peningkatan keterampilan dasar mengajar guru …
TRANSCRIPT
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2, Oktober 2015 53
PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
GURU SMK MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
BERBASIS COACHING REKAMAN VIDEO
Eko Faisal1; Sukarman Purba
2; Sahat Siagian
3 1Guru SMK Negeri 1 Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara
E-mail: [email protected] 2Dosen Fakultas Teknik – UNIMED;
3Dosen Fakultas Teknik – UNIMED
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan dasar men gajar
guru bidang studi matematika melalui supervisi akademik berbasis coaching rekaman
videodi SMK Negeri 1 Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini berlangsung
dari Febuari 2015 dengan Mei 2015. Subjek dalam penelitian adalah guru bidang studi
matematika pada SMK Negeri 1 Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara, desain penelitian ini
ialah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang terikat dengan langkah
coaching. Aspek keterampilan dasar mengajar guru adalah (1) keterampilan bertanya, (2)
Memberikan penguatan, (3) Mengadakan variasi, (4) Menjelaskan, (5) Membuka dan
menutup pelajaran, (6) Membimbing diskusi kelompok kecil, (7) Mengelola kelas, (8)
Mengajar kelompok kecil dan perorangan. Keterampilan dasar mengajar guru terlihat
pada siklus I yang dominan perlu diadakan peningkatan adalah pada keterampilan
bertanya, mengadakan variasi, mengajar kelompok kecil dan perorangan dan pada
membuka dan menutup pelajaran. Hasil Observasi pada siklus pertama menunjukkan
penguasaan rata-rata untuk setiap guru hanya baru mencapai 69% sedangkan hasil
observasi pada siklus II menunjukkan peningkakat hingga mencapai 95% untuk
penguasaan setiap guru berdasarkan hasilobservasi. Hasil temuan penelitian ini
menmukan bahwa melalui supervisi akademik yang berbasiscoaching rekaman video,
dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru matematika. Saran penelitian ini
diharapkan bagi guru senantiasa memperhatikan dan meimplimentasikan keterampilan
dasar mengajar pada saat melaksanakan proses pembelajaran didalam kelas serta selalu
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar mengajar dengan sering melakukan
refleksi diri dengan menggunakan rekaman video.
Kata Kunci : Keterampilan Dasar Mengajar, Coaching¸Supervisi Akademik
Abstract
This research aimed to know the improvement of basic teaching skill mathematic teacher
at SMK Negeri 1 Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. This research took place from
February 2015 until May 2015. The subject of this research was mathematic teacher at
SMK Negeri 1 Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. The design research was planning,
applying, observing and reflection based on coaching steps. Basic teaching skill’s aspects
are : 1) Asking skill, 2) Giving reflection, 3) Actualizing variationl, 4) Explaining, 5)
Opening and closing, 6) Advising discussion in a small group, 7) Arranging the class, 8)
Teaching a small group or individuall. Basic teaching skill of teacher seen at the first
cycle that need to be improved dominantly was asking skill, actualizing variation,
teaching a small group or individual and opening, closing. The observation result at the
first cycle showed the average mastering for every teacher was only achieved 69% while
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2 Oktober 2015 54
the observation result of second cycle showed the improvement until 95% for mastering
in every teacher based on observations result in the class. Finding result of this research
was found that through academic supervision base coaching video record, can improve
the basic teaching skill of mathematic teacher. The suggestion of this research was hoped
to all of teachers paying more attention and applying all of basic teaching skills when do
the learning process in the class and also always improve the ability and basic teaching
skill by doing self reflection continuously using video record.
