konstruksi akuifer buatan dengan modified clay sand

Upload: armi-fadhil-atha

Post on 01-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    1/57

    ResearchandDevelopmentofGeoscienceand

    EnvironmentalMatter

    08

    KonstruksiAkuifer

    Buatan

    denganModifiedClay

    SandContactMethod

    (ModelCone

    of

    Depression)StudiKasus:ZoneAkuikludMangunan

    AlvaKurniawan,AriefTriNugroho,TriApriyono,DwiArisWidiatmoko

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    2/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    2

    Ditulis oleh :

    Alva Kurniawan

    Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada

    Dibantu oleh :

    Arief Tri Nugroho

    Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

    Tri Apriyono

    Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

    Dwi Aris Widiatmoko

    Departemen Geografi Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

    dan

    Agung Kurniawan

    Departemen Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

    Kurnia Widhayanti

    Departemen Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang

    Terima kasih kepada :

    Nursiah Arif

    BPKSDM Departemen Pekerjaan Umum, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

    Hakcipta2008.ResearchandDevelopmentofGeoscienceand

    EnvironmentalMatter,WonoleloIndah,BlokE46/A,Muntilan,

    Magelang,JawaTengah,Indonesia,telepon+62293585469

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    3/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    3

    Abstraksi

    Zona akuiklud merupakan suatu zona dengan material permukaan yang

    tidak mampu menyimpan air dalam jumlah banyak sehingga airtanah akan sulit

    ditemukan. Akuifer buatan dibuat untuk mengatasi masalah ketidaktersediaan air

    tanah pada zona akuiklud. Penelitian dilakukan di zona akuiklud Dusun

    Mangunan, Kelurahan Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul.

    Metode pembuatan akuifer buatan dilakukan dengan Modified Clay-Sand

    Contact (cone of depression model) yang memanfaatkan kontak antar material

    dengan sifat yang hampir bertolak belakang yaitu material pasir (sand) dan

    material lempung (clay). Metode ini terdiri dari beberapa langkah yaitu analisiscurah hujan, pembuatan lubang sumur , pemberian casing pada lubang sumur,

    pembuatan cengkungan untuk tempat material akuifer, penutupan cekungan

    dengan material akuifer serta pemberian material koagulator untuk mengikat

    suspensi-suspensi pada air di sumur. Metode yang digunakan dalam penelitian

    masih dalam tahap yang pertama yaitu pembuatan model dengan skala 1:10.

    Berdasarkan pengujian dengan model akuifer buatan dapat dibuat di daerah

    Mangunan namun air yang terdapat pada sumur di akuifer buatan memiliki

    batasan penggunaan harian.

    Metode ini sangat baik digunakan pada daerah dengan material lempung

    yang tebal serta mudah untuk dikerjakan dan ramah lingkungan. Kelemahanmetode ini adalah tidak dapat digunakan pada daerah yang memiliki lapisan tanah

    yang tipis dan dekat dengan kontak batuan induk. Metode ini juga memiliki

    kelemahan yaitu air yang tertampung hanya dapat digunakan untuk konsumsi

    (minum dan masak) karena volumenya sedikit walaupun kualitasnya baik.

    Penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengenai efektivitas metode ini sangat

    diperlukan karena setiap zona akuiklud memiliki karakteristik yang tidak persis

    sama dan kondisi fisik yang berbeda-beda.

    Kata kunci : akuiklud, akuifer, metode.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    4/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    4

    DAFTAR ISI

    Abstraksi ............................................................................................................. 3

    Daftar isi .............................................................................................................. 4

    BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 5

    Latar Belakang ........................................................................................ 5

    Ruang Lingkup ........................................................................................ 7

    Tujuan ..................................................................................................... 7

    BAB 2 METODE ................................................................................................ 9

    Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model) ........ 9

    Alat dan Bahan ........................................................................................ 15

    Langkah Kerja ......................................................................................... 16

    BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 20

    BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................... 25

    Daftar Pustaka ..................................................................................................... 26

    Lampiran ............................................................................................................. 27

    Lampiran 1 .............................................................................................. 27

    Lampiran 2 .............................................................................................. 29

    Lampiran 3 .............................................................................................. 31

    Lampiran 4 .............................................................................................. 38

    Lampiran 5 .............................................................................................. 42

    Lampiran 6 .............................................................................................. 49

    Lampiran 7 .............................................................................................. 54

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    5/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    5

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Air merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia karena tanpa air

    manusia tidak akan bisa hidup. Air terutama digunakan untuk kebutuhan

    konsumsi seperti memasak dan air minum disamping untuk mandi, dan mencuci.

    Secara umum air yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia

    terdiri dari dua macam air yaitu air permukaan (surface water) dan airtanah

    (groundwater). Pada umumnya manusia memenuhi kebutuhan air denganmenggunakan air yang berasal dari airtanah (groundwater) terutama kebutuhan air

    yang berkaitan dengan kebutuhan konsumsi karena airtanah memiliki kualitas

    yang lebih baik dibandingkan dengan air permukaan. Airtanah dapat ditemukan

    dalam kedalaman bervariasi tergantung pada kondisi geologis dan klimatologis

    suatu area. Terkadang air tanah tidak bisa ditemukan karena kondisi geologis atau

    kondisi klimatologis tertentu. Airtanah tidak dapat ditemukan pada daerah yang

    tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan air. Airtanah juga mungkin tidak

    bisa ditemukan pada daerah yang memiliki curah hujan yang rendah.

    Permukaan bumi dalam kajian hidrogeologi terdiri dari tiga macam yaitu

    akuiclud (aquiclude), akuitad (aquitard), akuifug (aquifuge), dan akuifer (aquifer).

    Akuiklud merupakan suatu lapisan permukaan bumi yang mampu menyimpan air

    dalam jumlah yang sangat sedikit dan bersifat impermeable saat jenuh air

    misalnya lapisan lempung. Akuitad merupakan lapisan di permukaan bumi yang

    mampu menyimpan air dan meloloskan dalam jumlah yang terbatas misalnya

    lapisan lempung berdebu atau loamy clay. Akuifug merupakan lapisan permukaan

    bumi yang tidak mampu menyimpan dan meloloskan air misalnya lapisan batuan

    granit. Akuifer merupakan permukaan bumi yang memiliki kemampuan

    menyimpan, dan meloloskan air sehingga air tanah akan mudah di dapat pada

    permukaan bumi yang dominasi material permukaannya adalah akuifer. Macam-

    macam material akuifer misalnya lapisan pasir, batuan vesikular, batuan

    berfraktur, dan lain sebagainya. Airtanah akan sulit ditemukan pada daerah yang

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    6/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    6

    memiliki lapisan permukaan berupa lapisan akuiklud, akuitad, dan akuifug namun

    melalui teknik perekayasaan, lapisan akuiklud, akuitad, atau akuifug dapat

    direkayasa menjadi lapisan akuifer. Akuifer hasil perekayasaan manusia sering

    disebut sebagai akuifer buatan atau artificial aquifer.

    Akuifer buatan merupakan salah satu bidang konstruksi yang saat ini

    sedang dalam taraf pengembangan di berbagai tempat di belahan dunia untuk

    mengatasi masalah kebutuhan air penduduk. Konstruksi akuifer buatan pada suatu

    area dimana air tanah sulit didapat akan sangat membantu pemecahan masalah

    tentang pemenuhan kebutuhan air konsumsi. Pada zona-zona dimana air tanah

    sulit didapat penduduk akan memanfaatkan air hujan yang cenderung memiliki

    kandungan mineral essensial yang rendah serta memiliki kadar keasaman.

    Konsumsi air hujan dalam jangka panjang akan dapat menyebabkan penduduk

    kekurangan mineral dan kekroposan gigi akibat konsumsi air asam. Akuifer

    buatan akan bekerja seperti akuifer alami dan ramah lingkungan yang menyimpan

    air dan merubah air hujan yang tidak memiliki kandungan mineral dan asam

    menjadi airtanah yang bersifat netral dan memiliki kandungan mineral sehingga

    baik untuk dikonsumsi.

