secara tartil santri usia 6-12 tahun a.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/bab259410265.pdf ·...

21
14 BAB II METODE IQRO’ DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A. METODE IQRO’ 1. Pengertian Metode Iqro‟ Al-Qur‟an mengajarkan bahwa kemajuan beragama terjadi melalui proses belajar dan amat menekankan kepada pentingnya proses belajar, sebenarnya seluruh proses pandangan filosofis dari Al-Qur‟an didasarkan atas proses belajar yang mengangkat derajat manusia. Dalam mengajarkan Al-Qur‟an seorang guru atau ustadz atau ustadzah dapat menggunakan metode bermacam-macam, yang mana setiap metode tersebut memiliki keistimewaan masing-masing. Karena keberagaman ini guru bisa memilih metode mana yang dirasakan cocok dan efisien untuk digunakan dalam pembelajaran. Metode-metode pembelajaran Al- Qur‟an tersebut seperti metode Baghdadiyah, metode Qiro’ati, metode Tilawah, metode Al-Barqy dan sebagainya. Dan salah satu metode yang sering dan mayoritas dipergunakan di Indonesia adalah metode iqro‟. Dan disini penulis akan memaparkan pengertian metode iqro‟, sebelum membahas pengertian metode iqro‟, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian metode itu sendiri. Metode berasal dari bahasa Greeka yaitu “metha”(melalui/melewati) dan“hodos”(jalan/cara), jadi metode secara harfiyah ialah “cara”, dalam pemakaian secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistimatis (Muhibbin Syah, 2004:201), dalam dunia pendidikan metode merupakan suatu cara yang harus di tempuh pengajar untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan menurut Drs.Murni Jamal M.A dalam bukunya “Metodik Khusus Pengajaran Agama” menyatakan bahwa “methodik” berasal dari kata metode (methode) yang berarti suatu cara sistimatis dan umum seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode ialah suatu cara sistimatis dalam mencapai suatu tujuan.

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

14

BAB II

METODE IQRO’ DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN

SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN

A. METODE IQRO’

1. Pengertian Metode Iqro‟

Al-Qur‟an mengajarkan bahwa kemajuan beragama terjadi melalui proses

belajar dan amat menekankan kepada pentingnya proses belajar, sebenarnya

seluruh proses pandangan filosofis dari Al-Qur‟an didasarkan atas proses belajar

yang mengangkat derajat manusia. Dalam mengajarkan Al-Qur‟an seorang guru

atau ustadz atau ustadzah dapat menggunakan metode bermacam-macam, yang

mana setiap metode tersebut memiliki keistimewaan masing-masing. Karena

keberagaman ini guru bisa memilih metode mana yang dirasakan cocok dan

efisien untuk digunakan dalam pembelajaran. Metode-metode pembelajaran Al-

Qur‟an tersebut seperti metode Baghdadiyah, metode Qiro’ati, metode Tilawah,

metode Al-Barqy dan sebagainya. Dan salah satu metode yang sering dan

mayoritas dipergunakan di Indonesia adalah metode iqro‟. Dan disini penulis akan

memaparkan pengertian metode iqro‟, sebelum membahas pengertian metode

iqro‟, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian metode itu sendiri.

Metode berasal dari bahasa Greeka yaitu “metha”(melalui/melewati)

dan“hodos”(jalan/cara), jadi metode secara harfiyah ialah “cara”, dalam

pemakaian secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan

atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep

secara sistimatis (Muhibbin Syah, 2004:201), dalam dunia pendidikan metode

merupakan suatu cara yang harus di tempuh pengajar untuk dapat mencapai suatu

tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan menurut Drs.Murni Jamal M.A

dalam bukunya “Metodik Khusus Pengajaran Agama” menyatakan bahwa

“methodik” berasal dari kata metode (methode) yang berarti suatu cara sistimatis

dan umum seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Jadi dari beberapa pengertian

diatas dapat di simpulkan bahwa metode ialah suatu cara sistimatis dalam

mencapai suatu tujuan.

Page 2: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

15

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Arab Al Munawwir kata Iqro‟

berasal dari kata kerja, yaitu Qoroa, Yaqrou, Qirooatan yang artinya “membaca”.

Jika digabungkan maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pengertian

metode iqro‟ disini ialah suatu cara yang tersusun rapih dan sistimatis untuk

mencapai suatu tujuan yang dalam hal ini ialah mampu membaca Al-Qur‟an

secara tartil.

