sejarah pertamina

13
BAB 2 (Sejarah PT. Pertamina Persero RU III Plaju) BAB II TINJAUAN UMUM II.1 Sejarah PT. Pertamina (Persero)  PT. Pertamina (Persero) merupakan suatu perusahaan BUMN yang bergerak di  bidang eksplorasi dan pengolahan minyak s erta gas bumi menjadi berbagai jenis bahan bakar dan petrokimia. Sejarah berdirinya PT. Pertamina (Persero) dimulai pada tahun 18 71, ketika Jhon Reenik melakukan eksplorasi sumber minyak bumi pertama kali di Indonesia, tepatnya di kaki Gunung Ceremai. Usaha eksplorasi yang dilakukan oleh Reenik ini mengalami kegagalan. Lalu pada tanggal 15 Juni 1885, Aleko Jan Zooen Zijkler berhasil melakukan  proses pengeboran di Pangkalan Brandan dan menjadikan sumur minyak tersebut sebagai sumur minyak komersial pertama di Indonesia. Sejak keberhasilan Zjikler itulah usaha-usaha pengeboran minyak di berbagai daerah di Indonesia mulai dilakukan. Beberapa usaha pengeboran minyak yang dilakukan antara lain di Telaga Said (Sumatera Utara) pada tahun 1885, Krika (Jawa Timur) pada tahun 1887, Ledok (Cepu) pada tahun 1901, dan Talang Akar (Pendopo) tahun 1921. Hal ini mendorong tumbuhnya perusahan-perusahan minyak asing pada abad ke-19 antara lain:  a. AS (Andrian Stoop), pada tahun 1887   b. KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun 1890  c. STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890  d. TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894  e. BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894 f. DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894  g.  NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894 h.  NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun 18 94 i. STANVAC (Standard Vacuum Oil), pada tahun 1933  Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, berbagai upaya dilakukan untuk mengambil ahli perusahaan-perusahaan asing yang menguasai minyak dan gas di Indonesia. Pada tahun 1951, perusahaan minyak nasiaonal pertama di Indonesia didirikan dengan nama PerusahaanTtambang Minyak Negara Republic Indonesia (PTMRI). Lalu pada tanggal 10 Desember 1957, PT EMTSU diambil ahli oleh Indonesia dan dilakukan  perubahan nama menjadi PN PERMINA, dan tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya PT. PERTAMINA (PERSERO). Pada tahun 1961, pemerintah mengeluarkan UU No. 44 Tahun 1961 yang menyatakan pembentukan tiga perusahaan Negara di bidang minyak dan gas yaitu:  a. PN PERTAMI N didirikan berdasarkan PP No. 3/1961  b. PN PERMINA didirikan berdasarkan PP No. 199/1961  c. PN PERMIGAN didirikan berdasarkan PP No. 199/1961  

Upload: budi-bayu-anggara

Post on 12-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2 (Sejarah PT. Pertamina Persero RU III Plaju)

