sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa · pdf filelembar persetujuan pembimbing ......
TRANSCRIPT
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA
DENGAN METODE CF (CERTAINTY FACTOR)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Kasmui
206091004060
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
ii
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA
DENGAN METODE CF (CERTAINTY FACTOR)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Kasmui
206091004060
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
iii
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK KERIS JAWA
DENGAN METODE CF (CERTAINTY FACTOR)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Kasmui
206091004060
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Husni Teja Sukmana, Ph.D Victor Amrizal, M.Kom NIP. 19771030 2001121 003 NIP. 150 411 288
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika,
Yusuf Durrachman, M.sc., M.I.T. NIP.197110522 200604 1 002
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “ Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan
Metode CF (Certainty Factor) “ telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang
Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari jumat, 01 Juli 2011. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, Juli 2011
Menyetujui,
Penguji I, Penguji II,
Ria Hari Gusmita, M.Kom Anif Hanifa Setianingrum, M.Si NIP. 198208172009122002 Pembimbing I, Pembimbing II,
Husni Teja Sukmana, Ph.D Victor Amrizal, M.Kom NIP. 19771030 2001121 003 NIP. 150 411 288
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Teknik Informatika, DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Yusuf Durrachman, M.sc., M.I.T NIP. 1968801172001121 001 NIP.197110522 200604 1 002
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI
ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Jakarta, Juli 2011
Kasmui
vi
ABSTRAK
Kasmui 206091004060, Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor), dibimbing oleh Husni Tedja Sukmana dan Victor Amrizal. Dalam identifikasi keris jawa masih terdapat keracuan dan kurangnya pakar dalam perkerisan, maka di butuhkan sistem pakar untuk membantu dalam memecahkan masalah. Karena pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan yang berisi fakta beserta penalarannya. Dalam hal ini prosesnya disebut knowledge engineering yaitu penyerapan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah komputer. Fakta-fakta yang diperoleh dari pengetahuan seorang ahli disimpan dalam suatu basis pengetahuan. Dengan bantuan mesin inferensi dan memori kerja. Proses penarikan kesimpulan tentang dapur, jenis luk,tangguh dan nama keris.Berdasarkan Kategori bidang yang sesuai, sistem pakar ini termasuk jenis diagnosisi, yaitu mengecek ricikan dan jenis luk yang ada dan memberikan kesimpulan tentang dapur, jenis luk, tangguh dan nama keris. Pada penelitian ini dibuat sistem pakar menggunakan forward chaining dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF) atau faktor kepastian untuk identifikasi bentuk keris jawa.Sistem ini dapat memberikan diagnosa awal dari bentuk keris jawa. dari ricikan dan jenis luk yang ada, tanpa harus bertanya langsung ke pakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CF dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi ketidakpastian untuk kasus identifikasi bentuk keris jawa. Kata Kunci: heuristic, knowledge engineering, CF (certainy factor), luk.
vii
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim………
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul “Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
Dengan Metode CF (Certainty Factor)”, yang disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Teknik
Informatika di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Mereka yang berdedikasi tinggi diantaranya:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc., M.I.T., selaku Ketua Program Studi
Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Husni Teja Sukmana, Ph.D., Victor Amrizal, M.Kom., selaku
dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan
viii
waktunya di tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk
membimbing penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu.
5. Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan
kritik untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.
Jakarta, Juni 2011
Penulis
Kasmui
ix
Teruntuk
Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang telah
mendukung, baik moril maupun materiil, baik melalui doa ataupun sua dalam
menyelesaikan skripsi ini.
1. Teruntuk ibu tercinta, Alm. Muniroh dan bapak tercinta, Kustino.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, rahim dan ampunan-
Nya kepada mereka. Amin.
2. Teruntuk kakak-kakakku, Adenda dan Adede. Dukungan kalianlah
yang selalu memberikan penulis motivasi untuk terus maju dan
bertahan. Semoga kalian tidak pernah lelah untuk terus memberi
penulis motivasi untuk menjadi yang lebih baik. Amin.
3. Teruntuk kekasih tersayang, yati yang senantiasa memberikan
semangat dan perhatian yang tak henti kepada penulis.
4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, Esa Herdiana, Herman,
Hermanto. Terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya.
5. Teruntuk Ofiechan, Esa Herdiana, dan teman-teman seperjuangan TI
UIN 2006. Terima kasih untuk waktu, ilmu, dan semua kenangan
terindahnya.
6. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................. ........................................................................... ii
Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................. iii
Lembar Pengesahan Skripsi .......................................................................... iv
Lembar Pernyataan ....................................................................................... v
Abstrak ........................................................................................................ vi
Kata Pengantar ............................................................................................. vii
Lembar Persembahan .................................................................................... ix
Daftar Isi ..................................................................................................... x
Daftar Tabel.................................................................................................. xv
Daftar Gambar .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 3
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.6. Metodologi Penelitian ..................................................................... 5
1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 6
xi
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 8
2.1 Sistem Pakar . .................................................................................. 8
1.1.1. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar ............................. 9
1.1.2. Konsep Umum Sistem Pakar ................................................ 10
1.1.3. Struktur Sistem Pakar ........................................................... 12
1.1.4. 5 Ciri-ciri Sistem Pakar ........................................................ 17
1.1.5. Kategori Masalah Sistem Pakar ............................................ 18
2.2. Identifikasi ... .................................................................................. 20
2.3. Keris.. ........... .................................................................................. 20
2.3.1. Ricikan ................................................................................. 21
2.3.2. Luk. .................................................................................... 25
2.3.3. Tangguh ............................................................................... 26
2.3.4. Dapur. .................................................................................. 28
2.3.5. Pamor................................................................................... 35
2.4. Certainty Factor ............................................................................... 36
2.5. Flowchart………… ........................................................................... 37
2.5.1. Simbol-simbol Flowchart ..................................................... 38
2.6. DFD (Data Flow Diagram) .............................................................. 42
2.7. Tools Pengembangan Sistem ............................................................ 44
2.7.1. System Transition Diagram (STD) ....................................... 44
2.8. Alat Perancangan Database ............................................................. 46
2.8.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ..................................... 46
xii
2.9. Alat Pengembangan Sistem Pakar .................................................... 48
2.9.1. PHP…………. ..................................................................... 48
2.9.2. MySQL ................................................................................ 52
2.10. Metode Penelitian........................................................................... 55
2.10.1. Observasi……………………………………………………..56
2.10.2. Studi Pustaka…… ............................................................... 56
2.10.3. Interview/wawancara… ....................................................... 56
2.11. Konsep Expert System Development Live Cycle (ESDLC) ........... 56
2.11.1. Inisialisasi Kasus ................................................................. 58
2.11.2. Analisis dan Desain Sistem .................................................. 58
2.11.3. Prototipe Dasar Kasus.......................................................... 59
2.11.4. Pengembangan Sistem ......................................................... 60
2.11.5. Implementasi Sistem............................................................ 61
2.11.6. Implementasi Tahap Lanjut ................................................. 61
2.12. Tinjauan Literatur Sejenis .............................................................. 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 64
3.1. Pengumpulan Data ........................................................................... 64
3.1.1. Observasi ............................................................................... 64
3.1.2. Studi Pustaka.. ........................................................................ 64
3.1.3. Interview/wawancara.. ............................................................ 65
3.2. Identifikasi Sistem Pakar .................................................................. 65
3.2.1. Inisialisasi Kasus ................................................................... 66
xiii
3.2.2. Analisis Data Sistem Pakar .................................................... 66
3.2.3. Prototipe Dasar Kasus ........................................................... 67
3.2.4. Pengembangan Sistem ........................................................... 68
3.2.5. Kerangka Berpikir ................................................................. 71
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 73
4.1. Inisialisasi Kasus.............................................................................. 73
4.2. Analisis Data Sistem Pakar .............................................................. 91
4.2.1. Mekanisme Inferensi ............................................................ 93
4.2.2. Metode CF (Certainty Factor)............................................... 109
4.3. Prototipe Dasar Kasus ..................................................................... 121
4.3.1. Representasi Pengetahuan .................................................... 121
4.4. Pengembangan Sistem ..................................................................... 132
4.4.1. Perancangan Sistem ............................................................. 132
4.4.2. Analisis Dan Desain Sistem ................................................. 145
4.4.3. Implementasi Sistem ............................................................ 143
4.4.4. Implementasi Tahap Lanjut.. ................................................ 156
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 164
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 165
5.2. Saran ............................................................................................... 165
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 166
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan system pakar ........ 11
Tabel 2.2 Daftar Ricikan Keris........... ............................................................. 21
Tabel 2.3 Daftar Luk Keris ……………………. .............................................. 26
Tabel 2.4 Daftar Tangguh Keris …………………. .......................................... 27
Tabel 2.5 Daftar Dapur Keris ........................................................................... 29
Tabel 2.6 Daftar Pamor Keris ……………………….. ..................................... 35
Tabel 2.7 Simbol Penghubung ......................................................................... 38
Tabel 2.8 Simbol Proses Flowchart .................................................................. 39
Tabel 2.9. Simbol input output flowchart ......................................................... 41
Tabel 2.10. Simbol Data Flow Diagram ........................................................... 43
Tabel 4.1. Nilai MB, MD dan CF .................................................................... 111
Tabel 4.2. Analisa Hasil ................................................................................... 146
Tabel 4.3. Aturan ............................................................................................ 146
Tabel 4.4. Tabel Luk ....................................................................................... 147
Tabel 4.5. Tabel Pamor ................................................................................... 147
Tabel 4.6. Pengetahuan ................................................................................... 147
Tabel 4.7. Tabel Ricikan ................................................................................. 148
Tabel 4.8. Tabel Tangguh ............................................................................... 148
Tabel 4.9. Tabel Pengujian Halaman untuk User............................................. 154
Tabel 4.10. Tabel Pengujian Halaman untuk Pakar ......................................... 155
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar ................................................................ 13
Gambar 2.2 Proses Backward Chaining ........................................................... 15
Gambar 2.3 Proses Forward Chaining……………………. .............................. 15
Gambar 2.4 Diagram Alir Teknik Penelusuran Dept First Search……………. . 16
Gambar 2.5 Diagaram Alir Teknik Penelusuran Best-First Search ................... 16
Gambar 2.6 Ricikan Keris……………………….. ........................................... 25
Gambar 2.7 Pamor Mrambut……………………….. ....................................... 36
Gambar 2.8 Pamor Gajih……………………….. ............................................. 36
Gambar 2.9 Pamor Sanak……………………….. ............................................ 36
Gambar 2.10 Pamor Pejetan……………………….. ........................................ 36
Gambar 2.11 Contoh Perubahan State……………………….. ......................... 45
Gambar 2.12 Notasi Modul .............................................................................. 45
Gambar 2.13 Notasi Tampilan ......................................................................... 46
Gambar 2.14. Notasi Tindakan......................................................................... 46
Gambar 2.15. Simbol Entity ............................................................................. 47
Gambar 2.16. Simbol Relasi ........................................................................... 48
Gambar 2.17. Simbol Atribut ........................................................................... 48
Gambar 2.18. Simbol Atribut a Sebagai Key ................................................... 48
Gambar 2.19. Fase Pengembangan Sistem Pakar ........................................... 57
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 71
Gambar 4.1. Kerangka Sistem Pakar ................................................................ 92
xvi
Gambar 4.2. Pohon Inferensi /Forward Chaining ............................................. 104
Gambar 4.3. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Lurus .................................... 104
Gambar 4.4.Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tiga ....................................... 104
Gambar 4.5. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Lima..................................... 105
Gambar 4.6. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tujuh ................................... 105
Gambar 4.7. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Sembilan .............................. 106
Gambar 4.8. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Sebelas ................................. 106
Gambar 4.9. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tiga Belas ............................ 107
Gambar 4.10. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Lima Belas ......................... 107
Gambar 4.11. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Tujuh Belas ........................ 108
Gambar 4.12. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Sembilan Belas ................... 108
Gambar 4.13. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Satu ................... 108
Gambar 4.14. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Lima ................. 108
Gambar 4.15. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Tujuh ................ 109
Gambar 4.16. Penelusuran Data Berdasarkan Luk Dua Puluh Sembilan ........... 109
Gambar 4.17. Flowchart Pakar ........................................................................ 132
Gambar 4.18. Flowchart User .......................................................................... 133
Gambar 4.19. Diagram Konteks Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa . 134
Gambar 4.20. Diagram Zero Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa ...... 136
Gambar 4.21. Diagram Level 1 Proses 1 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa ................................................................................. 137
Gambar 4.22. Diagram Level 1 Proses 2 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa ................................................................................. 138
xvii
Gambar 4.23. Diagram Level 1 Proses 3 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa ................................................................................. 139
Gambar 4.24. Diagram Level 1 Proses 4 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa ................................................................................. 140
Gambar 4.25. Diagram Level 1 Proses 5 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa ................................................................................. 141
Gambar 4.26. Diagram Level 1 Proses 6 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa ................................................................................. 142
Gambar 4.27. Diagram Level 1 Proses 7 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa ................................................................................. 142
Gambar 4.28. Activity Diagram (STD) Untuk Halaman User ................................ 144
Gambar 4.29. State Diagram (STD) Untuk Halaman Pakar (Knowledge Enginer) .... 145
Gambar 4.30. Entity Relationship Diagram ...................................................... 146
Gambar 4.31. Tampilan Menu Home dan Login User ...................................... 158
Gambar 4.32. Tampilan Menu Registrasi User ................................................. 158
Gambar 4.33. Tampilan Menu Bantuan User ................................................... 159
Gambar 4.34. Tampilan Menu Konsultasi ........................................................ 159
Gambar 4.35. Tampilan Menu Daftar Pengetahuan .......................................... 160
Gambar 4.36. Tampilan Menu Daftar Kata ...................................................... 160
Gambar 4.37. Tampilan Menu Daftar Luk ....................................................... 161
Gambar 4.38. Tampilan Menu Daftar Tangguh ................................................ 161
Gambar 4.39. Tampilan Menu Daftar Pamor .................................................... 162
Gambar 4.40. Tampilan Menu Cetak Hasil Konsultasi ..................................... 162
Gambar 4.41. Tampilan Menu Utama Pakar .................................................... 163
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin maju seperti sekarang ini membuat
kebutuhan manusia semakin meningkat. Terlebih lagi didorong dengan adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. Sebagai contoh,
dengan adanya komputer segala kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan
resiko kesalahan dapat dikurangi. Di dalam perkembangan komputer, para ahli
komputer mencoba untuk menciptakan suatu sistem yang diharapkan dapat
memiliki kemampuan memecahkan suatu permasalahan seperti seorang ahli.
Hal inilah yang mendorong lahirnya konsep sistem pakar.
Keris adalah ilmu dan dipandang sebagai sebuah manifestasi Jiwa Jawi.
Jawa berasal dari kata Javana yang bearti kearif-bijaksanaan. Kata keris
berasal dari mangker karana aris artinya mundur dengan bijaksana maksudnya
mundur dari dunia ini dengan bijaksana. Oleh karena itu menggeluti dunia
keris seharusnya bergulat dengan membaca alam, membaca diri, dan membaca
kehendak Sang Pencipta.
Keris merupakan simbol pribadi, piyandel, sipat kandel, dan ini
merupakan kepercayaan yang tidak bisa digugat dalam dunia perkerisan. Keris
mempunyai makna dan isi, pertama-tama yang harus disadari adalah keris itu
berisi piwulang-wewarah, nasehat untuk hidup dengan baik dan benar (harapan
agar manusia menjadi arif dan bijaksana) (Harsrinuksmo, 2004:5)..
2
Kita sebagai masyarakat biasa, masih banyak yang tidak tahu tentang
bentuk dan Komposisi dari sebuah keris terutama keris jawa. Masih banyak
terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian sebuah keris jawa. Bahkan sorang
pakar ataupun seseorang ahli tentang keris terkadang tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang bentuk dan komposisi dari keris jawa.
Bedasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap permasalahan yang berkaitan dengan bentuk
dari keris jawa untuk dapat memberikan suatu alternatif solusi dalam
menangani permasalahan yang ada. Oleh karena itu, maka dalam penyusunan
Tugas Akhir ini penulis mengambil judul ”Sistem Pakar Identifikasi Bentuk
Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor )”.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada latar belakang penulisan,
maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana agar sistem pakar dapat memberikan informasi dalam
mengidentifikasi bentuk keris jawa.
2. Bagaimana agar sistem pakar dapat memberikan keakuratan dalam
identifikasi elemen keris.
3. Bagaimana cara membangun sistem yang user friendly sehingga mudah
untuk dipahami masyarakat luas.
3
1.3 Batasan Masalah
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis membatsi pembahasannya
hanya pada :
1. Aplikasi ini diperuntukkan kepada user untuk mengetahui bentuk atau
dapur keris jawa. Bentuk atau dapur keris di sini berupa Keris Lurus, Keris
Luk 3, Keris Luk 5, Keris Luk 7, Keris Luk9, Keris Luk 11, Keris Luk 13,
Keris Luk 15, Keris Luk 17, Keris Luk 19, Keris Luk 21, Keris Luk 23,
Keris Luk 25, Keris Luk 27, Keris Luk 29.
2. Sitem pakar ini memberikan solusi kepada user dalam identifikasi bentuk
keris jawa.
3. Pembangunan sistem pakar menggunakan metode factor kepastian
(Certainty Factor).
4. Aplikasi ini berbasis web, sehingga diharapkan dapat digunakan secara
bersamaan oleh banyak user.
5. Aplikasi sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dibuat menggunakan
penyimpanan data-data penunjang menggunakan database MySQL 1.54
dan bahasa pemograman PHP.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka tujuan penyusunan
Tugas Akhir ini adalah :
1. Menghasilkan sistem yang membantu user dan bagi masyarakat luas dalam
mengidentifikasi bentuk keris jawa.
4
2. Menambah referensi bagi user atau masyarakat luas dalam mencari
informasi tentang bentuk keris jawa.
3. Dapat membantu dalam melestarikan kepakaran tentang bentuk keris jawa.
4. Dapat digunakan oleh pakar sebagai dokumentasi keahlian yang dimiliki
oleh pakar tersebut dengan cara menuangkan pengetahuannya ke dalam
knowledge base.
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Penulis
1. Lebih mengerti dan memahami tentang bahasa pemograman yang
digunakan oleh penulis, yaitu PHP dan MySQL.
2. Lebih mengenal elemen – elemen dan bentuk keris jawa.
3. Memberikan pemahaman yang meenyeluruh mengenai rancang
bangun suatu sistem pakar.
b. Bagi Instansi
1. Terbantu dalam memberikan informasi tentang keris jawa.
2. Informasi tentang keris dapat diakses kapan saja dan dari mana saja,
dan dengan cepat dapat diperbaharui oleh seorang pakar.
3. Terbantu dalam aspek publikasi kepada masyarakat luas.
4. Membantu dalam memberikan informasi mengenai bentuk dan
elemen- elemen keris jawa.
5
c. Bagi Universitas :
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi
pelajaran yang diperoleh dibangku kuliah.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan
sebagai bahan evaluasi.
3. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam
menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pakar
Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty Factor)” penulis
melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode :
a. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara (Interview)
Yaitu dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak yang
terkait untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara mencari sumber-
sumber literatur yang digunakan untuk landasan teori dan
permasalahan mendasar dalam penelitian.
3. Pengamatan (Observasi)
Yaitu pengumpulan data dari informasi dengan cara mengunjungi
tempat penelitian ini dilakukan
6
b. Identifikasi Sistem Pakar (ESDLC)
Pada Identifikasi Sistem Pakar menggunakan metode Expert System
Development Life Cycle (ESDLC) diantaranya :
1. Inisialisasi Kasus
2. Analisa Data Sistem Pakar
2.1. Mekanisme Inferensi
2.2. Forward Chaining
2.3. Depth First Search
2.4. Perhitungan Nilai CF (Certainty Factor)
3. Prototype Dasar Kasus
3.1. Representasi Pengetahuan
4. Pengembangan System
4.1. Perancangan System
4.2. Analisa Dan Desain Sistem
4.3. Implementasi
4.4. Implementasi Tahap Lanjut
1.7 Sistematika
Dalam penelitian ini pembahasan terbagi dalam lima bab yang secara
singkat akan diuraikan sebagai berikut:
7
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penulisan skripsi, batasan
masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan yang
merupakan gambaran menyeluruh dari penulisan skripsi ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai berbagai teori yang mendasari analisis
permasalahan dan berhubungan dengan topik yang dibahas.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam
mengembangkan aplikasi system pakar.
BAB 4 PEMBAHASAN
Pada Bab ini membahas mengenai hasil dari analisa, perancangan,
impelementasi sesuai dengan metode yang dilakukan pada sistem yang dibuat.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang didapat dan
juga saran yang dapat digunakan untuk pengembangan sistem ini ke arah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah paket perangkat lunak pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa yang setara – atau
bahkan lebih – dengan pakar manusia di beberapa bidang khusus dan biasanya
mempersempit area masalah (Turban, 2005 : 31).
Menurut Muhammad Arhami dalam bukunya yang berjudul Konsep
Dasar Sistem Pakar, ada beberapa definisi sistem pakar, antara lain
(Muhammad Arhami, 2005):
1. Sistem pakar adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang
membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk
penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar.
2. Suatu sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang menyamai
(emulates) kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar.
3. Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket
program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana
bantuan dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu
seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan
sebagainya.
9
2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar
Menurut Muhammad Arhami (2004 : 9), secara garis besar banyak
keuntungan yang didapatkan dengan adanya system pakar, antara lain :
1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.
2. Meningkatkan output dan produktivitas.
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.
4. Meningkatkan penyelesaian masalah – menerusi paduan pakar,
penerangan, system pakar khas.
5. Meningkatkan reliabilitas.
6. Memberikan respon (jawaban) yang cepat.
7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas).
8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung
ketidakpastian.
9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa system pakar dapat
digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas
(Kerschberg:86, Schur:88).
Selain kelebihan-kelebihan diatas, sistem pakar seperti hal lainnya,
juga memiliki kelemahan, dianataranya adalah:
1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak
selalu bisa didapatkan dengan mudah. Karena kadangkala pakar dari
masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang
pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.
10
2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi
sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk
pengembangan dan pemeliharaannya.
3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.
4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tidak
sempurna atau tidak terlalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang
secara teliti sebelum digunakan.
Kelemahan-kelemahan atau kekurangan dari sistem pakar tersebut
bukanlah sama sekali tidak bisa diatasi, tetapi dengan terus melakukan
perbaikan dan pengolahan berdasarkan pengalaman yang telah ada maka hal
itu diyakini akan dapat diatasi, walaupun dalam waktu yang panjang dan
terus menerus.
2.1.2 Konsep Umum Sistem Pakar
Pengetahuan dari suatu system pakar mungkin dapat direpresentasikan
dalam sejumlah cara. Salah satu metode yang paling umum untuk
merepresentasikan pengetahuan adalah dalam bentuk tipe aturan (rule)
IF…THEN (Jika…maka).
Turban (1995) menyatakan bahwa konsep dasar dari suatu system
pakar mengandung beberapa unsur/elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan
keahlian, inferensi, aturan, dan kemampuan menjelaskan.
Menurut Turban (1995), terdapat tiga orang yang terlibat dalam
lingkungan sistem pakar, yaitu :
11
1. Pakar
Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu,
yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang
orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang
dimilikinya. Seorang pakar dengan system pakar mempunyai banyak
perbedaan. Darkin (1994) mengemukakan perbandingan kemampuan
antara seorang pakar dengan sebuah system pakar seperti pada Tabel
2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan system pakar
Factor Human Expert Expert System
Time availability Hari kerja Setiap saat
Geografis Lokal/tertentu Di mana saja
Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti
Perishable/dapat habis Ya Tidak
Performasi Variable Konsisten
Kecepatan Variable Konsisten
Biaya Tinggi Terjangkau
2. Knowledge Engineer (Perekayasa Sistem)
Knowledge Engineer adalah orang yang membantu pakar dalam
menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan dan
mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang
12
diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counte example dan
menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai
Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar,
pelajar, pembangun system pakar yang ingin meningkatkan dan
menanmbah basis pengetahuan, dan pakar.
2.1.3 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan
pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi
(consultasi environment) (Turban, 1995). Lingkungan pengembangan
system pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam
lingkungan system pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh
pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.
Komponen-komponen system pakar dalam kedua bagian tersebut dapat
dlihat dalam Gambar 2.1 berikut ini:
13
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar (sumber: Turban, 1995)
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah
seperti yang terdapat pada gambar 2.1, antara lain:
1. Antarmuka Pengguna (User Interface)
User Interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna
dan system pakar untuk berkomunikasi. Menurut McLeod (1995), pada
bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang
memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input)
dar pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
Fasilitas
Penjelasan
Mesin Inferensi Aksi yang
direkomendasikan
Workplace
Pemakai
Antar Muka
Perbaikan
Pengetahuann
Pakar
Knowledge
Basis
Pengetahuan:
Fakta dan aturan
14
2. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman,
formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini
disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan
informasi dalam objek dalam area permsalahan tertentu, sedangkan
aturan merupakan informasi tantang cara bagaimana memperoleh fakta
baru dari fakta yang telah diketahui.
