sistem informasi pelayanan masalah kesejahteraan sosial

15
ISSN 2338-1450 Jurnal SITUSTIKA Volume 3 Nomor 2 Juni 2019 Hal | 1 Fakultas Teknologi dan Informatika UNMA Banten Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web Aghy Gilar Pratama Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informatika, Universitas Mathla`ul Anwar Banten Jl. Raya Labuan KM. 23, Cikaliung Saketi Pandeglang 42273 Email: [email protected] Abstrak. Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web pada Dinas Sosial Provinsi Banten adalah sebuah sistem informasi yang terkomputerisasi yang berangkat dari visi, misi dan tujuan dari Dinas Sosial Provinsi Banten itu sendiri. Meningkatkan Akses bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam memperoleh Pelayanan Sosial melalui Rehabilitas Sosial, Pemberdayaan Sosial, Perlindungan Sosial, dan Jaminan Sosial”.Berbagai cara untuk meningkatkan akses pelayanan sosial telah ditempuh, diantaranya dengan menerapkan metode pengarsipan data yang lebih efisien, menyederhanakan proses pengolahan data, serta meningkatkan mutu sumberdaya keseluruhan. Perancangan sistem informasi ini akan lebih menyederhanakan proses di atas dengan memanfaatkan teknologi informatika dan jaringan komunikasi data, sehingga pengolahan atas data yang ada akan lebih cepat dan akurat serta dari sisi keamanan dan keutuhan data dapat lebih terjamin karena diterapkannya batasan-batasan atas akses pemakaian data dan penyebaran informasi hanya akan diterima oleh yang berhak saja. Kata Kunci : sistem informasi, pelayanan,kesejahteraan sosial, web I. PENDAHULUAN Dinas Sosial Provinsi Banten adalah organisasi perangkat daerah yang didirikan pada tanggal 13 Desember 2002, merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang sosial yang mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan kewenangan Desentralisasi dan Dekonsentrasi sosial, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan akses pelayanan Sosial yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima oleh masyarakat. Pada dasarnya pelayanan sosial merupakan program kegiatan pemerintah yang memberikan jasa kepada orang perorang untuk membantu dalam mewujudkan tujuan serta menyelesaikan berbagai prmasalahan mereka yang mencakup kemiskinan dan keterlantaran. Pernyataan ini ditegaskan dalam UUD 1945, dalam pasal 34 ayat (1) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Perihal tersebut menjelaskan bahwa kemiskinan dan keterlantaran merupakan masalah yang sangat serius yang harus disegerakan dalam penanganannya oleh Negara yang dalam hal ini dilimpahkan pada pemerintah daerah di bidang sosial. Mengenai Keterlantaran, berbagai upaya untuk menangani masalah orang terlantar telah dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi sosial, lembaga swasta bahkan personal. Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan dibentuknya program pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang didalamnya menangani berbagai macam permaslahan sosial dalam masyarakat, salah satunya yaitu

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 1

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk

Orang Terlantar Berbasis Web

Aghy Gilar Pratama

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informatika, Universitas Mathla`ul

Anwar Banten

Jl. Raya Labuan KM. 23, Cikaliung – Saketi – Pandeglang 42273

Email: [email protected]

Abstrak. Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk

Orang Terlantar Berbasis Web pada Dinas Sosial Provinsi Banten adalah sebuah sistem

informasi yang terkomputerisasi yang berangkat dari visi, misi dan tujuan dari Dinas Sosial

Provinsi Banten itu sendiri. “Meningkatkan Akses bagi penyandang masalah kesejahteraan

sosial dalam memperoleh Pelayanan Sosial melalui Rehabilitas Sosial, Pemberdayaan Sosial,

Perlindungan Sosial, dan Jaminan Sosial”.Berbagai cara untuk meningkatkan akses pelayanan

sosial telah ditempuh, diantaranya dengan menerapkan metode pengarsipan data yang lebih

efisien, menyederhanakan proses pengolahan data, serta meningkatkan mutu sumberdaya

keseluruhan. Perancangan sistem informasi ini akan lebih menyederhanakan proses di atas

dengan memanfaatkan teknologi informatika dan jaringan komunikasi data, sehingga

pengolahan atas data yang ada akan lebih cepat dan akurat serta dari sisi keamanan dan

keutuhan data dapat lebih terjamin karena diterapkannya batasan-batasan atas akses

pemakaian data dan penyebaran informasi hanya akan diterima oleh yang berhak saja.

