sintesis.docx
TRANSCRIPT
1. Elektrolit
Mekanisme Kerja Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam
sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Pengaturan Elektrolit
1. Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel.
Na+mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi
otot. ion natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman
masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion
natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan, dan kulit. Pengaturan
konsentrasi ion di lakukan oleh ginjal. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagaiexcitability
neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen,
sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat
diubah menjadi ion hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan
seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan
melalui ginjal, keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi
kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Calsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna
untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah,
serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh
kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum
melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal.
Hormon thirocalcitoninmenghambat penyerapan Ca+ tulang. Kalsuim
diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui ginjal,
sedikit melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah normal kalsium
8,5 – 10,5 mg/dl.
4. Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat
penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular
excibility. Sumber magnesium didapat dari makanan seperti sayuran hijau,
daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Klorida (Cl-)
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam
pengaturan osmolaritas serum dan volume darah, regulasi asam basa, berperan
dalam bufer pertukaran oksigen, dan karbon dioksida dalam sel darah merah.
Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di ginjal dan pengaturan
klorida oleh hormin aldosteron. Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
6. Bikarbonat (HCO3-)
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
cairan ekstrasel dan intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi
keseimbangan asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme
karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.
Nilai-nilai normal elektrolit tubuh
Jenis cairan dan elektrolit Nilai normal dalam tubuh
- Potasium [K+]
- Sodium [Na+]
- Kalsium [Ca2+]
- Magnesium [Mg2+]
- Fosfat [PO42-]
- Klorida [Cl-]
- Bikarbonat [HCO3]
3.5 – 5 mEq/L
135 – 145 mEq/L
8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
1.5 – 2.5 mEq/L
2.7 – 4.5 mg/dl
98 – 106 mEq/L
24 – 28 mEq/L
Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
Dalam Tubuh
1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan
metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertumbuhan memiliki
proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya,
jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-
anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal
mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan
dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan.
Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering
disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat.
Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,
kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami
peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
3. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak
dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu
bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah
deangan kelembapan yang rendah akan lebih sering
mengalami kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula pada orang yang
bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan
cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang
biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per
jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak
biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per
jam.
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika
asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein
dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini
menyebabkan penurunan kadar albumin.
5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan
retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan
produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
dasar sel atau jaringan yang rusak (mis.Luka robek, atau luka bakar). Pasien
yang menderita diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan
akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan jantung
dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompa jantung
menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga
terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut,
kondisi inidapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan
dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untuk menyeimbangkan cairan dan
elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan
banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH
sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan
kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan produksi urine dengan berbagi
cara. Diantaranya peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan
pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal
untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan
ginjal (mis., gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine
kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari 200
ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat
menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah
selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami
kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena
selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat
obat- obat anastesia.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh
1. Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu
gangguan keseimbangan isotonis dan osmolar.Ketidakseimbangan isotonis
terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan dalam
proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi
ketika kehilangan cairan tidak diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit
dalam proporsi yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada
konsentrasi dan osmolalitas serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat
empat kategori ketidakseimbangan cairan, yaitu :
a. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
b. Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)
c. Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan
d. Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)
2. Defisit Volume Cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh
kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang
proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga
hipovolemia.Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan
cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler
menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan
ekstraseluler.Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh
melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum,
defisit volumecairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan
cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan
dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah
dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula
dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah
dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura,
peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisitertentu,
seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi
akibat obstruksi saluran pencernaan.
3. Defisit Cairan
Faktor Resiko
1. Kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan
lambung) tanda klinis : kehilangan berat badan.
2. Ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak
ada cairan dan depresi konfusi) tanda klinis : penurunan
tekanan darah.
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi
akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan
elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. Kehilangan
cairan menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan
osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah
dari sel dan kompartemen interstitial menuju ruang vascular. Kondisi
ini menybabkan gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang
beresiko mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia.
Mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urine. Di
samping itu lansia memiliki proporsi lemak yang lebih besar sehingga
beresiko tunggi mengalami dehidrasi akibat cadangan air yang sedikit
dalam tubuh. Klien dengan diabetes insipidus akibat penurunan hormon
diuretik sering mengalami kehilangan cairan tupe hiperosmolar.
Pemberian cairan hipertonik juga meningkatkan jumlah solute dalam
aliran darah.
5. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)
Terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang.
Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum
masih normal. Kelebihan cairan tubuh
hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya
gangguan mekanisme homeostatispada proses regulasi keseimbangan
cairan. Penyebab spesifik kelebihan cairan, antara lain :
a. Asupan natrium yang berlebihan.
b. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak,
terutama pada klien dengan gangguan mekanisme regulasi
cairan.
c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti
gangguan jantung (gagal ginjal kongestif), gagal ginjal,
sirosis hati, sindrom Cushing.
d. Kelebihan steroid.
Kelebihan Volume Cairan
Factor resiko :
Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena.
Tanda klinis : penambahan berat badan
Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan.
Tanda klinis : edema perifer dan nadi kuat
6. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang
berlebihan dalam kompartemen ekstraselulermeningkatkan tekanan
osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan
penumpukan cairan dalam ruang interstitial (Edema). Edema yang
sering terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat local
atau menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema
dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi cairan interstisial/gangguan
perpindahan cairan interstisial. Hal ini dapat terjadi ketika:
a. Permeabilitas kapiler meningkat (mis. karena luka bakar, alergi yang
menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler menuju ruang
interstisial).
b. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia,
obstruksisirkulasi vena) yang menyebabkan cairann dalam pembuluh
darahterdorong ke ruang interstisial.
c. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada
blokade limfatik).
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau cekungan
setelah dilakukan penekanan pada area yang bengkak. Cekungan terjadi
akibat pergerakan cairan dari daerah yang ditekan menuju jaringan sekitar
(menjauhi lokasi tekanan). Umumnya, edema jenis ini adalah edema yang
disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh
retensi cairan hanya menimbulkan edema non pitting.
2. pH Tubuh
Ketika dalam kondisi sehat, pH tubuh seseorang akan seimbang diantara asam dan
basa.
Berikut adalah level pH di berbagai bagian tubuh:
1. Mulut
pH air liur biasanya cenderung asam sampai netral dengan rentang antara 6,5-7,5.
Kondisi ini diperlukan agar enzim amilase dan ptialin berfungsi optimal.
2. Perut
pH lambung sangat rendah dan bersifat sangat asam dan berada di sekitar 4 sampai 6
di perut bagian atas dan sekitar 1,5 sampai 3 di perut bagian bawah.
pH rendah ini disebabkan oleh asam klorida dalam lambung yang membantu
memastikan berfungsinya enzim pepsin.
3. Usus
pH usus biasanya sedikit asam sampai netral, berada di sekitar 5 sampai 7.
4. Darah
Secara umum, tingkat pH darah cenderung basa yaitu 7,4.
Rentang pH darah sangat sempit dan biasanya berkisar antara 7,35-7,45, dengan pH
ideal adalah 7,4.
3. Air dan Mineral
Sekitar 71% permukaan bumi adalah air, dan 29% nya baru daratan. Dengan seluas itu
keberadaan air di permukaan bumi ini pasti ada alasannya, karena Tuhan pasti telah
memperhitungkan kenapa air diciptakan sangat banyak dan melimpah. Yup… air
memang salah satu hal terpenting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi,
bahkan untuk manusia, karena 60% dalam tubuh manusia adalah air.
air memiliki banyak manfaat, yakni untuk diminum, mandi, cuci, menambah
kesuburan pohon, kesehatan manusia, dan lain sebagainya. Tetapi untuk manusia
sendiri air juga bisa memberikan manfaat untuk tubuhnya baik dari segi kesehatan
maupun dari segi perawatan kecantikan, berikut manfaat air bagi tubuh manusia :
Memperlancar Sistem Pencernaan,
Memperlambat Tumbuhnya Zat-zat penyebab Kanker,
Melembabkan dan Menyehatkan Kulit,
Menyehatkan Jantung
Memaksimalkan Fungsi Ginjal (agar tidak gagal Ginjal)
Memberikan Rasa Bugar Bagi Tubuh
Penyeimbang Fungis Organ Pada Tubuh
Kebanyakan dari kita lebih suka meminum es teh manis, cola, atau minuman manis
lainnya disaat atau setelah makan, padahal justru air putih lah air yang harusnya
sangat tepat untuk dikonsumsi saat makan. Tapi apa semua air putih menyehatkan?
Jawabannya tentu saja tidak, karena tidak semua air putih itu bersih dan layak minum.
Sebagai contoh air keran/air tanah memang terlihat sangat bening dan menyegarkan,
tapi air tersebut tidak dapat langsung diminum karena kemungkinan air tersebut masih
mengandung bakteri.