Key Word : Basic teaching skill’s, Coaching¸Akademik Supervision
Pendahuluan
Sebagai tenaga pendidik guru
memiliki tugas yang berkaitan erat dengan
peningkatan sumber daya manusia pada
sektor pendidikan. Salah satu komponen
yang memegang peran strategis dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah guru,
karena guru merupakan unsur manusiawi
yang langsung berinteraksi dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Berkaitan
dengan pelaksanaan tugas profesi, guru
harus dapat mengelola proses pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
Untuk itu disamping harus menguasai bahan,
guru juga harus menguasai keterampilan
dasar mengajar sehingga dapat menjalankan
perannya secara optimal. Penguasaan
keterampilan dasar mengajar yang baik akan
sangat mempengaruhi perilaku siswa dalam
belajar (Usman,2010:6).Guru dituntuk untuk
mampu melengkapi dirinya dengan berbagai
keterampilan yang diharapkan dapat
membantu dalam menjalakan tugas nya
dalam interaksi edukatif, salah satu
keterampilan yang harus dimiliki adalah
keterampilan dasar mengajar (Djmarah:
2010:99 ).Usman, (2010:74) menegaskan
bahwaada delapan keterampilan dasar yang
mutlak harus dimiliki seorang guru untuk
menjadi tenaga pendidik yang baik
yaitu:Keterampilan bertanya, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Sagala, (2012:29) mengatakan
bahwa: kegiatan mengajar merupakan suatu
kegiatan memberikan layanan belajar yang
didasari dan direncanakan serta dipersiapkan
oleh pendidik sebagai pengajar Djamarah
(2010:99) memaparkan bahwa keterampilan
dasar mengajar adalah keterampilan yang
mutlak yang harus guru miliki dalam
mengajar. Sukirman (2011:3) mengatakan
bahwa keterampilan dasar mengajar
berkenaan dengan beberapa kemampuan atau
keterampilan yang bersifat mendasar dan
diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen,
instruktur atau widyaiswara dalam
melaksanakan tugas mengajar. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Susiwi (2011: 2)
memaparkan tentang pengertian
keterampilan dasar mengajar bahwa
keterampilan dasar mengajar adalah
keterampilan yang bersifat generik atau
keterampilan dasar teknik instruksional yang
harus dikuasai oleh seorang guru.
Pembelajaran dapat dikelola dengan
baik apabila guru memiliki keterampilan
mengajara yang baik pula.Beberapa
kenyataan di lapangan menunjukkan, masih
ada guru-guru yang mengalami kesulitan
dalam menerapkan tererampilan dasar
mengajar, hal ini terjadi karena tidak semua
guru yang dididik di lembaga pendidikan
dapat terlatih dengan baik. Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Linda
Marlita et all (2012) didapat bahwa guru
belum melaksanakan keterampilan membuka
dan menutup pelajaran dengan maksimal
yang disebabkan oleh waktu yang tidak
seimbang dengan materi yang disampaikan.
Begitu hal nya pula penelitian yang di
lakukan Lisdiana dkk, (2012) terungkap
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2, Oktober 2015 55
bahwa hasil penelitian terhadap keterampilan
dasar dalam mengadakan variasi masih
kurang dengan skor (2,8), dan keterampilan
mengelola kelas dengan kategori kurang
(skor 2,64). Begitu pula Taufik et all (2012),
menyebutkan hasil yang di peroleh bahwa
kendala yang dihadapi oleh guru dalam
menerapkan keterampilan bertanya pertama
adalah aloasi waktu yang tidak
memungkinkan guru menerapkan semua
komponen keterampilan bertanya dalam satu
kali pertemuan, kedua siswa yang tidak
serius mengikuti pelajaran, dan guru yang
masih belum menguasai keterampilan
bertanya.
Dengan kenyataan ini, maka untuk
mendukung upaya peningkatan efektivitas
pengajaran dimungkinkan dengan dibuatnya
pelatihan dalam upaya peningkatan
keterampilan guru yang dilakukan melalui
supervisi akademik berbasis coaching
rekaman video. Supervisi memiliki arti
upaya yang diberikan kepada guru dalam
melaksanakan tugas profesionalnya,
sehingga guru mampu membantu peserta
didik dalam belajar untuk menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Supervisi menjadi
fokus utama dalam pendidikan yang
bertujuan untuk memperbaiki dan membina
proses pembelajaran guru sehingga
menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
Secara etimologi, istilah supervisi
diambil dari bahasa inggris, yaitu
supervision yang artinya. Menurut Pidarta
(2009: 2), supervisi pendidikan adalah
kegiatan membina para pendidik dalam
mengembangkan proses pembelajaran,
termasuk segala unsur penunjangnya.
Sudjana (2011: 5) juga merumuskan bahwa
supervisi atau pengawasan pendidikan
adalah bantuan profesional kesejawatan yang
dilakukan melalui dialog kajian masalah
pendidikan untuk menemukan solusi dalam
meningkatkan kemampuan profesioanl
kepala sekolah, guru, dan staf sekolah
lainnya guna mempertinggi kinerja sekolah
menuju tercapainya mutu pendidikan.
Disadari atau tidak, coaching saat ini
menjadi trendstersendiri bagi organisasi
dalam upaya meningkatkan performanya.
Coaching merupakan istilah yang umum
digunakan dalam bidang pengembangan
profesionalisme seseorang dalam bidang
pekerjaannya. Coaching banyak digunakan
dalam industri dan manajemen dalam
meningkatkan kemampuan professional
individu-individu dalam suatu perusahaan.