BAB IITINJAUAN UMUM

II.1Sejarah PT. Pertamina(Persero)PT.Pertamina(Persero) merupakan suatu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang eksplorasi dan pengolahan minyak serta gas bumi menjadi berbagai jenis bahan bakar dan petrokimia. Sejarah berdirinyaPT.Pertamina(Persero) dimulai pada tahun 1871, ketika Jhon Reenik melakukan eksplorasi sumber minyak bumi pertama kali di Indonesia, tepatnya di kaki Gunung Ceremai. Usaha eksplorasi yang dilakukan oleh Reenik ini mengalami kegagalan. Lalu pada tanggal 15 Juni 1885, Aleko Jan Zooen Zijkler berhasil melakukan proses pengeboran di Pangkalan Brandan dan menjadikan sumur minyak tersebut sebagai sumur minyak komersial pertama di Indonesia.Sejak keberhasilan Zjikler itulah usaha-usaha pengeboran minyak di berbagai daerah di Indonesia mulai dilakukan. Beberapa usaha pengeboran minyak yang dilakukan antara lain di Telaga Said (Sumatera Utara) pada tahun 1885, Krika (Jawa Timur) pada tahun 1887, Ledok (Cepu) pada tahun 1901, dan Talang Akar (Pendopo) tahun 1921. Hal ini mendorong tumbuhnya perusahan-perusahan minyak asing pada abad ke-19 antara lain:a.AS (Andrian Stoop), pada tahun 1887b.KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun 1890c.STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890d.TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894e.BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894f.DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894g.NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894h.NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894i.STANVAC (Standard Vacuum Oil), pada tahun 1933Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, berbagai upaya dilakukan untuk mengambil ahli perusahaan-perusahaan asing yang menguasai minyak dan gas di Indonesia.Pada tahun 1951, perusahaan minyak nasiaonal pertama di Indonesia didirikan dengan nama PerusahaanTtambang Minyak Negara Republic Indonesia (PTMRI). Lalu pada tanggal 10 Desember 1957, PT EMTSU diambil ahli oleh Indonesia dan dilakukan perubahan nama menjadi PN PERMINA, dan tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya PT. PERTAMINA(PERSERO). Pada tahun 1961, pemerintah mengeluarkan UU No. 44 Tahun 1961 yang menyatakan pembentukan tiga perusahaan Negara di bidang minyak dan gas yaitu:a.PN PERTAMIN didirikanberdasarkan PP No. 3/1961b.PN PERMINA didirikan berdasarkan PP No. 199/1961c.PN PERMIGAN didirikan berdasarkan PP No. 199/1961Pada tahun 1965, PN PERMIGAN dibubarkan dan semua kekayaan, yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu, diserahkan kepada Lemigas, sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada PN PERMINA dan fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN PERTAMIN. Pada 1968, berdasarkan PP No. 27/ 1968, PN PERTAMIN dan PERMINA digabung menjadi satu perusahaan yang menjadi pengelola tunggal dibidang industry minyak dan gas bumi di Indonesia dan diberi nama Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN PERTAMINA). Pada tahun 1971, PN PERTAMINA berubah nama menjadi Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PERTAMINA). Tugas utama PT. PERTAMINA diatur dalam UU No.8 Tahun 1971, yaitu sebagai berikut:1.Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas dalam arti seluas-luasnya, guna memperoleh hasil sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan Negara.2.Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan-bahan minyak dan gas bumi dalam negeri yang pelaksanaannya diatur dengan aturan pemerintah.Pada tanggal 17 September 2003, berdasarkan UU No. 20 Tahun 2001 dan PP Noo. 31 Tahun 2003 PT. PERTAMINA berubah nama menjadi PT. Pertamina (Persero). PTPertamina (Persero) memiliki tugas-tugas pokok yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sebagai berikut:1.Eksplorasi dan ProduksiKegiatan ini mencakup upaya pencarian lokasi yang memiliki potensi ketersediaan minyak dan gas bumi, kemungkinan penambangannya, serta proses produksi menjadi bahan baku untuk proses pengolahan2.PengolahanKegiatan ini tersusun dari proses-proses pemisahan dan pemurnian untuk mengolah minyak dan gas mentah menjadi produk yang diinginkan seperti premium, solar, kerosin, petrokimia, dan lain-lain3.Pembekalan dan PendistribusianKegiatan ini meliputi penampungan, penyimpanan, serta pendistribusian bahan baku ataupun produk akhir yang siap dikirim.4.PenunjangKegiatan penunjang mencakup segala kegiatan yang dapat menunjang terselenggaranya kegiatan-kegiatan eksplorasi, produksi, pengolahan, pembekalan, dan pendistribusian. Kegiatan penunjang ini diantaranya pengadaan penyukuhan keselamatan kerja, dan lain-lain.PT. Pertamina (Persero) memiliki tujuh unit pengolahan (Refinery), namun pada tahun 2007,Refinery UnitI di Pangkalan Brandan berhenti beroperasi karena terdapat permasalahan pada pasokam bahan umpan. Keenam unit pengolahan lain yang masih beroperasi saat ini, yaitu:1.Refinery UnitIIdiDumai-Sei Pakning,Riau2.Refinery UnitIIIdiPlaju-Sei Gerong,Sumatera Selatan3.Refinery UnitIVdiCilacap,Jawa Tengah4.Refinery UnitVdiBalikpapan,Kalimantan Timur5.Refinery UnitVIdiBalongan,Jawa Barat6.Refinery UnitVIIdiKasim,PapuaGambar 2.1 menunjukkan peta persebaran dariRefinery UnitII sampaiRefinery UnitVII PT. Pertamina(Persero) di Indonesia:Gambar 2.1 : Refinery Unit PT. Pertamina (Persero) di Indonesia

II.2SejarahPT.Pertamina(Persero) RU III Plaju, PalembangSalah satuRefineryUnityang dimiliki oleh PT. Pertamina (Persero) adalahRefinery UnitIII Plaju yang terletak di Palembang. Sejarah dari RU III ini dimulai ketika ditemukannya sumur minyak bumi di Telaga Tunggal pada tahun 1885. PT. Pertamina (Persero) RU III memiliki luas area sebesar 384 hektar yang terbagi menjadi dua, yaitu daerah plaju sebesar 230 hektar dan daerah sungai gerong sebesar 154 hektar, pada awalnya terdapat dua kilang yang terpisah dariRefineryUnitini, yaitu kilang Plaju dan kilang Sungai Gerong.Kilang Plaju didirikan pada tahun 1903 oleh perusahaan minyak dari Belanda, yaitu Shell. Kemudian pada tahun 1926, perusahaan minyak dari Amerika Serikat, yaitu Stanvac, mendirikan kilang Sungai Gerong. Sejarah perkembanganRefineryUnitIII Plaju-Sungai Gerong dapat dirangkum dalam Tabel 1 di bawah ini:TahunKegiatan

1903Kilang Plaju didirikan oleh Shell

1926Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac

1965Kilang Plaju dibeli dari Shell oleh Negara (PERTAMINA)

1970Kilang Sungai Gerong dibeli dari Stanvac oleh Negara (PERTAMINA)

1971Unit polypropylene mulai dibangun dengan kapasitas 20.000 ton per tahun

1972Proyek integrasi kilang Plaju dan Sungai Gerong mulai dilakukan

1982PendirianPlaju Aromatic Center(PAC) dan Proyek Kilang Musi (PKM I) yang berkapasotas 98 MBCD dan pembangunanHigh Vacum Unit(HVU) Sungai Gerong sertarevampingCDU untuk konservasi energy

1984Proyek pembangunan Kilang TA/PTA (Terephthalic Acid/Purified Terephthalic Acid) dengan kapasitas produksi 150.000 ton per tahun

1986Kilang TA/PTA mulai berproduksi

1987Proyek pengembangan konservasi energy atauEnergy Conservation Improvement(ECI)

1988Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)

1990Debottleneckingkapasitas unit TA/PTA menjadi 225.000 ton per tahun

1993Total Plant Testdengan kapasitas 131,1 MBSD dan pelaksanaa proyek RTL hasilPlant Test

1994Pelaksanaa Proyek Kilang Musi (PKM) II yang meliputi revamping RFCCU, pembangunanNew Ploypropylene, perubahan listrik dari 60 Hz menjadi 50 Hz di Sungai Gerong, modifikasi unit Redistilling I/II Plaju menjadi CDU, dan mendesain ulang Cyclone FCCU Sungai Gerong

1996Unit Redistilling I/II dimodifikasi menjadi CDU

2002Pembangunan jembatan integrasi yang menghubungkan Kilang Plaju dan Kilang Sungai Gerong

2007Kilang TA/PTA berhenti beroperasi

Tabel1 : Sejarah Perkembangan PT. Pertamina (Persero) RU IIITugas utama dari PT. Pertamina (Persero)RUIII Plaju tercantum dalam UU No. 8 tahun 1971, yaitu menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan pertumbuhan industri dalam negri. Peraturan ini diterjemahkan dalam kegiatan produksi yang dilakukan PT.Pertamina (Persero)RUIII Plaju-Sungai Gerong yaitu secara khusus mengolah bahan bakar (BBM) dan non-BBM.Produk-produk BBM yang dihasilkan oleh PT. Pertamina (Persero) RU III adalah Avtur, Premium, Kerosene, Pertamax Racing Fuel, ADO (Automotive Diesel Oil), IDO (Industrial Diesel Oil), serta Feul Oil. Sedangkan produk non-BBM yang dihasilkan adalah LPG, Musi Cool (refrigerant), LSWR (Low Sulphur Waxy Residu), serta biji plastic Polytam ( polypropylene).Gambar 2.2 : PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju

II.3Visi, Misi, serta Value dari PT. Pertamina (Persero)RU IIIII.3.1VisiVisi PT. Pertamina (Persero) RU III adalah:Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas DuniaII.3.2MisiMisi dari PT. Pertamina (Persero) RU III adalah :Menjalankan usaha minyak, gas, serta energy baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuatII.3.3ValueValueatau tata nilai yang berlaku di PT. Pertamina (Persero) RU-III terdiri dari 6C, yaitu:Clean(Bersih)Dikelola secara professional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, dan berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.Competitive(Kompetitif)Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.Confident(Percaya Diri)Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggan bangsa.Costomer Focused(Fokus pada Pelanggan)Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelangganComersial(Komersial)Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.Capable(Berkemampuan)Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan memiliki talenta dan penguasa teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun riset dan pengembangan.

II.4Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU III PlajuGambar2.3 di bawah ini menunjukkan struktur organisasi dariPT. Pertamina (Persero) RU III Plaju:Gambar 2.3 : Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU III PlajuPT. Pertamina (Persero) RU III Plaju di pimpin oleh seorang General Manager yang membawahi sebelas bagian, yaitu produksi,Turn Around(TA),Maintenance Planingand Support(MPS),Maintenance Execution, Legal and General Affairs, Engineering and Development(ENG & DEV),Refinery Planning and Optimization(RPO),Procurement, Health Safety and Environment(HSE),Reliability, dan OPI.

II.5Facility EngineeringFacility Engineeringmerupakanbagian dari Pertamina RU III Plaju Sungai Gerong yang bertugas melakukan kajian berupa solusi keengineeringan terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan kejadian di lapangan. Kajian ini dapat berupa evaluasi, inovasi dan rekomendasi perubahan terhadap konstruksi unit kilang, penggunaan alat-alat baru, deteksi kerusakan perangkat dilapangan dan kajian-kajian lainnya yang dilakukan untuk memastikan unit berjalan dengan baik.Ada beberapa divisi terkait denganFacility Engineeringdi Pertamina RU III Plaju-Sungai Gerong, yaitu :1.Instrument Technology ExpertInstrument Technology Expertmengurus hal-hal yang berkaitan dengan instrumentasi di lapangan, baik itu sensor, sistem kontrol, ruang kendali, transmiter dan instrumen-instrumen lain di lapangan.2.Electrical Technology ExpertElectrical Technology Expertmengurus hal-hal berkenaan dengankelistrikan arus kuat, distribusi listrik ke seluruh wilayah Pertamina, menaikkan dan menurunkan tegangan dan hubungan listrik arus kuat lainnya.3.Rotating Technology ExpertRotating Technology Expertmengurus hal-hal yang berkaitan dengan peralatan yang berputar dalam operasinya, antara lain pompa, motor, kompresor, turbin.4.Mechanical Technology ExpertMechanical Technology Expertmengurus hal-hal yang berkenaan dengan perpipaan (sesuatu yang tidak bergerak).5.Management Of Change LeaderSeksi Management of Change Leadermengurus semua hal yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di plant RU III.6.Civil Technology ExpertCivil Technology Expertmengurus hal-hal yang berkenaan dengan konstruksi bahan bangunan

Engineering&Developmentmemiliki struktur organisasi sebagai berikut.Gambar 2.4a:Struktur OrganisasiEngineering& DevelopmentFacility EngineeringSection Headmemiliki struktur organisasi sebagai berikut.Engineering&DevelopmentManagerFACILITY ENGINEERING SECTION HEAD

