sekarpura ii
TRANSCRIPT
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII SEKARPURA II
NOMOR : KEP.005/MUNAS-VII/SEKARPURA II/2017
TENTANG
ANGGARAN DASAR SEKARPURA II
Menimbang : a. bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SEKARPURA II hasil Munas VI Tahun 2014 dipandang masih terdapat kekurangan dalam mendukung dinamika organisasi yang selalu berkembang;
b. bahwa Komisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga telah menyampaikan hasil pembahasan tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam Sidang Paripurna Musyawarah Nasional VII;
c. bahwa berdasarkan hasil Sidang Paripurna telah disepakati dan disetujui perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SEKARPURA II hasil Musyawarah Nasional VII Tahun 2017;
d. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka perlu ditetapkan Anggaran Dasar Sekapura II dengan suatu Keputusan Musyawarah Nasional VII SEKARPURA II;
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SEKARPURA II dan perubahannya;
2. Keputusan Musyawarah VII SEKARPURA II Nomor KEP.001/MUNAS-VII/SEKARPURA II/2017 tentang Agenda Acara Musyawarah Nasional VII;
3. Keputusan Musyawarah VII SEKARPURA II Nomor KEP.003/MUNAS-VII/SEKARPURA II/2017 tentang Tata Tertib Musyawarah Nasional VII;
4. Keputusan Musyawarah VII SEKARPURA II Nomor KEP.004/MUNAS-VII/SEKARPURA II/2017 tentang Penetapan Komisi-Komisi dalam Musyawarah Nasional VII;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII SEKARPURA II TENTANG ANGGARAN DASAR SEKARPURA II.
KESATU.../2
SEKARPURA II SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II
DEWAN PIMPINAN CABANG
KANTOR PUSAT
JAKARTA
SOEKARNO – HATTA
JAKARTA
HALIM PERDANAKUSUMA
JAKARTA
S.M. BADARUDDIN II
PALEMBANG
SUPADIO
PONTIANAK
KUALANAMU
MEDAN
HUSEIN SASTRANEGARA
BANDUNG
S. SYARIF KASIM II
PEKANBARU
MINANGKABAU
PADANG
S. ISKANDAR MUDA
NANGRO ACEH DARUSSALAM
RAJA HAJI FISABILILLAH
TANJUNG PINANG
DEPATI AMIR
PANGKAL PINANG
SULTAN THAHA
JAMBI
Maju dan Sejahtera Bersama Perusahaan
DEWAN PIMPINAN PUSAT
SEKRETARIAT : LANTAI DASAR GEDUNG 600 KANTOR PUSAT PT ANGKASA PURA II BANDARA SOEKARNO HATTA –TANGERANG 19120
E –mail : [email protected], Telepon / Fax : ( 021 ) 550 5029
2
KESATU : Menetapkan perubahan Anggaran Dasar SEKARPURA II hasil Musyawarah Nasional VI Tahun 2014 dengan Anggaran Dasar SEKARPURA II hasil Musyawarah Nasional VII Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar SEKARPURA II
sebagaimana diktum KESATU akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi atau peraturan pelaksanaannya lainnya.
KETIGA : DPP SEKARPURA II Periode 2017-2020 wajib mensosialisasikan
Anggaran Dasar SEKARPURA II sebagaimana diktum KESATU baik kepada anggota, manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) dan pihak-pihak terkait.
KEEMPAT : Pada saat berlakunya Keputusan ini, maka Ketentuan organisasi yang
tidak sesuai/bertentangan dengan Anggaran Dasar SEKARPURA II sebagaimana diktum KESATU, dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini, akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Semarang Pada tanggal : 16 Mei 2017 PIMPINAN SIDANG PARIPURNA MUSYAWARAH NASIONAL VII,
1
Lampiran KEPUTUSAN MUNAS VII SEKARPURA II
Nomor KEP.005/MUNAS-VII/SPII/2017
Tanggal 16 Mei 2017
ANGGARAN DASAR SEKARPURA II
PEMBUKAAN
Bahwa untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu
mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, maka seluruh Bangsa Indonesia wajib melanjutkan perjuangan yang dijiwai dengan
semangat Persatuan dan Kesatuan serta Gotong Royong.
Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan bagian dari bangsa Indonesia yang
menjalankan tugas dan tanggungjawab selalu meningkatkan Profesionalisme dengan berpegang
teguh pada nilai- nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta membantu
program Pemerintah guna membentuk pemerintahan yang Bersih Berwibawa dan bertanggung
jawab, bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan menerapkan Prinsip-Prinsip Good
Corporate Governance sebagai Pedoman Pengelolaan BUMN di Indonesia di lingkungan
kerja PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai penyedia jasa Kebandarudaraan.
Untuk menyamakan persepsi atas Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan, dipandang perlu
dibentuk Organisasi Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang dijadikan wadah untuk
menampung dan memperjuangkan aspirasi Anggota dalam mendapatkan Hak dan
Kewajibannya secara proporsional dengan tetap menjaga iklim kerja dan hubungan industrial
yang kondusif, dalam rangka mencapai tujuan dan kesejahteraan bersama.
Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan Ketenagakerjaan yang berlaku, maka dibentuk Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II
(Persero) dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga yang mengutamakan Keadilan,
Persamaan dan Kebebasan yang didasarkan pada pertimbangan Kebenaran, Kebaikan dan
Kemandirian dalam rangka mewujudkan keinginan untuk Maju dan Sejahtera bersama
Perusahaan, sebagai bagian tidak terpisahkan dari Pembukaan ini.
2
ANGGARAN DASAR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian Umum
Dalam Anggaran Dasar ini yang disebut dengan:
a. Perusahaan adalah PT Angkasa Pura II (Persero);
b. Organisasi adalah organisasi Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang disebut
Serikat Karyawan Angkasa Pura II (SEKARPURA II);
c. Karyawan perusahaan adalah seseorang yang telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh Perusahaan, diangkat oleh Direksi dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
di Perusahaan atau diserahi tugas lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan diberikan penghasilan sesuai peraturan yang berlaku di lingkungan
Perusahaan;
d. Anggota adalah Karyawan yang telah mengajukan pendaftaran dan memenuhi syarat
menjadi anggota Organisasi;
e. Pengurus adalah Anggota SEKARPURA II yang dipilih dan ditunjuk, sesuai
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga;
f. Dewan Penasehat Organisasi (DPO) adalah Kepengurusan ditingkat Pusat atau
Cabang yang masing-masing dapat memberikan Pendapat Konstruktif bagi DPP dan DPC
baik diminta maupun tidak diminta;
g. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah Kepengurusan Tingkat Pusat; dan
h. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) adalah Kepengurusan Tingkat Cabang.
BAB II
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 2
Nama
Nama Organisasi adalah Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) selanjutnya
disebut SEKARPURA II
Pasal 3 Waktu dan Tempat Pendirian
Waktu d a n t e m p a t pend irian organisasi adalah pada hari Jum'at tanggal tiga bulan
September tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan (3-9-1999) di Bogor.
3
Pasal 4
Kedudukan
Organisasi SEKARPURA II berkedudukan tetap di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero).
BAB III
AZAS, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 5
Azas
Organisasi ini berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 6
Tujuan
(1) Melanjutkan Perjuangan dalam mencapai cita-cita Kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yaitu Masyarakat Adil Makmur dengan jiwa Persatuan dan Kesatuan
serta semangat Gotong Royong
(2) Membantu program Pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang Bersih Berwibawa, bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dengan menerapkan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governanc.
(3) Berperan aktif untuk menjamin kelangsungan dan kemajuan perusahaan.
(4) Mewujudkan Kondisi kerja yang baik dan mendukung pelaksanaan tugas
pengembangan profesionalisme Anggota.
(5) Mewujudkan perlindungan dan pembelaan atas hak dan kewajiban Anggota sebagaimana
diatur dalam perjanjian kerja bersama.
(6) Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan Anggota.
Pasal 7
Usaha
(1) Memaksimalkan efisiensi pemakaian dana dan meminimalkan ketergantungan
pendanaan dari Perusahaan, dalam melaksanakan kegiatan organisasi;
(2) Bersama-sama Perusahaan menetapkan & mensosialisasikan Perjanjian Kerja Bersama;
Mengoptimalkan Partisipasi Anggota dan meningkatkan Kesejahteraan Karyawan;
(3) Menyediakan bantuan hukum bagi anggota dalam konteks terjadinya perselisihan
dengan Perusahaan;
(4) Mengusahakan terciptanya kondisi kerja yang baik dan mendukung bagi pelaksanaan
tugas Anggota; dan
(5) Bekerjasama dengan badan/lembaga Pemerintah dan atau badan swasta dan
atau organisasi/lembaga lain, didalam maupun di luar negeri yang mendukung
pencapaian tujuan Organisasi.
4
BAB IV
BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 8
Bentuk
Organisasi ini berbentuk serikat karyawan yang terdiri dari tingkat pusat dan cabang yang
merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 9
Kedaulatan
Kedaulatan Organisasi berada pada Anggota yang disalurkan melalui perwakilannya
dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
(MUNASLUB), untuk Pengambilan Keputusan tertinggi.
BAB V
SIFAT DAN FUNGSI
Pasal 10
Sifat
Organisasi bersifat mandiri, demokratis, tidak berafilasi dengan partai politik dan atau
organisasi masyarakat dan atau suatu suku, agama, ras yang dapat mengurangi
kemandirian dan sifat demokratis Organisasi, serta melaksanakan hubungan kerja
berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 dalam kerangka kemitraan yang
selaras, seimbang dan saling mendukung.
Pasal 11
Fungsi
Fungsi Organisasi adalah sebagai Wadah Kegiatan untuk:
a. Menampung dan memperjuangkan aspirasi Anggota;
b. Meningkatkan profesionalisme Anggota dan pengurus;
c. Komunikasi internal dan eksternal Organisasi; dan
d. Mencegah dan meminimalkan terjadinya konflik industrial.
Pasal 12
Identitas
Organisasi ini memiliki lambang, semboyan, panji (bendera), hymne dan lagu mars yang diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Organisasi.
5
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Keanggotaan
(1) Keanggotaan Organisasi bersifat Stelsel Aktif berdasarkan keinginan sendiri tanpa paksaan;
(2) Status Keanggotaan Organisasi, terdiri dari Anggota SEKARPURA II sebagaimana yang
dimaksud pada pasal 1 huruf d;
(3) Keanggotaan berakhir karena : a. meninggal dunia;
b. pensiun;
c. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
d. diberhentikan dari keanggotaan Organisasi; dan
e. mengalami Pemutusan Hubungan Kerja setelah mendapat kekuatan hukum yang tetap.
(4) Syarat dan tata cara penerimaan, pemberhentian serta hak membela diri Anggota diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Organisasi.
Pasal 14
Kewajiban
(1) Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Perjanjian Kerja Bersama serta
keputusan-keputusan Organisasi;
(2) Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Organisasi; dan (3) Membayar luran.
Pasal 15
Hak-hak
(1) Mempunyai hak suara, memilih dan dipilih sebagai pengurus Organisasi;
(2) Mempunyai hak untuk mendapat bantuan, bimbingan, konsultasi dan perlindungan
hukum yang berkaitan dengan ketenagakerjaan/ kedinasan;
(3) Mempunyai hak untuk membela diri; dan (4) Mempunyai hak bicara, mengajukan pendapat dan usulan untuk kemajuan Organisasi.
Pasal 16
Sanksi
Anggota Organisasi akan mendapat sanksi apabila:
a. Melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Perjanjian Kerja
Bersama, Peraturan atau Keputusan Organisasi.
b. Menyalahgunakan nama Organisasi untuk kepentingan pribadi atau orang lain.