Carol Wilson (2011:2) mendefinisikan
coaching sebagai suatu profesi yang
membantu individu atau organisasi untuk
meraih kinerja optimal, mengatasi hambatan
dan rintangan terhadap pertumbuhan, dan
untuk meraih tujuan-tujuan spesifik dan
tantangan-tantangan sebagai sarana
pemenuhan, pengembangan pribadi dan
professional, keseimbangan hidup dan karya,
serta pencegahan.
Menurut Whitmore (2008:8)
memaparkan bahwa ― Coaching is unlocking
aperson’s potensial to maximez3 their own
performance, it is helping them to learn
rather than teaching them” dalam bahasa
Indonesia diartikan coaching merupakan
upaya mengembangkan potensi seseorang
dalam meningkatkan kinerja nya, coaching
membantu mereka untuk belajar dan bukan
mengajarinya. Sejalan pula dengan Thorpe
dan Cliffor (2003:4) mengatakan bahwa ―
coaching is the process of helping some one
enchange or inprove their performance,
thorgh reflection on how they apply a
specific sklill and /or knowledge” artinya
coaching merupakan proses bantuan
terhadap seseorang untuk menigkatkan dan
mengembangkan pekerjaan mereka melalui
refleksi pada bidang ilmu tertentu.
Sedangkan, Stober and Grant (2006:17)
mengatakan bahwa ― coaching is aproces
focused on working with aperson’s need,
wants, goal, or vision for where they want to
go” yang artinya Coaching adalah suatu
proses yang berfokus pada apapun
kebutuhan yang di inginkan seseorang,
keinginan, tujuan, atau visi dimana mereka
ingin capai, dalam istilah lain didefinisikan
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2 Oktober 2015 56
juga sebagai ― coaching is still in proges of
estabilishing its creadibility as effective
mean for change and growth”. yang artinya
coaching adalah proses peningkatan
kredibilitas seseorang secara lebih efektif
untuk perubahan dan
perkembangan.Coaching merupakan
pembimbingan yang dilakukan secara
intensif dan sistematis dalam rangka
membantu seseorang meningkatkan
kemampuannya atau mengatasi masalah
yang dihadapinya (Widodo‖20011:45).
Lebih lanjut Widodo et all (2008:3),
memaparkan bahwa coaching berlangsung
dalam empat tahapan yang terstruktur, yaitu:
orientasi, klarifikasi, pemecahan/perubahan,
dan penutup.
Adapun kaitannya dengan media
pembelajaran dengan menggunakan video
atau istilah lainnya video tutorial semakin
banyak berkembang di dalam dunia
pendidikan masa kini telah banyak
membantu guru dalam melatih dan
membimbing siswa, begitu juga banyak
digunakan oleh tutor atau narasumber dalam
berbagai training dan pelatihan baik yang di
adakan oleh pemerintah maupun pihak
swasta.Azhar Arsyad (2011: 49) menyatakan
bahwa video merupakan gambar- gambar
dalam frame, dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektorsecara
mekanissehinggapada layarterlihatgambar
hidup. Sejalan dengan Wind (2014:2)
memaparkan bahwa video tutorial adalah
metode pentransferan ilmu yang dikirim atau
yang di bentuk dalam format gambar
bergerak.
Berdasarkan permasalahan di
atasmaka perlu diadakan pelatihan
peningkatan dalam keterampilan dasar
mengajar guru melalui supervisi akademik
berbasis coachingrekamanvideo,yang
tujuannya untuk membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang benar
sesuai dengan indikator yang diharapkan,
bukan sekedar hanya menjalankan tugas,
peningkatan keterampilan dasar mengajar
melalui supervisi akademik berbasis
coaching rekaman videodipilih karena
dengan metode ini (coaching) guru bisa
menilai dan menemukan sendiri
kelemahannya dengan menyaksikan kembali
hasil rekaman video saat proses
pembalajaran berlangsung serta menjadikan
refleksi sehingga dapat memperbaiki
kinerjanya dalam mengajar.
METODE Desain dalam penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan sekolah
(school action research). Menurut Mulyasa
(2012:9), Penelitian Tindakan Sekolah
merupakan upaya untuk meningkatkan
kinerja sistem pendidikan dan
mengembangkan manajemen sekolah agar
menjadi lebih produktif, efektif dan efisien.
Tindakan yang dilakukan adalah supervisi
akademik berbasis coaching rekaman Video.
Tema dari coachingadalah peningkatan
keterampilan dasar mengajar dengan
memanfaatkan rekaman Video,
yangbertujuan guru dapat meningkatkan
keterampilan dasar mengajarnya.Subyek
penelitian pada penelitian ini adalah guru
padaSMK Negeri 1 Tanah Luas. Jumlah
guru yang menjadi Obyek penelitian ini
berjumlah 3orang guru dengan kriteria guru
mata pelajaran Matematika.
Model action reseach yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian yang di kembangkan oleh Kemmis
dan Mc Taggart. Model ini merupakan
pengembangan dari model yang di
perkenalkan oleh Kurt Lewin, Dimana
komponen action (tindakan) dengan
observing (pengamatan) dijadikan sebagai
satu kesatuan. Semua tahapan tersebut
merupakan satu siklus atau putaran dimana
dari setiap tahapan ini terus berulang sampai
permasalahan teratasi atau indikator
keberhasilan tercapai.
Data yang telah dikumpulkan di
analisi dengan membandingkan data
sebelum tindakan dengan data setelah
tindakan, yaitu data hasil observasi guru
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2, Oktober 2015 57
dalam implimentasi keterampilan dasar
mengajar, di ukur peningkatannya
dengan mengunakan persentase (%)
kesesuaian pencapaian,
(Sudjana,2012:66), untuk menetukan
perolehan nilai pada setiap Coachee di
tentukan dengan rumus :
Skor Perolehan = ℎ
Selanjutnya untuk menentukan
keberhasilan pencapaian peserta pada
setiap siklus di gunakan rumus sebagai
berikut :
%Ketuntasan= ℎ
ℎ ℎ
Dengan kategori (Endrayanto dan
Harumurti, 2014:292) sebagai mana pada
tabel berikut :
Tabel: 1. Rentang Skor dan Kategori
Rentang Skor Kategori
90 – 100 Sangat Baik
80 – 89 Baik
65 – 79 Cukup
55 – 64 Kurang
< 55 Sangat Kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaan dan
performa guru matematika di SMK Negeri 1
Tanah Luas dalam mengimplimentasikan
keterampilan dasar mengajar guru di dalam
kelas.
Hasil dalam penelitian ini akan di
paparkan secara rinci dari setiap masing-
masing siklus. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan observer
terhadap subyek penelitian pada siklus I di
peroleh bahwa: skor terendah untuk
keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil dan mengajar kelompok kecil dan
perorangan dengan skor rata-rata 4 (26,7)
dengan kategori sangat kurang, adapun skor
tertinggi adalah keterampilan menjelaskan
dengan skor rata-rata adalah 12,7 (84,7)
dengan kategori baik. Untuk lebih jelas dapat
di perlihatkan dalam tabel berikut:
Tabel. 1. Hasil Observasi Siklus I
No Keterampilan Dasar Yang dinilai Kode Guru Rata-Rata
Kriteria G1 G2 G3 Skor %
1 Membuka Pelajaran 10 13 9 10,7 71,1 Cukup
2 Menjelaskan 12 13 13 12,7 84,4 Baik
3 Mengadakan Variasi gaya mengajar 12 12 12 12 80 Baik
4 Menggunakan alat peraga 9 10 9 93,3 62,2 Kurang
5 Memberi Penguatan 12 14 10 12 80 Baik
6 Menegelola Kelas 13 13 10 12 80 Baik
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2 Oktober 2015 58
7 Membimbing Diskusi Kelompok
kecil dan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan
0 12 0 4 26,7 Sangat
Kurang
8 Keterampilan bertanya 10 11 11 10,7 71,1 Cukup
9 Menutup Pelajaran 10 9 9 9,33 62,2 Kurang
Jumlah Skor 88 107 83
Nilai 65,2 79,3 61,4 69 %
Berdasarkan tabel di atas dapat di
pahami bahwa hasil observasi terhadap guru
matematika di SMK Negeri 1 Tanah Luas,
tingkat penguasaan oleh tiap –tiap belum
mencapai nilai indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu ≥ 80 dimana nilai terendah
61,4 adan nilai tertinggi 79,3.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan observer terhadap subyek
penelitian pada siklus II di peroleh bahwa:
skor terendah untuk keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil dan
mengajar kelompok kecil dan perorangan
dengan skor rata-rata 4 (26,7) dengan
kategori sangat kurang, adapun skor tertinggi
adalah keterampilan menjelaskan dengan
skor rata-rata adalah 12,7 (84,7) dengan
kategori baik. Untuk lebih jelas dapat di
perlihatkan dalam tabel berikut:
Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini berangkat dari data
hasil obsevasi kelas yang dilakukan oleh
pihak SMK Negeri 1 Tanah Luas, dimana
dari data tersebut diketehui bahwa
kemampuan guru dalam mengajar di dalam
kelas perlu adanya peningkatan kearah yang
lebih baik. Berdasarkan masukan dari kepala
sekolah dan melihat keadaan yang ada,
peneliti merasa perlu untuk membuat
pendampingan atau bimbingan untuk
meningkatkan kemampuan atau performa
guru saat mengajar di dalam kelas dengan
fokus pada peningkatan keterampilan dasar
mengajar. Tindakan yang di ambil dalam
penelitian ini adalah melalui Supervisi
Akademik berbasis coaching rekaman video
untuk meningkatkan keterampilan dasar
mengajar yang di khususkan pada guru
bidang studi matematika.
No Keterampilan Dasar Yang dinilai Kode Guru Rata-Rata
Kriteria G1 G2 G3 Skor %
1 Membuka Pelajaran 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
2 Menjelaskan 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
3 Mengadakan Variasi gaya
mengajar 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
4 Menggunakan alat peraga 15 14 15 14,7 97,8 Sangat Baik
5 Memberi Penguatan 15 15 15 15 100 Sangat Baik
6 Menegelola Kelas 15 15 15 15 100 Sangat Baik
7 Membimbing Diskusi Kelompok
kecil dan Mengajar Kelompok
Kecil dan Perorangan
15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
8 Keterampilan bertanya 14 14 14 14 93,3 Sangat Baik
9 Menutup Pelajaran 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
Jumlah Skor 134 133 132 880
Nilai 65,2 79,3 61,4 98 %
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2, Oktober 2015 59
Adapun tindakan yang peneliti
lakukan ialah dengan mengikuti tahapan
supervisi akademik berbasis coaching
rekaman video yaitu: (1) tahapan orientasi,
(2) tahapan klarifikasi, tahapan pemecahan
masalah, dan (4) tahapan penutup. Secara
ringkas dapat dinarasikan sebagai berikut
terlebih dahulu coach berdiskusi dengan para
guru yang akan di-coaching dengan maksud
menyampaikan tujuan program coaching
yang akan dilakukan, bersama fasilitator
dalam suasana yang sangat akrab dan saling
percaya, coah bersama dengan coahee
membahas masalah yang akan di perbaiki,
kemudian coach menganalisis akar dari
permasalahan yang ada sehingga di sepati
untuk di perbaiki. Peneliti (coah) mencari
solusi dan alternative untuk mengatassi dan
memperbaiki masalah yang ada dengan
memberikan bahan bcacan berupa slide
power point tentang keterampilan dasar
mengajar dan indikator keberhasilan dari
keterampilan dasar mengajar kepada guru
(coachee) berdasarkan kesepakatan bersama
coach,coachee dan fasilitator mengadakan
pertemuan secara bersama untuk meng-
coaching masalah yang di hadapi dalam hali
ini tentang peningkatan keterampilan dasar
mengajar. Selama coahing peneliti (coach)
dan fasiltator memberikan kesempatan
kepada guru (coahee) untuk berdiskusi dan
menyampaikan pendapatnya dan dari hasil
diskusi disepakati untuk menjadwalkan
kegiatan observasi atau kunjungan kelas
untuk mengukur tingkat penguasaan
keterampilan dasar mengajar guru, disaat
observasi kelas ini (coach)
mendokumentasikan seluruh proses
pembelajaran yang berlangsung dengan
merekam mengunakan kamera video,
sehingga hasil rekaman video ini dapat
dipergunakan kembali oleh guru (coahee)
yang bersangkutan untuk bahan refleksi
terhadap seluruh proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Hasil observasi dari siklus I
menunjukkan bahwa tingkat penguasaan
keterampilan dasar mengajar dari setiap
(coachee), belum memenuhi kriteria yang
seharusnya diharapkan yaitu sebesar ≥ 80,
sebagaimana dirangkum dalam Table
berikut:
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2 Oktober 2015 60
Tabel: 3 . Tabel Hasil Observasi Siklus I
Data yang di peroleh pada saat
observasi didalam kelas di olah dengan
menggunakan rumus: Nilai pencapaian =
Skor perolahan : Skor maksimal x 100%.
Darisemua keterampilan dasar mengajar
yang harus di kuasai oleh seorang guru
(coachee) dalam melaksakan proses
pembelajaran di dalam kelas hanya beberapa
keterampilan dasar yang dominan masih
perlu untuk diperbaikan dan ditingkatkan
antara lain adalah; (1) keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, (2)
keterampilan bertanya, dan (3) keterampilan
mengadakan variasi, sedangkan (4)
keterampilan memberi penguatan dan (5)
keterampilan mengelola kelas hanya perlu
ditingkatkan untuk satu orang (coachee)
saja.
Guru sebagai tenaga pendidik
kemampuan dan keterampilannya dapat
berkembang menjadi guru professional
melalui layanan supervisi yang berkualitas.
