seminar nasional -...
TRANSCRIPT
i
ii
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN TINGGI BERDAYA SAING MENYONSONG PASAR BEBAS ASEAN
Penulis Rachman Sjarief, dkk
Diterbitkan oleh: Lembaga Penelitian UM Metro Press
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Metro Kecamatan Metro Timur
Kota Metro, 34111 Telp/Fax (0725) 47922
Email: [email protected]
Penyadur: Agus Sutanto
Penyunting: Agus Sujarwanta
Desain Cover: Irfan Iqbal
Cetaka Pertama Februari 2015
ISBN: xxx-xxx-xxxx-xx-x
Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbayak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
iii
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
Tulisan dalam prosiding ini telah dipresentasikan dalam Seminar
Nasional pada tanggal 15 November 2014 di Universitas
Muhammadiyah Metro meliputi kajian agama, pendidikan,
kesehatan, Teknik dan IT, hukum dan sosial kemasyarakatan.
“PENDIDIKAN TINGGI BERDAYA SAING
MENYONGSONG PASAR BEBAS ASEAN”
DITERBITKAN OLEH :
LEMBAGA PENELITIAN UM METRO PRESS 2015
iv
DEWAN REDAKSI
Diterbitkan oleh : Lembaga Penelitian Um Metro Press
Penanggungjawab : Prof. Dr. H. Juhri AM, M.Pd.
Reviewer : 1. Dr. H. Agus Sujarwanta, M.Pd.
2. Dr. Agus Sutanto, M.Si.
3. Dr. Agus Sutanto, M.Si.
4. Dr. H. Sudirman AM, M.Hum
Penyunting : M. Shofwan Taufiq, S.H.I., M.H.I.
Redaksi Pelaksana : 1. Dr. Achyani, M.Si.
2. Kemas Ridhuan, M.Eng.
3. Samson Fajar, M.Sos.I.
4. Yateno, S.E. M.M.
5. Ir. Marsudi
6. Andresta Setya, S.Pd.
Alamat Redaksi : Jl. Ki Hajar Dewantara No. 166 Kota Metro Lampung
Website : www.ummetro.ac.id
v
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER .............................................................................................. i
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
DEWAN REDAKSI SEMINAR NASIONAL ...................................................... iii
SAMBUTAN KETUA PANITIA .......................................................................... iv
SAMBUTAN REKTOR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
Kepemimpinan Transformasional dan “U Theory“ di Pendidikan Tinggi dalam
Menyongsong Pasar Bebas Asean
Rachman Sjarief . 1
Mendorong Daya Saing Pendidikan Tinggi Menyongsong Pasar Bebas Asean
Marzuki Noor . 23
Pendidikan Tinggi dalam Menyiapkan Sarjana Berdayasaing Unggul di Era Pasar
Asean
Juhri . 33
Kendala Pendidikan Kepramukaan Peserta Didik (Penggalang) di Indonesia
Joko Mursitho, Agus Sujarwanta, Partono. 45
Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Metode Penemuan Terbimbing Berbasis
Teori Konstruktivis
Zulfadewina. 56
Studi tentang Pemahaman Mahasiswa terhadap Konsep Paradigma Baru
Lingkungan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Suwirman Nuryadin. 66
Dunia Pendidikan dalam Era Globalisasi: Antara Peluang dan Tantangan
Darlius. 77
Pemuda Indonesia dalam Tiga Dimensi Bahasa
Sudirman AM, ....................................................................................................... 95
Peranan KKN-PPM dalam Peningkatkan Nilai Tambah dan Pendapatan Petani
Ikan Lele di Kota Metro
Bambang Suhada, Nedi Hendri, Suyanto ............................................................. 108
Tantangan dan Harapan Pendidikan Tinggi yang Berdaya Saing dalam
Menghadapi Pasar Bebas Asean
vi
M. Ihsan Dacholfany ............................................................................................ 126
Hubungan Pola Makan dan Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pujokerto Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2010
Senja Atika Sari HS .............................................................................................. 141
Efektifitas Pemakaian Pembalut Wanita Herbal terhadap Penurunan Agen
Infeksius Bakteri pada Wanita Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi Kelurahan
Sukosari Kecamatan Bawen Semarang
Ns. Sri Daryani .................................................................................................... 150
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Komitmen Pencegahan Tersier
Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat Di Wilayahkerja Puskesmas Se-Kota Metro
Tahun 2012
Janu Purwono ...................................................................................................... 162
Gambaran Agresivitas Perilaku Seksual Remaja Putra SMA di Jakarta Selatan
Indhit Tri Utami ................................................................................................... 175
Pancasila sebagai Identitas dan Karakter Bangsa Indonesia Alfian Ramli ......................................................................................................... 186
Pemberdayaan Dosen Penasehat Akademik (PA) dalam Menunjang Kesuksesan
Akademik Mahasiswa
Nurul Atieka ......................................................................................................... 210
Pengembangan Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual pada Matakuliah
Biologi Umum
Agil Lepiyanto ..................................................................................................... 221
The Education Preparation at the Faculty of Law toward Free Trade Era
Prima Angkupi, M. Shofwan Taufiq ................................................................... 231
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) 2015,
merupakan Tantangan dan Peluang Bagi UMKM Indonesia
Yateno ................................................................................................................. 241
Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa di Perguruan Tingggi: dalam Rangka
Menghadapi Era Globalisasi
Yuni Novitasari, Eko Susanto ............................................................................. 254
Penggunaan LKS Berbasis Inkuiri dalam Pembelajaran Biologi dapat
meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 2 Menggala Ta 2012-2013
Risma Diana ......................................................................................................... 268
vii
Pengaruh Body Mass Index dengan Prevalensi dan Derajat Gejala PMS pada
Mahasiswi Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Nia Risa Dewi ..................................................................................................... 284
Pengalaman Keluarga dalam Merawat Pasien Diabetes Mellitus Tipe II dengan
Ulkus Diabetik di RSUD Pringsewu Lampung Tahun 2013
Rita Sari ............................................................................................................... 294
Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kecakapan Vokasional terhadap
Minat Berwirausaha
Yesi Budiarti, M.Pd ............................................................................................. 308
The Description of Method Implementation by English Teachers in SMPN 5
Metro 2013-2014
Regitania Riski Ramadanova, Dedy Subandowo................................................ 323
Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan Hukum dalam
Menghadapi Pasar Bebas Asean
Ariza Umami, Intan Pelangi ................................................................................ 335
Bimbingan dan Konseling Islami sebagi Salah Satu Layanan Menyongsong Pasar
Bebas Asean
Siti Nurlaila .......................................................................................................... 346
Biodegradasi Chlorin oleh Bakteri Indigen Limbah Cair Nanas dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Konsep Pemanfaatan Bakteri bagi
Kehidupan
Ngimron Rosadi, Agus Sutanto .......................................................................... 357 Pengaruh Jenis Sumber Belajar dan Aktivitas Keterampilan Proses Sains terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 2 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014 Mariman .............................................................................................................. 381
Faktor Produksi Sumber Daya Manusia Dan Pasar Bebas Asean 2015
Suharto ................................................................................................................ 398
Memperkenalkan Golden Rice sebagai Bahan Pengayaan untuk Mata Kuliah
Genetika Lanjut Topik Rekayasa Genetika
Kartika Sari .......................................................................................................... 410
Aplikasi K- W-L Dan GTM Dalam Pembelajaran Membaca Kritis Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Metro
Fenny Thresia, Dedi Subandowo ........................................................................ 422
398
FAKTOR PRODUKSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PASAR BEBAS ASEAN 2015
Suharto
Dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro
e-mail: [email protected]
Phone : 081369735671
ABSTRAK
Tahun 2015, Indonesia bersama dengan negara ASEAN lainnya
telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
atau ASEAN Economic Community (AEC). MEA meruapakan bentuk
integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagangan
bebas antara Negara- negara ASEAN. ASEAN Economic
Community (AEC) adalah salah satu bentuk globalisasi Ekonomi.
Globalisasi ekonomi menyebabkan globalisai hukum dalam sebuah
Negara.Untuk menghadapi globalisasi hukum. Negara pun harus
mempersiapkan masyarakat yang faham dan taat terhadap hukum
melalui pendidikan hukum. Pendidikan hukum memiliki peranan
dalam meningkatkan daya saing bangsa. Pendidikan hukum
merupakan salah satu cara dalam meningkatkan sumberdaya
manusia (SDM). Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN, SDM
merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan dan kemajuan
suatu bangsa. Perguruan Tinggi adalah sektor yang berpengaruh
dalam meningkatkan SDM khususnya pendidikan hukum.
Pendidikan tinggi memiliki metode jitu dalam peningkatan Sumber
Daya Manusia, yaitu dengan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
yang di kenal dengan Tri Darma Perguruan Tinggi.
Kata Kunci: faktor produksi, sumber daya manusia, dan Pasar bebas
Asean
PENDAHULUAN
Menghadapi era pasar tunggal Asean 2015, maka bangsa Indonesia
dituntut untuk memiliki sejumlah sumberdaya manusia yang berkualitas
diberbagai bidang profesi dan keahlian. Kesepakatan para ahli menghadapi pasar
bebas itu memprediksikan, bahwa pada era itu masing-masing bangsa akan
berkompetisi secara ketat agar bisa menjadi pemenang persaingan. Tampil sebagai
bangsa yang unggul yang memiliki kualitas dan kuantitas produk secara
komprehensif, baik dari sector ekonomi, budaya, maupun iptek. Karena hanya
399
dengan mempersiapkan diri dengan baik, keunggulan sumberdaya manusia
merupakan sebagai suatu keniscayaan
Mencari dan menemukan jawaban yang logis dan rasional terhadap
sumberdaya manusia diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan
multidimensional dan instrument analisis dari berbagai disiplin ilmu. Pendekatan
yang dilakukan tentu harus berupaya untuk menemukan berbagai alternatif
jawaban dengan tujuan memperkecil celah pengertian menyusul lahirnya berbagai
pengertian tentang sumber daya manusia.
Berbagai pendekatan logis dan digunakan untuk menemukan pemecahan
sekitar sumber daya manusiam memang adakalanya bisa melahirkan berbagai
alternatif pemecahan. Masing-masing pendekatan mengemukakan argumen yang
mendasar dan dibangun berdasarkan pada teori yang relatif benar. Mintzberg,
dalam Sedarmayanti (2009), mengatakan bahwa pemberlakuan sumber daya
manusia dengan ilmu manajemen, lebih sebagai suatu perspektif daripada suatu
prosedur yang teratur untuk memetakan masa yang akan datang. Dan dalam
kaitannya dengan pernyataan ini, lebih lanjut Moore, H, Frazier. (2004),
mengatakan bahwa bila dilihat lebih jauh ke ke dalam organisasi, tentu saja di
dalam pemikiran ahli strategi kolektif akan menghasilkan konklusi bahwa,
bersifat relatif terhadap organisasi, strategi sumber daya manusia dalam ilmu
manajemen dapat disamakan dengan kepribadian setiap orang maupun organisasi.
Lebih lanjut tulisan ini akan mencoba mengemukakan beberapa alternatif
pendekatan yang bertujuan untuk menemukan dan memadukan berbagai jawaban
diseputar sumber daya manusia dengan pendekatan ilmu manajemen. Jawaban
yang dihasilkan tentu bukan satu-satunya keluaran dari berbagai pendekatan yang
dikemukakan. Karena bagaimanapun ada semacam keterbatasan yang bisa
menghambat laju analisis tentang istilah sumber daya manusia. Akan tetapi
paling tidak pendekatan yang dibahas secara singkat ini bisa dijadikan salah satu
rujukan jika kita ingin mempelajari lebih jauh tentang sumberdaya manusia.
PEMBAHASAN
Pendekatan ekonomi merupakan pendekatan yang relatif paling erat
hubungannya dengan pemahaman tentang makin meningkatnya perhatian banyak
400
orang pada manajemen sumber daya manusia. Dikatakan demikian karena sumber
daya manusia sering dipandang sebagai salah satu faktor produksi dalam usaha
menghasilkan barang dan jasa oleh satuan-satuan ekonomi. Alasan lain ialah
bahwa salah satu kriteria utama yang digunakan mengukur tingkat kesejahteraan
ialah takaran ekonomi. Oleh karena itu skala analisis yang sering digunakan
adalah analisis tingkat mikro. Anindita, Ratya, 2008, dalam kaitan ini dapat
dinyatakan secara kategorikal bahwa melihat manusia hanya sebagai salah satu
alat produksi merupakan persepsi yang kurang tepat.
Tidak dapat disangkal bahwa dilihat dari segi teori maupun praktek dalam
mengelola berbagai kegiatan satuan organisasi ekonomi, terdapat berbagai faktor
produksi seperti modal, peralatan, metode kerja, bahan mentah dan bahan baku
serta manusia. Bagi organisasi-organisasi niaga, faktor lain yang juga amat
penting, tetapi tidak sebagai faktor produksi, ialah pasar. Akan tetapi
menyamakan faktor manusia dengan faktor-faktor produksi lainya jelas tidak
tepat, baik dilihat dari segi konsepsi, filsafat maupun secara moral. Drucker, F.P.
(1997), mengatakan bahwa kontribusi manajemen yang paling penting yang
dibutuhkan pada abad ke-21 ini adalah meningkatkan pengetahuan produktivitas
kerja (knowledge work) sekaligus meningkatkan pengetahuan produktivitas
pekerja (knowledge worker). Pengetahuan produktivitas kerja berarti perusahaan
meningkatkan cakupan kerjanya pada pemanfaatan teknologi yang berbasis
pengetahuan, termasuk didalamnya memanfaatkan semaksimal mungkin
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan
profitabilitas sekaligus memperkuat daya saing (competiveness) perusahaan.
Apabila dilakukan penelusuran sejarah akan telihat bahwa memandang
dan memperlakukan manusia semata-semata sebagai salah satu faktor produksi
bukanlah hal baru. Sejarah menunjukan bahwa penemuan ilmiah di bidang
teknologi, seperti mesin uap oleh James Watt, yang antara lain melahirkan
Revolusi Industri pertama di Inggris, telah mengubah secara drastis metode
produksi yang sebelumnya dikerjakan oleh tenaga manusia. Dapat dikatakan
bahwa pada masa itulah kita memasuki tahap permulaan dari era industrialisasi.
401
Timbulnya apa yang sekarang dikenal dengan “Gerakan Manajemen
Ilmiah” yang dipelopori oleh Frederick W. Taylor di suatu perusahaan baja di
Amerika Serikat, Midvale Steel Company, yang terkenal dengan “Time and
motion Study”-nya ternyata dimaksudkan terutama untuk menjamin bahwa tidak
ada waktu para pekerja yang terbuang dalam melakukan tugasnya karena gerak-
geriknya yang tidak efisien. Farantika Destya Angesti, 2013, mengatakan bahwa
bahwa hasil studi yang dilakukannya berakibat pula pada kegiatan pelatihan para
pekerja tetap tidak mengurangi adanya persepsi seolah-seolah manusia itu dapat
diperlakukan sama dengan mesin dan alat produksi lainnya.
Pada dasarnya argumentasi yang berlandaskan persepsi yang tidak tepat itu
adalah sebagai berikut: Para pemilik modal menyisihkan sebagian kekayaannya
untuk digunakan sebagai modal dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu.
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan
dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham
perusahaan. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. (2009). Dengan demikian
uang memang merupakan salah satu alat produksi. Bahkan tidak jarang para
pengusaha pemilik modal tersebut harus melakukan pemupukan modal dengan
berbagai cara, seperti menjual saham perusahaan di pasar modal dan
mengusahakan perolehan kredit dari bank. Dalam hal ini, pemilik modal
mempertaruhkan bukan hanya kekayaanya, akan tetapi juga reputasinya.
Jika ada pemilik modal yang memberikan “status” uang lebih tinggi
kepada uang ketimbang manusia, sangat mungkin alasan utamanya ialah karena
jauh lebih sulit memperoleh pinjaman dan menjual saham untuk dijadikan modal
daripada pengadaan tenaga kerja. Sepintas lalu dapat dipahami apabila timbul
persepsi yang mengatakan bahwa sesuatu yang lebih sulit diperoleh tentunya lebih
tinggi nilainya dibandingkan dengan hal lain yang relatif lebih mudah diperoleh.
Nilai sesuatu yang langka jelas lebih tinggi dari sesuatu yang melimpah.
Betapa pun besarnya kemampuan seseorang untuk mengumpulkan dana
untuk dijadikan modal, tidak akan terjadi “nilai tambah” modal tersebut apabila
tidak digunakan oleh manusia untuk menghasilkan barang dan jasa untuk dijual
402
kepada konsumen. Tegasnya, berapapun besarnya modal yang berhasil dipupuk,
ia tetap merupakan “benda mati” dan hanya mempunyai makna apabila digunakan
dan dikelola oleh manusia. Berarti dewasa ini semakin disadari bahwa modal
hanya ada artinya apabila perhatian yang lebih besar diberikan kepada sumber
daya manusia yang mengelola modal tersebut.
Persepsi yang keliru tentang peranan sumber daya manusia dapat pula
timbul karena semakin menonjolnya penggunaan berbagai jenis mesin sebagai
salah satu alat produksi. Perkembangan teknologi antara lain berakibat pada
penemuan berbagai jenis mesin yang canggih. Penggunaan mesin-mesin yang
canggih itu memang memungkinkan peningkatan produksi karena kemampuannya
yang besar, kecepatan yang tinggi dan cara bekerjanya yang akurat. Selain itu, bila
penggunaannya cermat dan pemeliharaannya dilakukan dengan teliti, mesin dapat
digunakan untuk kurun waktu yang panjang. Bagi sementara manajer,
menggunakan mesin, apalagi yang otomatik, sering lebih menarik karena berbagai
pertimbangan, seperti: mesin tidak mengeluh, menuntut, mangkir dari tugas dan
tidak melakukan berbagai tindakan-tindakan negatif yang sering berakibat pada
terjadinya gangguan dalam proses produksi.
Pada sisi lain, manusia dengan berbagai ulahnya, bisa menimbulkan hal-
hal negatif bagi organisasi. Meskipun pilihan menggunakan mesin berarti harus
membayar mahal dibandingkan dengan tenaga kerja yang bisa diperoleh dengan
harga yang relatif mudah, Ritzer, (1992). Akan tetapi di sisi lain, yang perlu
dicatat adalah sebagaimana halnya dengan modal, kini semakin disadari bahwa
mesin yang paling canggih dan mahal sekalipun, tidak akan berarti apa-apa bagi
perusahaan bila tidak dimanfaatkan oleh manusia yang memiliki skill baik. Berarti
persepsi yang tidak tepat dalam arti memberlakukan mesin lebih baik ketimbang
perlakuan terhadap para pekerja dalam organisasi semakin cepat berubah
dikalangan pemilik perusahaan.
Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan suatu organisasi tidak tumbuh
dengan sendirinya. Adakalanya diperlukan waktu yang cukup lama, biasanya
melalui proses trial and error untuk menemukan berbagai teknik, metode dan
mekanisme kerja yang betul-betul mendukung dan memperlancar jalannya roda
403
organisasi. Bahkan sering terjadi bahwa karena berbagai macam tuntutan yang
timbul dan perkembangan yang terjadi, baik di dalam maupun di luar organisasi,
suatu organisasi tidak lagi mampu menciptakan mekanisme kerja yang efisien,
efektif dan handal. Dalam hal ini pimpinan organisasi akan berpaling kepada dan
meminta bantuan para ahli, Hitt, I. Dan Hosskison, (1997). Karena dengan
mempekerjakan konsultan, sudah tentu memperoleh imbalan atas jasa-jasa yang
diberikan kepada organisasi. Dalam berbagai hal, seperti kerangka acuan tugas,
cakupan kegiatan, jangka waktu penyelesaian pekerjaan, bidang-bidang yang
harus ditanagani, dukungan internal yang dapat diberikan oleh organisasi serta
reputasi konsultan yang bersangkutan, imbalan yang diminta oleh suatu
perusahaan konsultan bisa mencapai jumlah yang besar.
Karena itu para manajer sering menuntut ketaatan pada teknik, metode dan
mekanisme kerja sedemikian rupa sehingga ruang gerak bagi para pekerja untuk
menggunakan imajinasi, inovasi, dan kreativitasnya menjadi sangat sempit.
Berarti tidak menempatkan sumber daya manusia sebagai unsur yang terpenting.
Untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu diperlukan bahan mentah dan atau
bahan baku. Suatu perusahaan pada umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan
mentah atau bahan-bahan tersebut. Kecuali oleh perusahaan besar yang bersifat
oligopoli. Bahan-bahan tersebut biasanya dibeli dari sumber-sumber lain dan
memerlukan dana. Di samping untuk pembelian, diperlukan pula biaya untuk
pengangkutan, penyimpanan dan pemprosesan, Mankiw, N. Gregory. (2000).
Dapat memahami bila pimpinan perusahaan mengambil berbagai langkah
guna menjamin bahwa bahan mentah atau bahan baku dibeli dengan harga yang
serendah mungkin, pengangkutan yang paling murah tetapi paling aman, waktu
penyimpanan yang singkat dan proses yang berlangsung sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi pemborosan. Semuanya itu dapat dipahami dan dibenarkan
dengan catatan tidak mengabaikan unsur manusia.
Cara berpikir para manajer tidak mustahil dipengaruhi pula secara
dominan oleh pasaran barang atau jasa yang dihasilkan. Orientasi demikian
dilakukan karena melalui penguasaan pangsa pasar menyebabkan barang atau jasa
yang dihasilkan dapat dijual dengan meraih keuntungan yang merupakan motif
404
bagi keberadaan organisasi dan sebagai salah satu adanya kepercayaan konsumen
terhadap perusahaan.
Hal-hal seperti stategi pemasaran, teknik menjual, teknik promosi dengan
ragamnya media, seperti media cetak, media audio, media visual dan media audio-
visual, yang sering dikenal dengan istilah “marketing mix”merupakan hal-hal
biasanya mendapat perhatian besar dari pimpinan, terutama dalam hal terjadinya
persaingan karena lebih dari satu perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan
barang atau jasa serupa.
Adalah merupakan kewajaran bila para manajer memberikan perhatian
besar terhadap faktor-faktor produksi dalam perusahaan. Perhatian besar itu
menjadi tidak wajar dan tidak pula tepat hanya apabila melupakan apalagi
mengabaikan faktor manusianya. Modal, mesin, metode kerja dan bahan pada
dirinya merupakan benda mati. Modal yang besar saja tidak akan menjadikan
suatu perusahaan menjadi bonafid. Modal yang dimiliki oleh perusahaan hanya
akan menjadi besar bila dikelola secara tepat, Dessler, Gary (2000).
Beberapa pakar sumber daya manusia memberikan pandangan yang
beragam tentang sumber daya manusia. Flippo, Edwin B. (1980), menyatakan
bahwa manajemen sumber daya manusia memberikan pengakuan tentang
pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia utama yang
memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memberikan
kepastian bahwa pelaksanaan fungsi dan kegiatan organisasi dilaksanakan secara
efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.)
Pengelolaan yang tepat hanya mungkin dilakukan oleh manusia yang tidak
saja ahli dan terampil dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi juga
memenuhi berbagai persyaratan non teknikal lainya, seperti loyalitas, disiplin,
pribadi dan organisasional, dedikasi, kesediaan mengesampingkan kepentingan
pribadi demi kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan bersama yang
tercermin dalam kepentingan kelompok dan kepentingan organisasi.
(Ritzer.1992).
Mesin hanya merupakan tumpukan benda mati bila tidak digerakan atau
dijalankan oleh manusia. Mesin yang “otomatik” hanya berfungsi setelah
405
difungsikan oleh manusia dan hanya bekerja berdasarkan instruksi yang diberikan
oleh manusia. Menurut Daihani, D. U. (2001), komputer merupakan salah contoh
kontemporer yang baik. Berkat perkembangan teknologi komputer yang sangat
pesat, dewasa ini terdapat aneka ragam komputer yang berbeda-beda, mulai dari
“Personal Computer” yang memiliki kemampuan terbatas hingga “Super
computer” yang kapasitasnya sukar dipahami oleh orang awam. Misalnya saja
kemampuan komputer yang mampu melakukan perhitungan sebanyak 16 miliar
setiap detik. Dan usaha menciptakan komputer yang mampu bekerja lebih cepat
lagi tetap dilakukan oleh para ahli.
Aplikasi kegiatan komputerisasi pun dewasa ini sudah sangat beraneka
ragam, mulai dari aplikasi yang sederhana seperti perhitungan gaji pekerja,
komputerisasi informasi logistik, aplikasi di bidang keuangan dan akuntansi, serta
melakukan kalkulasi matematikal, mulai dari yang sifatnya sederhana hingga
aplikasi yang sangat rumit seperti perhitungan pembangunan gedung pencakar
langit, pembuatan peluru kendali, peluncuran dan pengendalian pesawat angkasa
luar dan lain-lainnya. Akan tetapi komputer yang memiliki kapasitas besarpun,
tidak akan dapat berbuat apa-apa tanpa “diperintah” oleh manusia melalui
program atau instruksi tertentu. Hasilnya hanya berupa angka-angka, grafik, tabel
dan lain sebagainya. Angka-angka, grafik, tabel dan hasil perhitungan itu hanya
mempunyai makna organisasional setelah diinterprestasikan oleh manusia dan di
manfaatkan oleh manusia untuk berbagai kepentingan, seperti untuk pengambilan
keputusan.
Contoh aktual lain adalah penggunaan robot dalam industri. Dewasa ini
semakin banyak perusahaan, terutama di negara-negara maju dengan tingkat
industrialisasi yang tinggi dan tingkat upah tenaga kerja yang tinggi pula,
menggunakan robot dalam kegiatan produksinya, khususnya dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang sangat rutinistik, repetitif dan mekanistik seperti dalam
perakitan kendaraan bermotor, serta industri-industri lain dan tidak terkecuali
lembaga pendidikan.
Alasan yang digunakan untuk menempuh jalan robotisasi ialah
peningkatan efisiensi dan produktivitas. Diperkirakan, jumlah “populasi” robot
406
akan meningkat dengan sangat pesat dan akan “menular” ke negara-negara yang
akan memasuki era industrialisasi. Penggunaan robot menampilkan dua hal yang
menarik. Pertama, bahwa peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja organisasi
memang merupakan hal yang sangat dibenarkan. Akan tetapi jika penggunaan
mesin-mesin otomatik dan robot mengorbankan kepentingan para anggota
organisasi, kiranya sukar untuk menemukan pembenarannya. Kedua, apabila
karena peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja penggunaan mesin-mesin
tersebut dibarengi oleh usaha memberikan pelatihan bagi para pekerja yang
tugasnya “diambil alih” oleh mesin sehingga mereka dapat dialihkan untuk
melakukan berbagai kegiatan lain yang tidak lagi rutinistik, repetitif atau
mekanistik, barulah dapat dikatakan bahwa pimpinan yang bersangkutan memiliki
persepsi yang tepat tentang pentingnya unsur manusia.
Demikian halnya dengan metode kerja. Menurut Nasir, M, (1988),
menciptakan teknik, metode, mekanisme dan prosedur kerja memang merupakan
hal yang mutlak diperlukan karena manfaatnya yang sangat besar. Sebagaimana
diketahui, setiap organisasi perlu melakukan kegiatan pengembangan sistem
(systems building). Salah satu segi sistem yang amat penting adalah mekanisme
dan prosedur kerja yang baku. Perananya yang utama adalah sebagai “peraturan
permainan” yang mengikat semua orang dalam organisasi. Meskipun gaya
merumuskannya dapat beraneka ragam, biasanya prosedur kerja mengatur
berbagai hal, seperti pola pengambilan keputusan, koordinasi, pendegelasian
wewenang dan hal-hal lain yang dipandang perlu.
Prosedur kerja yang bersifat umum, biasanya disusun dan ditetapkan pula
mekanisme dan prosedur kerja yang menyangkut bidang-bidang fungsional dalam
organisasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Hukor (2013), bagi suatu instansi di
lingkungan pendidikan, baik pemerintah maupun swasta, misalnya, bisa saja
terdapat prosedur kerja di bidang keuangan, kepegawaian, logistik, korespondensi,
kearsipan, tender proyek dan lain sebagainya. Di negara-negara memiliki sistem
administrasi yang sudah mapan, prosedur kerja biasanya dituangkan secara tertulis
dalam bentuk “manual” yang sewaktu-waktu dimutakhirkan agar sesuai dengan
situasi yang paling baru. Bagi suatu organisasi niaga, biasanya terdapat prosedur
407
kerja yang menyangkut berbagai aspek kegiatan perusahaan, seperti keuangan,
kepegawaian, peralatan, produksi, pemasaran, hubungan industrial, promosi
produk dan lain sebagainya.
Terciptanya prosedur kerja yang tersusun rapi dan dinyatakan dalam bahasa
yang mudah dimengerti oleh yang berkepentingan bukanlah tujuan, melainkan
halnya sebagai alat, meskipun alat yang sangat penting. Sebagai alat, prosedur
kerja apabila ditaati oleh semua orang dalam organisasi akan membawa berbagai
akibat positif. Wujud berbagai akibat positif itu, antara lain, melancarkan
koordinasi, menghindari duplikasi, terbinanya hubungan kerja yang serasi,
memperjelas wewenang dan tanggung jawab, menjamin keseimbangan antara hak
dan kewajiban para anggota organisasi dan lain-lain.
Jika dihadapkan dengan tantangan masa depan yang ditandai dengan iklim
kompetisi yang sangat ketat itu, tak pelak lagi bahwa satu-satunya jalan yang
paling efektif bagi bangsa Indonesia adalah mempersiapkan generasi baru yang
memiliki keunggulan pelalui pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Menurut
Noeng Muhadjir (1989) paling tidak dibutuhkan suatu model pendidikan yang
secara efektif mampu melahirkan tipologi manusia yang diharapkan, yaitu model
pendidikan yang mampu mengemban tugas mengejar keahlian yang disyaratkan
dalam kompetisi global.
PENUTUP
Dari pembahasan di muka kiranya jelas bahwa tantangan utama yang harus
dijawab oleh umat manusia di masa depan adalah peningkatan kemampuan untuk
menciptakan organisasi yang lebih baik dan mengelolanya dengan tingkat
efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang semakin tinggi sebagai wahana untuk
mencapai berbagai tujuan yang ingin dicapai. Tantangan tersebut timbul sebagai
akibat dinamika manusia yang pada gilirannya membawa berbagai jenis
perubahan, baik yang terjadi secara internal bagi organisasi manapun yang
sifatnya eksternal.
Peubahan-perubahan internal beraneka ragam bentuknya, seperti perluasan
atau penyempitan usaha dan kegiatan, pemanfaatan teknologi dan sebagainya.
Sedangkan perubahan-perubahan eksternal dapat bersumber dari berbagai faktor
408
seperti faktor ekonomi, hukum, faktor politik, faktor kependudukan, faktor
pendidikan, faktor kesehatan, dan faktor ketidakpastian dalam menghadapi masa
depan. Seluruhnya bermuara pada satu hal, yakni tuntutan yang semakin kuat
terhadap peningkatan kemampuan mengelola sumber daya manusia melalui
pendidikan tinggi yang mumpuni.
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, Ratya. 2008. Pendekatan Ekonomi untuk Analisis Harga. Kencana:
Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2009. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, terjemahan. Ali Akbar Yulianto.
Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2009. Fundamentals of Financial
Management (Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Ke sepuluh).
Jakarta: Salemba Empat.
Drucker, F.P. 1997. The Organizational of the Future. New York: Jossey, Bass.
Inc.
Dessler, Gary. 2000. Human Resource Management, International, Edition,
8th Ed. New Jersey: Prentice Hall, Inc., Upper Saddle River.
Daihani, D. U. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Bandung : PT.Elex
Media Komputindo.
Farantika Destya Angesti.html.file:///E:/Sejarah dan Perkembangan Manajemen
Ilmiah.
Flippo, Edwin B. 1980. Principle of Personnel Management. McGraw-Hill Inc.
Hitt, I. dan Hosskison. 1997. Manajemen Strategis: MenyongsongEra Persaingan
dan Globalisasi. Alih Bahasa, Armand Hedianto, dkk. Jakarta: Erlangga.
http://hukor.kemdikbud.go.id/diknasrokum/index.php/layanan-tata-
pelaksanaan/sistem-dan-prosedur-kerja, 2013.
Moore, H, Frazier. 2004. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
409
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Keempat, terjemahan:
Imam Nurmawan. Jakarta: Erlangga.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bayu Indra
Grafika,
1989.
Nasir, M, 1988, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Indonesia.
Ritzer.1992. Leadership In Human Communication. Boston: Beacon.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas. Bandung: CV
Mandar Maju.