
KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Perlengkapan dan Peralatan Kontrol
4.4.b
TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Perlengkapan dan Peralatan Kontrol
4.4.c
4.5.SUB KOMPONEN : Toilet A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.5.a
KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Toilet Aksesibilitas
4.5.b
TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Toilet Aksesibilitas
4.5.c
4.6.SUB KOMPONEN : Pintu A Memenuhi Pemeliharaan rutin 4.6.a
KA Kurang Memenuhi Perbaikan fasilitas Pintu Aksesibilitas
4.6.b
TA Tidak Memenuhi Perbaikan fasilitas Pintu Aksesibilitas
4.6.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
4.3.5. Analisis Komponen Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota
5.KELOMPOK KOMPONEN : KESESUAIAN DOKUMEN RENCANA KOTA
Keterangan :
A : Andal, kondisi (100%)
TA: Tidak Andal, kondisi (0%)
Tabel 4.37. Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Kesesuaian Dengan Dokumen Rencana Kota.
Tingkat
Keandalan
Identifikasi Keandalan Tindakan
5.1.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Dasar Bangunan
A Sesuai dengan Dokumen Tidak Ada
TA Tidak sesuai Pemeriksaan dokumen lanjutan*
5.2.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Koefisien Lantai Bangunan
A Sesuai dengan Dokumen Tidak Ada
TA Tidak sesuai Pemeriksaan dokumen lanjutan*
5.3.SUB KOMPONEN : Kesesuaian Garis Sempadan Bangunan
A Sesuai dengan Dokumen Tidak Ada
TA Tidak sesuai Pemeriksaan dokumen lanjutan*
Keterangan:
1) *) Pemeriksaan dokumen lanjutan diperlukan sebagai langkah
pengambilan kebijakan pada bangunan yang sudah berdiri, tetapi tidak
memenuhi Komponen legalitas.
2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan
antara luas lantai dasar bangunan terhadap luas persil/ kaveling/ blok
peruntukan.
3) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan
antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas persil/ kaveling/
blok peruntukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
4) Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bebas minimum dari
bidang terluar suatu massa bangunan terhadap :
a) Batas lahan yang dikuasai,
b) Batas tepi sungai/pantai,
c) Antar masa bangunan lainnya, atau
d) Rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa
gas dan sebagainya.
4.3.6. Analisis Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa.
Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa disusun berdasar
referensi :
1) SNI, 2008a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.
2) -----------, 2008b, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya.
3) -----------, 2007a, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Indonesia.
4) Program Pelatihan Tenaga Ahli Konstruksi (PROTAK), 2009,
Pelatihan Sertifikasi Ahli Perawatan Bangunan Gedung, BPKSDM
Dep.Pekerjaan Umum-LPJK-HAPBI.
5) Literatur penunjang lain yang didapat dari pustaka maupun website.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa.
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1. KELOMPOK KOMPONEN : ARSITEKTUR
Kesesuaian Penggunaan fungsi
1.1.1.a Tidak dilakukan tindakan karena semua ruang telah difungsikan dan
digunakan sesuai dengan rencana.
1.1.1.b Dilakukan penyesuaian ringan terhadap beberapa ruang (25%-<15%)
yang belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala non
teknis (difungsikan untuk kegiatan lain). Penyesuaian ruang meliputi
penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali.
1.1.1.c Dilakukan penyesuaian berat terhadap beberapa ruang (>25%) yang
belum dimanfaatkan sesuai fungsinya dikarenakan kendala teknis ( ruang
tidak layak), ataupun non teknis (difungsikan untuk kegiatan lain).
Penyesuaian ruang meliputi penggunaan ruang sesuai fungsinya kembali
dan perbaikan ruang sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsinya
kembali.
Pelepis Muka Lantai (Lantai Keramik)
1.1.2.a Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik:
1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya
yaitu: Mesin poles, dry & wet vacuum cleaner, ember, stripping
pad, chemical cleaner, sikat tangan, sponge/tapas, stick mop,
check mesin-mesin harus siap pakai, bila kedapatan ada kabel
yang terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya
bagi keselamatan.
2. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak dan
benda lain yang berada pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan
untuk sementara dan ditempatkan kembali apabila pekerjaan telah
selesai dikerjakan. Vacuum/sapu lantai keramik terlebih dahulu
untuk menghilangkan debu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical
cleaner atau yang setara dicampur air (1:20) tunggu ± 5 (lima)
menit, lakukan brushing dengan pad halus.
4. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau
oleh mesin poles, gunakan sikat dorong (sikat tangan/tapas) pakai
sarung tangan karet untuk mencegah kulit tangan terlindung dari
bahan kimia yang digunakan.
5. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran
lantai keramik yang terangkat.
Pel berulang kali, minimal 3 (tiga) kali, bilas dengan air bersih gunakan
stick mop katun.
1.1.2.b. Jika terdapat retak rambut pada lantai keramik (15%-<25%),dilakukan
penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan warna
keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan semen pengisi
nat sesuai warna semula.
1.1.2.c. Jika terdapat belah, pecah pada lantai keramik (>25%):
1. Mengangkat keramik yang belah, pecah dari lantai.
2. Mengecek kondisi dasar lantai; jika lantai bergelombang atau
tidak rata, maka diperbaiki terlebih dahulu sehingga rata.
3. Penggantian pada pelapis lantai yang rusak dengan jenis dan
warna keramik yang sama, kemudian mengisi nat keramik dengan
semen pengisi nat sesuai warna semula.
Plesteran lantai semen.
1.1.3.a Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen:
1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya
yaitu: Mesin poles, Scrubbing Pad, sikat dorong, sikat tangan,
sarung tangan karet, Wiper Floor, ember, Wet vaccum cleaner,
stick mop, chemical cleaner.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2. Cek mesin-mesin harus siap laik pakai, bila ada kabel yang
terkelupas harus diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi
keselamatan.
3. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak yang
berada pada lokasi kerja. Pindahkan untuk sementara tempat
sampah dan asbak tersebut, kembalikan ke tempat semula apabila
pekerjaan telah selesai dikerjakan.
4. Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air (1:20)
dalam ember, vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai semen
dengan cairan pembersih. Bila terdapat noda, gunakan larutan
chemical cleaner kemudian sikatlah dengan mesin poles. Untuk
mengangkat kotoran, vacuum cairan kotoran dengan
menggunakan wet vacuum cleaner.
5. Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan
sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles.
Gunakan sarung tangan karet (hand glove) dan masker untuk
melindungi kulit tangan dan penciuman dari bahan kimia yang
digunakan.
6. Lakukan wet mopping (mengepel basah) untuk mengangkat sisa
kotoran pada permukaan lantai yang tidak rata.
7. Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda-benda,
plin kayu yang kena percikan obat pada waktu mesin
dioperasikan.
Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, minimal 3
(tiga) kali, kemudian keringkan.
1.1.3.b Jika terjadi retak rambut, maka;
1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak rambut dengan kapi
atau sikat besi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan
debu sekaligus melakukan pembasahan plesteran.
3. Tutup celah pada lokasi retak rambut dengan semen khusus untuk
pengisi nat keramik lantai.
4. Gosok dengan gerinda sehingga licin.
1.1.3.c Jika terjadi Retak, belah , pecah, hendaknya dilakukan Uji Lapangan dan
Uji Laboratorium dengan Teknisi khusus untuk melakukan tindakan
berikutnya.
Pelapis muka dinding.
1.1.4.a Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat
1. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja
selengkapnya yaitu : tangga, rakbol, ember, kain majun, stick mop,
deterjen, tapas, sponge.
2. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak (water
seal) dengan menggunakan kain majun, untuk bagian atas
gunakan tangga atau rakbol. Pembersihan ini untuk daily
maintenance.
3. Bersihkan noda (spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding
bercat minyak, gunakan campuran deterjen dengan air secukupnya
sapukan merata, mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak
menggunakan air akibatnya akan merusak permukaan cat.
4. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu kering dahulu
baru diulang kembali, gunakan sponge dan langsung keringkan
dengan kain majun. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh
kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini dilakukan secara
priodik bulanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1. Bersihkan noda (spot & kotoran) yang terdapat pada dinding
bercat minyak (water seal), gunakan larutan washing compound
digosok dengan sponge, kemudian bilas dengan air bersih sampai
larutan tidak tersisa dan biarkan dinding sampai kering kembali.
Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick
mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.
1.1.4.b Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;
1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang menempel.
2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan
jenis dan warna semula dengan merk yang sama.
1.1.4.c Jika hilang, tidak tampak ( >25%) dilakukan pengecatan ulang, dengan
cara;
1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi.
2. Lanjutkan dengan pengampelasan .
3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk
menghilangkan kotoran dan debu sekaligus melakukan
pembasahan dinding.
4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x.
5. Dicat dengan cat warna 2x.
Pintu/Jendela alumunium
1.1.5.a Pemeliharaan Kusen Aluminium.
1. Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit
kaca (sealant).
2. Kusen aluminum ”harus dibersihkan” dengan finishing powder
coating setiap 1 (satu) bulan sekali.
3. Pada tempat-tempat yang menghasilkan debu, pembersihan
dilakukan setiap hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
4. Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali
dengan sabun cair atau pembersih kaca.
1.1.5.b Jika Pintu/Jendela masih berfungsi, dengan kerusakan pada beberapa
elemen pendukung, seperti grendel, engsel, handel, tangan gareng, maka
dilakukan penggantian pada elemen-elemen yang rusak tersebut.
1.1.5.c Jika Pintu/Jendela tidak berfungsi maka dilakukan penggantian pada
pintu/jendela dan elemen pendukungnya sehingga pintu/ jendela bias
berfungsi lagi.
Penutup Atap
1.2.1.a 1. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
a) Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4
(empat) tahun sekali
b) Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk
mencegah bocor
c) Ganti karet seal bila rusak
d) Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata
2.Pemeliharaan Atap Genteng Metal
a) Bersihkan secara periodik permukaan atas atap dari kotoran agar
tidak berkarat
b) Lakukan pemeriksaan setiap bulan
c) Bersihkan dengan air dan sikat permukaan atap agar tampilannya
selalu rapi.
3. Pemeliharaan Listpang Kayu
a) Periksa setiap 6 (enam) bulan kondisi listplank.
b) Bersihkan dari kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat
yang lembut dan airan sabun atau deterjen.
c) Bila terdapat retak-retak tutup dengan plamur kayu dan cat
kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
d) Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengerok
sampai habis cat lama yang melekat, ampelas dan cat kembali
dengan cat dasar serta cat penutup khusus untuk kayu.
1.2.1.b Jika atap berlubang , maka dilakukan penggantian pada bagian yang
berlubang sesuai dengan atap semula.
1.2.1.c Jika atap berlubang, hancur maka dilakukan penggantian pada bagian
yang berlubang atau hancur sesuai dengan atap semula; jika diketahui
bahwa penyebab atap hancur ataupun berlubang dikarenakan bahan
penutup atap yang digunakan cepat aus, hancur atau berlubang; maka
dilakukan penggantian seluruh atap dengan penutup atap yang lebih kuat
terhadap cuaca
Pelapis Muka Dinding Luar (Cat eksterior).
1.2.2.a Pengecatan Luar Bangunan
Cat dinding luar bangunan penting untuk penampilan bangunan.
Sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada tembok bangunan setiap 2
(dua) atau 3 (tiga) tahun. Kerusakan cat pada bangunan antara lain:
a. Bila Menggelembung (Blestering), penyebabnya adalah:
1) Pengecatan pada permukaan yang belum kering
2) Pengecatan terkena terik matahari langsung
3) Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran
4) Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak
5) Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air.
Cara perbaikannya :
1) Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan permukaannya dengan kertas ampelas
2) Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata 3) Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas
ampelas hingga permukaan rata, halus & kering 4) Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
b. Berbintik (Bittiness), penyebabnya adalah:
1) Debu atau kotoran dari udara atau kuas/alat penyemprot tidak kering sempurna.
2) Adanya bagian2 cairan yg sudah mengering ikut tercampur. Cara perbaikannya adalah:
1) Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna 2) Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus
dan bersihkan 3) Beri lapisan cat baru (yang sudah disaring) sampai permukaan
cukup rata.
c. Retak-retak (Crazing/Cracking), penyebabnya adalah:
1) Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas cat sudah berkurang.
2) Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering. 3) Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata.
Cara perbaikannya :
1) Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan kertas ampelas kemudian bersihkan
2) Beri lapisan cat baru
d. Perubahan Warna (Discoloration) penyebabnya adalah:
1) Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari.
2) Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi dengan garam-garam alkali.
Cara perbaikannya:
1) Pilihlah jenis cat lain.
2) Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar tahan alkali.
e. Sukar mengering (Drying troubles) penyebabnya adalah:
1) Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak baik / kurangnya sinar matahari misalnya udara lembab.
2) Pengecatan pada permukaan yang mengandung lemak (wax polish), minyak atau berdebu.
3) Serangan alkali yang kuat pada bahan pengikat (binder), biasanya pada jenis cat minyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Cara perbaikannya :
1) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan biarkan permukaan mengering dan baru dicat ulang dalam keadaan cuaca baik.
2) Keroklah seluruh lapisan cat, bersihkan dan beri lapisan cat yang tahan alkali.
f. Garis-garis bekas kuas (brush marks) penyebabnya adalah:
1) Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering 2) Permukaan cat terlalu kental 3) Pemakaian kuas yang kotor.
Cara perbaikannya: Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan
kertas ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar
dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup.
g. Daya tutup berkurang (Poor opacity) penyebabnya adalah:
1) Cat yang terlalu encer
2) Pengadukan kurang baik
3) Permukaan bahan yang akan dicat terlampau porous
Cara perbaikannya: Encerkan cat sesuai anjuran, aduk cat sehingga
merata
h. Lapisan cat menurun pada beberapa tempat (Sagging).
Penyebabnya adalah Pengecatan dilakukan tidak merata.
Cara perbaikannya:
1) Biarkan cat mengering dengan baik
2) Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas,
kemudian lakukan pengecatan ulang.
i. Kurang mengkilap daripada seharusnya (Loss of Gloss)
penyebabnya adalah:
1) Pengecatan dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak
atau lilin
2) Pengecatan pada saat cuaca kurang baik/lembab
3) Pengecatan dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai
mengapur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Cara perbaikannya:
1) Ampelaslah dan ulang pengecatan kayu pada lapisan cat yang
sudah tua/kurang mengkilap
2) Keroklah seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan
pengecatan baru.
1.2.2.b Jika buram,terkelupas < 10% dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;
1. Bersihkan permukaan dinding dengan spong, untuk menghilangkan
debu dan kotoran yang menempel.
2. Pengecatan ulang 1x cat, dengan cat finishing yang sesuai dengan
jenis dan warna semula dengan merk yang sama.
1.2.2.c Jika hilang, tidak tampak dilakukan pengecatan ulang, dengan cara;
1. Kerok seluruh lapisan cat dengan kapi atau sikat besi.
2. Lanjutkan dengan pengampelasan .
3. Bersihkan dinding dengan roll atau lap basah untuk menghilangkan
kotoran dan debu sekaligus melakukan pembasahan dinding.
4. Lapisi permukaan dinding dengan cat dasar atau cat sealer 1x.
5. Dicat dengan cat warna 2x.
6. Dilihat kode 1.2.2.a, jika terdapat permasalahan dalam teknis
pengecatan ulang.
Pelapis Muka Lantai Luar (paving)
1.2.3.a Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving
1) Sebelum pekerjaaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya
yaitu; mesin poles, ember, sapu lidi, selang air, dust pan, wiper floor,
sikat ijuk bertangkai, deterjen.
2) check mesin harus siap pakai, bila ada kabel yang terkelupas harus
diperbaiki dahulu, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3) Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi, masukan kedalam kantong
plastik sampah gunakan dust pan. Teknik penyapuan jangan
bertentangan / berlawanan dengan arah angin.
4) Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah-celah pada paving, apabila
sulit penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput Round Up atau
yang setara.
5) Isi kembali celah-celah paving dengan pasir halus gunakan sapu lidi
sampai rata. Apabila keadaanya kurang rata/bergelombang, maka
laporkan pada teknisi.
6) Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli kendaraan dengan
sikat dorong atau mesin poles, gunakan air panas dicampur floor
cleaner atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali
dengan wiper lantai dan stick mop.
7) Arahkan pencucian lantai paving dengan wipper floor dari posisi yang
lebih tinggi ke areal yang rendah, mengarah ke floor drain atau
selokan air. untuk memudahkan pembersihan sisa-sisa kotoran.
1.2.3.b Jika aus, bergelombang, kasar, maka dilakukan perbaikan permukaan
lantai paving, dengan cara;
1. Angkat lantai paving yang aus, bergelombang, kasar.
2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata.
3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang aus
dengan paving baru.
1.2.3.c Jika terbelah, pecah, lepas , maka dilakukan perbaikan permukaan lantai
paving, dengan cara;
1. Angkat lantai paving yang terbelah, pecah, lepas.
2. Ratakan dan padatkan tanah dasar/pasir, sehingga rata.
3. Pasang kembali paving yang masih bagus, ganti paving yang terbelah,
pecah, lepas dengan paving baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Plesteran Lantai Luar
1.2.4.a Pemeliharaan rutin = kode.1.1.3.a
1.2.4.b Jika retak, terkelupas, berlubang < 5 %, maka dilakukan;
1. Bersihkan muka lantai plesteran yang retak, terkelupas, berlubang
dengan kapi atau sikat besi.
2. Bersihkan dengan lap basah untuk menghilangkan kotoran dan debu
sekaligus melakukan pembasahan plesteran.
3. Tutup celah pada lokasi retak, terkelupas, berlubang dengan adukan
semen.
4. Tutup celah pada lokasi terkelupas dan berlubang dengan adukan
semen dan pasir sesuai anjuran teknis dalam SNI.
5. Gosok dengan gerinda sehingga halus.
1.2.4.c Jika terbelah, pecah, terkelupas maka dilakukan;
1. Angkat permukaan plesteran yang terbelah, pecah dan terkelupas.
2. Perbaiki tanah dasar plesteran lantai, dengan meratakan dan
memadatkan tanah dasar.
3. Plester kembali tanah dasar dengan adukan semen dan pasir sesuai
teknis komposisi plesteran lantai dalam SNI tentang Bangunan
Gedung.
4. Gosok dengan gerinda sehingga halus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2. KOMPONEN: STRUKTURAL
Pondasi, Kepala Pondasi, Balok Pondasi.
2.1.1.a 1.Pemeliharaan Pondasi Bangunan
Pondasi bangunan berfungsi menahan beban bangunan yang ada di
atasnya.
Pemeliharaan yang dilakukan:
1) Sekitar bangunan atau bagian yang dekat dengan badan pondasi
diusahakan agar bersih dari akar pohon yang dapat merusak
pondasi.
2) Diusahakan agar tidak ada air yang menggenangi badan pondasi.
3) Dasar pondasi harus dijaga dari adanya penurunan yang melebihi
persyaratan yang berlaku.
4) Dasar pondasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga air yang
mengalir di sekitar pondasi tidak mengikis tanah sekitar pondasi
sehingga dasar pondasi menjadi sama dengan permukaan tanah.
5) Untuk daerah yang banyak rayap, taburkan atau siram sekitar
pondasi dengan bahan kimia seperti :
Aldrien, Chlordane, Dieldrin, Heptaclor,Lindane
a) Campurkan dengan air dalam perbandingan 0,5% sampai
dengan 2,0%.
b) Campuran bahan kimia harus dilakukan sesuai ketentuan agar
tidak berdampak pada lingkungan sekitar.
2. Pondasi Menerus Batu kali
Pondasi ini dipakai hampir di setiap bangunan gedung dan perumahan
untuk menahan dinding dan beban yang ada di atasnya.
Pemeliharaan yang dilakukan :
1) Usahakan drainase sekitar bangunan telah dirancang dan berjalan
dengan baik selama bangunan dioperasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2) Jauhkan pondasi dari akar pohon atau akar tanaman lain yang
bersifat merusak.
Atau lindungi akar tanaman yang merusak dengan bahan yang tidak
tembus dan bersifat keras sehingga akar tidak merusak pondasi bangunan.
2.1.1.b Jika kuat, kurang kaku, stabil,maka;
1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
berdasar saran ahli.
2.1.1.c Jika tidak stabil, retak, tidak kuat, pecah, maka;
1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
berdasar saran ahli.
Dinding Pasangan
2.2.1.a Jika bahan/dimensi OK, bebas retak, stabil, maka tidak dilakukan
tindakan.
2.2.1.b Jika dinding kuat, kaku, tetapi terdapat retak dan lentur kecil maka;
1) Bila dinding retak :diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan
disebabkan oleh faktor muai susut plesteran dinding atau akibat
dampak kegagalan struktur bangunan gedung
Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka:
a) Buat celah dengan pahat sepanjang retakan
b) Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (1 PC : 3 Pasir)
c) Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan
bahan yang serupa
d) Bila dinding basah karena saluran air bocor: (Perbaiki saluran
terlebih dahulu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2) Bila dinding rembes air atau selalu basah:
a) Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.
b) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada
ke arah vertikal.
c) Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang
terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata,
dalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter.
d) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar
kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir).
e) Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.
f) Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal
serupa.Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang
sesuai.
2.2.1.c Jika dinding kurang kuat, retak diagonal/ melintang, maka dilakukan
tindakan;
1. Robohkan dinding yang kurang kuat, retak diagonal/melintang.
2. Bangun kembali dinding dengan material baru dengan spesifikasi
teknis sesuai dengan SNI 03-1728-1989 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.
Kolom, Balok praktis.
2.2.2.a Struktur Bangunan Beton
Pemeliharaan yang dilakukan:
1) Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara
merata
2) Cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada
permukaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3) Untuk bagian tiang bangunan yang rontok karena terkena benturan
benda keras, bersihkan dan buat permukaan tersebut dalam keadaan
kasar, kemudian beri lapisan air semen dan plester kembali dengan
spesi/mortar semen-pasir.
4) Pada retakan plat atau dinding beton dapat digunakan bahan Epoxy
Grouts seperti:
a) Conbextra EP 10 TG untuk injeksi keretakan beton dengan
celah antara 0,25 – 10 mm.
b) Conbextra EP 40 TG mortar grouting untuk mengisi keretan
beton dengan celah antara 10 – 40 mm.
c) Conbextra EP 65 TG mortar grouting untuk mengisi
keretakan beton dengan celah antara 0,25 – 10 mm.
2.2.2.b Jika kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka;
1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
berdasar saran ahli.
Jika terdapat pengelupasan kulit beton; maka Teknik perbaikan yang
dilakukan antara lain;
a. Teknik Patching.
Teknik Patching dilakukan pada bagian yang mengalami
pengelupasan kulit beton tetapi tidak sampai pada tulangan.
· Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan
sisa-sisa partikel yang mudah lepas.
· Kemudian dilakukan Patching dengan menggunakan bahan
material khusus, ( Produk Patching Mortar ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
b. Teknik Grouthing.
Teknik ini dilakukanpada beton yang mengalami pengelupasan
sampai tulangan terlihat.
· Pertama-tama beton yang terkelupas dibersihkan dari debu dan
sisa-sisa partikel yang mudah lepas.
· Kemudian dilakukan Grouthing dengan menggunakan bahan
material khusus, ( Produk Grouthing Mortar).
2.2.2.c Jika kurang kuat, kurang kaku, kurang stabil , maka;
1. Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
2. Teknik perbaikan sesuai hasil Uji Lapangan dan Uji Laboratorium
berdasar saran ahli.
Teknik perbaikan yang dilakukan antara lain;
1. Menggunakan bahan Fiber Reinforced Polymer (FRP) yang
dilakukan dengan cara menempelkannya pada permukaan beton
dengan bantuan perekat epoxy. Perbaikan/perkuatan struktur
dengan bahan ini berupa komposit dengan tulangan external yang
direkatkan pada permukaan beton.
