sikap saat berbeda dengan orangtua

17

Upload: agus-salim

Post on 13-Apr-2017

46 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sikap saat berbeda dengan Orangtua
Page 2: Sikap saat berbeda dengan Orangtua
Page 3: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

Bagaimana Bersikap Saat

Berbeda Pendapat dengan

Orangtua?

Page 4: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

1. Ucapkan Kata Minta Maaf

Pertama-tama kita harus minta maaf pada orang tua kita karena kita tidak sependapat dengan mereka. Meminta maaf tidak selalu

dipakai saat kita berbuat salah, tapi saat kita tidak setuju dengan pendapat orang tua

kita juga harus meminta maaf. Karena mungkin ada beberapa orang tua yang menganggap bahwa beda pendapat itu

membangkang.

Page 5: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

2. Pilihlah Momen Yang Tepat

Jika kita ingin mengutarakan perasaan atau pendapat kita pada orang tua kita pilihlah momen yang tepat. Pilihlah momen disaat

orang tua kita sedang bersantai, di saat mereka tidak dalam suasana marah.Kenapa harus begitu? Agar orang tua kita dapat berfikir

dengan tenang dan tujuan dari pendapat atau perasaan anda dapat tersampaikan. Dengan

begini mungkin mereka akan menyetujui pendapat kita.

Page 6: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

3. Berbicaralah Dengan Baik

Kita harus berbicara dengan baik pada orang tua kita. Mengungkapkan pendapat kita dan

menguraikannya dengan jelas. Kita tidak boleh berbicara dengan nada tinggi karena itu

menandakan kalau kita sedang emosi. Karena kalo mereka orang tua kita mendapat suara kita

yang nadanya marah bisa jadi mereka ikut marah merasa anaknya jadi membangkang dan

cek cok pun tak bisa dihindari.

Page 7: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

4. Berikanlah Contoh Kepada Orang Tua

Disaat kita ingin mengutarakan pendapat atau perasaan kita berikanlah contoh kepada orang tua kita. Agar mereka

mengerti dan paham dengan apa yang anda ungkapkan tersebut. Contoh di sini agar

mereka bisa lebih paham bahwa pendapat kita itu benar.

Page 8: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

5. Mencari Solusi Bersama

Tujuan dari pembicaraan kita dengan orang tua kita tentunya adalah untuk mencari

jalan keluar atau solusi. Diskusikan solusi yang kita miliki dan yang diberikan oleh

orang tua kita. Agar kita dapat menemukan solusi yang terbaik.

Page 9: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

6. Mengalah Untuk Menang

Terkadang orang tua selalu menganggap bahwa mereka lah yang paling benar karena

mereka telah menjalani pahit manisnya kehidupan ini. Sebagai anak kita harus

menghormati itu. Tapi percayalah suatu saat akan terbukti siapa yang benar. Kita atau

orang tua kita.

Page 10: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

7. Peluklah mereka

Dengan memeluk orang tua, itu dapat membantu kita untuk meluluhkan perasaan mereka. Karena pelukan menunjukkan rasa sayang kita kepada mereka. Pelukkan juga

bukti bahwa kita itu memang saying mereka.

Page 11: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

8. Terimalah Dengan Lapang Dada

Pendapat mereka jika benarJika orang tua kita tetap tidak setuju dengan

pendapat kita. Terimalah dengan lapang dada. Janganlah kita menyimpan dendam

kepada orang tua kita. Tetaplah tersenyum, karena kalau pendapat kita memang baik,

mungkin saja suatu saat orang kita kita akan menyetujuinya. Atau mungkin pendapat

orang tua kita memang benar.

Page 12: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

9. Ucapkan Terima Kasih

Berterima kasihlah kepada orang tua kita. Jika mereka menyetujui pendapat anda, sudah pasti anda harus mengucapkan terima kasih. Namun jika mereka tidak setuju ucapkanlah terima kasih karena

mereka telah mau mendengarkan pendapat kita. Dengan beginikan kita dan mereka

sama-sama enak kalo missal pendapat ita di terima atau tidak.

Page 13: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

10. Cintailah Orang Tua Kita

Apapun yang terjadi tetap cintai orang tua kita. Karena mereka adalah orang yang

nomor satu buat kita. Karena apapun yang orang tua kita lakukan pastilah yang terbaik

untuk kita. Karena sudah naluri orang tua kita untuk melindungi dan memberikan yang

terbaik untuk anaknya.

Page 14: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

Al-Qur’an

ك� ك� ع�ن ك�� ك ل ب� ك� ك��ا ع�� � ن�ا ك�ا ب� ع�� ع� ب� ك� ع� ك�� ب� ع�ا �ك �ل ��ا ك ع�� ��ا ك ع�� ��ل� ل� ب ك! ك��ا ك"� ك# ل�� ك$ ى% ك' ك) �كن�ا ب� ك) ك(ا ل* �� ك ل)ل �ك ك(ا ل, ب- ك* بن ك! ك�ا �ك ف. ل"� ك(ا ل* �� ك ل0ل ك! ك2ا ك3 ك(ا ل, ك2ا ع4 �ب ك"� ك(ا ل, ل� ك� ك"� ك- ك� ع5 ب� �

ن(ا ع-� ك4

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik

pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

(Q.S. Al-Isra’ (17) : 23)

Page 15: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

Hadits Nabi

قال : عنهما الله ورضى عمر بن الله عبد عنمن ان وسلم عليه الله صلى الله رسول قال

والديه جل الر يلعن ان ئر الكبا اكبر

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash, ia berkata: “Rasulullah Saw telah bersabda, “ diantara dosa-dosa besar yaitu seseorang

memaki kedua orang tuanya.”

Page 16: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

Hadits Nabi

رسول قال قال عنهما الله رضي عمرو بن الله عبد عن : الوالدين رضى فى الله رضى وسلم عليه الله صلى الله

الوالدين سخط فى الله سخط ووالحاكم ) حبان ابن وصححه الترمذي (اخرجه

Dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu

terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”.

(H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Page 17: Sikap saat berbeda dengan Orangtua

Hadits Nabi

رسول قال قال عنهما الله رضي عمرو بن الله عبد عن : الوالدين رضى فى الله رضى وسلم عليه الله صلى الله

الوالدين سخط فى الله سخط ووالحاكم ) حبان ابن وصححه الترمذي (اخرجه

Dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu

terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”.

(H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)