Metode iqro ini disusun oleh bapak As‟ad Humam dari Yogyakarta dan

dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Masjid dan Mushollah) Yogyakarta

dengan membuka TK Al-Qur‟an dan TPA. Metode Iqro ini semakin menyebar

luas di Indonesia. Metode iqro ini sering digunakan pada pengajian anak-anak di

mesjid ataupun mushollah, majelis taklim dan TPA. Karena pada dasarnya metode

iqro‟ ini sangatlah praktis dan dalam prakteknya tidak membutuhkan alat-alat

yang bermacam-macam, karena metode ini menekankan pada bacaannya

(membaca huruf Al-Qur‟an secara tartil) yang lebih bersifat individual dengan

cara belajar siswa aktif (CSBA), sehingga dapat kita simpulkan bahwa metode

iqro ialah metode membaca Al-Qur‟an dengan cara santri belajar aktif (CSBA),

sehingga diharapkan santri diwaktu cepat mampu membaca Al-Qur‟an secara

tartil (Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz, 2012:100).

2. Efektivitas Penerapan Metode Iqro

Metode iqro‟ merupakan metode atau cara membaca Al-Qur‟an dengan

bacaan langsung yaitu tidak diperkenalkan terlebih dahulu nama-nama huruf

hijaiyah, jadi tidak diperkenalkan huruf alif tanda baca fathah kemudian dieja

fathah A dan seterusnya, tetapi langsung diajarkan bunyi A, BA, TA dan

seterusnya.

Metode iqro‟ ini mengacu kepada pengajaran Ath-Thoriqoh Shautiyah

yaitu suatu cara pengajaran secara langsung atau terus pada bunyi, bukan dengan

mengeja huruf. Karena metode ini sangat menekankan pada pembelajaran aktif

seorang siswa sehingga sering bersifat individual dan mempunyai beberapa

kelebihan dan kekurangan.

Page 3: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

16

Metode iqro‟ terdiri dari 6 jilid dengan 10 sifat buku iqro‟ yaitu:

1. Bacaan Langsung

Yaitu tidak diperkenankan terlebih dahulu nama-nama huruf hijaiyah, jadi

tidak diperkenalkan huruf alif fathah A, tapi langsung diajarkan bunyi huruf A,

Ba Ta dan seterusnya.

2. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Dalam istilah CBSA dengan metode iqro‟, tidak diperkenalkan istilah anak

didik atau peserta didik atau siswa dan guru atau pendidik, tetapi diperkenalkan

istilah ustadz atau ustadzah dan santri, karena kedua istilah tersebut

memberikan dorongan kepada para santri dan ustadz dalam kegiatan belajar

mengajar. Yang belajar adalah santri, bukan ustadznya sehingga santri harus

didorong untuk aktif dan ustadz hanya membimbingnya saja.

3. Privat

Dalam belajar Al-Qur‟an, santri berhadapan langsung dengan ustadz, hal ini di

maksudkan agar santri tahu betul bagaimana mengucapkan huruf-huruf yang

sesuai dengan kaidah makhrojnya, karena itulah santri disimak satu persatu

secara bergantian (privat).

4. Modul

Santri dalam menyelesaikan materi iqro tergantung dari kemampuan dan

usahanya sendiri, tidak berdasarkan kemampuan kelas atau rekannya. Mereka

yang cerdas dan rajin akan lebih cepat selesai.

5. Asistensi

Jika terpaksa kekurangan ustadz ataupun ada yang berhalangan maka bisa

menunjuk santri terpilih untuk menjadi pengganti ustadz.

6. Praktis

Dalam penyusunannya buku iqro ini sangat praktis, baik dari segi jilid buku

iqro sendiri dan materi bacaannya.

7. Sistimatis

Buku iqro ini dirancang secara sistimatis, sehingga para santri tidak merasa

terbebani dan susah dalam belajar, tanpa disadari santri ada peningkatan dalam

membaca Al-Qur‟an tersebut.

Page 4: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

17

8. Variatif

Buku Iqro sangat variatif dari tiap-tiap jilidnya baik dari segi warna dan juga

materi dari tiap jilid yang tidak monoton.

9. Komunikatif

Setiap huruf atau kata dibaca betul, ustadz jangan diam saja, tetapi agar

memberikan perhatian atau sanjungan atau penghargaan. Seperti dengan kata-

kata: bagus, betul, ya dan sebagainya.