2. Metode steel plat bonding
3. Metode steel & concrete jacketing
4. Menggunakan prategang external.
5. Dll
Slab Lantai
2.2.3.a Jika kuat, kaku, bebas retak, rata, maka pemeliharaan yang perlu
dilakukan adalah;
1. Tidak memberikan beban berlebih pada plat lantai, diluar batas
beban yang dianjurkan, sehingga keretakan plat lantai akibat
beban dapat dihindarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2. Tidak membiarkan air menggenang terlalu lama pada plat lantai
yang tidak didesain sebagai kolam air, genangan air yang terlalu
lama dikhawatirkan akan meresap ke plat lantai melalui kapiler
dalam plat lantai dan dapat memicu terjadinya korosi pada
tulangan plat lantai.
Tidak menaruh zat kimia tertentu yang dapat merusak komposit lantai
maupun tulangan.
2.2.3.b Jika kuat, kurang kaku, retak halus, bocor, maka;
1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis plat lantai.
2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji
Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung.
Teknik yang biasa dilakukan untuk mengatasi retak pada plat lantai
diantaranya;
a. Metode Injeksi ( Injection Methode)
i. Injeksi dilakukan pada plat lantai yang mengalami
keretakan dan untuk menutup lubang bekas instalasi lama.
ii. Pertama-tama plat lantai dibersihkan dari debu dan
kotoran ataupun partikel kecil.
iii. Sebelum dilakukan injeksi terlebih dahulu dilakukan
patching untuk menambal bagian-bagian lubang bekas
instalasi listrik yang cukup besar dengan prodak mortar
khusus.
iv. Dilakukan Injeksi untuk menutup dan mengisi keretakan
pada plat lantai tersebut dengan Metode Injection dan
material khusus
b. Dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2.2.3.c Jika retak, bocor, dan tidak dapat dipakai, maka;
1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis plat lantai.
2. Dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil Uji Lapangan dan Uji
Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan bangunan gedung.
Rangka Atap, Ikatan Angin, Gording
2.2.4.a Jika rangka dan tumpuan kuat, kaku, stabil maka dilakukan pemeliharaan;
1. Pengecekan sambungan-sambungan pada rangka baja, menjelang
musim hujan.
2. Pengecekan rangka atap, ikatan angin, gording setelah terjadi
angin besar, hujan lebat ataupun gempa bumi.
2.2.4.b Jika kurang kaku, awet(utuh), ada lendut, maka dilakukan;
1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording.
2. Melepas penutup atap terlebih dahulu; jika kondisi lapangan tidak
memungkinkan untuk dilakukan perbaikan melalui bawah rangka
atap/atas langit-langit.
3. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku
atau lendut
4. Pasang kembali penutup atap.
2.2.4.c Jika lendut, lapuk, pecah, tidak rata, maka dilakukan;
1. Pengecekan keseluruhan rangka atap, ikatan angin dan gording.
2. Melepas penutup atap.
3. Penggantian bagian yang lapuk dan pecah.
4. Ditambahkan pengaku/braching pada bagian yang kurang kaku
atau lendut.
5. Pasang kembali penutup atap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Rangka Langit-langit
2.3.1.a Jika bahan/ dimensi OK, kuat, kaku, rata, maka tidak perlu dilakukan
tindakan.
2.3.1.b Jika rangka langit-langit kuat, kaku, namun kurang rata, maka dilakukan
perbaikan dengan langkah sebagai berikut;
1. Lepas penutup langit-langit yang rangka langit-langitnya kurang
rata.
2. Cek penyebab kurang ratanya rangka langit-langit
3. Jika dikarenakan ada bagian rangka langit-langit yang lepas, maka
diperbaiki lagi sambungannya.
4. Jika dikarenakan terdapat bagian rangka langit-langit yang lendut,
namun masih bisa diperbaiki maka lepas bagian yang lendut,
ratakan, kemudian pasang/ sambung kembali dengan bagian
lainnya.
5. Jika terdapat bagian yang pecah ataupun lapuk pada rangka
langit-langit yang menyebabkan langit-langit kurang rata, maka
bagian yang pecah ataupun lapuk tersebut diganti kemudian
pasang kembali dengan bagian lain.
6. Setelah rangka langit-langit semuanya sudah terpasang dan rata,
pasang kembali penutup langit-langit.
2.3.1.c Jika kondisi rangka langit-langit lendut, lapuk, pecah, dan tidak rata;
maka perlu dilakukan perbaikan berat dengan mengganti seluruh
komponen yang mengalami lendut, lapuk dan pecah demi keselamatan
pengguna gedung. Langkah perbaikan;
1. Lepas seluruh penutup langit-langit.
2. Lepas seluruh bagian rangka langit-langit yang lendut, lapuk,
pecah dan tidak rata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3. Ganti seluruh bagian/ komponen yang lendut, lapuk, pecah, tidak
rata, sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan oleh tim teknis
sesuai standar dalam SNI tentang Bangunan Gedung.
4. Pasang kembali rangka langit-langit sesuai dengan standar teknis
yang telah ditentukan oleh tim teknis sesuai standar dalam SNI
tentang Bangunan Gedung.
5. Pasang kembali penutup langit-langit.
Penutup langit-langit (bahan dasar tripleks)
2.3.2.a Jika bahan/dimensi OK, rata, kuat maka perlu dilakukan pemeliharaan
rutin, meliputi;
Pembersihan langit-langit dari sarang laba-laba dan kotoran / debu elyang
menempel dengan menggunakan sapu langit-langit yang dilakukan setiap
hari.
2.3.2.b Jika rata, tetapi kurang mulus dan terdapat retak,maka;
1. Bersihkan bagian yang retak dengan sikat khusus.
2. Lap dengan roll/lap basah.
3. Keringkan dengan lap kering.
4. Lapisi bagian yang kurang mulus/ retak dengan bahan cat penutup
retak dengan menggunakan kuas.
5. Disarankan untuk penutup langit-langit pada bangunan umum
menggunakan warna dasar putih, dikarenakan cat penutup retak
khusus yang beredar di pasaran sebagian besar memiliki warna
dasar putih.
2.3.2.c Jika kusam dan retak, rusak dan tidak berfungsi maka;
1. Lepas bagian penutup langit-langit yang kusam dan retak, rusak
dan tak berfungsi.
2. Pasang penutup langit-langit yang baru
3. Isi sambungan langit-langit dengan compound.
4. Penutup langit-langit yang sudah terpasang dicat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tangga
2.3.3.a Kuat, kaku, berfungsi baik; pemeliharaan rutin pada lapisan lantai tangga
meliputi pembersihan harian pada lantai seperti pada kode. 1.1.3.a
2.3.3.b Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan;
1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis tangga.
2. Dilakukan perkuatan kekakuan tangga sesuai dengan hasil Uji
Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli perbaikan
bangunan gedung.
2.3.3.c Kuat, kurang kaku, fungsi baik, maka dilakukan;
1. Dilakukan Uji Lapangan dan Uji Laboratorium untuk mengetahui
kondisi teknis tangga.
2. Dilakukan perbaikan dan perkuatan tangga sesuai dengan hasil
Uji Lapangan dan Uji Laboratorium sesuai saran dari ahli
perbaikan bangunan gedung.
Lantai bawah
2.3.4.a Kuat, rata, padat, kedap air, maka pemeliharaan dilakukan pada pelapis
lantai seperti pada kode.1.1.3.a
2.3.4.b Rata, padat, kedap air, retak-retak, maka dilakukan;
1. Menyikat bagian yang retak dengan kappa/ sikat kawat.
2. Membersihkan bagian yang retak dengan rol/lap basah.
3. Mengeringkan dengan lap kering.
4. Mengisi retakan dangan semen khusus penutup retak.
5. Menghaluskan dengan gerinda.
2.3.4.c Retak,basah,amblas, tidak rata, maka dilakukan;
1. Pembersihan bagian yang retak, basah, amblas dan tidak rata.
2. kelupas bagian yang retak, basah, amblas, tidak rata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3. Dilakukan perbaikan dasar lantai dengan perataan dan pemadatan
tanah.
4. Plester kembali lantai sesuai spesifikasi teknis dalam SNI tentang
Bangunan Gedung.
5. Lapisi dengan watter proofing atau zat kedap air.
3. KOMPONEN : UTILITAS
Instalasi Pencegahan Kebakaran
3.1.a Sistem Pemeliharaan Instalasi Pencegah Kebakaran mencakup
pemeliharaan seluruh Komponen Instalasi Pencegahan Bahaya
Kebakaran*), dengan langkah:
1. Inspeksi/pemeriksaan
adalah untuk verifikasi secara visuil bahwa sistem proteksi kebakaran
dan perlengkapannya tampak dalam kondisi operasi dan bebas dari
kerusakan fisik
2. Pengujian
adalah untuk menjamin operasi otomatik atau manual atas kebutuhan
dan pengiriman kontinyu dari output sistem proteksi kebakaran yang
disyaratkan, dan untuk mendeteksi ketidaksempurnaan sistem proteksi
kebakaran yang tidak tampak pada saat inspeksi
3. pemeliharaan dan juga dokumentasi dan pelaporan termasuk
penyimpanan riwayat catatan (record keeping).
4. Keterangan mengenai peryaratan lebih lanjut terdapat pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum nomor : 26/prt/m/2008 tanggal 30
Desember 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
*)Pemeliharaan Komponen Instalasi Pencegahan Bahaya Kebakaran:
A. Sistem deteksi alarm kebakaran
1. Prosedur uji serah terima, inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan
pemeliharaan berkala harus mengikuti SNI 03-3985-2000 atau
edisi terakhir Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian
sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
2. Frekwensi inspeksi/pemeriksaan berkala harus menggunakan
Tabel Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm
kebakaran.
Tabel Frekwensi inspeksi visuil sistem deteksi dan alarm kebakaran.
no peralatan Serahterima ke 1/ dites kembali
Bulanan kwartal Setengah tahunan
tahunan
1 Alat-alat deteksi
v v
2 Titik Panggil manual
v v
3 Panel control Kebakaran
v v
4 Catu daya v v 5 Alarm
Kebakaran v v v
6 Kabel Instalasi
v v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1. Frekwensi pengujian berkala harus menggunakan Tabel Frekwensi
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran.
Tabel Frekwensi pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran. no peralatan Serahterima
ke 1/ dites kembali
Bulanan kwartal Setengah tahunan
tahunan
1 Alat-alat deteksi
v v
2 Titik Panggil manual
v v
3 Panel control Kebakaran
v v
4 Catu daya Batere sistem Fire Alarm: Jenis Nickle-Cadmium *) 1. Charger Test (ganti batere bila perlu) 2. Discharged Test (30 menit) 3. Load Voltage Test X X *)sesuai spesifikasi Rusunawa.
v v
5 Alarm Kebakaran
v v
6 Kabel Instalasi v v
B. Sprinkler otomatis
1. Pompa Air. Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan
Pemeliharaan Berkala harus diperiksa, diuji, dan dipelihara, sesuai
ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan, Pengujian, dan
Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis Air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
a) Pompa pemadam kebakaran, penggerak, dan kontrol, harus
dilindungi terhadap kemungkinan terganggunya layanan
akibat ledakan, kebakaran, banjir, gempa, tikus, serangga,
badai, beku, pencurian, dan kondisi ekstrim lainnya.
b) Memelihara dan menjaga agar alat untuk mematikan mesin selalu kembali pada keadaan siap start secara otomatis.
c) Menjaga dan memelihara kondisi motor penggerak :
1).Memelihara Start otomatis dengan memelihara
keberfungsian aki. Kapasitas aki harus sedemikian rupa,
sehingga mampu untuk menghidupkan motor starter 10
kali berturut turut tanpa pengisian kembali.
2).Memelihara Start manual dengan cara engkol apabila
motor tidak besar atau motor starter yang dihidupkan
secara manual. Motor harus dijalankan tiap minggu sekali
selama sekurang-kurangnya 10 menit.
2. Kepala Sprinkler harus dipelihara sebagai berikut:
a) Stok springkler cadangan harus meliputi semua jenis dan
nominal springkler terpasang dan harus sebagai berikut:
1) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai kurang
dari 300 springkler tidak kurang dari 6 springkler.
2) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai 300
sampai dengan 1000 springkler � tidak kurang dari 12
springkler.
3) Untuk fasilitas terproteksi yang mempunyai lebih dari
1000 springkler� tidak kurang dari 24 springkler.
b) Sebuah kunci pas khusus springkler harus disediakan dan
disimpan bersama springkler cadangan untuk digunakan
dalam membongkar dan memasang springkler. Satu kunci
harus disediakan untuk setiap jenis springkler terpasang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3. kran Uji
Pemeriksaan Berkala, Pengujian Berkala, dan Pemeliharaan
Berkala kran Uji pemadam kebakaran harus diperiksa, diuji, dan
dipelihara, sesuai ketentuan dalam Standar untuk Pemeriksaan,
Pengujian, dan Pemeliharaan, Sistem Proteksi Kebakaran Berbasis
Air.
4. Tangki Air
a) Tangki air untuk pemadam kebakaran harus dipisah dengan
tanki air bersih.
b) Mengecek ketinggian air sehingga dapat mengalirkan air
dalam kapasitas dan tekanan cukup pada instalasi pemadam
kebakaran.
c) Mengecek keberfungsian tanda tinggi muka air di dalam
Tanki.
d) Mengecek kapasitas air. e) Air dalam tangki harus selalu diusahakan bersih dan bebas dari
bahan-bahan yang mengendap, tangki harus dibersihkan tiap 3
tahun sekali.
5. Pipa Instalasi.
a) Sistem jenis pipa kering harus dijaga kering setiap saat.
b) Pengering udara dan kompresor udara yang digunakan
bersama dengan sistem jenis pipa kering harus dipelihara
sesuai dengan instruksi manufaktur.
D. Hidran
a) Frekwensi inspeksi/pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan
berkala harus menggunakan Tabel Frekuensi
inspeksi/pemeriksaan berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Tabel Frekuensi inspeksi/pemeriksaan berkala.
komponen aktifitas frekuensi
1. Pompa Air inspeksi Setiap minggu
2. Pipa Instalasi inspeksi Setiap tahun
3. Tangki Penekan Atas/Alat
Kontrol
inspeksi Setiap minggu
4. Hidran Kotak inspeksi 3 bulanan
5. Hidran Pilar inspeksi 3 bulanan
6. Sumber Air inspeksi bulanan
7. Tangki Penampung Air inspeksi bulanan
b) Sambungan slang: setelah setiap pemakaian, semua slang
harus dibersihkan, dibuang airnya dan dikeringkan seluruhnya
sebelum dipasang kembali.
c) Batang operasi (stem) dari katup kontrol jenis OS&Y (outside
screw & yoke) setiap tahun harus diberi pelumas, dan
kemudian ditutup penuh dan dibuka kembali untuk menguji
operasi dan mendistribusikan pelumasnya.
d) Bila tutup sambungan pemadam kebakaran (siamese) tidak ada
pada tempatnya, bagian dalam sambungan pemadam
kebakaran harus diperiksa untuk halangan atau sumbatan.
e) Hidran halaman harus diberi pelumas setiap tahun untuk
menjamin bahwa semua batang, tutup, sumbat dan ulir ada
dalam kondisi operasi yang baik.
f) Kotak slang hidran halaman harus dipelihara setiap tahun
untuk menjamin bahwa semua slang kebakaran dan
kelengkapannya ada dalam kondisi dapat digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
E. Tabung pemadam api ringan
Terdiri dari dua komponen utama, yaitu;
1. Tabung Gas Tersegel
2.Selang
Pemeliharaan
a) Pemeliharaan harus dilakukan setiap tahun oleh manufaktur,
perusahaan jasa pemeliharaan alat pemadam api ringan, atau oleh
personil yang terlatih.
b) Prosedur pemeliharaan harus termasuk pemeriksaan menyeluruh
dari elemen dasar alat pemadam api ringan seperti berikut:
i. Bagian mekanikal dari semua alat pemadam api ringan.
ii. Media pemadam.
iii. Cara penghembusan media pemadam.
c) Pengisian kembali: semua alat pemadam api ringan yang dapat diisi
kembali, harus diisi kembali setelah setiap penggunaan atau seperti
ditunjukkan oleh hasil inspeksi atau pemeliharaan.
3.1.b Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%-
<100%), maka perlu dilakukan ;
1. Pengecekan seluruh komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran
dan elemen pendukungny (kode.3.1.a).
2. Normalisasi kefungsian Instalasi Pencegahan Kebakaran dan
elemen pendukungnya berdasar investigasi yang dilakukan.
3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.
3.1.c Jikakondisi Instalasi Pencegahan Kebakaran kurang baik, kurang
berfungsi maka;
1. Dicek keseluruhan Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran.
2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Instalasi
Pencegahan Kebakaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen
Instalasi Pencegahan Kebakaran.
4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki
5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin
diperbaiki lagi
Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi Instalasi Pencegahan
Kebakaran.Daftar Komponen Instalasi Pencegahan Kebakaran. = Kode
3.1.a *)
Plumbing
3.2.a 1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Plambing dan Pompa
A. Sistem Plambing
1) Ground Reservoir
a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas
atas.
b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaanbatas
bawah.
2) Pompa Air Bersih
Memeriksa indikasi status pompa air bersih.
B. Memeriksa trip alarm pompa air bersih.
1) Roof Tank
a) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas
atas.
b) Memeriksa tanda alarm pada saat air mencapai permukaan batas
bawah.
2) Cabang Utama Pemipaan Air Bersih
a) Memeriksa pengaturan pembukaan dan penutupan aliran pipa air
utama.
b) Memeriksa indikasi aliran air terbuka atau tertutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3) Peralatan Utama
a) Pompa Delivery Centrifugal Self Priming.
b) Pompa Hydrophor lantai atap Centrifugal.
c) Top Reservoir Tank .
d) Pressure Water Tank .
e) Pump Pit Submersible Sewage.
f) Pompa Kuras Reservoir Submersible Sewage.
g) Unit Pengolah Limbah.
h) Peralatan Pompa Air Mancur lengkap Instalasi & Asesorisnya
C. Instalasi dan Fixtures
Instalasi Pemipaan lengkap Accessories
1) Pipa GSP.
2) Pipa Cast Iron.
3) Pipa PVC.
D. Sanitary Fixtures pada ruang toilet
1) floordrain.
2) Bak air
3) kran.
4) Kloset jongkok
2. Pemeliharaan Saluran Air Kotor
1) Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran
yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan
yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui
terdapat kebocoran segera tutup kembali.
Cara perbaikannya:
a) Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan.
b) Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung.
c) Sambungkan kembali bagian tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
2) Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari
barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran,
sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
3) Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran,
beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran
tidak tersumbat.
3. Pemeliharaan Saluran Air Bersih
1) Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran
PVC yang tidak terlindung dari panas matahari.
2) Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau
menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas.
3) Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan
hal:
a) Matikan aliran air dari stop kran yang ada.
b) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut
dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat
(bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan.
c) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
4. Pemeliharaan Peralatan Sanitair
1) Peralatan sanitair adalah washtafel, bath tub, shower, kloset duduk
dan kloset jongkok.
2) Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih
lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang
terbuat dari metal.
3) Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut.
4) Bilas dengan air bersih.
5) Keringkan dengan kain lap yang bersih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
5. Pemeliharaan Kran Air
1) Periksa sekurang-kurangnya setiap 2 bulan setiap kran yang ada
2) Kencangkan baut pengikat putaran kran
3) Ganti bila perlu, seal/karet pada batang putar ulir kran
6. Pemeliharan Bak Cuci Piring
1) Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang-
kurangnya setiap hari
2) Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau
deterjen.
3) Jangan menggunakan ampelas/sand paper untuk
membersihkanpermukaan bak cuci.
7. Pemeliharaan Kebersihan Toilet
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkan peralatan kerja selengkapnya
yaitu: ember, toilet bowl brush, majun, tapas, stick mop, bowl
cleaner, tissue roll, sabun cair (liquid hand soap), wipper glass,
floor cleaner, lap kaca, hand sprayer.
b. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari
pintu masuk. Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas
menuju ke bagian bawah.
c. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / asbak / standing
ashtray yang ada di toilet dengan sempurna.
d. Bersihkan urinoir, wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian
dalam. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin,
setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali.
e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar/dalam
toilet dengan sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan
kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah 2
(dua) minggu dispenser dikosongkan dahulu/cuci bersih baru diisi
kembali dengan sabun cair.
g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena siraman
air.
h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air
pembuangan, bersihkan kotoran yang menyumbat saluran.
i. Bersihkan noda-noda pada dinding keramik toilet dengan
menggunakan lap basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas
kemudian dikeringkan
Bersihkan ember / gayung toilet (kalau ada) secara periodik
mingguan. Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya
dengan floor cleaner.
j. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih / wipper
glass, semprotkan glass cleaner dari dalam bottle sprayer.
k. Pel lantai keramik dengan air bersih dicampur ceramic cleaner (1 :
20), posisi dari dalam menyamping, mundur ke arah pintu keluar.
l. Lakukan general cleaning minimal sebulan sekali, terutama untuk
pembersihan lantai keramik dengan mesin poles, gunakan
scrubbing pad untuk pembersihan nat-nat lantai keramik, handle
pintu dipoles dengan metal polish.
m. Bersihkan keset nomad entrance dengan penghisap debu (vacuum).
Cuci setiap hari sabtu.
n. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan.
8. Komponen Ruang Luar Bangunan Gedung
1) Pemeliharaan Tangki Septik
a. Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik.
b. Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
c. Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6
(enam) bulan sekali.
2) Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar
a. Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 (satu)
tahun sekali.
b. Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan
dari bahan yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar.
c. Berikan lapisan meni setiap 2 (dua) tahun sekali agar seng talang
tetap dapat bertahan dan berfungsi baik.
d. Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat
kembali sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sekali.
e. Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan,
perbaiki dengan melapis dengan bahan yang sama dengan
menggunakan perekat atau lem dengan bahan yang sama
3) Pemeliharaan Floor Drain
a. Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar
mandi / WC
b. Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah
masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan (kamar mandi
atau WC)
c. Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak
d. Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran,
dan bersihkan bila kotor.
3.2.b Jikakondisi Plumbing baik, berfungsi tapi kadang kurang normal (kondisi
95%-<100%) maka, dilakukan perbaikan pada elemen Komponen
Plumbing *)supaya elemen yang keberfungsiannya kurang normal dapat
normal kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
*)KOMPONEN PLUMBING: AIR BERSIH
1.Sumber air dari PAM *) dan Meter Air 2. Sumber Air dari sumur dala, pompa air, alat control, Meter Air *) 3.Tangki Penampung Air 4. Tangki Air Atas : Menara 5. Pompa Penampung air dan alat kontrol 6. Pompa Distribusi dan Tangki Hidrofor dan alat control 7. Listrik untuk Panel Pompa 8. Pompa Instalasi 9. Kran
AIR KOTOR 1. Kloset/ bidet/ Urinoir 2. saluran ke Tangki Septik 3. Kran Air gelontor 4. Tangki Septik 5. Bak cuci, tempat cuci tangan 6. saluran dari Bak cuci ke saluran terbuka 7. Lobang/ saluran pengurasan lantai 8. Pipa Air Hujan
3.2.c Jikakondisi Plumbing kurang baik, kurang berfungsi maka;
1. Dicek keseluruhan Komponen Plumbing
2. Dilakukan Uji keberfungsian seluruh Komponen Plumbing
3. Dilakukan inventarisasi kerusakan elemen dalam Komponen
Plumbing
4. Dilakukan perbaikan pada elemen yang masih bisa diperbaiki
5. Dilakukan penggantian elemen yang sudah tidak mungkin
diperbaiki lagi
6. Normalisasi fungsi keseluruhan kondisi plumbing
Daftar Komponen Plumbing = Kode 3.2.b *)KOMPONEN PLUMBING
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Instalasi Listrik
3.3.a Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung
meliputi pekerjaan :
1. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu
memperhatikan penghematan energi listrik.
2. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah (TM) dan
tegangan rendah (TR) beserta kelengkapannya *).
3. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap-tiap lantai gedung.
4. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya*).
5. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan
alat infra red investigation.
Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik ditunjukkan dalam
Lampiran Rincian Kegiatan Pemeliharaan Sistem Listrik danTabel Metode
Pemeliharaan Sistem Listrik.
