hubungan pendidikan akhlak dengan sikap birrul...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENDIDIKAN AKHLAK DENGAN SIKAP BIRRUL
WALIDAIN SISWA KELAS IX
DI MTS AL-HUSNA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MU’MIN ABDILAH
NIM. 1113011000093
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEE,IBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Pendidikan Akhlak dengan Sikap Birrul \Yalidain Sisrva
Kelas IX t'trTs Al-Husna, 3rang disu.sun oleh N{u'min Abdilah, Nomor induk Mahasisr,va
(NIM): 1113011000093. Jurusan Pendidikan Agarna Islarn telah melah.ri bimbingan dan
din-vatakan sl"ah sebagai karya ilmiali yang berhak rintrrk diqikan pada sidang muraqa.rah sesuai
k etentuan yan-a ditetapkan fakultas.
」akarta,30 Jallllari 2020
Yang mengesahkan,
Pembirribing Skripsi
DIs.H.Achmad Gholib、 M.Ag.
NIP.195410151979021001
KEⅣIENTERIAN ACA卜 IA
LlIN JAIKAIRTAFITIKプlJた ,ノ 1セ′:(力
^IP,54■,2`ル ′′5■ ′rル■,′″ィ,,k
FORルI(FR)
No Dokumcn :「 ITK"FR― AKD-089
Tgl Terbit : 1 Maret 2()10
No Rcvisi: 1 01
Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SEINDIRI
NamaNIMJurusanAlarnat
■rang bcrtallda tangan di ba、
vah inii
:Muう min Abdilah
:1113011000093:Pcndidikanプヘgal■ a lsialln
:JI Pallll Jaya No 30 Rt/]R、 v Ol]/003,Jatincgara l(at1111,Pu10gadung,
Jakarta Til輸 ur
》IENVATAKAN DENCAN SESUNCGUHNVA
Bah、va skrilDSi yang bcludtll I‐ lubllngan Penclidikatt Akhiak dengan Sikap Birrul
Walidain Sislギ a belas II】 i cli■lTs A]IHusna adalah benar hasil katta scndiri dibaⅥ′ah
bilnbingall dosen:
Nallla Pclllbimbing i Drs lH.Achlnad Gholib,卜 IAg′
卜111P i 19541015 197902 1 001
Dcntikian stlrat pcrnyataan ini saya bllat dcngan scsungguhttya dan saya siap lllcncrillla
scgala kollsckuensi apabila teFbuk‐ ti bah、va skripsi ini bukan llasil kawa scndiri.
Jakarta, 30 Janauri 2020
Mahasisr.va Ybs"
1113011000093
i
ABSTRAK
Mumin Abdillah (1113011000093), “Hubungan Pendidikan Akhlak dengan
Sikap Birrul Walidain Siswa Kelas IX MTs Al-Husna”. Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Januari 2020.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang empiris dan fakta yang
benar, sahih, dan tepat (valid) serta dapat dipercaya (reliable) untuk mengetahui
hubungan antara pendidikan akhlak dengan sikap birrul walidain siswa kelas IX MTs
Al-Husna. Penelitian dilaksanakan di MTs Al-Husna tahun ajaran 2019/2020.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan korelasi. Sampel penelitian
sebanyak 49 siswa yang diperoleh dengan teknik cluster sampling. Pengumpulan data
kemampuan menyelesaikan masalah matematika siswa menggunakan angket
pendidikan akhlak dan angket sikap birrul walidain.
Persamaan regresi liner antara pendidikan akhlak (X) dan sikap birrul walidain (Y)
adalah Ý = 6,09 + 0,937 𝑋. Perhitungan koefisien korelasi pearson product moment
memperoleh hasil 0,8952. Sedangkan keberartian koefisien korelasi menunjukkan
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 13,9185 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,01. Kesimpulan yang didapatkan adalah pendidikan
akhlak dan sikap birrul walidain mempunyai hubungan yang signifikan, sangat erat,
serta searah, dimana kenaikan atau penurunan pendidikan akhlak juga akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan pada sikap birrul walidain siswa. Selain itu,
besarnya pengaruh pendidikan akhlak terhadap sikap birrul walidain berdasarkan
perhitungan koefisien determinan adalah 80,14%.
Kata Kunci: Pendidikan Akhlak, Sikap Birrul Walidain
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan
semesta alam yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan serta nikmat dengan izin-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan
Pendidikan Akhlak dengan Sikap Birrul Walidain Siswa Kelas IX di MTs Al-
Husna”. Tak lupa shalawat dan salam penulis sampaikan Kepada Nabi besar
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pembawa risalah dan Revolusioner
dunia juga pada para sahabat dan pengikutnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis memperoleh banyak dukungan dan saran dari berbagai pihak,
sehingga dengan segala kerendahan hati, ucapan terimakasih penulis sampaikan
dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada:
1. Orangtua penulis yang tercinta, ayahanda Warpa’i dan ibunda Musronah, serta
delapan kakak penulis, Mukhson Nawawi, Mudatsiroh, Muzdalifah, Muqsith
Arifin, Muhyi Al-Amin, Mudzakir Faozi, Muizz Al-Ihsan, semua kakak ipar
dan kakak tersayang Muzayinatun Nur yang telah memberikan semangat,
bantuan baik materil maupun moril, nasihat dan juga do’a yang tiada henti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Achmad Gholib, M.Ag. Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dosen-dosen civitas academica Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing penulis dari awal masuk hingga
iii
bisa menyelesaikan skripsi ini dan Staf-staf/karyawan yang membantu proses
administrasi penulis.
6. Indah Khalimatus Sa’diyah yang selalu setia mendampingi, dan menyemangati
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Bpk. Hasan Basri, S.Pd.I., selaku Kepala Sekolah MTs Nurussalam dan guru-
guru yang telah memberikan izin terhadap penulis untuk melakukan uji
validitas.
8. Bpk. H. M. Asep Rukman, S.Ag., selaku kepala sekolah MTs Al-Husna yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Seluruh guru-guru MTs Al-Husna, dan terkhusus Muhammad Rizal Aziz,
S.Pd., selaku guru Aqidah Akhlak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian dalam skripsi ini.
10. Sahabat-sahabati Rayon Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan
dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman seperjuangan, seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam,
khususnya APACHE yang telah bersama melalui suka dan duka bangku kuliah
dan telah saling memotivasi dan berbagi ilmu dalam penyusunan skripsi
bersama-sama.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan skripsi ini oleh
karena itu penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya, penulis
ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah membantu
penyelesaian laporan skripsi ini.
Jakarta, 25 Februari 2020
Penulis
Mu’min Abdillah
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... vii
BAB I ...................................................................................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ..................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 7
BAB II ..................................................................................................................................... 8
KAJIAN TEORI .................................................................................................................... 8
A. Deskripsi Teori ............................................................................................................. 8
1. Pendidikan Akhlak ................................................................................................... 8
2. Birrul Walidain ...................................................................................................... 19
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 27
BAB III .................................................................................................................................. 28
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................................... 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................... 28
B. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 28
C. Metode Penelitian ...................................................................................................... 28
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 30
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 35
BAB IV .................................................................................................................................. 43
v
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................................. 43
A. Hasil Penelitian .......................................................................................................... 43
1. Deskripsi Data ........................................................................................................ 49
2. Uji Normalitas ........................................................................................................ 51
3. Uji Linieritas .......................................................................................................... 52
4. Analisis Regresi Linier Sederhana ......................................................................... 53
5. Analisis Korelasi .................................................................................................... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................................... 54
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................................. 56
BAB V ................................................................................................................................... 57
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 57
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 57
B. Saran........................................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 59
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 62
vi
DAFTAR TABEL
No Uraian Halaman
1. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Angket Pendidikan Akhlak 30
2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Sikap Birrul Walidain 31
3. Tabel 3.3 Skor Jawaban Angket 32
4. Tabel 3.4 Kriteria Nilai Reliabilitas Alpha Cronbach 34
5. Tabel 3.5 Kualifikasi Variabel 35
6. Tabel 3.6 Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi Antar Variabel 41
7. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Pendidikan
Akhlak
44
8. Tabel 4.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Pendidikan Akhlak Setelah
Uji Validitas
45
9. Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Sikap Birrul
Walidain
46
10. Tabel 4.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Sikap Birrul Walidain
Setelah Uji Validitas
48
11. Tabel 4.5 Ringkasan Deskripsi Data Pendidikan Akhlak
Kualifikasi Variabel Pendidikan Akhlak
49
12. Tabel 4.6 Kualifikasi Variabel Pendidikan Akhlak 50
13. Tabel 4.7 Ringkasan Deskripsi Data Sikap Birrul Walidain 50
14. Tabel 4.8 Kualifikasi Variabel Sikap Birrul Walidain 51
15. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Normalitas 52
16. Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Pengujian Linieritas 52
17. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi 53
18. Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Analisis Korelasi
54
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Pendidikan Akhlak Siswa (Sebelum Uji Validasi)
Lampiran 2 Angket Penelitian Pendidikan Akhlak Siswa (Sebelum Uji Validasi)
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Sikap Birrul Walidain (Sebelum Uji Validasi)
Lampiran 4 Angket Penelitian Sikap Birrul Walidain Siswa (Sebelum Uji Validasi)
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Pendidikan Akhlak Siswa (Sesudah Uji Validasi)
Lampiran 6 Angket Penelitian Pendidikan Akhlak Siswa (Sesudah Uji Validasi)
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Sikap Birrul Walidain (Sesudah Uji Validasi)
Lampiran 8 Angket Penelitian Sikap Birrul Walidain Siswa (Sesudah Uji Validasi)
Lampiran 9 Hasil Instrumen Pendidikan Akhlak Siswa
Lampiran 10 Hasil Instrumen Sikap Birrul Walidain Siswa
Lampiran 11 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Pendidikan Akhlak Siswa
Lampiran 12 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Birrul Walidain
Lampiran 13 Perhitungan Uji Validitas Isntrumen Pendidikan Akhlak Siswa
Lampiran 14 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Sikap Birrul Walidain
Lampiran 15 Skor Pendidikan Akhlak dan Sikap Birrul Walidain Siswa
Lampiran 16 Perhitungan Deskripsi Statistik Pendidikan Akhlak
Lampiran 17 Perhitungan Deskripsi Statistik Sikap Birrul Walidain
Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Variabel Pendidikan Akhlak Dengan
Metode Liliefors
Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas Variabel Sikap Birrul Walidain Dengan
Metode Liliefors
viii
Lampiran 20 Perhitungan Manual Uji Linieritas Antara Pendidikan Akhlak dan
Sikap Birrul Walidain
Lampiran 21 Output SPSS Perhitungan Uji Linieritas Antara Pendidikan Akhlak (X)
dan Sikap Birrul Walidadin (Y)
Lampiran 22 Perhitungan Manual Uji Regresi Linier Sederhana
Lampiran 23 Output SPSS Perhitungan Uji Persamaan Regresi
Lampiran 24 Perhitungan Uji Korelasi Pearson Product Moment
Lampiran 25 Tabel Normal
Lampiran 26 Tabel Distribusi F
Lampiran 27 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 28 Surat Izin Penelitian
Lampiran 29 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 30 Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, keceradasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pendidikan menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II pasal
3 tentang tujuan pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut:
Pendidikan nasional befungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Dalam hal ini, terlihat bahwa Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan
menciptakan manusia yang berkualitas, memiliki keseimbangan antara
perkembangan akal dan jiwa, meningkatnya kualitas iman dan akhlak sehingga
pada akhirnya terwujudlah manusia yang sempurna. Artinya, dengan
memperhatikan perkembangan akal dan jiwa, serta kualitas iman dan akhlak
secara seimbang akan melahirkan manusia yang memiliki aspek intelektual dan
aspek spiritual yang sempurna. Dengan demikian, pendidikan akhlak menjadi
bagian integral dari keseluruhan sistem pendidikan nasional. Hal ini
mengakibatkan pendidikan akhlak memiliki kedudukan yang penting dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan tidak dapat dipisahkan dengan aspek-
1 Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), h. 4. 2 Undang-Undang Republik Inonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS).
2
aspek lainnya, seperti spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan dan keterampilan.
Di dalam pandangan Islam, pendidikan akhlak adalah misi utama yang
harus dilaksanakan dalam kehidupan seorang Muslim. Sebagaimana yang
dijelaskan Kasmiati dalam jurnalnya yang berjudul Konsep Pendidikan Akhlak
dalam Islam:
Akhlak sejatinya tidak bisa dipisahkan dari Islam karena keduanya
merupakan satu kesatuan, di sisi lain akhlak merupakan produk nyata dari
keinginan ajaran Islam itu sendiri. Karena tujuan utama dari ajaran Islam
itu adalah membentuk manusia berakhlak. Dapat diibaratkan keterkaitan
akhlak dengan Islam itu bagaikan gula dengan manis, sehingga kita tidak
bisa membedakan mana yang gula dan mana yang manisnya karena
keduanya merupakan satu kesatuan yang erat dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya.3
Hal ini juga sesuai dengan adanya isi Al-Quran dan hadits-hadits nabi yang
memberi perintah ataupun peringatan kepada kaum muslim untuk mendidik
generasi muda supaya memiliki budi pekerti yang luhur. Salah satu contoh
peringatan yang terkandung dalam Al-Quran mengenai pendidikan akhlak adalah
supaya semua orang memelihara diri sendiri dan keluarga dari azab neraka, yakni
dengan menanamkan takwa kepada Allah SWT dan budi pekerti luhur. Hal ini
diakibatkan karena tidak ada sesuatu yang lebih banyak memasukan manusia ke
dalam syurga daripada takwa kepada Allah dan budi pekerti yang luhur.
Contoh peringatan lainnya adalah untuk tidak meninggalkan keturunan
yang lemah sehingga akan menimbulkan kekhawatiran. Untuk mencegah hal
demikian, tidak hanya dengan mewariskan harta kekayaan, melainkan juga
melalui membekali generasi-generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan
kecakapan-kecakapan yang diperlukan, sehingga mereka mampu tampil sebagai
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.4 Hal ini juga dapat diartikan bahwa
pendidikan akhlak menjadi misi utama orangtua dalam membesarkan seorang
3 Kasmiati, Konsep Pendidikan Akhlak dalam Islam, dalam Jurnal Potensia, Vol. 13, 2014, h. 259. 4 A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Yayasan Pendidikan Islam FAJAR
DUNIA, 1999), h. 6.
3
anak karena pendidikan akhlak menjadi fondasi dan landasan yang kuat bagi
kehidupan manusia.
Menurut M. Quraish Shihab, “Anak dilahirkan membawa fitrah kesucian,
namun fitrah tersebut berada dalam lubuk jiwanya. Orang tua (ibu bapak,
keluarga) dan lingkungan harus mampu mengembangkan dan menampakkan
fitrah tersebut dalam dunia nyata”.5 Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa
manusia dilahirkan dengan keadaan suci. Jika diibaratkan, manusia yang baru
lahir seperti selembar kertas yang masih bersih, putih, dan belum ternoda oleh satu
titik tinta. Sehingga peran orangtualah yang pertama kali melukiskan di atas kertas
putih tersebut, akankah dilukis dengan kebaikan atau keburukan.
Sebagai Muslim, diwajibkan bagi orangtua yang sudah diamanahkan
seorang anak untuk mendidik dengan sebaik mungkin dan menanamkan nilai-nilai
akhlak mulia kepada anaknya. Hal ini dikarenakan keluarga yang merupakan
orangtua menjadi lingkungan pertama yang dikenal oleh anak sebelum mengenal
lingkungan lain. Selain itu, akhlak juga dibentuk dari pengalaman yang dilalui
seorang anak sejak kecil. Dengan demikian, orangtua dan keluarga terdekat
lainnya dijadikan sebagai pendidik, pembimbing, dan pembina pertama bagi anak
yang akan menentukan pembentukan akhlak ketika dewasa.
Pada faktanya, masih ada orangtua yang belum memahami perannya
dalam pendidikan dan pembinaan akhlak terhadap anak. Mereka tidak jarang
menuntut anak-anaknya untuk mampu bersaing di era globalisasi tanpa
membentengi mereka dengan iman dan akhlak yang nantinya akan melindungi
mereka dari pengaruh buruk dari lingkungan yang muncul. Selain itu, tidak sedikit
juga orangtua yang mempunyai kesibukan di luar rumah dengan alasan tuntutan
ekonomi. Terlebih lagi, tidak sedikit orangtua yang bekerja di luar rumah dengan
alasan usia anak yang sudah besar. Pernyataan ini mengakibatkan peran ibu dan
ayah sebagai pembimbing akhlak yang pertama bagi anak-anak semakin hilang.
Sehingga anak-anak tidak dapat lagi mempelajari nilai akhlak di rumah.
5 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2010), h. 756-757.
4
Di samping itu, tidak sedikit juga orangtua yang memilih untuk
mempercayakan pendidikan akhlak anak kepada pihak sekolah. Dengan
demikian, sekolah menjadi wadah pendidikan akhlak anak setelah rumah atau
keluarga. Sedangkan guru merupakan pembimbing kedua setelah orangtua dalam
pendidikan akhlak. Oleh karena itu, variabel independen dalam penelitian ini
adalah pendidikan akhlak di sekolah.
Sebagaimana yang sudah diketahui, sekolah adalah lingkungan
pendidikan sekunder. Selain itu, sekolah juga merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang bertujuan untuk membentuk anak didik yang berakhlak mulia
dan berbudi pekerti luhur dalam rangka mencerdaskan bangsa. Hal ini senada
dengan tujuan pendidikan nasional yang sudah dibahas di awal. Sehingga
pendidikan akhlak menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di sekolah. Hal
ini sesuai dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama yang mempelajari
tentang akhlak yang baik di samping mempelajari tentang permasalahan agama,
salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sementara itu,
pendidikan akhlak di sekolah yang dinaungi oleh Kementrian Agama, misalnya
MTs disediakan mata pelajaran khusus, yaitu mata pelajaran Akidah Akhlak.
Dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akidah Akhlak,
bukan berarti sekolah hanya mengandalkan guru pengampu dua mata pelajaran
tersebut untuk memberikan pendidikan akhlak kepada anak. Hal ini dikarenakan
sekolah yang merupakan salah satu lembaga pendidikan. Artinya, semua bagian
yang terstruktur di dalamnya memiliki tanggung jawab pada pendidikan akhlak.
