sistem pembinaan profesional guru ipa oleh: · pdf file... memiliki kualifikasi akademik dan...

15
1 SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: Dra. Eneng Susilawati, M.Sc I. PENDAHULUAN Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan bermutu hanya akan diperoleh melalui proses pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru yang profesional dan mempunyai komitmen terhadap mutu. Mengajar menjadi sebuah profesi ketika guru mempraktekkan pembelajaran dengan dasar pengetahuan yang umum dan menggunakan pengetahuannya untuk praktek mengajar yang efektif (NSTA 2003). Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pada kenyataannya, sampai saat ini, profesionalisme guru termasuk guru IPA masih menjadi bahan perbincangan dikalangan dunia pendidikan karena dianggap bahwa tingkat pendidikan, prestasi dan sertifikasi tidak dapat menjamin para guru mampu menyampaikan pengetahuan yang diperoleh sepanjang hidupnya dalam bentuk materi pelajaran yang memadai selama proses belajar mengajar, padahal penguasaan materi dan keterampilan mengajarkan materi, akan menentukan keberhasilan peningkatan pembelajaran siswa. Berbagai penelitian tentang guru IPA dan hasil belajar siswa memberikan sejumlah implikasi pentingnya berbagai strategi, sistem pembinaan profesional guru untuk peningkatan mutu dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran. Terbitnya Permenegpan dan RB No.16/2009 secara keseluruhan mengandung semangat yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru yang selanjutnya akan menjadikan guru sebagai pekerjaan profesional yang dibingkai oleh kaidah-kaidah profesi yang standar, dan pada akhirnya diharapkan berimplikasi terhadap peningkatan mutu, kreatifitas dan tentu saja kinerja guru. Uraian di atas menggambarkan betapa pentingnya guru memahami statusnya sebagai tenaga profesional dan berupaya meningkatkannya. Untuk membantu menjelaskannya, makalah ini akan membahas tentang: 1) Apa, mengapa, dan untuk maksud apa adanya pembinaan profesional guru IPA, 2) Tanggung jawab pembinaan, 3) Kajian efektifitas dan efisiensi, dan 4) Perspektif pembinaan profesional guru IPA.

Upload: nguyenque

Post on 02-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

1

SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA

Oleh: Dra. Eneng Susilawati, M.Sc

I. PENDAHULUAN

Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sebagaimana

diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan bermutu hanya akan diperoleh melalui

proses pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru yang profesional dan mempunyai

komitmen terhadap mutu. Mengajar menjadi sebuah profesi ketika guru mempraktekkan

pembelajaran dengan dasar pengetahuan yang umum dan menggunakan pengetahuannya untuk

praktek mengajar yang efektif (NSTA 2003). Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi,

peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan

insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan dikembangkan

sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Pada kenyataannya, sampai saat ini, profesionalisme guru termasuk guru IPA masih menjadi

bahan perbincangan dikalangan dunia pendidikan karena dianggap bahwa tingkat pendidikan,

prestasi dan sertifikasi tidak dapat menjamin para guru mampu menyampaikan pengetahuan yang

diperoleh sepanjang hidupnya dalam bentuk materi pelajaran yang memadai selama proses belajar

mengajar, padahal penguasaan materi dan keterampilan mengajarkan materi, akan menentukan

keberhasilan peningkatan pembelajaran siswa. Berbagai penelitian tentang guru IPA dan hasil

belajar siswa memberikan sejumlah implikasi pentingnya berbagai strategi, sistem pembinaan

profesional guru untuk peningkatan mutu dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran.

Terbitnya Permenegpan dan RB No.16/2009 secara keseluruhan mengandung semangat yang

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru yang selanjutnya akan

menjadikan guru sebagai pekerjaan profesional yang dibingkai oleh kaidah-kaidah profesi yang

standar, dan pada akhirnya diharapkan berimplikasi terhadap peningkatan mutu, kreatifitas dan

tentu saja kinerja guru.

Uraian di atas menggambarkan betapa pentingnya guru memahami statusnya sebagai tenaga

profesional dan berupaya meningkatkannya. Untuk membantu menjelaskannya, makalah ini akan

membahas tentang: 1) Apa, mengapa, dan untuk maksud apa adanya pembinaan profesional guru

IPA, 2) Tanggung jawab pembinaan, 3) Kajian efektifitas dan efisiensi, dan 4) Perspektif

pembinaan profesional guru IPA.

