terminologi pertambangan

29
LINGKUNGAN PERTAMBANGAN Politeknik Negeri Balikpapan

Upload: reski-aprilia

Post on 25-May-2015

1.072 views

Category:

Engineering


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terminologi Pertambangan

LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

Politeknik Negeri Balikpapan

Page 2: Terminologi Pertambangan

REFERENSI F. Goenawan Soeratmo, Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan, Gama press, Yogyakarta, 1988

Partanto Prodjosumarto, Pengantar Teknologi Mineral, Diktat Kuliah, FTM ITB

Juli Sumirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Gama Press

M Suparmoko, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan Edisi Ketujuh, UGM Press

Proceeding Symposium on Natural Resource and Enviromental Management, UPN Press, 2002

Prosiding Temu Profesi Tahunan XI PERHAPI 2002

Page 3: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM LINGKUNGAN (1)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) :Hasil Studi yang menyajikan dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.(PP No. 51 Tahun 1993)

Page 4: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM LINGKUNGAN (2)

Lingkungan Hidup :adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunnya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lain; (UU No 32 Tahun 2009 dan UU No. 23 tahun 1997)

Page 5: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (2) Prospecting - adalah kegiatan penyelidikan,

pencarian dan atau penemuan endapan mineral berharga.

“Exploration - The search for mineral deposits and the work done to prove or establish the extent of a mineral deposit” : Pencarian Endapan Mineral dan pekerjaan yang dilakukan untuk membuktikan atau menentukan luasan/ukuran dari suatu endapan mineral. Atau menurut batasan Partanto Projosumarto, 1989 adalah pekerjaan-pekerjaan selanjutnya setelah ditemukannya endapan-endapan mineral berharga yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan tersebut.

Page 6: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (3) “Development mining - Work undertaken to open

up coal reserves as distinguished from the work of actual coal extraction”. Pekerjaan yang dilakukan untuk membuka cadangan batubara hal ini berbeda dengan pekerjaan yang nyata untuk mengambil batubara .

“Mineral is a naturally occurring solid formed through geological processes that has a characteristic chemical composition, a highly ordered atomic structure, and specific physical properties. (Dana, 1985)” Mineral adalah sebuah benda padat yang terbentuk secara alami melalui proses geologi yang mempunyai komposisi kimia yang khas, dengan susunan atom yang teratur, dan sifat-sifat fisik yang khusus.

Page 7: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (4) “Rock is an aggregate of minerals and/or mineraloids.

Batuan adalah agregat/kumpulan mineral. Ore/ bijih adalah endapan dari sekumpulan mineral

yang dari padanya dapat diambil (diekstrak) satu atau lebih logamnya dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat ini.

“Country Rock” (Bantuan Samping) adalah lapisan bantuan yang mengelilingi suatu endapan bijih.

“Gangue Minerals” adalah mineral–mineral penganggu yang tidak berguna tetapi yang terdapat bersama–sama mineral berharga pada suatu endapan bijih.

Page 8: Terminologi Pertambangan
Page 9: Terminologi Pertambangan
Page 10: Terminologi Pertambangan
Page 11: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (5) “Waste” (barren rock) adalah batuan yang tidak

mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan biji yang kadarnya sangat rendah

“Vein” (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam terhadap idang datar (lebih besar 45)

“Out Crop” (Singkapan) adalah bagian dari suatu lapisan batuan atau endapan bijih yang tersingkap dipermukaan bumi, seringkali bagian itu tertutup oleh tanah atau tumbuh –tumbuhan yang tipis sehingga sukar terlihat.

“Overburden” (tanah/batuan penutup) adalah semua material atau batuan yang menutupi suatu endapan bijih.

Page 12: Terminologi Pertambangan
Page 13: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (6)

“Bedded Deposit” adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya horizontal atau sedikit miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi batuan di sekelilingnya. Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan garam.

“Dissiminated Deposit” (endapan terpencar) adalah endapan bijih yang tidak teratur bentuk dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisah-pisah dan biasanya terdapat pada suatu daerah yang luas.

“Masses” adalah endapan bijih yang luas dan bentukna tidak teratur, pada umumnya endapan sekunder.

Page 14: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7) “Float” adalah bagian atau pecahan dari endapan

bijih yang tersingkap dank arena gaya-gaya pelapukan kearah lembah

“Bed Rock” (batuan dasar) adalah semua material atau batuan yang berada tepat dibawah suat endapan bijih.

“Hanging Wall” adalah lapisan batuan yang terletak dibagian atas suatu “vein”, disebut “roof” untuk endapan batubara.

“Foot Wall” adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu “vein”, disebut “floor” untuk endapan.

