cover - pdfmachine from broadgun software, http ... · pdf filei lembar persembahan manisnya...

68
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Eksperimen di Kelas VII MTS. Al-Mafatih Palmerah ) SKRIPSI OLEH : HERLINA 101016020918 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M

Upload: truongthien

Post on 15-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA

(Eksperimen di Kelas VII MTS. Al-Mafatih Palmerah )

SKRIPSI

OLEH :

HERLINA

101016020918

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H / 2007 M

id17002875 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

i

LEMBAR PERSEMBAHAN

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya

memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan menuntaskan

pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.

Istighfar dapat membukakan semua masalah yang terkunci, melapangkan

hati dan melenyapkan segala kesulitan. Ia merupakan porsekot rizki dan

pembawa kesuksesan. Setiap keranjang dapat penuh karena isi, hanya

karena ilmu kian diisi kian minta tambah, dengan ilmu, iman, akhlak dan

cinta hidup lebih indah dan bermakna.

Kesungguhan dan kesabaran telah dapat mengalahkan segalanya, rasa lelah, putus

asa, bosan dan lain sebagainya, kini yang ada hanyalah rasa suka cita,

kebahagiaan dan kekuatan untuk menapaki langkah selanjutnya demi mencapai

cita-cita.

Skripsi ini ku persembahkan untuk orang-orang yang telah banyak

memberikan penghidupan dan arti pentingnya kehidupan kepada penulis: Ibuku,

sahabat-sahabat pelipur lara dan seseorang adam yang telah memberikan support,

yang telah memberikan warna cinta dan kasih sayangnya, dengan do�a, perhatian

dan motivasi.

id17018406 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

i

ABSTRAK

Herlina, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Judul: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar

Biologi Eksperimen di Kelas VII MTs Al Mafatih Palmerah Jakarta Barat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas

terhadap hasil belajar biologi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen

dengan Pretest, Posttest Equivalent Group Design. Penelitian dilaksanakan di

MTs Almafatih Palmerah Jakarta Barat dengan teknik pengambilan sampel secara

simple random sampling dan pemilihan kelas dilakukan secara random, dan

didapatkan siswa kelas VII-I sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-II sebagai

kelas kontrol. Instrumen hasil belajar berupa tes berbentuk pilihan ganda yang

telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan adalah hasil

belajar biologi yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil belajar biologi yang diajarkan dengan tidak pengelolaan kelas.

Analisis data menggunakan uji-t pada taraf signifikasi 0,05 hal ini dapat dilihat

dari t hitung > t tabel.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa

yang diajarkan dengan pengelolaan kelas lebih tinggi daripada siswa yang diajar

dengan tidak menggunakan pengelolaan kelas.

Kata kunci: Pengelolaan kelas, Biologi, dan Hasil belajar

id17061296 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

ii

ABSTRACT

Herlina, Biology Study Program, Majoring of Natural Sciences Education

(IPA), Science of Tarbiyah and Teachership Faculty, University of Islamic

Nationality (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Title: The Influence Management

Class For The Result of Learning Biology, Subject: This Experiment in The Seven

of class (VII) Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School.

This research aims to know the influence management of class For the

result of learning subject biology Experiment Method are used in this thesys with

Pretest-Posttest Equivalent Group Design. This research has been executed

Almafatih Palmerah West Jakarta Junior High School with sample technic. The

ways of sample technic are simple Random Sampling and choosing of the class

with Random Way. They get students in seven-I of the class (VII-I) as the

experiment class and seven of II (VII-II) the class as control class the multiple

choice is the instrument of this thesys to get the result. The multiple choice have

been tested with validation and reliabilitation ways. Hypothesys in this thesys are

used the result learning of biology subject with management of class more higher

than. The result learning of biology subject with no management of class. Analyst

of data using t-test. In the significant level 0,05. It can be seen from the value t

count > t table. The conclusion of this research are the result learning of biology

subject for Almafatih student with management class more higher than no

management class.

Keys Words: Management class, Biology, and Result of study.

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Puji syukur kehadirat Illahi rabb atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada

Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat ridho-Nya dan bantuan, bimbingan serta dorongan

dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku dekan, Bapak Prof. Dr. Aziz

Fakhrurrozi, M.Ag selaku pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus penguji I sidang

munaqasah dan Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku dosen pembimbing

akademik sekaligus penguji II sidang munaqasah.

2. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku ketua jurusan pendidikan IPA

dan Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd selaku kaprodi IPA Biologi sekaligus

dosen pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktu tenaga

dan fikiran di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, MSc, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA, serta para

Dosen di Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan

nya kepada penulis.

4. Kepala sekolah, dewan guru MTs Almafatih Palmerah yang telah

menyediakan waktu dan tempat untuk penelitian ini.

5. Sembah sujud dan bakti ananda kepada ibunda tercinta dan segenap keluarga

tercinta yang dengan penuh keikhlasan memberikan do�a, motivasi, dan

memberikan bantuan moril maupun materil yang tak terhingga demi

terselesaikannya skripsi ini.

6. Sobat-sobatku terima kasih atas kebersamaan, support dan bantuannya demi

terselesaikan skripsi ini. Mas Robert terima kasih atas asah asih asuh yang

id17079812 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

iv

telah kau berikan kepada diriku. Serta teman-teman di jurusan pendidikan IPA

yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

kasih atas motivasinya untuk penulis.

7. Suamiku tercinta tersayang, yang telah memberikan motivasi dan bantuan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Hanya asa dan do�a yang penulis panjatkan semoga pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang

berlipat ganda dari Allah SWT, amiin.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, Mei 2008

Penulis

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1

B. Identifikasi Masalah...................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ..................................................... 5

D. Perumusan Masalah ...................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ........................................................ 5

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoretis ......................................................... 6

1. Pengelolaan Kelas ................................................... 6

a. Pengertian Pengelolaan Kelas............................ 6

b. Tujuan Pengelolaan Kelas ................................. 9

c. Ketrampilan Pengelolaan Kelas ......................... 10

d. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas ................ 12

e. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas ..................... 20

f. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas................ 21

g. Pengelolaan Kelas yang Efektif ......................... 21

2. Hasil Belajar Biologi .............................................. 22

a. Pengertian Belajar ............................................. 22

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........ 26

id17095203 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

vi

c. Pengertian Biologi............................................. 29

d. Hakikat Hasil Belajar Biologi ............................ 30

3. Pengaruh Pengelolaan Kelas dengan Hasil

Belajar Biologi ........................................................ 36

B. Kerangka Berpikir......................................................... 37

C. Hipotesis Penelitian ...................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian .......................................................... 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................... 39

C. Populasi dan Sampel ..................................................... 39

D. Metode Penelitian ......................................................... 39

E. Tahapan Penelitian........................................................ 40

F. Variabel Penelitian........................................................ 41

G. Sumber Data ................................................................. 43

H. Kaliberasi Instrumen .................................................... 43

I. Desain Penelitian .......................................................... 45

J. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 46

K. Teknik Analisis Data..................................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian ............................................. 49

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Pretest Biologi ........... 49

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Posttest Biologi.......... 51

3. Perbedaan Mean Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .......................................................... 53

B. Pengujian Prasyarat Analisis ........................................ 54

1. Uji Normalitas......................................................... 54

2. Uji Homogenitas ..................................................... 55

C. Pengujian Hipotesis...................................................... 56

D. Pembahasan ................................................................. 57

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................. 60

B. Saran............................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, sebab pendidikan

merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan

pikiran. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin

perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan

merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

daya manusia.

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan.1 Aktivitas

dalam mendidik yang merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada

sesuatu yang hendak dicapai dalam pekerjaan tersebut, maka dalam

pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap

jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem

pendidikan yang integral.

Menurut Undang�undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bab I pasal (1) :2

�Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara�.

Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam

mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan

teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar

1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu

Pendekatan Teoretis Psikologis, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi, Cetakan ketiga, September, 2005), h.22.

2 Undang-undang No. 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : CV. Mini Jaya Abadi, 2003), h.5

id17120187 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

2

mengajar. Sebab jika ditinjau dari undang-undang sebagaimana tersebut di

atas tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa,

tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan mereka menjadi sumber daya

manusia yang terampil dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta liberalisasi yang terjadi di masa nanti.3

Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat

mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa

maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan

Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal

yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan

waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang

selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.4

Dan untuk mewujudkan hal tersebut perlu diciptakan suasana kelas

yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas

proses belajar mengajar yaitu :

�Memanggil setiap murid dengan namanya, selalu bersikap sopan kepada murid, memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu, merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran, mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini, dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran,berikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara, mengutarakan maksud anda melaksanakan hal yang telah anda katakan kepada murid, bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid. 5 Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang

diamanatkan oleh Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : �Tujuan pendidikan nasional

3 Atiek W dan Yudha I, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan

Pembelajaran Kimia di SMU dalam Menghadapi Abad 21, ( Jurnal P&K, Juli 2001), No. 30, Thn ke 7, h.353.

