siap seminar

118
1 JUDUL: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan profesionalisme guru untuk meningkatkan hasil belajar murid berkaitan dengan berbagai aspek yang kadang terabaikan oleh guru. Sering terjadi kegagalan murid dalam belajar, rendahnya minat belajar serta merosotnya disiplin murid yang berpengaruh terhadap hasil belajarnya dan keadaan yang mengecewakan lainnya, hanya semata-mata diorientasikan pada kegiatan mengajar atau kurangnya fasilitas belajar yang menunjang, padahal terdapat kemungkinan bahwa keadaan yang tidak menggembirakan itu disebabkan oleh pendekatan, metode pembelajaran sampai kegagalan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

Upload: ampunna-haris

Post on 22-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1

JUDUL: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan profesionalisme guru untuk meningkatkan hasil belajar murid

berkaitan dengan berbagai aspek yang kadang terabaikan oleh guru. Sering terjadi

kegagalan murid dalam belajar, rendahnya minat belajar serta merosotnya disiplin

murid yang berpengaruh terhadap hasil belajarnya dan keadaan yang mengecewakan

lainnya, hanya semata-mata diorientasikan pada kegiatan mengajar atau kurangnya

fasilitas belajar yang menunjang, padahal terdapat kemungkinan bahwa keadaan yang

tidak menggembirakan itu disebabkan oleh pendekatan, metode pembelajaran sampai

kegagalan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

Pemecahan masalah terhadap uraian di atas dapat dilakukan dengan berbagai

langkah pembaharuan antara lain dengan ”pelaksanaan pelatihan dan peningkatan

kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan

prasarana, serta meningkatkan sistem manajemen sekolah” (Aqib, 2009:124). Guru di

sekolah adalah ujung tombak keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran di dalam

kelas dan mempunyai peran utama dalam mengatur, mengarahkan dan menciptakan

suasana pembelajaran dengan baik sehingga guru dituntut harus profesional dalam

melaksanakan tugas pembelajarannya.

2

Pemahaman konsep IPA yang baik sangatlah penting karena untuk memahami

konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya, sehingga

dituntut kemampuaan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai

dengan tingkat perkembangan mental murid. Untuk itu diperlukan model dan media

pembelajaran yang dapat membantu murid untuk mencapai kompetensi dasar dan

indikator pembelajaran. Sobel dan Maletsky (Muchtar, 2004:2) menjelaskan bahwa:

Banyak sekali guru IPA yang menggunakan waktu pelajaran dengan kegiatan membahas tugas-tugas, lalu memberi pelajaran baru, memberi tugas kepada murid. Pembelajaran seperti di atas yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan dan merusak seluruh minat murid. Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara malsimal, padahal sasaran terlaksananya pembelajaran adalah meningkatnya pemahaman murid terhadap materi bahan ajar sehingga hasil belajar murid-pun menjadi baik. Dengan demikian, diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat dan lebih menarik perhatian dan minat murid tanpa mengurangi fungsi media pembelajaran secara umum.

Mata pelajaran IPA sendiri yang diajarkan kepada murid kelas V di SD Inpres

No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar dilakukan dengan cara

teoritis dan pelaksanaan praktikum. Khusus praktikum, dilaksanakan dengan

keterbatasan alat peraga, mengingat alat peraga yang disiapkan di sekolah masih

sangat kurang memadai untuk pelaksanaannya. Sehingga proses pembelajaran banyak

dilakukan secara teoritis.

Pembelajaran teoritis yang dilakukan guru dilakukan dengan pendekatan

konvensional dimana kombinasi metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas

menjadi pandangan yang umum ditemui di dalam kelas. Pembelajaran secara

3

konvensional (ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas) dalam mata pelajaran IPA

tentu saja terasa kurang relevan dan cenderung memungkinkan timbulnya kejenuhan

dan kurangnya pemahaman murid terhadap materi bahan ajar, dan untuk mengatasi

hal ini diperlukan proaktif guru dalam mengatasi permasalahan yang muncul.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, diperoleh bahwa hasil belajar murid kelas

V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo tahun ajaran 2010/2011 pada semester 1

khusus untuk mata pelajaran IPA jika nilai semua murid diakumulasikan maka

jumlah nilainya 900 dari 15 jumlah murid dengan rata-rata 60,00. Bila mengacu

kepada standar nilai KKM yang diterapkan di sekolah tersebut 65, maka masih perlu

perbaikan pembelajaran agar nilai hasil belajar murid dapat meningkat.

Pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif dengan strategi pembelajaran

yang tepat guna mampu menciptakan suasana proses pembelajaran yang kondusif dan

merancang aktivitas belajar murid terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Karena

bagaimanapun hasil belajar murid tidak dapat dicapai secara maksimal jika kondisi

dan situasi proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak memberikan ruang dan

gerak kepada murid dalam menggali dan mengembangkan potensi yang terdapat

dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk memilih

model pembelajaran serta media yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan

demi tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas terdapat

keterkaitan yang erat antara guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru

4

mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai

dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.

Selanjutnya perlu dikembangkan suatu perbaikan pembelajaran untuk dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata

Sapo berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Devision (STAD). Pembelajaran tersebut memberikan kesempatan kepada murid

dalam mengemukakan gagasan terhadap pemecahan suatu masalah dalam

kelompoknya masing-masing, disamping itu pembelajaran kooperatif tipe STAD

memiliki beberapa keuntungan jika digunakan dalam pembelajaran IPA antara lain:

kemampuan murid bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, disamping

itu kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu

dalam memahami materi pelajaran, membaiknya hubungan sosial, meningkatkan

kemahiran kepemimpinan, meningkatkan kemahiran sosial, dan meningkatkan

keyakinan diri.

Berdasarkan uraian di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25

Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar”.

5

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatan hasil belajar IPA pada

Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, peneliti merancang pemecahan

masalah melalui tindakan perbaikan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam pembelajaran IPA.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA melalui

pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada

murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dalam pengelolaan

pembelajaran sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Adapun

manfaat penelitian ini adalah:

6

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi akademisi/lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya pada Program Studi

PGSD FIP UNM.

b) Bagi kepala sekolah, untuk menjadi bahan acuan di dalam

membimbing bawahannya dalam memilih model-model pembelajaran.

c) Bagi tenaga pendidik/guru sebagai sarana pengembangan teori dan

implementasi pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah terkait dengan upaya meningkatkan hasil

belajar murid.

d) Bagi instansi, khususnya pada SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo

merupakan bahan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam

meningkatan hasil belajar.

2. Manfaat Praktis

a) Penelitian ini diharapkan guru sekolah dasar mendapatkan pengalaman

langsung dalam menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

dalam meningkatkan hasil belajar murid terhadap pembelajaran IPA di

sekolah dasar.

b) Penelitian ini diharapkan pula bagi mahasiswa peneliti agar

mendapatkan pengalaman nyata melalui pembelajaran kooperatif tipe

STAD dalam meningkatkan hasil belajar murid dalam mengajar nanti.

