lembar persembahan - · pdf filevii lembar persembahan karya sederhana ini kupersembahkan...

94
vii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad Untuk abang, kaka, dan keponakanku yang ku sayang… Drs. Matsani M.Si, Achmad Basyaruddin M.Si, Mustofa Kamal S.Kom, Achmad Buchori S.E, Siti Ansyoriah M.Pd, Ir.Saefullah M.M, dan Zaenal Muttaqien S.Sos. Sultan, Caesar, Radja, Fathi, Erfan, Aulia, Chatrine, Calysta, Rafli, Rajwa, Ahza, Kamila.. _MOTTO_ Ketenangan Dalam Diri Sumber Pikiran Yang Jernih Dan Positif Dan segala nikmat yang ada pada mu (datangnya dari Allah), kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepadaNya lah kamu meminta pertolongan (An-Nahl : 53)

Upload: hoangnhi

Post on 15-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

vii 

 

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda

Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Untuk abang, kaka, dan keponakanku yang ku sayang…

Drs. Matsani M.Si, Achmad Basyaruddin M.Si, Mustofa Kamal S.Kom, Achmad Buchori

S.E, Siti Ansyoriah M.Pd, Ir.Saefullah M.M, dan Zaenal Muttaqien S.Sos.

Sultan, Caesar, Radja, Fathi, Erfan, Aulia, Chatrine, Calysta, Rafli, Rajwa, Ahza, Kamila..

 

_MOTTO_

• Ketenangan Dalam Diri Sumber Pikiran Yang Jernih Dan Positif

• Dan segala nikmat yang ada pada mu (datangnya dari Allah), kemudian

apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepadaNya lah kamu meminta

pertolongan (An-Nahl : 53)

Page 2: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ade Nurmalika

NIM : 106070002204

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA SELF

CONTROL DENGAN KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI YAYASAN

GINJAL DIATRANS INDONESIA ” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang

ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar

pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika

ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 26 November 2010

Yang menyatakan

Ade Nurmalika NIM : 106070002204

[email protected]

iv

Page 3: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

  

ABSTRAK A) Fakultas Psikologi

B) 26 November 2010

C) Ade Nurmalika D) Hubungan antara self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik di

yayasan ginjal diatrans Indonesia. E) xiii + 62 Halaman + Lampiran F) Penyakit gagal ginjal kronik merupakan masalah yang sangat penting dan

masih sedikit perhatian yang difokuskan untuk memperdalam pengetahuan mengenai pasien gagal ginjal kronik.Penyakit gagal ginjal kronik menyebabkan pasien mengalami permasalahan-permasalahan yang bersifat fisik, psikologis, dan sosial. Permasalahan-permasalahan tersebut apabila tidak diperhatikan akan menimbulkan kecemasan yang luar biasa. Kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan dan tidak mengenakkan yang dimanifestasikan dalam tiga komponen yaitu emosi, kognitif, dan fisiologis. Maka proses mengontrol emosi dapat dilakukan dengan self control, karena self control sendiri berkaitan dengn bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya.

Self Control yang dimaksud adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau merintangi impuls-impuls yang tertuang dalam perilaku, kognitif, dan pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik. Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional. Populasi adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia, Jatiwaringin. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sample sebanyak 35 orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan skala likert untuk self control dan kecemasan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode korelasi (Pearson Correlation) pada taraf signifikansi 0,05 pada two tailed test. Hasil penelitian menyatakan bahwa self control tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik (0,660 > 0,005). Berdasarkan hasil penelitian ini, dan untuk pengembangan penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil subjek yang memiliki rentang usia lebih luas dan juga tahap perkembangan yang berbeda dari yang telah peneliti

 

Page 4: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

  

vi 

 

ambil. Selain itu perlu dilakukan kajian mengenai variabel lain yang ikut memberi kontribusi yang signifikan tentang self control dan kecemasan pasien gagal ginjal kronik.

G) Bahan bacaan : 19 buku (1969-2010) + 4 jurnal + 2 artikel

 

Page 5: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim Penulis memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,

karena berkat segala kekuasaan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, beserta jajarannya. 2. Neneng Tati Sumiati, M. Si, Psi. dan Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi. yang telah

membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mendapatkan banyak masukan dan ilmu yang sangat berharga, selain itu penulis mengucapkan terima kasih banyak atas kesediaan kedua dosen pembimbing karena telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

3. Evangeline I Suaidy M. Psi. Psi, selaku dosen pembimbing akademik. 4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan. 5. Bapak dan Almh. Mamihku, orangtua tercinta yang selalu memberi motivasi

dalam pembuatan skripsi ini, baik itu membantu dalam hal moril, materi dan terutama doa yang tak pernah putus.

6. Keluargaku tersayang, abang-abang dan kakakku, serta keponakanku yang senantiasa memberikan keceriaan disaat penulis merasa jenuh.

7. Muhammad Arif, kamulah salah satu orang yang membuat penulis memiliki motivasi sangat besar untuk segera menyelesaikan skripsi ini setelah kedua orang tua dan keluargaku tercinta. Terima kasih atas suport dan kontribusi yang kamu berikan selama ini.

8. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas A terimakasih atas kebersamaan selama ini. Terutama Novita Barselia (kelas C) yang telah sangat berjasa membantu penulis dalam berbagi ilmu yang dimilikinya (bersedia meluangkan waktunya demi mengajarkan skoring dengan SPSS), kemudian Ega yang berkenan berbagi ilmu SPSS juga kepada penulis, selain itu fido, nisa, acut yang telah memberi support baik langsung maupun tidak langsung (terima kasih untuk kebersamaan kita selama 4 tahun ini, benar-benar waktu kuliah sangat menyenangkan dengan adanya kalian), seluruh teman-teman kuliah saya, dan sahabat-sahabat di masa sekolah (lia, dwi, dine, hani, dita) maafkan jika tidak dapat disebutkan satu-persatu karena sedemikian banyaknya.

9. Teman-teman kelompok KKL RS. Duren Sawit dimana kita telah melewati waktu yang singkat untuk memahami tentang persahabatan dan kerjasama tim.

10. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii

Page 6: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

ix

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral, doa serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu

penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yag berlipat ganda dari Allah SWT, amiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberika manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, 26 November 2010

Penulis  

Page 7: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Daftar Isi

Lembar Pengesahan……..………………………...…………………………… ii Pernyataan……………………………………………………………………… iv Abstrak………………………………………………………………………… v Motto dan Persembahan……………………………………………………...… vii Kata Pengantar.................................................................................................... viii Daftar Isi ……………………………………………………………………….. x Daftar Tabel ......................................................................................................... xii Daftar Bagan ........................................................................................................ xiii Bab I Pendahuluan …………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah ................................................. 8 1.2.1 Pembatasan Masalah .................................................................... 8 1.2.2 Perumusan Masalah .................................................................. 9 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 9 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9 1.5 Sistematika Penulisan ..............................................................................10

Bab II Kajian Pustaka .......................................................................................... 12 2.1 Kecemasan ........................................................................................... 12 2.1.1 Definisi Kecemasan .................................................................... 12 2.1.2 Macam-Macam Kecemasan ........................................................ 13 2.1.3 Komponen Kecemasan ............................................................... 14 2.1.4 Penanggulangan Kecemasan ....................................................... 15 2.2 Self Control .......................................................................................... 16 2.2.1 Definisi Self Control ...................................................... ............. 16 2.2.2 Aspek-Aspek Self Control .......................................................... 17 2.2.3 Model Self Control ....................................................................... 19 2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Self Control ............................. ...... 19 2.2.5 Pengaruh Self Control Terhadap Perilaku ................................... 20

2.3 Gagal Ginjal Kronik ............................................................................. 21 2.3.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik ...................................................... 21 2.3.2 Klasifikasi Kerusakan Pada Ginjal ............................................. 21 2.3.3 PenyebabGagal Ginjal ................................................................ 22 2.3.4 Gejala Gagal Ginjal .................................................................... 23 2.3.5 Tahapan Yang Terjadi Pada Pasien Gagal Ginjal ...................... 24 2.3.6 Aspek Psikologis Pasien Gagal Ginjal ....................................... 25 2.3.7 Penanganan Gagal Ginjal Kronik ............................................... 27

2.4 Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia ....................................................... 28 2.4.1 Definisi Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia ............................... 28 2.4.2 Fungsi Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia ................................. 29

x

Page 8: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

xi

2.5 Kerangka Berpikir ……………………………………………… ........ 30 2.6 Hipotesis ………………………………………………………… ...... 33 Bab III Metodologi Penelitian ............................................................................. 34 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................... 34 3.1.1 Pendekatan Penelitian .................................................................. 34 3.1.2 Metode Penelitian ....................................................................... 34 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 34 3.2.1 Definisi Konseptual ..................................................................... 35 3.2.2 Definisi Operasional .................................................................... 35 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 36 3.3.1 Populasi ........................................................................................ 36 3.3.2 Sampel ......................................................................................... 36 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ………………………………….. 37 3.3.4 Karakteristik Sampel ………………………………………….. 37 3.4 Instrumen dan Teknik Penggumpulan Data ......................................... 38 3.4.1 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ................................. 38 3.4.2 Instrumen Penelitian ................................................................... 39 3.4.3 Teknik Uji Instrumen Penelitian ………………………………. 41 3.6 Teknik Analisa Data ............................................................................ 43 3.7 Prosedur Penelitian ............................................................................... 43 Bab IV Presentasi Dan Analisa Data ................................................................. 45 4.1 Gambaran Umum Responden .............................................................. 45 4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 45 4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ........................ 46 4.2 Deskripsi Data ...................................................................................... 46 4.2.1 Deskripsi Penyebaran Skor ......................................................... 46 4.3 Hasil Penelitian .................................................................................... 48 4.3.1 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 48 4.3.2 Hasil Analisa Tambahan ………………………………………. 49 Bab V Kesimpulan, Diskusi dan Saran .............................................................. 53 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 53 5.2 Diskusi ................................................................................................. 53 5.3 Saran .................................................................................................... 56 5.3.1 Saran Teoritis .............................................................................. 57 5.3.2 Saran Praktis ............................................................................... 58 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 60 Lampiran

Page 9: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

DAFTAR TABEL 

 

1. Tabel 3.1  …………………………………………………………………………………………………………   38 2. Tabel                                                                                                                        3.2    

………………………………………………………………………………………………………………………….   39 3. Tabel 3.3  …………………………………………………………………………………………………………  39 4. Tabel 3.4  …………………………………………………………………………………………………………   41 5. Tabel 3.5  …………………………………………………………………………………………………………  41 6. Tabel 3.6  …………………………………………………………………………………………………………  42 7. Tabel 4.1  …………………………………………………………………………………………………………  45 8. Tabel 4.2  …………………………………………………………………………………………………………  46 9. Tabel 4.3  …………………………………………………………………………………………………………  47 10. Tabel 4.4  …………………………………………………………………………………………………………  48 11. Tabel 4.5  …………………………………………………………………………………………………………  49 

 

xii  

Page 10: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

DAFTAR BAGAN    

1. Bagan  2.1  …………………………………………………………………………………………………………   32 

xiii

Page 11: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya menginginkan selalu dalam kondisi yang sehat, baik sehat

secara fisik ataupun sehat secara psikis, karena hanya dalam kondisi sehatlah

manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi pada

kenyataannya selama rentang kehidupannya, manusia selalu dihadapkan pada

permasalahan kesehatan dan salah satunya berupa penyakit yang diderita.

Jenis penyakit yang diderita bentuknya beraneka ragam, ada yang

tergolong penyakit ringan dimana dalam proses pengobatannya relatif mudah dan

tidak terlalu menimbulkan tekanan psikologis pada penderita. Tetapi ada juga

yang tergolong penyakit berat yang dianggap sebagai penyakit yang berbahaya

dan dapat mengganggu kondisi emosional. Adapun salah satu penyakit yang

tergolong berat adalah penyakit gagal ginjal kronik.

Penyakit gagal ginjal adalah penyakit yang terjadi ketika kedua ginjal

gagal menjalankan fungsinya. Adapun fungsi ginjal adalah sebagai tempat

membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan berbagai

racun yang tidak diperlukan oleh tubuh dalam bentuk produksi urine (air seni).

Hal ini disebabkan oleh gangguan imunologis yang terjadi akibat penurunan

kekebalan tubuh, gangguan metabolik akibat dari Diabetes melitus, hipertensi,

infeksi terhadap organ ginjal, prostat, dan lain-lain (medicastore, 2008).

Page 12: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

2

Diperkirakan 20 juta orang dewasa di Amerika Serikat mengalami

penyakit gagal ginjal kronik. Data tahun 1995-1999 menunjukkan insiden

penyakit gagal ginjal mencapai 100 kasus perjuta penduduk per tahun di Amerika

Serikat. Pravalensi penyakit gagal ginjal meningkat setiap tahunnya. CDC

(Centers for Disease Control) melaporkan bahwa dalam kurun waktu tahun 1999

hingga 2004, terdapat 16.8% dari populasi penduduk usia di atas 20 tahun,

mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Persentase ini meningkat bila

dibandingkan data pada 6 tahun sebelumnya, yakni 14.5%. Di negara-negara

berkembang, insiden ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk per

tahun (Firmansyah,2010).

