peningkatan keprofesionalan guru

23
PROFESI KEPENDIDIKAN ‘Peningkatan Profesional Guru’ Disusun oleh : Fathan Bahtra (06121408015) Dia Cahyawati (06121408016) Winda Efrializa (06121408016) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012/2013

Upload: dia-cahyawati

Post on 30-Jun-2015

151 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peningkatan keprofesionalan guru

PROFESI KEPENDIDIKAN

‘Peningkatan Profesional Guru’

Disusun oleh :

Fathan Bahtra (06121408015)

Dia Cahyawati (06121408016)

Winda Efrializa (06121408016)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2012/2013

Page 2: Peningkatan keprofesionalan guru

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat

kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Profesi

Kependidikan ini yang berjudul "Peningkatan Profesional Guru". Kemudian shalawat beserta

salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan

pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah profesi kependidikan di program studi

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya. Selanjutnya penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak somakim selaku dosen pembimbing mata kuliah

Profesi Kependidikan dan kepada segenap pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan

makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang,12 Februari 2014

Page 3: Peningkatan keprofesionalan guru

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

PEMBAHASAN

1. Definisi Profesional Guru

2. Pembentukan Guru

3. Karakteristik Guru

4. Cara Peningkatan Guru Profesional

5. CTL

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

Page 4: Peningkatan keprofesionalan guru

Pada saat masyarakat melihat kualitas pendidikan masih rendah, maka dengan sendirinya

muncul pertanyaan dalam diri masyarakat, apa sebenarnya yang menyebabkan kualitas

pendidikan ini masih rendah? Apakah pendidiknya (guru) yang kurang bersungguh-sungguh

dalam melaksanakan proses pembelajaran? ataukah dari segi metode/strategi dan kurikulum yang

kurang tepat? ataukah dari kemampuan peserta didik yang rendah dalam merespon pelajaran

sehingga sulit untuk menerima pelajaran serta sulit termotivasi untuk belajar dengan tekun?.

Pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan mengiringi kondisi kualitas pendidikan di Tanah Air

yang kurang memuaskan.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mutu pendidikan di Tanah Air sampai saat ini

masih rendah. Cukup banyak bukti yang dapat digunakan untuk mendukung kesimpulan ini.

Rata-rata hasil ujian akhir nasional, ujian akhir sekolah atau apa-pun namanya untuk semua mata

pelajaran berkisar pada rentangan 5 sampai 7 saja. Berbagai hasil survei yang telah dilakukan

oleh lembaga internasional juga menempatkan prestasi siswa Indonesia pada posisi bawah.

Terakhir, hasil survei TIMSS 2003 (Trends in International Mathematics and Sciencies Study) di

bawah payung International Association for Evaluation of Educational Achievement (IEA)

menempatkan Indonesia pada posisi ke-34 untuk bidang matematika dan pada posisi ke-36 untuk

bidang sains dari 45 negara yang disurvei (Kompas, 22/12/2004). Bahkan, di Jawa Timur, dalam

seleksi penerimaan calon pegawai negeri daerah yang diumumkan beberapa hari lalu dilaporkan

banyak formasi yang tidak terisi karena tidak satu calon-pun yang mengikuti ujian memenuhi

nilai standar (passing grade) yang ditetapkan.

Realitas yang memukul dunia pendidikan di Tanah Air ini, menjadi semakin lengkap,

apabila dikaitkan juga dengan laporan dari UNDP yang baru-baru ini dipublikasikan,

berdasarkan laporan, Human Development Report 2004”,  tersebut dinyatakan bahwa angka buta

huruf dewasa (adult illiteracy rate) di Indonesia mencapai 12,1%. Ini berarti, dari setiap 100

orang Indonesia dewasa yang berusia 15 tahun ke atas, ada 12 orang yang tidak bisa membaca.

Angka ini relatif jauh lebih tinggi, apabila kita bandingkan dengan negera-negara lain, seperti

Thailand (7,4%), Brunai Darussalam (6,1%) dan Jepang (0,0%). Sebuah negara yang baru saja

keluar dari konflik politik yang besar dan baru memulai untuk berbenah diri namun sudah

memperlihatkan hasilnya karena membangun dengan tekad dan kesungguhan hati.