Salah satu bagian yang terstruktur di sekolah adalah guru dari semua mata
pelajaran.
Di dalam sekolah, sebaiknya peran guru tidak hanya tertuju pada
pembelajaran untuk pengetahuan kognitif saja, melainkan juga diimbangi dengan
pembelajaran akhlak dan sikap. Sehingga seorang guru tidak hanya bertanggung
jawab memberikan pengajaran, melainkan juga bimbingan kepada anak-anak
didik mereka agar kelak menjadi manusia yang baik serta memiliki nilai-nilai
akhlak yang mulia, serta sanggup menempatkan dirinya sebagai figur teladan yang
5
baik dalam setiap tutur kata dan perbuatannya. Oleh karena itu, keberadaan
seorang guru merupakan cermin bagi anak didiknya.
Pada umumnya, anak yang duduk di bangku MTs menghabiskan waktu
sekitar 7 atau 8 jam sehari di sekolahnya. Ini berarti bahwa sepertiga waktunya
dilewatkan di sekolah pada setiap harinya, sehingga pendidikan di sekolah dapat
mempengaruhi perkembangan anak dalam berakhlak. Selain itu, menurut
tingkatan perkembangannya, siswa sekolah menengah berada pada tingkat
perkembangan yang disebut “masa remaja” atau pubertas. Masa ini merupakan
periode transisi masa kanak-kanan menuju masa dewasa. Mereka berada dalam
masa ketika terjadi perubahan-perubahan fisiologis.6 Artinya, pada masa-masa ini
seorang anak sudah mengetahui batasan-batasan sikap yang boleh dan tidak boleh
diaplikasikan, terutama batasan bersikap terhadap orangtua, guru, maupun teman.
Sehingga pendidikan akhlak yang diajarkan kepada anak di sekolah juga dapat
digambarkan melalui sikap anak di luar sekolah. Salah satu sikap yang dapat
diaplikasikan di rumah melalui pendidikan akhlak di sekolah adalah sikap Birrul
Walidain, yaitu sikap anak untuk berbuat baik kepada orangtua.
Birrul walidain atau sikap berbuat baik kepada orang tua merupakan hal
yang sangat penting bagi anak atau siswa. Hal ini dikarenakan Birrul walidain
juga dapat diartikan sebagai upaya membalas budi atas apa yang telah diberikan
orang tua kepada anak. Sudah sepatutnya seorang anak untuk berbakti dan berbuat
baik kepada kedua orangtua, karena pertama, kedua orangtua telah berkorban dan
mencurahkan kasih sayang yang sangat besar lagi tulus kepada anak-anaknya dan
kasih sayang mereka tidak dapat diukur dengan sesuatu apapun. Kedua orangtua
merupakan sebab wujudnya kita. Maka sudah sepantasnya kita menghormati,
menjunjung tinggi dan meneruskan kebaikan-kebaikan mereka.
Akan tetapi, pada masa ini tidak sedikit orangtua yang memanjakan
anaknya dengan berlebihan. Hal ini mengakibatkan batasan antara hak dan
kewajiban seorang anak terhadap orangtua menjadi tidak terlihat. Selain itu juga
mengakibatkan lunturnya sikap Birrul Walidain seorang anak.
6 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosdakarya, 2011), h. 116.
6
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melaksanakan penelitian
dengan judul: “Hubungan Pendidikan Akhlak dengan Sikap Birrul Walidain
Siswa kelas IX di MTs Al-Husna”.
B. Identifikasi Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi
permasalahan pada beberapa hal, yaitu:
1. Terdapat siswa yang kurang memahami cara bersikap baik terhadap orangtua
sehingga cenderung kepada sikap durhaka terhadap orangtua.
2. Orangtua kurang berperan dalam memberikan pendidikan akhlak kepada
anaknya, sehingga mereka menyerahkan sepenuhnya tugas pendidikan akhlak
kepada pihak sekolah.
3. Kurangnya pemahaman orangtua dalam menyayangi anaknya sehingga dapat
mengikis sikap Birrul Walidain seorang anak.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, agar penelitian tidak
meluas, maka penulis hanya membatasi permasalahan pada:
1. Pendidikan Akhlak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan
akhlak yang terdiri dari akhlak kepada Allah, akhlak kepada diri sendiri,
akhlak kepada sesama makhluk hidup, dan akhlak kepada lingkungan.
2. Sikap Birrul Walidain adalah sikap yang baik kepada orangtua. Dalam
penelitian ini berfokus pada menaati perintah orangtua, berbicara dan bersikap
kepada orangtua dengan sopan santun, meminta ijin dan doa restu kepada
orangtua, membantu tugas dan pekerjaan orangtua, menjaga nama baik
orangtua, serta mendoakan orangtua.
3. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa MTs Al-Husna, yang
menjadi objek penelitian yaitu siswa kelas IX.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan antara pendidikan akhlak dengan sikap
Birrul Walidain siswa kelas IX di MTs Al-Husna?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak
dengan sikap birrul walidain siswa kelas IX MTs Al-Husna.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh diantaranya sebagai berikut:
1. Sebagai bahan referensi bagi pihak universitas dan pendidik lainnya dalam
mengembangkan pendidikan siswa.
2. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi dunia akademis, praktisi
pendidikan dan orang-orang yang berada dalam dunia pendidikan.
3. Bagi siswa: membangun budi pekerti untuk berakhlak mulia, serta
mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing dan berkompetisi di
masyarakat nanti.
4. Bagi guru; sebagai bahan referensi guru untuk menjadi seorang pendidik yang
berkompeten sehingga mampu menciptakan siswa yang mampu berkompeten.
5. Bagi Masyarakat: memberikan sumbangsih hasil penelitian tentang hubungan
sikap keberagamaan dalam lingkungan keluarga dengan hasil belajar siswa di
sekolah
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Akhlak
a. Pengertian Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak merupakan dua rangkaian kata yang terdiri dari kata
“pendidikan” dan “akhlak”. Sebelum penulis menjelaskan mengenai
pengertian pendidikan akhlak, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai
pengertian pendidikan, kemudian pengertian akhlak dan selanjutnya
pengertian pendidikan akhlak yang merupakan penggabungan dari kata
pendidikan dan kata akhlak.
Secara etimologi, istilah pendidikan dalam bahasa indonesia berasal
dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”,
mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya).7
Secara terminologi, pendidikan diartikan oleh para tokoh pendidikan
sebagai berikut:
a) W.J.S. Poerwadarminta menjelaskan secara linguistis, sebagai kata
benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap dan tinglah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan latihan.8
b) M. Ngalim Purwanto mendefinisikan pendidikan sebagai segala usaha
orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.9 Atau lebih
jelas lagi, pendidikan ialah suatu upaya yang dilakukan oleh orang
7 Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2015), h. 15. 8 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 13. 9 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2007), h. 11.
9
dewasa kepada anak-anak, agar mereka dapat bermanfaat bagi diri
mereka sendiri dan masyarakat.
c) Muhammad Jamaluddin Ali Mahfuzh menjelaskan pendidikan secara
umum adalah makna yang mencakup semua perkembangan bagi
kemampuan seseorang lalu mengarahkannya kepada arah yang benar.
Ini berarti pula pendidikan adalah memperhatikannya dari segala
aspek.10
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa, “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.11
Dengan demikian, pendidikan merupakan segala usaha yang
dilakukan pendidik dalam membangun sebuah pergaulan dengan peserta
didik untuk memimpin perkembangan potensi-potensi yang dimiliki peserta
didik baik jasmani dan rohaninya menuju ke arah kesempurnaan.
Dari definisi-definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendidikan adalah proses segala usaha untuk mendidik, membimbing,
membina, membentuk dan mengembangkan potensi manusia melalui
pemberian berbagai ilmu pengetahuan dan menanamkan nilai-nilai serta
dasar-dasar pandangan hidup agar menjadi manusia yang berpotensi dan
berakhlak mulia untuk keberlangsungan hidup dan berkehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sedangkan pengertian akhlak, menurut Abudin Nata, “Akhlak berasal
dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa,
yukhliqu, ikhlaqan, yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah
10 Muhammad Jamaluddin Ali Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2001), h.155. 11 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 4.
10
(kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-
maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din (agama)”.12
Secara istilah pengertian akhlak menurut Abuddin Nata sebagai sifat
yang melekat pada diri seseorang dan menjadi identitasnya. Selain itu
akhlak dapat pula diartikan sebagai sifat yang telah dibiasakan, ditabiatkan,
didarahdagingkan, sehingga menjadi kebiasaan dan mudah dilaksanakan,
dapat dilihat indikatornya, dan dapat dirasakan manfaatnya.13
Menurut Zakiayah Daradjat, “Secara terminologi akhlak ialah
keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatanperbuatan
tanpa melalui pertimbangan pemikiran terlebih dahulu. Ilmu akhlak adalah
ilmu yang menetukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela,
tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin”.14
Menurut Ibnu Maskawaih yang dikutip oleh A. Mustofa bahwasanya
akhlak, yaitu:
لن فس داع ية لها الى اف عال ها م ن غير ف كر والرو ية الحال ل
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan
pikiran terlebih dahulu.”
Iman Al-Ghazali mengemukakan definisi Akhlak, sebagaimana yang di
kutip oleh A. Mustofa sebagai berikut:
ها تصدر االف عال ب سهولة ويسر م ن خة عن نة ف ي ن فس راس فالخلق ع ب رة عن هي
غير حاجة إ لي ف كر ورو ية.
12 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),
h. 1 13 Ibid, h. 208 14 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
1995), h. 10
11
“Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya lahir perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa
memerlukan pertimbangan dan pemikiran”.
Farid Ma’ruf yang juga sebagaimana di kutip oleh A. Mustofa membuat
kesimpulan bahwa akhlak merupakan kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.15
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu sifat
atau watak yang melekat dalam diri seseorang dan tertanam dalam jiwa yang
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatanperbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran terlebih dahulu. Akhlak
juga disebut kebiasaan yang melekat pada diri seseorang yang dilakukan
secara spontan tanpa pemikiran terlebih dahulu.
Dari penjelasan mengenai pendidikan dan akhlak tersebut di atas,
tampak erat kaitannya antara pendidikan dan akhlak, yang pada intinya
upaya menginternalisasikan nilai-nilai, ajaran, pengalaman, sikap dan
system kehidupan secara holistik, sehingga menjadi sifat, karakter dan
kepribadian peserta didik.16
Dalam menumbuhkan akhlak yang baik dapat pula diperoleh dari hasil
penalaran manusia (rasio) itu sendiri. Namun, akhlak yang baik akan lebih
kokoh jika didasarkan pada nilai-nilai agama yang bersumber dari al-
Qur’an. Hal yang demikian itu dapat dipahami karena nilai-nilai akhlak
yang berdasarkan agama (al-Qur’an) memiliki nilai eskatologis, yaitu
berakhlak mulia dalam pandangan agama bukan hanya akan mendapatkan
keuntungan di dunia saja, melainkan pahala di akhirat. Pahala inilah yang
lebih kuat motivasinya dalam mendorong seseorang untuk berakhlak mulia.
Oleh karena itu, pendidikan akhlak adalah inti pendidikan semua jenis
15 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), h. 12-13. 16 Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 208.
12
pendidikan karena ia mengarahkan pada terbentuknya perilaku lahir dan
batin manusia, sehingga menjadi manusia yang seimbang antara lahir dan
batinnya.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah
proses segala usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk mendidik,
membimbing, membina, dan membentuk manusia yang tidak hanya
berintelektual tetapi juga mempunyai budi pekerti dan kepribadian yang
terbiasa melakukan perbuatan baik karena ikhlas semata-mata karena Allah
SWT tanpa adanya paksaan dan imbalan, sehingga menjadi manusia yang
humanis (bermoral).
b. Tujuan Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak bertujuan untuk membina kualitas manusia prima
dengan ciri-ciri beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT; berakal sehat
atau mempunyai kemampuan akademik; mempunyai kematangan
kepribadian, berbudi luhur; mempunyai keterampilan belajar dan bekerja.17
Maka dengan pendidikan akhlak, manusia diharapkan menjadi makhluk
yang beriman, bertakwa, memiliki kekuatan rohani yang tinggi serta mampu
beradaptasi dengan masyarakat dengan keluhuran budi pekerti.
Menurut Ramayulis, tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah
“untuk membentuk manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan
dalam bicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana,
sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci, dengan kata lain
pendidikan akhlak bertujuan melahirkan manusia yang memiliki keutamaan
(al-fadhilah).”18 Pada dasarnya tujuan pendidikan akhlak adalah agar setiap
muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai atau beradat istiadat
yang baik sesuai dengan ajaran Islam agar manusia berada dalam kebenaran
dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh
Allah SWT.
17 Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), h. 120. 18 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), h. 149.
13
Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak yaitu mendidik setiap muslim
agar berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus (al-
şirāt al-mustaqîm), dengan berbudi pekerti yang baik sesuai dengan ajaran
Islam sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan
akhlak juga adalah untuk membuat manusia dapat mengimplementasikan
keimanannya dengan baik sehingga membentuk karakter muslim yang
memiliki sifat-sifat terpuji.
c. Macam-macam Akhlak
1) Akhlak Terpuji (al-akhlak al-karimah)
Akhlak yang baik ialah segala tingkah laku yang terpuji (mahmudah)
juga bisa dinamakan fadhilah (kelebihan). Al-Ghazali menggunakan
perkataan munjiyat yang berarti segala sesuatu yang memberikan
kemenangan atau kejayaan.19
Menurut Ibnu Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan dan
keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji, menurutnya, berpangkal dari
kedua hal itu. Ia memberikan gambaran tentang bumi yang tunduk pada
ketentuan allah Swt, lalu turun taufik dari allah, ia akan meresponsnya
dengan sifat-sifat terpuji.
Al-Ghazali menerangkan adanya empat pokok keutamaan akhlak yang
baik, yaitu sebagai berikut:
a) Mencari hikmah. Hikmah ialah keutamaan yang lebih baik. Ia
memandang bentuk hikmah yang harus dimiliki oleh seseorang, yaitu
jika berusaha untuk mencpai kebenaran dan ingin terlepas dari semua
kesalahan dari semua hal.
b) Bersikap berani. Berani berarti sikap yang dapat mengendalikan
kekuatan amarahnya dengan akal untuk maju. Orang yang memiliki
akhlak baik biasanya pemberani, dapat menimbulkan sifat-sifat yang
mulia, suka menolong cerdas, dapat mengendalikan jiwanya, suka
19 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2008), h. 38.
14
menerima saran dan kritik orang lain, penyantun, memiliki perasaan
kasih dan cinta.
c) Bersuci diri. Suci berarti mencapai fitrah, yaitu sifat yang dapat
mengendalikan syahwatnya dengan akal dan agama. Orang yang
memiliki sifat fitrah dapat menimbulkan sifat-sifat pemurah, pemalu
sabar, toleransi, sederhana, dan suka menolong, cerdik, dan tidak rakus.
Fitrah merupakan potensi yang diberikan oleh Allah, dibawa oleh
manusia sejak lahir yang menurut tabiatnya cenderung kepada kebaikan
dan mendorong manusia untuk berbuat baik.
d) Berlaku adil. Adil, yaitu seseorang yang dapat membagi dan memberi
haknya sesuai dengan fitrahnya, atau seseorang mampu menahan
kemarahannya dan nafsu syahwatnya untuk mendapatkan hikmah di
balik peristiwa yang terjadi. Adil juga berarti tindakan keputusan yang
dilakukan dengan cara tidak berat sebelah atau merugikan satu pihak
tetapi saling menguntungkan. Pepatah mengatakan langit dan bumi
ditegakkan dengan keadilan.20
2) Akhlak Tercela (al-akhlak al-madzmumah)
Akhlaqul madzmumah ialah perangai atau tingkah laku pada tutur kata
yang tercermin pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang
tidak menyenangkan orang lain.21
Menurut Nina Aminah, “Akhlak madzmumah ialah tingkah laku yang
tercela atau akhlak yang jahat (qabihah)”.22 Jadi, akhlaqul madzmumah
adalah perilaku akhlak yang buruk, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Perilaku yang dilarang oleh Allah SWT bila seseorang melakukannya maka
ia akan mendapatkan dosa bahkan azab dari-Nya, selain itu ia juga akan
direndahkan derajatnya di hadapan Allah SWT dan di hadapan manusia.
Yang termasuk akhlaqul madzmumah antara lain:
20 Ibid, h. 40. 21 Ibid, h. 56. 22 Nina Aminah, Studi Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 72.
15
1) Al-Syirku (Syirik/Menyekutukan). Syirik adalah menyamakan sesuatu
dengan Allah SWT dalam hal-hal yang secara khusus dimiliki oleh-Nya.
Diantaranya menyamakan Allah SWT dengan makhluk-Nya mengenai
sesuatu yang berkaitan dengan pemeliharaan alam, menyamakan Allah
SWT dengan makhluk-Nya mengenai nama dan sifat-Nya, menyamakan
Allah SWT dengan makhluk-Nya mengenai ketuhanan.23
2) Al-Annaniyyah (Egoistis). Menurut Nuryanto, Sifat egois adalah “sifat
buruk yakni sifat yang hanya mau menang sendiri tanpa mempedulikan
orang lain sifat yang seperti ini tidak pantas ada pada orang mukmin”.24
Dalam kehidupan sehari-hari penyakit mental ini dapat diketahui dari
sikapnya yang selalu mementingkan dan mengutamakan kepentingan
dirinya diatas segala-galanya, tanpa mengindahkan kepentingan orang
lain.
3) Al-Zhulmu (Aniaya). Al-Zhulmu (aniaya), ialah “meletakkan sesuatu
tidak pada tempatnya, mengurangi hak yang seharusnya diberikan”.25
Dzalim atau aniaya adalah lawannya dari adil. Orang yang aniaya baik
terhadap dirinya maupun terhadap orang lain, akan menimbulkan
perbuatan fasik, karena ia tidak mampu menempatkan sesuatu pada
tempatnya, perbuatan yang merugikan orang lain atau mengambil hak
orang lain yang akhirnya dapat menimbulkan kehancuran.