Berdasarkan Permenkes no. 492/ MENKES/ PES/ IV/ 2010 Syarat Air Minum Yang
Layak Dikonsumsiadalah air yang secara fisik tidak berwarna, tidak berbau, berasa
alami, dan jernih. Itu yang secara kasat mata, tapi yang secara parameter biologis air
minum yang layak dikonsumsi harus terbebas dari bakteri E Coli dan Coliform. Selain
itu kadar keasaman air juga harus berkisar antara 6,5 – 8,5 , mengandung mineral
dibawah 500 (Total dissolved solid < 500) , bebas dari zat kimia beracun, logam berat,
pestisida, dan tidak mengandung bahan radioaktif. Standar ini juga digunakan oleh
WHO sebagai acuan syarat air minum yang layak untuk dikonsumsi.
Cara untuk mendapatkan air yang layak untuk dikonsumsi yakni dengan cara direbus
hingga mendidih, cara tersebut sangat lumrah dilakukan banyak orang karena tingkat
didih air bisa mamtikan bakteri dan kuman-kuman yang ada di dalam air.
Bagaimana cara mengetahui cukup tidaknya pasokan air kedalam tubuh kita? Caranya
adalah dengan melihat kondisi air seni. Bila air seni berwarna kuning cerah/bening
dan jumlahnya banyak, itu berarti kebutuhan cairan tubuh cukup baik dan sudah
terpenuhi. Sedangkan jika warna air seni berubah menjadi lebih gelap (kuning
tua/oranye) dan jumlahnya sedikit, itu berarti tubuh kekurangan cairan.
Selain itu tanda-tanda kecukupan air juga bisa dilihat dari beberapa kondisi lainnya,
yaitu bila sering merasa haus, mulut dan bibir kering, merasa pusing, nyeri otot dan
sendi, nyeri tulang belakang dan juga mengalami sembelit (konstipasi) berarti
kebutuhan cairan tubuh masih kurang terpenuhi.
Faktor yang memengaruhi kebutuhan konsumsi air:
Aktivitas fisik
Orang yang aktivitas fisiknya cukup tinggi membutuhkan air dalam jumlah
yang lebih banyak. Mereka yang banyak bergerak misalnya atlit dan
olahragawan tentunya membutuhkan pasokan air yang lebih tinggi untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang saat beraktivitas.
Cuaca dan lingkungan
Mereka yang berada di daerah yang cuacanya panas dan kering biasanya
lebih banyak berkeringat dan sering merasa haus. Ini menunjukkan bahwa
kebutuhan cairan bagi mereka yang berada di lingkungan panas dan kering
jauh lebih tinggi. Mereka yang hidup di daerah dataran tinggi (2500 m dari
permukaan laut) juga membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak,
karena terjadinya peningkatan proses respirasi dan urinasi.
Diet/makanan
Faktor diet/makanan seseorang juga berpengaruh terhadap kebutuhan cairan
yang harus dikonsumsi. Seseorang yang mengonsumsi buah dan sayur
membutuhkan air putih lebih sedikit daripada mereka yang hanya
mengonsumsi makanan berlemak saja. Mereka yang sering menyantap
makanan yang berlemak dan makanan yang rendah serat tentunya
membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.
Faktor berat badan
Orang gemuk juga butuh mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang lebih
banyak daripada orang yang kurus. Orang gemuk memiliki simpanan lemak
tubuh yang lebih banyak sehingga membutuhkan air dalam jumlah yang lebih
banyak, agar bisa dimetabolisme.
Kondisi kesehatan
Kebutuhan konsumsi air juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang.
Mereka yang menderita kondisi kesehatan tertentu seperti demam, muntah-
muntah, diare, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih memerlukan air dalam
jumlah yang lebih banyak.Di sisi lain, beberapa kondisi kesehatan seperti
gagal jantung dan beberapa tipe penyakit ginjal, hati atau penyakit adrenal
lainnya dapat mengganggu ekskresi air dan bahkan mengharuskan Anda
untuk membatasi konsumsi cairan.
Jenis kelamin
Kebutuhan cairan laki-laki jauh lebih banyak dari pada wanita. Rekomendasi
dari Institute of Medicine, Amerika menyebutkan bahwa total kebutuhan
cairan tubuh untuk pria perhari adalah sekitar 3 liter, sementara untuk wanita
adalah 2,2 liter perhari.Sementera mereka yang aktivitas fisiknya lebih tinggi,
contohnya atlit dan olahragawan tentunya membutuhkan cairan dalam jumlah
yang lebih banyak lagi, yaitu sekitar 3.7 liter untuk atlit pria, dan 2,7 liter
perhari untuk atlit wanita. Ingat, yang dimaksud cairan disini bukanlah dari
konsumsi air putih saja melainkan dari konsumsi makanan dan minuman
lainnya yang mengandung air.
Kondisi-kondisi lainnya
Kondisi-kondisi lainnya, misalnya saat hamil dan menyusui juga
membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak.
kelebihan mengkonsumsi air dan mineral dapat menyebabkan beberapa dampak
pada tubuh kita, yaitu:
1. Jika tubuh kita menerima asupan cairan yang berlebihan akan menganggu
kadar kekentalan darah dalam tubuh anda.
2. Jika kadar keketalah darah kita terganggu maka akan berdampak pula pada
terganggunya sistem peredaran dalam tubuh kita.
3. Ternyata kekentalan darah didalam tubuh akan menurunkan sodium.
Sehingga menyebabkan pembengkakan sel dalam tubuh anda.
4. Resiko terburuk dari pembengkakan sel tersebut yaitu anda akan mengalami
pingsan, kejang-kejang dan bahkan bisa menyebabkan anda mengalami yang
namanya koma.
5. Akibat palling buruk dari pembengkakan sel terutama di sel otak yaitu dapat
menyebabkan kematian bagi manusia.
6. Air yang berlebihan di dalam tubuh kita juga dapat meningkatkan volume
darah. Sehingga kondisi tersebut akan memaksa organ ginjal bekerja lebih
keras untuk mengurangi jumlah air dalam sistem sirkulasi tubuh anda.
Kurangnya asupan air putih dapat berdampak bagi kesehatan tubuh, beberapa
diantaranya adalah :
1. Membuat sel-sel otak menjadi tidak aktif
Saat seseorang kekurangan pasokan air, maka dia akan mengalami dehidrasi.
Dehidrasi ini dapat menyebabkan cairan otak menurun dan asupan oksigen
yang seharusnya mengalir ke otak menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan
sel-sel otak menjadi tidak aktif dan tidak berkembang, bahkan dapat
menyusut.
2. Menurunkan konsentrasi
Otak memiliki komposisi yang terdiri atas cairan, dan apabila otak tidak
mendapatkan asupan air yang cukup, maka akan mengganggu fungsi kognitif
(kepandaian). Otak yang tidak dapat menjalankan fungsi kognitif akan
membuat seseorang menjadi mudah lupa, tidak konsentrasi, hingga lemot.
3. Menyebabkan halusinasi bahkan kematian
Dehidrasi dapat menyebabkan gejala ringan seperti haus, sakit kepala,
tenggorokan kering, badan panas, lelah, denyut nadi cepat, warna air kencing
pekat, ataupun gejala berat seperti halusinasi bahkan kematian.
4. Menyebabkan infeksi kandung kemih
Rentan terhadap infeksi kandung kemih, karena bakteri tidak dapat keluar
akibat kurang minum air putih. Adapun gejala infeksi kandung kemih dapat
berupa suhu badan sedikit naik, nyeri saat buang air kecil, perasaan tidak
dapat menahan buang air kecil, terdapat nyeri tekan di atas tulang kemaluan,
dan bahkan mungkin terdapat darah dalam urine. Bagi perempuan disarankan
untuk lebih banyak minum air putih, karena panjang saluran kemih lebih
pendek dari pada pria. Banyak mengonsumsi air putih dapat membantu
bakteri keluar dari saluran kemih dan mengurangi risiko infeksi kandung
kemih.
5. Membuat kulit menjadi kusam
Kurang minum air putih juga dapat membuat kulit menjadi kusam. Ini karena
aliran darah kapiler di kulit tidak maksimal.
6. Mengganggu fungsi ginjal
Kurang minum air putih dapat menggangu fungsi ginjal. Oleh karena itu,
minumlah air putih yang cukup setiap harinya, karena air dapat membantu
mempermudah proses peluruhan komponen pembentuk batu ginjal, yang
pada akhirnya keluar bersama urin saat buang air kecil
(Haryanto, 2004)
4. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan
diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah
biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik,
dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan
darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).
Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam
pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses
ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk
menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan
ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah
diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).
Menurut WHO (2011) batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau 120
mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik.
5. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Laboratorium :
Na 140 meq/L
K 3 meq/L
HCO3- 20 meq/L
PCO2 arteri 50 mmHg
Cl 115 meq/L
BSS110 mg/dL
Protein total 7 g/dL
1) Natrium (Na+)
Natrium adalah salah satu mineral yang banyak terdapat cairan
elektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air. Didalam
tubuh natrium berperan dalam menentukan status volume air, mengaktifkan
enzim. Keseimbangan natrium yang terjadi dalam tubuh diatur oleh dua
mekanisme yaitu pengatur :
Kadar natrium yang sudah tetap pada batas tertentu (Set-Point).
