simulasi pengendalian pct 13 menggunakan labview

Upload: bramantyo-krisdito-adi

Post on 07-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    1/35

    LAPORAN RESMI

    PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIK – 

    P1“SIMULASI PENGENDALIAN PADA PCT 13 DENGAN LABVIEW

    2012”

    DISUSUN OLEH :

    BRAMANTYO KRISDITO ADI NRP 2411 106 016

    ASISTEN :

    FIRDA RETNANING RESTU

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA

    JURUSAN TEKNIK FISIKA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2015

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    2/35

    LAPORAN RESMI

    PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIK  – P1“SIMULASI PENGENDALIAN SUHU PADA PCT 13 DENGAN

    LABVIEW 2012”

    DISUSUN OLEH :

    BRAMANTYO KRISDITO ADI NRP 2411 106 016

    ASISTEN :

    FIRDA RETNANING RESTU

    PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA

    JURUSAN TEKNIK FISIKA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2015

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    3/35

    i

    ABSTRAK

    Suatusistemkontrolsangatdiperlukandalamsebuahindustriagar

    mencapai suatu hasil yang baik. Salah satuparameteryang sangatpenting

    dalamduniaindustriadalahsuhu.Makasuhuharusdikontrolsesuaidengan

    set point yang sudah ditentukan. Karena respon suhu yang lama maka

    diperlukanpengendaliPIDuntukmempercepatresponsuhutersebut.Pada

    laporan ini terdapat analisa mengenai perubahan respon sistem terhadap

    perubahan nilai parameter-parameter PID pada PCT 13 menggunakan

    softwareLabView.Darianalisadatadapatdisimpulkanbahwa apabilanilai

    Tdsemakinbesarmakaresponsistemmakincepat.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    4/35

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    5/35

    iii

    BAB III .............................................................................17

    METODOLOGI PERCOBAAN..............................................17

    3.1 Peralatan............................................................... 17

    3.2 Prosedur Percobaan.............................................. 17

    BAB IV .............................................................................19

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN..................................19

    4.1 Analisa Data .......................................................... 19

    4.2 Pembahasan.......................................................... 21

    BAB V ..............................................................................23

    KESIMPULAN DAN SARAN................................................23

    5.1 Kesimpulan............................................................ 23

    5.2 Saran ..................................................................... 23

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................24

    LAMPIRAN.......................................................................25

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    6/35

    iv

    DAFTAR GAMBAR

    GAMBAR 2.1 DIAGRAM KONTROL PID ........................................ 4

    GAMBAR 2.2 FRONT PANEL DAN BLOCK DIAGRAM.............. 10

    GAMBAR 2.3 MENU BAR PADA LABVIEW 2012........................ 10

    GAMBAR 2.4 TOOL PALLETE........................................................ 11

    GAMBAR 2.5 CONTROL PID PANEL............................................. 12

    GAMBAR 3.1 TAMPILAN AWAL LABVIEW................................ 17

    GAMBAR 3.2 TAMPILAN TEMPERATURE AND LEVELCONTROL SIMULATION ........................................ 18

    GAMBAR 3.3 TAMPILAN UNTUK PID GAINS AND PROCESS

    FLOW CHART........................................................... 18

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    7/35

    v

    DAFTAR TABEL

    TABEL 2.1 PENGARUH PARAMETER PID TERHADAP

    RESPON SISTEM....................................................... 8

    TABEL 4.1 DATA PERCOBAAN PARAMETER PID.............. 19

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    8/35

    vi

    DAFTAR GRAFIK

    GRAFIK 4.1 RESPON SISTEM PERCOBAAN 1 .............. 19GRAFIK 4.3 RESPON SISTEM PERCOBAAN 2 .............. 20

    GRAFIK 4.4 RESPON SISTEM PERCOBAAN 3 .............. 20

    GRAFIK 4.5 RESPON SISTEM PERCOBAAN 4 .............. 21

    GRAFIK 4.6 RESPON SISTEM PERCOBAAN 5 .............. 21

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    9/35

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Semua industri menginginkan untuk menghasilkan

    produk yang terbaik bagi konsumennya. Untuk 

    menghasilkan produk terbaik, dibutuhkan suatu sistemkontrol untuk menjaga kualitas dari produk yang

    dihasilkan. Sehingga sistem kontrol merupakan hal yang

    wajib diterapkan dalam dunia industri.