Kata Kunci : sistem informasi, pelayanan,kesejahteraan sosial, web

I. PENDAHULUAN

Dinas Sosial Provinsi Banten adalah organisasi perangkat daerah yang didirikan

pada tanggal 13 Desember 2002, merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang

sosial yang mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan kewenangan

Desentralisasi dan Dekonsentrasi sosial, dan memiliki tujuan untuk meningkatkan akses

pelayanan Sosial yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima oleh

masyarakat. Pada dasarnya pelayanan sosial merupakan program kegiatan pemerintah

yang memberikan jasa kepada orang perorang untuk membantu dalam mewujudkan

tujuan serta menyelesaikan berbagai prmasalahan mereka yang mencakup kemiskinan

dan keterlantaran. Pernyataan ini ditegaskan dalam UUD 1945, dalam pasal 34 ayat (1)

UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara

oleh Negara”. Perihal tersebut menjelaskan bahwa kemiskinan dan keterlantaran

merupakan masalah yang sangat serius yang harus disegerakan dalam penanganannya

oleh Negara yang dalam hal ini dilimpahkan pada pemerintah daerah di bidang sosial.

Mengenai Keterlantaran, berbagai upaya untuk menangani masalah orang terlantar telah

dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi sosial, lembaga swasta bahkan personal.

Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan dibentuknya program

pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang didalamnya

menangani berbagai macam permaslahan sosial dalam masyarakat, salah satunya yaitu

Page 2: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 2

Fak

ultas T

ekn

olo

gi d

an In

form

atika

UN

MA

Ban

ten

membahas tentang keterlantaran. Fungsi bagian keterlantaran adalah untuk melakukan

penanganan terhadap orang terlantar, memiliki tugas pokok melayani dan menyajikan

data orang terlantar yang kemudian dikelola oleh petugas untuk dilakukan perivikasi

dan ditindak lanjuti dengan dilakukannya proses rehabilitasi di Panti Sosial, dan juga

pengembalian ke tempat asal atau tempat tujuan. Adapun kriteria orang terlantar yang

ditangani oleh Dinas Sosial Provinsi Banten yaitu Balita Terlantar, Anak Terlantar, dan

Lanjut Usia Terlantar.

Orang terlantar adalah orang yang memiliki masalah kesejahteraan sosial yang

bisa terjadi kapan saja dan pada sispa saja, seperti seseorang yang tidak memiliki

keluarga (sebatangkara), seseorang yang tidak tahu jalan atau arah tujuannya (tersasar),

dan seseorang yang tidak memiliki bekal hidup yang cukup (akibat kehilangan uang

atau kecopetan, tertipu dan yang lainnya). Orang terlantar merupakan bagian dari

masyarakat yang mempunyai kedudukan, hak, kewajiban, dan peran yang sama dengan

warga Negara Indonesia lainnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sesuai

dengan kemampuannya, hal ini juga diperkuat dalam Undang-Undang No 11 Tahun

2009 tentang kesejaheraan sosial yang sebaik-baiknya dan semua orang berkewajiban

untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Dalam konteks di atas, pelayanan masalah kesejahteraan sosial bagi orang terlantar

memiliki peranan yang sangat penting dalam merealisasikan tujuan dari Dinas Sosial

Provinsi Banten itu sendiri yang dilaksanakan secara langsung dan terorganisasi, namun

sayangnya sistem yang berjalan dalam pelayanan masalah kesejahteraan sosial bagi

orang terlantar di Dinas Sosial Provinsi Banten sampai saat ini masih belum terintegrasi,

hal ini menyebabkan sering terjadinya berbagai kendala dan masalah dalam

pelaksanaannya, seperti terjadinya penumpukan data sehingga petugas kesulitan dalam

mengakomodasi pengolahan data dan informasi, sering terjadinya hilir mudik orang

yang sama yang mengaku sebagai orang terlantar atas dasar unsur pemafaatan yang

mengakibatkan penggandaan data dalam sistem, serta terjadinya pemborosan waktu

dalam menyusun laporan karena pengolahannya (perhitungan, penyimpulan,

pengumpulan data dan proses lain) masih dilakukan secara manual.

