seni kriya clay lempung dari tepung-laporan akhir

Upload: lailatularofah

Post on 08-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh proposal pkm pengabdian masyarakat

TRANSCRIPT

  • LAPORAN AKHIR

    PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    SENI KRIYA CLAY (LEMPUNG DARI TEPUNG) SEBAGAI MEDIA

    PEMBELAJARAN DAN PENINGKATAN KREATIVITAS BAGI SISWA

    TUNA GRAHITA RINGAN DI DESA JAMBEARUM KECAMATAN

    SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBER

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM PENGABDIAN MASYARAKAT

    Diusulkan oleh:

    Siti Lailatul Arofah (121810201002/Angkatan 2012)

    Siti Aisah (111810301009/Angkatan 2011)

    Siti Zumrotus Kholifah (121810101011/Angkatan 2012)

    Deny Ardianto (121810101012/Angkatan 2012)

    UNIVERSITAS JEMBER

    JEMBER

    2015

  • ABSTRAK

    Keterbatasan berfikir disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keturunan, lingkungan,

    kurangnya gizi, infeksi, dan pembawaan diri sejak lahir. Lingkungan yang kurang

    mendukung bisa menjadi penyebab keterbatasan berfikir seseorang, misalnya kekurangan

    gizi akibat keterbatasan ekonomi. Hal ini yang kami temui di Desa Jambearum

    kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Penduduk di Desa Jambearum rata-rata

    hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar. Pekerjaan yang dilakukan yaitu sebagai

    petani dan memiliki penghasilan rata-rata sebesar Rp.500.000 per bulan. Kemiskinan

    yang melanda berdampak pada anak-anak, misalnya kekurangan gizi dan kurangnya

    pengetahuan dalam pelajaran. Anak-anak di desa jambearum rata-rata memiliki

    kelemahan dalam operasi matematika dasar, selain itu mereka juga kurang dalam segi

    kreatifitas. Berdasarkan fenomena tersebut kami mempunyai suatu gagasan untuk

    membuat program kegiatan pembelajaran dan peningkatan kreativitas anak penyandang

    tuna grahita ringan di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember

    melalui media clay. Clay mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan

    media belajar lainnya, diantaranya adalah mudah dibuat, membutuhkan biaya yang

    sedikit, dan hasilnya menarik. Clay dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan

    pembelajaran, karena bentuk clay yang lucu dengan warna-warna yang bagus, siswa tuna

    grahita akan lebih tertarik untuk belajar. Sehingga proses belajar akan lebih

    menyenangkan dan mudah untuk dipahami oleh siswa. Diharapkan dengan media

    clay ini anak-anak yang menderita Tuna Grahita ringan menjadi berkurang dan

    memiliki kreatifitas yang tinggi.

    Keyword: seni kriya, clay, tunagrahita

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ..................................................................................1

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................2

    ABSTRAK .....................................................................................................3

    DAFTAR ISI ..................................................................................................4

    BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................5

    BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ....................7

    BAB 3. METODE PELAKSANAAN ..........................................................9

    BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN ...10

    BAB 5. PENUTUP ........................................................................................13

    LAMPIRAN ...................................................................................................14

    Penggunaan Dana...............................................................................14

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Manusia lahir di dunia tidak semua mempunyai keberuntungan dengan

    bisa hidup normal, ada sebagian yang harus hidup dengan keterbatasan, seperti

    keterbatasan dalam berfikir bagi penyandang tuna grahita. Menurut Mohammad

    Amin (1995) definisi tuna grahita: Mental retardation reters to significantly

    subaverage general inrtellectual functioning existing concurently with deficits in

    adaptive behavior and manifested during the developmental period. Keterbatasan

    berfikir yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi kehidupan sosialnya.

    Penyandang tuna grahita tidak bisa menjalani kehidupannya dengan mandiri,

    menurut Benson dan Grove (2000) kemandirian adalah kemampuan individu

    untuk memutuskan sendiri dan tidak terus menerus berada di bawah kontrol orang

    lain.

    Keterbatasan berfikir disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keturunan,

    lingkungan, kurangnya gizi, infeksi, dan pembawaan diri sejak lahir. Lingkungan

    yang kurang mendukung bisa menjadi penyebab keterbatasan berfikir seseorang,

    misalnya kekurangan gizi akibat keterbatasan ekonomi. Hal ini yang kami temui

    di desa Jambearum kecamatan Sumberarum Jember. Desa ini terletak jauh dari

    kota jember dengan akses jalan yang kurang baik. Apalagi dari segi pendidikan,

    minat warga untuk mengembangkan pendidikan masih kurang, proses belajar

    mengajar di sekolah dapat dikatakan hanya sebagai formalitas belaka. Faktor

    keturunan dan pembawaan diri juga menjadi penyebab keterbatasan berfikir pada

    banyak anak anak di Desa Jembearum. Banyak anak desa ini yang kesulitaan

    dalam mengikuti pelajaran sekolah.

    Berdasarkan fenomena tersebut kami mempunyai suatu gagasan untuk

    membuat program kegiatan pembelajaran dan peningkatan kreativitas anak

    penyandang tuna grahita ringan di Desa Jambearum Kecamatan Sumberjambe

    Kabupaten Jember melalui media clay. Clay merupakan tanah liat ( lempung),

    namun dewasa ini clay tidak hanya berupa tanah liat saja, clay dapat dibuat dari

    bahan kue dengan tidak meninggalkan sifat asli clay yang liat. Clay merupakan

    salah atu seni kriya yang mudah dibuat dan hasilnya bagus. Pembuatan clay

    sangat sederhana, cukup membuat adonan kemudian dibentuk sesuai keinginan

    dan selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari. Clay mempunyai beberapa

    keunggulan dibandingkan dengan media belajar lainnya, diantaranya adalah

    mudah dibuat, membutuhkan biaya yang sedikit, dan hasilnya menarik. Clay

    dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, karena bentuk clay yang

  • lucu dengan warna-warna yang bagus, siswa tuna grahita akan lebih tertarik untuk

    belajar. Sehingga proses belajar akan lebih menyenangkan dan mudah untuk

    dipahami oleh siswa.

    Kami yang telah tergabung dalam organisasi UKM Seni TITIK FMIPA

    Universitas Jember, khususnya bidang seni rupa, kami memiliki modal untuk

    melatih pembuatan clay. Sebagai mahasiswa Universitas Jember, kami merasa

    memiliki tanggungjawab untuk menjaga kesenian dengan cara pelatihan clay

    kepada masyarakat, khususnya siswa yang memiliki kebatasan mental atau sering

    di sebut tuna grahita.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, dalam kegiatan ini kami rumuskan

    masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana seni kriya Clay dapat meningkatkan kemampuan belajar dan

    kreativitas siswa tuna grahita ringan di Desa Jambearum?

    2. Bagaimana program Pembelajaran dengan media Clay dapat dilaksanakan

    di Desa Jambearum?

    1.3 Tujuan

    Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut :

    1. meningkatkan kemampuan belajar dan kreativitas siswa tuna grahita

    ringan di Desa Jambearum melalui seni kriya Clay;

    2. membuat program Pembelajaran dengan media Clay yang dapat

    dilaksanakan di Desa Jambearum.

  • BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA KEGIATAN

    Kecamatan Sumberjambe merupakan Kecamatan di Kabupaten Jember

    yang secara geografis memiliki dataran tinggi dengan ketinggian wilayah 446

    mdpl sampai dengan 625 mdpl dan terletak 35 Km sebelah utara kota Jember

    terletak pada 08,06595 Lintang Selatan (LS) dan 113,89885 Bujur Timur (BT).

    Secara administratif wilayah ini terdiri dari 9 Desa, salah satunya adalah Desa

    Jambe Arum. Desa Jambearum adalah desa yang terletak di Kecamatan

    Sumberjambe Kabupaten Jember. Desa tersebut memiliki akses jalan yang sangat

    rusak dan kurangnya pencahayan pada malam hari, sehingga aktivitas penduduk

    setempat terbatas. Hal ini menyebabkan pengetahuan masyarakat khususnya pada

    anak-anak menjadi terhambat. Desa Jambearum memiliki 6 Dusun yaitu Sumber

    Kokap Barat, Sumber Kokap Timur, Dusun Krajan, Dusun Biarum, Dusun

    Karang Sampurna dan Dusun Paceh.

    Penduduk di Desa Jambearum rata-rata hanya mengenyam pendidikan

    Sekolah Dasar. Pekerjaan yang dilakukan yaitu sebagai petani dan memiliki

    penghasilan rata-rata sebesar Rp.500.000 per bulan, tentunya dengan penghasilan

    tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga. Kemiskinan yang

    melanda berdampak pada anak-anak, misalnya kekurangan gizi, kurangnya

    pengetahuan dalam berfikir baik segi kreatifitas ataupun pelajaran. Anak-anak

    merupakan penerus bangsa yang harus dipupuk dan dikembangkan dari segi

    apapun. sehingga perlu perlakuan yang fresh terhadap anak-anak supaya dapat

    merubah pola pikir yang lebih maju dan kreatif.

    Clay merupakan lempung yang terbuat dari tepung dan lem kayu yang di

    campur secara homogen menjadi suatu tekstur yang lebih lunak dan mudah

    dibentuk menjadi boneka, bunga ataupun bentuk makanan. Clay memiliki

    kelebihan yang sanga menarik seperti warna bisa dibuat sesuai dengan yang

    dikehendaki, memiliki warna yang sangat mencolok dan menarik, tekstur clay

    dapat mengeras dengan sendirinya, dapat dibentuk sesuai kreasi pembuat dan lain-

    lain.

    Anak-anak di desa jambearum rata-rata memiliki kelemahan dalam operasi

    matematika dasar, seperti penjumlahan, perkalian dan pembagian, selain itu

    mereka juga kurang dalam segi kreatifitas. Clay merupakan suatu media yang

    sangat tepat dan sangat menarik untuk membantu anak-anak yang menderita Tuna

    Grahita ringan, karena clay memiliki warna yang sangat cerah atau full colour

    sehingga mereka akan asyik dalam proses pembelajaran, clay juga dapat dibentuk

    sesuka hati sehingga hal ini dapat melatih otak kanan anak-anak dalam segi

    kreatifitas.

    Penerapan yang dilakukan yaitu dengan mengambil anak-anak yang

    menderita tuna Grahita ringan kemudian memberikan pelatihan dalam pembuatan

    clay hal ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas, sedangkan untuk

    meningkatkan pengingatan dalam operasi matematika sederhana akan

    diaplikasikan media clay untuk beberapa sub bab. Dimana sebelum diberikan

    perlakukan siswa terlebih dahulu diberi tes awal, dan sesudah perlakukan

    diberikan tes akhir.

  • BAB 3. METODE PELAKSANAAN

    3.1 Teknik Penyuluhan

    Penyuluhan telah dilakukan kepada perangkat desa, pihak sekolah SDN 1 Jambe

    arum, serta kepada siswa-siswa. Kepada pihak perangkat desa dan pihak sekolah

    dilakukan penyuluhan tentang pentingnya pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa,

    penyuluhan ini dilakukan dengan diskusi secara langsung kepada pihak-pihak yang

    bersangkutan, sekaligus dilakukan pemaparan kegiatan yang akan dilakukan dan juga

    luaran yang diharapkan setelah terlaksananya kegiatan tersebut. Sedangkan penyuluhan

    terhadap siswa dilakukan dengan sosialisasi media clay. Dengan begitu siswa menjadi

    lebih antusias dalam melaksanakan kegiatan ini.

    3.2 Pelatihan

    Peningkatan kreativitas siswa dilakukan dengan mengadakan pelatihan pembuatan

    clay. Pada tahap ini siswa akan diperkenalkan lebih dalam tentang clay, cara

    pembuatannya, kreativitas yang bisa dibuat dengan clay, serta nilai guna dari clay yang

    dihasilkan. Sehingga siswa dapat mengembangkan materi yang telah didapatkan dalam

    proses pelatihan.

    3.3 Pendampingan IPTEK

    Proses pendampingan dilakukan saat dilaksanakannya pelatihan pembuatan clay

    serta saat pengaplikasian media clay dalam pembelajaran siswa pada bidang matematika.

  • BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

    Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat, terdapat beberapa tahap yang

    harus dilakukan, yakni tahapan produksi media clay, tahapan pelatihan pembuatan clay,

    serta pengaplikasian media pembelajaran clay. Berikut hasil yang telah dicapai adalah

    sebagai berikut:

    No. Kegiatan Keterangan Prosentase

    1 Tes awal sebelum dilakukan perlakuan terlaksana 7%

    2 Pelatihan pembuatan clay terlaksana 14%

    3 Produksi media clay untuk perkalian

    sederhana

    terlaksana 21%

    4 Pengaplikasian media clay untuk

    perkalian sederhana

    terlaksana 28%

    5 Produksi media clay untuk KPK terlaksana 35%

    6 Pengaplikasian media clay untuk KPK terlaksana 42%

    7 Produksi media clay untuk FPB terlaksana 49%

    8 Pengaplikasian media clay untuk FPB terlaksana 56%

    9 Produksi media clay untuk pecahan terlaksana 63%

    10 Pengaplikasian media clay untuk pecahan terlaksana 70%

    11 Produksi media clay untuk bangun ruang terlaksana 77%

    12 Pengaplikasian media clay untuk bangun

    ruang

    terlaksana 84%

    13 Tes akhir setelah dilakukannya perlakuan terlaksana 92%

    14 Pembuatan buku panduan progam

    pembelajaran.

    terlaksana 100%

    1. Tes awal sebelum dilakukan perlakuan Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diterapkannya

    media pembelajaran clay untuk materi matematika. Dimana siswa yang mengikuti tes

    adalah siswa kelas 5SDN Jambearum 1 Jember. Soal yang diberikan adalah soal

    matematika SD kelas 5 untuk materi perkalian, FPB, KPK, pecahan, dan bangun ruang.

    Dari hasil tes awal ini diperoleh rata-rata nilai yang kurang baik, yakni nilai dibawah 50.

    2. Pelatihan pembuatan clay Pelatihan pembuatan clay dilakukan untuk menambah kreativitas dari siswa.

    Karena clay sendiri adalah bahan yang mudah dibentuk sehingga siswa dapat membuat

    bentuk sesuai dengan keinginannya. Ketika pelatihan dilaksanakan siswa kebanyakan

    masih bingung dan tidak bisa membuat bentuk-bentuk sederhana seperti bintang, daun,

    dan lainnya. Mereka cenderung hanya meremas-remas bahan clay. Namun setelah diberi

    contoh cara pembuatan bentuk clay, siswa-siswa sangat antusias untuk membuat bentuk

    sesuai dengan keinginannya. Dari hasil pelatihan ini dihasilkan bentuk bintang, love,

    anggur, kupu-kupu, donat, orang-orangan, nama, dan lainnya.

    3. Produksi media clay untuk perkalian sederhana Media clay untuk perkalian sederhana dibuat dengan bentuk-bentuk lucu seperti

    pita, bunga, dan lainnya dengan warna warna yang berbeda. Dimana bentuk ini dibuat

    dalam ukuran yang kecil dan dalam jumlah yang banyak, disesuaikan dengan kebutuhan.

  • 4. Pengaplikasian media clay untuk perkalian sederhana Pengaplikasian media clay untuk perkalian sederhana dilakukan dengan cara

    membuat sekumpulan clay sesuai dengan bilangan yang dikalikan, kemudian diulang

    sebanyak bilangan pengalinya. Namun media clay ini hanya terbatas pada perkalian

    sederhana dan penerapan konsep dasar perkalian, karena pada bilangan yang cukup besar

    dibutuhkan clay dalam jumlah yang banyak. Pada akhir pembelajaran dibuat kuis

    berkelompok untuk setiap tiga siswa. Dari kuis ini siswa sudah menunjukkan pemahaman

    dasar untuk perkalian.

    5. Produksi media clay untuk KPK dan FPB Media clay untuk KPK dan FPB dibuat dengan bentuk-bentuk yang lucu dalam

    ukuran yang kecil. Kemudian dibuat seratus kolom yang ditandai dengan angka satu

    sampai seratus. Kolom ini dibuat pada kertas manila yang kemudian ditempeli dengan

    kertas lipat warna warni yang sudah dibentuk.

    6. Pengaplikasian media clay untuk KPK Pengaplikasian media clay untuk KPK dilakukan dengan meletakkan satu persatu

    clay pada kelipatan dari masing-masing angka yang dicari. Dari sini kemudian akan

    diketahui kolom-kolom yang terisi dengan clay lebih dari satu. Untuk kolom pertama

    yang berisi clay sejumlah angka yang dicari KPKnya merupakan kolom dengan angka

    yang menunjukkan nilai KPK yang sedang dicari. Setelah dilakukan pembelajaran, maka

    dibuat kuis dengan membagi siswa menjadi dua kelompok. Dari hasil kuis dapat

    diketahui siswa-siswa sudah banyak yang paham, namun ada juga yang masih merasa

    kesulitan.

    7. Pengaplikasian media clay untuk FPB Pengaplikasian media clay untuk FPB dilakukan dengan maletakkan clay pada

    kolom yang merupakan bilangan faktor dari angka-angka yang dicari nilai FPBnya. Dari

    sini kemudian dapat diketahui kolom-kolom yang terisi clay lebih dari satu. Untuk kolom

    dengan angka terbesar yang berisi sejumlah clay sesuai dengan banyaknya angka yang

    dicari FPBnya merupakan nilai FPB yang dicari. Seperti pada pengaplikasian KPK

    sebelumnya, setelah dilakukan pembelajaran FPB dibuat kuis dengan membagi menjadi

    dua kelompok. Dari kuis ini diketahui terdapat sebagian anak yyang sudah paham, namun

    ada juga sebagian yang merasa kesulitan, karena terkadang siswa masih keliru untuk

    penggunaan FPB dan KPK.

    8. Produksi media clay untuk pecahan Media clay untuk pecahan dibuat dengan bentuk lingkaran dengan berbagai

    warna, yang kemudian dibagi-bagi sesuai dengan kebutuhan penyebut. Seperti dibagi dua,

    tiga, sampai delapan.

    9. Pengaplikasian media clay untuk pecahan Pengaplikasian media clay untuk pecahan dilakukan dengan menggunakan bentuk

    lingkaran yang sudah dibagi-bagi sesuai dengan penyebutnya. Dari bentuk-bentuk ini

    kemudian dapat digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai pecahan, penjumlahan,

    pengurangan, dan perkalian. Namun untuk pembagian masih sulit untuk diterapkan.

    Setelah proses pembelajaran dibuat kuis dengan membagi menjadi delapan kelompok,

    yang kemudian akan dilombakan. Dari kuis ini diketahui bahwa siswa masih kesulitan

  • dalam operasi untuk penyebut yang berbeda, namun untuk penyebut yang sama sudah

    tidak ada masalah.

    10. Produksi media clay untuk bangun ruang Media clay untuk bangun ruang dibentuk menyeruapai ruang kubus, balok, bola,

    limas, trapesium, dan lainnya sesuai dengan kebutuhan. Untuk media bangun ruang ini

    dibentuk lebih besar, sehingga lebih mudah untuk diterapkan di dalam kelas.

    11. Pengaplikasian clay untuk bangun ruang Pengaplikasian media clay untuk bangun ruang ini unruk penerapannya dapat

    digunakan untuk mengetahui dasar-dasar dari bangun ruang, seperti rusuk, sisi, diagonal,

    daln lainnya.

    12. Tes akhir setelah dilakukannya perlakuan Tes akhir ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah

    diterapkannya media pembelajaran matematika dengan menggunakan clay. Dimana pada

    tes ini akan dibuat seperti perlombaan terbuka, agar siswa menjadi lebih bersemangat.

    Soal yang diberikan adalah soal-soal yang mencangkup materi yang telah diajarkan

    dengan menggunakan media clay.

    13. Pembuatan buku panduan program pembelajaran Langkah terakhir dari kegiatan ini adalah pembuatan buku panduan program

    pembelajaran dengan menggunakan media clay. Dimana dalam buku ini akan dijelaskan

    cara penggunaan media clay untuk masing-masing materi (perkalian, FPB, KPK,

    pecahan, bangun ruang). Buku panduan ini diberikan kepada guru-guru matematika yang

    ada di SDN 01 Jambearum.

    Buku panduan yang dibagikan kepada guru-guru matematika di SDN 1

    Jambearum dapat digunakan sebagai panduan untuk membuat adonan clay serta buku

    petunjuk cara pengaplikasian media clay untuk setiap sub bab yang telah disediakan.

    Sehingga diharapkan setelah kegiatan ini berakhir media clay tetap dapat diterapkan di

    sekolah.

  • BAB 5. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan dari kegiatan program kreativitas mahasiswa yang telah dilakukan

    ini adalah sebagai berikut :

    1. Clay dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas siswa tuna grahita ringan dengan membuatnya dalam berbagai bentuk yang menarik.

    2. Clay juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika sederhana (penjumlahan, perkalian, FPB, KPK, pecahan, dan bangun ruang)

    bagi siswa tuna grahita ringan, dengan membentuknya sesuai dengan

    kebutuhan. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai tes akhir oleh siswa tuna

    grahita ringan.

    5.2 Saran

    Program kreativitas mahasiswa ini diharapkan tetap bisa berlanjut meskipun

    waktu kegiatan telah berakhir. Dengan dibuatnya buku panduan yang dibagikan kepada

    guru-guru matematika di SD 01 Jambearum diharapkan para guru dapat

    memanfaatkannya dengan baik dan mengaplikasikannya kedalam proses mengajar

    disekolah.

  • Lampiran 1. Penggunaan Dana

    tanggal keterangan debit kredit

    28-09-2014 materai 7000 @3 Rp.21.000

    28-09-2014 proposal rangkap tiga Rp. 60.000

    25-09-2014 bensin untuk survey ke jambe arum Rp. 60.000

    14-03-2015 dana talangan rektorat Rp. 1.500.000

    15-03-2015 vernis Rp. 15.000

    15-03-2015 1 bungkus lem rajawali Rp.12.000

    16-03-2015 bensin ke pasar tanjung Rp.10.000

    16-03-2015 parkir Rp.3.000

    16-03-2015 cat acrilyc Rp.55.000

    16-03-2015 tepung terigu Rp.30.000

    16-03-2015 tepung maizena Rp.20.000

    16-03-2015 pengawet (benzoat) Rp.7.000

    16-03-2015 pengharum (vanily) Rp.7.000

    16-03-2015 cetak bentuk Rp.30.000

    16-03-2015 cetak angka Rp.30.000

    17-03-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000

    16-03-2015 tusuk gigi Rp.3.000

    20-03-2015 toples Rp.40.000

    20-03-2015 baskom Rp.7.000

    20-03-2015 tepung maizena Rp.26.000

    20-03-2015 tepung tapioka Rp.30.000

    21-03-2015 print surat dan daftar kegiatan Rp.3.000

    22-03-2015 cat akrilik Rp. 55.000

    22-03-2015 kertas lipat Rp. 8.000

    22-03-2015 lem kertas Rp.2.000

    22-03-2015 gunting Rp. 8.000

    22-03-2015 kertas manila Rp.2.000

    22-03-2015 spidol bord marker Rp.10.000

    27-03-2015 print soal test awal Rp.15.000

    27-03-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000

    28-03-2015 konsumsi siswa Rp.50.000

    28-03-2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000

    11/4/2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000

    11/4/2015 konsumsi siswa Rp.50.000

    11/4/2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000

    18-04-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000

  • 18-04-2015 konsumsi siswa Rp.50.000

    18-04-2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000

    25-04-2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000

    25-04-2015 konsumsi siswa Rp.50.000

    25-04-2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000

    9/5/2015 bensin ke jambe arum Rp.60.000

    9/5/2015 konsumsi siswa Rp.50.000

    9/5/2015 konsumsi pelaksana PKM Rp.60.000

    20-05-2015 pencairan 70% dana pkm Rp. 3.897.000

    20-05-2015 pengembalian dana talangan Rp. 1.500.000

    25-05-2015 Bensin ke jambe arum Rp. 60.000

    25-05-2015 Konsumsi pelaksana Rp.60.000

    29-05-2015 Bensin ke jambearum Rp.60.000

    29-05-2015 Konsumsi pelaksana Rp.60.000

    29-05-2015 Konsumsi siswa Rp.50.000

    02-06-2015 Banner 3x1 Rp. 45.000

    02-06-2015 Spidol 2 pack Rp.70.000

    02-06-2015 Kertas 1 rim Rp. 35.000

    02-06-2015 Papan dada Rp.5000@50 Rp. 250.000

    02-06-2015 sampul Rp. 30.000

    02-06-2015 Solasi dan lem Rp. 10.000

    05-06-2015 Bolpoin untuk hadiah 5 pack Rp. 85.000

    05-06-2015 Buku 5 pack Rp. 150.000

    05-06-2015 Hadiah untuk juara 1,2,3 Rp. 300.000

    06-06-2015 Kenang-kenangan (buku pelajaran) Rp.450.000

    07-06-2015 Konsumsi siswa Rp. 150.000

    12-06-2015 Konsumsi guru Rp. 300.000

    12-06-2015 Sewa sound sistem Rp. 100.000

    12-06-2015 Bensisn ke jambe arum Rp.100.000

    12-06-2015 Konsumsi pelaksana Rp. 100.000

    jumlah Rp. 5.397.000 Rp. 5.444.000