kromatografi lapis tipis pct instrumen

17
7 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS KELOMPOK 10 : Novi Andriani Dea Nuraeni Zahrotul Ilmiah Anggraheni Widya Analisa Pacarcetamol dalam sediaan jamu pegal linu

Upload: bagus-r-yudhani

Post on 15-Sep-2015

282 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Farmasi

TRANSCRIPT

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

KROMATOGRAFI LAPIS TIPISKELOMPOK 10 :Novi AndrianiDea NuraeniZahrotul IlmiahAnggraheni Widya

Analisa Pacarcetamol dalam sediaan jamu pegal linu7Latar BelakangTingginya minat masyarakat dalam mengkonsumsi jamu, memicu para produsen jamu untuk berlaku curang, yaitu dengan menambahkan bahan kimia obat ke dalam sediaan jamu mereka. Salah satunya adalah penambahan BKO paracetamol pada jamu pegal linu.Rumusan MasalahBagaimanakah cara mengidentifikasi keberadaan BKO paracetammol dalam sediaan jamu mrnggunakan kromatografi lapis tipis?TujuanMengetahui bagaimana cara identifikasi BKO paracetamol dengan kromatografi lapis tipisMengetahui ada atau tidaknya kandungan BKO paracetamol dalam sediaan jamu pegal linuTinjauan TeoriKromatografi lapis tipis adalah cara pemisahan dengan adsorbsi pada lapisan tipis berupa adsorben.digunakan untuk pemisahan berbagai senyawa seperti ion-ion anorganik, kompleks senyawa-senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa-senyawa organik baik yang terdapat di alam maupun sintetik.Penatalaksanaan Kromatografi Lapis TipisDalam kromatografi lapis tipis pelaksanaannya meliputi:

AdsorbenPenotolan sampelPengembanganVisualisasi dan identifikasiAdsorben Berfungsi sebagai penjerap

Adsorben yang paling umum digunakan yaitu silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oxyde), kieselguhr (diatomeous earth) dan selulosa.

Sedangkan adsorben yang paling sering digunakan adalah silica gel.Pentolan sampelPenotolan sampel biasanya dilakukan dengan menggunakan pipet mikroVolume penotolan diusahakan sekcil mungkin biasanya 10l - 15l.Sampel ditotolkan sejajar dengan baku pembanding pada plat KLT yang sudah diberi batas atas (0,5) dan batas bawah (1cm)

Pengembangan Pengembangan dilakukan dengan mencelupkan dasar plat KLT yang telah ditetesi atau ditotolkan sampel dalam sistem pelarut untuk proses pengembangan. Umumnya dikerjkan dalam tempat yang tertutup.Pemilihan pelarut umumnya didasarkan pada sistem like disolve likePengembangan ini dilakukan selama beberapa waktu sampai eluen merambat 3/4 bagian plat KLT Visualisasi dan identifikasiVisualisasi pada KLT dapat dilakukan dengan menggunakan lampu UV (254-366nm)Terkadang diperlukan suatu pereaksi (berupa penyemprotan reagen tertentu) untuk menampakkan letak bercak, baru setelah itu diamati di bawah lampu UV.Untuk identifikasinya dapat dilakukan dengan membandingkan letak dan warna bercak. Lalu dilakukan perhitungan nilai Rf.

Rf = jarak yang ditempuh komponenjarak yang ditempuh oleh pelarutAnalisa BKO paracetamol dalam jamu pegal linuAlat dan bahan :Sampel jamu serbuk pegal linuBaku pembanding FI paracetamolKOH etanolik 10%KloroformEtil asetatFeCl3Plat KLT silica Gel GF 254Neraca analitikSeperangkat alat sohxletLampu UVChamber+penutup

Prosedur KerjaMeliputi :Ekstraksi sampel jamuProsedur KLTVisualisasi dan identifikasi7Prosedur Ekstraksi sampel dengan sohxletasiDitimbang 10g sampel dibungkus dengan kertas saringDiekstraksi dengan etanol 96%Ditunggu sampai sirkulasi pelarut jernihLalu hasil ekstraksi dikumpulkan dan dilakukan penguapan sampai menjadi ekstrak kental dan dilakukan analisis lanjutan menggunakan KLTProsedur KLTPembuatan fase gerak berupa etil asetat dan kloroform dengan perbandingan (6:4) dimasukkan ke dalam chamber dijenuhkan dengan kertas saring.Pembuatan baku pembanding paracetamol 0,1% b/v dalam etanol 10 ml.Dilakukan penotolan sampel dengan volume 10l (A) pada plat KLT.Ditotolkan pula baku pembanding Paracetamol disebelah sampel dengan volume yang sama (B)Prosedur KLTLalu plat KLT dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase gerak etil asetat : kloroform yang telah dijenuhkan.Ditunggu sampai terjadi perambatan eluen sampai kira2 plat.Lalu plat diangkat menggunakan pinset dan dikeringkan.Lalu dilakukan penyemprotan dengan Fecl3 dan dilakukan pengamatan bercak dibawah lampu UV.Bercak diberi tanda dan dilakukan perhitungan nilai RfHasil

Kesimpulan Berdasarkan hasil identifikasi kromatogram yang disajikan pada tabel 1 diketahui bahwa delapan sampel jamu serbuk pegal linu yang diteliti dalam penelitian ini tidak terdeteksi mengandung parasetamol. Hal ini dikarenakan bercak sampel tidak memiliki nilai Rf dan warna yang sama dengan bercak baku parasetamol.