    Teknik sistem kontrol yang paling sering digunakan

    dalam dunia industri adalah PID controller. Teknik ini

    sering digunakan karena tidak terlalu rumit dan

    menghasilkan respon sistem yang baik. Dalam praktikumini akan dipelajari pengendalian menggukanan teknik PID

    dengan plan PCT13.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berikut adalah perumusan masalah pada laporan ini :

    1. Bagaimana mengendalikan temperature pada planPCT13?

    2. Bagaimana pengaruh perubahan parameter PID

    terhadap respon sistem plan PCT13?

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    10/35

    2

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :1. Praktikan dapat mengetahui konfigurasi hardware

    National Instrument Field Point yang digunakan

    untuk mengendalikan besarnya suhu pada PCT 13.

    2. Praktikan dapat mengetahui peran mode Kontrol PID

    secara Real Time.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    11/35

    3

    BAB IIDASAR TEORI

    2.1 Sistem Pengendalian

    Controller merupakan peralatan utama dalam

    pengendalian suatu variabel proses. Pada controller ini

    terjadi proses pengolahan sinyal input pengendaliandari transmitter. Controller akan membandingkan

    sinyal input dengan setting value yang kita

    kehendaki. Apabila sinyal input terlalu besar dari

    setting value yang diberikan maka controller akan

    berusaha memperkecilnya begitu pula sebaliknya.

    Besarnya koreksi dari kesalahan input tergantung

    dari mode controllernya. Mode controller tersebut

    terdiri dari mode proportional, mode integral, modederivatif dan kombinasinya. Adapun macam dari aksi

    pengontrolannya, yaitu

    2.1.1 Pengontrol On/Off 

    Aksi pengendalian dari controller ini hanya

    mempunyai dua kedudukan, maksimum atau

    minimum, tergantung dari variable terkontrolnya,

    apakah lebih besar atau lebih kecil dari set poin.

    2.1.2 Pengontrol PID

    Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional

    yang banyak dipakai dalam dunia industri.

    Pengontrol PID akan memberikan aksi kepada

    Control Valve berdasarkan besar error yang

    diperoleh. Suhu fluida yang diinginkan disebut dengan

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    12/35

    4

    Set Point. Error. adalah perbedaan dari Set Point

    dengan suhu air aktual. contoh blok diagram dari

    control PID dan persamaan pengontrol PID adalah

    Gambar 2.1 Diagram Kontrol PID

    Keterangan :

    • mv(t) adalah output dari pengontrol PID atau

     Manipulated Variable

    • Kp adalah konstanta Proporsionali adalah

    konstanta Integral

    Td adalah konstanta Detivatif • e(t) adalah error (selisih antara set point dengan

    level aktual)

    Persamaan Pengontrol PID diatas dapat juga dituliskan

    sebagai berikut :

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    13/35

    Dengan :

    Untuk lebih memaksimalkan kerja pengontrol

    diperlukan nilai batas minimum dan maksimum yang

    akan membatasi nilai Manipulated Variable yang

    dihasilkan.

    2.1.2.1 Pengontrol Proporsional

    Pengontrol proporsional memiliki keluaran yang

    sebanding/proporsional dengan besarnya sinyal

    kesalahan (selisih antara besaran yang diinginkan

    dengan harga aktualnya).

    Ciri-ciri pengontrol proporsional :

    1. Jika nilai Kp kecil, pengontrol proporsional

    hanya mampu melakukan koreksi kesalahan yangkecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem

    yang lambat (menambah rise time).

    2. Jika nilai Kp dinaikkan, respon/tanggapan sistem

    akan semakin cepat mencapai keadaan mantapnya

    (mengurangi rise time).

    3. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai

    harga yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem

    bekerja tidak stabil atau respon sistem akan

    berosilasi.

    4. Nilai Kp dapat diset sedemikian sehingga

    mengurangi steady state error, tetapi tidak 

    menghilangkannya.

    2.1.2.2Pengontrol Integral

    Pengontrol Integral berfungsi menghasilkan respon

    sistem yang memiliki kesalahan keadaan mantap nol

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    14/35

    6

    (Error Steady State = 0 ). Jika sebuah pengontrol tidak 

    memiliki unsur integrator, pengontrol proporsional

    tidak mampu menjamin keluaran sistem dengankesalahan keadaan mantapnya nol.Keluaran pengontrol

    ini merupakan hasil penjumlahan yang terus menerus

    dari perubahan masukannya. Jika sinyal kesalahan tidak 

    mengalami perubahan, maka keluaran akan menjaga

    keadaan seperti sebelum terjadinya perubahan masukan.

    Sinyal keluaran pengontrol integral merupakan luas

    bidang yang dibentuk oleh kurva kesalahan / error.Bila

    nilai e(t) naik 2 kali, maka laju perubahan u(t) terhadapwaktu menjadi 2 kali lebih cepat. Bila e(t) tetap, maka

    nilai u(t) akan tetap seperti semula.

    Ciri-ciri pengontrol integral :

    1. Keluaran pengontrol integral membutuhkan

    selang waktu tertentu, sehingga pengontrol

    integral cenderung memperlambat respon.

    2. Ketika sinyal kesalahan berharga nil, keluaranpengontrol akan bertahan pada nilai sebelumnya.

    3. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol,

    keluaran akan menunjukkan kenaikan atau

    penurunan yang dipengaruhi oleh besarnya sinyal

    kesalahan dan nilai Ki.

    4. Konstanta integral Ki yang berharga besar akan

    mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin

    besar nilai konstanta Ki akan mengakibatkan

    peningkatan osilasi dari sinyal keluaran

    pengontrol.

    2.1.2.3 Pengontrol Derivatif 

    Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti

    halnya suatu operasi derivatif. Perubahan yang

    mendadak pada masukan pengontrol akan

    mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    15/35

    cepat. Ketika masukannya tidak mengalami

    perubahan, keluaran pengontrol juga tidak mengalami

    perubahan, sedangkan apabila sinyal masukan berubahmendadak dan menaik (berbentuk fungsi step),

    keluaran menghasilkan sinyal berbentuk impuls. Jika

    sinyal masukan berubah naik secara perlahan (fungsi

    ramp), keluarannya justru merupakan fungsi step yang

    besar magnitudenya sangat dipengaruhi oleh kecepatan

    naik dari fungsi ramp dan factor konstanta Kd.

    Ciri-ciri pengontrol derivatif :

    1. Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran

     jika tidak ada perubahan pada masukannya

    (berupa perubahan sinyal kesalahan)

    2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu,

    maka keluaran yang dihasilkan pengontrol

    tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan sinyal

    kesalahan.

    3. Pengontrol diferensial mempunyai suatukarakter untuk mendahului, sehingga pengontrol

    ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikan

    sebelum pembangkit kesalahan menjadi sangat

    besar. Jadi pengontrol diferensial dapat

    mengantisipasi pembangkit kesalahan,

    memberikan aksi yang bersifat korektif dan

    cenderung meningkatkan stabilitas sistem.

    4. Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat

    meningkatkan stabilitas sistem dan mengurangi

    overshoot.

    Berdasarkan karakteristik pengontrol ini,

    pengontrol diferensial umumnya dipakai untuk 

    mempercepat respon awal suatu sistem, tetapi

    tidak memperkecil kesalahan pada keadaan

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    16/35

    8

    tunaknya. Kerja pengontrol diferensial hanyalah

    efektif pada lingkup yang sempit, yaitu

    pada periode peralihan. Oleh sebab itu pengontroldiferensial tidak pernah digunakan tanpa

    ada kontroler lainnya.

