siap seminar
TRANSCRIPT
1
JUDUL: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan profesionalisme guru untuk meningkatkan hasil belajar murid
berkaitan dengan berbagai aspek yang kadang terabaikan oleh guru. Sering terjadi
kegagalan murid dalam belajar, rendahnya minat belajar serta merosotnya disiplin
murid yang berpengaruh terhadap hasil belajarnya dan keadaan yang mengecewakan
lainnya, hanya semata-mata diorientasikan pada kegiatan mengajar atau kurangnya
fasilitas belajar yang menunjang, padahal terdapat kemungkinan bahwa keadaan yang
tidak menggembirakan itu disebabkan oleh pendekatan, metode pembelajaran sampai
kegagalan guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Pemecahan masalah terhadap uraian di atas dapat dilakukan dengan berbagai
langkah pembaharuan antara lain dengan ”pelaksanaan pelatihan dan peningkatan
kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan
prasarana, serta meningkatkan sistem manajemen sekolah” (Aqib, 2009:124). Guru di
sekolah adalah ujung tombak keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran di dalam
kelas dan mempunyai peran utama dalam mengatur, mengarahkan dan menciptakan
suasana pembelajaran dengan baik sehingga guru dituntut harus profesional dalam
melaksanakan tugas pembelajarannya.
2
Pemahaman konsep IPA yang baik sangatlah penting karena untuk memahami
konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya, sehingga
dituntut kemampuaan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai
dengan tingkat perkembangan mental murid. Untuk itu diperlukan model dan media
pembelajaran yang dapat membantu murid untuk mencapai kompetensi dasar dan
indikator pembelajaran. Sobel dan Maletsky (Muchtar, 2004:2) menjelaskan bahwa:
Banyak sekali guru IPA yang menggunakan waktu pelajaran dengan kegiatan membahas tugas-tugas, lalu memberi pelajaran baru, memberi tugas kepada murid. Pembelajaran seperti di atas yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan dan merusak seluruh minat murid. Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara malsimal, padahal sasaran terlaksananya pembelajaran adalah meningkatnya pemahaman murid terhadap materi bahan ajar sehingga hasil belajar murid-pun menjadi baik. Dengan demikian, diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat dan lebih menarik perhatian dan minat murid tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum.
Mata pelajaran IPA sendiri yang diajarkan kepada murid kelas V di SD Inpres
No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar dilakukan dengan cara
teoritis dan pelaksanaan praktikum. Khusus praktikum, dilaksanakan dengan
keterbatasan alat peraga, mengingat alat peraga yang disiapkan di sekolah masih
sangat kurang memadai untuk pelaksanaannya. Sehingga proses pembelajaran banyak
dilakukan secara teoritis.
Pembelajaran teoritis yang dilakukan guru dilakukan dengan pendekatan
konvensional dimana kombinasi metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas
menjadi pandangan yang umum ditemui di dalam kelas. Pembelajaran secara
3
konvensional (ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas) dalam mata pelajaran IPA
tentu saja terasa kurang relevan dan cenderung memungkinkan timbulnya kejenuhan
dan kurangnya pemahaman murid terhadap materi bahan ajar, dan untuk mengatasi
hal ini diperlukan proaktif guru dalam mengatasi permasalahan yang muncul.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, diperoleh bahwa hasil belajar murid kelas
V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo tahun ajaran 2010/2011 pada semester 1
khusus untuk mata pelajaran IPA jika nilai semua murid diakumulasikan maka
jumlah nilainya 900 dari 15 jumlah murid dengan rata-rata 60,00. Bila mengacu
kepada standar nilai KKM yang diterapkan di sekolah tersebut 65, maka masih perlu
perbaikan pembelajaran agar nilai hasil belajar murid dapat meningkat.
Pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif dengan strategi pembelajaran
yang tepat guna mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang kondusif dan
merancang aktivitas belajar murid terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Karena
bagaimanapun hasil belajar murid tidak dapat dicapai secara maksimal jika kondisi
dan situasi proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak memberikan ruang dan
gerak kepada murid dalam menggali dan mengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk memilih
model pembelajaran serta media yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas terdapat
keterkaitan yang erat antara guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru
4
mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai
dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Selanjutnya perlu dikembangkan suatu perbaikan pembelajaran untuk dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata
Sapo berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Devision (STAD). Pembelajaran tersebut memberikan kesempatan kepada murid
dalam mengemukakan gagasan terhadap pemecahan suatu masalah dalam
kelompoknya masing-masing, disamping itu pembelajaran kooperatif tipe STAD
memiliki beberapa keuntungan jika digunakan dalam pembelajaran IPA antara lain:
kemampuan murid bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, disamping
itu kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu
dalam memahami materi pelajaran, membaiknya hubungan sosial, meningkatkan
kemahiran kepemimpinan, meningkatkan kemahiran sosial, dan meningkatkan
keyakinan diri.
Berdasarkan uraian di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25
Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar”.
5
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatan hasil belajar IPA pada
Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, peneliti merancang pemecahan
masalah melalui tindakan perbaikan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam pembelajaran IPA.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA melalui
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada
murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dalam pengelolaan
pembelajaran sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Adapun
manfaat penelitian ini adalah:
6
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi akademisi/lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada Program Studi
PGSD FIP UNM.
b) Bagi kepala sekolah, untuk menjadi bahan acuan di dalam
membimbing bawahannya dalam memilih model-model pembelajaran.
c) Bagi tenaga pendidik/guru sebagai sarana pengembangan teori dan
implementasi pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah terkait dengan upaya meningkatkan hasil
belajar murid.
d) Bagi instansi, khususnya pada SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo
merupakan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatan hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
a) Penelitian ini diharapkan guru sekolah dasar mendapatkan pengalaman
langsung dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dalam meningkatkan hasil belajar murid terhadap pembelajaran IPA di
sekolah dasar.
b) Penelitian ini diharapkan pula bagi mahasiswa peneliti agar
mendapatkan pengalaman nyata melalui pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam meningkatkan hasil belajar murid dalam mengajar nanti.
7
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama
dengan sesama murid dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif
dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih
dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif
ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif
diantara anggota kelompok.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
tersusun dan sistematis, dimana murid belajar dalam kelompok-kelompok kecil
bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Menurut Slavin (Asma, 2006:5)
mendefenisikan tentang pembelajaran kooperatif yang mengandung arti bahwa
“dalam belajar kooperatif murid belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan
bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu atau kelompok”.
