sir kum sisi

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sunat /sirkumsisi telah dilakukan sejak zaman prasejarah, diamati dari gambar-gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba. Alasan tindakan ini masih belum jelas pada masa itu tetapi teori-teori memperkirakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika atau seksualitas. Sunat pada laki-laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi.Praktik ini juga terdapat di kalangan mayoritas penduduk Korea Selatan, Amerika, dan Filipina. Menurut literatur AMA tahun 1999, orang tua di AS memilih untuk melakukan sunat pada anaknya terutama disebabkan alasan sosial atau budaya dibandingkan karena alasan kesehatan. Akan tetapi, survey tahun 2001 menunjukkan bahwa 23,5% orang tua melakukannya dengan alasan kesehatan.Beberapa para ahli mengatakan sunat bermanfaat bagi kesehatan namun hal ini hanya berlaku jika pasien terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan kelamin. 1

Upload: adhi-pravista

Post on 28-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sunat /sirkumsisi telah dilakukan sejak zaman prasejarah, diamati dari gambar-

gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba. Alasan

tindakan ini masih belum jelas pada masa itu tetapi teori-teori memperkirakan

bahwa tindakan ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau persembahan,

tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah menuju kedewasaan, tanda

kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika atau seksualitas.

Sunat pada laki-laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi.Praktik ini juga

terdapat di kalangan mayoritas penduduk Korea Selatan, Amerika, dan Filipina.

Menurut literatur AMA tahun 1999, orang tua di AS memilih untuk melakukan

sunat pada anaknya terutama disebabkan alasan sosial atau budaya dibandingkan

karena alasan kesehatan. Akan tetapi, survey tahun 2001 menunjukkan bahwa

23,5% orang tua melakukannya dengan alasan kesehatan.Beberapa para ahli

mengatakan sunat bermanfaat bagi kesehatan namun hal ini hanya berlaku jika

pasien terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan kelamin.

Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum berarti “sekeliling” dan

caedere(berarti “memotong”. Sirkumsisi (circumcision) adalah tindakan memotong

atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum

dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan

frenektomi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sirkumsisi?

2. Apamacam metode yang digunakan pada sirkumsisi?

3. Apa manifestais klinik dari sirkumsisi?

4. Apa etiologi dari sirkumsisi?

5. Bagaimana patofisiologi dari sirkumsisi?

1

6. Bagaimana penatalaksanaansirkumsisi mulai dari fase sign in, time out dan sign

out?

7. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari sirkumsisi?

8. Bagaimana prosedur tindakan sirkumsisi?

1.3 Tujauan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui konsep teori sirkumsisi

2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada klien dengan

sirkumsisi

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengertian sirkumsisi.

2. Untuk mengetahui macam-macam metode pada sirkumsisi.

3. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari sirkumsisi.

4. Untuk mengetahui etiologi dari sirkumsisi.

5. Untuk mengetahui patofisiologi dari sirkumsisi.

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan sirkumsisi mulai dari fase sign in,

time out dan sign out.

7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari sirkumsisi.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sirkumsisi

Kulit kulup (prepusium) adalah lapisan luar/lipatan kulit yang menyelubungi

glans penis.Prepusium menempel pada glans penis di sisi ventral frenulum.Sebuah

pembuluh darah kecil membentang di frenulum. Selama perkembangan

intrauteri,epitelium prepusium dalam memulai memisah dari epitelium glans.

Kendatiretraksi prepusium minimal saat lahir, pemisahan fisiologis normal ini

berlanjut hingga sepanjang masa kanak-kanak.Muara puncak prepusium adalah

cincin prepusium.

Korona adalah bagian atas glans.Sulkus korona adalah batas antara glans &

badan penis.Eksisi prepusium yang tepat adalah sejajar sulkus korona.Muara

(meatus) uretra dalam kondisi normal terletak pada puncak tengah glans. Apabila

meatus uretra berada pada bidang vertical/dorsal, kondisi ini disebut hipospadia &

sirkumsisi tidakboleh dilakukan

Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum berarti “sekeliling” dan

caedere(berarti “memotong”.Sirkumsisi (circumcision) adalah tindakan memotong

atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum

dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan

frenektomi.

3

Sirkumsisi adalah memotong kulit luar (preputium / prepuce / foreskin / kulup)

pada penis yang melingkupi kepala penis (glans penis).

Sirkumsisi adalah prosedur kedaruratan dimana prepusium (foreskin) dari penis

dipisahkan dari glans dan porsio dieksisi.

2.2 Metode sirkumsisi

a) Metode klasik/dorsumsisi/cara kuno

4

Metode ini sebenarnya sudah lama ditinggalkan, namun prakteknya

masih dapat dilihat di sekitar pedesaan.Alat yang umumnya digunakan dalam

metode ini adalah bambu yang telah ditajamkan, skalpel atau pisau bedah,

dan silet. Peralatan yang akan dipakai ini sebelumnya disterilkan dengan

alkohol tepat sebelum penggunaan.Namun cara ini mengandung risiko

terjadinya perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan steril.

b) Metode lonceng atau ikat

5

Di sini, tidak dilakukan pemotongan kulup.Ujung penis hanya diikat erat

sehingga bentuknya mirip lonceng. Setelah itu, jaringan akan mati dan

terlepas dengan sendirinya dari jaringan sehat. Hanya saja metode ini waktu

yang cukup lama, sekitar dua minggu. Alatnya diproduksi di beberapa negara

Eropa, Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device.

c) Clamp atau klamp

Metode ini memiliki banyak merek dagang terdaftar, namun, pada

prinsipnya adalah kulit yang akan dihilangkan dijepit kemudian dipotong saat

itu juga. Secara sekilas, proses penjepitan terlihat seperti metode lonceng,

namun, sangat berbeda di tahap selanjutnya, yaitu pemotongan.

Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan sebentar saja selama

operasi berlangsung dan segera dilepas lalu penjepit kemudian langsung

dibuang (sekali pakai) sehingga tidak terjadi nekrosis.Merek dagang yang

umumnya dipromosikan adalah: Gomco. Ismail Clamp, Q-Tan, Sunathrone

Clamp, Ali’s Clamp, Tara Clamp, Smart Clamp.Di Indonesia, 2 metode yang

terkenal adalah Tara Clamp dan Smart Clamp.

d) Tara clamp

6

Ditemukan dan dipatenkan oleh seorang professor, dr. Tara Gurcharan

Singh pada awal tahun 1990, alat ini hampir seluruhnya terbuat dari plastik

dan digunakan hanya sekali saja.

Pada metode ini, kulit yang akan dihilangkan dilebarkan, kemudian

ditahan dengan Tara Clamp itu sendiri. Setelah 3-5 menit, kulit akan terlepas

dengan sendirinya dikarenakan tekanan.Walaupun metode ini menggunakan

tekanan, nyatanya metode ini tidak menimbulkan rasa sakit, tanpa

pendarahan, tanpa jahitan, dan bisa langsung melakukan aktivitas yang relatif

ringan.

e) Electrocutery

Metode ini menggunakan tekhnik yang berbeda sekali dengan metode

yang lainnya, dimana umumnya menggunakan pemotongan dengan pisau

bedah atau alat lain, sementara metode ini menggunakan panas yang tinggi

tetapi dalam waktu yang sangat singkat.

Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan, dimana

umum terjadi pada anak berumur dibawah 8 tahun, yang dimana memiliki

pembuluh darah yang kecil dan halus.

f) Flash Cutter

7

Metode ini merupakan pengembangan secara tidak langsung dari metode

electrocautery yang dimana perbedaannya adalah menggunakan sebilah

logam yang sangat tipis dan diregangkan sehingga terlihat seperti benang

logam.Logam tersebut kemudian dipanaskan sedikit menggunakan

battery.Hal ini dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang kemungkinan

masih ada, dan juga untuk mempercepat pemotongan. Karena alat ini

menggunakan battery, alat ini cenderung lebih mudah dibawa sehingga

beberapa dokter yang memiliki alat ini bisa melakukan proses sirkumsisi

dirumah pasien sampai selesai.

g) Laser Carbon Dioxide

Metode

inilah yang menggunakan murni laser selama proses sirkumsisi.Metode ini

adalah metode tercepat selain menggunakan metode klasik karena didukung

oleh

tekhnologi medis yang telah maju.