Page 5: Peningkatan keprofesionalan guru

Ada beberapa kajian yang perlu dibahas untuk meningkatkan kualitas guru dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Air. Di antaranya:

1). Apa definisi guru profesional?

2). Bagaimana pembentukan guru profesional?

3). Apa sebenarnya yang menjadi karakteristik guru profesional?

4). Apa saja cara penigkatan profesional guru matematika?

PEMBAHASAN

Page 6: Peningkatan keprofesionalan guru

1. Definisi Guru Profesional

Sebelum membahas tentang proses pembentukan dan karakteristik guru profesional,

maka alangkah lebih baik jika diketahui terlebih dahulu tentang apa makna guru profesional

dalam dunia pendidikan.

Secara bahasa profesional berasal dari bahasa Inggris (profession) dan bahasa

Belanda (professie) yang keduanya mengadopsi dari bahasa Latin yaitu(professio) yang memiliki

arti pengakuan atau pernyataan. Secara istilah profesionalisme dapat dikatakan sebagai

pernyataan atau pengakuan tentang bidang pekerjaan atau bidang pengabdian yang dipilih.

Seperti yang diungkapkan oleh para ahli, bahwa kegaiatan atau pekerjaan dapat dikatakan

sebagai profesi apabila ia dilakukan untuk mencari nafkah dan sekaligus dilakukan dengan

tingkat keahlian yang cukup tinggi, dan profesi akan dapat menghasilkan mutu produk yang baik

apabila diiringi dengan etos kerja yang mantap pula.

Ada tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat dalam setiap profesionalitas yang baik

menurut etos kerjanya di antaranya:

1) Adanya keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality).

2) Adanya keinginan untuk menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan.

3) Adanya keinginan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat melalui karya

profesionalnya..

Definisi di atas mengandung makna setidaknya kata profesional memiliki tiga ciri di

antaranya: 

Pertama, mengandung unsur pengabdian.

Maksud dari unsur pengabdian yaitu setiap profesi harus dikembangkan untuk

memberikan pelayanan tertentu kepada masyarakat, pelayanan itu dapat berupa

pelayanan indifidual maupun kolektif.

Kedua,  mengandung unsur idealisme. 

Page 7: Peningkatan keprofesionalan guru

Maksud dari unsur idealisme yaitu setiap profesi bukanlah sekedar mata pencaharian atau

bidang pekerjaan yang mendatangkan materi saja, melainkan dalam profesi itu mencakup

pengertian pengabdian terhadap sesuatu yang luhur dan idealis.

Ketiga, mengandung unsur pengembangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unsur pengembangan adalah setiap bidang profesi

mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan prosedur kerja yang mendasari

pengabdiannya secara terus menerus.

Ketiga makna kata profesional tersebut ternyata memiliki konsep mengenai bidang yang

berhubungan dengan pekerjaan. Jika profesionalisme dianggap sebagai bidang pekerjaan maka

sudah selayaknya memiliki etos kerja yang baik. Bekerja harus menghasilkan kualitas yang

bagus, unggul, tepat waktu, disiplin, sungguh-sungguh, ulet, rajin, cermat, teliti, sistematis dan

berpedoman pada dasar keilmuan tertentu.

Adapun konsekuensi apabila guru dipandang sebagai sebuah profesi (pekerjaan), maka

ada beberapa ketentuan yang harus di taatinya di antaranya:

1) Setiap profesi yang dikembangkan harus memberikan layanan tertentu kepada

masyarakat.

2) Profesi bukan sekedar mata pencaharian tetapi mencakup pengertian, pengabdian

terhadap sesuatu.

3) Profesi mengandung makna yaitu mempunyai kewajiban untuk menyempurnakan

prosedur kerja yang mendasari pengabdiannya secara terus menerus.

2. Pembentukan Guru Profesional

Dalam dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor

yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, baik di

jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan

kualitas pendidikan di Tanah Air, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan

eksistensi guru itu sendiri. Mereka di tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu

Page 8: Peningkatan keprofesionalan guru

mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi

anak didik. Bahkan tidak jarang, para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak

didik dalam proses pendidikan secara global.

