perkembangan organisasi internasional

27
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman mengenai hukum internasional tidak dapat kita lepaskan dari organisasi internasional karena pada dasarnya organisasi internasional merupakan entitas 1 yang tidak dapat dilepaskan dari dinamika hukum internasional, dan seiring dengan perkembangan zaman organisasi internasional menjadi bagian yang tidak terpisahkan karena berada dibawah hukum internasional. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya saling melengkapi. Berdasarkan perkembangan dunia, keberadaan organisasi internasional telah timbul sejak beberapa negara mengadakan hubungan internasional secara umum dikarenakan suatu negara tidak akan berkembang dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Hubungan internasional tersebut melibatkan banyak negara yang mempunyai kepentingan dan tujuan bersama, organisasi internasional merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan bersama tersebut yang menyangkut berbagai bidang kehidupan internasional. Organisasi Internasional ini mengikutsertakan Negara- negara yang ingin menjalin Hubungan Internasional baik yang bersifat regional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan peraturan internasional (International Regulation) atau perjanjian internasional (International Agreement) agar kepentingan masing-masing negara dapat terjamin. 2 Sejak pertengahan abad ke-17 perkembangan organisasi internasional tidak hanya diwujudkan dalam berbagai konferensi internasional yang kemudian melahirkan persetujuan-persetujuan, tetapi lebih dari itu telah 1 Entitas (entity) adalah sebuah objek yang keberadaannya dapat dibedakan terhadap objek lain. 2 Hasnil Basri Siregar, Hukum Organisasi Internasional, Medan: Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat FH USU, 1994, p.3

Upload: belardo-prasetya-mega-jaya

Post on 14-Sep-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

berisi tentang bagaimana karakteristik organisasi internasional, perkembangan organisasi internasional

TRANSCRIPT

17

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakangPemahaman mengenai hukum internasional tidak dapat kita lepaskan dari organisasi internasional karena pada dasarnya organisasi internasional merupakan entitas[footnoteRef:2] yang tidak dapat dilepaskan dari dinamika hukum internasional, dan seiring dengan perkembangan zaman organisasi internasional menjadi bagian yang tidak terpisahkan karena berada dibawah hukum internasional. Ibarat dua sisi mata uang, keduanya saling melengkapi. [2: Entitas (entity) adalah sebuah objek yang keberadaannya dapat dibedakan terhadap objek lain.]

Berdasarkan perkembangan dunia, keberadaan organisasi internasional telah timbul sejak beberapa negara mengadakan hubungan internasional secara umum dikarenakan suatu negara tidak akan berkembang dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Hubungan internasional tersebut melibatkan banyak negara yang mempunyai kepentingan dan tujuan bersama, organisasi internasional merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan bersama tersebut yang menyangkut berbagai bidang kehidupan internasional. Organisasi Internasional ini mengikutsertakan Negara-negara yang ingin menjalin Hubungan Internasional baik yang bersifat regional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan peraturaninternasional (International Regulation) atau perjanjian internasional (International Agreement) agar kepentingan masing-masing negara dapat terjamin.[footnoteRef:3] [3: Hasnil Basri Siregar, Hukum Organisasi Internasional, Medan: Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat FH USU, 1994, p.3]

Sejak pertengahan abad ke-17 perkembangan organisasi internasional tidak hanya diwujudkan dalam berbagai konferensi internasional yang kemudian melahirkan persetujuan-persetujuan, tetapi lebih dari itu telah melembaga dalam berbagai variasi dari komisi (comission), sarikat (union), dewan (council) liga (league), persekutuan(assiciation),perserikatanbangsa-bangsa(unitednations),masyarakat (community), dan lain-lain.[footnoteRef:4] [4: Sumaryo suryokusumo, Hukum organisasi internasional, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 1990, p.2]

Organisasi Internasional merupakan pendukung hak dan kewajiban sebagai suatu badan resmi atau suatu badan hukum, namun timbul pertanyaan apakah organisasi internasional memiliki apa yang dinamakan personalitas hukum baik dalam hukum nasional, maupun hukum internasional.Dalam arti luas organisasi internasional ada yang dibentuk atau didirikan oleh pemerintah, yaitu Intergovernmental Organization (IGO) ada pula yang tidak dibentuk atau didirikan oleh pemerintah, yaitu Non-Governmental Organization (NGO). Meskipun banyak istilah lain yang digunakan oleh para ahli namun maknanya tetap sama yaitu organisasi internasional yang bersifat publik dan organisasi yang bersifat privat. Seiring dengan perkembangan zaman organisasi internasional menjadi semkin kompleks dan beragam berdasarkan tugas dan fungsinya masing-masing. Organisasi internasional sendiri merupakan suatu perhimpunan negara-negara yang dibentuk dengan suatu perjanjian internasional (yang sekaligus berlaku sebagai anggaran dasar), dan memiliki organ-organ untuk melaksanakan tugas dan fungsinya,serta dimaksudkan untuk mencapai tujan bersama dari negara-negara anggotanya.[footnoteRef:5] OrganisasiInternasional merupakan subjek hukum internasional, oleh karena itu organisasi internasional mempunyai kemampuan melaksanakan hak-hak dan kewajiban internasional. [5: Abdhul Muthalib Tahar, Hukum Internasional Dan Perkembangannya, Bandar Lampung : Universitas Lampung, 2012, p.41.]

