sintesis.docx

29
1. Elektrolit Mekanisme Kerja Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan

Upload: ayu-dwi

Post on 30-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sintesis.docx

1. Elektrolit

Mekanisme Kerja Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi

tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah

merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan

elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan

tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik

yang disebut ion jika berada dalam larutan.

Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,

dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan

cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan

elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan

berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar

yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.

Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh

tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan

terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial

dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam

sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,

sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan

serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Pengaturan Elektrolit

1.      Natrium (Na+)

              Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel.

Na+mempengaruhi keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi

otot. ion natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman

masuk ke dalam cairan ekstrasel  melalui proses difusi. Pengeluaran ion

natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan, dan kulit. Pengaturan

konsentrasi  ion di lakukan oleh ginjal. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.

2.      Kalium (K+)

Page 2: Sintesis.docx

              Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagaiexcitability

neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen,

sintesa protein, pengaturan keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat

diubah menjadi ion hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan

seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan

melalui ginjal, keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi

kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai

normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.

3.      Calsium (Ca2+)

              Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna

untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah,

serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh

kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid  mengabsorpsi kalisum

melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal.

Hormon thirocalcitoninmenghambat penyerapan Ca+  tulang. Kalsuim

diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui ginjal,

sedikit melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah normal kalsium

8,5 – 10,5 mg/dl.

4.      Magnesium (Mg2+)

              Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat

penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular

excibility. Sumber  magnesium didapat dari makanan seperti sayuran hijau,

daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.

5.      Klorida (Cl-)

              Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam

pengaturan osmolaritas serum dan volume darah, regulasi asam basa, berperan

dalam bufer pertukaran oksigen, dan karbon dioksida dalam sel darah merah.

Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di ginjal dan pengaturan

klorida oleh hormin aldosteron. Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.

6.      Bikarbonat (HCO3-)

Page 3: Sintesis.docx

              HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada

cairan ekstrasel dan intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi

keseimbangan asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.

7.      Fosfat

              Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.

Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme

karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.

Nilai-nilai normal elektrolit tubuh

Jenis cairan dan elektrolit Nilai normal dalam tubuh

-      Potasium [K+]

-      Sodium [Na+]

-      Kalsium [Ca2+]

-      Magnesium [Mg2+]

-      Fosfat [PO42-]

-      Klorida [Cl-]

-      Bikarbonat [HCO3]

3.5 – 5 mEq/L

135 – 145 mEq/L

8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)

1.5 – 2.5 mEq/L

2.7 – 4.5 mg/dl

98 – 106 mEq/L

24 – 28 mEq/L

Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

Dalam Tubuh

1.    Usia

     Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia

berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan

metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertumbuhan memiliki

proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya,

jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar

dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-

anak  juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal

mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan

dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan.

Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering

disebabkan oleh   masalah jantung atau gangguan ginjal

2.    Aktivitas

Page 4: Sintesis.docx

     Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan

dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam

tubuh. Hal ini  mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat.

Dengan demikian, jumlah  cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,

kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami

peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

3.    Iklim

     Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak

terlalu panas  tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui

kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak

dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu

bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia.

Individu yang tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah

deangan kelembapan yang rendah akan lebih sering

mengalami   kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula pada orang yang

bekerja berat di lingkungan yang bersuhu tinggi,mereka dapat kehilangan

cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang

biasa berada di lingkungan panas akan  kehilangan cairan sebanyak 700 ml per

jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak

biasa  berada di lingkungan  panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per

jam.

4.    Diet

     Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika

asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein

dengan terlebih  dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini

menyebabkan penurunan kadar albumin.

5.    Stress

     Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.

Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan

konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan

retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan

produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.

6.    Penyakit

Page 5: Sintesis.docx

     Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit

dasar sel   atau jaringan yang rusak (mis.Luka robek, atau luka bakar). Pasien

yang menderita    diare  juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan

akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan jantung

dan ginjal juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

Saat aliran darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompa jantung

menurun, tubuh akan melakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga

terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut,

kondisi inidapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan

dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untuk menyeimbangkan cairan dan

elektrolit serta kadar asam dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan

banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH

sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan

kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan produksi urine dengan berbagi

cara. Diantaranya peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan

pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal

untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan

ginjal (mis., gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine

kurang dari  40ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi urine kurang dari  200

ml/ 24 jam).

7.    Tindakan Medis

     Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan

cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat

menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.

8.    Pengobatan

     Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara

berlebihan dapat  menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam

tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic

menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.

Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air

dalam tubuh.

9.    Pembedahan

Page 6: Sintesis.docx

     Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami

ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah

selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami

kelebihan beban cairan  akibat asupan cairan   berlebih melalui intravena

selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat

obat- obat anastesia.

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh

1.      Ketidakseimbangan cairan

     Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu

gangguan keseimbangan isotonis dan osmolar.Ketidakseimbangan isotonis

terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan dalam

proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi

ketika kehilangan cairan tidak diimbangi  dengan perubahan kadar elektrolit

dalam proporsi yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada

konsentrasi dan osmolalitas serum. Berdasarkan  hal  tersebut, terdapat

empat  kategori  ketidakseimbangan cairan, yaitu :

a. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik

b. Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)

c. Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan

d. Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)

2.      Defisit Volume Cairan

     Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh

kehilangan  cairan   dan  elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang

proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga

hipovolemia.Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan

cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler

menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan

ekstraseluler.Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh

melakukan pemindahan cairan   intraseluler. Secara umum,

defisit  volumecairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan

cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan

dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah

Page 7: Sintesis.docx

dan tidak mudah  untuk mengembalikanya ke   lokasi semula

dalam  kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah

dari  lokasi  intravaskuler  menuju lokasi potensial seperti pleura,

peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu,  kondisitertentu,

seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi

akibat obstruksi saluran pencernaan.

3.      Defisit Cairan

 Faktor Resiko

1. Kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan

lambung) tanda klinis : kehilangan berat badan.

2. Ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak

ada cairan dan depresi konfusi) tanda klinis : penurunan

tekanan darah.  

4.      Dehidrasi

     Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi

akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan

elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. Kehilangan

cairan menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan

osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah

dari  sel  dan  kompartemen interstitial  menuju ruang vascular. Kondisi

ini menybabkan  gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang

beresiko mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia.

Mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urine. Di

samping itu lansia memiliki  proporsi lemak yang lebih besar sehingga

beresiko tunggi mengalami dehidrasi akibat cadangan air yang sedikit

dalam tubuh. Klien dengan diabetes insipidus akibat penurunan hormon

diuretik sering mengalami kehilangan cairan tupe hiperosmolar.

Pemberian cairan  hipertonik   juga   meningkatkan  jumlah solute dalam

aliran darah.

5.      Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)

Page 8: Sintesis.docx

     Terjadi  apabila   tubuh   menyimpan   cairan  dan   elektrolit

dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang.

Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum

masih normal. Kelebihan cairan tubuh

hampir   selalu   disebabkan  oleh  penungkatan  jumlah   natrium  dalam

serum. Kelebihan cairan terjadi  akibat  overload cairan/adanya

gangguan mekanisme homeostatispada proses regulasi keseimbangan

cairan.   Penyebab spesifik kelebihan cairan, antara lain :

a. Asupan natrium yang berlebihan.

b.  Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak,

terutama pada klien dengan gangguan mekanisme regulasi

cairan.

c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti

gangguan jantung (gagal ginjal kongestif), gagal ginjal,

sirosis hati, sindrom Cushing.

d. Kelebihan steroid.

Kelebihan Volume Cairan

Factor resiko :

 Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena.

        Tanda klinis : penambahan berat badan

Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan.

        Tanda klinis : edema perifer dan nadi kuat

6. Edema

     Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang

berlebihan dalam kompartemen  ekstraselulermeningkatkan tekanan

osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan

penumpukan cairan dalam ruang interstitial (Edema). Edema yang

sering  terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat local

atau menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema

dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi cairan interstisial/gangguan

perpindahan cairan interstisial. Hal ini dapat terjadi ketika:

Page 9: Sintesis.docx

a. Permeabilitas kapiler meningkat (mis. karena luka bakar, alergi yang

menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler menuju ruang

interstisial).

b. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis.,  hipervolemia,

obstruksisirkulasi   vena) yang menyebabkan cairann dalam pembuluh

darahterdorong ke ruang interstisial.

c. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada

blokade limfatik).

Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau cekungan

setelah dilakukan  penekanan pada area yang bengkak. Cekungan terjadi

akibat pergerakan cairan dari daerah yang ditekan menuju jaringan sekitar

(menjauhi lokasi tekanan). Umumnya, edema jenis ini adalah edema yang

disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh

retensi cairan hanya menimbulkan edema non pitting.

2. pH Tubuh

Ketika dalam kondisi sehat, pH tubuh seseorang akan seimbang diantara asam dan

basa.

Berikut adalah level pH di berbagai bagian tubuh:

1. Mulut

pH air liur biasanya cenderung asam sampai netral dengan rentang antara 6,5-7,5.

Kondisi ini diperlukan agar enzim amilase dan ptialin berfungsi optimal.

2. Perut

pH lambung sangat rendah dan bersifat sangat asam dan berada di sekitar 4 sampai 6

di perut bagian atas dan sekitar 1,5 sampai 3 di perut bagian bawah.

pH rendah ini disebabkan oleh asam klorida dalam lambung yang membantu

memastikan berfungsinya enzim pepsin.

3. Usus

pH usus biasanya sedikit asam sampai netral, berada di sekitar 5 sampai 7.

4. Darah

Secara umum, tingkat pH darah cenderung basa yaitu 7,4.

Rentang pH darah sangat sempit dan biasanya berkisar antara 7,35-7,45, dengan pH

ideal adalah 7,4.

Page 10: Sintesis.docx

3. Air dan Mineral

Sekitar 71% permukaan bumi adalah air, dan 29% nya baru daratan. Dengan seluas itu

keberadaan air di permukaan bumi ini pasti ada alasannya, karena Tuhan pasti telah

memperhitungkan kenapa air diciptakan sangat banyak dan melimpah. Yup… air

memang salah satu hal terpenting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi,

bahkan untuk manusia, karena 60% dalam tubuh manusia adalah air.

air memiliki banyak manfaat, yakni untuk diminum, mandi, cuci, menambah

kesuburan pohon, kesehatan manusia, dan lain sebagainya. Tetapi untuk manusia

sendiri air juga bisa memberikan manfaat untuk tubuhnya baik dari segi kesehatan

maupun dari segi perawatan kecantikan, berikut manfaat air bagi tubuh manusia :

Memperlancar Sistem Pencernaan,

Memperlambat Tumbuhnya Zat-zat penyebab Kanker,

Melembabkan dan Menyehatkan Kulit,

Menyehatkan Jantung

Memaksimalkan Fungsi Ginjal (agar tidak gagal Ginjal)

Memberikan Rasa Bugar Bagi Tubuh

Penyeimbang Fungis Organ Pada Tubuh

Kebanyakan dari kita lebih suka meminum es teh manis, cola, atau minuman manis

lainnya disaat atau setelah makan, padahal justru air putih lah air yang harusnya

sangat tepat untuk dikonsumsi saat makan. Tapi apa semua air putih menyehatkan?

Jawabannya tentu saja tidak, karena tidak semua air putih itu bersih dan layak minum.

Sebagai contoh air keran/air tanah memang terlihat sangat bening dan menyegarkan,

tapi air tersebut tidak dapat langsung diminum karena kemungkinan air tersebut masih

mengandung bakteri.

Berdasarkan Permenkes no. 492/ MENKES/ PES/ IV/ 2010 Syarat Air Minum Yang

Layak Dikonsumsiadalah air yang secara fisik tidak berwarna, tidak berbau, berasa

alami, dan jernih. Itu yang secara kasat mata, tapi yang secara parameter biologis air

minum yang layak dikonsumsi harus terbebas dari bakteri E Coli dan Coliform. Selain

itu kadar keasaman air juga harus berkisar antara 6,5 – 8,5 , mengandung mineral

dibawah 500 (Total dissolved solid < 500) , bebas dari zat kimia beracun, logam berat,

pestisida, dan tidak mengandung bahan radioaktif. Standar ini juga digunakan oleh

WHO sebagai acuan syarat air minum yang layak untuk dikonsumsi.

Page 11: Sintesis.docx

Cara untuk mendapatkan air yang layak untuk dikonsumsi yakni dengan cara direbus

hingga mendidih, cara tersebut sangat lumrah dilakukan banyak orang karena tingkat

didih air bisa mamtikan bakteri dan kuman-kuman yang ada di dalam air.

