sifilis

10
3. Gejala Klinis Sifilis Stadium I (Sifilis Primer) Kelainan kulit terjadi 2-4 minggu sejak kuman masuk → masa tunas Kuman masuk ke dalam selaput lendir atau kulit yang telah mengalami lesi/mikrolesi secara langsung, biasanya melalui sanggama → berkembang biak → menyebar secara limfogen dan hematogen Kelainan kulit dimulai sebagai papula lentikular yang permukaannya segera menjadi erosi → afek primer Afek primer berubah menjadi ulkus durum Sifat ulkus durum : - Bulat - Soliter - Dasar ialah jaringan granulasi berwarna merah dan bersih - Di atasnya hanya tampak serum - Dinding tidak bergaung - Kulit di sekitarnya tenang (tidak menunjukkan tanda- tanda radang akut) - Indolen dan teraba indurasi Lokasi afek primer : - Daerah genitalia eksterna : - sulkus koronarius - labia mayor & minor - Bibir, lidah, tonsil, anus → oral seks Afek primer sembuh sendiri antara 3- 10 minggu

Upload: adhityas-angga-kusuma

Post on 09-Dec-2014

38 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kukel

TRANSCRIPT

Page 1: sifilis

3. Gejala Klinis Sifilis

Stadium I (Sifilis Primer)

• Kelainan kulit terjadi 2-4 minggu sejak kuman masuk → masa tunas

• Kuman masuk ke dalam selaput lendir atau kulit yang telah mengalami lesi/mikrolesi

secara langsung, biasanya melalui sanggama → berkembang biak → menyebar secara

limfogen dan hematogen

• Kelainan kulit dimulai sebagai papula lentikular yang permukaannya segera menjadi

erosi → afek primer

• Afek primer berubah menjadi ulkus durum

• Sifat ulkus durum :

- Bulat

- Soliter

- Dasar ialah jaringan granulasi berwarna merah dan bersih

- Di atasnya hanya tampak serum

- Dinding tidak bergaung

- Kulit di sekitarnya tenang (tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut)

- Indolen dan teraba indurasi

• Lokasi afek primer :

- Daerah genitalia eksterna :

- ♂ sulkus koronarius

- ♀ labia mayor & minor

- Bibir, lidah, tonsil, anus → oral seks

• Afek primer sembuh sendiri antara 3- 10 minggu

• 1 minggu setelah afek primer → terjadi pembesaran KGB regional di inguinalis

medialis

• Afek primer + pembesaran KGB → kompleks primer

• Sifat kompleks primer :

- Soliter

- Indolen

- Tidak lunak

- Besarnya biasanya lentikular

- Tidak supuratif

- Tidak terdapat periadenitis

- Kulit di sekitarnya tenang (tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut)

Page 2: sifilis

• Tidak disertai gejala konstitusi

• Istilah syphilis d’emblee digunakan jika tidak terdapat afek primer

• Kuman masuk ke jaringan yang lebih dalam, mis: pada transfusi darah atau suntikan

Stadium II (Sifilis Sekunder)

• Biasanya timbul setelah 6-8 minggu sejak S I dan pada 1/3 kasus masih disertai gejala

S I

• Lama S II dapat sampai 9 bulan

• Dapat disertai gejala konstitusi yang terjadi sebelum atau selama S II → anoreksia,

berat badan turun, malaise, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, artralgia

• Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit → the great imitator →

untuk membedakannya :

- Kelainan kulit pada S II umumnya tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata

- Pada S II dini, kelainan kulit juga terjadi di telapak tangan-kaki

• Selain memberi kelainan pada kulit, juga pada mukosa, KGB, mata, hepar, tulang,

dan saraf

• Kelainan kulit yang basah (eksudatif) sangat menular, sedangkan kelainan kulit yang

kering kurang menular

• Kondiloma lata dan plaque muqueuses → bentuk yang sangat menular

• Kelainan kulit S II dini : generalisata, simetris, lebih cepat hilang (beberapa hari-

minggu)

• Kelainan kulit stadium II lanjut : lokal, tidak simetris, lebih lama bertahan (beberapa

minggu-bulan)

• Bentuk lesi kulit antara lain :

- Roseola (roseala sifilitika) :

Kelainan kulit yang pertama terlihat

Eritema makular, berbintik / berbercak, warnanya merah tembaga,

bentuknya bulat/lonjong

Lokasinya generalisata dan simetris, telapak tangan-kaki juga terkena

Disebut juga eksantema karena timbulnya cepat dan menyeluruh

Dapat hilang dalam beberapa hari-minggu atau bertahan sampai beberapa

bulan

Dapat residif, jumlahnya menjadi lebih sedikit, lebih lama bertahan, dapat

anular, dan bergerombol

Page 3: sifilis

Jika hilang, umumnya tanpa bekas, kadang meninggalkan bercak

hipopigmentasi → leukoderma sifilitikum

Jika terjadi pada kepala yang berambut → rambut rontok

- Papula :

Kelainan kulit yang paling sering terlihat

Bentuknya bulat, kadang terdapat bersama roseola

Dapat berskuama yang terdapat di pinggir (koleret) → papuloskuamosa

Skuama dapat pula menutupi permukaan papula sehingga mirip psoriasis →

psoriasiformis

Jika hilang, dapat meninggalkan bercak hipopigmentasi (leukoderma

sifilitikum) yang akan hilang secara perlahan → di leher → leukoderma koli

(colar of Venus)

Selain papula yang lentikular dapat pula terbentuk papula yang likenoid

(jarang), atau folikular dan ditembus rambut

Pada S II lanjut, papula bersifat lokal dan tersusun secara tertentu →

arsinar, sirsinar, polisiklik, korimbiformis → di dahi tersusun

arsinar/sirsinar → korona venerik

Papula juga dapat dilihat di sudut mulut, ketiak, bawah mamme, dan alat

genital

Kondilomata lata → papula lentikular, permukaannya datar, sebagian

berkonfluensi, terletak di daerah lipatan kulit; akibat gesekan antarkulit

permukaannya menjadi erosif, eksudatif; sangat menular; predileksi di lipat

paha, skrotum, vulva, perianal, bawah mamme, dan antarjari kaki

Jarang → di tempat bekas afek primer terbentuk lagi infiltrasi dan

reindurasi (karena kuman yang tertinggal saat S I menyembuh berkembang

biak) → chancer redux

- Pustula :

Kelainan kulit yang jarang terlihat

Lebih sering tampak pada kulit berwarna dan jika daya tahan tubuh

menurun

Disertai demam intermiten, pasien tampak sakit → berminggu-minggu

Disebut sifilis variseliformis karena menyerupai varisela

Page 4: sifilis

- Bentuk lain :

Banyak papula, pustula, dan krusta yang berkonfluensi sehingga mirip

impetigo → sifilis impetiginosa

Timbul ulkus yang ditutupi krusta → ektima sifilitikum → jika krustanya

tebal → rupia sifilitika

Ulkus meluas ke perifer sehingga berbentuk seperti kulit kerang → sifilis

ostrasea

Sifilis berupa ulkus yang trdapat di kulit dan mukosa disertai demam dan KU

yang buruk → sifilis maligna → menyebabkan kematian, STS sering (-) atau

(+) lemah, pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah

• Bentuk kelainan kulit pada :

- Mukosa :

Biasanya timbul bersama eksantema pada kulit

Kelainan pada mukosa disebut enantem → terutama pada mulut dan

tenggorok

Umumnya berupa makula eritematosa yang cepat berkonfluensi

sehingga membentuk eritema yang difus, berbatas tegas → angina

sifilitika eritematosa

Pada eritema tersebut, kadang terbentuk bercak putih keabuan, dapat

erosif dan nyeri

Keluhannya nyeri pada tenggorok, terutama saat menelan

Faring juga terkena → suara parau

Papula eritematosa, permukaannya datar, biasanya miliar/lentikular,

timbul bersamaan S II bentuk papula, dapat di selaput lendir alat genital,

biasanya erosif, umumnya tidak nyeri, lamanya beberapa minggu →

plaque muqueuses (mucous patch)

- Rambut :

S II dini → alopesia difusa (kerontokan yang bersifat difus dan tidak

khas)

S II lanjut → alopesia areolaris (kerontokan setempat-septempat,

tampak sebagai bercak yang ditumbuhi rambut yang tipis seolah digigit

ngengat, bercak tersebut disebabkan oleh roseola/papula) → juga dapat

terjadi pada alis bagian lateral dan janggut

Page 5: sifilis

- Kuku :

