sistem imun non-spesifik

21
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikm Wr. Wb. Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “Sistem Imun Nonspesifik”. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah “Imunologi Dasar”. Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi energi teleologis dalam penunjang pemahaman akan pentingnya peran sistem imun yang memberi perlindungan terus menerus terhadap invasi mikroorganisme penyebab penyakit. Akhirnya, kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima i

Upload: mey9

Post on 30-Nov-2014

1.835 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

Innate immunity atau kekebalan alami adalah pertahanan paling awal pada manusia untuk mengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Innatte immunity merupakan kekebalan non-spesifik. Artinya semua bentuk mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu. Pada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan, pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat kedua. Pada pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal. Dan pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba. Yang termasuk sel fagosit adalah makrofag, sel dendrit, neutrofil. Sedangkan Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap sel yang rusak. Repon ini ditandai dengan adanya kemerahan, nyeri, panas, bengkak. Tujuan inflamasi adalah untuk membatasi invasi oleh mikroba agar tidak menyebar lebih luas lagi, serta memperbaiki jaringan atau sel yang telah rusak oleh mikroba. Dan jenis pertahanan kedua yang terakhir yaitu substansi mikroba.

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Imun Non-Spesifik

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikm Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini tentang “Sistem Imun Nonspesifik”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada

kami dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah

“Imunologi Dasar”. Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini,

dapat menjadi energi teleologis dalam penunjang pemahaman akan

pentingnya peran sistem imun yang memberi perlindungan terus menerus

terhadap invasi mikroorganisme penyebab penyakit.

Akhirnya, kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami

menerima kritik dan saran yang menbangun agar penyusunan makalah

selanjutnya menjadi lebih baik.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Gorontalo, 09 April 2014

Kelompok IV

i

Page 2: Sistem Imun Non-Spesifik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Imun Nonspesifik ......................................................... 3

B. Sifat-sifat Sistem Imun Nonspesifik........................................................... 4

C. Macam-macam dan Fungsi Sistem Imun Nonspesifik............................... 4

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Page 3: Sistem Imun Non-Spesifik

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang

mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat

menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada

bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh

manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda.

Umumnya gambaran biologik spesifik mikroba menentukan mekanisme

imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga respon imun

terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler

mempunyai karakteriskik tertentu pula.

Respons imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian

yang kompleks terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut.

Respons imun ini dapat melibatkan berbagai macam sel dan protein,

terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang saling

berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri atas

mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.

Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif

atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang

tidak ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai

macam antigen. Imunitas alamiah sudah ada sejak bayi lahir dan terdiri

atas berbagai macam elemen non spesifik. Jadi bukan merupakan

pertahanan khusus untuk antigen tertentu.

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengertian sistem imun nonspesifik

2. Sifat-sifat sistem imun nonspesifik

iii

Page 4: Sistem Imun Non-Spesifik

3. Macam-macam dan fungsi dari pertahanan humoral dan seluler dari

sistem imun nonspesifik

C. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :

1. Menjawab semua permasalahan yang ada pada rumusan masalah di

atas.

2. Menambah pengetahuan tentang sistem imun khususnya sistem imun

nonspesifik

3. Memenuhi tugas mata kuliah Imunologi Dasar

iv

Page 5: Sistem Imun Non-Spesifik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Innate immunity atau kekebalan alami adalah pertahanan paling awal

pada manusia untuk mengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Innatte

immunity merupakan kekebalan non-spesifik. Artinya semua bentuk

mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari

mikroba itu. Pada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan,

pertahanan tingkat pertama dan pertahanan tingkat kedua. Pada

pertahanan tingkat pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam

mikroba patogen yang menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora

normal. Dan pertahanan kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan

mikroba patogen meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi

antimikroba. Yang termasuk sel fagosit adalah makrofag, sel dendrit,

neutrofil. Sedangkan Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap sel

yang rusak. Repon ini ditandai dengan adanya kemerahan, nyeri, panas,

bengkak. Tujuan inflamasi adalah untuk membatasi invasi oleh mikroba

agar tidak menyebar lebih luas lagi, serta memperbaiki jaringan atau sel

yang telah rusak oleh mikroba. Dan jenis pertahanan kedua yang terakhir

yaitu substansi mikroba.

Substansi mikroba yang dimaksud adalah komplemen. Sistem

komplemen merupakan sistem yang penting dalam innate immunity

karena fungsinya sebagai opsonisator untuk meningkatkan fagositosis sel

fagosit dan kemoatrtaktor untuk menarik sel-sel radang yang

menyebabkan inflamasi.

Innate immunity, atau sering disebut imunitas alamiah, merupakan

mekanisme pertama yang akan terjadi saat infeksi berlangsung, terjadi

secara cepat terhadap infeksi mikrobia, dan terjadi antara jam ke-0

sampai jam ke-12 infeksi. Sistem imun turunan terdiri dari berbagai sel

v

Page 6: Sistem Imun Non-Spesifik

dan mekanisme yang mempertahankan tubuh suatu organisme dari

infeksi organisme lain, secara non-spesifik. Ini berarti sel-sel dari sistem

imun turunan mengenali dan merespon patogen dalam cara yang umum,

namun tidak seperti sistem imun adaptif, sistem imun turunan tidak

menyediakan kekebalan yang protektif dan jangka panjang bagi

organisme yang memilikinya. Sistem imun turunan menyediakan

pertahanan menengah melawan infeksi, dan dapat ditemukan pada semua

tumbuhan dan hewan.

B. Sifat-sifat Sistem Imun Nonspesifik

Sistem imun nonspesifik memiliki sifat:

1. Resistensi tidak berubah oleh infeksi berulang

2. Umumnya efektif terhadap semua zat asing

3. Terjadi pada awal infeksi untuk menghancurkan virus, mencegah atau

mengendalikan infeksi

4. Eksposur menyebabkan respon maksimal segera, berlangsung cepat

5. Tidak ada memori imunologikal

6. Respon tidak spesifik, umumnya efektif terhadap semua mikroba

C. Macam-macam dan fungsi dari pertahanan humoral dan seluler

dari sistem imun nonspesifik

Sistem imun nonspesifik dibagi menjadi :

1. Pertahanan Fisik/Mekanik

Dalam sistem pertahanan fisik, kulit, selaput lendir, silia saluran

napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan

terhadap infeksi.  Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan

selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan meninggikan resiko

infeksi.

2. Pertahanan Biokimia

Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus

kulit, kel kulit, telinga, spermin dalam semen, mengandung bahan

yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. Asam

vi

Page 7: Sistem Imun Non-Spesifik

HCL dalam cairan lambung, lisozim dalam keringat, ludah, air mata

dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram

positif dengan menghancurkan dinding selnya. Air susu ibu juga

mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai sifat

antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus.

Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat menghancurkan

kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen.

Laktoferin dan transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang

dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas

3. Pertahanan Humoral

Sistem imun nonspesifik ini menggunakan berbagai molekul

larut tertentu yang diproduksi di tempat infeksi dan berfungsi lokal,

misalnya peptida antimikroba (defensin, katelisidin, dan IFN dengan

efek antiviral). Namun juga ada faktor larut lainnya yang diproduksi

di tempat yang lebih jauh dan dikerahkan ke jaringan sasaran

melalui sirkulasi seperti komplemen dan PFA (Protein Fase Akut).

Pertahanan humoral diperankan oleh komplemen, interferon dan

CRP (C Reaktif Protein / protein fase akut), kolektin MBL 9 (Manan

Binding Lectin):

a. Komplemen

Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif

bakteri dan parasit karena:

1) Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri

2) Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag

ke tempat bakteri

3) Komponen komplemen lain yang mengendap pada

permukaan bakteri memudahkan makrofag untuk mengenal

dan memfagositosis (opsonisasi).

b. Interferon

vii

Page 8: Sistem Imun Non-Spesifik

Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh

berbagai sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepaskan

sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron mempunyai

sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang

terinfeksi virus sehingga menjadi resisten terhadap virus.