ROTATING EQUIPMENT TECHNOLOGY EXPERT

MECHANICAL EQUIPMENT TECHNOLOGY EXPERT

ELECTRICAL EQUIPMENT TECHNOLOGY EXPERT

INSTRUMENT TECHNOLOGY EXPERT

MANAGEMENT OF CHANGE LEADER

CIVIL TECHNOLOGY EXPERT

Gambar 2.4b:Struktur Organisasi FacilityEngineering

II.6Garis Besar Proses BisnisSecara garis besar, proses bisnis PT. Pertamina (Persero) RU III dapat dibagi menjadi tiga, yaitu menerimaCrude Oil, mengolahnya menjadi BBM maupun non-BBM, serta mendistribusikan produksi hasil olahan. PT. Pertamina (Persero)RU III menerimaCrude Oildari berbagai sumur minyak, terutama di daerah Sumatera bagian selatan. PenerimaanCrude Oildilakukan dengan dua cara, yaitu melalui sistem perpipaan dan melalui kapal tanker.Pada tahun 2011, 57% dari total penerimaan minyak mentah di PT. Pertamina (Persero) RU III berasal dari minyak tanah mentah yang didatangkan melalui sistem perpipaan. Jumlah minyak mentah yang didatangkan melalui sistem perpipaan ini menurun apabila dibandingkan dengan pada tahun 2010 yang mencapai 66%. Sedangkan sisanya, yaitu 31% berasal dari minyak mentah yang didatangkan melalui kapal tanker dan 12% didatangkan melalui kapal tonhkang (barge). Gambar 2.5 di bawah ini menunjukkan presentase minyak mentah yang didatangkan melalui sistem perpipaan, kapal tanker, dan juga kapal tongkang.Gambar 2.5 : Presentase Penerimnaan Minyak Mentah

Pipa

SPD (South Palembang District)

TAP (Talang Akar Pendopo)

KSCO (Kaji Semoga Crude Oil)

RCO (Ramba Crude Oil

Kapal Tanker

GCO (Geragai Crude Oil)

BL/KL (Bula/Klamono

DCO (Duri Crude Oil)

SLC (Sumatera Light Crude)

SPO (Sepanjang Crude Oil)

Mudi Crude Oil

Tabel 2 : Minyak Mentah dari Pipa dan Kapal TankerUntuk beberapa jenis minyak tertentu akan langsung menjadi umpan, seperti SPD dan TAP yang akan masuk ke CDUVserta kaji dan RAMBA yang akan masuk ke CDUIV. Namun untuk jenis minyak mentah yang lain, akan dilakukan proses pencampuran (Blending) sebelum dijadikan umpan.Proses pengolahan yang dilakukan di PT.Pertamina (Persero)RU III secara garis besar terbagi menjadi 4 tahap, yaitu proses pengolahan pertama (PrimaryProcess), proses pengolahan lanjut (SecondaryProcess), prosesTreating, dan proses pencampuran (Blending).Gambar2.6 berikut ini menunjukkan aliran minyak mentah dan produk dalam proses pengolahan di PT.Pertamina (Persero)RU III:

Gambar 2.6 : Proses Pengolahan Minyak BumiII.6.1Primary ProcessingPrimary processingmerupakan proses pengolahan minyak mentah untuk memisahkan fraksi-fraksinya dengan distilasi. Proses distilasi dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan titik didih. Berikut ini adalah dua jenis distilasi yang digunakan dalam proses penyulingan di PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju:Distilasi atmosferikDistilasi atmosferik bertujuan untuk memisahkan minyak mentah berdasarkan titik didihnya pada tekanan atmosferik.proses distilasi atmosferik di PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju terdapat di CDU (Crude Distillation Unit) II, III, IV, V, VI. Setelah melalui proses distilasi atmosferik di CDU, minyak mentah terpisah menjadistraight run,nafta, kerosin, Light Gas Oil(LGO) danHeavy Gas Oil(HGO), danLong Residue.Distilasi vakumPada distilasi vakum, operasi pemisahan dilakukan pada tekanan vakum yang berkisar antara 30-80 mmHg (absolut) atau lebih rendah. Dengan tekanan vakum, titik didih komponen dapat diturunkan sehingga proses menjadi hemat energi. Proses distilasi vakum di PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju terdapat pada unit HVU (High Vacuum Unit) untuk memisahkan fraksi-fraksi padalong residuehasil proses distilasi atmosferik pada CDU. Produk yang dihasilkan dari proses distilasi vakum adalahLight Vacuum Gas Oil(LVGO),Heavy Vacuum Gas Oil(HVGO), danshort residue (vacuum residue).ABGambar 2.7 : A. Crude Distillation UnitB. High Vacuum UnitII.6.2Secondary ProcessingSecondary Processingmerupakan proses kelanjutan dari proses pengolahan pertama yang bertujuan untuk memenuhi spesifikasi produk tertentu dengan menggunakan reaksi kimia. Proses pengolahan lanjut bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi dari hasil proses pengolahan pertama dengan dekomposisi molekul (Cracking), kombinasi molekul (polimerisasi dan akilasi), perubahan struktur molekul (Reforming), serta proses-proses lain, seperti proses petrokimia.ProsesCrackingdi RFCCU merupakan prosesCatalyticCrackingkarena proses ini menggunakan bantuan katalis untuk mempercepat dekomposisi molekul. RFCCU merupakan unit yang berfungsi untuk merengkahLongResiduedan MVGO serta HVGO menjadi fraksi-fraksi ringan dengan bantuan katalis dan panas. Katalis yang digunakan adalah serbuk silika alumina. Produk yang dihasilkan dari prosesCatalyticCrackingdi RFCCU adalah berupaDry Gas,Raw PP (Polypropylene), LPG, Cat. Naphtha, LCGO, HCGO,Slurry, danCoke.Proses polimerisasi yang dilakukan di unit polimerisasi menggunakan umpan berupaTreatedBB dan menghasilkan produk antara lainResidualBB dan polimer. Sedangkan proses alkilasi yang dilakukan di unit alkilasi menggunakan umpan berupaTreatedBB dan menghasilkan produk berupa LPG,LightAlkylate, danHeavyAlkylate.Proses petrokimia terdapat pada Unit Polypropylene. Unit Polypropylene mendapatkan umpan berupaRawPropanePropylenedari RFCCU. Produk dari Unit Polypropylene adalahHomopolymerPolypropylene pelletatau disebutPolypropylenepertamina (Poytam).II.6.3ProsesTreatingdanBlendingProsesTreatingbertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dari produk BBM, seperti senyawa belerang dan merkaptan. Pada PT.Pertamina (Persero), prosesTreatingdilakukan diStabilizerC/A/B, SRMGC, BBMGC, serta UnitButane Butylene(BB)Treatin.SR Tops (Straight Run) dari proses distilasi atmosferik akan masuk keStabilizerC/A/B.StabilizerC/A/B menghasilkan produk-produk berupa gas,CrudeButane,Special Boiling Point X(SBPX),Dip Top(Low Ocane Mogas Component). Gas dari CDU II, III, IV, dan V serta produk dariStabilizerC/A/B akan diolah lebih lanjut di SRMGC (Straight Run Motor Gas Compressor) untuk menghasilkan gas yang akan menjadi umpan BBMGC. BBMGC (Butane-Butylene Motor Gas Compressor) menghasilkanComprimate,ResidualGasdan kondensat yang menjadi umpan untuk BBDistiller(Butane-Butylene Distiller) untuk menghasilkanRefinery Fuel Gas,FreshBB,StabilizedCrackTop, dan propana.Proses pencampuran (Blending) bertujuan untuk memenuhi spesifikasi produk yang telah ditentukan dengan penambahan zat aditif atau dengan pencampuran dua produk yang berbeda spesifikasinya. Contoh proses pencampuran adalah pencampuran HOMC (High Octane Mogas Component) denganNafta untuk menghasilkan bahan bakar premium dengan angka oktan yang memenuhi spesifikasi produk.Setelah melalui proses pengolahan, produk-produk dari PT.Pertamina (Persero)RU III didistribusikan ke beberapa daerah di Indonesia, antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Bandar Lampung, Bangka Belitung, dan sebagian Kalimantan Barat. Produk-produk ini didistribusikan dengan berbagai cara, seperti melalui kapal-kapal tengker dan tongkang untuk Bangka dan Belitung, serta dengan menggunakan truk untuk transfortasi ke depot-depot di Kertapi, Lampung, Bengkulu, Lahat, dan Lubuk Linggau.Untuk mendukung proses bisnis yang di lakukan, PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju memiliki beberapa unit serta fasilitas pendukung. Unit dan fasilitas pendukung ini berupa :

Secondary Processing UnitsRFCCU:20,5 MBCDPolymerization:2,3 MBCDAlkylation:1,8 MBCDPolypropylene:45,2 MBCD

Primary Processing UnitCDU -2: 16,2MBCDCDU -3: 30,0MBCDCDU -4: 30,0MBCDCDU -5: 35,0MBCDCDU -6: 15,0MBCDHVU II: 53,5MBCD

Offsite FacilitiesStorage tanks :Crude oil: 40Interrnediate product: 73Fuel product: 96Non feul product: 37Ports / jettiesOil jetties: 9General cargo: 3

Supporting Facilities System

Power generation: 3 @ 31 MWProcess & drinking water: 2 UnitsCooling tower: 2 UnitsSteam generator: 13 UnitsH2 and N2 plant: 3 UnitsAir Compressor: 6 UnitsWaste control Unit: 3 Systems

Ganbar 2.8 : Unit dan Fasilitas Pendukung di PT. Pertamina (Persero) RU III PlajuPrimary Processing Unitmerupakan unit proses yang digunakan pada proses primer, yaitu distilasi atmosferik dan distilasi vakum. Setelah melalui proses distilasi, sebagian minyak diolah lebih lanjut diSecondary Process Unituntuk menjadi produk dengan nilai jual yang lebih tinggi.Supporing Facilities Systemmerupakan unit-unit penunjang dalam kegiatan pemrosesan, seperti pembangkit listrik, pemurnian air,CoolingToweruntuk pendinginan berbagai macam substansi,SteamGeneratoruntuk menghasilkan steam yang digunakan dalam berbagai proses pada kilang, H2dan N2Plantuntuk memproduksi gasHidrogen danNitrogen yang digunakan pada proses pengolahan minyak,AirCompressor, serta unit pengolahan limbah untuk mengolah limbah yang dihasilkan agas tidak mencemari lingkungan. Selain itu terdapat fasilitas penunjang kegiatan pemrosesan seperti tanki penampungan dan pelabuhan untuk kapal tanker danJetties.II.7Produk PT. Pertamina (Persero) RU III PlajuProduk-produk yang dihasilkan oleh PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju terbagi menjadi empat jenis produk, yaitu produk BBM, produk BBK, produk gas gan turunannya, serta produk non-BBM dan petrokimia. Tabel 3 di bawah ini menunjukkan produk-produk yang dihasilkan oleh PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju beserta dengan kuantitasnya dalam ribu kiloliter di tahun 2011.BBMBBKGas dan TurunanNon-BBM dan Petrokimia

Premium 1.091Avtur72LPG (ton)127.508LAWS20

Kerosene 188Pertamax4Musicool +HAP (ton)537SPBX27

ADO1.699Naphthe988Polytam (ton)50.733

IDO58Vac.73

IFO650Res.5

Tabel 3 : Produk PT.Pertamina (Persero) RU III PlajuPREMIUMPremiummerupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki standar bilangan oktan 88 dan berwarna kuning. Premiumdidapat dari hasilblendingbahan bakar beroktan tinggi, yaituCatalyticNaphtadari unit RFCCU dengan bahan bakar beroktan rendah, yaituNaphtaII dari unit CD sehingga menghasilkan bilanganOktan 88.KEROSENEKerosene atau minyak tanah merupakan bahan bakar keperluan rumah tangga yang dihasilkan oleh unit CD. Kerosene berwarna kuning muda.ADO (Automotive Diesel Oil)Solar atau ADO merupakan bahan bakar kendaraan bermotor bermesin diesel yang dihasilkan oleh unit CD. Solar berwarna oranye.