Dengan jumlah orang terlantar yang selalu bertambah setiap tahunnya maka

jumlah pendataannya pun semakin bertambah pula, banyaknya jumlah orang terlantar

dapat dilihat pada data berikut yang diambil dari rekapitulasi pemutakhiran data

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Dinas Sosial Provinsi Banten

Tahun 2015 yang memberikan gambaran bahwa jumlah orang terlantar di Provinsi

Banten pada tahun 2015 tercatat sekitar 47.036 jiwa yang tersebar pada setiap Kabupatn

Kota di Provinsi Banten. Di Kabaupaten Pandeglang tercatat sebanyak 11.651 jiwa,

Kabupaten Lebak 11.048 jiwa, Kabupaten Tangerang 10.598 jiwa, Kabupaten Serang

7.606 jiwa, Kota Tangerang 3.055, Kota Cilegon 885 jiwa, Kota Serang 1.891 jiwa, dan

Kota Tangerang Selatan sebanyak 302 jiwa. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa

jumlah orang terlantar di Provinsi Banten bukanlah jumlah yang sedikit jika datanya

harus diinputkan dan disimpan dalam sistem manual.

Page 3: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 3

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang semakin

canggih, sudah waktunya manajemen di bagian pelayanan masalah kesejahteraan sosial

yang menanganai masalah keterlantaran untuk mengubah sistem yang lama menjadi

sistem yang lebih baru dan terintegrasi agar mampu mengikuti perkembangan jaman,

terutama dalam peningkatan kualitas pelayanan yang efisien, cepat dan tepat, serta

diharapkan dapat memberikan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan. Oleh

karena itu diperlukan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi yang dapat

mengimbangi pelayanan data yang terus bertambah yang terjadi di Dinas Sosial

Provinsi Banten. Dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana membuat sebuah sistem yang terkomputerisasi yang dapat

membantu meningkatkan kinerja petugas dalam mengakomodasi pengolahan

data dan informasi untuk orang terlantar pada Dinas Sosial Provinsi Banten ?

b. Bagaimana mengantisifasi penyalahgunaan dan pemanfaatan fasilitas yang

sering dilakukan oleh oknum tertentu yang mengaku sebagai orang terlantar

sehingga penggandaan data dapat terhindari ?

II. LANDASAN TEORI

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi

si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”

Raymond Mcleod (2014:12),.

Sistem informasi adalah “suatu sistem dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang

diperlukan untuk pengambilan keputusan”. (Jogiyanto, 2012). Dengan kata lain sistem

informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang

menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja

diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan

mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi

atau peralatan sistem lainnya.

Manajemen adalah proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan,

menyederhanakan, dan mensinkronasikan sumber daya manusia, material, dan metode

dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai

secara efisien dan efektif”. (Amsyah, 2012). Fungsi utama diterapkannya sistem

infomasi manajemen dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:

a. Mempermudah pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan,

pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki

hubungan atau koordinasi dengannya.

b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas data yang akurat dan tepat waktu.

c. Meningkatkan produktifitas dan penghematan biaya dalam suatu organisasi.

Page 4: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 4

Fak

ultas T

ekn

olo

gi d

an In

form

atika

UN

MA

Ban

ten

d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja yang

terkoordinir dan sistematis.

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melelui aktivitas orang lain secara

langsung yang dimana pelayanan tersebut dapat terjadi antara seseorang dengan

seseorang, seseorang dengan kelompok, ataupun kelompok dengan klompok.

Kesejahteraan Sosial Menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2009,

kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan

sosial warga negara agar dapat hidup layak dam mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi

(keadaan) dapat terlihat dari Rumusan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 1974 tentang ketentuanketentuan pokok kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1 : “

Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun

spirituil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaaan, dan ketentraman lahir dan

batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya

bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi

serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila” Kesejahteraan sosial adalah suatu

institusi atau bidang kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang

diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan

untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah

sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat Suharto

(2009:1) Sejalan dengan itu menurut Adi Wijaya (2003: 41) kesejahteraan sosial

sebagai suatu keadaan yang dirumuskan pada Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6

tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial yaitu :

Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materi l

maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir

batin, yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya

bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta

kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila

Orang Terlantar adalah orang yang memiliki masalah kesejahteraan sosial yang

bisa terjadi kapan saja dan pada sispa saja, seperti seseorang yang tidak memiliki

keluarga (sebatangkara), seseorang yang tidak tahu jalan atau arah tujuannya (tersasar),

dan seseorang yang tidak memiliki bekal hidup yang cukup (akibat kehilangan uang

atau kecopetan, tertipu dan yang lainnya).

Merujuk dari Kamus Umum Bahasa Indonesia mengenai pengertian anak secara

etimologis diartikan dengan manusia yang masih kecil ataupun manusia yang belum

dewasa. Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan

dan atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya sehingga kebutuhan anak baik

jasmani, rohani maupun sosialnya tidak terpenuhi. Anak terlantar adalah anak yang

berusia 5-18 tahun yang karena sebab tertentu (karena beberapa kemungkinan:

kemiskinan, salah seorang dari orang tua/wali sakit, salah seorang/kedua orang tua/wali

Page 5: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 5

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

pengasuh meninggal,keluarga tidak harmonis, tidak ada pengasuh)sehingga tidak dapat

terpenuhinya kebutuhan dasar dengan wajar baik jasmani, rohani, maupun social. Anak

Terlantar adalah anak karena suatu sebab orangtuanya melalaikan kewajibannya

sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani,

jasmani dan sosial yang dimaksud anak terlantar adalah anak yang tinggal dalam

keluarga miskin usia sampai dengan 18 tahun

Web Menurut Asropudin (2013:109), Web adalah sebuah kumpulan halaman

yang diawali dengan halaman muka yang berisikan informasi, iklan, serta program

aplikasi. Website menurut Arief diartikan sebagai salah satu aplikasi dengan beragam

dokumen multimedia (teks, gambar, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan

protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan

perangkat lunak yang disebut browser Arief (2011: 7). Menurut Suwanto Raharjo S.Si,

M.Kom, layanan web merupakan salah satu Internet yang paling banyak dipergunakan

dibandingkan dengan layanan lain seperti ftp, gopher, news atau bahkan email.

III. METODELOGI PENELITIAN

1. Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan langsung melihat

kegiatan yang dilakukan. Serta pengamatan langsung ke objek penelitian

berguna memperoleh data atau gambaran serta keterangan terhadap sistem

yang sedang berjalan.

2. Wawancara yaitu penulis mengumpulkan data secara tatap muka langsung

dengan kepala sekolah dan staf khsusunya. Sebagian yang terkait untuk

mendapatkan informasi mengenai sistem yang digunakan.

3. Studi Kepustakaan Dalam hal ini penulis mengumpulkan bahan-bahan yang

berasal dari buku-buku dan artikel yang dapat mendukung penulisan

penelitian ini.

Waterfal development adalah metode yang melakukan pendekatan secara

sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem selalu menuju ketahap analisis,

desain, implementation, testing dan maintance. Disebut dengan metode waterfall

development karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap

sebelumnya dan berjalan berurutan (Bassil, 2012) Pada dasarnya metodewaterfall

development memiliki 5 tahapan dalam pengembangan sistem informasi yaitu analisys,

design, implementation, testing, danmaintenance

Gambar 1. Model Waterfall Development

Page 6: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 6

Fak

ultas T

ekn

olo

gi d

an In

form

atika

UN

MA

Ban

ten

1. Analisis (Analisys)

Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem.

Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah observasi,

wawancara atau studi literatur. Seorang sistem analisis akan menggali informasi

sebanyak-banyaknya dari pengguna sehingga akan tercipta sebuah sistem

komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh pengguna

tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen kebutuhan pengguna

(document user requirement) atau bisa dikatakan sebagai data yang

berhubungan dengan keinginan pengguna dalam pembuatan sistem.

2. Desain (Design)

Pada tahap ini dilakukan proses perencanaan pengembangan perangkat

lunak (software) sebagai solusi pemecahan masalah. Proses tersebut meliputi

perencanaan desain algoritma (algorithm design), desain arsitektur perangkat

lunak (arsitecture software design), skema konseptual basisdata (database

conceptual schema) dan desain diagram logis (logical diagram design), desain

konsep(concept design), desain antarmuka pengguna (graphical user interface

design), dan pendefinisian struktur data (data structure definition).

3. Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini dilakukan proses penerjemahan perencanaan desain

pengembangan perangkat lunak yang telah dilakukan pada tahap desain ke

dalam bahasa pemrograman, untuk kemudian disusun menjadi sebuah

perangkat lunak (software) yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4. Pengujian (Testing)

Pada tahap ini dilakukan verifikasi dan validasi mengenai perangkat

lunak (software) yang telah dibuat apakah memiliki spesifikasi yang sesuai

dengan kebutan pengguna sehingga dapat menjadi solusi dari permasalahan

yang merupakan tujuan dari pengembangan perangkat lunak (software).

5. Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan dilakukan agar perangkat lunak (software) dapat terus

memiliki kemampuan dan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna

karena pada kenyataannya kebutuhan pengguna akan terus berkembang dan

berubah.

IV. PEMBAHASAN

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai suatu proses penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponen sistem dengan maksud

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang

terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikan

yang akan dilakukan pada sistem tersebut. Tujuan utama dari analisis dan perancangan

sistem secara umum adalah untuk mejelaskan secara rinci tentang komponen –

komponen yang dibutuhkan dalam perancangan Sistem Informasi Pelayanan Masalah

Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.

Selama penulis melakukan penelitian di Dinas Sosial Provinsi Banten, penulis

menemukan permasalahan dalam setiap prosesnya. Proses penyampaian informasi yang

disajikan belum terintegrasi dengan baik, hal ini menyebabkan sering terjadinya

berbagai kendala dan masalah dalam pelaksanaannya, seperti :

Page 7: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 7

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

a. terjadinya penumpukan data sehingga petugas kesulitan dalam mengakomodasi

pengolahan data dan informasi;

b. sering terjadinya hilir mudik orang yang sama yang mengaku sebagai orang

terlantar atas dasar unsur pemafaatan yang mengakibatkan penggandaan data

dalam system;

c. terjadinya pemborosan waktu dalam menyusun laporan karena pengolahannya

(perhitungan, penyimpulan, pengumpulan data dan proses lain) masih dilakukan

secara manual.

Oleh karena itu guna mengatasi permasalahan tersebut, penulis merancang Sistem

Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis

Web.

4.1. Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan sekumpulan prosedur yang dilakukan untuk

mengubah spesifikasi logis menjadi desain yang dapat diimplementasikan kedalam

sistem komputer. Desain tersebut meliputi desain proses input data, proses pengolahan

data dan proses laporan.

1. Proses input data

a. Admin menginputkan data pemohon

b. Admin menginputkan data kabupaten

c. Admin menginputkan data pegawai

d. Admin menginputkan data jabatan

2. Proses pengolahan data

Berdasarkan data yang telah di inputkan tersebut, maka sistem akan

memproses data Orang Terlantar untuk menghasilkan surat pengantar, data

keterlantaran dan surat skit.

3. Proses pembuatan laporan

Data keterlantaran yang telah diproses kemudian akan menghasilkan output

berupa laporan data rekapitulasi keseluruhan (PDF dan Excell).

4.2. Desain Sistem Secara Umum

1. Flow Of System

Dari analisis sistem yang sedang berjalan, dapat di ketahui kelemahan

yang mengakibatkan kinerja sistem yang tidak berjalan dengan baik. Sehingga

perlu dirancang sebuah penyelesaian berupa usulan perancangan sistem.

Adapun Flow Of System dari sistem yang diusulakn pada Dinas Sosial

Provinsi Banten dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 8: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 8

Fak

ultas T

ekn

olo

gi d

an In

form

atika

UN

MA

Ban

ten

Gambar 2. Flow Of System Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.

2. Perancangan Diagram Konteks (Context Diagram)

Model dari Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk

Orang Terlantar Berbasis Web secara fisik akan digambarkan terlebih dahulu dalam

bentuk Context Diagram (CD)

Page 9: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 9

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

Gambar 3. Context Diagram Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang

Terlantar Berbasis Web.

4.3. Desain Sistem Secara Rinci

1. Entity Relationship Diagram (ERD)

Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan

Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.