10. Fleksibel

Buku iqro‟ ini boleh di pelajari oleh siapa saja, baik dari anak-anak usia pra

sekolah, anak sekolah dasar, anak remaja dan juga ibu ataupun bapak yang

kurang mahir dalam membaca Al-Qur‟an (Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz,

2012: 98).

Adapun kelebihan dan kelemahan metode iqro adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Metode Iqro

Menggunakan metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), jadi bukan guru

yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.

Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama)

privat, maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat

menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).

Komunikatif artinya jika santri membaca dengan baik dan benar, guru

dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan.

Bila ada santri yang sama tingkat pelajarannya, boleh dengan sistim tadarus

secara bergilir.

Bukunya mudah di dapat di toko-toko.

b. Kekurangan Metode Iqro

Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.

Tak ada media belajar.

Tak dianjurkan menggunakan irama murottal (Syuaeb Kurdi dan Abdul

Aziz, 2012: 99).

Page 5: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

18

3. Penerapan Metode Iqro‟

Metode iqro‟ yang selalu mengajarkan pelafadzan bacaan langsung pada

huruf-huruf Al-Qur‟an maka dalam penerapannya seorang ustadz atau ustadzah

akan membacakan huruf tersebut secara langsung tidak di eja dan seorang santri

akan mengikutinya. Sebagaimana proses penerapan metode iqro‟ berlangsung

melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Ath-Thoriqoh Bil-Muhaakah

yaitu ustadz memberikan contoh bacaan yang benar dan santri menirukannya.

Maksudnya ialah sebelum santri membacakan Al-Qur‟an maka santri harus

terlebih dulu mendengarkan bacaan yang benar dari sang ustadz atau ustadzah

setelah itu barulah santri membacanya dengan benar seperti yang di contohkan

ustadz atau ustadzah.

b. Ath-Thoriqoh Bil-Musyaafah

yaitu santri melihat gerak-gerik bibir ustadz dan demikian sebaliknya, ustadz

melihat gerak gerik santri untuk mengajarkan makhorijul huruf serta menghindari

kesalahan dalam pelafadzan huruf.

Dalam penerapan pengajaran Al-Qur‟an maka setiap ustadz atau murid harus

benar-benar menempatkan bacaan-bacaan huruf pada tempatnya, artinya dalam

hal ini sangat penting untuk ustadz atau santri untuk saling memperhatikan bunyi-

bunyi yang keluar dari bibir atau mulut sebagai tempat pelafadzan bacaan Al-

Qur‟an. Jika tidak demikian maka banyak kesalahan dalam membaca huruf-huruf

hijaiyahnya.

c. Ath-Thoriqoh Bil-Kalaamish Shoriih

yaitu ustadz harus mengunakan ucapan yang jelas dan komunikatif. Artinya

ustadz sebagai contoh atau guru bagi santrinya haruslah memberikan penjelasan

atau suara dan ucapan yang harus di mengerti dan jelas bagi santrinya, karena

santri hanya akan berfokus pada apa yang di ucapkan ustadz dalam membaca Al-

Qur‟an.

d. Ath-Thoriqoh Bis-Sual Limaqoo Shidit Ta’Liimi

yaitu ustadz mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan santri menjawab atau ustadz

menunjuk bagian-bagian huruf tertentu dan santri membacanya.

Page 6: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

19

Dalam hal penerapan metode iqro‟ yang terahir ini ialah evaluasi bagi ustadz dan

santri, adapun diantara cara mengevaluasi santri biasanya ustadz selalu menunjuk

santri untuk membacakan ulang bacaan Al-Qur‟annya atau dengan pertanyaan

ilmu tajwidnya (Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz, 2012: 100).

B. KARAKTERISTIK ANAK USIA 6-12 TAHUN

1. Anak Usia 6-12 Tahun

Anak usia berkisar 6-12 tahun ini biasanya disebut masa-masa akhir anak.

Akhir usia anak ini sukar di tentukan, oleh karena ada sebagian dari anak-anak

yang cepat menjadi remaja dan sebagian yang lainnya menjadi sangat lamban.

Periode ini di mulai setelah anak melewati masa degil, dimana proses sosialisasi

dapat berlangsung lebih efektif dan menjadi matang untuk memasuki sekolah.

Seorang anak dapat dikatakan matang untuk berekolah apabila anak telah

mencapai kematangan (fisik, intelektual, moral dan sosial), cepat lambatnya anak

mencapai kematangan ini tergantung pada keadaaan anak dan pendidikan

sebelumnya. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa latent, dimana apa

yang telah terjadi di pupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus

untuk masa-masa selanjutnya. Label yang sering di gunakan oleh orang tua atau

pendidik pada masa ini adalah sebagai berikut:

1. Usia yang menyulitkan dimana pada masa sekolah seorang anak akan sulit di

atur.