Bagaimana cara mengetahui cukup tidaknya pasokan air kedalam tubuh kita? Caranya

adalah dengan melihat kondisi air seni. Bila air seni berwarna kuning cerah/bening

dan jumlahnya banyak, itu berarti kebutuhan cairan tubuh cukup baik dan sudah

terpenuhi. Sedangkan jika warna air seni berubah menjadi lebih gelap (kuning

tua/oranye) dan jumlahnya sedikit, itu berarti tubuh kekurangan cairan.

Selain itu tanda-tanda kecukupan air juga bisa dilihat dari beberapa kondisi lainnya,

yaitu bila sering merasa haus, mulut dan bibir kering, merasa pusing, nyeri otot dan

sendi, nyeri tulang belakang dan juga mengalami sembelit (konstipasi) berarti

kebutuhan cairan tubuh masih kurang terpenuhi.

Faktor yang memengaruhi kebutuhan konsumsi air:

Aktivitas fisik

Orang yang aktivitas fisiknya cukup tinggi membutuhkan air dalam jumlah

yang lebih banyak. Mereka yang banyak bergerak misalnya atlit dan

olahragawan tentunya membutuhkan pasokan air yang lebih tinggi untuk

mengganti cairan tubuh yang hilang saat beraktivitas.

Cuaca dan lingkungan

Mereka yang berada di daerah yang cuacanya panas dan kering biasanya

lebih banyak berkeringat dan sering merasa haus. Ini menunjukkan bahwa

kebutuhan cairan bagi mereka yang berada di lingkungan panas dan kering

jauh lebih tinggi. Mereka yang hidup di daerah dataran tinggi (2500 m dari

permukaan laut) juga membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak,

karena terjadinya peningkatan proses respirasi dan urinasi.

Diet/makanan

Faktor diet/makanan seseorang juga berpengaruh terhadap kebutuhan cairan

yang harus dikonsumsi. Seseorang yang mengonsumsi buah dan sayur

membutuhkan air putih lebih sedikit daripada mereka yang hanya

mengonsumsi makanan berlemak saja. Mereka yang sering menyantap

makanan yang berlemak dan makanan yang rendah serat tentunya

membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak.

Faktor berat badan

Page 12: Sintesis.docx

Orang gemuk juga butuh mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang lebih

banyak daripada orang yang kurus. Orang gemuk memiliki simpanan lemak

tubuh yang lebih banyak sehingga membutuhkan air dalam jumlah yang lebih

banyak, agar bisa dimetabolisme.

Kondisi kesehatan

Kebutuhan konsumsi air juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan seseorang.

Mereka yang menderita kondisi kesehatan tertentu seperti demam, muntah-

muntah, diare, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih memerlukan air dalam

jumlah yang lebih banyak.Di sisi lain, beberapa kondisi kesehatan seperti

gagal jantung dan beberapa tipe penyakit ginjal, hati atau penyakit adrenal

lainnya dapat mengganggu ekskresi air dan bahkan mengharuskan Anda

untuk membatasi konsumsi cairan.

Jenis kelamin

Kebutuhan cairan laki-laki jauh lebih banyak dari pada wanita. Rekomendasi

dari Institute of Medicine, Amerika menyebutkan bahwa total kebutuhan

cairan tubuh untuk pria perhari adalah sekitar 3 liter, sementara untuk wanita

adalah 2,2 liter perhari.Sementera mereka yang aktivitas fisiknya lebih tinggi,

contohnya atlit dan olahragawan tentunya membutuhkan cairan dalam jumlah

yang lebih banyak lagi, yaitu sekitar 3.7 liter untuk atlit pria, dan 2,7 liter

perhari untuk atlit wanita. Ingat, yang dimaksud cairan disini bukanlah dari

konsumsi air putih saja melainkan dari konsumsi makanan dan minuman

lainnya yang mengandung air.

Kondisi-kondisi lainnya

Kondisi-kondisi lainnya, misalnya saat hamil dan menyusui juga

membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih banyak.

kelebihan mengkonsumsi air dan mineral dapat menyebabkan beberapa dampak

pada tubuh kita, yaitu:

1. Jika tubuh kita menerima asupan cairan yang berlebihan akan menganggu

kadar kekentalan darah dalam tubuh anda.

2. Jika kadar keketalah darah kita terganggu maka akan berdampak pula pada

terganggunya sistem peredaran dalam tubuh kita.

3. Ternyata kekentalan darah didalam tubuh akan menurunkan sodium.

Sehingga menyebabkan pembengkakan sel dalam tubuh anda.