    Efek dari setiap pengontrol Proporsional, Integral

    dan Derivatif pada sistem lup tertutup

    disimpulkan pada table berikut ini :

    ResponLoop

    Tertutup

    RiseTime Overshoot SettlingTime Steady StateError

    Proportiona

    l

    Menurun

    kan

    Meningkat

    kan

    Perubahan

    Kecil

    Menurunkan/ 

    Mengurangi

    Integral Menurun

    kan

    Meningkat

    kan

    Meningkat

    kan

    Mengelemin

    asi

    Derivative Perubaha

    n Kecil

    Menurunk 

    an

    Meningkat

    kan

    Perubahan

    Kecil

    Tabel 2.1 Pengaruh Parameter PID terhadap respon sistem

    2.1.2.4 Pengontrol PID

    Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing

    pengontrol P, I dan D dapat saling menutupi denganmenggabungkan ketiganya secara paralel menjadi

    pengontrol proporsional plus integral plus diferensial

    (pengontrol PID). Elemen-elemen pengontrol P, I dan D

    masing-masing secara keseluruhan bertujuan :

    1. Mempercepat reaksi sebuah sistem mencapai set

    point-nya

    2. Menghilangkan offset

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    17/35

    3. Menghasilkan perubahan awal yang besar dan

    mengurangi overshoot.

    Karakteristik pengontrol PID sangat dipengaruhi oleh

    kontribusi besar dari ketiga parameter P, I dan D.

    Penyetelan konstanta Kp, Ki dan Kd akan mengakibatkan

    penonjolan sifat dari masing-masing elemen. Satu atau

    dua dari ketiga konstanta tersebut dapat disetel lebih

    menonjol disbanding yang lain. Konstanta yang menonjol

    itulah akan memberikan kontribusi pengaruh pada respon

    sistem secara keseluruhan.

    2.2 LABVIEW 2012

    Labview adalah sebuah software pemrograman buatan

    national instrument dengan konsep yang berbeda

    seperti bahasa pemrograman lainnya yaitu: C++,

    Matlab, atau visual basic, tetapi mempunyai fungi yang

    sama. Bahasa pemrograman labview berbasis pada grafis

    atau blok diagram sementara yang lain menggunakanbasis text. Labview bekerja mempunyai dua bagian

    yaitu: front panel digunakan sebagai user interface

    yang akan mensimulasikan panel untuk instrument dan

    block diagram digunakan sebagai source code dibuat

    dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    18/35

    10

    Gambar 2.2 Front panel dan block diagram

    Gambar 2.3 Menu Bar pada LabView 2012

    Fungsi dari masing-masing bagian adalah:

    1. Run : mengeksekusi VI sampai process selesai

    2. Run continuously : mengeksekusi VI secara

    kontinu, setelah satu proses selesai maka VI

    kembali dieksekusi sampai abort ditekan.3. Abort : menghentikan eksekusi.

    4. Pause : menghentikan eksekusi sementara

    5. Highlight : melihat alur dari jalan program secara

    berlahan pada front panel.

    6. Start single stepping: mengeksekusi VI per step

    7. Align object : mengatur tampilan objek 

    8. Distribute objek : mengatur tampilan beberapa

    objek 

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    19/35

    9. Recorder : mengatur tampilan beberapa objek 

    yang saling ber tumpukan

    10. Icon : gambar yang ditampilkan VI tersebut biladijadikan sub VI

    2.2.1 Tool Pallete

    Dalam membuat suatu VI ada beberapa tools

    yang harus dipakai dan masing mempunyai

    kegunaannya:

    Gambar 2.4 Tool Pallete

    1. Operate value: mengubah nilai parameter dari

    suatu objek 

    2. Connect wire : menghubungkan beberapa objek 

    dengan kabel

    3. Set/clear breakpoint : membuat ataumenghilangkan sebuah breakpoint.

    4. Probe data : membuat sebuah probe yang

    berfungsi untuk monitoring data.

    5. Object Pop Up: menu yang berhubungkan

    dengan objek tersebut tersebut atau

    memunculkan daftar objek.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    20/35

    12

    6. Position /size/select: memindahkan,

    mengubahkan ukuran atau memilih suatu

    objek.7. Edit text : mengedit atau membuat tulisan..

    8. Scroll window : memindahkan sudut

    pandangan pada layar.

    9. Get color : mengambil sampel warna.

    10. Set color : mengubah warna dan suatu objek.

    2.2.1 Control palette

    Dalam pemrograman berbasis grafis, hal yang perludilakukan untuk membuat suatu program adalah menaruh

    beberapa fungsi dan kemudian menghubungkan dengan

    kabel pada bagian diagram. Fungsi-fungsi tersebut

    terletak pada control palette. Banyak fungsi yang terletak 

    dalam control palette bervariasi tergantung pada seberapa

    lengkap LABVIEW yang diinstall. Pada praktikum ini

    menggunakan control & simulation, PID palette yang

    digunakan untuk membuat kontrol PID pada front panelLABVIEW.

    Gambar 2.5 Control PID Panel 

    Dalam praktikum ini hanya menggunakan PID

    advanced, sebagai kontroler fungsi PID lanjut (PID

    Advanced) menerapkan sebuah fungsi kontroller PID

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    21/35

    dalam bentuk penjumlahan, contohnya adalah P, I dan D

    dijumlahkan, dengan parameter pengendalian Kc, Ti dan

    Td. (Lebih tepatnya, bentuk penjumlahan akanmembentuk sebuah fungsi pengendali PID ideal. Bentuk 

    penjumlahan lain adalah betuk parallel dengan parameter

    pengendali Kc, Ki = Kc/Ti dan Kd = Kc*Td). Fungsi

    pengendali PID ini menerapkan anti-wind up dan dapat

    dipasang pada modus manual. Pilihan yang tersedia

    adalah gain yang non-linier, dan bobot setpoint yang

    dikurangi dalam jumlah yang propor sional. Fungsi

    pengendali ini tidak memiliki fliter low pass padapenggunaan derivatif. (Pada penerapan, fungsi

    pengendali lanjut selalu digunakan, dikarenakan oleh

    kurangnya pilihan mode manual).

    Gambar 2.6 PID Advanced (DBL)

    Keterangan tentang fungsi pada parameter pada PID

    advanced :

    1. Manual Control menentukan besarnya keluaran

    kontrol disaat “auto?” adalah FALSE. auto?menentukan apakah kontrol manual atau otomatis

    yang dipakai. Saat “auto?” adalah FALSE, makaVI ini menggunakan kontrol manual. VI ini

    menggunakan perpindahan dari kontrol mode

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    22/35

    14

    manual menuju mode otomatis. Pada kondisi

    default harganya adalah “true”.

    2. Output range menentukan rentang yangmemaksa keluaran dari kontrol. Rentang

    normalnya adalah -100 sampai 100.

    a. Output High menentukan harga

    maksimum dari keluaran kontroller,

    normalnya adalah 100.

    b. Output Low menentukan harga

    minimum dari keluaran kontroller,

    normalnya adalah -100.3. Setpoint menentukan harga dari Setpoint

    atau harga yang diinginkan dari

    variabel proses yang sedang dikendalikan.

    4. Process Variable menentukan harga yang

    diinginkan dari variabel proses yang

    dikendalikan. Harga ini setara dengan harga

    umpan balik dari lup kendali umpan balik.

    5. Setpoint Range menentukan harga

    maksimum dan minimum dari rentang

    variabel proses dan setpoint. VI ini

    menggunkan rentang setpoint untuk 

    menghitung aksi integral non-linier. Harga

    normal berkisar di 0 -100.

    a. Setpoint Low menentukan harga

    minimum dari rentang proses variabel dan

    setpoint.

    b. Setpoint High menentukan hargamaksimum dari rentang variable proses

    atau setpoint.