*) Komponen Utilitas Instalasi Listrik :
A. SUMBER DAYA PLN 1. Panel Tegangan Menengah 2. Trafo 3. Panel Tegangan Tengah 4. Panel Distribusi 5. Lampu TL/ Pijar/ Halogen/ SL 6. Armatur 7. Kabel Instalasi
B. SUMBER DAYA GENSET 1. motor Penggerak 2. Altermator 3. Alat pengisi aki 4. Radiator/ pendingin 5. Kabel Instalasi 6. AMF 7. Daily Tank 8. Panel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
B. SUMBER DAYA GENSET 1. motor Penggerak 2. Altermator 3. Alat pengisi aki 4. Radiator/ pendingin 5. Kabel Instalasi 6. AMF 7. Daily Tank 8. Panel
Tabel Metode Pemeliharaan Sistem Listrik.
NO SUB SISTEM KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN 1 2 3 4
I POWER SUPPLY
A. Transformator (trafo kering)
1. Inspection a. Relay pengaman b. Bushing c. Terminal d. Dudukan transformator e. Kondisi fisik
transformator f. Temperatur
transformator g. Peralatan pengamanan
dan pengukuran h. Temperatur dan kondisi
udara ruangan transformator
i. Koneksi kabel pada terminal bushing dan sistem pentanahan
2. Service
a. Pembersihan bagian luar trafo
b. Penyesuaian temperature dan kondisi udara ruangan transformator
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1 2 3 4
II SISTEM DISTRIBUSI
A. Panel Tegangan Menengah
1. Inspection Komponel panel TM (Load Break Switch, Earthing Switch, HRC Fuse, Lightning Arrester, Interlock System, Peralatan pengukuran dan Seluruh peralatan bantunya)
2. Service
a. Pengukuran tahanan pentanahan
b. Pembersihan elektroda pentanahan
c. Pengukuran dan pembersihan tahanan kontak LBS dan Earthing Switch
d. Pengujian interlocking secara elektrikal dan mekanik pada panel TM
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
B. Panel Distribusi Utama Tegangan Menengah (LVMDP)
a. Rumah Panel 1. Inspection a. Pemeriksaan rumah panel b. Kondisi fisik kabel feeder
dan kabel control c. Terminal kabel, mur dan
baut 2. Service
a. Pembersihan rumah panel b. Perapihan jalur kabel pada
panel c. Pengencangan kabel, mur
dan baut d. Pengecatan ulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1 2 3 4
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
b. Komponen Peralatan Proteksi
1. Inspection Pemeriksaan komponen peralatan proteksi
2. Service
a. Pembersihan air, kelembaban, debu, dan kotoran
b. Pengujian trip MCCB,& MCB dengan menggunakan Current Injector
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
c. Busbar 1. Inspection a. Pemeriksaan panel-panel
busbar b. Pemeriksaan terminal
kabel dan circuit breaker 2. Service
a. Pembersihan panel-panel busbar dari air, kelembaban, debu dan kotoran
b. Pengencangan terminal kabel dan circuit breaker
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
d.Alat pengukur 1. Inspection a. Pencatatan penunjukan
semua alat ukur setiap jam b. Pencatatan dan pembukuan
kurva beban listrik dari output travo
c. Evaluasi dan penanggulangannya dari hasil pencatatan
d. Pemeriksaan terminal kabel ke meteran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1 2 3 4 2. Service
a. Pengencangan terminal kabel ke meteran
b. Kalibrasi semua alat pengukur pada panel
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
e. Pilot Lamp dan Fuse
1. Inspection a. Fungsi pilot lamp tiap-tiap fase
b. Pemeriksaan terminasi pilot lamp pada panel
2. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
f. Kabel Feeder Tegangan Menengah
1. Inspection a. Kabel-kabel feeder, rak kabel, sambungan, terminasi dan peralatan bantunya
b. Kondisi fisik kabel feeder 2. Service
a. Pembersihan pada kabel feeder, rak kabel, sambungan, terminasi
b. Perapihan kabel feeder c. Pengukuran tahanan isolasi
dengan megger 3. Penggantian
peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
h. Busduct 1. Inspection Kondisi fisik busduct 2. Service
a. Pembersihan busduct, feeding end, tap-off box, MCCB, MCB, Fuse
b. Pengukuran tahanan isolasi dengan Megger
c. Pengujian MCB/MCCB dalam Tap-off box Busduct
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1 2 3 4 3. Penggantian
peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
III BEBAN LISTRIK A. Panel-Panel
Beban
a. MCB dan MCCB
1. Inspection Pemeriksaan kondisi fisik 2. Service
a. Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran b. Pengujian trip MCB dan MCCB dengan menggunakan Current Injector
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
b. Busbar 1. Inspection a. Pemeriksaan kondisi fisik
Busbar panel-panel beban b. Pemeriksaan terminasi kabel dan circuit breaker
2. Service
a. Pembersihan air, kelembaban, debu dan kotoran b. Pengencangan terminasi kabel dan circuit breaker
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
c. Alat pengukur (Metering)
1. Inspection a. Pencatatan penunjukan semua alat ukur (Vmeter, A-Meter, Kwh-meter)
b. Evaluasi hasil pencatatan c. Pemeriksaan terminasi
kabel ke meteran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1 2 3 4 2. Service
a. Pengencangan terminasi kabel, mur dan baut
b. Kalibrasi semua alat ukur
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
d. Pilot Lamp dan Fuse
1. Inspection a. Fungsi pilot lamp tiap-tiap fase
b. Pemeriksaan terminasi pilot lamp pada panel
2. Service
Pengencangan terminasi pilot lamp di panel
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
B. Sistem Penerangan
1. Inspection a. Pengamatan setiap titik lampu
b. Kondisi Battery Back Up pada lampu emergency
2. Service
a. Pembersihan armature b. Pengukuran intensitas
penerangan dengan Luxmeter
c. Pengujian tahanan isolasi dengan Megger 500 V
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi kerusakan
C.Sistem Kontrol Penerangan
1. Inspection a. Pemeriksaan dan pengamatan seluruh titik lampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan). KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1 2 3 4 b. Kondisi sistim control
secara keseluruhan (Transmission, terminal, Transformer, Relay, Contact Output Terminal, instalasi dan peralatan bantunya).
2. Service
Pembersihan seluruh sistem control
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian peralatan dan spare part bila terjadi Kerusakan
D. Stop Kontak dan Saklar
1. Inspection Pemeriksaan dan pengamatan fungsi dari seluruh stop kontak dan saklar
2. Service
Pengecekan instalasi dengan Megger 500 V
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian saklar, stop kontak serta peralatan lain bila terjadi kerusakan
E. Under Floor Duct dan/atau Reised Floor System
1. Inspection a. Pemeriksaan dan pengamatan seluruh Service Box dan Junction Box termasuk seluruh Outletnya
b. Pemeriksaan tahanan isolasi stop kontak dalam floor duct/raised floor dengan Megger
2. Service
a. Pembersihan seluruh service box dan junction box
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
1 2 3 4 b. Pengujian tahanan isolasi
stop kontak dalam floor duct/raised floor dengan megger
3. Penggantian peralatan dan spare part
a. Penggantian Service Box dan Junction Box serta peralatan lainnya bila terjadi kerusakan
b. Penggantian conduit/kabel bila rusak atau tidak sesuai standar nilai tahanannya
F.Sistem Pertanahan
1. Inspection a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya
b. Pengukuran tahanan pertanahan bila tahanan di atas standar
2. Service
a. Pembersihan elektroda pentanahan
b. Perbaikan tahanan pertanahan bila tahanan di atas standar
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan
G.Sistem Penangkal Petir
1. Inspection a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya
b. Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester
2. Service
a. Pembersihan elektroda pentanahan
b. Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3.3.b Jika kondisi baik, berfungsi tapi terkadang kurang normal (kondisi 95%-
<100%), maka perlu dilakukan ;
1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a).
2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang
dilakukan.
3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.
3.3.c Jika kondisi kurang baik, kurang berfungsi (kondisi <95), maka perlu
dilakukan ;
1. Pengecekan seluruh komponen kelistrikan (kode.3.3.a).
2. Normalisasi kefungsian kelistrikan berdasar investigasi yang
dilakukan.
3. Memperbaiki elemen-elemen yang kurang berfungsi normal.
4. Mengganti elemen yang rusak.
5. Mengecek kembali seluruh kefungsian elemen setelah reparasi.
Instalasi Penangkal Petir
3.4.a Pemeliharaan instalasi proteksi petir eksternal, meliputi ; 1. Kepala Penangkal Petir 2. Hantaran Pem-bumi-an 3. Elektroda Pem-bumi-an
Pemeliharaan instalasi proteksi petir ,meliputi; 1. Arester Tegangan Lebih 2. Stri Pengikat Ekuipotensial 3. Hantaran Pem-bumi-an 4. Elektroda Pem-bumi-an
Sistem Penangkal Petir; 1. Inspection
a. Pengamatan seluruh bak kontrol termasuk koneksi kabelnya b. Pengukuran tahanan pentanahan setiap bak dengan Earth Tester
2. Service a. Pembersihan elektroda pentanahan b. Perbaikan tahanan pentanahan di atas standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
3. Penggantian peralatan dan spare part
Penggantian kabel dan peralatan lain bila terjadi kerusakan
3.4.b Jika kondisi baik, berfungsi 95%-<100%, maka dilakukan pemenuhan
fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a
3.4.c Jika kondisi baik, kurang berfungsi <95% , maka dilakukan pemenuhan
fasilitas dan perbaikan sesuai komponen dalam Kode. 3.4.a sehingga fungsi
bias berjalan normal.
4. KOMPONEN AKSESIBILITAS
Ukuran Dasar Ruang
41.a Jika ukuran dasar ruang sudah memenuhi asas keselamatan, kemudahan,
kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (99%-
100%) maka tidak dilakukan tindakan.
4.1.b Jika ukuran dasar ruang kurang memenuhi asas keselamatan, kemudahan,
kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (75%-
100%) maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi
dapat tercapai.
4.1.c Jika ukuran dasar ruang tidak memenuhi asas keselamatan, kemudahan,
kegunaan, dan kemandirian sesuai dengan fungsi bangunan gedung (<75%)
maka dilakukan perbaikan fasilitas penunjang, sehingga fungsi dapat
tercapai.
Jalur Pedestrian dan RAM
4.2.a A. Pemeliharaan Jalur Pedestrian:
1. Pemeliharaan Kondisi permukaan agar tetap: · Stabil · Kuat · Tahan terhadap cuaca · Bertekstur halus tapi tidak licin · Ukuran sesuai dengan ketentuan, 120 cm (jalur searah) dan 160 cm (jalur dua arah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
· Bebas dari pohon, tiang rambu-rambu, lubang, dan benda-benda
yang menghalangi
· Kemiringan pedestrian maksimum 1:8
· Setiap jarak 900 cm ada bagian datar (area istirahat) minimal 120 cm
· Pencahayaan cukup terang
2. Pemeliharaan Drainase jalur pedestrian.
· Menjaga Kedalaman kurang dari 1,5 cm
· Mudah dibersihkan
· Perletakan tidak jauh dari tepi ram
3. Pemeliharaan Tepi pengaman/kanstin/low curb 120 cm untuk jalur
searah atau 160 cm untuk jalur dua arah
4. Pemeliharaan Jalur Pemandu
· Ubin (guiding block) sesuai dengan persyaratan pada permen 30
tahun 2006
· Penempatan dan pemasangan ubin sesuai dengan kebutuhan
B. Pemeliharaan RAM
-Dalam bangunan -Luar Bangunan 1. Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan
tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8 2. Diluar bangunan, kemiringan tidak lebih dari 6º atau perbandingan
tinggi dan landai tidak lebih dari 1:10 3. Terdapat pencahayaan yang cukup untuk penggunaan pada malam hari 4. Terdapat handrail/pegangan rambat yang mudah dipegang dengan
ketinggian 65-80 cm 5. Lebar minimum ram 95 cm (tidak termasuk tepi pengaman) 6. Setiap jarak 900 cm ada bagian datar minimal 120 cm 7. Muka bordes datar dan memungkinkan untuk ruang gerak kursi roda 8. Permukaan awalan dan akhiran ram harus bertekstur sehingga tidak
licin 9. Lebar tepi pengaman ram/kanstin/low curb 10 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
Dalam bangunan, kemiringan tidak lebih dari 7º atau perbandingan tinggi dan landai tidak lebih dari 1:8
4.2.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.2.a
4.2.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.2.a
Area Parkir
4.3.a Pemeliharaan Fasilitas parkir kendaraan meliputi,; 1. Posisi tempat parkir tidak lebih dari 60 meter dari bangunan/fasilitas
yang dituju 2. Ditempatkan dekat jalur pedestrian 3. Area parkir mempunyai ruang bebas di sekitarnya 4. Diberi penandaan khusus 5. Area parkir duhubungkan dengan ram dan jalan menuju fasilitas
lainnya 6. Ruang parkir mempunyai lebar min 370 cm untuk parkir tunggal dan
620 cm untukparkir ganda. Pemeliharaan Daerah Menaik-Turunkan Penumpang : 1. Kedalaman minimal daerah menaik-turunkan penumpang dari jalur
lalul-lintas sibuk adalah 360 cm dan panjang minimal 600 cm 2. Dilengkapi ram, jalur pedestrian, dan rambu penyandang cacat 3. Kemiringan maksimal adalah 1 : 11 4. Diberi penandaan khusus
4.3.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.3.a
4.3.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai komponen dalam kode 4.3.a
Perlengkapan dan Peralatan Kontrol
4.4.a Pemeliharaan Perlengkapan & peralatan kontrol ; 1. Stop Kontak, tombol & perlengkapan kontrol lainnya berada pada
posisi yang mudah dijangkau 2. Rambu aksesibilitas 3. Perlengkapan peralatan peringatan darurat (Ada/Tidak) 4. Peringatan berbentuk suara 5. Peringatan berbentuk visual 6. Peringatan berbentuk getaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Tabel 4.38. Tindakan Pemeliharaan Dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa (Lanjutan).