3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi
keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke
dalam program komputer. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi
dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.
4. Mesin Inferensi
Mesin Inferensi adalah program computer yang memberikan
metodologi untuk penalaram tentang informasi yang ada dalam basis
pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan
kesimpulan (Turban, 1995).
Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam system
pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining)
dan pelacakan ke depan (forward chaining).
a. Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan
(goal-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan,
selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk
15
kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan
premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari
aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses
berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan.
Gambar 2.2 Proses backward chaining
b. Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data-
driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi
masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan.
Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF
dari aturan IF-THEN.
Gambar 2.3 Proses forward chaining
Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam
penelusuran, yaitu Depth-first search, Breadth-first search dan Best-
first search.
a. Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara
mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam
yang berurutan.
Observasi
Observasi focus
focus
aturan
aturan aturan
aturan R2 Tujuan 1
(Kesimpul
Observasi
Observasi focus
focus
aturan
aturan aturan
aturan R2
Kesimpulan
focus
Kesimpulan
16
Gambar 2.4 Diagram Alir Teknik Penelusuran Depth First Search
b. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada
pada setiap tingkat diuji debelum pindah ke tingkat selanjutnya.
Gambar 2.5 Diagram Alir Teknik Penelusuran Breadth First Search
c. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode
sebelumnya.
5. Workplace
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working
memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan
kesimpulan yang dicapai. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam,
yaitu :
a. Rencana : Bagaimana menghadapi masalah
b. Agenda : Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk
dieksekusi.
1
Start
5
6 10 9 8
7
4 3
2
Goal (End)
1
Start
3
7 10 9 8
4
6 5
2
Level 2
Level 1
Level 0
17
c. Solusi : Calon aksi yang akan dibangkitkan
6. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan
meningkatkan kemampuan system pakar. Komponen ini
menggambarkan penalaran system kepada pemakai. Fasilitas penjelasan
dapat menjelaskan perilaku system pakar dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995):
a. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh system pakar?
b. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?
c. Mengapa alternative tertentu ditolak?
d. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?
7. Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisa dan meningkatkan
kinerjanya serta kemampuan untuk belajarndari kinerjanya.
Kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran
terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis
penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.
2.1.4 5 Ciri-ciri Sistem Pakar
Disebabkan oleh karakteristiknya dan sifatnya yang berdasarkan pada
pengetahuan, maka umumnya system pakar memiliki cirri-ciri sebagai
berikut :
18
1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-
langkah antara maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang proses penyelesaian.
2. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu
kemampuan dari bisnis pengetahuan.
3. Heuristik dalam penguunaan pengetahuan (yang seringkali tidak
sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya.
4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.
2.1.5 Kategori Masalah Sistem Pakar
Sistem pakar saat ini telah dibuat untuk memecahkan berbagai macam
permasalahan dalam berbagai bidang, seperti matematika, teknik,
kedokteran, kimia, farmasi, sains computer, bisnis, hokum, pendidikan,
sampai pertahanan. Secara umum ada beberapa area permasalahan system
pakar, yaitu :
1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi
dari sekumpulan data mentah, termasuk di antaranya juga pengawasan,
pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dan beberapa
anaslisis kecerdasan.
2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari
situasi-situasi tertentu, di antaranya peramalan, prediksi demografis,
19
peramalan ekonomi, prediksi lalulintas, estimasi hasil, militer,
pemasaran, atau peramalan keuangan.
3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks
yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati, diantaranya medis,
elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat lunak.
4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen system
yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi
kendala-kendala tertentu, di antaranya layout sirkuit dan perancangan
bangunan.
5. Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang akan
mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, di antaranya
perencanaan keuangan, komunikasi militer, pengembangan produk,
routing dan manajemen proyek.
6. Monitoring, yaitu membandingkan tingkah laku suatu system yang
teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya diantaranya
Computer Aided Monitoring System.
7. Debugging dan repair, yaitu menentukan dan mengimplementasikan
cara-cara untuk mengatasi multifungsi, di antaranya memberikan resep
obat terhadap suatu kegagalan.
8. Intruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam
pemahaman domain subjek,di antaranya melakukan intruksi untuk
diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.
20
9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang
kompleks seperti kontrol terhadap interpretasi-interpretasi , prediksi,
perbaikan dan monitoring kelakuan sistem.
10. Seleksi, mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list)
kemungkinan.
11. Simulasi, pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.
2.2 Identifikasi
Identifikasi artinya adalah pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari objek sehingga kita dapat menetapkan dan
mempersamakan keterangan tersebut dengan objek lain, dengan kata lain
bahwa dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas dan dengan identitas
tersebut kita dapat mengenal objek dengan membedakan dari objek lain.
(Misky, 2005 : 11).
2.3 Keris
Keris adalah ilmu dan dipandang sebagai sebuah manifestasi Jiwa Jawi.
Jawa berasal dari kata Javana yang bearti kearif-bijaksanaan. Kata keris
berasal dari -mangker karana aris- artinya mundur dengan bijaksana
maksudnya mundur dari dunia ini dengan bijaksana. Oleh karena itu
menggeluti dunia keris seharusnya bergulat dengan membaca alam, membaca
diri, dan membaca kehendak Sang Pencipta. Keris terdiri dari bermacam-
macam komposisi yang terdapat didalamnya seperti :
21
2.3.1 Ricikan
Ricikan adalah bagian-bagian atau komponen bilah keris atau
tombak. Masing-masing ricikan keris ada namanya. Dalam dunia
perkerisan soal ricikan ini penting, karena sangat erat kaitannya dengan
soal dapur dan tangguh keris. Sebilah keris ber-dapur Jalak Sangu
Tumpeng tanda-tandanya adalah berbilah lurus, memakai gandik polos,
pejetan, sogokan rangkap, tikel alis, dan tingil. Gandik polos, pejetan,
sogokan rangkap, tikel alis, dan tingil, adalah komponen keris yang
disebut ricikan. Daftar ricikan keris dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Daftar Ricikan Keris
No Ricikan Definisi
1. Pesi
Yang dinamakan pesi adalah berwujud besi
panjang bundar yang terletak di pangkal
wilahan.
2. Sirah Cecak
Sirah cecak adalah perwujudan yang
ditetapkan menjadi ketentuan arah kiblat
depan, umumnya bentuknya
3. Waduk
Waduk atau Gendok, gendokan atau
wetengan adalah nama bagian yang paling
tengah di sebuah ganja. Bentuknya cembung
menggembung bagai perut kenyang.
Dibagian tengah terdapat leng-lengan yaitu
tempat masuknya bagian pesi.
4. Buntut Perwujudan yang ditetapkan menjadi
ketentuan arah kiblat belakang, umumnya
22
berbentuk runcing
5. Ganja
Perwujudan bentuk yang terpisah dengan
wilahan. Namun ada juga ganja yang dibuat
langsung menyatu.
6. Lambe Gajah Letaknya menempel di gandik, yang
dibentuk sepeti bibir gajah yang bawah.
7. Greneng
Tempatnya dibawah ujung Ganja, dan
migkin bisa dibikin rangkap sehingga
terletak diujung wilahan.
8. Wadidang
Letaknya dibelakang, mulai ujung awak-
awak belakang hingga sampai sejajar
dengan sor-soran.
9. Bungkul
Terdepat di tengah-tengah dan menempel di
ganja, bentuknya membendul seperti
tumpeng.
10. Pejetan
Letaknya dibelakang Gandik, merupakan
tekanan yang membentuk melodok ke
dalam.
11. Gandik
Terletak dibawah kepala ganja, besinya
menonjol atau mengembung, beniknya
seperti gandik.
12. Kembang
Kacang
Tempatnya dibawah gandik dan dibawah
lambe gajah pun jalen. Bentuknya seperti
lung-lungan.
13. Jalen Bentuknya runcing dan memenpel pada
gandik di pangkal bawah.
14. Tikel Alis
Berada dibawah pejetan, mengalir ke bawah
dan kalau dilihat seperti gambar alis yang
besar depan.
15. Sogokan Ngarep Seperti tanggul yang membelah antara
23
pejetan dan tikelalis, terletak didepan.
16. Sogokan Mburi Seperti tanggul yang membelah antara
pejetan dan tikelalis, terletak dibelakang.
17. Sor-soran
Sor-soran atau bongkot merupakan bagian
paling bawah dari bilah keris, diatas bagian
ganja.
18. Gulamilir Seolah merupakan kruwingan yang dimulai
dari sor-soran dan berhenti ditengah bilah.
19. Kruwingan Tempatnya di muka dan di belakang Ada-
ada, dan berada didalam garis gusen.
20. Gusen Ngarep Tempatnya mulai dari sor-soran sampai
pucuk.
21. Gusen Buri Tempatnya mulai dari sor-soran sampai
pucuk, terletak di sisi belakang.
22. Ada-ada
Tempatnya tepat di tengah-tengah awak-
awak, yaitu mulai dari arah sor-soran
sampai pucuk.
23. Kudup Ujung yang runcing
24. Sraweyan
Disebut juga sarawehan , sarawehan nama
bagian keris yang bentuknya merupakan
permukaan melandai cekung, dibelakang
bagian sogokan belakang sampai ke dekat
greneng.
25. Ripandan
Salah satu bagian atau ricikan keris,
letaknya di sor-soran sebelah belakang, dan
sering kali merupakan bagian dari greneng.
26. Thingil
Terletak persis dibagian ekor ganja,
dibagian atas. Thingil ini berupa tonjolan
kecil tidak runcingujungnya.
27. Jenggot Jenggot atau janggut adalah salah satu
24
ricikan atau bagian keris yang bentuknya
tonjolan runcing yang terletak di dahi
kembang kacang. tonjolannya mirip dengan
bentuk rondan dan ripandan.
28. Ganja
Sebitrotan
Bentuk seperti rotan yang dibelah dua.
29. Ganja Cecak Ganja yang betuknya seperti cecak.
30. Ganja Tekek Ganja yang bentuknya seperti tekek atau
tokek.
31. Ganja
Hucengmati
Bentuknya seperti uceng (anak ikan) yang
sudah mati. yaitu badan bulat kecil dan
kepala runcing.
32. Ganja Cangkem
Kodok
Bentuknya mrip mulut kodok. Kepalanya
besar tetapi mulut kecil.
33. Ganja Dungkul Badannya menebal ke atas di tengah-tengah
menancapnya pesi.
34. Ganja Wilud Ganja yang bentuk kepala dan ekornya
melengkung ke bawah.
35. Ganja Kelap
Lintah
Bentuknya mulai dari kepala mengombak,
seperti lintah mengambang di air.
36. Ganja Sepang
Ganja yang tidak mempunyai kepala, jadi
dari depan terus meruncing kebelakang.
Biasanya diterapkan ke ganja iras.
25
2.3.2 Luk
Istilah ini digunakan untuk bilah keris yang tidak lurus, tetapi
berkelok atau berlekuk. Luk pada keris selalu gasal, tidak pernah genap.
Hitungannya mulai dari luk tiga, sampai luk tigabelas. Itu keris yang
normal. Jika luknya lebih dari 13, dianggap sebagai keris yang tidak
normal dan disebut keris kalawijan atau palawijan.
Jumlah luk pada keris selalu gasal, tidak pernah genap. Selain itu, irama
luk keris dibagi menjadi tiga golongan. Pertama, luk yang kemba atau
samar. Kedua, luk yang sedeng atau sedang. Dan ketiga, luk yang rengkol
Gambar 2.6 Ricikan Keris
26
yakni yang irama luknya tegas. Daftar luk keris dapat dilihat pada tabel
2.3.
Tabel 2.3 Daftar Luk Keris
No Luk Definisi
1. Lurus Bentuk Luk lurus atau tidak berkelok
2. Luk 3 (Tiga) Luk 3 (Tiga) Bentuk keris berkelok tiga
3. Luk 5 (Lima) Bentuk keris berkelok lima
4. Luk 7 (Tujuh) Bentuk keris berkelok tujuh
5. Luk 9 (Sembilan) Bentuk keris berkelok sembilan
6. Luk 11 (Sebelas) Bentuk keris berkelok sebelas
7. Luk 13 (Tiga Belas) Bentuk keris berkelok tiga belas
8. Luk 15 (Lima Belas) Bentuk keris berkelok lima belas
9. Luk 17 (Tujuh Belas) Bentuk keris berkelok tujuh belas
10. Luk 19 (Sembilan Belas) Bentuk keris berkelok sembilan belas
11. Luk 21 (Dua puluh satu) Bentuk keris berkelok dua puluh satu
12. Luk 25 (Dua puluh lima) Bentuk keris berkelok dua puluh lima
13. Luk 27 (Dua puluh
tujuh)
Bentuk keris berkelok dua puluh
tujuh
14. Luk 29 (Dua puluh
sembilan)
Bentuk keris berkelok dua puluh
sembilan
2.3.3 Tangguh
Tangguh arti harfiahnya adalah perkiraan atau taksiran. Dalam
dunia perkerisan maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah
keris, perkiraan tempat pembuatan, atau gaya pembuatannya. Karena
hanya merupakan perkiraan, me-nangguh keris bisa saja salah atau keliru.
27
Kalau sebilah keris disebut tangguh Blambangan, padahal sebenarnya
tangguh Majapahit, orang akan memaklumi kekeliruan tersebut, karena
bentuk keris dari kedua tangguh itu memang mirip. Tetapi jika sebuah
keris buatan baru di-tangguh keris Jenggala, maka jelas ia bukan seorang
ahli tangguh yang baik. Daftar tangguh keris dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Daftar Tangguh Keris
No Tangguh Definisi
1. Pajajaran
Panjang kira kira dua kilan atau kurang
sedikit. Pengetrapan ganja atau bentuknya
ambatok mengkurep. Sirah cecaknya
panjang, gandiknya miring panjang,
sogokan tidak terlalu panjang,keluar pamor
seakan-akan tidak teratur, tetapi padat
sebagian besar memakai dasar gambar
pamor gajih.
2. Majapahit
Ganja sebit rotan, sirah cecaknya pendek
tetapi halus luwes, gandiknya pendek
sedikit miring, sogokan pendek luwes,
kebanyakan pengetrapan pamor selalu
terang mabyor dan dibuat ngrambut atau
bisa dikatakan berserat -serat panjang.
3. Blambangan
Besinya selalu kelihatan basah tetapi
sedikit bersinar putih. Karena campuran
besi sedikit,kebanyakan besi penawangnya.
Dasar pembuatan gambar pamor masih
banyak mengambil dasar gambar pamor
gajih, tapi banyak juga yang diseling
dengan cara mrambut.
28
4. Sedayu
Ganja sebit lontar sedikit panjang, walau
panjang kira kira dua kilan, tetapi kelihatan
rampinh, dan lurusnya sengaja dibuat
mendoyong. Awak-awakan dari belakang
kelihatan ramping, tetapi separuh hingga
ujung sedikit melebar. Pamor sangat
kurang tetapi dibuat mrambut,
pengetrapannya kurang memadat.
5. Tuban
Sirah cecak besar pendek, yang dibuat
lengkok, kelihatan lengkoknya merenggang
dan ujugnya runcing. Besi kelihatan kering
terlalu banyak besi bajanya. Pengetrapan
pamor mubyar padat. Jika diraba terasa
halus.
2.3.4 Dapur
Dapur adalah istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk
atau type bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris, orang yang
telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang
dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu ber-dapur Tilam
Upih", maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud
adalah keris lurus, bukan keris yang memakai luk. Lain lagi kalau disebut
dapur-nya Sabuk Inten, maka itu pasti keris yang ber-luk sebelas. Daftar
dapur keris dapat dilihat pada tabel 2.5.
29
Tabel 2.5 Daftar Dapur Keris
No Dapur Definisi Luk
1. Panjianom Badan Sedikit Bongkok Lurus
2. Jakatuwa Badan hampir sama
dengan Tilamupih yaitu
tidak begitu lebar dan
tidak tebal, tetapi terasa
kukuh
Lurus
3. Bethok Badan Lebar dan
pendek
Lurus
4. Karnatinanding Lebar dan panjangnya
sedang,
Lurus
5. Semar Bethak Badan Lebar dan
Pendek
Lurus
6. Regol Badan Sedang Lurus
7. Kebo Teki Badan Lebar dan
Pendek
Lurus
8. Jalak Nguwuh Badan Biasa Lurus
9. Sempaner Badan Panjang Lurus
10. Jamangmurup Badan sedikit panjang
dan lebar sedang
Lurus
11. Tumenggung Lurus
12. Pasopati Badan sedang kecil
tipis tetapi kekar
Lurus
13. Tilamupih Badan dan Tebal
Sedang
Lurus
14. Condongcampu
r
Badan Sedang Lurus
15. JalakDinding Badan Kecil Panjang Lurus
30
Sedang
16. Jalak Ngore Badan Lebar Panjang
Sedang
Lurus
17. Jalak Sangu
Tumpeng
Badan Lebar Panjang
Sedang
Lurus
18. Mendarang Badan Lebar Panjang
Sedang
Lurus
19. Mesem Badan sedang tetapi
panjang
Lurus
20. Semar Tinadu Badan Lebar dan
Pendek
Lurus
21. Ron Teki Badan Kecil, Tebal,
Panjang
Lurus
22. Sujen Empel Badan atau wilayahnya
tebal
Lurus
23. Kelap Lintah Keris ini sangat
sederhana, sebab selain
tanpa ricikan, bahkan
tanpa ganja
Lurus
24. Dungkul Badan Sedang Lurus
25. Yuyurumpung Bandan lebar panjang
dan sedikit
membungkuk
Lurus
26. Brojol Badan biasa Lurus
27. Laler Mengeng Badan Sedang Lurus
28. Puthut Badan Pendek, Lebar
Sedang
Lurus
29. Jalaksumelang
Gandring
Badan biasa Lurus
30. Mangkurat Badan Lebar Panjang Lurus
31
Sedang
31. Mayat Miring Badan Bongkok Lurus
32. Kalam
Munyeng
Badan Sedang Lurus
33. Pinarak Badan Panjang seperti
pedang.
Lurus
34. Marak Badan Sedang Lurus
35. Jalak Tilamsari Badan pendek kecil Lurus
36. Tilamsari Badan biasa Lurus
37. Jakaloka - Lurus
38. Wora-Wari Badan sedang Lurus
39. Sinom Badan sedang Lurus
40. Kala Misani Badan Sedang Kekar Lurus
41. Jangkung Pacar - Luk 3 (Tiga)
42. Mahesasuka Badan Lebar Panjang
Sedang
Luk 3 (Tiga)
43. Mahesa Nempuh Badan Sedang Luk 3 (Tiga)
44. Wuwung Badan belakang
membenjol
Luk 3 (Tiga)
45. Mayat Badan Sedang Luk 3 (Tiga)
46. Jangkung - Luk 3 (Tiga)
47. Tebusauyung - Luk 3 (Tiga)
48. Bangodolog Luk tiga gigir belakang
tumpul
Luk 3 (Tiga)
49. Larmotha - Luk 3 (Tiga)
50. Campurbawur - Luk 3 (Tiga)
51. Sagara Winotan - Luk 3 (Tiga)
52. Sinarasah - Luk 5 (Lima)
53. Pudaksategal - Luk 5 (Lima)
54. Pulanggeni - Luk 5 (Lima)
32
55. Pandawa - Luk 5 (Lima)
56. Anoman - Luk 5 (Lima)
57. Kebodengen - Luk 5 (Lima)
58. Kalandah - Luk 5 (Lima)
59. Pandawa Lare - Luk 5 (Lima)
60. Urap-Urap - Luk 5 (Lima)
61. Nagasasira - Luk 5 (Lima)
62. Kebobendeng - Luk 5 (Lima)
63. Pandawa
Cinarita
- Luk 5 (Lima)
64. KidangMas - Luk 7 (Tujuh)
65. Balebang - Luk 7 (Tujuh)
66. Crubuk - Luk 7 (Tujuh)
67. Jaranguyung - Luk 7 (Tujuh)
68. Nagakeras - Luk 7 (Tujuh)
69. Sempama
Punjul
- Luk 7 (Tujuh)
70. Sempama
Bungkem
- Luk 7 (Tujuh)
71. Carita Kasapta - Luk 7 (Tujuh)
72. Angen-angen - Luk 7 (Tujuh)
73. Sabuk Tampar - Luk 9 (Sembilan)
74. Caritakanawa - Luk 9 (Sembilan)
75. Butaijo - Luk 9 (Sembilan)
76. SempanaKlenth
ang
- Luk 9 (Sembilan)
77. Kidang Mas-
Masan
- Luk 9 (Sembilan)
78. Sempana - Luk 9 (Sembilan)
79. Jarudeh - Luk 9 (Sembilan)
33
80. Panimbal - Luk 9 (Sembilan)
81. Carangsoka - Luk 9 (Sembilan)
82. Kidangsoka - Luk 9 (Sembilan)
83. Paniwen - Luk 9 (Sembilan)
84. Jaruman - Luk 9 (Sembilan)
85. Panjisekar - Luk 9 (Sembilan)
86. Pandengan - Luk 9 (Sembilan)
87. TundungMungs
uh
- Luk 9 (Sembilan)
88. Ganjur - Luk 9 (Sembilan)
89. CaritaBungkem - Luk 11 (Sebelas)
90. Waluring - Luk 11 (Sebelas)
91. JakaWuru - Luk 11 (Sebelas)
92. Sabuktali - Luk 11 (Sebelas)
93. Caritagandu - Luk 11 (Sebelas)
94. Carita Prasaja - Luk 11 (Sebelas)
95. Carita
Kaprabon
- Luk 11 (Sebelas)
96. Carita Daleman - Luk 11 (Sebelas)
97. Carita
Genengan
- Luk 11 (Sebelas)
98. Sabuk Inten - Luk 11 (Sebelas)
99. Naga Kiki - Luk 11 (Sebelas)
100. Naga Ngikik - Luk 11 (Sebelas)
101. Kantar - Luk 13 (Tiga Belas)
102. ParungSari - Luk 13 (Tiga Belas)
103. Johan Mangan
Kala
- Luk 13 (Tiga Belas)
104. Caluring - Luk 13 (Tiga Belas)
105. Lunggandu - Luk 13 (Tiga Belas)
34
106. Sepokal - Luk 13 (Tiga Belas)
107. Karawelang - Luk 13 (Tiga Belas)
108. Bhimakurda - Luk 13 (Tiga Belas)
109. Naga Seluman - Luk 13 (Tiga Belas)
110. Sangkelat - Luk 13 (Tiga Belas)
111. NagaSasra - Luk 13 (Tiga Belas)
112. Sedet - Luk 15 (Lima Belas)
113. RagaPasung - Luk 15 (Lima Belas)
114. Carita Buntala - Luk 15 (Lima Belas)
115. Carang Buntala - Luk 15 (Lima Belas)
116. RagaWilah - Luk 15 (Lima Belas)
117. Mahesa
Nabrang
- Luk 15 (Lima Belas)
118. Ngamperbuta - Luk 17 (Tujuh Belas)
119. Cancingan - Luk 17 (Tujuh Belas)
120. Trimurda - Luk 19 (Sembilan
Belas)
121. Kala Tinantang - Luk 21 (Dua puluh
satu)
122. Indrajid - Luk 21 (Dua puluh satu)
123. Trisirah - Luk 21 (Dua puluh satu)
124. Bhima Kurda - Luk 25 (Dua puluh
lima)
125 AnggaWirun - Luk 27 (Dua puluh
tujuh)
126. KalaBendu - Luk 29 (Dua puluh
sembilan)
35
2.3.5 Pamor
Pamor adalah perwujudan putih keperak-perakan yang
memancarkan sinar yang mengkilap, berada di tengah-tengah atau di
seluruh bagian keris, bahkan ada yang sampai pesinya. Daftar pamor keris
dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6 Daftar Pamor Keris
No Pamor Definisi
1. Pamor Mrambut
Pamor yang menempelnya di badan
keris terlihat miring ke arah luar.
Keluarnya pamor berserat seperti
rambut
2. Pamor Gajih
Menempelnya di badan keris kelihatan
membendul dan putus-putus seperti
melelehnya lemah yang menetes. Jika
diraba terasa ketebalannya.
3. Pamor Sanak
Cahaya tidak begitu terang. Bila di
raba tidak terasa membendul keluar,
seolah olah keris tidak di tambahi
penempelan apa-apa.
4. Pamor Pejetan
Pamor yang menempelnya di badan
keris berupa seperti cap ibu jari yang
di sejajarkan dengan dekat dan jika di
raba gambaran tersebut seperti
membelok ke dalam.
36
2.4 Faktor Kepastian (Certainty Factor)
Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe
Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor (CF)
merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan
besarnya kepercayaan. Certainty factor didefinisikan sebagai berikut :
Gambar 2.7 Pamor Mrambut
Gambar 2.8 Pamor Gajih
Gambar 2.9 Pamor Sanak
Gambar 2.10 Pamor Pejetan
37
CF(H,E) = MB(H,E) – MD(H,E)
CF(H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala
(evidence) E. Besarnya CF berkisar antara –1 sampai dengan 1.
Nilai –1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai
1 menunjukkan kerpercayaan mutlak.
MB(H,E) :ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief)
terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
MD(H,E) :ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased
disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
2.5 Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart
merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005 : 263).
Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan
komputer, yaitu :
1. System Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system dengan
menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan
dalam proses pengolahan data.
38
2. Program Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan
symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program
(Ladjamudin, 2005 : 263).
2.5.1 Simbol-Simbol Flowchart
Flowchart disusun dengan symbol. Simbol ini dipakai sebagai alat
bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang
digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Flow Direction Symbols (Simbol Penghubung atau Alur)
Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang
satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line,
simbol-simbol tersebut adalah :
Tabel 2.7 Simbol Penghubung (Ladjamudin, 2005 : 266)
No Symbol Nama dan Keterangan
1.
Symbol arus / flow
Untuk menyatakan jalannya arus suatu
proses
2.
Simbol communication link
Untuk menyatakan bahwa ada
suatutransisi suatu data / informasi dari
satulokasi kelokasi lainnya
39
3.
Simbol connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu
proses ke proses lainnya dalam halaman
/ lembar yang sama
4. Simbol offline connector
Untuk menyatakan sambungan dari satu
proses ke proses lainnya dalam halaman
/ lembar yang berbeda
2. Processing Symbols (Simbol Proses)
Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses
atau prosedur, simbol-simbol tersebut adalah :
Tabel 2.8 Simbol Proses Flowchart (Ladjamudin, 2005 : 267).
No Symbol Nama dan Keterangan
1.
Simbol Offline Connector
Untuk menyatakan sambungan dari
satu proses ke proses lainnya kedalam
halaman/lembar yang berbeda
2. Simbol Manual
Untuk menyatakan suatu tindakan
(proses) yang tidak dilakukan oleh
komputer(manual)
40
3.
Simbol Decision/logika
Untuk menunjukan suatu kondisi
tertentu yang akan menghasilkan dua
kemungkinan jawaban, ya/tidak
4.
Simbol Predefined Proses
Untuk menyatakan penyediaan tempat
penyimpanan suatu pengolahan untuk
member harga awal
5.
Simbol Terminal
Untuk menyatakan permulaan atau
akhir suatu program
6.
Simbol Keying Operation
Untuk menyatakan segala jenis operasi
yang diproses dengan menggunakan
suatu mesin yang mempunyai keyboard
7. Simbol off-line storage
Untuk menunjukkan bahwa data dalam
symbol ini akan disimpan ke suatu
media tertentu
8.
Simbol Manual Input
Untuk memasukkan data secara manual
dengan menggunakan online keyboard
41
3. Input-output Symbols
Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai
media input atau output, simbol-simbol tersebut adalah :
Tabel 2.9 Simbol input output flowchart (Ladjamudin, 2005 : 268).
No Symbol Nama dan Keterangan
1.
Simbol Input-output
Untuk menyatakan proses input dan
output tanpa tergantung dengan jenis
peralatannya
2.
Simbol Punched Card
Untuk menyatakan input berasal dari kartu
atau output ditulis ke kartu
3.
Simbol Magnetic-tape unit
Untuk menyatakan input berasal dari pita
magnetic atau output disimpan ke pita
4.
Simbol Disk Storage
Untuk menyatakan input berasal dari disk
atau output disimpan ke disk
5.
Simbol document
Untuk mencetak laporan ke printer
42
6.
Simbol display Untuk menyatakan
peralatan output yang digunakan berupa
layar (video, komputer)
2.6 DFD (Data Flow Diagram)
DFD (Data Flow Diagram) adalah model dari sistem untuk
menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. DFD dapat
memudahkan pemakai (user) yang kurang menguasai bidang komputer untuk
mengerti sistem yang akan dikerjakan, urutannya sebagai berikut:
1. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem (Ladjamudin, 2005 : 64).
2. Diagram Zero (Overview Diagram)
Diagram zero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data
flow diagram.
3. Diagram Rinci (Level Diagram)
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses yang ada dalam
diagram zero.
Elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD adalah sebagai
berikut:
43
Tabel 2.10 Simbol Data Flow Diagram
Simbol Nama Keterangan
Kesatuan Luar
(External Entity)
Sesuatu yang berada di luar sistem,
tetapi ia memberikan masukan ke
dalam sistem atau menerima data dari
sistem. External entity tidak termasuk
bagian dari sistem.
Arus Data
(Data Flow)
Tempat mengalir informasi dan
digambarkan dengan garis yang
menghubungkan komponen dari
sistem. Arus data ini mengalir diantara
proses, data store, dan menunjukkan
arus data dari data berupa masukan
untuk sistem atau hasil proses sistem.
Proses
(Proccess)
Apa yang dikerjakan oleh sistem.
Proses dapat mengolah data atau aliran
data masuk menjadi aliran data keluar.
Proses berfungsi mentranformasikan
satu atau beberapa data masukan
menjadi satu atau beberapa data
keluaran sesuai dengan spesifikasi
yang dihasilkan.
Simpanan Data Tempat penyimpanan data yang ada
44
(Data Store) dalam sistem, yang disimbolkan
dengan sepasang garis sejajar dengan
sisi samping terbuka.
(Sumber: Ladjamudin, 2005: 72)
2.7 Tools Pengembangan Sistem
Menurut Pressman (1997:186) ada tiga alasan dalam memakai rancangan
untuk membuat suatu sistem :
1. Agar dapat terfokus pada bagian sistem yang penting.
2. Agar dapat terfokus pada bagian yang akan mengalami perubahan-
perubahan dan koreksi, serta dokumentasi.
3. Agar dapat mengerti akan lingkungan pemakai, sehingga sistem tersebut
lebih baik.
2.7.1 State Transition Diagram (STD)
State transition diagram merupakan suatu diagram yang
menggambarkan bagaimana state dihubungkan dengan state yang lain pada
satu waktu. State Transition Diagram menggambarkan suatu state yang
mempunyai kondisi dimana dapat menyebabkan perubahan satu state ke
state yang lain (Hoffer, George, dan Valacich, 1996:364).
State Transition Diagram pada dasarnya merupakan sebuah diagram
yang terdiri dari state dan transisi atau perpindahan state. Transisi atau
perpindahan state terdiri dari kondisi dan aksi. Transisi diantara kedua
45
keadaan pada umumnya disebabkan oleh suatu kondisi. Kondisi adalah
suatu kejadian yang dapat diketahui oleh sistem. Sedangkan aksi adalah
tindakan yang dilakukan oleh sistem apabila terjadi perubahan state atau
merupakan reaksi dari sistem.
Gambar 2.11 Contoh Perubahan State
Adapun komponen atau simbol yang digunakan dalam diagram ini
adalah:
a. Modul
Menggunakan simbol lingkaran kecil (Gambar 2.12 yang mewakili
modul yang dipanggil apabila terjadi suatu tindakan.
Gambar 2.12 Notasi Modul
b. Tampilan kondisi (state)
Merupakan layer yang ditampilkan menurut keadaan atau atribut, untuk
memenuhi suatu tindakan pada waktu tertentu yang mewakili suatu
bentuk keberadaan atau kondisi tertentu, menggunakan simbol kotak
(Gambar 2.13).
Aksi
State1
State 2
46
Gambar 2.13 Notasi Tampilan
c. Tindakan (state transition)
Menggunakan symbol anak panah (Gambar 2.9) disertai keterangan
tindakan yang dilakukan.
Gambar 2.14 Notasi Tindakan
2.8 Alat Perancangan Database
2.8.1 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram pertama kali diperkenalkan oleh Peter
Chen (1976) (dalam Kowal, 1992:104) adalah sebuah ilustrasi entitas secara
grafik (juga dikenal sebagai objek), atribut, dan relasi (relationship) yang
ada diantara mereka.
Dalam Fathansyah (1999:70) disebutkan bahwa model Entity
Relationship Diagram yang berisi komponen-komponen himpunan entitas
dan relasi masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang
merepresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang kita tinjau, dapat
digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Entity
Relationship Diagram (ERD).
Komponen-komponen yang ada dalam ERD, adalah:
47
1. Entitas
Merupakan representasi dari sebuah objek tempat dimana sistem
menyimpan data. Simbol untuk entitas digambarkan dengan empat
persegi panjang.
Gambar 2.15 Simbol entity
2. Himpunan Relasi
Himpunan relasi adalah perantara yang menghubungkan antara dua atau
lebih entitas. Ada empat jenis relasi, yaitu :
a. Relasi one to one : relasi yang ada ketika kita menghubungkan
tepat 1 data pada suatu tabel dengan 1 data lainnya pada tabel lain.
b. Relasi one to many : relasi yang terbentuk ketika kita
menghubungkan secara tepat 1 data pada suatu tabel dengan 1 atau
lebih data pada tabel lainnya.
c. Relasi many to one : relasi yang terbentuk ketika kita
menghubungkan secara tepat 1 atau lebih data pada suatu tabel
dengan 1 data pada tabel lainnya.
d. Relasi many to many : relasi yang terbentuk ketika kita
menghubungkan secara tepat 1 atau lebih data pada suatu tabel
dengan 1 atau lebih data pada tabel lainnya
48
Simbol relasi digambarkan dengan bentuk belah ketupat.
Gambar 2.16. Simbol Relasi
3. Atribut
Atribut adalah data yang dihubungkan dengan entitas. Atribut berguna
untuk menjelaskan, mengidentifikasi, dan mengekspresikan hubungan
antar entitas. Simbol atribut digambarkan dengan ellips.
2.9 Alat Pengembangan Sistem Pakar
2.9.1 PHP
1. Sejarah PHP
PHP pertama kali dibuat musin gugur tahun 1994 oleh Rasmus
Lerdoff, awalnya digunakan pada websitenya untuk mencatat siapa saja
yang berkunjung dan melihat biodatanya. Versi pertama yang di-release
tersedia pada awal tahun 1995, dikenal sebagai tool Personal Home Page,
yang terdiri atas engine parser yang sangat sederhana yang hanya
mengerti beberapa makro khusus dan sejumlah utlitas yang sering
digunakan pada halaman-halaman web, seperti buku tamu, counter
pengunung, dan lainnya. Parser diprogram ulang pada pertengahan 1995
a
Gambar 2.17 Simbol Atribut Gambar 2.18 Simbol Atribut a sebagai key
49
dan diberi nama PHP/F1 versi 2.0. F1 berasal dari paket Rasmus lainnya
yang ditulis untuk menginterprestasikan data dari form, yang kemudian
dikombinasikan dengan tool Personal Home Page dan ditambahkan
dukungan untuk database mSQL (mini SQL).
Tahun 1995 ini dianggap sebagai tahun kelahiran dari PHP/F1 yang
kemudian membuat pertumbuhan aplikasi web yang pesat, dan banyak
orang kemudian berkontribusi mengembangkan PHP/F1. Sulit untuk
mendapatkan statistik yang tepat untuk memperikan penggunakan
PHP/F1, tetapi diperkirakan pada akhir 1996 telah digunakan oleh
sedikitnya 15000 web site di seluruh dunia. Dan pertengahan 1997
mencapai 50000 situs.
Pada pertengahan 1997 ini juga terjadi perubahan pengembangan
PHP. Pengembangan dilakukan oleh tim yang terorganisasi bukan oleh
Rasmus sendiri saja lagi. Parser dikembangkan oleh Zeev Suraski dan
Andi Gutmans yang kemudian menjadi dasar untuk versi 3, dan banyak
utilitas tambahan yang deprogram untuk menambah kemampuan dari
versi 2. Versi terakhir (PHP 4) menggunakan engine script Zend untuk
lebih meningkatkan kinerja (performance) dan mempunyai dukungan
yang banyak berupa ekstensi dan fungsi dari berbagai library pihak
ketiga (third party), dan berjalan seolah modul asli (native) dari berbagai
server web yang popular.
Sejak tahun 2001 PHP3 dan PHP4 disertakan pada sejumlah
produk server web komersial seperti server web komersial seperti seperti
50
server web StrongHold RedHat. Perkiraan konservatif yang didapat dari
angka yang diberikan oleh Netcraft yang diekstrapolasi, pengguna PHP
sekitar 5.100.000 sedikit lebih banyak dari server web yang
menggunakan Microsoft IIS (5.03 juta) di Internet.
Berdasarkan data terakhir dari Netcraft Maret 2002 pemakai PHP
telah mencapai hamper 9 juta nama domain.
PHP versi 4.2.0 direlease pada tanggal 22 April 2002. Perbaikan
pada bug (kesalahan-kesalahan) terutama pada upload file melalui
browser telah dibetulkan, dan banyak penambahan fungsi yang lebih
memudahkan lagi pengembang aplikasi untuk membuat program yang
lebih baik. Jumlah fungsi yang ada sampai dengan versi ini mencapai
ribuan fungsi dan dikelompokkan menjadi 109 fungsi, banyak bertambah
dari versi sebelumnya.
Sampai dengan versi 4.3.7 tercatat ada 125 kelompok fungsi yang
dimiliki oleh PHP.
Saat ini pengembangan PHP telah mulai memasuki versi 5,sampai
dengan buku ini disusun, PHP versi 5 baru mencapai tahap beta (release
candidate ke-3), masih dalam masa uji.
2. Karakteristik PHP
PHP merupakan script untuk pemograman script web server-side,
script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen
51
HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang
dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML.
Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web
menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan
menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP.
PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP – Personal Home
Page, F1 adalah Form Interfance. Dibuat pertama kali oleh Rasmus
Lerdoff. PHP, awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk
menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web.
Software ini disebarkan dan dilisensikan sebagai parangkat lunak Open
Source.
PHP secara resmi merupakan kependekan dari PHP:Hypertext
Preprocessor,merupakan bahasa script server-side yang disisipkan pada
HTML.
3. Kemampuan PHP
PHP secara mendasar dapat mengajarkan semua yang dapat
dikerjakan oleh program CGI, sepsrti mendapatkan data dari form,
menghasilkan isi halaman web yang dinamik, dan menerima cookies.
Kemampuan (Feature) PHP yang paling diandalkan dan signifikan
adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang
menggunakan data dari database dengan sangat mudah dapat dilakukan.
PHP juga mendukung untuk berkomunikasi dengan layanan lain
menggunakan protocol IMAP, SNMP, NNTP, POP3, HTTP, dan lainnya
52
yang tidak terhitung. Pemograman juga dapat membuka soket jaringan
secara mentah dan berinteraksi dengan menggunakan protokol lainnya.
2.9.2 MySQL
1. Mengenal MySQL
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima
dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta
menggunakan parintah standar SQL (Structured Query Language).
MySQL memiliki dua bentuk lisensi, yaitu FreeSoftware dan
Shareware. MySQL yang biasa kita gunakan adalah MySQL
FreeSoftware yang berada di bawah Lsensi GNU/GPL (General Public
License).
MySQL merupakan sebuah database server yang free, artinya kita
bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha
tanpa harus membeli atau membayar lisensinya. MySQL pertama kali
dirintis oleh seorang programmer database bernama Michael Widenus.
Selain untuk database server, MySQL juga merupakan program yang
dapat mengakses suatu database MySQL ysng berposisi sebagai server.
Pada saat itu berarti program kita berposisi sebagai Client. Jadi MySQL
adalah sebuah database yang dapat digunakan baik sebagai Client
maupun Server.
Database MySQL, biasa kita baca mai-es-ki-el atau bisa juga mai-
se-kuel, merupakan suatu perangkat lunak database yang berbentuk
53
database relasional atau dalam bahasa basisdata sering kita sebut dengan
Relation Database Management System (RDBMS) yang menggunakan
suatu bahasa permintaan bernama SQL.
Sebagai pengguna awal database mungkin anda merasa bingung
dengan kedua istilah antara MySQL dengan SQL. Nah, yang perlu anda
pahami adalah bahwa kedua istilah tersebut sangat berbeda artinya.
MySQL adalah sebuah program database, sedangkan SQL adalah bahasa
perintah (Query) dalam program MySQL (Nugroho, 2005 : 1).
2. Kelebihan MySQL
MySQL adalah sebuah database server, dapat juga berperan sbegai
clien sehingg sering disebut database client/server, yang pen source
dengan kemampuan dapat berjalan baik di OS (Operating Sistem)
manapun, dengan Platform Windows maupun linux. Selain itu database
ini memiliki beberapa klebihan disbanding database lain, diantaranya
adalah:
1. MySQL sebagai Database Management System (DBMS)
2. MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS)
3. MySQL adalah sebuah Software database yang OpenSource, artinya
program ini bersifat free atau bebas digunakan oleh siapa saja tanpa
harus membeli dan membayar lisensi kepada pembuatnya.
54
4. MySQL merupakan sebuah database server, jadi dengan
menggunakan database ini anda dapat menghubungkannya ke media
internet sehingga dapat diakses dari jauh.
5. MySQL merupakan sebuah client. Selain menjadi server yang
melayani permintaan, MySQL juga dapat melakukan query yang
mengakses database pada Server. Jadi MySQL dapat juga berperan
sebagai Client.
6. MySQL mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu
permintaan atau yang disebut Multi-Threading.
7. MySQL merupakan sebuah database yang mampu mnyimpan data
berkapasitas besar hingga berukuran Gigabite sekalipun.
8. MySQL didukung oleh driver ODBC, artinya database MySQL
dapat diakses menggunakan aplikasi apa saja termasuk berupa visual
seperti Delphi maupun Visual Basic.
9. MySQL database menggunakan enkripsi password. Jadi database ini
cukup aman karena memiliki password untuk mengaksesnya.
10. MySQL merupakan Server database yang multi user, artinya
database ini tidak hanya digunakan oleh sepihak orang akan tetapi
merupakan database yang dapat digunakan oleh banyak pengguna.
11. MySQL dapat menciptakan lebih dari 16 kunci per table, dan dalam
satu kunci memungkinkan berisi belasan Field (kolom).
12. MySQL mendukung field yang dijadikan sebagai kunci primer dan
kunci Uniq (atau Unique).
55
13. MySQL didukung oleh sebuah component C dan perl API, sehingga
Database MySQL dapat diakses melalui sebuah program aplikasi
yang berada di bawah protocol internet berupa Web. Biasanya
aplikasi yang sering digunakan adalah PHP dan Perl.
14. MySQL memiliki kecepatan dalam pembuatan table maupun peng-
update-an table.
15. MySQL menggunakan suatu bahasa permintaan standar yang
bernama SQL (Struktur Query Language) yaitu sebuah bahasa
permintaan yang distandarkan pada beberapa database server Oracle,
PostGreSQL dll.
Dengan beberapa kelebihan yang dimiliki di atas, MySQL menjadi
sebuah program database yang sangat popular digunakan. Pada
umumnya MySQL digunakan sebagai database yang diakses melalui web
2.10 Metode Penelitian
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, dilakukan penelitian
terlebih dahulu guna mendapatkan data - data dan informasi yang terkait
dengan sistem pakar untuk identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF
(Certainty Factor). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
observasi, studi pustaka dan interview/wawancara.
56
2.10.1 Observasi
Pengertian observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan (Jogiyanto H.M., 2005:623). Observasi biasanya
digunakan untuk mengetahui perilaku masyarakat secara detail.
2.10.2 Studi Pustaka
Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, penulis
mencari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti.
Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara
online melalui internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang
relevan, penulis lalu mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian. Informasi yang didapatkan digunakan dalam penyusunan
landasan teori, metodologi penelitian serta pengembangan aplikasinya
secara langsung. Pustaka-pustaka yang dijadikan acuan dapat dilihat di
Daftar Pustaka.
2.10.3 Interview / wawancara
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis juga melakukan
wawancara secara langsung kepada pihak yang terlibat yang nantinya akan
menggunakan aplikasi (user) untuk mengetahui kebutuhan aplikasi yang
diinginkan.
2.11 Konsep Expert System Development Life Cycle (ESDLC)
Pengembangan sistem dapat diartikan sebagai sebuah proses
pengembangan terstandarisasi yang mendefinisikan satu set aktivitas,
metode,praktik terbaik, dan perangkat terotomatisasi yang akan digunakan oleh
57
para pengembang sistem dan manajer proyek untuk mengembangkan dan
berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak
(Whitten, 2004).
Dalam pengembangan sistem pakar ini, metodologi yang digunakan
adalah Expert System Development Life Cycle. Metode ini dipilih dengan
alasan model pengembangan di Expert System Development Life Cycle
menggunakan tahapan yang dapat merepresentasikan kebutuhan pada
pengembangan sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF
(Certainty Factor). Expert System Development Life Cycle melibatkan enam
tahapan pokok seperti yang terdapat pada gambar 2.19 :
(Sumber: Andi, 2003)
Gambar 2.19 Fase Pengembangan Sistem Pakar
58
2.11.1 Inisialisasi Kasus
Tahapan ini merupakan tahapan penentuan hal - hal penting sebagai
dasar permasalahan yang akan dianalisis. Tahapan ini merupakan tahap untuk
mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem
(Andi, 2003).
2.11.2 Analisis Data Sistem Pakar
Analisis Data Sistem Pakar meliputi mekanisme inferensi dan
kreasi cepat dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer
(Turban, 2005).
Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Mekanisme Inferensi
Proses penggabungan banyak aturan berdasarkan data yang tersedia,
disebut inferensi, komponen yang melakukan inferensi dalam sistem pakar
disebut mesin inferensi. Dua pendekatan populer untuk menarik
kesimpulan adalah forwad chaining dan backward chaining (Turban,
2005).
2. Forward Chaining
Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan
tertentu (data driven).
Selain teknik penalaran runut maju, diperlukan juga teknik
penelusuran data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari
node – node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan
59
dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First
Search, dan Best First Search (Andi, 2003).
3. Depth First Search
Teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke
tingkat dalam yang berurutan.
4. Model CF (Certainty Factor)
Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe
Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor
(CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk
menunjukkan besarnya kepercayaan.
2.11.3 Prototipe Dasar Kasus
Prototyping sistem pakar meliputi representasi pengetahuan yang
ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi cepat
dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer (Turban, 2005).
Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Representasi Pengetahuan
Pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau sekumpulan data harus
direpresentasikan dalam format yang dipahami oleh manusia dan dapat
dieksekusi pada komputer. Terdapat banyak metode yang berbeda untuk
repsesentasi, yang paling populer adalah aturan produksi (Turban, 2005).
Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini adalah
dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat kaidah produksi
60
berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi
merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi (pernyataan
berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu tindakan
tertentu yang diharapkan jika suatu situasi bernilai benar (pernyataan
berawalan THEN).
2.11.4 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem di sini lebih kepada system design atau
perancangan perangkat lunak sistem pakar itu sendiri. Desain sistem adalah
sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis
sistem) yang merangkai kembali bagian – bagian komponen menjadi sebuah
sistem yang lengkap, sebuah sistem yang diperbaiki (Whitten, 2004)
Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Perancangan Sistem
Dalam tahapan perancangan sistem dilakukan beberapa tahapan
diantaranya merancang flowchart, data flowchart diagram dan state
transition diagram untuk aplikasi ini menggunakan tools Microsoft
office visio 2003.
2. Analisis Dan Desain Sistem
Dalam tahapan analisa dan desain sistem dilakukan beberapa
tahapan diantaranya perancangan database, entity relationship diagram,
merancang Graphic User Interface pembuatan aplikasi identifikasi
bentuk keris jawa.
61
3. Implementasi
Implementasi sistem merupakan konstruksi, instalasi, pengujian,
dan pengiriman sistem kedalam produksi.
Terdapat dua fase dalam implementasi sebuah sistem, yakni fase
konstruksi dan implementasi. Fase konstruksi merupakan kegiatan
pengembangan, instalasi, dan pengujian terhadap komponen sistem,
sedangkan fase implemenatasi merupakan kegiatan instalasi dan
pengiriman sistem keseluruhan ke dalam produksi (Whitten, 2004).
4. Iimplementasi tahap lanjut
Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun
tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal
pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi
sistem dimana di dalamnya tersimpan tolak ukur pengembangan sistem
di masa mendatang (Andi, 2009:21)
2.12. Tinjauan Literatur Sejenis
Berdasarkan pengamatan penulis, pada penelitian sebelumnya kategori
masalah sistem pakar yang diimplementasikan, berkisar pada bidang kesehatan,
kategori diagnosis dan intruksi. Untuk dapat dijadikan literature sejenis, dapat
ditelusuri lebih jauh lagi hasil dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya
adalah:
1. Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Mendeteksi Gizi Buruk pada Anak
(Sukma, 2009)
62
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz dapat diambil beberapa
kelebihan dan kekurangan dari sistem tersebut. Kelebihannya adalah
sistem pakar ini menggunakan bahasa pemograman Java yang berorientasi
pada objek. Java membagi sistem pakar menjadi objek-objek serta
memodelkan sifat dan tingkah laku masing-masing dalam menyelesaikan
masalah.
Kelemahannya sistem pakar ini menggunakan model penalaran forward
chaining yang kurang efisien atau berputar-putar dalam menanyakan
pertanyaan, bahkan menimbulkan pertanyaan yang tidak berhubungan
dengan hasil konklusinya.
2. Pengembangan dan Analisis Sistem Pakar untuk Mendeteksi Kerusakan
Motor Diesel pada Mobil (Hadi, 2002)
Kelemahan dari sistem pakar ini adalah pada pemakaian bahasa
pemograman Delphi. Delphi merupakan bahasa pemograman yang
berbasis desktop, sehingga tidak memungkinkan aplikasi terhubung pada
satu jaringan dan bila admin memperbaiki sistem, admin akan kesulitan
memperbaikinya dikarenakan sistem yang tidak berada pada satu tempat
(server).
Berdasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya, ada beberapa
kelebihan dari sistem yang sekarang ini, diataranya adalah:
1. Menggunakan bahasa pemograman PHP yang dapat berjalan pada web
server apapun, sehingga memberikan kemudahan pada user.
63
2. Sistem menggunakan MySQL yang mampu menangani database dalam
skala yang besar dengan jumlah record yang besar pula.
3. Sistem berbasis web based sehingga dapat diletakkan dalam jaringan dan
bisa diakses oleh banyak user.
4. Terdapat fasilitas management admin sehingga admin bisa memperbaharui
bagian-bagian dari aplikasi tanpa membongkar aplikasi.
5. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) tahap, yaitu pengujian
mandiri yang dilakukan oleh penulis, dan pengujian lapangan yang
dilakukan oleh dosen pembimbing.
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, dilakukan penelitian
terlebih dahulu guna mendapatkan data - data dan informasi yang terkait
dengan sistem pakar untuk identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF
(Certainty Factor). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
observasi, studi pustaka dan interview/wawanca.
3.1.1 Observasi
Pengertian observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan (Jogiyanto H.M., 2005:623). Observasi yang dilakukan
adalah melakukan tinjauan langsung kelapangan guna mendapatkan
informasi dan fakta pendukung dalam penelitiannya.
3.1.2 Studi Pustaka
Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, penulis
mencari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti.
Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara
online melalui internet. Setelah mendapatkan referensi-referensi yang
relevan tersebut, penulis lalu mencari informasi-informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini dari referensi-referensi tersebut. Informasi yang
didapatkan digunakan dalam penyusunan landasan teori, metodologi
65
penelitian serta pengembangan aplikasinya secara langsung. Pustaka-
pustaka yang dijadikan acuan dapat dilihat di Daftar Pustaka.
3.1.3 Interview / wawancara
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis juga melakukan
wawancara secara langsung kepada pihak yang terlibat. Wawancara dengan
Bapak Victor Amrizal, M.Kom, selaku dosen pembimbing dan juga
mengerti tentang keris.
3.2 Identifikasi Sistem Pakar
Dalam pengembangan sistem pakar ini, metodologi yang digunakan
adalah Expert System Development Life Cycle. Metode ini memiliki enam
tahap siklus pengembangan, yaitu fase inisialisasi kasus, fase analisis dan
desain sistem, fase prototype dasar kasus, fase pengembangan sistem, fase
implementasi sistem, fase implementasi tahap lanjut.
Expert System Development Life Cycle dipilih dengan alasan model
pengembangan ini menggunakan tahapan yang dapat merepresentasikan
kebutuhan pada sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dengan metode CF
(Certainty Factor).
Di bawah ini adalah fase-fase yang dilakukan dalam pembuatan sistem
ini sesuai dengan fase-fase Expert System Development Life Cycle yang telah
digambarkan pada gambar 2.14.
66
3.2.1 Inisialisasi Kasus
Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu bentuk keris jawa
atau pakem. Berangkat dari data hasil observasi kemudian dilakukan
pengkajian dan pembatasan masalah yang akan diimplementasikan ke dalam
sebuah sistem pakar. Masalah yang diidentifikasikan dicari solusi serta
fasilitas yang akan dikembangkan.
Tahapan yang dilakukan antara lain :
1. Aquisi pengetahuan identifikasi bentuk keris jawa, bertujuan untuk
menentukan acuan dalam menentukan pola berfikir sistem yang akan
dibuat.
2. Objek observation merupakan hasil klasifikasi beberapa indikator bentuk
atau yang didapatkan dalam observasi.
3.2.2 Analisis Data Sistem Pakar
Tahapan ini merupakan tahapan dimana Knowledge Engginer dan
pakar menentukan konsep identifikasi bentuk keris jawa yang akan
dikembangkan menjadi sistem pakar. Tahapan konseptualisasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah menguraikan komponen-komponen
apa saja yang dapat dijadikan faktor dari sebuaah bentuk keris.
Dalam tahapan ini di lakukan tahapan sebagai berikut :
1. Mekanisme Inferensi
Proses penggabungan banyak aturan berdasarkan data yang tersedia,
disebut inferensi, komponen yang melakukan inferensi dalam sistem pakar
disebut mesin inferensi. Dua pendekatan populer untuk menarik
67
kesimpulan adalah forwad chaining dan backward chaining (Turban,
2005).
2. Forward Chaining
Runut maju adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan
tertentu (data driven).
Selain teknik penalaran runut maju, diperlukan juga teknik
penelusuran data dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari
node – node berbentuk tree atau pohon. Ada tiga teknik yang digunakan
dalam proses penelusuran data, yaitu Depth First Search, Breadh First
Search, dan Best First Search (Andi, 2003).
3. Depth First Search
Teknik penelusuran dari node ke node bergerak menurun ke
tingkat dalam yang berurutan.
4. Model CF (Certainty Factor)
Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe
Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor
(CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk
menunjukkan besarnya kepercayaan.
3.2.3 Prototipe Dasar Kasus
Prototyping sistem pakar meliputi representasi pengetahuan yang
ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi
68
cepat dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer
(Turban, 2005).
Dalam tahapan ini dilakukan tahapan sebagai berikut:
1. Representasi Pengetahuan
Pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau sekumpulan data
harus direpresentasikan dalam format yang dipahami oleh manusia dan
dapat dieksekusi pada komputer. Terdapat banyak metode yang
berbeda untuk repsesentasi, yang paling populer adalah aturan
produksi .
Teknik representasi pengetahuan yang dilakukan pada tahap ini
adalah dengan menggunakan kaidah produksi, yaitu membuat kaidah
produksi berupa aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi)
dimana kondisi merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan
situasi (pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang
menyatakan suatu tindakan tertentu yang diharapkan jika suatu situasi
bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
3.2.4 Pengembangan Sistem
Setelah informasi komponen-komponen bentuk keris jawa dan
kesimpulannya diformulasikan secara lengkap,kemudian diimplementasikan
dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Pengembangan
sistem ini terdiri atas perancangan sistem, analisis dan desain sistem,
implementasi dan implementasi tahap lanjut.
69
Dalam pengembangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan, yakni:
1. Perancangan Sistem
Dalam perancangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan yaitu
merancang flowchart, data flowchart diagram dan state transition
diagram untuk aplikasi ini menggunakan tools Microsoft office visio
2003.
2. Analisis dan Desain Sistem
Dalam analisis dan desain sistem ini dilakukan beberapa tahapan
yaitu merancang database, entity relationship diagram, merancang
Graphic User Interface sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa.
3. Implementasi Sistem
System implentation atau implementasi sistem merupakan
konstruksi, instalasi, pengujian, dan pengiriman sistem kedalam
produksi.
Terdapat dua fase dalam implementasi sebuah sistem, yakni fase
konstruksi dan implementasi. Fase konstruksi merupakan kegiatan
pengembangan, instalasi, dan pengujian terhadap komponen sistem,
sedangkan fase implemenatasi merupakan kegiatan instalasi dan
pengiriman sistem keseluruhan ke dalam produksi.
Dalam fase konstruksi, pemograman yang digunakan adalah
PHP dengan menggunakan database MySQL serta mekanisme inferensi
yang digunakan yaitu dengan pendekatan forward chaining.
70
Dalam fase implementasi, dilakukan pengujian sistem dengan
menggunakan kotak hitam (black box testing) atau pengujian fungsional
dimana pengujian prilakunya dengan mempelajari input dan output
yang berkaitan. Pengujian aplikasi ini dilakukan dua penguji yaitu
pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis dan black box testing
yang dilakukan oleh Victor Amrizal, M.Kom, selaku dosen
pembimbing yang mengerti tentang keris.
4. Implementasi Tahap Lanjut
Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang
dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal
pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi
sistem dimana di dalamnya tersimpan tolak ukur pengembangan sistem
di masa mendatang.
3.3. Kerangka berpikir
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan
kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka
berpikir meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan
sistem. gambar 3.1 merupakan kerangka penulisan penelitian ini.
71
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir (Bagian 1)
72
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir (Bagian 2)
73
BAB IV
PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan pembahasan secara rinci mengenai hasil dari analisa,
perancangan, dan implementasi sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam pengembangan sistem pakar.
4.1 Inisialisasi Kasus
Dalam tahapan ini ditentukan permasalahan yaitu bentuk keris jawa dan
spesifikasi dari bentuk keris yang ditemukan serta tersedia pencarian informasi
untuk istilah-istilah keris yang sulit dimengerti. Berangkat dari hasil observasi
yang dilakukan kemudian dilakukan pengkajian dan pembatasan masalah yang
akan diimplementasikan ke dalam sebuah sistem pakar. Masalah yang
diidentifikasikan dicari faktor kepastian serta fasilitas yang akan
dikembangkan untuk proses pengembangan sistem pakar.
4.1.1 Aquisi Pengetahuan Identifikasi Bentuk Keris Jawa
Masalah identifikasi bentuk keris jawa dapat dikategorikan sebagai
masalah artificial intelegent khususnya sistem pakar karena pemecahan
masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat
berperan sebagai seorang ahli. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau
proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya membangun
dan mengoperasikan basis pengetahuan yang berisi fakta beserta
74
penalarannya. Dalam hal ini prosesnya disebut knowledge engineering yaitu
penyerapan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah komputer.
Analisis kasus berdasar kepada pemaparan pakar, dalam hal ini
merujuk kepada ricikan, jenis luk, untuk menjadi acuan dalam menetukan
pola berfikir sistem yang akan dibuat. Hasil uraian para pakar yaitu :
A. Apabila bentuk keris luk lurus, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk lurus. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan,
yaitu:
1. Bila ricikan keris tikel alis, sogokan, sraweyan dan greneng
maka keris tersebut terdeteksi dapur panjianom.
2. Bila ricikan keris sogokan, tikelalis maka keris tersebut
terdeteksi dapur jakatuwa.
3. Bila ricikan keris gandik panjang, tikelalis pendek maka keris
tersebut terdeteksi dapur bethok.
4. Bila ricikan keris gandik rangkap, kembankacang rangkap,
pejetan rangkap, sogokan, ripan dan greneng maka keris
tersebut terdeteksi dapur karnatinanding.
5. Bila ricikan keris gandik bertatah lung-lungan, dibawah gandik
berlobang maka keris tersebut terdeteksi dapur semar bethak.
6. Bila ricikan keris gandik rangkap dua, thingil dimuka dan
belakang, Pejetan maka keris tersebut terdeteksi dapur regol.
7. Bila ricikan keris lambe gajah rangkap tiga, kembang kacang,
greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur kebo teki.
75
8. Bila ricikan keris pejetan, thingil, gusen ditambah ada-ada
maka keris tersebut terdeteksi dapur jalak nguwuh.
9. Bila ricikan keris kembang kacang, tikelalis, ripandan maka
keris tersebut terdeteksi dapur sempaner.
10. Bila ricikan keris sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur
jamangmurup.
11. Bila ricikan keris kembang lambe gajah, kembang kacang,
sraweyan, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur
tumenggung.
12. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang pugut,
sogokan, ripandan, gusen maka keris tersebut terdeteksi dapur
pasopati.
13. Bila ricikan keris pejetan, tikelalis maka keris tersebut
terdeteksi dapur tilamupih.
14. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sogokan
Ppanjang sampai pucuk, greneng, gusen maka keris tersebut
terdeteksi dapur condongcampur.
15. Bila ricikan keris pejetan, thingil, gusen maka keris tersebut
terdeteksi dapur jalakdinding.
16. Bila ricikan keris pejetan sraweyan, greneng maka keris
tersebut terdeteksi dapur jalak ngore.
17. Bila ricikan keris sogokan, sraweyan, thingil maka keris
tersebut terdeteksi dapur jalak sangu tumpeng.
76
18. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sogokan,
sraweyan, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur
mendarang.
19. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang maka keris
tersebut terdeteksi dapur mesem.
20. Bila ricikan keris kembang kacang rangkap dua, Sogokan
maka keris tersebut terdeteksi dapur semar tinandu.
21. Bila ricikan keris lambe gajah, gandik panjang, kembang
kacang, sogokan depan maka keris tersebut terdeteksi dapur
ron teki.
22. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, Jenggot
rangkap dua, ripandan rangkap dua maka keris tersebut
terdeteksi dapur sujen empel.
23. Dapur kelap lintah tanpa ricikan.
24. Bila ricikan keris ganja, gandik panjang, sogokan hanya depan
maka keris tersebut terdeteksi dapur dungkul.
25. Dapur yuyurumpung tanpa ricikan.
26. Bila ricikan keris Pejetan maka keris tersebut terdeteksi dapur
brojol.
27. Bila ricikan keris Gandik panjang dan berlobang, kembang
kacang pugut maka keris tersebut terdeteksi dapur laler
mengeng.
77
28. Bila ricikan keris gandik memanjang, ada tatahan yang
bergambar pendeta maka keris tersebut terdeteksi dapur
puthut.
29. Bila ricikan keris sogokan hanya depan, thingil, sraweyan
maka keris tersebut terdeteksi dapur jalak sumelang gandring.
30. Bila ricikan keris Sogokan, Heripandan depan, Gusen maka
keris tersebut terdeteksi dapur mangkurat.
31. Bila ricikan keris Sogokan depan, Gusen maka keris tersebut
terdeteksi dapur mayat miring.
32. Bila ricikan keris Sraweyan, Heripandan, Sogokan Hanya
depan maka keris tersebut terdeteksi dapur kalam munyeng.
33. Bila ricikan Gandik panjang, Sogokan, Ganja pendek maka
keris tersebut terdeteksi dapur pinarak.
34. Bila ricikan keris Sogokan depan, Greneng maka keris tersebut
terdeteksi dapur marak.
35. Bila ricikan keris Kruwingan, Thingil, Gusen maka keris
tersebut terdeteksi dapur jalak tilamsari.
36. Bila ricikan keris Kruwingan, Gusen maka keris tersebut
terdeteksi dapur tilamsari.
37. Bila ricikan keris Sogokan depan, Greneng maka keris tersebut
terdeteksi dapur jakaloka.
38. Bila ricikan keris Gusen rangkap maka keris tersebut
terdeteksi dapur wora-wari.
78
39. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang kacang, Tikelalis,
Sogokan, Sraweyan, ripandan maka keris tersebut terdeteksi
dapur sinom.
40. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Tikelalis,
Sogokan, Greneng, Kruwingan, Gusen maka keris tersebut
terdeteksi dapur kala misani.
B. Apabila bentuk keris luk tiga, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk luk tiga atau jumlah lengkungannya tiga. Hal ini
ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Jenggot,
Sogokan Panjang maka keris tersebut terdeteksi dapur
Jangkung Pacar.
2. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang,
Sogokan Panjang, Jenggot maka keris tersebut terdeteksi
dapur Mahesasuka.
3. Bila ricikan keris Greneng maka keris tersebut terdeteksi
dapur Mahesa Nempuh.
4. Dapur Wuwung tanpa ricikan.
5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sogokan Sraweyan,
ripandan, Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur mayat.
6. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Gulamilir, Sogokan,
ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Jangkung.
79
7. Bila ricikan keris Sraweyan, Greneng maka keris tersebut
terdeteksi dapur tebusauyung.
8. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, Kembang
Kacang maka keris tersebut terdeteksi dapur bangodolog.
9. Bila ricikan keris Gandik Ngajajah, Larpaksi, Pethit Naga,
Ripandan sungsun maka keris tersebut terdeteksi dapur
larmotha.
10. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sogokan maka
keris tersebut terdeteksi dapur campurbawur.
11. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sogokan dua
yang satu sampai ujung maka keris tersebut terdeteksi dapur
Sagara Winotan.
C. Apabila bentuk keris luk lima, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk luk lima atau jumlah lengkungannya lima. Hal ini
ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Ripandan, Adapun yang
menonjol yaitu ditengah Ada-ada dan dipinggir Gusen
sehingga sampai ujung dilapisi Mas maka keris tersebut
terdeteksi dapur Sinarasah.
2. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Ripandan, Sogokan,
Sraweyan, Sor-soran maka keris tersebut terdeteksi dapur
pudaksategal.
80
3. Bila ricikan keris Sraweyan, Greneng maka keris tersebut
terdeteksi dapur Pulanggeni
4. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sraweyan, Sogokan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Pandawa.
5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Lembe Gajah Lamba,
Ripandan, Sogokan sampai ujung maka keris tersebut
terdeteksi dapur Anoman.
6. Bila ricikan keris Ganja Kelaplintah, Gandik panjang, Lambe
Gajah Lamba, Kembang Kacang sampai ujung maka keris
tersebut terdeteksi dapur Kebodengen.
7. Bila ricikan keris Sogokan Hanya Sebelah, Sraweyan,
Heripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Kalandah.
8. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Pandawa Lare.
9. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sogokan, Gusen, Lis-
lisan maka keris tersebut terdeteksi dapur Urap-Urap
10. Bila ricikan keris Hanya gandik maka keris tersebut terdeteksi
dapur Nagasasira.
11. Bila ricikan keris Sogokan maka keris tersebut terdeteksi
dapur Kebobendeng.
12. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, Kembang
kacang, Pejetan, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Ripandan,
81
Thingil, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris tersebut
terdeteksi dapur Pandawa Cinarita.
D. Apabila bentuk keris luk tujuh, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk luk tujuh atau jumlah lengkungannya tujuh. Hal ini
ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Kembang kacang maka keris tersebut
terdeteksi dapur Kidangmas.
2. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan,
Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur Balebang.
3. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sraweyan,
Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Crubuk.
4. Bila ricikan keris Pejetan, Thingil maka keris tersebut
terdeteksi dapur Jaranguyung.
5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Greneng, Sor-soran maka
keris tersebut terdeteksi dapur Nagakeras.
6. Bila ricikan keris Gandik Malang, Kembang Kacang,
Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur
Sempana punjul.
7. Bila ricikan keris Kembang Kacang maka keris tersebut
terdeteksi dapur Sempana Bungkem.
E. Apabila bentuk keris luk sembilan, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk luk sembilan atau jumlah lengkungannya tujuh. Hal ini
ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu:
82
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan
hanya satu didepan, Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut
terdeteksi dapur Sabuktampar.
2. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Tikelalis,
Sogokan, Sraweyan, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris
tersebut terdeteksi dapur Caritakanawa.
3. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sogokan, Sraweyan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Butaijo.
4. Bila ricikan keris Ripandan, Tikelalis, Kembang Kacang maka
keris tersebut terdeteksi dapur Sempanaklenthang.
5. Bila ricikan keris Ripandan, Greneng maka keris tersebut
terdeteksi dapur Kidang mas-masan.
6. Bila ricikan keris lambe gajah, Kembang kacang, greneng
maka keris tersebut terdeteksi dapur Sempana.
7. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, jenggot,
sogokan maka keris tersebut terdeteksi dapur Jarudeh.
8. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sogokan,
sraweyan, greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur
Panimbal.
9. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sraweyan,
ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carangsoka.
10. Bila ricikan keris lambe gajah, kembang kacang, sraweyan,
ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Kidangsoka.
83
11. Bila ricikan keris kembang kacang, sogokan, sraweyan maka
keris tersebut terdeteksi dapur Paniwen.
12. Bila ricikan keris sogokan, sraweyan maka keris tersebut
terdeteksi dapur Jaruman.
13. Bila ricikan keris kembang kacang, sogokan, sraweyan,
ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Panjisekar.
14. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Pejetan , Greneng maka
keris tersebut terdeteksi dapur Pandengan.
15. Bila ricikan keris Greneng, Kruwingan, Lambe Gajah,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur
Tundungmungsuh.
F. Apabila bentuk keris luk sebelas, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk luk sebelas atau jumlah lengkungannya sebelas. Hal ini
ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris kebang kacang maka keris tersebut
terdeteksi dapur caritabungkem.
2. Bila ricikan keris kebang kacang, sogokan maka keris tersebut
terdeteksi dapur waluring.
3. Bila ricikan keris pejetan, ripandan maka keris tersebut
terdeteksi dapur Jakawuru.
4. Bila ricikan keris Sogokan hanya satu didepan, Sraweyan
maka keris tersebut terdeteksi dapur Sabuktali.
84
5. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sraweyan,
Ripanda maka keris tersebut terdeteksi dapur Caritagandu.
6. Bila ricikan keris Lambe gajah maka keris tersebut terdeteksi
dapur Caritaprasaja
7. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, kembang
kacang, Tikelalis, Sogokan, Greneng, Sraweyan, Gusen
,Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur
Caritakaprabon.
8. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang,
Jenggot, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Greneng, Gusen,
Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carita
daleman.
9. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang,
Jenggot, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Greneng, Gusen,
Kruwingan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carita
genengan.
10. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan,
sraweyan,Rapindan maka keris tersebut terdeteksi dapur
Sabuk inten.
11. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Pejetan maka keris
tersebut terdeteksi dapur Naga kiki.
12. Bila ricikan keris Lambe Gajah maka keris tersebut terdeteksi
dapur Naga ngiki.
85
G. Apabila bentuk keris luk tiga belas, artinya keris tersebut terdeteksi
berbentuk luk tiga belas atau jumlah lengkungannya tiga belas. Hal
ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan
ngarep, Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur kantar.
2. Bila ricikan keris Lambe Gajah rangkap dua, Kembang
Kacang, Jenggot, Pejetan, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan,
Ripandan, Greneng, Gusen, Kruwingan maka keris tersebut
terdeteksi dapur Parungsari.
3. Bila ricikan keris Gulamilir, Sogokan, Greneng maka keris
tersebut terdeteksi dapur Johanmangankala.
4. Bila ricikan keris Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut
terdeteksi dapur Caluring.
5. Bila ricikan keris Lambe Gajah Lamba, Kembang Kacang,
Jenggot, Sraweyan Ripandan maka keris tersebut terdeteksi
dapur Lunggandu.
6. Bila ricikan keris Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi
dapur Sepokal.
7. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang Pugut,
Sogokan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur
Karawelang.
86
8. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Jenggot, Sogokan,
Sraweyan, Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur
Bhimakurda.
9. Bila ricikan keris Ganja, Gandik maka keris tersebut terdeteksi
dapur Naga seluman.
10. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Jenggot,
Pejetan, Tikelalis, Sogokan, Sraweyan, Ripandan, Greneng
maka keris tersebut terdeteksi dapur Sangkelat.
11. Bila ricikan keris Gandik, Greneng maka keris tersebut
terdeteksi dapur Nagasasra.
H. Apabila bentuk keris luk lima belas, artinya keris tersebut
terdeteksi berbentuk luk lima belas atau jumlah lengkungannya
lima belas. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Sedet.
2. Bila ricikan keris Tikelalis, Greneng maka keris tersebut
terdeteksi dapur Ragapasung.
3. Bila ricikan keris Kembang kacang, Jenggot, Sraweyan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Caritabuntala.
4. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembnag Kacang, Sraweyan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Carangbuntala.
5. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Greneng
maka keris tersebut terdeteksi dapur Ragawilah.
87
I. Apabila bentuk keris luk tujuh belas, artinya keris tersebut
terdeteksi berbentuk luk tujuh belas atau jumlah lengkungannya
tujuh belas. Hal ini ditunjang dengan beberapa kemungkinan,
yaitu:
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang maka keris
tersebut terdeteksi dapur Ngamperbuta.
2. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Sor-soran maka keris
tersebut terdeteksi dapur Cancingan.
J. Apabila bentuk keris luk sembilan belas, artinya keris tersebut
terdeteksi berbentuk luk sembilan belas atau jumlah
lengkungannya sembilan belas. Hal ini ditunjang dengan beberapa
kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Tikelalis maka keris tersebut terdeteksi
dapur Trimurda.
K. Apabila bentuk keris luk dua puluh satu, artinya keris tersebut
terdeteksi berbentuk luk dua puluh satu atau jumlah
lengkungannya dua puluh satu. Hal ini ditunjang dengan beberapa
kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan,
Greneng maka keris tersebut terdeteksi dapur Kalatinantang.
2. Bila ricikan keris Lambe Gajah Rangkap dua, Kembang
Kacang, Sraweyan maka keris tersebut terdeteksi dapur
Indrajid.
88
3. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Tikelalis, Sogokan maka
keris tersebut terdeteksi dapur Tirsirah.
L. Apabila bentuk keris luk dua puluh lima, artinya keris tersebut
terdeteksi berbentuk luk dua puluh lima atau jumlah
lengkungannya dua puluh lima. Hal ini ditunjang dengan beberapa
kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Bhima kurda.
M. Apabila bentuk keris luk dua puluh tujuh, artinya keris tersebut
terdeteksi berbentuk luk dua puluh tujuh atau jumlah
lengkungannya dua puluh tujuh. Hal ini ditunjang dengan beberapa
kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Lambe Gajah, Kembang Kacang, Sogokan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Anggawirun.
N. Apabila bentuk keris luk dua puluh lima, artinya keris tersebut
terdeteksi berbentuk luk dua puluh lima atau jumlah
lengkungannya dua puluh lima. Hal ini ditunjang dengan beberapa
kemungkinan, yaitu:
1. Bila ricikan keris Kembang Kacang, Lambe Gajah, Sogokan,
Ripandan maka keris tersebut terdeteksi dapur Kalabendu.
