sepsis
DESCRIPTION
sepsis pptTRANSCRIPT
Pendahuluan
Sepsis tantangan besar dalam dunia kedokteran.
Di seluruh dunia 13 juta orang mengalami sepsis dan 4 juta meninggal dunia setiap tahun.
Di Amerika Serikat 750.000 kasus per tahun, 215.000 kematian, dan beban ekonomi16,7 triliun dolar.
Tingkat mortalitas terkait sepsis berat dan renjatan sepsis 25 – 30% dan 40 – 70%.
Insidens sepsis diproyeksikan bertambah 1,5% setiap tahunnya.
Faktor-faktor : Jumlah populasi lanjut usia ⇧ Jumlah pasien dengan penyakit kronik
dan immunocompromised ⇧ Peningkatan jumlah prosedur invasif Resistensi antimikroba
Definisi
Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) : respon inflamasi sistemik terhadap berbagai penyebab (insult), ditandai dengan 2 atau lebih kriteria di bawah ini : Suhu tubuh > 38oC atau < 36oC Frekuensi jantung > 90x/menit Frekuensi napas > 20x/menit atau PaCO2 <
32 mmHg Hitung leukosit > 12,000/mm3 atau <
4,000/mm3 or > 10% bentuk batang (imatur)
Sepsis : SIRS dengan penyebab infeksi
Sepsis berat : sepsis disertai dengan hipoperfusi atau disfungsi organ
Area kulit berbercak (mottled)
CRT > 3 detik Output urin < 0,5
mL/kg/jam Kadar laktat > 2
mmol/L
Perubahan status mentalJumlah trombosit < 100.000/mm3 atau DIC ALI – ARDS Disfungsi jantung (ekhokardiografi)
Sepsis dengan hipotensi : sepsis dengan TDS < 90 mmHg atau penurunan > 40 mmHg dari TD baseline tanpa ditemukan penyebab hipotensi yang lain.
Renjatan septik : sepsis dengan hipotensi meskipun telah diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan vasopresor untuk mempertahan-kan tekanan darah dan perfusi organ.
PIRO System
Predisposition Infection Response Organ dysfunction
Etiologi
Bakteri Gram negatif endotoksin, lipopolisakarida (LPS)
Bakteri Gram positif eksotoksin, lipotheichoic acid (LTA) dan peptidoglikan (PG)
Jamur Virus Protozoa Sumber infeksi : saluran napas bawah
(20,6%), intra abdomen (20,1%), dan traktus genitourinarius (19,8%)
Patogenesis
Infeksi respon imun non spesifik, bersifat lokal
Berbagai faktor : Peran sitokin Peran faktor koagulasi Komplemen Nitric oxide (NO) Peran netrofil
Peran Sitokin dalam Sepsis
Antigen bakteri berinteraksi dengan Toll like receptor (TLR) pada permukaan sel sistem imun transduksi sinyal intraseluler produksi sitokin
TLR-4 lipopolisakarida bakteri Gram negatif
TLR-2 peptidoglikan bakteri Gram positif Sitokin proinflamasi : TNF-α, IL-1β, IL-6, IL-8 Sitokin antiinflamasi : IL-10, IL-1 receptor
antagonist (IL-1ra), soluble TNF receptor
Peran Faktor Koagulan
Trombosis intravaskular penting dlm respon inflamasi lokal membentengi mikroorganisme yang menginvasi, mencegah infeksi & inflamasi menyebar ke jaringan lain.
Sepsis ketidakseimbangan : faktor prokoagulan ⇧dan faktor antikoagulan ⇩
Terjadi deposisi fibrin intravaskular, trombosis, dan disseminated intravascular coagulation (DIC) disfungsi organ
Peran Komplemen
Aktivasi komplemen melalui jalur klasik dan jalur alternatif
Fungsi utama dlm sistem imun : melisiskan sel yang terinfeksi
Pada sepsis : Merangsang pelepasan mediator inflamasi Kemotaksis dan adhesi netrofil ⇧ permeabilitas kapiler Induksi aktivasi koagulasi melalui ekspresi
tissue factor (TF)
Peran Nitric Oxide dalam Sepsis Nitric oxide (NO) diproduksi oleh sel endotel Dikatalisasi oleh nitric oxide synthethase
(NOS) Celluler NOS (cNOS) Inducible NOS (iNOS)
Sepsis produksi NO ⇧, menyebabkan : vasodilatasi pembuluh darah berlebihan
hipotensi ⇧ produksi sitokin proinflamasi ⇧ ekspresi molekul adhesi menghambat agregasi trombosit
Peran Netrofil dalam Sepsis
Fagosit polimorfonuklear bersifat bakterisidal eliminasi patogen
Infeksi aktivasi, migrasi, dan ekstravasasi netrofil akibat pengaruh mediator kemotaktik
Sepsis jumlah netrofil berlebihan ⇧ pelepasan enzim elastase efek negatif pada sepsis
Manifestasi Klinik
Gejala-gejala biasanya non spesifik demam, menggigil, malaise, gelisah, kebingungan
Gejala-gejala sesuai sumber infeksi Hiperventilasi dapat sebagai gejala awal
alkalosis respiratorik, seiring dengan kelemahan otot-otot pernapasan dan akumulasi laktat asidosis metabolik
Lesi kulit selulitis, bullae, pustul Perdarahan, hematom DIC
Komplikasi
Spektrum sepsis sepsis, sepsis berat, renjatan septik, dan MODS
Komplikasi meliputi : Kardiovaskular Respiratorik Ginjal Koagulasi Sistem saraf pusat Gastrointestinal Kulit dan tungkai
Kardiovaskular
Dilatasi pembuluh darah dan ⇧ permeabilitas kapiler penurunan volume intravaskular renjatan septik
Hipoperfusi perifer ⇧ kadar asam laktat depresi miokardium
Kompensasi jantung kondisi hiperdinamik (peningkatan kerja jantung) berakibat buruk pada pasien dengan penyakit jantung koroner infark
Respiratorik
Gangguan paru proses tidak langsung dalam sepsis kerusakan alveolar difus akibat respon inflamasi intra dan perivaskular
⇧ permeabilitas paru ⇧ kandungan air paru ⇩ compliance paru dan pertukaran oksigen
Mismatch ventilasi-perfusi ⇩ PaO2 ARDS terjadi pada 50% pasien sepsis
Ginjal
Gagal ginjal 23% pasien sepsis berat, mortalitas dpt sampai 70%
Terjadi nekrosis tubular akut hipotensi, dehidrasi intravaskular, pelepasan sitokin, dan vasokonstriksi ginjal
Oliguria, azotemia, proteinuria, atau silinder nonspesfik
Koagulasi
DIC (koagulopati konsumtif) trombosis dan perdarahan terjadi simultan
Terjadi karena adanya disfungsi endotel Komplikasi DIC : sumbatan pembuluh
darah besar, infark hepar, gagal ginjal akut, perdarahan subarachnoid, perdarahan multipel korteks dan batang otak
Sistem Saraf Pusat
71% pasien sepsis berat mengalami ensefalopati terkait sepsis delirium
Mekanisme : Gangguan pada sawar darah-otak Abnormalitas aliran darah otak Perdarahan serebral akibat koagulopati Mikroinfark Ensefalopati hipoksik-iskemik Metastasis abses serebral dan/atau meningitis ‘Badai sitokin’
Dapat timbul gangguan kognitif dan tingkah laku jangka panjang
Gastrointestinal
Sepsis berat dan renjatan septik iskemia hepar
Hipoperfusi splanknik ⇧ permeabilitas intestinal dan translokasi bakteri
Perdarahan saluran cerna bagian atas stress ulcer
Kulit dan Tungkai
Purpura fulminan manifestasi DIC, sering pada infeksi meningokok dan streptokok
Renjatan septik mendapat resusitasi cairan kurang tepat dan terapi vasokonstrikstor infark kulit dan tungkai
Diagnosis
Mendeteksi adanya SIRS, dua atau lebih kriteria : Suhu tubuh > 38oC atau < 36oC Frekuensi jantung > 90x/menit Frekuensi napas > 20x/menit atau PaCO2 < 32
mmHg Hitung leukosit > 12,000/mm3 atau <
4,000/mm3 or > 10% bentuk batang (imatur) Mencari atau mengkonfirmasi adanya
infeksi Mendeteksi adanya disfungsi organ
Diagnosis etiologi definitif infeksi isolasi mikroorganisme penyebab
Bahan diambil dari darah dan kemungkinan sumber infeksi
Dua sampel darah (10 mL) diambil untuk kultur
Pemeriksaan Penunjang
Darah perifer lengkap leukositosis dengan pergeseran ke kiri atau bisa juga leukopenia, trombositopenia
Urinalisis proteinuria Kimia darah peningkatan ureum
(azotemia), kreatinin ⇧, enzim transaminase ⇧, hiperbilirubinemia
Waktu trombin memanjang, kadar fibrinogen ⇩, D-dimer ⇧ DIC
Pemeriksaan Penunjang
Analisa gas darah alkalosis respiratorik pada awal, diikuti terjadinya asidosis metabolik
Rontgen toraks inflitrat difus ARDS
Hiperglikemia dan hipoalbuminemia Peningkatan kadar asam laktat Prokalsitonin C-reactive protein (CRP)
Tatalaksana
Resusitasi awal Eliminasi sumber infeksi Terapi antimikroba Terapi suportif
Oksigenasi dan ventilasi Terapi cairan Vasopresor dan inotropik Kontrol gula darah Terapi suportif pada disfungsi renal Terapi nutrisi
Kortikosteroid Terapi adjuvan
Resusitasi awal
Dilakukan secepat mungkin, secara intensif, dalam 6 jam pertama, sejak pasien tiba di UGD (early goal-directed therapy/EGDT)
Penilaian airway (A), breathing (B), circulation (C)
Target EGDT : MAP ≥ 65 mmHg dan < 90 mmHg, produksi urine > 0,5 mL/kgBB/jam, ScvO2 ≥ 70 mmHg
Pasien sepsis dgn prinsip tatalaksana EGDT mortalitas lebih rendah
Eliminasi sumber infeksi
Kateterisasi intravena Foley catheter Lesi kulit, ulkus dekubitus Foto toraks & CT scan toraks penyakit
dasar pada paru atau pleura Jika sumber infeksi berupa abses,
obstruksi saluran, implan prostesis, organ intra abdomen/pelvis drainase dan pembedahan
Terapi antimikroba
Sesegera mungkin diberikan rekomendasi Surviving Sepsis Campaign : diusahakan dalam 1 jam
Sampel darah dan sumber infeksi harus sudah diambil untuk keperluan kultur sebelum pemberian terapi antimikroba
Regimen terapi antibiotik spektrum luas disesuaikan dgn hasil kultur
Terapi suportif (oksigenasi dan ventilasi) Pemberian oksigen, bila gangguan berat
dapat dibantu dengan ventilasi mekanik Pasien ALI dan ARDS ventilasi dengan
low tidal volume dan positive end expiratory pressure (PEEP)
Hindari sedasi berlebihan Hindari agen penghambat
neuromuskular
Terapi suportif (cairan)
Pemberian kristaloid atau koloid Target dinilai klinis, pulmonary
capillary wedge pressure (PCWP) 12 – 16 mmHg, tekanan vena sentral (CVP) 8 – 12 mmHg
Pemberian albumin Tranfusi eritrosit (packed red cell/PRC)
Terapi suportif (vasopresor & inotropik) Resusitasi cairan adekuat tapi masih
hipotensi vasopresor Target MAP ≥ 65 mmHg atau TDS ≥
90 mmHg Agen vasopresor : dopamin,
norepinefrin, fenilefrin, epinefrin, vasopresin
Agen inotropik : dobutamin, dopamin dosis rendah, amrinone, milrinone
Terapi suportif (kontrol gula darah) Pasien sepsis hiperglikemia Surviving Sepsis Campaign
guidelines kontrol gula darah, target < 150 mg/dL
Terapi suportif (disfungsi renal) Sepsis gangguan perfusi ginjal Pemberian cairan harus dipantau
ketat Dopamin dosis renal (1- 3
mcg/kgBB/menit) Renal replacement therapy
hemodialisis dan hemofiltrasi kontinu
Terapi suportif (nutrisi)
Diberikan sedini mungkin Diutamakan enteral, jika kontraindikasi
atau tidak memungkinkan parenteral
Rekomendasi terapi profilaksis terjadinya trombosis vena dalam
Profilaksis stress ulcer obat antagonis H2 atau proton pump inhibitor (PPI)
Terapi kortikosteroid
Sebagai antiinflamasi tidak memberikan hasil yang baik
Penelitian terbaru pemberian kortikosteroid dosis rendah dgn jangka waktu lebih lama pada pasien dengan insufisiensi adrenal (Annane dkk tahun 2002) penurunan mortalitas 28 hari di ICU dan RS
Terapi adjuvan
Anti inflamatorik, imunomodulator, antibakterial, dan antikoagulan
Sebagian besar penelitian menunjukkan hasil yang mengecewakan patogenesis sepsis multifaktor
Agen-agen yang diteliti dalam tatalaksana sepsis
Terapi adjuvan (activated protein C)
Kadar protein C menurun pada sepsis Penelitian Bernard dkk 2001 pemberian
recombinant human activated protein C (rhAPC), drotrecogin alfa, pada pasien sepsis dengan skor APACHE II ≥ 25 atau disfungsi 2 atau > organ menurunkan mortalitas dibanding plasebo
Efek rhAPC antikoagulan dan antiinflamatorik
Resiko perdarahan meningkat
TERIMA KASIH