simulasi & praktek penyusunan modus · pdf filekomunikasi hasil audit pengumpulan bukti...
TRANSCRIPT
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
SIMULASI & PRAKTEK PENYUSUNAN
MODUS OPERANDI DAN
PEMAPARAN INTERN
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Tahap Pengenalan
dan Perencanaan
“ALUR
PROSES
AUDIT
INVESTIGASI”
Resume Kasus
Komunikasi Hasil
Audit
Pengumpulan
Bukti
Evaluasi Bukti
The Evidence Square
• Testimonial
Evidence
• Documentary
Evidence
• Physical Evidence
• Personal
Observation
Criteria of Evidence
• Relevancy
• Materiality
• Competency
• Limited
Admissibility Factor of Fraud
Who, What, Where,
When, Why, How
( 5 W + 1 H)
Laporan Hasil
Audit Investigasi
(Fraud Report)
Forensic
Audit
Phases
Pemaparan
Ekstern
Modus
Operandi
Pemaparan
Intern
Analysis Technical of Evidence
• Find
• Read & Interpret
Document
• Determined Relevance
• Verify The Evidence
• Assemble The Evidence
• Draw Conclusions
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Modus = cara
Operandi = melakukan ???
Modus Operandi = cara melakukan
sesuatu …….. Tindak Pidana
(5W + 1H)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
WHO WHEN WHERE
Pihak-pihak yang diduga terkait/bertanggungjawab Kapan penyimpangan tersebut terjadi Dimana penyimpangan tersebut terjadi (Perusahaan/Instansi, Unit Kerja)
5 W + 1 H
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
WHY WHAT HOW
Penyebab terjadinya penyimpangan (kelemahan SOP, kolusi) Jenis penyimpangan dan berapa nilai kerugian perusahaan/instansi yang bersangkutan Bagaimana penyimpangan tersebut dilakukan
5 W + 1 H
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
RESUME KASUS
JENIS PENYIMPANGAN/ PELANGGARAN
DAMPAK
YANG BERTANGGUNG JAWAB KELENGKAPAN DOKUMEN
Uraian bentuk pelanggaran dikaitkan dengan ketentuan/peraturan perundang-undangan yang dilanggar
Kerugian keuangan secara konkrit atau potensi atau dampak lain non keuangan
Yang terkait dengan pelanggaran dan jenis pelanggarannya
Bukti keterangan, bukti dokumen, bukti fisik, bukti hasil pengamatan auditor
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
PEMAPARAN (EKSPOSE)
• Membeberkan
• Pengungkapan secara formal tentang suatu kenyataan
• Menguraikan dengan panjang lebar, membentangkan (memapar)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
KAPAN SAJA PERLU
PEMAPARAN (EKSPOSE) PADA SAAT PEMBAHASAN :
• Informasi awal
• Rencana kerja pengamatan informasi awal
• Hasil pengamatan informasi awal
• Rencana kerja investigasi
• Hasil investigasi (temuan fraud)
• Pelaporan (temuan final)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Untuk lebih mematangkan resume kasus Mendorong Tim Auditor dalam pemahaman atas kasus tersebut
Atasan Tim Auditor termasuk pimpinan ikut aktif memberi respons dan pengarahan
Memahami perbedaan pendapat Menilai kemampuan Tim Auditor Menginventarisir kelengkapan dokumen Sebagai bahan pengembangan lebih lanjut Memudahkan review Dapat mempercepat penyelesaian pelaporan Meningkatkan rasa tanggung jawab auditor Menimba pengalaman dari Auditor Senior Pemaparan intern lebih melancarkan proses pemaparan ekstern
Menciptakan suasana transparan dan obyektif
FUNGSI DAN MANFAAT EKSPOSE/PEMAPARAN KASUS
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
• BAGAN ALUR (flow chart)
• MAPPING, dan
• MATRIK
BAHAN - MATERI
PEMAPARAN (EKSPOSE)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
BAGAN ALUR (flow-chart)
• Adalah bagan/gambar dalam bentuk simbol-
simbol yg digunakan untuk menggambarkan
urutan pengerjaan serta logika yg akan
dijalankan dalam suatu proses
• Menggambarkan suatu proses secara
berurutan sejak dimulai sampai selesai dengan
menggunakan simbol-simbol beserta uraian
secara singkat.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
CONTOH FLOW-CHART (KEGIATAN)
MULAI
RAZIA POLISI
ADA
SIM
ADA
STNK
ADA
KTP BEBAS
DITAHAN
TILANG
AKHIR
yes
no no
yes
no
yes
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
MAPPING
Menyajikan secara sistematis Apa sebenarnya yg terjadi, siapa pelakunya,
bagaimana modus operandinya
Berapa kerugian yg diderita, faktor apa saja yg mendorong terjadinya kasus, faktor penyebab pokok apa saja serta penjelasan lainnya yg dpt lebih menjelaskan apa sebenarnya yg terjadi.