Page 13: Sintesis.docx

4. Resiko terburuk dari pembengkakan sel tersebut yaitu anda akan mengalami

pingsan, kejang-kejang dan bahkan bisa menyebabkan anda mengalami yang

namanya koma.

5. Akibat palling buruk dari pembengkakan sel terutama di sel otak yaitu dapat

menyebabkan kematian bagi manusia.

6. Air yang berlebihan di dalam tubuh kita juga dapat meningkatkan volume

darah. Sehingga kondisi tersebut akan memaksa organ ginjal bekerja lebih

keras untuk mengurangi jumlah air dalam sistem sirkulasi tubuh anda.

Kurangnya asupan air putih dapat berdampak bagi kesehatan tubuh, beberapa

diantaranya adalah :

1. Membuat sel-sel otak menjadi tidak aktif

Saat seseorang kekurangan pasokan air, maka dia akan mengalami dehidrasi.

Dehidrasi ini dapat menyebabkan cairan otak menurun dan asupan oksigen

yang seharusnya mengalir ke otak menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan

sel-sel otak menjadi tidak aktif dan tidak berkembang, bahkan dapat

menyusut.

2. Menurunkan konsentrasi

Otak memiliki komposisi yang terdiri atas cairan, dan apabila otak tidak

mendapatkan asupan air yang cukup, maka akan mengganggu fungsi kognitif

(kepandaian). Otak yang tidak dapat menjalankan fungsi kognitif akan

membuat seseorang menjadi mudah lupa, tidak konsentrasi, hingga lemot.

3. Menyebabkan halusinasi bahkan kematian

Dehidrasi dapat menyebabkan gejala ringan seperti haus, sakit kepala,

tenggorokan kering, badan panas, lelah, denyut nadi cepat, warna air kencing

pekat, ataupun gejala berat seperti halusinasi bahkan kematian.

4. Menyebabkan infeksi kandung kemih

Rentan terhadap infeksi kandung kemih, karena bakteri tidak dapat keluar

akibat kurang minum air putih. Adapun gejala infeksi kandung kemih dapat

berupa suhu badan sedikit naik, nyeri saat buang air kecil, perasaan tidak

dapat menahan buang air kecil, terdapat nyeri tekan di atas tulang kemaluan,

dan bahkan mungkin terdapat darah dalam urine. Bagi perempuan disarankan

untuk lebih banyak minum air putih, karena panjang saluran kemih lebih

pendek dari pada pria. Banyak mengonsumsi air putih dapat membantu

Page 14: Sintesis.docx

bakteri keluar dari saluran kemih dan mengurangi risiko infeksi kandung

kemih.

5. Membuat kulit menjadi kusam

Kurang minum air putih juga dapat membuat kulit menjadi kusam. Ini karena

aliran darah kapiler di kulit tidak maksimal.

6. Mengganggu fungsi ginjal

Kurang minum air putih dapat menggangu fungsi ginjal. Oleh karena itu,

minumlah air putih yang cukup setiap harinya, karena air dapat membantu

mempermudah proses peluruhan komponen pembentuk batu ginjal, yang

pada akhirnya keluar bersama urin saat buang air kecil

(Haryanto, 2004)

4. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan

puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan

diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah

biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik,

dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan

darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam

pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses

ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk

menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan

ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah

diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Menurut WHO (2011) batas normal tekanan darah adalah kurang dari atau 120

mmHg tekanan sistolik dan kurang dari atau 80 mmHg tekanan diastolik.

5. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Pemeriksaan Laboratorium :

Page 15: Sintesis.docx

Na 140 meq/L

K 3 meq/L

HCO3- 20 meq/L

PCO2 arteri 50 mmHg

Cl 115 meq/L

BSS110 mg/dL

Protein total 7 g/dL

1) Natrium (Na+)

Natrium adalah salah satu mineral yang banyak terdapat cairan

elektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air. Didalam

tubuh natrium berperan dalam menentukan status volume air, mengaktifkan

enzim. Keseimbangan natrium yang terjadi dalam tubuh diatur oleh dua

mekanisme yaitu pengatur :

Kadar natrium yang sudah tetap pada batas tertentu (Set-Point).

