sejarah atletik tugas adek lagi

Upload: chuzayana-sajja-cukupp

Post on 14-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat :)

TRANSCRIPT

SEJARAH ATLETIK

1. Sejarah AtletikAtletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu "athlon atau athlum" artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Orang yang melakukannya dinamakan "athleta" (atlet). Kita dapat menjumpai pada kata "pentahtlon" yang terdiri dari kata "panta" berarti lima atau panca athlon berarti lomba. Arti selengkapnya adalah "panca lomba" atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan/diperlombakan yang meliputi nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Istilah "athletic" dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan, termasuk renang, bola basket, tenis, sepak bola, senam dan lain-lain.

Sejarah atletik dimulai oleh bangsa Yunani yang pertama kali menyelenggarakan perlombaan atletik. Hal ini dapat dibaca dari karya pujangga Yunani Purba bernama Homerus. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani "Athios", artinya lomba. Pada waktu itu cabang olahraga atletik dikenal dengan pentahlon atau panca lomba dan decathlon atau dasa lomba. Pada buku Odysus, karya Hemerun menerangkan bahwa petualangan Odysus mengunjungi kepulauan di sebelah selatan Yunani, oleh kepala suku diadakan upacara penyambutan. Dalam upacara tersebut diadakan perlombaan yang terdiri dari: lari, lempar cakram, tinju, dan gulat. Pada tahun 776 SM, Yunani mengadakan Olimpiade. Juara pentahlon atau pancalomba dinyatakan sebagai juara Olimpiade.

Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa Games yang digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 Sebelum Masehi) digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 Sebelum Masehi) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman game memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama 527 Sebelum Masehi digelar di Delphi tiap empat tahun. The Nemean Games (dimulai 51 memakai panggung). Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.Di abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim menggunakan ini pertamakali pada tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Eeck Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford dari 1850.Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek. Atletik termasuk di dalam Olimpiade modern pada tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian. Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor pada tahun 1983. Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan amatirisme yang ada sebelumnya.2. Lintasan dan Lapangan dalam Atletika. Lintasan dan Lapangan Dalam RuanganAda dua musim dalam lintasan dan lapangan. Ada musim indoor,selama musim dingin dan musim outdoor, digelar selama musim semi dan panas. Kebanyakan lintasan indoor adalah 200m dan terdiri dari empat atau enam jalur. Seringkali sebuah lintasan indoor memiliki belokan yang lurus untuk mengkompensasikan belokan yang ketat. Dalam lintasan indoor atlet berkompetisi sama dengan event lintasan di outdoor dengan pengecualian untuk lari 100m dan 110/100m haling rintang (diganti dengan sprint 60m dan 60 m hlang rintang di tingkat kebanyakan dan kadang 55m sprint dan 55m haling rintang di tingkat SMA) dan lari 10.000m, jalan cepat 300m, dan 400m haling rintang. Indoor juga mendapat tambahan lari 3000m yang normalnya pada tingkat kampus dan elit dibandingkan memakai 10.000m. marathon 5.000m adalah event lari jauh yang paling umum, walaupun ada situasi dengan jarak lebih jauh pernah dilombakan. Di medio abad 20, ada seri perlombaan duel di Madison Square Garden (New York) lintasan indoor, beberapa menampilkan dua orang berlomba marathon (26,2 mil). Tetapi, ini sangat jarang terjadi. Dalam keadaan tertentu, ada juga balapan 500m dibandingkan 400m yang ada normalnya di event outdoor, dan di kejuaraan kampus indoor dua-duanya dilombakan. Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, lompat ganda dan menembak. Lembar lembing, lempar bola besi dan tolak peluru ditambahkan hanya untu event outdoor, dimana normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam stadion indoor pada perlombaan tersebut. Event unik dari perlombaan indoor (terutama di Amerika Utara) adakah lempar beban seberat 300, 600, 1000 dan 35 pon. Di Negara lain, terutama Norwegia, lompat jauh berdiri dan lompat tinggi berdiri juga dilombakan, bahkn di Kejuaraan Nasional untuk atlet multi-event ada Pentathlon untuk wanita (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru dan 800m) dan heptathlon untuk pria (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru, 60m lari, lompat galah dan 1000m lari) indoor. Untuk outdoor ada heptathlon untuk wanita dan decathlonb. Lintasan dan Lapangan Luar Ruangan