Dalam melaksanakan tugas, hak-hak dan kewajibannya, Organisasi Internasional tidak boleh terlepas dari hukum yang mengatur dan yang menjadi dasar organisasi internasional itu dibentuk, yang merupakan suatu pedoman,sumber, acuan, atau norma yang mengatur pula aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan organisasi internasional seperti prinsip-prinsip, dan tujuan pembentukan organisasi tersebut, syarat-syarat yang diperlukan dalam keanggotaannya, cara-cara dalam mengambil keputusan, personalitas hukum, dan lain-lain. Organisasi Internasional memiliki keanggotaan dan penggolongan keanggotaan, namun masih banyak masalah keanggotaan yang menjadi masalah hukum yang penting bagi Organisasi internasional. Begitupula dengan keputusan yang dikeluarkan oleh organisasi internasional yang dalam penerapannya keputusan tersebut masih menjadi sesuatu yang abstrak.

B. Identifikasi Masalah1. Apakah sumber hukum organisasi internasional ?2. Apakah perbedaan antara organisasi internasional publik dengan organisasi internasional privat ?3. Bagaimanakah personalitas organisasi internasional ?4. Apasajakahorganisasi internasional yang pernah ada didunia ?5. Bagaimanakah keanggotaan internasional dan keputusan organisasi internasional ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sumber organisasi internasional2. Untuk memahami perbedaan antara organisasi internasional publik dengan organisasi internasional privat3. Untuk mengetahui personalitas organisasi internasional4. Untuk mengetahui organisasi internasional yang ada maupun yang pernah ada5. Untuk mengetahui keanggotaan organisasi internasional dan keputusan organisasi internasional.

D.MetodePenulisanMetode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deduktif dimana penulis terlebih dahulu akan menggambarkan permasalahan secara umum lalu kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Dalam teknik pengumpulan data, menelaah sejumlah literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal, dokumen, artikel dalam berbagai media, baik internet maupun surat kabar hari

E.SistematikaPenulisanDalam menguraikan penulisan kali ini agar lebih sistematis, maka penyajian skripsi ini penulis bagi atas empat (4) bab, dan setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab yang lebih rinci. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :1. BABI.PENDAHULUANTerdiridariLatarBelakang,Perumusanmasalah,TujuanPenelitian, metodePenelitiandanSistematikaPenulisan.

2. BAB II.LANDASAN TEORI,terdiri dari Fokus Bahasan dan Pengaturan HukumInternasional.Berisitentangpembahasanmengenaisumber organisasi internasional dan perkembangannya saat ini.

3. BABIII.PEMBAHASAN,DalambabinipenulismembahastentangPemaparandarirangkaianmasalahyangdibuat,yaitu:Mengetahuidan menjelaskan bagaimana keberadaan dan sistematika dalam Organisasi Internasional.

4. BABIV.PENUTUP,yangterdiridarikesimpulanyangdiambildaripembahasan, saran,dan DaftarPustaka.

II LANDASAN TEORI

A. Fokus BahasanMakalah ini berfokus pada penjelasan tentang organisasi internasional yang bersumber dari perjanjian dari negara-negara, dimana organisasi internasional dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu organisasi internasional publik (Public international organization) dan juga organisasi internasional privat (Private international organization). Ada perbedaan antara kedua jenis organisasi internasional tersebut. Organisasi Internasional mempunyai suatu Personalitas sebagai dasar organisasi internasional dalam berprilaku dan melakukan tindakan hukum baik dalam nasional maupun internasional.Seiring dengan perkembangan zaman, organisasi internasional berkembang dengan pesat, sehingga terdapat banyak sekali organisasi internasional baru yang timbul dengan berbagai peran dan fungsi masing-masing. Terdapat mekanisme yang terdapat dalam Keanggotaan organisasi internasional baik penggolongan keanggotaan, prinsip keanggotaan, persyaratan keanggotaan, dan prosedur penerimaan anggota organisasi internasional. Keputusan yang dikeluarkan oleh organisasi internasional merupakan suatu keputusan yang dapat mengikat pemerintah, negara, atau individu yang ditujukan kepadanya.B.Teori dan Pengaturan Hukum Internasional Organisasi internasional adalah suatu persekutuan negara-negara yang dibentuk dengan persetujuan antara para anggotanya dan mempunyai suatu sistem yang tetap atau perangkat badan-badan yang tugasnya adalah untuk mencapai tujuan kepentingan bersama dengan cara mengadakan kerjasama antar para anggotanya.[footnoteRef:6] [6: Sumaryo Suryokusumo, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Jakarta: PT Tatanusa , 1990, p.1]

Berdasarkan Pasal 1 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa PBB memiliki personalitas hukum berdasarkan hukum internasional.[footnoteRef:7] Tertuang juga dalam Pasal 104 Piagam PBB yaitu The Organization shall enjoy in the territory of each of its members such legal capacity as may be necessary for the exercise of its functions and the fulfilment of it purposes (Organisasi akan menikmati didalam wilayahnya masing-masing anggotanya kemampuan hukum yang demikian, sekedar perlu untuk pelaksanaan tugas-tugas dan pemenuhan tujuannya). Dengan demikian PBB sebagai organisasi internasional yang mutlakmemiliki kepribadian hukum Nasional diwilayah setiap wilayah negara anggotanya. [7: Abdul Muthalib Tahar, Op.Cit., p.42.]