Keseimbangan antara natrium yang masuk dan keluar (Steady-State)

Kandungan normal natrium dalam tubuh (serum) :

Dewasa

Anak

Bayi

135-145 mEq/L

135-145 mEq/L

134-150 mEq/L

Kandungan normal natrium dalam urin :

40-220 mEq/L per 24 jam.

(Siregar, 2009: 178).

Penurunan Na terjadi biasanya terjadi pada diare, muntah, cidera

jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar,

penggunaan obat diuretic (obat untuk darah tinggi yang fungsinya

mengeluarkan air dalam tubuh).

Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung kronis,

dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi, gagal hepatic (kegagalan fungsi

hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, dan obat golongan

laksansia (obat pencahar) (Anggreini dkk, 2011).

2) Kalium (K+)

Page 16: Sintesis.docx

Kalium merupakan kation yang memiliki jumlah yang sangat besar

dalam tubuh dan terbanyak berada di intrasel. Kalium berfungsi dalam

sintesis protein, kontraksi otot, konduksi saraf, penguluaran hormon,

transpor cairan, perkembangan janin. Untuk menjaga kestabilan kalium di

intrasel diperlukan keseimbangan elektrokimia. Keseimbangan ini

menghasilkan suatu kadar kalium yang kaku dalam plasma antara 3,5-5

mEq/L. Kadar kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai

hipokalemia dan kadar lebih dari 5 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia.

Kedua keadaan ini menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yaitu

disebut aritmia (Siregar, 2009: 181).

Hipokalemia

Hipokalemia merupakan kejadian yang sering ditemukan dalam

klinik. Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut: 1)

Asupan kalium yang kurang. 2) Pengeluaran kalium yang berlebihan

melalui saluran cerna atau ginjal atau keringat. 3) Kalium masuk ke

dalam sel (Siregar, 2009: 181).

Hipokalsemia

Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan

ginjal, penggunaan obat terutama golongan sefalosporin, histamine,

epinefrin, dan lain-lain (Anggreini dkk, 2011).

3) Asam Bikarbonat (HCO3-) dan PCO2

Kadar ion normal HCO3- normal adalah sebesar 24 meq/L dan kadar

normal PCO2 adalah 40 mmHg dengan kadar ion H sebesar 40

nanomol/L (Siregar, 2009: 191).

4) Cl-

Klorida merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada

cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak berada dalam serum, berperan

penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa

dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk

NaCI (natrium klorida) (Anggreini dkk, 2011).

Kandungan normal kalium dalam tubuh:

Dewasa

Anak

95-105 mEq/L

98-110 mEq/L

Page 17: Sintesis.docx

Bayi

Bayi baru lahir

95 -110 mEq/L

94-112 mEq/L

(Anggreini dkk, 2011).

Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung,

diare, diet rendah garam, infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak

keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obat thiazid, diuretik, dan

lain-lain. Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi, cedera

kepala, peningkatan natrium, gangguan ginjal, penggunaan obat

kortison, asetazolamid, dan lain-lain (Anggreini dkk, 2011).

5) BSS

Nilai BSS normal adalah 90-110 mg/dl

6) Protein total

Jumlah protein total yang tergolong normal adalah 6,3-8,2 g/dL

Keadaan Normal

Na a. Balita : 134-150 meq/L

b. Anak-anak : 135-145 meq/L

c. Dewasa : 135-145 meq/L

K a. Balita : 3,6-5,8 meq/L

b. Anak-anak : 3,6-5,8 meq/L

c. Dewasa : 3,5-5 meq/L

Peningkatan : Hiperkalemia

Penurunan : Hipokalemia

HCO3¯ 24-28 meq/L

Peningkatan : Alkalosis metabolik

Penurunan : Asidosis metabolik

PCO2 40 mmHg

Peningkatan : Alkalosis metabolik

Penurunan : Asidosis metabolik

Cl 97-106 meq/L

Peningkatan : Hiperkalemia

Penurunana : Hipokalemia

Protein 6,3-8,2 g/dL (normal)

BSS 90-110 mg/dl (Normal)

Page 18: Sintesis.docx

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, C. S & Bare, G. B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta.

EGC.

Hayens, B. et al, (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi. Jakarta: Ladang Pustaka.

Palmer, A & Williams, B. (2007) . Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.

World Health Organization. 2011. World Health Statistic 2011. France

Siregar, P. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta: Internal Publishing.

Anggreini, S. 2011. Nilai Kadar Normal. Jakarta: Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi.