sejarah ptba sebagai pertambangan terpadu

6
Sejarah PTBA sebagai Pertambangan Terpadu 27 Mar 2015 Di era awal 1970-an saat melambungnya harga minyak, mata dunia terbuka bahwa batubara merupakan sumber energi alternatif yang murah dan memiliki cadangan besar. Di awal tahun 1976, Unit Produksi TABA yang merupakan bagian dari Perum Batubara mendapatkan kunjungan dari pihak Bank Dunia. Unit yang memiliki kapasitas produksi tahunan 122,000 ton saat itu telah memiliki studi kelayakan sederhana dan memiliki angka produksi yang tidak melebihi 1 juta ton per tahun. Kemudian diputuskan untuk mengubah coal mining project menjadi coal mining transportation atau pertambangan terpadu. Pertambangan Terpadu ini dalam perencanaannya transportasi batubara akan menempuh perjalanan darat sejauh 420 kilometer dan perjalanan laut 100 kilometer dari lokasi awal (hulu) di area penambangan batubara Tanjung Enim, dan berujung (hilir) di PLTU Suralaya. Untuk studi kelayakan terpadu program pengembangan ini sendiri, Bank Dunia dan pemerintah RI masing- masing mengeluarkan anggaran 10 juta dolar AS. Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pembangunan tambang terpadu ini dan dibentuklah PTBA di tahun 1981 untuk melaksanakan pembangunan tambang dan pelabuhan. PTBA mendapat pinjaman 185 juta dolar AS, dimana 120 juta dolar AS merupakan pinjaman dari Bank Dunia selaku project sponsor. Sisanya merupakan pinjaman dari beberapa negara seperti Jerman (KFW), Jepang, Kanada dan Belanda. Pemerintah Republik Indonesia (RI) pun turut memberikan pinjaman dengan nilai yang sama dalam bentuk mata uang rupiah. Selain itu pemberi pinjaman lainnya dari dalam negri adalah Bank BNI 46. Berdasarkan data dari Laporan Tahunan 2014, produksi PTBA di tahun 2014 sudah mencapai angka 16,3 juta ton per tahun dengan net profit 2,02 Triliun rupiah.

Upload: anonymous-nzt0lixl6k

Post on 05-Dec-2015

230 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sejarah PTBA

TRANSCRIPT

Sejarah PTBA sebagai Pertambangan Terpadu27 Mar 2015

Di era awal 1970-an saat melambungnya harga minyak, mata dunia terbuka bahwa

batubara merupakan sumber energi alternatif yang murah dan memiliki cadangan

besar. Di awal tahun 1976, Unit Produksi TABA yang merupakan bagian dari Perum

Batubara mendapatkan kunjungan dari pihak Bank Dunia. Unit yang memiliki kapasitas

produksi tahunan 122,000 ton saat itu telah memiliki studi kelayakan sederhana dan

memiliki angka produksi yang tidak melebihi 1 juta ton per tahun. Kemudian diputuskan

untuk mengubah coal mining project menjadi coal mining transportation atau

pertambangan terpadu.

Pertambangan Terpadu ini dalam perencanaannya transportasi batubara akan

menempuh perjalanan darat sejauh 420 kilometer dan perjalanan laut 100 kilometer

dari lokasi awal (hulu) di area penambangan batubara Tanjung Enim, dan berujung

(hilir) di PLTU Suralaya. Untuk studi kelayakan terpadu program pengembangan ini

sendiri, Bank Dunia dan pemerintah RI masing-masing mengeluarkan anggaran 10 juta

dolar AS.

Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pembangunan tambang terpadu ini dan

dibentuklah PTBA di tahun 1981 untuk melaksanakan pembangunan tambang dan

pelabuhan. PTBA mendapat pinjaman 185 juta dolar AS, dimana 120 juta dolar AS

merupakan pinjaman dari Bank Dunia selaku project sponsor. Sisanya merupakan

pinjaman dari beberapa negara seperti Jerman (KFW), Jepang, Kanada dan Belanda.

Pemerintah Republik Indonesia (RI) pun turut memberikan pinjaman dengan nilai yang

sama dalam bentuk mata uang rupiah. Selain itu pemberi pinjaman lainnya dari dalam

negri adalah Bank BNI 46. Berdasarkan data dari Laporan Tahunan 2014, produksi PTBA

di tahun 2014 sudah mencapai angka 16,3 juta ton per tahun dengan net profit 2,02

Triliun rupiah.   

SEJARAHSEJARAH PERTAMBANGAN BATUBARA DI TANJUNG ENIM DIMULAI

SEJAK ZAMAN KOLONIAL BELANDA TAHUN 1919 DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PENAMBANGAN TERBUKA (OPEN PIT

MINING) DI WILAYAH OPERASI PERTAMA, YAITU DI TAMBANG AIR

LAYA.

Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah

tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk

kepentingan komersial dimulai pada 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para

karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status

tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI

kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang

Bukit Asam (PN TABA).

Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas

dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang

selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan

industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan

penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.

Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada

1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha

briket batubara.

Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan

publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.

PROFIL VIDEOPertambangan di Tanjung Enim dimulai pada masa pemerintahan Kolonial Belanda di

tahun 1919 dengan mengoperasikan tambang bersistem pertambang terbuka di Air

Laya.

Dengan menggunakan metode pertambangan dalam tanah, kegiatan pertama dimulai

pada tahun 1923 dan bertahan sampai tahun 1940, sementara produksi komersil

dimulai pada tahun 1938.

Ketika periode Kolonial Belanda berakhir di Indonesia, para pekerja tambang berjuang

untuk menasionalisasikan tambang. Pada tahun 1950, pemerintah Indonesia

mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN

TABA).

Pada tahun 1981, PN TABA mengubah status perusahaan menjadi perseroan tertutup

dibawah nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang seterusnya

menjadi nama perusahaan ini. Untuk mengembangkan perusahaan pertambangan

batubara di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah meleburkan Perum Tambang

Batubara dengan PTBA.

Seiring dengan program Pengamanan Energi Nasional, pada tahun 1993 PTBA

ditugaskan oleh pemerintah untuk mengembangkan unit bisnis briket.

Pada 23 Desember 2002 PTBA terdaftar sebagai perseroan terbuka di Indonesian Stock

Exchange dibawah bendera "PTBA".