Page 2: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

2

II. PEMBAHASAN

A. Apa, Mengapa, dan untuk Maksud Apa Pembinaan Profesional Guru IPA.

Guru dianggap sebagai profesi yang bermakna strategis karena mereka mengemban tugas

sejati untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karenanya, jabatan guru sebagai tenaga

professional termasuk system pembinaan dan pengembangannya banyak didukung oleh kebijakan

umum terutama pasca lahirnya UU tentang Guru dan Dosen.

Guru profesional adalah mereka yang memiliki keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Mereka wajib

memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi (pasal 1,ayat 4, Bab 1 UU No.14/2005, tentang

Guru dan Dosen). Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi

dan dibuktikan dengan ijazah yang mencerminkan kemampuan akademik yang relevan dengan

bidang tugas guru. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

(Permendiknas No. 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).

Untuk menjadi Profesional seorang guru dituntut memiliki lima hal : 1) mempunyai komitmen

pada siswa dan proses belajarnya, 2) menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang

diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa, 3) memantau hasil belajar siswa dengan

berbagai cara evaluasi , 4) berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari

pengalaman, dan 5) bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Selama menjalankan tugas-tugas profesional, guru seharusnya melakukan profesionalisasi

atau proses penumbuhan dan pengembangan profesinya. Menurut Komba & Nkumbi, 2008

pengembangan profesionalisme guru adalah proses peningkatan akademik, kompetensi, dan

efisiensi dalam menjalankan kewajiban profesional di dalam atau di luar kelas, sementara Rogan &

Grayson 2004; Tecle 2006 mendefinisikannya sebagai proses yang mencakup semua kegiatan yang

meningkatkan karir profesional guru. Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor

16/2009, pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi guru yang

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bergradasi, dan berkelanjutan untuk meningkatkan

profesionalitasnya.

Semua guru, termasuk guru IPA perlu mendapat pembinaan secara berkelanjutan untuk dapat

mewujudkan perannya sebagai tenaga professional yang bermartabat dan sejahtera; sehingga guru

dapat berpartisifasi aktif untuk membentuk insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME,

unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur,

dan berkepribadian dalam upaya meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Page 3: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

3

Terdapat beberapa esensi dari pembinaan dan pengembangan profesional guru IPA, antara lain

untuk:

1. Mendapat pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional yang berfungsi mengangkat

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.

2. Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai tenaga profesional yang dalam aktualisasinya tugas dan fungsi penyandang profesi guru

berbasis pada prinsip-prinsip: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (2)

memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak

mulia; (3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang

tugas; (4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (5) memiliki

tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (6) memperoleh penghasilan yang

ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (8) memiliki

jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan (9)

memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang

berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

3. Menjaga dan terus memutakhirkan agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan

tuntutan ke depan baik kurikulum maupun perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Pengembangan dan peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui

sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan

perolehan angka kredit jabatan fungsional.

4. Memfasilitasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan baik

tingkat nasional maupun internasional. Secara umum ada 4 (empat) standar pengembangan

professional guru IPA menurut NSES (1996), yaitu bahwa pengembangan profesional guru IPA

mengharuskan mereka untuk (1) mempelajari isi materi IPA yang penting melalui perspektif dan

metode-metode inquiry, (2) memadukan pengetahuan IPA, pembelajaran, pedagogik, dan siswa;

juga mengharuskan menerapkan pengetahuan pada pengajaran IPA, (3) dibangunnya

pemahaman dan kemampuan untuk pembelajaran seumur hidup, serta (4) program-program

pengembangan profesional untuk para guru IPA haruslah koheren dan terpadu.

B. Tanggung Jawab Pembinaan Profesional Guru IPA

Page 4: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

4

Dilihat dari dimensi sifat dan substansinya, alur untuk mewujudkan guru yang

benar-benar profesional, yaitu: (1) penyediaan guru berbasis perguruan tinggi, (2) induksi guru

pemula berbasis sekolah, (3) profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi, dan

(4) profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani. Pembinaan profesionalisme

guru IPA di Indonesia dilaksanakan oleh berbagai pihak, mulai dari tingkat pemerintahan pusat

(Depdiknas), pemerintah daerah (Dinas), dan tingkatan sekolah. Pembinaan dilakukan juga oleh

Ditjen Dikti/LPTK dan berbagai organisasi profesi, secara diagram dapat digambarkan sebagai

berikut.

Gambar. 1. Komponen Pembina Profesional Guru IPA

1. Pembinaan di Tingkat Pusat

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (P4TK IPA) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu

Pendidikan (Badan PSDMPK-PMP) mempunyai visi mewujudkan layanan prima pengembangan

dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan IPA yang profesional, komprehensif, dan

bermartabat.