(5W + 1H) :
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014 Penerbitan & Perdagangan Commercial Paper dan Penggantian
Mesin Pabrik Melalui Leasing
USD 13,500,00 (Rencana di Reinvestasi)
USD 6,500,000 (Rencana Leasing Finance)
USD 20,000,000 (Ternata, CP dijual belikan
Penerbitan CP:
(1) Tanpa sepengetahuan Dekom dan
(2) Persetujuan RUPS selanjutnya, CP
nominal USD 20,000,000, diperdagangkan
tidak untuk mendanai Leasing, dan selalu di
rool over sampai dengan akhir tahun 1997,
yang akhirnya dinyatakan default dengan
posisi 13,933,717
Jual beli CP/PN (dalam dolar)
USD 20,000,000
Kontrak Leasing
Mesin pabrik hanya USD 5,703,750
RKAP 1994, 1995
carry over s.d 1996-1997
1
2
PT AKF Jakarta
PT AKS Jakarta
Abadi
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
• Uraian simpulan yang
mengkaitkan bukti kasus yang
telah didapatkan dengan
ketentuan (pasal/unsur) peraturan
perundangan yg berlaku (TPK)
MATRIK
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
MATRIK KASUS DEPOSITO PALSU
No. Nama Jabatan/Pekerjaan Peranan/Pelanggaran Ketentuan/Pasal
yang Dilanggar
1 O Pimpinan Cabang Bank - Mengisi formulir pemindahbukuan dan
pembukaan deposito
- Mengisi nilai nominal pada sertifikat deposito
- Mengetahui pemalsuan sertifikat deposito
- Terima uang pelicin
2 C Customer Service Bank - Tidak mengisi nilai nominal pada sertifikat
deposito
- Indikasi mengetahui sertifikat palsu
3 M Dirut Perusahaan P
(Pemilik uang tabungan)
- Tidak membuat kerjasama dengan perusahaan Q
- Kolusi dengan O dan N untuk pemanfaatan uang
tabungan yang tidak benar
- Terima uang pelicin
4 N Dirut Perusahaan Q - Menggunakan uang tabungan yang tidak benar
- Memalsukan sertifikat deposito
- Memberikan uang pelicin
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
PEMAPARAN INTERN
ANTAR TINGKAT TIM AUDITOR MELIBATKAN AUDITOR SENIOR DENGAN KEPALA SPI DENGAN PIMPINAN TERTINGGI
PERUSAHAAN/INSTANSI
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
PEMAPARAN EKSTERN
Kpk POLRI
KEJAKSAAN
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
PEMBAHASAN SECARA GARIS BESAR ATAS
BEBERAPA CONTOH KASUS PERBANKAN DAN
PENGADAAN BARANG/JASA
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Prosedur
Dokumen
Angka-angka
--------------------------------------------------------------------
DETECTION
ANOMALI
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Penyimpangan
Prosedur
Pemalsuan Dokumen
Suap/Gratifikasi
--------------------------------------------------------------------
JENIS PENYIMPANGAN
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Internal Perusahaan
Pihak Eksternal
--------------------------------------------------------------------
PIHAK YANG DIDUGA TERLIBAT
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Ada Kerugian
Perusahaan
Potensi Kerugian
Perusahaan
Tidak Ada Kerugian
Perusahaan
--------------------------------------------------------------------
DAMPAK PENYIMPANGAN
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Unsur Kesengajaan
SOP Lemah
Kolusi
--------------------------------------------------------------------
PENYEBAB PENYIMPANGAN
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Pengembalian Kerugian
Perusahaan
Pengenaan Sanksi
Kepegawaian
Perbaikan Internal Kontrol
Diproses sesuai ketentuan
perundang-undangan yang
berlaku
--------------------------------------------------------------------
REKOMENDASI
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
JENIS PENYIMPANGAN YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI MODUS OPERANDI
1. Pendanaan (Funding)
2. Pemberian pinjaman (Loan)
3. Pemberian Jasa
4. Operasional Akuntansi
5. Operasional Lainnya
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
1. Aktivitas Pendanaan (Funding), antara lain :
Pegawai menarik dana dr rekening nasabah;
Petugas customer service melakukan penarikan & penyetoran kembali rekening simpanan sementara untuk dioperasikan dlm jual beli bank notes untuk kepentingan pribadi;
Setlh memblokir rekening deposito on call (DOC), blokir saldo rekening dibuka shg dana cover DOC dpt ditarik kembali oleh giran yg membuka DOC & kemudian petugas yg membuka blokir tsb meminta komisi pd nasabah ybs.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
2. Aktivitas Pinjaman (Loan), antara lain:
Laporan keuangan direkayasa;
Pemberian kredit dgn jaminan fiktif & pemalsuan
dokumen;
Pelunasan kredit dr hasil pencairan kredit baru;
Nilai taksasi jaminan dimark-up agar mengcover
maksimum kredit yg diberikan;
Pelanggaran BMPK dgn cara melakukan
pemecahan fasilitas pinjaman menjadi beberapa
fasilitas & melalui grup usaha yg sengaja
disamarkan.
Lanjutan …
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
3. Aktivitas Pemberian Jasa, antara lain :
• Melakukan transaksi transfer masuk fiktif dgn
merekayasa jumlah nominal & penerima transfer
untuk keuntungan pribadi;
• Pemanfaatan kartu ATM nasabah yg belum diambil
oleh nasabah untuk melakukan penarikan oleh
customer service.
Lanjutan …
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
4. Aktivitas Operasional Akuntansi, antara lain :
Unit Akunting melakukan perubahan parameter
bunga shg biaya dana meningkat & dipindahkan ke
rekening tabungan petugas ybs;
Pegawai mendebet suatu rekening (RAK, biaya, dll)
& dikreditkan ke rekening a.n ybs atau rekg. lain;
Pegawai bank membebankan pengeluaran pribadi
atas beban bank.
Lanjutan …
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
CONTOH KASUS TIPIBANK :
• Pencairan deposito oleh pihak yang tidak berhak
• Rekayasa pemindahan dana nasabah
• Rekayasa pemberian kredit.
• Penyalahgunaan pemberian kredit dgn agunan deposito (cash collateral loan/CCL).
• Pembelokan perintah transfer dana.
• Pemusnahan dokumen & pencurian uang bank.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
• Menyuap
• Menggabungkan paket
pekerjaan/pengadaan (seharusnya
dilakukan oleh usaha mikro dan
usaha kecil/korporasi)
• Memecah paket
pekerjaan/pengadaan (untuk
menghindari pelelangan)
• Penunjukkan langsung
• Merekayasa tender
• Memalsukkan dokumen
• Menggelembungkan harga
• Mensubkontrakkan seluruh
pekerjaan
Modus Operandi Kasus Pengadaan
Barang/Jasa
• Membuat spek yang mengarah
kepada rekanan tertentu
• Membuat syarat tender untuk
membatasi peserta lelang
• Mengurangi kuantitas dan kualitas
barang/jasa
• Pengadaan fiktif
• Salah merancang kontrak
(seharusnya dengan kontrak unit
price/untuk pekerjaan yang
kuantitasnya tidak dapat diperkirakan
secara akurat tapi dilaksanakan
dengan kontrak lumpsum)
• Kontrak tanpa tersedia anggaran,
dengan menggunakan anggaran
kegitan
• HPS terlalu tinggi
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
CONTOH KASUS PERBANKAN
KASUS
DEPOSITO PALSU
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
KASUS DEPOSITO PALSU
Penyalahgunaan uang tabungan melalui penerbitan
deposito palsu
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Perusahaan X dengan Dirutnya M mempunyai tabungan pada Cabang
Bank Pemerintah B sebesar Rp 20 milyar. Perusahaan swasta Y (Dirut
N) melakukan suatu rekayasa kerjasama dalam usaha perdagangan
dengan perusahaan X (tanpa dokumen perjanjian kerjasama), yaitu
memanfaatkan uang tabungan secara tidak benar dengan cara sebagai
berikut :
URAIAN PENGUNGKAPAN
FAKTA/MODUS OPERANDI
1. M menandatangani blanko formulir aplikasi pemindahbukuan dan aplikasi
untuk pembukaan deposito.
2. N bersama A (staff M) dari perusahaan X menyampaikan formulir aplikasi
tersebut ke Cabang Bank B.
3. Pimpinan (O) Cabang Bank B pada lembar pertama formulir aplikasi
pemindahbukuan mengisi nomor, nama pemilik rekening M QQ perusahaan
X dan penerima (Benefiary) adalah rekening atas nama perusahaan Y
senilai Rp 20 milyar. Sedangkan pada lembar tindasan ke 2 diisi deposito
atas nama M QQ perusahaan X.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
4. Pimpinan (O) Cabang Bank B melengkapi redaksi
pada lembar pertama formulir aplikasi pembukaan
deposito, yaitu pemilik deposito adalah M dengan
nilai 750 juta dengan sumber dana diisi cek atas
nama perusahaan Y. Sedangkan pada lembar
tindasan ke 2 diisi angka sebesar Rp 20 milyar
dengan sumber dana diisi debit rekening M QQ
perusahaan X.
5. Customer sevice menerbitkan bilyet deposito
dengan No. seri WWW866 yang telah dibubuhi
materai tapi belum dicetak nominalnya dan belum
ditandatangani, yang kemudian diserahkan
kepada O untuk mendapatkan persetujuan.
6. Sebelum nominal pada bilyet deposito No.
WWW866 dicetak, O menukar bilyet deposito asli
tersebut dengan blanko bilyet deposito palsu dari
N. Bilyet deposito asli diserahkan kepada N untuk
dijadikan deposito palsu dengan nominal Rp 20
milyar. Bilyet deposito palsu dari N dengan
tembusan milik bilyet deposito asli dicetak dengan
sistim komputer dengan nilai Rp 750 juta sesuai
jumlah setoran yang diterima bank.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
7. O kemudian menyerahkan bilyet deposito palsu No. WWW866 dengan nilai
Rp 750 juta kepada N dan lembar pertama aplikasi pembukaan deposito
diserahkan kepada customer service. Sebaliknya O menerima dari N bilyet
deposito asli yang sudah diisi dengan nilai nominal Rp 20 milyar.
8. O menyerahkan bilyet deposito dengan nominal Rp 20 milyar berikut
tindasan lembar ke 2 aplikasi pemindahbukuan dan tindasan lembar kedua
aplikasi pembukaan deposito kepada M.
9. Pada saat akan dilakukan pencairan deposito oleh perusahaan X setelah
beberapa kali diperpanjang ternyata deposito tersebut tidak dapat dicairkan
karena bilyet deposito tersebut tidak tercatat dalam pembukuan bank.
10. Sebagian besar uang tabungan milik perusahaan X tersebut telah
dipergunakan untuk kepentingan pribadi N dan sebesar Rp 2,5 milyar
diberikan kepada O.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
CONTOH KASUS PERBANKAN
PENYIMPANGAN PEMBERIAN FASILITAS
PEMBIAYAAN (KREDIT) BANK UNTUK
KEPEMILIKAN KIOS DENGAN CARA
SEOLAH-OLAH SELURUH BANGUNAN
KIOS TERJUAL HABIS PADAHAL CALON
PEMBELI KIOS ADALAH FIKTIF
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
URAIAN PENGUNGKAPAN
FAKTA/MODUS OPERANDI
1. Investor membangun sejumlah kios dalam tahun 2010 yang akan
dipasarkan kepada peminatnya, namun letaknya kurang strategis.
2. Investor tersebut melakukan kerjasama dengan suatu Bank untuk
mendapatkan pemberian fasilitas pembiayaan (kredit) untuk kepemilikan
kios dan untuk selanjutnya bangunan kios dijual kepada Bank dimaksud.
3. Persyaratan yang tercantum dalam kerjasama antara Investor dan Bank
tersebut antara lain Investor diwajibkan mencari calon nasabah (pembeli
kios) dan nasabah wajib bayar DP sebesar 30% kepada Investor sedangkan
sisanya sebesar 70% merupakan pinjaman Bank kepada para nasabah
yang akan diangsur selama 10 tahun.
4. Mengingat letak bangunan kios tersebut kurang strategis, Investor kesulitan
mencari calon pembelinya (nasabah). Dalam rangka untuk mengurangi
resiko atas biaya investasi yang telah dikeluarkan, maka Investor
merekayasa dan menginformasikan ke Bank sebagai dasar pemrosesan
pinjaman nasabah seolah-olah seluruh kios telah terjual habis (nasabah
fiktif) dengan cara :
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
5. Berdasarkan data yang disampaikan oleh
Investor (sebagai Avalist), tanpa analisis dan
pengecekan lebih lanjut pejabat Bank yang
terkait langsung memproses permohonan
fasilitas pembiayaan tersebut dan memberikan
persetujuan pinjaman sebesar Rp 200 Milyar
untuk sejumlah 500 kios dengan masa
pinjaman selama 10 tahun
6. Dari catatan Bank terlihat adanya pembayaran
angsuran pinjaman dari para nasabah hanya
sampai angsuran ke 3 sebesar Rp 5,1 Milyar
dan untuk seterusnya pinjaman tersebut macet.
Pembayaran angsuran pinjaman dari nasabah
dimaksud ternyata dilakukan oleh Investor
dengan dananya sendiri.
7. Beberapa pejabat Bank terkait menerima uang
pelicin dari investor sebesar Rp 1.7 Milyar.
1) Dua nasabah membeli satu kios.
2) Jumlah fisik kios yang dibangun/tersedia
hanya sejumlah 200 kios, jauh dibawah yang
tercantum dalam daftar nasabah yang telah
membeli sejumlah 500 kios.
3) Data pembayaran DP nasabah sebesar 30%
adalah fiktif
Lakukan Penelaahan Kasus Tersebut dengan Analisis 5W + 1H
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
KASUS PENGADAAN BARANG
YANG DILAKUKAN DENGAN CARA
MEMALSUKAN DOKUMEN,
REKAYASA EVALUASI LELANG,
SPESIFIKASI TIDAK SESUAI
DENGAN KONTRAK
CONTOH KASUS
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
Pada suatu Instansi Pemerintah, telah terjadi penyimpangan/
pelanggaran dalam proses pengadaan barang “X” senilai Rp 2,5 milyar
dalam tahun 200A yang mengakibatkan kerugian instansi yang
dilakukan sebagai berikut :
PENGUNGKAPAN FAKTA/MODUS OPERANDI ATAS FRAUD
PENGADAAN BARANG PADA SUATU INSTANSI PEMERINTAH”
1. Penyusunan Owner Estimate sebesar Rp 2,7 milyar tanggal …… mengacu
pada informasi harga yang diberikan oleh calon pemenang lelang.
2. Panitia lelang bekerja sama memalsukan pengumuman lelang dalam mass
media yang dilakukan tanggal ………………
3. Peserta lelang berjumlah 10 perusahaan, dan berdasarkan evaluasi panitia
lelang tanggal …………… ternyata 7 perusahaan gugur (tidak memenuhi
syarat) melalui suatu rekayasa sehingga hanya 3 perusahaan yang
memenuhi syarat dengan urutan sebagai berikut:
1) A : Rp 2,5 milyar 2) B : Rp 2,57 milyar 3) C : Rp 2,68 milyar
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pelatihan Fraud Auditing 2
27 Juni 2014
4. Jaminan tender sebagian besar peserta lelang menggunakan bank yang sama
dengan nomor dokumen yang berurutan. Dalam dokumen surat penawaran
perusahaan A, B, dan C diparaf oleh orang yang sama yaitu “P”, yang ternyata
merupakan pemilik perusahaan A, B, dan C.
5. Pimpinan Instansi Pemerintah (Q) atas dasar usulan panitia lelang memutuskan
dan menunjuk pemenang lelang dengan surat No. ….. tanggal .…. yaitu
perusahaan A dengan nilai penawaran sebesar Rp 2,5 milyar antara lain dengan
pertimbangan telah sesuai spesifikasi yang ditetapkan dan masih berada di
bawah nilai OE, dan kemudian dituangkan dalam kontrak No. …. tanggal ……
6. Barang “X” telah diserahkan kepada Instansi Pemerintah dengan Berita Acara
Serah Terima No. ……….. tanggal ………. dan dicatat bahwa spesifikasi barang
“X” sesuai kontrak. Namun demikian ternyata secara fisik spesifikasi barang
yang diserahkan tersebut berbeda dengan yang disepakati dalam kontrak.
Dalam hal ini pihak user tidak berusaha menolak barang dimaksud.
7. Harga pasar barang “X” dengan spesifikasi yang salah tersebut hanya berkisar
Rp 1,1 milyar.
8. Diketahui adanya pemberian uang pelicin kepada pimpinan Instansi Pemerintah
(Q), panitia lelang, kepala bagian gudang dan user secara keseluruhan
mencapai senilai Rp 800 juta.