4 Madri M. dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, ( Jurnal Pembelajaran, Desember 2004 ), Vol. 27, No. 03, h. 274.

5 Mary Underwood, Pengelolaan Kelas yang Efektif suatu Pendekatan Praktis, (Penerbit Arcan,2000), h 39.

3

adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab�.6

Untuk menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang

tercakup dalam kurikulum khususnya mata pelajaran biologi untuk SMP

secara keseluruhan tidaklah mudah. Menurut Nasrun dalam forum pendidikan

mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan

media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu

menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana

pengajaran dengan baik7.

Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan

pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi

pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis

bagi kegiatan instruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola

kelas hendaklah ia mampua mangantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan

mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi8.

Langkah yang dapat dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran

adalah melaksanakan pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran.

Salah satunya dengan menggunakan alat peraga atau prototype subyek/obyek

materi sebagai alat bantu siswa dalam memahami konsep-konsep biologi, serta

pembenahan sistem ventilasi kelas agar tercipta lingkungan kelas yang

nyaman, praktik lapangan, pembentukan kelompok belajar, dan diharapkan

pengembangan pembelajaran serta pengajaran tersebut siswa dapat lebih

memahami dengan baik materi pelajaran biologi yang disampaikan oleh guru.

Dengan melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dapat dipandang

sebagai suatu usaha yang sangat penting dan harus mendapat prioritas oleh

6 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Op.Cit, h. 5-6. 7 Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek

Lapangan Kependidikan, (Forum pendidikan :Universitas Negeri Padang, XXVI (04), Desember 2001), h.428.

8 Ibid, h.429.

4

seorang guru dalam berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan

kurikulum dan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan

pemberian kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan

terarah.

Mata pelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai

seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan,

masyarakat, bangsa dan negara. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu

dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya

sekedar penguasaan kumpulan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja

tetapi juga merupakan proses penemuan.

Untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa, dapat diwujudkan

dengan pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus

memberi penekanan dan pengalaman secara langsung serta merancang proses

belajar mengajar di kelas yang memberi banyak kesempatan kepada siswa

untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah

dipelajarinya.

Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan dalam bentuk karya ilmiah

berupa skripsi dengan judul � PENGARUH PENGELOLAAN KELAS

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MT.S ALMAFATIH

PALMERAH JAKARTA BARAT�.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi di antaranya yaitu:

1. Pengelolaan kelas lebih baik dibandingkan tanpa penggunaan pengelolaan

kelas.

2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar biologi siswa.

3. Pengelolaan kelas yang digunakan guru mempengaruhi hasil belajar siswa

pada mata pelajaran biologi.

5

4. Cara mengelola kelas pada siswa dan dapat menciptakan iklim belajar

yang baik.

5. Pengelolaan kelas dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil

belajar biologi.

C. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penelitian ini pada :

1. Pengelolaan kelas pada siswa yang mampu menempatkannya sebagai

pusat dari proses belajar mengajar.

2. Hasil belajar biologi siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut: pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil

belajar biologi siswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Guru biologi, yaitu sebagai umpan balik terhadap kemampuan mengelola

kelas yang dimilikinya agar lebih ditingkatkan lagi kemampuan tersebut

untuk proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa.

2. Kepala sekolah, yaitu sebagai masukan terhadap kemampuan mengelola

kelas yang dimiliki oleh seorang guru biologi sehingga akan lebih

ditingkatkan lagi pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja guru

tersebut.

3. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai

pengelolaan kelas dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat

menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.

7

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,

DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Pengelolaan Kelas

a. Pengertian Pengelolaan Kelas

Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk

dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi

belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik diharapkan

proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula. Proses

pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya

kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. Maka dari itu penting sekali

bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan kondisi belajar

mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas yang optimal

dalam kegiatan instruksional kemampuan pengelolaan kelas merupakan salah

satu faktor yang juga harus dikuasai oleh seorang guru, di samping faktor-

faktor lainnya.1 Kemampuan tersebut yang kemudian disebut dengan

kemampuan mengelola kelas.

1 Nasrun, Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan

Kependidikan, (Forum Pendidikan : Universitas Negeri Padang, XXVI (04), Desember, 2001 ),h.429.

id17138203 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

8

Sebelum memberikan pengertian tentang pengelolaan kelas berikut ini

adalah pengertian tentang kelas yang dikemukakan oleh Purnomo, bahwa

"Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar

(lingkungan emosional)".2

Lingkungan fisik meliputi : (1) ruangan, (2) keindahan kelas, (3)

pengaturan tempat duduk, (4) pengaturan sarana dan alat pengajaran, (5)

ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional

meliputi: (1) tipe kepemimpinan guru, (2) sikap guru, (3) suara guru, (4)

pembinaan hubungan yang baik.3

Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat

statis dan pasif, namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa

dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas adalah pada

aktivitasnya untuk dapat menjalankan aktivitas atau kegiatan pembelajaran

yang dinamis perlu adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas baik dan

terencana.

Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung

dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai

materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang

tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam

2 Purnomo, Strategi Pengajaran, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,

Email:[email protected], 2005 ),h.3. 3 Ibid. h.17

9

mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya proses

belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan

dengan "penyelenggaraan, pengurusan".5 Sedangkan yang dimaksud dengan

kelas adalah "tingkat, ruang tempat belajar di sekolah". 6 dengan kata lain

pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses

penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan belajar

mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang

dikemukakan oleh Usman, bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan

guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar".7

Sedangkan menurut Wina Sanjaya bahwa pengelolaan kelas adalah :

�Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala

terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran�.8

4 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek.

(Malang : UMM Press, 2005), h.200. 5 W.J.S., Poerwadarmita, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia,

( Jakarta : Balai Pustaka, 2002 ), h.470. 6 Ibid., h.446. 7 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2002),

h.97. 8 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta

: Kencana Prenada Media Grup, 2005), Edisi pertama, Cetakan ke-2, h.174.

10

Pendapat lain yang cukup menarik dalam buku Quantum Teaching

tentang kelas, yaitu berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas

yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.9

Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh

para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman yang

jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi

yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung

secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang amat kompleks dan

seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan

kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pandangan mengenai pengelolaan kelas sebagaimana telah

dikemukakan di atas intinya memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa

pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan

suatu kondisi proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan

pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran di mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang

secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.

b. Tujuan Pengelolaan Kelas

Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. 10

9 Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer, Quantum Teaching mempraktikan

Quantum Learning di Ruang Kelas, ( Bandung : Kaifa, 2002 ), h. 3.

11

1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.

2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada

tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah

penyediaan fasilitas bagi bermacam�macam kegiatan belajar siswa sehingga

subjek didik terhindar dari permasalah mengganggu seperti siswa mengantuk,

enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengajukan pertanyaan

aneh dan lain sebagainya.11

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas

adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal di

dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu

juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang

digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa

dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.

c. Ketrampilan Mengelola Kelas

Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung

dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, menguasai

materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan evaluasi yang

10 Moh. Uzer Usman, Op.Cit, h. 10. 11 Hendyat Soetopo, Op. Cit, h. 200.

12

tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan guru dalam

mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang mengganggu jalannya proses

belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan kemampuan mengelolanya.

