ringkasan -...

27

Upload: vudung

Post on 04-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RINGKASAN

Buruh migran menjadi fenomena tersendiri bagi pemerintah. Mereka dianggap

sebagai pahlawan devisa bagi pemerintah, tetapi ada hal yang tidak tersentuh bagi

mereka setelah menyelesaikan kontrak kerja dengan majikan. Apakah mereka

akan memutuskan untuk melanjutkan kontrak atau berhenti dan kembali ke tanah

air Indonesia dengan segala permasalahannya. Entrepreneurship merupakan salah

satu solusi bagi mereka sebagai bekal setelah meraka kembali dan tidak lagi

menjadi buruh migran. Berdasarkan pada permasalahan tersebut diatas, maka perlu

adanya model guna mencari alternatife pemecahan masalah. Tujuan umum

penelitian ini adalah menghasilkan model pembinaan bagi buruh migran tersebut.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengimplementasikan model

pembinaan kewirausahaan bagi buruh migran yang harapannya berguna setelah

mereka kembali ke tanah air. Desain penelitian adalah multiple case study.

Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan kombinasi (triangulation)

yang meliputi: survey, observasi, field study, PRA (Participatory rural

appraisal) dan action research. Level penelitian adalah eksploratif dan jenis

analisis yang digunakan adalah kualitatif.

Kata Kunci : Entrepreneurship, migrant

PRAKATA

Puji syukur kepada Alloh Swt, dalam kesempatan ini selalu penulis

panjatkan. Dalam penelitian ini penulis mencoba mencari permasalahan mengenai

buruh migran yang bekerja di Luar Negri khususnya Hongkong. Sekembalinya

mereka mengadu nasib di Negri Orang untuk mencari modal setelah mereka

kembali ke Indonesia diharapkan mereka dapat memulai usaha baru dengan bekal

yang sudah mereka miliki.

Penelitian ini bekerja sama dengan pihak KJRI di Hongkong dalam

pengambilan data yang diharapkan dapat memberikan model pembinaan

kewirasusahaan bagi para buruh migran. Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah

model bagi KJRI dalam rangka pembinaan yang telah ada selama ini.

Pada kesepatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak KJRI

Hongkong yang senantiasi meluangkan waktu bagi peneliti dalam memberikan

data, saran dan masukan agar pernelitian ini bermanfaat.

Peneliti

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL …………………………………….. i

RINGKASAN.....………………………………………………… ii

PRAKATA.............................................................................. iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………… iii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………. 4

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN................... 8

BAB IV. METODE PENELITIAN ……………………………….. 9

BAB V. HASIL YANG DICAPAI....................………………… 14

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

\

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran serta dan kontribusi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saat ini

sangat mempunyai andil yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia dalam

menyerap tenaga kerja. Adapun peran lainnya dalam sektor UKM adalah

menjadi subsistem dari koorporasi yang lebih besar. Keterpaduan yang telah

terjadi dalam berinteraksi bisnis dalam tempo yang tidak sebentar, kesejajaran

dalam pemahaman bisnis menjadi kunci suksesnya dalam hubungan bisnis. Oleh

sebab itu diperlukan jiwa entrepreneur yang mempunyai keuletan dalam

melakukan kegiatan bisnisnya. Kemampuan berbisnis tersebut tidak timbul

dengan sendirinya, hal ini karena pemilik usaha yang memiliki talenta atau bakat

usaha, mereka juga terus menerus mengembangkan sistem dan model bisnis.

Termasuk didalamnya usaha penyempurnaan terus menerus (continous

improvement) pengelolaan produk dan jasa sehingga dapat memberikan kepuasan

pelanggan. Sehingga kepuasan pelanggan merupakan hasil dari penerimaan nilai

(value) oleh pelanggan atas pengorbanan atau harga yang dibayar yang melebihi

ekspektasi pelanggan tersebut.

Buruh Migran (TKI) yang bekerja di luar negri dengan segala

keterbatasannya tentu saja berharap setelah menyelesaikan kontrak kerja dan

memiliki sedikit modal tidak kembali lagi ke luar negri untuk menjadi buruh.

Menurut Presiden Susilo Bambang Yudoyono meminta warga Negara Indonesia

yang hendak bekerja di luar negeri untuk bisa menyisihkan sebagaian

pendapatannya guna disimpan sebagai modal untuk pengembagnan usaha setelah

menjadi TKI. (Republika, Rabu 15/12 2010).

Salah satu kegiatan yang mereka harapkan setelah tidak lagi bekerja di

luar negri adalah menciptakan lapangan usaha buat mereka sendiri yaitu dengan

berwirausaha. Akan tetapi hal ini tidak begitu mudah untuk mereka lakukan.

Keterbatasan keterbatasan tersebut mulai dari akses permodalan, kemampuan,

persaingan, pemasaran dan lain lain merupakan kendala yang harus mereka

hadapi. Oleh sebab itu sebelum mereka “mengakhiri” tugasnya diperlukan

pembinaan tentang kewirausahaan bagi para buruh migran agar mereka tidak

kembali lagi menjadi TKI.

Buruh migrant Indonesia yang bekerja di sektor nonformal di Hongkong

sebagai besar adalah pekerja wanita menurut data dari BNP2TKI Tahun 2011

adalah sebanyak (49.112 migran wanita). Mereka bekerja selama 6 hari

perminggu dengan waktu libur 1 hari. Dengan memanfaatkan waktu libur 1 hari

sebagian memanfaatkan organisasi sebagai media untuk berinteraksi social

dengan BMI yang lain. Organisasi Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong

terbilang berkembang dan maju dibanding organisasi BMI yang ada di negara

lainnya. Hal itu disebabkan Hong Kong merupakan negara yang menjunjung

nilai-nilai persamaan hak, tidak membeda-bedakan manusia dan latar

belakangnya. Begitu pula dengan kebebasan berorganisasi di Hong Kong dijamin

sepenuhnya oleh pemerintah, sehingga BMI di Hong Kong memunyai kebebasan

untuk berorganisasi dan berserikat sesuai dengan keinginan. Di Hong Kong ada

banyak sekali organisasi dan asosiasi yang didirikan oleh BMI di antaranya adalah

Indonesian Migrant Worker Union (IMWU), Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia

(ATKI), Koalisi Tenaga Kerja Indonesia Hong Kong (KOTHIKO), dan masih

banyak lagi komunitas BMI lainnya. Selain IMWU, di Hong Kong masih ada

banyak organisasi yang bergerak di pelbagai bidang, seperti organisasi BMI yang

fokusnya hanya pada kegiatan kebudayaan dan seni, olahraga, agama (dakwah),

menulis (Lingkar Pena), investasi atau usaha, dan masih banyak lagi. Untuk

mempererat hubungan organisasi yang ada, di Hong Kong juga ada Koalisi

Organisasi Tenaga Kerja Indonsia di Hong Kong (KOTKIHO).

Koalisi ini bertujuan untuk menyediakan wadah pemersati bagi organisasi

BMI yang ada dan melakukan kerja kerja social dengan mendirikan pusat

pelatihan untuk buruh migrant, menyediakan pelayanan advokasi bagi BMI yang

bermasalah. Selain melakukan kerja social tersebut, tugas penting organisasi

tersebut membabangun kerjsama dan komunikasi dengan organisasi buruh

migrant dari Negara lain.

Salah satu wujud peran KOTHIKO membangun komunikasi dengan

organisasi buruh lainnya adalah menjadi anggota Coalition for Migrant Rights

(CMR) sebuah koalisi organsiasi buruh migran lintas bangsa di Hong Kong.

Koalisi ini terdiri dari berbagai macam organisasi buruh migran, seperti Filipina,

Nepal, Thailand, dan Srilangka. Selain itu, KOTHIKO juga mengambil peran

aktif dalam pendirian Asian Domestic Workers Alliance (ADWA) yang

merupakan aliansi organisasi buruh migran Penata Laksana Rumah Tangga di

seluruh Asia. (BMI Hongkong 2012)

Kesempatan berorganisasi di Hong Kong tidak hanya berjejaring dengan

organisasi asal Indonesia saja, akan tetapi dengan orgenisasi buruh migran dari

negara lain, seperti Philipina, Srilanka, Thailand, dan India. Pada waktu-waktu

tertentu organisasi BMI di Hong Kong juga selalu dilibatkan dalam rapat-rapat

oleh pemerintahan Hong Kong dan juga perwakilan indonesia yang ada di sana

sekalipun seringkali berseberangan. (Narsidah & Fika Murdiana R).

Dari berbagai macam organisasi buruh migran tersebut yang menjadi

permasalahan adalah perlunya pembinaan bagi para buruh migran itu sendiri.

Tanpa adanya pembinaan, pengarahan dan tentu saja pengarahan organisasi

tersebut hanya sebagai tempat berkumpul selama mereka bekerja tanpa

memperhatikan nasib mereka setelah menyelesaikan kontrak kerja dengan

majikan. Sehingga diperlukan pembinaan dan pengarahan tentang kewirausahaan

bagi BMI setelah mereka pulang ke Indonesia untuk memulai usaha mereka yang

baru.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan untuk berdiri sendiri atau mandiri

dalam menghasilkan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya dengan segala

bentuk inovasi, kreatifitas atas sumber yang dimiliki sendiri. Menurut Stoner,

et.al, (2004:162), kewirausahaan mempunyai paling sedikit empat manfaat sosial,

yaitu: (1) Memperkuat pertumbuhan ekonomi; (2) Meningkatkan produktifitas;

(3) Menciptakan teknologi, produk, dan jasa baru; (4) Perubahan pasar atau

meremajakan persaingan pasar. Berbagai definisi dikemukakan oleh para peneliti

dalam bidang kewirausahaan, beberapa definisi kewirausahaan adalah sebagai

berikut:

1. Menurut (Peter F Druker ) adalah kemampuan untuk menciptakan yang baru

dan berbeda.

2. Arif F Hadipranata, adalah adalah sosok pengambil resiko yang diperlukan

untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan baik

financial maupun non financial.

3. Robin and Coulter adalah proses dimana individu atau kelompok

menggunakan upaya yang teroganisir dan sarana untuk mencari peluang

untuk menciptakan nilai tambah dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan

dengan inovasi dan keunikan dengan tidak melihat sumberdaya yang

digunakan.

2.2 Karakteristik Kewirausahaan

Kewiraushaan ditandai dengan beranekaragam yaitu penggantian dari

perusahaan dan masyarakat. Perubahan ini diakibatkan oleh adanya kebutuhan,

keinginan untuk mengambil resiko, percaya diri yang kuat dan kemauan untuk

berwirausaha.

Menurut Justin G Longenecker (2001:10) ada beberapa karakteristik

tentang wirausaha sebagai berikut :

a. Kebutuhan akan keberhasilan

Setiap orang berbeda akan tingkat kebutuhan dan keberhasilannya. Orang

memiliki tingkat kebutuhan dan keberhasilan yang rendah telihat puas

dengan status yang dimilikinya. Pada sisi orang dengan tingkat kebutuhan

dan keberhasialan yang tinggi senang dengan standar keunggulan dan

memilih bertanggungjawab secara pribadi atas tugas yang dibebankannya.

b. Keinginan untuk mengambil resiko

Resiko yang diambil oleh wirausahawan dalam memulai atau menjalankan

bisnisnya berbeda-beda. Dengan menginvestasikan uang yang dimilikinya,

mereka mendapat resiko keuangan.

c. Percaya diri

Keyakinan pada dirinya sendiri merasa dapat menjawab tantangan yang

ada didepan mereka. Mereka mempunyai pemahaman atas segala jenis

masalah yang mungkin muncul.

d. Keinginan kuat untuk berbisnis

Banyak wirausaha memperhatikan tingkat keingintahuannya yang dapat

disebut sebagai keinginan kuat untuk berbisnis dengan tujuan apapun,

menciptakan ketabahan dan kemauan untuk bekerjakeras.

Seseorang wirausaha dapat dikatakan sukses adalah mereka yang memiliki

kompetensi, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu yang meliputi

sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan

bisnisnya. Dalam berwirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan tapi juga

keterampilan. Keterampilan-keterampilan tersebut di antaranya keterampilan

manajerial (managerial skill), keterampilan konseptual (conceptual skill) dan

keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill) dan

keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan (decision making

skill), keterampilan mengatur dan menggunakan waktu (time management skill),

dan keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Akan tetapi memiliki

pengetahuan dan keterampilan saja tidaklah cukup. Wirausaha harus memiliki

sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang

dilakukannya.

2.3. Pengertian Cultural Kewirausahaan

Seperti organisasi lain bisnis keluarga mengembangkan cara tertentu

dalam melaksanakan segala sesuatu dan prioritasnya. Prilaku dan kepercayaan

yang khusus ini membentuk akan budaya baru dalam berwirausaha. Sebagai

karyawan dan juga anggota keluarga memuali dalam usaha dengan menggunakan

pandangan dan cara pengoperasian yang berbeda juga. Nilai yang ada dan berbeda

tentu saja akan mendorong bagi wirausahaan dalam mendirikan usaha sehingga

didapat keuntungan yang kompetitif. Dalam bisnis keluarga nilai utama adalah

pendiri usaha yang mungkin merupakan budaya bisnis dan etika keluarga.

Menurut W.Gibb Dyer,Jr (1986) “budaya dalam bisnis keluarga adalah

pengalihan kepemimpinan dari satu generasi ke genarasi dikaitkan dengan

perubahan di dalam pola bisnis keluarga”. Budaya bisnis tersebut meliputi

tingkah laku dan keyakinan yang berbeda-beda.

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan usaha yang dilakukan baik

oleh individu maupun kelompok kecil dengan usaha rumahan. Kegiatan yang

dilakukan tersebut dapat berupa pengolahan produk, jasa maupun perdagangan.

Berdasarkan data resmi dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Tahun 2012 bahwa jumlah usaha mikro kecil dan menengah dalam menyerap

tenaga kerja berjumlah 101.722.458 orang dengan prosentasi (97,24%) yang

terbagi atas Usaha Mikro sebesar 94.957.797 orang (90,77%) , Usaha Kecil

3.919.992 orang (3.75%), Usaha Menengah 2.844.669 orang (2,72%), sedangkan

Usaha Besar 2.891.224 orang (2,76%). Dari data tersebut ternyata jumlah usaha

mikro, kecil dan menengah sangat dominan dalam perekonomian mandiri di

Indonesia. Hal ini cukup menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup banyak.

Sehingga kemandirian bagi dan peluang dalam membuka usaha dan lapangan

perkerjaan cukup terbuka lebar. Sedangkan jumlah UMKM menurut Departemen

Koperasi dan UKM tahun 2012 usaha UMKM berjumlah 55.206.444 (99,9).

Kewirausahaan Cultural (Cultural entrepreneurship) merupakan

paradigma baru dalam dunia bisnis. Cultural entreperenur sebagai sebuah jenis

bisnis / usaha masih belum banyak dipahami oleh para pihak. Dibandingkan

dengan beberapa negara lainya kita masih tertinggal dalam pengembangan

cultural entrepreneur ini. Di negara lainya sudah berkembang dengan pesat,

tidak heran telah lahir begitu banyak layanan pendukung untuk pengembangannya

ini. Layanan yang berkembang untuk mendukung cultur entrepreneur ini antara

lain adalah layanan dalam akses permodalan, layanan dalam pelatihan dan lain

lain. Model Kewirausahaan Cultural dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Pola Bisnis

Paternalistik Laissez –Faire Partisipasi Profesional

Konfigurasi Budaya Perusahaan Keluarga

Pola Pemerintah Paper Bord Ruber-Stamp Board Advisory Board

Pola Keluarga

Patriakal Kolaborasi Konflik

Gambar 1.1 Cultural Change In Family Firms

Dengan semakin berkembangnya budaya enterpreneurship , maka pola

pelatihan dan pembinaan bagi buruh migran diharapkan dapat memberikan

kompetensi kewirausahaan bagi buruh migran setelah menyelesaikan kontrak

kerjanya. Adapun tujuan pembinaan pengembangan kewirausahaan mencakup

pada pemahaman konsep to know, to do, dan to be entrepreneur dengan sasaran

memupuk jiwa enterpreneurship secara sistematik sehingga dapat terbangun

motivasi, mental dan karakter enterpreneur dalam berwirausaha bagi buruh

migran setelah menyelesaika kontrak kerja dan kembali ke tanah air.

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari karakteristik buruh migran dan menyusun kebijakan teknis

terkait pelatihan dan pembinaan kewirausahaan bagi buruh migran.

b. Mendesain kerangka kelembagaan untuk mendorong pengembangan

kewirausahaan bagi buruh migran.

c. Menelusuri berbagai potensi yang dimiliki buruh migran dalam rangka

pengembangan kewirausahaan.

d. Menyusun model pelatihan dan pembinaan kewirausahaan bagi buruh

migran berdasarkan potensi yang mereka miliki.

3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Membuat model pembinaan kewirausahaan bagi buruh migran.

b. Sebagai bahan rujukan bagi pihak KJRI dan Instansi terkait dalam

pembinaan kewirausahaan bagi buruh migran

c. Sebagai model pelatihan dan pembinaan bagi buruh migran.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Terdapat tiga metode yang digunakan, yakni : (1) Pertanyaan terstruktur

(kuesioner) (2) Pengumpulan data sekunder dan (3) Tehnik Participatory Rural

Apraisal Triangulasi

4.2 Penelitian Tahun I

Dalam penelitian tahun I bertujuan untuk :

1. Menghasilkan gambaran tentang kondisi sosial, ekonomi, dan budaya

organisasi buruh migran (BMI) Hongkong yang menjadi dasar

penyusunan model kelembaga kewirausahaan .

2. Data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah data primer

yang terdiri aspek sosial, ekonomi dan budaya organisasi buruh migrant.

Sedangkan metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik

wawancara secara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan.

Penggunaan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal ) dimaksudakan

untuk memperdalam dan memperjelas informasi yang telah diperoleh.

Wawancara dilakukan dengan memperhatikan heterogenitas dan strata

sosial masyarakat dan melihat jarak tempat tinggal dari sumber dampak.

Disamping wawancara juga digunakan kuesioner terstruktur yang terkait

dengan aspek-aspek yang akan diteliti.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari anggota BMI yang berada pada obyek

penelitian dengan sistem stratified sampling. Adapun data yang dikumpulkan

adalah sebagai berikut:

a. Data Organisasi Buruh Migran (BMI)

Parameter Metode Analisis

Nama Organisasi

Jenis Kegiatan

Anggota Organisasi

Sarana dan Prasana

Data Sekunder

Deskriptif

b.Data Buruh Migran

Parameter Metode Analisis

Buruh migran yang

mempunyai keinginan untuk

belajar kewirausahaan

Kuesioner Deskriptif

4.3.Bagan Alir Penelitian

Dalam penelitian ini digambarkan proses kegiatan selama penelitian

dilakukan. Pada tahun pertama dilakukan studi lapangan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi masalah disetiap Oraganisasi Buruh Migran. Pada kegiatan ini

dilakukan teknik observasi kelapangan baik melalui wawancara, penyebaran

kuesioner maupun pendeketan lainnya. Diharapkan pada penelitian tahun pertama

dapat diperoleh gambaran serta model yang tepat untuk membentuk pembinaan

kewirausahaa bagi buruh migran. Berikut bagan alir Tahun 1 penelitian sebagai

berikut :

Studi

Lapangan

Identifikasi dan

Perumusan masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan data

Kajian Kewirausahaan

sebagai bentuk pembinaan

kewirausahaan bagi buruh

migran Pengolahan Data

Hasil Kegiatan Penelitian

tahun 1

4.1 Gambar Bagan Alir Penelitian Tahun 1

4.4.Diagram Fishbone

Diagram ”Tulang Ikan” atau Fishbone diagram sering pula disebut Ishikawa

diagram i diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Jepang. Gasversz (1997:

112) mengungkapkan bahwa ”Diagram sebab akibat ini merupakan pendekatan

terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam

menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan

yang ada. Selanjutnya diungkapkan bahwa diagram ini bisa digunakan dalam

situasi: 1) terdapat pertemuan diskusi dengan menggunakan brainstorming untuk

mengidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi, 2) diperlukan analisis lebih

terperinci terhadap suatu masalah, dan 3) terdapat kesulitan untuk memisahkan

penyebab dan akibat. Berikut disarikan dari Gasversz (1997, 112:114) tentang

langkah-langkah penggunaan diagram Fishbone.

1) Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan diungkapkan

masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah (problem question).

2) Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan

teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide

berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.

3) Gambarkan diagram dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi kanan

(membentuk kepala ikan) dan kategori utama seperti: material, metode,

manusia, mesin, pengukuran dan lingkungan ditempatkan pada cabang-

cabang utama (membentuk tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama ini

bisa diubah sesuai dengan kebutuhan.

4) Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan

menempatkan pada cabang yang sesusai.

5) Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan ”mengapa?” untuk

menemukan akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebab masalah

itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk

tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita adapat

menggunakan teknik bertanya mengapa lima kali (Five Why).

6) Interpretasikan diagram sebab akibat itu dengan melihat penyebab-penyebab

yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui

konsensus tentang penyebab itu. Selanjutnya fokuskan perhatian pada

penyebab yang dipilih melalui konsensus itu.

7) Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat itu

dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif,

serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang

dilakukan itu efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah

yang dihadapi. Berikut gambaran umum tentang model tulang ikan

Gambar 4.3. Model Tulang Ikan

Berikut ini permasalah penelitian dengan menggunakan diagram fishbone

sebagai berikut :

Manusia Metode

-Tidak ada Pem - Tidak ada metode pembinaan

binaan - Tidak ada peran serta Pemerintah

-SDM Rendah

PROBLEM

-Belum Modul - Waktu Terbatas

Pembinaan - Tempat yang terbatas

Material Sarana dan Prasarana

Berdasarkan diagram Fishbone tersebut diatas diketahui bahwa ada beberapa

permasalahan dalam pembinaan kewirausahaan bagi buruh migrant di Hongkong

sebagai berikut :

1. Manusia : Tidak ada pembinaan dan SDM yang rendah

2. Metode : Tidak ada metode pembinaan yang tepat bagi buruh migrant

serta tidak ada peranserta dari pemerintah

3. Material : Belum ada modul pembinaan

4. Sarana dan Prasaran : Waktu yang terbatas dari para buruh dan tempat

pembinaan yang terbatas

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

5.1 Gambaran Pengambilan Data

Pelaksanaan kegiatan penelitian dalam rangka pengambilan data

dilaksanakan mulai tangggal 24 April 2015 sampai 1 Mei 2015 untuk tahap

pertama (I) . Dalam pengambilan data ini peneliti menemui Consul Jendral

bagian Sosial, Ekonomi dan Kebudayaan Bapak Panky, yang telah memberikan

banyak gambara tentang keberadaan organisasi Buruh Migran Indonesia yang

bekerja di Hongkong.

Dalam melakukan pembinaan kepada para buruh migran pihak KJRI telah

berupaya melakukan pembinaan dengan melakuka berbagai macam program yang

telah dirancang oleh pihak KJRI. Program yang dirancang dan dibuat tersebut

adalah :

a. Welcoming Program

Adalah merupakan suatu program untuk para buruh migran yang baru

datang di Hongkong dalam rangka menyiapkan kesiapan untuk bekerja di

tempat majikan yang baru. Program ini bekerja sama dengan para agen

penyalur tenaga kerja dalam melakukan pembinaan bagi para buruh

migran yang baru datang di Hongkong untuk dilakukan pemahaman

pekerjaan dan perkenalan terhadap lingkungan perkerjaan. Dalam

pelatihan ini pihak KJRI bekerja sama dengan pihak terkait, terutama

pihak ketenagakerjaan, biro hukum, perbankan dan lain lain. Ini

dimaksutkan agar para buruh migran setelah nantinya berkerja dengan

majikan dapat memahai budaya, aturan dan perundang-undangan yang

berlaku, termasuk perbankan, dimana setelah menerima gaji uang tersebut

tidak dihabiskan begitu saja.

b. During Stay

Dalam program ini lebih dititik beratkan bagi para buruh migran yang

dalam kesehariaannya memiliki waktu luang untuk dimanfaat dalam

melakukan pelatihan/kursus atau pendidikan lebih lanjut. During stay

merupakan wahana bagi buruh migran dalam mengembangkan bakatnya

atau mencari keahlian lain sebagai bekal nantinya setelah tidak lagi terikat

kontrak bekerja diluar negri. Pihak KJRI memberikan kebebasan kepada

para buruh migran (biasanya pihak KJRI memberikan Fasilitas tempat

pertemuan) sebagai bentuk keinginan untuk mengembangkan karir dirinya.

Sebagai bentuk kegiatan tersebut antara lain : Pelatihan

Akuntansi/manajemen, Kewirausahaan, Kursus memasak, rias dan lain

lain. Kegiatan tersebut biasanya mendatangkan pembicara dari Indonesia

dalam rangka melakukan pembinaan/pemateri dalam kegaitan tersebut.

c. Exist Program

Program ini merupakan bentuk program yang diberikan kepada para buruh

migran yang mempunyai keinginan untuk mengakhiri kontrak bekerja dan

tidak kembali lagi menjadi buruh di Hongkong. Program ini memberikan

pemahaman dan pembekalan setelah mereka kembali ke Indonesia.

Pembekalan yang diberikan dapat berupa trik trik berusaha dimana mereka

tinggal nantinya.

Keberadaan para buruh migran dalam berorganisasi diwadahi dalam

berbagaimacam organisasi antara lain : Forum Lingkar Pena,Sanggar Budaya dan

Majelis Dzikir. Organisasi tersebut banyak sekali membantu para buruh migran

dalam berorganisasi untuk menyalurkan bakatnya masing masing. Dalam

melakukan kegiatan tersebut organisasi buruh migran bekerja sama dengan pihak

KJRI. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi bagi mereka dalam

melakukan kegiatan tersebut.

Organisasi organisasi buruh migran biasanya berdiri atas kesamaan nasib,

suku atau agama. Organisasi tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan mereka selama

mereka libur dalam baik hari libur nasioanal Hongkong maupun hari minggu yang

merupakan hak mereka. Sebagai gambaran dalam penelitian ini, dalam tahap awal

peneliti mengambil data di KJRI sebagai data awal tentang keberadaan organisasi

buruh migran yang ada di Hongkong. Sedangkan untuk kajian kelembagaan,

sosial ekonomi dan budaya data tahap ke 2 baru akan diambil oleh peneliti di

bulan Agustu tahun 2015.

Berikut ini kegiatan peneliti dalam pengambilan data dan pengamatan peneliti

selama melakukan kegiatan di Hongkong :

1. Kantor KJRI Hongkong

2. Peneliti Dengan Consul sosekbud dalam rangka pengambilan data

3. Suasana kegiatan buruh migran di Victory park hari minggu

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

6.1 Pengambilan Data

Adapun tahapan berikutnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan data tahap ke 2 yang direncanakan bulan agustus tahun 2015

tentang data sosial, ekonomi dan budaya organisasi buruh migran yang

sudah diamati dan didapatkan dari pihak KJRI Hongkong.

2. Peneliti melakukan wawancara dengan organisasi yang buruh migran

tentang sosial ekonomi dan budaya dalam rangka penyusunan

kelembagaan buruh migran

3. Pengambilan data potensi, kendala, manfaat pembinaan bagi buruh migran

tentang model kewirausahaan yang sesuai bagi buruh.

6.2. Pengolahan Data

1. Melakukan pengolahan data yang diperoleh baik data primer maupun data

sekunder.

2. Melakukan pemodelan awal sebagai gambaran organisasi buruh

migran dalam rangka pembinaan kewirausahaan dalam penelitian tahun I

ini

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam laporan kemajuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Dengan keterbatasan sosial, ekonomi dan budaya organisasi buruh

migran mecoba untuk tetap eksis meskipun berada di negri orang.

2. Rasa senasib menjadi buruh migran menjadi kekuatan bagi organisasi

untuk tetap melakukan akifitasnya.

3. Masih banyak kendala yang dihadapi organisasi tersebut dikarenakan

keterbatasan waktu, kontrak kerja dan SDM.

7.2. Saran

Adapun saran dalam laporan kemajuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Perlunya ruang publik yang memadai dari pihak pemerintah RI (KJRI)

dalam memberikan ruangan sebagai perwakilan organisasi buruh.

2. Perlunya pembinaan kepada organisasi buruh, dan mendata organisasi

buruh tersebut.

3. Memberikan pembinaan yang terstruktur kepada organisasi buruh.

DAFTAR PUSTAKA

Braun, Karen. Social Entrepreneurship: Perspectives on an Academic Discipline.

Theory in Action, Vol. 2, No. 2, April 2009. Hal. 34

Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas Penerapan Konsep-Konsep

Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Hendrik Budi Untung. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta : Sinar

Grafika. hlm. 23

John Elkington & Pamela Hartigan, 2009. The Power of Unreasonable People:

How Social Entrepreneurs Create Markets That Change the World. Chapter

1: Creating Successful Business Models. USA: Harvard business school

press. page. 76

Labour Departement, 2015, Pedoman Praktis Untuk Pramuwisma Asing,

Government Logistic Depatemen.

Miller, D.and Friesen, P. H, 1983, Strategy-making and Environment: the third

link, Strategi Management Journal, Vol.4.

Peter Drucker, 1985. Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles.

New York: William Heinemann Ltd. hlm. 67

Puspowarsito. AH, 2006, Hubungan Antara Keusahawanan Serikat dengan

Prestasi Serikat : Campuran Pemasaran dan Perserikatan Bisnis Sebagai

Moderator, Disertasi, Universitas Sains Malaysia (USM).

Roger, Martin L., [i Sally, Osberg (2007) Social Entrepreneurship: The Case for

Definition, Leland Stanford Jr. University: 35

Shane, S & Venkataraman, S, 2000, The Promise of Entrepreneurship as a Fild of

Research, Academic Management Review, Vol.25.

Stoner, A.F, James, et. Al, 2004, Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Alih

Bahasa: Alexander Sindoro, Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.

Vasudha Vasakaria. A Study on Social Entrepreneurship and the Characteristics

of Social Entrepreneur, The Icfaian Journal of Management Research, Vol.

VII, No. 4, 2008. Hlm. 35

Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility: Prinsip,

Pengaturan dan Implementasi. Malang : In-Trans Publishing