Dalam tupoksinya sebagai lembaga pengembangan, P4TK IPA melakukan berbagai

penelitian dan pengkajian permasalahan pembelajaran IPA di sekolah kemudian mengembangkan

program untuk membina dan meningkatkan kualitas pembelajaran guru IPA melalui berbagai

kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), workshop, seminar, konferensi, festival sains, dsb.

Peningkatan kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) IPA melalui diklat merupakan

salah satu upaya untuk pencapaian standar kompetensi profesi PTK dan salah satu sarana

pengembangan keprofesian berkelanjutan. Luasnya wilayah Nusantara dan banyaknya jumlah guru

IPA di Indonesia yang menjadi tanggungjawab pembinaan membuat P4TK IPA bekerja keras untuk

Page 5: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

5

menciptakan program yang dapat menjangkau seluruh wilayah dan melibatkan banyak guru sebagai

peserta yang ikut aktif dalam kegiatan pembinaan. Program-program yang sudah dilaksanakan

antara lain:

a. Pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) berjenjang dan berkelanjutan, yaitu

jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi. Dengan program ini guru mengikuti diklat selama 4

tahap berturut-turut dan apabila dinyatakan lulus di jenjang akhir mereka berkompeten menjadi

instruktur di provinsinya masing-masing dengan kekuatan sertifikat level nasional, selanjutnya

alumni berkewajiban mendesiminasikan hasil pelatihan kepada guru-guru di tingkat provinsi.

Sistem seperti ini diharapkan akan menyerap banyak guru mengikuti pelatihan. Program ini

memerlukan kerjasama yang baik antara P4TK IPA dan dinas pendidikan provinsi dan

kabupaten dalam rangka pemberdayaan alumni di wilayah masing-masing.

b. Diklat dengan sistem in-on-in. Peserta mengikuti in service 1 di tempat diklat dilanjutkan dengan

on the job learning di tempat asalnya/sekolah, dan melaporkan hasil kegiatan yang sudah

dilaksanakan pada tahap in service 2 termasuk mengemukakan permasalahan yang ditemukan

dan alternative solusi yang sudah dilakukan.

c. Diklat dengan sistem pendampingan. Guru IPA mendapat pendampingan pembelajaran di

sekolah dengan fokus pada konten IPA dan pedagogi, materi bervariasi sesuai kebutuhan

masing-masing kelompok guru berdasarkan hasil Test Need Assessment (TNA). Kegiatan

Pemdampingan ini diharapkan dapat menghasilkan penyamaan persepsi yang dapat

dipertanggungjawabkan dan diimplementasikan di lapangan sesuai dengan alur program sistem

diklat yang telah dirancang.

d. Program Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading

(BERMUTU), peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru

yang dalam pelaksanaannya melibatkan banyak pihak seperti BPSDMPMP (Bindiklat, Profesi),

DIKTI (Ketenagaan), P4TK, LPMP, LPTK, Kelompok Guru, Kepala Sekolah, Pengawas,

Jardiknas (Pustekkom), Balitbang (Puslitjaknov, Puspendik). P4TK IPA bertugas membentuk

tim pengembang, mengembangkan modul-modul pelatihan yang akan digunakan di MGMP dan

KKG, memberikan pelatihan kepada Provincial Core Team (PCT) dan Distric Core Team

(DCT), serta mengkoordinasikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan KKG dan

MGMP secara regional. Outcome dari program ini adalah Pengembangan Profesional

Berkelanjutan dan Peningkatan Kualitas Guru.

e. Program-program diklat reguler lainnya yang penekanannya selalu pada konten IPA dan

pedagogi dilakukan untuk menjadikan P4TK IPA sebagai pusat penjaminan mutu pendidikan

IPA di Indonesia.

Page 6: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

6

P4TK IPA yang salah satu tugas pokoknya mengembangkan model dan sistem diklat perlu

terus mengkaji berbagai alternatif penyelenggaraan diklat Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(PTK) IPA agar mereka memiliki kesempatan dan akses yang sama dalam meningkatkan

profesionalismenya.

2. PembinaanProfesionalisme di Tingkat Provinsi

Unit pelaksana teknis (UPT) BPSDMPK-PMP di tingkat provinsi adalah Lembaga Penjamin Mutu

Pendidikan (LPMP). Dalam kapasitasnya sebagai penjamin mutu tenaga kependidikan, lembaga ini berperan

dalam merumuskan standar-standar mutu, melakukan uji mutu profesionalisme guru, dan mengawasi

bagaimana sekolah menjalankan standar mutu. LPMP juga berperan sebagai penyelengara program

sertifikasi guru yang akan menjadi lisensi terhadap seseorang untuk layak menjadi guru.