4) Al-Bagyu (Menjadi Pelacur). Adalah suka obral diri pada lawan jenis
yang tidak berhak (melacur) karena itu merupakan perbuatan buruk yang
dikutuk Allah SWT dan juga oleh masyarakat baik lakilaki maupun
perempuan. Kegemaran melacur, menimbulkan mudharat yang tak
terhingga, dapat memperoleh penyakit dan merusak tatanan sosial. “Al-
Baghyu apapun alasanya adalah merupakan perbuatan buruk dan
merupakan akhlak yang tercela”.26 Oleh sebab itu, manusia yang
23 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 122. 24 Nuryanto, Eksistensi Pendidikan Pondok Pesantren Terhadap Perubahan Akhlak Santri, Jurnal
Tarbawiyah, Vol. 10 No. 2, 2013, h. 107. 25 M. Yatimin Abdullah, op. cit., h. 16. 26 Nuryanto, loc. cit.
16
beralasan karena desakan ekonomi atau karena patah hati dengan suami
atau isterinya dan mencari kesenangan pada jalan yang salah, jelas
dilaknat oleh Allah SWT.
5) Al-Gasysyu (Curang). Curang menurut KBBI artinya “tidak jujur; tidak
lurus hati; tidak adil”. Kecurangan atau curang identik dengan
ketidakjujuran. Curang dimaksud disini adalah orang yang apabila
menerima timbangan dari orang lain minta cukup, tetapi apabila ia
menimbang untuk orang lain ia kurangi.
6) Al-Kazibu (Dusta) adalah mengatakan yang tidak benar untuk
menyesatkan. Dusta merupakan pelanggaran paling serius terhadap
kebenaran. Berdusta berarti berbicara atau berbuat melawan kebenaran
untuk menyesatkan orang yang mempunyai hak untuk mengetahui
kebenaran. Allah SWT dan Rasul-Nya melarang keras seorang berkata
dusta, karna ucapan dusta adalah termasuk salah satu ciri-ciri orang
munafik.
Dari pendapat diatas penulis menarik kesimpulan bahwa akhlak
yang menjadi tujuan sekaligus teladan bagi setiap muslim adalah akhlaqul
karimah sehingga apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi disamping kita harus
menerapkan akhlaqul mahmudah kita juga harus menghindari akhlaqul
mazmumah agar kita bisa mendapatkan kebahagiaan, kesenangan,
kepuasan, kenikmatan, sesuai dengan yang diharapkan tanpa harus
melakukan keburukan.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
Dalam Islam, tatanan nilai yang memutuskan suatu tingkah laku itu
baik atau buruk ditetapkan dalam konsep akhlāqul karîmah, yang
merupakan suatu konsep yang mengatur hubungan antara manusia dengan
Allah SWT, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitarnya,
serta mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
17
Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam Islam, diantara ruang
lingkup pendidikan akhlak adalah sebagai berikut:
1) Akhlak terhadap Allah SWT (khaliq)
2) Akhlak terhadap makhluk, terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Akhlak terhadap manusia, antara lain:
(1) Akhlak terhadap Rasulullah SAW
(2) Akhlak terhadap orang tua
(3) Akhlak terhadap diri sendiri
(4) Akhlak terhadap keluarga, karib kerabat
(5) Akhlak terhadap tetangga
(6) Akhlak terhadap masyarakat.
b) Akhlak terhadap bukan manusia.
(1) Hewan
(2) Tumbuh-tumbuhan.27
Berdasarkan uraian di atas, maka ruang lingkup akhlak adalah
seluruh aspek kehidupan seseorang sebagai individu, yang bersinggungan
dengan sesuatu yang ada diluar diluar dirinya. Karena sebagai individu, dia
pasti berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya, dan juga berinteraksi
dengan berbagai kelompok kehidupan manusia secara sosiologis, dan juga
berinteraksi secara metafisik dengan Allah SWT sebagai pencipta alam
semesta.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak
Pada dasarnya setiap manusia memiliki keinginan untuk memiliki
kepribadian yang baik. Para siswa merupakan generasi muda yang akan
menentukan masa depan bangsa. Untuk itu, perlu dilakukan pembinaan
akhlak bagi mereka dan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran
norma-norma agama dan masyarakat.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak seseorang, yaitu:
27 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 356-359.
18
1) Keluarga
Keluarga merupakan persekutuan terkecil yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak, yang dimana keduanya memiliki peranan yang sangat penting
bagi perkembangan anak-anaknya. Keluarga merupakan peletak dasar
utama dalam perkembangan anak. Berikut ini hal yang perlu diperhatikan
oleh kedua orangtua agar akhlak atau moral keagamaan anak dapat
berkembang dengan baik, diantaranya: Konsistensi dalam mendidik, Sikap
orangtua dalam keluarga, Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut.
2) Sekolah
Perkembangan akhlak anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan
sekolah. Disekolah ia berhadapan dengan beberapa guru. Kasih sayang guru
kepada murid tidak seperti kasih sayang orangtua kepada anaknya, sebab
guru dan murid tidak terikat oleh tali kekeluargaan. Guru bertanggung
jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, ia harus memberi contoh dan
teladan bagi mereka, dalam segala mata pelajaran ia berupaya menanamkan
akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan di luar sekolahpun ia harus
bertindak sebagai seorang pendidik.
3) Masyarakat
Masyarakat juga berperan dalam pembentukan akhlak anak atau
seseorang. Jika ia berada dalam lingkungan masyarakat yang berbudaya,
maka ia akan menjadi baik. Begitupun sebaliknya, jika seseorang berada
dalam lingkungan yang melanggar norma-norma, baik norma agama atau
masyarakat, maka ia akan menjadi kurang baik.
Akhlak siswa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas, maka
orangtua, guru serta masyarakat harus memberikan suri tauladan yang baik,
karena kitalah yang akan mencetak mereka menjadi generasi yang
berakhlakul karimah.
19
2. Birrul Walidain
a. Pengertian Birrul Walidain
Birrul Walidain terdiri dari dua kata, yaitu Al-Birru dan Al-
Walidain. Al-Birru memiliki makna baik, kebaikan, ketaatan, berakhlak
baik; dikatakan juga dengan kumpulan kebaikan atau nama bagi segala yang
baik.28 Birrul berasal dari kata بر - يبر - بر, dalam lisan al’Arabi diartikan
Birrul dengan al-Shiddiqu (kebenaran) dan tha’ah (ketaatan). Namun dalam
konteks Birrul Walidain, maka makna kata yang lebih tepat adalah berbakti.
Kata yang kedua adalah Walidain yang memiliki makna kedua orang tua.
Adapun walidain (ayah dan ibu) merupakan gabungan dari al-Walid (ayah)
dan al-Walidah (ibu).
Al-Imam adz-Dzahabi menjelaskan bahwa birr alwalidain itu hanya
dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban yaitu pertama,
menaati segala perintah orang tua kecuali dalam maksiat. Kedua, menjaga
amanat harta yang dititipkan orang tua atau diberikan oleh orang tua. Ketiga,
membantu atau menolong orang tua apabila mereka membutuhkan.29
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya Birrul Walidain merupakan
kewajiban seorang anak dalam mendoakan, menaati, mematuhi, berbakti,
melimpahkan kasih sayang, berlemah lembut terhadap kedua orang tua
dalam hal apapun selama perkara tersebut bukan hal yang maksiat atau
diluar syar’iat Islam.
b. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
Dalam ajaran agama Islam, berbakti kepada orangtua merupakan
suatu kewajiban. Oleh karena itu, siapa saja yang mengaku beragam Islam
harus berbakti kepada kedua orangtuanya, tanpa memerdulikan orangtuanya
muslim atau non-muslim.
Menjadi salah satu hal yang wajib diperhatikan oleh pendidik adalah
mengenalkan hak-hak kedua orangtua terhadap anak, yaitu berbuat baik
28 Ayat Dimyati, Hadist Arbai’in: Masalah Aqidah, Syariah & Akhlak, (Bandung: Marja, 2001),
h.159. 29 Juwariyah, Hadits Tarbawi, (Yogyakarta: Teras, 2010), h. 15-16.
20
kepada kedua orangtua, taat dan berbakti kepada mereka berdua,
memperhatikan masa tua mereka berdua, tidak membentak, senantiasa
mendoakan setelah mereka tiada, dan hak-hak lainnya.
Sementara itu, menurut Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang dikutip
dari Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu menjelaskan bahwa bentuk sikap
birrul walidain sebagai berikut:
1) Berbicara kepada kedua orangtua dengan sopan santun, tidak
mengucapkan ‘ah’ kepada mereka, tidak menghadik mereka dan
berkata dengan ucapan yang baik dan lemah lembut.
2) Mentaati kedua orangtua selama tidak dalam maksiat.
3) Menjaga nama baik, kehormatan dan harta benda kedua orangtua.
4) Meringankan pekerjaan orangtua meskipun tidak diminta.
5) Musyawarahkan segala pekerjaan dengan orangtua dan meminta maaf
jika terpaksa berselisih pendapat dengan orangtua.
6) Segera memenuhi panggilan orangtua dengan wajah tersenyum.
7) Menghormati kawan dan sanak kerabat orangtua ketika mereka masih
hidup sesudah mati.
8) Menyalami dan menyambut kedatangan orangtua.
9) Tidak pergi sebelum orangtua memberi izin meski untuk urusan
penting, jika terpaksa harus pergi maka meminta maaf kepada
keduanya.
10) Tidak masuk ke tempat orangtua kecuali setelah mendapat izin
terutama pada waktu tidur dan istirahat.
11) Tidak makan sebelum orangtua dan menghormati mereka dalam
makanan dan minuman.
12) Tidak berbohong dengan orangtua dan tidak mencela kesalahan
orangtua.
13) Tidak duduk ditempat yang lebih tinggi dari mereka dan tidak
meluruskan kaki dengan congkak di depan mereka.
14) Tidak congkak terhadap nasib ayah meski anak seorang pegawai besar,
dan tidak mengingkari kebaikan orangtua.
21
15) Tidak kikir untuk menginfaqkan harta kepada orangtua.
16) Banyak berkunjung kepada orangtua dan berterima kasih atas
pendidikan dan jerih payah orangtua.
17) Mendahulukan menghormati ibu kemudian ayah.
18) Mendo’akan kedua orang tua.30
Sedangkan menurut Heri Jauhari Muchtar, ada 10 bentuk berbakti
kepada orang tua, yaitu:
1) Mentaati perintah orangtua.
2) Menghormati dan berbuat baik kepada kedua orangtua.
3) Mendahulukan dan memenuhi kebutuhan keduanya.
4) Meminta izin dan doa restu dari keduanya.
5) Membantu tugas dan pekerjaan keduanya.
6) Menjaga nama baik keduanya.
7) Mendoakan keduanya.
8) Mengurus orangtua sampai meninggal.
9) Memenuhi janji dan kewajiban orangtua.
10) Meneruskan silaturrahim dengan saudara dan teman-teman serta
sahabat orangtua.31
Berdasarkan kedua bentuk birrul walidain yang telah dijelaskan di
atas, sikap birrul walidain yang akan dibahas pada penelitian ini meliputi
mentaati perintah orangtua, berbicara dan bersikap kepada orangtua dengan
sopan serta santun, meminta ijin dan doa restu kepada orang tua, membantu
tugas dan pekerjaan orang tua, menjaga nama baik orang tua, serta
mendoakan orangtua. Berikut ini penjelasannya:
1. Mentaati perintah orang tua
Mentaati perintah orangtua adalah usaha seorang anak untuk memenuhi
perintah orangtua. Artinya apabila orangtua memberikan perintah, maka
sebagai anak wajib untuk menuruti perintahnya. Akan tetapi jika perintah
30 Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Birrul walidain (Berbakti Kepada Orangtua), (Bogor: Pustaka
Attaqwa, 2007), h. 111-115. 31 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 110.
22
yang diberikan orangtua merupakan perintah yang bertentangan dengan
agama, maka seorang anak wajib hukumnya untuk menolak. Hal ini senada
dengan yang disampaikan oleh Heri Jauhari Muchtar, yaitu: “Hanya ada satu
perintah yang yang boleh ditolak, yaitu apabila perintah itu bertentangan
dengan ajaran agama (Islam) misalnya memerintah menyembah selain
Allah, berbuat doa atau kemaksiatan. Perintah seperti itu boleh (malah
wajib) ditolak, namun tetap harus dengan cara baik dan bijaksana”.32
Dengan kata lain, seorang anak wajib memenuhi perintah orangtua dengan
sungguh-sungguh dan ikhlas selama perintah itu masih perintah yang tidak
menyimpang dari ajaran agama. Adapun bentuk-bentuk dari sikap mentaati
perintah orangtua, diantaranya: memenuhi aturan yang diberikan oleh
orangtua, tidak menunda-nunda dalam menjalankan perintah orangtua untuk
membeli bumbu dapur di warung, dan sebagainya.
2. Berbicara dan bersikap kepada orangtua dengan sopan serta santun
Yang dimaksud dengan berbicara dan bersikap dengan sopan serta
santun adalah berbicara dan bersikap kepada orangtua dengan penuh hormat
yang disertai dengan kata-kata dan nada yang baik dan halus. Hal ini bisa
dikatakan juga bahwa seorang anak wajib bersikap hormat dan tidak boleh
berbicara dengan kata-kata yang tidak baik. Adapun bentuk sikap dari poin
ini, diantaranya: tidak mengumpat kepada orangtua, memotong
pembicaraan orangtua, memberi perintah kepada orang tua, dan sebagainya.
3. Meminta ijin dan doa restu orangtua
Beberapa bentuk sikap dari meminta ijin dan doa restu orangtua adalah
berpamitan dan mencium tangan kedua orangtua ketika akan berangkat
sekolah, meminta izin terlebih dahulu sebelum memakai barang milik
orangtua, dan lainnya.
4. Membantu tugas dan pekerjaan orangtua
32 Ibid, h. 111.
23
Bentuk dari membantu tugas dan pekerjaan orangtua, diantaranya:
membersihkan kamar sendiri sebelum ibu yang membersihkan,
membawakan barang, dan lainnya.
5. Menjaga nama baik orangtua
Bentuk-bentuk dari sikap menjaga nama baik orangtua, antara lain: tidak
mengejek atau memaki orangtua teman, tidak memanggil orangtua dengan
sebutan yang buruk, tidak berbuat nakal di luar rumah, dan lainnya.
6. Mendoakan orangtua
Mendoakan orangtua adalah kewajiban bagi setiap anak. Karena doa
yang dilantunkan seorang anak, esensinya berupa harapan yang diharapkan
oleh sang anak, yaitu sebuah harapan baik agar selalu menyertai
orangtuanya. Berdoa untuk mereka bukan hanya setelah mereka meninggal
saja, akan tetapi orangtua yang masih hidup juga harus didoakan. Doa yang
kita panjatkan dapat berupa doa lantunan kasih sayang. Sebaiknya
memanjatkan doa memohon kasih sayang kepada Allah SWT untuk orang
tua setiap saat. Adapun doa yang dimaksud adalah doa-doa untuk kebaikan
kedua orangtua.
c. Keutamaan Birrul Walidain
Adapun keutamaan dari birrul walidain di antaranya sebagai berikut:
1) Birrul walidain lebih utama daripada hijrah dan jihad
Nabi SAW merupakan pendidik yang agung, dimana beliau menepatkan
sikap berbakti kepada orangtua diantara dua amal terbesar dalam Islam,
yaitu shalat tepat pada waktunya dan jihad mencari ridha Allah. Sudah
seharusnya orangtua mendapat perlakuan yang baik dari anaknya. Islam
memandang birrul walidain lebih utama (didahulukan) daripada hijrah dan
jihad. Seperti hadits nabi:
عن عبد اهلل بن عمروبن العاص رضي اهلل عنهما قال: اق بل رجل ا لى نب ي اهلل صلى اهلل عليه وسلمو
هاد اب تغ ي االجر م ن اهلل ت عالى، قال: ف هل م ن وال ديك احد فقال: اباي عك على حي؟ اله جرة والج
ع ا لى وال ديك قال: ن عم، بل ك لهما، قال: ف تبتغ ي االجرم ن اهلل تعالى؟ قال: ن عم، قال: فارج
24
ن صحبت هما، مت هاد ، فق عليه. وهذالفظ مسلم. وف ي ر وايةلهما: جاء رجل فاستأذنه فاحس ف الج
فقال: احي وال داك؟ قال: نعم، قال: فف يه ما فجاه د.
2) Birrul walidain termasuk amal yang paling disukai Allah SWT
Berbuat baik kepada kedua orangtua merupakan amal yang disukai oleh
Allah, sebagaimana hadits Rasulullah S.A.W.:
وعن أب ي عبد الرحمن عبداهلل بن مسعود رضي اهلل عنه قال: سألت النب ي صلى اهلل عليه وسلم:
ق لت : ثم اي؟ قال: ب رالوال دين ،اي العمل احب ا لى اهلل تعالى؟ قال: الصلة على وقت ها،
هاد ف ي سب يل اهلل ، متفق عليه. ق لت: ثم اي؟ قال: الج
Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Mas’ud ra. Berkata: “Saya
bertanya kepada Nabi saw. "Apakah amal yang paling disukai oleh Allah
Ta’ala?” Beliau menjawab: “Shalat pada waktunya”. Saya bertanya
:”Kemudian apa?” Beliau menjawab : “Berbuat baik kepada kedua orang
tua”. Saya bertanya :”Kemudian apa?” Beliau menjawab “ Berjuang
dijalan Allah”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa birrul walidain
merupakan amalan yang paling disukai oleh Allah setelah shalat tepat pada
waktunya.
3) Birrul walidain akan mendapatkan kedudukan yang mulia di dunia dan
akhirat
Seorang anak yang berbakti kepada kedua orangtunanya kelak akan
mendapatkan kedudukan yang mulia diakhiran sebagaimana dalam hadits
Nabi SAW yang artinya:
“Umar bin Al-Khatab berkata, Sungguh aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik Tabi’in adalah seorang laki-laki
bernama biasa dipanggil Uwais. Ia memiliki ibu dan dulu ia memiliki
penyakit belang di tubuhnya. Carilah ia dan mitnalah kepadanya agar
memohonkan untuk kalian”.
