sejarah industrialisasi di indonesia.docx

11
Sejarah Industrialisasi di Indonesia Saat mengikuti Trainning mengenai capacity building untuk industrial manager minggu lalu, salah seorang Trainner, Profesor dari Korea menyampaikan pernyataan yang menarik. Beliau menjelaskan mengenai tiga tahap perkembangan Industri. Pertama diawali dari Industri padat karya, kemudian secara bertahap beralih ke bentuk industri berat, dan ketiga yaitu Industri Telekomunikasi - Informatika. Dia mengambil contoh dua negara di dunia telah mencapai perkembangan industri sampai tahap ketiga, yaitu Amerika dan Korea . pernyataan menariknya sebagai berikut,” Amerika mencapai tahap ketiga dalam rentang waktu 200 tahun, dan Korea mencapainya dalam kurun waktu 30 tahun, bagaimana dengan Indonesia ?Pertanyaan terakhir Trainner ini dibalas dengan senyum simpul ( dan malu-malu) dari seluruh peserta, termasuk saya. Bagaimana bisa jawab kalau kapan mulainya saja kami tidak tahu. Semenjak kejadian ini, saya berusaha menemukan jawabannya. Kapan Indonesia mulai memasuki era Industrialisasi. Secara khusus, artikel ini saya tujukan bagi seluruh praktisi dan akademisi yang mencintai industri manufacture di Indonesia. Perkembangan Industri Dunia

Upload: dazslam-new-version

Post on 07-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Sejarah Industrialisasi di Indonesia

Saat mengikuti Trainning mengenai capacity building untuk industrial manager minggu lalu, salah seorang Trainner, Profesor dari Korea menyampaikan pernyataan yang menarik. Beliau menjelaskan mengenai tiga tahap perkembangan Industri. Pertama diawali dari Industri padat karya, kemudian secara bertahap beralih ke bentuk industri berat, dan ketiga yaitu Industri Telekomunikasi - Informatika. Dia mengambil contoh dua negara di dunia telah mencapai perkembangan industri sampai tahap ketiga, yaitu Amerika dan Korea . pernyataan menariknya sebagai berikut,Amerika mencapai tahap ketiga dalam rentang waktu 200 tahun, dan Korea mencapainya dalam kurun waktu 30 tahun, bagaimana dengan Indonesia?

Pertanyaan terakhir Trainner ini dibalas dengan senyum simpul ( dan malu-malu) dari seluruh peserta, termasuk saya. Bagaimana bisa jawab kalau kapan mulainya saja kami tidak tahu. Semenjak kejadian ini, saya berusaha menemukan jawabannya. Kapan Indonesia mulai memasuki era Industrialisasi. Secara khusus, artikel ini saya tujukan bagi seluruh praktisi dan akademisi yang mencintai industri manufacture di Indonesia.

Perkembangan Industri Dunia

Revolusi Industri

Industri di dunia diawali dari Revolusi Industri ( RI ) di Inggris pada abad ke-18.Pada dasarnya Revolusi Industri merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Dorongan terbesar terjadinya Revolusi Industri ini saat penemuan mesin uap oleh James Watts Th. 1764. Mesin ini menjadi pendorong utama tenaga mesin penggerak pada pertanian pabrik. Percepatan Revolusi Industri terjadi pada tahun 1800 dengan dikembangkannya mesin yang menggunakan bahan bakar dan listrik.

RI di Inggris tidak berdiri sendiri, melainkan suatu proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahn sosial ekonomi, budaya dan politik. Revolusi itu sendiri merupakan suatu perubahan dan pembaharuan secara radikal dan cepat pada bidang perdagangan, industri, dan teknik yang terjadi di Eropa, terutama di Inggris pada abad ke-18.

Penemuan mesinmesin (meski berpenggerak manual) mendorong pemilik bermodal besar untuk memperkerjakan banyak tenaga-tenaga buruh, dan mendirikan gedung-gedung besar. Tempat-tempat kerja buruh yang digunakan untuk berproduksi disebut manufacture. Manufacture-manufacture inilah yang merupakan langkah awal terjadinya proses Industrialisasi. RI adalah awal dari Industrialisasi di Inggris. Didukung oleh kekayaan alam ( bijih besi, batubara ) industrialisasi berkembang semakin cepat. Perkembangan RI menorong timbulnya produksi dan pemasaran secara massal, mengawali timbulnya gagasan automatisasi, serta menimbulkan pergeseran perkembangan orientasi perekonomian dari produksi barang ke produksi jasa. Perkembangan industri dalam industrialisasi sebagai dampak RI disebabkan masalah ekonomi khususnya dan kemanusiaan umumnya, yaitu :1. Bertambahnya penggunaan mesin2. Efisiensi produksi batubara, besi dan baja3. Pembangunan Jalur kereta Api, perkembangan alat transortasi dan komunikasi.4. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.