Page 10: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 10

Fak

ultas T

ekn

olo

gi d

an In

form

atika

UN

MA

Ban

ten

2. Struktur Database

Dalam pembuatan program dibutuhkan suatu struktur database yang

dimaksudkan untuk dapat melakukan kegiatan dalam pengelolan data secara

komputerisasi, agar mempermudah sistem kerja komputer. Struktur Field yang

dikembangkan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Struktur Tabel jabatan

No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi

1 id_jab Varchar 50 Id jabatan

2 Jab Varchar 50 Jabatan

3 tanggal date - Tanggal update

Tabel 2. Struktur Tabel user

No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi

1 Nama 1{Int} Varchar 225 Nama user

2 nip_pg 1{Int} Varchar 50 Nip pegawai

3 jenis_kelamin Varchar 30 Jenis kelamin

4 tempat_lahir Varchar 50 Tempat lahir

5 tgl_lahir Date - Tanggal lahir

6 Alamat Varchar 50 Alamat pegawai

7 Telp Varchar 30 Nomor telpon

8 id_jab Varchar 50 Jabatan

9 nama_pengguna Varchar 225 Nama pengguna

10 kata_sandi Varchar 225 Kata sandi

11 Email Varchar 50 Alamat email

12 Foto Varchar 200 Foto

Tabel 3. Struktur Tabel buku tamu

No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi

1 id_buku Int 11 Id buku tamu

2 Nama Varchar 30 Nama pengunjung

3 Email Varchar 30 Alamat email

4 Pesan Text - Kritik dan saran

5 Tgl Date - Tanggal update

Tabel 4. Struktur Tabel pegawai

No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi

1 Nama 1{Int} Varchar 30 Nama user

2 nip_pg 1{Int} Varchar 50 Nip pegawai

3 jenis_kelamin Varchar 30 Jenis kelamin

4 tempat_lahir Varchar 30 Tempat lahir

Page 11: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 11

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

5 tgl_lahir Date - Tanggal lahir

6 Alamat Varchar 50 Alamat pegawai

7 Telp Varchar 20 Nomor telpon

8 id_jab Varchar 20 Jabatan

9 Email Varchar 30 Alamat email

10 Foto Varchar 200 Foto pegawai

Tabel 5. Struktur Tabel berita

No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi

1 id_br Varchar 20 Id berita

2 Judul Varchar 30 Judul berita

3 Isi Text - Isi beita

4 Tanggal Date - Tanggal update

5 Foto Varchar 200 Gambar berita

Tabel 6. Struktur Tabel tb_ot

No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi

1 nik Varchar 20 NIK

2 nama Varchar 50 Nama Pemohon

3 tempat_lahir Varchar 30 Tempat lahir

4 tgl_lahir Date - Tanggal lahir

5 jenis_kelamin Varchar 20 Jenis kelamin

6 agama Varchar 30 Agama

7 telp Varchar 20 No. telepon

8 id_kab Varchar 30 Kabupaten/kota

9 alasan Varchar 30 Alasan terlantar

10 alamat Varchar 30 Alamata asal

11 ket date - Alamat tujuan

12 foto Varchar 200 Foto OT

13 kode Varchar 20 Kode input

Tabel 7. Struktur Tabel kabupaten

No Nama Field Tipe Data Ukuran Deskripsi

1 id_kab Varchar 50 Id jabatan

2 kab Varchar 50 Jabatan

3 tanggal date - Tanggal update

Page 12: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 12

Fak

ultas T

ekn

olo

gi d

an In

form

atika

UN

MA

Ban

ten

4.4. Implementasi Sistem

Implementasi sistem bertujuan untuk menerangkan secara singkat bagaimana cara

penggunaan dalam Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

Untuk Orang Terlantar Berbasis Web.. Adapun cara pengoperasiannya adalah

sebagai berikut:

1. Halaman Awal atau Index.

Halaman ini muncul pertama kali ketika masuk ke URL website pencarian

Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial Untuk Orang

Terlantar Berbasis Web..

Gambar 5. Halaman Awal atau Index

2. Halaman Search Id

Form Search Id muncul ketika stakeholder mengklik menu Search Id, pada

form ini stakeholder dapat mengecek kebenaran data Orang Terlantar dengan

menginputkan Kode yang tertera di Surat Keterlantaran.