Posisi guru yang merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran akan semakin

terlihat ketika anak didik berada di ujung akhir tahun pelajaran, setelah melakukan ujian

nasional, maka akan dapat dilihat kualitas anak didik pada masing-masing lembaga pendidikan.

Di antara usaha untuk pembentukan guru profesional antara lain:

Guru harus memperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan

pengalaman, pengembangan materi pelajaran dan berinteraksi dengan peserta didik.

Guru harus sering mengadakan penemuan-penemuan ilmiah yang dihadiri oleh para

guru untuk melakukan penelitian-penelitian pengembangan pendidikan.

Guru juga di tuntut untuk membiasakan diri mengkomunikasikan hasil penelitian

yang telah ditemukan.

Ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam upaya,

meningkatkan keprofesionalannya, yaitu :

a. Sertifikasi sebagai sebuah sarana

Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui

sertifikasi sebagai sebuah proses ilmiah yang memerlukan pertanggung jawaban moral

dan akademis. Dalam issu sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan kepatutan

yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal telah

ditetapkan. Sertifikasi bagi para guru dan dosen merupakan amanah dari UU Sistem

Pendidikan Nasional kita (pasal 42) yang mewajibkan setiap tenaga pendidik harus

memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan

mengajar yang dimilikinya.

b. Perlunya perubahan paradigma

Faktor lain yang harus dilakukan dalam mencapai profesionalisme guru adalah,

perlunya perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Anak didik tidak lagi

ditempatkan sekedar sebagai obyek pembelajaran tetapi harus berperan dan diperankan

Page 9: Peningkatan keprofesionalan guru

sebagai subyek. Seorang guru tidak lagi sebagai instruktur yang harus memposisikan

dirinya lebih tingi dari anak didik, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator atau

konsultator yang bersifat saling melengkapi. Dalam konteks ini, guru di tuntut untuk

mampu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif secara

dinamis dalam suasana yang demokratis.

c. Jenjang karir yang jelas

Salah satu faktor yang dapat merangsang profesionalisme guru adalah, jenjang

karir yang jelas. Dengan adanya jenjang karir yang jelas akan melahirkan kompetisi yang

sehat, terukur dan terbuka, sehingga memacu setiap individu untuk berkarya dan berbuat

lebih baik. Peningkatan jenjang karir yang jelas dapat memberikan motivasi kepada para

guru untuk meningkatkan kualitas pribadinya masing-masing sesuai dengan bidang

keahlian guna memenuhi tugas menjadi guru profesional. Di samping motivasi yang

timbul akibat adanya jenjang karir yang jelas, juga  akan muncul perasaan bangga

terhadap profesinya yang pada akhirnya akan timbul komitmen untuk selalu meng-

update ilmu pengetahuan di kuasainya selama ini.

d. Peningkatan kesejahteraan yang nyata

Kesejahteraan merupakan issu yang utama dalam konteks peran dan fungsi guru

sebagai tenaga pendidik dan pengajar. Paradigma professional tidak akan tercapai apabila

individu yang bersangkutan, tidak pernah dapat memfokuskan diri pada satu hal yang

menjadi tanggungjawab dan tugas pokok dari yang bersangkutan. Oleh sebab itu, untuk

mencapai profesionalisme, jaminan kesejahteraan bagi para guru merupakan suatu hal

yang tidak dapat diabaikan dan dipisahkan sebagai konsekuensi logis dari tugas seorang

profesionalisme.

3. Karakteristik Guru Profesional

Page 10: Peningkatan keprofesionalan guru

Untuk mengetahui bahwa seorang guru dapat dikatakan profesional apabila memiliki ciri-

ciri/karakteristik tertentu yang dapat diukur dan diketahui dengan mudah. Abudin Nata

memberikan ciri atau karakteristik guru profesional di antaranya:

1) Guru selain memiliki wawasan pengetahuan tentang bidang materi yang akan di

ajarkan juga memiliki keahlian dan ketrampilan untuk menyampaikannya.

Kemampuan ini memberi manfaat pada kegiatan pembelajaran sehingga dapat

dilaksanakan dengan efektif dan efesien.

2) Guru profesional harus memiliki mental modern seperti: berpandangan jauh ke

depan, menghargai waktu, disiplin, kreatif, inovatif, dinamis, penuh percaya diri,

terbuka, dan menghargai orang lain.