IDO (Industrial Diesel Oil)IDO merupakan bahan bakar berwarna hitam untuk mesin diesel dengan harga dan kualitas di bawah solar yang dipasarkan untuk keperluan industri (mesin-mesin pabrik). IDO dihasilkan oleh CDU.IFO (Industrial Fuel Oil)IFO merupakan bahan bakar yang juga berwarna hitam untuk mesin non-diesel dengan harga dan kwalitas dibawah premiun untuk keperluan industri. IFO dihasilkan dari unit CD.AVTURAvtur merupakan bahan bakar pesawat turbin atau jet yang berwarna kuning muda. Avtur dihasilkan dari unit gas Plant.PERTAMAXPertamax merupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang memiliki standart bilangan oktan yang lebih tinggi dari premiun, yaitu 92. Pertamax dihasilkan dengan cara menambahkan zat aditif pada proses pengolahannya di kilang.NAPTHANapthaadalahhidrokarbon ringan yang memiliki titik didih pada rentang titik didih bahan bakar. Naptha berfungsi sebagai banhan bakar mobil, motor, dan perkapalan, serta untuk produksi ammonia dan industri petrokimia lainnya.VACUUM RESIDUEVacuum Residuemerupakan produk sisa dari proses distilasi vakum pada HVU yang sudah tidak dapat diolah lagi dan dijual dengan harga rendah.LPG (Liquefied Petroleum Gas)LPG merupakan bahan bakar berbentuk gas yang digunakan baik dalam industri maupun dalam rumah tangga.MUSICOOLMusicool merupakanRefrigerantyang digunakan sebagai bahan pendingin pada alat pendingin seperti kulkas dan AC. Musicool merupakan sebuah produk terobosan pertamina karena produk ini tidak menghasilkan gas-gas yang dapat menyebabkan pemanasan global seperti pendingin lain yang menggunakanFreon.HAPHAP merupakan gas aerosol yang digunakan sebagai gas pendorong pada berbagai produk seperti deodorant, pewangi ruangan, dan produk lain yang memerlukan gas pendorong.LAWSLAWS (Low Aromatic White Spirit) merupakanSolventyang digunakan dalam berbagai proses kimia seperti dalam pembuatan cat, tinta, dan produk kimia lainnya.SPBXSPBX merupakan suatu solvent atau bahan campuran yang di gunakan dalam industri kimia.POLYTAMPolytam merupakan produk bijih plastik (Polypropylene) yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik.Diagram pada Gambar2.9 di bawah ini menunjukkan persentase volume produksi untuk setiap produk yang dihasilkan oleh PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju. Dapat dilihat bahwa produk yang paling banyak dihasilkan adalah produk solar, diikuti dengan premiun danFuelOil.Gambar 2.9 : Proporsi Produk Hasil OlahanPadaGambar 2.10di bawah ini, dapat dilihat perubahan jumlah produksi dari produk-produk BBM yang dihasilkan oleh PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju. Dapat dilihat bahwa produksi kerosene atau minyak tanah dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini terjadi akibat adanya program konversi minyak tanah ke LPG sehingga permintaan akan minyak tanah pun semakin berkurang.Gambar 2.10 : Profil Produksi BBMSelain produk-produk di atas, saat ini PT.Pertamina (Persero)RU III Plaju juga akan memperkenalkan produk baru yaitu Pertamax Racing Fuel. Pertamax Racing Fuel merupakan bahan bakar untuk mobil balap yang mengandung oktan yang cukup tinggi, yaitu di atas 100. Saat ini produk Pertamax Racing Fuel sedang dalam tahap peluncuran di berbagai daerah.