6
BAB VIII
ORGANISASI
Pasal 17
Struktur Organisasi
(1) Struktur Organisasi dibentuk dengan prinsip bahwa setiap bagian dari kepengurusan adalah satu
kesatuan yang bersifat kolektif;
(2) Struktur Kepengurusan DPC dibentuk mengacu kepada struktur DPP, dapat disesuaikan
berdasarkan kebutuhan di masing-masing cabang; dan
(3) Organisasi tingkat Pusat dipimpin oleh Ketua Umum DPP, tingkat Cabang oleh Ketua DPC.
Pasal 18
Unsur Kepengurusan
(1) Unsur-unsur Kepengurusan Organisasi, terdiri dari:
a. Dewan Penasehat Organisasi;
b. Dewan Pimpinan Pusat; dan c. Dewan Pimpinan Cabang.
(2) Dewan Penasehat Organisasi dibentuk dan ditetapkan dalam MUNAS untuk tingkat Pusat atau
dalam MUSCAB untuk tingkat Cabang;
(3) Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari Dewan Pengurus Harian yang sekurang-kurangnya meliputi :
a. Ketua Umum;
b. Ketua-Ketua;
c. Sekretaris Jenderal;
d. Bendahara Umum; dan
e. Departemen-Departemen sesuai kebutuhan.
(4) Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari Dewan Pengurus Harian yang sekurang-kurangnya meliputi :
a. Ketua;
b. Wakil ketua;
c. Sekretaris;
d. Bendahara; dan
e. Bidang-bidang sesuai kebutuhan.
(5) Rapat Pleno adalah rapat Dewan Pengurus Harian beserta Departemen-Departemen atau Bidang-
Bidang sesuai tingkat kepengurusan; dan
(6) Bila diperlukan, DPP dapat melaksanakan Rapat Pleno diperluas dengan mengundang perwakilan-
perwakilan dari Dewan Pimpinan Cabang.
Pasal 19
Hirarki dan Kewenangan
(1) Struktur dibuat untuk membagi habis tugas organisasi dengan pelaksanaan tugas secara Kolektif dan pengambilan secara kolegial;
(2) Hirarki kepengurusan DPP dan DPC Sub Ordinasi sebagai Azas merupakan implementasi Dekonsentrasi dan Desentralisasi;
(3) Kewenangan Pengurus DPP adalah tertinggi pada tingkat Pusat dan Pengurus DPC adalah tertinggi
pada tingkat Cabang; dan
(4) Kewenangan Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, dikecualikan terhadap hasil-
hasil keputusan MUNAS/MUNASLUB atau MUSCAB /MUSCABLUB.
7
Pasal 20
Kewajiban
(1) Kewajiban Pengurus DPP :
a. Menyelenggarakan MUNAS/MUNASLUB dengan membentuk Panitia dan menyampaikan
laporan pertanggungjawaban akhir masa bakti Kepengurusan, sesuai Anggaran Dasar/
Anggaran Rumah Tangga;
b. Melaksanakan Kegiatan Organisasi secara Konsisten dan Konsekuen, sesuai Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
c. Mewakili organisasi dalam melakukan hubungan dengan Kantor Pusat PT. Angkasa Pura II
(Persero) dan Organisasi Lain di tingkat Pusat, sesuai Mekanisme Kerja Organisasi;
(2) Kewajiban Pengurus DPC : a. Menyelenggarakan MUSCAB/MUSCABLUB dengan membentuk Panitia dan menyampaikan
pertanggunganjawaban akhir masa bakti Kepengurusan, sesuai Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga;
b. Melaksanakan kegiatan Organisasi secara Konsisten dan Konsekuen, sesuai Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku; dan
c. Mewakili organisasi dalam melakukan hubungan dengan Kantor Cabang dan Organisasi Lain di
tingkat Cabang, sesuai Mekanisme Kerja Organisasi.
Pasal 21
Pengambilan Keputusan
(1) Setiap pengambilan Keputusan didasarkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
Peraturan Organisasi dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
(2) Ketentuan hirarki dan pengambilan keputusan di tingkat DPP adalah sebagai berikut :
a. Keputusan MUNAS/ MUNASLUB;
b. Keputusan Rapat Kerja tingkat Nasional;
c. Keputusan Rapat Pimpinan tingkat Nasional; dan
d. Keputusan Rapat Pleno DPP.
(3) Ketentuan hirarki dan pengambilan keputusan di tingkat DPC adalah sebagai berikut :
a. Keputusan MUSCAB/ MUSCABLUB;
b. Keputusan rapat kerja tingkat cabang;
c. Keputusan rapat Pleno DPC.
Pasal 22
Pembentukan
(1) Calon Ketua Umum DPP diusulkan oleh DPC dalam MUNAS/MUNASLUB;
(2) Ketua Umum DPP dipilih dan diangkat atau diberhentikan dengan Ketetapan MUNAS/MUNASLUB yang dihasilkan melalui Rapat Pleno;
(3) Formatur dibentuk dalam Rapat Pleno Perwakilan DPC;
(4) Dewan Pengurus Harian DPP ditentukan oleh Formatur yang dipimpin oleh Ketua Umum DPP terpilih. Formatur dibentuk dalam Rapat Pleno MUNAS/MUNASLUB dengan mempertimbangkan Perwakilan DPC;
(5) Ketua DPC diangkat dan d iberhentikan dengan Ketetapan MUSCAB/MUSCABLUB;
8
(6) Calon Ketua DPC dipilih Anggota secara Langsung, Bebas dan Rahasia;
(7) Ketua DPC dipilih dalam Rapat Pleno MUSCAB/MUSCABLUB;
(8) Formatur dibentuk dalam Rapat Pleno MUSCAB/MUSCABLUB dengan mempertimbangkan
Perwakilan Unit Kerja; dan
(9) Dewan Pengurus Harian DPC ditentukan oleh Formatur yang dipimpin oleh Ketua DPC terpilih.
Formatur dibentuk dalam Rapat Pleno MUSCAB/MUSCABLUB dengan mempertimbangkan
Perwakilan Unit Kerja.
Pasal 23
Periode Masa Bakti
(1) Periode Masa Bakti Kepengurusan adalah 3 (tiga) tahun;
(2) Pengurus yang telah habis masa baktinya dapat dipilih kembali untuk Periode Masa Bakti
Kepengurusan berikutnya; dan
(3) Ketua Umum DPP atau Ketua DPC hanya dapat dipilih maksimal 2 (dua) kali Periode Masa Bakti
Kepengurusan secara berturut-turut.
Pasal 24
Syarat Umum
Syarat Umum Pengurus Organisasi adalah :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Tidak kehilangan hak sebagai Anggota Organisasi;
c. Memahami Azas, Tujuan dan Usaha Organisasi; dan
d. Bukan pengurus Partai Politik dan Organisasi Massa pendukungnya atau Serikat Pekerja/Buruh lain yang sejenis.
Pasal 25
Penggantian Antar Waktu
Penggantian Antar Waktu Pengurus Organisasi dilaksanakan apabila terjadi Jabatan Lowong Pengurus.
Pasal 26
Jabatan Lowong
Jabatan Lowong Pengurus Organisasi terjadi apabila yang bersangkutan mengalami pemberhentian.
Pasal 27
Pemberhentian
Pemberhentian Pengurus dilakukan, apabila :
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri secara tertulis;
c. Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja;
d. Mutasi jabatan atau pindah lokasi tugas, sehingga menyebabkan yang bersangkutan tidak
memenuhi persyaratan sebagai Pengurus Organisasi;
9
e. Karyawan yang ditugaskan/diperbantukan ke Perusahaan/Instansi lain;
f. Melakukan pelanggaran terhadap AD /ART, Keputusan MUNAS/MUNASLUB atau
MUSCAB/MUSCABLUB atau Peraturan Organisasi; dan
g. Pensiun.