Di Indonesia, dari data di beberapa bagian nefrologi (ilmu yang

mempelajari bagian ginjal), diperkirakan insiden penyakit gagal ginjal berkisar

100-150 per 1 juta penduduk dan prevalensi mencapai 200-250 kasus per juta

penduduk (Firmansyah, 2010). Sedangkan, menurut data dari Yadugi (yayasan

peduli ginjal) di Indonesia kini terdapat sekitar 40.000 penderita gagal ginjal

kronik, hanya 3.000 diantaranya yang memiliki akses pengobatan. Dari angka

yang cukup banyak tersebut, Jawa Barat menduduki urutan pertama dengan

jumlah penderita sebanyak 3.000 orang dan disusul DKI Jakarta di tempat kedua

(Republika, 2001).

Penyakit gagal ginjal termasuk masalah yang sangat penting. Penyakit

gagal ginjal yang tidak di tatalaksana dengan baik dapat memperburuk kearah

penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan terapi pengganti ginjal

permanen berupa hemodialisis atau transplantasi ginjal. Di seluruh dunia, terdapat

Page 13: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

3

sekitar satu juta orang penderita penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani

terapi pengganti ginjal (dialisis atau transplantasi) pada tahun 1996 jumlah ini

akan meningkat menjadi dua juta orang pada tahun 2010 (Firmansyah, 2010).

Akan tetapi, karena mahalnya biaya operasi transplantasi ginjal dan

susahnya mencari donor ginjal, maka cara yang paling banyak digunakan adalah

hemodialisis. Hemodialisis adalah proses pemisahan cairan yang berlebihan

dengan retensi zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah ke cairan dialisa melalui

membran semi permiabel yang ada dalam mesin dialisa dengan cara difusi,

ultrafiltrasi dan konveksi sehingga komposisi zat-zat dan cairan dalam darah

mendekati normal. Proses pengobatan tersebut dapat membantu memperbaiki

homeostasis tubuh, namun tidak mengganti fungsi ginjal yang lainnya, sehingga

untuk mempertahankan hidupnya pasien harus melakukan minimal dua kali

seminggu sepanjang hidupnya (Iskandarsyah, 2006).

Penyakit gagal ginjal kronik menyebabkan pasien mengalami

permasalahan-permasalahan yang bersifat fisik, psikologis, dan sosial yang

dirasakan sebagai kondisi yang menekan. Permasalahan fisik yang dialami pasien

gagal ginjal kronik yaitu berupa adanya perubahan pada tubuh seperti kelebihan

cairan, anemia, tulang mudah rapuh dan penurunan masa otot. Selain itu keluhan

fisik lainnya berupa kesemutan, warna kulit hitam kekuningan, perut buncit,

kurang gizi, pada beberapa pasien mengalami kelumpuhan, mual, tidak nafsu

makan dan penurunan fungsi seksual.

Permasalahan psikologis yang dialami pasien gagal ginjal kronis ditujukan

dari semenjak pertama kali pasien divonis mengalami gagal ginjal. Beberapa

Page 14: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

4

pasien merasa frustasi, putus asa, marah, dan adanya perasaan tidak percaya akan

hasil diagnosa dokter, bahkan ada seorang pasien yang menjadi marah pada dokter

dan mogok makan ketika dia diberitahu bahwa dia mengalami gagal ginjal dan

harus menjalani hemodialisis.

Pada beberapa pasien mengaku dirinya diliputi oleh perasaan cemas,

khawatir, dan adanya perasaan takut mati dikarenakan kondisi sakitnya yang tidak

diramalkan. Mereka enggan untuk melakukan aktivitas dikarenakan adanya

anggapan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi karena penyakit yang

dideritanya, sehingga mereka lebih banyak mengurung diri di dalam kamar,

mengalami gangguan tidur, penurunan nafsu makan dan penurunan minat seksual.

Mereka menilai bahwa dari semenjak menderita penyakit, hidupnya selalu

dalam keadaan ketidak beruntungan, tidak memiliki harapan dan sangat sensitif

terhadap kritik dan saran. Selain itu adanya prognosa yang negatif menyebabkan

pada beberapa pasien mengaku dirinya pesimis akan kesembuhannya, bahkan

beberapa orang mengaku dirinya sempat berusaha bunuh diri dengan makan

berlebihan atau dengan memotong nadi tangannya dikarenakan merasa putus asa

dan lelah melakukan hemodialisis (Iskandarsyah, 2006).

Adapula penelitian yang meneliti kecemasan pasien dialisis dengan pasien

transplantasi ginjal, penelitian tersebut menyatakan bahwa pasien dialisis secara

signifikan lebih tinggi mengalami kecemasan daripada kelompok pasien

transplantasi ginjal dan kelompok kontrol (Kalay, Raluca, &Balazsi, 2009).

Dari hasil penelitian tentang pengalaman hidup pasien gagal ginjal kronis

yang melakukan hemodialisis, terdapat enam tema utama muncul, yaitu:

Page 15: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

5

kemarahan karena penyakitnya telah membuat dirinya menderita, keputusasaan,

ketidak berdayaan, merasa lelah menjalani hemodialisis, merasa lebih baik dengan

dukungan keluarga, dan pasrah pada Tuhan yang memberi kekuatan untuk

menghadapi penyakitnya (Iskandarsyah, 2006).

Adapun dengan adanya dampak dari penyakit gagal ginjal yang

dideritanya, menyebabkan para pasien akan berusaha untuk melakukan penilaian

terhadap situasi yang menekan dan akan berupaya untuk menanggulanginya.

Adanya diagnosa yang negatif, kondisi yang memburuk, dan mengetahui ketidak

efektifan terapi yang dijalaninya merupakan suatu stressor. Hal ini akan

menimbulkan suatu keyakinan kendali pada diri pasien terhadap kesehatannya.

Pada sebagian orang menampilkan perilaku yang lebih positif, dimana mereka

termotivasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan melakukan

hemodialisis secara teratur dan mengikuti prosedur pengobatan yang telah

ditentukan.

Ada pula pasien yang menderita gagal ginjal kronik merasa bahwa kondisi

kesehatannya ditentukan oleh dirinya sendiri, tetapi pada sebagian pasien

menampilkan perilaku yang lain, dimana mereka merasa pesimis akan kondisi

kesehatannya, sehingga dalam menjalani hemodialisis dan prosedur pengobatan

pun harus didorong oleh orang lain karena mereka beranggapan bahwa kondisi

kesehatannya sekarang tergantung pada dokter, perawat dan keluarganya ataupun

dia beranggapan bahwa dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena itu telah

ditentukan oleh Tuhan.

Page 16: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

6

Hal ini sebenarnya bisa diatasi ketika seseorang mampu menggunakan self

control dalam merespon semua stimulus-stimulus yang hadir berupa

ketidakmampuan menghadapi situasi yang akan membahayakan dirinya selama

proses kehidupan berlangsung (Wahidin, 2007).

Self control dapat dijadikan sebagai pengatur proses-proses fisik,

psikologis, dan perilaku seseorang. Dengan kata lain, serangkaian yang

membentuk proses dirinya sendiri. Dengan begitu individu dengan self control

yang tinggi akan sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk bagaimana

berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Ia cenderung untuk mengubah

perilakunya sesuai dengan permintaan situasi sosial yang kemudian dapat

mengatur kesan yang dibuat (Calhoun dan Acocella,1990).

Self control bisa muncul karena adanya perbedaan dalam pengelolaan

emosi, cara mengatasi masalah, tinggi rendahnya motivasi, dan kemampuan

mengolah segala potensi dan pengembangan kompetensinya. Self control sendiri

berkaitan dengan bagaimana individu mampu mengendalikan emosi serta

dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock,1980).

Ketika seseorang mampu melakukan self control atau self control tinggi

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akan peran, nilai, dan pola hidup yang

baru, maka kemungkinan individu berhasil dalam mengolah emosinya dan

menciptakan pola tingkah laku yang positif bagi lingkungan sekitar, dan

mengembalikan kebermaknaan hidup pada diri individu tersebut. Namun

sebaliknya, bila individu memiliki self control-nya rendah bahkan gagal dalam

melakukan self control terhadap ketidakmampuan melakukan penyesuaian akan

Page 17: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

7

perubahan-perubahan yang terjadi, dapat menyebabkan hilangnya kendali emosi,

ketergantungan, ketidakberdayaan menjaga diri, emosi yang tidak sehat, dan

histeris (dalam Wahidin,2007).

Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel penelitian di Yayasan

Ginjal Diatrans Indonesia yang di singkat (YDGI) sebuah yayasan yang didirikan

oleh Perhimpunan pasien Dialisis dan Transplantasi (Perdiatrin). Tujuannya

adalah untuk meringankan beban penderita gagal ginjal kronik serta

meningkatkan kualitas hidup dari para penderita gagal ginjal tersebut dan

membantu Pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, bagi peneliti sangatlah menarik untuk meneliti self control

para pasien gagal ginjal kronik yang berada di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.

Walaupun demikian, masih sedikit perhatian yang difokuskan untuk

memperdalam pengetahuan mengenai pasien gagal ginjal kronik. Selain itu,

mengingat keterkaitan antara fungsi-fungsi mental dengan kesehatan tubuh,

peneliti merasa perlu meneliti faktor-faktor self control apa saja yang bisa

mengurangi kecemasan pasien gagal ginjal kronik, dan juga apakah ada hubungan

self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik.

Alasan yang paling utama diadakan penelitian ini adalah pengalaman

pribadi peneliti, yang memiliki orang tua penderita gagal ginjal kronik dan telah

meninggal dunia, sehingga peneliti tergerak untuk melakukan penelitian yang

dapat membantu pasien tersebut dalam menghadapi penyakitnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penting untuk diadakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan self control dengan kecemasan pasien

Page 18: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

8

gagal ginjal kronik. Rumusan judul penelitian yang dilakukan adalah “Hubungan

Self Control dengan Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik di Yayasan

Ginjal Diantrans Indonesia”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu batasan

mengenai “ Hubungan Self Control dengan Kecemasan Pasien Gagal Ginjal

Kronik di Yayasan Ginjal Diantrans Indonesia”. Adapun batasan mengenai

beberapa hal sebagai berikut:

1. Self Control, dalam penelitian ini adalah kemampuan individu untuk

menggunakan kehendak atau keinginannya dalam membimbing tingkah laku

sendiri dan menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif

yang tertuang dalam perilaku, kognitif, dan pengambilan keputusan.

2. Kecemasan dalam penelitian ini adalah perasaan takut mengenai masa-masa

mendatang tanpa sebab khusus dalam tingkat yang berbeda-beda disertai

dengan perubahan keadaan emosi, kognitif, dan fisiologis.

3. Pasien gagal ginjal kronik adalah individu yang mengalami kemunduran pada

organ ginjal dan harus melakukan terapi hemodialisa ataupun transplantasi

ginjal.

4. Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia adalah sebuah yayasan yang bertujuan

untuk meringankan beban penderita gagal ginjal kronis serta meningkatkan

Page 19: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

9

kualitas hidup dari para penderita gagal ginjal tersebut dan membantu

Pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, permasalahan dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah ada hubungan yang signifikan antara

Self Control dengan Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik di Yayasan Ginjal

Diantrans Indonesia?”

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

Untuk mengkaji hubungan self control dengan kecemasan pada pasien gagal

ginjal kronik di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dilakukannya penelitian, maka diharapkan hasil yang

diperoleh dari penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini,

yaitu:

Page 20: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

10

a. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi yang ilmiah mengenai ada atau tidak adanya

hubungan antara self control dengan kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik,

Sehingga dapat memberikan informasi dibidang psikologi kesehatan.

b. Manfaat Praktis

1. Menjadi bahan masukan untuk pasien gagal ginjal kronik agar bisa

melakukan self control yang efektif saat mengalami kecemasan yang

akan membuat kondisi fisik maupun psikologis pasien menjadi

memburuk.

2. Menjadi bahan informasi bagi pasien gagal ginjal kronik baru dan

keluarganya mengenai apa dan bagaimana penyakit gagal ginjal kronik

sehingga tidak ada kecemasan yang berlebihan saat pasien harus

menerima penyakitnya dan menjalankan terapi pengganti ginjal

tersebut.

3. Menjadi acuan dan referensi pembanding bagi penelitian-penelitian

sejenis dengan subjek serta objek penelitian yang berbeda.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman

penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Adapun penulisan penelitan ini diklasifikasikan ke dalam beberapa

bab,yang terdiri atas :

Page 21: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

11

1. Bab 1 pendahuluan, yang meliputi ; latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Bab 2 kajian pustaka, yang meliputi ; deskripsi teoritik tentang teori

self control, kecemasan, penyakit gagal ginjal kronik, Yayasan Ginjal

Diatrans Indonesia, serta kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis.

3. Bab 3 metodologi penelitian,yang meliputi ; pendekatan dan metode

penelitian, definisi konseptual variabel dan operasional variabel, teknik

pengambilan sampel, pengumpulan data yaitu metode dan instrumen

penelitian, teknik uji instrumen, teknik analisa data dan prosedur

penelitian.