KODE Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
4.4.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.4.a
4.4.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.4.a
Toilet Aksesibilitas
4.5.a Pemeliharaan Toilet aksesibilitas ; 1. Dilengkapi rambu 2. Kloset duduk dengan ketinggian 45-50 cm 3. Terdapat handrail 4. Pemasangan keran, tisu, shower mudah dijangkau oleh penca 5. Bahan lantai tidak licin 6. Kunci-kunci toilet dan grendel dapat dibuka dari luar jika kondisi
darurat 7. Posisi toilet strategis dan mudah dijangkau 8. Terdapat tombol darurat dalam keadaan emergensi
4.5.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.5.a
4.5.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.5.a
Pintu Aksesibilitas
4.6.a Pemeliharaan Pintu Aksesibilitas ; 1. Mudah dibuka oleh penyandang cacat 2. Lebar bersih min 90 cm, pintu kurang penting bisa 80 cm, khusus
rumah sakit wajib min 90 cm 3. Di daerah sekitar pintu masuk tidak terdapat ram atau perbedaan
ketinggian lantai 4. Terdapat plat tendang pada bagian bawah pintu atau mempunyai
tenggang waktu tutup 3 menit bagi pintu otomatis 4.6.b Jika memenuhi 75%-99%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.6.a
4.6.c Jika memenuhi < 75%; maka dilakukan pemenuhan fasilitas sesuai
komponen dalam kode 4.6.a
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
4.3.7. Analisis Hasil Wawancara Pendukung Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
Untuk mengetahui apakah Sistem Pemeliharaan Gedung yang dibuat sudah
dapat menunjang Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa maka dilakukan
wawancara. Responden wawancara meliputi Decision Makers , pada Dinas Teknis
Bangunan Gedung. Decision Makers yang dimaksud adalah pejabat di lingkungan
Dinas Teknis Bangunan Gedung (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang). Sampel
wawancara sebanyak 5 pejabat yang membidangi kebijakan dalam bangunan gedung.
Wawancara dilakukan langsung oleh peneliti pada tanggal 17 dan 18 januari
2011 ( hasil wawancara dalam Lampiran E). Berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan, berikut ini diberikan ulasan berdasarkan point-point yang ditanyakan.
1. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung yang disusun sudah dapat
menunjang keandalan Bangunan Gedung Rusunawa. Keseluruhan
responden menyatakan setuju terhadap Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan
yang disusun. Mereka berpendapat bahwa Sistem tersebut juga sudah dapat
memberi gambaran mengenai tindakan yang perlu dilakukan untuk
menunjang keandalan gedung.
2. Sebagian responden memberi tambahan masukan mengenai Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung Rusunawa. Sebagian lagi merasa
sudah cukup dan tidak ada masukan tambahan.
3. Masukan tambahan dari responden, adalah bahwa :
1) Sistem yang dibuat selalu mengacu pada SNI dan Pedoman /Peraturan
pemerintah mengenai Bangunan Gedung yang terbaru.
2) Sistem diharapkan selalu sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan tentang bangunan gedung.
Terkait dengan masukan pada poin 3, maka Sistem Pemeliharaan dan
Perbaikan Gedung Rusunawa yang disusun perlu direview setiap beberapa tahun
sekali. Review tersebut bertujuan agar Sistem yang dibuat sesuai dengan
perkembangan peraturan tentang bangunan gedung dan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
4.4. Membuat Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa bertujuan untuk
memudahkan penilaian kondisi keandalan Gedung Rusunawa serta menentukan
tindakan atau Sistem Pemeliharaan yang tepat untuk Gedung Rusunawa. Program
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa disusun berdasar Program SLF Gedung
yang dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum kemudian disesuaikan dengan
kondisi khusus Gedung Rusunawa.
Program disusun berdasar data yang telah diolah dalam analisis komponen
SLF Gedung yang telah disesuaikan dengan kondisi Gedung Rusunawa. Program
yang dibuat diharapkan akan memudahkan penilaian keandalan dan penentuan sistem
pemeliharaan yang tepat bagi bangunan Gedung Rusunawa. Program dibuat sesuai
Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan yang dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Program yang digunakan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel
2007. Alasan menggunakan aplikasi program tersebut adalah bahwa Program
tersebut sudah sangat familiar, Softwarenya mudah di dapat dan di download,
penggunaan aplikasi program cukup mudah.
Program Penilaian Keandalan Gedung Rusunawa dan Pemeliharaan Gedung
Rusunawa disebut dengan program Sertifikasi Laik Fungsi Gedung Rusunawa (SLF
Rusunawa). Sistem Pemeliharaan Bangunan Gedung Rusunawa terdiri dari 5 (lima)
Komponen yang ditinjau yaitu Komponen Arsitektural, Struktural, Utilitas,
Aksesibilitas dan Tata Bangunan & Lingkungan. Pada 5 Komponen tersebut,
masing-masing Komponen terdiri dari beberapa sub komponen penyusun. Tiap-tiap
Komponen dan Sub Komponen akan ditinjau keandalannya dan dibuat Sistem
Pemeliharaan yang sesuai. Sistem tersebut dijelaskan dalam Tabel 4.39. Bagan Alir
pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ditunjukkan dalam
Gambar 4.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
SKEMA SISTEM PEMELIHARAAN GEDUNG RUSUNAWA.
Gambar 4.4.1. Skema Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Tabel 4.39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Gambar. 4.6. Bagan Alir Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Langkah Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa adalah
sebagai berikut ;
1) Buat File dengan Microsoft ffice Excel 2007 dengan nama ; FORM SLF
RUSUNAWA
2) Pada Sheet 1, buat dokumen isian mengenai Data Umum Gedung Rusunawa.
Data Umum Bangunan Gedung Rusunawa berisi data umum Gedung
Rusunawa yang akan diperiksa kondisi keandalannya dan diberikan solusi
sistem pemeliharaan.
3) Pada Sheet berikutnya dibuat dokumen Form Keandalan dan Sistem
Pemeliharaan Gedung Total. Form ini berisi keandalan total dari masing-
masing komponen gedung Rusunawa.
4) Buat File baru untuk tiap komponen Gedung Rusunawa dengan Microsoft
Office Excel 2007. Beri nama File sesuai komponen Gedung Rusunawa
dengan nama ; ARSITEKTUR, STRUKTUR, UTILITAS, AKSESIBILITAS,
TATA RUANG & BANGUNAN.
5) Pada Sheet 1 dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen Arsitektur Total yang
berisi total nilai keandalan Arsitektur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam
komponen Arsitektur.
6) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen tiap sub
komponen Arsitektur yaitu dokumen Arsitektur Sub Komponen Ruang
Dalam dan Dokumen Arsitektur Sub komponen Ruang Luar. Tiap-tiap
dokumen dalam sub komponen berisi :
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Arsitektur.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Arsitektur.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur
serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.
7) Pada Sheet selanjutnya dalam File ARSITEKTUR, buat dokumen berisi
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur.
8) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Arsitektur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung
Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Arsitektur yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
9) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Arsitektur ke dalam
dokumen Arsitektur Total.
10) Hyperlink dokumen Arsitektur Total pada File ARSITEKTUR ke dalam
dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File
SLF Gedung Rusunawa
11) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Arsitektur
selesai.
12) Pada Sheet 1 dalam File STRUKTUR, buat dokumen Struktur Total yang
berisi total nilai keandalan Struktur dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam
komponen Struktur.
13) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen tiap sub
komponen Struktur yaitu dokumen Struktur Sub Komponen Struktur Bawah,
Sub Komponen Struktur Atas dan Dokumen Struktur Sub komponen
Struktur Pelengkap. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen berisi :
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Struktur.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Struktur.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur
serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.
14) Pada Sheet selanjutnya dalam File STRUKTUR, buat dokumen berisi Sistem
Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur.
15) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Struktur tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa
yang berada di tiap Sheet sub komponen Struktur yang sesuai.
16) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Struktur ke dalam
dokumen Struktur Total.
17) Hyperlink dokumen Struktur Total pada File STRUKTUR ke dalam dokumen
Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF
Gedung Rusunawa
18) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Struktur
selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
19) Pada Sheet 1 dalam File UTILITAS, buat dokumen Utilitas Total yang berisi
total nilai keandalan Utilitas dan nilai tiap-tiap sub.komponen dalam
komponen Utilitas.
20) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen tiap sub
komponen Utilitas. Tiap-tiap dokumen dalam sub komponen Utilitas berisi :
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Utilitas.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Utilitas.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas
serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.
21) Pada Sheet selanjutnya dalam File UTILITAS, buat dokumen berisi Sistem
Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas.
22) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Utilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung Rusunawa
yang berada di tiap Sheet sub komponen Utilitas yang sesuai.
23) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Utilitas ke dalam
dokumen Utilitas Total.
24) Hyperlink dokumen Utilitas Total pada File UTILITAS ke dalam dokumen
Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF
Gedung Rusunawa
25) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Utilitas
selesai.
26) Pada Sheet 1 dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen Aksesibilitas Total
yang berisi total nilai keandalan Aksesibilitas dan nilai tiap-tiap
sub.komponen dalam komponen Aksesibilitas.
27) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen tiap sub
komponen Aksesibilitas. Beri nama berdasar sub komponen. Tiap-tiap
dokumen dalam sub komponen Aksesibilitas berisi :
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Aksesibilitas.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Aksesibilitas.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen
Aksesibilitas serta KODE pemeliharaan Gedung Rusunawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
28) Pada Sheet selanjutnya dalam File AKSESIBILITAS, buat dokumen berisi
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Aksesibilitas.
29) Hyperlink dokumen berisi Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
Komponen Aksesibilitas tersebut dengan KODE Pemeliharaan gedung
Rusunawa yang berada di tiap Sheet sub komponen Aksesibilitas yang sesuai.
30) Hyperlink masing-masing dokumen sub komponen Aksesibilitas ke dalam
dokumen Aksesibilitas Total.
31) Hyperlink dokumen Aksesibilitas Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam
dokumen Form Keandalan dan Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File
SLF Gedung Rusunawa.
32) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen
Aksesibilitas selesai.
33) Pada Sheet 1 dalam File TATA RUANG & BANGUNAN, buat dokumen
Tata Ruang dan Bangunan Total yang berisi total nilai keandalan Tata Ruang
& Bangunan serta nilai tiap-tiap sub.komponen dalam komponen Tata uang
& Bangunan. Dokumen Tata Ruang & Bangunan berisi:
a) Keandalan masing-masing elemen dalam sub komponen Tata Ruang
& Bangunan.
b) Penilaian keandalan sub.komponen Tata Ruang & Bangunan.
c) Tabel Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata
Ruang & Bangunan.
d) Hyperlink dokumen Tata Ruang & Bangunan.