Supervisi akademik merupakan salah satu
pembinaan kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, dengan bahasa yang
lain supervisi merupakan bantuan atau
layanan professional yang berkelanjutan
yang diberikan kepada guru dengan
menempuh langkah-langkah yang sistematis
yang mengalami kesulitan dan kekurangan
dalam mengelola proses pembelajaran
sehingga terjadinya perbaikan dan
peningkatan dalam proses pembelajaran
yang dilakukannya. Penjelasan diatas sesuai
dengan pendapat Bolla yang di kutip
Purwanto (1995:91) yang menyatakan
supervisi adalah suatu proses bimbingan
yang bertujuan untuk membantu
pengembangan professional guru khususnya
dalam mengajar, berdasarkan observasi, dan
analisa data secara teliti dan objektif sebagai
pengagan untuk prilaku tingkah laku
mengajar guru.
Berdasarkan data di atas perlu
dilakukan tindakan berikutnya untuk
membantu dan membimbing guru (coachee)
untuk meningkatkan keterampilan dasar
mengajarnya atau memperbaiki performa
mengajar di dalam kelas melalui supervisi
akademik berbasis coahing rekaman video
sehingga proses pembelajaran akan lebih
menarik dan menyenangkan.
Tindakan yang diberikan pada siklus
II ialah dengan tetap mengikuti langkah
supervisi akademik berbasis coaching
rekaman video, dengan sedikit
No Keterampilan Dasar Yang dinilai Kode Guru Rata-Rata
Kriteria G1 G2 G3 Skor %
1 Membuka Pelajaran 10 13 9 10,7 71,1 Cukup
2 Menjelaskan 12 13 13 12,7 84,4 Baik
3 Mengadakan Variasi gaya mengajar 12 12 12 12 80 Baik
4 Menggunakan alat peraga 9 10 9 93,3 62,2 Kurang
5 Memberi Penguatan 12 14 10 12 80 Baik
6 Menegelola Kelas 13 13 10 12 80 Baik
7 Membimbing Diskusi Kelompok kecil
dan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
0 12 0 4 26,7 Sangat Kurang
8 Keterampilan bertanya 10 11 11 10,7 71,1 Cukup
9 Menutup Pelajaran 10 9 9 9,33 62,2 Kurang
Jumlah Skor 88 107 83
Nilai 65,2 79,3 61,4
% Pencapaian 69 %
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2, Oktober 2015 61
modifikasiantaralain: (1) coach
memodifikasi salah satu tahapan dari
coaching dengan memberikan bantuan yang
lebih fokus terhadap masalah yang dihadapi
oleh coahee dengan sedikit memberi
penekanan terhadap motivasi guru dan tugas
yang bersifat melatih guru dalam mengikuti
program coaching, (2) memberikan panduan
berupa bahan bacaan, rekaman video
pembelajaran dimana video adayang dalam
kategori baik dan kurang baik dalam aplikasi
keterampilan mengajar dengan harapan guru
memiliki pembandingnya, dan (3) memberi
masukan dengan membantu setiap guru yang
merasa kesulitan sebagai solusi terhadap
permasalah yang di hadapi guru (coache)
oleh peneliti (coach) yang berkenaan dengan
berbagai keterampilan dasar mengajar guru,
diantaranya terhadap keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, mendorong guru
(coachee) untuk menggunakan media
pembelajaran yang ada dan mudah untuk di
mengerti oleh siswa seperti dengan
memamfaatkan teknologi informasi, dan
membantu pemahaman guru untuk
memahami konsep dari pelajaran yang akan
diajarkan serta memberikan pendampingan
dalam bentuk coaching berbasis rekaman
video. Dalam hal ini peneliti (coach)
melakukan pendekatan yang menekankan
hububngan kolegial keseteraan, sharing
experien, dan sharing of idea agar terjadinya
keterbukaan dan keakraban selama
berlangsung proses coaching. Penjelasan
diatas di perkuat dengan pendapat Sudjana
(2012:114) yaitu supervisi harus berlangsung
dalam bentuk hubungan tatap muka antara
supervisor dengan guru untuk
pengembangan professional guru dan
hubungan itu harus bersifat kolegial.