Selain PBB, organisasi internasional lainnya juga memuliki kepribadian hukum nasional di wilayah negara anggotanya, seperti halnya ILO (International Labour Organization). Berdasarkan konstitusi pada Pasal 39 yang berisi tentang Legal status of ILO, menyatakan : The International Labour Organization (ILO) Shall posses full juricial personality and in particular the capacity, yang dapat diartikan dalam pasal tersebut bahwa ILO memiliki kapasitas dan yuridiksi penuh dalam personalitasnya disetiap negara anggotanya.[footnoteRef:8] Begitu pula ketentuan yang diatur dalam konstitusi FAO (Food and Agriculture Organization) Pasal 17ayat (1) dan Konsstitus IMF (International Monetary Fund) Pasal 17 ayat (1), semua mengatur tentang personalitas yang dimiliki oleh tiap-tiap organisasi tersebut yang berkaitan dengan hukum nasional.[footnoteRef:9] [8: Pasal 39, Konstitusi ILO tentang Status Hukum, dapat diakses secara online di http://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:62:0::NO:62:P62_LIST_ENTRIE_ID:2453907:NO] [9: J.Pareira Mandalangi, Segi-segi hukum organisasi internasional , Bandung: Binacipta., 1986., p.15]

Berkaitan dengan personalitas organisasi internasional Maryan Green berpendapat bahwa pemberian suatu personalitas hukum kepada suatu organisasi internasional itu pada hakekatnya merupakan sine qua non untuk mencapai tujuan organisasi internasional yang telah dibentuk tersebut.[footnoteRef:10] [10: Sumaryo Suryokusumo, Jakarta: PT Tatanusa, 1990., Op.Cit., p.17]

III PEMBAHASAN

A. Sumber Hukum Organisasi Internasional Istilah sumber hukum organisasi internasional telah digunakan dalam empat pengertian.[footnoteRef:11] Pertama, sebagai kenyataan historis tertentu, kebiasaan yang sudah lama dilakukan, persetujuan atau perjanjian resmi yang dapat membentuk sumber hukum organisasi internasional. Sebagai contoh sejarah pembentukan PBB adalah konferensi Dumbarton Oaks 1944 yang mengusulkan perumusan rancangan Piagam PBB. Selain itu seperti halnya ICRC (International Committe of The Red Cross) yang dalam sejarah pembentukannya atas inisiatif Hendry Dunand melakukan Konferensi Internasional di Jenewa pada tanggal 26 Oktober 1863. Dalam konferensi ini sebuah lambang pembeda, yaitu palang merah di atas dasar putih, diadopsi maka lahirlah Palang Merah.[footnoteRef:12] [11: Sumaryo Suryokusumo., Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 1990., Op.Cit., pp.26-28] [12: Ibid.]

Kedua, Instrumen pokok yang dimiliki oleh organisasi internasional dan memerlukan ratifikasi dari semua anggotanya, misalnya dapat berupa piagam, (PBB, OAS, OAU) Covenant (Liga Bangsa-Bangsa), Final Act. (Komperensi keamanan dan kerjasama Eropa atau Lazim disebut Helsinki Accords, Pact (Liga Arab) Treaty, (NATO, SEATO), Statute (ICRC, IAEA, OPEC), Deklarasi (ASEAN), Constitution (UNIDO, ILO).[footnoteRef:13] Dari semua instrumen-instrumen pokok diatas semuanya memiliki prinsp-prinsip hukum yang sama baik dalam hal substansial maupun prosuderal namun berbeda dalam redaksionalnya. [13: Ibid.]

Piagam PBB yang ditandatangani di San Fransisco pada tanggal 26 juni 1945 merupakan instrumen pokok dari PBB disamping itu juga merupakan satu tahap dalam perkembangan sejarah organisasi internasional. Piagam tersebut berisi ketentuan-ketentuan yang sebagian besar didasarkan atas pengalaman-pengalaman sebelumnya dimasa LBB. Prinsip dan tujuan yang termuat didalam ketentuan piagam hakikatnya merupakan perwujudan dari segala perubahan yang terjadi pada waktu itu diseluruh dunia, dimana ketentuan-ketentuan yang dirumuskan. tersebut memerlukan penyesuaian yang substansial baik dari segi pengaturan organisasinya maupun dari segi tata caranya.[footnoteRef:14] [14: Saffudin, Jurnal Hubungan Internasional: Pengertian, Pentingnya dan Sarana Hubungan Internasional, diakses secara online di https://docs.google.com/document/d/1RVLwjbJ97GmHN6Bxelnhi-rVDyvdi-q9dRP5dqhqedA/edit, pada tanggal 9 September 2014 pukul 13.35 WIB.]