4. Bab 4 hasil penelitian, terdiri dari hasil penelitian, uji persyaratan dan

pengujian hipotesis.

5. Bab 5 penutup, berisi kesimpulan, diskusi, dan saran.

Page 22: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

12

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi teoritik tentang teori self control,

kecemasan, penyakit gagal ginjal kronik, Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia, serta

kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis.

2.1 Kecemasan

2.1.1 Definisi Kecemasan

Banyak para ahli berupaya menjelaskan kecemasan. Menurut Atkinson

(1996) kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan

istilah-istilah seperti khawatir, rasa takut, yang kita alami dalam tingkat yang

berbeda-beda.

Dalam kamus psikologi oleh Chaplin (1989:32) bahwa kecemasan adalah

perasaan campuran berisikan ketakutan dan kekhawatiran mengenai masa-masa

mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut.

Menurut Priest (1991:10) definisi kecemasan adalah perasaan yang

individu alami, ketika berfikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan akan

terjadi.

Kecemasan mempunyai dua pengertian, yaitu kecemasan sebagai respon

dan kecemasan sebagai variabel intervening. Kecemasan sebagai respon

mengandung pengertian bahwa kecemasan adalah reaksi seseorang terhadap

Page 23: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

13

pengalaman atau situasi tertentu, yang akan tampak dari pembicaraan, tindakan,

atau perubahan fisiknya (denyut jantung, tekanan darah, pernafasan dan lain-lain).

Kecemasan sebagai variabel intervening, maksudnya adalah kecemasan

yang disebabkan oleh kondisi tertentu dan mempunyai pengaruh atau konsekuensi

tertentu juga. Kecemasan ini akan menimbulkan aplikasi lain, yaitu munculnya

penyesuaian-penyesuaian yang menimbulkan kecemasan tertentu untuk

memindahkan ancaman (Lazarus, 1969).

Calhoun dan Acocella (1990) mendefinisikan kecemasan sebagai perasaan

takut disertai dengan perubahan keadaan emosi, kognitif, dan fisiologis.

Dari berbagai macam pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa

kecemasan adalah perasaan takut mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab

khusus dalam tingkat yang berbeda-beda disertai dengan perubahan keadaan

emosi, kognitif, dan fisiologis.

2.1.2 Macam-Macam Kecemasan

Menurut Freud (dalam Musthafa Fahmi, 1977) berpendapat bahwa cemas

ada tiga macam :

1. Cemas objektif (obyektive anxiety), yaitu reaksi terhadap pengenalan akan

adanya bahaya luar, atau adanya kemungkinan bahaya yang disangkanya

akan terjadi.

2. Cemas penyakit (neurotic anxiety), yang tampak dalam 3 bentuk, yakni :

a. Cemas umum yaitu individu merasa takut yang samar dan umum serta

tidak menentu.

Page 24: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

14

b. Cemas penyakit, yang mencakup pengenalan terhadap objek atau

situasi tertentu, sebagai penyebab dari cemas, misalnya takut akan

darah atau serangga.

c. Cemas dalam bentuk ancaman, yaitu cemas yang menyertai gejala

gangguan jiwa, seperti hysteria, dan lain-lain

3. Cemas moral dan rasa berdosa, cemas jenis ini timbul akibat tekanan dan

dorongan yang tinggi.

2.1.3 Komponen kecemasan

Menurut Maher (dalam Calhoun&Acocella, 1990) reaksi kecemasan

memiliki tiga komponen yaitu :

1. Emosional : Individu yang memiliki rasa kesadaran yang kuat akan rasa cemas

seperti sangat takut, serasa akan terjadi bahaya atau penyakit, selalu merasa

akan terjadi kesuraman, kelemahan dan kemurungan, hilang kepercayaan diri

dan ketenangan, dan mudah marah.

2. Kognitif : kecemasan yang berlebihan pada akhirnya mengganggu kemampuan

seseorang dalam berfikir jernih, memecahkan masalah dalam menangani

tuntutan lingkungan, dan tidak mampu memusatkan perhatian.

3. Fisiologis : Respons tubuh terhadap rasa cemas adalah untuk mengarahkan diri

dalam bertindak, baik atau tidak tindakan tersebut. Respons tubuh ini, yaitu

ujung-ujung anggota badan terasa dingin (kaki dan tangan), keringat

bermunculan, detak jantung meningkat, tidur terganggu, hilang nafsu makan.

Page 25: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

15

2.1.4 Penanggulangan Kecemasan

Menurut Atkison (1996), ada dua cara utama untuk menanggulangi

kecemasan yaitu :

a. Menitik beratkan masalahnya : Individu menilai situasi yang

menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk

mengubah atau menghindarinya. Bagaimana individu menerapkan

strategi tersebut tergantung pada pengalamannya dan kapasitasnya

untuk mengontrol diri (self control). Hal ini bisa dilakukan dengan

cara mencari informasi apakah kecemasan tersebut berasal dari

keluarga, pekerjaan, hubungan interpersonal yang buruk, atau aturan-

aturan yang harus ditaati agar kecemasan dapat ditanggulangi.

b. Menitik beratkan emosinya : individu berusaha mereduksi perasaan

cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung

menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu, seperti

melakukan self control dengan cara relaksasi, desensitiasi,

perencanaan lingkungan, dan self talk. Hal ini bisa dilakukan agar

dapat memberikan ketenangan, meredakan ketegangan, dan dengan

beberapa tindakan ini individu mampu menyesuaikan diri, dan mampu

menghadapinya.

Page 26: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

16

2.2 Self Control

2.2.1 Definisi Self Control

Dalam Chaplin (2000), dikatakan bahwa self control adalah kemampuan

untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau

merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif.

Calhoun dan Acocella (1990), mendefinisikan self control sebagai

pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata

lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri.

Goldfried dan Merbaum (dalam Kazdin, 1980), mendefinisikan self

control sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan

mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi

positif.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa self

control adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau

keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau

merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang tertuang dalam

perilaku, kognitif dan pengambilan keputusan.

Calhoun dan Acocella (1990), mengemukakan dua alasan yang

mengharuskan individu untuk mengontrol diri secara kontinyu, yaitu

Pertama, individu hidup bersama kelompok sehingga dalam memuaskan

keinginannya individu harus mengontrol perilakunya agar tidak mengganggu

kenyamanan orang lain.

Page 27: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

17

Kedua, masyarakat mendorong individu secara konstan menyusun standar yang

lebih baik bagi dirinya, sehingga dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut

dibuatkan pengontrolan diri agar dalam proses pencapaian standar tersebut

individu tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

2.2.2 Aspek-aspek Self Control

Berdasarkan Konsep Averill (Sarafino, 1994) terdapat 3 jenis kemampuan

mengontrol diri yaitu,

a. Behavioral Control

Dalam Averill (1973), behavioral control merupakan kesiapan atau

tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau

memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol

perilaku ini diperinci menjadi 2 komponen yaitu mengatur pelaksanaan (regulated

administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifibiality).

Kemampuan mengatur pelaksaan merupakan kemampuan individu untuk

menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau

sesuatu diluar dirinya. Individu yang mampu mengontrol dirinya baik akan

mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampua dirinya dan bila tidak

mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.

b. Cognitive control

Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak

diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai atau menggabungkan suatu

kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk

Page 28: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

18

mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen yaitu: memperoleh

informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal).

c. Decisional control

Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu

tindakan berdasarkan tindakan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Self

control dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu

kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih

berbagai kemungkinan tindakan.

Menurut Block dan Block (dalam Lazarus, 1969), ada tiga jenis kualitas

self control, yaitu over control, under control, dan appropriate control. Over

control merupakan self control yang dilakukan oleh individu secara berlebihan

yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi terhadap

stimulus. Under control merupakan suatu kecendrungan individu untuk

melepaskan impulsivitas dengan bebas tanpa perhitungan yang matang.

Appropriate control merupakan kontrol individu dalam upaya mengendalikan

implus secara tepat.

Dari uraian dan penjelasan di atas, maka untuk mengukur self control

digunakan aspek-aspek sebagi berikut:

a. Kemampuan mengontrol perilaku

b. Kemampuan mengontrol stimulus

c. Kemampuan mengantisipasi suatu kejadian atau peristiwa

d. Kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian

e. Kemampuan mengambil keputusan

Page 29: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

19

2.2.3 Model Self Control

Model dari self control memiliki dua bagian:

• Bagian pertama, memerlukan spesifikasi yang jelas masalah yang

mana sebagai perilaku yang harus dikontrol.

• Bagian kedua, mensyaratkan teknik perilaku yang diterapkan untuk

mengelola masalah. Dalam pengertian itu, model self control ini

terdiri dari melakukan satu hal untuk meningkatkan peluang

melakukan hal lain. Seorang individu harus berperilaku dengan

cara tertentu mengatur lingkungan untuk mengelola sendiri

perilaku berikutnya. Ini berarti memancarkan perilaku untuk

mengendalikan efek perubahan perilaku dikontrol (skinner,1953

dalam Garry Martin Joseph Pear, 2003: 321)

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Control

Sebagaimana faktor psikologis lainnya self control dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi self

control ini terdiri dari faktor internal (dari diri individu), dan faktor eksternal

(lingkungan individu):

a. Faktor internal

Faktor internal yang ikut andil terhadap self control adalah usia.

Semakin bertambah usia seseorang maka semakin baik

kemampuan mengontrol diri seseorang itu.

Page 30: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

20

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini diantaranya adalah lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga menentukan bagaimana kemampuan

mengontrol diri seseorang (Hurlock, 1980).

Dalam Calhoun dan Acocella (1990) dikatakan bahwa tiga masalah yang

dapat dipengaruhi oleh self control salah satunya adalah kecemasan. Dikatakan

juga bahwa seseorang yang tidak mampu memelihara self control-nya akan

mempunyai efek negatif berupa depresi, merasa putus asa, ketergantungan,

perfeksionis, self image rendah, tidak berdaya, dan emosi tak terkendali.

2.2.5 Pengaruh Self Control terhadap Perilaku

Calhoun dan Acocella (1990) menyatakan bahwa self control dapat

dijadikan sebagai pengatur proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang.

Dengan kata lain, serangkaian yang membentuk proses dirinya sendiri. Dengan

begitu individu dengan self controlnya yang tinggi akan sangat memperhatikan

cara-cara yang tepat untuk bagaimana berprilaku dalam situasi yang bervariasi. Ia

cenderung untuk mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan situasi sosial

yang kemudian dapat mengatur kesan yang dibuat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka self control dapat berfungsi sebagai

suatu aktivitas pengendalian perilaku. Pengendalian perilaku mengandung makna

yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum mengambil

sikap dan memutuskan untuk bertindak.

Page 31: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

21

2.3 Gagal Ginjal Kronik

2.3.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik

Menurut Colvy (2010) mendefinisikan gagal ginjal sebagai sebuah

penyakit dimana fungsi ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi

mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh,

menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di

dalam darah atau produksi urine. Menurut Hartono (2008) gagal ginjal kronik

dapat diartikan sebagai ketidakmampuan ginjal untuk melaksanakan

pekerjaannya.

Sedangkan menurut Suciadi (2010) gagal ginjal atau yang sekarang lebih

dikenal sebagai end-stage renal disease, merupakan stadium akhir berdasarkan

gangguan fungsi dan tingkat keparahan kerusakan penyakit ginjal menahun.

Lebih lanjut menurut Rachmach (2007) gagal ginjal kronik yaitu

berkurangnya fungsi ginjal dalam tubuh secara bertahap yang diikuti oleh

penimbunan sisa metabolisme protein serta gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh.

2.3.2 Klasifikasi Kerusakan Pada Ginjal

Klasifikasi membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium yaitu,

Stadium I kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium 2

kerusakan ginjal dengan penurunan ringan fungsi ginjal, stadium 3 kerusakan

ginjal dengan penurunan sedang fungsi ginjal, stadium 4 kerusakan ginjal dengan

penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah gagal ginjal (Susalit, 2002).

Page 32: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

22

2.3.3 Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Colvy (2010:41) mengatakan bahwa penyebab gagal ginjal kronik dapat

dibagi dalam tiga kelompok yaitu:

1. Penyebab pre-renal

Penyebab pre-renal berupa gangguan aliran darah ke arah ginjal sehingga

ginjal kekurangan suplai darah. Kurangnya suplai darah mengakibatkan

kurangnya oksigen yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan jaringan

ginjal. Sederhananya, penyebab pre-renal adalah berkurangnya daya

pompa jantung, adanya sumbatan/hambatan aliran darah pada arteri besar

yang ke arah ginjal, dan lain-lain. Misalnya, dehidrasi dari kehilangan

cairan tubuh (muntah, diare, berkeringat, demam), hypovolemia (volume

darah yang rendah).

2. Penyebab renal

Penyebab renal berupa gangguan/kerusakan yang mengenai jaringan

ginjal sendiri seperti kerusakan akibat penyakit diabetes mellitus,

hipertensi, penyakit sistem kekebalan tubuh seperti SLE (Systemic Lupus

Erythematosus), peradangan, keracunan obat, kista dalam ginjal, berbagai

gangguan aliran darah di dalam ginjal yang merusak jaringan ginjal.

3. Penyebab post-renal

Penyebab post-renal berupa gangguan/hambatan aliran keluar (output)

urin sehingga terjadi aliran balik urin ke arah ginjal yang dapat

menyebabkan kerusakan ginjal. Sederhananya, penyebab post-renal antara

lain adalah adanya sumbatan atau penyepitan pada saluran pengeluaran

Page 33: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

23

urin antara ginjal sampai ujung saluran kemih, adanya batu pada ureter

sampai uretra, penyempitan akibat saluran tertekuk, penyempitan akibat

pembesaran kelenjar prostat, tumor, dan lain-lain.

2.3.4 Gejala Gagal Ginjal Kronik

Menurut Colvy (2010:42) adapun gejala dari gagal ginjal kronik kerap

tanpa keluhan pada stadium awal. Oleh karena itu pasien sebaiknya waspada jika

mengalami gejala-gejala berikut:

a. Tekanan darah tinggi

b. Perubahan jumlah berkemih

c. Ada darah dalam urin

d. Bengkak pada kaki dan pergelangan kaki (edema)

e. Rasa lemah serta sulit tidur

f. Sakit kepala

g. Sesak dan merasa mual serta muntah

h. Urin berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk berkemih

i. Napas bau, karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut

j. Gatal-gatal, utamanya di kaki

2.3.5 Tahapan Yang Terjadi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

Kubler&Ross (dalam Taylor, 2009) mengemukakan lima tahapan yang

biasanya terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yaitu:

Page 34: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

24

1. Tahap penyangkalan

Reaksi kebanyakan individu saat pertama kali mendengar diagnosa

penyakit kronis yang menimpanya adalah pernyataan, “Tidak, bukan

saya, itu tidak benar.” Biasanya penyangkalan merupakan pertahanan

sementara dan segera akan digantikan dengan penerimaan yang

bersifat parsial.

2. Tahap marah.

Kalau penyangkalan pada tahap pertama tidak tertahan lagi, maka itu

akan digantikan dengan rasa marah, gusar, cemburu, dan benci.

Berlawanan dengan tahap penyangkalan, tahap marah ini sangat sulit

diatasi dari sisi keluarga dan para staf rumah sakit.

3. Tahap menawar

Tahap ini tidak terlalu dikenal, namun sebenarnya sangat menolong

pasien, meskipun terjadi hanya beberapa saat. Ketika kita tidak mampu

menghadapi kenyataan yang menyedihkan pada awal periode dan

menjadi marah terhadap orang-orang sekitar dan Tuhan pada fase

kedua, boleh jadi kita akan berhasil membuat perjanjian yang mungkin

menunda terjadinya hal yang tidak diharapkan.

4. Tahap Depresi

Terdapat dua macam jenis depresi yaitu, depresi reaktif, dan depresi

preparatory (persiapan). Pada depresi reaktif, pasien memiliki banyak

hal untuk diungkapkan dan memerlukan banyak interaksi verbal serta

sering melibatkan interaksi aktif. Seseorang yang penuh pengertian

Page 35: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

25

tidak akan menemui kesulitan dalam mengungkapkan penyebab

depresi dan meredakan perasaan bersalah atau malu yang tidak

realistis, yang biasanya menyertai depresi. Ketika depresi menjadi alat

persiapan bagi kehilangan yang harus terjadi atas objek-objek yang

dicintai, demi mempermudah sikap menerima, dorongan, dan

penentraman hati tidak lagi terlalu berarti.

5. Tahap penerimaan

Penerimaan harus dibedakan dari bahagia. Penerimaan lebih

merupakan kehampaan perasaan. Ketika pasien menerima kedamaian

dan penerimaan, lingkaran minatnya pun hilang. Pasien berharap

dibiarkan sendiri atau setidaknya tidak dipusingkan oleh berita-berita

dan masalah dunia luar.

2.3.6 Aspek Psikologis Pasien Gagal Ginjal Kronik

Secara umum aspek psikologis pasien gagal ginjal kronik dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal (Rachmach, 2007:103).

1. Faktor Internal, meliputi :

a. Komplikasi proses hemodialisa, terkadang hemodialisa menambah

ketidaknyamanan karena adanya komplikasi atau kondisi pasien

yang drop pasca hemodialisa, seperti hipotensi, kram otot, sindrom

ketidakseimbangan dialysis, penyakit yang berhubungan dengan

transfusi dan anemia.

Page 36: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

26

b. Aturan diet ketat dan pengurangan asupan cairan, dikarenakan diet

ketat membuat pasien frustasi dan merasa tidak nyaman,

sedangkan pengurangan asupan cairan merupakan stressor

psikologis yang tinggi bagi pasien.

c. Harapan patah ditengah jalan, dikarenakan pasien merasa hidupnya

sudah tidak ada harapan lagi untuk menggapai masa depannya.

2. Faktor Eksternal, meliputi :

a. Beban Ekonomi, dikarenakan salah satunya biaya hemodialisa,

konsultasi dokter yang dirasa cukup berat.

b. Mobilitas yang terbatas, karena keterbatasan kegiatan sehari-hari

merupakan stressor utama bagi pasien.

c. Ketergantungan terhadap mesin, kelangsungan hidup pasien sangat

tergantung pada mesin (sebagai pengganti mesin) dan

ketergantungan terhadap orang-orang yang menolongnya saat

proses hemodialisa.

d. Stressor-stressor lain misalnya, kehilangan pekerjaan, penghasilan,

status finansial, efek samping obat, perasaan lelah, perubahan

suasana hati, sulit menemukan teman yang mengerti penyakitnya,

kekacauan suasana keluarga, dan hubungan social yang kurang

baik.

Kedua faktor ini, apabila tidak diperhatikan bisa menimbulkan kecemasan

luar biasa dan depresi yang dalam jangka panjang bisa mengakibatkan stress.

Page 37: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

27

Apabila pasien sudah mengalami depresi maka akan muncul perasaan sedih,

murung, merasa kosong, tidak ada rasa senang, lesu, sulit tidur, selera makan

menurun, mudah tersinggung, tidak kooperatif, merasa tidak berharga dan tidak

berguna, serta putus asa (Rachmach, 2007).

2.3.7 Penanganan Gagal Ginjal Kronik

Selama ini dikenal beberapa terapi pengganti ginjal yaitu, transplantasi

ginjal, peritoneal dialisa (PD), dan Hemodialisa (HD).

a. Transplantasi Ginjal

Menurut Rachmach (2007) transplantasi ginjal adalah proses penggantian

ginjal yang rusak dengan ginjal yang baru yang masih sehat.

b. Peritoneal dialisa (PD)

Menurut Colvy (2010) dialysis peritoneal adalah metode cuci darah

dengan bantuan membran peritoneum (selaput rongga perut).

c. Hemodialisa (HD)

Hemodialisa (HD) adalah dialisis dengan menggunakan mesin dialiser

yang berfungsi sebagai “ginjal buatan”. Proses ini dilakukan 1-3 kali

seminggu di rumah sakit dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-

4 jam (Colvy, 2010). Terapi cuci darah ini tidak menyebabkan fungsi

ginjal menjadi baik, pasien yang melakukan terapi akan memiliki

ketergantungan pada mesin hemodialisis. Ada beberapa gejala umum drop

yang dirasakan oleh pasien menjelang hemodialisa, antara lain mual dan

Page 38: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

28

muntah, uremik, sesak nafas, tekanan darah yang terlalu tinggi maupun

terlalu rendah, dan Hb yang rendah (Rachmach 2007:49).

2.4 Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YDGI)

2.4.1 Definisi Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia

YGDI merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan

bagi penderita gagal ginjal dengan memberikan pelayanan dialisis (cuci darah).

Pelayanan tersebut merupakan program live saving (penyelamatan hidup bagi

pasien).

Yayasan tersebut didirikan oleh Perhimpunan Pasien Dialisis dan

Transplantasi (PERDIATRIN) pada tanggal 25 Mei 1983. YGDI mendirikan

pusat dialisis pertama di atas lahan pinjaman di sisi Rumah Sakit Angkatan Udara

Halim Perdana Kusuma. Klinik Dialisis tersebut yang kemudian diberi nama

sesuai dengan nama pendiri YGDI merupakan Dialisis Center di luar rumah sakit

pertama di Indonesia. Klinik kedua yang berlokasi di Jatiwaringin dioperasikan

pada bulan Mei 2005 guna menampung pasien - pasien yang tidak dapat dilayani

di Halim karena keterbatasan kapasitas. Hal ini disebabkan banyaknya pasien

yang ingin mendapatkan pelayanan di yayasan ini karena faktor biaya yang

terjangkau (tarif sosial) dan pelayanan yang baik.

Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) terdapat dua puluh lima mesin

dialisis yang bekerja keras tanpa henti. Saat ini ada 126 penderita gagal ginjal

yang harus melaksanakan cuci darah (dialisis) yang dilayani setiap hari di YGDI.

Mereka secara bergiliran memanfaatkan mesin cuci darah tersebut.

Page 39: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

29

Kegiatan di YDGI berlangsung setiap hari selama 24 jam, kecuali hari

Rabu dan Sabtu yang dua kelompok (shift), maka hari-hari lain mesin pencuci

darah itu bekerja tiga shift. Dalam hal tiga shift kegiatan berlangsung dari pagi

hingga pukul 24.00. Kegiatan di YGDI Halim Perdana Kusuma pada hari minggu

libur (depsos, 2008).

2.4.2 Fungsi Yayasan Ginjal

Fungsi dari yayasan ginjal adalah sebagai dukungan moral untuk para

pasien ginjal dan juga mengurangi biaya-biaya pengobatan selama menjalani

terapi atau konsultasi dengan dokter.

Page 40: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

30

2.5 Kerangka Berfikir

Gagal ginjal kronik adalah satu penyakit kronis dimana fungsi ginjal

mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali

dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan

cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau

produksi urine.

Menurut data dari Yadugi (yayasan peduli ginjal) di Indonesia kini

terdapat sekitar 40.000 penderita gagal ginjal kronik, hanya 3.000 diantaranya

yang memiliki akses pengobatan (Republika,09 Oktober 2001).

Penyakit gagal ginjal termasuk masalah yang sangat penting. Penyakit

gagal ginjal yang tidak di tatalaksana dengan baik dapat memperburuk kearah

penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan terapi pengganti ginjal

permanen.

Oleh karena itu, ada beberapa permasalahan yang dialami pasien gagal

ginjal kronik. Permasalahan tersebut meliputi dua faktor yaitu, faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal meliputi komplikasi proses hemodialisa, aturan

diet ketat dan pengurangan asupan cairan, serta harapan patah ditengah jalan.

Sedangkan faktor eksternal meliputi ketergantungan terhadap mesin, beban

ekonomi, mobilitas yang terbatas, serta stressor-stressor lainnya. Kedua faktor ini,

apabila tidak diperhatikan bisa menimbulkan kecemasan yang luar biasa dan

depresi yang dalam jangka panjang bisa mengakibatkan stress.

Agar kondisi diatas tidak membuat emosi menjadi takut serta berbuah

kecemasan, maka individu perlu mengontrol emosinya sendiri ketika suatu situasi

Page 41: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

31

yang tidak menyenangkan mendekat dengan sikap yang rasional untuk merespon

situasi tersebut dan mencegah dari munculnya reaksi yang berlebihan. Proses

mengontrol emosi sendiri dapat dilakukan dengan self control karena self control

sendiri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta

dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock, 1980).

Self control dapat dijadikan sebagai pengatur proses-proses fisik,

psikologis, dan perilaku seseorang. Dengan begitu individu dengan self control

baik akan sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk bagaimana

berperilaku dalam situasi yang bervariasi. Individu cenderung untuk merubah

perilakunya sesuai dengan permintaan situasi sosial yang kemudian dapat

mengatur kesan yang dibuat.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa semakin buruk self control

pasien maka semakin cemaslah ia dalam menghadapi penyakit dan proses

penyembuhannya. Dan sebaliknya, semakin baik self control pasien maka

semakin ringan kecemasan yang dialami pasien tersebut, atau bahkan tidak

mengalami kecemasan sama sekali. Jadi, diantara kedua variabel tersebut terdapat

atau ada hubungan terbalik.

Page 42: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

32

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema di bawah ini,

Bagan 2.1

Bagan Kerangka Berfikir

Pasien gagal ginjal

kronik

Yayasan Ginjal

Diatrans Indonesia

Self Control pasien gagal

ginjal kronik

BurukBaik

Kecemasan

Tinggi

Kecemasan

Rendah

Page 43: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

33

2.6 HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merumuskan hipotesis penelitian

ke dalam bentuk pernyataan sebagai berikut:

Hipotesis Alternatif (Ha):

Terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan kecemasan pada

pasien gagal ginjal kronik di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.

Hipotesis Nol (Ho):

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan kecemasan

pada pasien gagal ginjal kronik di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.

Page 44: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

34

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan hasil penelitiannya.

(Arikunto,2006).