2. Usia tidak rapi, seorang anak sekolah cenderung berantakan dan acuh terhadap

penampilannya.

3. Usia bertengkar dimana anak-anak di usia sekolah senagn untuk bertengkar

dengan teman seusianya meskipun dalam jangka pendek.

4. Usia sekolah dasar, pada masa usia 6-12 tahun ini rata-rata seorang anak akan

memasuki lingkuan luar yaitu pendidikan.

5. Periode kritis dalam dorongan berprestasi adalah suatu masa dimana anak

membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses dan sangat sukses

6. Usia berkelompok dimana anak-anak sangat senang dalam membuat kelompok

dalam bermain atau belajar.

Page 7: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

20

7. Usia penyesuaian diri dimana seorang anak cenderung selalu menyesuaikan

aturan dalam kelompoknya meskipun bertentangan dengan aturan orang tua.

8. Usia kreatif diaman seorang anak akan lebih kreatif jika tidak di halangi pleh

lingkungan, kriti dan cemooh dari luar.

9. Usia bermain dimana luasnya minat dan kegitan bermain anak-anak (Elfi

Yuliani Rochmah, 2005:165).

Di Indonesia pembagian dalam sistem pendidikan ialah sebagai berikut:

a. 0-6 tahun : Pendidikan oleh ibu sendiri (mother school) untuk

mengembangkan bagian dari jiwa pengindraan dan pengamatan.

b. 6-12 tahun : Pendidikan dasar (elementary education) sesuai dengan

berkembangnya fakultas ingatan (memory) dan diberikanlah dalam tahap ini

pelajaran-pelajaran bahasa, kebiasaan-kebiasaan sosial dan agama.

c. 12-18 tahun : Sekolah lanjutan (latin school) sesuai dengan berkembangnya

fakultas penalaran (reasoning). Pada tahap ini anak-anak dilatih untuk mengerti

prinsip-prinsip kausalitas (hubungan sebab-akibat) melalui pelajaran tata

bahasa, ilmu alam, matematika, etika, dialektika, dan retorika (Sarlito W.

Sarwono, 2011:49).

Menurut Sigmund Freud pada anak usia 5-12 tahun dikatakan sebagai

masa laten dimana pada fase ini anak tampak dalam keadaan tenang, setelah

terjadi gelomnbang badai (strum and drang) pada tiga fase pertama. Pada fase ini,

desakan seksual anak mengendur dan mengalihkan perhatiannya pada masalah-

masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya. Meskipun energi

seksualnya terus berjalan, tetapi fase ini diarahkan pada masalah-masalah sosial

dan membangun benteng yang kukuh melawan seksualnya (Desmita, 2012:21).

Pada saat ini anak tidak lagi banyak di kuasai oleh dorongan-dorongan

endogin atau implus-implus intern dalam perbuatan dan fikirannya akan tetapi

lebih banyak dirangsang oleh stimulus dari luar. Anak sekarang mulai belajar

menjadi seorang realistis-kecil yang berhasrat sekali mempelajari dan menguasai

dunia secara obyektif. Untuk aktivitas tersebut ia memerlukan banyak informasi,

karenanya ia terus betanya, meminta bimbingan, menuntut pengajaran serta

menginginkan pendidikan. Dengan pengajaran di sekolah anak di persiapkan

Page 8: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

21

mampu melaksanakan tugas kewajiban yang baru khususnya dipersiapkan untuk

tugas pada usia dewasa (Kartini Kartono, 1995:135).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak ini meliputi berbagai aspek,

antara lain:

a. Perkembangan Fisik

Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat di

banding dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Meskipun pertumbuhan

fisik mengalami perlambatan, namun keterampilan motorik kasar dan motorik

halus justru berkembang pesat. Ketika anak usia pra sekolah bertumbuh semakin

besar, persentasi pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun.