Oleh sebab itu kegiatan guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan

pengelolaan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas12. Tujuan pengajaran

yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan materi

tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia, merupakan contoh masalah

pembelajaran. Sedangkan subyek didik mengantuk, enggan mengerjakan

tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman lain, mengajukan

pertanyaan aneh, tempat duduk banyak kutu busuk, ruang kelas kotor,

merupakan contoh masalah pengelolaan kelas. Dan untuk penanggulangannya

seorang guru harus dapat memberikan bimbingan sebab ini secara psikologis

akan menarik keterlibatan siswa. Guru bisa memulainya dengan apa yang

siswa sukai, bagaimana cara berpikir mereka dan bagaimana mereka

menyikapi hal�hal yang terjadi dalam kehidupan mereka.13

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan siswa

perlu diperhatikan hal�hal sebagai berikut :

1. Aksesbilitas : siswa mudah menjangkau alat dan sumber belajar. 2. Mobilitas : siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian

yang lain. 3. Interaksi : memudahkan terjadi interaksi antara diri siswa maupun antar

siswa

12 Ibid, h. 200.

13 Bobbi De Porter,dkk., Quantum Learning, ( Bandung : Kaifa, 2000), h. 26.

13

4. Variasi kerja siswa : memungkinkan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan atau berkelompok.14

Pada intinya, kemampuan guru memilih strategi pengelolaan kelas

yang tepat sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah

kelas yang dihadapinya jika ia tepat meletakkan strategi tersebut maka proses

belajar mengajar akan efektif.

d. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Menurut James Cooper yang dikutip oleh Hendyat Soetopo

mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu pendekatan

modifikasi perilaku, pendekatan sosio-emosional, dan pendekatan proses

kelompok.15 Berikut penjelasan ketiga pendekatan di atas adalah sebagai

berikut :

1. Pendekatan modifikasi perilaku (Behavior-Modification Approach)

Pendekatan ini didasari oleh psikologi behavioral yang menganggap

perilaku manusia yang baik maupun yang tidak baik merupakan hasil

belajar. Oleh sebab itu perlu membentuk, mempertahankan perilaku yang

dikehendaki dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak

dikehendaki.

Berdasarkan pendekatan ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

dalam pendekatan modifikasi perilaku aktivitas di utamakan pada

14 Boediono, Kegiatan Belajar Mengajar Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi http : //

www. Puskur. Or. Id / Data / Buku KBM. Pdf, (Jakarta : Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002), h. 8. 15 Hendayat Soetopo, Op Cit. h. 201-205

14

penguatan tingkah laku siswa yang baik maupun tingkah laku siswa yang

kurang baik, dengan pendekatan ini diharapkan guru dapat merubah

tingkah laku siswa sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.

Teknik-teknik yang dapat diterapkan adalah16:

a). Penguatan negatif

Penguatan negatif adalah pengurangan hingga penghilangan stimulus

yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulangnya perilaku

yang diharapkan.

b). Penghapusan

Penghapusan adalah usaha mengubah tingkah laku subyek didik

dengan cara menghentikan respon terhadap tingkah laku mereka yang

semula dikuatkan oleh respon itu.

c). Hukuman

Yaitu penghentian secara langsung perilaku anak yang menyimpang.

Sebenarnya penguatan negatif dan penghapusan merupakan hukuman

yang tidak langsung. Dengan kata lain hukuman adalah pengajuan

stimulus tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera

tingkah laku subyek didik yang tidak diharapkan.

2. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional (Socio-Emotional Climate Approach)

Pendekatan sosio-emosional bertolak dari psikologi klinis dan konseling.

Pandangannya adalah bahwa proses belajar-mengajar yang berhasil

16 Ibid. h. 201-202

15

mempersyaratkan hubungan sosio-emosional yang baik antara guru-

subyek didik.

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini mengutamakan pada hubungan

yang baik antar personal di dalam kelas, baik itu guru dengan siswa

maupun siswa dengan siswa, sehingga siswa merasa aman dan senang

berada dalam kelas serta berpartisipasi dalam proses belajar mengajar

dalam kelas. Dengan kata lain peran guru sangat penting dalam

menciptakan iklim belajar yang kondusif dan guru diharapkan dapat

merasakan apa yang dirasakan oleh siswa serta mampu menyikapinya

secara demokratis

3. Pendekatan Proses Kelompok (Group-Process Approach)

Pendekatan proses kelompok berangkat dari psikologi sosial dan dinamika

kelompok, dengan anggapan bahwa proses belajar-mengajar yang efektif

dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok. Untuk itu guru harus

mengusahakan agar kelas menjadi suatu ikatan kelompok yang kuat.

Dapat penulis simpulkan pendekatan proses kelompok ini bahwa

pengalaman belajar siswa didapat dari kegiatan kelompok di mana dalam

kelompok terdapat norma-norma yang harus diikuti oleh anggotanya,

terdapat tujuan yang ingin dicapai, adanya hubungan timbal balik antar

anggota kelompok untuk mencapai tujuan, serta memelihara kelompok

yang produktif.

16

Lain halnya dengan guru yang memperhatikan siswa, selalu

terbuka, terhadap keluhan siswa, mau mendengarkan kesulitan belajar siswa,

maupun selalu bersedia mendengarkan saran dan kritik dari siswa adalah guru

yang disenangi oleh siswa. Siswa akan rindu dengan kehadirannya, siswa

merasa nyaman disisinya, dan siswa merasa bahwa dirinya adalah keluarga

bagi guru tersebut. Figur yang demikian ini biasanya akan sedikit sekali

menemui kesulitan dalam mengelola kelas.

Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru seperti inilah yang

diyakini berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil

belajar siswa. Dengan kata lain, menciptakan iklim kelas yang baik

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas

pembelajaran di kelas.

Jadi pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal.

17

Dari Sini

2. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Belajar

Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning

yang dikutip oleh Purwanto mengemukakan:

"Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang."17 Hal lain dikemukakan oleh Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno

bahwa: "belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan

mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah

laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain

sebagainya."18

Definisi lain seperti yang dikutip oleh E.L. Torndike tentang

pengertian belajar, yaitu: "belajar merupakan suatu bentuk perubahan perilaku

yang dapat diamati yang terjadi melalui hubungan rangsangan, jawaban

menurut prinsip-prinsip yang mekanistik".19 Ditambah oleh Mulyono

Abdurrahman bahwa belajar dapat diartikan sebagai: "suatu proses dari

17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2002), h. 82. 18 Ahmad Mudzakir, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Pustaka Setia, 2001), h. 34. 19 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.Rineka

Cipta, 2003), h. 28.

18

seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar yaitu suatu bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap."20

Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu

fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian

orang menafsirkan arti belajar.21

Menurut Gagne yang dikutip Nurdin Ibrahim, memaparkan bahwa :

Belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh siswa. Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai.22 Sementara Wittig seperti dikutip oleh Muhibin Syah mengemukakan

bahwa belajar : merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam

segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai

pengalaman.23 Perubahan yang menyangkut seluruh aspek psikofisik

organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah

organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses

belajar itu tidak dapat diobservasi langsung�.24

Sedangkan menurut Witrock, belajar adalah : suatu terminologi yang

menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut

20 Ibid., h. 30. 21 Mulyadi Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 64.

22 Nurdin Ibrahim, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7, September 2001), h. 487.

23 Muhibin Syah, M.Ed Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2006), h. 90.

24 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Op.Cit, h. 66.

19

mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap,

pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman.25

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Kartini Kartono kegiatan proses belajar mengajar dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal yang dapat dijabarkan

lebih lanjut sebagai berikut : 26

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya meliputi:

a) Intelegensi

Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang bersifat umum

untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai

komponen.

b) Bakat

Merupakan potensi atau kemampuan yang jika dikembangkan melalui

belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

c) Minat dan perhatian

Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang

yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung

untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Begitu

juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinue baik secara

25 Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil

Belajar,(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.044, Tahun ke-9,Jakarta:September, 2003), h.734-735. 26 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV. Rajawali, 2000), h. 3.

20

sadar maupun secara tidak sadar pada objek tertentu biasanya akan

membangkitkan minat pada objek tersebut.

d) Kesehatan jasmani

Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar seseorang apabila memiliki

badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan mempunyai

semangat dalam belajar. Namun sebaliknya seseorang yang sedang

dalam kondisi sakit maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam

belajar.

e) Cara belajar

Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien.

Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada

saat proses belajar mengajar berlangsung, mempelajari kembali materi

pelajaran yang telah diterima, membaca dengan teliti dan betul

materinya, mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi

yang telah diajarkan.27

2. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan,

lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan

bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara 27 Ibid, h. 4.

21

langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi

tiga macam yaitu: 28

1. Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.

2. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.

3. Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.

Sedangkan menurut Jhon M. Keller sebagaimana yang dikutip oleh

Mulyono Abdurrahman berpandangan bahwa : "belajar sangat dipengaruhi

oleh dua macam masukan, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs)

dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental

inputs)."29

Pendapat lain yang diungkapkan Muslim dalam Jurnal Penelitian

bidang pendidikan menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,

yaitu: 30

1. Strategi pembelajaran, salah satu strategi yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran, penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut.

2. Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap dalam menerima, memikirkan, memecahkan masalah, ataupun dalam informasi.

Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

28 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 130 � 138. 29 Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, h. 106. 30 Roestiah N.K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT.Bina Aksara, 2000), h. 155.

22

eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak

didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli

eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau

terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut.

c. Pengertian Biologi

Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan logos.

Bios berarti hidup, sedangkan logos berarti pembicaraan atau ilmu. Jadi

biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat makhluk

hidup.31

Biologi merupakan wahana untuk menyadari keteraturan alam untuk

mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.32 Selain itu,

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta

tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara.33

Konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual,

sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang merupakan

hakikat utama.34 Pembelajaran biologi akan menyusun rangkaian gambar dan

31 Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, (Surabaya: Kashiko, 2002), cet.ke-1, h. 50. 32 Dr. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, implementasi,

(Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003), h. 213. 33 Ahmad Ridwan, dkk, KBK Mata Pelajaran Biologi untuk SMU, (Jakarta: Depdiknas,

2001), h. 3. 34 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat

Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PAU � PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h. 11.

23

membuat interkoneksi, kemudian menyusun abstraksi sehingga lahirlah

konsep.35

Dalam proses pembelajaran, khususnya biologi, seorang siswa dituntut

untuk menguasai tiga dominan atau ranah yang meliputi: 36

1. Kognitif, memiliki enam taraf, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Afektif, meliputi: memperhatikan, merespon, menghayati nilai, mengorganisasikan, dan memperhatikan nilai atau seperangkat nilai.

3. Psikomotor, meliputi: persepsi, respon terbimbing, respon mekanisis, dan respon kompleks.

Mengingat akan hal tersebut, maka biologi bukanlah ilmu pengetahuan

yang statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan

pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru

ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi.

Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan

mengalaminya secara langsung.

Pada proses belajar biologi harus dikembangkan keterampilan proses

IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA. Sehingga proses

belajar lebih berfokus pada keterampilan intelektual, keterampilan proses

merupakan sejumlah keterampilan yang memungkinkan siswa memproses

lebih lanjut dalam mempelajari biologi, seperti observasi, klasifikasi,

interpretasi, merancang percobaan dan aplikasi.

35 Ibid, h. 9.

36 James W. Popham dan Eval L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Penterjemah T. Amirul Hadi, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001), h. 29-33.

24

d. Hakikat Hasil Belajar Biologi

Hakikat hasil belajar biologi adalah untuk menghantarkan siswa

menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di sini mengisyaratkan

bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal

(memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainkan harus menjadikan siswa

untuk mengerti dan memahami (to understand) konsep-konsep tersebut dan

menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. 37

Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai

akibat dari proses belajarnya.38

Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam proses

belajar mengajar berpendapat : "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai

oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu

atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat."39

Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat

dari suatu proses belajar.40

37 Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, no.036, tahun ke-8,Mei, 2002), h.389 38 Veithzal Rifa�i, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat

Spama Survei di DiklatDepkes.(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta : Depdiknas, Januari 2003), h.130 39 Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2000), h. 65. 40 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Sinar Baru Algesindo, 2000), h. 28.

25

Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil belajar adalah : 41

Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama. Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli

maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan

aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan

memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar

memiliki ciri-ciri: 42

1. Perubahan terjadi secara sadar 2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional 3. Perubahan bersifat positif dan aktif 4. Perubahan bukan bersifat sementara 5. Perubahan bertujuan dan terarah 6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke

tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut

Bloom meliputi tiga ranah, yaitu: 43

1. Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comperhension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application (menerapkan)

41 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 92.

42 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003), h. 3-4. 43 Sardiman A.N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), h. 23-24.

26

2. Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon), valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).

3. Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Sedangkan menurut Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto hasil

belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisme mengalami

perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah terjadi

jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut diperoleh

dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan.44

Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan

atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari

seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan

motorik.45

Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam diri

seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan

dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah

berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat

meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah

44 Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi:Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi, (Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1, Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, Maret 2004), h.63.

45 Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2003), h. 102-103.

27

hidupnya.46 Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting

untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil

belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah.47

Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak

hanya menilai hasil usaha muridnya saja tetapi sekaligus juga menilai hasil

usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu

guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui

status anak dalam kelas, membantu guru dalam usaha memperbaiki metode

belajar mengajar. Selain bagi guru kegunaan hasil belajar bagi administrator

adalah untuk memberi laporan kemajuan murid kepada orang tua, memberi

ikhtisar mengenai hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga

pendidikan.48 Untuk lebih jelasnya mengenai hasil belajar biologi dapat dilihat

pada bagan dibawah ini :

Bagan 1 : Hasil Belajar Siswa

46 Dr.Ir.Wayan Koster.MM., Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa

SLTPN di Jakarta, (Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2000), h. 26. 47 Yusmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta, (Pelangi Pendidikan, Volume 5, No.1, 2002), h. 2.

48 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), h. 299-302.

Pengetahuan

Perilaku

Belajar Tes Hasil Belajar

Nilai

28

Dari bagan di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan

oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan

karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung

dari pengetahuan dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan

terhadap apa yang dipelajarinya.

Jadi hasil belajar biologi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran biologi setelah

mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang

diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu.

B. Kerangka Berpikir

Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dengan baik, sedikit

banyaknya akan mempengaruhi hasil belajar siswa tinggi rendahnya hasil

belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pengelolaan kelas yang

dilakukan oleh guru tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diluar

dari pengelolaan kelas.

Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pengelolaan kelas

terhadap tingkat hasil belajar siswa tersebut dilihat dari diri siswa sendiri

(individu siswa) antara lain :

1. Kesadaran dari dalam diri siswa untuk belajar atau dengan kata lain

motivasi siswa (motivasi internal) untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

29

2. Inteligensi yang dimiliki oleh tiap siswa yang berbeda-beda.

3. Perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru atau kesenangan

siswa terhadap bahan pelajaran yang diajarkan berbeda-beda.

4. Masalah yang dihadapi siswa di dalam keluarga.

5. Faktor-faktor lain diluar dan di dalam diri siswa.

Pembelajaran biologi yang menitikberatkan pada pengajaran dengan

pengalaman langsung melalui obyek nyata di lingkungan sekitarnya, melalui

benda atau alat peraga, maka siswa dapat langsung melihat, mendengar, meraba

dan melakukan percobaan sendiri. Dengan cara demikian diharapkan siswa dapat

mengembangkan keterampilan berpikirnya dan menemukan sendiri konsep-

konsep dari materi yang dipelajarinya, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

biologi akan lebih baik.

Pengelolaan kelas dengan segala kelebihannya yaitu dapat menumbuhkan

motivasi intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa untuk

mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman, kejadian, fakta

dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil

yang diharapkan dan yang lebih penting adalah siswa memperoleh hasil belajar

yang lebih baik.

Agar pengelolaan kelas dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka

dibutuhkan suatu kemampuan guru sebagai prasyarat yang diantaranya adalah

kemampuan untuk menata lingkungan belajar yang kondusif. Penataan

lingkungan belajar yang kondusif bagi kebermaknaan kegiatan belajar peserta

30

didik adalah hal penting. Dengan adanya pengelolaan kelas dalam hal ini

penataan lingkungan belajar diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap

peserta didik sehingga peserta didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh

lingkungan agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

�Apakah terdapat pengaruh pengelolaan kelas yang digunakan guru terhadap hasil

belajar biologi yang dicapai siswa.�

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas

terhadap hasil belajar biologi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2007 sampai Juni 2007

yang berlokasi di MTS Almafatih Palmerah. Kegiatan dimulai dengan uji coba

instrumen di sekolah yang sama dengan kelas berbeda, kemudian dilanjutkan

dengan pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen yang diawali dengan

pretest, dan diakhiri dengan pemberian posttest untuk mendapatkan skor hasil

belajar terhadap materi yang diberikan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTS

Almafatih Palmerah Jakarta-Barat sedangkan populasi terjangkau adalah

seluruh siswa kelas satu MTS Almafatih Jakarta Barat. Pengambilan sampel

dilaksanakan secara Simple Random Sampling, artinya setiap unsur dalam

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil sebagai unsur

dalam sampel. Jumlah kelas satu di Madrasah Tsanawiyah Almafatih

Palmerah sebanyak 2 kelas. Jadi seluruh siswa kelas satu 2 x 40 = 80 siswa.

id17156859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

37

Sample dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang diajar oleh peneliti

untuk kelas 1I dan guru yang bersangkutan untuk kelas 1.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen, dengan analisis uji-t yang menganalisis pengaruh yang terjadi

antara variabel x dan variabel y berdasarkan perbedaan hasil belajar antara

kelompok yang diberikan perlakuan metode pengelolaan kelas. Dalam

penelitian ini penulis melalui 5 tahapan, dimana tahap pertama dilakukan pre

test soal mata pelajaran biologi, tahap kedua merupakan tahap pemberian

perlakuan kepada sampel terpilih. Tahap ketiga penulis melakukan post test

soal mata pelajaran biologi yang telah diajarkan kepada kedua kelompok

kelas, tahap keempat dilakukan analisis terhadap hasil belajar kedua kelompok

siswa untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan diantara kedua kelompok

tersebut terhadap hasil test awal dan test akhir soal mata pelajaran biologi, dan

terakhir yaitu tahap kelima merupakan kesimpulan yang penulis berikan

terkait dengan hasil penelitian yang penulis lakukan.