Ketiga, Ketentuan-ketentuan lainnya mengenai peraturan tata-cara organisasi internsional beserta badan-badan yang berada dibawah naungannya, termasuk cara kerja mekanisme yang ada pada organisasi tersebut. Peraturan-peraturan ini merupakan elaborasi dan pelengkap instrumen pokok yang ada, yang semua itu memerlukan persetujuan bersama dari para anggota. Seperti halnya dalam sisitem PBB kita kenal beberapa peraturan seperti: Rules of the General Assembly, embodying amendments and additions adopted by the General Assembly (31 December 1978), Provisionals Rules of Procedure of the Security Council (Januari 1974), Rules of Procedur of the Economic and Social Council (1975).[footnoteRef:15] [15: Sumaryo Suryokusumo, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press) Op.Cit., p.29]

Keempat,hasil-hasilyang ditetapkandan diputuskan oleh organisasi internasional yang wajib atau harus dilaksanakan baik oleh para anggotanya maupun badan-badan yang ada di bawah naungannya. Bisa berbentuk resolusi, keputusan deklarasi atau rekomendasi. Dalam sistem PBB badan-badan utama seperti Majelis Umum, Dewan Keamanan, dan Dewan Ekonomi dan Sosial dapat mengeluarkan resolusinya sendiri-sendiri. Namun demikian resolusi Majelis sifatnya hanya rekomendatif dibandingkan dengan resolusi Dewan Keamanan yang mempunyai kekuatan mengikat atau legaly binding.[footnoteRef:16] [16: Ibid.]

Berbeda dengan ICRC yang memiliki struktur Executive Board,Governing Board, dan Komisi yang dapat mengeluarkan peraturan seperti : the resolutions of the International Conferences of the Red Cross and Red Crescent,[footnoteRef:17] peraturan tersebut berfokus dalam masalah kemanusiaan. [17: ICRC, Anual Report 2009, dapat diakses secara oniline di http://www.icrc.org/eng/resources/documents/annual-report/annual-report-legal-bases-2009.htm, pada tanggal 9 September 2014 pukul 13.42 WIB.]

B. Perbedaan Antara Hukum Organisasi Internasional Privat Dengan Organisasi Internasional Hukum Publik Organisasi Internasional dalam arti luas bukan hanya organisasi internasional publik (Publik international organization) saja tetapi juga organisasi internasional privat (Private international organization).1. Organisasi Internasional Publik (Publik international organization)Organisasi internasional publik beranggotakan negara dan karena itu disebut juga sebagai organisasi antar-pemerintah (inter-governmental organization). Organisasi ini hanya menyangkut organisasi tingkat pemerintah karena lebih melibatkan pada pemerintah negara-negara anggotanya sebagai pihak.[footnoteRef:18] Peralihan dari organisasi-organisasi privat menjadi organisasi publik berlangsung secara bertahap, dan tidak ada suatu batasan mengenai perserikatan publik internasional yang dapat diterima yang pernah diperoleh.[footnoteRef:19] [18: Ibid, p.3] [19: D.W. Bowet, Hukum Organiasi Internasional, Terjemahan Bambang Iriana Atmaja, Jakarta, Sinar Grafika, Cet.1, Februari 1992.,p.8.]

Untuk dapat disebut Organisasi internasional publik harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:[footnoteRef:20] [20: Sri Setianingsih Suwardi, Op.Ci.t, p.22]

a. Organisasi Internasional tersebut haruslah didirikan berdasarkan kepada perjanjian internasionalb. Organisasi tersebut harus memiliki alat perlengkapan (organ)c. Hukum yang berlaku untuk organsasi internasional itu adalah hukum internasional.

2. Organisasi Internasional privat (Private international organization).Organisasi internasional privat bermula dari kesadaran badan-badan non-pemerintah, baik perhimpunan swasta individun ataupun badan hukum, bahwa kepentingan mereka mempunyai karakter internasional yang menuntut pengajuan melalui suatu perhimpunan internasional permanen yang serupa dengan badan-badan di negara lain.[footnoteRef:21] [21: D.W Bowett Op.Cit., p.5]

Perbedaan antara keduanya sudah jelas organisasi internasional privat yang sering disebut organisasi non-pemerintah (NGO) anggotanya bukanlah negara berbeda dengan organisasi internasional publik. Organisasi internasional privat ini melibatkan badan-badan atau lembaga-lembaga swasta diberbagai negara. Organisasi internasional privat dicakup oleh hukum nasional, berbeda dengan organisasi internasional public yang dicakup oleh hukum internasional[footnoteRef:22], namun dalam praktik sangat lah abstrak, kita sering melihat terjadi tumpang tindih (overlapping) atau duplikasi (duplication). [22: Sri Setianingsih Suwardi, Op.Cit.p.24.]

C. Personalitas Organisasi Internasional

Personalitas adalah kemampuan hukum yang berhubungan erat dengan kepribadian hukum untuk berbuat sesuatu, melakukan tindakan (bertindak), atau melaksanakan hak dan kewajibannya di nasional maupun internasional.Seperti membuat suatu perjanjian dengan negara lain. Suatu Organisasi internasional akan memiliki suatu personalitas dalam hukum internasional, Personalitas hukum tersebut menjadi sesuatu yang sangat penting yang harus dimiliki Organisasi internasional guna melakukan kemampuan hukum tersebut. Personalitas dalam organisasi internasional dibagi menjadi dua yaitu personalitas dalam kaitannya dengan hukum nasional dan juga personalitas dalamkaitannya dengan hukum internasional .

1. Personalitas Organisasi Internasional dalam kaitannya dengan hukum nasional Personalitas hukum organisasi internasional dalam kaitannya dengan hukum nasional pada hakekatnya menyangkut keistimewaan dan kekebalan bagi organisasi internasional itu sendiri yang berada diwilayah negara anggotanya dan bagi pejabat-pejabat sipil internasional yang bekerja pada organisasi internasional tersebut.[footnoteRef:23] [23: Sumaryo Suryokusumo, Jakarta: PT Tatanusa, Op.Cit. , p.24.]

Dalam praktek selama ini dapat diketahui, bahwa meskipun piagam Liga Bangsa-Bangsa (The Covenant of The league of Nations) tidak mengatur dengan tegas ketentuan tentang personalitas hukum (Juridicial personality) namun terdapat anggapan umum, bahwa LBB memiliki hak dan kepribaduan hukum.[footnoteRef:24] Begitu pula dengan organisasi selanjutnya yaitu Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB), dalam Pasal 104 Piagam PBB yang menyatakan : [24: J.Pareira Mandalangi, , Op.Cit..,p.13.]

The Organization shall enjoy in the territory of each of its members such legal capacity as may be necessary for the exercise of its functions and the fulfilment of it purposes (Organisasi akan menikmati didalam wilayahnya masing-masing anggotanya kemampuan hukum yang demikian, sekedar perlu untuk pelaksanaan tugas-tugas dan pemenuhan tujuannya).[footnoteRef:25] [25: Ibid p.14]

Menurut Michael Akehurst, penegasan Pasal 104 Piagam PBB tersebut adalah, PBB sebagai organisasi internasionak dengan demikian menikmati kepribadian hukum Nasional diwilayah setiap negara anggotanya.[footnoteRef:26] Selain itu tedapat pula dibuat persetujuan-persetujuan lain sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 104 Piagam PBB tersebut contohnya Interm Arrangement[footnoteRef:27] [26: Michael Akehurst, A Modern introduction to International Law, Minerva series of Students Handbooks, p.92] [27: Suatu persetujuan yang dibuat oleh PBB dengan pemerintah Switzerland yang berisi suatu pengakuan eksplisit tentang personalitas hukum gedung PBB di Jenewa.]

Ketentuan yang serupa dengan Piagam PBB pasal 104 tersebut dapat kitaa temukan pada konstitusi ILO (International Labour Organization) pada Pasal ke 39 yang berisi tentang Legal status of organization, menyatakan :The International Labour Organization (ILO) Shall posses full juricial personality and in particular the capacity:a. to contract (membuat kontrak)b. to acquire and dispose of immovable and movable proprety (memperoleh dan mengatur kepemilikan baik bergerak maupun tdak bergerak)c. to institute legal proceedings (untuk berproses dalam hukum).[footnoteRef:28] [28: Sumaryo Suryokusumo, Jakarta: PT Tatanusa, Op.Cit pp.112-113]

Begitu pula ketentuan yang diatur dalam konstitusi FAO (Food and Agriculture Organization) Pasal 17 (1), Konsstitus IMF (International Monetary Fund) Pasal 17 (1), semua mengatur tentang personalitas yang dimiliki oleh organisasi tersebut yang berkaitan dengan hukum nasional. Menyatakan bahwa meskipun tidak diatur secara tertulis dalam konstitusi namun dalam prakteknya organisasi internasional tersebut mempunyai personalitas nasional.

2. Personalitas Organisasi Internasional Dalam Kaitannya Dengan Hukum InternasionalPersonalitas Organisasi Internasional dalam kaitannya dengan hukum internasional dapat diartikan bahwa sejauh mana hak dan kewajiban yang dimiliki suatu organisasi internasional dalam berperkara atau bertindak di Pengadilan internasional atau melakukan suatu tindakan hukum, apakah suatu organisasi internasional memiliki wewenang untuk menuntut dan dituntut di depan pengadilan, memperoleh dan memiliki benda-benda bergerak, mempunyai kekebalan (immunity), dan hak-hak istimewa (privileges), dan lain-lain. Dalam kaitan ini mahkamah berpendapat bahwa perlu adanya personalitas internasional dari PBB. Sebelum mulai mempertimbangkan apakah organisasi memiliki kapasitas untuk mengajukan gugatan internasional, personalitas itu sangat diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip charter, dan bahwa tugas-tugas dan hak-hak organisasi hanya dapat dijelaskan atas dasar pemilikan sejumlah besar personalitas internasional[footnoteRef:29] [29: Abdhul Muthalib Tahar, Op.Cit p.42]

Kriteri Personalitas hukum organisasi internasional dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Merupakan suatu perhimpunan tetap dari negara-negara, dengan tujuan sesuai dengan hukum dan dilengkapi dengan alat-alat perlengkapanb. Adanya suatu pembedaan, dalam arti kekuasaan hukum dan tujuan organisasi dalam dengan negara-negara anggotanya.c. Kekuasaan hukum yang dimiliki organisasi dapat dilaksanakan bukan hanya di system hukum salah satu atau lebih negara-negara, melainkan dalam level internasional.[footnoteRef:30] [30: Ibid.p.43]

Dari segi hukum, organisasi internasional sebagai entitas yang memiliki kedudukan personalitas tersebut sudah tentu akan mempunyai wewenangnya sendiri untuk mengadakan tindakan-tindakan sesuia dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan disetujui oleh para anggotanya, meskipunmenimbulkan pertentangan karena secara eksplisit tidak dicantumkan dalam instrumen pokoknya.[footnoteRef:31] [31: Sumaryo Suryokusumo, Jakarta: PT Tatanusa, Op.Cit., p.28.]

Dengan demikian meskipun tidak diatur secara tegas atau tidak tertuliskan dalam aturan, organisasi internasional dianggap memiliki personalitas hukum yang merupakan suatu kebutuhan atau sesuatu yang penting yang harus dimiliki organisasi internasional agar bisa berprilaku atau melakukan tindakan hukum sesuai dengan aturan hukum internasional untuk memaksimalkan peranannya dan mencapai tujuan-tujuan organisasi tersebut.D.Daftar Organisasi InternasionalBanyak sekali daftar organisasi yang ada dari dulu hingga saat ini.Pengklasifikasian juga dilakukan oleh beberapa pakar hukum interansional, seperti halnya oleh I Wayan Parthiana dengan meninjau dari berbagai segi, yaitu dilihiat dari ruang lingkup kegiatannya, ditinjau dari tujuanya, atau ditinjau dari sudut keaggotannya.Berikut ini, pengklasifikasian organisasi interansional ditinjau dari sudut keanggotaannya dari tahun ke tahun. :Intergoverment Organization (organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia)[footnoteRef:32]: [32: Ibid.]

1. IIA=International Institute of Agricultural (1905)2. UNWRA = United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refuge (1942)3. UN = United Nation = PBB (1945)4. IMF = International Monetary Fund (Juli 1945, 180 negara)5. UNESCO = the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (16 November 1945)6. UNICEF = United Nations International Childrens Emergency Fund (1946), namun namanya diganti setelah tahun 1953 menjadi: United Nations Childrens Fund.7. UNSCOP = The United Nations Special Committee on Palestine (May 1947, oleh 11 negara)8. OAS = Organization of American States (1948)9. WHO = World Health Organization (7 April 1948)10. IMCO = InternationalMaritime Comitte (1948)11. NATO = North Atlantic Treaty Organisation (4 April 1949)12. UNHCR = UNited Nations High Commissioner for Refugees (14 Desember 1950)13. ECSC = Europeam Coal and Steel Community Treaty of Paris (1951)14. EEC =European Economic Community (1957)15. EURATOM = European Atomic Energy Community (1957)16. AALCC = Asian African Legal Consultative Comitte (1958)17. EFTA= European Free Trade Association (1960)18. OPEC = Organization of the Petroleum Exporting Countries (1960, anggota 13 negara, termasuk Indonesia)19. WFP = World Food Programme (1961)20. OAU = Organization of African Union (1963)21. ICO = International Coffe Organization (1963)22. ICO = International Coffe Organization (1963)23. UNITAR = United Nations International Training and Research (1965)24. UNIDO = United Nations Industrial Development Organization (1966)25. ASEAN = Association of Southeast Asian Nations = Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) ( Dibentuk 8 Agustus 1967, memiliki 10 negara anggota, Timor Leste dan Papua new Guinea hanya sebagai pemantau, dan masih mempertimbangkan akan menjadi anggota)26. WIPO = World Intellectual Property Organization (1967)27. ECA= Economic Comission for Africa (1971)28. ECWA = Economic Comission for Western Asia (1973)29. ESCAP = Economic Comission for Asian and Pacific (1974)30. G8 = Group of Eight, kelompok negara termaju di dunia. Sebelumnya G6 pd thn 1975, kemudian dimasuki oleh Kanada 1976 (Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, Amerika Serikat, Kanada dan Rusia (tidak ikut dalam seluruh acara), serta Uni Eropa.31. UNIFEW = United Nations Development Fund for Women (1976)32. UNDPR = The United Nations Division for Palestinian Rights (2 Desember 1977)33. IFAD = International Fund for Agricultural Development (1977)34. UNIDI = United Nations Institute for Disarment Research (1980)35. ECLA = Economic Comission for Latin America (1983)36. ICTY = International Criminal Tribunal for Yugoslavia (1991)37. UNPROFOR = United Nations Protection Force in Former Yugoslavia (1992)38. EU = The European Union (27 negara anggota, 1 november 1993)39. ICTR = International Criminal Tribunal for Rwamda (1994)40. WTO = World Trade Organization (1995)41. ECOSOC = Economic and Social Counsil (1998)42. UNCHR = United Nations Commission on Human Rights (2006)Non-Governmental Organizations (NGO). Dalam bahasa Indonesia Lembaga Swadaya Masyarakat-LSM, yg didirikan oleh perorangan atau per-group dan tidak terikat oleh pemerintah, yaitu:[footnoteRef:33] [33: UNESCO, List of international non-governmental organizations (NGOs), diakses secara online di: http://ngo-db.unesco.org/s/or/en, pada tanggal 15 September 2014 pukul 12.15 WIB]

1. ICRC = International Committee of the Red Cross (1863) = Palang Merah, gerakan bantuan kemanusiaan saat bencana alam atau peperangan.2. AMNESTY International (1961, memiliki sekitar 2,2 juta anggota, dari 150 negara, organisasi yang membantu menghentikan penyelewengan/ pelecehan hak azasi manusia)3. DANIDA=Danish International Development Assistance (Organisasi yg memberikan bantuan khusus finansial kepada negara miskin, pengungsi, bencana alam, 1962)4. Asia-Pacific Broadcasting Union (1964)5. GREENPEACE (40 negara, dari Europe, State of America, Asia, Africa dan Pacific, semenjak 1971).6. Arab Lawyers' Union (1974)7. WWF= the World Wildlife Fund (1985, Memiliki hampir 5 juta pendukung, distribusi dari lima benua, memiliki perkantoran/perwakilan di 90 negara).8. Academia Europaea (1988)9. Academic Council on the United Nations System (1992)10. Amnesty International (1961)11. African Union of Broadcasting (1963)12. Asia-Pacific Broadcasting Union (1964)13. Afro-Asian Peoples' Solidarity Organization (1996)14. Agence universitaire de La Francophonie (1997)15. Africa Club (1998)16. Arab Organization for Human Rights (2000)17. Africa Network Campaign on Education for All (2010)18. Arab Institute for Human Rights (2010)

E. Keanggotaan Organisasi Internasional dan Keputusan OrganisasiInternasional 1. Keanggotaan Organisasi InternasionalDalam keanggotaan Organisasi internasional dibedakan menjadi tiga, yaitu Keanggotaan penuh (full members), dimana anggota akan ikut serta dalam semua keanggotaan organisasi dengan segala hak-haknya, yang kedua keanggotaan luar biasa (associate members), dimana anggota dapat berpartisipasi namun tidak mempunyai hak suara di alat perlengkapan utama organisasi internasional, yang ketiga adala keanggotaan sebagian (partial members), dimana anggota hanya ikut berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan tertentu.[footnoteRef:34] [34: Sri Setianingsih Suwardi, Op.Cit., p.39]

Mengenai prinsip keanggotaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu prinsip universalitas dan terbatas (Selective), Prinsip keanggotaan universalitas tidak membedakan sistem pemerintahan, ekonomi ataupun politik yang dianut oleh negara anggota. Sedangkan dalam prinsip terbatas (selective) menekankan syarat-syarat tertentu bagi keanggotaan.[footnoteRef:35] [35: Sumaryo suryokusumo, Jakarta: PT Tatanusa, Op.Cit., p.46.]

Keanggotan suatu negara dalam organisasi internasional dapat dilakukan degan sendiri-sendiri, namun juga dimungkinkan kelompok negara menjadi anggota dalam organisasi internasional.[footnoteRef:36] Persyaratan suatu negara untuk menjadi anggota organisasi internasional disebtukan dalam Anggaran Dasar organisasi tersebut.Sebagai contoh persyaratan yang ditentukan untuk penerimaan anggota baru di PBB adalah : [36: Sri Setianingsih Suwardi,Loc,Cit p.48]

a. All other Loving State (Negara cinta damai)b. Accept the obligations contained in the present charter (menerima kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Piagamc. Bility and Willingness to carry out charter obligations (mampu dan bersedia melaksanakan kewajiban-kewajiban yang ditentukan oleh piagam.d. Upon the rocomendation of the security council (Permohonan untuk menjadi anggota PBB diputuskan oleh majelis umum atas rekomendasi dewan keamanan)e. Keputusan anggota baru akan diumumkan oleh majelis umum dengan kehadiran dua per tiga anggota yang hadir dan memberikan suaranya.[footnoteRef:37] [37: Ibid, pp.49-50.]

Dalam hal penerimaan keanggotaan organisasi internasional merupakan suatu tindakan bilateral, biasanya ada dua prosedur yang digunakan, Pertama, adanya permintaan dari calon anggota, kedua, negara yang bersangkutaan telah meratifikasikan anggaran dasar organisasi internasional dimana negara tersebut ingin menjadi anggota.[footnoteRef:38] Jadi ada dua tindakan dalam hal penerimaan anggota organisasi internasional sesuai dengan tindakan hukum nasional maupun tindakan hukum internasional. [38: Ibid, p.57]

2. Keputusan Organisasi InternasionalKeputusan organisasi internasional tidak selalu mengikat (binding) secara hukum, kecuali jika ada ketentuan yang mengatur lain dan khusus untuk itu. Contohnya mengikat antara pemerintah dan indivdu yang khusus ditujukan untuk itu. Keputusan yang diambil oleh organisasi internasional pada umunya dalam bentuk resolusi-resolusi atau keputusan-keputusan lainnya, baik berupa permintaan untuk pelaksanaanya, himbauan, rekomendasi maupun penetapan sesuatu deklarasi atau instrumen-instrumen lainnya seperti konvensi, perjanjian, persetujuan, yang kemudian disepkatai oleh negara-negara anggota organisasi internasional.[footnoteRef:39] [39: Sumaryo Suryokusumo, Jakarta: PT Tatanusa, Op.Cit.,p.83]

Keputusan organisasi internasional bisa dilakukan dengan konsensus atau dengan pemungutan suara dengan mengambil suara mayoritas ataupun dengan suara yang bulat (unanimity). Konsensus adalah pengambilan keputusan yang tidak ada penolakan dari negara anggotanya,Unanimity adalah apabila terdapat suatu keputusan secara bulat terhadap suatu masalah maka tidak perlu diadakan pemungutan suara, sedangkan apabila tidak terdapat keputusan yang bulat, maka akan diadakan suatu pemungutan suara secara mayorat.[footnoteRef:40] [40: ibid, p.85.]

Dalam perkembangannya sesudah tahun 1945 pengambilam keputusan-keputusan dalam organisasi internasional telah mengalami pergeseran dari azas Unanimity ke azas mayoritas, yaitu pengambilan suara terbanyak, dengan dua-pertiga suara dari anggota atau suara arfirmatif dari anggota yang hadir pada pengambilan suara tersebut.[footnoteRef:41] Suara arfirmatif adalah suara dari Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara atas dua permasalahan, yaitu masalah prosuderal maupun maslah non prosuderal.[footnoteRef:42] [41: ibid, p. 86.] [42: ibid, p. 89.]

IV PENUTUP

A. KesimpulanOrganisasi Internasional merupakan sesuatu yang timbul akibat perjanjian, konvensi, deklarasi atau yang lainnya dari beberapa negara yang berguna sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimiliki oleh masing-masing negara. Dalam implementasinya, proses atau pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut harus berpegangan atau berpacuan pada sumber yang menjadi dasar atau norma yang mengatur pelaksanaan tersebut.Organisasi Internasional dibagi menjadi organisasi internasional publik dan organisasi internasional privat, organisasi tersebut termasuk dalam kategori subjek hukum internasional yaitu sebagai organisasi internasional dalam hal ini organisasi internasional privat. Perbedaan antara keduanya adalah dilihat dari anggotanya, organisasi internasional privat anggotanya bukanlah negara berbeda dengan organisasi internasional publik yang anggotanya adalah negara itu sendiri. organisasi internasional privat ini melibatkan badan-badan atau lembaga-lembaga swasta diberbagai negara. Kemudian organisasi internasional privat dicakup oleh hukum nasional, berbeda dengan organisasi internasional public yang dicakup oleh hukum internasional.

Seiring dengan perkembangan zaman organisasi internasional menjadi semakin kompleks dan beragam, semakin banyak organisasi internasional yang muncul dengan fungsi dan tujuan masing-masing, baik organisasi internasional regional maupun organisasi internasional universal. Organisasi internasional tersebut didirikan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan negara-negara untuk mencapai suatu perdamaian maupun kesejahtraan dari negara-negara tersebut.

Orgaisasi Internasional merupakan salah satu subjek hukum internasional oleh karena itu organisasi internasional memiliki Personalitas, dalam hal ini memilikikepribadian hukum untuk berbuat sesuatu, melakukan tindakan (bertindak), atau melaksanakan hak dan kewajibannya di nasional maupun internasional.Seperti membuat suatu perjanjian dengan negara lain, dan lain-lain.

Selain mempunyai personalitas hukum internasional, atau kepribadian hukum, organisasi internasional mempunyai kemampuan untuk membuat atau mengeluarkan keputusan-keputusan untuk melaksanakan tugasnya dan mencapai tujuannya. Organisasi internasional memiliki keanggotaan yang dapat dibedakan menjadi tiga jenis keanggotaan, yaitu Keanggotaan penuh (full members), dimana anggota akan ikut serta dalam semua keanggotaan organisasi dengan segala hak-haknya, yang kedua keanggotaan luar biasa (associate members), dimana anggota dapat berpartisipasi namun tidak mempunyai hak suara di alat perlengkapan utama organisasi internasional, yang ketiga adalah keanggotaan sebagian (partial members) dimana anggota hanya ikut berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan tertentu. Semua negara yang ingin menjadi anggota dalam organisasi tersebut harus memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam anggaran dasar dari organisasi yang ingin di ikuti.

B.Saran

Organisasi internasional bukan hanya didirikan tanpa alasan, melainkan ada tujuan yang dimaksud dari setiap pendirian organisasi internasional.Oleh karena itu setiap organisasi internasional harusmemberikan peranan yang baik dalam implementasi atau pelaksanaanya untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud, dan memberikan manfaat baik bagi negara-negara anggota maupun negara-negara lain serta memberikan manfaat dalam kancah internasional.

Bagi negara-negara yang menjadi anggota dalam organisasi internasional harus tetap memenuhi persyaratan yang dicantumkan dalam anggaran dasar, danmemberikan kontribusi yang baik dalam melaksanakan hak dan kewajibannya, demi membantu mewujudkan tujuan organisasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKABuku :J.pareira Mandalangi, Segi-segi hukum organisasi internasional, Bandung: Binacipta,1986.D.W. Bowet, Hukum Organiasi Internasional, Terjemahan Bambang Iriana Atmaja, Jakarta, Sinar Grafika, Cet.1, Februari 1992.Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press) , 2004.Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, Jakarta : Universitas Indonesia. 1990........, Hukum Organisasi Internasional, Jakarta: PT. Tatanusa, 2007Abdul Muthalib Tahar, Hukum Internasional dan perkembangannya, Lampung: Universitas Lampung, 2012.Hasnil Basri Sregar, Hukum Organisasi Internasional, Medan : Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat FH USU, 1994.

Jurnal dan Web ::Saffudin, Jurnal Hubungan Internasional: Pengertian, Pentingnya dan Sarana HubunganInternasional, diakses secara online di https://docs.google.com/document/d/1RVLwjbJ97GmHN6Bxelnhi-rVDyvdi-q9dRP5dqhqedA/editICRC, Anual Report 2009, dapat diakses secara oniline di http://www.icrc.org/eng/resources/documents/annual-report/annual-report-legal-bases-2009.htm,Konstitusi ILO tentang Status Hukum, dapat diakses secara online di http://www.ilo.org/dyn/normlex/en/f?p=1000:62:0::NO:62:P62_LIST_ENTRIE_ID:2453907:NOUNESCO, List of international non-governmental organizations (NGOs), diakses secara online di:http://ngo-db.unesco.org/s/or/en