Selama masa ini, baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing,

sementara batang tubuh mereka makin panjang (Desmita, 2012:128).

b. Perkembangan Intelektual

Di tinjau dari perkembangan kognitif Jean Pieget, anak sekolah dasar

memasuki tahap operasi kongkret dalam berpikir. Suatu masa dimana konsep

yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan

tidak jelas sekarang menjadi kongkret dan tertentu. Anak masih menerapkan

logika berpikir pada batang-barang yang kongkret, belum bersifat abstrak apalagi

hipotesis.Periode ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu

mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun atau mengasosiasikan

(menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Disamping itu,

pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang

sederhana (Elfi Yuliani Rochmah, 2005:91).

c. Perkembangan Emosi

Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku

individu, anak usia SD sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan

dorongan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan lingkungannya, ia mulai

Page 9: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

22

belajar mengungkapkan perasaanyya dalam perilaku yang dapat di terima secara

sosial. Penumbuhan kesadaran ini tergantung bagaimana sikap orang tua

mendisiplinkan anak.

Pola emosional anak-anak akhir umumnya berbeda dengan masa anak-

anak awal dalam dua hal. Pertama, jenis situasi yang membangkitkan emosi dan

kedua bentuk ungkapannya, keduanya merupakan akibat dari pengalaman dan

belajar. Pola emosi yang umum adalah amarah, takut, cemburu, ingin yahu, iri

hati, gembira, sedih dan kasih sayang (Elfi Yuliani Rochmah, 2005:93).

d. Perkembangan Sosial

Pada waktu mulai sekolah, anak memasuki “usia gang”, yaitu usia yang

pada saat itu kesadaran sosial berkembang pesat. Menjadi pribadi yang sisial

meruakan salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode ini. Pada

masa ini dunia aanka menjadi luas di bandingkan sebelumnya, hal ini tampak dari

keinginannya untuk berkelompok.Aspek- aspek penting yang dipelajari anak dari

proses sosialisasi adalah:

a. Belajar mematuhi aturan-aturan kelompok.

b. BelajarSetia kawan.

c. BelajarTidak bergantung pada orang dewasa.

d. BelajarBekerjasama.

e. Mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lngkungannnya.

f. Menerima tanggung jawab.

g. BelajarBersaing dengan orang lain secara sehat.

h. Mempelajari olahraga dan permainan kelompok.

i. Belajar keadilan adan demokrasi (Elfi Yuliani Rochmah, 2005:95).

e. Perkembangan Moral

Menurut Piaget, relativisme moral anak menggantikan moral yang kuku.

Pada masa ini pengertian anak tentang baik dan buruk, tentang keadilan menjadi

lebih beragam dan lentur. Dalam hal penilaian ia mulai mempertimbangkan baik

buruknya. Pada masa ini seorang anak akan belajar mematuhi hukum dan aturan

Page 10: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

23

agar seorang anak akan di senangi teman-temannya dan di terima dalam kelompok

serta masyarakat sekitarnya.

Bagi seorang anak pengembangan moral itu akan di kembangkan melalui

pemenuhan kebutuhan jasmaniah (dorongan nafsu fisiologi), untuk selanjutnya di

polakan melalui pengalaman dalam lingkungan keluarga, sesuai dengan nilai-nilai

yang di berlakukannya. Maka disinilah peran keluarga dalam memberikan dasar-

dasar pola perkembangan anak (Abu Ahmadi danMunawar Sholeh, 2005:104).

f. Perkembangan Keagamaan

Secara potensial memang setiap individu (anak) dilahirkan membawa

fitrah agama, namun potensi yang dimiliki tersebut tanpa adanya dukungan atau

pengaruh dari luar atau lingkungan dimana ia tinggal, keluarga, sekolah dan

masyarakat, maka jauh kemungkinannya bisa berkembang sebagaimana

semestinya.

Pada masa ini anak mampu untuk merealisasikan ketuhanan mereka

melalui tindakan-tindakan seperti sholat dan mengaji, selanjutnya anak memiliki

kepekaan emosi yang tinggi sejalan dengan bertambahnya usia sehingga

membentuk keagamaan yang individualistis.

g. Perkembangan Bahasa

Selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus berlanjut.

Disamping peningkatan dalam jumlah pembendaharaan kosa kata, perkembangan

bahasa anak juga terlihat dalam cara anak berpikir tentang kata-kata. Pada masa

ini anak menjadi kuurang terikat dengan tindakan-tindakan dan dimensi-dimensi

percaptual yang berkaitan dengan kata-kata serta pendekatan mereka menjadi

analitis terhadap kata-kata.

Anak usia 6 tahun sudah mulai menguasai hampir semua jenis struktur dan

kalimat. Dari usia 6-10 tahun panjang kalimat semakin bertambah, setelah 10

tahun secara bertahap anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan

padat. Serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat (Desmita,

2012:134).