E. Tahapan Penelitian

38

Dalam penelitian ekperimen ini tahapan yang direncanakan adalah

sebagai berikut :

Tabel 1 Tahapan penelitian

Tahap Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 Pre-test Latihan soal mata pelajaran

Biologi Latihan soal mata pelajaran Biologi

2 Pengelolaan kelas

- Pengaturan perabot kelas - Penggunaan sarana belajar - Penggunaan alat peraga - Pengaturan pajangan kelas - Pengaturan tempat duduk

siswa - Pengelompokkan siswa - Pengajaran materi biologi

dengan pokok bahasan ekosistem

- Mengajukan pertanyaan kepada siswa

- Memberikan tugas kelompok

- Siswa membuat laporan hasil pengamatan

- Guru memberikan penguatan setiap materi yang diajarkan.

- Mengikuti pengaturan perabotan kelas yang sudah ada

- Menggunakan sarana belajar kelas yang sudah ada

- Tidak menggunakan alat peraga

- Pengaturan pajangan kelas mengikuti yang sudah ada

- Tempat duduk mengikuti pengaturan yang sudah ada

- Tidak dilakukan pengelompokan siswa

- Pengajaran materi biologi dengan pokok bahasan ekosistem

- Mengajukan pertanyaan kepada siswa

- Memberikan tugas perorangan

- Siswa membuat laporan hasil pengamatan

3 Posttest Latihan soal mata pelajaran Biologi

Latihan soal mata pelajaran Biologi

4 Analisis Jawaban soal mata pelajaran biologi pretest dan pottest

Jawaban soal mata pelajaran biologi pretest dan pottest

5 Kesimpulan - -

F. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu

pengelolaan kelas sebagai variabel bebas (variabel X) dan hasil belajar biologi

siswa sebagai variabel terikat (variabel Y).

1. Variabel X (Pengelolaan Kelas)

a. Definisi Konseptual

39

Pengelolaan kelas diartikan sebagai usaha guru untuk mengatur siswa

dan ruang kelas agar kegiatan belajar mengajar berlangsung menarik dan

menyenangkan, meliputi : pengaturan perabot kelas, sarana belajar, alat

peraga, pajangan kelas, tempat duduk siswa, dan pengelompokkan siswa.

Pengelolaan kelas dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan

mengendalikan situasi kelas yang kondusif agar siswa dapat belajar

dengan sebaik mungkin demi kelancaran proses belajar mengajar (PBM).

b. Definisi Operasional

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila

terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Adapun indikator pengelolaan kelas yang baik adalah

1) Kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang nyaman, tenang,

bersih, sejuk sangat membantu perhatian siswa, sehingga perhatian

siswa dapat terpusat pada materi pelajaran.

2) Menunjukkan sikap tanggap. Prilaku positif atau negatif yang muncul

di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

3) Memusatkan perhatian. Dengan memusatkan perhatian secara terus

menerus terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi belajar

siswa tersebut.

40

4) Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas. Sering terjadi kurangnya

konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap

arah dan sasaran yang akan dicapai.

5) Memberikan teguran dan penguat. Teguran diberikan untuk

mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk

memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan

penghargaan.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi)

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar biologi adalah terjadinya perubahan perilaku kemampuan

atau kepandaian seseorang pada mata pelajaran biologi

b. Definisi Operasional

Hasil belajar biologi adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa

setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya

perubahan kepandaian dan tingkah laku dari siswa itu sendiri. Adapun

indikator hasil belajar adalah sebagai berikut :

1) Mengenal konsep biologi yang diajarkan oleh guru.

2) Dapat menentukan komponen-komponen ekosistem dan saling

hubungan antar komponen.

Tabel 2 Kisi�Kisi Soal Tes Ekosistem

Indikator Standar kompentinsi

Kompentensi dasar

Materi pokok C1 C2 C3

Jumlah

Komponen penyusun ekosistem

1, 4, 7

2, 5

3, 6

7

Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

Menentukan eksosistem dan saling hubungan antara komponen

Faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem

8, 11, 14 9, 12, 15 10, 13

8

41

q

p

St

MtMprpbi

Pola interaksi dalam ekosistem

16, 19, 22 17, 20 18, 21 7

Macam-macam ekosisten

23, 26, 29 24, 27, 30 25, 28 8

ekosistem, mengidentifikasi pentingnya keragaman mahluk hidup dalam pelestarian ekosistem Kependudukan

31, 34, 37 32, 35 33, 36 7

Jumlah 15 12 10 27

G. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penganalisaan diperoleh melalui

instrumen yang diberikan kepada subyek penelitian dalam bentuk test mata

pelajaran biologi.

H. Kaliberasi Instrumen

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen.1 Validitas adalah suatu alat ukur untuk

mengukur sasaran ukurnya.2 Instrumen dikatakan valid jika memiliki

validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur

apa yang diukur.3

Untuk pengujian validitas test biologi dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :4

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), h. 144. 2 Jafar Ahiri, Validitas dan Reliabilitas Tes : Deskripsi Konsep Dan Aplikasinya Dalam

Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Jurnal Teknodik Edisi No. 13/VII/Desember 2003 ), h.117 3 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT.Bumi Aksara,

September 2003 ), Cet. Ke-4, h.46. 4 Ibid, h. 79

42

Keterangan :

rpbi = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Mean skor dari testee yang menjawab benar item yang dicari

korelasinya dengan test.

Mt = Mean skor total

St = Standar deviasi dari skor total

P = Proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya.

q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen dengan

menggunakan rumus di atas pada tes hasil belajar biologi yang

diujicobakan yang terdiri dari 30 item soal, didapat 27 item soal dengan

validitas baik dan 3 item soal dengan validitas buruk, adapun item soal

yang memiliki validitas buruk adalah item soal no 9, no 22 dan no 235.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dari suatu instrumen

mewakili karakteristik yang diukur. Reliabilitas adalah proporsi

keragaman skor test yang disebabkan oleh keragaman sistematis dalam

populasi peserta test.6

5 Lampiran, h. 67-69 6 Jafar Ahiri, Ibid, h. 119

43

Sedangkan untuk menguji reliabilitas soal tes dengan menggunakan

metode Kuder � Richardson yaitu dengan menggunakan rumus KR-20:7

r11 =

2

ii2

St

qpSt

1n

n

Keterangan:

r11 = Koefisien realibilitas

N = Banyaknya butir item

Ó = Bilangan konstanta

St2 = Variasi total

pi = Proporsi testee yang menjawab benar

qi = Proporsi testee yang menjawab salah (qi = 1 � pi)

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes didapat nilai

reliabilitas sebesar r11= 0.7838 sehingga terdapat 27 butir soal dari 30 butir

soal yang diujicobakan yang dapat dinyatakan memiliki reliabilitas cukup

tinggi dan selanjutnya dapat dipergunakan dalam penelitian

I. Desain Penelitian

Pada penelitian ini rancangan yang digunakan adalah pretest-posttest

Eqiuvalent Group Design, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol sebelum

dilakukan perlakuan diobservasi untuk menjamin bahwa kedua kelompok

7 Sukardi Ph.D, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta :

Bumi Aksara, 2003 ), h. 132. 8 Lampiran 2 hal 6

44

tersebut sebelum mendapat perlakuan sama dan jika berbeda itu dapat

dikendalikan.9

Dalam penelitian ini yang dieksperimenkan adalah pengelolaan kelas

yaitu pengaturan ruang belajar (lingkungan fisik), seperti ruang kelas rapih

dan bersih, pengaturan tempat duduk, penggunaan sarana dan alat bantu

pengajaran, ventilasi dan pengaturan cahaya. Sebelum dilakukan eksperimen

terhadap pengelolaan kelas akan dilakukan pretest mata pelajaran biologi baik

itu terhadap kelompok kelas eksperimen maupun terhadap kelompok kelas

kontrol. Setelah dilakukan pretes kemudian kelas eksperimen diberikan

perlakuan (treatment) yaitu dengan melakukan pengelolaan kelas sebagaimana

tersebut di atas, sementara itu kelompok kontrol tidak diperlakukan sama

seperti kelompok eksperimen atau mengikuti standar yang berlaku di dalam

sekolah tersebut. Dan setelah diberikan perlakukan (treatment) terhadap

kelompok eksperimen kemudian dilakukan test ulang terhadap mata pelajaran

biologi yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen.

