sir kum sisi
TRANSCRIPT
PEMBIMBING
Dr. Antonius Agung Purnama, Sp. B, Msi, Med
DISUSUN OLEH
LISNAWATI
11-2009-030
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PURWAKARTA
PERIODE 02 NOVEMBER 2009 – 09 JANUARI 2010
SIRKUMSISI
PENDAHULUAN
Sirkumsisi adalah membuang prepusium penis sehingga glans penis menjadi terbuka.
Tindakan ini merupakan tindakan bedah minor yang sering dilakukan. Secara medis sirkumsisi
bertujuan untuk :
1. Menjaga hygiene penis dari smegma dan sisa-sisa urine
2. Mencegah terjadinya infeksi pada glans penis atau prepusium penis
3. Mencegah timbulnya karsinoma penis
Indikasi medis tindakan sirkumsisi adalah :
1. Fimosis : prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke
korona glandis
2. Parafimosis : prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat
dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis di belakang sulkus
koronarius
3. Balanitis rekuren : peradangan pada penis
4. Kondiloma akuminata
5. Karsinoma skuamosa pada prepusium
KONTRAINDIKASI
Sirkumsisi tidak boleh dilakukan pada pasien yang menderita :
1. Hipospadia : kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak di sebelah ventral penis
dan sebelah proksimal ujung penis
2. Epispadia : kelainan kongenital dimana lubang uretra terdapat di bagian punggung penis atau
uretra tidak berbentuk tabung tetapi terbuka
3. Korde
4. Megalouretra
5. Webbed penis : terdapat jaringan diantara penis dan rafe skrotum
6. Kelainan pembekuan darah merupakan kontraindikasi relatif untuk sirkumsisi
PRINSIP DASAR SIRKUMSISI
Prinsip dasar yang perlu diperhatikan pada sirkumsisi adalah :
1. Asepsis, yaitu disinfeksi lapangan operasi dengan povidon yodium
2. Pengangkatan kulit prepusium secara adekuat
3. Hemostasis yang baik
4. Kosmetik
PERSIAPAN
Alat-alat yang diperlukan untuk sirkumsisi:
1. Kain steril untuk mempersempit daerah operasi
2. Kain kassa steril
3. Cairan desinfektans (povidon yodium)
4. Semprit steril beserta jarumnya
5. Obat anestesi lokal
6. Set peralatan bedah minor
TEKNIK
1. Jepit kasa steril dengan klem lalu celupkan kedalam povidone iodine dalam mangkok
(cawan). Bersihkan penis dan daerah sekitarnya secara sentrifugal (melingkar mulai dari
tengah ke bagian luar). Setelah 3-5 menit bilas dan bersihkan dengan cairan fisiologis steril
(misal. NaCl fisiologis)
2. Daerah operasi ditutup dengan duk steril
3. Suntikkan anestesi lokal (lidocain HCl 2%) pada basis penis (pada garis tengah dorsum
penis). Obat anestesi disuntikkan secara infiltrasi di bawah kulit dan melingkari basis penis.
Cara teknik infiltrasi anestesi :
a. Setelah diisi dengan cairan anestesi, jarum disuntikan di daerah pangkal atas penis
(penis bagian dorsum proksimal) secara sub kutan. Gerakkan jarum ke samping kanan
lalu aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang ikut tersedot yang menandakan
bahwa jarum tidak masuk pembuluh darah.
b. Tarik jarum sambil menginjeksikan cairan anestesi, jarum jangan sampai keluar.
c. Arahkan jarum ke samping kiri pangkal penis, ulangi seperti bagian kanan tadi.
d. Jarum kemudian diinjeksikan di daerah pangkal bawah penis (penis bagian ventral)
dan lakukan infiltrasi seperti diatas sehingga pada akhirnya terbentuk Ring Block
Anestesi.
e. Massage penis, karena obat anestesi membutuhkan waktu untuk bekerja. Tunggu 5
menit kemudian dilakukan test dengan menjepit ujung preputium dengan klem.
Apabila belum teranestesi penuh ditunggu sampai dengan anestesi bekerja kira-kira 5
menit berikutnya.
f. Pada batas tertentu bila dipandang perlu dapat dilakukan tambahan anestesi
Cara teknik blok anestesi :
bertujuan memblok semua impuls sensorik dari batang penis melalui pemblokiran nervus
pudendus yang terletak dibawah fascia Buch dan ligamentum suspensorium dengan cara
memasukkan cairan anestesi dengan jarum tegak lurus sedikit diatas pangkal penis, diatas
simfisis osis pubis sampai menembus fasia Buch (sampai terasa “seperti menembus
kertas”).