Page 11: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

24

h. Perkembangan Fantasi

Sejak anak berumur 5-6 tahun, perhatiannya mulai di tunjukkan ke dunia

luara, ke alam kenyataan. Tetapi bukan berarti fantasinya menjadi lenyap,

fantasinya itu masih terus hidup dan akan mencari lapangan penyaluran lain,

misalnya seperti membaca buku-buku, mendengarkan cerita, membuat sesuatu

dan sebagainya.

Diantara perkembangan fantasi anak ialah: pertama masa dongeng usia

berkisar 4-8 tahuan, kedua masa robinson crusoe usia berkisar 8-12 tahun dan

ketiga masa pahlawan usia berkisar 12-15 tahun (Abu Ahmadi danMunawar

Sholeh, 2005:116).

i. Perkembangan Pikiran dan Ingatan

Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah dasar ini berkembang

secara berangsur-angsur dan secara tenang. Penegetahuannya bertambah secara

pesat dan banyak keterampilan-keterampilan mulai di kuasai. Minat anak pada

periode tersebut terutama sekali tercurah pada segala sesuatu yang dinamis

bergerak, anak pada usia ini sangat aktif dinamis dan segala sesuatu yang aktif

dan bergerak akan sangat menarik minat perhatian anak.

Ingatan anak pada usia 8-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan

paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (dengan sengaja memasukkan

dan meletakkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat. Dan anak mampu

menjumlah materi ingatan paling banyak (Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh,

2005:118).

3. Karakteristik Umum Anak Usia 6-12 Tahun

Secara umum, usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar

adalah 6-12 tahun dan jika mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak

maka anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa anak-

anak tengah (6-9 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).

Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan

anak-anak usianya yang lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang

bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara

Page 12: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

25

langsung (Desmita, 2012:35). Pada masa anak sekolah ini sebenarnya anak telah

tumbuh sikap objektifnya, yang menyangkut tentang:

a. Kenyataan: anak mempunyai sikap yang serius kepada dunia nyata (relistis).

b. Kesusilaan: sikap anak terhadap norma susiala sudah jujur meskipun acuh tak

acuh.

Karena sikap-sikap inilah sebenarnya yang mendasari dari ciri-ciri anak

(Abu Ahmadi danMunawar Sholeh, 2005:113).

Dalam keadaan normal, pada anak usia 12 tahun anak usia sekolah dasar

tersebut merupakan individu yang tenag dan seimbang. Oleh karena itu anak

disebut sebagai I Enfant Fait yaitu anak yang komplit lengkap, anak yang sudah

mapan besarnya atau Een Volgroeid Kind yang mempunyai ciri-ciri:

a. Rohani dan jasmania anak dalam kondisi baik

b. Minat yang besar dan segar terhadap macam-macam peristiwa

c. Ingatan yang sangat kuat

d. Dorongan ingin tahu yang besar

e. Semangat belajar yang tinggi.

Untuk usaha pendidikan yang ini perlu di pupuk pola asuh dan dorongan-

dorongan kuat dan jelas terhadap anak terutama dari keluarga (Kartini Kartono,

1995:145). Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar

meliputi:

1. Menguasai ketarampilan fisik yang di perlukan dalam permainan dan aktivitas

fisik.

2. Membina hidup sehat.

3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.

4. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.

5. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam

masyarakat.

6. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.

7. Mencapai kemandirian pribadi (Desmita, 2012:36).

Page 13: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

26

C. KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SECARA TARTIL

1. Pengertian Kemampuan Membaca secara Tartil

Dalam bab ini diterangkan bahwa “kemampuan atau mampu” dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “kesanggupan, kecakapan dan

kekuasaaan”, artinya apabila seseorang itu telah sanggup, cakap dan kuasa,

mempunyai pengetahuan dan mampu mempraktekannya, dalam hal ini mampu

membaca Al-Qur‟an secara tartil.

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama

ajaran umat Islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang

diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan

malaikat Jibril sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta.

Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman hidup dan

pelajaran bagi siapa yang mempercayainya dan mengamalkannya. Al-Qur‟an

adalah kitab suci yang terakhir diturunkan oleh Allah SWT yang isinya mencakup

segala pokok-pokok Syari‟at yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang

diturunkan sebelumnya. Karena itu setiap orang yang mempercayai Al-Qur‟an,

akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari

dan memahaminya serta pula untuk mengamalkannya dan mengajarkannya

sampai merata rahmat-Nya. Sehubungan dengan cinta Al-Qur‟an yang dimaksud

di atas orang-orang yang suka membaca dalam pengertian yang sebenarnya

membaca yang bukan sembarang membaca. Membaca untuk difahami,

dimengerti, dan selanjutnya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Perintah membaca juga merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah

kepada manusia, sebagaimana wahyu Allah yang pertama dalam Surat Al-„Alaq

ayat 1-5:

Page 14: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

27

Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmu adalah Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran

qalam (alat tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.” (Hasbi Ashshiddiqi, 1994)

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah dalam tafsir Al-Azhar menafsirkan

Q.S. Al-„Alaq ayat 1-5 menjelaskan bahwa dalam suku pertama saja yaitu bacalah

telah terbuka kepentingan pertama di dalam perkembangan agama ini selanjutnya

nabi disuruh membaca wahyu yang akan di turunkan kepada beliau itu di atas

nama allah, tuhan yang telah mencipta. Nabi bukanlah orang yang ahli dalam

membaca beliau adalah ummi yang boleh dartikan buta huruf, tidak pandai

menulis dan tidak pula pandai membaca yang tertulis, tetapi jibril mendesaknya

tiga kali supaya dia membaca. Meskipun dia tidak pandai menulis dan membaca

namun ayat-ayat itu akan di bawakan langsung oleh jibril kepadanya, di ajarkan

sehingga dia dapat menghafalnya di luar kepala.

Setelah di ayat pertama beliau disuruh membaca atas nama Allah yang

Maha Menciptakan Insan kemudian diteruskan lagi menyuruhnya membaca diatas

nama Tuhan yang selalu menjadi sandaran hidup manusia ialah Allah Maha Mulia

dan Maha Kasih dan Sayang kepada Makhluknya (ayat 4). Itulah keistimewaan

Tuhan yang mengajarkan kepada manusia berbagai ilmu, di berikan berbagai

rahasia dan berbagi kunci untuk pembendaharaan Allah yaitu Qolam yang berarti

pena. Di samping lidah untuk membaca Tuhan mentakdirkan pula bahwa dengan

pena ilmu pengetahuan dapat di catat (Abdul Malik Abdul Karim Amrullah,

2003:8059).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “baca, membaca”

diartikan:

Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau

hanya dalam hati).

Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.

Mengucapkan.

Page 15: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

28

Mengetahui, meramalkan.

Memperhitungkan.

Membaca yang dimaksud disini ialah membaca huruf arab bukan abjad

Indonesia, artinya membaca Al-Qur‟an dengan memakai tatanan ilmu tajwid

supaya dalam membacanya tidak asal membacanya namun sesuai aturan dan

kaidah-kaidahnya karena membaca Al-Qur‟an tidaklah sama dengan membaca

kitab, novel, komik ataupun yang lainnya.

Setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur‟an, mempunyai kewajiban dan

tanggung jawab terhadap kitab sucinya, diantaranya ialah mempelajari dan

mengajarkannya. Belajar Al-Qur‟an dapat dibagi kepada beberapa tingkat yaitu

belajar membacanya sampai lancar dan baik, menuruti kaedah-kaedah yang

berlaku dalam Qiro‟at dan tajdid, belajar arti dan maksudnya sampai mengerti dan

sebagainya. Belajar Al-Qur‟an hendaknya dimulai sejak dini atau anak-anak agar

kelak Al-Qur‟an yang akan menjadi pedoman bagi hidupnya. Tidak ada

kegembiraan yang lebih bahagia nantinya bilamana orangtua dapat menjadikan

anaknya pandai membaca Al-Qur‟an (Zainal Abidin, 1992: 154).

Adapun membaca Al-Qur‟an dengan tartil itu disunnahkan, karena kata

tartil adalah fi‟il amar yang berarti menunjukkan perintah untuk dikerjakan.

Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Muzammil ayat 4 yang berbunyi:

Artinya:“atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan

perlahan-lahan”(Hasbi Ashshiddiqi, 1994)

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah dalam tafsir Al-Azhar menafsirkan

Q.S. Al-Muzammil ayat 4 bahwa selain dari mengerjakan sembahyang malam itu,

baik dua pertiga malam atau separuh malam dan itu terserah kepada kekuatan

mengerjakannya, hendaklah pula Al-Qur‟an yang telah di turunkan kepada engkau

itu, selalu engkau baca dengan perlahan-lahan. Jangan di baca tergesa-gesa.