Desain penelitian yang digunakan adalah10 :

Kelompok Pretest Perlakuan Pottest Eksperimen ( E )

Kontrol ( C )

Y1

Y1

X1

X2

Y2

Y2

Keterangan :

E = Kelas eksperimen.

C = Kelas kontrol.

9 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, ( Jakarta :

Penerbit PPM, 2003 ), h. 127 10 Prof. Sukardi Ph.D, Op.Cit, h. 185.

45

X 1 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan pengelolaan kelas yang

telah direkayasa oleh peneliti

X2 = Perlakuan pada kelas kontrol tanpa pengelolaan kelas yang

direkayasa

Y1 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok

Y2 = Tes akhir yang sama sesudah diberikan materi mata pelajaran

biologi pada kelas eksperimen yang telah diberi perlakuan dan

kelas kontrol yang tanpa perlakuan atas obyek yang diteliti.

J. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian eksperimen ini pengumpulan

data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

1. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah

dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan.

Pembuatan dan pengujian instrumen penelitian berupa tes objektif.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dimulai dengan memberikan pretest pada kedua kelompok

kelas. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelas

eksperimen dengan konsep dan model pengelolaan kelas yang

direncanakan peneliti. Kemudian setelah pokok bahasan tersebut selesai

diajarkan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol maka

diadakan tes hasil belajar dengan instrumen berupa soal pilihan ganda

46

sebanyak 27 butir dengan kriteria penilaian setiap soal dari 1 � 27 bernilai

1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

3. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini

dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan hasil penelitian.

K. Teknik Analisis Data

Analisis data diawali dengan pengujian persyaratan analisis, yaitu uji

normalitas dan homogenitas. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian

hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji

Lilliefors.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi homogen atau tidak.Uji homogenitas yang digunakan adalah

Uji Fisher.

3. Uji Hipotesis

47

Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan

variabel Y dengan menggunakan rumus uji � t ( t � test ) pada taraf

signifikasi 5 % ( 0,05 ), yaitu :

to =

BA nnS

YX

11

Keterangan :

to = t score

x = Mean kelas eksperimen

Y = Mean kelas kontrol

S = Standar Deviasi gabungan

nA = Jumlah sampel kelas eksperimen

nB = Jumlah sampel kelas kontrol

Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji

kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t�tes dalam tabel dilakukan

pada taraf signifikasi 0,05. Apabila thitung ttabel , berarti dapat dikatakan

bahwa tidak terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi

siswa, sedangkan apabila thitung ttabel, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar biologi siswa, artinya siswa

yang diajar dengan menggunakan pengelolaan kelas hasil belajarnya lebih

tinggi dari pada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pengelolaan

kelas.

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Hasil Belajar Pretest Biologi

a. Skor pretest siswa kelas eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diketahui bahwa

pada kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi sebesar 73 dan nilai

terendah sebesar 14.8 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas

eksperimen sebesar 42.27 dengan nilai tengah sebesar 42.77 dan

standar deviasi sebesar 12.18.1 Selanjutnya untuk mempermudah

pembacaan atas data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah

pembuatan distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Tabel distribusi skor test

Pretest kelas eksperimen

Frekuensi No Interval kelas Nilai tengah

Absolut Relatif 1 13.50-23.49 19 1 3 % 2 23.50-33.49 29 9 23 % 3 33.50-43.49 39 22 55 % 4 43.50-53.49 49 4 10 % 5 53.50-63.49 59 3 8 % 6 63.50-73.49 69 1 3 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas

siswa mendapatkan nilai antara 33.50 sampai dengan 43.49 yaitu

sebesar 22 siswa atau 55 persen dari total keseluruhan kelas

1 Perhitungan lengkap lampiran 14 h. 96

id17177140 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

50

eksperimen sebelum diberikan perlakuan. Siswa tersebut tergolong

memiliki nilai rendah

b. Skor pretest siswa kelas kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa nilai

tertinggi pada kelas kontrol sebelum diadakan perlakukan adalah

85.1, dan terendah adalah 18.5, sedangkan nilai rerata sebelum

diadakan perlakukan terhadap kelas kontrol memiliki nilai rerata

sebesar 48.66, dengan nilai tengah sebesar 48.16 dan standar deviasi

sebesar 12.78.2 Selanjutnya untuk mempermudah pembacaan atas

data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah pembuatan

distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tabel distribusi skor test

Pretest kelas kontrol Frekuensi

No Interval kelas Nilai tengah Absolut Relatif

1 18.50-29.49 24.12 3 7,5 % 2 29.50-41.49 35.42 9 22,5 % 3 41.50-52.49 46.70 17 42,5 % 4 52.50-63.49 57.98 7 17,5 % 5 63.50-74.49 69.26 3 7,5 % 6 74.50-86.49 80.53 1 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa mayoritas siswa

mendapatkan nilai antara 41.50 sampai dengan 52.49 yaitu sebesar

17 siswa atau 42.5 persen dari total keseluruhan kelas kontrol

2 Perhitungan lengkap lampiran 15 h. 98

51

sebelum diberikan perlakuan. Kelompok siswa tersebut tergolong

memiliki nilai rendah

2. Deskripsi Hasil Belajar Posttest Biologi

a. Skor posttest siswa kelas eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa setelah

diberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen memiliki nilai

tertinggi sebesar 96.2 dan nilai terendah sebesar 62.9, sedangkan

nilai rerata setelah diadakan perlakuan terhadap kelas eksperimen

memiliki nilai rerata sebesar 80.48, dengan nilai tengah sebesar

80.81 dan standar deviasi sebesar 8.94 3. Selanjutnya untuk

mempermudah pembacaan atas data hasil test di atas langkah

selanjutnya adalah pembuatan distribusi frekuensi untuk data yang

telah dikelompokan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Skor Test Posttest Kelas Eksperimen

Frekuensi No Interval kelas Nilai tengah

Absolut Relatif 1 62.90-68.89 65.675 5 12,5 % 2 68.90-74.89 71.235 7 17,5 % 3 74.90-79.89 76.795 6 15 % 4 79.90-85.89 82.355 12 30 % 5 85.90-90.89 87.915 2 5 % 6 90.90-96.89 93.475 8 20 %

Jumlah 40 100

Dari tabel distribusi frekuensi terhadap data yang telah

dikelompokan di atas di ketahui bahwa mayoritas siswa setelah

3 Perhitungan lengkap lampiran 16 h. 100

52

diberikan perlakukan mendapatkan nilai antara 79.90 sampai dengan

85.89 yaitu sebesar 12 siswa atau 30 persen dari total keseluruhan

kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan. Kelompok siswa

tersebut tergolong memiliki nilai tinggi

b. Skor posttest siswa kelas kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa nilai tertinggi pada kelas kontrol atas hasil test soal biologi untuk yang kedua kalinya adalah 96.2 dan nilai terendah adalah 44.51, sedangkan nilai rerata setelah diadakan pengujian yang kedua terhadap kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan memiliki nilai rerata sebesar 65.77, dengan nilai tengah sebesar 67.27 dan standar deviasi sebesar 9.52 4. Selanjutnya untuk mempermudah pembacaan atas data hasil test di atas langkah selanjutnya adalah pembuatan distribusi frekuensi untuk data yang telah dikelompokan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tabel Distribusi Skor Test