2.3 Manifestasi Klinik

8

Cemas

gelisah

Sulit tidur

Kesulitan berkemih

Nyeri

2.4 Etiologi

Agama

Social

Medis:

- Fimosis

Keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala

penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni,

sehingga bayi dan anak jadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.

- Parafimosisi (prepusium tidak dapat ditarik ke depan)

2.5 Patofisiologi

Menurut agama islam khitan merupakan kewajiban bagi muslim laki-laki yang

akan menuju keremaja/dewasa. Sedangkan pada fimosisi yaitu kulit penis melekat

pada bagian kepala penis sehingga mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air

kencing sehingga penderita tidak dapat berkemih/kesakitan saat akan berkemih dan

parafimosis sendiri yaitu kulup tertarik ke belakang glans penis sehingga tidak

dapat dikembalikan ke posisi yang normal karena ada lingkaran prepusial yang

ketat sehingga kedua kelainan ini harus dilakukan tindakan sirkumsisi. Sedangkan

sirkumsisi sendiri yaitu prosedur kedaruratan dimana prepusium (foreskin) dari

penis dipisahkan dari glans dan porsio dieksisi.

2.6 Pathway

9

Fimosisi Parafimosis

Kewajiban bagi umat muslim laki-laki

Agama

prepusium menjepit koronaria

glans/sepertiga glans distal

Prepusium berkerudung dan

menyempit

Menjepit glans penis & menutup meatus

Penutupan prepusium tdk sempurna

10

Pembedahan/insisi pada prepusium

Personal hygiene kurang

Kurang pengetahuan proses sirkumsisi

Ansietas

sirkumsisi

Menjepit glans penis & menutup meatus

Penutupan prepusium tdk sempurna

Kulit prepusium tidak dapat diretraksi ke depan

Diskontinuitas jaringan

Nyeri

Ketakutan saat akan berkemih

Respon menahan keinginan berkemih

Penumpukan urine pd VU

kelemahan

Intoleransi aktivitas

Post deentri kuman (patogen)

Resti infeksi

Apabila terjadi Perdarahan masif

Resti kekurangan

volume cairan

2.7 Pemeriksaan diagnostic

1. Pemeriksaaan darah lengkap An. M

- Hemoglobin : 13,0 g/dl N : 12,8 – 16,8 g/dl

- Leukosit : 6,87 ribu/ul N : 4,50 – 13,00 ribu/ul

- Trombosit : 378 ribu/ul N : 156 – 408 ribu/ul

- Hematokrit : 40 % N : 40 – 52 %

2. Pemeriksaan pembekuan darah An. M

- Masa Perdarahan : 200 menit N : 100 – 300 menit

- Masa Pembekuan : 400 menit N : 400 – 600 menit

BAB III

PENATALAKSANAAN SIRKUMSISI

3.1 Penatalaksanaan sirkumsisi mulai dari fase sign in, time out dan sign out.

Pasien atas Nama : An. M

Umur : 13 Th

Tempat / Tgl Lahir : Jakarta, 23-02-2000

Alamat :Taruna No 1, Rt 12/07, Kel : Kemayoran, Kec :

Kemayoran. Jakarta Pusat.

No. RM : 818959

Diagnosa : Pro Sirkumsisi

11

Haluaran urine

Gangguan eliminasi Urine (retensi Urine)

Dokter : Winoto Sp.B

A) Fase sign in yang meliputi :

a) melakukan konfirmasi/verifikasi secara verbal kepada An. M yang meliputi:

identitas (nama lengkap, tanggal lahir dan cek gelang pasien)

nama operasi

Lokasi operasi

Informed consent

Nama operator

b) Menandai daerah operasi

ya

tidak

c) Apakah mesin anastesi dan medikasi sudah dichek

ya

d) mengkonfirmasi apakah pasien memiliki

alergi yang diketahui

ya, jenis

tidak

Riwayat asma

ya, terakhir sembuh

tidak

e) mengobservasi apakah ada kesulitan jalan nafas atau risiko aspirasi lainnya

tidak

ya, dan tersedia alat bantu

f) mengobservasi adanya resiko perdarahan <500ml (7ml/kgBB anak-anak)

tidak

ya, dan sudah terpasang central access untuk pemberian therapy

12

2.8 Prosedur sirkumsis

Persiapan alat dan bahan:

1. Minor surgery set steril ( set sirkumsisi ) yang terdiri dari :

a). Towel clem 5 buah

b). Kom kecil 2 buah

c). Muskuito bengkok 6 buah

d). Muskuito lurus 6 buah

e). Alis clem 2 buah

f). Scaple 2 buah

g). Gunting benang 1 buah

h). Gunting jaringan 2 buah

i). Retraktor bergigi 3, 3 buah.

j). Sponge holding forcep 1 buah.