Dengan menggunakan indikator komponen pada keris sebagai
berikut :
89
1. Rincian bentuk atau luk keris
Berdasarkan bentuk atau luk keris dapat dirincikan menjadi empat
belas bagian, yaitu ; luk lurus, luk tiga, luk lima, luk tujuh, luk
sembilan, luk sebelas, luk tiga belas, luk lima belas, luk tujuh
belas, luk sembilan belas, luk dua puluh satu, luk dua puluh tiga,
luk dua puluh lima, luk dua puluh tujuh, luk dua puluh sembilan.
2. Nama dapur keris
Dari nama dapur keris dapat dirincikan seratus dua puluh enam
bagian, yaitu ; panjianom, jakatuwa, bethok, karnatinanding, semar
bethak, regol, kebo teki, jalak nguwuh, sempaner, jamangmurup
tumenggung, pasopati, tilamupih, condongcampur, jalakdinding
jalak ngore, jalak sangu tumpeng, mendarang, mesem, semar
tinadu, ron teki, sujen empel, kelap lintah, dungkul, yuyurumpung,
brojol, laler mengeng, puthut, jalak sumelang gandring,
mangkurat, mayat miring, kalam munyeng, pinarak, marak, jalak
tilamsari, tilamsari, jakalola, wora-wari, sinom, kala misani,
jangkung pacar, mahesasuka, mahesa nempuh, wuwung, mayat,
jangkung, tebusauyung, bangodolog, larmotha, campurbawur,
sagara winotan, sinarasah, pudaksategal, pulanggeni, pandawa,
anoman, kebodengen, kalandah, pandawa lare, urap-urap,
nagasasira, kebobendeng, pandawa cinarita, kidangmas, balebang,
crubuk, jaranguyung, nagakeras, sempama punjul, sempama
bungkem, carita kasapta, angen-angen, sabuktampar, caritakanawa,
90
butaijo, sempanaklenthang, kidang mas-masan, sempana, jarudeh,
panimbal, carangsoka, kidangsoka, paniwen, jaruman, panjisekar,
pandengan, tundungmungsuh, ganjur, caritabungkem, waluring,
jakawuru, sabuktali, caritagandu, carita prasaja, carita kaprabon,
carita daleman, carita genengan, sabuk inten, naga kiki, naga
ngikik, kantar, parungsari, johan mangan kala, caluring,
lunggandu, sepokal, karawelang, bhimakurda, naga seluman,
sangkelat, nagasasra, sedet, ragapasung, carita buntala, carang
buntala, ragawilah, mahesa nabrang, ngamperbuta, cancingan,
trimurda, kala tinantang, indrajid, trisirah, bhima kurda,
anggawirun, kalabendu.
3. Komponen keris atau ricikan
Komponen keris digolongkan pada tiga puluh tujuh, yaitu ; pesi
sirahcecak, waduk, buntut, ganja, lambegajah, greneng, wadidang,
bungkul, pejetan, gandik, kembang kacang, jalen, tikel alis,
sogokan ngarep, sogokan mburi, sor-soran, gulamilir, kruwingan,
gusen ngarep, gusen buri, hada-hada, kudup, sraweyan, ripandan,
thingil, jenggot, ganja sebitrotan, ganja cecak, ganja tekek, ganja
hucengmati, ganja cangkem kodok, ganja dungkul, ganja wilud,
ganja kelap lintah, ganja sepang.
4.1.2 Objek Observasi
Dari beberapa hasil observasi yang telah dilakukan di museum
keris Taman Mini Inndonesia Indah, dapat diklasifikasikan beberapa
91
indikator bentuk dan luk keris yang dapat dijadikan faktor untuk
identifikasi bentuk keris.
Hal yang dilakukan oleh tenaga ahli yaitu :
1. Memeriksa ricikan keris.
2. Komponen-komponen keris diperiksa dan memeriksa luk atau
lengkung keris.
3. Apabila ricikan dan luk keris sudah di periksa, kemudian di
simpulkan nama dapur keris.
Dapat diambil beberapa parameter tetap dari hal diatas sebagai
indikator bentuk keris jawa, yaitu diataranya:
1. Ricikan Keris
2. Bentuk Luk Keris
3. Nama Dapur Keris
Dengan menggunakan proses mekanisme inferensi pada rancangan sistem
pakar, perumusan kesimpulan akan diketahui berdasarkan parameter/indikator
di atas akan menghasilkan sebuah simpulan dan rekomendasi yang dianjurkan.
4.2 Analisis Data Sistem Pakar
Berdasarkan hasil analisis masalah dapat dirancang kerangka sistem
yang menggambarkan kebutuhan sistem pakar. Gambaran untuk sistem pakar
ini dapat dilihat pada gambar 4.1 :
92
(Sumber: Andi, 2003)
Gambar 4.1 Kerangka Sistem Pakar
Keterangan dalam kebutuhan sistem pakar sebagai berikut :
1. Cek pengetahuan dalam basis aturan, kemudian cek apakah ada
aturan yang sesuai.
2. Apabila benar laporkan aturan, kemudian simpan aturan dan selesai.
3. Apabila salah cari aturan berikutnya dan bila benar cek aturan
berikutnya, bila salah selesai.
Benar
Salah Benar
Salah
Pengetahuan
Cek Aturan Berikutnya
Selesai
Cek Apakah Ada Aturan
Yang Sesuai
Cek Dalam Basis Aturan
Cari Aturan Berikutnya
Simpan Aturan Tersebut
Laporkan Aturan
96
Keterangan :
L1 : Luk Lurus
L2 : Luk 3 (tiga)
L3 : Luk 5 (lima)
L4 : Luk 7 (tujuh)
L5 : Luk 9 (sembilan)
L6 : Luk 11 (sebelas)
L7 : Luk 13 (tiga belas)
L8 : Luk 15 (lima belas)
L9 : Luk 17 (tujuh belas)
L10 : Luk 19 (Sembilan belas)
L11 : Luk 21 (dua puluh satu)
L12 : Luk 25 (dua puluh lima)
L13 : Luk 27 (dua puluh tujuh)
L14 : Luk 28 (dua puluh delapan)
1 : Pesi
2 : Sirah Cecak
3 : Waduk
4 : Buntut
5 : Ganja
6 : Lambe gajah
7 : Greneng
8 : Wadidang
97
9 : Bungkul
10 : Pejetan
11 : Gandik
12 : Kembang kacang
13 : Jalen
14 : Tikel alis
15 : Sogokan ngarep
16 : Sogokan mburi
17 : Sor-soran
18 : Gulamilir
19 : Kruwingan
20 : Gusen ngarep
21 : Gusen mburi
22 : Ada-ada
23 : Kudup
24 : Sraweyan
25 : Ripandan
26 : Thingil
27 : Jenggot
28 : Ganja sebitrotan
29 : Ganja cecak
30 : Ganja tekek
31 : Ganja hucengmati
98
32 : Ganja cankem kodok
33 : Ganja dungkul
34 : Ganja wilud
35 : Ganja kelap lintah
36 : Ganja sepang
D1 : Panjianom
D2 : Jakatuwa
D3 : Bethok
D4 : Karnatinanding
D5 : Semar Bethak
D6 : Regol
D7 : Kebo Teki
D8 : Jalak Nguwuh
D9 : Sempaner
D10 : Jamangmurup
D11 : Tumenggung
D12 : Pasopati
D13 : Tilamupih
D14 : Condongcampur
D15 : JalakDinding
D16 : Jalak Ngore
D17 : Jalak Sangu Tumpeng
D18 : Mendarang
99
D19 : Mesem
D20 : Semar Tinadu
D21 : Ron Teki
D22 : Sujen Empel
D23 : Kelap Lintah
D24 : Dungkul
D25 : Yuyurumpung
D26 : Brojol
D27 : Laler Mengeng
D28 : Puthut
D29 : Jalak Sumelang Gandring
D30 : Mangkurat
D31 : Mayat Miring
D32 : Kalam Munyeng
D33 : Pinarak
D34 : Marak
D35 : Jalak Tilamsari
D36 : Tilamsari
D37 : Jakaloka
D38 : Wora-Wari
D39 : Sinom
D40 : Kala Misani
D41 : Jangkung Pacar
100
D42 : Mahesasuka
D43 : Mahesa Nempuh
D44 : Wuwung
D45 : Mayat
D46 : Jangkung
D47 : Tebusauyung
D48 : Bangodolog
D49 : Larmotha
D50 : Campurbawur
D51 : Sagara Winotan
D52 : Sinarasah
D53 : Pudaksategal
D54 : Pulanggeni
D55 : Pandawa
D56 : Anoman
D57 : Kebodengen
D58 : Kalandah
D59 : Pandawa Lare
D60 : Urap-Urap
D61 : Nagasasira
D62 : Kebobendeng
D63 : Pandawa Cinarita
D64 : KidangMas
101
D65 : Balebang
D66 : Crubuk
D67 : Jaranguyung
D68 : Nagakeras
D69 : Sempama Punjul
D70 : Sempama Bungkem
D71 : Carita Kasapta
D72 : Angen-angen
D73 : Sabuk Tampar
D74 : Caritakanawa
D75 : Butaijo
D76 : SempanaKlenthang
D77 : Kidang Mas-Masan
D78 : Sempana
D79 : Jarudeh
D80 : Panimbal
D81 : Carangsoka
D82 : Kidangsoka
D83 : Paniwen
D84 : Jaruman
D85 : Panjisekar
D86 : Pandengan
D87 : TundungMungsuh
102
D88 : Ganjur
D89 : CaritaBungkem
D90 : Waluring
D91 : JakaWuru
D92 : Sabuktali
D93 : Caritagandu
D94 : Carita Prasaja
D95 : Carita Kaprabon
D96 : Carita Daleman
D97 : Carita Genengan
D98 : Sabuk Inten
D99 : Naga Kiki
D100 : Naga Ngikik
D101 : Kantar
D102 : ParungSari
D103 : Johan Mangan Kala
D104 : Caluring
D105 : Lunggandu
D106 : Sepokal
D107: Karawelang
D108 : Bhimakurda
D109 : Naga Seluman
D110 : Sangkelat
103
D111 : NagaSasra
D112 : Sedet
D113 : RagaPasung
D114 : Carita Buntala
D115 : Carang Buntala
D116 : RagaWilah
D117 : Mahesa Nabrang
D118 : Ngamperbuta
D119 : Cancingan
D120 : Trimurda
D121: Kala Tinantang
D122 : Indrajid
D123 : Trisirah
D124 : Bhima Kurda
D125 : AnggaWirun
D126 : KalaBendu
104
4.2.1.2 Teknik Penelusuran (Depth First Search)
a. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lurus
Gambar 4.3 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lurus
b. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga
Gambar 4.4 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga
5
D23 D25 D33
7
D7
D16 D4
D14
D11
D18 D1
D34
D37
D40
10
D6
D26 D4
D15
D13
D4
D21 D3
D6
D5
D24
11
D9
D14 D7
D12
D11
D18 D4
D20
12 14
D1 D39
D2
D9 D3
D13
D2 D22
D4
D10
D17
15 16
D20
21
D38
22
D8
24
D16 D29 D11 D18 D17 D32 D1 D39
27
D22
25
D4 D32
D9
D22 D12
D30
26
D8 D17 D6 D16 D15
D14
D21 D12
D19
D18
D22 D7
D39
D40
6 19
D35 D36
20
D12 D14
D8 D15
6
D41 D42 D43
L2
7
D43 D45 D47
11
D49
12
D42 D48 D41 D46 D45 D50 D51
16
D46
18
D46 15
D41 D51
D42
D45
D50
24
D43 D47 25
D45 D46 D49
27
D42 D50
D41 D51
105
c. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima
Gambar 4.5 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima
d. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh
Gambar 4.6 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh
D53 D63
D54
D55
D58
5
D57
6
D57 D59
D56 D63
7
D55 D63
10
D63
14
D63
15
D53 D58
16
D55 D63
D56
D60
D57
17
D53
20
D53 D63
21
D60
22
D52
24 26
D63
25
D53 D58 D52 D56 D55 D59 D63
19
D63
L3
L4
5
D64
D66 D71
D65 D72
6
D68 D71
D66 D72
7
11
D69 D72
14
D71 D72
19
D71
17
D68 D72
20
D71
D66 D69
D65 D72
24 25
D69 D72
26
D67
15
D65 D71
12
D66 D70 D65 D69 D68 D71 D64 D72
10
D67 D72
106
e. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan
Gambar 4.7 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan
f. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sebelas
Gambar 4.8 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sebelas
27
D93 D96 D97
D95
D99 D94
D98
D96
D100
6
D95 D96
7
D91 D99
10
D90
D96 D89
D95
D93
D97
D98
12
D95 D97
14
D95 D96
19
D92
D97 D90
D96
D95
D98
15
D95 D96
20
D95 D96
D92 D98
24 25
D91 D97 D98
L6
L5
5
D88
10
D86
14
D74 D76 D74 D87
19 20
D74
D73 D87
D75
D76
D77
25
27
D79
15
D74
D80 D73
D79
D75
D83
D84 D83
D74
D80 D73
D79
D75
D83
D84 D85
24
D74 D87
D77
D80 D78
D86
7 12
D75
D79 D73
D78
D76
D80
D81
D82
D83
6
D74 D80 D73 D79 D78 D81 D82
107
g. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga Belas
Gambar 4.9 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tiga Belas
h. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima Belas
Gambar 4.10 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Lima Belas
25
D102 D104 D105
5
D109
6
D101 D110
D102
D105
D107
D103 D110
D101 D111
7
11
D109 D111
14
D102 D110
18
D103
1 19
D102
1 20
D102
10
D102 D110
12
D110 D108 D107 D105 D102 D101
15
D110 D107 D103 D105 D102 D101
D108 D106 D105 D104 D102 D101
24 27
D102 D105 D108
L7
6
D112
D115
D116
7
D113 D116
12
D112
D114
D115
15
D112
24
D115 D116
25
D115 D116
27
D115
L8
14
D113
108
i. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh Belas
Gambar 4.11 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Tujuh Belas
j. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan Belas
Gambar 4.12 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Sembilan Belas
k. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Satu
Gambar 4.13 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Satu
l. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Lima
Gambar 4.14 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Lima
6
D118
12
D118 D119
6
D118
L9
14
D120
L10
6
D121
D122
D123
12
D121 D122
14
D123
24
D121 D122
L11
L12
6
D124
12
D124
15
D124
25
D124
109
m. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Tujuh
Gambar 4.15 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Lima
n. Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh Sembilan
Gambar 4.16 Penelusuran Data Berdasarkan Bentuk Luk Dua Puluh
Sembilan
4.2.1.3 Metode CF (Certainty Factor)
a. Perhitungan Nilai MB (Measure of Belief)
Nilai MB didapat dari jumlah ricikan suatu dapur keris dalam
aturan atau pakem keris. Jumlah ricikan dalam suatu dapur maksimal ada 9
ricikan. Nilai MB dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
MB = Mb * 10 100
Mb = Jumlah maksimal ricikan dalam suatu dapur keris.
6
D125
12
D125
15
D125
25
D125
L13
6
D126
12
D126
15
D126
25
D126
L14
110
b. Perhitungan Nilai MD (Measure of Disbelief)
Nilai MD didapat dari jumlah ricikan yang terdapat dalam suatu
dapur keris. Dalam aturan atau pakem keris jumlah ricikan dalam suatu
dapur berbeda-beda. Nilai MD dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :
MD = Md 100
Md = Jumlah ricikan dalam suatu dapur keris.
c. Perhitungan Nilai CF (Certainty Factor)
Nilai CF (Certanty Factor) digunakan untuk mengetahui hasil
identifikasi yang mendekati dari suatu dapur. Nilai cf yang terbesar yaitu
nilai yang paling mendekati dari suatu dapur.
Untuk menghitung nilai CF digunakan rumus :
CF(H,EE’) = MB(H,EE’) – MD(H,EE’)
CF(H,EE’) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala
(evidence) E dan E’.
MB(H,EE’) : Kepastian (measure of increased belief) terhadap hipotesis
H yang dipengaruhi oleh gejala E dan E’.
MD(H,EE’) : Ketidakpastian (measure of increased disbelief) terhadap
hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E dan E’.
Sedangkan untuk nilai CF gabungan “dan” dan “atau” digunakan rumus :
1. Gabungan “Dan”
Nilai Gabungan “dan” digunakan untuk mengetahui nilai gabungan
hasil konsultasi dari suatu dapur keris dengan kondisi operator “dan”.
CF = Max(MB,H)-Min(MD,H)
111
2. Gabungan “Atau”
Nilai Gabungan “atau” digunakan untuk mengetahui nilai gabungan
hasil konsultasi dari suatu dapur keris dengan kondisi operator “atau”.
CF = Min(MB,H)-Max(MDH)
E = Ricikan
E’ = Luk
H = Hipotesa
Tabel 4.1. Nilai MB, MD dan CF
Rule Ricikan Luk Dapur MB MD CF
1 Ganja Lurus Dungkul 0.9 0.01 0.89 Yuyurumpung 0.9 0.02 0.88
2 Lambe Gajah
Lurus Mendarang 0.9 0.01 0.89 Pasopati 0.9 0.02 0.88
3 Greneng Lurus
Panjianom 0.9 0.01 0.89 Jakaloka 0.9 0.02 0.88 Keboteki 0.9 0.01 0.89 Marak 0.9 0.02 0.88
4 Pejetan Lurus Karnatinanding 0.9 0.01 0.89 Brojol 0.9 0.01 0.89
5 Gandik Lurus Regol 0.9 0.02 0.88 Puthut 0.9 0.01 0.89 Ron Teki 0.9 0.03 0.87
6 Kembang Kacang
Lurus Laler Mengeng 0.9 0.01 0.89 Kebo teki 0.9 0.02 0.88 Kala Misani 0.9 0.03 0.87
7 Tikel Alis Lurus Bethok 0.9 0.01 0.89 Sempaner 0.9 0.03 0.87
8 Sogokan Ngarep
Lurus Jakatuwa 0.9 0.01 0.89 Jamangmurup 0.9 0.01 0.89 Pinarak 0.9 0.01 0.89
9 Sogokan mburi
Lurus Semar Tinadu 0.9 0.01 0.89
10 Gusen Ngarep
Lurus Mangkurat 0.9 0.01 0.89 Mayat Miring 0.9 0.03 0.87
112
Condongcampur 0.9 0.01 0.89 11 Gusen Buri Lurus Wora-Wari 0.9 0.01 0.89 12 Hada- hada Lurus Jalak Nguwuh 0.9 0.01 0.89
13 Sraweyan Lurus
Jalak Ngore 0.9 0.02 0.88 Tumenggung 0.9 0.01 0.89 Jalak Sumelang Gandring
0.07 0.02 0.68
14 Ripandan Lurus
Sempaner 0.9 0.03 0.87 Sinom 0.9 0.07 0.83 Sujen Empel 0.9 0.03 0.87 Kalam Munyeng 0.9 0.03 0.87
15 Thingil Lurus
Jalak Nguwuh 0.9 0.04 0.86 JalakDinding 0.9 0.05 0.85 Jalak Sangu Tumpeng
0.9 0.06 0.84
Regol 0.9 0.03 0.87 16 Jenggot Lurus Sujen Empel 0.9 0.01 0.89
17 Lambe Gajah
Luk 3 (Tiga) Mahesasuka 0.9 0.05 0.85 Bangodolog 0.9 0.02 0.88 Jangkung Pacar 0.9 0.04 0.86
18 Greneng Luk 3 (Tiga) Tebusauyung 0.9 0.02 0.88 Mahesa Nempuh 0.9 0.01 0.89 Mayat 0.9 0.05 0.85
19 Gandik Luk 3 (Tiga) Larmotha 0.9 0.02 0.88
20 Kembang Kacang
Luk 3 (Tiga)
Campurbawur 0.9 0.03 0.87 Sagara Winotan 0.9 0.04 0.86 Bangodolog 0.9 0.02 0.88 Jangkung 0.9 0.04 0.86 Mayat 0.9 0.05 0.85 Mahesasuka 0.9 0.05 0.85 Jangkung Pacar 0.9 0.04 0.86
21 Sogokan Ngarep
Luk 3 (Tiga) Sagara Winotan 0.9 0.04 0.86 Campurbawur 0.9 0.03 0.87 Mayat 0.9 0.05 0.85
Jangkung Pacar 0.9 0.04 0.86 Mahesasuka 0.9 0.05 0.85
22 Sogokan Buri
Luk 3 (Tiga) Jangkung 0.9 0.04 0.86
23 Gulamilir Luk 3 (Tiga) Jangkung 0.9 0.04 0.86
113
24 Sraweyan Luk 3 (Tiga) Mayat 0.9 0.05 0.85 Tebusauyung 0.9 0.01 0.89
25 Ripandan Luk 3 (Tiga) Larmotha 0.9 0.02 0.88 Jangkung 0.9 0.04 0.86 Mayat 0.9 0.05 0.85
26 Jenggot Luk 3 (Tiga)
Mahesasuka 0.9 0.05 0.85 Campurbawur 0.9 0.03 0.87 Sagara Winotan 0.9 0.04 0.86 Jangkung Pacar 0.9 0.04 0.86
27 Ganja Luk 5 (Lima) Kebodengen 0.9 0.04 0.86
28 Lambe Gajah
Luk 5 (Lima)
Anoman 0.9 0.04 0.86 Kebobendeng 0.9 0.04 0.86 Pandawa Lare 0.9 0.03 0.87 Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81
29 Greneng Luk 5 (Lima) Pulanggeni 0.9 0.02 0.88 Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81
30 Pejetan Luk 5 (Lima) Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81
31 Gandik Luk 5 (Lima) Kebodengen 0.9 0.04 0.86 Nagasasira 0.9 0.01 0.89
32 Kembang Kacang
Luk 5 (Lima)
Pandawa 0.9 0.04 0.86 Anoman 0.9 0.04 0.86 Kebodengen 0.9 0.04 0.86 Pandawa Lare 0.9 0.03 0.87 Urap-urap 0.9 0.03 0.87 Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81 Pudaksategal 0.9 0.05 0.85 Sinarasah 0.9 0.04 0.86
33 Tikelalis Luk 5 (Lima) Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81
34 Sogokan ngarep
Luk 5 (Lima) Kalandah 0.9 0.03 0.87 Pudaksategal 0.9 0.05 0.85
35 Sogokan buri
Luk 5 (Lima)
Anoman 0.9 0.04 0.86 Urap-urap 0.9 0.03 0.87 Pandawa 0.9 0.04 0.86 Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81 Kebodengen 0.9 0.01 0.89
36 Sor-soran Luk 5 (Lima) Pudaksategal 0.9 0.05 0.85 37 Kruwingan Luk 5 (Lima) Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81
38 Gusen Ngarep
Luk 5 (Lima) Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81 Sinarasah 0.9 0.04 0.86
114
39 Gusen buri Luk 5 (Lima) Urap-urap 0.9 0.03 0.87 40 Hada-hada Luk 5 (Lima) Sinarasah 0.9 0.04 0.86
41 Sraweyan Luk 5 (Lima)
Pudaksategal 0.9 0.05 0.85 Pulanggeni 0.9 0.02 0.88 Pandawa 0.9 0.04 0.86 Kalandah 0.9 0.03 0.87 Pandawa Cinarita 0.9 0.01 0.89
42 Ripandan Luk 5 (Lima)
Pandawa 0.9 0.04 0.86 Anoman 0.9 0.04 0.86 Kalandah 0.9 0.03 0.86 Pandawa Lare 0.9 0.03 0.87 Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81 Pudaksategal 0.9 0.05 0.85 Sinarasah 0.9 0.04 0.86
43 Thingil Luk 5 (Lima) Pandawa Cinarita 0.9 0.09 0.81 44 Ganja Luk 7 (Tujuh) KidangMas 0.9 0.02 0.88
45 Lambe Gajah
Luk 7 (Tujuh)
Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Crubuk 0.9 0.04 0.86 Balebang 0.9 0.04 0.86 Carita Kasapta 0.9 0.07 0.83
46 Greneng Luk 7 (Tujuh)
Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Crubuk 0.9 0.04 0.86 Naga Keras 0.9 0.03 0.87 Carita Kasapta 0.9 0.07 0.83
47 Pejetan Luk 7 (Tujuh) Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Jaranguyung 0.9 0.02 0.88
48 Gandik Luk 7 (Tujuh)
Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Sempama Punjul 0.9 0.04 0.86
49