3.1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskripsi

dengan jenis penelitian korelasional sesuai dengan tujuan penelitian yang meneliti

adakah hubungan antara self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik

di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia, tanpa diperlukan administrasi dan

pengontrolan terhadap perlakuan (Arikunto,2006).

Metode korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan

tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam satu populasi.

Pengukuran dengan metode korelasi ini digunakan untuk menentukan besarnya

hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Sevilla, 1993).

3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Operasional

Sutrisno Hadi (Dalam Arikunto, 2006) mendefinisikan variabel sebagai

gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Variabel dibagi atas dua

Page 45: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

35

macam, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable). Arikunto (2006) mendefinisikan variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau mengakibatkan hasil, sedangkan variabel

terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau hasil dari penelitian. Adapun kedua

variabel tersebut, yaitu:

a. Independent Variabel (IV) atau variable bebas, yaitu self control.

b. Dependent Variabel (DV) atau variable terikat, yaitu kecemasan.

3.2.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (IV)

Self Control adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau

keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau

merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang tertuang dalam

perilaku, kognitif, dan pengambilan keputusan.

b. Variabel Terikat (DV)

Kecemasan adalah perasaan takut mengenai masa-masa mendatang tanpa

sebab khusus dalam tingkat yang berbeda-beda disertai dengan perubahan

keadaan emosi, kognitif, dan fisiologis.

3.2.2 Definisi Operasional

1. Self Control adalah skor yang diperoleh dari skala self control. Indikator

self control dalam penelitian ini didasarkan pada konsep Averill (1973)

Page 46: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

36

yaitu kemampuan mengontrol kognitif, kemampuan mengontrol perilaku,

dan kemampuan mengambil keputusan.

2. Kecemasan pasien gagal ginjal kronis adalah skor yang diperoleh dari

skala kecemasan. Indikator dalam penelitian ini didasarkan pendapat

Maher (dalam Calhoun & Accocella, 1990), bahwa kecemasan dapat

dimanifestasikan dalam tiga komponen, yakni emosional, kognitif, dan

fisiologis.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Arikunto (2006) menyatakan populasi adalah jumlah keseluruhan subjek

penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri

atau karakteristik sama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain

(Azwar,2008). Dalam penelitian ini populasinya adalah pasien gagal ginjal kronik

pada rentang umur 30-45 tahun.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu

(Sugiyono, 2009).

Page 47: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

37

Berdasarkan pendapat diatas, penelitian ini menggunakan sebanyak 35

responden penelitian, hal ini telah sesuai dengan penjelasan Sevilla untuk

penelitian ukuran minimum yang ditawarkan dalam penelitian korelasi dapat

diambil minimal 30 responden (Sevilla,dkk,1993).

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan

korelasi Pearson. Adapun metode pengambilan sampel yang digunakan oleh

penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik nonprobability sampling,

dengan metode purposive sampling, yang mana dalam metode ini ditentukan

dengan karakteristik sampel berdasarkan tujuan penelitian.

3.3.4 Karakteristik Sampel

Berdasarkan metode yang digunakan peneliti berdasarkan tujuan

penelitian, karakteristik sampel sebagai berikut :

a. Pasien gagal ginjal kronik

b. Stadium 4 sampai stadium 5

c. Menjalani Hemodialisa.

d. Rentang umur 30-45 tahun.

Page 48: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

38

3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah dengan metode nontes, sedangkan instrumen yang digunakan berupa skala.

Yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan mengenai pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,

2006). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala model Likert, di

mana variabel yang di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan (Sugiyono, 2009). Skala yang digunakan

dalam penelitian ini berupa skala self control dan skala kecemasan pasien gagal

ginjal kronik. Kedua skala tersebut disusun oleh peneliti dengan menggunakan

pembagian dua kategori item pernyataan, favorabel dan unfavorabel dengan

menentukan bobot nilai.

Tabel 3.1

Nilai Skor Jawaban

Kategori Pilihan Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Page 49: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

39

3.4.2 Insrumen Penelitian

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Skala Self Control dan Kecemasan pasien gagal ginjal kronik.

1. Skala self control

Skala self control digunakan untuk mengetahui sejauh mana individu mempunyai

kemampuan untuk menggunakan kehendak atau keinginannya dalam

membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau merintangi impuls-impuls

atau tingkah laku impulsif yang tertuang dalam perilaku, kognitif, dan

pengambilan keputusan.

Tabel 3.2

Blue Print Try Out Skala Self Control

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Kemampuan mengontrol

perilaku

1, 8, 5 2, 4, 6 6

Kemampuan kognitif

11, 15 3, 7, 16 5

Kemampuan mengambil keputusan

10, 12, 14, 17

9, 13 6

Jumlah 9 8 17

2. Skala Kecemasan

Skala ini digunakan untuk mengukur sejauh mana kecemasan pasien gagal ginjal

kronik berlangsung. Komponen yang diukur dari kecemasan ini adalah emosional,

kognitif, dan fisiologis.

Page 50: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

40

Tabel 3.3

Blue Print Try Out Skala Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik

Aspek Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

Emosional

1. Sangat takut 1 4 2 2. Serasa akan terjadi bahaya atau penyakit

2, 5 3, 9 4

3. Selalu merasa akan terjadi kesuraman

6 8 2

4. Kelemahan dan kemurungan

7, 11 10, 12 4

5. Hilang kepercayaan diri

15, 32 13, 14, 33 5

6. Mudah marah 16, 34 19 3

Kognitif

1. Tidak mampu dalam berfikir jernih

17, 35 18, 20 4

2. Tidak mampu memecahkan masalah

36 21, 37 3

3. Tidak mampu memusatkan perhatian

27 28 2

Fisiologis

1. Ujung jari tangan dan kaki dingin

23 29 2

2. Keringat bermunculan

22 31 2

3. Detak jantung meningkat

24, 30 38, 41 4

4. Sulit tidur 25, 39 42 3 5. Hilang nafsu makan

26 40 2

Jumlah 21 21 42

Page 51: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

41

3.4.3 Teknik Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini teknik uji instrumen penelitian yang dilakukan ialah,

a. Uji Validitas skala

Dalam menguji validitas skala, peneliti menggunakan Korelasi Pearson

dan dalam penghitungan uji validitas menggunakan program SPSS versi 16,0 for

Windows yang diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel koefisien korelasi

Pearson. Adapun beberapa item dari skala self control yang tidak valid dan tidak

dipakai kembali pada penelitian sebenarnya ada 6 item yaitu no. 3, 7, 8, 10, 12,

dan 15.

Tabel 3.4

Skala Self Control

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Kemampuan mengontrol

perilaku

1, 8*, 5 2, 4, 6 6

Kemampuan kognitif

11, 15* 3*, 7*, 16 5

Kemampuan mengambil keputusan

10*,12*, 14, 17

9, 13 6

Jumlah 9 8 17 Nb. * item yang tidak valid

Sedangkan item pada skala kecemasan yang tidak valid dan tidak dipakai

pada penelitian sebenarnya ada 11 item yaitu no. 3, 4, 5, 6, 12, 19, 20, 21, 28, 33,

dan 37.

Page 52: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

42

Tabel 3.5

Skala Kecemasan

Aspek Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

Emosional

1. Sangat takut 1 4* 2 2. Serasa akan terjadi bahaya atau penyakit

2, 5* 3*, 9 4

3. Selalu merasa akan terjadi kesuraman

6* 8 2

4. Kelemahan dan kemurungan

7, 11 10, 12* 4

5. Hilang kepercayaan diri

15, 32 13, 14, 33* 5

6. Mudah marah 16, 34 19* 3

Kognitif

1. Tidak mampu dalam berfikir jernih

17, 35 18, 20* 4

2. Tidak mampu memecahkan masalah

36 21*, 37* 3

3. Tidak mampu memusatkan perhatian

27 28* 2

Fisiologis

1. Ujung jari tangan dan kaki dingin

23 29 2

2. Keringat bermunculan

22 31 2

3. Detak jantung meningkat

24, 30 38, 41 4

4. Sulit tidur 25, 39 42 3 5. Hilang nafsu makan

26 40 2

Jumlah 21 21 42 Nb. * item yang tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach (Azwar, 2008). Penghitungan uji reliabilitas menggunakan

program SPSS versi 16,0 for Windows.

Page 53: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

43

Tabel 3.6

Kaidah Reliabilitas Guilford

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,9 Reliabel 0,7-0,9 Cukup Reliabel 0,4-0,7 Kurang Reliabel 0,2-0,4 Tidak Reliabel <0,2

3.5 Teknik Analisa Data

Untuk menguji instrumen penelitian, peneliti menggunakan rumus

Pearson, karena peneliti ingin mengetahui hubungan self control dengan

kecemasan pasien gagal ginjal kronik di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia. Dan

untuk lebih mempermudah, hasil penghitungan diperoleh dengan menggunakan

sistem computer SPSS versi 16,0 for Windows.

3.6 Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

1. Persiapan teknis penelitian

Pada tahap awal ini dilakukan perumusan masalah dan menentukan

variabel yang akan diteliti. Kemudian melakukan studi pustaka untuk

mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel

penelitian. Dan dilanjutkan dengan penyusunan skala self control dan skala

kecemasan pasien gagal ginjal kronik berdasarkan dengan teori-teori yang

bersangkutan.

Page 54: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

44

2. Pengujian alat ukur (try out)

Setelah alat ukur dibuat berupa skala, peneliti melakukan uji coba (try

out). Uji coba dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari alat

ukur. Uji coba dilakukan di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia pada tanggal 19-

20 Oktober 2010 dengan responden pasien gagal ginjal kronik. Uji coba dilakukan

dengan menyebar skala self control dan skala kecemasan pasien gagal ginjal

kronik kepada 25 orang responden. Setelah uji coba dilakukan, kemudian

dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson dan alpha cronbach, adapun proses penghitungan dilakukan dengan

menggunakan program SPSS versi 16,0 for Windows. Maka diperoleh reliabilitas

dari skala self control sebesar 0,737 dan skala kecemasan 0.910. Kedua alat ukur

ini dapat disimpulkan memiliki reliabilitas yang baik karena suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0.60.

3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia

dengan responden pasien gagal ginjal kronik. Dalam pelaksanaannya, responden

diminta untuk mengisi alat ukur yang berupa skala self control dan skala

kecemasan pasien gagal ginjal kronik. Pelaksanaan penelitian sesungguhnya

dilakukan pada tanggal 27-28 Oktober 2010, melibatkan 35 orang pasien.

4. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian skala kemudian dikumpulkan

untuk kemudian dianalisa dan dibuat laporan.

Page 55: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

45

5. Pembahasan

Dalam tahap ini, penulis melakukan interpretasi dan pembahasan terhadap

hasil analisis statistik berdasarkan teori. Kemudian membuat kesimpulan hasil

penelitian dengan memperhitungkan data penunjang yang diperoleh.

Page 56: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

46

BAB 4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan dari data yang diambil pada

penelitian yang meliputi gambaran umum responden serta hasil penelitian yang

telah dilaksanakan.

4.1 Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27-28 Oktober 2010 di Yayasan

Ginjal Diatrans Indonesia di Jatiwaringin, Jakarta Timur. Sampelnya yaitu pasien

gagal ginjal yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini melibatkan 35 orang

pasien.

4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Tabel 4.1 berikut digambarkan banyaknya subjek penelitian berdasarkan

jenis kelamin.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 21 60%

Perempuan 14 40%

Total 35 100%

Dalam penelitian ini, sebanyak 35 orang pasien sebagai responden, 21

orang pasien laki-laki (60%) dan 14 orang pasien perempuan (40%).

Page 57: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

47

4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Pada Tabel 4.2 berikut digambarkan banyaknya subjek penelitian berdasarkan

usia.

Tabel 4.2

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

30-35 tahun 10 28,6%

36-40 tahun 14 40%

41-45 tahun 11 31,4%

Total 35 100%

Dari 35 sampel yang diteliti berdasarkan usia pada penelitian ini, dapat diketahui

bahwa sampel yang berusia 30-35 tahun sebanyak 10 orang (28,6%), usia 36-40

tahun sebanyak 14 orang (40%) dan 41-45 tahun sebanyak 11 orang (31,4%) .

4.2 Deskripsi Data

Berikut ini dijelaskan mengenai presentasi data penelitian.

4.2.1 Deskripsi Penyebaran Skor

Berikut ini akan diuraikan deskripsi hasil penelitian statistik skor sampel

penelitian self control yang dibantu dengan penyajian dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Untuk mengetahui skor Self Control yang diperoleh responden tersebut

tinggi atau rendah,maka disajikan norma skor skala Self Control diketahui nilai

Mean = 41,1 Maka jika subjek memiliki skor di bawah 41,1 dikategorikan

Page 58: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

48

termasuk ke dalam self control rendah, sedangkan jika subjek memiliki skor di

atas 41,1 maka subjek dikategorikan termasuk ke dalam self control tinggi.

Tabel 4.3

Klasifikasi skor skala Self Control

Kategori Rentang Raw Score Jumlah Subjek Persentase (%)

Tinggi >41,1 14 40%

Rendah <41,1 21 60%

Total 35 100%

Berdasarkan hasil pengolahan dari persebaran data di atas dapat kita lihat

bahwa dari 35 orang responden 14 orang diantaranya (40%) memiliki skor self

control yang masuk dalam kategori tinggi, dan 21 orang (60%) masuk dalam

kategori rendah.

