seminar 4 8

Click here to load reader

Upload: tarsiah-ningsih

Post on 23-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Seminar 4

Kelompok 8Seminar 4Nama anggota ANDREAS KARTA PARANCINTANTYA PRAKASITAFERNANDO FERINOMELLY SARTIKARAIHANA HAIFA SOPATARSIAH NINGSIHAHMAD ALTHOF MARIZKYA AMELIAFEBRIANTY R

KasusWanita 54 tahun masuk IGD setelah kejang yg di saksikan suaminya. Menurut suami kejang bermula di lengan kiri yang menjadi kejang umum tonik klonik. Didapati adanya bekas gigitan lidah dan inkontinensia urin. Setelah kejang tampak kebingungan 10menit. Saat sadar tampak kelemahan yang jelas pada anggota gerak kiri. Dokter di IGD memberikannya anti epilepsi IV.Suaminya menjelaskan beberapa bulan terakhirtampak perubahan kepribadian. Dia menjadi cepat tersinggung dan mudah marah. Dia juga sering mengeluh nyeri kepala yg hilang timbul makin berat selama 2 bulan. Nyeri dirasakan pada seluruh kepalanya dan terasa berkurang bila minum analgetika. Nyeri lebih dirasakan pada pagi hari. Keluhan mual, muntah, demam, gangguan sensoris ataupun kelemahan tubuh disangkal.PF umum normal, Pemeriksaaan neurologis: GCS 15, disorientasi waktu, saraf kranial papiledema bilateral. Motorik, hemiparesis kiri. Sensoris hemihipestesia kiri. Refleks fisiologis meningkat refleks patologis babinski(+) pada plantar kiri.Klarifikasi istilahHemihipestesia: Hilangnya atau menurunnya kemampuan sebagian sensorik tubuhPapil edema: Pembengkakan discus saraf optik akibat tingginya ICPDisorientasi: Kehilangan daya seseorang untuk mengenali lingkunganHemiparesis: Hilangnya atau menurunnya kemampuan sebagian motorik tubuhKejang tonik-klonik: kejang dengan kekakuan otot ekstensor dan kontraksi otot yang ritmik PENETAPAN MASALAHKejang (parsial ke umum)Gigitan di lidahInkontinensia urinNyeri kepala

Nyeri kepalaKejangMual MuntahPapiledema

Abses IntracerebralMeningitis kronikTumor otakEpidural hematomaHipertensi intrakranialGejala tambahan :HemiparesisHemihipestesiaPerubahan perilakuDefinisiEtiologiKlasifikasiPatofisiologidiagnosisManifestasi klinikPenatalaksanaanFaktor resikoKomplikasiPrognosis

LEARNING OBJECTIVEMahasiswa mampu memahami:Anatomi dan histologi otakEtiologi tumor otakDefinisi tumor otakPatofisiologi tumor otakKlasifikasi tumor otakPrognosis tumor otakKomplikasi tumor otakTatalaksana tumor otakDiagnosis tumor otak

LEARNING ISSUEDefinisi tumor otakHistologi otakTatalaksanaKomplikasiPrognosisPatof gejalaDefinisi tumor otakSebuah massa/ pertumbuhan dari sel abnormal di dalam otak/ dekat dengan otakEtiologi penyebab tumor otak masih belum diketahui tetapi masih ada faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu: Herediter Radiasi Substansi-substansi Karsinogenik Virus Gaya HidupAnatomi

Struktur utama otak :ForebrainTelencephalon-Corteks-Sistem limbik-Basal gangliaDiencephalon-Thalams-HipothalamusMidbrain/MesencephalonTectumTegmentumHindbrainMetencephalon-Pons-CerebellumMyelencephalon

histologi1.Lapisan molekularmerupakan lapisan terluar dan terletak tepatdi bawah lapisan pia.Terdapat sel horizontal (cajal) yang pipih dengan dendrit dan akson yang berkontak dengan sel-sel di lapisan bawahnya (sel piramid, sel stelatte).2.Lapisan granular luarsebagian besar terdiri atas selsaraf kecil segitiga(piramid) yang dendritnya mengarah ke lapisanmolecular dan aksonnya kelapisan di bawahnya; sel granula (stelatte) dan sel-sel neuroglia.histologi3.Lapisan piramid luarterdapat sel piramid yang berukuran besar(semakin besar dari luar ke dalam). Dendrit mengarah ke lapisan molekular; akson mengarah ke substansia alba.4.Lapisan granular dalammerupakan lapisan tipis yang banyak mengandung sel-sel granul (stellate), piramidal, dan neuroglia. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling padat.

histologi5.Lapisan piramidal dalamsuatu lapisan yang paling jarang, banyak mengandung sel-sel piramid besar dan sedang, selain selstelatte dan Martinotti. Sel Martinotti adalah sel saraf multipolar yang kecil, dendritnya mengarah ke lapisan atasdan aksonnya kelateral.6.Lapisan sel multiformadalah lapisterdalam dan berbatasan dengan substansia alba dengan varian sel yang banyak (termasuk terdapat sel Martinotti) dan sel fusiform. Otak besar merupakan pusat belajar, ingatan, analisis informasi, inisiasi gerakan motorik, dan merupakan pusatintegrasi informasi yang diterima.

