sistem informasi pelayanan masalah kesejahteraan sosial
TRANSCRIPT
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 1
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk
Orang Terlantar Berbasis Web
Aghy Gilar Pratama
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informatika, Universitas Mathla`ul
Anwar Banten
Jl. Raya Labuan KM. 23, Cikaliung – Saketi – Pandeglang 42273
Email: [email protected]
Abstrak. Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk
Orang Terlantar Berbasis Web pada Dinas Sosial Provinsi Banten adalah sebuah sistem
informasi yang terkomputerisasi yang berangkat dari visi, misi dan tujuan dari Dinas Sosial
Provinsi Banten itu sendiri. “Meningkatkan Akses bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial dalam memperoleh Pelayanan Sosial melalui Rehabilitas Sosial, Pemberdayaan Sosial,
Perlindungan Sosial, dan Jaminan Sosial”.Berbagai cara untuk meningkatkan akses pelayanan
sosial telah ditempuh, diantaranya dengan menerapkan metode pengarsipan data yang lebih
efisien, menyederhanakan proses pengolahan data, serta meningkatkan mutu sumberdaya
keseluruhan. Perancangan sistem informasi ini akan lebih menyederhanakan proses di atas
dengan memanfaatkan teknologi informatika dan jaringan komunikasi data, sehingga
pengolahan atas data yang ada akan lebih cepat dan akurat serta dari sisi keamanan dan
keutuhan data dapat lebih terjamin karena diterapkannya batasan-batasan atas akses
pemakaian data dan penyebaran informasi hanya akan diterima oleh yang berhak saja.
Kata Kunci : sistem informasi, pelayanan,kesejahteraan sosial, web
I. PENDAHULUAN
Dinas Sosial Provinsi Banten adalah organisasi perangkat daerah yang didirikan
pada tanggal 13 Desember 2002, merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
sosial yang mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan kewenangan
Desentralisasi dan Dekonsentrasi sosial, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan akses
pelayanan Sosial yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima oleh
masyarakat. Pada dasarnya pelayanan sosial merupakan program kegiatan pemerintah
yang memberikan jasa kepada orang perorang untuk membantu dalam mewujudkan
tujuan serta menyelesaikan berbagai prmasalahan mereka yang mencakup kemiskinan
dan keterlantaran. Pernyataan ini ditegaskan dalam UUD 1945, dalam pasal 34 ayat (1)
UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh Negara”. Perihal tersebut menjelaskan bahwa kemiskinan dan keterlantaran
merupakan masalah yang sangat serius yang harus disegerakan dalam penanganannya
oleh Negara yang dalam hal ini dilimpahkan pada pemerintah daerah di bidang sosial.
Mengenai Keterlantaran, berbagai upaya untuk menangani masalah orang terlantar telah
dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi sosial, lembaga swasta bahkan personal.
Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan dibentuknya program
pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang didalamnya
menangani berbagai macam permaslahan sosial dalam masyarakat, salah satunya yaitu
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 2
Fak
ultas T
ekn
olo
gi d
an In
form
atika
UN
MA
Ban
ten
membahas tentang keterlantaran. Fungsi bagian keterlantaran adalah untuk melakukan
penanganan terhadap orang terlantar, memiliki tugas pokok melayani dan menyajikan
data orang terlantar yang kemudian dikelola oleh petugas untuk dilakukan perivikasi
dan ditindak lanjuti dengan dilakukannya proses rehabilitasi di Panti Sosial, dan juga
pengembalian ke tempat asal atau tempat tujuan. Adapun kriteria orang terlantar yang
ditangani oleh Dinas Sosial Provinsi Banten yaitu Balita Terlantar, Anak Terlantar, dan
Lanjut Usia Terlantar.
