seminar kerja praktek.pptx

14
LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT. PERTAMINA (PERSERO) SPBU SUAK RAYA 14.236.480 DI SUSUN OLEH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS TEUKU UMAR ACEH BARAT 2015 NAMA : RULI ASRULLAH NIM : 07C10207030

Upload: johny-iskandar-nst

Post on 13-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Slide 1

LAPORAN KERJA PRAKTEKPENERAPAN ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT. PERTAMINA (PERSERO) SPBU SUAK RAYA 14.236.480

DI SUSUN OLEH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRIF A K U L T A S T E K N I KUNIVERSITAS TEUKU UMARACEH BARAT2015

NAMA: RULI ASRULLAHNIM: 07C10207030

BAB 1PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas.

Menurut perkiraan International Labour Organization (ILO), setiap tahun di seluruh dunia terjadi 2,2 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan.

Selama tahun 2010 di Indonesia, berdasarkan laporan dari daerah, terjadi kasus kecelakaan kerja sebanyak 98.711 kasus. Sedangkan berdasarkan data semester I Tahun 2011 jumlah kecelakaan kerja adalah 48.511 kasus. Ditinjau dari sumber kecelakaan, penyebab terbesar adalah mesin, pesawat angkut dan perkakas kerja tangan.

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Aceh jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2002 sampai dengan 2006 mencapai 1.192 pekerja

Di Kabupaten Aceh Barat jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Karya Tanah Subur, angka kecelakaan kerja dari kurun waktu 2 (dua) tahun , pada tahun 2012 terdapat 8 pekerja dan pada 2013 terdapat 11 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja Rumusan Masalah

3Tujuan

4Asumsi yang DigunakanKondisi perusahaan tidak berubah selama kerja praktek. Tidak ada perubahan metode kerja selama kerja praktek berlangsung. Batasan MasalahKerja praktek yang dilakukan adalah mengenai bahaya yang terjadi disebabkan oleh manusia atau peralatan yang bekerja serta lingkungan kerja dengan pengamati langsung.Hal yang di pertimbangkan oleh perusahaan seprti atribut-atribut pada Alat Pelindung Diri (APD) dalam penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja.

LANDASAN TEORI

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu keilmuwan multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan kerja.

Menurut Sumamur, (1996), keselamatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum.

Adapun indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputiFaktor manusia/pribadi (personal factor) Faktor kerja/lingkungan

Menurut Budiono dkk (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain : Beban kerja Kapasitas kerja Lingkungan kerja

Manajemen sebagai satu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan eksak tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan organisasi. Manajemen seharusnya menyadari (Silalahi, 1995) : Adanya biaya pencegahan Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan Antara biaya pencegahan dan kerugian akibat kecelakaan terdapat selisih yang sukar ditetapkan Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan, dan proses. Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD

Alat Pelindung Diri merupakan salah satu kendali resiko yang diterapkan guna melindung para pekerja dari cedera saat sedang melakukan pekerjaannya. Jika dilihat dari hirarki kendalialat pelindung diri ini berada di posisi paling terakhir. APD bukanlah cara terbaik mencegah kecelakaan karena masih bergantung kepada individu masing-masing. Adapun alat pelindung diri diantaranya yaitu :Kaca Mata (Safety Glasses)Sepatu Safety (Pengaman)Sarung tangan (Safety Gloves)Topi PengamanPelindung TelingaPelindung PernafasanAlat-alat pelindung diri lainnya.

Alasan Pentingnya Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Ada beberapa alasan pentingnya memperhatikan masalah kesehatan dankeselamatan karyawan dalam bekerja menurut Ridley (2008) yaitu :KemanusiaanEkonomiUU dan PeraturanNama Baik Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASANProses Operasional SPBU Suak Raya 14.236.480Penerimaan/supplyMobil TangkiPenimbunan/storageTangki timbunPenyaluran Ke Konsumen

Gambar diatas menjelaskan kegiatan operasional di SPBU Suak Raya 14.236.480, Kegiatan operasional SPBU Suak Raya 14.236.480 meliputi penerimaan, penimbunan dan penyaluan BBM. Proses penerimaan BBM dilakukan melalui mobil tangki. Proses kedua yaitu penimbunan BBM dilakukan dengan menggunakan tangki timbun dengan kapasitas yang berbeda sesuai dengan jenis BBM, untuk BBM jenis solar 16 liter, pertamax 8 ton dan jenis BBM premium/bensin adalah 32 liter.

Penerapan K3 Di SPBU Suak Raya 14.236.480Adapun Penerapan K3 Di SPBU Suak Raya 14.236.480 diantaranya yaitu :Disaat pembongkaran BBM dari Tangki Mobil ke Tangki Timbun.

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Standar Kinerja K3 yang di Terapkan SPBU Suak Raya 14.236.480Adapun Peraturan K3 SPBU Suak Raya 14.236.480 diantaranya yaitu :Dilarang MerokokDilarang Menyalakan ApiDilarang Menggunakan Telepon SelularJagalah KebersihanDilarang memotret

Rambu-Rambu Larangan Bahaya di SPBU Suak Raya 14.236.480Program Pengendalian Resiko yang di Terapkan SPBU Suak Raya 14.236.480Program Pengendalian Resiko yang di Terapkan SPBU Suak Raya 14.236.480 diantaranya meliputi :Engineering ControlPersonal Protective Equipment (PPE)Pengukuran PerformancePenanggulangan Keadaan Darurat

Penerapan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Bagian Penerimaan SPBU Suak Raya 14.236.480 Pada bagian penerimaan merupakan proses penerimaan minyak dari mobil tangki ke tangki timbun penggunaan alat pelindung diri sangat diwajibkan demi keselamatan pekerja guna menghindari keselamatan kebakaran, dan lain sebagainya.

Sedangkan Penerapan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Bagian Penimbunan/Storage di SPBU Suak Raya 14.236.480Pada bagian penimbunan/storage merupakan proses penyimpanan BBM sementara sebelum disalurkan ke konsumen/masyarakat. Adapun tahapan pada proses ini dimulai dengan cara memompa BBM langsung dari mobil tangki. Kegiatan pasca penimbunan produk premium, bio solar dan pertamax berupa pengukuran stock tangki timbun yang dilakukan setiap hari meliputi pengukuran ketinggian minyak, sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) Pertamina.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBentuk Penerapan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di SPBU Suak Raya 14.236.480 adalah penerapan Rambu-rambuProgram pengendalian bahaya/resiko Bentuk penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada saat penerimaan BBM dari Mobil Tangki ke Tangki Timbun yang meliputi :Pengamanan pada bagian penyambungan selang.Pengontrolan terhadap selang penghubung.Pengawasan dan pengukuran agar ketinggian maksimum tidak terlampaui pada tangki timbun

SaranPengadaan alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus difungsikan secara maksimal.Para pekerja harus benar-benar menyadari akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3).Bagi PT Pertamina (Persero) SPBU Suak Raya 14.236.480 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlunya dilakukan penyuluhan, pelatihan, dan pendekatan kepada para tenaga kerja agar mereka benar-benar tahu akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk tercapainya Zero Accident.