Warna kuku menjadi putih dan kabur, kuku rapuh, terdapat alur

longitudinal dan transversal, bagian distal lempeng kuku hiperkeratotik

sehingga kuku terangkat → onikia sifilitika

Pada paronikia sifilitika timbul radang kronis, kuku rusak bahkan

kadang sampai lepas

• Bentuk kelainan di tempat lain antara lain:

- KGB :

Umumnya seluruh KGB superfisial membesar → sifatnya seperti pada S I

- Mata :

S II lanjut → uveitis anterior, koroidoretinitis

- Hepar :

Kadang terjadi hepatitis, hepatomegali, ikterus ringan

- Tulang :

Sendi dan bursa jarang terkena → kadang terbentuk efusi

Kelainan berupa pembengkakan, tidak nyeri, pergerakan tidak terganggu

Periostitia atau kerusakan korteks akan menyebabkan nyeri

- Saraf :

Pemeriksaan LCS → peninggian sel dan protein

- TIK dapat meninggi → nyeri kepala, muntal, papiledema

Stadium rekuren

• Relaps dapat terjadi baik secara klinis (berupa kelainan kulit mirip pada S

II), maupun secara serologik (yang telah (-) menjadi (+) lagi)

• Umumnya bentuk relaps adalah S II, terkadang S I

• Kadang relaps terjadi di tempat afek primer → monorecidive

• Terutama pada sifilis yang tidak diobati atau mendapat terapi yang tidak

adekuat

• Dapat memberi kelainan pada mata, tulang, alat dalam, susunan saraf

• Dapat terlahir bayi dengan sifilis kongenital

Stadium laten dini

• Tidak ada kelainan dan gejala klinis, termasuk alat-alat dalam

• Infeksi masih ada dan aktif

• Tes serologis darah (+), tes LCS (-)

Page 6: sifilis

• Tes yang dianjurkan : VDRL dan TPHA

Stadium laten lanjut

• Tidak menular

• Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan serologik → STS (+)

• Lamanya bertahun-tahun bahkan sampai seumur hidup

Stadium III (sifilis tersier)

• Sudah bersifat sistemik

• Muncul 3-10 tahun sejak infeksi terjadi

• Ditandai :

- Kelainan yang berlokalisasi asimetrik & bersifat desktruktif, contohnya

gumma, nodus, ulkus → pada kulit, mukosa, tulang, sendi

- Inflamasi difus yang timbul pelan-pelan, menyerang jantung, arteri-arteri

besar (sifilis kardiovaskuler), dan saraf (neurosifilis)

Sifilis Kongenital

Sifilis dini

• Kelainan kulit terjadi pada minggu III kelahiran, berupa bula yang

bergerombol, simetrik, lokasi pada telapak tangan dan kaki

• Cairan bula (+) Treponema, sakit

• Lokasi di mulut, lubang hidung, anus → berupa ragades

• Jika mengenai kavum nasi : keluhan seperti rhinitis dengan sekret

mukopurulen s/d seropurulen, berwarna kekuningan → sekret sangat menular

dan dapat menyumbat saluran napas

• Terjadi alopesia terutama pada sisi dan belakang kepala

• Jika mengenai kuku berupa paronokia/anokia

• KGB membesar (general)

• Menyebabkan hepatosplenomegali dan ikterik pada bayi

• Dapat mengenai ren dan saraf

Sifilis lanjut

• Timbul setelah usia 2 tahun atau usia remaja

• Kelainan kulit berupa gumma

• Lokasi pada hidung dan mulut

Page 7: sifilis

• Terjadi perporasi septum nasi sehingga terjadi deformitas struktur tulang

hidung

• Pada mata, akan menyebabkan keratitis interstitial

• Dapat menyebabkan tuli jika menyerang n.VII

Sifilis stigmata

• Stigmata pada lesi dini :

- Fasies → saddle nose, bulldog jaw

- Gigi → Hutchinson’s teeth, Moon’s molar (mulberry molar)

- Ragades

• Stigmata pada lesi lanjut :

- Kornea → keratitis interstitial

- Sikatriks gumatosa

- Tulang → sabre tibia, bulldog facies

- SSP → atrofi optikus

- Trias Hutchinson → keratitis interstitialis, Hutchinson’s teeth, dan ketulian

n.VIII