Perkembangan industri di Inggris sangat ditunjang oleh luasnya daerah-daerah koloni yang dikuasai Kerajaan Inggris saat itu, yang sekaligus menjadi daerah-daerah pemasaran yang sangat potensial.Era Industrialisasi di Amerika dimulai tahun 1804, saat Oliver Evans mengembangkan mesin uap tekanan tinggi yang dapat digunakan untuk kapal dan pabrik. Kemudian pada tahun 1813, sekelompok pedagang kaya yang terkumpul dalam Boston Associates membentuk Boston Manufacturing Company. Mereka mendirikan pabrik pertamanya di Waltham, Massachusets.

Di dalam satu perusahaanberlangsung pemprosesan dari bahan mentah hingga bahan jadi. Pada tahun 1815, pabrik tekstil di New England telah berjumlah ratusan. Mereka telah meletakkan dasar bagi perkembangan industri tekstil di Amerika. Masa produksi massal telah dimulai di Amerika.

Indonesia memasuki era Industrialisasi Sejak Tahun 1826Era Industri Indonesia dimulai pada jaman kolonial Belanda. Yang mengejutkan, dari beberapa fakta, ternyata era Industri ini berdekatan waktunya dengan awal perkembangan Industri di Inggris dan Amerika, yaitu abad ke-18. Industri di Indonesia dimulai bersamaan dengan awal perkembangan Pabrik-pabrik Gula di Jawa.

Gula merupakan komoditas utama pada jaman kolonial Belanda. Pada tahun 1667 datang sekelompok pedagang Belanda di Pulau Jawa yang mendirikan VOC. Dengan peningkatan permintaan gula di Eropa maka pada tahun 1750 pabrik milik etnis Cina disewa untuk memproduksi gula di Eropa terutama di pantai utara Jawa.

Penggilingan Tebu Tradisional pada masa Kolonial

Awalnya teknologi pengolahan tebu menjadi gula begitu sederhana dan tradisional. Cairan atau sari tebu didapat dari alat pengepres berupa silinder batu atau kayu yang diletakkan berhimpitan. Salah satu silinder diberi tonggak yang digerakka secara manual oleh manusa atau ternak. Satau orang atau lebih memasukkan tebu ketengah putaran silinder. Hasil press berupa cairan sari tebu dialirkan ke kuali besar dibawahnya.

Mekanisme Penggilignan Tebu Tradisional

Karena tingginya permintaan di Eropa, perlahan teknologi ini ditinggalkan. Mulailah Indonesia pada jaman Hindia Belanda memasuki Era Industrialisasi dalam arti sebenarnya, yaitu penggunaan mesin-mesin dalam melakukan proses produksi, sehingga meskipun menghasilkan volume output sangat tinggi dibanding manual, quality tetap terjaga.

Dengan didukung modal besar, pada tahun 1830, pabrik gula di Jawa Barat bertenaga mesin mulai berdiri. Ini dapat dilihat dengan adanya salah satu surat dari Jessen Trail and Company yang ditujukan pada NHM ( Bank ) yang berisi :In Embarking on the enterpries we now on hand, we very sensible of the deficiency of the rude and imperfect machinery by which the manufacture of sugar was carried on here, and therefore determined to import European machinery, with skillfull men to conduct the same We now have ( 1826 )three sets of mills. Where we employ a European horizontal mill with three cylinders, driven by a six horse power steam engine, a European eight horse power mill, with three cylinder. Worked by complete sets of iron boilers and iron and coppers clarifiers, as also three distilleries, comprising six European copper stills and a suitable complement of fermenting system for distiling the molasses inti Arak and Rum .Sumber :http://ardhipglestari.blogspot.com/2010/02/sejarah-pabrik-gula-hindia-belanda.html

Terjemahan bebasnya kurang lebih seperti ini. Dalam memulai perusahaan perusahaan kita saat ini, kami sangat menyadari mesin-mesin yang digunakan untuk pembuatan gula sangat tidak efisien dan tidak sempurna, oelh karena itu kami ingin mendatangkan mesin mesin dari Eropa beserta tenaga ahlinya.Kami saat ini ( 1826 )memiliki tiga pabrik penggilingan. Menggunakan mesin giling horisontal dari Eropa dengan tiga silinder, berpenggerak mesin uap 6 HP dan 8 HP, komplet dengan unit ketel uap (boillers), clarifiers dari tembaga dan besi, dan tiga unit mesin destilasi ( destilleries ) dan enam unit penyulingan berbahan tembaga dari Eropadan dilengkapi dengan sistem fermentasi untuk pembuatan arak dan rum.

Mesin Giling Tebu

Dari surat diatas dapat kita lihat bahwa sejak tahun 1826, Indonesia pada jaman Hindia Belanda telah memiliki tiga pabrik gula menggunakan mesin - mesin produksi dan Steam Engine ( Ketel Uap ). Inilah titik awal lahirnya Industri di Indonesia.

Pada tahun 1837 1838 didirikan pabrik-pabrik gula meggunakan mesin-mesin yang lebih modern di wilayah wonopringgo, Sragie, dan Kalimatie.Pertumbuhan industri ini menyebabkan tingginya permintaan akan tenaga kerja. Pada masa inilah, sejarah panjang tenaga kerja kontrak ( kuli kontrak ) di mulai dan pendorong penerapan sistem tanam paksa ( cultuurstelsel ) "yang brutal" tahun 1830 untuk mendapatkan suplay tenaga kerja dan bahan baku (tebu) dengan biaya yang murah.

Pesatnya pertumbuhan industri gula saat itu juga diikuti oleh pertumbuhan industri kereta api di akhir abad ke-18. Tercatat,sejarah perkeretaapian di Indonesiadiawalidengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni1864, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km). Sedangkan diluar Jawa ( Sumatera ), pembangunan Rel KA juga dilakukan di Aceh tahun 1874, Sumatera Utara tahun 1886, Sumatera Barat tahun 1891, dan Sumatera Selatan tahun 1914. Kereta Api pada masa itu digerakkan oleh lokomotif uap ( steam engine ) hasil pembakaran batu bara atau kayu.

Lokomotif uap milik Deli Spoorweg Maatschappij (tahun 1910-an)

Kesimpulannya, beberapa faktor berikut merupakan pendorong terjadinya era industri di Indonesia ( evolusi Industri di Indonesia ) yang dimulai sejak tahun 1826 :1.Penemuanmesin uap oleh James Watts Th. 17642.Berkembangnya teknologi permesinan dalam industri manufacture sebagai dampak dari Revolusi Indsutri di Inggris tahun 18003. Tingginya permintaan komoditas gula di Eropa4. Ketersediaan tenaga kerja murah melalui sistem kerja kontrak oleh Pemerintah Hindia Belanda5. Ketersediaan Bahan Baku (tebu) murah melalui sistem tanam paksa (cultuurstelsel) tahun 1830.6. Perkembangan Indsutri Kereta Api.

PenutupBedasar fakta diatas, titik awal Indonesia memasuki era Industrialisasi yaitu pada tahun 1826. Jika Industri di Eropa mulai mengalami percepatan pada tahun 1800, dan di Amerika tahun 1804, Indonesia pada era Hindia Belanda memerlukan waktu 34 tahun untuk menggunakan teknologi permesinan.

Sudah 182 tahun Indonesia memasuki era Industrialisasi. Jika kita mengenal ada tiga tahap perkembangan Industri, mulai dari padat karya, industri berat, dan industri telekomunikasi informatika. Masuk tahapan manakah Industri nasional saat ini ? Mudah mudahan ini menjadi perenungan kita, karena saya pun masih tidak memahami, kemana arah pembangunan industri nasional. Faktanya, industri logam dan kimia dasar di Indonesia belum dapat menopang sepenuhnya kebutuhan Industri. Sampai detik ini, kebijakan import masih menjadi pilihan utama para pengambil kebijakan.

Tidak ada kata terlambat, fokus pada industri industri dasar menjadi kewajiban pemerintah jika ingin memperkuat industri nasional, agar secepatnya melangkah ke tahapan selanjutnya.

Keuntungan dan Kerugian Industrialisasi di Indonesia04.50BLACK ANGELNO COMMENTSIndustrialisasi merupakan salah satu bagian dari kesuksesan perekonomian suatu negara. Hampir semua Negara menerapkan industrialisasi demi kemajuan pembangunan ekonomi Negara tersebut termasuk Indonesia. Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa industrialisasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menjadi lebih pentingnya sektor industri dalam perekonomian. Cara melihatnya adalah dengan memperhatikan struktur produksi di dalam Produk Domestik Bruto (PDB) yang berisikan sumbangan sektor-sektor ekonomi dalam perekomian, termasuk di dalamnya sumbangan sektor industri.Dalam suatu negara industrialisasi dapat dikatakan berhasil jika di dalam masyarakat terjadi transformasi dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri. Selama proses industrialisasi, pendapatan perkapita masyarakat naik dan produktivitas meningkat. Sehingga, untuk mengamati proses industrialisasi kita tidak bisa melihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian saja, akan tetapi juga pendapatan perkapita dan produktivitas yang ada, apakah mengalami pertambahan atau tidak.Dalam perkembangannya, industrialisasi di suatu Negara mempunyai dampak positif maupun negatif. Industrialisasi bertujuan meingkatakan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Keuntungan dari adanya industrialisasi adalah meningkatkan devisa Negara, terserapnya tenaga kerja baik yang terampil maupun yang tidak terampil dengan terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat serta terbukanya sektor usaha informal.Namun selain memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, industrialisasi mempunyai dampak negatif baik terhadap manusia maupun lingkungannya. Berkurangnya lahan pertanian, pencemaran lingkungan, terjadinya arus urbanisasi yang besar serta terjadinya perubahan perilaku masyarakat merupakan dampak negatif dari adanya industrialisasi.

Seperti dibahas diatas bahwa industrialisasi di suatu negara, di satu pihak memberikan keuntungan berupa pertumbuhan ekonomi serta terserapnya tenaga kerja, akan tetapi di satu pihak menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi lingkungan.

Keuntungan industrialisasi

Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hampir semua Negara menerapkan indusrialisasi dalam kebijakan ekonominya. Hal ini terkait industri berguna dalam mengatasi pengangguran dan menyerap banyak tenaga kerja.

1. Meningkatkan devisa NegaraIndustrialisasi dapat meningkatkan devisa Negara yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan Negara. Fungsi devisa antara lain adalah berfungsi sebagai : Alat pembayaran luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan seterusnya) Alat pembayaran utang luar negeri. Alat pembiayaan hubungan luar negeri, misalnya perjalanan dinas, biaya korps diplomatik kedutaan dan konsultan, serta hibah (hadiah, bantuan) luar negeri. Sebagai sumber pendapatan negara.Hal ini dikarenakan dengan adanya industri dapat meningkatkan produksi baik barang maupun jasa, yang dapat diekspor ke Negara lain, yang selanjutnya akan menambah surplus neraca pembayaran yang barang tentu akan meningkatkan devisa suatu Negara. Industrialisasi juga berarti beralihnya penggunaan tenaga produksi dari alat-alat tradisional diganti dengan tenaga mesin. Penggunaan mesin tersebut dapat meningkatkan output produksi yang berlipat daripada penggunaan alat tradisional. Maka, banyak industri didirikan untuk meningkatkan produksi baik barang maupun jasa dengan tujuan untuk mendapatkan surplus atau keuntungan yang berlipat pula. Dalam perdagangan internasional, semakin banyak produksi maka semakin banyak pula keuntungan yang didapat, apalagi jika produksi tersebut merupakan produksi yang langka dan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, Industrialisasi hampir diterapkan oleh hampir semua Negara dalam kebijakan ekonominya, agar dapat memperoleh devisa Negara yang dapat digunakan untuk pembiayaan yang lain.

2. Menyerap tenaga kerjaDengan adanya industrialisasi dapat mengurangi pengangguran, karena dengan dibukanya industri akan dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga lebih dapat menyerap tenaga kerja baik itu tenaga kerja terampil maupun tidak terampil.Dengan berkurangnya angka pengangguran juga akan mengurangi angka kemiskinan. Kita tahu bahwa setiap tahun angka kemiskinan setiap tahun bertambah yang diakibatkan kenaikan jumlah penduduk, salah satu cara untuk dapat mengurangi pengangguran adalah dengan adanya industrialisasi karena dapat menyerap banyak tenaga kerja.

3. Meningkatkan pendapatan masyarakatSeperti dijelaskan diatas, bahwa industrialisasi akan dapat mengurangi pengangguran dengan terbukanya lapangan kerja yang baru. Masyarakat akan mendapatkan pekerjaan yang semula hanya menganggur. Tentu saja ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat dengan dibukanya industri-industri yang baru. Dengan meningkatnya pendapatan masyarkat berarti kesejahteraan masyarakat juga akan ikut bertambah. Hal ini tentu sesuai dengan tujuan Negara untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.

4. Terbukanya usaha-usaha informalIndustrialisasi di berbagai bidang dapat meningkatkan pertumbuhan usaha-usaha informal akibat dibukanya sebuah industri di suatu daerah. Sebagai contoh, dengan dibukanya industri pariwisata selain membuka lapangan pekerjaan di industri pariwisata tersebut juga akan menumbuhkan sector-sektor usaha infornal terutama bagi warga sekitar, misalnya dengan dibukanya tempat pariwisata baru, warga sekitar dapat berjualan barang-barang atau cindera mata atau juga dapat menyewakan fasilitas-fasilitas tertentu.Biasanya sector-sektor ini digarap oleh mereka yang kurang terampil dan kurang terdidik. Akan tetapi hal ini tentu akan dapat mengurangi pengangguran. Pengangguran di Negara ini sebagian besar dialami oleh warga yang kurang terdidik dan kurang terampil, maka dengan adanya pertumbuhan usaha informal tersebut dapat mengurangi pengangguran tanpa perlu susah payah membuka lapangan usaha baru yang barang tentu akan dapat mengurangi kemiskinan.

Kerugian Industrialisasi

Industrialisasi selain dapat memeberikan keuntungan juga dapat menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Walaupun memberikan kontribusi yang besar terhadap perumbuhan ekonomi Negara, industrialisasi berdampak negatif baik bagi manusia maupun lingkungan.

1. Berkurangnya lahan pertanian.Industrialisasi yang besar-besaran menuntut adanya lahan untuk mendirikan sebuah industri. Hal ini bisa dilakukan dengan cara alih fungsi lahan pertanian untuk industri yang semakin lama tentu akan berdampak negatif bagi lingkungan. Hilangnya lahan terbuka untuk menyerap hujan yang diakibatkan alih fungsi lahan pertanian, menyebabkan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.Dengan berkurangnya lahan pertanian, berarti sebagian besar pendapatan masyarakat juga akan hilang, karena kita tahu bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja pada sector pertranian selain itu produktifitas pertanian akan menurun.

2. Pencemaran lingkunganIndustri dapat menghasilkan limbah baik itu padat, cair maupun gas. Hal ini jika tidak dikelola dengan baik barang tentu akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara ditambah lagi dengan penebangan hutan secara besar-besaran menyebabkan suhu bumi semakin panas. Selain itu adanya limbah cair yang sering dibuang ke laut maupun ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu menyebabkan lingkungan laut dan sungai menjadi tecemar dan biota-biota yang hidup di dalamnya juga ikut mati.Pencemaran sungai yang terlalu parah menyebabkan sungai menjdai tidak layak lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan akan emnjdai sumber penyakit. Parahnya waluapun sudah tercemar, masih banyak warga yang masih menggunakan sungai untuk memenuhi kebutuhannya terutama mereka yang tinggal di pinggir-pinggir sungai. Pencemaran sungai oleh benda padat, menyebabkan sungai juga tidak layak untuk dikonsumsi oleh karena itu wajib bagi indutri untuk mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang.

3. Terjadinya arus urbanisasi yang besar-besaranProses industrialisasi yang hanya terjadi di kota-kota besar saja menyebabkan kesenjangan pendapatan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Pendapatan yang kurang menetu dari sector pertanian terutama bagi mereka yang tinggal di desa-desa menyebabkan masyarakat berbondong-berbondong untuk pergi ke kota demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Hal ini didukung sebagian besar masyarakt desa bahwa jika hidup di kota akan mempunyai penghasilan yang lebih baik.Akan tetapi mereka datang tanpa dibekali dengan ketrampilan atau kemampuan. Sehingga yang terjadi adalah urbanisasi besar-besaran yang menyebabkan terjadinya pemukiman kumuh menambah kotor kota.

4. Terjadinya perubahan perilaku masyarakatTanpa disadari industrialisasi juga akan mengubah perilaku masyarakat. Masyarakat akan menjadi semakin konsumtif. Selain itu adanya urbanisasi, yang kita tahu bahwa sebagian besar adalah mereka yang dulu bekerja pada sector pertanian, hanya akan menjadi pengangguran disana. Hal ini barang tentu akan menambah kemiskinan dan menimbulkan kriminalitas.