Lintasan dan Lapangan luar ruangan biasanya dimulai dan diakhiri selama musim semi. Kebanyakan lintasan adalah berbentuk oval untuk keadaan 400m. Tetapi, beberapa lintasan tua berukuran 440 yardm dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m/440 yard karena keadaan geografis. Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan yang lebih tua memakai pasir atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur dan bisa termasuk sebuah jalur langkah dan selokan di salah satu belokan. Jalur ini isa ada di luar atau di dalam lintasan, membuat tikungan yang lebih sempit atau lebar. Sangat umum dimana lintasan itu akan mengelilingi sebuah lapangan bermain yang dipakai untukAmerican Football, sepak bola, atau lacrosse. Lapangan di dalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan permukaanya memakai rumput atau karpet buatan, dan tempat diaman tim menggelar kamping selama turnamen panjang. Tetapi lempar lembing, bola besi dan cakram biasanya dilombakan di luar lapangan di lapangan lain karena membutuhkan ruangan yang lebih luas, dan implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang dipakai atau lintasan.

3. Event dalam Atletik Event Lintasan event lari di lintasan 400m. a. Sprint: event yang termasuk 400m. Event yang umum adalah 60m (hanya di dalam ruangan), 100m, 200m dan 400m.b. Jarak Menengah: event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu mil dan 3000m. c. Lari berintang lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus melewati rintangan seperti penghalang dan rintangan air.d. jarak Jauh: berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang kurang lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.e. Halang Rintang: 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan 400 m haling rintang menengah (300 m di beberapa SMA).f. Estafet: 4 x 100m estafet, 4 x 400 m estafet , 4 x 200 m estafet , 4 x 800 m estafet , dll. Beberapa event, seperti estafet medley, jarang dilangsungkan kecuali estafet karnaval besar. Lari jalanan: dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di lintasan. Event biasa adalah 5km, 10km, setengah marathon dan marathon.3. lomba jalan cepat event biasa adalah 10km, 20 km dan 50 km.4. Event lapangan a. Event melempar i. tolak peluruii. lempar peluruiii. lempar lembingiv. lempar cakramb. Event lompat i. lompat tinggiii. lompat galahiii. lompat jauhiv. lompat gandac. yang sangat tidak biasa i. lompat tinggi berdiriii. lompat jauh berdiriiii. lompat ganda berdiri5. Event ganda atau kombinasi a. Triathlon / Trilombab. Pentathlon / Pancalombac. Heptathlond. Decathlon / Dasalomba4. Sejarah Atletik di IndonesiaA. Atletik Di Indonesia pada Zaman penjajahan Di Indonesia atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah negeri ini. Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas. Yang mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanyalah sekolah-sekolah dan kemiliteran saja, itupun sekedar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda adalah Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa Indonesia berarti : Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1917. Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada tetapi usaha untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU hanya dapat terlaksana dibeberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah lanjutan dan yang ada tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan. Pada zaman itu tiap tahun diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta yang penyelenggaraannya bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam Jakarta fair sekarang) pada akhir bulan Agustus atau awal September. Atlet yang menonjol prestasinya pada aman penjajahan Belanda itu antara lain: Mohammad Noerbambang, pelari 100m yang konon pernah mencapai 10,8 detik dan Harun Alrasyid pelompat tinggi yang pernah melewati mistar mencapai 1,80m dan lompat jauhnya mendekati 7,00 m. Pada zaman pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun mulai awal tahun 1942 sampai Agustus 1945 , keolahragaan pada umumnya mengalami perkembangan. Semua pelajar mahasiswa melalui siaran radio yang dikenal dengan 22nama Radio Taiso menyelenggarakan latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga,termasuk senam dan atletik. Atletik mendapat perhatian yang cukup baik.Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-pertandingan olehraga dengan atletik sebagai nomor utamanya, baik yang berbentuk pertandingan antar kelas, antar sekolah atau antar kota. Pada tahun 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan atletik segitiga antar pelajar Sekolah Menengah Bandung, Yogya, dan Solo. Pelajar-pelajar dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung ) dari Yogya GASEMMA ( Gabungan Sekolah Menengah Mataram ) dan dari Solo GASEMBO (Gabungan Sekolah Menengah Solo ). Perlombaan atletik untuk umum juga sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban adalah yang paling sering diperlombakan. Dalam bidang organisasi selama masa pendudukan Jepang ini juga nampak ada kemajuan. Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan dibeberapa kota besar, antara lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ),GABA ( Gabungan Atletik Bandung ), IKASO ( Ikatan Atletik Solo) IPAS ( Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan lain-lain. Pada tahun 1949 oleh ISI ( Iakatan Sport Indonesia ) diselenggarakan Pekan Olahraga di lapangan IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa. Atlet-atlet yang menonjol pada pendudukan Jepang antara lain : Soetantio, pelari 100m yang mencapai 11,00 detik. Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram Matulessi, pelempar Lembing.