7

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif

Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan

sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama

dengan sesama murid dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif

dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih

dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif

ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan

terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif

diantara anggota kelompok.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

tersusun dan sistematis, dimana murid belajar dalam kelompok-kelompok kecil

bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Menurut Slavin (Asma, 2006:5)

mendefenisikan tentang pembelajaran kooperatif yang mengandung arti bahwa

“dalam belajar kooperatif murid belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan

bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu atau kelompok”.

Halnya dengan Newman (Asma, 2006:11) mendefinisikan pembelajaran kooperaitf

adalah “suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari murid yang

bekerjasama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam

tugas mereka”.

7

8

Sementar itu, Johnson (Rusman, 2010:204) mengemukakan pengertian

pembelajaran kooperatif bahwa:

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yaang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah mendasarkan pada suatu ide bahwa murid bekerjasama dalam

belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggungjawab pada aktivitas

belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai

materi pelajaran dengan baik. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan

para ahli penelitian untuk digunakan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Slavin (Sanjaya, 2010:242) menyatakan bahwa:

(1) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar murid sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. (2) pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan murid dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah murid

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

penyelesaian tugas kelompoknya, setiap murid dalam kelompok harus saling bekerja

9

sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Untuk mencapai hasil

belajar diterapkan 5 unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagaimana dijelaskan

Roger dan David Johnson (Rusman, 2010:212) sebagai berikut:

1.Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

2. Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersrebut.

3. Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4. Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih murid untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sanjaya, (2009:224) yaitu “pembelajaran secara tim, didasarkan

pada manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerja

sama”. Karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pembelajaran Secara Tim.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim.Tim merupakan

tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap

murid belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk

10

mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran

ditentukan oleh keberhasilan tim

2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif.

Sebagaimana pada umumnya manajemen mempunyai empat fungsi pokok,

yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.

Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan menenjukkan

bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses

pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok,

oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.

Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan

sesuai dengan perencanan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah

ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi

kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria

keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.

3) Kemauan untuk Bekerja Sama.

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara

kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses

pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan

tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling

membantu.

11

4) Keterampilan Bekerja Sama.

Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktekkan melalui aktivitas dan

kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian,

murid perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan

anggota lain. Murid perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi

dan berkomunikasi, sehingga setiap murid dapat menyampaikan ide, mengemukakan

pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilahn kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif murid belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok

yang terdiri dari 4 atau 6 orang murid, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud

kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan murid, jenis kelamin,

dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih murid menerima perbedaan dan bekerja

dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif

diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik,

murid diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan

untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan.

12

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan

teman-temannya di Universitas John Hopkins. STAD merupakan salah satu

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan banyak digunakan dalam

pembelajaran kooperatif. Slavin (Asma, 2006:51) menjelaskan bahwa :

Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD, murid ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang murid yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat murid yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan strategi belajar dengan

sejumlah murid sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda. Sejalan dengan hal itu, Slavin (Trianto, 2007:52) memberikan pengertian

tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD bahwa:

Pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang murid secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan berkelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu

model yang mengacu pada pembelajaran kelompok kecil yaitu murid ditempatkan

dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut

tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Dalam menyelesaikan tugas kelompok,

13

setiap murid anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu

untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran. Lebih jauh Slavin (Rusman, 2010:214) memaparkan bahwa “Gagasan

utama di belakang STAD adalah memacu murid agar saling mendorong dan

membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.

b. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran. Keunggulan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat dikemukakan oleh Ruhadi (2008:49) sebagai berikut:

1) Setiap anggota kelompok wajib mendapat tugas.2) Ada interaksi langsung antar murid dengan murid dan murid

dengan guru.3) Murid dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial.4) Mendorong murid untuk menghargai pendapat orang lain.5) Dapat meningkatkan kemampuan akademik murid.6) Melatih murid untuk berani berbicara di depan kelas.

Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif tipe STAD juga

memiliki kekurangan. Selanjutnya akan diuraikan tentang kekurangan pembelajaran

kooperatif tipe STAD sebagaimana dikemukakan Ruhadi (2008:49) sebagai berikut:

1) Jika ditinjau dari sarana kelas, maka untuk membentuk kelompok kesulitan mengatur dan mengangkat tempat duduk.

2) Karena rata-rata jumlah murid di dalam kelas, maka guru kurang maksimal dalam mengamati kelompok secara bergantian.

3) Guru dituntut bekerja cepat menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, antara lain koreksi pekerjaan murid, dan menentukan perubahan kelompok belajar.

14

4) Memerlukan waktu dan biaya yang banyak untuk mempersiapkan dan kemudian melaksanakan pembelajaran kooperatif tersebut.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Peran dan fungsi guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada tingkat sekolah dasar khususnya pada pembelajaran IPA

sangatlah penting, Rusman (2010:215) mengemukakan langkah-langkah tersebut

sebagai berikut:

1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut

dan memotivasi murid untuk belajar

2) Pembagian Kelompok

Murid dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri

dari 4-5 murid yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi

akademik, gender/jenis kelamin, rasa tau etnik

3) Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya

pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi murid agar dapat belajar

aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,

demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemauan yang diharapkan dikuasai

murid tugas dan pekerjaan harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

15

4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Murid belajar dalam kelompok yang dibentuk. Guru menyiapkan lembaran

kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semau anggota menguasai dan

masing-masing memberikan kontribusi, selama tim bekerja, guru melakukan

pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja

tim ini merupakan ciri terpenting dalam STAD.

5) Kuis atau Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar memenuhi pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap persentasi hasil kerja masing-

masing kelompok. Murid diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan

bekerjasama. Ini dilakukan untuk menjamin agar murid secara individu

bertanggungjawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru

menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal misalnya 60, 75, 84 dan

seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan murid.

6) Penghargaan

Penghargaan dilakukan setelah dilaksanakan kuis atau evaluasi yang diberikan

untuk murid yang berprestasi.

Tujuan utama dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah agar

murid dapat dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara

saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

16

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara

berkelompok.

3. Pembelajaran IPA di SD

a. Hakikat IPA

Kata “IPA” diterjemahan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal dari

kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam,

sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. “Jadi IPA dapat disebut sebagai ilmu

pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di

alam”(Bundu, 2010:17).

Selanjutnya Bundu dan Kasim, (2007:2) mengemukakan bahwa hakikat IPA itu

sendiri adalah

(1) IPA adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik tentang dunia sekitar, (2) IPA adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu, dan (3) IPA adalah dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mampu

menjelaskan peristiwa yang terjadi di alam melalui pengamatan dan dapat diuji

kebenarannya melalui percobaan IPA.

Harlen, (Bundu, 2010:18) mengemukakan tiga karakteristik utama IPA yakni:

1) Memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk mengujin validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah. Meskipun kelihatannya logis dan dapat dijelaskan secara hipotesis, teori dan prinsip hanya berguna jika sesuai dengan kenyataan yang ada.