Orang terlantar adalah orang yang memiliki masalah kesejahteraan sosial yang
bisa terjadi kapan saja dan pada sispa saja, seperti seseorang yang tidak memiliki
keluarga (sebatangkara), seseorang yang tidak tahu jalan atau arah tujuannya (tersasar),
dan seseorang yang tidak memiliki bekal hidup yang cukup (akibat kehilangan uang
atau kecopetan, tertipu dan yang lainnya). Orang terlantar merupakan bagian dari
masyarakat yang mempunyai kedudukan, hak, kewajiban, dan peran yang sama dengan
warga Negara Indonesia lainnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sesuai
dengan kemampuannya, hal ini juga diperkuat dalam Undang-Undang No 11 Tahun
2009 tentang kesejaheraan sosial yang sebaik-baiknya dan semua orang berkewajiban
untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Dalam konteks di atas, pelayanan masalah kesejahteraan sosial bagi orang terlantar
memiliki peranan yang sangat penting dalam merealisasikan tujuan dari Dinas Sosial
Provinsi Banten itu sendiri yang dilaksanakan secara langsung dan terorganisasi, namun
sayangnya sistem yang berjalan dalam pelayanan masalah kesejahteraan sosial bagi
orang terlantar di Dinas Sosial Provinsi Banten sampai saat ini masih belum terintegrasi,
hal ini menyebabkan sering terjadinya berbagai kendala dan masalah dalam
pelaksanaannya, seperti terjadinya penumpukan data sehingga petugas kesulitan dalam
mengakomodasi pengolahan data dan informasi, sering terjadinya hilir mudik orang
yang sama yang mengaku sebagai orang terlantar atas dasar unsur pemafaatan yang
mengakibatkan penggandaan data dalam sistem, serta terjadinya pemborosan waktu
dalam menyusun laporan karena pengolahannya (perhitungan, penyimpulan,
pengumpulan data dan proses lain) masih dilakukan secara manual.
Dengan jumlah orang terlantar yang selalu bertambah setiap tahunnya maka
jumlah pendataannya pun semakin bertambah pula, banyaknya jumlah orang terlantar
dapat dilihat pada data berikut yang diambil dari rekapitulasi pemutakhiran data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Dinas Sosial Provinsi Banten
Tahun 2015 yang memberikan gambaran bahwa jumlah orang terlantar di Provinsi
Banten pada tahun 2015 tercatat sekitar 47.036 jiwa yang tersebar pada setiap Kabupatn
Kota di Provinsi Banten. Di Kabaupaten Pandeglang tercatat sebanyak 11.651 jiwa,
Kabupaten Lebak 11.048 jiwa, Kabupaten Tangerang 10.598 jiwa, Kabupaten Serang
7.606 jiwa, Kota Tangerang 3.055, Kota Cilegon 885 jiwa, Kota Serang 1.891 jiwa, dan
Kota Tangerang Selatan sebanyak 302 jiwa. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa
jumlah orang terlantar di Provinsi Banten bukanlah jumlah yang sedikit jika datanya
harus diinputkan dan disimpan dalam sistem manual.
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 3
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang semakin
canggih, sudah waktunya manajemen di bagian pelayanan masalah kesejahteraan sosial
yang menanganai masalah keterlantaran untuk mengubah sistem yang lama menjadi
sistem yang lebih baru dan terintegrasi agar mampu mengikuti perkembangan jaman,
terutama dalam peningkatan kualitas pelayanan yang efisien, cepat dan tepat, serta
diharapkan dapat memberikan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh
karena itu diperlukan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi yang dapat
mengimbangi pelayanan data yang terus bertambah yang terjadi di Dinas Sosial
Provinsi Banten. Dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana membuat sebuah sistem yang terkomputerisasi yang dapat
membantu meningkatkan kinerja petugas dalam mengakomodasi pengolahan
data dan informasi untuk orang terlantar pada Dinas Sosial Provinsi Banten ?
b. Bagaimana mengantisifasi penyalahgunaan dan pemanfaatan fasilitas yang
sering dilakukan oleh oknum tertentu yang mengaku sebagai orang terlantar
sehingga penggandaan data dapat terhindari ?
II. LANDASAN TEORI
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi
si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”
Raymond Mcleod (2014:12),.
Sistem informasi adalah “suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan”. (Jogiyanto, 2012). Dengan kata lain sistem
informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang
menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja
diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan
mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi
atau peralatan sistem lainnya.
Manajemen adalah proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan,
menyederhanakan, dan mensinkronasikan sumber daya manusia, material, dan metode
dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai
secara efisien dan efektif”. (Amsyah, 2012). Fungsi utama diterapkannya sistem
infomasi manajemen dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
a. Mempermudah pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan,
pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki
hubungan atau koordinasi dengannya.
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas data yang akurat dan tepat waktu.
c. Meningkatkan produktifitas dan penghematan biaya dalam suatu organisasi.
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 4
Fak
ultas T
ekn
olo
gi d
an In
form
atika
UN
MA
Ban
ten
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja yang
terkoordinir dan sistematis.
Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melelui aktivitas orang lain secara
langsung yang dimana pelayanan tersebut dapat terjadi antara seseorang dengan
seseorang, seseorang dengan kelompok, ataupun kelompok dengan klompok.
Kesejahteraan Sosial Menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2009,
kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dam mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi
(keadaan) dapat terlihat dari Rumusan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 1974 tentang ketentuanketentuan pokok kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1 : “
Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun
spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaaan, dan ketentraman lahir dan
batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya
bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi
serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila” Kesejahteraan sosial adalah suatu
institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang
diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan
untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah
sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat Suharto
(2009:1) Sejalan dengan itu menurut Adi Wijaya (2003: 41) kesejahteraan sosial
sebagai suatu keadaan yang dirumuskan pada Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6
tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yaitu :
Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materi l
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir
batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya
bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila
Orang Terlantar adalah orang yang memiliki masalah kesejahteraan sosial yang
bisa terjadi kapan saja dan pada sispa saja, seperti seseorang yang tidak memiliki
keluarga (sebatangkara), seseorang yang tidak tahu jalan atau arah tujuannya (tersasar),
dan seseorang yang tidak memiliki bekal hidup yang cukup (akibat kehilangan uang
atau kecopetan, tertipu dan yang lainnya).
Merujuk dari Kamus Umum Bahasa Indonesia mengenai pengertian anak secara
etimologis diartikan dengan manusia yang masih kecil ataupun manusia yang belum
dewasa. Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan
dan atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya sehingga kebutuhan anak baik
jasmani, rohani maupun sosialnya tidak terpenuhi. Anak terlantar adalah anak yang
berusia 5-18 tahun yang karena sebab tertentu (karena beberapa kemungkinan:
kemiskinan, salah seorang dari orang tua/wali sakit, salah seorang/kedua orang tua/wali
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 5
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
pengasuh meninggal,keluarga tidak harmonis, tidak ada pengasuh)sehingga tidak dapat
terpenuhinya kebutuhan dasar dengan wajar baik jasmani, rohani, maupun social. Anak
Terlantar adalah anak karena suatu sebab orangtuanya melalaikan kewajibannya
sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani,
jasmani dan sosial yang dimaksud anak terlantar adalah anak yang tinggal dalam
keluarga miskin usia sampai dengan 18 tahun
Web Menurut Asropudin (2013:109), Web adalah sebuah kumpulan halaman
yang diawali dengan halaman muka yang berisikan informasi, iklan, serta program
aplikasi. Website menurut Arief diartikan sebagai salah satu aplikasi dengan beragam
dokumen multimedia (teks, gambar, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan
protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan
perangkat lunak yang disebut browser Arief (2011: 7). Menurut Suwanto Raharjo S.Si,
M.Kom, layanan web merupakan salah satu Internet yang paling banyak dipergunakan
dibandingkan dengan layanan lain seperti ftp, gopher, news atau bahkan email.
III. METODELOGI PENELITIAN
1. Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan langsung melihat
kegiatan yang dilakukan. Serta pengamatan langsung ke objek penelitian
berguna memperoleh data atau gambaran serta keterangan terhadap sistem
yang sedang berjalan.
2. Wawancara yaitu penulis mengumpulkan data secara tatap muka langsung
dengan kepala sekolah dan staf khsusunya. Sebagian yang terkait untuk
mendapatkan informasi mengenai sistem yang digunakan.
3. Studi Kepustakaan Dalam hal ini penulis mengumpulkan bahan-bahan yang
berasal dari buku-buku dan artikel yang dapat mendukung penulisan
penelitian ini.
Waterfal development adalah metode yang melakukan pendekatan secara
sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem selalu menuju ketahap analisis,
desain, implementation, testing dan maintance. Disebut dengan metode waterfall
development karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap
sebelumnya dan berjalan berurutan (Bassil, 2012) Pada dasarnya metodewaterfall
development memiliki 5 tahapan dalam pengembangan sistem informasi yaitu analisys,
design, implementation, testing, danmaintenance
Gambar 1. Model Waterfall Development
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 6
Fak
ultas T
ekn
olo
gi d
an In
form
atika
UN
MA
Ban
ten
1. Analisis (Analisys)
Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem.
Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah observasi,
wawancara atau studi literatur. Seorang sistem analisis akan menggali informasi
sebanyak-banyaknya dari pengguna sehingga akan tercipta sebuah sistem
komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh pengguna
tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen kebutuhan pengguna
(document user requirement) atau bisa dikatakan sebagai data yang
berhubungan dengan keinginan pengguna dalam pembuatan sistem.
2. Desain (Design)
Pada tahap ini dilakukan proses perencanaan pengembangan perangkat
lunak (software) sebagai solusi pemecahan masalah. Proses tersebut meliputi
perencanaan desain algoritma (algorithm design), desain arsitektur perangkat
lunak (arsitecture software design), skema konseptual basisdata (database
conceptual schema) dan desain diagram logis (logical diagram design), desain
konsep(concept design), desain antarmuka pengguna (graphical user interface
design), dan pendefinisian struktur data (data structure definition).
3. Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini dilakukan proses penerjemahan perencanaan desain
pengembangan perangkat lunak yang telah dilakukan pada tahap desain ke
dalam bahasa pemrograman, untuk kemudian disusun menjadi sebuah
perangkat lunak (software) yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
4. Pengujian (Testing)
Pada tahap ini dilakukan verifikasi dan validasi mengenai perangkat
lunak (software) yang telah dibuat apakah memiliki spesifikasi yang sesuai
dengan kebutan pengguna sehingga dapat menjadi solusi dari permasalahan
yang merupakan tujuan dari pengembangan perangkat lunak (software).
5. Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan dilakukan agar perangkat lunak (software) dapat terus
memiliki kemampuan dan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna
karena pada kenyataannya kebutuhan pengguna akan terus berkembang dan
berubah.
IV. PEMBAHASAN
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai suatu proses penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponen sistem dengan maksud
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang
terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikan
yang akan dilakukan pada sistem tersebut. Tujuan utama dari analisis dan perancangan
sistem secara umum adalah untuk mejelaskan secara rinci tentang komponen –
komponen yang dibutuhkan dalam perancangan Sistem Informasi Pelayanan Masalah
Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.
Selama penulis melakukan penelitian di Dinas Sosial Provinsi Banten, penulis
menemukan permasalahan dalam setiap prosesnya. Proses penyampaian informasi yang
disajikan belum terintegrasi dengan baik, hal ini menyebabkan sering terjadinya
berbagai kendala dan masalah dalam pelaksanaannya, seperti :
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 7
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
a. terjadinya penumpukan data sehingga petugas kesulitan dalam mengakomodasi
pengolahan data dan informasi;
b. sering terjadinya hilir mudik orang yang sama yang mengaku sebagai orang
terlantar atas dasar unsur pemafaatan yang mengakibatkan penggandaan data
dalam system;
c. terjadinya pemborosan waktu dalam menyusun laporan karena pengolahannya
(perhitungan, penyimpulan, pengumpulan data dan proses lain) masih dilakukan
secara manual.
Oleh karena itu guna mengatasi permasalahan tersebut, penulis merancang Sistem
Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis
Web.
4.1. Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan sekumpulan prosedur yang dilakukan untuk
mengubah spesifikasi logis menjadi desain yang dapat diimplementasikan kedalam
sistem komputer. Desain tersebut meliputi desain proses input data, proses pengolahan
data dan proses laporan.
1. Proses input data
a. Admin menginputkan data pemohon
b. Admin menginputkan data kabupaten
c. Admin menginputkan data pegawai
d. Admin menginputkan data jabatan
2. Proses pengolahan data
Berdasarkan data yang telah di inputkan tersebut, maka sistem akan
memproses data Orang Terlantar untuk menghasilkan surat pengantar, data
keterlantaran dan surat skit.
3. Proses pembuatan laporan
Data keterlantaran yang telah diproses kemudian akan menghasilkan output
berupa laporan data rekapitulasi keseluruhan (PDF dan Excell).
4.2. Desain Sistem Secara Umum
1. Flow Of System
Dari analisis sistem yang sedang berjalan, dapat di ketahui kelemahan
yang mengakibatkan kinerja sistem yang tidak berjalan dengan baik. Sehingga
perlu dirancang sebuah penyelesaian berupa usulan perancangan sistem.
Adapun Flow Of System dari sistem yang diusulakn pada Dinas Sosial
Provinsi Banten dapat dilihat pada gambar berikut ini :
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 8
Fak
ultas T
ekn
olo
gi d
an In
form
atika
UN
MA
Ban
ten
Gambar 2. Flow Of System Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial
Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.