Gambar 6. Tampilan Awal Form Search Id

Page 13: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 13

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

3. Tampilan Halaman Beranda Admin

Tampilan dari sisi admin yaitu halaman Beranda, Keterlantaran, Report,

Berita, Pengaturan (Profil Admin, Jabatan. Pegawai dan Kabupaten),

Gambar 7. Halaman Beranda

4. Halaman Keterlantaran

Gambar 8. Halaman Keterlantaran

5. Halaman Report

Gambar 9. Halaman Report

Page 14: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 14

Fak

ultas T

ekn

olo

gi d

an In

form

atika

UN

MA

Ban

ten

V. KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi kini semakin pesat memasuki berbagai bidang

dan telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern

saat ini. Penggunaan internet yang menjurus kepada website application (Aplikasi

Website) yang bersifat dinamis, interaktif dan task oriented seolah menjadi sebuah

kebutuhan primer dalam setiap pekerjaan manusia. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh penulis dengan mengamati dan menganalisa sistem pengolahan data

yang digunakan serta dilandasi oleh teori-teori dan alat-alat yang digunakan berkaitan

dengan penelitian ini maka dapat disimpilkan bahwa dirasakan perlu adanya perbaikan

dalam manajemen pengolahan data dan informasi di Dinas Sosial Provinsi Banten dari

sistem pengolahan data yang masih menggunakan cara manual menjadi sistem yang

lebih terkomputerisasi khususnya dalam Bidang Keterlantaran. Maka dari itu penulis

mengangkat sebuah materi mengenai Sistem Informasi Pelayanan Masalah

Kesejahteraan Sosial Untuk Orang Terlantar Berbasis Web pada Dinas Sosial Provinsi

Banten yang mana nantinya diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja dan

kualitas pelayanan yang efisien, cepat dan tepat dalam mengakomodasi pengolahan

data dan informasi untuk orang terlantar. Sisitem ini di rancang berdasarkan aktivitas

dan kebutuhan Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial untuk Orang Terlantar pada

Dinas Sosial Provinsi Banten dengan menggunakan Flow Of System (FOS), Context

Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan

menggunakan bahasa pemrograman HTML, PHP,CSS, dan Javascript dengan

framework Bootstrap dan databasenya menggunakan MySQL, hasilnya berupa form

login, halaman admin, halaman keterlantaran, form pendataan orang terlantar, berita,

halaman daftar pegawai, form verifikasi, surat keterangan orang terlantar, surat

keterangan sakit, laporan keseluruhan baik dalam bentuk ms-excel maupun pdf .

VI. DAFTAR PUSTAKA

Adi, Wijaya. 2003. Kebijakan Pembanguan Daerah Dalam era Otonomi.P2E

Amsyah, 2012Zulkifli, Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Arief, M. Rudianto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan.

MySQL. Yogyakarta.

Asropudin Pipin, 2013. Kamus Teknologi Informasi. Bandung: Titian Ilmu

Bassil, Y. 2012. A Simulation Model for the Waterfall Software. Development

Life Cycle. International Journal of Engineering &. Technology

Ino, S.Rawita. 2015. Pemutakhiran Data Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) Dan Potensi Dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial (PSKS).

Banten: Dinas sosial Provinsi Banten.

Jogiyanto Hartono. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi.

Kedelapan, BPFE, Yogyakarta.

McLeod, Jr., Raymond; Schell, George P. 2011. Sistem Informasi Managemen.

(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

Page 15: Sistem Informasi Pelayanan Masalah Kesejahteraan Sosial

ISSN 2338-1450

Jurnal SITUSTIKA Volume 3 – Nomor 2 – Juni 2019

Hal | 15

Fak

ult

as T

ekn

olo

gi

dan

Info

rmat

ika

UN

MA

Ban

ten

Pipit, F. 2014. Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terhadap Anak Terlanar Di Panti

Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putera Utama 03 Tebet Jakarta Selatan.

Skripsi Strata Satu. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Raharjo,Suwanto. (2004), Teori, Analisa, dan Implementasi Jaringan Tanpa Disk.

,pada GNU/Linux, Andi, Yogyakarta.

Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 34 Ayat (1) Tentang

Fakir Miskin Dan Anak-Anak Terlantar Dipelihara Oleh Negara. RI Tahun

1945. Sekertariat Negara. Jakarta.

Siti, Aisah. 2012. Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Kesejahteraan Sosial

Bagi Penyandang Cacat Menggunakan Metodologi Unifed Approach (UA).

Skripsi Strata Satu. Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat.

(Bandung: PT Refika Aditama)

Undang-undang No. 11 Tahun 2009, kesejahteraan Sosial