3) Guru profesional juga tidak mengabaikan kekuatan jiwa agama, bermoral, dan

berakhlak mulia sehingga diharapkan guru tidak terpengaruh oleh adanya faham-

faham kehidupan yang mengarah pada sifat sekularistik.

Bertolak dari historis penelitian tentang efektifitas keberhasilan guru dalam menjalankan

tugas kependidikannya, Madley menemukan beberapa asumsi keberhasilan guru dalam proses

pembelajaran. Di antara karakteristik keberhasilan guru yaitu: 

pertama, asumsi sukses guru tergantung pada kepribadiaannya; 

kedua, asumsi sukses guru tergantung pada penguasaan metode; 

ketiga, asumsi sukses guru tergantung pada frekuensi dan intensitas aktivitas interaktif guru

dengan siswa; 

keempat, asumsi bahwa apapun dasar dan alasannya penampilan gurulah yang terpenting sebagai

tanda memiliki wawasan, ada indikator penguasaan materi, ada indikataor penguasaan strategi

belajar mengajar, dan lainnya.

Persyaratan tertentu yang harus dimiliki sebagai guru profesional menurut Oemar Hamalik

dalam bukunya proses belajar mengajar ada delapan syarat meliputi:

Memiliki bakat sebagai guru

Memiliki keahlian sebagai guru

Page 11: Peningkatan keprofesionalan guru

Memiliki keahlian baik dan terintegrasi

Memiliki mental yang sehat

Berbadan sehat

Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

Guru adalah manusia berjiwa pancasila

Guru adalah seorang warga negara yang baik

4. Cara Peningkatan Guru Profesional Matematika

Guru Profesional yang dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi (UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 4 ).

Tertera pula dikatakan pada UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen pasal 1 ayat 12 adalah “Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang

diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.”

Nah dalam UU tersebut sertifikat profesi seakan-akan hanya bersifat formalitas belaka,

tidak menyentuh substansinya. Oleh sebab itu, kriteria atau ukuran yang digunakan pemerintah

sebagai syarat guru mendapatkan sertifikat profesi perlu ditinjau lebih dalam .Untuk itu hal yang

harus diperhatikan untuk meningkatkan keprofesionalan guru terutama guru matematika

berdasarkan UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 pasal 20 yaitu :

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Yang dimaksud dalam kutipan diatas dimana melaksanakan proses pembelajaran

yang bermutu adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan metode team work

dimana dalam metode ini siswa secara aktif dapat menemukan inovasi dan

mengeluarkan pendapat dari apa yang mereka teliti .Terlebih dahulu guru harus

mempunyai tujuan ,visi,misi yang jelas untuk mendapat hasil pembelajaran yang baik

dengan pendekatan 5M (mengamati,menanya,mencoba,menalar,menyimpulkan).

Contoh :

Page 12: Peningkatan keprofesionalan guru

Cara pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran

yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ( ramah, terbuka, negosiasi) yang

terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa ( daily life modeling), sehingga akan

terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia

pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif nyaman dan

menyenangkan. prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa. siswa

melakukan dan menglami, tidak hana menonton dan mencatat, dan

pemngembangkan kemampuan sosialisasi (Jurnal Mustofa:Upaya Pengembangan

Profesionalisme Guru di Indonesia).

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Yang dimaksud dalam kutipan diatas adalah guru dituntut menguasai teknologi

sebagai salah satu wujud akselerasi pengetahuan yang mutlak harus di transfer

kepada generasi penerus. hal ini untuk menghindari terjadinya guru gaptek.

langkah nyatanya adalah :

Guru harus meluangkan waktu untuk belajar menguasai teknologi.

Guru harus belajar menggunakan media pembelajaran agar proses pembelajaran

tercapai.

Guru harus update terhadap teknologi. supaya lebih unggul dari peserta didik.

Contoh :

Dalam pembelajaran matematika pada materi lingkaran dan garis singgung ,siswa

diminta untuk mendownload geogebra agar lebih mudah dan dapat memahami

lingkaran serta garis singgung lebih lanjut melalui kreasi dan aktifitas yang mereka

lakukan .

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,

agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status

sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

Yang dimaksud dalam kutipan diatas dimana guru profesional tidak boleh bertindak

secara subjektif .

Contoh :

Page 13: Peningkatan keprofesionalan guru

Seorang anak pengusaha memiliki kemampuan intelektual yang rendah namun

memiliki nilai matematika yang tinggi dikelasnya karena kedudukan sebagai anak

pengusaha tersebut.

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta

nilai-nilai agama dan etika ; dan

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Adapun kegiatan yang harus dilakukan seorang guru matematika untuk menjadi

guru profesional yang baik menurut saya adalah dengan mengikuti pelatihan,

seminar ,serta mengikuti studi lanjut agar mampu meningkatkan kualitas kerja dan

dapat menciptakan suasana belajar yang baru untuk disampaikan kepada peserta

didiknya supaya para peserta didik lebih bersemangat untuk mendengarkan dan

memahami pelajaran tersebut.Dan study lanjut yang dimaksud adalah untuk

meningkatkan mutu guru sebagai tenaga pengajar yang harus mencetak siswa yang

berkompeten .

Profesional sangat penting, tidak ada orang lain yang bisa melaksanakan tugas

mendidik kecuali pendidik profesional. Seorang profesional bukan hanya mengajar saja namun

juga mendidik dan melatih.

5. Contekstual Teaching and Learning (CTL)

CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antar materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata dengan siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-

hari

.

Tujuan dari CTL adalah :

1. Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan

mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga

Page 14: Peningkatan keprofesionalan guru

siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari

permasalahan kepermasalah lainnya.

2. Agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya

pemahaman

3. Menekankan pada pengembangan minat pengalam siswa

4. Untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses

pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya sendiri dan orang lain

5. Agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna

6. Untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengaitkan materi akademik dengan

konteks kehidupan sehari-hari

7. Agar siswa secara individu dapat menemukan dan mntransfer informasi-informasi

kompleks dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri

Strategi CTL adalah :

1. Berbasis masalah

2. Menggunakan konteks beragam

3. Mempertimbangkan kebinekaan siswa

4. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri

5. Belajar melalui kolaborasi

6. Menggunakan penelitian otentik

7. Mengejar standar tinggi

Page 15: Peningkatan keprofesionalan guru

KESIMPULAN

Realita tentang kondisi pendidikan di Indonesia yang masih dalam proses pembenahan

ini diakui atau tidak, guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berpengaruh

terhadap proses pembelajaran anak didik. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan

yang memiliki tanggungjawab dan pengaruh besar terhadap pembentukan kualitas anak didik.

Bahkan dapat juga dikatakan jika guru dalam dalam proses pembelajarannya sesuai dengan tugas

profesi yang di “emban” baik dalam disiplin keilmuannya maupun dalam seni proses

pembelajarannya, maka dapat diprediksikan hasilnya-pun akan menjadi lebih baik.

Berbagai cara dilakukan untuk memperbaiki dunia pendidikan di Tanah Air, mulai dari

perbaikan kurikulum, metode/strategi pembelajarannya, dan upaya peningkatan mutu tenaga

kependidikan. Usaha perbaikan tersebut merupakan bentuk manifestasi dari upaya meningkatkan

mutu pendidikan. Di antara usaha memperbaiki mutu dunia pendidikan yaitu dengan

meningkatkan kualitas tenaga kependidikan. Yakni  membentuk guru yang belum profesional

menjadi profesional. Untuk menciptakan guru profesional dalam proses pembelajaran di

butuhkan usaha keras dan sungguh-sungguh.

Page 16: Peningkatan keprofesionalan guru

DAFTAR PUSTAKA

Wibisono, Yusuf. Makna Profesionalisme Guru di Mata Siswa. http://alumni-

xaverius.zai.web.id/?p=83 (diakses 12 April 2008) Hal. 2

Zamroni. 2000. Paradikma Pendidikan Masa Depan. Jogjakarta. Bigraf. Hal. 53-54

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Bumi

Aksara Hal. 46

Daryanto, drs, 2009, Panduan Proses Pembelajaran, Cerdas Pustaka, Surabaya. Depdiknas, 2008,

Pedoman Pemberian Subsidi Peningkatan Kualifikasi guru ke S1/D4 Depdiknas, 2009, TOT

KTSP, PMPTK, Jakarta