B. Atletik setelah Indonesia Merdeka Dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta, maka terbukalah bagi bangsa Indonesia untuk memajukan dan mengembangkan bangsa dan negara dalam segala bidang, termasuk memajukan keolahragaan pada umumnya dan khususnya cabang olahraga atletik. Meskipun pada waktu itu bangsa Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda dengan sekutunya yang ingin kembali menjajah Indonesia, namun rakyat Indonesia terutama para pelajar dan mahasiswanya masih tetap melakukan atletik. Ditempat-tempat yang tidak diduduki tentara Belanda, disaat-saat tidak melakukan perang gerilya, mereka berlatih dan berlomba atletik yang merupakan cabang olahraga yang digemari. Pada bulan Januari 1946 dikota Solo diselenggarakan kongres yang ingin menghidupkan kembali semangat keolahragaan di Indonesia,maka didirikan PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia). Langkah pertama yang dilakukan PORI adalah menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Maksud penyelenggaraan PON pada masa revolusi fisik melawan kekuatan Belanda dengan sekutunya yang menduduki kota-kota besar diIndonesia, mengandung tujuan yang lebih mulia ialah memberi kejutan politik kepada dunia agar terbuka matanya bahwa negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu benar-benar ada. PON diadakan di Solo dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 September 1948, dihadiri oleh wakil Presiden dengan segenap anggota kabinet,hadir pula wakil-wakil dari negara lain termasuk pejabat Komisi Tiga Negara PBB diIndonesia. Atlet-atlet yang terkenal pada waktu itu adalah : 5. - Soedarmodjo , sebagai pelompat tinggi 6. - Arie Mauladi , sebagai pelompat jangkit 7. - Soetopo , menjuarai 5000 m dan 10.000 m 8. - Nasir Rosydi , pelari gawang dan lompat jauh9. - Fuat Sahil , pelari 400 m 10. - Soetrisno , tolak peluru dan lempar cakram 11. - Darwati , pelari 100 m 12. - Anie Salamun , Pelempar cakram

Pada tanggal 3 September 1950 berkumpullah tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan atletik beberapa daerah Indonesia di kota Semarang untuk membentuk Induk organisasi atletik bagi seluruh wilayah Indonesia. Lahirlah kemudian organisasi atletik yang diberi nama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia disingkat PASI. Sebagi langkah pertama di Bandung pada bulan Desember 1950 yang diikuti tidak hanya atlet-atlet dari pulau Jawa tetapi juga dari Sulawesi. Langkah selanjutnya adalah menjadikan PASI dapat diterima sebagai anggota IAAF agar atlet-atlet Indonesia dapat mengikuti Olympiade dan perlombaan-perlombaan Internasional lainnya. Pemusatan latihan yang pertama kali diadakan di Yogyakarta dalam rangka persiapan pengiriman atlet untuk mengikuti Asian Games I yang diselenggarakan di New Delhi, India pada bulan Maret 1951. beberapa atlet yang memperoleh medali perunggu pada Asian games I adalah : 1. Soedarmodjo , untuk lompat tinggi 2. Hardarsin , untuk lompat jangkit 3. A.F Matulessy , untuk lempar lembing 4. Anie Salamun , untuk lempar cakram5. Regu estafet 4 x 400 m atas nama : Tri Wulan, Nyi. Soerjowati, Darwati, dan Lie Jiang Nio.

PON II diselenggarakan di Jakarta bulan Oktober 1951. Atletik merupakan perlombaan nomor utama. Selanjuntnya PASI memutuskan untuk menyelenggarakan kejuaraan atletik setiap tahun. Tahun 1952 di langsungka kejuaraan Nasional di Surabaya. Untuk pertama kali PASI mengirimkan atletnya ke olympiade pelompat tingginya Soedarmodjo dikirimkan ke olympiade di Helsinki. Tahun 1953 dilangsungkan PON III di Medan. Tahun 1954 dilangsungkan kejuaraan Nasional. Yang selalu mendominasi perlombaan atletik Nasional adalah Dasuki, untuk lari 100 m, Yopie Timisela, untuk lari 400 m dan 10.000 m, Soetrio untuk lompat tinggi galah dan Dasalomba. Soedarmodjo, Maridjo dan Okamona untuk lompat tinggi. Hendarsin dan Bin Suryo untuk lompat jangkit. Soetrisno, Sarbe Hupono dan Bram Matulessi untuk nomor lempar cakram dan tolak peluru. Tahun 1955 dilangsungkan Kejuaraan Nasional di Jakarta. Indonesia mendatangkan Bin Miner untuk membentuk Coach-coach atletik di Indonesia yang pada waktu itu belum dimiliki. Tahun 1957 penyelenggaraan PON IV di Makasar (Ujung Pandang). Tahun 1958 kejuaraan Nasional di Jakarta. PASI mengirimkan atletnya ke Asian Games ke-3 diTokyo. Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk lempar lembing. Tahun 1959 kejuaraan Nasional di Jakarta. Tahun 1960 seleksi Nasional di Bandung dalam rangka persiapan Asian Games ke-4 yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962. Disamping itu PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade di Roma untuk mempelajari seluk beluk penyelenggaraan Olympiade dalam rangka persiapan menjadi tuan rumah Asian Games yang akan diselenggarakan di jakarta. Semenajk ditetapkan Jakarta sebagai tempat penyelenggaran Asian Games IV , PASI berusaha sekuat tenaga agar dapat mencapai sukses bukan hanya sukses dalam penyelenggaraan tetapi juga sukses dalam prestasi atlet-atletnya. PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma dan mendatangkan tenaga-tenaga penasihat dari Jepang yang telah berhasil sebagai penyelenggara Asian Games III. Dibidang peningkatan prestasi PASI mendatangkan pelatih-pelatih dari luar negeri. Pelatih yang didatangkan adalah Bin Miner, Norman Ford dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat, disamping untuk meningkatkan prestasi para atlet yang dimasukkan dalam pusat latihan atau TC (Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk menatar kader-kader pelatih. Indonesia. Segala persiapan menjadi tuan rumah Asian Games IV berjalan lancar, berkat bantuan sepenuhnay dana dan fasilitas dari pemerintah RI. Tahun 1962 Asian Games IV dilaksanakan di Jakarta. Pemusatan latihan yang dilakukan dengan persiapan yang cukup ternyata membuahkan hasil yang membanggakan. Untuk pertama kali atlet-atlet Indonesia dapata memperoleh medali emas dalam perlombaan Internasional meskipun bari tingkat Asia. Mohammad Sarengat memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari gawang 110 m (14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m ( 21,6). Awang Papilaya memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat jauh. Regu estafet 4 x 100 m putri memperoleh medali perunggu atas nama Suratmi, Emawati, W.Tomasoa, Wiewiek Machwijar (50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan GANEFO I diJakarta.a)Medali Emas di capai oleh : Jootje Oroh lari 200 m (21,8) Regu 4 x 100 m putra (41,8) atas nama Jootje Oroh, Soenjoto, Mohammad Sarengat dan Bambang Wahyudi. Regu 4 x 400 m putra ( 3:20,6) atas nama Aminuddin M, Agus Soegiri, Strive Mainake, dan Stive Thenu.

b)Medali perak di capai oleh : regu 4 x 100 m putri (50,5) atas nama Emawati, Soeratmi,W.Tomasoa. dan W.Machwijar. Mohammad Sarengat lari gawang 110 m (14,6) I Gusti Ngurah Manik lempar lembing (65,53) Abdul Rab Khan dasalomba (nilai 5807) Nicky Pattiasina lari 3.000 m Steeple chase (9:28,9)

c)Medali perunggu dicapai oleh : Wlily Tomasoa lari 200 m (26,8) Soeratmi lari 400 m (58,8) Soeratmi lari 800 m (2:20) Emawati lari gawang 80 m (12,5) Ni Luh Armoni Widari lompat jauh (5,45) Jean Toar lempar lembing (39,31) Ni Luh Armoni Widari pancalomba (nilai 3407) Aminuddin Machmud lari 400 m (50,3) Z. Lesnussa lari 10.000 m (32:51,1) Ismail Abiddin lari marathon (31.01:40.8)

TUGAS PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEJARAH ATLETIK

Oleh:Faiqotul Khikmah(15)VII-H

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 JABONJl. Dukuhsari No. 1 Jabon telp. (0343)855478 Sidoarjo2014-2015