Keseimbangan antara natrium yang masuk dan keluar (Steady-State)
Kandungan normal natrium dalam tubuh (serum) :
Dewasa
Anak
Bayi
135-145 mEq/L
135-145 mEq/L
134-150 mEq/L
Kandungan normal natrium dalam urin :
40-220 mEq/L per 24 jam.
(Siregar, 2009: 178).
Penurunan Na terjadi biasanya terjadi pada diare, muntah, cidera
jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar,
penggunaan obat diuretic (obat untuk darah tinggi yang fungsinya
mengeluarkan air dalam tubuh).
Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung kronis,
dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi, gagal hepatic (kegagalan fungsi
hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, dan obat golongan
laksansia (obat pencahar) (Anggreini dkk, 2011).
2) Kalium (K+)
Kalium merupakan kation yang memiliki jumlah yang sangat besar
dalam tubuh dan terbanyak berada di intrasel. Kalium berfungsi dalam
sintesis protein, kontraksi otot, konduksi saraf, penguluaran hormon,
transpor cairan, perkembangan janin. Untuk menjaga kestabilan kalium di
intrasel diperlukan keseimbangan elektrokimia. Keseimbangan ini
menghasilkan suatu kadar kalium yang kaku dalam plasma antara 3,5-5
mEq/L. Kadar kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai
hipokalemia dan kadar lebih dari 5 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia.
Kedua keadaan ini menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yaitu
disebut aritmia (Siregar, 2009: 181).
Hipokalemia
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering ditemukan dalam
klinik. Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut: 1)
Asupan kalium yang kurang. 2) Pengeluaran kalium yang berlebihan
melalui saluran cerna atau ginjal atau keringat. 3) Kalium masuk ke
dalam sel (Siregar, 2009: 181).
Hipokalsemia
Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan
ginjal, penggunaan obat terutama golongan sefalosporin, histamine,
epinefrin, dan lain-lain (Anggreini dkk, 2011).
3) Asam Bikarbonat (HCO3-) dan PCO2
Kadar ion normal HCO3- normal adalah sebesar 24 meq/L dan kadar
normal PCO2 adalah 40 mmHg dengan kadar ion H sebesar 40
nanomol/L (Siregar, 2009: 191).
4) Cl-
Klorida merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada
cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak berada dalam serum, berperan
penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa
dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk
NaCI (natrium klorida) (Anggreini dkk, 2011).
Kandungan normal kalium dalam tubuh:
Dewasa
Anak
95-105 mEq/L
98-110 mEq/L
Bayi
Bayi baru lahir
95 -110 mEq/L
94-112 mEq/L
(Anggreini dkk, 2011).
Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung,
diare, diet rendah garam, infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak
keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obat thiazid, diuretik, dan
lain-lain. Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi, cedera
kepala, peningkatan natrium, gangguan ginjal, penggunaan obat
kortison, asetazolamid, dan lain-lain (Anggreini dkk, 2011).
5) BSS
Nilai BSS normal adalah 90-110 mg/dl
6) Protein total
Jumlah protein total yang tergolong normal adalah 6,3-8,2 g/dL
Keadaan Normal
Na a. Balita : 134-150 meq/L
b. Anak-anak : 135-145 meq/L
c. Dewasa : 135-145 meq/L
K a. Balita : 3,6-5,8 meq/L
b. Anak-anak : 3,6-5,8 meq/L
c. Dewasa : 3,5-5 meq/L
Peningkatan : Hiperkalemia
Penurunan : Hipokalemia
HCO3¯ 24-28 meq/L
Peningkatan : Alkalosis metabolik
Penurunan : Asidosis metabolik
PCO2 40 mmHg
Peningkatan : Alkalosis metabolik
Penurunan : Asidosis metabolik
Cl 97-106 meq/L
Peningkatan : Hiperkalemia
Penurunana : Hipokalemia
Protein 6,3-8,2 g/dL (normal)
BSS 90-110 mg/dl (Normal)
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta.
EGC.
Hayens, B. et al, (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Jakarta: Ladang Pustaka.
Palmer, A & Williams, B. (2007) . Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.
World Health Organization. 2011. World Health Statistic 2011. France
Siregar, P. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta: Internal Publishing.
Anggreini, S. 2011. Nilai Kadar Normal. Jakarta: Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi.