sejarah perkembangan hk ekonomi internasional

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian Hukum Ekonomi Internasional dewasa ini semakin penting. Perkembangan bidang hukum ini bisa dikatakan paling progresif dibandingkan dengan bidang- bidang hukum lain. Peranannya pun sekarang ini bahkan semakin sentral seiring dengan arus globalisasi (ekonomi) yang cepat. Di samping itu, kemajuan teknologi dan komunikasi mengakibatkan aktivitas ekonomi tidak lagi terbelenggu oleh batas-batas negara. Namun, masalah tingkat perbedaan ekonomi dan teknologi di antara negara-negara di dunia telah menimbulkan pergeseran pada perkembangan ekonomi internasional. Perbedaan ini paling tidak memengaruhi hubungan- hubungan antarnegara, terutama apabila terdapat suatu negara yang telah maju yang memiliki kemampuan teknologi, ekonomi, atau militer yang kuat, sedangkan negara-negara lainnya tidak atau kurang memiliki kemampuan dalam bidang-bidang tersebut. Dalam situasi seperti inilah hukum ekonomi internasional memainkan 1

Upload: suki-koichi

Post on 28-Nov-2015

259 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kajian Hukum Ekonomi Internasional dewasa ini semakin penting.

Perkembangan bidang hukum ini bisa dikatakan paling progresif dibandingkan

dengan bidang-bidang hukum lain. Peranannya pun sekarang ini bahkan semakin

sentral seiring dengan arus globalisasi (ekonomi) yang cepat. Di samping itu,

kemajuan teknologi dan komunikasi mengakibatkan aktivitas ekonomi tidak lagi

terbelenggu oleh batas-batas negara. Namun, masalah tingkat perbedaan ekonomi

dan teknologi di antara negara-negara di dunia telah menimbulkan pergeseran

pada perkembangan ekonomi internasional. Perbedaan ini paling tidak

memengaruhi hubungan-hubungan antarnegara, terutama apabila terdapat suatu

negara yang telah maju yang memiliki kemampuan teknologi, ekonomi, atau

militer yang kuat, sedangkan negara-negara lainnya tidak atau kurang memiliki

kemampuan dalam bidang-bidang tersebut. Dalam situasi seperti inilah hukum

ekonomi internasional memainkan peranannya untuk melindungi para pihak,

terutama yang lemah, agar hubungan tersebut berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang

merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah perkembangan dari Hukum Ekonomi Internasional?

1

Page 2: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan dan diharapkan juga memiliki

manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Seperti halnya penulisan

makalah ini, ada beberapa hal yang menjadi tujuan serta manfaatnya. Yang

pertama dan utama adalah bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dari mata

kuliah Hukum Ekonomi Internasional, selain itu juga bertujuan untuk

menambah pengetahuan serta pemahaman dalam bidang Hukum Ekonomi

Internasional khususnya dalam hal melihat sejauh mana perkembangan dari

pada Hukum Ekonomi Internasional dalam arus globalisasi (ekonomi) yang

semakin cepat dewasa ini dan yang terakhir untuk melatih kemampuan diri

menulis.

2

Page 3: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Hukum Ekonomi Internasional

1. Sebelum Perang Dunia II

Menurut Verloren Van Themaat, hukum ekonomi internasional

berkembang pada abad ke 12. Klausul-klausul most-favourednation (MFN)

treatment dan “resipositas” (timbal balik) sudah dikenal pula sejak abad

pertengahan ini. Klausul MFN pertama yang didasarkan pada suatu perjanjian

ditandatangani oleh Inggris dan Burgundy pada tanggal 17 Agustus 1417.

Di abad pertengahan ini, prinsip-prinsip yang terdapat dalam hukum

laut diakui pula telah memberikan sumbangan yang penting terhadap cikal

bakal lahirnya hukum ekonomi internasional. Prinsip tersebut misalnya saja

prinsip kebebasan berlayar (freedom of navigation) dan kebebasan

menangkap ikan (di laut lepas).

Prinsip cabotage adalah contoh prinsip lainnya. Prinsip ini

membolehkan kapal asing (yang merupakan hak bagi negara pantai untuk

memberikannya atau tidak) untuk berlayar guna mengangkut barang dari satu

pelabuhan ke pelabuhan lain dalam suatu wilayah.

Abad ke-19 merupakan abad yang disebut juga sebagai “zaman

liberal” (liberal age). Abad itu dikenal sebagai kulminasi klausul most-

favoured-nation karena pada zaman ini menjadi common commercial law of

the great European powers (Hukum Komersial Negara-negaa Eropa).

Pada masa ini hukum ekonomi internasional umumnya yang berisi

klausul-klausul MFN tertuang dalam bentuk perjanjian-perjanjian bilateral

mengenai perdagangan dan navigasi. Tidak banyak perjanjian (konvensi)

internasional yang dibentuk organisasi-organisasi internasional. Bidang-

3

Page 4: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

bidang yang termuat di dalamnya juga masih sangat terbatas, yaitu bidang

pengangkutan, perlindungan hak milik kekayaan dan promosi perdagangan,

seperti: European Convention of the Danuble 1855, Rhine Navigation of

Liberty and Artistic Works 1886, dan the Brussels Union for the Publication

of Customs Tariffs 1890.

Pada tahun 1914 gambarannya telah berubah: campur tangan negra

dalam mengatur hubungan-hubungan ekonomi yang sifatnya lintas batas

mulai tampak. Pada masa ini Liga Bangsa-Bangsa menetapkan salah satu

syarat dari badan dunia ini. Dalam Pasal 23 (e) Piagamnya menyatakan

perlunya equitable treatment for the commerce of all members (perlakuan

yang adil dalam bidang perdagangan bagi semua negara). Bunyi ketentuan-

ketentuan mengenai klausul MFN ini tercantum pula dalam perjanjian-

perjanjian perdamaian setelah Perang Dunia I.

Pada masa ini ditandai pula dengan upaya-upaya LBB melakukan

studi-studi ekstensif mengenai klausul MFN dan masalah-masalah

perdagangan lainnya. Antara lain, studi terhadap klausul ini yang termuat

pada suatu konvensi yang ditandatangani pada tanggal 5 Juli 1980 mengenai

publikasi tarif-tarif cukai (customs tariffs). Juga diselenggarakannya kongres-

kongres yang membahas ketentuan-ketentuan untuk kerja sama penetapan

cukai.

LBB juga mensponsori studi-studi mengenai formalitas-formalitas

pajak (customs) di antara tahun 1923 dan 1936. Prinsip-prinsip yang dibahas

dalam studi-studi ini kemudian menjadi landasan bagi perjanjian-perjanjian

ekonomi internasional setelah Perang Dunia II, misalnya saja GATT.

Pada masa ini, topik-topik pembahasan hukum ekonomi internasional

mendapat perhatian internasional pula seperti masalah yang berkaitan dengan

komunikasi telegrapik (telekomunikasi), perkembangan hak milik

perindustrian, lalu lintas, kereta api, dan lalu lintas jalan raya.

4

Page 5: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

2. Pasca Perang Dunia II: Bretton Woods System

Pada waktu berlangsungnya Perang Dunia II, negara-negara sekutu

khususnya Amerika Serikat dan Inggris, memprakarsai pembentukan

lembaga-lembaga ekonomi internasional untuk mengisi tujuan-tujuan

kebijakan perekonomian internasional.

Salah satu dari kebijakan tujuan itu adalah melanjutkan program yang

telah dimulai sejak tahun 1930-an. Amerika Serikat, antara lain,

mengeluarkan the Reciprocal Trade Agreements Act, yakni undang-undang

yang mensyaratkan kewajiban resiprositas (timbal balik) untuk pengurangan-

pengurangan tarif dalam perdagangan.

Tujuan kebijakan kedua adalah memberikan kerangka hukum

ekonomi internasional untuk mengurangi konflik ekonomi yang terjadi di

antara Perang Dunia I dan II. Upaya pengurangan konflik ini penting karena

hal ini dianggap sebagai penyebab timbulnya Perang Dunia II.

Tujuan itu melahirkan diselenggarakannya konperensi Bretton Woods

(1994) dan pendirian International Monetary Fund (IMF) dan the

International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Konperensi

ini, meskipun ditujukan khususnya untuk persoalan-persoalan moneter,

mengakui perlunya inisiatif-inisiatif pengaturan mengenai perdagangan

barang-barang.

Setelah PBB didirikan pada tahun 1945, salah satu tindakan

pertamanya adalah mensponsori konperensi-konperensi persiapan pada tahun

1946 dan 1947. Konperensi bertugas untuk merancang suatu Piagam

Organisasi Perdagangan Internasional (International Trade Organization)

(Piagam Havana). Piagam ini berhasil disahkan di Havana pada tahun 1948

namun tidak pernah berlaku karena Kongres AS tidak menyetujuinya.

Pada pertemuan-pertemuan itu telh dirundingkan pembentukan GATT

yang merupakan rancangan Piagam ITO. Pada mulanya GATT merupakan

suatu persetujuan multilateral yang mensyaratkan pengurangan secara timbal

balik tarif yang berada di bawah naungan ITO. Namun ketika ITO gagal

berdiri, GATT kemudian dijadikan sebagai suatu ‘organisasi’ internasional

5

Page 6: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

yang diberlakukan dengan Protocol of Provisional Application yang

ditandatangani pada tahun 1947 dan dibuat untuk menerapkan GATT sebagai

perjanjian internasional yang mengikat.

Sebagai akibatnya GATT meskipun telah menjadi lembaga

perdagangan internasional yang utama, namun ia sebenarnya tidak memenuhi

persyaratan sebagai suatu organisasi. Misalnya ia tidak memiliki anggaran

dasar yang menetapkan struktur organisasi atau tidak adanya ketentuan

mengenai hukum acara sebagai suatu organisasi dan meskipun GATT

memiliki ketentuan mengenai penyelesaian sengketa (Pasal XXII dan XXIII)

namun ketentuan-ketentuan ini tidak jelas dan singkat bahkan telah

mnimbulkan konflik-konflik.

Di samping itu pula, the Protocol of Provisional Application masih

mengizinkan negara-negara untuk melanjutkan praktik-praktik tertentu

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada sebelumnya (Grandfather Rights)

meskipun praktik-praktik tersebut tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan

GATT.

Lembaga-lembaga ekonomi internasional dalam bidang uang dan

perdagangan ini yaitu IMF dan IBRD dan GATT dianggap sebagai

membentuk “the Bretton Woods System”. Di samping itu telah lahir pula the

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada

tahun 1960. Badan ini dibentuk sebagai pengganti the Organization for

European Economic Cooperation guna mengelola bantuan Marshall Plan.

Dalam perkembangannya kemudian fungsi badan ini diperluas oleh

AS untuk mencakup pula rekonstruksi atas Eropa setelah Perang Dunia II

(European Recovery Program). Dewasa ini badan tersebut memainkan

peranan penting dalam membahas dan merumuskan prinsip-prinsip tindakan-

tindakan negara-negara (maju) dalam transaksi ekonomi internasional.

Keanggotaan OECD mencakup negara-negar industri seperti Jepang,

negara-negara Eropa Barat, AS, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Badan-

badan khusus lain telah pula diprakarsai dan dibentuk oleh PBB sehingga

dewasa ini cukup banyak organisasi ekonomi internasional membentuk

6

Page 7: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

kerangka yang menjadi landasan dibentuknya hukum ekonomi internasional.

Dalam hal ini badan khusus yang penting adalah the United Nations

Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang memainkan peran

penting dalam mewakili kepentingan-kepentingan negara-negara sedang

berkembang.

Pada mulanya the Bretton Woods System ini kurang mendapat

sambutan dari negara-negara Eropa Timur, termasuk Uni Sovyet yang

menolak untuk ikut serta di dalamnya. Menurut mereka, organisasi ini dan

organisasi-organisasi sejenisnya hanya cocok untuk negara-negara yang

menganut prinsip pasar bebas (free market).

Negara-negara sedang berkembang juga mengkritik lembaga-lembaga

ini. Lembaga ini dituding tidak memperhatikan kepentingan atau

permasalahan-permasalahan negara-negara sedang berkembang atau miskin.

Pada mulanya memang negara-negara ini menolak bergabung dengan

organisasi-organisasi hasil dari International Bretton Woods. Namun secara

bertahap negara-negara ini kemudian mau bergabung dan bahkan memainkan

peranan aktif dan penting di dalamnya.

Dalam organisasi-organisasi ini yang menerapkan sistem satu negara

satu suara (one-nation-one vote), mempunyai implikasi penting bagi

perkembangan kebijakan-kebijakan dari organisasi-organisasi internsional

lainnya. Khususnya IMF dan IBRD, kedua badan ini memiliki sistem

pemungutan suara yang ‘diperberat’ (weighted voting system) supaya negara-

negara industri masih memiliki pengaruh, meskipun suara negara-negara

sedang berkembang tampaknya dominan.

Dalam tahun-tahun belakangan ini, kritik terhadap sistem Bretton

Woods ini semakin meningkat dan pada tahun 1960-an, UNCTAD dibentuk

PBB sebagai jawaban atas permintaan-permintaan negara-negara sedang

berkembang. Badan ini sampai sekarang berfungsi sebagai juru bicara bagi

kepentingan-kepentingan negara-negara sedang berkembang.

Negara-negara sedang berkembang telah berupaya bahwa harus ada

suatu ‘TEIB’ (Tata Ekonomi Baru/ New International Economic Order/

7

Page 8: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

NIEO), yang akan mengubah beberapa norma dasar dari system Bretton

Woods. Tujuannya adalah agar norma-norma dasar tersebut sesuai dengan

pembangunan di negara-negara ketiga yang sangat dibutuhkan oeh negara-

negara sedang berkembang.

3. Pasca Perang Dingin

Perkembangan hukum ekonomi internasional setelah berakhirnya

Perang Dingin antara blok Timur dan Barat, ditandai dengan adanya

perubahan-perubahan politik an ekonomi yang kedua-duanya saling

berkaitan. Perubahan ini memiliki pengaruh cukup penting terhadap

perkembangan hukum ekonomi internasional.

Perubahan-perubahan politik tampak pada proses demokratisasi pada

negara-negara di Eropa Timur dan Amerika Latin. Umumnya, proses ke arah

demokratisasi ini baru bisa muncul apabila adanya pertumbuhan basis

ekonomi yang stabil. Dan suatu basis ekonomi ini baru bisa terbentuk

manakala hukum ekonomi internasional dapat menciptakan suatu pasar

terbuka dan kompetitif.

Karena itulah hukum ekonomi internasional dalam masa pasca perang

dingin dihadapkan kepada suatu tantangan yang cukup berat yaitu bagaimana

menanggulangi praktik-praktik perdagangan yang dapat menghalangi

pembangunan dan pembentukan pasar terbuka (bebas).

Upaya-upaya dalam menanggulangi permasalahan tersebut merupakan

kecenderungan-kecenderungan yang semakin nyata dewasa ini. Memang

upaya ke arah penghapusan rintangan-rintangan perdagangan sudah tampak

seusai Perang Dunia II seperti misalnya dengan dibentuknya GATT. Namun

upaya nyata dan konstruktif ke arah itu baru muncul setelah selesainya perang

dingin ini.

Peranan hukum ekonomi internasional dalam masa ini ditandai dengan

kecenderungan-kecenderungan berikut.

a) Semakin berperannya organisasi-organisasi intrnasional yang

melahirkan perjanjian-perjanjian internasional guna mengatur

8

Page 9: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

kegiatan-kegiatan ekonomi internasional. Misalnya GATT

(kemudian dilebur ke dalam WTO) yang menghasilkan berbagai

peraturan internasional secara komprehensif, atau UNCTAD dan

UNCITRAL yang menghasilkan aturan-aturan atau pedoman-

pedoman aspek-aspek perdagangan internasional tertentu.

b) Seiring dengan semakin kompleksnya hunungan-hubungan atau

transaksi-tranksaksi ekonomi internasional dewasa ini telah

mengakibatkan semakin kompleksnya aturan-aturan hukum

ekonomi internasional yag mengaturnya.

Misalnya, dengan semakin pentingnya peranan jasa, penanaman

modal atau perlindungan hak kekayaan intelektual, telah

melahirkan aturan-aturan perdagangan baru, misalnya, dalam

kerangka WTO. Perdagangan jasa melahirkan GATS (General

Agreement on Trade and Services), perdagangan modal asing

melahirkan TRIMS (Trade Related Investment Measures), atau

perdagangan yang berkaitan dengan perlindungan hak milik

kekayaan intelektual melahirkan TRIPS (Trade Related Aspects of

Intellectual Property Rights and Counterfeit Goods).

c) Konsekuensi lain dari semakin intensifnya transaksi-transaksi

ekonomi internasional telah menyebabkan timbulnya sengketa-

sengketa perdagangan antarnegara. Kecenderungan ini telah

melahirkan suatu perangkat hukum ekonomi internasional

mengenai penyelesaian sengketa guna mengantisipasi

kecenderungan-kecenderungan tersebut. Sewaktu GATT lahir,

masyarakat internasional menganggap pengaturan penyelesaian

sengketa ini belum begitu penting. GATT hanya memuat dua pasal

penyelesaian sengketa (Pasal XXII dan XXIII). Dewasa ini dengan

lahirnya WTO (Badan Perdagangan Dunia), aturan penyelesaian

sengketa mendapat tempatnya yang khusus, yaitu the

Understansing on Rules and Procedures Governing the Settlement

of Disputes, Final Act of the Uruguay Round.

9

Page 10: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

d) Berkaitan dengan kedudukan hukum ekonomi internasional dalam

tatanan hukum nasional negara-negara di dunia. Fenomena yang

muncul adalah negara-negara dewasa ini mau tidak mau telah

memaksakan dirinya untuk menyesuaikan hukum nasionalnya

dengan aturan-aturan hukum ekonomi internasional.

B. Perkembangan GATT/ WTO

General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dibentuk sebagai suatu

dasar (wadah) yang sifatnya sementara setelah Perang Dunia II. Pada masa itu

timbul kesadaran masyarakat internasional akan perlunya suatu lembaga

multilateral di samping Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF).

Ternyata negara-negara yang pertama kali mendirikan GATT (founding

contracting parties) tidak berhasil mendirikan apa yang mereka namakan

International Trade Organization (ITO). Pada mulanya ITO itu akan

dibentuk sebagai Specialized Agency dari PBB. Namun demikian, ITO tidak

dapat terwujud karena Kongres Amerika Serikat tidak menyetujuinya. Setelah

berulang kali diusahakan oleh pihak Eksekutif Amerika Serikat, maka pada

tahun 1951, indikato jelas bahwa Kongres tidak akan menyetujuinya. Dengan

demikian, maka Presiden Amerika Serikat Harry Truman, menarik kembali

usulan ratifikasi Piagam Havana.

Kebutuhan akan adanya suatu lembaga multilateral yang khusus ini pada

waktu itu sangat penting karena mengingat masyarakat internasional

menemui kesulitan dalam mencapai kata sepakat mengenai pengurangan dan

penghapusan berbagai pembatasan kuantitatif serta diskriminasi perdagangan.

Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya praktik proteksionisme yang

berlangsung pada tahun 1930-an yang sangat memukul perekonomian dunia.

Benih sejarah pembentukan GATT sebenarnya berawal dari waktu

ditandatangani Piagam Atlantik (Atlantic Charter) pada bulan Agustus 1941.

Salah satu tujuan dari piagam ini adalah menciptakan suatu sistem

perdagangan dunia yang didasarkan pada nondiskriminasi dan kebebasan

tukar menukar barang dan jasa.

10

Page 11: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

Berdasarkan tujuan tersebut, serangkaian pembahasan dan perundingan

mengenai tujuan itu telah berlangsung antara tahun 1943-1944, khususnya

antara Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Pada tanggal 4 Desember,

Amerika Serikat pertama kalinya mengusulkan perlunya pembentukan suatu

organisasi perdagangan internasional (ITO). Tujuan organisasi ini menurut

versi Amerika Serikat pada waktu itu adalah untuk menciptakan liberalisasi

perdagangan secara bertahap, memerangi monopoli, dan mengkoordinasikan

kebijakan perdagangan negara-negara.

Usul pembentukan suatu organisasi perdagangan ini disambut baik oleh

The Economic and Social Council (ECOSOC). Badan khusus PBB ini

menyatakan keinginannya untuk menyelenggarakan suatu konferensi. Untuk

maksud tersebut, berhasil dibentuk suatu komisi persiapan. Persidangan-

persidangan komisi ini berlangsung di London mulai tanggal 18 Oktober

sampai dengan 26 Desember 1946. Komisi berhasil mengeluarkan suatu

rancangan piagam London (the London Draft Charter). Namun demikian,

para anggota peserta pertemuan ini gagal mencapai kata sepakat untuk

mengesahkan rancangan piagam tersebut.

Dengan adanya kegagalan ini negara-negara besar tersebut membentuk

suatu komisi perancang yng beranggotakan Amerika Serikat, Kanada, Inggris,

Perancis, dan negara-negara Benelux. Tugas komisi ini adalah mencari

rumusan baru untuk merancang suatu organisasi perdagangan baru.

Pertemuan kedua yang diadakan oleh komisi baru ini berlangsung di Lake

Success, New York, mulai 20 Januari sampai 25 Februari 1947. Pertemuan

tersebut membahas masalah-masalah tertentu saja, tidak membahas masalah-

masalah penting.

Pertemuan penting diselenggarakan di Jenewa mulai April sampai dengan

November 1947. Sejak 10 April sampai 22 Agustus panitia persiapan

melanjutkan tugasnya membuat rancangan Piagam ITO itu, dan sejak 10

April sampai 30 Oktober perundingan-perundingan bilateral berlangsung

antarnegara anggota komisi, antara lain, Brazil, Burma, Ceylon, Pakistan, dan

Rhodesia Selatan. Perundingan-perundingan mengenai konsesi timbal balik

11

Page 12: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

(reciprocal tariff concession) yang dihasilkan dari perundingan-perundingan

itu dicantumkan ke dalam GATT, dan ditandatangani pada tanggal 30

Oktober 1947. Hasil perundingan tersebut berisi suatu kodifikasi sementara

mengenai hubungan-hubungan perdagangan di antara negara-negara

penandatangan. Berdasarkan persyaratan-persyaratan protokol tanggal 30

Oktober 1947, the General Agreement ditetapkan sejak 1 Januari 1948,

sambil menunggu berlakunya ITO.

Pertemuan penting keempat berlangsung di Havana sejak tanggal 21

November 1947 sampai dengan 24 Maret 1948. Pertemuan ini membahas

Piagam ITO oleh delegasi dari 66 negara. Pertemuan berhasil mengesahkan

Piagam Havana. Namun demikian, sampai dengan pertengahan tahun 1950-

an negara-negara peserta menemui kesulitan dalam meratifikasinya. Hal ini

lebih disebabkan Amerika Serikat, sebagai pelaku utama dalam perdagangan

dunia tahun 1958, menyatakan bahwa negaranya tidak akan meratifikai

Piagam tersebut. Sejak itu pulalah ITO secara efektif menjadi tidak berfungsi

sama sekali.

