serba serbi minapolitan

14
PERSYARATAN MENJADI KAWASAN MINAPOLITAN DASAR HUKUM KEPMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.41/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN LOKASI MINAPOLITAN KEPUTUSAN DIRJEND. PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP.45/DJ-PB/2009 SURAT DARI DKP DIRJEND. PERIKANAN DAN BUDIDAYA DIREKTUR PRASARANA DAN SARANA BUDIDAYA TENTANG : PENGEMBANGAN SENTRA PRODUKSI PERIKANAN YANG BANKABLE DITETAPKAN MELALUI KAWASAN MINAPOLITAN DAN MENYUSUN MASTERPLAN KAWASAN TERPILIH MEWUJUDKAN RENCANA DALAM KEGIATAN NYATA DI LAPANGAN PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN PENDAHULUAN TUJUANNYA UNTUK MENDORONG PERCEPATAN PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN KEGIATAN PERIKANAN SEBAGAI KEGIATAN UTAMA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN TARAF HIDUP MASYARAKAT HINTERLAND YANG DIKEMBANGKAN TIDAK SAJA ON FARM TETAPI JUGA OFF FARM SEPERTI SARANA PERIKANAN DAN JASA PENUNJANG LAINNYA SASARAN MINAPOLITAN MENINGKATKAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS KOMODITAS PERIKANAN BUDIDAYA SERTA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PEMBUDIDAYAAN IKAN PENGEMBANGAN SISTEM MINABISNIS ( AGROINPUT, PENGOLAHAN HASIL, PEMASARAN DAN PENYEDIA JASA) PENGEMBANGAN LEMBAGA PENYULUHAN TERPADU IKLIM YANG KONDUSIF BAGI USAHA DAN INVESTASI PENINGKATAN SARANA SOSIAL SEPERTI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN PENINGKATAN SARANA : JARINGAN JALAN IRIGASI PASAR AIR BERSIH LISTRIK PEMANFAATAN AIR LIMBAH DAN SAMPAH PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN PENGERTIAN TERDIRI DARI KATA MINA ARTINYA IKAN DAN POLITAN ARTINYA KOTA, JADI MINAPOLTAN ADALAH KOTA PERIKANAN CIRI KAWASAN MINAPOLITAN SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT MEMPEROLEH PENDAPATAN DARI KEGIATAN MINABISNIS KEGIATAN DIKAWASAN DIDOMINASI OLEH KEGIATAN PERIKANAN (INDUSTRI

Upload: anggit-enggar-yudharana

Post on 30-Jun-2015

1.037 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SERBA SERBI MINAPOLITAN

PERSYARATAN MENJADI KAWASAN MINAPOLITAN

DASAR HUKUMKEPMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.41/MEN/2009 TENTANG PENETAPAN LOKASI MINAPOLITANKEPUTUSAN DIRJEND. PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP.45/DJ-PB/2009SURAT DARI DKP DIRJEND. PERIKANAN DAN BUDIDAYA DIREKTUR PRASARANA DAN SARANA BUDIDAYA TENTANG :PENGEMBANGAN SENTRA PRODUKSI PERIKANAN YANG BANKABLEDITETAPKAN MELALUI KAWASAN MINAPOLITAN DAN MENYUSUN MASTERPLAN KAWASAN TERPILIH

MEWUJUDKAN RENCANA DALAM KEGIATAN NYATA DI LAPANGAN

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITANPENDAHULUANTUJUANNYA UNTUK MENDORONG PERCEPATAN PENGEMBANGAN WILAYAH DENGAN KEGIATAN PERIKANAN SEBAGAI KEGIATAN UTAMAMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN TARAF HIDUP MASYARAKAT HINTERLANDYANG DIKEMBANGKAN TIDAK SAJA ON FARM TETAPI JUGA OFF FARM SEPERTI SARANA PERIKANAN DAN JASA PENUNJANG LAINNYA

SASARAN MINAPOLITANMENINGKATKAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS KOMODITAS PERIKANAN BUDIDAYA SERTA PRODUK OLAHAN HASIL PERIKANANPENGUATAN KELEMBAGAAN PEMBUDIDAYAAN IKANPENGEMBANGAN SISTEM MINABISNIS ( AGROINPUT, PENGOLAHAN HASIL, PEMASARAN DAN PENYEDIA JASA)PENGEMBANGAN LEMBAGA PENYULUHAN TERPADUIKLIM YANG KONDUSIF BAGI USAHA DAN INVESTASIPENINGKATAN SARANA SOSIAL SEPERTI PENDIDIKAN DAN KESEHATANPENINGKATAN SARANA :

JARINGAN JALANIRIGASIPASARAIR BERSIHLISTRIKPEMANFAATAN AIR LIMBAH DAN SAMPAH

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITANPENGERTIAN

TERDIRI DARI KATA MINA ARTINYA IKAN DAN POLITAN ARTINYA KOTA, JADI MINAPOLTAN ADALAH KOTA PERIKANAN

CIRI KAWASAN MINAPOLITANSEBAGIAN BESAR MASYARAKAT MEMPEROLEH PENDAPATAN DARI KEGIATAN MINABISNIS

KEGIATAN DIKAWASAN DIDOMINASI OLEH KEGIATAN PERIKANAN (INDUSTRI PENGOLAHAN, PERDAGANGAN)

PERSYARATAN KAWASAN MINAPOLITANMEMILIKI LAHAN DAN PERAIRAN YANG SESUAI UNTUK PENGEMBANGANKOMODITAS PERIKANANMEMILIKI SARANA UMUM LAINNYA SEPERTI TRANSPORTASI, LISTRIK,TELEKOMUNIKASI, AIR BERSIH DLL MEMILIKI BERBAGAI SARANA DAN PRASARANA MINABISNIS, YAITU :

PASAR

Page 2: SERBA SERBI MINAPOLITAN

LEMBAGA KEUANGANKELOMPOK BUDIDAYABALAI BENIH IKANPENYULUHAN DAN BIMBINGAN TEKNISJARINGAN JALAN, IRIGASI

BATASAN KAWASAN MINAPOLITANDITENTUKAN HANYA OLEH ECONOMIC OF SCALE DAN ECONOMIC OF SCOPE

PERENCANAAN

PROSES PERENCANAANSOSIALISASI PROGRAM KEPADA SELURUH STAKEHOLDERSMENETAPKAN KAWASANMELALUI KELAYAKAN YANG CERMAT(KELAYAKAN EKONOMIS, TEKNIS, SOSIAL BUDIDAYA DAN LINGKUNGAN HIDUP)INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH TERPILIH (ANALISA TATA RUANG, POTENSI, SOSIAL BUDAYA DAN KAPASITAS SDM)MENYUSUN RENCANA PROGRAM

TAHAP PERENCANAANDILAKSANAKAN SECARA BERTAHAP BAIK JANGKA PANJANG, MENENGAHDAN PENDEKPENETAPAN LOKASI CALON KAWASAN MINAPOLITANPENETAPAN KAWASAN OLEH PEMERITAH KOTA BATAM, MASYARAKAT(DPRD)PENETAPAN BERDASARKAN PADA;

USULAN MASYARAKATHASIL STUDI KELAYAKANKEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERDASARKAN RUTR PADA RTRW

FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASANMINAPOLITAN DAN SHARING PEMBIAYAAN PROGRAM DIBAHAS BERSAMAANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH(KAB/KOTA)

INDIKATOR KEBERHASILAN

DAMPAKPENDAPATAN MASYARAKAT PEMBUDIDAYA MENINGKAT 5 % DIKAWASAN MINAPOLITANPRODUKTIVITAS PERIKANAN MENINGKAT 5%INVESTASI MASYARAKAT MENINGKAT 10 % KEGIATAN IKUTAN TUMBUH SUMBUR DISEKITAR KAWASANOUT PUT80 % KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN, KOPERASI DAN KELOMPOK USAHAMAMPU MENYUSUN USAHA BERORIENTASI PASAR DAN LINGKUNGANTIAP KELURAHAN MENYUSUN PROGRAM RENCANA SECARA PARTISIPATIFDAN DISETUJUI BERSAMAMATRIK PROGRAM JANGKA PANJANG, DED DISETUJUI BERSAMA UNTUKDILAKSANAKAN (70 % TERLAKSANA DIKAWASAN MINAPOLITAN)TIM PENYULUH TERBENTUK80 % PEMBUDIDAYA IKAN YANG MAJU MENJADI TEMPAT BELAJAR BAGIYANG LAINNYA

KAWASAN MINAPOLITAN

Guna mendukung keberhasilan pelaksanaan revitalisasi perikanan maka dipandang perlu mengembangkan kegiatan terpadu dalam pembangunan wilayah pedesaan yang berbasis perikanan dengan melibatkan sector terkait. Kawasan itu disebut dengan nama kawasan Minapolitan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan no KEP.41/MEN/2009.

Page 3: SERBA SERBI MINAPOLITAN

Kawasan minapolitan perikanan budidaya yang dikeluarkan dengan kepmen tanggal 3 juni 2009 adalah sebagai berikut :1. Propinsi NAD : Kab. Aceh Selatan2. Prop Sumatera Utara : Kab Tapanuli Utara dan Kab Serdang Bedagai3. Prop Sumatera Barat : Kab Pesisir Selatan4. Prop Riau : Kuantan Singingi5. Prop Kep. Riau : Kab/Kota Bintan6. Prop Jambi : Kab Batanghari7. Prop Bengkulu : Kab Kaur8. Prop Sumatera Selatan : Palembang dan Kab Ogan Komering Ilir9. Prop Bangka Belitung : Kab Bangka Selatan10. Prop Lampung : Kab Lampung Selatan11. Prop Banten : Kab Serang12. Prop Jawa Barat : Bogor dan Garut13. Prop Jawa Tengah : Boyolali dan Banyumas14. Prop D I Yogyakarta : Kab Gunung Kidul15. Prop Jawa Timur : Kab Trenggalek dan Malang16. Prop Kalimantan Barat : Kab Sambas17. Prop Kalimantan Tengah : Kab Pulau Pisang18. Kalimantan Selatan : Kab Banjar19. Prop Kalimantan timur : Kab Malinau20. Pro Sulawesi Utara : Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Sangiihe21. Prp Gorontalo : Gorontalo Utara22. Prop Sulawesi Tengah : Tojo Una-Una23. Prop Sulawesi Barat : Kab Mamuju24. Prop Sulawesi Selatan : Kab Luwu Timur dan Kab Gowa25. Prop Sulawesi Tenggara : Kab Kolaka dan kab konawe Selatan26. Prop Bali : Kab Klungkung27. Prop Nusa Tenggara Barat : Kab Bima28. Prop Nusa Tenggara Timur : Kab Sika29. Prop Maluku : Kab Seram bagian barat30. Prop Maluku Utara : Kab Halmahera Selatan31. Prop Papua : Kab Waropen32. Prop Papua Barat : Raja Ampat-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, mencanangkan kawasan Pantai Kutuh, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, sebagai kawasan minapolitan. Kawasan tersebut unggul dari komoditas rumput laut.

Pencanangan berlangsung di Badung, Jumat (4/2). Acara dihadiri Ketua Dewan Pertimbangan Penasehat Presiden, Ginanjar Kartasasmita. Menurut Fadel, dengan dicanangkannya kawasan minapolitan dengan komoditi unggulan rumput laut, pemerintah menyediakan insfrastruktur dan fasilitas yang diperlukan petani.

Selain itu untuk membangun tempat penjemuran rumput laut sesuai persyaratan. Begitu pula penyimpanan pengolahan hingga menjadi mata dagangan siap ekspor.

Dengan demikian, petani pembudi daya rumput laut Pantai Kutuh bisa beraktivitas dengan baik. Selanjutnya menghasilkan mata dagangan yang mampu bersaing di pasar ekspor.

"Kalau ditotal, untuk semua kebutuhan petani itu, pemerintah harus mengeluarkan dana sedikitnya Rp1,5 miliar," ujar Fadel yang juga didampingi Wakil Bupati Badung I Ketut Sudikerta.

Fasilitas yang diperlukan diharapkan bisa dibangun secepatnya dalam tahun ini. Dengan difasilitasi Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Bali maupun Pemkab Badung. Adanya fasilitas yang memadai diharapkan mampu meningkatkan produksi dua hingga empat kali lipat setiap tahunnya.

Ketua Kelompok petani rumput laut Desa Kutuh, I Ketut Lencana Yasa, menjelaskan, pemerintah setempat memberikan izin mengolahan lahan perairan seluas 70 hektare.

Page 4: SERBA SERBI MINAPOLITAN

Dari lahan tersebut baru dimanfaatkan sekitar 20 hektare dengan hasil setiap tahunnya sekitar 600 ton. Panenan rumput laut dilakukan setiap 42 hari atau enam hingga delapan kali setiap tahun.

Pembudidayaan rumput laut menjadi andalan matapencaharian masyarakat Desa Kutuh, Jimbaran, Kuta selatan. Meskipun sebagai pembudi daya rumput laut, kondisi masyarakat setempat hingga kini tidak ada masuk katagori miskin.

Hal itu berkat keuletan dan kerja keras mengembangkan budidaya rumput laut sebagai mata dagangan ekspor, diolah menjadi makanan dan minuman yang siap hidang. Dengan pencanangan kawasan metropolitan diharapkan pengembangan rumput laut dilakukan intensif. Yaitu dengan memanfaatkan lahan yang ada secara maksimal-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Program Minapolitan Perikanan yang diunggulkan oleh Kementrian Perikanan dan Kelautan sebagai solusi untuk perbaikan perikanan, dipandang pesimistis oleh banyak pihak. Riza Damanik, selaku Ketua Pokja Perikanan Aliansi Desa Sejahtera menilai program yang digembor-gemborkan oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad, berpotensi besar gagal. Minapolitan adalah strategi pembangunan perikanan berbasis kawasan.

"Hari ini pemerintah mendengungkan minapolitan. Ini berpeluang besar gagal," kata Riza di sela-sela diskusi Kebijakan Negara Agraris yang Bikin Petani Kecil Miris, di Bakoel Koffie, Jakarta, Jumat (23/4/2010).

Alasannya, ungkap Riza, kebijakan minapolitan sangat berorientasi pada peningkatan produksi. Ini berbahaya karena orientasi mengejar pertumbuhan produksi ikan baik dari kegiatan penangkapan maupun budidaya, mengancam kelestarian ikan. Di sisi lain, hal ini juga bakal merusak harga ikan Indonesia apabila pemerintah tidak mampu memasarkan produksi ikan.

Tak hanya itu, saat ini Indonesia hanya memasok ikan gelondongan ke luar negeri dan tidak menjual ikan olahan. Menurutnya, ikan gelondongan harganya jauh lebih murah dibandingkan ikan olahan. "Minapolitan enggak bicara proses. Hanya target pertumbuhan produksi. Kalau sudah tercapai, belum tentu pemerintah mampu memasarkan di pasar luar negeri," papar dia.

 Alasan lainnya, program ini dinilai diskriminarif. Pasalnya, pemerintah memberikan insentif yang lebih di sektor perikanan budidaya ketimbang sektor perikanan perikanan tangkap. "Ini nggak relevan karena sekitar 2,8 juta masih menggantungkan hidupnya di sektor perikanan tangkap. Itu kan besar sekali," tandas dia.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Komitmen pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk pembangunan minapolitan. Dukungan itu, antara lain, dalam pendanaan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada peringatan Hari Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (6/4).

Minapolitan adalah kawasan ekonomi yang terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan. Minapolitan dikembangkan untuk komoditas unggulan, antara lain udang, ikan patin, lele, tuna, dan rumput laut. Pengembangan minapolitan adalah bagian untuk mencapai target peningkatan produksi perikanan sebesar 353 persen pada 2014.

Selain pendanaan, menurut Fadel, syarat lain untuk mengembangkan minapolitan adalah ketersediaan lahan budidaya, pelabuhan perikanan, dan penyediaan fasilitas pendukung, seperti jalan, pengairan, dan listrik, serta letak geografis yang mendukung. ”Komitmen daerah mengembangkan kawasan minapolitan akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perikanan,” ujar Fadel.

Aksi damai

Page 5: SERBA SERBI MINAPOLITAN

Menanggapi target pertumbuhan produksi perikanan 353 persen pada 2014, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Riza Damanik mengingatkan, peningkatan produksi besar-besaran tanpa didukung pengembangan optimal industri pengolahan akan membuat harga produk perikanan jatuh.

”Dan, terus menggenjot perikanan budidaya akan berpotensi mencapai titik jenuh serta berdampak pada perusakan lingkungan,” kata dia.

Peringatan Hari Nelayan diisi dengan aksi damai sejumlah elemen masyarakat yang tergabung Kiara di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah melindungi kegiatan perikanan, hak-hak nelayan, dan wilayah tangkap nelayan tradisional, serta menempatkan kegiatan perikanan sebagai sumber pangan nasional.

Hari Nelayan Indonesia yang diperingati hari ini, 6 April, bagai menguak riwayat ”urat nadi” negeri bahari ini. Belenggu kemiskinan dan keterbelakangan hingga kini belum beranjak dari kehidupan nelayan. Ketidakpastian penghidupan membuat sebagian nelayan kecil beralih profesi ke sektor informal.

Berdasarkan data Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), tahun 2003-2008, sekitar 1,2 juta nelayan tangkap sudah meninggalkan laut. Sebagian dari mereka beralih profesi ke sektor informal di luar perikanan tangkap, misalnya menjadi buruh bangunan, buruh pabrik, atau tukang ojek.

Keterbatasan bahan bakar minyak, jeratan utang ke tengkulak, permainan harga jual ikan, dan terbatasnya daya serap industri pengolahan ikan menjadi persoalan klasik yang mendera nelayan hingga hari ini.

Kasus penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia oleh nelayan asing, penangkapan ikan dengan alat tangkap yang merusak lingkungan, dan penangkapan ikan yang tidak dilaporkan adalah lingkaran setan yang menggerogoti daya saing nelayan kecil dan tradisional.

Di sisi lain, ratusan nelayan asal Indonesia ditangkap oleh otoritas keamanan Australia karena dianggap memasuki perairan Australia.

Saat ini, jumlah nelayan Indonesia berkisar 2,7 juta jiwa, 80 persen di antaranya nelayan skala kecil dan tradisional dengan kapasitas kapal di bawah 30 gross ton (GT).

Pemerintah menggagas upaya pengendalian penangkapan ikan dan mengurangi kepadatan penangkapan di sejumlah wilayah pengelolaan perikanan dengan mendorong penangkapan ke laut lepas. Caranya, melalui restrukturisasi dan modernisasi armada kapal kecil agar nelayan bisa menjelajah lebih dari 12 mil sampai ke laut lepas.

Anggaran merestrukturisasi kapal tahun 2011 diusulkan Rp 1,5 triliun, guna mengganti 1.000 perahu tanpa motor milik nelayan kecil menjadi kapal motor berbobot lebih dari 30 GT beserta alat tangkap ikan.

Upaya lain, menekan penangkapan berlebih dengan menggeser fokus peningkatan produksi dari perikanan tangkap ke perikanan budidaya.

Dalam periode 2009-2014, Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan target ambisius menaikkan produksi perikanan 353 persen dengan program andalan, minapolitan.

Tahun 2010, pemerintah menargetkan pembentukan 28 kawasan minapolitan dengan titik berat komoditas unggulan perikanan budidaya, seperti rumput laut, patin, lele, udang, nila, dan kerapu.

Program minapolitan dirancang sebagai sinergi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan kementerian teknis lain, seperti Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyediaan infrastruktur, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk pasokan bahan bakar minyak.

Adapun minapolitan mengarah pada kawasan perikanan terintegrasi, yang terdiri dari fasilitas pemasaran, perdagangan, serta sarana dan prasarana pendukung usaha. Dalam satu wilayah kabupaten/kota dimungkinkan terdapat beberapa sentra produksi unggulan.

Page 6: SERBA SERBI MINAPOLITAN

Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Suhana menilai, program peningkatan produksi budidaya justru kontraproduktif dengan upaya pengendalian perikanan tangkap sebab 60 persen komponen pakan ikan bersumber dari ikan laut.

Jika dibanding program agropolitan yang sudah dikembangkan Kementerian Pertanian pada 2002, inti minapolitan tak jauh berbeda, yakni kawasan pengembangan ekonomi berbasis komoditas unggulan.

Pada periode pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan mencanangkan peningkatan produksi ikan tahun 2003 menjadi 9 juta ton dengan target nilai ekspor 10 miliar dollar AS.

Namun, data Organisasi Pangan Dunia (FAO) menunjukkan, produksi ikan nasional tahun 2003 hanya 5,8 juta ton dengan nilai ekspor kurang dari 1,7 miliar dollar AS.

Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dicanangkan program Gerbang Mina Bahari, yang targetnya sama. Produksi ikan nasional ditargetkan 9,5 juta ton pada 2006 dan nilai devisa 10 miliar dollar AS. FAO merilis, realisasi produksi ikan tahun 2006 hanya 6,2 juta ton senilai 2 miliar dollar AS.

Pada periode pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah kembali mencanangkan program serupa dengan nama revitalisasi kelautan dan perikanan dengan target produksi tahun 2009 adalah 9,7 juta ton dan nilai ekspor 5 miliar dollar AS.

Sekjen Kiara Riza Damanik mengingatkan, program restrukturisasi kapal nelayan kecil dikhawatirkan akan sia-sia sebab tidak mudah mengubah karakter nelayan kecil yang terbiasa menangkap di perairan sejauh maksimum 4 mil ke laut lepas.

Selain itu, restrukturisasi ke kapal berbobot besar membutuhkan tambahan modal bahan bakar yang belum tentu bisa dipenuhi nelayan.

”Lompatan kebiasaan menangkap ikan memiliki risiko kegagalan yang tinggi,” ujar Riza.

Apalagi nilai jual ikan masih rendah karena sebagian besar dipasarkan dalam bentuk utuh. Utilitas pabrik pengolahan hanya 70 persen membuat produk ikan sulit memiliki nilai tambah.

Sebagai ilustrasi, nilai ekspor perikanan Indonesia sekitar 2,3 miliar dollar AS. Pada tahun yang sama, nilai ekspor perikanan Vietnam dengan suplai ikan yang jauh lebih sedikit sebesar 3,4 miliar dollar AS, karena didukung 335 industri pengolahan dengan kapasitas optimal.

Upaya nyata menolong nelayan dari jerat kemiskinan adalah membenahi sektor tangkap dari hulu ke hilir. Upaya itu mulai dari perlindungan wilayah tangkap nelayan tradisional agar tidak disusupi nelayan besar yang mengeruk ikan di wilayah tangkapan nelayan kecil. ”Harus ada jaminan hak nelayan untuk mengakses wilayah tangkapan dan perlindungan terhadap perairannya,” ujar Riza.

Selain itu, dibutuhkan pembenahan pendataan hasil tangkapan ikan. Ini agar ikan tidak diselundupkan dan ada jaminan pasokan bahan baku ke industri pengolahan.

Di sisi lain, pemerintah perlu mendorong pertumbuhan industri pengolahan di sentra-sentra produksi. Usaha pengolahan tidak hanya di skala kecil menengah berupa ikan bakar dan asap, melainkan juga skala industri besar dengan produk olahan yang lebih bervariasi.

Kebijakan penghapusan retribusi perikanan yang memberatkan nelayan harus diwujudkan. Jangan sampai kebijakan itu hanya menjadi wacana di tingkat pemerintah pusat, tetapi minim implementasi di tingkat daerah.

Segala keberpihakan itu dibutuhkan jika pemerintah serius menolong nelayan terbebas dari jerat ketertinggalan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 7: SERBA SERBI MINAPOLITAN

Program minapolitan yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan harus didukung dengan kejelasan formulasi penerapan dan prinsip perikanan yang berkelanjutan. Demikian mengemuka dalam Seminar Nasional Membangun Minapolitan Berbasis Masyarakat, di Bogor, Kamis (25/3/2010). Tahun 2010, pemerintah berencana membentuk 28 kabupaten/kota untuk menjadi kawasan minapolitan.

Kawasan minapolitan adalah kawasan ekonomi yang terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan, jasa, perumahan yang terintegrasi.

Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Arif Satria, mengemukakan, formulasi pelaksanaan minapolitan harus melibatkan peran masyarakat mulai dari perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Selain itu, kajian ekologis untuk mendukung sumber daya perikanan berkelanjutan.

"Minapolitan perlu dikawal agar menjadi tren nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir," ujarnya.

Hal senada dikemukakan Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan, Hermanto Siregar. Persoalan mendasar yang hingga kini mendera masyarakat pesisir adalah kemiskinan dan pengangguran. Oleh karena itu, program minapolitan harus membawa dampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Sektor kelautan dan perikanan adalah the sleeping giant, kalau dikembangkan maka efeknya besar. Namun, tidak bisa dengan mengandalkan kerja satu kementerian, dibutuhkan lintas koordinasi dan keterlibatan pemda," ujarnya.

Karakteristik kawasan minapolitan direncanakan terdiri dari sentra-sentra produksi dan pemasaran berbasis perikanan, keanekaragaman kegiatan ekonomi, produksi, perdagangan, jasa pelayanan, kesehatan, dan sosial. Selain itu, sarana dan prasarana memadai untuk mendukung keanekaragaman aktivitas ekonomi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, mengemukakan, program awal yang akan dilaksanakan dalam minapolitan adalah penyediaan infrastruktur. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum telah menganggarkan dana sebesar Rp 1,7 triliun pada tahun 2010 untuk pembangunan infrastruktur sektor perikanan dan kelautan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pemerintah akan mengembangkan sektor perikanan Kabupaten Garut dengan konsep minapolitan untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan. Program ini didukung Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pekerjaan Umum.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Garut Tati Karyati, Jumat (5/3), mengatakan, program minapolitan adalah pengembangan sektor perikanan terpadu dengan kegiatan usaha mencakup budidaya hingga pengolahan dengan pendekatan kawasan. Di Garut program ini dilakukan di Kecamatan Sukawening dan Karangpawitan.

Menurut Tati, tahapan program pada semester pertama tahun ini berupa perencanaan kawasan. Pembangunan fisik dilakukan pada semester kedua. "Dana program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan belum turun, sedangkan dari Kementerian Pekerjaan Umum katanya sudah ada Rp 2 miliar," kata Tati.

Beberapa hal yang akan dibenahi di awal program ialah perbaikan saluran irigasi ke kolam masyarakat, dilanjutkan rehabilitasi jalan akses menuju sentra produksi perikanan.

Tati menerangkan, komoditas yang dianjurkan Kementerian Perikanan dan Kelautan di Garut ialah udang galah. Nantinya pembudidaya di Karangpawitan diarahkan pada usaha pembibitan, yang menyokong usaha pembesaran udang galah di Sukawening.

Page 8: SERBA SERBI MINAPOLITAN

Selama ini, ujar Tati, masyarakat di Sukawening terbiasa membudidayakan ikan secara polikultur. Ikan yang biasa dibudidayakan ialah nila, mas, lele, dan hias. Hanya sedikit yang membudidayakan udang galah.

Udang galah

Data menunjukkan, produksi udang galah di Garut sebenarnya minim. Pada 2008, misalnya, produksi udang galah di Garut hanya 13 ton. Komoditas budidaya yang dominan justru ikan mas (5.319 ton), nila (4.432 ton), dan nilem (3.554 ton).

Kepala Biro Budidaya Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Jawa Barat Muhamad Husen mengingatkan, jangan sampai program bagus seperti minapolitan dipandang proyek semata. Jika komoditas yang akan dibudidayakan adalah udang galah, sarana produksi dan faktor pendukungnya harus disiapkan. Misalnya, dari mana benur atau benih udang diperoleh, sejauh mana saluran irigasi berfungsi, dan bagaimana kondisi jalan di kawasan itu.

Tati mengakui, selama ini penyediaan benur masih bergantung pada Balai Pengembangan Benih Ikan Laut, Air Payau, dan Udang Pangandaran dan Balai Benih Udang Galah Ciamis. Untuk mengurangi ketergantungan ini, ujar Tati, bukan tidak mungkin Garut membangun sendiri unit pembenihan udang galah.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Memasuki semester pertama 2011,  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfokuskan perhatian pada pengembangan minapolitan. Bidikannya, ada 41 lokasi sebagai percontohan di mana 9 lokasi minapolitan berbasis perikanan tangkap, 24 lokasi minapolitan berbasis perikanan budidaya, dan 8 lokasi sentra garam.

’’Kita gencar melakukan progam minapolitan, karena memberikan kontribusi tinggi untuk kesejahteraan masyarakat nelayan. Tujuan kita juga fokus mendukung percepatan pengentasan kemiskinan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri-Kelautan dan Perikanan (PNPM-KP), dan dukungan permodalan melalui penyaluran KUR, KKP-E, dan CSR bagi kelompok yang telah mandiri,’’ Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad usai membuka Rakornas KKP 2011 di Gedung Mina Bahari 3, Jakarta, kemarin.

Untuk melaksanakan PNPM KP, KKP telah menyiapkan anggaran sebesar 396,4 milyar yang akan dilaksanakan pada 501 kabupaten-kota dalam tiga kelompok program, yaitu bantuan dan perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan pemberdayaan usaha mikro dan kecil. 

Diakui Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pelaksanaan program Minapolitan setidaknya memiliki tiga tujuan. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas serta meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan dan pengolah ikan. Terakhir pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan untuk menggerakan ekonomi daerah.

Pelaksanaan program Minapolitan akan terus diperluas hingga menjadi 197 lokasi pada 2014. Selain itu, KKP sedang merancang proyek mega minapolitan di Morotai, Maluku Utara, yaitu minapolitan dalam skala yang lebih besar dengan Taiwan sebagai investornya. Pulau Morotai akan dikembangkan sebagai sentra perikanan terbesar yang berbasiskan pada pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap.-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip, integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi.

Oleh karena itu. sebagai program lima tahun kedepan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun kawasan minapolitan (kawasan produksi kelautan dan perikanan yang terintegrasi) di 28 kabupaten sebagai pilot project untuk meningkatkan produksi perikanan di Indonesia."Pada tahap awal akan dibangun di 28 kabupaten, dan nanti apabila proyek itu berhasil, pembangunannya akan diperluas ke

Page 9: SERBA SERBI MINAPOLITAN

daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia." kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada Seminar "Membangun Minapolitan Berbasis Masyarakat" di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), di Bogor, kemarin.

Program untuk membuat kawasan minapolitan di 28 kabupaten itu direncanakan akan didanai melalui anggaran APBN-Perubahan 2010, yang saat ini pembahasannya masih dalam pembahasan di DPR.Setelah anggarannya ditetapkan dan ke luar, baru akan kami akan menentukan daerah-daerah untuk lokasi pembangunan minapolilan itu." ucap Fadel.Ia menjelaskan, sudah banyak daerah yang mengajukan surat ke KKP dan meminta agar daerahnya menjadi lokasi pembangunan kawasan minapolitan.

Tahap pertama, pihaknya memilih dulu beberapa daerah yang akan dibangun kawasan minapolitan. baru setelah berhasil akan dibuat replikasinya."Kalau dibuat sekaligus nanti takut kacau pelaksanaannya, apalagi kawasan minapolitan itu masih dalam konsep awal," katanya.Pembentukan kawasan minapolitan itu dimaksudkan untuk meningkatkan produksi ikan dengan harga ikan yang murah dan terjangkau masyarakat.Menurutnya, sekitar 60 persen harga ikan sangat dipengaruhi oleh pakan ikan. Pakan ikan memengaruhi harga ikan menjadi mahal atau murah.Harga ikan saat ini berkisar antara Rp9.000-Rpl 1.000 per kg. Agar harga ikan lebih murah, maka perlu membuat industri pakan ikan yang dikelola oleh masyarakat pembudidaya ikan itu sendiri.

Beberapa perguruan tinggi, termasuk IPB. sudah melakukan penelitian mengenai pakan ikan ini. Kami sudah meminta beberapa perguruan tinggi sebagai pilot project dalam memroduksi pakan ikan yang harganya bisa lebih murah dan terjangkau rakyat, dengan harga sekitar Rp 2.000 per kg." kata Fadel.Kiti.iti pembuat pakan ikan murah tersebut dibuat dari ampas kelapa sawit. Setelah melalui proses tertentu, bahan pakan itu akan melahirkan makhluk hidup serupa serangga, yang kamudian disebut maggot. Pilol project ini sudah dibuat di daerah Depok. Jawa Barat.

Bahkan, pihaknya akan membuat 4.000 unit patan Ikan. Bisnis seperti ini akan dirintis di beberapa desa. Dengan demikian, warga desa atan membuat sendiri patan Ikannya. Mengenai dana, seluruhnya akan disiapkan pemerintah.Rektor IPB Herry Suhardl-yanto menambahkan, kawasan minapolitan tidak bsa hanya diselenggarakan oleh satu kementerian saja. Tetapi harus ada kerja sama dengan kementerian lain, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan didukung pemerintah daerah dan talangan swasta.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kini gencar membangun sentra minapolitan di Pelabuhan Muncar, Kecamatan Muncar. Pembangunan tersebut dijanjikan akan memakai pendekatan sosial untuk menopang kegiatan perekonomian, wisata, dan pelestarian lingkungan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan, pembangunan minapolitan sudah dimulai tahun 2010, tetapi konsep minapolitan disambut dingin warganya. "Warga Muncar cuek dengan rencana pengembangan Muncar sebagai minapolitan karena pendekatan yang dilakukan selama ini adalah pendekatan proyek semata," kata Azwar, dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Keterpaduan Pelaksanaan dan Pengembangan Minapolitan, Kamis (24/2/2011) di Banyuwangi.

Selama ini pengembangan minapolitan di Muncar dinilai masih berkisar pada pembangunan fisik. Pada 2011 rencana pengembangan juga masih berkisar pada proyek, di antaranya pembangunan pemecah ombak atau pasar ikan. Hal itu membuat warga di sekitar Muncar kurang peduli, bahkan tidak tahu-menahu soal itu.

Oleh karena itu, tahun ini Azwar mengupayakan perubahan pendekatan dari fisik menjadi sosial. Salah satu langkah yang tengah dilakukan di antaranya dengan memberdayakan istri nelayan, melatih sumber daya manusia, dan memanfaatkan potensi lokal. Dengan jalan ini, persoalan sosial, seperti pengiriman tenaga kerja tak terlatih ke luar negeri bisa dikurangi. Mata rantai trafficking pun bisa diputuskan. Warga di sekitar Muncar juga akan terlibat langsung dalam pengembangan minapolitan.

Hingga tahun 2010, pembangunan minapolitan di Muncar sudah menelan Rp 44 miliar dana APBN dan APBD tingkat provinsi dan kabupaten. Dana tersebut dikucurkan, antara lain, untuk penataan

Page 10: SERBA SERBI MINAPOLITAN

permukiman dan penambahan panjang pemecah ombak. Pada tahun 2011, selain pembangunan fisik, seperti pembangunan talud dan rehabilitasi los pasar ikan, pemberdayaan perempuan juga akan menjadi prioritas. Dana yang akan dikucurkan dari pemerintah pusat dan daerah mencapai Rp 140,2 miliar.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Dedy Sutisna mengatakan, Muncar mempunyai potensi perikanan yang tinggi. Keterlibatan swasta diperlukan untuk mempercepat minapolitan.

Menurut Direktur Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Bambang Sutedjo, selama ini perlu waktu dua hari untuk mengangkut kontainer dari Muncar. "Nantinya setelah infrastruktur dibangun, diharapkan waktu pengangkutan bisa dipersingkat dalam hitungan jam, seperti di Pelabuhan Benoa, Bali. Swasta bisa masuk untuk berinvestasi dalam membangun sarana kebutuhan nelayan," tutur Bambang.

Dari sisi lingkungan, limbah dan sanitasi kampung nelayan juga akan ditata. Penanaman bakau, penyebaran bibit ikan untuk regenerasi dan rehabilitasi terumbu karang akan dilakukan seiring dengan pembangunan Pelabuhan Muncar.