Untuk mengetahui skor kecemasan yang diperoleh responden tersebut

tinggi atau rendah,maka disajikan norma skor skala Kecemasan diketahui nilai

Mean = 42,5 Maka jika subjek memiliki skor di bawah 42,5 dikategorikan

termasuk ke dalam kecemasan rendah, sedangkan jika subjek memiliki skor di

atas 42,5 maka subjek dikategorikan termasuk ke dalam kecemasan tinggi.

Page 59: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

49

Tabel 4.4

Klasifikasi skor skala kecemasan

Kategori Rentang Raw Score Jumlah Subjek Persentase (%)

Tinggi >42,5 18 51,43%

Rendah <42,5 17 48,57%

Total 35 100%

Berdasarkan hasil pengolahan dari persebaran data di atas dapat kita lihat

bahwa dari 35 orang responden 18 orang diantaranya (51,43%) memiliki skor

kecemasan yang masuk dalam kategori tinggi, dan 17 orang (48,57%) masuk

dalam kategori rendah.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Hasil Uji Hipotesis

Selanjutnya untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan

antara self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik. Untuk menjawab

pertanyaan tersebut maka diajukan Hipotesis Penelitian (Ha) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self control dengan kecemasan

pasien gagal ginjal kronik di Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia. Untuk

menganalisisnya, maka peneliti menggunakan teknik uji korelasi Pearson. Berikut

hasil perhitungannya dengan menggunakan SPSS 16,0:

Page 60: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

50

Tabel 4.5

Uji Korelasi antara Self Control dengan Kecemasan

Correlations

Self Control Kecemasan

Self Control Pearson Correlation 1 .077

Sig. (2-tailed) .660

N 35 35

Kecemasan Pearson Correlation .077 1

Sig. (2-tailed) .660

N 35 35

Dengan hasil di atas diketahui bahwa taraf signifikasi sebesar 0,660 maka

(dimana 0,660 > 0,05) sehingga keputusannya yaitu Ho diterima karena angka

koefisien korelasi lebih besar dari 0,05, maka tidak ada hubungan yang signifikan

antara kedua variabel yaitu self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal

kronik. Dengan demikian hipotesis Ha yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara self control dengan kecemasan pasien gagal

ginjal kronik ditolak.

4.3.2 Hasil Analisa Tambahan

Tabel 4.6 menggambarkan hasil perhitungan uji t skor untuk variabel self

control antara subjek laki-laki dan perempuan.

Page 61: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

51

Tabel 4.6

Self Control Berdasarkan Jenis Kelamin Independen Sampel Test

Self Control

Jenis Kelamin Mean t Sig. (2-tailed)

Laki-laki 41,4286 1,684

0,263 Perempuan 40,6429

Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan

pada mean skor variabel self control antara subjek laki-laki dengan perempuan

dengan indeks signifikansi 0,263 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan tidak

terdapat perbedaan self control yang signifikansi antara subjek laki-laki dan

perempuan diterima. Artinya baik responden laki-laki dan perempuan memiliki

self control yang sama.

Tabel 4.7 mengambarkan hasil perhitungan uji t skor untuk variabel

kecemasan antara subjek laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.7

Kecemasan Berdasarkan Jenis Kelamin

Kecemasan

Jenis Kelamin Mean t Sig. (2-tailed)

Laki-laki 43,8095 2,381

0,190 Perempuan 40,6429

Page 62: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

52

Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada mean skor variabel kecemasan antara subjek laki-laki dan perempuan dengan

indeks signifikansi 0,190 > 0,05. Dengan demikian dapat diartikan tidak terdapat

perbedaan kecemasan yang signifikan antara responden laki-laki dan perempuan

diterima. Artinya baik responden laki-laki dan perempuan memiliki kecemasan

yang relatif sama.

Page 63: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

53

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi

tentang penelitian serta hasil penelitian, diskusi tentang penelitian serta saran

praktis dan saran untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data, serta pengujian hipotesa menggunakan

perhitungan Pearson Correlation diatas didapatkan indeks signifikansi sebesar

0,660 (dimana 0,660>0,05) maka keputusannya adalah menerima hipotesis

penelitian (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara self control dengan kecemasan pasien gagal ginjal kronik.

Dan dari hasiluji t juga didapatkan hasil bahwa tidakterdapat perbedaan

self control dengan kecemasan berdasarkan jenis kelamin.

5.2 Diskusi

Hasil utama dalam penelitian ini didapatkan bahwa Hipotesis penelitian

(Ho) diterima dikarenakan dari hasil penelitian menyatakan bahwa pasien gagal

ginjal mengalami kecemasan yang tinggi dan juga memiliki self control yang

tinggi pula. Hal ini tidak sesuai dengan teori dari Calhoun and Acocella (1990)

yang menyebutkan bahwa tiga penyebab masalah yang dapat diatasi dengan self

control yang salah satunya adalah kecemasan.

Begitu pula dalam Hurlock (1980) dijelaskan bahwa proses mengontrol

emosi sendiri dapat dilakukan dengan self control karena self control sendiri

Page 64: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

54

berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-

dorongan dari dalam dirinya.

Mengontrol emosi berarti mendekati suatu situasi dengan menggunakan

sikap yang rasional untuk merespon situasi tersebut dan mencegah munculnya

reaksi yang berlebihan. Individu dengan kontrol diri yang tinggi cenderung

berusaha untuk mengubah perilakunya sesuai dengan permintaan sosial yang

kemudian dapat mengatur kesan yang dibuat.

Namun hasil penelitian yang dilakukan bertolak belakang dengan teori dan

penelitian terdahulu yang dilakukan. Hal ini mungkin saja disebabkan karena

yang diteliti dalam penelitian ini hanyalah dalam hal self control saja, seharusnya

dapat juga dilihat dari segi sosial support yang diterima pasien untuk mengatasi

kecemasan mereka. Banyak penelitian menyatakan bahwa orang yang memiliki

banyak ikatan sosial (pasangan, kawan, kerabat, anggota kelompok) hidup lebih

lama dan kurang rentan mengalami penyakit yang berhubungan dengan

kecemasan dibandingkan dengan orang yang memiliki sedikit kontak sosial

suportif (Cohen & Wills, 1985). Kawan-kawan dan keluarga dapat memberikan

dukungan dalam banyak cara. Mereka dapat meningkatkan harga diri dengan

mencintai kita apapun masalah kita. Mereka dapat memberikan informasi dan

nasehat, dampingan untuk mengalihkan perhatian kita dari kecemasan, dan

bantuan finansial atau material. Semua hal itu cenderung menghilangka perasaan

tidak berdaya dan mengkatkan percaya diri kita tentang kemampuan kita

mengatasi masalah (Atkinson, 1996).

Page 65: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

55

Selain sosial support, teknik perilaku seperti latihan kombinasi

biofeedback dengan latihan relaksasi juga terbukti efektif dalam menurunkan

kecemasan bagi sebagian individu (Tarler-Benlolo, 1978).

Dari hasil uji t juga didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan self

control dengan kecemasan berdasarkan jenis kelamin. Hal ini sesuai dengan

pendapat Wiebe dan McCallum (1986) bahwa pria yang memandang perubahan

sebagai suatu tantangan lebih sedikit mengalami kecemasan dan mengubah situasi

menjadi menyenangkan. Walaupun penelitian ini dilakukan terhadap pria saja,

hasil yang serupa telah ditemukan dalam penelitian terhadap wanita.

Ketika dilakukan uji validitas untuk mengetahui koefisien validitas

kembali pada hasil field test, ternyata didapatkan lebih sedikit item skala self

control yang koefisiennya berada dibawah 0,3 yaitu hanya 3 item dibanding pada

hasil try out. Begitu pula skala kecemasan hanya 2 item yang berada dibawah 0,3.

Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya mungkin saja

dikarenakan subjek yang kurang memahami item yang diberikan oleh peneliti,

ketika mengisi skala mungkin saja subjek sudah merasa lelah setelah dari pagi

hingga siang hari melakukan cuci darah, sehingga bisa jadi selain dikarenakan

merasa lelah, mereka juga sudah tidak konsentrasi lagi untuk mengisi skala yang

diberikan oleh peneliti karena sudah ingin cepat-cepat untuk pulang ke rumah.

Selain itu mungkin saja dalam penyebaran kuesioner, peneliti merasa

kurang maksimal dikarenakan waktu penelitian bersamaan dengan waktu subjek

sedang melakukan proses cuci darah menyebabkan suasana kurang kondusif,

sehingga bisa saja terjadi subjek dalam mengisi jawaban pernyataan dengan asal-

Page 66: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

56

asalan dan sebagian subjek justru menunda pengembalian kuesioner setelah

selesai melakukan cuci darah.

Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa di Yayasan Ginjal

Diatrans Indonesia sebagai sampel di dalam penelitian ini terdiri atas 35 orang

pasien dari jumlah keseluruhan pasien hemodialisa yaitu 126 orang. Peneliti

mengambil sampel tersebut, dikarenakan peneliti menggunakan metode purposive

sampling yang mengambil sampel sesuai dengan karakteristik sampel. Oleh

karena itu untuk memperoleh sampelnya menjadi terbatas. Pada hasil klasifikasi

skor skala self control dan skala kecemasan didapatkan subjek yang memiliki skor

self control tinggi sebanyak 14 responden, dan terendah 21 responden, untuk skor

kecemasan tinggi sebanyak 18 responden, dan terendah 17 responden. Oleh

karena itu mungkin saja hal ini juga yang menyebabkan hasil penelitian menjadi

tidak ada hubungannya. Dapat dilihat juga dari tahapan yang terjadi pada pasien

gagal ginjal kronik menurut teori Kubler&Ross,mungkin saja pada sampel yang

peneliti ambil sudah memasuki tahapan penerimaan, maka mungkin saja hal ini

juga menyebabkan hasil penelitian tidak ada hubungan. Pendekatan yang

digunakan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan peneliti

ingin melihat hubungan antara self control dengan kecemasan, oleh karena itu

perlu dilakukan pendekatan kualitatif agar dapat dilihat lebih dalam sejauh mana

gambaran kecemasan dan self control pasien gagal ginjal kronik.

Namun peneliti berharap pada penelitian selanjutnya agar mengambil

sampel yang berbeda dari yang pernah peneliti ambil, misalnya mengambil

sampel pada masa dewasa awal, dimana pada masa dewasa awal ini dapat lebih

Page 67: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

57

fokus dan lebih dapat memberikan banyak informasi seputar kondisi fisik dan

psikologis mereka. Sehingga pada akhirnya bisa dilihat apakah ada perbedaan

antara self control pasien yang tergolong dewasa madya dengan pasien yang

tergolong dewasa awal. Peneliti juga berharap pada penelitian selanjutnya

sebaiknya menggunakan pendekatan kualitatif juga, agar hasil yang diperoleh

dapat terungkap lebih dalam. Dan peneliti juga berharap pada penelitian

selanjutnya sebaiknya memberikan kuesioner kepada pasien saat menunggu

giliran untuk melakukan cuci darah, atau mendatangi satu persatu rumah mereka,

bukan pada saat mereka melakukan proses cuci darah. Serta peneliti juga

menyarankan untuk mengambil sampel pasien gagal ginjal yang baru mengalami

penyakit gagal ginjal kronik dan baru menjalani terapi cuci darah (hemodialisa).

5.3 Saran

Dari hasil kesimpulan dan diskusi hasil penelitian, maka penulis

mengajukan saran teoritis dan saran praktis sebagai berikut :

5.3.1 Saran Teoritis

a. Sebaiknya pada penelitian yang di masa yang akan datang dalam mengambil

subjek yang memiliki rentang usia lebih luas dan juga tahap perkembangan

yang berbeda.

b. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mengambil

pendekatan penelitian tidak hanya kuantitatif saja, namun pendekatan

kualitatif juga sehingga hasil yang diperoleh dapat terungkap lebih dalam.

Page 68: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

58

c. Disarankan kepada peneliti selanjutnya, agar mencari waktu senggang ketika

distribusi kuesioner dilakukan, seperti saat menunggu giliran untuk

melakukan cuci darah, atau mendatangi rumah subjek satu persatu.

5.3.2 Saran Praktis

a. Bagi Pasien

Bagi pasien diharapkan untuk dapat meminimalisasi kecemasan yang terjadi

dengan mencari berbagai alternatif lain seperti teknik perilaku seperti,

relaksasi atau dengan sosial support dari kerabat terdekat, bisa juga dengan

mencari informasi sebanyak mungkin tentang penyakit gagal ginjal kronik.

b. Bagi keluarga dan masyarakat

Bagi keluarga untuk dapat lebih memotivasi pasien agar dapat mengurangi

kecemasan yang dialami. Serta memberikan support kepada pasien.