2. Benang Vicril “Rapied” 3.0

3. Betadine

4. Marcain 0,5 %. (20 ml )

5. Nidle 1 cc.

6. Spuit 3 cc 1 buah

7. Duk berlubang kecil streril

8. Kain kasa steril 10 buah.

9. Sarung tangan steril

10. Daryani-Tulle 1 buah.

Persiapan pasien dan lingkungan:

a) Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan

b) Mengatur posisi klien senyaman mungkin

c) Memasang perlak dan pengalas

Pelaksanaan:

1. Mencuci tangan

2. Memakai sarung tangan steril

3. Membersihkan genetalia eksterna dengan Nacl 0,9 % dan desinfeksi dengan

betadine.

13

4. Melakukan drapping dengan duk berlubang kecuali genetalia.

5. Melakukan anastesi local pada pangkal penis dan mukosa sulkus koronarius

sekeliling menggunakan marcain 0,5 % kira- kira 2 cc dan kemudian tunggu

dan tes penis dengan menggunakan pinset apakah anastesi sudah berfungsi

atau belum.

6. Mendorong prepusium ke belakang dengan lembut menggunakan muskuito

lurus untuk mengidentifikasi muara meatus urinarius dan perkirakan berapa

banyak prepusium yang akan diangkat sekitar dua pertiga prepusium harus

diangkatdan di klem prepusium pada jam 11,1 dan 6 di tarik ke distal.

7. Memegang prepusium dan dengan menggunakan alat probe tumpul kecil dan

memisahkan perlengketan prepusium dengan glans penis secara hati-hati.

8. Preputium diinsisi pada jam 12 diantara jepitan klem dengan menggunakan

gunting jaringa kearah sulcus coronarius dan sisakan mukosa kulit

secukupnya dari distal sulcus.

14

9. Kemudian melakukan potongan melingkar yang merata dengan panjang

sesuai dengan panjang potongan kulit luar pertama yang telah difiksir tadi.

kontrol perdarahan.

10. Setelah semua kulit luar lepas, klem ujung dari kulit luar yang dipotong tadi di keliling batang penis untuk melapangkan area jahitan sekaligus menandai tempat yang akan dijahit.

11. Kemudian kulit dan mukosa di jahit satu persatu atau jelujur dengan

menggunakan benang Vicril “Rapied” 3.0

15

11. Balut denganDaryani-Tulledengan longgar mengelilingi glans dan pinggiran

kulit.

12. Membereskan semua peralatan dan Mengecek kembali.

13. Merapikan pasien

14. Dokumentasikan

16

BAB IV

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Sunat /sirkumsisi telah dilakukan sejak zaman prasejarah, diamati dari gambar-

gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba.Kata

sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum berarti “sekeliling” dan caedere (berarti

“memotong”. Sirkumsisi (circumcision) adalah tindakan memotong atau

menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis.

17

Metode-metode sirkumsisi meliputi: Metode klasik/dorsumsisi/cara kuno,

Metode lonceng atau ikat, Clamp atau klamp, Tara clamp, Electrocutery, Flash

Cutter, Laser Carbon Dioxide

Yang di anjurkan untuk melakukan sirkumsisi adalah pada perintah agama,

sosial, dan indikasi medis seperti fimosis dan para fimosis. Sedangkan

kontraindikasi parafimosis adalah hipospadia

3.3 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran

dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya

akan lebih baik dari sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E.(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC.

Donges, Marilynn E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Jakarta : EGC

R. Sjamsuhidajat, Win de Jong,(2004). Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta;EGC

Gruedermann, Barbara J. 2005. Buku Ajar keperawatan Perioperatif.Jakarta : EGC

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Deslidel, Hajjah. 20011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : ECG

18

19