Kembang Kacang
Luk 7 (Tujuh)
Angen-angen
0.9
0.09
0.81
Crubuk 0.9 0.04 0.86 Naga Keras 0.9 0.03 0.87 Carita Kasapta 0.9 0.07 0.83 Balebang 0.9 0.04 0.86 Jaranguyung 0.9 0.01 0.89 KidangMas 0.9 0.02 0.88 Sempama Punjul 0.9 0.04 0.86
50 Tikelalis Luk 7 (Tujuh) Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Carita Kasapta 0.9 0.07 0.83
115
51 Sogokan Ngarep
Luk 7 (Tujuh) Balebang 0.9 0.04 0.86 Carita Kasapta 0.9 0.07 0.83
52 Sor-soran Luk 7 (Tujuh) Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Naga Keras 0.9 0.03 0.87
53 Kruwingan Luk 7 (Tujuh) Carita Kasapta 0.9 0.07 0.83
54 Gusen Ngarep
Luk 7 (Tujuh) Carita Kasapta
0.9 0.07 0.83
55 Sraweyan Luk 7 (Tujuh)
Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Crubuk 0.9 0.04 0.86 Balebang 0.9 0.04 0.86 Sempama Punjul 0.9 0.04 0.86
56 Ripandan Luk 7 (Tujuh) Angen-angen 0.9 0.09 0.81 Sempama Punjul 0.9 0.04 0.86
57 Thingil Luk 7 (Tujuh) Jaranguyung 0.9 0.02 0.88
58 Ganja Luk 9
(Sembilan) Ganjur 0.9 0.01 0.89
59 Lambe Gajah
Luk 9 (Sembilan)
Sempana 0.9 0.03 0.87 Caritakanawa 0.9 0.08 0.82 Jarudeh 0.9 0.04 0.86 Sabuk Tampar 0.9 0.05 0.85 Panimbal 0.9 0.05 0.85 Kidangsoka 0.9 0.05 0.85 Carangsoka 0.9 0.05 0.85 TundungMungsuh 0.9 0.09 0.81
60 Greneng Luk 9
(Sembilan)
Sempana 0.9 0.03 0.87 Panimbal 0.9 0.05 0.85 Pandengan 0.9 0.03 0.87 Kidang Mas-masan 0.9 0.02 0.88 Tundung Mungsuh 0.9 0.04 0.86 Caritakanawa 0.9 0.08 0.82
61 Pejetan Luk 9
(Sembilan) Pandengan 0.9 0.03 0.87
62 Kembang Kacang
Luk 9 (Sembilan)
Sabuk Tampar 0.9 0.05 0.85 Caritakanawa 0.9 0.08 0.82 Butaijo 0.9 0.04 0.86 SempanaKlenthang 0.9 0.03 0.87 Sempana 0.9 0.03 0.83 Jarudeh 0.9 0.04 0.86 Panimbal 0.9 0.05 0.85
116
Carangsoka 0.9 0.05 0.85 Paniwen 0.9 0.03 0.87 Kidangsoka 0.9 0.05 0.85 Panjisekar 0.9 0.04 0.86 Pandengan 0.9 0.03 0.87
63 Tikelalis Luk 9
(Sembilan) Caritakanawa 0.9 0.08 0.82 SempanaKlenthang 0.9 0.03 0.87
64 Sogokan Ngarep
Luk 9 (Sembilan)
Sabuk Tampar 0.9 0.05 0.85 Caritakanawa 0.9 0.08 0.82 Butaijo 0.9 0.04 0.86 Jarudeh 0.9 0.04 0.86 Panimbal 0.9 0.05 0.85 Paniwen 0.9 0.03 0.87 Jaruman 0.9 0.02 0.88 Panjisekar 0.9 0.04 0.86
65 Kruwingan Luk 9
(Sembilan) Tundung Mungsuh 0.9 0.04 0.86 Caritakanawa 0.9 0.08 0.82
66 Gusen Ngarep
Luk 9 (Sembilan)
Caritakanawa 0.9 0.08 0.82
67 Sraweyan Luk 9
(Sembilan)
Sabuk Tampar 0.9 0.05 0.85 Caritakanawa 0.9 0.08 0.82 Butaijo 0.9 0.04 0.86 Jarudeh 0.9 0.04 0.86 Panimbal 0.9 0.05 0.85 Paniwen 0.9 0.03 0.87 Jaruman 0.9 0.02 0.88 Panjisekar 0.9 0.04 0.86 Kidangsoka 0.9 0.04 0.86
68 Ripandan Luk 9
(Sembilan)
Kidangsoka 0.9 0.05 0.85 Carangsoka 0.9 0.05 0.85 Kidang Mas-Masan
0.9 0.02 0.88
Sabuk Tampar 0.9 0.05 0.85 Butaijo 0.9 0.04 0.86 SempanaKlenthang 0.9 0.03 0.87 TundungMungsuh 0.9 0.04 0.86 Panjisekar 0.9 0.04 0.86
69 Jenggot Luk 9
(Sembilan) Jarudeh 0.9 0.04 0.86
117
70 Lambe Gajah
Luk 11 (Sebelas)
Naga Ngikik 0.9 0.01 0.89 Sabuk Inten 0.9 0.05 0.85 Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82 Carita prasaja 0.9 0.01 0.89 Naga kiki 0.9 0.02 0.88
71 Greneng Luk 11
(Sebelas) Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82
72 Pejetan Luk 11
(Sebelas) JakaWuru 0.9 0.02 0.88 Naga kiki 0.9 0.02 0.88
73 Kembang Kacang
Luk 11 (Sebelas)
Sabuk Inten 0.9 0.05 0.85 CaritaBungkem 0.9 0.01 0.89 Waluring 0.9 0.02 0.88 Caritagandu 0.9 0.04 0.86 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82 Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Genengan 0.9 0.04 0.86
74 Tikelalis Luk 11
(Sebelas) Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82
75 Sogokan Ngarep
Luk 11 (Sebelas)
Carita Genengan 0.9 0.04 0.86 Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82 Sabuktali 0.9 0.02 0.88 Waluring 0.9 0.02 0.88 Sabuk Inten 0.9 0.05 0.85
76 Kruwingan Luk 11
(Sebelas) Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82
77 Gusen Ngarep
Luk 11 (Sebelas)
Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82
78 Sraweyan Luk 11
(Sebelas)
Sabuktali 0.9 0.02 0.88 Sabuk Inten 0.9 0.05 0.85 Caritagandu 0.9 0.04 0.86 Carita Daleman 0.9 0.09 0.81 Carita Kaprabon 0.9 0.08 0.82
79 Ripandan Luk 11
(Sebelas)
JakaWuru 0.9 0.02 0.88 Sabuk Inten 0.9 0.05 0.85 Caritagandu 0.9 0.04 0.86 Carita Genengan 0.9 0.04 0.86
80 Jenggot Luk 11 Carita Genengan 0.9 0.04 0.86
118
(Sebelas) Caritagandu 0.9 0.04 0.86 Carita Daleman 0.9 0.09 0.81
81 Ganja Luk 13
(Tigabelas) Naga Seluman 0.9 0.09 0.81
82 Lambe Gajah
Luk 13 (Tigabelas)
Sangkelat 0.9 0.09 0.81 Lunggandu 0.9 0.05 0.85 ParungSari 0.9 0.01 0.89 Kantar 0.9 0.04 0.86 Karawelang 0.9 0.04 0.86
83 Greneng Luk 13
(Tigabelas)
ParungSari 0.9 0.01 0.89 Johan Mangan Kala
0.9 0.03 0.87
Sangkelat 0.9 0.09 0.81 NagaSasra 0.9 0.02 0.88
84 Pejetan Luk 13
(Tigabelas) ParungSari 0.9 0.01 0.89 Sangkelat 0.9 0.09 0.81
85 Gandik Luk 13
(Tigabelas) Naga Seluman 0.9 0.09 0.81 NagaSasra 0.9 0.02 0.88
86 Kembang Kacang
Luk 13 (Tigabelas)
Sangkelat 0.9 0.09 0.81 Lunggandu 0.9 0.05 0.85 ParungSari 0.9 0.01 0.89 Kantar 0.9 0.04 0.86 Karawelang 0.9 0.04 0.86 Bhimakurda 0.9 0.05 0.85
87 Tikelalis Luk 13
(Tigabelas) ParungSari 0.9 0.01 0.89 Sangkelat 0.9 0.09 0.81
88 Sogokan garep
Luk 13 (Tigabelas)
Sangkelat 0.9 0.09 0.81 Johan Mangan Kala
0.9 0.03 0.87
ParungSari 0.9 0.01 0.89 Kantar 0.9 0.04 0.86 Karawelang 0.9 0.04 0.86 Bhimakurda 0.9 0.05 0.85
89 Gulamilir Luk 13
(Tigabelas) Johan Mangan Kala
0.9 0.03 0.87
90 Kruwingan Luk 13
(Tigabelas) ParungSari 0.9 0.01 0.89
91 Gusen Ngarep
Luk 13 (Tigabelas)
ParungSari 0.9 0.01 0.89
119
92 Sraweyan Luk 13 (Tigabelas)
Lunggandu 0.9 0.05 0.85 Bhimakurda 0.9 0.05 0.85 Sepokal 0.9 0.01 0.89 Sangkelat 0.9 0.09 0.81 ParungSari 0.9 0.01 0.89 Caluring 0.9 0.02 0.88 Kantar 0.9 0.04 0.86
93 Ripandan
Luk 13 (Tigabelas)
ParungSari 0.9 0.01 0.89 Caluring 0.9 0.02 0.88 Lunggandu 0.9 0.05 0.85 Karawelang 0.9 0.04 0.86 Bhimakurda 0.9 0.05 0.85 Sangkelat 0.9 0.09 0.81
94 Jenggot Luk 13 (Tigabelas)
ParungSari 0.9 0.01 0.89 Lunggandu 0.9 0.05 0.85 Bhimakurda 0.9 0.05 0.85 Sangkelat 0.9 0.09 0.81
95 Lambe Gajah
Luk 15 (Limabelas)
Sedet 0.9 0.03 0.87 Carang Buntala 0.9 0.04 0.86 Raga wilah 0.9 0.04 0.86
96 Greneng Luk 15 (Limabelas)
RagaPasung 0.9 0.02 0.88
Raga wilah 0.9 0.04 0.86
97 Kembang Kacang
Luk 15 (Limabelas)
Sedet 0.9 0.03 0.87 Carita Buntala 0.9 0.04 0.86 Carang Buntala 0.9 0.04 0.86 Raga wilah 0.9 0.04 0.86
98 Tikelalis Luk 15 (Limabelas) RagaPasung 0.9 0.02 0.88
99 Sogokan Ngarep
Luk 15 (Limabelas) Sedet 0.9 0.03 0.87
100 Sraweyan Luk 15 (Limabelas)
Carita Buntala 0.9 0.04 0.86
Carang Buntala 0.9 0.04 0.86
101 Ripandan Luk 15 (Limabelas)
Sedet 0.9 0.03 0.87 Carita Buntala 0.9 0.04 0.86 Carang Buntala 0.9 0.04 0.86
102 Jenggot Luk 15 Carita Buntala 0.9 0.04 0.86
120
(Limabelas)
103 Lambe Gajah
Luk 17 (Tujuhbelas) Ngamper buta 0.9 0.02 0.88
104 Kembang Kacang
Luk 17 (Tujuhbelas)
Ngamper buta 0.9 0.02 0.88
Cancingan 0.9 0.02 0.88
105 Sor-soran Luk 17 (Tujuhbelas) Cancingan 0.9 0.02 0.88
106 Tikelalis Luk 19 (Sembilanbelas) Trimurda 0.9 0.01 0.89
107 Lambe Gajah
Luk 21 (Dua puluh satu)
Trisirah 0.9 0.03 0.87 Indrajid 0.9 0.03 0.87 Kala Tinantang 0.9 0.03 0.87
108 Kembang Kacang
Luk 21 (Dua puluh satu)
Indrajid 0.9 0.03 0.87
Kala Tinantang 0.9 0.03 0.87
109 Tikelalis Luk 21 (Dua puluh satu)
Trisirah 0.9 0.03 0.87
110 Sraweyan Luk 21 (Dua puluh satu)
Indrajid 0.9 0.03 0.87
Kala Tinantang 0.9 0.03 0.87
111 Sogokan Ngarep
Luk 21 (Dua puluh satu) Trisirah 0.9 0.03 0.87
112 Lambe Gajah
Luk 25 (Dua puluh lima) Bhimakurda 0.9 0.04 0.86
113 Kembang Kacang
Luk 25 (Dua puluh lima) Bhimakurda 0.9 0.04 0.86
114 Sogokan Ngarep
Luk 25 (Dua puluh lima) Bhimakurda 0.9 0.04 0.86
115 Ripandan Luk 25 (Dua puluh lima) Bhimakurda 0.9 0.04 0.86
116 Lambe Gajah
Luk 27 (Dua puluh tujuh) Anggawirun 0.9 0.04 0.86
121
117 Kembang Kacang
Luk 27 (Dua puluh tujuh) Anggawirun 0.9 0.04 0.86
118 Sogokan Ngarep
Luk 27 (Dua puluh tujuh) Anggawirun 0.9 0.04 0.86
119 Ripandan Luk 27 (Dua puluh tujuh) Anggawirun 0.9 0.04 0.86
120 Lambe Gajah
Luk 29 (Dua puluh sembilan) Kalabendu 0.9 0.04 0.86
121 Kembang kacang
Luk 29 (Dua puluh sembilan) Kalabendu 0.9 0.04 0.86
122 Sogokan Ngarep
Luk 29 (Dua puluh sembilan) Kalabendu 0.9 0.04 0.86
123 Ripandan Luk 29 (Dua puluh sembilan) Kalabendu 0.9 0.04 0.86
4.3 Prototipe Dasar Kasus
Prototyping sistem pakar meliputi representasi pengetahuan yang
ditangkap dengan sebuah cara yang memungkinkan inferensi dan kreasi
cepat dari komponen utama pada sistem pakar pada basis elementer.
4.3.1 Representasi Pengetahuan
Teknik representasi pengetahuan dalam sistem pakar identifikasi
bentuk keris jawa adalah dengan menggunakan kaidah produksi.
Representasi pengetahuan dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa
aplikasi aturan (rule) yang berupa IF (kondisi) THEN (aksi) dimana kondisi
merupakan bagian dari awal yang mengekspresikan situasi atau premis
(pernyataan berawal IF) dan aksi merupakan bagian yang menyatakan suatu
122
tindakan tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu situasi atau
premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).
Di bawah ini adalah kaidah produksi untuk merepresentasi
pengetahuan atau aturan di dalam pengembangan aplikasi pendeteksian
kerusakan dini pada mobil bermotor bensin berbasis sistem pakar:
Rule 1 IF Ganja AND Lurus THEN Kelaplintah OR Yuyurumpung
OR Pinarak.
Rule 2 IF Lambe Gajah AND Lurus THEN Kebo teki OR Pasopati OR
Condongcampur OR Mendarang OR Mesem OR Ron teki OR
Sujen Empel OR Sinom OR Misani.
Rule 3 IF Greneng AND Lurus THEN Panjianom OR Karnatinanding
OR Kebo teki OR Tumenggung OR Condongcampur OR Jalak
ngore OR Mendarang OR Marak OR Jakaloka OR Kalamisani.
Rule 4 IF Pejetan AND Lurus THEN Karnatinanding OR Regol OR
Tilamupih OR Jalakdinding OR Brojol.
Rule 5 IF Gandik AND Lurus THEN Bethok OR Karnatinanding OR
Semar bethak OR Regol OR Ronteki OR Dungkul OR Laler
Mengeng OR Puthut OR Pinarak
Rule 6 IF Kembang Kacang AND Lurus THEN Karnatinanding OR
Keboteki OR Sempaner OR Tumenggung OR Pasopati OR
Condongcampur OR Mendarang OR Semartinandu.
Rule 7 IF Tikel alis AND Lurus THEN Panjianom OR Jakatuwa OR
Bethok OR Sempaner OR Tilamupih OR Sinom.
123
Rule 8 Sogokan depan AND Lurus THEN Jakatuwa OR Karnatinanding
OR Jamangmurup OR Jalak sangu tumpeng OR Sujen Empel.
Rule 9 IF Sogokan Belakang AND Lurus THEN Semar Tinandu.
Rule 10 Kruwingan AND Lurus THEN Jalak Tilamsari OR Tilamsari.
Rule 11 IF Gusen depan AND Lurus THEN Jalak nguwuh OR Pasopati
OR Condongcampur OR Jalakdinding.
Rule 12 IF Gusen belakang AND Lurus THEN Wora-wari
Rule 13 IF Hada hada AND Lurus THEN Jalaknguwuh.
Rule 14 IF Sraweyan AND Lurus THEN Panjianom OR Tumenggung
OR Jalak ngore OR Sangu Tumpeng OR Mendarang OR Jalak
Sumelang Gandring OR Kalammunyeng OR Sinom.
Rule 15 IF Ripandan AND Lurus THEN Karnatinanding OR Sempaner
OR Pasopati OR Sujen empel OR Mangkurat OR Kalam
munyeng.
Rule 16 IF Thingil AND Lurus THEN Regol OR Jalaknguwuh OR Jalak
dinding OR Jalak Ngore OR Jalak Sangu Tumpeng.
Rule 17 IF Jenggot AND Lurus THEN Sujen Empel.
Rule 18 IF Lambe Gajah AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar OR
Mahesasuka OR Bangodolog.
Rule 19 IF Greneng AND Luk Tiga THEN Mahesa nempuh OR Mayat
OR Tebusauyung.
Rule 20 IF Gandik AND Luk Tiga THEN Larmotha.
124
Rule 21 IF Kembang Kacang AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar
OR Mahesasuka OR Mayat OR Jangkung OR Bangodolog OR
Campurbawur OR Sagarawinotan.
Rule 22 IF Sogokan depan AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar OR
Mahesasuka OR Mayat OR Campurbawur OR Sagarawinotan.
Rule 23 IF Sogoka Belakang AND Luk Tiga THEN Jangkung.
Rule 24 IF Gulamilir AND Luk Tiga THEN Jangkung.
Rule 25 IF Sraweyan AND Luk Tiga THEN Mayatr OR Tebusauyung.
Rule 26 IF Ripandan AND Luk Tiga THEN Mayat OR Jangkung OR
Larmotha.
Rule 27 IF Jenggot AND Luk Tiga THEN Jangkung Pacar OR
Mahesasuka OR Campurbawur OR Sagarawinotan.
Rule 28 IF Ganja AND Luk Lima THEN Kebodengen.
Rule 29 IF Lambe Gajah AND Luk Lima THEN Anoman OR
Kebodengen OR Pandawa Lare OR Pandawa Cinarita.
Rule 30 IF Greneng AND Luk Lima THEN Pandawa OR Pandawa
Cinarita.
Rule 31 IF Pejetan AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
Rule 32 IF Kembang Kacang AND Luk Lima THEN Sinarasah OR
Pudaksategal OR Pandawa OR Anoman OR Kebodengen OR
Pandawa Lare OR Urap-urap OR Pandawa Cinarita.
Rule 33 IF Tikelalis AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
125
Rule 34 IF Sogoka Depan AND Luk Lima THEN Pudaksategal OR
Kalandah.
Rule 35 IF Sogokan belakang AND Luk Lima THEN Pandawa OR
Anoman OR Urap-urap OR Kebodengen OR Pandawa Cinarita.
Rule 36 IF Sor-soran AND Luk Lima THEN Pudaksategal.
Rule 37 IF Kruwingann AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
Rule 38 IF Gudsen Depan AND Luk Lima THEN Pudaksategal OR
Pandawa Cinarita.
Rule 39 IF Gusen depan AND Luk Lima THEN Urap-urap OR.
Rule 40 IF Hada-hada AND Luk Lima THEN Sinarasah.
Rule 41 IF Sraweyan AND Luk Lima THEN Pudaksategal OR
Pulanggeni OR Pandawa OR Kalandah OR Pandawa Cinarita.
Rule 42 IF Ripandan AND Luk Lima THEN Sinarasah OR Pudaksategal
OR Pandawa OR Anoman OR Kalandah OR Pandawa Lare OR
Pandawa Cinarita.
Rule 43 IF Thingil AND Luk Lima THEN Pandawa Cinarita.
Rule 44 IF Ganja AND Luk Tujuh THEN Kidangmas.
Rule 45 IF Lambe Gajah AND Luk Tujuh THEN Balebang OR Crubuk
OR Carita Kasapta OR Angen-angen.
Rule 46 IF Greneng AND Luk Tujuh THEN Crubuk OR Naga keras OR
Carita Kasapta OR Angen-angen.
Rule 47 IF Pejetan AND Luk Tujuh THEN Jaranguyung OR Angen-
angen.
126
Rule 48 IF Gandik AND Luk Tujuh THEN Sempama Punjul OR Angen-
angen.
Rule 49 IF Kembang Kacang AND Luk Tujuh THEN Kidangmas OR
Balebang OR Crubuk OR Naga Keras OR Sempama Punjul OR
Sempama Bungkem OR Carita Kasapta OR Angen-angen.
Rule 50 IF Tikelalis AND Luk Tujuh THEN Carita Kasapta OR Angen-
angen.
Rule 51 IF Sogokan Depan AND Luk Tujuh THEN Balebang OR Carita
Kasapta.
Rule 52 IF Sor-soran AND Luk Tujuh THEN Naga Keras OR Angen-
angen.
Rule 53 IF Kruwingan AND Luk Tujuh THEN Carita Kasapta.
Rule 54 IF Gusen Depan AND Luk Tujuh THEN Carita Kasapta.
Rule 55 IF Sraweyan AND Luk Tujuh THEN Balebang OR Crubuk OR
Sempama punjul OR Angen-angen.
Rule 56 IF Ripandan AND Luk Tujuh THEN Sempama Punjul OR
Angen-angen.
Rule 57 IF Tingil AND Luk Tujuh THEN Jaranguyung.
Rule 58 IF Ganja AND Luk Sembilan THEN Ganjur
Rule 59 IF Lambe Gajah AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR
Caritakanawa OR Sempana OR Jarudeh OR Panimbal OR
Carangsoka OR Kidangsoka.
127
Rule 60 IF Greneng AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa OR
Kidang mas-masan OR Sempana OR Panimbal OR Pandengan
OR Tundungmungsuh.
Rule 61 IF Pejetan AND Luk Sembilan THEN Pandengan.
Rule 62 IF Kembang Kacang AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar
OR Butaijo OR Sempanaklenthang OR Sempana OR Jarudeh
OR Panimbal OR Carangsoka OR Kidangsoka OR Paniwen.
Rule 63 IF Tikelalis AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa OR
Sempanaklenthang.
Rule 64 IF Sogokan Depan AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR
Caritakanawa OR Butaijo OR Jarudeh OR Panimbal OR
Paniwen OR Jaruman OR Panjisekar.
Rule 65 IF Kruwingan AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa OR
Tundungmungsuh.
Rule 66 IF Gusen Depan AND Luk Sembilan THEN Caritakanawa.
Rule 67 IF Sraweyan AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR
Caritakanawa OR Butaijo OR Panimbal OR Carangsoka OR
Kidangsoka OR Paniwen OR Jaruman OR Panjisekar.
Rule 68 IF Ripandan AND Luk Sembilan THEN Sabuktampar OR
Butaijo OR Sempanaklenthang OR Kidang Mas-masan OR
Tundungmungsuh.
Rule 69 IF Jenggot AND Luk Sembilan THEN Jarudeh.
128
Rule 70 IF Lambe Gajah AND Luk Sebelas THEN Carita Prasaja OR
Carita kapabron OR Carita daleman OR Sabuk inten OR Naga
Kiki OR Naga Ngiki.
Rule 71 IF Greneng AND Luk Sebelas THEN Carita kapabron OR
Carita daleman.
Rule 72 IF Pejetan AND Luk Sebelas THEN Jakawuru OR Naga Kiki.
Rule 73 IF Kembang Kacang AND Luk Sebelas THEN Carita bungkem
OR Waluring OR Caritagandu OR Carita Kapabron OR Carita
Daleman OR Carita Genengan OR Sabuk inten.
Rule 74 IF Tikelalis AND Luk Sebelas THEN Carita Kapabron OR
Carita Genengan.
Rule 75 IF Sogokan depan AND Luk Sebelas THEN Waluring OR
Sabuk tali OR Carita Kapabron OR Carita Daleman OR Carita
Genengan OR Sabuk inten.
Rule 76 IF Kruwingan AND Luk Sebelas THEN Carita Kapabron OR
Carita Daleman.
Rule 77 IF Gusen Depan AND Luk Sebelas THEN Carita Kapabron OR
Carita Daleman.
Rule 78 IF Sraweyan AND Luk Sebelas THEN Sabuk tali OR Carita
Kapabron OR Carita Daleman OR Sabuk inten.
Rule 79 IF Ripandan AND Luk Sebelas THEN Jakawuru OR Carita
Genengan OR Sabuk inten.
129
Rule 80 IF Jenggot AND Luk Sebelas THEN Caritagandu OR Carita
Daleman OR Carita Genengan.
Rule 81 IF Ganja AND Luk Tiga belas THEN Nagaseluman.
Rule 82 IF Lambe Gajah AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR
Parungsari OR Lunggandu OR Karawelang OR Sangkelat.
Rule 83 IF Greneng AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR Johan
Mangan Kala OR Sangkelat OR Nagasasra.
Rule 84 IF Pejetan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR
Sangkelat.
Rule 85 IF Gandik AND Luk Tiga belas THEN Nagaseluman OR
Nagasasra.
Rule 86 IF Kembang Kacang AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR
Parungsari OR Lunggandu OR Karawelang OR Bhimakurda OR
Sangkelat.
Rule 87 IF Tikelalis AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR
Sangkelat.
Rule 88 IF Sogokan depan AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR
Parungsari OR Lunggandu OR Johan Mangan Kala OR
Karawelang OR Sangkelat.
Rule 89 IF Gulamilir AND Luk Tiga belas THEN Johan Mangan Kala.
Rule 90 IF Kruwingan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari.
Rule 91 IF Gusen Depan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari.
130
Rule 92 IF Sraweyan AND Luk Tiga belas THEN Kantar OR Parungsari
OR Caluring OR Lunggandu OR Sepokal OR Bhimakurda.
Rule 93 IF Ripandan AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR
Caluring OR Lunggandu OR Karawelang.
Rule 94 IF Jenggot AND Luk Tiga belas THEN Parungsari OR
Lunggandu OR Bhimakurda OR Sangkelat.
Rule 95 IF Lambe Gajah AND Luk Lima belas THEN Sedet OR
Carangbuntala OR Ragawilah.
Rule 96 IF Greneng AND Luk Lima belas THEN Ragapasung OR
Ragawilah.
Rule 97 IF Kembang Kacang AND Luk Lima belas THEN Sedet OR
Carita Buntala OR Carang Buntala OR Ragawilah.
Rule 98 IF Tikelalis AND Luk Lima belas THEN Ragapasung.
Rule 99 IF Sogokan depan AND Luk Lima belas THEN Sedet.
Rule 100 IF Sraweyan AND Luk Lima belas THEN Carita Buntala OR
Carang Buntala.
Rule 101 IF Ripandan AND Luk Lima belas THEN Sedet OR Carita
Buntala OR Carang Buntala.
Rule 102 IF Jenggot AND Luk Lima belas THEN Carita Buntala.
Rule 103 IF Lambe Gajah AND Luk Tujuh belas THEN Ngamperbuta.
Rule 104 IF Kembang Kacang AND Luk Tujuh belas THEN
Ngamperbuta OR Cancingan.
Rule 105 IF Sor-soran AND Luk Tujuh belas THEN Cancingan.
131
Rule 106 IF Tikelalis AND Luk Sembilan belas THEN Trimurda.
Rule 107 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh satu THEN Kalatinantang
OR Indrajid OR Trisirah.
Rule 108 IF Kembang Kacang AND Luk Duapuluh satu THEN
Kalatinantang OR Indrajid.
Rule 109 IF Tikelalis AND Luk Duapuluh satu THEN Trisirah.
Rule 110 IF Sraweyan AND Luk Duapuluh satu THEN Kalatinantang OR
Indrajid.
Rule 111 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima kurda.
Rule 112 IF Kembang kacang AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima
kurda.
Rule 113 IF Sogokan depan AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima
kurda.
Rule 114 IF Ripandan AND Luk Duapuluh lima THEN Bhima kurda.
Rule 115 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh tujuh THEN Anggawirun.
Rule 117 IF Kembang kacang AND Luk Duapuluh tujuh THEN
Anggawirun.
Rule 118 IF Sogokan depan AND Luk Duapuluh tujuh THEN
Anggawirun.
Rule 119 IF Ripandan AND Luk Duapuluh tujuh THEN Anggawirun.
Rule 120 IF Lambe Gajah AND Luk Duapuluh sembilan THEN
Kalabendu.
132
Rule 121 IF Kembang Kacang AND Luk Duapuluh sembilan THEN
Kalabendu.
Rule 122 IF Sogokan depan AND Luk Duapuluh sembilan THEN
Kalabendu.
Rule 123 IF Ripandan AND Luk Duapuluh sembilan THEN Kalabendu.
4.4 Pengembangan Sistem
4.4.1 Perancangan Sistem
4.4.1.1 Arus Data (Flowchart)
Aplikasi sistem pakar ini menggunakan flowchart untuk membantu
dalam pembuatan program. Berikut ini merupakan gambar flowchart
yang digunakan :
Gambar 4.17 Flowchart pakar
133
Gambar 4.18 Flowchart user
134
Dalam diagram konteks diatas terdapat dua entity yang menunjang
proses sistem pakar identifikasi bentuk keris Jawa yaitu user sebagai
pemilik keris yang menggunakan sistem dan admin sebagai knowledge
enginer.
135
4.4.1.3 Diagram Zero Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
USER
PAKAR
1.0Olah
Pengetahuan
5.0Olah Pamor
6.0Olah Aturan
3.0Olah Luk
4.0Olah Tangguh
2.0Olah Ricikan
Data Pengetahuan
Ricikan
Pengetahuan
Luk
Tangguh
Pamor
Aturan
Data Pengetahuan
Data Ricikan
Data Ricikan
Data Luk
Data Tangguh
Data Pamor
Data Aturan
7.0Olah
Konsultasi
Data Konsultasi Analisa Hasil
Data Konsultasi
Data Hasil KonsultasiInformasi Hasil Konsultasi
Data Aturan
Data Pengetahuan Sebelum di Edit
Data Pengetahuan yang akan di Edit
Data Pengetahuan yang akan di Delete
Status Input Pengetahuan
Status Edit Pengetahuan
Status Delete Pengetahuan
Data Ricikan yang akan di edit
Data Ricikan Sebelum di edit
Data Ricikan yang akan di Delete
Status Input Ricikan
Status Edit Ricikan
Status Delete Ricikan
Data Luk
Data Luk Sebelum di Edit
Data Luk yang akan di Edit
Data Luk yang akan Delet
Status Input Luk
Status Edit luk
Status Delete Luk
Data TangguhData Tangguh Sebelum di EditData Tangguh yang akan di Edit
Data Tangguh yang akan di Delet
Status Input TangguhStatus Edit Tangguh
Status Delete Tangguh
Data Pamor yang akan di DeletData Pamor yang akan di EditData Pamor sebelum di Edit
Data Pamor Status Input Pamor
Status Edit PamorStatus Delete Pamor
Data Aturan
Data Aturan yang akan Di DeleteStatus Input Aturan
Status Delete Aturan
Gambar 4.20 Diagram Zero Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
136
4.4.1.4 Diagram Rinci Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
Diagram ini untuk mendetailkan setiap proses yang terjadi pada
diagram zero sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa.
1. Diagram Level 1 Proses 1
Mendeskripsikan secara detail pengolohan data Pengetahuan.
Pakar1.1*Input
Pengetahuan
1.2*Edit
Pengetahuan
1.3*Delete
Pengetahuan
Pengetahuan
Data Pengetahuan
Status Input Pengetahuan
Status Edit Pengetahuan
Data Pengetahuan
Data Pengetahuan
Data Pengetahuan
Status Delete Pengetahuan
Data Pengetahuan Yang akan di Delete
Data PengetahuanYang akan Di Edit
Data PengetahuanSebelum Di Edit
Gambar 4.21 Diagram Level 1 Proses 1 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
137
2. Diagram Level 1 Proses 2
Mendeskripsikan secara detail proses pengolahan data ricikan.
Gambar 4.22 Diagram Level 1 Proses 2 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
138
3. Diagram Level 1 Proses 3
Mendeskripsikan secara detail proses data Luk.
Pakar3.1*Input Luk
3.2*EditLuk
3.3*Delete Luk
Luk
Data Luk
Status Input Luk
Status EditLuk
Status DeleteLuk
Data Luk Data Luk
Data Luk
Data Luk Yang akan Edit
Data Luk Sebelum di Edit
Data Luk Yang akan di Delete
Gambar 4.23 Diagram Level 1 Proses 3 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
139
4. Diagram Level 1 Proses 4
Mendeskripsikan secara detail proses data Tangguh.
Pakar4.1*Input Tangguh
4.2*Edit
Tangguh
4.3*Delete
Tangguh
Tangguh
Data Tangguh
Status Input Tangguh
Status EditTangguh
Data Tangguh
Data Tangguh
Status DeleteTangguh
Data Tangguh
Data Tangguh yang akan Edit
Data Tangguh sebelum di Edit
Data Tangguh yang akan di Dlete
Gambar 4.24 Diagram Level 1 Proses 4 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
140
5. Diagram Level 1 Proses 5
Mendeskripsikan secara detail proses data Pamor.
Pakar5.1*Input Pamor
5.2*Edit
Pamor
5.3*Delete Pamor
Pamor
Data Pamor
Status InputPamor
Status Edit Pamor
Data Pamor
Data PamorData Pamor
Status Delete Pamor
Data Pamor Sebelum di EditData Pamor yang
akan di Edit
Data Pamor yang akan di Delete
Gambar 4.25 Diagram Level 1 Proses 5 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
141
6. Diagram Level 1 Proses 6
Mendeskripsikan secara detail proses data aturan.
Gambar 4.26 Diagram Level 1 Proses 6 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
7. Diagram Level 1 Proses 7
Mendeskripsikan secara detail proses konsultasi.
7.1*Input Data Konsultasi
Analisa Hasil
Data Aturan
UserData Konsultasi
Aturan
Data Konsultasi
7.2*Mencari Data
Konsultasi
Data Hasil Konsultasi
Informasi Hasil Konsultasi
Gambar 4.27 Diagram Level 1 Proses 7 Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
142
4.4.1.5 Peraancangan State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) dari sistem pakar identifikasi
bentuk keris jawa ini terdiri dari :
143
1. Halaman User
Menu Utama
Home
Daftar Luk
Daftar Tangguh
Daftar Pamor
Klik Home
Tampil Menu Home
KlikKonsultasi
Tampil Ricikan dan Luk
Daftar Kata
Menu User
Customer Help
Daftar Pengetahuan
Daftar Kata
Identifikasi
Cetak Hasil Identifikasi
Edit Registrasi
Daftar Tangguh
Daftar Luk
Daftar Pamor
Ricikan dan Luk
KlikRicikan dan luk Proses
Identifikasi
KlikProses
IdentifikasiTampilHasil
Identifikasi
Hasil IdentifikasiTampil Ricikan
dan Luk
Hasil Identifikasi
Klik Cetak HasilKonsultasi
Hasil CetakTampilMenu cetak registrasi
Klik pilih hasil identifikasi
Login User
Tampilhasil cetak
Klik Edit RegistrasiTampil menu
Edit Registrasi
Klik Simpan Registrasi Hasil Edit
RegistrasiTampilHasil Edit Registrasi
Klik Customer HelpTampil menu
Customer Help
Klik Daftar Pengetahuan
Tampil menuDaftar Pengetahuan
Hasil Pengetahuan
Klik Cari Tampil HasilPengetahuan
Klik Daftar Kata
Tampil menuDaftar Kata
HasilDaftar Kata
Klik Cari Tampil HasilDatar kata
Klik Daftar Luk
Tampil menuDaftar Luk
HasilDaftar Luk
Klik Cari
Tampil HasilDatar Luk
Klik Daftar Tangguh
Tampil menuDaftar Tangguh
HasilDaftar Tangguh
Klik Cari Tampil Hasil
Datar Tangguh
Klik Daftar Pamor
Tampil menuDaftar Pamor
HasilDaftar Pamor
Klik Cari
Tampil HasilDatar Pamor
Klik Login
Masukan Username
Dan Password
Daftar Pengetahuan
Hasil Pengetahuan
Klik Cari
Tampil HasilPengetahuan
Klik Daftar PengetahuanTampil menu
Daftar Pengetahuan
Klik Daftar KataTampil menuDaftar Kata
HasilDaftar Kata
Klik Cari Tampil HasilDatar kata
Klik Daftar Luk
Tampil menu Daftar Luk
HasilDaftar Luk
Klik Cari
Tampil HasilDatar Luk
Klik Daftar Tangguh
Tampil menu Daftar Tangguh
HasilDaftar Tangguh
Klik Cari Tampil Hasil
Datar Tangguh Klik
Daftar Pamor
Tampil menu Daftar Pamor
HasilDaftar Pamor
Klik Cari
Tampil Hasil Datar Pamor
Keluar
Gambar 4.28 State Diagram (STD) Untuk Halaman User
144
1. Halaman Pakar (Knowledge Enginer)
Gambar 4.29 State Diagram (STD) Untuk Halaman Pakar (Knowledge Enginer)
145
4.4.2 Analisis Dan Desain Sistem
4.4.2.1 Perancangan Database
Data-data yang diperlukan pada proses masukan disimpan dalam
basis data. Hal ini dimaksudkan agar data bersifat dinamis yaitu dapat
melakukan penambahan, perubahan dan penghapusan data. Ada dua tahap
yang dilakukan dalam membuat database, yaitu Normalisasi, dan entity
relationship diagram (ERD).
4.4.2.2 Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 4.30 Entity Relationship Diagram
146
4.4.2.3 Spesifikasi Database
Nama Basis Data : keris
1. Tabel Analisa Hasil
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data analisa_hasil.
Nama Tabel : analisa_hasil
Primary key : id
Tabel 4.2 Tabel Analisa Hasil
2. Tabel Aturan
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data aturan.
Nama Tabel : aturan
Primary key : id
Tabel 4.3 Tabel Aturan
147
3. Tabel Luk
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data luk.
Primary key : kd_luk
Tabel 4.4 Tabel Luk
4. Tabel Pamor
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data pamor.
Primary key : kd_pamor
Tabel 4.5 Tabel Pamor
5. Tabel Pengetahuan
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data pengetahuan.
Primary key : kd_dapur
Tabel 4.6 Tabel Pengetahuan
148
6. Tabel Ricikan
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data ricikan.
Primary key : kd_ricikan
Tabel 4.7 Tabel Ricikan
7. Tabel Tangguh
Tabel yang digunakan untuk menyimpan data tangguh.
Primary key : kd_tangguh
Tabel 4.8 Tabel Tangguh
4.4.2.4 Perancangan User Interface
1. Perancangan Halaman Menu Utama untuk User
HEADER
FOOTER
Login Customer Help Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
149
2. Perancangan Halaman Login User
3. Perancangan Halaman Konsultasi
4. Perancangan Halaman Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Pamor
HEADER
FOOTER
Customer Help Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh
Username
Password
Login
HEADER
FOOTER
Konsultasi Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Pengetahuan Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Konsultasi Logout
HEADER
FOOTER
Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Print Logout Daftar Pengetahuan
150
5. Perancangan Halaman Daftar Pengetahuan
6. Perancangan Halaman Daftar Kata
7. Perancangan Halaman Daftar Luk
HEADER
FOOTER
Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Pengetahuan Logout Daftar Pengetahuan
HEADER
FOOTER
Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Kata Logout Daftar Pengetahuan
HEADER
FOOTER
Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Luk Logout Daftar Pengetahuan
151
8. Perancangan Halaman Daftar Tangguh
9. Perancangan Halaman Daftar Pamor
10. Perancangan Halaman Login Pakar
HEADER
FOOTER
Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Tangguh Logout
Daftar Pengetahuan
HEADER
FOOTER
Cetak Hasil Konsultasi
Daftar Kata Daftar Luk Daftar Tangguh Daftar Pamor
Daftar Pamor Logout Daftar Pengetahuan
HEADER
FOOTER
Username
Password
Login
152
11. Perancangan Halaman View, Edit, dan Delete
12. Perancangan Halaman Tambahp
HEADER
FOOTER
MENU UTAMA
Tambah
Tambah
HEADER
FOOTER
MENU UTAMA
Edit Delete
153
4.4.3 Implementasi Sistem
4.4.3.1 Konstruksi Sistem Pakar
Dalam fase konstruksi, bahasa pemograman yang digunakan adalah
PHP dengan menggunakan database MySQL serta menggunakan model
penalaran forward chaining dan teknik penelusuran depth first search.
XAMPP Ver 1.5.4 digunakan untuk mengontrol databse MySQL
pada sistem, PHP adalah bahasa pemograman yang digunakan, Adobe
Dreamweaver CS3 dan Notepad++ digunakan sebagai editor, Google
Chrome dan Mozilla Firefox versi 3.6.13 digunakan untuk pengujian,
pengecekan dan menjalankan sistem dan mengeksekusi rule-rule yang
menggunakan bahasa pemograman PHP.
4.4.3.2 Pengujian Sistem Pakar
Dalam fase implementasi, dilakukan pengujian sistem dengan
menggunakan kotak hitam (black box testing) atau pengujian fungsional
dimana pengujian prilakunya dengan mempelajari input dan output yang
berkaitan. Pengujian aplikasi ini dilakukan dua penguji yaitu pengujian
mandiri yang dilakukan oleh penulis dan black box testing yang dilakukan
oleh Bapak Victor Amrizal M.Kom, selaku dosen pembimbing dan pakar
keris.
Pengujian mandiri yaitu pengujian terhadap kode-kode program untuk
memastikan kebenaran program tersebut. Pengujian ini dilakukan untuk
mencari kesalahan yang ditimbulkan karena salah tulis atau kesalahan
pemograman ini disebut juga debugging. Kegiatan ini digunakan untuk
154
mencari posisi peringatan (warning), kesalahan (error) dari kode-kode
program dan mengetahui debugging yang sukses.
Cara pengujian blackbox testing dilakukan dengan menjalankan
aplikasi sistem pakar dan melakukan input data serta melihat input-nya
apakah sesuai dengan domain masalah serta kesimpulan yang diharapkan.
Hasil pengujian blackbox testing bisa dilihat pada tabel 4.13 :
1. Hasil Pengujian Halaman untuk User
Tabel 4.9 Tabel Pengujian Halaman untuk User
No. Pengujian Interface yang diharapkan Hasil
Pengujian
1. Interface halaman utama dan login user
Interface halaman menu utama, profil aplikasi dan submenu
OK
2. Interface registrasi user Interface pendaftaran OK
2. Interface halaman Identifikasi user Interface halaman pilihan komponen untuk identifikasi
OK
3. Interface halaman hasil identifikasi user
Interface halaman hasil identifikasi OK
4. Interface halaman cetak hasil Identifikasi user
Interface halaman cetak hasil identifikasi
OK
5. Interface edit registrasi user Interface halaman edit registrasi OK
6. Interface halaman bantuan user Interface halaman bantuan untuk identifikasi
OK
7. Interface halaman daftar pengetahuan user Interface halaman daftar pengetahuan OK
8. Interface halaman daftar kata user Interface halaman daftar kata OK 9. Interface halaman daftar luk user Interface halaman daftar luk OK
10. Interface halaman daftar tangguh user Interface halaman daftar tangguh OK
11. Interface halaman daftar pamor user Interface halaman daftar pamor OK
155
2. Hasil Pengujian Halaman untuk Pakar
Tabel 4.10 Tabel Pengujian Halaman untuk Pakar
No. Pengujian Interface yang diharapkan Hasil
Pengujian
1. Interface halaman login Pakar Interface halaman login OK
2. Interface halaman utama Pakar Interface halaman menu utama OK
3. Interface halaman tambah data
pakar Interface halaman tambah data pakar OK
4. Interface halaman edit data pakar Interface halaman edit data pakar OK
5. Interface halaman data pengetahuan Interface halaman data pengetahuan OK
6. Interface halaman tambah data
pengetahuan
Interface halaman tambah data
pengetahuan OK
7. Interface halaman edit data
pengetahuan
Interface halaman edith data
pengetahuan OK
8. Interface halaman delete data
pengetahuan
Interface halaman delete data
pengetahuan OK
9. Interface halaman data ricikan Interface halaman data ricikan OK
10. Interface halaman tambah data
ricikan Interface halaman tambah data ricikan OK
11. Interface halaman edit data ricikan Interface halaman edit data ricikan OK
12. Interface halaman delete data
ricikan Interface halaman delete data ricikan OK
13. Interface halaman data luk Interface halaman data luk OK 14. Interface halaman tambah data luk Interface halaman tambah data luk OK
15. Interface halaman edit data luk Interface halaman edit data luk OK
16. Interface halaman delete data luk Interface halaman delete data luk OK
17. Interface halaman data tangguh Interface halaman data tangguh OK
18. Interface halaman tambah data
tangguh
Interface halaman tambah data
tangguh OK
19. Interface halaman edit data tangguh Interface halaman edit data tangguh OK
20. Interface halaman delete data
tangguh Interface halaman delete data tangguh OK
156
21. Interface halaman data pamor Interface halaman data pamor OK
22. Interface halaman tambah data
pamor Interface halaman tambah data pamor OK
23. Interface halaman edit data pamor Interface halaman edit data pamor OK
24. Interface halaman delete data
pamor Interface halaman delete data pamor OK
25. Interface halaman data aturan pakar Interface halaman data aturan pakar OK
26. Interface halaman tambah data
aturan pakar
Interface halaman tambah data
aturan pakar OK
27. Interface halaman delete data
aturan pakar
Interface halaman delete data aturan
pakar OK
28. Interface halaman laporan data
aturan pakar
Interface halaman laporan data
aturan pakar OK
29. Interface halaman laporan data
customer
Interface halaman laporan data
customer OK
30 Interface halaman laporan data
konsultasi
Interface halaman laporan data
konsultasi OK
4.4.4 Implementasi Tahap Lanjut
Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak
menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Hal pengembangan sistem
yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana di dalamnya
tersimpan tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang (Andi,
2009:21)
Implementasi tahap lanjut disini penulis melakukan dokumentasi sistem,
yaitu:
157
Gambar 4.31 Tampilan Menu Home dan Login User
Gambar 4.32 Tampilan Menu Registrasi User
158
Gambar 4.33 Tampilan Menu Bantuan User
Gambar 4.34 Tampilan Menu Konsultasi
159
Gambar 4.35 Tampilan Menu Daftar Pengetahuan
Gambar 4.36 Tampilan Menu Daftar Kata
160
Gambar 4.37 Tampilan Menu Daftar Luk
Gambar 4.38 Tampilan Menu Daftar Tangguh
161
Gambar 4.39 Tampilan Menu Daftar Pamor
Gambar 4.40 Tampilan Menu Cetak Hasil Konsultasi
162
Gambar 4.41 Tampilan Menu Utama Pakar
164
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa Dengan Metode CF (Certainty
Factor) yang dibuat dapat membantu para pencinta keris yang ingin tahu
bentuk dari keris, sehingga tidak bergantung pada tenaga ahli (pakar) dan
dapat menghemat biaya dalam identifikasi.
2. Sistem Pakar ini berguna juga bagi para ahli, terutama para ahli yang belum
berpengalaman untuk dapat menyelesaikan masalah identifikasi bentuk, tanpa
bantuan ahli yang berpengalaman.
3. Dengan adanya sistem pakar identifikasi bentuk keris jawa dengan metode cf
(certainty factor) ini, para pecinta keris dapat mencari informasi tentang
komponen-komponen dan bentuk keris jawa.
4. Pembuatan database menggunakan MySQL untuk menyimpan knowledge
base dan data-data untuk mempermudah dalam penambahan, pengeditan, dan
penghapusan knowledge base.
165
5.2 Saran
Aplikasi yang dibuat ini masih memiliki banyak kekurangan tertutama
mengenai data keris yang kurang lengkap, sehingga informasi yang diberikan
kurang optimal. Untuk itu, diperlukan juga saran-saran untuk dijadikan
pertimbangan dalam pengembangan sistem, antara lain:
1. Sistem pakar ini baru bisa mengidentifikasikan komponen keris jawa, yaitu;
ricikan, luk, tangguh, dan dapur saja , maka perlu adanya perawatan dan
pengembangan terhadap knowledge base sehingga aplikasi bisa
mengidentifikasi bentuk keris yang lebih umum lagi.
2. Proses identifikasi akan lebih mudah bagi user jika dilengkapi dengan
fasilitas video.
3. Sistem pakar ini masih jauh dari sempurna untuk itu perlu ditambahkan fitur-
fitur yang lebih lengkap, seperti penjelasan singkat dari komponen keris.
4. Menambah istilah-istilah atau informasi tentang keris yang di-input dan
ditampilkan.
166
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2009. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visul Basic. Yogyakarta
: Andi
Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi
Dhiana, Aziz Sukma. 2010. Rancang Bangun Sistem Pakar Untuk Mendeteksi
Gizi Buruk Pada Balita. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi tidak diterbitkan
Doyodipuro, Ki Hudoyo. 2007. Keris Daya Magic-Manfaat-Tuah-Misteri .
Jakarta : Dahara Prize
Fathansyah, Ir. 1999. Basis Data. Bandung : Informatika
Harsrinuksmo, Bambang. 2004. Ensiklopedi Keris . Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Haryoguritno, Haryono. 2007. Keris Jawa Antara Mistik dan Nalar . Jakarta :
Indonesia Kebangsaanku
Husni. 2007. Pemograman Database Berbasis Web. Yogyakarta : Graha Ilmu
Koesni. 1979. Pakem Pengetahuan Tentang Keris. Surakarta : Aneka Ilmu
Ladjamudin, Al Bahra Bin. 2005. Analisis Dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Mcleod, Raymond, Jr. 2001. SIM. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Terjemahan
Hendra Teguh. Jakarta : Prenhallindo
Nugroho, Bunafit. 2005. Database Relation Dengan MySQL. Yogyakarta : Andi
167
Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar Dengan PHP Dan
Editor Dreamweaver. Yogyakarta : Gava Media
Prawira, Muhammad Hadi. 2010. Pengembangan dan Analisis Sistem Pakar
untuk Mendeteksi Kerusakan Motor Diesel Pada Mobil. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak diterbitkan
Turban, Efraim dkk. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems.
Yogyakarta : Andi
Whitten, L. Jeffery, dkk. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6.
Yogyakarta : Andi dan McGraw-Hill education
4.4.1.2 Diagram Konteks Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
Gambar 4.19 Diagram Kontek Sistem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
LAMPIRAN B B.1 Source Code List Konsultasi <html> <head> <title>Daftar Agenda Kampus</title> <link href="style/user.css" rel="stylesheet" type="text/css"> <style type="text/css"> <!-- .style1 { color: #000099; font-weight: bold;} .style2 { color: #000066; font-weight: bold;} .style3 { font-size: 14px; font-weight: bold; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; color: #000066;} .style5 {color: #000099} --> </style> </head> <body><br> <style type="text/css"> #mainscroll { min-height:300px; height:450px; width:400px; float:left; padding:20px; margin:0 auto; overflow-y:scroll;} </style> <?php include_once "librari/inc.koneksi.php"; include_once "librari/inc.librari.php"; mysql_query("DELETE FROM tmp_proses WHERE userID='".$_SESSION['SES_USERID']."'"); mysql_query("DELETE FROM tmp_analisa WHERE userID='".$_SESSION['SES_USERID']."'"); $sql_pmb = "SELECT * FROM ricikan ORDER BY kd_ricikan ASC"; $qry_pmb = mysql_query($sql_pmb, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Gejala");
$sql_luk = "SELECT * FROM luk ORDER BY kd_luk ASC"; $qry_luk = mysql_query($sql_luk, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Gejala"); $sql_user = "SELECT * FROM customer WHERE ID = '".$_SESSION['SES_USERID']."'"; $qry_user = mysql_query($sql_user, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Customer"); $hasil_qry = mysql_fetch_array($qry_user); $sql_total = "SELECT COUNT(*) AS TotKonsul FROM customer_konsul WHERE userID = '".$_SESSION['SES_USERID']."'"; $qry_total = mysql_query($sql_total, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Customer"); $qry_total = mysql_fetch_array($qry_total); if($qry_total[TotKonsul]==""||$qry_total[TotKonsul]=="0"){ $KaliKonsul = 1; }else{ $KaliKonsul = $qry_total[TotKonsul]+1;}?> <table width="96%" border="0" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0"><tr><td width="94%" align="left" valign="top"> <table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="1"><tr> <td width="14%">Nama</td> <td width="1%">:</td> <td width="85%"><?php echo $hasil_qry[nama_customer];?></td></tr><tr><td>Alamat</td> <td>:</td><td><?php echo $hasil_qry[alamat];?></td></tr><tr> <td>Tanggal Konsultasi </td> <td>:</td><td><?php echo date('d-M-Y');?></td></tr><tr> <td>Konsultasi Ke</td> <td>:</td><td><?php echo $KaliKonsul;?></td></tr></table></td></tr></table> <table width="984" border="0" cellspacing="1" cellpadding="2"><tr> <td width="449" height="448" rowspan="2"><form action="?page=proseskonsul" method="post" name="form1"> <div id="mainscroll"> <table width="98%" align="left" cellpadding="4" cellspacing="1" class="BorderUtama"> <tr bgcolor="#88BED9" class="HEAD"> <th height="27" align="center" colspan="4"> <input name="ok" type="submit" value=" Proses Identifikasi " /></th></table> <p> </p> <table width="46%" align="left" cellpadding="4" cellspacing="1" class="BorderUtama"> <tr class="ListUtama"> <td height="28" colspan="2" align="center"><div align="center"><strong>RICIKAN</strong></div></td> </tr> <tr bgcolor="#88BED9" class="HEAD">
<th width="7%" height="27" align="center">[CEK]</th> <th height="27" >[NAMA RICIKAN]</th></tr> <?php while($hasil_qry=mysql_fetch_array($qry_pmb)){ ?> <tr class="ListUtama"> <td align="center"><input type="checkbox" name="Cekr[]" value="<?php echo "$hasil_qry[kd_ricikan]";?>" ></td> <td height="28" align="center"><div align="left"><?php echo "$hasil_qry[nm_ricikan]";?></div></td></tr> <?php }?> </table> <table width="3%" align="left" cellpadding="4" cellspacing="1"><tr> <td height="28" align="center"> </td></tr> <tr> <td height="28" align="center"> </td></tr> <tr><td height="28" align="center"> </td></tr></table> <table width="49%" align="left" cellpadding="4" cellspacing="1" class="BorderUtama"> <tr class="ListUtama"> <td height="28" colspan="2" align="center"><div align="center"><strong>LUK</strong></div></td> </tr> <tr class="ListUtama"> <th height="27" align="center" bgcolor="#88BED9" class="HEAD">[CEK]</th> <th height="27" bgcolor="#88BED9" class="HEAD" >[JENIS LUK]</th> </tr> <?php while($hasil_luk=mysql_fetch_array($qry_luk)){ ?> <tr class="ListUtama"> <td align="center"><input type="radio" name="Cekl[]" value="<?php echo "$hasil_luk[kd_luk]";?>" ></td> <td height="28" align="left"><?php echo "$hasil_luk[jenis_luk]";?></td></tr> <?php }?> </table></div><p> </p></form> </td> <td width="52" rowspan="2"> </td> <td width="299"><div align="center" class="style3">Ricikan Keris </div></td> <td width="163"> </td> </tr> <tr> <td colspan="2"><img src="Image/Untitled-2.jpg" width="407" height="517"></td></tr></table> <br><table width="982" border="0" cellspacing="1" cellpadding="2"> <tr><td height="22" colspan="4"><div align="center" class="style2 style5">Macam Macam Bentuk Pesi </div></td> <td width="55" rowspan="5"> </td> <td colspan="3"><div align="center" class="style1"> Macam Macam Bentuk Ganja </div></td> <td width="43" rowspan="5"> </td></tr>
<tr> <td width="108"><img src="Image/1.jpg" width="106" height="50"></td> <td width="108"><img src="Image/3.jpg" width="106" height="50"></td> <td width="110"><img src="Image/4.jpg" width="106" height="50"></td> <td width="108"><img src="Image/5.jpg" width="106" height="50"></td> <td width="140"><div align="center"><img src="Image/g1.jpg" width="106" height="36"></div></td> <td width="133"><div align="center"><img src="Image/g2 copy.jpg" width="98" height="36"></div></td> <td width="131"><div align="center"><img src="Image/g3 copy.jpg" width="107" height="38"></div></td></tr> <tr> <td height="24"><div align="center">Pesi Dengan Ujung Runcing </div></td> <td><div align="center">Pesi Dengan Ujung Kotak </div></td> <td><div align="center">Pesi Dengan Ujung Pipih Berlubang </div></td> <td><div align="center">Pesi Bentuk Bergulir </div></td> <td><div align="center">Ganja Sebit Rotan </div></td> <td><div align="center">Ganja ---- </div></td> <td><div align="center">Ganja Dungkul </div></td> </tr><tr> <td colspan="4"> </td> <td><div align="center"><img src="Image/g4 copy.jpg" width="101" height="36"></div></td> <td><div align="center"><img src="Image/g5 copy.jpg" width="104" height="36"></div></td> <td><div align="center"><img src="Image/g6 copy.jpg" width="93" height="34"></div></td> </tr> <tr> <td colspan="4"> </td> <td><div align="center">Ganja Kelap Lintah </div></td> <td><div align="center">Ganja ------ </div></td> <td><div align="center">Ganja Wilud </div></td> </tr></table><p> </p> </body> </html> B.2 Source Code Proses Konsultasi <?php if ($_GET['page']=="proseskonsul") { if (count($_POST['Cekr'])==0 ) { $pesan[] = "Belum ada Ricikan yang terdeteksi !"; }
if (count($_POST['Cekl'])==0 ) { $pesan[] = "Belum ada Luk yang terdeteksi !";} if (! count($pesan)==0 ) { // Pengisian Data pada Form Pendaftaran?> <br> <table width="96%" border="0" align="center" cellpadding="2" cellspacing="0" class="BorderUtama"> <tr valign="middle" bgcolor="#990000"> <td height="18" colspan="2"><?php echo "<font color='#FFFFFF' align='left'><b> Kesalahan Input : </b></font>";?></td> </tr>
<?php foreach ($pesan as $indeks=>$pesan_tampil) { $urut_pesan++; ?>
<tr bgcolor="#990000"> <td width="3%" height="22" valign="top"><?php echo "<font color='#FFFFFF' align='center'><b>$urut_pesan.</b></font>";?></td> <td width="97%"><?php echo "<font color='#FFFFFF' align='center'><b>$pesan_tampil</b></font>";?></td></tr> <?php } ?</table> <?php // Form Kembali Tampil saat Gagal include "konsultasi_list.php"; } else { include_once "librari/inc.koneksi.php"; include_once "librari/inc.librari.php"; foreach($_POST['Cekr'] as $key => $value1) foreach($_POST['Cekl'] as $key => $value2){ //foreach($_POST['Cekt'] as $key => $value3) $sql = "INSERT INTO tmp_proses SET userID='".$_SESSION['SES_USERID']."',kd_ricikan ='".$value1."', kd_luk ='".$value2."'"; $query = mysql_query($sql, $koneksi);} $sql_Temproses = "SELECT TMP.kd_ricikan, TMP.kd_luk,A.kd_tangguh,A.kd_dapur FROM tmp_proses TMP, aturan A WHERE TMP.kd_ricikan=A.kd_ricikan AND TMP.kd_luk=A.kd_luk"; $qry_Temproses = mysql_query($sql_Temproses, $koneksi); while($hasil_Temproses=mysql_fetch_array($qry_Temproses)){ $sql = "INSERT INTO tmp_analisa SET
userID='".$_SESSION['SES_USERID']."', kd_ricikan ='".$hasil_Temproses[kd_ricikan]."', kd_luk ='".$hasil_Temproses[kd_luk]."', kd_tangguh ='".$hasil_Temproses[kd_tangguh]."', kd_dapur ='".$hasil_Temproses[kd_dapur]."'"; mysql_query($sql);} // Konfirmasi Sukses Proses echo "<meta http-equiv='refresh' content='0; url=?page=konsultasiok'>";}}?>
B.3 Source Code Hasil Konsultasi <?php include_once "librari/inc.koneksi.php"; include_once "librari/inc.librari.php"; $sql_user = "SELECT * FROM customer WHERE ID = '".$_SESSION['SES_USERID']."'"; $qry_user = mysql_query($sql_user, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Customer"); $hasil_qry = mysql_fetch_array($qry_user); $sql_hasil = "SELECT D.nm_dapur, A.MB_val, A.MD_val, A.CF_val, D.nm_keris, D.ricikan, T.nm_tangguh, T.definisi FROM aturan A, tmp_analisa TMP, ricikan R, luk L, tangguh T, pengetahuan D WHERE A.kd_ricikan = TMP.kd_ricikan AND A.kd_luk = TMP.kd_luk AND A.kd_tangguh = TMP.kd_tangguh AND A.kd_dapur = TMP.kd_dapur AND R.kd_ricikan = A.kd_ricikan AND L.kd_luk = A.kd_luk AND T.kd_tangguh = A.kd_tangguh AND D.kd_dapur = A.kd_dapur ORDER BY A.CF_val DESC"; $qry_hasil = mysql_query($sql_hasil, $koneksi) or die ("Gagal Proses Hasil Konsultasi"); $cek_hasil = mysql_num_rows($qry_hasil); $sql_kesimpulan = "SELECT MAX(A.MB_val) AS MaxMB, MAX(A.MD_val) AS MaxMD, MIN(A.MB_val) AS MinMB, MIN(A.MD_val) AS MinMD FROM aturan A, tmp_analisa TMP, ricikan R, luk L, tangguh T, pengetahuan D
WHERE A.kd_ricikan = TMP.kd_ricikan AND A.kd_luk = TMP.kd_luk AND A.kd_tangguh = TMP.kd_tangguh AND A.kd_dapur = TMP.kd_dapur AND R.kd_ricikan = A.kd_ricikan AND L.kd_luk = A.kd_luk AND T.kd_tangguh = A.kd_tangguh AND D.kd_dapur = A.kd_dapur GROUP BY A.kd_luk AND A.kd_dapur LIMIT 1"; $qry_kseimpulan = mysql_query($sql_kesimpulan, $koneksi) or die ("Gagal Proses Kesimpulan"); $hasil_kesimpulan = mysql_fetch_array($qry_kseimpulan); $sql_total = "SELECT COUNT(*) AS TotKonsul FROM customer_konsul WHERE userID = '".$_SESSION['SES_USERID']."'"; $qry_total = mysql_query($sql_total, $koneksi) or die ("Gagal Ambil data Customer"); $qry_total = mysql_fetch_array($qry_total); if($qry_total[TotKonsul]==""||$qry_total[TotKonsul]=="0"){ $KaliKonsul = 1; }else{ $KaliKonsul = $qry_total[TotKonsul]+1;}?> <link href="style/user.css" rel="stylesheet" type="text/css"> <br><table width="96%" border="0" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="BorderUtama"> <tr align="center"> <td height="22" colspan="3" bgcolor="#84B9D5" class="HEAD"><b>HASIL PROSES KONSULTASI</b></td></tr> <tr<td height="41" colspan="3" bgcolor="#f2f7ff" align="center"> <table width="100%" border="0" cellpadding="2" cellspacing="1"> <tr> <td width="18%">Nama</td> <td width="1%">:</td> <td width="68%"><?php echo $hasil_qry[nama_customer];?></td> <td width="13%" rowspan="4" align="center" valign="middle"><input class="submit" src="Image/disk.png" alt="add" title="Saving Consultation" type="image" onclick= <?php echo "location.href='?page=konsulsave'";?>></td></tr><tr>
<td>Alamat</td><td>:</td><td><?php echo $hasil_qry[alamat];?></td></tr> <tr><td>Tanggal Konsultasi </td> td>:</td><td><?php echo date('d-M-Y');?></td></tr> <tr><td>Konsultasi Ke</td> <td>:</td><td><?php echo $KaliKonsul;?></td></tr></table></td></tr> <tr class="ListBack"> <td height="29" colspan="3" align="center"> <b>HASIL IDENTIFIKASI KERIS JAWA </b></td> </tr> </tr> <tr> <td height="36" colspan="3" align="center"> <table width="100%" cellpadding="4" cellspacing="1" class="BorderUtama"> <tr class="HEAD"> <th width="3%"><div align="center">NO</div></th> <th width="12%" align="left"><div align="center">NAMA DAPUR </div></th> <th width="14%" align="left"><div align="center">NAMA KERIS </div></th> <th width="15%" align="left"><div align="center">RICIKAN</div></th> <th width="17%" align="left"><div align="center">TANGGUH</div></th> <th width="30%" align="left"><div align="center">DEFINISI</div></th> <th width="9%"><div align="center">NILAI CF</div></th> </tr> <?php $No=0; while($hasil_qry=mysql_fetch_array($qry_hasil)){ $No++; ?> <tr class="ListUtama"> <td align="center"><?php echo $No;?></td> <td><?php echo $hasil_qry[nm_dapur];?></td> <td><?php echo $hasil_qry[nm_keris];?></td> <td><?php echo $hasil_qry[ricikan];?></td> <td><?php echo $hasil_qry[nm_tangguh];?></td> <td><?php echo $hasil_qry[definisi];?><br><br></td> <td align="center"><font color="#FF0000"><b><?php echo $hasil_qry[CF_val];?></b></font></td> </tr> <?php } ?> </table> <?php if($cek_hasil>1){?>
<table width="100%" cellpadding="4" cellspacing="0" class="BorderUtama"> <tr> <td height="26" colspan="3"><b>HIPOTESA ANALISIS</b></td></tr> <tr bgcolor="#C8E3F0"> <td width="18%" height="26" valign="top"> <table width="191" cellpadding="1" cellspacing="1" lass="BorderUtama" bgcolor="#EBF2FA"> <tr bgcolor="#CCCCCC"> <td width="24" height="21" align="center">NO</td> <td width="69" align="center">NILAI MB</td> <td width="68" align="center">NILAI MD</td></tr> <?php $sql_hipotesa = "SELECT A.MB_val, A.MD_val, A.CF_val, D.nm_keris,T.nm_tangguh,T.definisi FROM aturan A, tmp_analisa TMP, ricikan R,luk L,tangguh T, pengetahuan D WHERE A.kd_ricikan = TMP.kd_ricikan AND A.kd_luk = TMP.kd_luk AND A.kd_tangguh = TMP.kd_tangguh AND A.kd_dapur = TMP.kd_dapur AND R.kd_ricikan = A.kd_ricikan AND L.kd_luk = A.kd_luk AND T.kd_tangguh = A.kd_tangguh AND D.kd_dapur = A.kd_dapur ORDER BY A.CF_val DESC"; $qry_hasil_hipo = mysql_query($sql_hipotesa, $koneksi) or die ("Gagal Proses Hipotesa Konsultasi");$NO=0; while($hasil_hipotesa=mysql_fetch_array($qry_hasil_hipo)){$NO++?> <tr bgcolor="#CCEBF4"> <td height="20" align="center"><?php echo $NO;?></td> <td align="center"><?php echo $hasil_hipotesa[MB_val];?></td> <td align="center"><?php echo $hasil_hipotesa[MD_val];?></td></tr> <?php } ?> </table> </td> <td width="1%"> </td> <td width="81%" height="26" valign="top"> <table width="100%" cellpadding="1" cellspacing="1" lass="BorderUtama" bgcolor="#EBF2FA"> <tr bgcolor="#CCCCCC"> <td width="25%" height="21" align="center" >NILAI MB MIN</td>
<td width="25%" align="center" >NILAI MB MAX</td> <td width="25%" align="center" >NILAI MD MIN</td>
<td width="25%" align="center" >NILAI MD MAX</td></tr> <tr bgcolor="#CCEBF4">
<td height="20" align="center" ><?php echo $hasil_kesimpulan[MinMB];?></td> <td align="center" ><?php echo $hasil_kesimpulan[MaxMB];?></td> <td align="center" ><?php echo $hasil_kesimpulan[MinMD];?></td> <td align="center" ><?php echo $hasil_kesimpulan[MaxMD];?></td></tr></table> <table width="100%" cellpadding="1" cellspacing="1" lass="BorderUtama" bgcolor="#EBF2FA"> <tr bgcolor="#CCCCCC"> td width="50%" height="21" align="center" >NILAI CF GABUNGAN "^"</td> <td width="50%" align="center" >NILAI CF GABUNGAN "v"</td></tr> <tr bgcolor="#CCEBF4"> <td height="20" align="center" ><?php $CFDan = $hasil_kesimpulan[MinMB]-$hasil_kesimpulan[MinMD]; echo $CFDan;?></td> td align="center" ><?php $CFAtau = $hasil_kesimpulan[MaxMB]-$hasil_kesimpulan[MaxMD]; echo $CFAtau;?></td></tr></table> </td></tr></table> <?php }?></td> </tr></table><br>
4.2.1 Mekanisme Inferensi
4.2.1.1 Forward Chaining
Gambar 4.2
Pohon Inferensi Sstem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa
19
D35 D36
12
D55 D59 D53 D57 D56 D60 D52 D63
D53 D63
D54
D55
D58
L1
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK
KERIS JAWA
6
D41 D42 D43
L2
7
D43 D45 D47
11
D49
12
D42 D48 D41 D46 D45 D50 D51
16
D46
18
D46 15
D41 D51
D42
D45
D50
24
D43 D47 25
D45 D46 D49
27
D42 D50
D41 D51
5
D57
6
D57 D59
D56 D63
7
D55 D63
10
D63
14
D63
15
D53 D58
16
D55 D63
D56
D60
D57
17
D53
19
D63
20
D53 D63
21
D60
22
D52
24 26
D63
25
D53 D58 D52 D56 D55 D59 D63
L3
10
D6 D26 D4 D15 D13
6
D14 D21 D12 D19 D18 D22 D7 D39 D40 7
D7 D16 D4 D14 D11 D18 D1 D34 D37 D40
11
D4 D21 D3 D6 D5 D24
14
D1 D39
D2
D9 D3
D13 12
D9 D14 D7 D12 D11 D18 D4 D20
15
D2 D22
D4
D10
D17
16
D20
20
D12 D14
D8 D15
21
D38
22
D8
24
D16 D29 D11 D18 D17 D32 D1 D39
25
D4 D32
D9
D22 D12
D30
27
D22
5
D23 D25 D33
19
D35 D36
26
D8 D17 D6 D16 D15
Mekanisme Inferensi Lanjutan
Gambar 4.2
Pohon Inferensi Sstem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa (Bagian 3)
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK
KERIS JAWA
25
D102 D104 D105
27
D102 D105 D108
5
D109
6
D101 D110
D102
D105
D107
D103 D110
D101 D111
7
10
D102 D110
11
D109 D111
12
D110 D108 D107 D105 D102 D101
14
D102 D110
15
D110 D107 D103 D105 D102 D101
18
D103
1 19
D102
1 20
D102
D108 D106 D105 D104 D102 D101
24
L7
6
D112
D115
D116
L8
7
D113 D116
12
D112
D114
D115
14
D113
15
D112
24
D115 D116
25
D115 D116
27
D115
6
D118
L9
12
D118 D119
6
D118
L10
14
D120
6
D121
D122
D123
12
D121 D122
14
D123
24
D121 D122
L11 L12
6
D124
12
D124
15
D124
25
D124
6
D125
12
D125
15
D125
25
D125
L13
6
D126
12
D126
15
D126
25
D126
L14
Mekanisme Inferensi Lanjutan
Gambar 4.2
Pohon Inferensi Sstem Pakar Identifikasi Bentuk Keris Jawa (Bagian 2)
D74 D80 D73 D79 D78 D81 D82
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI BENTUK
KERIS JAWA
D68 D71
D66 D72
7
5
D64
D66 D71
D65 D72
6 10
D67 D72
11
D69 D72
12
D66 D70 D65 D69 D68 D71 D64 D72
14
D71 D72
19
D71
17
D68 D72
15
D65 D71
20
D71
D66 D69
D65 D72
24 25
D69 D72
26
D67
L5 L6
27
D93 D96 D97
D95
D99 D94
D98
D96
D100
6
D95 D96
7
D91 D99
10
D90
D96 D89
D95
D93
D97
D98
12
D95 D97
14
D95 D96
19
D92
D97 D90
D96
D95
D98
15
D95 D96
20
D95 D96
D92 D98
24 25
D91 D97 D98
L4
5
D88
10
D86
12
D75
D79 D73
D78
D76
D80
D81
D82
D83
7
D74 D87
D77
D80 D78
D86
6 14
D74 D76
15
D74
D80 D73
D79
D75
D83
D84 D83
D74 D87
19 20
D74
D74
D80 D73
D79
D75
D83
D84 D85
24
D73 D87
D75
D76
D77
25
27
D79
LAMPIRAN A
WAWANCARA
A.1 Wawancara Dengan Seorang Yang Mengerti Tentang Keris
Tanggal : 25 April 2011
Narasumber : Victor Amrizal M.Kom
Narasumber adalah dosen pembimbing dan seorang yang mengerti tentang keris.
Penulis : Apa tujuan dari sistem pakar identifikasi keris ?
Narasumber : Tujuannya melestarikan kebudayaan Indonesia terutama keris agar
kebudayaan indonesia tidak di akui Negara lain dan melestarikan
kepakaran tentang keris.
Penulis : Apakah kepakaran sudah jarang di temukan?
Narasumber : Kepakaran keris sudang jarang di temukan.
Penulis : Selain itu apa tujuan lain?
Narasumber : Untuk membantu para pecinta keris untuk mengetahui tentang keris
yang dimiliki, karena untuk identifikasi keris sekarang biayanya
sudah cukup mahal, ambil contoh saja di museum keris TMII,
untuk identifikasi sebuah keris saja harus mengeluarkan biaya
sekitar Rp 100.000.
Penulis : Apa saja yang harus diperhatikan dalam identifikasi keris ?
Narasumber : Dalam mengidentifikasi keris harus di perhatikan beberapa
komponen.
Penulis : Komponen apa saja yang harus diperhatikan dalam identifikasi
keris ?
Narasumber : Komponen yang harus di perhatikan yang pertama yaitu ricikan
keris.
Penulis : Ada berapa jenis ricikan dalam keris ?
Narasumber : Jenis ricikan keris ada banyak.
Penulis : Selain ricikan apakah ada komponen lain ?
Narasumber : Selain ricikan, harus di perhatikan bentuk luk atau lengkung keris.
Penulis : Ada berapa bentuk luk atau lengkung keris ?
Narasumber : Bentuk luk keris ada sekitar 29 dan bentuk luk keris yang normal
selalu ganjil.
Penulis : Apa lagi yang harus di perlukan dalam identifikasi keris ?
Narasumber : Yang harus di perhatikan lagi yaitu dapur keris.
Penulis : Dalam sistem pakar ini apa saja yang di butuhkan untuk
identifikasi keris ?
Narasumber : Yang di butuhkan dalam sistem pakar ini sama dengan identifikasi
biasanya.
Penulis : Apa yang harus pertama di perhatikan dalam identifikasi dalam
sistem pakar ini ?
Narasumber : Yang pertama harus memprhatikan rikan keris.
Penulis : Kemudian apa lagi yang harus di perhatikan ?
Narasumber : Yang selanjutnya adalah luk keris.
Penulis : Apa yang di hasilkan sistem pakar yang akan di buat?
Narasumber : Sistem pakar harus menghasilkan hasil dari identifikasi yang berupa
nama keris, nama dapur, tangguh, dan definisi keris kemudian ada
nilai faktor kepastiannya.
Penulis : Apa fungsi dari nilai kepastian ?
Narasumber : Nilai kepastian untuk memastikan nilai faktor kepastian dari hasil
identifikasi keris karena dengan faktor kepastian maka hasil dari
identifikasi bisa di bandingkan.
Narasumber
Victor Amrizal M.Kom