Posttest Kelas Kontrol Frekuensi

No Interval kelas Nilai tengah Absolut Relatif

1 44.40-53.39 48.8 5 12,5 % 2 53.40-62.39 57.61 9 22,5 % 3 62.40-70.39 66.42 15 37,5 % 4 70.40-79.39 75.23 7 17,5 % 5 79.40-88.39 84.04 2 5 % 6 88.40-97.39 92.85 2 5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel distribusi frekuensi terhadap data yang telah

dikelompokan di atas di ketahui bahwa mayoritas siswa kelas

kontrol setelah diberikan ujian yang kedua kalinya mendapatkan

nilai antara 62.40 sampai dengan 70.39 yaitu sebesar 15 siswa atau

15 persen dari total keseluruhan kelas eksperimen setelah diberikan

perlakuan. Kelompok siswa tersebut tergolong memiliki nilai tinggi

4 Perhitungan lengkap lampiran 17 h. 102

53

3. Perbedaan mean hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan hasil penyajian data dengan menggunakan tabel

distribusi data yang telah dikelompokkan di atas selanjutnya akan

diberikan perbandingan terhadap mean sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan terhadap masing-masing kelas yang merupakan obyek yang

diteliti adalah sebagai berikut :

Kelas Pretest Posttest Perubahan hasil Eksperimen 42.27 80.48 38.21

Kontrol 48.66 65.77 17.11

Tabel perbandingan memberikan gambaran bahwa terjadi

perubahan terhadap rerata baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas

kontrol, perubahan yang besar terjadi pada kelas eksperimen yang

diberikan perlakukan dalam hal ini pengelolaan kelas yaitu sebesar

38.21. jika dibandingkan dengan kelas kontrol perubahan ini sangat

besar dan dapat dikatakan bahwa rerata nilai hasil belajar pada kelas

eksperimen setelah diberikan perlakuan menjadi 80.48 yang artinya rata-

rata siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai 80.48 terhadap test

soal biologi setelah diberikan perlakuan dengan kata lain penerapan

metode pengelolaan kelas memberikan dampak positif terhadap tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji normalitas

54

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak, untuk itu penulis dalam menguji

normalitas terhadap data hasil penelitian menggunakan uji Liliefors.

Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau

tidak dengan rumusan sebagai berikut :

Jika Lo < Lt maka data berdistribusi normal

Jika Lo > Lt maka data tidak berdistribusi normal

a. Pretest kelas eksperimen

Uji normalitas untuk kelompok siswa yang diberikan perlakuan

metode pengelolaan kelas hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Kelompok Banyaknya sampel

Lhitung Ltabel Kesimpulan data

A 40 0.1228 0.163015 Data berdistribusi normal

Catatan : Dari tabel di atas, didapat Lhitung = 0.1228 dengan n = 40 siswa, dan taraf nyata 0.01 maka Ltabel = 0.163015 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal

b. Pretest kelas kontrol

Uji normalitas untuk kelompok siswa yang tidak diberikan

perlakuan metode pengelolaan kelas hasilnya sebagai berikut :

55

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol

Kelompok Banyaknya sampel

Lhitung Ltabel Kesimpulan data

B 40 0.1302 0.163015 Data berdistribusi normal

Catatan : Dari tabel di atas, didapat Lhitung = 0.1302 dengan n = 40 siswa, dan taraf nyata 0.01 maka Ltabel = 0.163015 nilainya lebih besar dari Lhitng sehingga dapat dikatakan bahwa populasi berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

Langkah selanjutnya setelah data hasil penelitian diketahui

memiliki distribusi normal, maka akan dilakukan pengujian homogenitas

dimana dalam pengujian ini data yang diuji berdasarkan kesamaan

varian kedua kelompok yang dilakukan dengan metode uji fisher dengan

taraf signifikan sebesar 5 % dan kriteria pengujiannya adalah sebagai

berikut :

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua data adalah homogen

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua data adalah tidak

homogen

Uji homogenitas kedua varian dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher

Keterangan Varian terbesar

Varian terkecil

FHitung FTabel Kesimpulan

Pretest 167.4743 152.0555 1,101402 1,71 Data berasal dari distribusi homogen

Posttest 260,88 81.9644872 0,314 1,71 Data berasal dari distribusi homogen

56

a. Pretest

Hasil perhitungan menunjukkan nilai Fhiutng = 1.101402 5,

sedangkan Ftabel dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-

masing 40-1=39 di peroleh Ftabel = 1,71. dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelas pretest baik itu kelas eksperimen

maupun kelas kontrol memiliki varian yang sama atau homogen.

b. Posttest

Hasil perhitungan menunjukkan nilai FHiutng = 0,314 6,

sedangkan Ftabel dengan dk pembilang dan dk penyebut masing-

masing 40-1=39 diperoleh Ftabel = 1,71. dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelas posttest baik itu kelas

eksperimen maupun kelas kontrol memiliki varian yang sama atau

homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah diketahui bahwa data dari kedua kelompok pada penelitian ini

berdistribusi normal dan homogen, maka perbedaan nilai rata-rata kedua

kelompok penelitian selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji t.

Pengujian ini dilakukan guna mengetahui sejauhmana perbedaan hasil hasil

belajar biologi siswa.

5 Perhitungan lengkap lampiran 23 & 24 h.109 - 111 6 Perhitungan lengkap lampiran 25 & 26 h.112-113

57

Dari hasil pehitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen

dengan rata-rata kelompok kontrol didapat thitung sebesar 7.03 7 dan

selanjutnya dikonsultasikan denga ttabel pada taraf signifikan 5 %, dan

dk=(n1+n2-2) maka pada posttest diperoleh nilai ttabel = 1.99. karena thitung>

ttabel sehingga hipotesis nol ditolak, sedangkan untuk pretest nilai thitung

sebesar 1, 43147203 nilai ini lebih kecil dari ttabel maka hipotesis nol

diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil balajar dengan

metode pengelolaan kelas lebih baik jika dibandingkan kegiatan belajar

mengajar tanpa menerapkan metode pengelolaan kelas yang optimal. Lebih

jelasnya hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Uji Hipotesis skor pretest dan posttes

Keterangan Derajat

kebebasan thitung ttabel Kesimpulan

Pretest 78 1, 43147203 1,99 Ho diterima Posttest 78 7.03 1,99 Ho ditolak

D. Pembahasan

Dari hasil analisis data, sebelum dilakukan ekperimen diperoleh nilai t

hitung lebih kecil dari t tabel (thitung=1, 43147203 < ttabel=1,99) artinya tidak

terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelas kontrol dengan

kelas eksperimen, dan setelah diberikan perlakukan pada kelas eksperimen

kemudian dilakukan test hasil belajar diperoleh nilai t hitung lebih besar dari

t tabel (thitung=7.03 > ttabel=1,99) artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata

hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal ini

7 Perhitungan lengkap lampiran 27 h.114

58

menunjukan bahwa semakin baik pengelolaan kelas maka semakin baik pula

hasil belajar biologinya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan kelas yang baik

berhubungan dengan hasil belajar biologi siswa. Peningkatan hasil belajar

sains biologi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penataan

siswa dalam kelas, penataan ruang, dan penggunaan alat peraga dalam

pengajaran serta penciptaan disiplin kelas, serta ditunjang dengan strategi

pembelajaran.

Pengelolaan kelas sebagaimana telah dikemukakan di atas intinya

memiliki karakteristik yang sama, yaitu bahwa pengelolaan kelas

merupakan sebuah upaya yang real untuk mewujudkan suatu kondisi proses

atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang

baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di mana

proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung

menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas.

Dalam pemberian tugas baik individu maupun kelompok, guru biologi

selalu menetapkan tujuan yang jelas berdasarkan standar kompetensi yang

telah ditetapkan disertai dengan petunjuk yang jelas. Tujuan pengajaran

yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit, urutan materi

yang tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia dan lain sebagainya

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebenarnya hasil belajar

merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang dapat dilihat dari

59

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik. 8

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasrun dalam

jurnalnya mengatakan bahwa guru dituntut mampu memilih dan

menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan9.

Di samping itu, guru juga dituntut mampu menggunakan metode pengajaran

secara simultan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.

Dengan kata lain, dalam pelaksanaan pengelolaan kelas guru harus dapat

menciptakan suasana yang memungkinkan seorang peserta didik memiliki

kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Penekanan terhadap metode

belajar saja kurang dapat menghasilkan peserta didik seperti yang

diharapkan. Untuk itu, pengelolaan lingkungan belajar merupakan suatu hal

penting yang harus mendapat perhatian berbagai pihak yang memiliki

kepentingan terhadap tercapainya tujuan pembelajaran yaitu menciptakan

peserta didik yang cerdas dan dapat bermanfaat dalam kehidupan

bermasyarakat.