Disamping itu, interveron juga dapat mengaktifkan Natural

Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas

akan menunjukkan perubahan pada permukaannya. Perubahan

tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian

membunuhnya. Dengan demikian penyebaran virus dapat

dicegah.

c. Reactive Protein (CRP)

Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan

komplemen. CRP dibentuk oleh badan pada saat infeksi. CRP

merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x atau

lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut. CRP berperanan pada

imunitas non spesifik, karena dengan bantuan Ca++ dapat

mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri

dan jamur.

d. Kolektin MBL 9 (Manan Binding Lectin)

Lektin mannose-binding (MBL), juga disebut protein mannose-

binding protein atau mannan-binding (MBP), merupakan lektin

yang berperan dalam kekebalan bawaan. MBL milik kelas

collectins dalam tipe C lektin superfamili, yang fungsinya

tampaknya pengenalan pola pada baris pertama pertahanan

dalam host pra-imun. MBL mengakui pola karbohidrat,

ditemukan pada permukaan sejumlah besar patogen mikro-

organisme, termasuk bakteri, virus, protozoa dan jamur.

Pengikatan MBL ke mikro-organisme hasil di aktivasi jalur

lektin dari sistem komplemen . Fungsi penting lain MBL adalah

viii

Page 9: Sistem Imun Non-Spesifik

bahwa molekul ini mengikat pikun dan apoptosis sel dan

meningkatkan terperosok keseluruhan, sel apoptosis utuh, serta

puing-puing sel oleh fagosit.

4. Pertahanan Selular

Sel-sel sistem imun nonspesifik ini dapat ditemukan dalam

sirkulasi atau jaringan. Contoh sel yang dapat ditemukan di sirkulasi

adalah neutrofil, eosinofil. basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel

darah merah dan trombosit. Contoh sel yang dapat ditemukan di

jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma dan

sel NK.

Pertahanan selular diperankan oleh sel-sel imun yang terdiri

dari oleh fagosit, sel makrofag, sel dendrik, sel mastosit, sel mast, sel

NK (Natural Kiler).

a. Fagosit

Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis

tetapi sel utama yang berperaan dalam pertahanan non spesifik

adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel

polimorfonuklear seperti neutrofil. Dalam kerjanya sel fagosit

juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik.

Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt sebagai

berikut: Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis),

membunuh dan mencerna. Kemotaksis adalah gerakan fagosit

ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor sperti

produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi

komplemen. Antibody seperti pada halnya dengan komplemen

C3b dapat meningkatkan fagosistosis (opsonisasi). Antigen yang

diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk

kemudian dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya

reseptor untuk fraksi Fc dari immunoglobulin pada permukaan

ix

Page 10: Sistem Imun Non-Spesifik

fagosit. Yang termasuk sel fagosit adalah makrofag, sel dendrit,

dan neutrofil.

1) Makrofag

Makrofag berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pemakan

sel yang besar”. Makrofaga adalah leukosit fagositik yang

besar, yang mampu bergerak hingga keluar system vaskuler

dengan menyebrang membran sel dari pembuluh kapiler dan

memasuki area antara sel yang sedang diincar oleh patogen.

Di jaringan, makrofaga organ-spesifik terdiferensiasi dari sel

fagositik yang ada di darah yang disebut monosit. Makrofaga

adalah fagosit yang paling efisien, dan bisa mencerna

sejumlah besar bakteri atau sel lainnya. Pengikatan molekul

bakteri ke reseptor permukaan makrofaga memicu proses

penelanan dan penghancuran bakteri melalui "serangan

respiratori", menyebabkan pelepasan bahan oksigen reaktif.

Patogen juga menstimulasi makrofaga untuk menghasilkan

kemokin, yang memanggil sel fagosit lain di sekitar wilayah

terinfeksi.

2) Neutrofil.

Neutrofil bersama dengan dua tipe sel lainnya: eosinofil dan

basofil dikenal dengan nama granulosit karena keberadaan

granula di sitoplasma mereka, atau disebut juga dengan

polymorphonuclear karena bentuk inti sel mereka yang aneh.

Granula neutrofil mengandung berbagai macam substansi

beracun yang mampu membunuh atau menghalangi

pertumbuhan bakteri dan jamur. Mirip dengan makrofag,

neutrofil menyerang patogen dengan serangan respiratori. Zat

utama yang dihasilkan neutrofil untuk melakukan serangan

respiratori adalah bahan pengoksidasi kuat, termasuk

hidrogen peroksida, oksigen radikal bebas, dan hipoklorit.

x

Page 11: Sistem Imun Non-Spesifik

Neutrofil adalah tipe fagosit yang berjumlah cukup banyak,

umumnya mencapai 50-60% total leukosit yang bersirkulasi,

dan biasanya menjadi sel yang pertama hadir ketika terjadi

infeksi di suatu tempat. Sumsum tulang normal dewasa

memproduksi setidaknya 100 miliar neutrofil sehari, dan

meningkat menjadi sepuluh kali lipatnya juga terjadi

inflamasi akut.

3) Sel dendritik

Sel dendritik adalah sel fagositik yang terdapat pada jaringan

yang terhubung dengan lingkungan eksternal, utamanya

adalah kulit (umum disebut sel Langerhans) dan lapisan

mukosa dalam dari hidung, paru-paru, [lambung], dan usus.

Mereka dinamai sel dendritik karena dendrit neuronal

mereka, namun mereka tidak berhubungan dengan sistem

syaraf. Sel dendritik sangat penting dalam proses kehadiran

antigen dan bekerja sebagai perantara antara sistem imun

turunan dan sistem imun adaptif. Fagositosis dari sel dari

organisme yang memilikinya umumnya merupakan bagian

dari pembentukan dan perawatan jaringan biasa. Ketika sel

dari organisme tersebut mati, melalui proses apoptosis

ataupun oleh kerusakan akibat infeksi virus atau bakteri, sel

fagositik bertanggung jawab untuk memindahkan mereka

dari lokasi kejadian. Dengan membantu memindahkan sel

mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat,

fagositosis adalah bagian penting dari proses penyembuhan

jaringan yang terluka.

b. Natural Killer cell (sel NK)

Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi

dan tidak mempunyai cirri sel limfoid dari siitem imun spesifik,

maka karena itu disebut sel non B non T (sel NBNT) atau sel

xi

Page 12: Sistem Imun Non-Spesifik

poplasi ketiga. Sel NK dapat menghancurkan sel yang

mengandung virus atau sel neoplasma dan interveron

meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan

efeksitolitik sel NK. Sel NK memiliki ukuran yang agak lebih

besar dari limfosit T dan limfosit B. Sel ini dinamakan sel

pemusnah karena sel-sel ini membunuh mikroba dan sel-sel

kanker tertentu. Istilah alami (natural) digunakan karena sel-sel

ini siap membunuh sel target segera setelah dibentuk, tanpa perlu

melewati proses pematangan seperti pada limfosit T dan limfosit

B. Sel NK juga menghasilkan beberapa sitokin yang mengatur

sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan makrofag.

xii

Page 13: Sistem Imun Non-Spesifik

BAB IIIKESIMPULAN

1. Innate immunity atau kekebalan alami adalah pertahanan paling awal

pada manusia untuk mengeliminasi mikroba patogen bagi tubuh. Innatte

immunity merupakan kekebalan non-spesifik. Artinya semua bentuk

mikroba yang masuk akan dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari

mikroba itu.

2. Sistem imun nonspesifik memiliki sifat:

a. Resistensi tidak berubah oleh infeksi berulang

b. Umumnya efektif terhadap semua zat asing

c. Terjadi Pada awal infeksi untuk menghancurkan virus, mencegah

atau mengendalikan infeksi

d. Eksposur menyebabkan respon maksimal segera, berlangsung cepat

e. Tidak ada memori imunologikal

f. Respon tidak spesifik, umumnya efektif terhadap semua mikroba

3. Pada imunitas bawaan ini memiliki dua sistem pertahanan, pertahanan

tingkat pertama dan pertahanan tingkat kedua. Pada pertahanan tingkat

pertama tubuh akan dilindungi dari segala macam mikroba patogen yang

menyerang tubuh secara fisik, kimia dan flora normal. Dan pertahanan

kedua yang dilakukan oleh tubuh untuk melawan mikroba patogen

meliputi fagosit, inflamasi demam dan substansi antimikroba.

xiii