Program yang dikembangkan oleh LPMP dalam rangka membina profesionalisme guru IPA lebih

bersifat memfasilitasi kebutuhan guru berupa pendampingan karena LPMP bukan lembaga diklat. Program

yang sedang mendapat perhatian tinggi LPMP saat ini adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Dalam program

BERMUTU, LPMP berperan antara lain dalam hal: mencetak manual, modul dan material pelatihan,

melaksanakan pelatihan pelatih tingkat propinsi yang akan melatih kepala sekolah dan pengawas

dalam memimpin guru baru program induksi/ pengukuhan di sekolah dan penilaian kredit bawaan/

„recognition of prior learning (RPL), menilai guru serta menulis laporan berdasarkan efisiensi guru

percobaan, dan menyalurkan bantuan untuk KKG/MGMP, KKSMKKS, KKPS/MKPS.

3. Pembinaan Profesionalisme di Tingkat Kabupaten/Kota

Di tingkat wilayah, terdapat MGMP yang merupakan wadah pertemuan antar guru IPA

yang berasal dari sekolah-sekolah di kabupaten/kota, disebut sebagai jaringan lintas sekolah. Di

kegiatan MGMP guru IPA dapat menjalin kemitraan pembelajaran dan berbagi pengalaman. Unsur

Pembina yang biasa memberikan materi adalah pengawas dan nara sumber dari berbagai institusi.

Melalui MGMP guru-guru IPA dapat mengajukan usulan anggaran kepada LPMP dan atau dinas

pendidikan kabupaten/kota untuk kegiatan pengembangan profesionalisme.

4. Pembinaan Profesionalisme di Tingkat Sekolah

Sekolah tempat guru mengajar, di sanalah tempat yang seharusnya guru mendapatkan

pembinaan secara maksimal karena pembinaan yang dilakukan ketika proses sedang berlangsung

jauh akan lebih bermakna daripada yang sudah tersimpan lama. Program pembinaan apa saja yang

seharusnya dilakukan di sekolah?

a. Bagi guru pemula yaitu guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses

pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah

Page 7: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

7

daerah, atau masyarakat, diperlukan adanya kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja,

pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran pada

sekolah di tempat tugasnya, dengan tujuan agar guru pemula segera dapat beradaptasi dengan

iklim kerja dan budaya sekolah dan melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di

sekolah. Program ini disebut Program Induksi Guru Pemula (PIGP) (Permendiknas no 27 tahun

2010). PIGP dilaksanakan oleh pembimbing yaitu guru yang ditugaskan oleh kepala sekolah atas

dasar profesionalisme dan kemampuan interpersonal yang baik selama satu tahun. Cara

pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, meliputi: persiapan, pengenalan sekolah dan

lingkungannya, pelaksanaan dan observasi pembelajaran, penilaian, dan pelaporan. Materi yang

disampaikan terdiri atas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, melaksanakan tugas tambahan yg melekat

pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Dari pengertian tersebut dapat

pula difahami bahwa proses pembimbingan tersebut akan melibatkan banyak fihak terutama,

guru pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas.

b. Kepala sekolah

Kepala sekolah pemegang kunci manajemen sekolah, efektivitas kegiatan sekolah secara

langsung dipengaruhi kepala sekolah. Banyak kasus ditemukan bahwa pembelajaran IPA di

sekolah terkendala oleh minimnya fasilitas, tidak tersedianya laboratorium dan alat bahan untuk

praktikum, atau rendahnya kemampuan guru IPA dalam menggunakan alat yang ada dan yang

paling penting guru tidak diberi kewenangan untuk menentukan kebutuhan pembelajaran IPA,

padahal aspek kunci kepemimpinan dalam pendidikan adalah memberikan kewenangan kepada

guru-guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran (Sallis, 1993).

Kepala sekolah harus berkomitmen terhadap pengembangan guru IPA dan bisa merancang

pengembangan profesionalisme guru sesuai dengan perannya dalam pembinaan guru yaitu,

memfasilitasi, mengembangkan sumber, mendorong, mengkomando, membimbing, dan

memimpin. Kepala sekolah hendaknya menjadi model dalam mengajar, dan melakukan

“inspeksi” guru dalam kelas untuk mengetahui kemampuan mengajar, melihat permasalahan

yang dihadapi guru IPA dan memberikan pembinaan secara internal dalam bentuk supervisi

akademis, dan non akademis. Bentuk pembinaan lain yang seharusnya berada di bawah

pengawasan kepala sekolah adalah MGMP sekolah bidang studi IPA.

c. Pengawas

Pengawas sebagai supervisor bertugas melakukan supervisi baik akademik maupun klinis.

Supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang

sistematis, pengamatan yg cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera dalam

meningkatkan kemampuan profesional guru dan kualitas proses pembelajaran sehingga guru

Page 8: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

8

dapat membantu siswa untuk belajar lebih banyak, lebih cepat, lebih mudah, lebih

menyenangkan, dan lebih efektif dan bermakna.

Pengawas sebaiknya melakukan kunjungan kelas untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar-

mengajar yang berlangsung (Satori, 2002). Temuan berdasarkan hasil pengawasan terhadap

mutu pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, hal itulah yang seharusnya menjadi program

pembinaan sebagai tindak lanjut kunjungan kelas yang dikembangkan oleh pengawas bagi

peningkatan kompetensi dan akuntabilitas profesional guru IPA, seperti bagaimana

merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar,

memanfaatkan hasil penilaian bagi peningkatan layanan belajar, memberikan umpan balik

kepada siswa, melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar, mengembangkan interaksi

pembelajaran yang efektif, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,

mengembangkan alat bantu dan media pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar yang

tersedia, melakukan penelitian praktis untuk perbaikan pembelajaran. Ini sesuai dengan

kompetensi standar yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah (Permendiknas No.12/2007).

Adapun metode dan teknik pembinaan dapat dilakukan secara individual maupun kelompok

dengan pendekatan tertentu (direktif, kolaboratif, non direktif) disesuaikan dengan kebutuhan.

Kegiatan pembinaan professional diwujudkan oleh para pengawas dalam bentuk sikap dan

tindakan yang dilakukan dalam interaksi antara guru-guru dan kepala sekolah dengan

memperhatikan hal-hal berikut: supervisi dimulai dari hal-hal positif, didasarkan atas hubungan

kerabat kerja sebagai professional, pandangan yang objektif, hubungan manusiawi yang sehat

penuh rasa kekeluargaan, mendorong pengembangan potensi, inisiatif dan kreatifitas guru,

dilaksanakan terus menerus, dan sesuai dengan kebutuhan (Satori, 2005).

5. Pembinaan Profesionalisme Melalui Organisasi Profesi

Selain unsur yang berasal dari kelembagaan pemerintah, terdapat pula pembinaan yang

dilakukan oleh organisasi profesi seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan

Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Sarjana Pendidikan dan Pemerhati Pendidikan IPA

Indonesia (HISPPIPAI), Asosiasi Guru Sains Indonesia (AGSI), dan organisasi lainnya.

PGRI merupakan organisasi guru terbesar dan terlama beranggotakan semua guru di

Indonesia berasal dari berbagai tingkatan sekolah. Sesuai dengan misinya, PGRI berusaha dengan

sungguh-sungguh agar guru menjadi profesional sehingga pembangunan pendidikan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dapat direalisasikan. Organisasi ini melakukan fungsi pembinaan

profesional guru melalui perintisan penyusunan berbagai aturan, perundangan, hak-hak dan

kewajiban guru serta aspek hukum yang berkaitan dengan perlindungan profesi keguruan.

Page 9: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

9

HISPPIPAI berkiprah dalam pembinaan profesionalisme guru IPA melalui seminar-seminar dan

lokakarya yang diselenggarakan secara periodik. AGSI organisasi baru yang kiprahnya cukup dapat

diperhitungkan, berkomitmen untuk melakukan pembinaan kepada guru IPA melalui kegiatan

public lecture, menyelenggarakan diklat, seminar, dan workshop bekerjasama dengan lembaga

diklat lain.

6. Pembinaan Profesionalisme Melalui LPTK

Mutu pendidikan nasional sangat erat kaitannya dengan kualitas layanan pendidikan di

sekolah dan kualitas sumber pendidik dan tenaga kependidikannya. Karena itu kualifikasi akademik

guru IPA yang ditandai dengan kepemilikan sertifikat pendidik menjadi hal yang sangat penting.

Sertifikat pendidik bagi guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan

oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi,

baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah.