Peran organisasi siswa dalam kelas yang dilakukan guru berpengaruh

positif terhadap kelancaran proses belajar mengajar, seperti membantu

dalam penyediaan kelengkapan alat pengajaran. Selain itu, organisasi siswa

sangat berperan terhadap ketertiban kelas sehingga membantu kelancaran

proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pembimbingan siswa yang

8 Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2003), h. 102-103. 9 Nasrun, Media Metoda dan Pengelolaan Kelas terhadap Keberhasilan Praktek

Lapangan Kependidikan, (Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Padang XXVI (04), Padang, Desember, 2001 ),h.429.

60

selalu dilakukan guru saat pemberian tugas dapat membantu serta

memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut. Bimbingan bagi

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran diberi

pelajaran tambahan atau tugas khusus agar tidak tertinggal dari siswa yang

lain. Hal ini dilakukan karena berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan,

pekerjaan, sosialisasi dan aktivitas kehidupan sehari-hari sepanjang

kehidupan. 10

Peningkatan hasil belajar siswa bisa diwujudkan dengan pengelolaan

kelas yang berorientasi pada siswa. Artinya pengelolaan kelas yang

memungkinkan anak mampu mengembangkan rasa kemasyarakatan,

berfikir kritis dan mandiri, memiliki pengalaman bekerja kooperatif,

berkembang kepribadiannya, dan berwawasan pengetahuan luas di berbagai

bidang kehidupan11.

Sehingga siswa diharapkan mampu menggunakan fakta-fakta yang

sudah dipelajarinya untuk menjelaskan situasi serta mampu

mengembangkan pemikiran dan ketrampilan yang digunakannya dan yang

terpenting adalah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

10 Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002),

h. 8. 11 Anik Ghufron, Pengelolaan Kelas Terpadu : Suatu Bentuk Pengelolaan kelas

Akternatif, (Cakrawala Pendidikan, tahun XIX, Nomor 1, Februari 2001), h.13.

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan

penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut terdapat perbedaan

yang signifikan antara kelas A dan kelas B.

1. terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa serta

terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data, sebelum

dilakukan eksperimen diperoleh nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung =

1,43147203 < t tabel = 1,99) artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata

hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen kemudian

dilakukan test hasil belajar diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t

hitung = 7.03 > t tabel= 1,99) artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil

belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa setelah diberikan

perlakuan terhadap kelas eksperimen memiliki nilai antara 79.90 sampai

dengan 85.89 lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rata-rata sebelum

diberikan perlakuan dan jika dilihat dari nilai terendah yang diperoleh

siswa juga terlihat bahwa setelah diberikan perlakuan nilai terendah pada

kelas ekpserimen setelah mendapatkan perlakuan meningkat menjadi

62.90 sampai dengan 68.89.

3. Berdasarkan hasil perhitungan pada kelas kontrol atas hasil test soal

biologi untuk yang kedua kalinya nilai hasil belajar tidak menunjukkan

perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan kelas yang diberikan

perlakuan.

4. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh to > t tabel sehingga hipotesis nol

ditolak dengan demikian dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil

belajar biologi siswa setelah mendapat perlakuan pengelolaan kelas.

Dengan kata lain bahwa hasil belajar dengan metode pengelolaan kelas

id17193546 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

61

lebih baik jika dibandingkan kegiatan belajar mengajar tanpa menerapkan

metode pengelolaan kelas yang optimal.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang

berguna yang dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa, yaitu:

1. Para guru di sekolah diharapkan dapat merancang dan melaksanakan suatu

kegiatan belajar yang dapat menciptakan suasana kondusif, yang dapat

meningkatkan minat belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran

biologi. Suasana kondusif dapat diaplikasikan melalui penataan ruangan

yang mencerminkan kesejukan, ventilasi yang baik sehingga sirkulasi

udara berjalan dengan baik, penataan atau kreativitas siswa dengan

demikian siswa merasa memiliki atas segala perlengkapan ataupun hiasan

kelas.

2. Diharapkan guru di sekolah memaksimalkan inventarisasi alat peraga yang

dimiliki, hal ini ditujukan untuk meningkatkan daya tangkap siswa

terhadap suatu materi pembelajaran yang disampaikan. Melalui

penggunaan alat peraga atau prototype yang lebih mendekatkan keadaan

obyek yang dibicarakan diharapkan siswa dapat lebih memahami atas

materi yang sedang didiskusikan.

3. Mengingat penellitian ini masih sangat sederhana dan apa yang dihasilkan

dari penelitian ini bukanlah akhir, sehingga perlu diadakan penelitian lebih

lanjut guna memastikan validitas hasil penelitian ini khususnya pengaruh

pengelolaan kelas terhadap hasil belajar siswa.

56

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002.

Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terdapat Konsep IPA, Jurnal Pendidikan, Vol.5, No.1, Jakarta : Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, 2004.

Ahiri Jafar, Validitas dan Reliabilitas Test: Deskripsi Konsep dan Aplikasinya dalam Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Jurnal Teknodik, Edisi Nomor 13/VII/Desember 2003

Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

................, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, September, 2003.

Boediono, Kegiatan Belajar Mengajar, Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas : dalam Makalah Kurikulum Berbasis Kompetensi, http : // www.or.id/data/Buku KBM.Pdf, 2002.

De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000.

..........................................................., Quantum Learning, Bandung: Kaifa, 2000.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002.

Ibrahim, Nurdin, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif, Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, No. 044, Tahun Ke-9, September, 2003.

------------, Hasil Belajar Fisika SLTP Terbuka Tanjung Sari Sumedang Jawa Barat, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun Ke � 7, September 2001.

Kartono, Kartini, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV. Rajawali, 2000.

Kountor Rony, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: Penerbit PPM, 2003.

id17223015 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

57

Koster, Wayan, Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa SLTPN di Jakarta, Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2002.

Mudzakir, Ahmad, Psikologi Pendidikan, PT. Pustaka Setia, 2001.

M. Madri dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, Jurnal Pembelajaran Vol. 27, No. 23, Universitas Negeri Padang, Desember 2004.

Nasrun, Media, Metoda dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, Jurnal Pendidikan, Forum Pendidikan Universitas Negeri Padang XXVI (04), Desember, 2001.

Popham, W. James dan Eval L. Baker Penterjemah T. Amirul Hadi, Teknik Mengajar Secara Sistematis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.

Purnomo, Strategi Pengajaran, Yogyakarta: Universitas Sanata DarmaYogyakarta, Email: Tim � Pepak @Sabda.Org, 2005

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002. Poerwadarmita, W.J.S, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 2002.

Ridwan, Ahmad dkk, KBK Mata PelajaranBiologi Untuk SMU, Jakarta: Depdiknas, 2001.

Rifa�i Veithzal, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat Spama Survei di Diklat Depkes ( 2000 ), Jakarta : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 40, Tahun Ke � 9, Januari 2003.

Rosyada Dede, Paradigma Pendidikan Demokrasi, Jakarta: Prenada Media, 2004

Roestiyah, N. K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 2000.

Rusyan, Tabrani, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 2002.

Sardiman, A. N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2005.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003.

Soetopo, Hendayat, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek, Malang : UMM Press, 2005

58

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar baru Algesindo, 2000.

Sudrajat dan M. Subana, Dasar-dasar Penulisan Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001

Suhendra, Bambang, Kurikulum 2006 BNSP Jurusan Pendidikan IPA, (Jakarta : FITK UIN,2006), h. 380

Sukmadinata, Nana Saudih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2003.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2003. Sunaryo, Penerapan Prinsip-Prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Dalam

Meningkatkan Keefektifan Proses Pembelajaran IPA Di SD Kodya Tegal, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2002.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002. ----------------, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Cet. Ke. 9 ( Edisi

Revisi ), Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004.

Syah, Mulyadi, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, Surabaya : Kashiko, 2002.

Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta: PAU � PPAI, Universitas Terbuka, 2001.

Tola, Burhanudin, Pengembangan Model Penilaian Sekolah Efektif, Jurnal Penelitian Pendidikan Sekolah Depdiknas, 2001.

Undang-undang Nomor 20, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003.

Underwood, Mary, Pengelolaan Sekolah Yang Efektif, Jakarta: Arcan, 2000.

Usman, Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Karya Rosda, 2002.

Wahyudi, Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, Jurnal pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 8 No. 036, Mei 2002.

59

Yuda dan Atiek, Optimalisasi Peran Laboratorium Sebagai Upaya Menyiapkan Pembelajaran Kimia di SMU dalam Menghadapi Abad 21, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Juli 2001.

Yosmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Peta,

Majalah Pelangi Pendidikan, 2000.