Hasil observasi dari siklus II
menunjukkan bahwa tingkat penguasaan
keterampilan dasar mengajar dari setiap
(coachee), telah sesuai dengan kriteria yang
seharusnya diharapkan yaitu sebesar ≥ 80,
sebagaimana dirangkum secara keseluruhan
dari semua guru yang telah melakukan
proses pembelajaran di dalam kelas sesuai
jadwal yang telah disepakati disajikan dalam
Tabel berikut:
Tabel: 4 . Tabel Hasil Observasi Siklus II
No Keterampilan Dasar Yang dinilai Kode Guru Rata-Rata
Kriteria G1 G2 G3 Skor %
1 Membuka Pelajaran 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
2 Menjelaskan 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
3 Mengadakan Variasi gaya
mengajar 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
4 Menggunakan alat peraga 15 14 15 14,7 97,8 Sangat Baik
5 Memberi Penguatan 15 15 15 15 100 Sangat Baik
6 Menegelola Kelas 15 15 15 15 100 Sangat Baik
7 Membimbing Diskusi Kelompok
kecil dan Mengajar Kelompok
Kecil dan Perorangan
15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
8 Keterampilan bertanya 14 14 14 14 93,3 Sangat Baik
9 Menutup Pelajaran 15 15 14 14,7 97,8 Sangat Baik
Jumlah Skor 134 133 132 880
Nilai 65,2 79,3 61,4 % Pencapaian 98 %
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2 Oktober 2015 62
Dari data dapat dipahami bahwa rata-rata
keterampilan dasar mengajar guru
matematika telah mencapai persentase
rata-rata adalah 98% sehingga penelitian
tidak perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya. Secara garis besar
berdasarkan data hasil observasi dapat
disintesa bahwa: Pelaksanaan tahapan
coaching terlaksana seluruhnya, namun
observer menyarankan untuk lebih
menekankan pada aspek motivasi dan
komitmen dari pada (coachee).
Umumnya guru (coachee) merasa puas
dengan pelaksanaan coaching siklus II
karena telah terbiasa didamping dalam
kegiatan pelakasanaan pembelajaran di
dalam kelas. Sehingga tingkat
penguasaan keterampilan dasar mengajar
guru (coachee) bidang studi matematika
sudah mencapai 95% dengan kategori
sangat baik untuk seluruh subyek
penelitian. Rekapitulasi persentase
pencapaian untuk setiap keterampilan
dasar mengajar pers siklus sebagai mana
di tunjukkan pada diagram berikut:
Gambar: 1. Persentase Pencapaian Keterampilan Dasar Mengajar
Tiap Siklus
Dari diagaram terlihat bahwa pada
siklus I persentase pencapaian terendahnya
berada di level 62,2% untuk Membimbing
Diskusi Kelompok kecil dan Mengajar
Kelompok Kecil dan Perorangan dan
persense tertingginya 84,4% untuk
keterampilan menjelaska, siklus II terlihat
bahwa semua keterampilan dasar mengjar
telah melebihi ketentuan nilai 80 dengan
persentase nya sudah ada yang mencapai
skor 100% untuk keterampilan memberikan
penguatan dan keterampilan mengelola
kelas, skor terendahnya berada di level
93.3% untuk keterampilan Membimbing
Diskusi Kelompok kecil dan Mengajar
Kelompok Kecil dan Perorangan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Soni (2014) yang
menerangkan bahwa: penerapan supervisi
akademik berbasis coacing dapat
meningkatkan kemampuan guru rumpun
mata pelajaran IPA dalam menerapkan
strategi pempelajaran inquri pada SMA N
unggul Aceh Timur, peningkatan
kemampuan guru terbaca dari peningkatan
persentase skor siklus I dan Siklus II dalam
hal menyusu RPP dan pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas dari rata-rata
skor 67,50% menjadi 87,22%. Begitu pula
halnya dengan Hinduan, (2005).
Mengemukakan bahwa program coaching
berbasis video dapat membantu guru
menigkatkan keterampilan bertanya jenjang
kognitif berdasarkan Taxonomi Bloom,
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9
% P
en
cap
aian
Keterampilan Dasar Mengajar
Siklus I
Siklus II %
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2, Oktober 2015 63
terbukti dengan mulai bervariatifnya
pertanyaan yang disampaikan guru. Senada
dengan Widodo,Duit, Supriatno,(2007).
mengungkapkan bahwa coaching bisa
menjadi strategi yang tepat untuk
mengembangkan pemahaman guru dan
peningkatan praktek mengajarnya.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan
pembahasan dapat di simpulkan: (1)
Keterampilan dasar mengajar guru pada
siklus pertama belum memcapai nilai yang
di tentukan sebesar ≥ 80 tetapi baru
mencapai skor rata-rata 31 dan nilai
pencapaian 69 dengan kategori kurang,
sedang keterampilan dasar mengajar guru
pada siklus II diperoleh rata-rata skor 42 dan
nilai pencapaiannya mencapai 95% dengan
kategori sangat baik. (2) Hasil penelitian
tindakan sekolah menemukan bahwa
Supervisi Akademik berbasis coaching
rekaman video dapat meningkatkan
keterampilan dasar mengajar guru
matematika SMK Negeri 1 Tanah Luas
secara signifikan. Guru matematika
memberikan respon sangat positif terhadap
kegiatan peningkatan keterampilan dasar
mengajar melalui supervisi akademik
berbasis coaching rekaman video.
Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan
sekolah diatas maka perlu disarankan hal
sebagi berikut: (1) Kepada guru, kiranya
dapat memanfaatkan coaching rekaman
video sebagai salah satu media refleksi diri
untuk mengukur tingkat keterampilan dasar
mengajar dan untuk menigkatkan performa
dalam melaksanakan proses pembelajaran di
dalam kelas. (2) Kepada kepala sekolah agar
lebih sering melakukan suvervisi atau
observasi dengan tujuan dapat
meningkatakan keterampilan dan
kemampuan guru dalam menjalankan proses
pembelajaran di dalam kelas. (3) Kepada
Pengawas Sekolah di Kabupaten Aceh Utara
dalam melaksanakan tugas dan fungsi
pengawas sekolah. Supervisi akademik
berbasis coaching rekaman video bisa
menjadi alternatif dalam membimbing dan
membina guru. (3) Kepada Kepala Dinas
Pendidikan sebaiknya lebih memberikan
pelatihan kepada pengawas sekolah untuk
menambah wawasan tentang tugas dan
fungsi pengawas yang ketat dan
berkesinambungan untuk pegawas sekolah
sehingga dalam melaksanakan tugasnya
mampu membuat perubahan dalam
peningkatan mutu pendidikan dengan
mengaju pada peraturan pemerintah yang
berlaku.
Daftar pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta.Rineka Cipta.
Arsyad Azhar, 2006. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Dajamrah, Saiful Bahri 2010. Guru dan anak
didik dalam interaksi edukatif
suatu pendekatan teoritis
psikologis, Jakarta: Rineka Cipta.
Lisdiana, Cori dkk, (2012), penerapan
keterampilan mengajar guru dalam
mengadakan variasi di SMA, Tesis,
FKIP.UTAN
Marlita, Linda 2012. Kemampuan Guru
Menerapkan Keterampilan
Membuka dan Menutup Pelajaran
pada Pelajaran IPS. Tesis. UNP
Padang.
Permadi, Suhendra. 2010.
PengembanganSumberdaya
Manusia dalam Perspektif Teori
Human Capital. Jurnal Literal. No
29: 28 -39
Pidarta, Made.2009.
SupervisiPendidikanKontekstual.
Jakarta: PT RinekaCipta.
Sagala Syaiful, 2013.Konsep dan makna
pembelajaran untuk membantu
Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 2 Oktober 2015 64
memecahkan problematika belajar
dan mengajar, Bandung:
Alphabeta.
Sukirman D. 2011: Perencanaan
Pembelajaran. Bandung. UPI
Press.
Susiwi, S. 2011. Keterampilan Dasar
Mengajar (Generic Teaching
Skiil). Paper. Diakses tanggal 23
November 2014 dari file.
http://upi.edu/...SUSIWI-
26)._Handout_Pendekatan_Pembe
lajaran.
Sudjana, Nana. 2012.
SupervisiPendidikan.KonsepdanAp
likasinyabagiPengawasSekolah.Be
kasi: Binamitra Publishing.
Taufik, Ramadhan. Rivaie, Wanto dan
Sulistyarini. (2013): Kemampuan
Guru Menerapkan Keterampilan
Bertanya pada Pelajaran
Sosiologi.http://jurnal.untan.ac.id/i
ndex.php/index/search/authors/vie
w?firstName=Wanto&middleNam
e=&lastName=Rivaie&affiliation=
&country
Thorne K, 2004.Coaching for change,
Practical Strategies for
Transforming Performance,
London,kogan Page.
Thorpe & Clifford, 2003. The Coaching
hand Book an Action for Trainer &
manager, London.Kogan Page.
Whitmore, John, 2002. Coaching
forPerformanceGrowing
People,Performance and Purpose,
London: Third edition. Nicholas
Brealey
Wilson, Carol. 2011. Best Practice in
Perormance Coaching A Hand
book for Leaders, Coaches HR
Professionals and Organizations,
London: Saxon Graphics Ltd.
Widodo, Riandi. Duit,
Supriatno,2007.Pengembangan
Paket Program Coaching Berbasis
Video Untuk Peningkatan
Kompetensi Mengajar GuruSains
(jurnal)http://lppmp.uny.ac.id/sites
/lppmp.uny.ac.id/files/5%20Ari%2
0Widodo,%20Riandi,%20dan%20
Bambang%20Supriatno%20bagian
%201.pdf. Di akses 13 Okteber
2014. Bandung: Departemen Of
Biologi UPI.
Wind A. 2014. Jago Membuat Video
Tutorial, Jakarta: Dunia Komputer.