“Dip” (Kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang datar

Page 15: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (8) “Strike” (jurus) adalah arah mendatar dari suatu

endapaan atau suatu batuan yang tegak lurus “dip”. “Shaft” (sumuran) adalah suatu lubang bukaan

vertical atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai pengankutan karyawan, alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi, peirisan dan lain-lain.

“Tunnel” (terowongan) adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit.

“Adit” (terowongan buntu) adalah suatu lubang buakaan mendatar atau hampir mendatar menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan hanya menembus di sebelah kaki bukit saja.

Page 16: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (9)

“Level” adalah “drift” atau “cross out” atau “adit” yang dibuat dengan jarak-jarak yang teratur kearah vertical biasanya diberi nomor-nomor urut secara teratur menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau menurut kedalamannya dari permukaan bumi.

“Raise” adalah suatu lubang bukaan vertical atau agak miring yang dibuat dari “level” bawah ke “level” yang di atasnya.

“Winze” adalah lubang bukaan vertical atau agak miring yang dibuat dari “level” atas kea rah “level” yang dibawahnya.

Page 17: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (10) “Blind Shaft” adalah suatu “raise” atau “winze”

yang berfungsi sebagai “shaft”, tetapi tidak menembus sampai kepermukaan bumi.

“Stope” (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah tanah di mana endapan bijih sedang di tambang, tetapi bukan peggalian yang dilakukan selama “development”

“Pront/Face” adalah permukaan batuan yang sedang di tambang.

“Sump adalah suatu sumuran dangkal untuk menampung air, dari mana air kemudian dipompakan ke permukaan bumi. Biasanya dibuat di tempat terendah dari “shaft” dekat shaft ataupun “level”.

Page 18: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG (7) “Shaft Collar” adalah bagian atas dari suatu “shaft”

yang diperkuat dengan beton kayu atau bambu (timber).

“Crosscut” adalah lubang yang dibuat mulai dari footwall dan menembus tubuh bijih.

Page 19: Terminologi Pertambangan
Page 20: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI DALAM TAMBANG TERBUKA

1. Crest adalah bagian tertinggi (puncak) daripada jenjang.

2. Toe adalah bagian terendah (kaki) daripada jenjang.

3. Bench adalah permukaan jenjang.

4. Berm adalah jarak antara toe suatu jenjang ke crest jenjang di bawahnya, diukur tegak lurus jurus jenjang.

5. α = sudut jenjang tunggal6. β = sudut jenjang

keseluruhan7. h = tinggi jenjang

1

2

3 40

51

62

7

Page 21: Terminologi Pertambangan

TAHAP – TAHAP KEGIATAN INDUSTRI PERTAMBANGAN DAN METALURGI

Page 22: Terminologi Pertambangan

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

“Pertambangan” adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

“Mineral” adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.

“Batubara” adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan.

“Pertambangan Mineral” adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

Page 23: Terminologi Pertambangan

“Pertambangan Batubara” adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.

“Usaha Pertambangan” adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

“Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.

“IUP Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Page 24: Terminologi Pertambangan

“IUP Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan sete1ah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.

“Izin Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.

“Izin Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah Izin untuk melaksanakan usaha pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.

“IUPK Eksplorasi” adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan khusus.

“IUPK Operasi Produksi” adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha pertambangan khusus.

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Page 25: Terminologi Pertambangan

“Penyelidikan Umum” adalah tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi.

“Eksplorasi” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

“Studi Kelayakan” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.

“Operasi Produksi” adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan, serta sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Page 26: Terminologi Pertambangan

“Konstruksi” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

“Penambangan” adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

“Pengolahan dan Pemurnian” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan.

“Pengangkutan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan.

“Penjualan” adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau batubara.

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Page 27: Terminologi Pertambangan

“Badan Usaha” adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang pertambangan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Jasa Pertambangan” adalah jasa penunjang yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan.

“Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,” yang selanjutnya disebut amdal, adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

“Reklamasi” adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Page 28: Terminologi Pertambangan

“Kegiatan Pascatambang,” yang selanjutnya disebut “pascatambang” adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan.

“Pemberdayaan Masyarakat” adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat kehidupannya.

“Wilayah Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WP,” adalah wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional.

“Wilayah Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WUP,” adalah bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi dan/atau informasi geologi.

“Wilayah Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya disebut “WIUP,” adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUP.

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Page 29: Terminologi Pertambangan

“Wilayah Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya disebut “WPR,” adalah bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.

“Wilayah Pencadangan Negara,” yang selanjutnya disebut “WPN,” adalah bagian dari WP yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.

“Wilayah Usaha Pertambangan Khusus,” yang selanjutnya disebut “WUPK,” adalah bagian dari WPN yang dapat diusahakan.

“Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus dalam WUPK,” yang selanjutnya disebut “WIUPK,” adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang IUPK.

TERMINOLOGI PERTAMBANGAN DALAM UU NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA