seminarrr

6
300-301 Tabel 9.1 MMPI dan MMPI- indikator validitas Indikator Validitas MMPI MMPI-2 1. Item Kelalaian a. Present a. Present 2. Konsistensi b. indeks Tes- retest(TR) b+c. Menggantikan dengan 2 skala baru berdasarkan alasan yang sama; variable respon. c. Skala kecerobohan d. Sum dari TR dan CLS d. Eliminasi dan digantikan skala diatas e. Weiner dan Harmon e. Skala jelas dan tidak jelas f. Dissimulasi skala revisi Gough f. Informasi tidak tersedia g. Item kritikal Lochar dan Wrobel g. Ada dengan sedikit revisi h. Skala F h. Ada i. Tidak ada i. Skala F/F(B)

Upload: moronic27

Post on 27-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bahan seminar jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: SEMINARRR

300-301

Tabel 9.1 MMPI dan MMPI- indikator validitas

Indikator Validitas MMPI MMPI-2

1. Item Kelalaian a. Present a. Present

2. Konsistensi b. indeks Tes-retest(TR) b+c. Menggantikan

dengan 2 skala baru

berdasarkan alasan

yang sama; variable

respon.

c. Skala kecerobohan

d. Sum dari TR dan CLS d. Eliminasi dan

digantikan skala diatas

e. Weiner dan Harmon e. Skala jelas dan tidak

jelas

f. Dissimulasi skala

revisi Gough

f. Informasi tidak

tersedia

g. Item kritikal Lochar

dan Wrobel

g. Ada dengan sedikit

revisi

h. Skala F h. Ada

i. Tidak ada i. Skala F/F(B)

j. Positif berpura-pura j. Ada

k. Skala Ldan K k. Ada

l. F-K l. Ada

m. Barang dukungan vs

validasi silang perilaku

sejarah

m. Ada

Page 2: SEMINARRR

Berry et.al. (1991) mencatat bahwa pencarian nilai perhentian bersama

untuk membedakan yang sesungguhnya dari MMPI yang dipalsukan pada

setiap indeks ini disarankan sakit. Pengurangan nilai harus secara local

ditentukan sesuai dengan tingkat dasar berpura-pura sakit pada populasi

yang menarik perhatian dan sesuai dengan biaya kesalahan klasifikasi.

Misalya, untuk mencapai tingkat kesalahan positif palsu, nilai perhentian akan

lebih tinggi ketika membedakan dengan pasien yang berpura-pura normal

daripada pasien asli. Konsisten dengan pengamatan ini, Sivec, Lynn, and

Garske (1994) menugaskan mahasiswa (n=237) untuk diinstruksikan

menjadi 3 kelompok (gangguan somatoform, psikotik paranoid, dan umum

‘palsu-buruk’) dan diberikan MMPI-2. Setiap kelompok diperintahkan berbeda

dari kelompok control pada skala validitas dan klinis mayoritas MMPI-2.

Stimulasi psikotik paranoid dan kelompok ‘palsu-buruk’ tidak berbeda satu

sama lainnya, walaupun kelompok gangguan somatoform berbeda dari

keduanya. Skala F merupakan indikator validitas yang paling efektif dalam

penelitian.

MMPI-2 diperkenalkan pada tahun 1989. Shooter dan Hall (1989)

membandingkan berbagai indikator validitas yang tersedia pada MMPI dan

MMPI-2 (Tabel 9.1) berdasarkan informasi yang masih ada (Anderson, 1989,

Butcher, 1990).

Lebih dari 1 dekade dan setengah kemudian, MMPI-2 belum bisa

mepertahankan ketegasan waktu dan penggunaan Pope, Butcher, Seelen

(1993,2000) menggambarkan MMPI, MMPI-2, MMPI-A bisa digunakan dalam

instrument forensic; alasan untuk menggunakan instrument pengadilan

dirangkum dalam tabel 9.2.

Selama 1990-an terjadi peningkatan yang belum pernah terjadi

sebelumnya dari penelitian yang menyelidiki penerapan MMPI-2 dan MMPI-A

dalam hal forensic. Dimulai dengan MMPI asli, penelitian menunjukan bahwa

instrument yang kurang berguna dalam diskriminasi atau perbedaan berpura-

pura sakit dari psikopatologi asli daripada diskriminasi berpura-pura sakit dari

normal.

Page 3: SEMINARRR

Tabel 9.2 MMPI, MMPI-2, dan MMPI-A dipengadilan

MMPI adalah yang paling sering digunakan dalam praktik klinis.

Banyak pengadilan menerima MMPI sebagai sumber informasi tentang

kepribadian dari terdakwa atau yang berperkara.

MMPI ini relative mudah untuk diadministrasikan dan tersedia dalam

berbagai format.

Tes administrasi diri ini, sedang dalam kondisi yang dipantau. Minimal

kemampuan membaca tingkat 6 yang dibutuhkan untuk dapat mengerti

perintah yang diberikan dengan respon berupa benar atau salah.

Tes ini relative mudah untuk menilai. Lembar jawaban dapat dinilai

secara manual atau dengan program penilaian komputerisasi. Program

penilaian komputerisasi cepat, dapat memberikan pilihan penilaian

yang diperluas dan memberikan keunggulan yang besar dengan

sedikit kesalahan.

Tes ini tersedia dalam berbagai bahasa (seperti: Spanyol, Thailand,

Vietnam, China, Norwegia, Jepang dan lain-lain) dan norma-norma

nasional yang tepat.

Tes ini menggabungkan sejumlah langkah sikap respon.

Tes yang objektif diperkirakan pada skala empiris yang divalidasi.

Tes skala ini telah terbukti bisa diandalkan.

Tes tawaran interpretasi yang valid dari gejjala pasien, masalah, dan

karakteristik.

Nilai tes memungkinkan dokter untuk memperkirakan antisipasi

terhadap tanggapan untuk pengobatan dan pendekatan rehabilitasi.

Dipengadilan, temuan tes ini cukup mudah untuk dijelaskan dan

dipahami.

Sumber : Pope, K. S. et. Al., The MMPI, MMPI-2, & MMPI-A in Court : A

practical Guide for Expert Witnesses and Attornneys (2nd ed,), APA,

Washington, DC, 1993.

Page 4: SEMINARRR

Dalam pengakuan dari peran sentral berpura-pura sakit dalam hal

forensik, pengembangan MMPI-2 yang terlibat upaya untuk mempertahankan

pengujian awal sejumlah langkah untuk menilai respon negative untuk

menilai pendekatan terhadap barang-barang yang dites. Ada juga upaya

untuk mengembangkan langkah-langkah baru. MMPI-2 di rangkum dalam

tabel 9.3.

Pensa, Doffman, Gold dan Schneider (1996) menggambarkan

penelitian yang menyelidiki kegunaan dari MMPI-2 dan mendeteksi dari

psikosis berpura-pura sakit. Laki-laki Ss (n=20) didagnosis dengan psikosis

yang cocok diusia dan pendidikan dengan 20 relawan. Para relawan

menerima materi pelatihan tentang psikosis bersama dengan petunjuk dan

insentif keuangan untuk pura-pura sakit. Semua Ss diberikan MMPI-2.

Hasilnya terlihat, perbedaan yang signifikan antara kelompok pada indeks F-

Fb, yang menghasilkan 70%. Tambahan t-tes menunjukan perbedaan nilai

yang signifikan pada kelompok skala infrekuensi (F), pemikiran aneh (BIZ),

jelas-tidak jelas dan F-Fb indeks. Diskriminasi atau perbedaan dengan

tambahan nilai t-tes meningkatkan hasil ke kisaran 80-90%. Fungsi

diskriminasi atau perbedaan dengan skala F,Fb,F-K,BIZ, dan S-O

menghasilkan nilai 92,5%. Dalam sebuah penelitian dengan kelompok pasien

forensic psikiatri (n=353), Roman, Tuley, Villanueva dan Mitchell (1990)

menemukan tradisional nilai perhentian untuk indicator validitas (L,F,F-K dan

O-S) untuk dijadikan pertanyaan validitas dalam membedakan orang yang

berpura-pura sakit.

Variabel penting yang mempengaruhi untuk mendeteksi pura-pura

sakit dengan tes psikologi dengan tingkat pengetahuan tes taker yang spesifik

psikopatologis. Misalnya, dipenelitian yang berbeda dengan MMPI dan MMPI-

2, Ss yang bervariasi diminta untuk menyakan ‘palsu-buruk’ atau

menstimulasi gangguan kejiwaan tertentu. Bagby, Rogers, Nicholson,

Cameron, Rector, Schuller, dan Seeman (1997b) menyelidiki 2 kelompok

mahasiswa penipu yang menyelesaikan MMPI-2 dengan instruksi untuk

berpura-pura skizofrenia. Tanggapan mereka dibandingkan dengan respon

dari kelompok penderita skizofrenia rawat jalan. Kelompok pertama dari

simulasi mahasiswa tanpa pelatihan klinis. Kelompok kedua terdiri dari

mahasiswa klinis pascasarjana psikologi dan psikiatri. Kelompok kedua

Page 5: SEMINARRR

menghasilkan nilai umum yang lebih rendah pada skala klinis dan indicator

validitas dibandingkan dengan mahasiswa kelompok satu. Kedua kelompok

memiliki nilai yang lebih tinggi untuk