    Metode pembuatan akuifer dengan Modified Clay-Sand Contact Method

    (cone of depression model) merupakan salah satu metode yang saat ini masih

    dalam proses pengembangan. Metode ini sebenarnya merupakan pengembangan

    dari konsep kontak pasir-lempung dalam metode clay-sand contact. Metode ini

    memanfaatkan sifat alami material akuiklud dan material akuifer yang menolak

    (saat jenuh) dan menyimpan air sehingga dapat dibuat suatu konstruksi akuifer

    buatan yang murah, ramah lingkungan, dan efektif memenuhi kebutuhan air

    pernduduk.

    Daerah Mangunan merupakan salah satu daerah yang memiliki masalah

    tentang keterdapatan air tanah sehingga penduduk daerah Mangunan terpaksa

    membeli air dari daerah di sekitarnya. Kondisi permukaan daerah Mangunan yang

    merupakan material akuiklud menyebabkan air hujan tidak dapat terserap dalam

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    7/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    7

    tanah sehingga air tanah tidak dapat ditemukan di daerah Mangunan. Konstruksi

    akuifer buatan dengan Metode pembuatan akuifer dengan Modified Clay-Sand

    Contact Method (cone of depression model) diharapkan dapat berhasil diuji di

    daerah Mangunan sehingga masalah ketidaktersediaan air tanah di Mangunan

    dapat diatasi.

    1.2. Ruang Lingkup

    1.2.1. Lingkup Wilayah Kajian

    Lingkup wilayah kajian meliputi Dusun Mangunan, Kelurahan Mangunan,

    Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Posisi absolut wilayah kajian adalah zona 49 M, 435785 mT, 9123407 mU,

    dengan elevasi 366 m. Secara geomorfologis-geologis wilayah kajian terletak

    pada lereng tengah Gunungapi Tua Nglanggeran dengan batuan dasar (base rock)

    berupa Formasi Nglanggeran yang terdiri dari batuan andesitik tua, breksi

    vulkanis, dan leleran lava (lava flow).

    1.2.2. Lingkup Materi Kajian

    Lingkup materi kajian meliputi teknik konstruksi akuifer buatan dengan

    Modified Clay Sand Contact Method (cone of depression model) di zona akuiklud

    dan teknik konstuksi sumur pada akuifer buatan.

    1.3. Tujuan

    Adapun tujuan penelitian ini adalah :

    Mengembangkan metode pembuatan akuifer dengan konsep kontak

    pasir-lempung (clay-sand contact concept).

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    8/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    8

    Menguji keberhasilan metode pembuatan akuifer denganModified

    Clay-Sand Contact Method(cone of depression model) pada zona

    akuiklud.

    Menguji keefektifanModified Clay Sand Contact Method (cone of

    depression model)dalam konstruksi akuifer buatan.

    Mengembangan penelitian tahap awal dalamModified Clay Sand

    Contact Method (cone of depression model) untuk pemecahan masalah

    ketidaktersediaan airtanah di daerah Mangunan.

    Bahan pertimbangan sebelum dibuat akuifer buatan dalam skala nyata

    di daerah Mangunan denganModified Clay Sand Contact Method

    (cone of depression model).

    Sebagai referensi tertulis dan bahan pertimbangan untuk penelitian

    tahap selanjutnya tentangModified Clay Sand Contact Method (cone

    of depression model).

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    9/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    9

    BAB 2 METODE

    2.1. Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah modified clay-sand

    contact method (cone of depression model). Metode ini merupakan metode yang

    memanfaatkan zona kontak antara zona akuiklud dengan zonal akuifer. Metode

    ini terdiri atas konstuksi akuifer dan konstruksi sumur dimana pada pembuatan

    akuifer juga dibuat sumur agar air yang tersimpan dalam akuifer dapat langsung

    dimanfaatkan. Konstruksi akuifer dibuat seperti suatu corong yang kemudiandibuat suatu lubang sumur yang diberi casing agar material akuifer tidak longsor

    ke lubang sumur.

    Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)

    merupakan modifikasi dari Clay-Sand Contact Method yang memiliki banyak

    kekurangan dalam hal dimensi dan volume air yang tertampung. Metode ini

    terdiri dari dua tahap, tahap yang pertama adalah pembuatan model akuifer dan

    sumurnya, dan tahap yang kedua adalah pembuatan akuifer dan sumur dengan

    skala nyata. Melalui pembuatan model akuifer dapat diperoleh informasi tentang

    berapa volume air yang dapat tertampung dalam akuifer dalam satu hari hujan

    dan dalam jangka panjang.. Penelitian ini dilakukan dengan membuat model

    akuifer dengan skala 1:10. Jika hasil pengujian pada model memberikan hasil

    yang bagus dimana daerah penelitian efektif untuk dibuat akuifer buatan dengan

    Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model) maka tahap

    kedua yaitu pembuatan akuifer dengan skala nyata dapat ditindaklanjuti. Namun

    jika ternyata tidak efektif maka pembuatan akuifer secara nyata dapat dibatalkan

    sehingga biaya yang diperlukan dalam pembuatan akuifer buatan dalam skala

    nyata tidak sia-sia. Pada konstruksi akuifer buatan dengan Modified Clay-Sand

    Contact Method (cone of depression model) terdapat beberapa parameter yang

    diperlukan yaitu segitiga optimum (Op), kedalaman ideal sumur (IWd), volume

    akuifer, volume casing sumur tiap segment, volume sumur, ketebalan tanah

    terevaporasi efektif (StEf), dan volume evaporasi air yang tersimpan (WdE).

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    10/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    10

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    11/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    11

    Volume akuifer, volume sumur, dan volume casing per segmen dapat

    dihitung menggunakan rumus-rumus berikut :

    Volaq = ;

    Volw =2;

    Volc = ;

    Dimana Volaqmerupakan volume akuifer, Volwmerupakan volume total sumur,

    Volcmerupakan volume casing tiap segmen, IWdadalah kedalaman ideal sumur, dan

    tcp adalah tinggi casing tiap segmen. Volume air yang tertampung dalam sumur

    dapat dihitung dengan rumus :

    WVol = atau

    WVol = ;

    Dimana WVol merupakan volume air yang tertampung dalam sumur, SWd

    adalah kedalaman permukaan air dari permukaan akuifer, Wd adalah ketebalan air

    atau kedalaman air yang tertampung dalam sumur, dan IWd adalah kedalaman ideal

    sumur, dan tcp adalah tinggi casing tiap segmen. Perhitungan batas volume air

    pada sumur yang dapat digunakan perhari agar sumur tidak kering meliputi

    evaporasi air sumur tahunan, dan volume air yang tersimpan tahunan, dengan

    rumus sebagai berikut :

    EvY = WdE x 365

    WVolY = WVol x PdN

    WUVold =

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    12/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    12

    Dimana WVolY merupakan volume air yang tertampung dalam sumur tahunan,

    EVY adalah evaporasi air sumur tahunan akuifer, PdN adalah jumlah rata-rata hari

    hujan tiap tahun, dan WdE adalah evaporasi air sumur harian, dan WUVoldbatas

    air sumur yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk tiap hari agar sumur tidak

    kering.

    Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)

    memiliki sejumlah syarat teknis. Syarat teknis tersebut harus dipenuhi agar air

    yang tertampung dan dapat dimanfaatkan secara optimum. Syarat-syarat yang

    harus dipenuhi dalam konstruksi akuifer buatan dan konstruksi sumur pada

    akuifer buatan adalah Hukum Pascal yang berlaku minimal, volume akuifer

    maksimum, nilai evaporasi potensial minimal, dan sumur memiliki kedalaman

    yang ideal.

    a. Efek Hukum Pascal

    Hukum Pascal berbunyi bahwa tekanan pada air akan diteruskan ke

    segala arah. Berdasarkan hukum tersebut maka berlaku bahwa air akan selalu

    bersifat menempati ruang dalam fase cair. Pembuatan sumur denganModified

    Clay-Sand Contact Method (cone of depression model) harus meminimalisir

    efek Hukum Pascal agar air tidak menyebar pada aquifer dengan cara

    mengumpulkan air pada suatu cekungan yang dikelilingi lapisan

    impermeabel.

    b. Segitiga Optimum (Op)

    Segitiga optimum merupakan segitiga pada corong atau kerucut

    akuifer yang dibuat agar terpenuhi volume air maksimum dengan kedalaman

    sumur yang ideal. Sudut pada antara lapisan permukaan dan bidang miring

    harus optimum dimana semakin besar nilai sudut semakin cepat air

    mengalami infiltrasi dimana semakin cepat air mengalami infiltrasi air akan

    semakin cepat menghindari pengaruh lapisan yang memiliki daya evaporasi

    optimum. Kendalanya dalah semakin besar nilai sudut maka akan semakin

    dalam sumur yang akan menyulitkan dalam pemanfaatan air sumur dan

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    13/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    13

    semakin sulitnya pembuatan akuifer. Maka dari itu digunakan sudut 45

    sebagai sudut acuan tempat material akuifer karena pada sudut tersebut sisi

    tegak segitiga akan memiliki panjang yang sama dengan luas optimum.

    Tan =

    Tan 45 =

    1 =

    x = y

    c. Soil Thickness of Efective Evaporation (StEf)

    Soil Thickness of Efective Evaporation adalah ketebalan lapisan

    permukaan yang mengalami evaporasi yang efektif. Perhitungan Soil

    Thickness of Efective Evaporation dilakukan dengan menggunakan asumsi-

    asumsi yaitu :

    Air mengisi akuifer hingga penuh ke permukaan.

    Besarnya radiasi yang jatuh diseluruh permukaan akuifer adalah sama.

    Volume air yang terevaporasi setiap hari adalah sama dengan volume air

    hujan yang jatuh ke permukaan akuifer setiap harinya.

    Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut dapat dibuat rumus perhitungan Soil

    Thickness of Efective Evaporation sebagai berikut :

    StEf= x2,0855

    Nilai StEf merupakan nilai Soil Thickness of Efective Evaporation,

    nilai Pd merupakan tebal hujan harian. Formulasi tersebut diperoleh dari

    pamahaman bahwa jika volume air yang terevaporasi sama dengan volume air

    hujan yang tercurah pada akuifer, dan akuifer berada menampung air

    maksimum maka air yang terevaporasi diakuifer akan memiliki nilai

    x

    yr

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    14/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    14

    ketebalan tertentu dimana nilai ketebalan tersebut dikali dengan nilai 2,0855.

    Nilai 2,0855 merupakan hasil pengukuran volume pori-pori pasir dimana

    setiap 34,3 ml pasir dapat menyimpan air 16,45 ml. Hasil yang diperoleh

    merupakan ketebalan akuifer yang mengalami evaporasi efektif.

    d. Water Deposited Evaporation (WdE)

    Water Deposited Evaporation adalah volume air dalam sumur yang

    terevaporasi. Perhitungan Water Deposited Evaporation menggunakan

    pemikiran bahwa jika radiasi yang jatuh ke permukaan akuifer sebesar R

    ternyata mampu menguapkan air setebal StEf maka semakin dalam sumur

    nilai radiasi akan berkurang berbanding berbanding terbalik dengan jarak

    sehingga:

    WdE = (StEf).2. 0,4795,atau

    WdE = (StEf).2. 0,4795

    Formulasi tersebut diperoleh berdasarkan pemahaman bahwa tebal

    lapisan yang terevaporasi dipermukaan akuifer dan permukaan air sumur akan

    dikontrol oleh jenis material dimana pada permukaan air sumur materialnya

    murni air sedangkan di permukaan akuifer materialnya campuran air dan pasir

    sehingga volume air yang terevaporasi pada sumur akan 0,4975 dari volume

    akuifer berisi air. Nilai 0,4975 diperoleh dari hasil pengukuran volume pori-

    pori pasir dimana setiap 34,3 ml pasir dapat menyimpan air 16,45 ml. Water

    Deposited Evaporation dapat diminimalisir dengan memberikan penutup

    sebagai penghalang radiasi pada bibir sumur.

    e. Ideal Well Depth (IWd)

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    15/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    15

    Ideal Well Depth merupakan kedalaman sumur ideal agar sumur tidak

    terlalu dalam namun tidak dekat dengan lapisan permukaan yang akan

    memiliki nilai evaporasi yang besar. Kedalaman sumur ideal diperoleh

    berdasarkan perhitungan rumus sebagai berikut :

    IWd = d++ x

    d+ = ;

    Dimana d+adalah kedalaman tambahan sumur, Pd adalah tebal hujan harian,

    dan rd adalah jari-jari lingkaran dalam casing. Formula tersebut berdasarkan

    kenyataan bahwa air yang tersimpan jatuh pada akuifer tidak seluruhnya

    diloloskan dalam waktu yang bersamaan, sehingga volume air sumur

    maksimum yang masuk kedalam sumur sama dengan volume air hujan yang

    tercurah, dan air yang masuk kedalam sumur tidak mungkin dalam volume

    yang maksimum.

    2.2. Alat dan Bahan

    Alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku

    referensi, peralatan survey lapangan (kompas geologi, bor tanah, palu geologi,

    altimeter, dansoil test kit) model casing sumur, data hujan harian, air, pasir, GPS,

    peta geologi, peta rupabumi atau peta topografi, botol pengukur volume,stopwatch atau timer, sekop, roll meter, penggaris, dan alat tulis. Peta Geologi

    dan topografi digunakan untuk menentukan kondisi geologi regional dan

    morfologi daerah penelitian serta menentukan titik-titim penelitian. Buku

    referensi digunakan untuk korelasi antara hasil interpretasi peta geologi dan

    topografi, dengan ahli yang telah melakukan penelitian langsung di lapangan.

    Peralatan survey lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi geologis-

    geomorfologis titik penelitian sebagai kalibrasi dari hasil analisis referensi dan

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    16/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    16

    interpretasi peta. Casing sumur merupakan model dari casing yang sesungguhnya

    dengan skala 1:10. Casing sumur tidak dibuat dengan panjang yang sama dengan

    kedalaman sumur secara langsung namun dibuat dalam beberapa segmen dimana

    tiap segmen memiliki dimensi, diameter total 12 cm, tinggi 5 cm, dan ketebalan 2

    cm. Casing sumur dibuat dalam beberapa segmen sesuai dengan kedalaman ideal

    sumur ditambah satu segmen casing lagi hingga bibir sumur lebih tinggi dari

    permukaan. Casing sumur dibuat dengan beton menggunakan perbandingan

    campuran 1:3. GPS digunakan untuk tracking, mengetahui elevasi, dan

    menentukan posisi absolut tempat penelitian. Stopwatch atau timer digunakan

    untuk menghitung kecepatan infiltrasi air hujan pada akuifer dan menghitung

    perubahan kedalaman air yang tersimpan di sumur dalam satuan waktu. Sekop,

    roll meter, dan penggaris digunakan untuk membuat model tempat material

    akuifer yang berbentuk corong. Penggaris juga digunakan untuk mengukur

    kedalaman air yang tertampung dalam model sumur di model akuifer. Data hujan

    digunakan untuk mengetahui tebal hujan harian lokasi penelitian. Pasir digunakan

    sebagai material akuifer dalam pembuatan model akuifer buatan ini. Air dan botolpengukur volume digunakan untuk membuat hujan buatan sesuai dengan tebal

    hujan harian dan volume air hujan per luasan area tangkapan air hujan (catchment

    area). Alat tulis digunakan untuk mencatat perubahan kedalaman air yang

    tertampung dalam model sumur.

    2.3. Langkah Kerja

    Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah :

    1. Penentuan Lokasi

    a. Menentukan zona yang memiliki material permukaan akuiklud

    melalui analisis kondisi geologi dan geomorfologisnya yang

    dikorelasi dengan buku referensi atau penelitian terkait tentang

    zona penelitian.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    17/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    17

    b. Mencatat posisi koordinat pada titik-titik di peta yang

    kemungkinan besar memiliki material permukaan berupa material

    akuiklud.

    c. Menyiapkan peralatan survey lapangan berupa GPS, peta topografi,

    peta rupabumi, kompas geologi, bor tanah, palu geologi, altimeter,

    dansoil test kit.

    d. Survey lapangan terhadap titik-titik di daerah Pundong yang

    kemungkinan memiliki material permukaan berupa material

    akuiklud.

    e. Mendiskripsi kondisi tanah, kondisi geomorfologi, dan kondisi

    geologis area penelitian.

    f. Menentukan luasan area yang akan digunakan dalam konstruksi

    akuifer buatan dimana permukaan merupakan permukaan yang

    terbuka dan bebas dari kanopi sehingga hujan dapat tercurah

    maksimum dalam zona akuifer.

    2. Perancangan Konstruksi Model Akuifer Buatan dan Sumur di

    Akuifer

    a. Menentukan dimensi casing sumur (pada penelitian ini digunakan

    casing dengan dimensi y = 12 cm, tcp = 5 cm, z = 8 cm).

    b. Membuat segitiga optimum dalam pembuatan bentuk corong

    dalam akuifer (Op).

    c. Menghitung volume akuifer dalam kaitannya dengan volume pasir

    yang digunakan untuk membuat akuifer buatan.

    d. Menghitung volume air hujan harian berdasarkan data tebal hujan

    harian dan luas area tangkapan hujan (catchment area).

    Perhitungan ini dilakukan untuk membuat simulasi hujan harian.

    e. Menghitung kedalaman ideal sumur (IWd) yang diperlukan.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    18/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    18

    f. Merancang model hujan dengan volume yang dihitung berdasarkan

    luas tangkapan hujan (catchment area) berdasarkan tebal hujan

    harian.

    g. Membuat casing dengan jumlah casing yang sesuai dengan

    kedalaman ideal sumur ditambah 1 casing agar aliran permukaan

    (run off) yang terjadi di permukaan akuifer tidak menghanyutkan

    pasir masuk dalam sumur.

    h. Membuat penghalang dari beton pada area terluar akuifer buatan

    untuk mencegah masuknya aliran permukaan pada zona akuiklud

    yang akan merusak sistem akuifer dan merusak kualitas air sumur.

    Ketinggian beton dibuat secukupnya dan minimal melebihi nilai

    tebal hujan harian.

    3. Pembuatan Model Akuifer Buatan di Daerah Penelitian

    a. Membawa alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan untuk

    konstruksi akuifer buatan di lapangan.b. Menggali lubang dengan kedalaman yang sesuai dengan hasil

    perhitungan kedalaman ideal sumur.

    c. Membuat konstruksi lubang model akuifer berbentuk corong

    dengan volume corong dan kedalaman sumur yang didasarkan

    pada perhitungan segitiga optimum.

    d. Lubang pada corong akuifer kemudian diberi casing lurus hingga

    bibir sumur lebih tinggi dari permukaan agar pasir yang terkena air

    hujan tidak terlontar dalam sumur serta terbawa aliran permukaan

    masuk ke dalam sumur.

    e. Material akuifer dimasukkan dalam lubang model akuifer yang

    telah diberi casing.

    f. Dasar sumur diberi material pasir secukupnya dan merata untuk

    mencegah kontak langsung antara air dengan lempung di dalam

    sumur.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    19/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    19

    g. Dasar sumur juga diberi Kristal alumunium sulfat atau garam

    tawas (Al2(SO4)3) untuk menjernihkan air.

    4. Pengujian Kefektifan Pembuatan Akuifer Buatan di Daerah

    Penelitian

    a. Menyiram permukaan akuifer secara merata menggunakan air

    dengan volume yang didasarkan pada curah hujan harian sebagai

    simulasi dari hujan yang terjadi dalam satu hari.

    b. Menghitung volume air yang tertampung dalam lubang sumur.

    c. Menghitung nilai ketebalan tanah yang mengalami evaporasi

    efektif (soil thickness of effective evaporation atau StEf)

    d. Menghitung nilai evaporasi pada air yang tersimpan dalam sumur

    (water deposited evaporation atau WdE).

    e. Menghitung batas volume air sumur yang dapat digunakan setiap

    hari oleh penduduk agar air sumur tidak kering.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    20/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    20

    BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pembuatan akuifer buatan dengan Modified Clay-Sand Contact Method

    (cone of depression model) memiliki cara kerja yang memanfaatkan sifat alami

    lapisan akuifer dan sifat alami material akuiklud. Modified Clay-Sand Contact

    Method (cone of depression model) memiliki cara kerja yaitu saat air hujan

    mengalami kontak dengan permukaan material akuifer, air hujan akan diloloskan

    oleh material akuifer hingga ke lapisan akuiklud. Lapisan akuiklud memiliki sifat

    yaitu permeabilitas yang tinggi saat kondisi tidak jenuh air dan impermeabel saat

    kondisi jenuh air. Pada awalnya material akuiklud akan menyerap air namun saat

    sudah jenuh air material akuiklud akan menolak air. Saat material akuiklud jenuh

    air maka lapisan kontak antara material akuifer dengan material akuiklud akan

    bersifat impermeabel sehingga air yang terinfiltrasi hingga lapisan kontak tersebut

    tidak akan menembus lapisan kontak tersebut. Konstruksi akuifer yang memiliki

    sudut optimum 45pada zona kontak akan menyebabkan air yang tidak mampu

    menembus lapisan kontak mengalir searah dengan sudut optimum menuju lubang

    sumur. Pada lubang sumur air akan terkumpul sehingga dapat dimanfaatkan.

    Konstruksi akuifer dan sumur dengan Modified Clay-Sand Contact

    Method (cone of depression model) dirancang sedemikian rupa agar air sumur

    dapat dimanfaatkan secara optimum berdasarkan kondisi curah hujan yang ada

    dimana pemanfaatan air juga dihitung untuk menghindari defisit pemakaian air.

    Pada konstruksi sumur dan akuifer terdapat suatu masalah yaitu efek Hukum

    Pascal yang menyebabkan air akan selalu menempati ruang. Efek Hukum Pascal

    pada Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model)

    diminimalisasi dengan membuat konstruksi akuifer dan sumur yang berbentuk

    corong (cone of depression model). Konstruksi akuifer dan sumur sendiri

    dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap uji keefektifan dan tahap pembuatan

    akuifer dan sumur nyata. Tahap uji keefektifan merupakan tahap yang dilakukan

    dalam penelitian ini dimana dibuat suatu rancangan akuifer dan sumur yang

    diskalakan atau model akuifer. Kondisi yang berlaku pada model sumur dan

    akuifer diharapkan berlaku pada kondisi nyata saat dibuat konstruksi sumur dan

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    21/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    21

    akuifer dalam skala yang nyata, sehingga apabila model memberikan hasil yang

    efektif, sumur dan akuifer dalam skala yang nyata juga akan memberikan hasil

    yang efektif. Tahap uji keefektifan dengan pembuatan model sangat penting

    untuk dilakukan mengingat setiap daerah memiliki material akuiklud yang

    karakteristiknya tidak sama persis serta memiliki kondisi geologis yang berbeda

    pula. Pada penelitian ini model yang dibuat menggunakan skala 1:10. Skala

    tersebut berlaku untuk dimensi model secara 1 dimensi saja yaitu panjang, lebar,

    atau tinggi. Jika model dibawa ke dalam dua dimensi misalnya luasan area maka

    akan berlaku skala yang lebih kecil yaitu 10x10 atau 100 karena luasan

    merupakan hasil perkalian antara dua parameter satu dimensi dimensi. Jika model

    dibawa kedalam ukuran tiga dimensi misalnya volume maka model akan berlaku

    skala yang lebih kecil lagi yaitu 10x10x10 atau 1000 karena volume merupakan

    hasil perkalian antara tiga parameter satu dimensi.

    Berdasarkan hasil survey, daerah Mangunan memiliki material yang

    bersifat akuiklud, dilihat dari kelas tanahnya yaitu Chromic Vertic Hapludalf

    (lampiran 2). Tanah dengan kelas ini memiliki sifat permeabilitas yang tinggi saat

    tidak jenuh air dan impermeabel saat kondisi jenuh air. Pengujian dengan model

    dilakukan pada area dengan tanah Chromic Vertic Hapludalf untuk mengetahui

    efektifitas akuifer dan sumur dengan Modified Clay-Sand Contact Method (cone

    of depression model) di area ini. Berdasarkan kondisi topografi lokal berupa

    dataran sempit maka diputuskan model menggunakan diameter 36 cm. Diameter

    tersebut pada kondisi nyata akan memiliki ukuran 360 cm atau 3,6 meter sehingga

    luasan area yang diperlukan adalah dikali kuadrat dari jari-jari yaitu 18 cm

    dikali 100 memberikan hasil luasan area 101736 cm2 atau 10,1736 m2 dalam

    kondisi nyata. Perhitungan-perhitungan segitiga optimum, volume akuifer,

    kedalaman ideal sumur, volume hujan seluas catchment area, dan jumlah segmen

    casing yang dibutuhkan, dilakukan untuk merancang model akuifer dan jumlah

    bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat akuifer dan sumur. Pehitungan

    segitiga optimum digunakan untuk membuat sisi tegak dan horizontal akuifer

    membentuk sudut 45 sehingga akuifer tidak terlalu dalam dan memiliki luas

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    22/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    22

    segitiga yang optimum. Agar tercapai sudut 45maka sisi tegak dan horizontal

    harus memiliki panjang yang sama dan model menggunakan panjang 12 cm.

    Perhitungan volume hujan yang jatuh pada model akuifer dilakukan dengan

    mengacu pada data hujan dari stasiun hujan terdekat yaitu Stasiun Terong.

    Berdasarkan data hujan pada lampiran 4 diketahui bahwa rata-rata curah hujan

    harian di daerah Mangunan menurut Stasiun Terong adalah 11, 03 mm, sehingga

    volume air hujan yang jatuh adalah tebal hujan dikali luas permukaan akuifer

    yaitu 1017,36 cm2 memberikan hasil berdasarkan perhitungan yaitu 1,122 liter.

    Perhitungan volume hujan yang jatuh diperlukan untuk pembuatan simulasi hujan

    harian yang diperlukan untuk menghitung volume air minimum yang dapat

    tertampung oleh sumur dalam satu hari. Perhitungan volume akuifer dilakukan

    untuk menghitung jumlah pasir minimal yang dibutuhkan untuk membuat akuifer,

    dimana pada penelitian ini berdasarkan perhitungan volume akuifer (lampiran 5),

    dibutuhkan volume pasir minimal 4,5216 liter. Perhitungan kedalaman ideal

    sumur dilakukan untuk menghitung kedalaman sumur yang memiliki pengaruh

    evaporasi minimum namun dengan kedalaman yang sedang sehingga air mudahuntuk dimanfaatkan. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 5, kedalaman ideal

    sumur adalah 34,3313 cm. Perhitungan jumlah segmen casing yang dibuthkan

    sangat perlu untuk efisiensi pembuatan casing dan prediksi biaya yang diperlukan

    untuk membuat akuifer dan sumur dengan Modified Clay-Sand Contact Method

    (cone of depression model). Jumlah segmen casing sangat bergantung pada

    perhitungan kedalaman ideal. Penambahan 1 segmen casing di bibir sumur

    dimaksudkan agar akuifer tidak tererosi aliran permukaan karena bibir sumur

    yang sejajar dengan permukaan akuifer. Pada model berdasarkan perhitungan

    pada lampiran 5 ternyata dibuthkan 8 segmen casing untuk sumur. Pada sekeliling

    area kontak antara zona akuiklud dan zona akuifer dibuat suatu tanggul beton

    untuk menghalangi aliran permukaan di luar sistem akuifer masuk kedalam sistem

    akuifer yang dapat merusak dimensi akuifer dan mengurangi kualitas air dalam

    sumur karena kandungan suspense aliran permukaan di luar sistem akuifer akan

    tinggi.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    23/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    23

    Hasil uji efektifitas akuifer dengan simulasi hujan harian (lampiran 6, data

    pengukuran kedalaman air hujan yang tertampung dan grafik hubungan antara air

    hujan dengan waktu) memberikan hasil bahwa air mulai tampak mengisi sumur

    menjelang waktu lima menit dari hujan terakhir jatuh di akuifer. Pada penelitian

    hujan terakhir kali jatuh di akuifer pada pukul 14.59. Grafik hubungan antara air

    yang tersimpan dengan waktu pada awalnya fluktuatif dan konstan pada menit ke

    90. Fluktuasi yang terjadi akibat zona akuiklud belum benar-benar jenuh air

    sehingga masih menyerap air. Saat grafik konstan dapat dikatakan bahwa sudah

    tidak terdapat lagi tambahan air dari akuifer dan zona akuiklud sudah dalam

    kondisi jenuh menyerap air sehingga dapat dikatakan bahwa dalam satu hari

    hujan air sumur yang tertampung memiliki kedalaman 4,9 cm pada model.

    Berdasarkan nilai kedalaman air sumur yang dapat tertampung harian tersebut,

    dapat dihitung volume air sumur yang dapat tertampung dalam satu hari yaitu

    sebesar 0,246 liter pada model. Perhitungan Soil Thickness of Effective

    Evaporation (StEf) dilakukan untuk menghitung dalamnya lapisan akuifer yang

    memiliki nilai radiasi optimum. Semakin dalam sumur maka nilai radiasi akanberkurang sehingga volume evaporasi pada permukaan air (water deposited

    evaporation atau WdE) sumur dapat dihitung berdasarkan nilai Soil Thickness of

    Effective Evaporation karena nilai Soil Thickness of Effective Evaporation

    menunjukkan radiasi mengevaporasikan sejumlah volume air dalam luasan area

    tertentu. Perhitungan StEfdan WdE memberikan hasil berturut-turut 2,59 cm dan

    13,03 cm3. Berdasarkan perhitungan tersebut maka dalamnya lapisan akuifer yang

    mengalami radiasi optimum adalah 2,59 cm dan volume air sumur yang

    terevaporasi per hari adalah 13,03 cm3. Nilai Water Deposited Evaporation dapat

    diminimalisir dengan menutup bibir sumur agar sinar matahari tidak jatuh

    langsung kedalam sumur. Maksud dari perhitungan WdE sebenarnya merupakan

    langkah untuk membatasi pemakaian air sumur dimana perhitungan air sumur

    terevaporasi dalam setahun dan simpanan air sumur dalam setahun akan

    memberikan nilai selisih simpanan air efektif yang bisa digunakan. Makin besar

    nilai selisih antara air tersimpan setahun dan air sumur terevaporasi setahun, akan

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    24/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    24

    makin banyak simpanan air efektif yang dapat digunakan. Perhitungan selisih

    antara nilai simpanan air dalam setahun dan nilai air sumur terevaporasi tahunan

    juga menentukan layak atau tidaknya suatu area untuk dibuat akuifer buatan

    dengan Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model).

    Pengujian kelayakan tersebut penting untuk menghindari pembuatan akuifer

    buatan dan sumur yang tidak tepat guna sehingga hanya akan merugikan pembuat

    akuifer karena akuifer tidak dapat berfungsi secara optimal. Berdasarkan

    perhitungan nilai evaporasi air sumur tahunan dan nilai simpanan air tahunan

    (lampiran 6) diperoleh bahwa volume air yang dapat digunakan penduduk tiap

    hari adalah 55,7603 cm3 dalam model. Nilai yang positif tersebut menjukkan

    tidak terjadi defisit antara selisih air tersimpan dan evaporasi air sumur tahunan

    sehingga daerah Mangunan bisa dibangun akuifer buatan dan sumur dengan

    Modified Clay-Sand Contact Method (cone of depression model). Akuifer dan

    sumur buatan dapat dibangun dengan penggunaan air maksimum per hari sebesar

    55,7603 cm3pada model atau 55,7603 liter pada kondisi nyata (lampiran 6).

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    25/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    25

    BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    Akuifer buatan sangat diperlukan pada daerah yang sulit untuk

    mendapatkan airtanah. Ada berbagai macam metode untuk pembuatan akuifer

    buatan salah satunya dengan menggunakanModified Clay-Sand Contact Method

    (cone of depression model). Metode ini mudah untuk dilakukan dan dengan

    perhitungan yang sederhana. Metode ini sangat baik diterapkan pada daerah

    dengan material akuiklud yang tebal. Pada daerah dengan kondisi tanah yang tipis

    dan dekat dengan kontak batuan induk maka metode ini tidak dapat digunakan.

    Metode ini menggabungkan dua sifat material yang agak bertentangan namun

    saling mendukung yaitu material lempung (clay) pada zona akuiklud yang bersifat

    impermeabel saat jenuh air dan material pasir (sand) pada zona akuifer yang tak

    pernah jenuh dan dua material tersebut saling kontak. Metode ini sebaiknya

    digunakan pada lahan yang terbuka bukan pada lahan yang tertutup pepohonan

    besar sehingga air hujan yang terinfiltrasi pada akuifer maksimal.. Berdasarkan

    perhitungan dan uji efektifitas model, akuifer buatan dengan Modified Clay-Sand

    Contact Method(cone of depression model) dapat dibuat pada daerah Mangunan

    dengan pemakaian air maksimum per sumur sebanyak 55,7603 liter. Berdasarkan

    nilai pemakaian maksimum tersebut air hanya dapat digunakan untuk konsumsi

    (minum dan masak). Penelitian lebih lanjut tentang metode Modified Clay-Sand

    Contact Method (cone of depression model) perlu untuk dilakukan mengingat

    setiap zona akuiklud karakteristik yang tidak sama persis dan memiliki kondisi

    fisik yang berbeda-beda.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    26/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    26

    DAFTAR PUSTAKA

    American Ground Water Trust. 1999. Groundwater a Source of Wonder :

    Drinking Water from Wells. Austin : American Ground Water Trust.

    Fetter, C. W. 1999. Applied Hydrogeology 2ndEdition. The United States of

    America : Macmillian Publishing Company.

    Freeze, A. R., and J. A. Cherry.1979. Groundwater. New Jersey : Prentice-

    Hall.

    Kurniawan, Alva. 2008. Akuifer Buatan dengan Metode Kontak Pasir-

    Lempung untuk Zona Akuiklud. Yogyakarta : Research and Development

    of Geoscience and Environmental matter.

    Petrucci, Ralph H. 1985. General Chemistry, Principles, and Modern

    Application. The United States of America : Macmillian Publishing

    Company.

    Todd, D. K. 1980. Groundwater Hydrology 2nd Edition. New York : John

    Willey & Sons.

    Vrba, Jaroslav and Annukka Lipponen. 2007. Groundwater Resources

    Sustainability Indicators. Place de Fontenoy : UNESCO.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    27/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    27

    LAMPIRAN 1

    1. Deskripsi Geologi Regional Daerah Mangunan

    Daerah Mangunan terletak pada Kelurahan Mangunan, Kecamatan

    Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Secara

    Geologis daerah Mangunan terletak pada Formasi Ngalnggeran yang

    didominasi batuan breksi gunungapi (agglomerate), breksi aliran

    (breccias), leleran lava (lava flow), dan tuff. Pada zona sebelah utara

    daerah Mangunan terdapat zona kontak antara formasi Nglanggran dengan

    Formasi Semilir. Formasi Semilir didominasi batuan breksi tuf (tuff

    breccias), tuf-andesit (andesitic tuff), breksi batuapung (pumice breccias),

    tuf dasit (dacite tuff) dan batulempung tufan (tuffaceous claystone). Pada

    zona sebelah selatan daerah Mangunan terdapat zona kontak antara

    Formasi Nglanggeran dan Formasi Sambipitu. Formasi Sambipitu terdiri

    atas tuf (tuff), serpih (shale), batulanau (siltstone), batupasir (sandstone),

    dan konglomerat (conglomerate). Formasi Semilir merupakan formasi

    yang paling tua yang berumur Oligo-Miocene, sedangkan Formasi

    Nglanggeran dan Formasi Sambipitu berumur Miocene Bawah dan

    Miocene Tengah. Pada zona-zona kontak tersebut terdapat sabuk mataair

    (spring belt) dan airtanah bisa ditemukan pada kedalaman 0 hingga 7

    meter. Pada zona sebelah selatan Mangunan terdapat zona-zona patahan

    yang direka (inferred faults) berdasarkan data gaya berat. Secara regional

    daerah Mangunan mengalami proses geologis berupa pengangkatan

    (uplifting) akibat adanya zona subdaksi di selatan Laut Jawa. Secara localdaerah Mangunan merupakan lereng tengah Gunungapi Purba

    Nglanggeran dimana sisa-sisa bekas kegiatan vulkanis purba masih

    tampak berupa tanah yang mengalami pemanasan (coaling) dan bekas-

    bekas leleran lava (lava flow traces).

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    28/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    28

    ROCK DESCRIPTION

    Sample Number : 1

    Date : October 20th, 2008

    Location : Mangunan

    Longitude (x) : 435785 mE UTM 49 M

    Latitude (y) : 9123407 mN UTM 49 M

    Altitude (z) : 366 m (asl-Batavia Datum)

    Landform : Middle Slope of Nglanggeran Paleovolcano

    Topography : narrow plain

    Slope Angle : 0or 0 %

    Texture : Aphanites

    Color : Light Gray

    Structure : Non Directional

    Hardness : >5 Mohs Scale

    Mineral Composition :

    Phenocryst : Albite

    Accessor Mineral : Hordblend, quartz,

    Other : Muscovite, biotite, orthoclase

    Rock Class : Volcanic Rock Rhyolite

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    29/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    29

    LAMPIRAN 2

    Representative Pedon, Data, and Soil Classification

    Profile Number : 1

    Date : October 20th, 2008

    Location :

    Longitude (x) : 435785 mE UTM 49 M

    Latitude (y) : 9123407 mN UTM 49 M

    Altitude (z) : 366 m (asl-Batavia Datum)

    Village/Farm : Mangunan

    Landform : Middle Slope of Nglanggeran Paleovolcano

    Topography : narrow plain

    Slope Angle : 0or 0 %

    Vegetation : Hardwood tree, cassava

    Land Use : Unirrigated field

    Moisture Regime : Udic

    Soil Horizon Data :

    Ap0-15 cm Greenish dark brown, clay, granular, loose (dry), friable

    (moist), sticky (wet), many fine roots, rich organic matters

    content, clear boundary.

    Bt15-90 cm Light red, heavy clay, loose (dry), friable (moist), very

    sticky (wet), crack in the depth layer near paralithic contact,

    few roots, clear boundary.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    30/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    30

    Cr90-250 cm Dark gray, pararock, fragmen of lava flow, very few roots,

    clear boundary.

    R250++ cm Rhyolite Boulder, lava flow, volcanic breccias, clear

    boundary.

    Soil Classification :

    Order : Alfisols

    Suborder : Udalf

    Great Group : Hapludalf

    Sub Group : Chromic Vertic Hapludalf

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    31/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    31

    LAMPIRAN 3

    1. Data Perhitungan Volume Pori-Pori Material Pasir

    Volume pasir yang dipakai konstan 34,3 ml, x merupakan volume air

    (dalam ml) yang mengisi pasir.

    No Volume (x dalam ml)

    1 18.6 16.45 4.623

    2 19.6 16.45 9.923

    3 14.6 16.45 3.4234 16.6 16.45 0.023

    5 16.6 16.45 0.023

    6 17.6 16.45 1.323

    7 17.6 16.45 1.323

    8 16.6 16.45 0.023

    9 18.6 16.45 4.623

    10 16.6 16.45 0.02311 18.6 16.45 4.623

    12 17.6 16.45 1.323

    13 18.6 16.45 4.623

    14 19.6 16.45 9.923

    15 16.6 16.45 0.023

    16 17.6 16.45 1.323

    17 15.6 16.45 0.72218 13.6 16.45 8.123

    19 18.6 16.45 4.623

    20 14.6 16.45 3.423

    21 16.6 16.45 0.023

    22 15.6 16.45 0.722

    23 14.6 16.45 3.423

    2413.6 16.45 8.123

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    32/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    32

    25 14.6 16.45 3.423

    26 16.6 16.45 0.023

    27 15.6 16.45 0.722

    28 15.6 16.45 0.722

    29 19.6 16.45 9.923

    30 19.6 16.45 9.923

    31 16.6 16.45 0.023

    32 18.6 16.45 4.623

    33 18.6 16.45 4.623

    34 17.6 16.45 1.323

    35 14.6 16.45 3.423

    36 18.6 16.45 4.623

    37 16.6 16.45 0.023

    38 14.6 16.45 3.423

    39 15.6 16.45 0.722

    40 16.6 16.45 0.023

    41 18.6 16.45 4.623

    42 15.6 16.45 0.722

    43 16.6 16.45 0.023

    44 16.6 16.45 0.023

    45 15.6 16.45 0.722

    46 15.6 16.45 0.722

    47 16.6 16.45 0.023

    48 14.6 16.45 3.423

    49 16.6 16.45 0.023

    50 14.6 16.45 3.423

    51 13.6 16.45 8.123

    52 16.6 16.45 0.023

    53 15.6 16.45 0.722

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    33/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    33

    54 13.6 16.45 8.123

    55 16.6 16.45 0.023

    56 17.6 16.45 1.323

    57 14.6 16.45 3.423

    58 17.6 16.45 1.323

    59 14.6 16.45 3.423

    60 16.6 16.45 0.023

    61 15.6 16.45 0.722

    62 17.6 16.45 1.323

    63 16.6 16.45 0.023

    64 14.6 16.45 3.423

    65 15.6 16.45 0.722

    66 16.6 16.45 0.023

    67 14.6 16.45 3.423

    68 18.6 16.45 4.623

    69 13.6 16.45 8.123

    70 15.6 16.45 0.722

    71 16.6 16.45 0.023

    72 16.6 16.45 0.023

    73 15.6 16.45 0.722

    74 14.6 16.45 3.423

    75 15.6 16.45 0.722

    76 16.6 16.45 0.023

    77 16.6 16.45 0.023

    78 14.6 16.45 3.423

    79 16.6 16.45 0.023

    80 15.6 16.45 0.722

    81 13.6 16.45 8.123

    82 15.6 16.45 0.722

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    34/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    34

    83 18.6 16.45 4.623

    84 16.6 16.45 0.023

    85 15.6 16.45 0.722

    86 17.6 16.45 1.323

    87 15.6 16.45 0.722

    88 16.6 16.45 0.023

    89 16.6 16.45 0.023

    90 15.6 16.45 0.722

    91 19.6 16.45 9.923

    92 18.6 16.45 4.623

    93 14.6 16.45 3.423

    94 19.6 16.45 9.923

    95 16.6 16.45 0.023

    96 18.6 16.45 4.623

    97 16.6 16.45 0.023

    98 16.6 16.45 0.023

    99 15.6 16.45 0.722

    100 16.6 16.45 0.023

    Total 1645 246.750

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    35/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    35

    2. Perhitungan Standart Deviasi (Deviation Standart (DS))

    DS = , dimana E = (

    E = (

    E = (246,750

    E =

    DS =

    DS =

    DS =

    DS =

    DS =

    E adalah variansi dan DS adalah deviation standart atau standar

    deviasi.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    36/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    36

    3. Regresi Linear Hasil Pengkuran Volume Pori-Pori Pasir

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    37/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    37

    4. Volume Pori-Pori Pasir

    Volume pori-pori pasir =

    Jumlah Pengukuran = n

    Nilai Pengukuran ke-i = xi

    Volume Pori-Pori Pasir = =

    =

    = 16,45 ml

    Jika volume pori-pori adalah 16,45 ml tiap 34,3 ml pasir maka tiap 1

    ml pasir terdapat 0,4795 ml besarnya volume pori-pori.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    38/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified ClaySand Conta

    (Model Cone of De

    38

    LAMPIRAN 4

    1. Data Hujan Bulanan Stasiun Hujan Terong

    Sumber data : Laboratorium Survey, Konservasi, dan Pemetaan Tanah Fakultas Geografi

    Posisi Stasiun :

    x = 439557 mT

    y = 9127700 mU

    Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

    1993 19 20.8 112.1 78.08 10.26 7.19 0 6.1 0 4

    1994 33.1 45.01 45.6 123.25 518 0 0 0 0 3

    1995 464.5 503.6 284.2 90.5 5.7 271.8 30.3 0 0 14.8

    1996 22.5 277 161 73.2 1 0 0 6.08 0 32.3

    1997 27.8 58.8 40 7 0 0 0 0 0 0

    1998 81.8 202 393 181 86 159 163 105 25.9 313.5

    1999 370 349 347 134.5 4.6 0 0 0 1.1 10.3

    2000 282.5 29.1 222.5 11.1 11 4.1 0 0 0 6.2

    2001 210 357 150 293 7.7 2.4 5.7 0 0 90

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    39/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified ClaySand Conta

    (Model Cone of De

    39

    2002 193 38.1 36.8 14.5 0 0 0 0 0 0

    2003 230 330 262 30 115 0 0 0 0 02004 342 197.5 129 23 25 10 0 0 0 53

    2005 190 236.5 131 98 0 31.5 21.3 1.5 4 78.5

    Rerata 189.71 203.42 178.02 89.01 60.33 37.38 16.95 9.13 2.38 46.58

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    40/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified ClaySand Conta

    (Model Cone of De

    40

    2. Data Hari Hujan dan Bulan Basah Stasiun Hujan Terong

    Sumber data : Laboratorium Survey, Konservasi, dan Pemetaan Tanah Fakultas Geografi

    Posisi Stasiun :

    x = 439557 mT

    y = 9127700 mU

    Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktob

    1993 1 1 3 11 10 3 0 4 0

    1994 1 2 1 18 31 0 0 0 0

    1995 24 24 8 13 6 30 5 0 0

    1996 1 13 4 10 1 0 0 4 0

    1997 1 3 1 4 0 0 0 0 0

    1998 4 10 11 26 31 30 29 31 24

    1999 19 17 9 19 5 0 0 0 1

    2000 10 1 6 5 11 2 0 0 0

    2001 11 17 4 30 8 1 1 0 0

    2002 10 2 1 5 0 0 0 0 0

    2003 12 16 7 4 31 0 0 0 0

    2004 18 9 4 6 25 4 0 0 0

    2005 10 11 4 14 0 13 4 1 4

    Rerata 9 10 5 13 12 6 3 3 2

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    41/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified ClaySand Conta

    (Model Cone of De

    41

    3. Data Tebal Hujan Harian Rata-Rata Stasiun Terong

    Sumber data : Laboratorium Survey, Konservasi, dan Pemetaan Tanah Fakultas Geografi

    Posisi Stasiun :

    x = 439557 mT y = 9127700 mU

    Tahun Tebal Hujan Tahunan (mm) Jumlah Hari Hujan Tahunan JumlahHariKeringTahunan Rer

    1993 309 46 319

    1994 947 81 284

    1995 1763 136 229

    1996 635 60 306

    1997 162 15 350

    1998 2175 274 91

    1999 1274 84 281

    2000 592 40 325

    2001 1570 153 212

    2002 597 60 305

    2003 1594 126 239

    2004 1277 129 237

    2005 1199 127 238

    Rerata 1084 102 263

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    42/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    42

    LAMPIRAN 5

    1. Perancangan dan Perhitungan Dimensi Model Akuifer Buatan dan

    Sumur Menggunakan Modifed Clay-Sand Contact Method (cone of

    depression model)

    a. Sketsa Rancangan Akuifer dan Sumur

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    43/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    43

    b. Titik Pembuatan Model Akuifer Buatan

    Posisi Administratif : Dusun Mangunan, Kelurahan Mangunan,

    Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul,

    Provinsi Yogyakarta.

    Posisi Absolut : UTM 49 M Datum Batavia

    x : 435785 mT

    y : 9123407 mU

    z : 366 m

    c. Skala Model Akuifer dan Sumur

    Model dibuat dengan skala 1:10, sehingga setiap 1 unit 1 dimensi

    dalam model mewakili 10 unit 1 dimensi pada kondisi yang

    sesungguhnya. Model memiliki skala 1:100 untuk 1 unit 2 dimensi

    sehingga dan skala 1 : 1000 untuk 1 unit 3 dimensi.

    d. Luasan Catchment Area Model Akuifer

    Jari-jari lingkaran model akuifer (R) = 18 cm

    Luas Catchment Area = r2

    = 3,14 . (18)2

    = 1017, 36 cm2

    e. Dimensi Casing Sumur per Segmen

    Dimensi casing y = 12 cm, z = 8 cm, tcp = 5 cm, = 3,14.

    Volc =

    Volc =

    Volc =

    Volc = 251, 1 cm3

    f. Segitiga Optimum (Op)

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    44/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    44

    Agar diperoleh sudut optimum 45maka sisi-sisi segitiga pada corong

    akuifer harus sama, dan ditentukan berdasarkan luasan area yang telah

    ditentukan yaitu :

    R = 18 cm

    y = 12 cm

    x = R - ( y)

    x = 18-6

    x = 12 cm

    g. Perhitungan Volume Akuifer

    Diketahui nilai x = 12 cm, nilai y = 12 cm, = 3,14, maka :

    Volaq =

    Volaq =

    Volaq =

    Volaq =

    Volaq =

    Volaq = 4521,6 cm3,

    sehingga dibutuhkan material akuifer (pasir) minimal 4,5216 liter.

    h. Perhitungan Kedalaman Sumur Ideal (IWd)

    Diketahui nilai x = 12 cm, nilai y = 12 cm, dan nilai z = 8 cm, tebal

    hujan harian (Pd) = 1,103 cm (data tebal hujan harian dapat dilihat

    pada lampiran 4), = 3,14, maka nilai IWd dapat dihitung sebagai

    berikut :

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    45/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    45

    IWd = d++ x

    d+ =

    d+ =

    d+ =

    d+ =

    d+ = 22,3313 cm

    IWd = 22,3313 + 12

    IWd = 34,3313 cm

    i. Volume Hujan Seluas Catchment Area

    Berdasarkan data tebal hujan harian (lampiran 4), diketahui tebal hujan

    harian rata-rata daerah Mangunan adalah 11,03 mm atau 1,103 cm per

    hari. Maka besarnya volume hujan yang jatuh pada catchment area

    akuifer yang telah dihitung yaitu 1017,36 cm2adalah :

    Volume Hujan = Luas Catchment Area x Tebal Hujan

    Volume Hujan = 1017, 36 x 1,103

    Volume Hujan = 1122,14808 cm3

    Berdasarkan perhitungan tersebut maka simulasi hujan dalam 1 hari

    dapat dibuat menggunakan air dengan volume 1122,14808 cm3 =

    1122,14808 mm = 1,12214808 liter.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    46/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    46

    j. Jumlah Segmen Casing yang Dibutuhkan

    Berdasarkan perhitungan sebelumnya telah dihitung kedalaman sumur

    ideal, dengan dimensi segmen casing y = 12, z = 12, dan tcp = 5, maka

    banyaknya casing yang dibutuhkan dengan diketahui nilai IWd =

    34,3313 adalah :

    Jumlah segmen casing = IWd/tcp

    Jumlah segmen casing = 34,3313/5

    Jumlah segmen casing = 6,86626,

    Nilai tersebut dibulatkan keatas untuk mencegah kekurangan casing

    sehingga banyaknya segmen casing yang dibutuhkan adalah 7 segmen

    ditambah 1 casing lagi diatas bibir sumur sehingga total yang

    dibutuhkan adalah 8 casing.

    k. Pemberian Beton pada Tepian Permukaan Zona Kontak Material

    Akuifer dan Akuiklud

    Beton dibangun pada sekeliling permukaan zona kontak antara

    material akuiklud dan material akuifer dengan ketinggian lebih dari

    nilai tebal hujan harian dan ketebalan secukupnya.

    l. Sketsa Rancangan Akhir Akuifer Buatan dan Sumur

    Berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan

    sebelumnya maka diperoleh sketsa rancangan akhir dari akuifer dan

    sumur yang akan dibuat seperti tampak dalam gambar sebagai berikut :

    R = 18 cm d+ = 22,3313 cm

    x = 12 cm Jumlah segmen casing = 8 segmen

    y = 12 cm z = 8 cm

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    47/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    47

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    48/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    48

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    49/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    49

    LAMPIRAN 6

    1. Data Pengukuran Kedalaman Air Hujan yang Tertampung dalam

    Sumur

    Volume air hujan yang jatuh di akuifer adalah 1,1221 liter. Waktu

    pengukuran sejak air pertama kali kontak dengan material permukaan

    akuifer adalah pada pukul 14.59 dengan interval pengukuran 5 menit.

    Waktu

    (menit)KetinggianAirDariDasar(cm)

    0

    0

    5 4.5

    10 5.3

    15 5.8

    20 5.4

    25 5.6

    30 5.3

    35 5.4

    40 5.9

    45

    6.050 5.8

    55 5.6

    60 5.6

    65 5.0

    70 4.8

    75 4.9

    80 4.9

    85 4.9

    90 4.9

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    50/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    50

    2. Grafik Hubungan antara Air yang Tersimpan dengan Waktu

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    51/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    51

    3. Perhitungan Volume Air yang Tertampung dalam Sumur (WVol)

    Volume air yang tertampung diambil dari pengukuran kedalaman air yang

    tertampung dalam sumur saat sudah konstan yaitu pada menit ke 90

    dengan kedalaman 4,9 cm. Diketahui z = 8, = 3,14, maka :

    WVol =

    WVol =

    WVol =

    WVol = 246,176 cm3

    4. Perhitungan Soil Thickness of Efective Evaporation (StEf)

    Diketahui nilai x = 12 cm, nilai y = 12 cm, tebal hujan harian (Pd) = 1,103

    cm (data tebal hujan harian dapat dilihat pada lampiran 4), = 3,14, maka

    nilai StEfdapat dihitung sebagai berikut :

    StEf= x2,0855

    StEf= x2,0855

    StEf= x2,0855

    StEf= x2,0855

    StEf= x2,0855

    StEf= x2,0855

    StEf= x2,0855

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    52/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    52

    StEf= 1,240875 x2,0855

    StEf= 2,5878 cm

    5. Perhitungan Water Deposited Evaporation (WdE)

    Diketahui nilai z = 8 cm, nilai S tEf= 2,5878 cm, nilai IWd= 34,3313 cm,

    nilai Wd = 4,9 cm, = 3,14, maka nilai StEfdapat dihitung dengan cara

    sebagai berikut :

    WdE = (StEf).2. 0,4795

    WdE = (2,5878).2. 0,4795

    WdE = . (2,5878). . 0,4795

    WdE = 0,20908 . 0,4795 . 3,14 . 2,5878 . 16

    WdE = 13,0341 cm3

    6. Perhitungan Batas Volume Air Model Sumur yang Dapat Digunakan

    Penduduk Per Hari (WVold)

    Diketahui PdN = 102 hari (berdasarkan data jumlah rata-rata hari hujan

    tahunan pada lampiran 4), WVol = 246,176 cm3dan nilai WdE = 13,0341

    cm3, maka :

    EvY = WdE x 365

    EvY = 13,0341 x 365

    EvY = 4757,4465 cm3

    WVolY = WVol x PdN

    WVolY = 246,176 x 102

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    53/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    53

    WVolY = 25109,952 cm3

    WUVold =

    WUVold =

    WUVold = 55,76028904 cm3

    Volume air pada kondisi nyata merupakan parameter tiga dimensi

    sehingga memiliki skala 1 : 1000. Berdasarkan hasil perhitungan WUVold

    dalam model senilai 55,76028904, maka WUVold pada kondisi nyata

    adalah :

    WUVoldnyata = WUVold model x 1000

    WUVoldnyata = 55,76028904 x 1000

    WUVoldnyata = 55760,28904 cm3

    WUVoldnyata = 55,76028904 liter.

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    54/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    54

    NOFOTO KETERANGAN

    1 RING SUMUR

    Terbuat dari semen, pasir dan

    air. Berfungsi sebagi model

    dinding sumur

    2 CETHOK DAN

    METERAN

    Berfungsi sebagi alat untuk

    mengali dan mengukur

    lubang akuifer

    LAMPIRAN 7

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    55/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    55

    3 PEMASANGAN RING

    SUMUR

    4 RING SUMUR YANG

    TELAH TERPASANG

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    56/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    56

    5 PEMBERIAN ATAU

    MENUTUP LUBANG

    AKUIFER DENGAN

    PASIR

    6 LUBANG AKUIFER

    YANG TELAH DIBERI

    PASIR

  • 7/26/2019 Konstruksi Akuifer Buatan Dengan Modified Clay Sand

    57/57

    Konstruksi Akuifer Buatan dengan Modified

    ClaySand Contact Method (Model Cone of

    Depression)

    2008

    7 AIR YANG TELAH

    DITUANGKAN PADA

    AKUIFER MULAI

    MASUK KEDALAM

    SUMUR

    8 AIR YANG MASUK

    SEMAKIN TINGGI

    AIRHASILRESAPAN