2. Perancangan Diagram Konteks (Context Diagram)
Model dari Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk
Orang Terlantar Berbasis Web secara fisik akan digambarkan terlebih dahulu dalam
bentuk Context Diagram (CD)
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 9
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
Gambar 3. Context Diagram Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang
Terlantar Berbasis Web.
4.3. Desain Sistem Secara Rinci
1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan
Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 10
Fak
ultas T
ekn
olo
gi d
an In
form
atika
UN
MA
Ban
ten
2. Struktur Database
Dalam pembuatan program dibutuhkan suatu struktur database yang
dimaksudkan untuk dapat melakukan kegiatan dalam pengelolan data secara
komputerisasi, agar mempermudah sistem kerja komputer. Struktur Field yang
dikembangkan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Struktur Tabel jabatan
No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi
1 id_jab Varchar 50 Id jabatan
2 Jab Varchar 50 Jabatan
3 tanggal date - Tanggal update
Tabel 2. Struktur Tabel user
No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi
1 Nama 1{Int} Varchar 225 Nama user
2 nip_pg 1{Int} Varchar 50 Nip pegawai
3 jenis_kelamin Varchar 30 Jenis kelamin
4 tempat_lahir Varchar 50 Tempat lahir
5 tgl_lahir Date - Tanggal lahir
6 Alamat Varchar 50 Alamat pegawai
7 Telp Varchar 30 Nomor telpon
8 id_jab Varchar 50 Jabatan
9 nama_pengguna Varchar 225 Nama pengguna
10 kata_sandi Varchar 225 Kata sandi
11 Email Varchar 50 Alamat email
12 Foto Varchar 200 Foto
Tabel 3. Struktur Tabel buku tamu
No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi
1 id_buku Int 11 Id buku tamu
2 Nama Varchar 30 Nama pengunjung
3 Email Varchar 30 Alamat email
4 Pesan Text - Kritik dan saran
5 Tgl Date - Tanggal update
Tabel 4. Struktur Tabel pegawai
No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi
1 Nama 1{Int} Varchar 30 Nama user
2 nip_pg 1{Int} Varchar 50 Nip pegawai
3 jenis_kelamin Varchar 30 Jenis kelamin
4 tempat_lahir Varchar 30 Tempat lahir
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 11
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
5 tgl_lahir Date - Tanggal lahir
6 Alamat Varchar 50 Alamat pegawai
7 Telp Varchar 20 Nomor telpon
8 id_jab Varchar 20 Jabatan
9 Email Varchar 30 Alamat email
10 Foto Varchar 200 Foto pegawai
Tabel 5. Struktur Tabel berita
No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi
1 id_br Varchar 20 Id berita
2 Judul Varchar 30 Judul berita
3 Isi Text - Isi beita
4 Tanggal Date - Tanggal update
5 Foto Varchar 200 Gambar berita
Tabel 6. Struktur Tabel tb_ot
No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi
1 nik Varchar 20 NIK
2 nama Varchar 50 Nama Pemohon
3 tempat_lahir Varchar 30 Tempat lahir
4 tgl_lahir Date - Tanggal lahir
5 jenis_kelamin Varchar 20 Jenis kelamin
6 agama Varchar 30 Agama
7 telp Varchar 20 No. telepon
8 id_kab Varchar 30 Kabupaten/kota
9 alasan Varchar 30 Alasan terlantar
10 alamat Varchar 30 Alamata asal
11 ket date - Alamat tujuan
12 foto Varchar 200 Foto OT
13 kode Varchar 20 Kode input
Tabel 7. Struktur Tabel kabupaten
No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi
1 id_kab Varchar 50 Id jabatan
2 kab Varchar 50 Jabatan
3 tanggal date - Tanggal update
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 12
Fak
ultas T
ekn
olo
gi d
an In
form
atika
UN
MA
Ban
ten
4.4. Implementasi Sistem
Implementasi sistem bertujuan untuk menerangkan secara singkat bagaimana cara
penggunaan dalam Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial
Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.. Adapun cara pengoperasiannya adalah
sebagai berikut:
1. Halaman Awal atau Index.
Halaman ini muncul pertama kali ketika masuk ke URL website pencarian
Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang
Terlantar Berbasis Web..
Gambar 5. Halaman Awal atau Index
2. Halaman Search Id
Form Search Id muncul ketika stakeholder mengklik menu Search Id, pada
form ini stakeholder dapat mengecek kebenaran data Orang Terlantar dengan
menginputkan Kode yang tertera di Surat Keterlantaran.