Menurut Professor John H. Jackson, salah satu alasan keengganan

Amerika Serikat meratifikasi Piagam tersebut adalah karena pemerintah

Amerika Serikat menganggap bahwa peranan dan kewenangannya dalam

mengadakan perundingan dalam organisasi internasional yang direncanakan

tersebut (ITO) dibatasi oleh Kongres. Meskipun tidak pernah berlaku dan

minimnya ratifikasi tersebut, tidak menyebabkan GATT menjadi tidak

berlaku. Para perunding GATT mengeluarkan suatu perjanjian internasional

baru, yaitu the Protocol of Provisional Application. Sejak dikeluarkan

protokol inilah GATT terus berlaku sampai saat ini.

Adapun tujuan utama GATT, sebagaimana terdapat pada preambule-nya

adalah:

1. Meningkatkan taraf hidup manusia;

2. Meningkatkan kesempatan kerja;

3. Meningkatkan pemanfaatan kekayaan lam dunia; dan

4. Meningkatkan produksi dan tukar menukar barang.

12

Page 13: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

Dalam pada itu, Olivier Long mengatakan bahwa tujuan GATT adalah

menciptakan suatu iklim perdagangan internasional yang aman dan jelas bagi

masyarakat bisnis dan menciptakan liberalisasi perdagangan yang

berkelanjutan di dalam penanaman modal, lapangan kerja, dan penciptaan

iklim perdagangan yang sehat. Dengan tujuan tersebut, sistem perdagangan

internasional yang diupayakan GATT adalah sistem yang dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di seluruh dunia.

Sementara itu fungsi yang ingin dicapai oleh GATT adalah sebagai berikut:

1. Sebagai suatu perangkat ketentuan (aturan) multilateral yang mengatur

perdagangan yang dilakukan oleh para pemerintah dengan memberikan

suatu perangkat ketentuan perdagangan (the rules of the road for trade).

2. Mengupayakan agar praktek perdagangan dapat dibebaskan dari

rintangan-rintangan yang mengganggu (liberalisasi perdagangan).

3. GATT adalah sebagai suatu ‘pengadilan’ internsional yang para

anggotanya menyelesaikan sengketa dagangnya dengan anggota-anggota

GATT lainnya.

13

Page 14: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah Perkembangan Hukum Ekonomi Internasional

Sebelum Perang Dunia II

Menurut Verloren Van Themaat, hukum ekonomi internasional

berkembang pada abad ke 12. Klausul-klausul most-favourednation (MFN)

treatment dan “resipositas” (timbal balik) sudah dikenal pula sejak abad

pertengahan ini. Klausul MFN pertama yang didasarkan pada suatu perjanjian

ditandatangani oleh Inggris dan Burgundy pada tanggal 17 Agustus 1417.

Di abad pertengahan ini, prinsip-prinsip yang terdapat dalam hukum

laut diakui pula telah memberikan sumbangan yang penting terhadap cikal

bakal lahirnya hukum ekonomi internasional. Prinsip tersebut misalnya saja

prinsip kebebasan berlayar (freedom of navigation) dan kebebasan

menangkap ikan (di laut lepas).

Pasca Perang Dunia II: Bretton Woods System

Pada waktu berlangsungnya Perang Dunia II, negara-negara sekutu

khususnya Amerika Serikat dan Inggris, memprakarsai pembentukan

lembaga-lembaga ekonomi internasional untuk mengisi tujuan-tujuan

kebijakan perekonomian internasional.

Pada mulanya the Bretton Woods System ini kurang mendapat

sambutan dari negara-negara Eropa Timur, termasuk Uni Sovyet yang

menolak untuk ikut serta di dalamnya. Menurut mereka, organisasi ini dan

14

Page 15: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

organisasi-organisasi sejenisnya hanya cocok untuk negara-negara yang

menganut prinsip pasar bebas (free market).

Negara-negara sedang berkembang juga mengkritik lembaga-lembaga

ini. Lembaga ini dituding tidak memperhatikan kepentingan atau

permasalahan-permasalahan negara-negara sedang berkembang atau miskin.

Pada mulanya memang negara-negara ini menolak bergabung dengan

organisasi-organisasi hasil dari International Bretton Woods. Namun secara

bertahap negara-negara ini kemudian mau bergabung dan bahkan memainkan

peranan aktif dan penting di dalamnya.

Negara-negara sedang berkembang telah berupaya bahwa harus ada

suatu ‘TEIB’ (Tata Ekonomi Baru/ New International Economic Order/

NIEO), yang akan mengubah beberapa norma dasar dari system Bretton

Woods. Tujuannya adalah agar norma-norma dasar tersebut sesuai dengan

pembangunan di negara-negara ketiga yang sangat dibutuhkan oeh negara-

negara sedang berkembang.

Pasca Perang Dingin

Perkembangan hukum ekonomi internasional setelah berakhirnya

Perang Dingin antara blok Timur dan Barat, ditandai dengan adanya

perubahan-perubahan politik an ekonomi yang kedua-duanya saling

berkaitan. Perubahan ini memiliki pengaruh cukup penting terhadap

perkembangan hukum ekonomi internasional.

Perubahan-perubahan politik tampak pada proses demokratisasi pada

negara-negara di Eropa Timur dan Amerika Latin. Umumnya, proses ke arah

demokratisasi ini baru bisa muncul apabila adanya pertumbuhan basis

ekonomi yang stabil. Dan suatu basis ekonomi ini baru bisa terbentuk

manakala hukum ekonomi internasional dapat menciptakan suatu pasar

terbuka dan kompetitif.

Karena itulah hukum ekonomi internasional dalam masa pasca perang

dingin dihadapkan kepada suatu tantangan yang cukup berat yaitu bagaimana

15

Page 16: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

menanggulangi praktik-praktik perdagangan yang dapat menghalangi

pembangunan dan pembentukan pasar terbuka (bebas).

Perkembangan GATT/ WTO

General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dibentuk sebagai suatu

dasar (wadah) yang sifatnya sementara setelah Perang Dunia II. Pada masa itu

timbul kesadaran masyarakat internasional akan perlunya suatu lembaga

multilateral di samping Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF).

Ternyata negara-negara yang pertama kali mendirikan GATT (founding

contracting parties) tidak berhasil mendirikan apa yang mereka namakan

International Trade Organization (ITO). Pada mulanya ITO itu akan

dibentuk sebagai Specialized Agency dari PBB. Namun demikian, ITO tidak

dapat terwujud karena Kongres Amerika Serikat tidak menyetujuinya. Setelah

berulang kali diusahakan oleh pihak Eksekutif Amerika Serikat, maka pada

tahun 1951, indikato jelas bahwa Kongres tidak akan menyetujuinya. Dengan

demikian, maka Presiden Amerika Serikat Harry Truman, menarik kembali

usulan ratifikasi Piagam Havana.

Usul pembentukan suatu organisasi perdagangan ini disambut baik oleh

The Economic and Social Council (ECOSOC). Badan khusus PBB ini

menyatakan keinginannya untuk menyelenggarakan suatu konferensi. Untuk

maksud tersebut, berhasil dibentuk suatu komisi persiapan. Persidangan-

persidangan komisi ini berlangsung di London mulai tanggal 18 Oktober

sampai dengan 26 Desember 1946. Komisi berhasil mengeluarkan suatu

rancangan piagam London (the London Draft Charter). Namun demikian,

para anggota peserta pertemuan ini gagal mencapai kata sepakat untuk

mengesahkan rancangan piagam tersebut.

Adapun tujuan utama GATT, sebagaimana terdapat pada preambule-nya

adalah:

5. Meningkatkan taraf hidup manusia;

6. Meningkatkan kesempatan kerja;

16

Page 17: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

7. Meningkatkan pemanfaatan kekayaan lam dunia; dan

8. Meningkatkan produksi dan tukar menukar barang.

17

Page 18: Sejarah Perkembangan Hk Ekonomi Internasional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Bacaan :

Huala Adolf. Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Rajawali Pers,

Jakarta, 2005 (cetakan keempat)

Nurdin MH. Indonesia Dalam Lipatan Ekonomi Global (GATT/WTO), Sophia

Center, Banda Aceh, 2007.

18