25
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu telah dilakukan yang berkaitan dengan pengaruh
variabel pendidikan akhlak dan birrul walidain, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sholikin dalam skripsinya di IAIN Walisongo
Semarang Fakultas Tarbiyah tahun 2009 yang berjudul “ Hubungan Perhatian
Orang Tua dan Perilaku Birrul Walidain dengan Prestasi Pendidikan Agama
Islam Siswa SMAN 1 Dempet Demak”. Hasil dari penelitian tersebut terdapat
hubungan positif antara perhatian orang tua dengan prestasi pendidikan agama
Islam,
Adapun persamaan dari penelitian ini dan penelitian penulis yaitu meneliti
tentang birrul walidain. Sedangkan perbedaannya yaitu penulis meneliti
tentang hubungannya dengan pendidikan akhlak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawati Rosidi dalam skripsinya di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam tahun 2019 yang berjudul “Pendidikan Akhlak
dalam Kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid 1”. Adapun kesimpulannya,
pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I
karya Syekh ‘Umar bin Ahmad Baraja, yaitu: anak yang beradab, akhlak
kepada Allah SWT, akhlak kepada nabi Muhammad SAW, akhlak di rumah,
akhlak sebelum berangkat ke sekolah, akhlak berjalan kaki di jalan, akhlak
disekolah, akhlak menjaga peralatan pribadi, akhlak kepada teman, dan
nasihat-nasihat umum.
Persamaannya penelitian ini dengan penulis yaitu meneliti tentang pendidikan
akhlak. Perbedaannya penulis meneliti birrul walidain sedangkan penelitian
ini mengkaji kitab al-Akhlak Lil Banin jilid 1.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Yumna Hidayatin dalam skripsinya di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam tahun 2015 yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan
Birrul Walidain Dalam Novel Ada Surga di Rumahmu Karya Oka Aurora”.
Hasil penelitian tersebut yaitu Nilai-nilai pendidikan birrul walidain yang
terkandung dalam novel tersebut meliputi berbicara lemah lembut kepada
26
orangtua, menaati perintah orangtua, bersikap santun kepada orangtua,
menafkahi orangtua, mengutamakan kepentingan orangtua, meminta izin dan
restu orangtua, mendoakan orangtua, membantu pekerjaan orangtua, menjaga
silaturahim dengan orangtua, mendoakan dan menziarahi kubur orangtua yang
sudah meninggal.
Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu tentang birrul walidain. Namun
memiliki perbedaan yaitu penulis meneliti birrul walidan dan hubungannya
dengan pendidikan akhlak, sedangkan penelitian di atas mengkaji pendidikan
birrul walidain dalam novel ada surga di rumahmu.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan akhlak merupakan kegiatan bimbingan dalam perkembangan
sifat dan sikap yang dimiliki seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Sementara itu, sekolah merupakan salah satu wadah terjadinya pendidikan akhlak.
Di dalam sekolah, semua bagian yang terstruktur dijadikan sebagai pendidik atau
pembimbing dalam melaksanakan pendidikan akhlak. Dengan demikian,
pendidikan akhlak bukan hanya menjadi tugas guru mata pelajaran agama maupun
guru mata pelajaran akidah akhlak saja namun seluruh warga sekolah memiliki
peran untuk menerapkan pendidikan akhlak.
Sebagai wadah pendidikan akhlak kedua setelah orangtua, tentunya
sekolah mempunyai peran yang sangat penting untuk membentuk seorang anak
menjadi baik, salah satunya adalah untuk berbakti kepada orangtua atau birrul
walidain. Birrul walidain merupakan kewajiban seorang anak terhadap
orangtuanya. Selain itu, sudah seharusnya juga seorang anak memperlakukan
orangtuanya dengan penuh kasih dan sayang, bertutur kata dengan sopan dan
lemah lembut, tidak membantah kepadanya terlebih ketika mereka sudah tua
(uzur). Mendoakan keduanya di saat mereka masih hidup ataupun sudah
meninggal dunia. Birrul walidain tetap harus dilakukan mesipun kepada orangtua
yang seiman ataupun tidak seiman, selagi mereka tidak memerintahkan hal-hal
yang dilarang oleh agama.
Penulis mencermati sejumlah penelitian tentang pendidikan yang telah
dilakukan oleh beberapa mahasiswa UIN dalam menyelesaikan studi S1-nya.
27
Mereka telah melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan akhlak dengan
sikap siswa yang dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif pendidikan akhlak
dengan siswa.
Berdasarkan kajian teoritik dan beberapa penelitian yang telah dilakukan
oleh beberapa mahasiswa UIN sebelumnya, maka pendidikan akhlak dengan sikap
birrul walidain siswa MTs Al-Husna diperkirakan memiliki hubungan yang
positif. Artinya, semakin baik pendidikan akhlak yang diperoleh siswa di sekolah
maka makin tinggi pula sikap birrul walidain siswa
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
diajukan. Hipotesisis merupakan pernyataan sementara berupa dugaan mengenai
apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.33
Dari maksud di atas, hipotesis merupakan kebenaran sementara yang
masih harus diuji. Oleh karena itu, hipotesis berfungsi sebagai cara untuk menguji
kebenaran.
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, hipotesis yang penulis dapatkan
mengenai hubungan pendidikan akhlak dengan sikap birrul walidain siswa adalah
sebagai berikut:
1. H1: terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak dengan
sikap birrul walidain siswa.
2. H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak
dengan sikap birrul walidain siswa.
Kesimpulannya, jika terdapat hubungan yang positif antara pendidikan
akhlak dengan sikap birrul walidain siswa, maka berarti H1 (hipotesis alternatif)
diterima sedangkan H0 ditolak.
33 Suryani & Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 98.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Husna yang
beralamat di Jalan Madrasah Al-Husna No. 14 Kampung Kapuk, Kelurahan Lebak
Bulus, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan. Sedangkan waktu pelaksanaan
penelitian ini adalah pada semester ganjil tahun ajaran 2019-2020.
B. Variabel Penelitian
Variabel menjadi komponen dasar pada penelitian. Di dalam penelitian ini
terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan
variabel bergantung (dependent variable). Variabel bebas (independent variable)
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadi perubahan atau
timbulnya variabel bergantung. Sedangkan variabel bergantung (dependent
variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.34 Variabel bebas dan variabel bergantung pada penelitian ini
adalah pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain siswa.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi. Pendekatan korelasi adalah
penelitian empiris untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih secara
sistematis tanpa melakuan perlaakuan-perlakuan maupun manipulasi terhadap
variabel penelitian berdasarkan pengukuran terhadap gejala yang terjadi pada diri
responden.35 Dengan kata lain, pendekatan korelasi merupakan suatu pendekatan
untuk meneliti korelasi atau hubungan antara dua fenomena.
34 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: AUP, 2009), h.
57. 35 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1999), h. 86.
29
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek peneliti.36
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan berkarakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.37 Artinya, populasi merupakan
obyek dari suatu penelitian. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas IX MTs Al-Husna.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.38 Hal ini dapat diartikan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi yang mewakili untuk ditarik kesimpulan dalam suatu penelitian.
Berdasarkan jumlahnya, Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, apabila jumlah subyeknya lebih besar
dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25%, atau lebih.39 Di dalam penelitian ini,
jumlah seluruh siswa kelas IX sebanyak 49 siswa. Hal ini berarti populasi pada
penelitian ini juga difungsikan sebagai sampel dari penelitian ini. Dengan
demikian, penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Sementara itu, dalam pengambilan sampel menggunakan teknik cluster
sampling (sampling kelompok), yaitu sampel yang diteliti berupa kelompok yang
telah terbentuk secara alamiah atau satuan yang dipilih bukanlah individu –
individu, melainkan sekelompok individu yang secara alami berada bersama –
sama di satu tempat. Artinya, sampel yang dipilih adalah kelompok siswa yang
mempunyai latar belakang kecerdasan, dan kondisi keluarga yang berbeda-beda.
36 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 86. 37 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2010),
h. 117. 38 Ibid, h. 118. 39 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 134.
30
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data ini menunjukan suatu kata yang
abstrak dan tidak dapat diwujudkan dengan benda, tetapi hanya dapat dilihatkan
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi dan lainnya. Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan angket pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain siswa.
1. Instrumen Pendidikan Akhlak
Instrumen pendidikan akhlak terdiri dari 32 butir pernyataan. Berikut ini kisi-
kisi instrumen pendidikan akhlak.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Angket Pendidikan Akhlak
Ruang
Lingkup
Akhlak
Indikator Nomor
soal
Total
Soal
Akhlak
kepada
Allah
Berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan setiap perbuatan
1, 2 2
Menjalankan ibadah yang diajarkan 3, 4 2
Menerima semua keputusan dan
pemberian-Nya dengan ikhlas
5, 6 2
Bersyukur kepada Allah atas nikmat dan
karunia-Nya
7 1
Akhlak
kepada diri
sendiri
Jujur 8, 9, 10 3
Disiplin 11, 12,
13, 14,
15
5
Tanggung jawab 16, 17 2
Akhlak
Kepada
Toleransi 18, 19,
20, 21 4
31
sesama
makhluk
hidup
Gotong-royong 22, 23,
24, 25,
26
5
Bersikap sopan dan santun 27, 28,
29, 30 4
Akhlak
kepada
lingkungan
Memelihara lingkugan sekolah 31, 32
2
Total Soal 32
2. Instrumen Sikap Birrul Walidain
Selanjutnya, instrumen angket untuk mengukur sikap birrul walidain terdiri
dari 30 butir. Berikut ini kisis-kisi instrument angket sikap birrul walidain.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Angket Sikap Birrul Walidain
No. Indikator Sikap Birrul Walidain Nomor Soal Total
Soal
1. Mentaati perintah orangtua 1, 2, 3 3
2. Berbicara dan bersikap kepada orangtua
dengan sopan serta santun
4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13,
14
11
3. Meminta ijin dan doa restu kepada orangtua 15, 16, 17, 18 4
4. Membantu tugas dan pekerjaan orangtua 19, 20, 21, 22 4
5. Menjaga nama baik orangtua 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29 7
6. Mendoakan orangtua 30 1
Total Soal 30
Kedua angket ini terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif telah
ditentukan dengan empat pilihan jawaban, sehingga responden dapat memilih
32
jawaban yang sesuai dengan keadaan responden itu sendiri. Jawaban yang telah
ditentukan tersebut terdiri dari: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
Berikut ini merupakan penilaian dari jawaban angket pada penelitian ini.
Tabel 3.3
Skor Jawaban Angket
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Sebelum instrumen diberikan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas. Uji validitas adalah uji kelayakan suatu instrumen. Artinya, suatu
instrumen akan layak digunakan di dalam penelitian apabila intrumen tersebut
dinyatakan valid. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarna Surapranata yang
dikutip oleh Wahida yang menjelaskan bahwa validitas adalah suatu konsep yang
berkaitan dengan seberapa jauh tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur
atau sesuatu dikatakan valid jika alat ukur yang dibuat sesuai dengan apa yang
hendak diukur.40 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tujuan uji validitas
adalah untuk menyeleksi mana pernyataan yang perlu dipertahankan dan
pernyataan yang perlu digugurkan pada kuisioner (angket) penelitian ini.
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi
Pearson Product Moment.41
40 Fefri Wahida, Hubungan Antara Minat Belajar Matematika Dengan Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa, (Makassar: UIN Alauddin
Makassar), Skripsi. h. 36. 41 Edi Riadi, Statistika Penelititan (Analisis Manual dan IBM SPSS), (Yogyakarta: ANDI, 2016),
h. 9.3
33
𝑟𝑋𝑌 =(𝑁)(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
√{𝑁Σ𝑋2 − (Σ𝑋)2} {𝑁Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑋𝑌 : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : skor per soal
Y : skor total
N : banyaknya responden
Pernyataan pada angket dikatakan valid atau layak digunakan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 atau
𝑟𝑋𝑌 lebih besar daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Sebaliknya, jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 atau 𝑟𝑋𝑌 lebih kecil
daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka pernyataan pada angket dinyatakan tidak valid atau drop.
Selain menggunakan metode perhitungan manual, uji validitas juga dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut.42
1. Siapkan data yang akan diuji. Data ini terdiri dari skor masing-masing
responden pada setiap nomor soal.
2. Pada menu, pilih dan klik Analyze Correlate Bivariate.
3. Pindahkan variabel-variabel yang akan diuji pada kotak sebelah kiri ke kotak
Variables yang terdapat pada sebelah kanan.
4. Pada kotak Correlation Coefficients, pilih Pearson.
5. Pada kotak Test of Significance, pilih Two-tailed.
6. Klik atau aktifkan pada bagian Flag significant correlations.
7. Klik OK.
Selanjutnya, pernyataan yang dinyatakan valid dan tidaknya dapat dilihat
berdasarkan nilai signifikansi pada tampilan output hasil analisis. Pernyataan yang
valid ditandai dengan nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai taraf nyata (𝛼).
42 R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan Program IBM SPSS
Statistics 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013), h.58-71.
34
2. Uji Reliabilitas
Selanjutnya, pernyataan-pernyataan yang dinyatakan valid dilakukan uji
ketetapannya. Hal ini perlu diujikan karena untuk mengetahui tingkat
ketetapannya, sehingga dapat dipercaya untuk mengukur variabel penelitian.
Sebagaimana Siti Mania mengungkapkan bahwa suatu instrumen baik berupa
instrument tes atau angket dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil
pengukuran yang relatif tetap secara konsisten.43
Adapun perhitungan uji reabilitas akan menggunakan rumus Alpha Cronbach,
yaitu:
𝛼 = (𝑘
𝑘 − 1) × (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
Keterangan:
𝛼 : koefisien reliabilitas
k : banyaknya butir yang valid
𝑆𝑡2 : varian skor total
𝑆𝑖2 : varian skor butir
Hasil dari perhitungan reliabilitas tersebut dapat diketahui tingkat konsistensi
atau ketetapannya melalui kriteria berikut ini.44
Tabel 3.4
Kriteria Nilai Reliabilitas Alpha Cronbach
Cronbach’s alpha Internal consistency
𝛼 ≥ 0,9 Excellent (High-Stakes testing)
0,7 ≤ 𝛼 < 0,9 Good (Low-Stakes testing)
0,6 ≤ 𝛼 < 0,7 Acceptable
0,5 ≤ 𝛼 < 0,6 Poor
𝛼 < 0,5 Unacceptable
43 Fefri Wahida, op. cit., h. 37. 44 Ibid. h. 219.
35
G. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan dari data sampel untuk masing-masing variabel penelitian. Analisis
deskriptif meliputi tabel distribusi frekuensi, grafik, ukuran pemusatan data (rata-
rata, median, modus dan kuartil), dan ukuran penyebaran data (rentang dan standar
deviasi). Dengan demikian, data deskriptif yang terdapat penelitian ini meliputi:
rata-rata (M), varians (S2), dan standar deviasi (S).
2. Kualifikasi Variabel
Berdasarkan nilai rata-rata, selanjutnya akan dilakukan penafsiran kualifikasi
variabel yang terdiri dari lima kategori. Adapun interval kategori kualifikasi
variabel ini disusun sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kualifikasi Variabel
Interval Kategori
𝑀 + 1,5 𝑆 > Sangat Baik
𝑀 + 0,5 𝑆 Baik
𝑀 − 0,5 𝑆 Cukup
𝑀 − 1,5 𝑆 Kurang
𝑀 − 1,5 𝑆 < Sangat Kurang
3. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui normal
dan tidak normalnya distribusi data penelitian masing-masing variabel, yaitu
variabel pendidikan akhlak siswa (X) dan sikap birrul walidain (Y). Pengujian
36
berdistribusi normal atau tidaknya data pada penelitian ini menggunakan uji
Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut.45
a. Pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..., zn dengan
menggunakan rumus 𝑧 =𝑥𝑖−��
𝑠, dimana �� dan 𝑠 masing-masing merupakan
rata-rata dan simpangan baku sampel.
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang 𝐹(𝑧𝑖) = 𝑃(𝑧 < 𝑧𝑖).
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..., zn yang lebih kecil atau sama dengan
𝑧𝑖. Jika proporsi ini dinyatakan oleh 𝑆(𝑧𝑖), maka
𝑆(𝑧𝑖) =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 z1, z2, . . . , zn yang ≤ 𝑧𝑖
𝑛
d. Hitunglah selisih 𝐹(𝑧𝑖) − 𝑆(𝑧𝑖) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini L0.
Selanjutnya, melakukan perbandingan antara nilai kritis L yang terbesar
dengan daftar nilai kritis pada tabel uji Liliefors untuk taraf nyata 𝛼 yang dipilih.
Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data
pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Sebaliknya, jika L0 yang diperoleh dari
data pengamatan lebih kecil dari L dari daftar table, maka data dikatakan tidak
berdistribusi normal.
4. Uji Linieritas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa rata-rata yang
diperoleh dari kelompok data sampel terletak dalam garis-garis lurus. Dengan kata
lain, uji linieritas merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui
apakah hubungan antaar satu variabel dengan variabel lainnya kecenderungan
mengikuti garis lurus atau tidak.46
45 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Dilengkapi Dengan Output Program
SPSS), (Jakarta : Rosemata Sempurna, 2010), h.107-108. 46 R. Gunawan Sudarmanto, op.cit., h.193.
37
Suatu kelompok data dikatakan linier apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Sebaliknya,
jika hasil uji menunjukkan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka dikatakan data tidak linier.