4. Jika terdapat fimosis, lakukan dilatasi dulu dengan klem sehingga prepusium dapat ditarik ke
proksimal. Kemudian prepusium dibebaskan dari perlekatannya dengan glans penis dan
dibersihkan dari smegma yang biasanya menumpuk dan berwarna putih seperti lemak atau
kotoran lain. Hal ini dilakukan sampai perlengketan sekeliling perbatasan mukosa dan gland
penis harus benar-benar bebas / lepas seluruhnya. Ciri perlengketan sudah lepas adalah sudah
terlihat batas mukosa-batang penis dan sulkus korona glandis secara utuh, terlihat sebagai
sudut tumpul yang melingkar sepanjang lingkaran penis
Teknik klem
Caranya, tarik preputium ke atas (proksimal) dan masukkan klem tumpul kedalam
preputium untuk kemudian klem dibuka-tutup sambil didorong ke arah perlengketan
(seperti gerakan menggunting). Cara ini dilakukan berulang-ulang kearah proksimal dan
lateral sampai terlihat korona glandis (lingkaran kepala penis) dan pangkal mukosa
prepusium di sekeliling korona glan penis.
Keuntungan tehnik ini adalah dapat membebaskan perlengketan dengan cepat sedangkan
kekurangannya adalah dapat menyebabkan lecet didaerah gland dan mukosa. Yang harus
diperhatikan dalam tehnik ini bahwa ujung klem harus benar-benar tumpul dan tidak
boleh masuk ke lubang kencing (urethra).
Teknik kasa
Caranya preputium ditarik dengan tangan kiri ke arah proksimal sampai meregang
sehingga terlihat perlengketan, tangan kanan memegang kasa steril untuk membebaskan
perlengketan. Kemudian daerah perlengketan didorong/ditekan dengan kasa dan didorong
ke arah proksimal sehingga perlengketan terlepas sedikit demi sedikit. Keuntungan tehnik
ini adalah minimnya resiko lecet atau trauma pada gland penis, namun kerugiannya
adalah prosesnya memakan waktu relatif lama.
5. Memotong prepusium penis dengan berbagai teknik, antara lain :
Teknik diseksi prepusium atau sleeve
Teknik Gulotin
Teknik Dorsal slit
Menggunakan alat Plastibel atau Gomco
TEKNIK DISEKSI PREPUTIUM ATAU SLEEVECaranya :
1. Preputium diretraksi ke proksimal
2. Dibuat dua buah insisi yang masing-masing melingkar dan saling sejajar pada kulit
preputium. Insisi pertama berada 1 cm dari sulkus koronarius dan yang kedua berada
beberapa cm di sebelah proksimal dari insisi pertama
3. Kedua insisi dihubungkan dengan insisi longitudinal, kemudian kulit preputium dipisahkan
dari jaringan subkutan hingga terlepas
TEKNIK GULOTIN
Caranya :
1. Preputium ditegangkan pada bagian ventral dan dorsal dengan klem kecil
2. Jepit kulit preputium menggunakan klem yang lebih besar dengan batas proksimal klem
berada di sebelah distal glans penis
3. Potong kulit preputium memakai pisau hingga kulit terlepas
Pembebasan perlengketan
Penjepitan dengan klem : 2 buah klem kecil untuk menarik preputium, sedangkan 1 klem
untuk membatasi area pemotongan
Pemotongan menggunakan pisau bedah Hasil pemotongan
Hecting
TEKNIK DORSAL SLIT
Caranya :
1. Tandai batas insisi dengan menjepit kulit preputium dengan klem, dijepit klem pada jam
11,1, sedangkan pada jam 6 ditarik ke distal. Preputium dijepit dengan klem bengkok dan
frenulum dijepit dengan kocher
2. Preputium diinsisi pada jam 12 (pada garis midline) diantara jepitan klem dengan
menggunakan gunting ke proksimal sampai sulcus coronarius
3. Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12’). Insisi
melingkar ke kiri dan ke kanan dengan arah serong menuju frenulum di distal penis (pada
frenulum insisi dibuat agak meruncing / huruf V, buat tali kendali)
4. Setelah kulit preputium terlepas, dilakukan hemostasis untuk merawat perdarahan. Perawatan
perdarahan dilakukan dengan mencari sumber perdarahan dengan menghapus daerah luka
menggunakan kassa. Bila terdapat sumber perdarahan segera dijepit dengan klem arteri.
Kemudian ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan dengan catgut. Potong ikatan
sependek mungkin. Cari seluruh sumber perdarahan lain dan lakukan hal yang sama.
5. Rapikan kelebihan mukosa
6. Frenulum dan posisi jam 12 biasanya dijahit dengan matras horizontal atau boleh dengan
matras 8 (cross). Setelah dijahit sisakan benang untuk digunakan sebagai kendali. Jahitan
pada dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang untuk dibuat tali kendali..
7. Jahitan simpul bisa dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10 dengan memakai
benang catgut dan jarum atraumatik. Tidak diianjurkan mengikatnya terlalu erat.
8. Setelah selasai dijahit, olesi tepi luka dengan povidone iodine, bila perlu olesi dengan salep
antibiotik. Kemudian pasang kassa steril dengan plester di bagian bawah pangkal penis dan
berfungsi sebagai penyangga.
