siaran pers waktu dekat, pemerintah akan melakukan harmonisasi dan finalisasi ruu pkn sebelum...

2
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DIREKTORAT HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lantai. 12 Jalan Lapangan Banteng Timur no. 2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 3169 Telepon (021) 3442960; Faksimile (021) 3442960; Situs www.djkn.depkeu.go.id SIARAN PERS Pemerintah PercepatPenyusunan RUU Pengelolaan Kekayaan Negara Sampai dengan 70 tahun kemerdekaan, Republik Indonesia belum memiliki satu undang- undang yang mengatur pengelolaan kekayaan negara secara komprehensif sebagai landasan bagi tercapainya pengelolaan kekayaan negara yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Padahal, Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Pemerintah harus menyusun undang-undang yang mengatur lebih lanjut mengenai pengelolaan kekayaan negara, sebagaimana ditentukan Pasal 33 ayat (3) bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Akibatnya masih terdapat berbagai permasalahan terkait pengelolaan kekayaan negara di tanah air. Beberapa permasalahan penting terkait pengelolaan kekayaan negara antara lain masih ditemui adanya permasalahan antar sektoral, antar pemerintah, atau antar pemerintah dengan pihak lain terkait dengan pengelolaan kekayaan negara. Kedua, penerimaan negara yang dihasilkan dari pengelolaan sumber daya alam belum optimal. Ketiga, investasi pemerintah dan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah belum dapat memberikan sumbangan yang signifikan bagi penerimaan negara dan daerah. Keempat, keseimbangan antara utilisasi kekayaan negara dan perlindungan hak negara dan masyarakat belum terjamin. Berdasarkan hal terse but diatas, Pemerintah saat ini mempercepat penyusunan Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Kekayaan Negara (RUU PKN). Prakarsa RUU PKN telah dimulai sejak tahun 2000 dengan adanya Persetujuan Presiden tanggal 19 September 2000. Pembahasan RUU PKN ini telah dilakukan secara intensif dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Badan Pertanahan Nasional. Draft dan Naskah Akademis telah diuji dalam berbagai konsultasi publik serta Focus Group Discussion dan seminar dengan kalangan akademisi dan praktisi. Bahkan, benchmarking dengan peraturan sejenis di beberapa negara, termasuk Swedia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan telah dilakukan untuk menyempurnakan materi RUU PKN dengan praktik internasional. Dalam waktu dekat, Pemerintah akan melakukan harmonisasi dan finalisasi RUU PKN sebelum disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat. Selain mengatur pengelolaan sumber daya alam yang dikuasai negara, RUU PKN juga mengatur pengelolaan kekayaan yang dimiliki negara berupa Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) serta investasi pemerintah dalam bentuk kekayaan negara dipisahkan.

Upload: lamnhan

Post on 06-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DIREKTORAT HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKATGedung Syafruddin Prawiranegara II Lantai. 12

Jalan Lapangan Banteng Timur no. 2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 3169Telepon (021) 3442960; Faksimile (021) 3442960; Situs www.djkn.depkeu.go.id

SIARAN PERS

Pemerintah PercepatPenyusunan RUU Pengelolaan Kekayaan Negara

Sampai dengan 70 tahun kemerdekaan, Republik Indonesia belum memiliki satu undang-

undang yang mengatur pengelolaan kekayaan negara secara komprehensif sebagai landasan bagi

tercapainya pengelolaan kekayaan negara yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat. Padahal, Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Pemerintah

harus menyusun undang-undang yang mengatur lebih lanjut mengenai pengelolaan kekayaan

negara, sebagaimana ditentukan Pasal 33 ayat (3) bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran

rakyat. Akibatnya masih terdapat berbagai permasalahan terkait pengelolaan kekayaan negara di

tanah air.

Beberapa permasalahan penting terkait pengelolaan kekayaan negara antara lain masih

ditemui adanya permasalahan antar sektoral, antar pemerintah, atau antar pemerintah dengan pihak

lain terkait dengan pengelolaan kekayaan negara. Kedua, penerimaan negara yang dihasilkan dari

pengelolaan sumber daya alam belum optimal. Ketiga, investasi pemerintah dan pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah belum dapat memberikan sumbangan yang signifikan bagi penerimaan

negara dan daerah. Keempat, keseimbangan antara utilisasi kekayaan negara dan perlindungan hak

negara dan masyarakat belum terjamin.

Berdasarkan hal terse but diatas, Pemerintah saat ini mempercepat penyusunan Rancangan

Undang-Undang Pengelolaan Kekayaan Negara (RUU PKN). Prakarsa RUU PKN telah dimulai

sejak tahun 2000 dengan adanya Persetujuan Presiden tanggal 19 September 2000. Pembahasan

RUU PKN ini telah dilakukan secara intensif dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait antara

lain Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan

Badan Pertanahan Nasional. Draft dan Naskah Akademis telah diuji dalam berbagai konsultasi

publik serta Focus Group Discussion dan seminar dengan kalangan akademisi dan praktisi. Bahkan,

benchmarking dengan peraturan sejenis di beberapa negara, termasuk Swedia, Selandia Baru, dan

Afrika Selatan telah dilakukan untuk menyempurnakan materi RUU PKN dengan praktik

internasional. Dalam waktu dekat, Pemerintah akan melakukan harmonisasi dan finalisasi RUU PKN

sebelum disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat.

Selain mengatur pengelolaan sumber daya alam yang dikuasai negara, RUU PKN juga

mengatur pengelolaan kekayaan yang dimiliki negara berupa Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D)

serta investasi pemerintah dalam bentuk kekayaan negara dipisahkan.

RUU PKN penting untuk pengawasan dan pengendalian pengelolaan kekayaan negara,

penyusunan neraca kekayaan negara, serta penguatan aspek fiskal penerimaan negara. Selain itu,

RUU PKN ini juga mengatur mekanisme penyelesaian permasalahan antar sektor pemerintahan,

antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, atau antar pemerintah daerah, dan antar

pemerintah dengan pihak lain terkait dengan pengelolaan kekayaan negara._.- _ ..

Pemerintah sangat berharap RUU ini dapat menjadi proiritas pembahasan dengan DPR,

sehingga jika telah menjadi UU akan menjadi landasan hukum yang kuat bagi pengaturan

pengelolaan kekayaan negara yang komprehensif yang akan menjamin keseimbangan hak-hak

negara, mitra investor dan masyarakat.