Adapun Fhitung dapat diperoleh dari melakukan tahapan berikut ini.
a. Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :
JKreg(a) =(∑y)2
n
b. Menentukan jumlah kuadratregresi (JKreg(b|a)) dengan rumus :
JKreg(b/a) = b × {∑xy −(∑x)(∑y)
n}; dengan b =
𝑛.∑ 𝑋𝑌− ∑ 𝑋 .∑ 𝑌
𝑛.∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2
c. Menentukan jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :
JKres = JKT − JKreg(b/a) − JKreg(a)
d. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus :
RJKres =JKres
n − 2
Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :
JKE = ∑ {∑y2 −(∑y)2
n}
𝐾
e. Menentukan kuadrat tuna cocok (JKTC ) dengan rumus :
JKTC = JKres − JKE
f. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan
menggunakan rumus :
RJKTC =JKTC
K − 2
g. Menentukan rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan menggunakan
rumus :
RJKG =JKG
n − K
h. Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :
F =RJKTC
RJKE
38
Adapun pengujian linieritas antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y
dengan program SPSS dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:47
a. Data dimasukkan pada SPSS dengan menggunakan nama variabel X dan Y,
dalam penelitian ini data diberi nama Pendidikan Akhlak dan Sikap Birrul
Walidain.
b. Pada menu, pilih Analyze Compare Means Means.
c. Pada kotak dialog Means, pindahkan Variabel Y ke kotak Dependent List dan
X ke kotak Independent List pilih Options.
d. Pada kotak Means: Options, aktifkan Test of Linearity pilih Continue.
e. Klik OK pada kotak dialog Means sebelumnya.
5. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier digunakan untuk tujuan peramalan, dimana dalam
model tersebut ada sebuah variabel dependen (tergantung) dan variabel
independen (bebas).48 Gulo mengatakan bahwa analisis regresi digunakan untuk
mengukur hubungan fungsonal antara dua variabel atau lebih.49 Dengan demikian,
analisis regresi linier merupakan analisis yang digunakan untuk meramalkan
hubungan fungsional antara variabel dependen dan variabel independen.
Sementara itu, regresi linier sederhana adalah regresi linier hubungan antara
satu variabel dependen dan satu variabel independen yang berbentuk persamaan:
50
Ý = 𝑎 + 𝑏𝑋
Di mana koefisien a dan b dapat dicari dengan rumus berikut:
𝑏 =𝑛.∑ 𝑋𝑌− ∑ 𝑋 .∑ 𝑌
𝑛.∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2 𝑎 = �� − 𝑏��
47 R. Gunawan Sudarmanto, op.cit., h.195-204. 48 Singgih Santoso, SPSS 20 Pengolah Data Statistic di Era Informasi, (Jakarta: PT Elex Media
Komput Indo, 2015), h. 331. 49 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 186. 50 Edi Supriyadi, SPSS + Amos, (Jakarta: Penerbit In Media, 2014), h. 60.
39
Keterangan:
Ý = variabel terikat (Pendidikan Akhlak)
X = variabel bebas (Sikap Birrul Walidain)
�� = rata-rata variable terikat
�� = rata-rata variable bebas
a = nilai konstanta harga y jika x = 0
b = nilai perubahan varibel y dan variabel x
n = banyaknya sampel
Selanjutnya adalah menguji keberartian persamaan linier, yaitu menguji
dipakai atau tidaknya persamaan regresi untuk memprediksi variabel dependen.
Persamaan regresi dapat dikatakan berarti jika jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Adapun
Fhitung dapat diperoleh dengan rumus:
𝐹 =𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏
𝑎⁄ )
𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠
Keterangan:
𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 =𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠
𝑛−2 𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏
𝑎⁄ ) =𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑔(𝑏𝑎⁄ )
1
Berikut ini langkah-langkah untuk mencari nilai a, nilai b dan Fhitung
keberartian persamaan regresi linier menggunakan SPSS.51
a. Data dimasukkan pada SPSS dengan menggunakan nama variabel X dan Y,
dalam penelitian ini data diberi nama Pendidikan Akhlak dan Sikap Birrul
Walidain.
b. Pada menu, pilih Analyze Regression Linear….
51 Singgih Santoso, op.cit., h. 333-339.
40
c. Pada kotak Linear Regression, pindahkan variabel Y ke kotak Dependent dan
variabel X ke kotak Independent(s) Options.
d. Pada kotak Options, pilih Use probability of F dan masukkan 0.05 pada Entry
aktifkan Include constant in equation Continue.
e. Pada kotak Linear Regression, klik Statistics.
f. Pada kotak Linear Regression: Statistics, aktifkan Estimates dan Model Fit
pada Regression Coefficients Continue.
g. Pada kotak Linear Regression, pilih Plots.
h. Pada kotak Linear Regression: Plots, pindahkan SDRESID ke kotak Y dan
ZPRED ke kotak X Continue.
i. Klik OK.
6. Analisis Korelasi
Pada poin sebelumnya, dijelaskan bahwa analisis regresi linier merupakan
analisis yang digunakan untuk meramalkan hubungan fungsional antara variabel
dependen dan variabel independen. Sementara itu, analisis korelasi digunakan
untuk mengetahui tingkat derajat keeratan hubungan linier antara dua atau lebih
variabel.52
Analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakna korelasi Pearson Product
Moment, yaitu dengan rumus:
𝑟𝑋𝑌 =(𝑁)(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
√{𝑁Σ𝑋2 − (Σ𝑋)2} {𝑁Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑋𝑌 : Koefisien korelasi antara pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain
X : Nilai Pendidikan Akhlak
Y : Nilai Sikap Birrul Walidain
N : Jumlah subyek
52 Edi Supriyadi, op.cit., h. 51.
41
Berikut ini klasifikasi tingkat hubungan antara dua variabel berdasarkan hasi
perhitungan koefisen korelasi.53
Tabel 3.6.
Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi Antar Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
r = 1 atau r = -1 Korelasi Sempurna
0,8 ≤ r < 1 atau -1 ≤ r < -0,8 Sangat Erat
0,6 ≤ r < 0,8 atau -0,8 ≤ r < -0,6 Erat
0,4 ≤ r < 0,6 atau -0,6 ≤ r < -0,4 Cukup
0,2 ≤ r < 0,4 atau -0,4 ≤ r < -0,2 Lemah
0 < r < 0,2 atau -0,2 < r < 0 Sangat Lemah
0 Tidak ada korelasi
Selanjutnya, untuk menguji signifikansi atau keberartian koefisien korelasi
antara variabel bebas dan variabel bergantung dapat ditentukan dengan dengan uji
student (uji-t) dengan rumus:54
𝑡 =𝑟𝑋𝑌√𝑛 − 1
√1 − 𝑟𝑋𝑌2
Keterangan:
t : nilai t hitung
𝑟𝑋𝑌 : Koefisien korelasi antara pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain
n : jumlah sampel
Koefien korelasi dikatakan berarti atau signifikan apabila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.
Sebaliknya, koefisien korelasi dikatakan tidak berarti apabila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil
dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.
53 Sofar Silaen dan Widiyono, Metodologi Penelitian Social untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,
(Jakarta: Penerbit In Media, 2013), h. 223. 54 Edi Riadi, op.cit., h. 208.
42
Perhitungan selanjutnya adalah koefisien determinasi. Perhitungan ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y
yang dinyatakan dengan persentase (%):
𝐾𝐷 = 𝑟𝑋𝑌2 × 100%
Keterangan:
KD = koefisien determinasi
𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi Pearson Product Moment
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Husna pada siswa kelas IX yang
berjumlah 49 siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti hubungan antara
pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain siswa. Dengan kata lain, banyaknya
variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah dua variabel, yaitu pendidikan
akhlak sebagai variabel independen dan sikap birrul walidain sebagai variabel
dependen.
Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah instrument angket tertutup.
Artinya, instrument angket ini memiliki empat pilihan jawaban yang dapat dipilih
seseuai dengan kondisi masing-masing responden. Banyaknya butir pernyataan
pada instrument masing-masing variabel berbeda. Pada instrument variabel
independen (pendidikan akhlak) terdapat 32 butir perntanyaan. Sementara pada
instrument variabel dependen (sikap birrul walidain) terdiri dari 30 butir
pernyataan. Pernyataan-pernyataan pada kedua instrument ini masing-masing
terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negative.
Sebelum diberikan kepada responden, kedua instrument ini terlebih dahulu
diuji kelayakannya. Artinya, dari 32 pernyataan pada instrument pendidikan
akhlak dan 30 pernyataan pada instrument sikap birrul walidain, peneliti hanya
menggunakan pernyataan yang dinyatakan valid. Berikut ini hasil dari
perhitungan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 instrument pendidikan akhlak dengan perhitungan manual
dan aplikasi SPSS dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361 dan taraf signifikansi (𝛼) sebessar 0,05.
44
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Pendidikan Akhlak
Nomor
Soal 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Nilai
Signifikansi
Perhitungan Kesimpulan
SPSS Manual
1 0,467 0,009 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
2 0,481 0,007 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
3 0,369 0,045 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
4 0,464 0,010 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
5 0,449 0,013 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
6 0,098 0,608 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
7 0,219 0,246 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
8 -0,173 0,361 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
9 0,583 0,001 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
10 0,690 0,000 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
11 0,551 0,002 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
12 -0,235 0,211 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
13 0,423 0,020 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
14 0,385 0,036 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
15 0,577 0,001 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
16 0,379 0,039 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
17 0,308 0,097 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
18 0,181 0,339 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
19 0,479 0,007 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
20 0,083 0,662 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
21 0,016 0,935 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
22 0,525 0,003 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
23 0,358 0,052 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
24 -0,067 0,724 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
45
25 0,464 0,010 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
26 0,533 0,002 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
27 0,194 0,305 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
28 0,449 0,013 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
29 0,195 0,302 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
30 0,577 0,001 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
31 0,532 0,002 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
32 0,525 0,003 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pernyataan yang
dinyatakan valid sebanyak 20 butir pernyataan dan tidak valid sebanyak 12
pernyataan. Dengan demikian, pernyataan yang akan dijadikan instrumen di
dalam penelitian sebanyak 20 butir pernyataan. Berikut ini kisi-kisi instrument
angket pendidikan akhlak yang telah diuji kelayakannya.
Tabel 4.2
Kisi-kisi Instrumen Angket Pendidikan Akhlak
Setelah Uji Validitas
Ruang
Lingkup
Akhlak
Indikator Nomor
soal
Total
Soal
Akhlak
kepada Allah
Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan
setiap perbuatan
1, 2 2
Menjalankan ibadah yang diajarkan 3, 4 2
Menerima semua keputusan dan
pemberian-Nya dengan ikhlas
5 1
Akhlak
kepada diri
sendiri
Jujur 9, 10 2
Disiplin 11, 13,
14, 15 4
46
Tanggung jawab 16 1
Akhlak
Kepada
sesama
makhluk
hidup
Toleransi 19, 1
Gotong-royong 22, 25,
26 3
Bersikap sopan dan santun 28, 30 2
Akhlak
kepada
lingkungan
Memelihara lingkugan sekolah 31, 32
2
Total Soal 20
Sementara itu, hasil dari perhitungan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 instrument sikap birrul walidain
dengan perhitungan manual dan aplikasi SPSS dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361 dan taraf
nyata (𝛼) 5% atau 0,05 dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Sikap Birrul Walidain
Nomor
Soal 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Nilai
Signifikansi
Pengujian Kesimpulan
SPSS Manual
1 0,437 0,016 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
2 0,464 0,010 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
3 0,410 0,024 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
4 0,582 0,001 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
5 0,294 0,115 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
6 0,504 0,005 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
7 0,261 0,163 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
8 0,694 0,000 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
9 0,673 0,000 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
10 - 0,115 0,544 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
47
11 0,433 0,017 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
12 - 0,210 0,265 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
13 0,368 0,045 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
14 0,440 0,015 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
15 0,496 0,005 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
16 0,487 0,006 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
17 0,365 0,047 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
18 0,117 0,538 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
19 0,392 0,032 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
20 - 0,008 0,968 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
21 - 0,044 0,818 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
22 0,526 0,003 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
23 0,468 0,009 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
24 0,774 0,000 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
25 0,317 0,088 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
26 0,495 0,005 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
27 0,500 0,005 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
28 0,407 0,026 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
29 0,197 0,296 Sig. > 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 0,361 Tidak Valid
30 0,404 0,027 Sig. < 0,05 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,361 Valid
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pernyataan yang
dinyatakan valid sebanyak 21 butir pernyataan dan tidak valid sebanyak 9
pernyataan. Dengan demikian, pernyataan yang akan dijadikan instrumen di
dalam penelitian sebanyak 21 butir pernyataan. Berikut ini kisi-kisi instrument
angket sikap birrul walidain yang telah diuji kelayakannya.
48
Tabel 4.4
Kisi-kisi Instrumen Angket Sikap Birrul Walidain
Setelah Uji Validitas
No. Indikator Sikap Birrul Walidain Nomor Soal Total Soal
1. Mentaati perintah orangtua 1, 2, 3 3
2. Berbicara dan bersikap kepada
orangtua dengan sopan serta santun
4, 6, 8, 9, 11, 13,
14 7
3. Meminta ijin dan doa restu kepada
orangtua 15, 16, 17 3
4. Membantu tugas dan pekerjaan
orangtua 19, 22 2
5. Menjaga nama baik orangtua 23, 24, 26, 27, 28 5
6. Mendoakan orangtua 30 1
Total Soal 21
Selanjutnya, pernyataan-pernyataan yang valid tersebut diuji ketetapannya.
Uji ketetapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketetapannya, sehingga
dapat dipercaya untuk mengukur variabel penelitian.
Pada perhitungan reliabilitas dari 20 butir pernyataan pada angket pendidikan
akhlak yang valid diperoleh hasil sebesar 0,844. Berdasarkan table kriteria nilai
reliabilitas Alpha Cronbach, angka ini berada di antara 0,7 dan 0,9 yang
merupakan kategori baik. Oleh karena itu, 20 butir pernyataan pada angket
pendidikan akhlak yang valid dinyatakan reliabel dengan kategori baik.
Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas pada 21 pernyataan valid dalam
instrument sikap birrul walidain diperoleh sebesar 0,855. Senada dengan hasil
pada perhitungan reliabilitas pada instrument pendidikan akhlak, angka ini juga
berada di antara 0,7 dan 0,9 yang merupakan kategori baik. Sehingga tingkat
konsisten atau ketetapan pada instrument sikap birrul walidain ini baik. Dengan
demikian, apabila menggunakan kedua instrument ini pada penelitian variabel
yang sama, maka dapat dipastikan akan memiliki nilai yang sama meskipun
diterapkan pada waktu yang berbeda.
49
Pengujian validitas dan ketetapan kedua instrument ini tidak diperoleh dari
data responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Dengan kata lain, uji
validitas dan ketetapan kedua instrument ini tidak dilakukan pada 49 siswa kelas
IX MTs Al-Husna. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan di MTs Nurussalam
pada 30 siswa kelas IX. Dengan demikian, berdasarkan hasil dari uji validitas dan
reliabilitas, instrument yang digunakan paa penelitian ini adalah instrument yang
terdiri dari 20 pernyataan pada instrument pendidikan akhlak dan 21 pernyataan
pada instrument sikap birrul walidain.
Instrument yang sudah diuji validitas dan reliabilitas tersebut selanjutnya
diberikan kepada responden dalam pennelitian ini, yaiu siswa kelas IX MTs Al-
Husna. Total skor yang diperoleh dari 49 siswa tersebut akan dihuitung rata-rata,
varians, simpangan baku, uji normalitas, uji linieritas, analisis regresi linier, dan
analisis korelasi.
1. Deskripsi Data
a. Pendidikan Akhlak
Berdasarkan proses perhitungan manual dan SPSS, diperoleh nilai rata-rata
sebesar 69,86, standar deviasi sebesar 6,77, dan varians 45,88. Berikut ini
ringkasan data pendidikan akhlak.
Tabel 4.5
Ringkasan Deskripsi Data Pendidikan Akhlak
Deskriptif Pendidikan Akhlak
Rata-rata 69,86
Varians 45,88
Standar deviasi 6,77
Sementara itu, kualifikasi variabel pendidikan akhlak adalah sebagai
berikut.
50
Tabel 4.6.
Kualifikasi Variabel Pendidikan Akhlak
Interval Kategori
80 ≥ Sangat Baik
73 − 79 Baik
66 − 72 Cukup
60 − 65 Kurang
60 < Sangat Kurang
Dari nilai rata-rata dan kategori kualifikasi variabel pendidikan akhlak di atas,
dapat dilihat bahwa pendidikan akhlak siswa kelas IX MTs Al-Husna termasuk
kategori cukup.
b. Sikap Birrul Walidain
Setelah melalui proses perhitungan, diperoleh rata-rata sebesar 71,57, standar
deviasi sebesar 7,09, dan varians 50,29. Berikut ini ringkasan data sikap birrul
walidain.
Tabel 4.7
Ringkasan Deskripsi Data Sikap Birrul Walidain
Deskriptif Sikap Birrul Walidain
Rata-rata 71,57
Varians 50,29
Standar deviasi 7,09
Sementara itu, kualifikasi variabel sikap birrul walidain adalah sebagai berikut
51
Tabel 4.8
Kualifikasi Variabel Sikap Birrul Walidain
Interval Kategori
82 ≥ Sangat Baik
75 − 81 Baik
68 − 74 Cukup
61 − 67 Kurang
61 < Sangat Kurang
Berdasarkan nilai rata-rata dan kategori kualifikasi variabel sikap birrul
walidain, dapat dilihat bahwa sikap birrul walidain siswa kelas IX MTs Al-Husna
termasuk kategori cukup.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan metode Liliefors.
Pengujian ini dilakukan dengan melihat Lhitung terbesar, dengan kriteria pengujian
berdistribusi normal jika Lhitung≤Ltabel pada taraf signifikansi dan tingkat
kepercayaan tertentu. Sebaliknya, data tidak berdistribusi normal jika Lhitung≥Ltabel
pada taraf signifikan dan tingkat tertentu. Taraf signifikansi yang digunakan pada
penelitian ini adalah 0,05 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas pada variabel pendidikan akhlak
(X) dan sikap birrul walidain (Y), diperoleh bahwa data kedua variabel tersebut
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada tabel ringkasan hasil uji normalitas
berikut ini.
Tabel 4.9
52
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Variabel N Taraf Signifikan (𝛼) Ltabel Lhitung
X 49 0,05 0,1266 0,1219
Y 49 0,05 0,1266 0,0913
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Lhitung pada variabel X dan Y lebih kecil
dari Ltabel. Dengan demikian, data variabel X dan variabel Y merupakan data yang
berdistribusi normal.
3. Uji Linieritas
Uji linieritas merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui
apakah hubungan antara variabel pendidikan akhlak dan variabel sikap birrul
walidain kecenderungan mengikuti garis lurus atau tidak. Hubungan antara
pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain dikatakan linier apabila Fhitung ≤ Ftabel
pada taraf signifikan 0,05 dan tidak linier jika Fhitung ≥ Ftabel. Berikut ini ringkasan
hasil perhitungan uji linieritas.
Tabel 4.10
Ringkasan Hasil Pengujian Linieritas
dk JK RJK Fhitung Ftabel Keterangan
Tuna Cocok 16 104,3228 6,5202 0,5389 1,9828 Fhitung<Ftabel
Error 31 375,09 12,0997
Tabel di atas menunjukkan hasil perhitungan uji linieritas terhadap hubungan
pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain adalah 0,5389. Selanjutnya, Ftabel
dengan derajat kebebasan (dk) pembilang 16 dan derajat kebebasan (dk) penyebut
31 pada taraf signifiakan 0,05, yaitu 1,9828. Sehingga berdasarkan perbandingan
antara Fhitung uji linieritas dan Ftabel diperoleh Fhitung ≤ Ftabel. Hal ini dapat diartikan
bahwa hubungan antara pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain adalah linier
53
4. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier digunakan untuk mengukur hubungan fungsonal antara
pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain. Analiis regresi linier yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana, sehingga persamaan
regresi linier yang terbentuk adalah Ý = 𝑎 + 𝑏𝑋.
Berdasarkan perhitungan uji regresi linier sederhana, diperoleh harga
konstanta (a) sebesar 6,09 dan koefisien arahnya (b) sebesar 0,937. Sehingga
persamaan regresinya menjadi: Ý = 6,09 + 0,937 𝑋. Sedangkan hasil
perhitungan uji keberartian persamaan regresi Ý = 6,09 + 0,937 𝑋 adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi
dk JK RJK Fhitung Ftabel Keterangan
Regresi
(b/a) 1 1934,5872 1934,5872
189,6598 4,0471 Fhitung>Ftabel
Residu 47 479,4128 10,2003
Uji keberartian persamaan regresi dapat dilihat pada Fhitung hasil perhitungan
antara sumber varians regresi (b/a) dan sisa, yaitu 189,6598. Ftabel dengan derajar
kebebasan (dk) pembilang 1 dan derajat kebebasan (dk) penyebut 47 pada taraf
signifiakan 0,05, yaitu 4,0471. Dari perbandingan antara Fhitung uji keberartian
persamaan regresi dan Ftabel diperoleh Fhitung ≥ Ftabel, sehingga persamaan regresi
Ý = 6,09 + 0,937 𝑋 dikatakan berarti.
5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui tingkat derajat keeratan
hubungan linier antara pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain. Analisis
korelasi dalam penelitian ini menggunakna korelasi Pearson Product Moment.
54
Berikut ini ringkasan hasil perhitungan koefisien korelasi (𝑟𝑋𝑌), keberartian
koefisien korelasi (t), dan koefisien determinan (KD).
Tabel. 4.12
Hasil Perhitungan Analisis Korelasi
Perhitungan 𝑟𝑋𝑌 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 KD
Hasil 0,8952 13,9185 80,14%
Hasil perhitungan di atas menunjukkan koefisen korelasi sebesar 0,8952.
Sedangkan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada derajat bebas 47 dengan taraf signifikansi 0,05 adalah
0,288, sehingga 𝑟𝑋𝑌 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Hal ini dapat diartikan bahwa
pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain memiliki hubungan. Sementara itu,
berdasarkan table klasifikasi tingkat hubungan koefisien diperoleh 0,8952
termasuk pada interval 0,8 ≤ r < 1 atau -1 ≤ r < -0,8 yang merupakan tingkat
hubungan yang sangat erat. Oleh karena itu, pendidikan akhlak dan sikap birrul
walidain memiliki hubungan yang sangat erat.
Selanjutnya, nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 13,9185 dan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,01
sehingga perbandingan menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak dan sikap birrul
walidain memiliki hubungan yang sangat erat dan signifikan atau berarti.
Sedangkan besarnya pengaruh pendidikan akhlak terhadap sikap birrul walidain
berdasarkan perhitungan koefisien determinan adalah 80,14%.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diperoleh bahwa pendidikan akhlak dan
sikap birrul walidain masing-masing memiliki rata-rata 69,86 dan 71,57. Selain
itu, keduanya termasuk kategori cukup. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa kelas
IX MTs Al-Husna memiliki pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain yang
cukup.
55
Sementara itu, data dari pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain tersebut
merupakan data berdistribusi normal dan linier. Sehingga data tersebut memenuhi
syarat untuk menguji hipotesis selanjutnya.
Pada perhitungan persamaan regresi, koefisien arah (b) menunjukkan hasil
yang positif, yaitu 0,937. Sehingga persamaan regresi Ý = 6,09 + 0,937 𝑋
menunjukkan hubungan yang searah, dimana kenaikan atau penurunan variabel X
akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel Y. Artinya, apabila nilai
pendidikan akhlak naik, maka nilai sikap birrul walidain akan naik pula.
Sebaliknya, jika nilai pendidikan akhlak turun, maka nilai sikap birrul walidain
juga akan semakin turun. Selain itu, uji keberartian persamaan regresi
menunjukkan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 189,6598 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,0471, sehingga persamaan Ý =
6,09 + 0,937 𝑋 dikatakan berarti. Artinya, persamaan regresi Ý = 6,09 +
0,937 𝑋 dapat dipercaya untuk memprediksi sikap birrul walidain. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan Ý = 6,09 + 0,937 𝑋 merupakan
persamaan yang dapat dipercaya untuk menentukan sikap birrul walidain dan
terdapat hubungan yan searah antara pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain.
Selanjutnya, koefisen korelasi menunjukkan adanya hubungan yang sangat
erat antara pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain. Hal ini ditunjukkan dari
hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,8952 yang termasuk pada interval
0,8 ≤ r < 1 atau -1 ≤ r < -0,8. Sedangkan keberartian koefisien korelasi
menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 13,9185 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,01. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan atau berarti antara pendidikan akhlak dan sikap
birrul walidain.
Sementara itu, besarnya pengaruh pendidikan akhlak terhadap sikap birrul
walidain berdasarkan perhitungan koefisien determinan adalah 80,14%. Hal ini
menunjukkan pendidikan akhlak bukan satu-satunya variabel atau faktor yang
dapat mempengaruhi naik atau turunnya sikap birrul walidain siswa.
56
C. Keterbatasan Penelitian
Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti menyadari bahwa
penelitian ini tidak sepenuhnya sampai pada tingkat kebenaran yang mutlak. Hal
ini disadari berdasarkan beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Hanya ada satu variabel independen yang diteliti, yaitu variabel pendidikan
akhlak. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas
menunjukkan adanya faktor lain yang tidak diketahui yang dapat
mempengarhui sikap birrul walidain siswa.
2. Hasil dari penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas IX MTs Al-Husna.
Oleh karena itu, hasil pada penelitian ini akan berbeda hasilnya apabila
diterapkan pada siswa kelas VII dan kelas VIII MTs Al-Husna, serta sekolah
lainnya karena setiap respondennya mempunyai karakterristik yang berbeda.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan akhlak dengan
sikap birrul walidain siswa kelas IX MTs Al-Husna. Hal tersebut
ditunjukkan dari hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh
harga r hitung lebih besar dari r tabel (13,9185 > 2,01) pada taraf
signifikansi 0,05. Pendidikan akhlak memiliki skor rata-rata persentase
sebesar 69,86 dan sikap birrul walidain memiliki skor rata-rata persentase
sebesar 71,57 sehingga keduanya termasuk dalam kategori cukup.
Artinya, siswa kelas IX MTs Al-Husna sudah menjalankan pendidikan
akhlak dan sikap birrul walidain dengan baik dimana mereka sudah
mampu menjalani, menghayati, dan merealisasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar
0,288 sehingga korelasi antara kedua variabel termasuk pada kategori
agak rendah. Kontribusi kecenderungan pendidikan akhlak dengan sikap
birrul walidain siswa ditunjukkan oleh hasil koefisien determinan sebesar
80,14%, sehingga 19,86% merupakan sumbangan atau kontribusi dari
faktor lain yang belum terdeteksi.
58
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dan
sikap birrul walidain siswa. Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya ditujukan
untuk meneliti hubungan antara pendidikan akhlak dan sikap birrul walidain
siswa. Sehinggan penelitian ini belum menghasilkan upaya-upaya untuk
meningkatkan sikap birrul walidain yang lebih baik dari sebelumnya.
Selain itu, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai variabel-
variabel lain yang berkaitan dengan sikap birrul walidain karena dari hasil
penelitian ini menunjukkan adaanya kontribusi sebesar 19,86% dari variabel
selain pendidikan akhlak.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin. (2008). Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an.
Jakarta: Amzah.
Ali, Mohammad Daud. (2008). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.
Aminah, Nina. (2014). Studi Agama Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Anwar, Rosihon. (2010). Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Anshori, Muslich dan Sri Iswati. (2009). Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Surabaya: AUP.
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiyah. (1995). Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:
PT Remaja Rosdakarya.
Dimyati, Ayat. (2001). Hadist Arbai’in: Masalah Aqidah, Syariah & Akhlak.
Bandung: Marja.
Fadjar, A. Malik. (1999). Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Yayasan
Pendidikan Islam FAJAR DUNIA.
Gulo, W. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.
Hamalik, Oemar. (2011). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Rosdakarya.
Hasbullah. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Hasbullah. (2006). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Juwariyah. (2010). Hadits Tarbawi. Yogyakarta: Teras.
Kadir. (2010). Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Dilengkapi
Dengan Output Program SPSS). Jakarta: Rosemata Sempurna.
Kasmiati. (2014). Konsep Pendidikan Akhlak dalam Islam. Jurnal Potensia,
Vol. 13.
60
Mahfuzh, Muhammad Jamaluddin Ali. (2001). Psikologi Anak dan Remaja
Muslim. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Muchtar, Heri Jauhari. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mustofa A. (2014). Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nata, Abuddin. (2015). Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Nata, Abuddin. (2012). Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta:
Rajawali Pers.
Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.Nuryanto.
(2013). Eksistensi Pendidikan Pondok Pesantren Terhadap Perubahan Akhlak
Santri, Jurnal Tarbawiyah, Vol. 10 No. 2.
Purwanto, Ngalim. (2007). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Ramayulis. (2015). Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis. (2015). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Riadi, Edi. (2016). Statistika Penelititan (Analisis Manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: ANDI.
S, Tatang. (2012). Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. (2016). Studi Ilmu Pendidikan
Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Santoso, Singgih. (2015). SPSS 20 Pengolah Data Statistic di Era Informasi.
Jakarta: PT Elex Media Komput Indo.
Shihab, M. Quraish. (2010). Membumikan Al-Quran. Jakarta: Lentera Hati.
Silaen, Sofar dan Widiyono. (2013). Metodologi Penelitian Social untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:In Media.
Sudarmanto, R. Gunawan. (2013). Statistik Terapan Berbasis Komputer
Dengan Program IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
61
Supriyadi, Edi. (2014). SPSS + Amos. Jakarta: In Media.
Suryani & Hendryadi. (2015). Metode Riset Kuantitatif. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Undang-Undang Republik Inonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).
Wahida, Fefri. Hubungan Antara Minat Belajar Matematika Dengan Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Sungguminasa
Kabupaten Gowa. Skripsi. Makassar: UIN Alauddin Makassar
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. (2007). Birrul walidain (Berbakti Kepada
Orangtua). Bogor: Pustaka Attaqwa.
62
LAMPIRAN
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENDIDIKAN AKHLAK SISWA
(Sebelum Uji Validasi)
Ruang
Lingkup
Akhlak
Indikator Nomor soal Total
Soal
Akhlak kepada
Allah
Berdoa sebelum dan
sesudah menjalankan
setiap perbuatan
1, 2 2
Menjalankan ibadah yang
diajarkan 3, 4 2
Menerima semua
keputusan dan pemberian-
Nya dengan ikhlas
5, 6 2
Bersyukur kepada Allah
atas nikmat dan karunia-
Nya
7 1
Akhlak kepada
diri sendiri
Jujur 8, 9, 10 3
Disiplin 11, 12, 13, 14, 15 5
Tanggung jawab 16, 17 2
Akhlak
Kepada sesama
makhluk hidup
Toleransi 18, 19, 20, 21 4
Gotong-royong 22, 23, 24, 25, 26 5
Bersikap sopan dan santun 27, 28, 29, 30 4
Akhlak kepada
lingkungan
Memelihara lingkugan
sekolah 31, 32 2
Total Soal 32
Lampiran 2
ANGKET PENELITIAN PENDIDIKAN AKHLAK SISWA
(Sebelum Uji Validasi)
Nama: Kelas:
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang susai dengan keadaan Anda.
No. Pernyataan
Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1 Berdo'a sebelum pembelajaran dimulai
2 Pembelajaran diakhiri tanpa berdo'a
3 Saya melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah
4 Saya melaksanakan shalat Sunnah dhuha
5 Guru akan memberikan nasihat dan motivasi
ketika saya mendapat nilai jelek
6 Saya akan menangis dan marah ketika mendapat
nilai jelek
7 Saya mengucapkan 'Alhamdulillah' ketika
mendapat nilai bagus
8 Saya membayar makanan/minuman yang saya
beli
9 Saya berbohong tentang alasan saya terlambat ke
sekolah
10 Guru memberikan hukuman ketika saya
mencontek saat ulangan
11 Guru memberikan teguran/hukuman ketika saya
tidak mengumpulkan tugas tepat waktu
12 Saya tidak mengikuti upacara di hari senin
dengan bebas
13 Guru memulai pelajaran dengan tepat waktu
14 Saya tidak akan dihukum ketika terlambat
datang ke sekolah
15 Guru menyita HP yang saya mainkan ketika
guru sedang menjelaskan materi pelajaran
16 Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan
guru
17 Saya meminta maaf kepada teman ketika saya
melakukan kesalahan
18 Saya berteman dengan siapa saja
19 Guru hanya memperhatikan siswa yang pintar
20 Saya akan marah ketika teman-teman tidak
sependapat dengan saya
21 Ketika teman saya sedang berbicara, saya
mendengarkan dengan seksama
22 Saya aktif dalam melaksanakan piket pada hari
yang telah ditentukan
23 Saya aktif dalam mengerjakan tugas kelompok
24 Saya bersikap tidak peduli dengan teman yang
sedang kesulitan
25 Saya meminjamkan pulpen kepada teman yang
tidak membawa pulpen
26 Mengumpulkan donasi untuk membantu teman
yang terkena musibah
27 Saya memanggil guru dengan panggilan
ibu/bapak
28 Saya bersalaman ketika bertemu dengan guru
29 Saya menggunakan pulpen teman tanpa izin
30 Guru menegur ketika saya menggunakan kata-
kata kasar saat berbicara
31 Saya membuang sampah sembarangan
32 Saya mengambil sampah yang berserakan dan
membuangnya ke tempat sampah
Lampiran 3
KISI-KISI INSTRUMEN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA
(Sebelum Uji Validasi)
No. Indikator Sikap Birrul Walidain Nomor Soal Total Soal
1. Mentaati perintah orangtua 1, 2, 3 3
2. Berbicara dan bersikap kepada
orangtua dengan sopan serta santun
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14 11
3. Meminta ijin dan doa restu kepada
orangtua 15, 16, 17, 18 4
4. Membantu tugas dan pekerjaan
orangtua 19, 20, 21, 22 4
5. Menjaga nama baik orangtua 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29 7
6. Mendoakan orangtua 30 1
Total Soal 30
Lampiran 4
ANGKET PENELITIAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA
(Sebelum Uji Validasi)
Nama: Kelas:
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang susai dengan keadaan Anda.
No. Pernyataan
Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1 Saya mematuhi peraturan yang dibuat orang tua
2 Saya melaksanakan perintah orangtua dengan
senang hati
3 Saya menolak perintah orangtua ketika sedang
belajar
4 Saya berbicara kepada orangtua dengan kata-kata
yang baik
5 Saya memenuhi panggilan orangtua ketika saya
sedang menonton film kesukaan
6 Saya memanggil ibu yang sedang di dapur ketika
saya berada di kamar
7 Ketika bersalaman, saya akan bersalaman kepada
ibu lebih dulu kemudian ayah
8 Saya marah-marah kepada orangtua
9 Saya mendengarkan dengan seksama ketika
orangtua sedang berbicara
10 Saya bersikap cuek ketika ayah pulang dari bekerja
11 Saya duduk di kursi, sementara orangtua di lantai
12 Saya mempersilahkan orangtua untuk mengambil
makanan/minuman terlebih dahulu
13 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan
14 Saya menyuruh orangtua untuk mengambilkan
makanan ketika ingin makan
15 Saya bersalaman dan mencium tangan orangtua
ketika berangkat dan berangkat sekolah
16
Apabila orangtua sedang tidak ada di rumah dan
ada teman yang mengajak saya main, maka saya
akan langsung ikut
17 Saya meminta izin sebelum menggunakan barang
milik orangtua
18 Saya mengikuti kegiatan sekolah tanpa izin
orangtua
19 Saya membersihkan kamar saya sendiri
20 Saya memijat orangtua ketika lelah
21 Saya membantu menjaga adik ketika ibu sedang
memasak
22 Saya sibuk bermain HP ketika ibu sedang menyapu
23 Saya berkelahi di sekolah atau di luar rumah
24 Saya pulang larut malam
25 Saya menyapa atau bersalaman ketika bertemu
dengan teman orangtua
26 Saya membicarakan kesalahan/kejelekan orangtua
kepada teman
27 Saya berkunjung ke tempat saudara dekat dan jauh
28 Saya menjaga rahasia keluarga
29 Saya mengejek orangtua teman saya
30 Saya mendoakan orangtua setiap selesai sholat
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN PENDIDIKAN AKHLAK SISWA
(Sesudah Uji Validasi)
Ruang Lingkup
Akhlak Indikator Nomor soal
Total
Soal
Akhlak kepada
Allah
Berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan setiap perbuatan 1, 2 2
Menjalankan ibadah yang diajarkan 3, 4 2
Menerima semua keputusan dan
pemberian-Nya dengan ikhlas 5 1
Akhlak kepada
diri sendiri
Jujur 6, 7 2
Disiplin 8, 9, 10, 11 4
Tanggung jawab 12 1
Akhlak Kepada
sesama makhluk
hidup
Toleransi 13 1
Gotong-royong 14, 15, 16 3
Bersikap sopan dan santun 17, 18 2
Akhlak kepada
lingkungan
Memelihara lingkugan sekolah 19, 20 2
Total Soal 20
Lampiran 6
ANGKET PENELITIAN PENDIDIKAN AKHLAK SISWA
(Sesudah Uji Validasi)
Nama: Kelas:
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang susai dengan keadaan Anda.