BAB IX
SANKSI
Pasal 28
Anggota dan Pengurus
(1) Setiap Anggota dan Pengurus dapat dikenakan Sanksi Organisasi;
(2) Sanksi Organisasi terdiri dari :
a. Peringatan Tertulis;
b. Pembekuan Hak Pilih untuk 1 (satu) Periode Masa Bakti Kepengurusan;
c. Pembekuan Hak Pilih dan Hak Suara untuk 1 (satu) Periode Masa Bakti Kepengurusan;
d. Pemberhentian.
(3) Rehabilitasi Anggota dan Pengurus atas Sanksi Organisasi, dilakukan sesuai Hirarki Hukum Pemutusannya.
BAB X
MUNAS/MUNASLUB,RAKERNAS, dan RAPIMNAS
DAN
MUSCAB/MUSCABLUB,RAKERCAB
Pasal 29
MUNAS/MUNASLUB, RAKERNAS, dan RAPIMNAS
(1) MUNAS/MUNASLUB atau RAKERNAS diselenggarakan oleh Panitia yang dibentuk oleh Pengurus
DPP;
(2) MUNAS dilakukan pada akhir masa bakti Kepengurusan DPP;
(3) MUNASLUB dilakukan apabila diperlukan;
(4) RAKERNAS dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam masa bakti Kepengurusan DPP; dan
(5) RAPIMNAS dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.
Pasal 30
MUSCAB/MUSCABLUB dan RAKERCAB
(1) MUSCAB/MUCABLUB atau RAKERCAB diselenggarakan oleh Panitia yang dibentuk oleh Pengurus
DPC;
(2) MUSCAB dilakukan pada akhir masa bakti Kepengurusan DPC;
(3) MUSCABLUB dilakukan apabila diperlukan; dan
(4) RAKERCAB dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam masa bakti Kepengurusan DPC.
10
BAB XI
PENYELESAIAN KELUH KESAH
DAN
MOSI TIDAK PERCAYA
KELUH KESAH DANMOSI TIDAK PERCAYA
Pasal 31
Penyelesaian Keluh Kesah
(1) Masalah Ketenagakerjaan diselesaikan secara adil dengan menjunjung tinggi azas kekeluargaan
dan prinsip musyawarah mufakat, serta memperhatikan kesetaraan kepentingan pihak-pihak
terkait; dan
(2) Perselisihan Ketenagakerjaan yang belum selesai diproses oleh Lembaga Kerja Sama Bipartit
dengan mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 32
Mosi Tidak Percaya
(1) Setiap Anggota Organisasi dapat menyampaikan Mosi Tidak Percaya terhadap DPC, yang
kemudian dikoordinasikan kepada DPP. Dalam hal terkait dengan Kepengurusan DPC, dapat
ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan MUSCABLUB atas persetujuan DPP; dan
(2) Dalam hal terkait dengan Kepengurusan DPP, dapat ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan MUNASLUB atas persetujuan sebagian besar DPC.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 33
Sumber Keuangan
Sumber Keuangan Organisasi adalah didapat dari : a. Iuran Anggota;
b. Fasilitas Perusahaan;
c. Sumbangan yang tidak mengikat;
d. Usaha yang sah.
Pasal 34
Pemanfaatan
Pemanfaat Keuangan Organisasi adalah untuk :
a. Pelaksanaan kegiatan Organisasi;
b. Peningkatan Kesejahteraan Anggota; dan
c. Pembinaan Sosial.
11
BAB XIII
PERUBAHAN AD/ART
Pasal 35
Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan melalui Forum MUNAS/MUNASLUB.
BAB XIV
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 36
Pembubaran Organisasi
Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan atas keinginan sekurang-kurangnya 50 % + 1 (lima
puluh persen plus satu) DPC-DPC, yang masing-masing disetujui oleh sekurang-kurangnya 50 % + 1
(lima puluh persen plus satu) anggota setiap DPC atau adanya Kebijakan Pemerintah, yang dilakukan
dalam MUNAS/MUNASLUB.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 37
Penutup
(1) Ketentuan yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga;
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 16 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG PARIPURNA
MUSYAWARAH NASIONAL VII,