2) Memberi pengertian adanya hubungan antara fakta-fakta yang diobservasi yang memungkinkan penyusunan prediksi sebelum

17

sampai pada kesimpulan. Teori yang disusun harus didukung oleh fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya.

3) Memberi makna bahwa teori IPA bukanlah kebenaran yang akhir tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang perubahan itu sendiri.

Muchtar, dkk (2004:5) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran dalam

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar sebagai berikut:

a. Materi pembelajaran di susun berdasarkan penyesuaian terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi dan memiliki keterbacaan tinggi agar murid tidak bosan dalam membacanya.

b. Pemberian ilustrasi. Dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada murid dengan mempergunakan contoh-contoh gambar dari setiap materi belajar dan untuk menarik minat murid terhadap matapelajaran ilmu pengetahuan alam.

c. Aktivitas kegiatan. Merupakan penerapan percobaan-percobaan yang dilakukqan murid baik individu maupun kelompok yang bertujuan agar murid memiliki pengalaman nyata dalam memahami suatu materi pelajaran yang diberikan.

d. Aktivitas tugas. Pemberian tugas baik individu maupun kelompok dimaksudkan agar murid aktif dan dapat memecahkan masalah yang ditemukan.

b. Pengertian Belajar

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisiksosio menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar

masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan

belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat

menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.

Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Rober (Suprijono,

18

2009:3) belajar adalah “the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses

mendapatkan pengetahuan”. Menurut Mappasoro, (2007:2) belajar merupakan

aktivitas mental (psikhis) yang terjadi kerena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relatif tetap dalam aspek-aspek: kognitif, psikomotor, dan afektif. Perubahan tersebut dapat berupa sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan/peningkatan dari hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya.

Belajar dapat pula diartikan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat relatif

tetap. Terkait dengan uraian tersebut, Hergenhahn dan Olson (Bundu, 2008:64)

mengemukakan:

(1) Belajar menunjuk pada suatu perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap, (3) perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman belajar, (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil penglaman dan latihan, dan (5) pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.

Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas atau tingkah laku yang dilakukan yang menyebabkan tejadinya perubahan

pada diri pebelajar tesebut.

Belajar adalah aktivitas mental yang menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan pada diri orang yang belajar. Sebagai suatu aktivitas, belajar dipengaruhi

oleh sejumlah faktor. Menurut Sumadi Suryabrata dan Rochman Natawidjaja

(Mappasoro, 2007:9) ” faktor yang mempengaruhi hasil belajar murid ada dua yaitu

faktor interen yakni faktor yang berasal dari dalam individu yang belajar, dan faktor

eksteren yakni faktor-faktor yang berasal dari luar individu”.

19

a. Faktor Interen, terdiri atas:

1) Faktor fisiologis pada umumnya

(a) Keadaan fisiologis pada umumnya

Keadaan fisiologis pada umumnya dari diri individu yang belajar yang

mempunyai pengaruh yang besar. Keadaan jasmani yang segar misalnya sudah

tentu akan memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan

keadaan jasmani yang kurang atau tidak segar.

(b) Keadaan pancaindera

Melalui pancaindera, seseorang melakukan aktivitas belajar (membaca,

mengamati, mendengar, merasakandan mengalami sesuatu dan berbagai

bentukaktivitas lain). Pancaindera yang berfungsi dengan baik sudah tentu akan

memberikan pengaruh positif bagi terlaksananya kegiatan belajar.

2) Faktor Psikologis

Sebagai aktivitas mental, belajar dipengaruhi oleh sejumlah faktor

psikologis, diantaranya:

(a) Kematangan belajar merupakan sesuatu yang bersifat alamiah dan

berhubungan dengan faktor biologis, karena hal ini terjadi diluar kontrol

manusia. kematangan mempengaruhi proses belajar dalam arti bahwa proses

belajar akan mencapai hasil optimal bila ditunjang oleh kematangan.

20

(b) Kumpulan persepsi dan pengertian dasar.

Melalui interaksi aktif manusia memperoleh berbagaijnis persepsi dan

pengertian-pengertiandasar yang merupakan cikal bakal dariproses

pembentukan kemampuan dan pengetahuan manusiamelalui proses belajar

yang panjang.

(c) Kapasitet (kemampuan) belajar.

Setiap manusia dilahirkan dengan membawa kemampuan yang berbeda-

beda, sehingga dikenal misalnya anak cerdas dan sebaliknya. Faktor kapasitet

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar.

(d) Minat dan Perhatian

Minat dan perhatian mempengaruhi proses dan hasil belajar kiranya tidak

sulit dipahami. Bagi seseorang yang tidakmempunyai minat dan perhatian

didalam beljar tentu saja tidak dapat diharapkan akan memperoleh hasil yang

baik.

(e) Motivasi

Motivasi diartikan sebagai kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk berbuat.Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong

seeorang untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor pendorong dari

dalam individu, yang merupakan tenaga untuk membangkitkan dan

mengarahkan kelakuan dalam belajar. Murid yang kuat motivasinya akan giat

21

dalam usaha, bahkan nampak tidak lelah dalam belajar dan mempunyai

perhatian penuh.

b. Faktor Eksteren, terdiri atas:

1) Faktor lingkungan belajar,yang meliputi:

(a) Lingkungan yang bersifat alami atau non sosial.

(b) Lingkungan sosial yaitu yang berkaitan dengan hubungan antara

manusia.

2) Faktor instrumental yaitu faktor-faktor yang pengadaan dan penggunanya

dirancang/diprogramkan sebagai sarana/alat (instrument) untuk

menunjang pencapaian tujuan-tujuan belajar,seperti:

(a) Kurikulum (Garis-garis Besar Program Pengajaran dan semua

perangkat pendukung).

(b) Sarana dan fasilitas serta berbagai skema bagan yang relevan, OHP,

ART dan sebagainya.

(c) Berbagai bentuk program belajar-mengajar, mu;ai dari yang sangat

umum sampai kepada yang terstruktur.

(d) Berbagai bentuk tindakan didaktis-pedagogis baik yang secara

sengaja dirancang/disispkan maupun muncul secara traksaksional

yang diharapkan menunjang keefektivan proses belajar

22

c. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri murid,

yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat terjadi bila adanya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar

menurut Suprijono (2010:5) adalah “pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.

Menururt Sumaji (Bundu, 2010:29) memandang hasil belajar dari dua aspek

yaitu:

Aspek kognitif dan nonkognitif. Aspek kognitif adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan intelektual lainnya, sedangkan aspek nonkognitif erat kaitannya dengan sikap, emosi (afektif), serta keterampilan fisik atau kerja otot (psikomotor).

Jika ditelaah tujuan pendidikan IPA di SD, dapat dikatakan bahwa tujuan

tersebut telah berorientasi pada teori hasil belajar tersebut di atas yakni pada

pencapaian IPA dari segi produk, proses, dan sikap keilmuwan. Dari segi produk,

murid diharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan

kehidupan sehari-hari. Dari segi proses, murid diharapkan memiliki kemampuan

untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan dan menerapkan konsep yang

diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari. Dari segi sikap dan nilai, murid diharapkan mempunyai minat

untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis,

23

mawas diri, bertanggung jawab dapat bekerja sama dan mandiri, serta mengenal dan

memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan

Yang Maha Esa.

Menurut Bundu (2010:30) bahwa hasil belajar IPA di SD hendaknya mencakup

hal-hal sebagai berikut:

1. Penguasaan produk ilmiah atau produk IPA yang mengacu pada seberapa besar murid mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman tentang IPA baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori. Aspek produk seperti fakta, konsep, yang sering disajikan dalam bentuk pengetahuan yang sudah jadi.

2. Penguasaan proses ilmiah atau proses IPA mengacu pada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuwan yang terdiri atas keterampilan proses IPA dasar dan keterampilan IPA terintegrasi. Untuk tingkat pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses IPA difokuskan pada keterampilan proses IPA dasar (basic science process skills) yang meliputi keterampilan mengamati (observasi), menggolongkan (klasifikasi), menghitung (kuantifikasi), meramalkan (prediksi), menyimpulkan (inferensi), dan mengkomunikasikan (komunikasi).

3. Penguasaan sikap ilmiah atau sikap IPA merujuk pada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam sikap dan sistem nilai dalam proses keilmuwan. Sikap ilmiah yang sangat penting dimiliki pada semua tingkatan pendidikan. Paling tidak ada empat sikap yang perlu dikembangkan yakni sikap ingin tahu (curiocity), penemuan (inventiveness), berpikir kritis (critical thinking), dan teguh pendirian (persistence). Keempat sikap ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya karena saling melengkapi.

4. Hasil belajar IPA SD adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada murid dalam bidang IPA sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA, yang biasanya dinyatakan dengan skor yang sesuai dengan dimensi hasil belajar IPA yang terdiri atas dimensi tipe isi (produk), dimensi tipe kinerja (proses), dan dimensi tipe sikap (sikap ilmiah).

24

d. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Mengajarkan

Materi Sumber Daya Alam

Pengajaran materi sumber daya alam dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan Pembelajaran

a. Guru membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan lembar jawaban, serta

lembar tes tentang topik sumber daya alam.

b. Menyiapkan alat peraga yang berhubungan dengan materi pelajaran

tentang sumber daya alam.

c. Menyiapkan lembar observasi kegiatan murid dan guru.

d. Membagi murid dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri

dari 4-5 orang murid. Pembagian ini dilakukan berdasarkan pada hasil tes

murid sebelumnya. Setiap kelompok terdiri dari murid yang

berkemampuan tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin yang berbeda.

e. Menentukan skor dasar murid

2. Penyajian Materi

Sebelum memulai materi, kepada murid disampaikan tujuan kelompok

dan tes individual. Guru memberikan motivasi pada murid tentang pentingnya

materi ini untuk dipelajari. Kemudian mengingatkan murid tentang materi

prasyarat yang berhubungan dengan sumber daya alam. Kegiatan ini dilakukan

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada murid. Selanjutnya, murid

25

diarahkan untuk dapat menerima materi pembelajaran tentang sumber daya

alam.

3. Kegiatan Belajar Kelompok

Setelah penyajian materi, murid duduk berdasarkan kelompok yang telah

dibagi guru sebelumnya. Murid diminta untuk mendiskusikan dalam kelompok

tentang materi yang diberikan dalam lembar kegiatan. Murid diberitahukan

bahwa lembar kerja harus diisi dan dipelajari. Jika ada teman kelompok

mengalami kesulitan dalam memahami materi, murid tersebut menanyakan

pada teman kelompoknya. Jika seluruh anggota kelompok tidak menemui

jawabannya, maka salah seorang murid dalam kelompok menanyakan pada

guru.Saat murid berdiskusi dalam kelompok, guru mengelilingi setiap

kelompok untuk melihat perkembangan murid, membetulkan konsep murid

yang salah, dan mengecek pemahaman anggota kelompok.

4. Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok

Setelah mengerjakan tugas kelompok, wakil dari setiap kelompok diminta

untuk mempersentasekan hasil kegiatan kelompok di depan kelas. Pada tahap

kegiatan ini diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji

dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok tersebut.

Setelah kegiatan ini dilakukan secara bergantian, guru memberikan kunci

jawaban pada setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta

memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

26

5. Murid Mengerjakan Soal-soal Tes secara Individual

Setelah kegiatan belajar kelompok, murid diberi tes secara individu. Hasil

tes ini akan mempengaruhi skor kelompok. Dalam kegiatan ini murid tidak

diperkenankan bekerjasama. Masing-masing murid menyumbang skor untuk

kelompok sesuai dengan kemampuan yang dicapai dalam tes, dibanding dengan

skor dasar yang dimiliki murid.

6. Pemeriksaan Hasil Tes

Guru memasukan hasil tes murid ke dalam daftar skor peningkatan setiap

individu. Peningkatan rata-rata skor setiap individu merupakan sumbangan bagi

kinerja pencapaian kelompok.

7. Penghargaan Kelompok

Setelah skor tes ditentukan dan skor kelompok sudah dihitung, maka guru

memberikan penghargaan bagi kelompok super dan kelompok hebat.

B. Kerangka Pikir

Keberhasilan seorang murid dalam belajar dapat dilihat ketika mereka mampu

memperoleh pengetahuan berdasarkan informasi yang didapat. Dalam mengolah

informasi tersebut setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda, dan seiring

sssdengan hal itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi dalam

menerima pelajaran sehingga murid dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Hasil belajar murid merupakan salah satu indikator keberhasilan murid dalam

proses belajar mengajar. Hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai hasil belajar yang

27

telah dicapai murid dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunakan tes

sebagai alat pengukur keberhasilan murid. Untuk meningkatkan hasil belajar murid,

guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model

pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar adalah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

Pencapaian proses dan hasil belajar dilakukan dalam beberapa tahap yaitu

persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, pemeriksaan hasil

kegiatan kelompok, tes, pemeriksaan hasil tes, dan penghargaan kelompok. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir di bawah ini:

Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Rendah

Aspek muridMurid kurang aktifPartisipasi murid dalam pembelajaran rendah dalam mengemukakan pertanyaan, gagasan, ide, usul, sanggahan dan jawaban terhadap permasalahan

Aspek GuruPembelajaran konvensionalKurang melibatkan murid secara aktifKurang membimbing murid dalam mengemukakan pertanyaan, gagasan, usul, sanggahan atapun jawaban

Hasil Belajar IPA Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Meningkat

28

Gambar.2.1. Skema Kerangka Pikir Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesisnya

adalah “Jika pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) diterapkan, maka hasil belajar IPA meningkat pada Murid Kelas V SD

Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar”.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

29

III. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

pendekatan kualitatif. Dimana tujuan dari pada pendekatan ini untuk

menentukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan yang diperoleh

yaitu khususnya dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

peningkatan hasil belajar murid kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo

Kabupaten Kepulauan Selayar.

b. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Karakteristik

dari tindakan kelas yakni tindakan-tindakan (aksi) yang berulang-ulang untuk

memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Tindakan yang dilakukan dalam

penelitian ini sesuai dengan pendapat Suryanto (Muslich, 2009:9) bahwa, “PTK

adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan

praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional”.

29

30

2. Fokus Penelitian

Untuk memberikan pemecahan yang tepat terhadap permasalahan

penelitian yang dikemukakan maka ada beberapa faktor yang akan diselidiki,

yaitu:

a. Murid: yaitu dengan melihat tingkat kemampuan murid dalam pembelajaran.

b. Guru: yaitu dengan melihat bagaimana persiapan materi pelajaran yang

relevan, dan kesesuaian pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan

dalam pembelajaran di kelas. Selain itu juga diamati proses pembelajaran,

apa sudah berjalan sesuai dengan rencana atau belum.

c. Hasil Belajar: yaitu dengan menganalisis hasil belajar IPA setelah

melakukan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) yang diukur melalui pelaksanaan tes pada setiap akhir

siklus.

3. Setting dan Subjek Penelitian

a. Setting Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SD Inpres No. 25 Batangmata

Sapo yang terletak di Kelurahan Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar.

b.Subjek Penelitian

Subyek penelitian yang akan diteliti adalah Murid Kelas V SD Inpres

No.25 Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan

31

Selayar yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 5

perempuan.

4. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom

Actiont Research) , yaitu desain penelitian berdaur ulang (siklus). Proses

pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari (a)

perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan/observasi, (d)

analisis dan refleksi. Pelaksanaan penelitian dilakukan karena adanya

permasalahan yang dialami dalam pembelajaran, kemudian dilakukan

perencanaan tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yang

dilanjutkan dengan upaya pelaksanaan tindakan dan observasi pelaksanaan.

Hasil observasi selanjutnya direfleksi untuk mengetahui hasil pelaksanaan

tindakan.

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam siklus yang berdaur

ulang seperti terlihat pada gambar berikut.

32

Gambar.3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas oleh Hopkins (Muslich, 2009:43)

Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II,

jika pada sikus I telah berhasil maka tidak dilanjutkan pada siklus ke II.

Perencanaan

Observasi

Refleksi Pelaksanaan

Siklus n

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi

33

Demikian juga sebaliknya, apabila nilai hasil belajar murid belum berhasil

maka dilanjutkan ke siklus II, dan jika pada siklus II nilai hasil belajar murid

masih belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Pelaksanaan siklus 1 dilakukan dalam dua kali pertemuan atau 4 jam

pelajaran dengan alokasi waktu 4 x 35 menit, sedangkan siklus II dilaksanakan

sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari hasil siklus I. Pelaksanaan siklus II

dilakukan dalam 2 kali pertemuan atau 4 jam pelajaran dengan alokasi 4 x 35

menit. Secara rinci siklus dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan tim peneliti pada tahap ini adalah:

1. Melaksanakan observasi awal untuk menentukan model dan format

penerapan tindakan pada siklus 1.

2. Peneliti dan guru kelas mengkaji kurikulum atau silabus sebagai bahan

dalam pembelajaran

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

4. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan pembelajaran kooperatif

beserta soal-saol tes yang akan dibagikan kepada masing-masing murid.

5. Membuat lembar kerja siawa (LKS) dibagikan kepada masing-masing

kelompok.

6. Membuat lembar observasi guru dan murid untuk mengamati proses

pembelajaran selama penerapan tindakan Siklus I.

34

7. Membuat alat peraga.

8. Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar murid selama tindakan

penelitian diterapkan.

9. Menyusun rubrik penilaian atau pengskoran.

b) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran

IPA sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

c.) Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan format pengamatan pembelajaran yang telah dirancang

sebelumnya. . Pengamatan dilakukan terhadap prilaku guru dan aktivitas murid

selama proses pembelajaran berlangsung dan dampak yang ditimbulkan dari

prilaku guru terhadap murid selama proses pembelajaran dengan menggunakan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Evaluasi dilaksanakan

pada setiap akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi tersebut ditunjukan

untuk mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan pemahaman murid pada

pokok bahasan sumber daya alam yang diajarkan. Alat evaluasi yang digunakan

adalah tes hasil belajar yang disusun oleh peneliti. Jika semua murid

memperoleh nilai 65,00 maka tindakan dianggap telah berhasil dilaksanakan

35

d) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data, baik data observasi

maupun data hasil evaluasi. Peneliti bersama guru kelas menganalisis dan

merenungkan hasil tindakan I. Refleksi yang akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan apakah kriteria yang telah ditetapkan tercapai atau belum. Jika

telah berhasil maka siklus tindakan berakhir atau tidak berlanjut kesiklus

berikutnya. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil, maka peneliti melanjutkan

kesiklus berikutnya dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan

berikutnya dan seterusnya sampai berhasil yang telah ditetapkan.

Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam siklus II adalah sama

dengan kegiatan pada siklus I. Perubahan yang mendasar adalah pada jenis

tindakan yang diberikan sebagaimana sudah dikemukakan sebelumnya, rencana

tindakan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi dan analisis data pada

siklus I.

5. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang

ingin diperoleh, yaitu melalui tes dan observasi.

a. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman murid

terhadap pokok bahasan pemanfaatan sumber daya alam. Tes dilaksanakan

pada awal penelitian yakni sebelum pelaksanaan tindakan dan pada akhir

36

setiap tindakan. Tes awal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh

pengetahuan murid tentang materi pemanfaatan sumber daya alam dan

refleksi untuk tindakan selanjutnya.

b. Observasi dilakukan untuk mengamati kesesuaian antara pelaksanaan

tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh

mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai

dengan yang dikehendaki. Fokus pengamatan yaitu partisipasi murid dalam

mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

6. Teknik Analisis Data

Data hasil observasi guru dan murid dianalisis secara kualitatif dan data

hasil belajar murid dianalisis secara kuantitatif. Sejalan dengan itu Herryanto

(2007: 22) mengemukakan bahwa untuk mengetahui tingkat penguasaan murid

terhadap suatu evaluasi yang di berikan, dapat menggunakan rumus:

Tingkat penguasaan : Jumlah jawaban yang benar Jumlah soal

Jumlah soalData dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif, meliputi 3 alur yaitu

“reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan” seperti menurut Miles

& Huberman (Muslich, 2009:91). Data yang diperoleh melalui perangkat

pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis.

X 100

37

Data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan

kesimpulan.

7. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu

aspek guru dan aspek murid. Keberhasilan guru dapat dilihat pada kemampuan

mengimplementasikan perencanaan pembelajaran sumber daya alam dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Kriteria keberhasilan dari aspek murid dapat dilihat pada proses

pembelajaran dan hasil yang dicapai murid dalam mengikuti pelajaran IPA

yaitu kemampuan murid mengemukakan pertanyaan, gagasan, usul, sanggahan,

atau jawaban serta partisipasi murid selama mengikuti pembelajaran dengan

baik, dan hasil yang dicapai dalam belajar pemanfaatan sumber daya alam, di

mana secara klasikal mencapai tingkat 65. Setiap jenis objek yang dinilai

diklasifikasikan dan ditentukan kecenderungan dalam kategori seperti pada

kriteria standar yang diungkapkan Nurkancana (Muslich, 2009:135)

menyatakan bahwa ”tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan sangat

tinggi, 80% - 89% dikategorikan tinggi, 65% - 79% dikategorikan sedang, 55%

- 64% dikategorikan rendah dan 0% - 54% dikategorikan sangat rendah”.

38

8. Jadwal Penelitian

Kegiatan

Bulan/Tahun

Febr. 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan(pra penelitian) x x x x

Menyusun Proposal x x x x x

Melaksanakan Seminar x

Merevisi proposal hasil seminar

x x

Pelaksanaan PTK x x x

Seminar Hasil Penelitian x

Penyusunan Laporan akhir PTK

x x x x

39

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Bundu, Patta. 2008. Aplikasi Keterampilan Proses dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar (untuk Guru dan Calon Guru Sekolah Dasar). Makassar: CV Samudra Alif-Mim.

Bundu, Patta. 2010. Asesmen Pembelajaran IPA. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Bundu, Patta dan Kasim, Ratna. 2007. Konsep Dasar IPA I Teori dan Praktik. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Haryanto. 2007. Sains; Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga

Herryanto, Nar. 2007. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mappasoro S. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Mucthtar, dkk. 2004. Fenomena Sains.Ilmu Pemgetahuan Alam. Jakarta: Yudistira.

Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Indah. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslimin dan Umar, Alimin. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Ruhadi. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD; Salah Satu Alternatif Dalam Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol 6 (1)

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

39

40

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

41

41

42

Lampiran I : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I

Nama Sekolah : SD Inpres No.25 Batangmata SapoMata Pelajaran : IPAKelas / Semester : V / IIAlokasi Waktu : 2 x 35 MenitPertemuan : I

A. Standar Kompetensi.

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan

masyarakat.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.

C. Indikator

Menjelaskan pengertian sumber daya alam.

D.Tujuan Pembelajaran.

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:

1. Menjelaskan pengertian sumber daya alam.

2. Mendeskripsikan jenis sumber daya alam

E. Materi Pelajaran :

“ Sumber Daya Alam ”

F. Model dan Metode Pembelajaran.

Model : Pembelajaran Kooperatif

43

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah, dan pemberian tugas

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka

b. Mempersiapkan murid untuk belajar

c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.

d. Guru memberikan motivasi kepada murid.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang sumber daya alam.

b. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan pengertian sumber daya alam.

c. Membagi murid dalam kelompok heterogen.

d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru

mengamati jalannya kegiatan kelompok.

e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran

menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.

f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah

satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas

44

dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama

lain.

g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci

jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.

h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap

murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman

kelompoknya atau kerjasama.

i. Guru memeriksa hasil tes.

j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin

tertinggi

3. Kegiatan Akhir

a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi

b. Pemberian PR

c. Motivasi

d. Salam penutup

H. Media dan Sumber Pembelajaran

a. Media

Media gambar

b. Sumber

Buku IPA Kelas V penerbit Erlangga, Yusdistira, dan Serangkai

Lembar kerja siswa (LKS)

45

G. Penilaian

1. Tehnik penilaian : Proses dan hasil

2. Bentuk penilaian : Tertulis

Makassar, Maret 2011

Guru Kelas V Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNIip: 19651231 199401 2 013 Nim:074704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19500708 197401 1 007

46

Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I

Materi : Sumber Daya Alam

Kelompok :

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Apa yang di maksud dengan sumber daya alam?

Jawab:..................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

2. Jelaskan perbedaan antara sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan

yang tidak dapat diperbarui dan berikan contohnya?

Jawab:..................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

47

lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II

Nama Sekolah : SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : V / II Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit Pertemuan : II

A. Standar Kompetensi.

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan

masyarakat.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.

C. Indikator

Penggolongan berbagai jenis sumber daya alam.

D. Tujuan Pembelajaran.

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:

1. Menyebutkan jenis-jenis sumber daya alam.

2. Menggolongkan jenis sumber daya alam di sekitar

lingkungan

E. Materi Pelajaran :

“ Sumber Daya Alam ”

F. Model dan Metode Pembelajaran.

48

1. Model : Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan pemberian tugas.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

A. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka

b. Mempersiapkan murid untuk belajar

c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.

d. Guru memberikan motivasi kepada murid.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

B. Kegiatan Inti

a. Membagi murid dalam kelompok heterogen.

b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang jenis-jenis sumber daya alam.

c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan pengelolaan sumber daya alam yang ada di alam.

d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru

mengamati jalannya kegiatan kelompok.

e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran

menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.

f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah

satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas

49

dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama

lain.

g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci

jawanan untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.

h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap

murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman

kelompoknya atau kerjasama.

i. Guru memeriksa hasil tes.

j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin

tertinggi

C. Kegiatan Akhir

a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi

b. Pemberian PR

c. Motivasi

d. Salam penutup

H. Media dan Sumber Belajar

a. Media

Media gambar

b. Sumber

Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan Tiga Serangkai.

Lembar kerja siswa (LKS).

50

I. Penilaian

1.Tehnik penilaian : Proses dan hasil

2. Bentuk instrument: Tertulis

Makassar, Maret 2011

Guru Kelas V Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNIip: 19651231 199401 2 013 Nim:074704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19500708 197401 1 007

51

Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II

Materi : Sumber Daya Alam

Kelompok :

Petunjuk : Perhatikanlah gambar di bawah ini, kemudian kelompokkan ke

dalam jenis sumber daya alam (bisa) dan (tidak) diperbarui

serta berikan alasanmu!

TembagaUdara

Tumbuhan BatubaraNikel Emas

Tanah Minyak bumi

52

Lampiran 5 : Tes Akhir Siklus I

Nama : …………………… Kelas : ……………….

NIS : …………………… Hari/Tanggal : …………….....

Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!

1. Apa yang dimaksud dengan sumber daya alam?

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

2. Jelaskan perbedaan antara sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan

sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

3. Tuliskan 2 cara mengelola sumber daya alam yang dapat diperbaharui (kakao)!

HutanKambing Sapi Air

53

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

4. Tuliskan 2 contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

5. Tuliskan 2 contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

..

54

Lampiran 6 : Teknik Pemberian Skor

N

No

.

JawabanSkor/

Bobot

1

1.

Sumber daya alam adalah semua kekayaan Kunci alam, baik makhluk

hidup maupun benda mati yang terdapat di alam dan dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

5

2

.2

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam

yang dapat diadakan kembali atau diganti dengan yang baru,

sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah

sumber daya alam berupa benda mati yang dapat habis apabila dipakai

terus menerus.

5

3

.3

Cara mengelola kakao, yaitu biji kakao diolah menjadi bubuk

coklat. Bubuk coklat kemudian diolah menjadi makanan dan minuman. 4

4

.4

1. Tumbuhan

2. Hewan3

5

.5

1. Batu bara

2. Minyak bumi3

Skor Total20

Rumus: Jumlah Skor Perolehan

Skor Total×100

55

Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I

Nama Sekolah : SD Inpres No. 25 Batangmata SapoMata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : V / IIAlokasi Waktu : 2 x 35 MenitPertemuan : I

A. Standar Kompetensi.

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan teknologi dan

masyarakat.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi manfaat sumber daya alam

2. Memberikan contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan sehari

hari.

D. Tujuan Pembelajaran.

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:

1. Menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam.

2. Menyebutkan contoh pemanfaatan sumber daya alam dalam kehidupan

sehari hari.

E. Materi Pelajaran :

“Sumber Daya Alam”

56

F. Model dan Metode Pembelajaran.

1. Model : Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan penugasan.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka

b. Mempersiapkan murid untuk belajar

c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.

d. Guru memberikan motivasi kepada murid.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Membagi murid dalam kelompok heterogen.

b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang pemanfaatan sumber daya

alam.

c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitar

lingkungan.

d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru

mengamati jalannya kegiatan kelompok.

57

e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran

menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.

f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah

satu anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas

dan saling memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama

lain.

g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memeberikan kunci jawanan

untuk diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.

h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap

murid mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman

kelompoknya atau kerjasama.

i. Guru memeriksa hasil tes.

j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi.

3. Kegiatan Akhir

a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi

b. Pemberian PR

c. Motivasi

d. Salam penutup

H. Media dan Sumber Belajar

a. Media

Media gambar.

58

b. Sumber

Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan

Tiga Serangkai.

Lembar kerja siswa (LKS).

I. Penilaian

1. Tehnik penilaian : Proses dan hasil

2. Bentuk instrument: Tertulis

Makassar, Maret 2011

Guru Kelas Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNip: 19651231 199401 2 013 Nim: 074 704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19590708 197401 1 007

59

Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I

Materi : Sumber Daya Alam

Kelompok :

Petunjuk : Tuliskan kegunaan dari berbagai jenis sumber daya alam

berikut!

Jenis Sumber Daya Alam Manfaat

Batubara

Minyak bumi

Tanah

Air

Hutan

60

Lampiran 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II

Nama Sekolah : SD Inpres No. 25 Batangmata SapoMata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : V / IIAlokasi Waktu : 2 x 35 MenitPertemuan : II

A. Standar Kompetensi.

Memahami hubungan antara sumberdaya alam dengan lingkungan teknologi dan

masyarakat.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya.

C. Indikator

1. Mendeskripsikan cara pelestarian sumber daya alam

2. Memberikan contoh cara pelestarian sumber daya alam dalam kehidupan

sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran.

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan murid dapat:

1. Menjelaskan cara pelestarian sumber daya alam.

2. Menyebutkan contoh cara pelestarian sumber daya alam dalam kehidupan

sehari hari.

E. Materi Pelajaran :

“Sumber Daya Alam”

61

F. Model dan Metode Pembelajaran.

1.Model : Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

2.Metode : Diskusi, tanya jawab, ceramah dan penugasan.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran:

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka

b. Mempersiapkan murid untuk belajar

c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.

d. Guru memberikan motivasi kepada murid.

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Membagi murid dalam kelompok heterogen.

b. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang cara melestarikan sumber

daya alam.

c. Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk

mendiskusikan cara melestarikan sumber daya alam yang ada di sekitar

lingkungan.

d. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Guru

mengamati jalannya kegiatan kelompok.

62

e. Dalam anggota kelompok, murid yang sudah menguasai materi pelajaran

menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.

f. Masing-masing kelompok menjawab soal pertanyaan dalam LKS, salah satu

anggota tiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan saling

memberikan tanggapan atas jawaban kelompok lain satu sama lain.

g. Guru memeriksa hasil kegiatan kelompok dan memberikan kunci jawanan untuk

diperiksa setiap kelompok dan memperbaiki kesalahan.

h. Guru memberikan evaluasi/tes kepada masing-masing murid. Setiap murid

mengerjakan secara individu tidak dan boleh dibantu oleh teman kelompoknya

atau kerjasama.

i. Guru memeriksa hasil tes.

j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki poin tertinggi.

3. Kegiatan Akhir

a. Murid dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi

b. Pemberian PR

c. Motivasi

d. Salam penutup

H. Media dan Sumber Belajar

a. Media

Media gambar.

b.Sumber

Buku IPA kelas V penerbit Erlangga, Yudistira, dan Tiga Serangkai.

63

Lembar kerja siswa (LKS).

I. Penilaian

1.Tehnik penilaian : Proses dan hasil

2.Bentuk instrument: Tertulis

Makassar, Maret 2011

Guru Kelas Peneliti

Hj. Hasmiah, S. Pd Akhmad ErwinNip: 19651231 199401 2 013 Nim: 074 704 224

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Andi Padak Nip: 19590708 197401 1 007

64

Lampiran 10 : Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II

Materi : Sumber Daya Alam

Kelompok :

Petunjuk : Tuliskan cara melestarikan jenis sumber daya alam berikut!

a. Tanah :

b. Air :

c. Tumbuhan :

d. Hewan :

e. Udara :

65

Lampiran 11 : Tes Akhir Siklus II

Nama : …………………… Kelas : ……………….

NIS : …………………… Hari/Tanggal : …………….....

Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat!

1. Tuliskan 2 pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbaharui berupa tanah!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

2. Jelaskan 2 cara menjaga kelestarian lingkungan!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

3. Tuliskan 2 cara melestarikan hutan!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

4. Tuliskan 2 cara untuk menghemat penggunaan bensin!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

66

5. Tuliskan 2 manfaat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berupa batu

bara!

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

.

67

Lampiran 12 : Teknik Pemberian Skor

No.Kunci Jawaban

Skor /

Bobot

1.1. Sebagai lahan pertanian, berupa sawah, ladang, dan perkebunan.

2. Kelestarian lingkungan, seperti hutan lindung dan hutan suaka. 3

2.

Cara menjaga kelestarian lingkungan, yaitu:

1. Dengan menggunakan sumber daya alam yang ada sesuai

kebutuhan

2. Melakukan reboisasi atau penghijauan

5

3.

Cara melestarika hutan, yaitu:

1. Tidak menebang pohon sembarangan

2. Mengganti lahan yang gundul / reboisasi

4

4.

Cara menghemat penggunaan bensin, yaitu:

1. Tidak menggunakan secara berlebihan

2. Mencari bahan bakar alternatif lainnya

4

5.

Manfaat batu bara, yaitu:

1. Sebagai bahan bakar alternatif

2. Sebagai sumber bahan bakar untuk tungku hemat energi yang bisa

digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau industri kecil

4

Skor Total 20

Rumus: Jumlah Skor Perolehan

Skor Total×100

68

Lampiran 13: LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Materi Pelajaran : IPA Nama Guru :

Materi Pokok : Sumber daya alam Hari, Tanggal :

Siklus : pukul :

Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Dan berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

No Aktivitas

Siklus I & IIketeranganPertemuan ke

IPertemuan ke

II

C B C

1 Guru mempersiapkan kelas sebelum mengajar

2 Guru menjelaskan materi pembelajaran

3 Guru membentuk murid dalam kelompok heterogen

4 Guru Memotivasi murid untuk aktif dalam kegiatan kelompok dan Tanya jawab dengan semua murid dalam kelas

5 Guru memberikan evaluasi pada murid

6 Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mendapatkan nilai terbaik

B K B C KC

69

Deskriptor/Rubrik

Guru mempersiapkan kelas sebelum mengajar, kategori :

B = Baik, jika guru sudah mempersiapkan kelasnya sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan

C = Cukup, jika guru sudah mempersiapkan kelasnya tetapi kurang sesuai

dengan prosedur yang ditetepkan

K = Kurang, jika guru sama sekali tidak mempersiapkan kelasnya

Guru menjelaskan materi pembelajaran, kategori :

B = Baik, jika guru sudah menjelaskan materi pembelajaran dengan benar

C = Cukup, jika guru sudah menjelaskan materi pembelajaran kurang tepat

K = Kurang, jika guru sama sekali tidak menjalaskan materi pembelajaran

Guru membentuk murid dalam kelompok heterogen, kategori :

B = Baik, jika guru sudah membentuk kelompok secara heterogen

C = Cukup, jika guru sudah membentuk kelompok tetapi belum maksimal

K = Kurang, jika guru sama sekali tidak membentuk kelompok

Guru memotivasi murid untuk aktif dalam kegiatan kelompok dan tanya jawab

dengan murid lain dalam kelas, terkategori :

B = Baik, jika memberikan motivasi tepat sasaran

C = Cukup, jika diberikan bahasa terlalu umum dan seadanya (formalitas)

K = Kurang, jika tidak ada upaya untuk memberikan motivasi kepada murid

untuk belajar.

70

Guru memberikan evaluasi pada murid, kategori :

B = Baik, jika guru sudah memberikan evaluasi pada murid dengan benar.

C = Cukup, jika guru sudah memberikan evaluasi tetapi kurang tepat.

K = Kurang, jika guru sama sekali tidak memberikan evaluasi pada murid

Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok, kategori :

B = Baik, jika guru sudah memberikan penghargaan pada murid dengan tepat

C = Cukup, jika guru sudah memberikan penghargaan pada murid tetapi kurang

tepat

K = Kurang, jika guru sama sekali tidak memberikan penghargaan pada murid

Peneliti

Akhmad Erwin Nim. 074704224

71

Lampiran 14: LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS MURID DALAM KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Materi Pelajaran : IPA Nama Guru :

Materi Pokok : Sumber Daya Alam Hari, Tanggal :

Siklus : Pukul :

Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pengamatan anda pada saat guru melaksanakan pembelajaran. Dan berilah komentar atau catatan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

No Aktivitas

Siklus I & IIKeteranganPertemuan ke

IPertemuan ke

II

C K C

1 Murid yang memperhatikan penjelasan dari guru

2 Murid yang aktif dalam mengerjakan tugas

3 Murid yang mampu bekerja sama dengan teman kelompoknya

4 Murid mampu memberikan tanggapan atas hasil pekerjaan temannya

5 Murid menjawab evaluasi yang diberikan

6 Murid yang mampu membuat kesimpulan materi pembelajaran

B C K B C K

72

Deskriptor/Rubrik

i. Murid yang memperhatikan penjelasan guru, kategori :

B = Baik, jika murid benar-benar sudah memperhatikan penjelasan dari guru

C = Cukup, jika sebagian murid memperhatikan penjelasan dari guru

K= Kurang, jika murid sama sekali tidak memperhatikan penjelasan guru

ii. Murid yang aktif dalam mengerjakan tugas, kategori :

B = Baik, jika murid benar-benar telah mengerjakan tugas dengan baik

C = Cukup, jika murid sudah mengerjakan tugas tetapi belum tepat

K = Kurang, jika sama sekali tidak mengerjakan tugas

iii. Murid yang mampu bekerja sama dengan teman kelompok, terkategori:

B = Baik, jika murid benar-benar bekerja sama dengan teman kelompok

C =Cukup, jika murid telah bekerja sama dengan kelompoknya tetapi tidak

maksimal

K=Kurang, jika murid sama sekali tidak bekerja sama dengan teman

kelompoknya

iv. Murid mampu memberikan tanggapan atas pekerjaan temannya, kategori :

B = Baik, jika murid mampu menanggapi pekerjaan temannya dengan baik

C = Cukup, jika murid menanggapi pekerjaan temannya tetapi kurang tepat

K = Kurang, jika murid sama sekali tidak bisa menanggapi pekerjaan temannya

73

v. Murid menjawab evaluasi yang diberikan, kategori :

B = Baik, jika semua murid bisa menjawab evaluasi dengan tepat

C = Cukup, jika semua murid bisa menjawab evaluasi tetapi kurang tepat

K = Kurang, jika sebagian murid bisa menjawab evaluasi dengan tepat

vi. Murid yang mampu membuat kesimpulan pada materi pembelajaran,

terkategori:

B = Baik, jika murid mampu membuat kesimpulan dengan tepat

C = Cukup, jika murid membuat kesimpulan tapi kurang tepat

K = Kurang, jika murid tidak bisa membuat kesimpulan.

Peneliti

Akhmad Erwin Nip. 074704224

74

USULAN PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) PADA MURID KELAS V SD INPRES NO. 25BATANGMATA SAPO KABUPATEN

KEPULAUAN SELAYAR

Oleh:

AKHMAD ERWIN Nim. 074704224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2011

75

PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Berdasarkan hasil telaah oleh tim penguji dalam seminar yang telah dilaksanakan pada 7 April 2011, maka usul penelitian untuk skripsi saudara:

Nama : Akhmad Erwin

Nim : 074 704 224

Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Murid Kelas V SD Inpres No. 25 Batangmata Sapo Kabupaten Kepulauan Selayar.

Telah dilakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai ususl/saran para anggota penguji dalam seminar dan diperkenankan meneruskan kegiatan pada tahapan selanjutnya.

Makassar, April 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Hajar, S. Pd., M. Pd Drs. Lutfi B, M. KesNip. 19481117 197603 2 001 Nip. 19581231 198403 1 013

Mengetahui,

Ketua UPP PGSD Tidung FIP UNM

Prof. Dr. H. Amir, M. PdNip. 19601231 198602 1 006