No. Pernyataan
Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1 Berdo'a sebelum pembelajaran dimulai
2 Pembelajaran diakhiri tanpa berdo'a
3 Saya melaksanakan shalat dzuhur berjama’ah
4 Saya melaksanakan shalat Sunnah dhuha
5 Guru akan memberikan nasihat dan motivasi ketika
saya mendapat nilai jelek
6 Saya berbohong tentang alasan saya terlambat ke
sekolah
7 Guru memberikan hukuman ketika saya mencontek
saat ulangan
8 Guru memberikan teguran/hukuman ketika saya tidak
mengumpulkan tugas tepat waktu
9 Guru memulai pelajaran dengan tepat waktu
10 Saya tidak akan dihukum ketika terlambat datang ke
sekolah
11 Guru menyita HP yang saya mainkan ketika guru
sedang menjelaskan materi pelajaran
12 Saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru
13 Guru hanya memperhatikan siswa yang pintar
14 Saya aktif dalam melaksanakan piket pada hari yang
telah ditentukan
15 Saya meminjamkan pulpen kepada teman yang tidak
membawa pulpen
16 Mengumpulkan donasi untuk membantu teman yang
terkena musibah
17 Saya bersalaman ketika bertemu dengan guru
18 Guru menegur ketika saya menggunakan kata-kata
kasar saat berbicara
19 Saya membuang sampah sembarangan
20 Saya mengambil sampah yang berserakan dan
membuangnya ke tempat sampah
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA
(Sesudah Uji Validasi)
No. Indikator Sikap Birrul Walidain Nomor Soal Total Soal
1. Mentaati perintah orangtua 1, 2, 3 3
2. Berbicara dan bersikap kepada
orangtua dengan sopan serta santun 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 7
3. Meminta ijin dan doa restu kepada
orangtua 11, 12, 13 3
4. Membantu tugas dan pekerjaan
orangtua 14, 15 2
5. Menjaga nama baik orangtua 16, 17, 18, 19, 20 5
6. Mendoakan orangtua 21 1
Total Soal 21
Lampiran 8
ANGKET PENELITIAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA
(Sesudah Uji Validasi)
Nama: Kelas:
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang susai dengan keadaan Anda.
No. Pernyataan
Jawaban
Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1 Saya mematuhi peraturan yang dibuat orang tua
2 Saya melaksanakan perintah orangtua dengan
senang hati
3 Saya menolak perintah orangtua ketika sedang
belajar
4 Saya berbicara kepada orangtua dengan kata-kata
yang baik
5 Saya memanggil ibu yang sedang di dapur ketika
saya berada di kamar
6 Saya marah-marah kepada orangtua
7 Saya mendengarkan dengan seksama ketika
orangtua sedang berbicara
8 Saya duduk di kursi, sementara orangtua di lantai
9 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan
10 Saya menyuruh orangtua untuk mengambilkan
makanan ketika ingin makan
11 Saya bersalaman dan mencium tangan orangtua
ketika berangkat dan berangkat sekolah
12
Apabila orangtua sedang tidak ada di rumah dan
ada teman yang mengajak saya main, maka saya
akan langsung ikut
13 Saya meminta izin sebelum menggunakan barang
milik orangtua
14 Saya membersihkan kamar saya sendiri
15 Saya sibuk bermain HP ketika ibu sedang menyapu
16 Saya berkelahi di sekolah atau di luar rumah
17 Saya pulang larut malam
18 Saya membicarakan kesalahan/kejelekan orangtua
kepada teman
19 Saya berkunjung ke tempat saudara dekat dan jauh
20 Saya menjaga rahasia keluarga
21 Saya mendoakan orangtua setiap selesai sholat
Lampiran 9
HASIL INSTRUMEN PENDIDIKAN AKHLAK SISWA
Respo
nden
Nomor Soal
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 120
2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 109
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 120
4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 109
5 4 2 3 2 2 4 3 4 2 2 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 1 2 3 4 3 4 3 2 4 4 3 100
6 4 2 2 3 4 3 3 4 2 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 107
7 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 113
8 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 118
9 4 4 2 3 2 3 3 4 1 2 3 4 3 1 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 100
10 4 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 106
11 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 106
12 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 106
13 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 100
14 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 1 109
15 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 101
16 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 95
17 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 1 4 4 4 3 1 2 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 102
18 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 3 100
19 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 108
20 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 115
21 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 2 100
22 4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 111
23 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 112
24 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 115
25 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 120
26 4 3 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 114
27 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 114
28 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 117
29 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 117
30 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 4 3 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 107
Total
112
89
85
102
101
100
93 117
98
107 107 88 105 106
110
99 113
115
104
91 57 100
115
110
116
111
101
110
91 108
112
98 3271
Lampiran 10
HASIL INSTRUMEN SIKAP BIRRUL WALIDIAN SISWA
Re
spo
nde
n
Nomor Soal TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 112
2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 1 4 4 2 4 4 2 2 3 4 99
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 110
4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 1 3 3 2 4 4 3 4 3 4 98
5 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 1 2 1 4 3 2 3 2 4 87
6 3 2 2 3 3 4 3 4 2 2 4 2 4 3 4 3 2 4 4 3 1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 95
7 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 105
8 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 106
9 3 4 2 3 4 2 3 2 1 3 3 4 3 1 4 3 4 4 1 4 2 3 4 1 4 3 3 3 2 4 87
10 3 2 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 1 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 92
11 3 2 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 2 3 3 3 3 4 3 96
12 3 3 2 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 3 4 1 4 3 4 4 2 3 96
13 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 1 4 3 2 4 3 3 90
14 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 101
15 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 1 4 4 1 4 3 3 4 3 3 93
16 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 90
17 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 1 4 4 4 3 1 2 3 1 3 4 4 4 3 4 92
18 3 3 2 3 2 1 3 1 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 4 86
19 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 103
20 4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 106
21 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 4 3 2 3 3 96
22 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 1 3 4 3 4 4 3 4 4 4 102
23 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 104
24 3 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 3 4 4 105
25 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 112
26 3 3 2 4 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 102
27 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 107
28 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 110
29 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 1 3 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 104
30 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 3 4 3 4 4 3 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 101
Total
102
89 85 102 101
95 93 105
98 91 107 88 105 106 110 99 113 115
102 91 57 100 115 83 116 111 93 110 91 114
2987
Lampiran 11
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENDIDIKAN AKHLAK SISWA
𝛼 = (𝑘
𝑘 − 1) × (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
Keterangan:
𝛼 : koefisien reliabilitas
k : banyaknya butir yang valid
𝑆𝑡2 : varian skor total
𝑆𝑖2 : varian skor butir
Responden Nomor Soal
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 77
2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 73
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 73
5 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 3 3 4 1 4 3 3 4 4 3 61
6 4 2 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 71
7 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 72
8 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 76
9 4 4 2 3 2 1 2 3 3 1 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 59
10 4 2 3 3 2 3 4 4 3 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 66
11 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 66
12 3 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 67
13 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 1 57
14 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 69
15 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 1 62
16 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 56
17 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 2 3 4 4 2 4 4 62
18 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 2 4 3 62
19 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 68
20 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 76
21 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 3 2 2 61
22 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 73
23 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
24 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 74
25 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
26 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 71
27 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 75
28 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 78
29 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 76
30 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 68
Total 112 89 85 102 101 98 107 107 105 106 110 99 104 100 116 111 110 108 112 98 2080
Varians 0.271 0.585 0.351 0.386 0.516 0.685 0.599 0.254 0.259 0.74 0.368 0.562 0.326 0.713 0.12 0.217 0.368 0.455 0.271 1.099 46.09
𝛼 = (𝑘
𝑘−1) × (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
𝛼 = (20
20−1) × (1 −
0.271+0.585+0.351+0.516+0.685+0.599+0.254+0.259+0.74+0.368+0.562+0.326+0.713+0.12+0.217+0.368+0.455+0.271+1.099
46.09)
𝛼 = (20
19) × (1 −
9.145
46.09) = 1.053 × (1 − 0.1984) = 1.053 × 0.8016 = 0.844
Lampiran 12
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN BIRRUL WALIDAIN
𝛼 = (𝑘
𝑘 − 1) × (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
Keterangan:
𝛼 : koefisien reliabilitas
k : banyaknya butir yang valid
𝑆𝑡2 : varian skor total
𝑆𝑖2 : varian skor butir
Responden Nomor Soal
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 73
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 72
5 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 1 2 1 3 2 3 4 57
6 3 2 2 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 70
7 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 77
8 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 78
9 3 4 2 3 2 2 1 3 3 1 4 3 4 1 3 4 1 3 3 3 4 57
10 3 2 3 3 2 4 3 4 3 1 3 3 4 1 4 4 2 4 2 4 4 63
11 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 70
12 3 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 3 4 4 3 70
13 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 1 3 2 4 3 61
14 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 73
15 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 1 3 3 4 3 66
16 4 3 3 4 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 61
17 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 1 4 4 2 3 1 4 4 4 4 64
18 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 58
19 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 73
20 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 78
21 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 69
22 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 75
23 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 77
24 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 75
25 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
26 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 72
27 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 77
28 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 81
29 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 77
30 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 76
Total 102 89 85 102 95 105 98 107 105 106 110 99 113 102 100 115 83 111 93 110 114 2144
Varians 0.25 0.59 0.35 0.39 0.7 0.81 0.69 0.25 0.26 0.74 0.37 0.56 0.32 0.73 0.71 0.21 1.36 0.22 0.44 0.37 0.17 56.5
𝛼 = (𝑘
𝑘−1) × (1 −
∑ 𝑆𝑖2
𝑆𝑡2 )
𝛼 = (21
21−1) × (1 −
0.25+0.59+0.35+0.7+0.81+0.69+0.25+0.26+0.74+0.37+0.56+0.32+0.73+0.71+0.21+1.36+0.22+0.44+0.37+0.17
56.5)
𝛼 = (21
20) × (1 −
10.5
56.5) = 1.05 × (1 − 0.1858) = 1.05 × 0.8142 = 0.855
Lampiran 13
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN
PENDIDIKAN AKHLAK SISWA
𝑟𝑋𝑌 =(𝑁)(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
√{𝑁Σ𝑋2 − (Σ𝑋)2} {𝑁Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑋𝑌 : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : skor per soal
Y : skor total per responden
N : banyaknya responden
Responden X1 X2 X3 Y 𝑋12 𝑋2
2 𝑋32 Y2 X1Y X2Y X3Y
1 4 3 4 120 16 9 16 14400 480 360 480
2 4 4 4 109 16 16 16 11881 436 436 436
3 4 4 4 120 16 16 16 14400 480 480 480
4 4 3 3 109 16 9 9 11881 436 327 327
5 4 2 3 100 16 4 9 10000 400 200 300
6 4 2 2 107 16 4 4 11449 428 214 214
7 4 3 3 113 16 9 9 12769 452 339 339
8 4 4 3 118 16 16 9 13924 472 472 354
9 4 4 2 100 16 16 4 10000 400 400 200
10 4 2 3 106 16 4 9 11236 424 212 318
11 3 2 3 106 9 4 9 11236 318 212 318
12 3 3 2 106 9 9 4 11236 318 318 212
13 3 2 3 100 9 4 9 10000 300 200 300
14 4 3 3 109 16 9 9 11881 436 327 327
15 3 2 3 101 9 4 9 10201 303 202 303
16 3 3 3 95 9 9 9 9025 285 285 285
17 4 3 2 102 16 9 4 10404 408 306 204
18 4 3 2 100 16 9 4 10000 400 300 200
19 4 3 2 108 16 9 4 11664 432 324 216
20 4 2 3 115 16 4 9 13225 460 230 345
21 3 2 3 100 9 4 9 10000 300 200 300
22 4 2 3 111 16 4 9 12321 444 222 333
23 4 3 2 112 16 9 4 12544 448 336 224
24 4 4 3 115 16 16 9 13225 460 460 345
25 4 4 3 120 16 16 9 14400 480 480 360
26 4 3 2 114 16 9 4 12996 456 342 228
27 4 4 3 114 16 16 9 12996 456 456 342
28 4 4 3 117 16 16 9 13689 468 468 351
29 4 3 3 117 16 9 9 13689 468 351 351
30 2 3 3 107 4 9 9 11449 214 321 321
Total 112 89 85 3271 426 281 251 358121 12262 9780 9313
Uji Validitas Pernyataan No.1 (X1)
𝑟1 =(30)(12262)−(112)(3271)
√{(30)(426)−(112)2} {(30)(358121)−(3271)2}
𝑟1 =(367860)−(366352)
√{12780−12544} {10743630−10699441}
𝑟1 =1508
√{236} {44189}=
1508
√10428604=
1508
3229.335= 0.467
Uji Validitas Pernyataan No.2 (X2)
𝑟2 =(30)(9780)−(89)(3271)
√{(30)(281)−(89)2} {(30)(358121)−(3271)2}
𝑟2 =(293400)−(291119)
√{8430−7921} {10743630−10699441}
𝑟2 =2281
√{509} {44189}=
2281
√22492201=
2281
4742.594= 0.481
Uji Validitas Pernyataan No.3 (X3)
𝑟3 =(30)(9313)−(85)(3271)
√{(30)(251)−(85)2} {(30)(358121)−(3271)2}
𝑟3 =(279390)−(278035)
√{7530−7225} {10743630−10699441}
𝑟3 =1355
√{305} {44189}=
1355
√13477645=
1355
3671.191= 0.369 .
.
.
dst.
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN
SIKAP BIRRUL WALIDAIN
𝑟𝑋𝑌 =(𝑁)(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
√{𝑁Σ𝑋2 − (Σ𝑋)2} {𝑁Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑋𝑌 : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : skor per soal
Y : skor total per responden
N : banyaknya responden
Responden X1 X2 X3 Y 𝑋12 𝑋2
2 𝑋32 Y2 X1Y X2Y X3Y
1 3 3 4 112 9 9 16 12544 336 336 448
2 4 4 4 99 16 16 16 9801 396 396 396
3 3 4 4 110 9 16 16 12100 330 440 440
4 3 3 3 98 9 9 9 9604 294 294 294
5 3 2 3 87 9 4 9 7569 261 174 261
6 3 2 2 95 9 4 4 9025 285 190 190
7 4 3 3 105 16 9 9 11025 420 315 315
8 3 4 3 106 9 16 9 11236 318 424 318
9 3 4 2 87 9 16 4 7569 261 348 174
10 3 2 3 92 9 4 9 8464 276 184 276
11 3 2 3 96 9 4 9 9216 288 192 288
12 3 3 2 96 9 9 4 9216 288 288 192
13 3 2 3 90 9 4 9 8100 270 180 270
14 3 3 3 101 9 9 9 10201 303 303 303
15 3 2 3 93 9 4 9 8649 279 186 279
16 4 3 3 90 16 9 9 8100 360 270 270
17 3 3 2 92 9 9 4 8464 276 276 184
18 3 3 2 86 9 9 4 7396 258 258 172
19 4 3 2 103 16 9 4 10609 412 309 206
20 4 2 3 106 16 4 9 11236 424 212 318
21 3 2 3 96 9 4 9 9216 288 192 288
22 4 2 3 102 16 4 9 10404 408 204 306
23 4 3 2 104 16 9 4 10816 416 312 208
24 3 4 3 105 9 16 9 11025 315 420 315
25 4 4 3 112 16 16 9 12544 448 448 336
26 3 3 2 102 9 9 4 10404 306 306 204
27 4 4 3 107 16 16 9 11449 428 428 321
28 4 4 3 110 16 16 9 12100 440 440 330
29 4 3 3 104 16 9 9 10816 416 312 312
30 4 3 3 101 16 9 9 10201 404 303 303
Total 102 89 85 2987 354 281 251 299099 10204 8940 8517
Uji Validitas Pernyataan No.1 (X1)
𝑟1 =(30)(10204)−(102)(2987)
√{(30)(354)−(102)2} {(30)(299099)−(2987)2}
𝑟1 =(306120)−(304674)
√{10620−10404} {8972970−8922169}
𝑟1 =1446
√{216} {50801}=
1446
√10973016=
1446
3312.55= 0.437
Uji Validitas Pernyataan No.2 (X2)
𝑟2 =(30)(8940)−(89)(2987)
√{(30)(281)−(89)2} {(30)(299099)−(2987)2}
𝑟2 =(268200)−(265843)
√{8430−7921} {8972970−8922169}
𝑟2 =2357
√{509} {50801}=
2357
√25857709=
2357
5085.048= 0.464
Uji Validitas Pernyataan No.3 (X3)
𝑟3 =(30)(8517)−(85)(2987)
√{(30)(251)−(85)2} {(30)(299099)−(2987)2}
𝑟3 =(255510)−(253895)
√{7530−7225} {8972970−8922169}
𝑟3 =1615
√{305} {50801}=
1615
√15494305=
1615
3936.281= 0.410
.
.
.
dst.
Lampiran 15
SKOR PENDIDIKAN AKHLAK DAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA
Responden Pendidikan Akhlak (X) Sikap Birrul Walidain (Y)
1 77 80
2 73 73
3 80 83
4 73 72
5 61 57
6 71 70
7 72 77
8 76 78
9 59 57
10 66 63
11 66 70
12 67 70
13 57 61
14 69 73
15 62 66
16 56 61
17 62 64
18 62 58
19 68 73
20 76 78
21 61 69
22 73 75
23 74 77
24 74 75
25 77 81
26 71 72
27 75 77
28 78 81
29 76 77
30 68 76
31 59 65
32 62 65
33 73 75
34 61 63
35 76 78
36 76 80
37 56 62
38 74 70
39 74 74
40 77 83
41 78 80
42 66 66
43 76 73
44 69 69
45 73 77
46 68 65
47 77 74
48 71 66
49 77 78
Jumlah 3423 3507
Lampiran 16
PERHITUNGAN DESKRIPSI STATISTIK PENDIDIKAN AKHLAK
1. Rata-rata (M)
M =∑ X
N=
3423
49= 69,86
2. Varians (S2)
S2 =∑X2 −
(∑X)2
NN − 1
S2 =241323 −
(3423)2
4949 − 1
=241323 −
1171692949
48
S2 =241323 − 239121
48=
2202
48= 45,88
3. Standar Deviasi (S)
S = √S2
S = √45,875
S = 6,77
Keterangan:
∑ X = skor total variabel X (Pendidikan Akhlak)
N = banyaknya responden
Lampiran 17
PERHITUNGAN DESKRIPSI STATISTIK SIKAP BIRRUL WALIDAIN
1. Rata-rata (M)
M =∑Y
N=
3507
49= 71,57
2. Varians (S2)
S2 =∑Y2 −
(∑Y)2
NN − 1
S2 =253415 −
(3507)2
4949 − 1
S2 =253415 −
1229904949
48
S2 =253415 − 251001
48
S2 =2414
48= 50,29
3. Standar Deviasi (S)
S = √S2 = √50,2917 = 7,09
Keterangan:
∑ Y = skor total variabel Y (Sikap Birrul Walidain)
N = banyaknya responden
Lampiran 18
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS VARIABEL PENDIDIKAN
AKHLAK DENGAN METODE LILIEFORS
Responden X fk Z=𝑥𝑖−��
𝑠 Ztabel F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
1 56 2
-2.05 0.4798 0.0202 0.0408 0.0206
2 56 -2.05 0.4798 0.0202 0.0408 0.0206
3 57 3 -1.90 0.4713 0.0287 0.0612 0.0325
4 59 5
-1.60 0.4452 0.0548 0.1020 0.0472
5 59 -1.60 0.4452 0.0548 0.1020 0.0472
6 61
8
-1.31 0.4049 0.0951 0.1633 0.0682
7 61 -1.31 0.4049 0.0951 0.1633 0.0682
8 61 -1.31 0.4049 0.0951 0.1633 0.0682
9 62
12
-1.16 0.377 0.123 0.2449 0.1219
10 62 -1.16 0.377 0.123 0.2449 0.1219
11 62 -1.16 0.377 0.123 0.2449 0.1219
12 62 -1.16 0.377 0.123 0.2449 0.1219
13 66
15
-0.57 0.2157 0.2843 0.3061 0.0218
14 66 -0.57 0.2157 0.2843 0.3061 0.0218
15 66 -0.57 0.2157 0.2843 0.3061 0.0218
16 67 16 -0.42 0.1628 0.3372 0.3265 0.0107
17 68
19
-0.27 0.1064 0.3936 0.3878 0.0058
18 68 -0.27 0.1064 0.3936 0.3878 0.0058
19 68 -0.27 0.1064 0.3936 0.3878 0.0058
20 69 21
-0.13 0.0517 0.4483 0.4286 0.0197
21 69 -0.13 0.0517 0.4483 0.4286 0.0197
22 71
24
0.17 0.0675 0.5675 0.4898 0.0777
23 71 0.17 0.0675 0.5675 0.4898 0.0777
24 71 0.17 0.0675 0.5675 0.4898 0.0777
25 72 25 0.32 0.1255 0.6255 0.5102 0.1153
26 73
30
0.46 0.1772 0.6772 0.6122 0.0650
27 73 0.46 0.1772 0.6772 0.6122 0.0650
28 73 0.46 0.1772 0.6772 0.6122 0.0650
29 73 0.46 0.1772 0.6772 0.6122 0.0650
30 73 0.46 0.1772 0.6772 0.6122 0.0650
31 74
34
0.61 0.2291 0.7291 0.6939 0.0352
32 74 0.61 0.2291 0.7291 0.6939 0.0352
33 74 0.61 0.2291 0.7291 0.6939 0.0352
34 74 0.61 0.2291 0.7291 0.6939 0.0352
35 75 35 0.76 0.2764 0.7764 0.7143 0.0621
36 76
41
0.91 0.3186 0.8186 0.8367 0.0181
37 76 0.91 0.3186 0.8186 0.8367 0.0181
38 76 0.91 0.3186 0.8186 0.8367 0.0181
39 76 0.91 0.3186 0.8186 0.8367 0.0181
40 76 0.91 0.3186 0.8186 0.8367 0.0181
41 76 0.91 0.3186 0.8186 0.8367 0.0181
42 77
46
1.05 0.3531 0.8531 0.9388 0.0857
43 77 1.05 0.3531 0.8531 0.9388 0.0857
44 77 1.05 0.3531 0.8531 0.9388 0.0857
45 77 1.05 0.3531 0.8531 0.9388 0.0857
46 77 1.05 0.3531 0.8531 0.9388 0.0857
47 78 48
1.20 0.3849 0.8849 0.9796 0.0947
48 78 1.20 0.3849 0.8849 0.9796 0.0947
49 80 49 1.50 0.4332 0.9332 1.0000 0.0668
Keterangan: Ltabel = 0.1266
Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS VARIABEL SIKAP BIRRUL
WALIDAIN DENGAN METODE LILIEFORS
Responden Y fk Z=𝑥𝑖−��
𝑠 Ztabel F(Z) S(Z) |F(Z)-S(Z)|
1 57 2
-2.05 0.4798 0.0202 0.0408 0.0206
2 57 -2.05 0.4798 0.0202 0.0408 0.0206
3 58 3 -1.91 0.4719 0.0281 0.0612 0.0331
4 61 5
-1.49 0.4319 0.0681 0.1020 0.0339
5 61 -1.49 0.4319 0.0681 0.1020 0.0339
6 62 6 -1.35 0.4115 0.0885 0.1224 0.0339
7 63 8
-1.21 0.3869 0.1131 0.1633 0.0502
8 63 -1.21 0.3869 0.1131 0.1633 0.0502
9 64 9 -1.07 0.3577 0.1423 0.1837 0.0414
10 65
12
-0.93 0.3238 0.1762 0.2449 0.0687
11 65 -0.93 0.3238 0.1762 0.2449 0.0687
12 65 -0.93 0.3238 0.1762 0.2449 0.0687
13 66
15
-0.79 0.2852 0.2148 0.3061 0.0913
14 66 -0.79 0.2852 0.2148 0.3061 0.0913
15 66 -0.79 0.2852 0.2148 0.3061 0.0913
16 69 17
-0.36 0.1406 0.3594 0.3469 0.0125
17 69 -0.36 0.1406 0.3594 0.3469 0.0125
18 70
21
-0.22 0.0871 0.4129 0.4286 0.0157
19 70 -0.22 0.0871 0.4129 0.4286 0.0157
20 70 -0.22 0.0871 0.4129 0.4286 0.0157
21 70 -0.22 0.0871 0.4129 0.4286 0.0157
22 72 23
0.06 0.0239 0.5239 0.4694 0.0545
23 72 0.06 0.0239 0.5239 0.4694 0.0545
24 73
27
0.20 0.0793 0.5793 0.5510 0.0283
25 73 0.20 0.0793 0.5793 0.5510 0.0283
26 73 0.20 0.0793 0.5793 0.5510 0.0283
27 73 0.20 0.0793 0.5793 0.5510 0.0283
28 74 29
0.34 0.1331 0.6331 0.5918 0.0413
29 74 0.34 0.1331 0.6331 0.5918 0.0413
30 75
32
0.48 0.1844 0.6844 0.6531 0.0313
31 75 0.48 0.1844 0.6844 0.6531 0.0313
32 75 0.48 0.1844 0.6844 0.6531 0.0313
33 76 33 0.62 0.2324 0.7324 0.6735 0.0589
34 77
38
0.77 0.2794 0.7794 0.7755 0.0039
35 77 0.77 0.2794 0.7794 0.7755 0.0039
36 77 0.77 0.2794 0.7794 0.7755 0.0039
37 77 0.77 0.2794 0.7794 0.7755 0.0039
38 77 0.77 0.2794 0.7794 0.7755 0.0039
39 78
42
0.91 0.3186 0.8186 0.8571 0.0385
40 78 0.91 0.3186 0.8186 0.8571 0.0385
41 78 0.91 0.3186 0.8186 0.8571 0.0385
42 78 0.91 0.3186 0.8186 0.8571 0.0385
43 80
45
1.19 0.383 0.883 0.9184 0.0354
44 80 1.19 0.383 0.883 0.9184 0.0354
45 80 1.19 0.383 0.883 0.9184 0.0354
46 81 47
1.33 0.4083 0.9083 0.9592 0.0509
47 81 1.33 0.4083 0.9083 0.9592 0.0509
48 83 49
1.61 0.4463 0.9463 1.0000 0.0537
49 83 1.61 0.4463 0.9463 1.0000 0.0537
Keterangan: Ltabel = 0.1266
Lampiran 20
PERHITUNGAN MANUAL UJI LINIERITAS
ANTARA PENDIDIKAN AKHLAK DAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN
Responden X Y XY X2 Y2
1 77 80 6160 5929 6400
2 73 73 5329 5329 5329
3 80 83 6640 6400 6889
4 73 72 5256 5329 5184
5 61 57 3477 3721 3249
6 71 70 4970 5041 4900
7 72 77 5544 5184 5929
8 76 78 5928 5776 6084
9 59 57 3363 3481 3249
10 66 63 4158 4356 3969
11 66 70 4620 4356 4900
12 67 70 4690 4489 4900
13 57 61 3477 3249 3721
14 69 73 5037 4761 5329
15 62 66 4092 3844 4356
16 56 61 3416 3136 3721
17 62 64 3968 3844 4096
18 62 58 3596 3844 3364
19 68 73 4964 4624 5329
20 76 78 5928 5776 6084
21 61 69 4209 3721 4761
22 73 75 5475 5329 5625
23 74 77 5698 5476 5929
24 74 75 5550 5476 5625
25 77 81 6237 5929 6561
26 71 72 5112 5041 5184
27 75 77 5775 5625 5929
28 78 81 6318 6084 6561
29 76 77 5852 5776 5929
30 68 76 5168 4624 5776
31 59 65 3835 3481 4225
32 62 65 4030 3844 4225
33 73 75 5475 5329 5625
34 61 63 3843 3721 3969
35 76 78 5928 5776 6084
36 76 80 6080 5776 6400
37 56 62 3472 3136 3844
38 74 70 5180 5476 4900
39 74 74 5476 5476 5476
40 77 83 6391 5929 6889
41 78 80 6240 6084 6400
42 66 66 4356 4356 4356
43 76 73 5548 5776 5329
44 69 69 4761 4761 4761
45 73 77 5621 5329 5929
46 68 65 4420 4624 4225
47 77 74 5698 5929 5476
48 71 66 4686 5041 4356
49 77 78 6006 5929 6084
Jumlah 3423 3507 247053 241323 253415
i. Jumlah kuadrat regresi a (JKreg(a))
JKreg(a) =(∑y)2
n=
(3507)2
49=
12299049
49= 251001
j. Jumlah kuadrat regresi (b/a) (JKreg(b|a))
JKreg(b/a) = b × {∑xy −(∑x)(∑y)
n}; dengan b =
𝑛.∑ 𝑋𝑌− ∑ 𝑋 .∑ 𝑌
𝑛.∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2
𝑏 =(49)(247053)−(3423)(3507)
(49)(241323)−(3423)2 =
12105597−12004461
11824827−11716929=
101136
107898= 0.9373
JKreg(b/a) = 0,9373 {247053 −(3423)(3507)
49}
= 0,9373 {247053 −12004461
49}
= 0,9373 (247053 − 244989)
= 0,9373 × 2064 = 1934,5872
k. Jumlah kuadrat residu (JKres)
JKres = JKT − JKreg(b/a) − JKreg(a)
= ∑y2 − 1934,5872 − 251001
= 253415 − 1934,5872 − 251001 = 479,4128
l. Rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres)
RJKres =JKres
n − 2=
479,4128
n − 2=
479,4128
49 − 2=
479,4128
47= 10,2003
m. Jumlah kuadrat error (JKE)
X Kelompok N Y
56 1 2
80
56 73
57 2 1 83
59 3 2
72
59 57
61 4 3 70
61 77
61 78
62
5 4
57
62 63
62 70
62 70
66
6 3
61
66 73
66 66
67 7 1 61
68
8 3
64
68 58
68 73
69 9 2
78
69 69
71
10 3
75
71 77
71 75
72 11 1 81
73
12 5
72
73 77
73 81
73 77
73 76
74
13 4
65
74 65
74 75
74 63
75 14 1 78
76
15 6
80
76 62
76 70
76 74
76 83
76 80
77
16 5
66
77 73
77 69
77 77
77 65
78 17 2
74
78 66
80 18 1 78
JKE = ∑ {∑y2 −(∑y)2
n}𝐾
= {(612 + 622) −(61+62)2
2} + {612 −
612
1 } + {(572 + 652) −
(57+65)2
2} + {(572 + 692 + 632) −
(57+69+63)2
3} + {(662 + 642 +
582 + 652) −(66+64+58+65)2
4} + {(632 + 702 + 662) −
(63+70+66)2
3} + {702 −
702
1} + {(732 + 762 + 652) −
(73+76+75)2
3} +
{(732 + 692) −(73+69)2
2} + {(702 + 722 + 662) −
(70+72+66)2
3} +
{772 −772
1} + {(732 + 722 + 752 + 752 + 772) −
(77+75+70+74)2
5} +
{(772 + 752 + 702 + 742) −(77+75+70+74)2
4} + {772 +
772
1} +
{(782 + 782 + 772 + 782 + 782 + 802 + 732) −
(78+78+77+78+80+73)2
6} + {(802 + 812 + 832 + 742 + 782) −
(80+81+83+74+78)2
5} + {(1812 + 802) −
(81+80)2
2} + {832 −
832
1}
JKE = 0,5 + 0 + 32 + 72 + 38,75 + 24,67 + 0 + 64,67 + 8 + 18,67 + 0 +
15,2 + 26 + 0 + 27,33 + 46,8 + 0,5 + 0 = 375,09
n. Kuadrat tuna cocok (JKTC ) dengan rumus :
JKTC = JKres − JKE = 479,4128 − 375,09 = 104,3228
o. Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC)
RJKTC =JKTC
K − 2=
104,3228
18 − 2=
104,3228
16= 6,5202
p. Rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan menggunakan rumus :
RJKE =JKE
n − K=
375,09
48 − 18=
375,09
31= 12,0997
q. Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :
F =RJKTC
RJKE=
6,5202
12,0997= 0,5389
Lampiran 21
OUTPUT SPSS PERHITUNGAN UJI LINIERITAS
ANTARA PENDIDIKAN AKHLAK (X) DAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN (Y)
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Y * X Between Groups (Combined) 2038.917 17 119.936 9.913 .000
Linearity 1934.649 1 1934.649 159.895 .000
Deviation from Linearity 104.268 16 6.517 .539 .904
Within Groups 375.083 31 12.099
Total 2414.000 48
Lampiran 22
PERHITUNGAN MANUAL UJI REGRESI LINIER SEDERHANA
1. Persamaan Regresi
𝑏 =𝑛.∑ 𝑋𝑌− ∑ 𝑋 .∑ 𝑌
𝑛.∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2
=(49)(247053)−(3423)(3507)
(49)(241323)−(3423)2 =
12105597−12004461
11824827−11716929=
101136
107898= 0.937
a = �� − 𝑏�� = 71.57 − 0.9373(69.86) = 71.57 − 65.4798 = 6.09
Ý = 𝑎 + 𝑏𝑋
Ý = 6.09 + 0.937𝑋
2. Keberartian Persamaan Regresi
a. Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠)
𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 =𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠
𝑛 − 2=
479,4128
n − 2=
479,4128
49 − 2=
479,4128
47= 10,2003
b. Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (b/a) (𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏𝑎⁄ ))
𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏𝑎⁄ ) =
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑏
𝑎⁄ )
1=
1934,5872
1= 1934,5872
c. Uji Keberartian persamaan
F =RJKreg(b/a)
RJK𝑟𝑒𝑠=
1934,5872
10,2003= 189,6598
Lampiran 23
OUTPUT SPSS PERHITUNGAN UJI PERSAMAAN REGRESI
1. Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95.0% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) 6.092 4.776 1.276 .208 -3.516 15.700
X .937 .068 .895 13.773 .000 .800 1.074
a. Dependent Variable: Y
2. Keberartian Persamaan Regresi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1934.649 1 1934.649 189.691 .000b
Residual 479.351 47 10.199
Total 2414.000 48
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X
Lampiran 24
PERHITUNGAN UJI KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT
1. Korelasi Pearson Product Moment
𝑟𝑥𝑦 =(𝑁)(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
√{𝑁∑𝑥2 − (∑𝑥)2}{𝑁∑𝑦2 − (∑𝑦)2}
𝑟𝑥𝑦 =(49)(247053) − (3423)(3507)
√{(49)(241323) − (3423)2}{(𝑀𝐺)(253415) − (3507)2}
=12105597 − 12004461
√{11824827 − 11716929}{12417335 − 12299049}
=101136
√(107898)(118286)=
101136
√12762822828=
101136
112972,6641= 0,8952
2. Perhitungan Signifikansi Koefisien Korelasi
𝑡 =𝑟𝑥𝑦√𝑛 − 1
√1 − 𝑟𝑥𝑦
𝑡 =0,8952√49 − 1
√1 − (0,8952)2
𝑡 =0,8952√48
√1 − 0,8014=
(0,8952)(6,9282)
√0,1986
𝑡 =6,2021
0,4456= 13,9185
3. Koefisien Determinasi
𝐾𝐷 = 𝑟𝑋𝑌2 × 100%
𝐾𝐷 = 0,89522 × 100% = 0.8014 × 100% = 80.14%
Lampiran 25
TABEL NORMAL
Lampiran 26
TABEL DISTRIBUSI F
Lampiran 27
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Lampiran 28
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 29
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Lampiran 30
UJI REFERENSI