Klasifikasi tumor otak

patofisiologiAda 2 gangguan neuorlogik yang terjadi oleh karena peninggkatan tekanan intrakranial dan gangguan fokalGangguan fokal terjadi apabila terjadi penekanan, infiltrasi atau invasi langsung pada daerah di mana tumor otak tumbuh, hal ini tentu saja akan membuat disfungsi sel sekitar.Gangguan serebrovaskular yang disebabkan oleh penekanan daerah

DiagnosisAnamesis :Nyeri kepala, perubahan status mental, mual, muntah, paralisis, afasia, gangguan penglihatan, kejang.

Pemeriksaan Fisik :-Papiledema menunjukkan adanya peningkatan tekanana intrakranial-Diplopia dapat terjadi apabila terdapat kompressi nervus kranial keenam -Gangguan penglihatan keatas atau biasanya disebut sindrom Parinaud, dapat terjadi pada tumor kelenjar pineal-Anosmia pada tumor daerah lobus frontal-Tumor pada batang otak dan cerebellum dapat memicu terjadinya cranial nerves palsies, ataxia, inkoordinasi, nistagmus, defisit sensorik pada salah satu sisi tubuh atau keduanya.Penegakan diagnosisAnamnesis dan manifestasi klinisNyeri Kepala Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke occipital dan leher.

Perubahan Status Mental Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.

Seizure Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.

Edema Papil Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.

Muntah Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa intracranial.

Vertigo Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.

Pemeriksaan fisikmeliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).Pernafasan B1 (breath)Bentuk dada : normalPola napas : tidak teratur Suara napas : normalSesak napas : yaBatuk : tidakRetraksi otot bantu napas ; yaAlat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)Kardiovaskular B2 (blood)Irama jantung : irregularNyeri dada : tidakBunyi jantung ; normalAkral : hangatNadi : BradikardiTekanana darah MeningkatPersyarafan B3 (brain)Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau diplopia.Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporalPenciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontalPengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia)

Pemeriksaan neuroradiologis Rontgen foto (X-ray) kepala; lebih banyak sebagai screening test, jika ada tanda-tanda peninggian tekanan intra kranial, akan memperkuat indikasi perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Angiografi; suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran darah (vaskularisasi) otak

Computerized Tomography (CT-Scan kepala) dapat memberikan informasi tentang lokasi tumor tetapi MRI telah menjadi pilihan untuk kebanyakan karena gambaran jaringan lunak yang lebih jelas

Magnetic Resonance Imaging (MRI), bisa membuat diagnosa yang lebih dini dan akurat serta lebih definitif.

TatalaksanaTerapi SuportifKortikosteroid untuk mengatasi edema serebriAntikonvulsan untuk mengatasi kejangObat untuk mengatasi nyeri kepalaTerapi OperatifIndikasi: untuk tumor jinakBiopsi: < 10 % massa tumorReseksi subtotal: 10 % 90 % massa tumorReseksi total: > 90 % massa tumorTerapi RadiasiIndikasi jika tidak semua tumor dapat terangkat saat operasiRespon baik terhadap radiasi jika > 50 % massa tumor terangkat

KemoterapiIndikasi jika tumor tetap persisten

RehabilitasiTerapi bicara Diagnosis bandingAbses intraserebralEpidural hematomHipertensi intrakranial benignaMeningitis kronik.

Komplikasi :

1. Hidrosefalus2. Edema cerebri3. Penurunan fungsi kognitif4.kejang5. Metastasis ke tempat lain6. Herniasi

diagnosis 1. Diagnosis klinis : tumor otak2. Diagnosis etiologi : virus, herediter, idiopatik3. Diagnosis patologi : lobus frontalis dekstra4. Diagnosis topis : neoplasma

PrognosisFaktor-faktor yang mempengaruhi:Umur; lebih muda usia, prognosis lebih baikDemensia; bila ada tanda -tanda demensia, prognosis lebih jelekKejang

Dipengaruhi oleh lokasi, jenis, dan keganasan dari tumor otakType of Tumor 5-Year Relative Survival Rate Age 20-44 45-54 55-64 Low-grade (diffuse) astrocytoma59%40%NA*Anaplastic astrocytoma49%29%8%Glioblastoma16%6%3%Oligodendroglioma85%77%65%Anaplastic oligodendroglioma66%53%33%Ependymoma/anaplastic ependymoma91%85%84%ReferensiMayer.SA. Management of Increased intracranial Pressure In Wijdicks EFM.Diringer MN, et.al. Continuum Critical Care Neurology.2012.

Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 402

Ausman. Intra cranial neoplasma in AB Berker (ed.) Clinical neurology. Philadelphia:Harper & Row, 2009:57-66

Youmans JR. Neurological surgery. Philadelphia:WB Sounders, 1990, 2967-2981

Guthrie BL. Neoplasm of the meningens, in Youmans JR (ed) Neurological Surgery. Philadelphia:WB Sounders, 2006: 3250-3303

Adams . Victors, Intracranial Neoplasms and Paraneoplastic Disorders in Manual of edisi 7, McGraw Hill, New York, 205 : 258 263