seminar-lokakarya – ” collaborative action pemerintah dan pengusaha
DESCRIPTION
Urgensi Internalisasi Sistem Integritas dan Anti korupsi dalam Public Service Dr. Agung Djojosoekarto Program Director – Partnership for Governance Reform Disampaikan dalam. Seminar-Lokakarya – ” Collaborative Action Pemerintah dan Pengusaha - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Urgensi Internalisasi Sistem Integritas dan Anti korupsi dalam Public Service
Dr. Agung DjojosoekartoProgram Director – Partnership for Governance Reform
Disampaikan dalam
Seminar-Lokakarya – ”Collaborative Action Pemerintah dan Pengusaha
dalam Pengarusutamaan Prinsip Integritas Pengadaan Barang dan Jasa Publik” Yogyakarta, 13 Agustus 2012
Dampak korupsi dan sistem integritas yang tidak efektif Buruknya keadilan distributif dan ketidak-merataan
pelayanan publik dan pemenuhan hak-hak rakyat secara maksimal
Pemborosan dan penyalahgunaan terhadap keuangan dan kekayaan negara
Volatilitas dan kerentanan investasi publik dan swasta Membuka dan meningkatkan kejahatan terhadap
keuangan dan kekayaan negara secara nasional dan transnasional
Tata pemerintahan yang tidak demokratis dan pendalaman otoritarianisme birokrasi
………….
Semuanya mengarah dan menyumbang terdapat terjadinya FAILING STATE ..
Target-target Pemerintah terkait Integritas .. (sumber: Bappenas)
INDIKATOR SUMBERTAHUN DAN STATUS CAPAIAN
TARGET20142009 2010 2011
PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BEBAS KKN
IPK TI 2.8 2.8 3.0 5.0
Opini WTP BPK atas LKKL (Pusat) BPK 41% 56,41% 63% 100%
Opini WTP BPK atas LKPD (Daerah) BPK 2,68% 3% 9% 60%
Jumlah LPSE LKPP 33 137 352 95%
Jumlah K/L yg telah Memiliki Peraturan tt SPIP BPKP - 7 47 100%
Jumlah Pemda yg telah Memiliki Peraturan tt SPIP BPKP - 325 442 100%
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Integritas Pelayanan Publik (Pusat) KPK 6,64 6,16 7,07 8.0
Integritas Pelayanan Publik (Daerah) KPK 6,46 5,26 6,00 8.0
Peringkat Kemudahan Berusaha IFC/WB 115 126 129 75
Jumlah PTSP di Daerah (Prov/Kab/Kota) MENPAN 360 394 420 100%
KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
K/L yg Telah Melaksanakan RB MENPAN 5 14 16 100% K/L/Prov, 60% Kab/Kota
Instansi Pusat yg Akuntabel MENPAN 47,37% 63,29% 82,93% 100%
Instansi Provinsi yg Akuntabel MENPAN 3,76% 31,03% 63,33% 80%
Instansi Kab/Kota yg Akuntabel MENPAN 5,08% 8,77% 12,78% 60%
Mengapa timbul masalah integritas dan korupsi? Aktor (pemerintah, swasta, masyarakat sipil)
akan melanggar prinsip-prinsip integritas atau melakukan korupsi, jika jumlah insentif dan kemanfaatan (langsung atau tidak langsung) yang didapat lebih besar dari hukuman atau sanksi
Pelanggaran integritas dan korupsi terjadi karena monopoli kekuasaan serta kewenangan menjalankan kebijakan (discretionary) yang begitu besar tanpa adanya keterbukaan dalam tata pemerintahan dan lemahnya ketanggung-gugatan (accountability)
Tantangan laten dalam membangun sistem integritas .. (1) Kultural:
Birokrasi patrimonial diskresi terlalu besar; tidak demokratis; pemerintahan tidak terbuka; patronase
Tradisionalisme upeti dianggap wajar; percampuran public property/utility dan private property/utility; ‘meng-keluarga-kan’ etika dalam tata pemerintahan
Struktural: Birokrasi-otoritarian Pemerintah sebagai pemilik dan
pengatur absolut; manajemen pemerintahan tertutup; kepemimpinan yang lemah atau buruk; buruknya insulasi birokrasi
Internalisasi pembiayaan politik untuk partai politik dan politisi; korupsi, penyalahgunaan dan maladministrasi sistemik; manajemen aset negara tertutup
Rule of law yang tidak efektif atau lemah defective lawyers; peraturan perundang-undangan yang ambigu dan not-sanctionable; ketanggung-gugatan tidak efektif atau minimal
Tantangan laten dalam membangun sistem integritas .. (2) Individual:
Moral dan integritas serakah, menciptakan kesempatan, kondisi lingkungan dan toleransi negatif;
Eksklusifisme klientilistik politik dagang dan balas budi;
Institusional: Failing state institutionalisation peraturan
perundang-undangan dibuat oleh politisi korup; institusionalisasi minimalis; tingkat perbenturan institusional tinggi
Corrupt institutionalisation regulatory framework memberi incentives to corrupt; hukuman minimal; koruptor terhukum minimal boleh masuk pemerintahan
Institusionalisasi sistem integritas harus sistemik ..
Indikator kinerja dan institusionalisasi sistem integritas dan anti-korupsi .. Adanya mekanisme kelembagaan dalam mencegah pelanggaran
kekuasaan dan kewenangan: Peraturan-peraturan Civil Service; adanya mekanisme Whistle-Blowing; Peraturan
pengadaan barang dan jasa; privatisasi dan usaha milik negara Mekanisme Ombudsman dan pengaduan publik; institusionalisasi audit atau
pemeriksaan yang bisa dipercaya; sistem perpajakan dan pabean; aturan perijinan usaha
Kefektifan mekanisme kelembagaan dalam pencegahan dan penindakan Akuntabilitas pemerintahan eksekutif; akuntabilitas pemerintahan legialatif;
akuntabilitas pemerintahan yudikatif; akuntabilitas perencanaan dan penganggaran negara; akuntabilitas penggunaan uang dan kekayaan negara lainnya
Pelaksanaan dan penegakan undang-undang anti-korupsi, efektivitas penegakan kekuasaan hukum
Akses masyarakat sipil atau warga negara dan publik untuk menuntut ketanggung-gugatan politisi dan pejabat-pejabat pemerintahan Profesionalisme CSO; profesionalisme media; akses publik terdahap informasi
pemerintahan dan pejabat politik-pemerintahan; keterbukaan manajemen pemerintahan
Partisipasi warga negara dalam pemilihan umum dan pemberian sanksi sosial; integritas sistem pemilihan umum; keterbukaan dan akuntabilitas pembiayaan politik