Bagi masyarakat untuk dapat lebih peduli dengan keadaan yang dialami

pasien gagal ginjal kronik, agar kecemasan pasien dapat diminimalisasi.

c. Untuk pengelola Yayasan :

Bagi pengelola yayasan untuk membuat program latihan-latihan seperti,

kelompok-kelompok kecil setiap minggunya untuk pasien dapat sharing dan

berbagi informasi seputar penyakitnya kepada pasien lainnya, agar

kecemasan mereka dapat berkurang. Serta memberikan hiburan kepada

pasien saat sedang melakukan cuci darah agar pasien tidak merasa jenuh.

Page 69: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

59

d. Untuk praktisi kesehatan :

Bagi praktisi kesehatan untuk memberikan perhatian yang khusus sebagai

upaya memperkecil kecemasan pasien.

Page 70: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Atkinson, dkk (tt). Pengantar Psikologi, jilid dua edisi kesebelas. Batam:

Interaksara. Auliya Rachmach, Lien. (2007). Tuhan, Aku Divonis Cuci Darah. Bandung:

PT. Syaamil Cipta Media. Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar. Calhoun, James F.(1990). Psychology of Adjustment and Human

Relationships. United States of America: McGraw-Hill. Colvy, Jack. (2010). Gagal Ginjal,Tips Cerdas Mengenali dan Mencegah

Gagal Ginjal. Yogyakarta: CV. Solusi Distribusi. Chaplin, James P. (2006). Dictionary of Psychology. Kamus Lengkap

Psikologi. Kartini Kartono (Terj) 2001. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

Firmansyah, M. Adi. (2010). Usaha Memperlambat Perburukan Penyakit

Ginjal Kronik ke Penyakit Ginjal Stadium Akhir. Jakarta: CDK Edisi 176.

Hartono, Andry. (2008). Rawat Ginjal, Cegah Cuci Darah. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius. Hurlock, Elizabeth. B. Developmental Psychology A Life-Span Approach,

Fifth Edition. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi ke-5. Istiwidayati & Soedjarwo. 1980. Jakarta: Erlangga.

Iskandarsyah, Aulia. (2006). Hubungan Antara Health Locus of Control dan

Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RS. NY.R.A.Habibie Bandung.

Joseph Pear, Garry Martin. (2003). Behavior Modification. USA: Pearson

Prentice Hall. Kalay, Eva.dkk. (2009). Emotional Profile And Quality Of Life In Chronic

Renal Failure And Renal Transplant Patients. Cognition, Brain,

Page 71: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

61

Behavior. An Interdisciplinary Journal. Vol XIII, No. 3 (September), 313-328.

Kazdin, Alan E. (1980). Behavior Modification in Applied Settings. Ontario:

The Dorsey Press. Lazarus, Richard. (1969). Pattern of Adjustment and Human Effectiveness.

New York: McGarw-Hill Book Company. Mahmudah, Kurniati. (2009). Hubungan antara Sikap terhadap Menstruasi

dengan Kecemasan dalam Menghadapi Menarche Siswi Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren At-Takwa Pusat Putri Bekasi. Skripsi Fakultas Psikologi UIN.

Priest, Robert. (1991). Anxiety and Depression. Bagaimana Cara Mencegah

& Mengatasi Stress & Depresi. Semarang: Dahara Prize. Quinan, Patty. (2007). Control and Coping for Individuals with End Stage

Renal Disease on Hemodialysis: A position paper. The CANNT journal. Vol. 17. no. 3.

Republika. (2001). Perlu Kerja Sama Atasi Gagal Ginjal. Hal.19 Roro Kinanthi, Melok. (2004). Penilaian Kognitif (cognitive appraisal)

Individu Dewasa Awal yang Menjalani Hemodialisa terhadap Kondisi yang Dialaminya (studi kasus terhadap pasien hemodialisa RS. Husada Insani Tangerang). Skripsi Fakultas Psikologi UIN.

Sarafino, Edward P. (1994). Health Psychology second edition. New York:

John Wiley and Sons, Inc. Suciadi, Leonardo Paskah. (2010). Kesehatan Ginjal dan Saluran Kemih.

Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Sevilla, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press. Sugiyono. (2009). Metode penelitian bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta CV. Susalit, Endang. (2003). Rekomendasi Baru Penatalaksanaan Penyakit Ginjal

Kronik. Jakarta: JNHC. Taylor, Shelley E. (2009). Health Psychology Seventh Edition. New York:

The McGrw-Hill Companies.

Page 72: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

62

Wahid, Muchtar. (2007). Hubungan antara Self Control dengan Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun. Skripsi Fakultas Psikologi UIN.

http://www.depsos.go.id http://www.medicastore.com

Page 73: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

onfidence al of the

fference

t-test selfcontrol

Group Statistics

VAR00002 N MeanS

Devitd. ation

Std. Error Mean

VAR00001 laki-laki 21 41.4286 1.07571 0.23474perempuan

14 40.6429 1.69193 0.45219

Independent Samples TestLevene's Test fo

Equality of Varianr

ces t-test for Equality of Means

F Sig. t df DSig. (2-tailed)

Mean ifference

Std. Error

95% CInterv

Di

Difference Lower UpperVAR00001 Equal

variancesassumed

1.296 0.263 1.684 33 0.102 0.78571 0.46662 -0.16364 1.73507

Equal variances not assumed 1.542 20.006 0.139 0.78571 0.50949 -0.27703 1.84846

t-test kecemasan

Group Statistics

VAR00002 N MeanS

Devitd. ation

Std. Error Mean

VAR00001 laki-laki 21 43.8095 3.10836 0.6783perempuan

14 40.6429 4.78149 1.27791

Page 74: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

onfidence al of the

fference

Independent Samples TestLevene's Test fo

Equality of Varianr

ces t-test for Equality of Means

F Sig. t dfSig. (2-tailed) D

Mean ifference

Std. Error

95% CInterv

Di

Difference Lower UpperVAR00001 Equal

variancesassumed

1.791 0.19 2.381 33 0.023 3.16667 1.33015 0.46045 5.87288

Equal variances not assumed 2.189 20.309 0.04 3.16667 1.44677 0.15171 6.18163

Page 75: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Correlations

Self Control Kecemasan

Self Control Pearson Correlation 1 .077

Sig. (2-tailed) .660

N 35 35

Kecemasan Pearson Correlation .077 1

Sig. (2-tailed) .660

N 35 35

Page 76: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Statistics

Self Control

N Valid 35

Missing 0

Mean 41.1143

Median 41.0000

Mode 41.00

Std. Deviation 1.38843

Variance 1.928

Minimum 37.00

Maximum 44.00

Page 77: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Statistics

Kecemasan

N Valid 35

Missing 0

Mean 42.5429

Median 43.0000

Mode 41.00

Std. Deviation 4.11127

Variance 16.903

Minimum 31.00

Maximum 51.00

Page 78: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menyelesaikan skripsi saya,saya mengadakan penelitian yang

dimaksudkan untuk pengumpulan data yang berbentuk kuesioner. Kuesioner terdiri

dari kuesioner yang berbeda-beda maksud dan tujuannya. Oleh sebab itu, saya

meminta kesediaan bapak dan ibu untuk membantu saya mengisi kuesioner yang

telah saya buat.

Dibawah ini ada data yang harus diisi terlebih dahulu dan juga ada petunjuk

pengisian kuesioner, agar lebih memudahkan pengisian nanti. Semua identitas diri

serta kuesioner yang telah anda isi dijamin kerahasiaannya, hingga tidak menjadi

konsumsi umum. Sebelum dan sesudah penelitian saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya.

Wassalam

Peneliti

Ade Nurmalika

Page 79: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

IDENTITAS DIRI

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

CARA PENGISIAN KUESIONER

Contoh

Pilihlah satu dari pernyataan dibawah ini yang paling sesuai dengan anda dengan

mencontreng pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda.

Keterangan

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

NO Pernyataan SS S TS STS

1. Menurut saya, bakso rasanya enak √

Page 80: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

DATA FIELD TES SKALA KECEMASAN

Subjek Usia JK Nomor Item Total Score Mean St Dev KATEGORISubjek 1 31th P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 11 1 12 2 11 2 11 1 21 1 12 1 21 2 11 2 12 1 12 1 11 1 12 1 21 1 11 2 11 1 11 1 21 1 22 2 11 1 11 2 11 2 12 1 21 1 22 1 11 2 11 2 12 2 22 1 21 1 22 1 12 2 22 1 22 2 1

1 11 11 21 11 11 11 11 12 11 12 11 12 21 12 21 11 12 11 11 21 22 22 22 12 11 22 21 12 21 12 12 12 11 22 1

31 RSubjek 2 35th P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 32 RSubjek 3 33th P 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 38 RSubjek 4 40th L 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 41 RSubjek 5 36th P 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 48 TSubjek 6 38th L 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 41 RSubjek 7 41th L 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 43 TSubjek 8 45th P 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 42 RSubjek 9 30th L 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 42 RSubjek 10 30th L 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 40 RSubjek 11 32th L 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 41 RSubjek 12 34th P 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 39 RSubjek 13 33th P 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 40 RSubjek 14 32th P 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 44 TSubjek 15 31th P 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 41 RSubjek 16 41th L 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 41 RSubjek 17 45th L 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 43 TSubjek 18 43th P 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 39 R42.5428571 4.11126757

Subjek 19 44th L 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 46 TSubjek 20 37th L 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 43 TSubjek 21 39th P 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 45 TSubjek 22 36th P 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 44 TSubjek 23 39th P 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 45 TSubjek 24 39th L 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 46 TSubjek 25 42th L 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 49 TSubjek 26 44th L 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 44 TSubjek 27 41th L 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 48 TSubjek 28 43th P 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 41 RSubjek 29 36th L 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 51 TSubjek 30 38th L 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 42 RSubjek 31 42th L 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 43 TSubjek 32 39th L 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 40 RSubjek 33 37th L 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 48 TSubjek 34 40th L 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 44 TSubjek 35 36th L 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 44 T

Page 81: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Skala Kecemasan

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya takut membayangkan tubuh saya menjadi kurus akibat penyakit saya.

2 Saya khawatir proses cuci darah tidak berlangsung secara lancar.

3 Proses cuci darah yang dialami pasien penyakit ginjal merupakan hal yang sudah biasa.

4 Saya tenang saja meski belum mengetahui apa sebenarnya gagal ginjal kronik tersebut.

5 Vonis gagal ginjal adalah pertanda bahaya.

6 Dengan diterima vonis penyakit gagal ginjal kronik, masa depan saya akan suram karena aktivitas saya akan menjadi terbatas.

7 Sakit yang dialami saat cuci darah merupakan salah satu kelemahan yang harus dialami pasien gagal ginjal kronik.

8 Hari saya akan tetap menyenangkan meskipun divonis gagal ginjal.

9 Proses cuci darah tidak membahayakan diri saya.

10 Gagal ginjal kronik ini tidak akan membuat saya murung nantinya.

11 Saya akan menjadi lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa saat divonis gagal ginjal.

12 Saya bahagia karena vonis gagal ginjal kronik.

13 Saya merasa percaya diri dan bergaul dengan teman-teman seperti biasanya meski saya telah mengidap penyakit gagal ginjal kronik.

14 Saya yakin bisa menjalani hari yang cerah seperti biasanya meski nantinya saya menjalani cuci darah.

15 Saya menjadi tidak percaya diri membayangkan saya berada ditengah-tengah orang banyak dalam keadaan penyakit yang saya derita.

16 Rasanya saya mudah marah memikirkan kelangsungan hidup saya kelak.

17 Pikiran saya terpecah ketika melakukan aktivitas teringat vonis yang diberikan dokter tentang penyakit saya.

18 Saya tetap fokus bekerja, meski sebelumnya saya melakukan proses cuci darah. 19 Saya tetap bisa tenang mengetahui jadwal cuci darah yang harus saya jalani.

Page 82: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

20 Saya berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dokter atau suster tentang bagaimana mengoptimalkan asupan cairan.

21 Saya tahu bagaimana mengatur pola makan untuk mencegah penyakit ginjal yang lebih parah lagi.

22 Keringat saya bermunculan saat saya menyadari saya mengidap penyakit ginjal.

23 Ujung jari tangan saya menjadi dingin saat dilakukan proses cuci darah.

24 Detak jantung saya meningkat bila ingat nantinya saya akan mengalami proses cuci darah juga seperti pasien lainnya yang sudah menjalani.

25 Saya sulit tidur mengingat bagaimana nanti saya memberitahukan penyakit saya kepada kerabat terdekat saya.

26 Nafsu makan saya hilang mengingat saat proses cuci darah berlangsung.

27 Pekerjaan dan aktivitas lainnya akan terbengkalai saat penyakit gagal ginjal itu menimpa saya.

28 Saya tetap mendengarkan penjelasan dokter atau perawat tentang asupan makanan meski saya sedang melakukan proses cuci darah.

29 Tangan dan kaki saya tidak dingin ketika memasuki ruang hemodialisa.

30 Jantung saya berdebar menantikan saat kembali menjalani proses cuci darah.

31 Saya tetap tenang, meski esok saya akan melakukan cuci darah kembali.

32 Saya minder dengan teman-teman dilingkungan saya, karena penyakit gagal ginjal kronik yang saya derita.

33 Saya pasti bisa menghadapi penyakit gagal ginjal kronik ini.

34 Saya mudah marah sejak divonis mengalami pnyakit gagal ginjal oleh dokter.

35 Pikiran saya bercabang saat dokter atau suster menjelaskan bagaimana caranya membatasi asupan cairan setiap harinya.

36 Saya ingin lari dari kenyataan karena harus mengalami penyakit gagal ginjal kronik. 37 Penyakit gagal ginjal kronik ini dapat diatasi. 38 Jantung saya berdetak normal meskipun saya sedang melakukan proses cuci darah. 39 Saya tidak bisa tidur membayangkan esok hari menjalani proses cuci darah. 40 Saya tetap bisa makan meski penyakit gagal ginjal ini menyiksa saya. 41 Detak jantung saya tetap normal ketika memasuki ruang cuci darah. 42 Saya tidur seperti biasanya meski saya harus menjalani proses cuci darah seumur

hidup.

Page 83: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad
Page 84: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Skala Self Control

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya terbiasa menyelesaikan satu masalah sebelum masalah lain datang.

2 Ketika ada masalah di rumah, saya akan menyendiri di kamar dan tidak akan melakukan cuci darah.

3 Saya sering menunda-nunda untuk melakukan proses cuci darah. 4 Saya dapat meminimalisasi kelemahan yang saya miliki. 5 Saya terus larut dalam kegagalan dan kesedihan bila melakukan

kesalahan.

6 Saya langsung menyerah bila ada masalah tanpa berusaha untuk menyesaikannya.

7 Saya akan ikut seminar kesehatan untuk meningkatkan motivasi untuk sembuh yang di adakan di Yayasan.

8 Saya tidak berani mengakui kesalahan saya sendiri. 9 Hati saya tetap tegar ketika menghadapi banyak masalah. 10 Saya tidak mampu memecahkan masalah sendiri. 11 Saya tidak menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.

Page 85: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Skala Kecemasan

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya takut membayangkan tubuh saya menjadi kurus akibat penyakit saya.

2 Saya khawatir proses cuci darah tidak berlangsung secara lancar.

3 Sakit yang dialami saat cuci darah merupakan salah satu kelemahan yang harus dialami pasien gagal ginjal kronik.

4 Hari saya akan tetap menyenangkan meskipun divonis gagal ginjal.

5 Proses cuci darah tidak membahayakan diri saya.

6 Gagal ginjal kronik ini tidak akan membuat saya murung nantinya.

7 Saya akan menjadi lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa saat divonis gagal ginjal.

8 Saya merasa percaya diri dan bergaul dengan teman-teman seperti biasanya meski saya telah mengidap penyakit gagal ginjal kronik.

9 Saya yakin bisa menjalani hari yang cerah seperti biasanya meski nantinya saya menjalani cuci darah.

10 Saya menjadi tidak percaya diri membayangkan saya berada ditengah-tengah orang banyak dalam keadaan penyakit yang saya derita.

11 Rasanya saya mudah marah memikirkan kelangsungan hidup saya kelak.

12 Pikiran saya terpecah ketika melakukan aktivitas teringat vonis yang diberikan dokter tentang penyakit saya.

13 Saya tetap fokus bekerja, meski sebelumnya saya melakukan proses cuci darah.

14 Keringat saya bermunculan saat saya menyadari saya mengidap penyakit ginjal.

15 Ujung jari tangan saya menjadi dingin saat dilakukan proses cuci darah.

16 Detak jantung saya meningkat bila ingat nantinya saya akan mengalami proses cuci darah juga seperti pasien lainnya yang sudah menjalani.

17 Saya sulit tidur mengingat bagaimana nanti saya memberitahukan penyakit saya kepada kerabat terdekat saya.

18 Nafsu makan saya hilang mengingat saat proses cuci darah berlangsung.

19 Pekerjaan dan aktivitas lainnya akan terbengkalai saat penyakit gagal ginjal itu menimpa saya.

Page 86: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

20 Tangan dan kaki saya tidak dingin ketika memasuki ruang hemodialisa.

21 Jantung saya berdebar menantikan saat kembali menjalani proses cuci darah.

22 Saya tetap tenang, meski esok saya akan melakukan cuci darah kembali.

23 Saya minder dengan teman-teman di lingkungan saya, karena penyakit gagal ginjal kronik yang saya derita.

24 Saya mudah marah sejak divonis mengalami penyakit gagal ginjal oleh dokter.

25 Pikiran saya bercabang saat dokter atau suster menjelaskan bagaimana caranya membatasi asupan cairan setiap harinya.

26 Saya ingin lari dari kenyataan karena harus mengalami penyakit gagal ginjal kronik.

27 Jantung saya berdetak normal meskipun saya sedang melakukan proses cuci darah.

28 Saya tidak bisa tidur membayangkan esok hari menjalani proses cuci darah.

29 Saya tetap bisa makan meski penyakit gagal ginjal ini menyiksa saya.

30 Detak jantung saya tetap normal ketika memasuki ruang cuci darah.

31 Saya tidur seperti biasanya meski saya harus menjalani proses cuci darah seumur hidup.

Page 87: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Skala Self Control

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya terbiasa menyelesaikan satu masalah sebelum masalah lain datang.

2 Ketika ada masalah di rumah, saya akan menyendiri di kamar dan tidak akan melakukan cuci darah.

3 Saya kurang yakin bisa bertahan hidup seperti individu yang sehat lainnya.

4 Saya sering menunda-nunda untuk melakukan proses cuci darah.

5 Saya dapat meminimalisasi kelemahan yang saya miliki.

6 Saya terus larut dalam kegagalan dan kesedihan bila melakukan kesalahan.

7 Saya menjadi bingung untuk menyelesaikan terlebih dahulu masalah keluarga atau pekerjaan

8 Saya menyikapi saran dan kritik dokter dengan sabar, tenang dan introspeksi diri.

9 Saya langsung menyerah bila ada masalah tanpa berusaha untuk menyesaikannya.

10 Saya tetap memprioritaskan masalah yang lebih utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

11 Saya akan ikut seminar kesehatan untuk meningkatkan motivasi untuk sembuh yang di adakan di Yayasan.

12 Saya selalu bertanggung jawab apabila melakukan kesalahan.

13 Saya tidak berani mengakui kesalahan saya sendiri.

14 Hati saya tetap tegar ketika menghadapi banyak masalah.

15 Saya mampu mengambil manfaat dari apa yang telah saya lakukan.

16 Saya tidak mampu memecahkan masalah sendiri.

17 Saya tidak menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.

Page 88: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

SKALA KECEMASAN Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 25 100.0

Excludeda 0 .0

Total 25 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.910 42

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 2.2400 .59722 25

VAR00002 2.5600 .76811 25

VAR00003 2.0000 .40825 25

VAR00004 2.5200 .65320 25

VAR00005 2.6400 .75719 25

VAR00006 2.0800 .75939 25

VAR00007 2.6000 .81650 25

VAR00008 1.9200 .64031 25

VAR00009 2.3200 .62716 25

VAR00010 2.0000 .64550 25

VAR00011 1.8800 .92736 25

VAR00012 3.5600 .58310 25

VAR00013 1.8400 .62450 25

VAR00014 1.9200 .49329 25

VAR00015 2.0400 .67577 25

VAR00016 2.1600 .68799 25

VAR00017 2.3600 .70000 25

Page 89: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

VAR00018 2.0400 .53852 25

VAR00019 1.8400 .37417 25

VAR00020 1.7600 .52281 25

VAR00021 2.0000 .40825 25

VAR00022 2.2800 .84261 25

VAR00023 2.3600 .70000 25

VAR00024 2.4400 .76811 25

VAR00025 2.3600 .81035 25

VAR00026 2.4000 .81650 25

VAR00027 2.1600 .55377 25

VAR00028 1.7200 .61373 25

VAR00029 2.4000 .50000 25

VAR00030 2.3200 .85245 25

VAR00031 2.3200 .69041 25

VAR00032 2.1600 .80000 25

VAR00033 1.6000 .50000 25

VAR00034 2.2800 .67823 25

VAR00035 2.3600 .63770 25

VAR00036 2.4000 1.00000 25

VAR00037 1.8400 .68799 25

VAR00038 2.1200 .52599 25

VAR00039 2.0800 .75939 25

VAR00040 2.2000 .64550 25

VAR00041 2.1200 .72572 25

VAR00042 2.1600 .74610 25

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 90.1200 170.193 .317 .910

VAR00002 89.8000 166.083 .445 .908

VAR00003 90.3600 175.990 -.062 .912

VAR00004 89.8400 173.390 .097 .912

VAR00005 89.7200 169.960 .251 .911

VAR00006 90.2800 169.293 .284 .910

Page 90: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

VAR00007 89.7600 167.607 .341 .910

VAR00008 90.4400 168.340 .406 .909

VAR00009 90.0400 165.373 .603 .906

VAR00010 90.3600 166.823 .495 .908

VAR00011 90.4800 164.260 .436 .908

VAR00012 88.8000 178.000 -.183 .914

VAR00013 90.5200 166.760 .517 .907

VAR00014 90.4400 168.090 .560 .907

VAR00015 90.3200 167.227 .447 .908

VAR00016 90.2000 167.417 .427 .908

VAR00017 90.0000 163.750 .628 .906

VAR00018 90.3200 170.227 .354 .909

VAR00019 90.5200 172.843 .255 .910

VAR00020 90.6000 174.750 .034 .912

VAR00021 90.3600 175.240 .008 .912

VAR00022 90.0800 162.327 .580 .906

VAR00023 90.0000 162.917 .676 .905

VAR00024 89.9200 162.993 .607 .906

VAR00025 90.0000 163.750 .534 .907

VAR00026 89.9600 161.207 .657 .905

VAR00027 90.2000 167.833 .512 .908

VAR00028 90.6400 176.490 -.084 .914

VAR00029 89.9600 170.623 .353 .909

VAR00030 90.0400 158.123 .776 .903

VAR00031 90.0400 164.623 .586 .906

VAR00032 90.2000 163.167 .572 .906

VAR00033 90.7600 173.523 .130 .911

VAR00034 90.0800 168.910 .347 .909

VAR00035 90.0000 167.083 .485 .908

VAR00036 89.9600 161.457 .513 .907

VAR00037 90.5200 171.093 .218 .911

VAR00038 90.2400 167.857 .540 .907

VAR00039 90.2800 160.627 .742 .904

VAR00040 90.1600 164.223 .656 .906

VAR00041 90.2400 167.523 .396 .909

VAR00042 90.2000 161.167 .727 .904

Page 91: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

92.3600 175.490 13.24726 42

 

Page 92: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

SKALA SELF CONTROL

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 25 100.0

Excludeda 0 .0

Total 25 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.737 17

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.0400 .53852 25

VAR00002 3.4400 .58310 25

VAR00003 2.9200 .64031 25

VAR00004 3.2800 .61373 25

VAR00005 2.9200 .40000 25

VAR00006 3.0400 .73485 25

VAR00007 2.4800 .82260 25

VAR00008 3.1600 .47258 25

VAR00009 3.4000 .64550 25

VAR00010 3.0400 .61101 25

VAR00011 3.2800 .45826 25

VAR00012 3.1200 .60000 25

VAR00013 2.9200 .70238 25

VAR00014 2.8000 .50000 25

VAR00015 2.8000 .64550 25

VAR00016 2.8000 .76376 25

Page 93: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3.0400 .53852 25

VAR00002 3.4400 .58310 25

VAR00003 2.9200 .64031 25

VAR00004 3.2800 .61373 25

VAR00005 2.9200 .40000 25

VAR00006 3.0400 .73485 25

VAR00007 2.4800 .82260 25

VAR00008 3.1600 .47258 25

VAR00009 3.4000 .64550 25

VAR00010 3.0400 .61101 25

VAR00011 3.2800 .45826 25

VAR00012 3.1200 .60000 25

VAR00013 2.9200 .70238 25

VAR00014 2.8000 .50000 25

VAR00015 2.8000 .64550 25

VAR00016 2.8000 .76376 25

VAR00017 3.2400 .52281 25

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 48.6400 18.657 .418 .718

VAR00002 48.2400 18.190 .475 .712

VAR00003 48.7600 19.440 .185 .738

VAR00004 48.4000 18.667 .349 .723

VAR00005 48.7600 19.357 .391 .723

VAR00006 48.6400 17.157 .525 .703

VAR00007 49.2000 20.333 -.016 .767

VAR00008 48.5200 19.510 .278 .729

VAR00009 48.2800 17.543 .542 .703

VAR00010 48.6400 19.157 .255 .731

VAR00011 48.4000 19.250 .356 .724

VAR00012 48.5600 19.423 .210 .735

Page 94: LEMBAR PERSEMBAHAN -  · PDF filevii LEMBAR PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk yang tercinta, Ayahanda Drs.H.M.Arsyad Ali dan Almarhumah Ibunda Hj. Maswah Arsyad

VAR00013 48.7600 16.357 .712 .682

VAR00014 48.8800 18.443 .512 .711

VAR00015 48.8800 21.693 -.202 .773

VAR00016 48.8800 17.610 .421 .715

VAR00017 48.4400 19.007 .354 .723

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

51.6800 20.893 4.57092 17