9. Berikan antibiotik dan analgetik sesuai dengan berat badan pasien
TEKNIK GOMCO
Klamp ini dibuat pertama kali pada tahun 1934 oleh Hiram S. Yellen, M.D. dan Aaron
Goldstein. Alat ini terdiri dari bel logam dan plat datar dengan lubang di dalamnya untuk
menempatkan keduanya dalam posisi yang sesuai. Terdapat sebuah sekrup berbentuk lingkaran
yang berfungsi memberikan tekanan.
METODE “LASER” ELEKTROKAUTERY
Metode ini sedang booming dan marak di masyarakat dan lebih dikenal dengan sebutan
“Khitan Laser”. Penamaan ini sesunnguhnya kurang tepat karena alat yang digunakan samasekali
tidak menggunakan Laser akan tetapi menggunakan “elemen” yang dipanaskan.
Alatnya berbentuk seperti pistol dengan dua buah lempeng kawat di ujungnya yang saling
berhubungan. Jika dialiri listrik, ujung logam akan panas dan memerah. Elemen yang memerah
tersebut digunakan untuk memotong preputium
Khitan dengan solder panas ini kelebihannya adalah cepat, mudah menghentikan
perdarahan yang ringan serta cocok untuk anak dibawah usia 3 tahun dimana pembuluh darahnya
kecil. Kekurangannya adalah menimbulkan bau yang menyengat seperti “sate” serta dapat
menyebabkan luka bakar, metode ini membutuhkan energi listrik sebagai sumber daya dimana
jika ada kebocoran (kerusakan) alat, dapat terjadi sengatan listrik yang berisiko bagi pasien
maupun operator.
Untuk proses penyembuhan, dibandingkan dengan cara konvensional bersifat relatif
karena tergantung dari sterilisasi alat yang dipakai, proses pengerjaanya dan kebersihan individu
yang disunat.
METODE FLASHCUTTER
Metode ini merupakan pengembangan dari metode elektrokautery. Bedanya terletak pada
pisaunya yang terbuat dari logam yang lurus (kencang) dan tajam. Flashcutter langsung dapat
hidup (tanpa listrik) karena didalamnya sudah terdapat energy dari rechargeable battery
Flashcutter pertamakali diluncurkan di Indonesaia tahun 2006 oleh Uniceff Corporation.
Cara pemotongan pada khitan sama seperti mempergunakan pisau bedah (digesek, diiris). Dalam
hitungan detik preputium terpotong dengan sempurna, (tanpa pendarahan, dan dengan luka bakar
sangat minimal).
METODE LASER CO2
Istilah yang lebih tepat untuk “Khitan Laser” yang sesungguhnya adalah dengan metode
ini. Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah satunya, di Jakarta. Laser yang
digunakan adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan.
Berikut tahapan sunat dengan laser tersebut: setelah disuntik kebal (anaestesi lokal),
preputium ditarik, dan dijepit dengan klem. Laser CO2 digunakan untuk memotong preputium.
Setelah klem dilepas, kulit telah terpotong dan tersambung dengan perdarahan sangat sedikit.
Walaupun demikian kulit harus tetap dijahit supaya penyembuhan sempurna. Dalam waktu 10-
15 menit, sunat selesai.
Cara sirkumsisi seperti ini cocok untuk anak pra-pubertal, kelebihannya operasi cepat,
perdarahan tidak ada/ sangat sedikit, penyembuhan cepat, rasa sakit setelah terapi minimal, aman
dan hasil secara estetik lebih baik.. dan prosedur ini cocok untuk sunat yang dilakukan pada
umur agak dewasa karena rasa sakit, yang ditimbulkan oleh sunat cara operasi untuk orang sudah
cukup berumur lebih parah daripada jika dilakukan pada usia muda dan lukanya pun agak lama
sembuhnya. Kelemahan dari cara laser adalah masalah harga yang relatif mahal dan hanya ada di
Rumah Sakit besar.
KOMPLIKASI
Sirkumsisi yang dilakukan dengan benar dan perawatan hemostasis yang baik, hampir
tidak menimbulkan komplikasi. Penyulit yang terjadi rata-rata 0,2-0,5%, yaitu berupa :
1. Perdarahan (0,1-35%) karena sirkumsisi yang tergesa-gesa dan tidak memperhatikan
perdarahan yang masih berlangsung
2. Infeksi (0,4 %) karena sterilitas yang kurang baik saat sirkumsisi dan hygiene pasca
sirkumsisi yang tidak baik
3. Pengangkatan kulit penis tidak adekuat
4. Terjadinya amputasi glans penis
5. Fistula uretrokutan
6. Nekrosis penis disebabkan iskemia karena infeksi, pemakaian campuran anestesi local
dengan konsentrasi adrenalin yang terlalu tinggi, dan kain pembungkus (verban) yang
terlalu ketat
PASCA OPERASI
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh pasien setelah operasi, yaitu :
Luka dalam 4 hari jangan kena air
Jika ada perdarahan post sirkumsisi segera control
Perbanyak istirahat
Bila selesai BAK, bersihkan sisa air kencing dengan tissue atau kassa
Perbanyak makanan dan minuman yang bergizi, terutama yang banyak mengandung protein
(telur, daging, ikan)
Setelah 3-5 hari pasca sirkumsisi, buka verban dan segera kontrol