Halnya dengan Newman (Asma, 2006:11) mendefinisikan pembelajaran kooperaitf
adalah “suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari murid yang
bekerjasama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam
tugas mereka”.
7
8
Sementar itu, Johnson (Rusman, 2010:204) mengemukakan pengertian
pembelajaran kooperatif bahwa:
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yaang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah mendasarkan pada suatu ide bahwa murid bekerjasama dalam
belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggungjawab pada aktivitas
belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai
materi pelajaran dengan baik. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan
para ahli penelitian untuk digunakan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Slavin (Sanjaya, 2010:242) menyatakan bahwa:
(1) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar murid sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. (2) pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan murid dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah murid
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
penyelesaian tugas kelompoknya, setiap murid dalam kelompok harus saling bekerja
9
sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Untuk mencapai hasil
belajar diterapkan 5 unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagaimana dijelaskan
Roger dan David Johnson (Rusman, 2010:212) sebagai berikut:
1.Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
2. Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersrebut.
3. Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
4. Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih murid untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sanjaya, (2009:224) yaitu “pembelajaran secara tim, didasarkan
pada manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerja
sama”. Karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pembelajaran Secara Tim.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim.Tim merupakan
tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap
murid belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk
10
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran
ditentukan oleh keberhasilan tim
2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif.
Sebagaimana pada umumnya manajemen mempunyai empat fungsi pokok,
yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.
Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan menenjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok,
oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.
Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan
sesuai dengan perencanan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi
kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
3) Kemauan untuk Bekerja Sama.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses
pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan
tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu.
11
4) Keterampilan Bekerja Sama.
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktekkan melalui aktivitas dan
kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian,
murid perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan
anggota lain. Murid perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi
dan berkomunikasi, sehingga setiap murid dapat menyampaikan ide, mengemukakan
pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilahn kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif murid belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok
yang terdiri dari 4 atau 6 orang murid, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud
kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan murid, jenis kelamin,
dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih murid menerima perbedaan dan bekerja
dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif
diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik,
murid diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan.
12
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkins. STAD merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan banyak digunakan dalam
pembelajaran kooperatif. Slavin (Asma, 2006:51) menjelaskan bahwa :
Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD, murid ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang murid yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat murid yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan strategi belajar dengan
sejumlah murid sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Sejalan dengan hal itu, Slavin (Trianto, 2007:52) memberikan pengertian
tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD bahwa:
Pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang murid secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan berkelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu
model yang mengacu pada pembelajaran kelompok kecil yaitu murid ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,
13
setiap murid anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran. Lebih jauh Slavin (Rusman, 2010:214) memaparkan bahwa “Gagasan
utama di belakang STAD adalah memacu murid agar saling mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.
b. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran. Keunggulan pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat dikemukakan oleh Ruhadi (2008:49) sebagai berikut:
1) Setiap anggota kelompok wajib mendapat tugas.2) Ada interaksi langsung antar murid dengan murid dan murid
dengan guru.3) Murid dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial.4) Mendorong murid untuk menghargai pendapat orang lain.5) Dapat meningkatkan kemampuan akademik murid.6) Melatih murid untuk berani berbicara di depan kelas.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif tipe STAD juga
memiliki kekurangan. Selanjutnya akan diuraikan tentang kekurangan pembelajaran
kooperatif tipe STAD sebagaimana dikemukakan Ruhadi (2008:49) sebagai berikut:
1) Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur dan mengangkat tempat duduk.
2) Karena rata-rata jumlah murid di dalam kelas, maka guru kurang maksimal dalam mengamati kelompok secara bergantian.
3) Guru dituntut bekerja cepat menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan murid, dan menentukan perubahan kelompok belajar.
14
4) Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Peran dan fungsi guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada tingkat sekolah dasar khususnya pada pembelajaran IPA
sangatlah penting, Rusman (2010:215) mengemukakan langkah-langkah tersebut
sebagai berikut:
1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut
dan memotivasi murid untuk belajar
2) Pembagian Kelompok
Murid dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri
dari 4-5 murid yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi
akademik, gender/jenis kelamin, rasa tau etnik
3) Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya
pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi murid agar dapat belajar
aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,
demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemauan yang diharapkan dikuasai
murid tugas dan pekerjaan harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
15
4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Murid belajar dalam kelompok yang dibentuk. Guru menyiapkan lembaran
kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semau anggota menguasai dan
masing-masing memberikan kontribusi, selama tim bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja
tim ini merupakan ciri terpenting dalam STAD.
5) Kuis atau Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar memenuhi pemberian kuis tentang materi
yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap persentasi hasil kerja masing-
masing kelompok. Murid diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan
bekerjasama. Ini dilakukan untuk menjamin agar murid secara individu
bertanggungjawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru
menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal misalnya 60, 75, 84 dan
seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan murid.
6) Penghargaan
Penghargaan dilakukan setelah dilaksanakan kuis atau evaluasi yang diberikan
untuk murid yang berprestasi.
Tujuan utama dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah agar
murid dapat dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara
saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
16
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok.
3. Pembelajaran IPA di SD
a. Hakikat IPA
Kata “IPA” diterjemahan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal dari
kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam,
sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. “Jadi IPA dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam”(Bundu, 2010:17).
Selanjutnya Bundu dan Kasim, (2007:2) mengemukakan bahwa hakikat IPA itu
sendiri adalah
(1) IPA adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik tentang dunia sekitar, (2) IPA adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu, dan (3) IPA adalah dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mampu
menjelaskan peristiwa yang terjadi di alam melalui pengamatan dan dapat diuji
kebenarannya melalui percobaan IPA.
Harlen, (Bundu, 2010:18) mengemukakan tiga karakteristik utama IPA yakni:
1) Memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk mengujin validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah. Meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis, teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada.
2) Memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksi sebelum
17
sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya.
3) Memberi makna bahwa teori IPA bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.
Muchtar, dkk (2004:5) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran di susun berdasarkan penyesuaian terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi dan memiliki keterbacaan tinggi agar murid tidak bosan dalam membacanya.
b. Pemberian ilustrasi. Dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada murid dengan mempergunakan contoh-contoh gambar dari setiap materi belajar dan untuk menarik minat murid terhadap matapelajaran ilmu pengetahuan alam.
c. Aktivitas kegiatan. Merupakan penerapan percobaan-percobaan yang dilakukqan murid baik individu maupun kelompok yang bertujuan agar murid memiliki pengalaman nyata dalam memahami suatu materi pelajaran yang diberikan.
d. Aktivitas tugas. Pemberian tugas baik individu maupun kelompok dimaksudkan agar murid aktif dan dapat memecahkan masalah yang ditemukan.
b. Pengertian Belajar
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisiksosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar
masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan
belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat
menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.
Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Rober (Suprijono,
18
2009:3) belajar adalah “the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses
mendapatkan pengetahuan”. Menurut Mappasoro, (2007:2) belajar merupakan
aktivitas mental (psikhis) yang terjadi kerena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relatif tetap dalam aspek-aspek: kognitif, psikomotor, dan afektif. Perubahan tersebut dapat berupa sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan/peningkatan dari hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya.
Belajar dapat pula diartikan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat relatif
tetap. Terkait dengan uraian tersebut, Hergenhahn dan Olson (Bundu, 2008:64)
mengemukakan:
(1) Belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap, (3) perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman belajar, (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil penglaman dan latihan, dan (5) pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.
Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas atau tingkah laku yang dilakukan yang menyebabkan tejadinya perubahan
pada diri pebelajar tesebut.
Belajar adalah aktivitas mental yang menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan pada diri orang yang belajar. Sebagai suatu aktivitas, belajar dipengaruhi
oleh sejumlah faktor. Menurut Sumadi Suryabrata dan Rochman Natawidjaja
(Mappasoro, 2007:9) ” faktor yang mempengaruhi hasil belajar murid ada dua yaitu
faktor interen yakni faktor yang berasal dari dalam individu yang belajar, dan faktor
eksteren yakni faktor-faktor yang berasal dari luar individu”.
19
a. Faktor Interen, terdiri atas:
1) Faktor fisiologis pada umumnya
(a) Keadaan fisiologis pada umumnya
Keadaan fisiologis pada umumnya dari diri individu yang belajar yang
mempunyai pengaruh yang besar. Keadaan jasmani yang segar misalnya sudah
tentu akan memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan
keadaan jasmani yang kurang atau tidak segar.
(b) Keadaan pancaindera
Melalui pancaindera, seseorang melakukan aktivitas belajar (membaca,
mengamati, mendengar, merasakandan mengalami sesuatu dan berbagai
bentukaktivitas lain). Pancaindera yang berfungsi dengan baik sudah tentu akan
memberikan pengaruh positif bagi terlaksananya kegiatan belajar.
2) Faktor Psikologis
Sebagai aktivitas mental, belajar dipengaruhi oleh sejumlah faktor
psikologis, diantaranya:
(a) Kematangan belajar merupakan sesuatu yang bersifat alamiah dan
berhubungan dengan faktor biologis, karena hal ini terjadi diluar kontrol
manusia. kematangan mempengaruhi proses belajar dalam arti bahwa proses
belajar akan mencapai hasil optimal bila ditunjang oleh kematangan.
20
(b) Kumpulan persepsi dan pengertian dasar.
Melalui interaksi aktif manusia memperoleh berbagaijnis persepsi dan
pengertian-pengertiandasar yang merupakan cikal bakal dariproses
pembentukan kemampuan dan pengetahuan manusiamelalui proses belajar
yang panjang.
(c) Kapasitet (kemampuan) belajar.
Setiap manusia dilahirkan dengan membawa kemampuan yang berbeda-
beda, sehingga dikenal misalnya anak cerdas dan sebaliknya. Faktor kapasitet
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar.
(d) Minat dan Perhatian
Minat dan perhatian mempengaruhi proses dan hasil belajar kiranya tidak
sulit dipahami. Bagi seseorang yang tidakmempunyai minat dan perhatian
didalam beljar tentu saja tidak dapat diharapkan akan memperoleh hasil yang
baik.
(e) Motivasi
Motivasi diartikan sebagai kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk berbuat.Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seeorang untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor pendorong dari
dalam individu, yang merupakan tenaga untuk membangkitkan dan
mengarahkan kelakuan dalam belajar. Murid yang kuat motivasinya akan giat
21
dalam usaha, bahkan nampak tidak lelah dalam belajar dan mempunyai
perhatian penuh.
b. Faktor Eksteren, terdiri atas:
1) Faktor lingkungan belajar,yang meliputi:
(a) Lingkungan yang bersifat alami atau non sosial.
(b) Lingkungan sosial yaitu yang berkaitan dengan hubungan antara
manusia.
2) Faktor instrumental yaitu faktor-faktor yang pengadaan dan penggunanya
dirancang/diprogramkan sebagai sarana/alat (instrument) untuk
menunjang pencapaian tujuan-tujuan belajar,seperti:
(a) Kurikulum (Garis-garis Besar Program Pengajaran dan semua
perangkat pendukung).
(b) Sarana dan fasilitas serta berbagai skema bagan yang relevan, OHP,
ART dan sebagainya.
(c) Berbagai bentuk program belajar-mengajar, mu;ai dari yang sangat
umum sampai kepada yang terstruktur.
(d) Berbagai bentuk tindakan didaktis-pedagogis baik yang secara
sengaja dirancang/disispkan maupun muncul secara traksaksional
yang diharapkan menunjang keefektivan proses belajar
22
c. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri murid,
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat terjadi bila adanya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar
menurut Suprijono (2010:5) adalah “pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.
Menururt Sumaji (Bundu, 2010:29) memandang hasil belajar dari dua aspek
yaitu:
Aspek kognitif dan nonkognitif. Aspek kognitif adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan intelektual lainnya, sedangkan aspek nonkognitif erat kaitannya dengan sikap, emosi (afektif), serta keterampilan fisik atau kerja otot (psikomotor).
Jika ditelaah tujuan pendidikan IPA di SD, dapat dikatakan bahwa tujuan
tersebut telah berorientasi pada teori hasil belajar tersebut di atas yakni pada
pencapaian IPA dari segi produk, proses, dan sikap keilmuwan. Dari segi produk,
murid diharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Dari segi proses, murid diharapkan memiliki kemampuan
untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan dan menerapkan konsep yang
diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Dari segi sikap dan nilai, murid diharapkan mempunyai minat
untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis,
23
mawas diri, bertanggung jawab dapat bekerja sama dan mandiri, serta mengenal dan
memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan
Yang Maha Esa.
Menurut Bundu (2010:30) bahwa hasil belajar IPA di SD hendaknya mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Penguasaan produk ilmiah atau produk IPA yang mengacu pada seberapa besar murid mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman tentang IPA baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori. Aspek produk seperti fakta, konsep, yang sering disajikan dalam bentuk pengetahuan yang sudah jadi.
2. Penguasaan proses ilmiah atau proses IPA mengacu pada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuwan yang terdiri atas keterampilan proses IPA dasar dan keterampilan IPA terintegrasi. Untuk tingkat pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses IPA difokuskan pada keterampilan proses IPA dasar (basic science process skills) yang meliputi keterampilan mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), menghitung (kuantifikasi), meramalkan (prediksi), menyimpulkan (inferensi), dan mengkomunikasikan (komunikasi).
3. Penguasaan sikap ilmiah atau sikap IPA merujuk pada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam sikap dan sistem nilai dalam proses keilmuwan. Sikap ilmiah yang sangat penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan. Paling tidak ada empat sikap yang perlu dikembangkan yakni sikap ingin tahu (curiocity), penemuan (inventiveness), berpikir kritis (critical thinking), dan teguh pendirian (persistence). Keempat sikap ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena saling melengkapi.
4. Hasil belajar IPA SD adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada murid dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA, yang biasanya dinyatakan dengan skor yang sesuai dengan dimensi hasil belajar IPA yang terdiri atas dimensi tipe isi (produk), dimensi tipe kinerja (proses), dan dimensi tipe sikap (sikap ilmiah).
24
d. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Mengajarkan
Materi Sumber Daya Alam
Pengajaran materi sumber daya alam dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan Pembelajaran
a. Guru membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan lembar jawaban, serta
lembar tes tentang topik sumber daya alam.
b. Menyiapkan alat peraga yang berhubungan dengan materi pelajaran
tentang sumber daya alam.
c. Menyiapkan lembar observasi kegiatan murid dan guru.
d. Membagi murid dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang murid. Pembagian ini dilakukan berdasarkan pada hasil tes
murid sebelumnya. Setiap kelompok terdiri dari murid yang
berkemampuan tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin yang berbeda.
e. Menentukan skor dasar murid
2. Penyajian Materi
Sebelum memulai materi, kepada murid disampaikan tujuan kelompok
dan tes individual. Guru memberikan motivasi pada murid tentang pentingnya
materi ini untuk dipelajari. Kemudian mengingatkan murid tentang materi
prasyarat yang berhubungan dengan sumber daya alam. Kegiatan ini dilakukan
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada murid. Selanjutnya, murid
25
diarahkan untuk dapat menerima materi pembelajaran tentang sumber daya
alam.
3. Kegiatan Belajar Kelompok
Setelah penyajian materi, murid duduk berdasarkan kelompok yang telah
dibagi guru sebelumnya. Murid diminta untuk mendiskusikan dalam kelompok
tentang materi yang diberikan dalam lembar kegiatan. Murid diberitahukan
bahwa lembar kerja harus diisi dan dipelajari. Jika ada teman kelompok
mengalami kesulitan dalam memahami materi, murid tersebut menanyakan
pada teman kelompoknya. Jika seluruh anggota kelompok tidak menemui
jawabannya, maka salah seorang murid dalam kelompok menanyakan pada
guru.Saat murid berdiskusi dalam kelompok, guru mengelilingi setiap
kelompok untuk melihat perkembangan murid, membetulkan konsep murid
yang salah, dan mengecek pemahaman anggota kelompok.
4. Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok
Setelah mengerjakan tugas kelompok, wakil dari setiap kelompok diminta
untuk mempersentasekan hasil kegiatan kelompok di depan kelas. Pada tahap
kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji
dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok tersebut.
Setelah kegiatan ini dilakukan secara bergantian, guru memberikan kunci
jawaban pada setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta
memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.
26
5. Murid Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individual
Setelah kegiatan belajar kelompok, murid diberi tes secara individu. Hasil
tes ini akan mempengaruhi skor kelompok. Dalam kegiatan ini murid tidak
diperkenankan bekerjasama. Masing-masing murid menyumbang skor untuk
kelompok sesuai dengan kemampuan yang dicapai dalam tes, dibanding dengan
skor dasar yang dimiliki murid.
6. Pemeriksaan Hasil Tes
Guru memasukan hasil tes murid ke dalam daftar skor peningkatan setiap
individu. Peningkatan rata-rata skor setiap individu merupakan sumbangan bagi
kinerja pencapaian kelompok.
7. Penghargaan Kelompok
Setelah skor tes ditentukan dan skor kelompok sudah dihitung, maka guru
memberikan penghargaan bagi kelompok super dan kelompok hebat.
B. Kerangka Pikir
Keberhasilan seorang murid dalam belajar dapat dilihat ketika mereka mampu
memperoleh pengetahuan berdasarkan informasi yang didapat. Dalam mengolah
informasi tersebut setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda, dan seiring
sssdengan hal itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi dalam
menerima pelajaran sehingga murid dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Hasil belajar murid merupakan salah satu indikator keberhasilan murid dalam
proses belajar mengajar. Hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai hasil belajar yang
27
telah dicapai murid dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunakan tes
sebagai alat pengukur keberhasilan murid. Untuk meningkatkan hasil belajar murid,
guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).
Pencapaian proses dan hasil belajar dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, pemeriksaan hasil
kegiatan kelompok, tes, pemeriksaan hasil tes, dan penghargaan kelompok. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini:
Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Rendah
Aspek muridMurid kurang aktifPartisipasi murid dalam pembelajaran rendah dalam mengemukakan pertanyaan, gagasan, ide, usul, sanggahan dan jawaban terhadap permasalahan
Aspek GuruPembelajaran konvensionalKurang melibatkan murid secara aktifKurang membimbing murid dalam mengemukakan pertanyaan, gagasan, usul, sanggahan atapun jawaban
Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Meningkat
28
Gambar.2.1. Skema Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesisnya
adalah “Jika pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) diterapkan, maka hasil belajar IPA meningkat pada Murid Kelas V SD
Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar”.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
29
III. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Dimana tujuan dari pada pendekatan ini untuk
menentukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan yang diperoleh
yaitu khususnya dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
peningkatan hasil belajar murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo
Kabupaten Kepulauan Selayar.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Karakteristik
dari tindakan kelas yakni tindakan-tindakan (aksi) yang berulang-ulang untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini sesuai dengan pendapat Suryanto (Muslich, 2009:9) bahwa, “PTK
adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional”.
29
30
2. Fokus Penelitian
Untuk memberikan pemecahan yang tepat terhadap permasalahan
penelitian yang dikemukakan maka ada beberapa faktor yang akan diselidiki,
yaitu:
a. Murid: yaitu dengan melihat tingkat kemampuan murid dalam pembelajaran.
b. Guru: yaitu dengan melihat bagaimana persiapan materi pelajaran yang
relevan, dan kesesuaian pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan
dalam pembelajaran di kelas. Selain itu juga diamati proses pembelajaran,
apa sudah berjalan sesuai dengan rencana atau belum.
c. Hasil Belajar: yaitu dengan menganalisis hasil belajar IPA setelah
melakukan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) yang diukur melalui pelaksanaan tes pada setiap akhir
siklus.
3. Setting dan Subjek Penelitian
a. Setting Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SD Inpres No. 25 Batangmata
Sapo yang terletak di Kelurahan Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene
Kabupaten Kepulauan Selayar.
b.Subjek Penelitian
Subyek penelitian yang akan diteliti adalah Murid Kelas V SD Inpres
No.25 Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan
31
Selayar yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 5
perempuan.
4. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom
Actiont Research) , yaitu desain penelitian berdaur ulang (siklus). Proses
pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari (a)
perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan/observasi, (d)
analisis dan refleksi. Pelaksanaan penelitian dilakukan karena adanya
permasalahan yang dialami dalam pembelajaran, kemudian dilakukan
perencanaan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yang
dilanjutkan dengan upaya pelaksanaan tindakan dan observasi pelaksanaan.
Hasil observasi selanjutnya direfleksi untuk mengetahui hasil pelaksanaan
tindakan.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam siklus yang berdaur
ulang seperti terlihat pada gambar berikut.
32
Gambar.3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas oleh Hopkins (Muslich, 2009:43)
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II,
jika pada sikus I telah berhasil maka tidak dilanjutkan pada siklus ke II.
Perencanaan
Observasi
Refleksi Pelaksanaan
Siklus n
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Observasi
33
Demikian juga sebaliknya, apabila nilai hasil belajar murid belum berhasil
maka dilanjutkan ke siklus II, dan jika pada siklus II nilai hasil belajar murid
masih belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dalam dua kali pertemuan atau 4 jam
pelajaran dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, sedangkan siklus II dilaksanakan
sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari hasil siklus I. Pelaksanaan siklus II
dilakukan dalam 2 kali pertemuan atau 4 jam pelajaran dengan alokasi 4 x 35
menit. Secara rinci siklus dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan tim peneliti pada tahap ini adalah:
1. Melaksanakan observasi awal untuk menentukan model dan format
penerapan tindakan pada siklus 1.
2. Peneliti dan guru kelas mengkaji kurikulum atau silabus sebagai bahan
dalam pembelajaran
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
4. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan pembelajaran kooperatif
beserta soal-saol tes yang akan dibagikan kepada masing-masing murid.
5. Membuat lembar kerja siawa (LKS) dibagikan kepada masing-masing
kelompok.
6. Membuat lembar observasi guru dan murid untuk mengamati proses
pembelajaran selama penerapan tindakan Siklus I.
34
7. Membuat alat peraga.
8. Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar murid selama tindakan
penelitian diterapkan.
9. Menyusun rubrik penilaian atau pengskoran.
b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran
IPA sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.
c.) Observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan format pengamatan pembelajaran yang telah dirancang
sebelumnya. . Pengamatan dilakukan terhadap prilaku guru dan aktivitas murid
selama proses pembelajaran berlangsung dan dampak yang ditimbulkan dari
prilaku guru terhadap murid selama proses pembelajaran dengan menggunakan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Evaluasi dilaksanakan
pada setiap akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi tersebut ditunjukan
untuk mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan pemahaman murid pada
pokok bahasan sumber daya alam yang diajarkan. Alat evaluasi yang digunakan
adalah tes hasil belajar yang disusun oleh peneliti. Jika semua murid
memperoleh nilai 65,00 maka tindakan dianggap telah berhasil dilaksanakan
35
d) Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data, baik data observasi
maupun data hasil evaluasi. Peneliti bersama guru kelas menganalisis dan
merenungkan hasil tindakan I. Refleksi yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan apakah kriteria yang telah ditetapkan tercapai atau belum. Jika
telah berhasil maka siklus tindakan berakhir atau tidak berlanjut kesiklus
berikutnya. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil, maka peneliti melanjutkan
kesiklus berikutnya dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan
berikutnya dan seterusnya sampai berhasil yang telah ditetapkan.
Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam siklus II adalah sama
dengan kegiatan pada siklus I. Perubahan yang mendasar adalah pada jenis
tindakan yang diberikan sebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya, rencana
tindakan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dan analisis data pada
siklus I.
5. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang
ingin diperoleh, yaitu melalui tes dan observasi.
a. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman murid
terhadap pokok bahasan pemanfaatan sumber daya alam. Tes dilaksanakan
pada awal penelitian yakni sebelum pelaksanaan tindakan dan pada akhir
36
setiap tindakan. Tes awal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan murid tentang materi pemanfaatan sumber daya alam dan
refleksi untuk tindakan selanjutnya.
b. Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan
tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai
dengan yang dikehendaki. Fokus pengamatan yaitu partisipasi murid dalam
mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
6. Teknik Analisis Data
Data hasil observasi guru dan murid dianalisis secara kualitatif dan data
hasil belajar murid dianalisis secara kuantitatif. Sejalan dengan itu Herryanto
(2007: 22) mengemukakan bahwa untuk mengetahui tingkat penguasaan murid
terhadap suatu evaluasi yang di berikan, dapat menggunakan rumus:
Tingkat penguasaan : Jumlah jawaban yang benar Jumlah soal
Jumlah soalData dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif, meliputi 3 alur yaitu
“reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan” seperti menurut Miles
& Huberman (Muslich, 2009:91). Data yang diperoleh melalui perangkat
pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis.
X 100
37
Data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan
kesimpulan.
7. Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu
aspek guru dan aspek murid. Keberhasilan guru dapat dilihat pada kemampuan
mengimplementasikan perencanaan pembelajaran sumber daya alam dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Kriteria keberhasilan dari aspek murid dapat dilihat pada proses
pembelajaran dan hasil yang dicapai murid dalam mengikuti pelajaran IPA
yaitu kemampuan murid mengemukakan pertanyaan, gagasan, usul, sanggahan,
atau jawaban serta partisipasi murid selama mengikuti pembelajaran dengan
baik, dan hasil yang dicapai dalam belajar pemanfaatan sumber daya alam, di
mana secara klasikal mencapai tingkat 65. Setiap jenis objek yang dinilai
diklasifikasikan dan ditentukan kecenderungan dalam kategori seperti pada
kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (Muslich, 2009:135)
menyatakan bahwa ”tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat
tinggi, 80% - 89% dikategorikan tinggi, 65% - 79% dikategorikan sedang, 55%
- 64% dikategorikan rendah dan 0% - 54% dikategorikan sangat rendah”.
38
8. Jadwal Penelitian
Kegiatan
Bulan/Tahun
Febr. 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan(pra penelitian) x x x x
Menyusun Proposal x x x x x
Melaksanakan Seminar x
Merevisi proposal hasil seminar
x x
Pelaksanaan PTK x x x
Seminar Hasil Penelitian x
Penyusunan Laporan akhir PTK
x x x x
39
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Bundu, Patta. 2008. Aplikasi Keterampilan Proses dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar (untuk Guru dan Calon Guru Sekolah Dasar). Makassar: CV Samudra Alif-Mim.
Bundu, Patta. 2010. Asesmen Pembelajaran IPA. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Bundu, Patta dan Kasim, Ratna. 2007. Konsep Dasar IPA I Teori dan Praktik. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Haryanto. 2007. Sains; Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga
Herryanto, Nar. 2007. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mappasoro S. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Mucthtar, dkk. 2004. Fenomena Sains.Ilmu Pemgetahuan Alam. Jakarta: Yudistira.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Indah. Jakarta: Bumi Aksara.
Muslimin dan Umar, Alimin. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Ruhadi. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD; Salah Satu Alternatif Dalam Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol 6 (1)
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
39
40
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
42
Lampiran I : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I
Nama Sekolah : SD Inpres No.25 Batangmata SapoMata Pelajaran : IPAKelas / Semester : V / IIAlokasi Waktu : 2 x 35 MenitPertemuan : I
A. Standar Kompetensi.
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan
masyarakat.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.
C. Indikator
Menjelaskan pengertian sumber daya alam.
D.Tujuan Pembelajaran.
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:
1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam.
2. Mendeskripsikan jenis sumber daya alam
E. Materi Pelajaran :
“ Sumber Daya Alam ”
F. Model dan Metode Pembelajaran.
Model : Pembelajaran Kooperatif
43
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah, dan pemberian tugas
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka
b. Mempersiapkan murid untuk belajar
c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.
d. Guru memberikan motivasi kepada murid.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang sumber daya alam.
b. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan pengertian sumber daya alam.
c. Membagi murid dalam kelompok heterogen.
d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru
mengamati jalannya kegiatan kelompok.
e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah
satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas
44
dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama
lain.
g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci
jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.
h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap
murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman
kelompoknya atau kerjasama.
i. Guru memeriksa hasil tes.
j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin
tertinggi
3. Kegiatan Akhir
a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi
b. Pemberian PR
c. Motivasi
d. Salam penutup
H. Media dan Sumber Pembelajaran
a. Media
Media gambar
b. Sumber
Buku IPA Kelas V penerbit Erlangga, Yusdistira, dan Serangkai
Lembar kerja siswa (LKS)
45
G. Penilaian
1. Tehnik penilaian : Proses dan hasil
2. Bentuk penilaian : Tertulis
Makassar, Maret 2011
Guru Kelas V Peneliti
Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNIip: 19651231 199401 2 013 Nim:074704 224
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andi Padak Nip: 19500708 197401 1 007
46
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I
Materi : Sumber Daya Alam
Kelompok :
Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang di maksud dengan sumber daya alam?
Jawab:..................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
2. Jelaskan perbedaan antara sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan
yang tidak dapat diperbarui dan berikan contohnya?
Jawab:..................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
47
lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II
Nama Sekolah : SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : V / II Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit Pertemuan : II
A. Standar Kompetensi.
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan
masyarakat.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.
C. Indikator
Penggolongan berbagai jenis sumber daya alam.
D. Tujuan Pembelajaran.
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:
1. Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam.
2. Menggolongkan jenis sumber daya alam di sekitar
lingkungan
E. Materi Pelajaran :
“ Sumber Daya Alam ”
F. Model dan Metode Pembelajaran.
48
1. Model : Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan pemberian tugas.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
A. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka
b. Mempersiapkan murid untuk belajar
c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.
d. Guru memberikan motivasi kepada murid.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
a. Membagi murid dalam kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang jenis-jenis sumber daya alam.
c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan pengelolaan sumber daya alam yang ada di alam.
d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru
mengamati jalannya kegiatan kelompok.
e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah
satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas
49
dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama
lain.
g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci
jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.
h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap
murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman
kelompoknya atau kerjasama.
i. Guru memeriksa hasil tes.
j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin
tertinggi
C. Kegiatan Akhir
a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi
b. Pemberian PR
c. Motivasi
d. Salam penutup
H. Media dan Sumber Belajar
a. Media
Media gambar
b. Sumber
Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan Tiga Serangkai.
Lembar kerja siswa (LKS).
50
I. Penilaian
1.Tehnik penilaian : Proses dan hasil
2. Bentuk instrument: Tertulis
Makassar, Maret 2011
Guru Kelas V Peneliti
Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNIip: 19651231 199401 2 013 Nim:074704 224
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andi Padak Nip: 19500708 197401 1 007
51
Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II
Materi : Sumber Daya Alam
Kelompok :
Petunjuk : Perhatikanlah gambar di bawah ini, kemudian kelompokkan ke
dalam jenis sumber daya alam (bisa) dan (tidak) diperbarui
serta berikan alasanmu!
TembagaUdara
Tumbuhan BatubaraNikel Emas
Tanah Minyak bumi
52
Lampiran 5 : Tes Akhir Siklus I
Nama : …………………… Kelas : ……………….
NIS : …………………… Hari/Tanggal : …………….....
Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam?
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Jelaskan perbedaan antara sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. Tuliskan 2 cara mengelola sumber daya alam yang dapat diperbaharui (kakao)!
HutanKambing Sapi Air
53
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Tuliskan 2 contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Tuliskan 2 contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..
54
Lampiran 6 : Teknik Pemberian Skor
N
No
.
JawabanSkor/
Bobot
1
1.
Sumber daya alam adalah semua kekayaan Kunci alam, baik makhluk
hidup maupun benda mati yang terdapat di alam dan dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
5
2
.2
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam
yang dapat diadakan kembali atau diganti dengan yang baru,
sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah
sumber daya alam berupa benda mati yang dapat habis apabila dipakai
terus menerus.
5
3
.3
Cara mengelola kakao, yaitu biji kakao diolah menjadi bubuk
coklat. Bubuk coklat kemudian diolah menjadi makanan dan minuman. 4
4
.4
1. Tumbuhan
2. Hewan3
5
.5
1. Batu bara
2. Minyak bumi3
Skor Total20
Rumus: Jumlah Skor Perolehan
Skor Total×100
55
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I
Nama Sekolah : SD Inpres No. 25 Batangmata SapoMata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : V / IIAlokasi Waktu : 2 x 35 MenitPertemuan : I
A. Standar Kompetensi.
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan
masyarakat.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi manfaat sumber daya alam
2. Memberikan contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan sehari
hari.
D. Tujuan Pembelajaran.
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:
1. Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam.
2. Menyebutkan contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan
sehari hari.
E. Materi Pelajaran :
“Sumber Daya Alam”
56
F. Model dan Metode Pembelajaran.
1. Model : Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan penugasan.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka
b. Mempersiapkan murid untuk belajar
c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.
d. Guru memberikan motivasi kepada murid.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Membagi murid dalam kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang pemanfaatan sumber daya
alam.
c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitar
lingkungan.
d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru
mengamati jalannya kegiatan kelompok.
57
e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah
satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas
dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama
lain.
g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci jawanan
untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.
h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap
murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman
kelompoknya atau kerjasama.
i. Guru memeriksa hasil tes.
j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi.
3. Kegiatan Akhir
a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi
b. Pemberian PR
c. Motivasi
d. Salam penutup
H. Media dan Sumber Belajar
a. Media
Media gambar.
58
b. Sumber
Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan
Tiga Serangkai.
Lembar kerja siswa (LKS).
I. Penilaian
1. Tehnik penilaian : Proses dan hasil
2. Bentuk instrument: Tertulis
Makassar, Maret 2011
Guru Kelas Peneliti
Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNip: 19651231 199401 2 013 Nim: 074 704 224
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andi Padak Nip: 19590708 197401 1 007
59
Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I
Materi : Sumber Daya Alam
Kelompok :
Petunjuk : Tuliskan kegunaan dari berbagai jenis sumber daya alam
berikut!
Jenis Sumber Daya Alam Manfaat
Batubara
Minyak bumi
Tanah
Air
Hutan
60
Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II
Nama Sekolah : SD Inpres No. 25 Batangmata SapoMata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : V / IIAlokasi Waktu : 2 x 35 MenitPertemuan : II
A. Standar Kompetensi.
Memahami hubungan antara sumberdaya alam dengan lingkungan teknologi dan
masyarakat.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan cara pelestarian sumber daya alam
2. Memberikan contoh cara pelestarian sumber daya alam dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran.
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:
1. Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam.
2. Menyebutkan contoh cara pelestarian sumber daya alam dalam kehidupan
sehari hari.
E. Materi Pelajaran :
“Sumber Daya Alam”
61
F. Model dan Metode Pembelajaran.
1.Model : Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
2.Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan penugasan.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka
b. Mempersiapkan murid untuk belajar
c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.
d. Guru memberikan motivasi kepada murid.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Membagi murid dalam kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang cara melestarikan sumber
daya alam.
c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan cara melestarikan sumber daya alam yang ada di sekitar
lingkungan.
d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru
mengamati jalannya kegiatan kelompok.
62
e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah satu
anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan saling
memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama lain.
g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memberikan kunci jawanan untuk
diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.
h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap murid
mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman kelompoknya
atau kerjasama.
i. Guru memeriksa hasil tes.
j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi.
3. Kegiatan Akhir
a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi
b. Pemberian PR
c. Motivasi
d. Salam penutup
H. Media dan Sumber Belajar
a. Media
Media gambar.
b.Sumber
Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan Tiga Serangkai.
63
Lembar kerja siswa (LKS).
I. Penilaian
1.Tehnik penilaian : Proses dan hasil
2.Bentuk instrument: Tertulis
Makassar, Maret 2011
Guru Kelas Peneliti
Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNip: 19651231 199401 2 013 Nim: 074 704 224
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Andi Padak Nip: 19590708 197401 1 007
64
Lampiran 10 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II
Materi : Sumber Daya Alam
Kelompok :
Petunjuk : Tuliskan cara melestarikan jenis sumber daya alam berikut!
a. Tanah :
b. Air :
c. Tumbuhan :
d. Hewan :
e. Udara :
65
Lampiran 11 : Tes Akhir Siklus II
Nama : …………………… Kelas : ……………….
NIS : …………………… Hari/Tanggal : …………….....
Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!
1. Tuliskan 2 pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui berupa tanah!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2. Jelaskan 2 cara menjaga kelestarian lingkungan!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. Tuliskan 2 cara melestarikan hutan!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Tuliskan 2 cara untuk menghemat penggunaan bensin!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
66
5. Tuliskan 2 manfaat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berupa batu
bara!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.
67
Lampiran 12 : Teknik Pemberian Skor
No.Kunci Jawaban
Skor /
Bobot
1.1. Sebagai lahan pertanian, berupa sawah, ladang, dan perkebunan.
2. Kelestarian lingkungan, seperti hutan lindung dan hutan suaka. 3
2.
Cara menjaga kelestarian lingkungan, yaitu:
1. Dengan menggunakan sumber daya alam yang ada sesuai
kebutuhan
2. Melakukan reboisasi atau penghijauan
5
3.
Cara melestarika hutan, yaitu:
1. Tidak menebang pohon sembarangan
2. Mengganti lahan yang gundul / reboisasi
4
4.
Cara menghemat penggunaan bensin, yaitu:
1. Tidak menggunakan secara berlebihan
2. Mencari bahan bakar alternatif lainnya
4
5.
Manfaat batu bara, yaitu:
1. Sebagai bahan bakar alternatif
2. Sebagai sumber bahan bakar untuk tungku hemat energi yang bisa
digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau industri kecil
4
Skor Total 20
Rumus: Jumlah Skor Perolehan
Skor Total×100
68
Lampiran 13: LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Materi Pelajaran : IPA Nama Guru :
Materi Pokok : Sumber daya alam Hari, Tanggal :
Siklus : pukul :
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Dan berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.
No Aktivitas
Siklus I & IIketeranganPertemuan ke
IPertemuan ke
II
C B C
1 Guru mempersiapkan kelas sebelum mengajar
2 Guru menjelaskan materi pembelajaran
3 Guru membentuk murid dalam kelompok heterogen
4 Guru Memotivasi murid untuk aktif dalam kegiatan kelompok dan Tanya jawab dengan semua murid dalam kelas
5 Guru memberikan evaluasi pada murid
6 Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mendapatkan nilai terbaik
B K B C KC
69
Deskriptor/Rubrik
Guru mempersiapkan kelas sebelum mengajar, kategori :
B = Baik, jika guru sudah mempersiapkan kelasnya sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan
C = Cukup, jika guru sudah mempersiapkan kelasnya tetapi kurang sesuai
dengan prosedur yang ditetepkan
K = Kurang, jika guru sama sekali tidak mempersiapkan kelasnya
Guru menjelaskan materi pembelajaran, kategori :
B = Baik, jika guru sudah menjelaskan materi pembelajaran dengan benar
C = Cukup, jika guru sudah menjelaskan materi pembelajaran kurang tepat
K = Kurang, jika guru sama sekali tidak menjalaskan materi pembelajaran
Guru membentuk murid dalam kelompok heterogen, kategori :
B = Baik, jika guru sudah membentuk kelompok secara heterogen
C = Cukup, jika guru sudah membentuk kelompok tetapi belum maksimal
K = Kurang, jika guru sama sekali tidak membentuk kelompok
Guru memotivasi murid untuk aktif dalam kegiatan kelompok dan tanya jawab
dengan murid lain dalam kelas, terkategori :
B = Baik, jika memberikan motivasi tepat sasaran
C = Cukup, jika diberikan bahasa terlalu umum dan seadanya (formalitas)
K = Kurang, jika tidak ada upaya untuk memberikan motivasi kepada murid
untuk belajar.
70
Guru memberikan evaluasi pada murid, kategori :
B = Baik, jika guru sudah memberikan evaluasi pada murid dengan benar.
C = Cukup, jika guru sudah memberikan evaluasi tetapi kurang tepat.
K = Kurang, jika guru sama sekali tidak memberikan evaluasi pada murid
Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok, kategori :
B = Baik, jika guru sudah memberikan penghargaan pada murid dengan tepat
C = Cukup, jika guru sudah memberikan penghargaan pada murid tetapi kurang
tepat
K = Kurang, jika guru sama sekali tidak memberikan penghargaan pada murid
Peneliti
Akhmad Erwin Nim. 074704224
71
Lampiran 14: LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS MURID DALAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Materi Pelajaran : IPA Nama Guru :
Materi Pokok : Sumber Daya Alam Hari, Tanggal :
Siklus : Pukul :
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Dan berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.
No Aktivitas
Siklus I & IIKeteranganPertemuan ke
IPertemuan ke
II
C K C
1 Murid yang memperhatikan penjelasan dari guru
2 Murid yang aktif dalam mengerjakan tugas
3 Murid yang mampu bekerja sama dengan teman kelompoknya
4 Murid mampu memberikan tanggapan atas hasil pekerjaan temannya
5 Murid menjawab evaluasi yang diberikan
6 Murid yang mampu membuat kesimpulan materi pembelajaran
B C K B C K
72
Deskriptor/Rubrik
i. Murid yang memperhatikan penjelasan guru, kategori :
B = Baik, jika murid benar-benar sudah memperhatikan penjelasan dari guru
C = Cukup, jika sebagian murid memperhatikan penjelasan dari guru
K= Kurang, jika murid sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru
ii. Murid yang aktif dalam mengerjakan tugas, kategori :
B = Baik, jika murid benar-benar telah mengerjakan tugas dengan baik
C = Cukup, jika murid sudah mengerjakan tugas tetapi belum tepat
K = Kurang, jika sama sekali tidak mengerjakan tugas
iii. Murid yang mampu bekerja sama dengan teman kelompok, terkategori:
B = Baik, jika murid benar-benar bekerja sama dengan teman kelompok
C =Cukup, jika murid telah bekerja sama dengan kelompoknya tetapi tidak
maksimal
K=Kurang, jika murid sama sekali tidak bekerja sama dengan teman
kelompoknya
iv. Murid mampu memberikan tanggapan atas pekerjaan temannya, kategori :
B = Baik, jika murid mampu menanggapi pekerjaan temannya dengan baik
C = Cukup, jika murid menanggapi pekerjaan temannya tetapi kurang tepat
K = Kurang, jika murid sama sekali tidak bisa menanggapi pekerjaan temannya
73
v. Murid menjawab evaluasi yang diberikan, kategori :
B = Baik, jika semua murid bisa menjawab evaluasi dengan tepat
C = Cukup, jika semua murid bisa menjawab evaluasi tetapi kurang tepat
K = Kurang, jika sebagian murid bisa menjawab evaluasi dengan tepat
vi. Murid yang mampu membuat kesimpulan pada materi pembelajaran,
terkategori:
B = Baik, jika murid mampu membuat kesimpulan dengan tepat
C = Cukup, jika murid membuat kesimpulan tapi kurang tepat
K = Kurang, jika murid tidak bisa membuat kesimpulan.
Peneliti
Akhmad Erwin Nip. 074704224
74
USULAN PENELITIAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) PADA MURID KELAS V SD INPRES NO. 25BATANGMATA SAPO KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR
Oleh:
AKHMAD ERWIN Nim. 074704224
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2011
75
PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Berdasarkan hasil telaah oleh tim penguji dalam seminar yang telah dilaksanakan pada 7 April 2011, maka usul penelitian untuk skripsi saudara:
Nama : Akhmad Erwin
Nim : 074 704 224
Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar
Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar.
Telah dilakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai ususl/saran para anggota penguji dalam seminar dan diperkenankan meneruskan kegiatan pada tahapan selanjutnya.
Makassar, April 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hj. Hajar, S. Pd., M. Pd Drs. Lutfi B, M. KesNip. 19481117 197603 2 001 Nip. 19581231 198403 1 013
Mengetahui,
Ketua UPP PGSD Tidung FIP UNM
Prof. Dr. H. Amir, M. PdNip. 19601231 198602 1 006