Menjadi guru itu mudah, dapat dilakukan oleh siapa saja, anggapan ini dimanfaatkan

banyak orang untuk mengajar walaupun tanpa memiliki latar belakang pendidikan dan tidak

menguasai ilmu pedagogi. Kondisi ini disikapi oleh LPTK dengan cara menyelenggarakan

program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi pengajar yang belum memiliki sertifikat sebagai

pendidik atau mereka yang berlatar belakang ilmu murni tetapi ingin mengajar. Upaya ini p

membantu meningkatkan profesionalisme guru. Pengajar di perguruan tinggi, khususnya program

studi pendidikan IPA juga banyak melakukan kegiatan penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan pembelajaran IPA di sekolah. Melalui implimentasi hasil kajian penelitian, secara

tidak langsung LPTK berperan dalam membina profesionalisme guru.

C. Kajian Efektifitas danEfisiensi Pembinaan Profesional Guru IPA

Sistem pembinaan profesional guru sangat tergantung pada kebijakan yang dibuat

pemerintah. Seringkali pergantian kepemimpinan berdampak pada perubahan kebijakan yang akan

berimbas pada pelaksanaan system di lapangan. Kondisi saat ini tidak terlepas dari adanya

kebijakan yang belum berpihak pada kemajuan pendidikan IPA, sehingga sistem pembinaan dirasa

masih belum efektif dan memerlukan penataan ulang. Ketidak efektifan pembinaan guru IPA

dikarenakan banyak hal, diantaranya:

1. Adanya beberapa institusi di tingkat pusat menjalankan tupoksi yang sama dengan materi yang

sama tetapi dengan pemahaman konten yang berbeda. Hal ini membingungkan petugas

lapangan, misalnya widyaiswara yang telah mengikuti Training of Trainer (TOT) pada saat

Page 10: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

10

harus menyampaikan kembali materi tersebut kepada guru-guru. Begitu juga guru, mereka

menerima penataran dari sumber-sumber yang berbeda dengan pemahaman yang berbeda pula.

2. Pembinaan diberikan lebih banyak fokus kepada guru, sementara kepala sekolah dan pengawas

sangat jarang mendapat kesempatan untuk pelatihan, padahal merekalah yang akan membina

guru di sekolah secara langsung dan berkesinambungan. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja

mereka pada saat melakukan pembinaan di sekolah. Kebingungan guru terjadi lagi ketika

sebagian pengawas mempermasalahkan apa yang sedang diimplementasikan oleh guru

berdasarkan hasil yang diterima selama penataran hanya karena pengawas tidak memahami

permasalahan. Pengawas mengemukakan kurangnya penataran untuk pengawas membuat

mereka tidak percaya diri untuk melakukan pembinaan ke sekolah karena tidak memiliki

program yang jelas.

3. Tidak ada pendampingan lanjutan setelah guru mendapatkan pelatihan. Umumnya guru akan

kembali ke pola mengajar yang lama, sehingga penataran tidak berdampak pada kemajuan

proses pembelajaran. Pendampingan menjadi salah satu program yang sangat penting.

4. Kurangnya respon dari dinas pendidikan kabupaten/kota dalam kerjasama untuk melaksanakan

penataran di tingkat pusat, sehingga apabila diperlukan daftar nama guru untuk menjadi peserta

diklat yang dikirim seringkali orang yang sama. Ini menjadi tidak efektif karena orang yang

sama mendapatkan pembinaan yang sama hanya pada waktu yang berbeda, disamping sebaran

alumni menjadi lebih kecil dari harapan. Alumni diklat yang seharusnya bisa menjadi

kepanjangan tangan di daerah tempat asalnya kurang diberdayakan dinas setempat dengan

berbagai alasan.

5. Hasil monitoring dan evaluasi tidak menjadi jaminan adanya perubahan dalam system

pembinaan guru IPA selama kebijakan tidak berorientasi pada penjaminan mutu pendidikan.

D. Perspektif Pembinaan Profesional Guru IPA

Pembinaan professional guru IPA akan menjadi efektif apabila sistem yang dibuat berjalan

dengan baik, semua komponen pembina dari pusat sampai daerah berkolaborasi melaksanakan

tugas secara maksimal tidak berjalan sendiri-sendiri tetapi tetap dengan perannya masing-masing

(Gambar 2 dan 3) serta harus mengikuti alur yang sudah ditentukan. P4TK IPA melaksanakan

pendidikan dan pelatihan guru IPA bekerjasama dengan LPTK sebagai narasumber. LPMP

melakukan penjaminan mutu guru atas apa yang sudah dikerjakan oleh P4TK dan LPTK. Dinas

Pendidikan membina guru IPA melalui kegiatan MGMP/KKG dengan memberdayakan P4TK,

LPMP dan LPTK. Organisasi profesi membantu meningkatkan profesionalisme guru lewat

berbagai kegiatan yang dapat berkolaborasi dengan P4TK IPA, LPMP, LPTK, dan dinas

pendidikan. Pengawas melaksanakan program pembinaan di sekolah binaannya masing-masing.