Gambar 6. Tampilan Awal Form Search Id
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 13
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
3. Tampilan Halaman Beranda Admin
Tampilan dari sisi admin yaitu halaman Beranda, Keterlantaran, Report,
Berita, Pengaturan (Profil Admin, Jabatan. Pegawai dan Kabupaten),
Gambar 7. Halaman Beranda
4. Halaman Keterlantaran
Gambar 8. Halaman Keterlantaran
5. Halaman Report
Gambar 9. Halaman Report
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 14
Fak
ultas T
ekn
olo
gi d
an In
form
atika
UN
MA
Ban
ten
V. KESIMPULAN
Perkembangan teknologi informasi kini semakin pesat memasuki berbagai bidang
dan telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern
saat ini. Penggunaan internet yang menjurus kepada website application (Aplikasi
Website) yang bersifat dinamis, interaktif dan task oriented seolah menjadi sebuah
kebutuhan primer dalam setiap pekerjaan manusia. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dengan mengamati dan menganalisa sistem pengolahan data
yang digunakan serta dilandasi oleh teori-teori dan alat-alat yang digunakan berkaitan
dengan penelitian ini maka dapat disimpilkan bahwa dirasakan perlu adanya perbaikan
dalam manajemen pengolahan data dan informasi di Dinas Sosial Provinsi Banten dari
sistem pengolahan data yang masih menggunakan cara manual menjadi sistem yang
lebih terkomputerisasi khususnya dalam Bidang Keterlantaran. Maka dari itu penulis
mengangkat sebuah materi mengenai Sistem Informasi Pelayanan Masalah
Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web pada Dinas Sosial Provinsi
Banten yang mana nantinya diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja dan
kualitas pelayanan yang efisien, cepat dan tepat dalam mengakomodasi pengolahan
data dan informasi untuk orang terlantar. Sisitem ini di rancang berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial untuk Orang Terlantar pada
Dinas Sosial Provinsi Banten dengan menggunakan Flow Of System (FOS), Context
Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan
menggunakan bahasa pemrograman HTML, PHP,CSS, dan Javascript dengan
framework Bootstrap dan databasenya menggunakan MySQL, hasilnya berupa form
login, halaman admin, halaman keterlantaran, form pendataan orang terlantar, berita,
halaman daftar pegawai, form verifikasi, surat keterangan orang terlantar, surat
keterangan sakit, laporan keseluruhan baik dalam bentuk ms-excel maupun pdf .
VI. DAFTAR PUSTAKA
Adi, Wijaya. 2003. Kebijakan Pembanguan Daerah Dalam era Otonomi.P2E
Amsyah, 2012Zulkifli, Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Arief, M. Rudianto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan.
MySQL. Yogyakarta.
Asropudin Pipin, 2013. Kamus Teknologi Informasi. Bandung: Titian Ilmu
Bassil, Y. 2012. A Simulation Model for the Waterfall Software. Development
Life Cycle. International Journal of Engineering &. Technology
Ino, S.Rawita. 2015. Pemutakhiran Data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Dan Potensi Dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Banten: Dinas sosial Provinsi Banten.
Jogiyanto Hartono. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi.
Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.
McLeod, Jr., Raymond; Schell, George P. 2011. Sistem Informasi Managemen.
(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat
ISSN 2338-1450
Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019
Hal | 15
Fak
ult
as T
ekn
olo
gi
dan
Info
rmat
ika
UN
MA
Ban
ten
Pipit, F. 2014. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terhadap Anak Terlanar Di Panti
Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putera Utama 03 Tebet Jakarta Selatan.
Skripsi Strata Satu. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Raharjo,Suwanto. (2004), Teori, Analisa, dan Implementasi Jaringan Tanpa Disk.
,pada GNU/Linux, Andi, Yogyakarta.
Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 Ayat (1) Tentang
Fakir Miskin Dan Anak-Anak Terlantar Dipelihara Oleh Negara. RI Tahun
1945. Sekertariat Negara. Jakarta.
Siti, Aisah. 2012. Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Kesejahteraan Sosial
Bagi Penyandang Cacat Menggunakan Metodologi Unifed Approach (UA).
Skripsi Strata Satu. Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat.
(Bandung: PT Refika Aditama)
Undang-undang No. 11 Tahun 2009, kesejahteraan Sosial