    6. PID Gains menentukan parameter gain

    proporsional, waktu integral dan waktu

    derivatif dari kontroller.

    a. Proportional Gain (Kc) menentukan

    gain proporsional dari kontroller. Harga

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    23/35

    defaultnya 1. Pada persamaan yang

    menentukan kontroller PID, Kc

    merepresentasikan dari gain proporsional.b. Integral Time (Ti, min) menentukan

    waktu integral dalam menit. Harga

    default adalah 0.01.

    c. Derivative Time (Td, min) menentukan

    waktu derivatif dalam menit. Harga default

    adalah 0.

    7. dt (s) menentukan interval dalam detik,

    dimana VI ini disebut. Jika dt (s) kurang dariatau setara dengan 0, VI ini menghitung waktu

    sejak ini terakhir disebut menggunakan timer

    internal dengan resolusi milisekon. Harga

    default adalah 1.

    8. Reinitialize?, menentukan apakah parameter

    internal harus dikenali ulang, seperti error

    integrasi dari kontroller. Harga default adalah

    FALSE.

    9. Beta menentukan penekanan relatif dari

    penolakan gangguan (disturbance rejection)

    sampai ke penelusuran setpoint (setpoint

    tracking). Harga default adalah 1 untuk 

    kebanyakan aplikasi. Harga diantara 0

    sampai 1 bisa digunakan untuk menentukan

    penekanan pada penolakan gangguan, seperti

    perubahan beban dari proses.

    10. Linearity menentukan linearitas dari responerror. Harga yang valid dari linearitas adalah

    dari 0-1. Harga dari satu memberikan respon

    linier yang normal, dimana harga sebesar 0.1

    memberikan sebuah respon parabolik.

    11. Output mengembalikan keluaran kontrol dari

    algoritma PID yang diterapkan pada proses

    kontrol.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    24/35

    16

    12. dt out (s) mengembalikan rentang waktu

    aktual dalam detik. dt out (s) mengembalikan

    harga dari dt (s) atau rentang terhitung jika dt(s) dipasang pada harga -1.

    2.2.2 National Instrument FieldPoint1

     National Instruments FieldPoint  suatu

    perangkat yang dirancang untuk pengukuran kontrol

    industri , dan aplikasi data logging yang membutuhkan

    handal , sistem yang melibatkan sensor dan aktuator

    yang beragam terletak di pusat atau tersebar di jarak yang cukup jauh. NI FieldPoint mencakup kemampuan

     jaringan untuk didistribusikan I / O serta pilihan untuk 

    menjalankan sistem real-time operasi, yang berjalan

    LabVIEW aplikasi Real-Time. FieldPoint dan

    Compact FieldPoint mudah digunakan akuisisi data

    dan kontrol hardware terdiri dari industri berat,

    diandalkan I / O modul dan antarmuka komunikasi .

    Gambar 2.7 NI FieldPoint [1]

    1 National Instument," [Online]. Available:

    http://sine.ni.com/nips/cds/view/p/lang/en/nid/1199.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    25/35

    17

    BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Peralatan

    Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah

    sebagai berikut :

    1. LABVIEW 2013 dan hardware National Instrument

    Field Point

    2. Satu set PCT 13 + kabel penghubung LM35

    3. Rangkaian Triac

    4. Pompa sirkulasi air dingin

    3.2 Prosedur Percobaan

    1. Klik labview 2013, kemudian klik blank VI untuk 

    membuat front panel dan block diagram

    Gambar 3.1 Tampilan awal LabVIEW 

    2. Tampilan Front Panel secara lengkap seperti pada

    gambar dibawah ini.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    26/35

    18

    Gambar 3.2 Tampilan temperature and level control simulation

    Gambar 3.3 Tampilan untuk PID gains and Process Flow Chart 

    3. Menyalakan power supply untuk pompa dan heater

    4. Mengatur set point temperature yang diinginkan

    5. Melakukan tuning pengendalian temperature

    6. Amati dan catat respon sistem. (waktu dan

    temperature)7. Pengambilan data dan tuning dilakukan sebanyak 5

    kali

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    27/35

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Data

    Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan data

    seperti berikut ini :

    Tabel 4.1 Data Percobaan Parameter PID

    Grafik 4.1 Respon Sistem Percobaan 1

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

            1

            1        2        9

            2       5       7

            3        8       5

           5        1        3

            6        4        1

           7        6        9

            8        9       7

    Amplitude -

    Temperatur

    e Amplitude

    - Setpoint

    Time -

    Setpoint

    Percobaan ke Kp Ti Td

    1 1 0.1 1

    2 5 2.5 0.5

    3 1 0 0

    4 2 2 4

    5 4 1 1

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    28/35

    20

    Grafik 4.2 Respon Sistem Percobaan 2

    Grafik 4.3 Respon Sistem Percobaan 3

    0

    10

    20

    30

    4050

    60

            1

            1

            2        9

            2

           5       7

            3

            8       5

           5

            1        3

            6

            4        1

           7

            6        9

            8

            9       7

    Amplitude -

    Temperatur

    e Amplitude

    - Setpoint

    Time -

    Setpoint

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

            1

            1        1       5

            2        2        9

            3        4        3

            4       5       7

           5       7        1

            6        8       5

           7        9        9

            9        1        3

    Amplitude -

    Temperature

    Amplitude -Setpoint

    Time -

    Setpoint

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    29/35

    Grafik 4.4 Respon Sistem Percobaan 4

    Grafik 4.5 Respon Sistem Percobaan 5

    4.2 Pembahasan

    Dari data diatas dapat dilihat bahwa, pada percobaan

    pertama menggunakan nilai Kp = 1, Ti- 0.1 ,dan Td = 1.

    Respon sistem dengan parameter tersebut mencapai setpoint

    sesaat namun kemudian nilai keluaran sistem melebihi nilai

    setpoint. Kemudian dicoba mengubah parameter PID dengan

    menggunakan nilai Kp = 5, Ti = 2.5 dan Td = 0.5. Respon

    keluaran sistem pada saat kondisi awal perlahan-lahan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

            1

            1        1       5

            2        2        9

            3        4        3

            4       5       7

           5       7        1

            6        8       5

           7        9        9

            9        1        3

    Amplitude -

    Temperature

    Amplitude -

    Setpoint

    Time -

    Setpoint

    40

    42

    4446

    48

    50

    52

    54

            1

            1        2        9

            2       5       7

            3        8       5

           5        1        3

            6        4        1

           7        6        9

            8        9       7

    Amplitude -

    Temperatur

    e Amplitude

    - Setpoint

    Time -

    Setpoint

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    30/35

    22

    menyentuh setpoint , namun setelah beberapa lama keluaran

    sistem lebih dari setpoint. Percobaan ketiga mengubah

    parameter PID dengan nilai Kp = 1, Ti dan Td =0, keluaranrespon sistem tersebut melebihi nilai setpoint namun relatif 

    konstan. Untuk percobaan ke 4, mengganti parameter PID

    dengan nilai Kp = 2, Ti = 2 dan Td = 4. Grafik keluaran respon

    sistem terlihat bahwa respon lebih cepat mencapai setpoint

    dibandingkan dengan percobaan sebelumnya. Namun, nilai

    keluaran sistem masih melebihi nilai setpoint. Untuk 

    percobaan ke 5 yaitu mengganti nilai parameter PID dengan

    nilai Kp = 4, Ti = 1 dan Td = 1. Hasil keluaran respon sistemadalah sistem menjadi tidak stabil. Dari perbandingan antar

    grafik percobaan dapat diketahui bahwa saat respon sistem

    diberi nilai Ti yang cukup besar, dapat mengeleminasi offset

    untuk sementara. Sedangkan ketika diberi nilai Td yang besar

    maka grafik respon menunjukkan sistem lebih cepat mencapai

    setpoint. Untuk nilai Kp yang jauh lbh besar dibanding nilai

    Ti dan Td seperti pada percobaan 4 dapat membuat sistem

    tidak stabil. Dari semua pembahasan diatas, dapat diketahui

    bahwa control PID adalah control yang cocok untuk siste

    pengendalian temperature karena mempercepat respon

    temperature.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    31/35

    23

    BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari analisa data pada bab sebelumnya dapat

    disimpulkan bahwa :

    1. Sistem pengendalian temperature lebih baik 

    menggunakan control PID karena dapat mempercepatrespon temperature.

    2. Semakin besar nilai Td dapat mempercepat respon

    sistem pengendalian suhu.

    3. Nilai offset dapat dihilangkan dengan kontrol

    Integrative, namun hanya sesaat saja. Karena fluktuasi

    nilai keluaran kembali terjadi.

    4. Nilai Kp yang besar dapat membuat sistem tidak stabil

    5.2 Saran

    Adapun saran yang dapat diberikan pada percobaan

    selanjutnya sebagai berikut :

    1. Pengambilan data lebih banyak dan perubahannya

    linier agar mudah dianalisa.

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    32/35

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Tim Asisten Larins.2015.Modul Sistem PengendalianOtomatik.Jurusan Teknik Fisika ITS.Surabaya

    2. "www.ni.com," National Instrument, [Online].

    Available:

    http://sine.ni.com/nips/cds/print/p/lang/en/nid/1199.

    [Accessed 16 April 2015].

    3. "Wikipedia," [Online]. Available:

    http://id.wikipedia.org/wiki/PID. [Accessed 16 April

    2015].

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    33/35

    LAMPIRAN

    TUGAS PRAKTIKUM P2 SISTEM PENGENDALIANOTOMATIK

    Bagaimana cara menentukan parameter PID controller pada

    sebuah sistem?

    Untuk menentukan parameter PID pada suatu sistem, maka

    harus diketahui terlebih dahulu fungsi transfer dari sistem yang akan

    dikontrol. Dari fungsi tersebut akan didapat nilai pole sistem looptertutup. Nilai pole ini dimasukkan ke persamaan fungsi transfer

    sistem loop tertutup. Sehingga dapat ditentukan parameter Kp, Ki,

    dan Kd. Karena controller PID menambah orde sistem, maka perlu

    diperiksa timbulnya pole-pole baru yang memungkinkan terjadinya

    ketidakstabilan sistem. Kemudian penentuan parameter PID dapat

    dilakukan dengan metode trial and error atau menggunakan metode

    ziegler-nichols.

    Terdapat 2 metode dalam aturan Ziegler-Nichols, metode

    pertama yaitu plant / sistem harus diberi input berupa input step, plant

    dalam kondisi open loop dan sistem mempunyai kurva berbentuk S.

    Gambar 1. Kurva S 

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    34/35

    26

    Dari kurva S  tersebut , dapat diketahui delay time (L) dan

    time constant (T), sehingga aturan Ziegler-Nichols berlaku :

    Tabel 1. Aturan tuning PID Ziegler-Nichols 1

    Untuk metode kedua, yaitu diset pada kondisi awal Ti= ɷ

    dan Td = 0. Kemudian nilai Kp diatur dari 0 hingga sistem menjadi

    stabil kritis. Nilai Kp yang membuat sistem menjadi stabil kritis

    dinamakan Kcr dan periode respon stabil kritis disebut Pcr.

    Gambar 2. Sistem Stabil Kritis

    Berdasarkan kedua nilai tersebut, maka pengaturan nilai PID metode

    Ziegler-Nichols 2 adalah sebagai berikut :

    Tabel 2. Aturan tuning PID Ziegler-Nichols

  • 8/19/2019 Simulasi Pengendalian PCT 13 menggunakan LABVIEW

    35/35