sesi 1 skenario 3 ame

18
KLARIFIKASI ISTILAH 1. Asam Urat Asam Urat adalah senyawa turunan purin dengan rumus kimia C 5 H 4 O 4 O 3 yang merupakan produk terakhir lintasan katabolisme nukleotida purin. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwel VW. 2009. Biokimia Harper . 27th Ed. Jakarta: EGC ANALISIS MASALAH 1. Anatomi Sendi lutut terdiri dari tiga tulang dan berbagai ligamen. Lutut dibentuk oleh os femur (tulang paha), tibia (tulang kering), dan patela (tempurung lutut). Beberapa otot-otot dan ligamen mengontrol gerakan lutut dan melindunginya dari kerusakan pada saat yang sama. Dua ligamen di kedua sisi lutut, yang disebut ligamen kolateral medial dan lateral, menstabilkan lutut dari sisi satu ke sisi lainnya 3 . Terdapat ligamentum pada sendi lutut yang terbagi menjadi ligamentum extracapsular dan ligamentum intracapsular. a. ligamentum extracapsular 1. Ligamentum Patellae Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada tuberositas tibiae. 1

Upload: dinalintang

Post on 11-Feb-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

Page 1: Sesi 1 Skenario 3 Ame

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Asam Urat

Asam Urat adalah senyawa turunan purin dengan rumus kimia C5H4O4O3 yang

merupakan produk terakhir lintasan katabolisme nukleotida purin.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwel VW. 2009. Biokimia Harper. 27th Ed.

Jakarta: EGC

ANALISIS MASALAH

1. Anatomi

Sendi lutut terdiri dari tiga tulang dan berbagai ligamen. Lutut dibentuk oleh

os femur (tulang paha), tibia (tulang kering), dan patela (tempurung lutut). Beberapa

otot-otot dan ligamen mengontrol gerakan lutut dan melindunginya dari kerusakan

pada saat yang sama. Dua ligamen di kedua sisi lutut, yang disebut ligamen kolateral

medial dan lateral, menstabilkan lutut dari sisi satu ke sisi lainnya3. Terdapat

ligamentum pada sendi lutut yang terbagi menjadi ligamentum extracapsular dan

ligamentum intracapsular.

a. ligamentum extracapsular

1. Ligamentum Patellae

Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah

melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya

merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris.

Dipisahkan dari membran synovial sendi oleh bantalan lemak intra patella

dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris

superficialis memisahkan ligamentum ini dari kulit.

2. Ligamentum Collaterale Fibulare

Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada

condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae.

Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan

1

Page 2: Sesi 1 Skenario 3 Ame

tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui

bursa m. poplitei.

3. Ligamentum Collaterale Tibiae

Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat

dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah

melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus

dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di

bagian bawah pada margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon

m. semimembranosus dan a. inferior medialis genu .

4. Ligamentum Popliteum Obliquum

Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari

sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah.

Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan

fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m.

semimembranosus.

5. Ligamentum Transversum Genu

Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus

, terdiri dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal

dalam perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian

orang.

b. ligamentum intra capsular

Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat

kuat, saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua

bagian yaitu posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae.

Ligamentum ini penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan

tibiae.

1. Ligamentum Cruciata Anterior

Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan

berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian

2

Page 3: Sesi 1 Skenario 3 Ame

posterior permukaan medial condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan

mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan

sempurna. Ligamentum cruciatum anterior berfungsi untuk mencegah femur

bergeser ke posterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut berada dalam keadaan

fleksi ligamentum cruciatum anterior akan mencegah tibiae tertarik ke

posterior.

2. Ligamentum Cruciatum Posterior

Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris

posterior dan berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada

bagian anterior permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-serat

anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi

tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior akan

menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. Ligamentum cruciatum posterior

berfungsi untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut

dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan mencegah tibiae

tertarik ke posterior.

anterior cruciate ligament (ACL) adalah salah satu dari sepasang ligamen

pada anatomi lutut dari tengah sendi lutut menyilang, dan ini adalah tempat

"cruciatum" berasal. Terdapat juga anterior cruciate ligament (ACL) dan posterior

cruciate ligament (PCL). Kedua ligamen berfungsi untuk menstabilkan lutut dari

depan selama kegiatan normal dan atletis. Ligamen lutut memastikan bahwa berat

badan yang ditularkan melalui sendi lutut ini berpusat di dalam sendi meminimalkan

jumlah keausan pada tulang rawan di dalam lutut.

3

Gambar 2. Ligament sendi lutut 3

Page 4: Sesi 1 Skenario 3 Ame

Penahan beban permukaan lutut ditutupi oleh lapisan tulang rawan ("kartilago

artikular"). Ada juga peredam kejut kedua lutut di kedua sisi sendi antara permukaan

tulang rawan femur dan tibia. Kedua struktur ini disebut meniskus medial dan

meniskus lateral. Meniscus adalah peredam kejut berbentuk tapal kuda yang

membantu untuk pusat kedua sendi lutut selama aktivitas dan untuk meminimalkan

jumlah stres pada tulang rawan artikular. Kombinasi dari meniscus dan tulang rawan

pada permukaan lutut menghasilkan permukaan yang mulus hampir tanpa gesekan3.

Cartilago semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C , yang pada

potongan melintang berbentuk segitiga. Batas perifernya tebal dan cembung, melekat

pada bursa. Batas dalamnya cekung dan membentuk tepian bebas. Permukaan atasnya

cekung dan berhubungan langsung dengan condylus femoris.

Fungsi meniscus ini adalah memperdalam fascies articularis condylus tibialis

untuk menerima condylus femoris yang cekung.

1. Cartilago Semilunaris Medialis

Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih lebar

daripada bagian depannya. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris

anterior tibiae dan berhubungan dengan cartilago semilunaris lateralis melalui

beberapa serat yang disebut ligamentum transversum. Cornu posterior melekat

pada area intercondylaris posterior tibiae. Batas bagian perifernya melekat

pada simpai dan ligamentum collaterale sendi. Dan karena perlekatan inilah

cartilago semilunaris relatif tetap.

2. Cartilago Semilunaris Lateralis

Bentuknya hampir sirkular dan melebar secara merata. Cornu anterior

melekat pada area intercondylaris anterior, tepat di depan eminentia

intercondylaris.

Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior, tepat di

belakang eminentia intercondylaris. Seberkas jaringan fibrosa biasanya keluar

4

Page 5: Sesi 1 Skenario 3 Ame

dari cornu posterior dan mengikuti ligamentum cruciatum posterior ke

condylus medialis femoris.

Batas perifer cartilago dipisahkan dari ligamentum collaterale laterale

oleh tendon m. popliteus, sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilago

ini. Akibat susunan yang demikian ini cartilago semilunaris lateralis kurang

terfiksasi pada tempatnya bila di bandingkan dengan cartilago semilunaris

medialis.

CAPSULA ARTICULARIS

Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m.

quadriceps femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan anterior dari

femur diatas tubrositas sendi. Kemudian capsula ini berlanjut sebagai loose membran

yang dipisahkan oleh jaringan lemak yang tebal dari ligamentum patellae dan dari

bagian tengah dari retinacula patellae menuju bagian atas tepi dari dua meniscus dan

kebawah melekat pada ligamentum cruciatum anterior . Selanjutnya capsula

articularis ini menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu

lembaran dan melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi

medial dan lateral dari fascies articularis membentuk dua tonjolan , lipatan synovial,

plica alares yang terkumpul pada bagian bawah. Kesemuanya hal ini membentuk

suatu synovial villi.

Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang mengarah

pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada bagian paling bawah dari

tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini merupakan lipatan sagital yang lebar

pada synovial membran.

Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian , berhubungan dengan

dua pasang condylus femoris dan tibiae. Lipatan capsul sendi pada bagian samping

berjalan dekat pinggir tulang rawan. Sehingga regio epicondylus tetap bebas. Kapsul

sendi kemudian menutupi permukaan cartilago , dan bagian permukaan anterior dari

femur tidak ditutupi oleh cartilago.

5

Page 6: Sesi 1 Skenario 3 Ame

Pada tibia capsul sendi ini melekat mengelilingi margo infraglenoidalis,

sedikit bagian bawah dari permukaan cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi

dari masing-masing meniscus.

Pergerakan sendi lutut

Otot-otot utama yang menggerakkan sendi lutut adalah quadricep dan otot

hamstring. Paha depan menempel pada patela, dan tendon patela menghubungkan

otot ini ke bagian depan tibia. Ketika otot quadricep kontraksi lutut meluas.

Sebaliknya, ketika otot hamstring kontraksi, mereka menarik lutut ke fleksi.

6

Gambar 3. Lutut fleksi, cruciate dan ligament collateral

Gambar 4. Sendi lutut ekstensi3Gambar 5. Sendi lutut fleksi

Page 7: Sesi 1 Skenario 3 Ame

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC

2. Pergerakan sendi menurun

Trauma dan degenerasi

Gangguan pembentukan collagen (jaringan ikat) dan proteoglikan

(gaya pegas yang menahan beban tekanan pada kartilago)

Kartilago menipis dan pecah-pecah

Menimbulkan kerusakan tulang dimana tubuh akan berusaha memperbaiki tapi tidak

sempurna, sehingga terbentuk osteofit

Osteofit menimbulkan nyeri dan mengganggu gerak sendi dan bisa menimbulkan

iritasi synovial sehingga nyeri dan bengkak bertambah

Membran synovial mengalami fibrosa dan kontraktur

Ligamen akan kendor

Otot mengalami kelemahan yang akhirnya atrofi

Stabilitas sendi menurun

7

Page 8: Sesi 1 Skenario 3 Ame

Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7

Volume 1. Jakarta: EGC

3. Faktor Resiko

Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA lutut yaitu faktor

predisposisi dan faktor biomekanis. Faktor predisposisi merupakan faktor yang

memudahkan seseorang untuk terserang OA lutut. Sedangkan faktor biomekanik

lebih cenderung kepada faktor mekanis / gerak tubuh yang memberikan beban atau

tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak tubuh, sehingga meningkatkan risiko

terhadinya OA lutut.

a. Faktor Predisposisi

1. Faktor Demografi

Usia

Proses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan

kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi

tulang rawan dan menurunkan fungsi kondrosit, yang semuanya

mendukung terjadinya OA.

Jenis kelamin

Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun lebih

tinggi dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun

prevalensi perempuan lebih tinggi menderita OA dibandingkan laki-

laki. Perbedaan tersebut menjadi semakin berkurang setelah menginjak

usia 80 tahun. Hal tersebut diperkirakan karena pada masa usia 50 – 80

tahun wanita mengalami pengurangan hormon estrogen yang

signifikan10.

Ras / Etnis

8

Page 9: Sesi 1 Skenario 3 Ame

Prevalensi OA lutut pada penderita di negara Eropa dan

Amerika tidak berbeda, sedangkan suatu penelitian membuktikan

bahwa ras Afrika – Amerika memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali

lebih besar dibandingkan ras Kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki

risiko menderita OA lutut lebih tinggi dibandingkan Kaukasia9.

2. Faktor Genetik

Faktor genetik diduga juga berperan pada kejadian OA lutut, hal

tersebut berhubungan dengan abnormalitas kode genetic untuk sintesis

kolagen yang bersifat diturunkan.

3. Faktor Gaya Hidup

Kebiasaan Merokok

Banyak penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan

positif antara merokok dengan OA lutut. Merokok meningkatkan

kandungan racun dalam darah dan mematikan jaringan akibat

kekurangan oksigen, yang memungkinkan terjadinya kerusakan tulang

rawan. Rokok juga dapat merusakkan sel tulang rawan sendi.

Konsumsi Vitamin D

Orang yang tidak biasa mengkonsumsi makanan yang

mengandung vitamin D memiliki peningkatan risiko 3 kali lipat

menderita OA lutut10.

4. Faktor Metabolik

Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat

dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada

sendi lutut. Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban

sendi lutut saat berjalan.

Osteoporosis

Hubungan antara OA lutut dan osteoporosis mendukung teori

bahwa gerakan mekanis yang abnormal tulang akan mempercepat

9

Page 10: Sesi 1 Skenario 3 Ame

kerusakan tulang rawan sendi. Suatu studi menunjukkan bahwa

terdapat kasus OA lutut tinggi pada penderita osteoporosis9.

Penyakit Lain

OA lutut terbukti berhubungan dengan diabetes mellitus,

hipertensi dan hiperurikemi, dengan catatan pasien tidak mengalami

obesitas.

Histerektomi

Prevalensi OA lutut pada wanita yang mengalami

pengangkatan rahim lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak

mengalami pengangkatan rahim. Hal ini diduga berkaitan dengan

pengurangan produksi hormon estrogen setelah dilakukan

pengangkatan rahim9.

Menisektomi

Osteoartritis lutut dapat terjadi pada 89% pasien yang telah

menjalani menisektomi.4 Menisektomi merupakan operasi yang

dilakukan di daerah lutut dan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko

penting bagi OA lutut. Hal tersebut dimungkinkan karena beberapa hal

berikut ini :

1. Hilangnya jaringan meniskus akibat menisektomi membuat tekanan

berlebih pada tulang rawan sendi sehingga memicu timbulnya OA

lutut.

2. Bagi pasien yang mengalami menisektomi, degenerasi meniskal dan

robekan mungkin menjadi lebih luas dan perubahan pada tulang rawan

sendi akan lebih besar daripada mereka yang tidak melakukan

menisektomi.

b. Faktor Biomekanis

1. Riwayat Trauma Lutut

Trauma lutut yang akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan

meniskus merupakan faktor risiko timbulnya OA lutut.

10

Page 11: Sesi 1 Skenario 3 Ame

2. Kelainan Anatomis

Faktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada sendi lutut

seperti genu varum, genu valgus, Legg – Calve –Perthes disease dan displasia

asetabulum. Kelemahan otot kuadrisep dan laksiti ligamentum pada sendi lutut

termasuk kelainan lokal yang juga menjadi faktor risiko OA lutut.

3. Pekerjaan

Osteoartritis banyak ditemukan pada pekerja fisik berat, terutama yang

banyak menggunakan kekuatan yang bertumpu pada lutut. Prevalensi lebih tinggi

menderita OA lutut ditemukan pada kuli pelabuhan, petani dan penambang

dibandingkan pada pekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan lutut seperti

pekerja administrasi.

4. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari), berjalan

jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat (10 kg – 50 kg

selama 10 kali atau lebih setiap minggu), mendorong objek yang berat (10 kg –50 kg

selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turun tangga setiap hari merupakan

faktor risiko OA lutut.

5. Kebiasaan olah raga

Atlit olah raga benturan keras dan membebani lutut seperti sepak bola, lari

maraton dan kung fu memiliki risiko meningkat untuk menderita OA lutut.

Kelemahan otot kuadrisep primer merupakan faktor risiko bagi terjadinya OA dengan

proses menurunkan stabilitas sendi dan mengurangi shock yang menyerap materi otot.

Tetapi, di sisi lain seseorang yang memiliki aktivitas minim sehari-hari juga

berisiko mengalami OA lutut. Ketika seseorang tidak melakukan gerakan, aliran

cairan sendi akan berkurang dan berakibat aliran makanan yang masuk ke sendi juga

berkurang. Hal tersebut akan mengakibatkan proses degeneratif menjadi berlebihan.

Rasjad C. 2003. Trauma, dalam: Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Edisi II.

Makassar : Bintang Lamumpatue.

11

Page 12: Sesi 1 Skenario 3 Ame

Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi III. Jakarta :

ECG.

Sudoyo,Aru W,dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta :

Interna Publishing.

12

Page 13: Sesi 1 Skenario 3 Ame

13