34) Total pada File AKSESIBILITAS ke dalam dokumen Form Keandalan dan
Sistem Pemeliharaan Gedung Total pada File SLF Gedung Rusunawa.
35) Sistem Penilaian dan Pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen Tata
Ruang & Bangunan selesai.
36) Setelah seluruh File Komponen dalam Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa, yaitu File ARSITEKTUR, STRUKTUR, UTILITAS,
AKSESIBILITAS, dan TATA RUANG & BANGUNAN terhubung dengan
File SLF Gedung Rusunawa maka nilai keandalan Total Bangunan Gedung
Rusunawa yang dinilai akan diketahui.
37) Pembuatan Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
4.5. Langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung
Rusunawa
Gambar. 4.7. Bagan Alir Pemakaian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa ( SLF Rusunawa)
diaplikasikan dengan Program Microsoft Office Excel. Langkah pengisian program
adalah sebagai berikut;
1. Buka File dengan nama : “FORM SLF RUSUNAWA Microsoft Office
Excel”.
2. Buka Sheet ; “DATA UMUM”, Masukkan data-data yang diperlukan pada
Tabel, setelah selesai klik icon SLF RUSUNAWA yang berada di bawah
Tabel seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.8.
Gambar 4.8. Form Data Umum Program SLF Rusunawa
KLIK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
3. Setelah “Klik icon SLF RUSUNAWA” maka akan muncul Sheet Form
Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 4.9. (Contoh Form pada kondisi penilaian gedung = ANDAL).
Dalam Sheet ini tidak ada data yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi
keandalan total Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian
Gedung Rusunawa, “klik” salah satu icon dalam komponen gedung, misalnya
berurutan dari icon ARSITEKTUR.
Gambar 4.9. Form Penilaian Keandalan Dan Sistem Pemeliharaan Rusunawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
4. Setelah “Klik icon ARSITEKTUR” maka akan muncul Sheet Arsitektur Total
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.10. Dalam Sheet ini tidak ada data
yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen
Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian,
“klik” salah satu icon dalam sub komponen ARSITEKTUR misalnya
berurutan dari icon “Kesesuaian Penggunaan Fungsi”.
4.10. Form Arsitektur SLF Rusunawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
5. Setelah “Klik icon Kesesuaian Penggunaan Fungsi” maka akan muncul Sheet
Kesesuaian Penggunaan Fungsi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
4.11. Dalam Sheet ini hanya kolom (2) dan kolom (3) saja yang diisi. Isi
berdasar survey lapangan. Kolom lain tidak perlu diisi karena sudah
merupakan formula dari program. Setelah selesai mengisi kolom (2) dan
kolom (3), maka akan diketahui hasil penilaian keandalan sub komponen
Kesesuaian Penggunaan fungsi. Pada Tabel tingkat keandalan bangunan
terdapat Tindakan /Sistem pemeliharaan Bangunan yang ditunjukkan dalam
KODE. Klik kode yang sesuai dengan kondisi untuk mengetahui Sistem
Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang direkomendasikan seperti dalam
Gambar 4.12.
Gambar 4.11. Form Kesesuaian Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Gambar 4.12. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Sub Komponen Kesesuaian
Fungsi Komponen Arsitektur SLF Rusunawa
6. Setelah selesai menilai tingkat keandalan sub komponen Kesesuaian
Penggunaan Fungsi serta memperoleh rekomendasi tindakan, klik icon
ARSITEKTUR untuk kembali menilai keandalan serta memperoleh
rekomendasi tindakan pemeliharaan Gedung Rusunawa Komponen
Arsitektur.
7. Setelah “Klik icon ARSITEKTUR” maka akan muncul Sheet Arsitektur Total
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam Sheet ini tidak ada data
yang diisi sendiri oleh user. Sheet ini berisi keandalan total Komponen
Arsitektur Gedung Rusunawa yang dinilai. Untuk melakukan penilaian
lanjutan, “klik” sub komponen ARSITEKTUR selanjutnya dengan cara yang
sama dengen sub komponen Kesesuaian Penggunaan Fungsi.
8. Setelah seluruh sub komponen dalam komponen Arsitektur terisi, maka akan
diperoleh nilai Arsitektur Total. Setelah diperoleh nilai Arsitektur Total, klik
icon SLF RUSUNAWA, maka Sheet akan kembali ke Sheet Form Keandalan
Gedung dan Sistem Pemeliharaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.
Nilai dari keandalan Arsitektur Total akan terakumulasi secara otomatis
dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem Pemeliharaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
9. Lanjutkan penilaian lanjutan ke komponen berikutnya, dengan klik icon
STRUKTURAL, lakukan sesuai langkah dalam komponen Arsitektural (no 4
s/d no.8) , kemudian lanjutkan lagi ke icon UTILITAS, icon
AKSESIBILITAS, dan icon KESESUAIAN PENGGUNAAN FUNGSI.
10. Setelah semua komponen dalam Sheet Form Keandalan Gedung dan Sistem
Pemeliharaan terisi maka secara otomatis akan diketahui keandalan total
Gedung Rusunawa yang ditinjau serta system pemeliharaan yang
direkomendasikan.
11. Selesai.
12. Contoh lengkap pengisian Program SLF Rusunawa ditunjukkan dengan studi
kasus Gedung Rusunawa Cilacap dalam Lampiran B dan Lampiran C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
4.6. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Pada Obyek Studi Kasus.
Analisis dilakukan dengan cara tinjauan lapangan langsung ke obyek
studi kasus yaitu Rusunawa Cilacap. Sebagai data pendukung dilakukan
dokumentasi berupa foto-foto obyek. Gedung Rusunawa Cilacap. Gedung
Rusunawa Cilacap yang akan ditinjau dan dinilai dalam Kompleks Bangunan
Gedung Rusunawa Cilacap adalah Gedung A dan Gedung D, ditunjukkan dalam
Gambar 4.13., sedangkan spesifikasi Gedung ditunjukkan dalam Tabel 4.30.
Gambar 4.13. Siteplan Kompleks Gedung Rusunawa Kab.Cilacap
Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap.
NO Pekerjaan Detai Pekerjaan
1 Pekerjaan Struktur
1.1 Pondasi
Pondasi Struktur Tiang Pancang
Pondasi menerus Batu kali
1.2 Kolom, Balok, Plat lantai
Kolom Struktur Beton pra cetak
Balok struktur Beton pra cetak
Plat Lantai Beton pra cetak
1.3 Tangga
Tangga Beton pra cetak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
1.4 Atap
Atap tritisan Lt.02/03:
· Rangka atap kayu kruing
· Gording kayu kruing · Papan listplank kayu
Atap Lt.04 :
· Rangka atap beton pra cetak
· Gording baja profil C
· Papan listplank kayu
2 Pekerjaan Arsitektur
2.1. Dinding
Dinding Pasangan Bataco
Plesteran dinding bataco exterior/ terluar
bangunan
2.2 Lantai
Pasangan keramik km/wc hunian dan km/wc umum Pasangan keramik r.selasar dan Mushala Screed lantai, acian pada interior zona hunian dan lantai dasar
Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan).
NO Pekerjaan Detai Pekerjaan
2.3 Kusen,Pintu,jendela
Kusen alumunium
Pintu panil alumunium
Jendela rangka alumunium panil kaca
2.4 Sanitair
Sanitair hunian closet jongkok, shower
Meja dapur beton dilapis keramik termasuk kitchen zink
2.5 Plfond dan Penutup atap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Rangka plafond kayu kruing
Pelapis plafond tripleks
Penutup atap genting metal
3 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
3.1 Pekerjaan air kotor dan
bekas :
Pemipaan air kotor bahan pvc
Pemipaan air bekas bahan pvc
Septictank Kap 10 m3 dan peresapan
3.2 Pekerjaan air bersih :
Pengadaan dan pemasangan pompa tekan
Pipa air bersih bahan GIP Medium A
(Pipa distribusi Rooftank, Distribusi ke
hunian, Rooftank)
3.3 Pekerjaan Hidrant
Pengadaan pompa elektrik
Pengadaan dan pemasangan Box Hydrant
Pengadaan dan pemasangan Hydrant Pilar
Tabel.4.40. Spesifikasi Teknis Gedung Rusunawa Cilacap (Lanjutan).
NO Pekerjaan Detai Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan Pompa Jocky Pipa air bersih bahan GIP Medium A Pressure Tank Pondasi pompa dan Pressure tank
3.4 Pengadaan pemadam api ringan Fire Extinguisher
3.5 Pekerjaan Penangkal Petir
3.6 Pekerjaan Listrik Pemasangan MDP PLN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Almari KWH meter Pengadaan dan pemasangan LVMDP Pengadaan dan pemasangan MDP I & II Pemasangan panel sekering box Pemasangan panel penerangan Pemasangan panel pompa transfer
4 Pekerjaan Luar Bangunan
4.1 Pekerjaan Pematangan tanah
4.2 Pekerjaan saluran keliling bangunan
Saluran terbuka U 20 cm pada areal keliling bangunan Pasangan bak control uk 30x30cm, t=35 cm
4.3 Pekerjaan Groundtank
4.4 Pekerjaan Rumah Pompa 4.5 Pekerjaan Genset
4.7.1. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung A Rusunawa.
A. Data Fisik Gedung A Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.
Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan
denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan
kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop
Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.14 sampai dengan Gambar 4.21.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Gambar 4.7.2. Photo Gedung A dari arah Gerbang Utama
Gambar 4.7.3. Photo Gedung A dari arah Belakang (Kali Yasa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Gambar 4.16. Denah lt.01 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Gambar 4.17. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
Gambar 4.18. Tampak Depan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.19. Tampak Belakang Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.20. Tampak Samping Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Gambar 4.21. Potongan Gedung A Rusunawa Kab.Cilacap
B. Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
adalah sebagai berikut;
1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan
Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form
dalam Lampiran B.
2. Mengisi form dalam komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas dan
Aksesibilitas dengan bantuan;
a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual.
b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.
c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.
3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah
diisi sesuai dengan kondisi Gedung A Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam
Lampiran B.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd A.
Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. A dengan
Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut;
1. Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%).
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Arsitektural Gedung A memiliki nilai keandalan 96,97 %.
Tingkat keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan.
Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan
komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan
dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel
4.41.
Tabel 4.41. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur. NO Komponen Arsitektural Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)
2 Nilai Keandalan 96,97 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 1.1.1.b, 1.1.2.a, 1.1.3.a, 1.1.4.b, 1.1.5.a,
1.2.1.a, 1.2.2.a, 1.2.3.a, 1.2.4.a,
2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%).
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Struktural Gedung A memiliki nilai keandalan 99,77 %. Tingkat
keandalan komponen Struktur termasuk ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Struktural adalah tindakan pemeliharaan. Sistem Perawatan dan
Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan komponen pada tiap sub
komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen
Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.42.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Tabel 4.42. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa
Cilacap Komponen Struktur.
NO Komponen Struktur Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(85%> -95%), TIDAK ANDAL (<85%)
2 Nilai Keandalan 99,77 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a,
2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a
3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%).
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Utilitas Gedung A memiliki nilai keandalan 58,756 %. Kondisi
Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen
Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas.
Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub
komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Utilitas adalah tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan
Perbaikan ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub
komponen Utilitas. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen
utilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.43.
Tabel 4.43. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas. NO Komponen Utilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(100%),
KURANG ANDAL(85%-99%), TIDAK ANDAL (<85%)
2 Nilai Keandalan 58,756 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%)
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Aksesibilitas Gedung A memiliki nilai keandalan 58,00 %.
Kondisi Aksesibilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan
komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub
komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub
komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk
tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum
tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Aksesibilitas Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah
tindakan perbaikan ringan dan tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan
dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub
komponen Aksesibilitas. Kesimpulan dari program SLF Rusunawa
komponen Aksesibilitas ditunjukkan dalam Tabel 4.44.
Tabel 4.44. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas. NO Komponen Aksesibilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)
2 Nilai Keandalan 58,00 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c,
5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai
keandalan 100 % .Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan gedung
dinyatakan ANDAL.
Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih
terkait dengan langkah pengambilan kebijakan. Untuk gedung dengan tingkat
keandalan 100% tidak perlu dilakukan tindakan. Kesimpulan dari program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan ditunjukkan
dalam Tabel 4.45.
Tabel 4.45. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. NO Komponen Tata
Bangunan& Lingkungan Komponen
1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)
2 Nilai Keandalan 100 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Tidak Ada
6. Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total
Gedung A memiliki nilai keandalan 76,91 %. Kondisi Total gedung
dinyatakan KURANG ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan Total
Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan
Perbaikan Berat. Sistem pemeliharaan dan Perbaikan ditunjukkan dalam
KODE Pemeliharaan komponen di tiap sub komponen bangunan.
Kesimpulan dari program SLF Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel
4.46.
Tabel 4.46. Hasil Program SLF Keandalan Total Rusunawa Gedung A di Kompleks Rusunawa Cilacap.
NO Keandalan Total Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)
2 Nilai Keandalan Total : 76,91 % 1) Arsitektur (9,70) :Andal 2) Struktur (29,93) 3) Utilitas (29,38) 4) Aksesibilitas (2,90) 5) Tata Bangunan&Lingkungan (5)
3 Tingkat Keandalan KURANG ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Sesuai KODE pada masing-masing
komponen dan sub komponen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
4.7.2. Analisis dan Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung D Rusunawa
serta Kuisioner Pendukung Penilaian.
A. Data Fisik Gedung D Kompleks Gedung Rusunawa Cilacap.
Gedung Rusunawa Cilacap merupakan kompleks gedung dengan bentuk dan
denah tipikal. Masing- masing gedung memiliki fungsi kegiatan publik dan
kegiatan hunian. Photo kondisi Fisik tampak bangunan serta gambar Shop
Drawing ditunjukkan dalam gambar 4.22. sampai dengan Gambar 4.29.
Gambar 4.22. Photo Gedung D dari arah Belakang (Kali Yasa)
Gambar 4.23. Photo Gedung D dari arah Gerbang Utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
Gambar 4.24. Denah lt.01 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Gambar 4.25. Denah lt.02 s/d lt.04 Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Sumber : DCKKP Kab.Cilacap
Gambar 4.26. Tampak Depan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.27. Tampak Belakang Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.28. Tampak Samping Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
Gambar 4.29. Potongan Gedung D Rusunawa Kab.Cilacap
B. Pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
Langkah-langkah pengisian Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa
adalah sebagai berikut;
1. Mendapatkan data-data Administratif proyek guna mengisi Data Umum dan
Keandalan Tata bangunan dan Lingkungan Gedung Rusunawa sesuai form
dalam Lampiran C.
2. Mengisi form dalam komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas dan
Aksesibilitas dengan bantuan;
a) Pengamatan langsung di lapangan secara visual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
b) RAB Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.
c) Gambar As Build Drawing Bangunan Gedung Rusunawa Cilacap.
3. Detail Form Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa yang telah
diisi sesuai dengan kondisi Gedung D Rusunawa Cilacap dapat dilihat dalam
Lampiran C.
C. Analisis Hasil Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa Cilacap Gd D.
Analisis Hasil penilaian keandalan Gedung Rusunawa Cilacap Gd. D dengan
Program SLF Rusunawa adalah sebagai berikut;
1. Analisis Komponen Arsitektural (NK 10%).
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Arsitektural Gedung D memiliki nilai keandalan 90,66 %. Tingkat
keandalan komponen Arsitektur termasuk ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Arsitektur adalah tindakan pemeliharaan dan perbaikan ringan.
Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan
komponen yang terdapat pada tiap sub komponen Arsitektur. Kesimpulan
dari program SLF Rusunawa komponen Arsitektur ditunjukkan dalam Tabel
4.47.
Tabel 4.47. Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Arsitektur.
NO Komponen Arsitektur Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)
2 Nilai Keandalan 90,66 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 1.1.1.b, 1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.1.5.a,
1.2.1.a, 1.2.2.c, 1.2.3.a, 1.2.4.a,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
2. Analisis Komponen Struktural (NK 30%).
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Struktural Gedung D memiliki nilai keandalan 99,50 %. Tingkat
keandalan komponen termasuk ANDAL.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keandalan
komponen Struktural Gedung D adalah tindakan pemeliharaan. Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE pemeliharaan
komponen pada tiap sub komponen Struktur. Kesimpulan dari program SLF
Rusunawa komponen Struktur ditunjukkan dalam Tabel 4.48.
Tabel 4.48. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Struktur.
NO Komponen Struktur Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(85%> -95%), TIDAK ANDAL (<85%)
2 Nilai Keandalan 99,50 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan ringan 5 KODE Tindakan 2.2.1.a, 2.2.2.a, 2.2.3.b, 2.2.4.a, 2.3.1.a,
2.3.2.a, 2.3.3.a, 2.3.4.a
3. Analisis Komponen Utilitas (NK 50%).
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Utilitas Gedung D memiliki nilai keandalan 49,222 %. Kondisi
Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan komponen
Utilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub komponen Utilitas.
Beberapa sub komponen yang tidak lengkap tersebut antara lain sub
komponen pencegahan bahaya kebakaran aktif.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Utilitas Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap adalah
tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan
dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub komponen Utilitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen utilitas ditunjukkan
dalam Tabel 4.49.
Tabel 4.49. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Utilitas.
NO Komponen Utilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(100%),
KURANG ANDAL(85%-99%), TIDAK ANDAL (<85%)
2 Nilai Keandalan 61,15 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c
4. Analisis Komponen Aksesibilitas (NK 5%)
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Aksesibilitas Gedung D memiliki nilai keandalan 49,20 %.
Kondisi Utilitas gedung dinyatakan TIDAK ANDAL. Ketidak andalan
komponen Aksesibilitas disebabkan karena tidak terdapatnya beberapa sub
komponen pendukung Aksesibilitas bangunan Gedung. Beberapa sub
komponen yang tidak terdapat dalam gedung antara lain difabel guide untuk
tuna netra, penyandang cacat fisik, orang tua dan anak-anak. Belum
tersedianya toilet khusus difabel sebagai syarat Aksesibilitas.
Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
komponen Aksesibilitas Gedung D adalah tindakan perbaikan ringan dan
tindakan perbaikan berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan
dalam KODE perbaikan komponen pada tiap sub komponen Aksesibilitas.
Kesimpulan dari program SLF Rusunawa komponen Aksesibilitas
ditunjukkan dalam Tabel 4.50.
Tabel 4.50. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Aksesibilitas.
NO Komponen Aksesibilitas Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%), T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
IDAK ANDAL (<75%) 2 Nilai Keandalan 49,20 % 3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Perbaikan ringan dan Perbaikan Berat 5 KODE Tindakan 4.1.a, 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c,
5. Analisis Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi
komponen Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung A memiliki nilai
keandalan 100 %. Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Gedung
dinyatakan ANDAL.
Kondisi kesesuaian komponen Tata Bangunan dan Lingkungan lebih
terkait dengan langkah pengambilan kebijakan, sehingga untuk gedung
dengan tingkat keandalan 100%, tidak perlu dilakukan tindakan. Kesimpulan
dari program SLF Rusunawa komponen Tata Bangunan dan Lingkungan
ditunjukkan dalam Tabel 4.51.
Tabel 4.51. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Komponen Tata Bangunan dan Lingkungan. NO Komponen Tata
Bangunan&Lingkungan Komponen
1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%), KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)
2 Nilai Keandalan 100 % 3 Tingkat Keandalan ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Tidak Ada
6. Analisis Keandalan Bangunan Gedung Total
Hasil dari program SLF Rusunawa menunjukkan bahwa kondisi Total
Gedung A memiliki nilai keandalan 70,99 % . Kondisi Total gedung dinyatakan
TIDAK ANDAL. Tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keandalan
Total Gedung A adalah tindakan Pemeliharaan, Perbaikan Ringan dan tindakan
Perbaikan Berat. Sistem Perawatan dan Perbaikan ditunjukkan dalam KODE
Pemeliharaan pada tiap sub komponen bangunan. Kesimpulan dari program SLF
Rusunawa Total ditunjukkan dalam Tabel 4.52.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Tabel 4.52. Tabel Hasil Program SLF Rusunawa Gedung D di Kompleks Rusunawa Cilacap Total.
NO Keandalan Total Komponen 1 Batas keandalan ANDAL(95%>-100%),
KURANG ANDAL(75%> -95%), TIDAK ANDAL (<75%)
2 Nilai Keandalan Total : 70,99 % · Arsitektur (9, 07) · Struktur (29,85) · Utilitas (24,61) · Aksesibilitas (2,46) · Tata Bangunan&Lingkungan (5)
3 Tingkat Keandalan TIDAK ANDAL 4 Rekomendasi Tindakan Sesuai KODE pada masing-masing
komponen dan sub komponen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.
1. Telah diperoleh Sistem Penilaian Gedung Rusunawa yang menunjang
keandalan bangunan gedung. Sistem dibuat dengan mengevaluasi kriteria
SLF Gedung (Arsitektur, Struktur, Utilitas, Aksesibilitas, Tata Ruang dan
Bangunan) dengan komponen penyusun Gedung Rusunawa. Berdasar analisis
yang telah dilakukan diketahui terdapat perbedaan sub komponen pada
kriteria Arsitektur, Struktur dan Utilitas sehingga dilakukan pembobotan
ulang.
2. Telah disusun Sistem Pemeliharaan Gedung yang menunjang Sistem
Penilaian Keandalan Bangunan Gedung Rusunawa. Sistem Pemeliharaan dan
Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa disusun berdasar SNI dan Pedoman
tentang Bangunan Gedung.
3. Telah diperoleh Program Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa (SLF
Rusunawa) dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007.
Program yang dibuat merupakan alat bantu yang memudahkan operasional
sistem.
4. Hasil aplikasi Program SLF Rusunawa pada obyek studi kasus menunjukkan
bahwa program tersebut sudah dapat memberikan penilaian Keandalan dan
Sistem Pemeliharaan Gedung Rusunawa.
5. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung A Rusunawa Cilacap
menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk kurang andal (76,91).
Hal tersebut disebabkan karena kurang andalnya sub komponen pada
komponen Arsitektur, Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan
telah dibuat Kode Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung pada
program (Arsitektur: 1.1.4.b, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.4.c, Aksesibilitas: 4.2.c,
4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
6. Hasil program SLF Rusunawa pada Gedung D Rusunawa Cilacap
menunjukkan bahwa nilai keandalan gedung termasuk tidak andal (70,99).
Hal tersebut karena tidak andalnya sub komponen pada komponen Arsitektur,
Utilitas dan Aksesibilitas. Untuk memenuhi keandalan telah dibuat Kode
Tindakan Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung dalam program (Arsitektur:
1.1.b, 1.1.2.b, 1.1.3.b, 1.1.4.b, 1.2.2.c, Utilitas: 3.1.c, 3.2.c, 3.3.c, 3.4.c,
Aksesibilitas: 4.2.c, 4.3.b, 4.4.b, 4.5.c, 4.6.c).
7. Berdasar evaluasi terhadap SLF Gedung diketahui bahwa SLF Gedung masih
memiliki kekurangan dan memerlukan penyempurnaan. Kekurangan tersebut
diantaranya terdapat kesalahan nilai keandalan untuk komponen Aksesibilitas
Total. Hiperlink file masih perlu penyempurnaan dan belum terdapat standar
saran untuk tindakan perawatan dan perbaikan gedung. Pada penilaian
keandalan struktur masih subyektif.
5.2. Saran Beberapa hal yang belum dilakukan dalam penelitian ini bisa dilanjutkan
dalam penelitian berikutnya, diantaranya;
1. Perlu dilakukan evaluasi dan kajian yang lebih mendalam mengenai kriteria
penilaian dalam SLF Gedung, khususnya pada Komponen Struktural.
2. Perlu dilakukan chek dan pembaharuan secara periodik mengenai Sistem
Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan Gedung Rusunawa berdasar
perkembangan Ilmu dan Teknologi.
3. Sistem dapat dikembangkan dengan aplikasi Software lain yang lebih
komunikatif dan fleksibel.
4. Sistem penilaian dalam penelitian ini menggunakan pengamatan visual
dengan alat bantu sederhana. Untuk lebih mengetahui kondisi gedung secara
khusus maka dapat dikembangkan penilaian dengan metode dan peralatan
yang lebih spesifik.