Page 11: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

11

Alur pembinaan sebaiknya menggunakan mekanisme dan sangsi yang jelas sejak awal

rekruitmen calon guru, prajabatan, program induksi guru pemula, sertifikasi, tunjangan profesi,

penilaian kinerja guru, dan pengembangan keprofesian berkelanjutan, yang pada ujungnya akan

berdampak pada pengembangan karir guru.

P4TK, LPMP, LPTK,

Asosiasi Profesi,

dan PKB Provider

lainnya.

Kepala Sekolah

Pengawas

Pembimbing/mentor

KKG/MGMP, KKM,

KKKS/MKKS, KKPS,

MKPS, atau jaringan

virtual.

Guru

IPA di

Sekolah

Pembinaan ProfesionalGuru IPA

Gambar 2. Sistem Pembinaan Guru IPA

Kemendiknas Menyusun Pedoman dan instrumen PKB, menseleksidan melatih instruktur tim inti PKG tingkat pusat, melakukan pemantauan dan evaluasi.

Tingkat Pusat

Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP

Melaksanakan pemetaan data profil keinerja guru, pendampingan, pembimbingan , dan konsultasi pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi, pelaporan untuk menjamin pelaksanaan PKB yg berkualitas

Tingkat Provinsi

Dinas PendidikanKabupaten/Kota

Mengelola PKB tingkat Kabupaten/Kota untuk menjamin PKG dilaksanakan secara efektif, efisien, objektif, adil, akuntabel, dsb, serta membantu & memonitor pelaksanaan PKB di sekolah dan Gugus

Tingkat Kab/Kota

KKG/MGMP kecamatan/gugus

Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan PKB di gugus serta membantudan membimbing pelaksanaan PKB di sekolah.

Tingkat Kecamatan

Sekolah atauMadrasah

Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan PKB di sekolah

Tingkat Sekolah

KoordinatorPKB

Menjamin bahwa guru menerima dukungan untuk meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesiannya sesuai dengan profil kinerjanya di tingkat sekolah maupun kabupaten/kota

Gambar 3. Tanggung jawab Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB)

Materi pembinaan yang diberikan seharusnya berdasarkan kebutuhan guru di sekolah. Data

kebutuhan guru dapat diperoleh melalui TNA atau hasil observasi kelas yang dilakukan oleh kepala

sekolah atau pengawas. Esensi dari mutu pendidikan adalah proses pembelajaran dan ini

Page 12: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

12

merupakan permasalahan terbesar yang dihadapi guru IPA maka untuk mengefektifkan pembinaan,

Michael S Garet, et al (2009) menyarankan bahwa peningkatan kemampuan guru harus fokus

dalam konten IPA (content knowledge) dan keterampilan proses IPA (science process skills)

kemudian mengaplikasikannya secara terintegrasi melalui pengalaman langsung akan mendukung

pembelajaran guru secara substansial dan akan terjadi perubahan positif di dalam kelas dijelaskan

dengan diagram berikut.

Gambar 4. Cara Efektif Membina Guru

Pembinaan tidak bisa hanya dilakukan sekali mengingat ilmu pengetahuan berkembang

setiap saat, sehingga guru harus mengikuti perkembangannya supaya tidak ketinggalan zaman.

Dengan demikian, pemerintah hendaknya memberlakukan aturan yang bersifat mendorong bahkan

mewajibkan guru IPA untuk melakukan pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan,

dengan atau tanpa prakarsa lembaga institusi tertentu, yang dapat dilakukan dalam bentuk diklat,

seminar, lokakarya, ataupun bentuk kegiatan lainnya yang menunjang keprofesionalismeannya

yang dibatasi dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah jam tertentu pula. Guru yang tidak

mentaati bisa dikenakan sangsi sesuai dengan tingkatannya mulai dari peringatan, penundaan

tunjangan sertifikasi, penundaan kenaikan pangkat dan jabatan, apabila dalam kurun waktu tertentu

tidak berupaya meingkatkan keprofesionalismeannya dapat diberhentikan dari jabatannya.

Kebijakan seperti ini diharapkan dapat menjaga kualitas profesionalisme guru IPA terutama yang

sudah dinyatakan masuk kriteria bersertifikat sebagai tenaga professional. Pada saatnya nanti guru

akan merasa bahwa pengembangan profesionalisme bukan lagi sebagai sebuah kewajiban yang

apabila tidak dilakukan mendapat sangsi tetapi akan lebih bersifat sebuah kebutuhan. Kepada guru

IPA yang sudah menunjukkan indikator-indikator profesionalisme dalam melaksanakan

Page 13: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

13

pembelajaran IPA diharapkan akan menjadi jaminan mutu pendidikan IPA (science education

quality assurance) dan seyogyanya diberikan penghargaan.

Kebijakan lain yang diperlukan adalah adanya rencana pembinaan yang terarah dalam kurun

waktu panjang ke depan dan memiliki framework yang dapat dimaknai oleh semua pihak serta

diperkuat oleh landasan hukum, seperti digambarkan berikut.

Gambar 5. Kebijakan Umum Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru

Gambar 6. Kebijakan Umum Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru

Page 14: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

14

Untuk mengukur apakah sistem yang sudah ada berjalan dengan baik diperlukan pola

pembinaan professional guru terpadu yang menerapkan pendekatan TQM yang mendudukan setiap

orang sebagai manajer dalam posisinya dan semua komponen terlibat di dalamnya (Sallis, 1993).

Berdasarkan prinsip TQM, dalam pelaksanaan pembinaan professional guru diarahkan harus terjadi

transformasi budaya dari budaya tradisional ke budaya mutu (cultural change), serta proses

perbaikan/peningkatan dilaksanakan secara berkesinambungan (continuous improvement). Kegiatan

pengawasan yang dilakukan oleh banyak pihak dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pengembangan profesionalisme guru IPA.

III. PENUTUP

Dunia pendidikan masih menyimpan banyak hal untuk diselesaikan dalam rangka

meningkatkan kualitas pembelajaran terutama menjadikan guru sebagai pengajar yang

professional. Hak guru sebagai tenaga profesional adalah memperoleh kesempatan untuk

pengembangan keprofesian mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru secara

berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal sebagai

profesi.

Dukungan kebijakan yang kuat dari pemerintah dan peran serta banyak pihak diperlukan

dalam melaksanakan pembinaan profesionalisme guru melalui system yang terpadu. Kebijakan

pembinaan dan pengembangan profesi guru harus dilakukan secara kontinyu, dengan

serial kegiatan tertentu. Melalui pembinaan ini diharapkan dapat memperkecil jarak antara

pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki sekarang

dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu. Dengan demikian,

guru akan terampil membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta memiliki integritas kepribadian yang tangguh untuk mampu berkompetitif. Guru-guru yang

profesional sangat diperlukan sebagai penunjang pembangunan negara secara menyeluruh; karena

guru-guru yang profesional mampu melahirkan golongan cendekiawan yang akan meneruskan

perjuangan kepada generasi akan datang.

Page 15: SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU IPA Oleh: · PDF file... memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas ... tugas keprofesionalan; dan (9)

15

DAFTAR PUSTAKA

Ari Widodo, 2010. Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks

Indonesia; Peningkatan Profesionalisme Guru Biologi: Permasalahan dan Alternatif Solusi

Fakultas Pendidikan MAtematika dan ILmu Pengetahuan Alam. Bandung. UPI.

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal PMPTK.

2010. Supervisi Akademik, Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Pengawas Sekolah.

Jakarta.

Komba,W.L & Nkumbi,E,2008, Teacher Professional Development in Tanzania : Perceptions and

Practice, CICE Hiroshima University, Journal of International Cooperation in Educaion.

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.2009. Permennegpan &

RB No.16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta

Michae,l S. et all, 2001, What Makes Professional Development Effective?, American Educational

Research Journal, Vol. 38, No. 4, pp. 915-945, American Educational Research Association.

Nanang Fattah, 2012. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung. Rosda Karya.

National Research Council (1996). National Science Education Standard. Washington D.C.:

National Science Academy

NSTA & AETS. (2003). Standard for Science Teacher Preparation

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 27 Tahun 2010 tentang Induksi Guru Pemula. Jakarta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tanggal 28 maret 2007 tentang

Standar Pengawas Sekolah.

Sallis, E. (1993), Total Quality Management in Education, London: Kogan Page Limited

Satori, D., (2005). Supervisi Akademik dan penjaminan Mutu Dalam Pendidikan Persekolahan,

Naskah tidak diterbitkan.

Satori, D. (2002). Pengawasan Pendidikan di Sekolah. Naskah tidak diterbitkan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, tahun 1945. Pasal 31.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.