Page 16: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

29

Dari penafsiran diatas secara harfiah dapat diartikan bahwa tartil ialah

perlahan-lahan atau pelan, menurut Ibnu Asyur R.A, yang di kutip M.Abdul Qodir

berkata tartil adalah menjadikan sesuatu murottalan (terpisah), asalnya adalah dari

perkataan orang arab Tsaghrun Murottalun yang artinya “orang yang giginya

renggang”. Yang di maksud disini adalah tartil dalam membaca Al-Qur‟an artinya

pelan-pelan dalam mengucapkan huruf-huruf Al-Qur‟an sehingga keluar dari

mulut dengan jelas dan disertai pemenuhan pengucapan harakat pada tempat-

tempat yang harus penuh (M.Abdul Qodir, 2005:87).

Ada beberapa pengertian tartil yang dikutip Moenawal kholil dalam

bukunya “Al-Qur‟an dari Masa ke Masa”, diantaranya menurut Ibnu Abbas, Tartil

itu ialah membaca dengan terang. Sedangkan menurut sahabat Ali R.A, Tartil

ialah membaguskan membaca huruf dan mengenal waqofnya. Tetapi menurut

Imam Mujahid, tartil ialah membaca dengan teratur dan perlahan-lahan

(Moenawar Kholil, 1985:123). Dari beberapa pengertian ulama diatas pengertian

tartil dapat disimpulkan bahwa tartil dalam membaca Al-Qur‟an ialah

membaguskan bacaan hurufnya satu persatu dengan terang, teratur dengan

perlahan-lahan tidak terburu-buru dan bercampur aduk. Adapun faedah tartil

adalah membaguskan bacaan agar para pendengar bisa menangkapnya dengan

baik dan memantapkan bacaan bagi pembaca.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur‟an

Dasar Islam yang anggun adalah melalui usaha menanamkan kepada anak

pendidikan yang berorientasi kecintaan terhadap Al-Qur‟an sejak dini, maka

kecintaan itu akan bersemi pada masa dewasanya kelak, mengalahkan kecintaan

anak terhadap hal yang lain. Dalam hal ini setiap orang tua memiliki tanggung

jawab yang sangat penting yaitu mengajarkan anak-anaknya Al-Qur‟an karena

pengajaran Al-Qur‟an ini akan sangat berpengaruh yang cukup besar dalam

menanamkan aqidah yang kuat pada jiwa anak. Pada proses pengajaran Al-Qur‟an

ini pula, seorang anak merasakan pengaruh besar, dimana proses penanaman ruh

Al-Qur‟an berlangsung dalam jiwanya. Secara tidak disadari, pola pikir anak dan

indra lainnya terarahkan pada pola yang terdapat dalam Al-Qur‟an sehingga

Page 17: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

30

secara perlahan-lahan pula anak akan mulai terikat dengan segala apa yang tersirat

dalam Al-Qur‟an dan mulai mengenal, memahami segala bentuk perintah dan

larangan dalam menjalankan hidupnya (M.Nur Abdul Hafizh, 1988:138).

Adapun faktor yang menjadi hambatan dan dukungan dari pembelajaran

Al-Qur‟an adalah kemampuan dan kemauan dari pengajar maupun pelajar,

keduanya saling berkaitan erat untuk sebuah keberhasilan proses tujuan

pembelajaran Al-Qur‟an tersebut. Dalam proses pembelajaran ada tiga faktor yang

mempengaruhi keberhasilan sebuah pembelajaran: yakni faktor intern, faktor

ekstern dan faktor pendekatan belajar.

a. Faktor Intern

Faktor intern yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani seorang

peserta didik. Seperti faktor kecerdasan, minat, motivasi, sikap dan bakat peserta

didik.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yakni kondisi lingkungan di sekitar pserta didik. Seperti

faktor lingkungan sekolah, guru ataupun teman sebaya, dan sebagainya.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor Pendekatan Belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan pembelajaran

materi-materi pelajaran. Strategi yang dimaksud disini ialah seperangkat langkah

operasional untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu

(Muhibbin Syah, 2004:139).

Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu proses belajar mengajar ialah

adanya kerjasama dari semua pihak, baik dari lingkungan keluarga (intern),

sekolah ataupun masyarakat (ektern), tetapi hal yang paling utama dalam

mencapai suatu keberhasilan belajar mengajar ialah adanya motivasi baik dari diri

sendiri ataupun orang tua, motivasi dari kedua orang tua merupakan hal terpenting

bagi seorang peserta didik mencapai suatu keberhasilan. Apalagi dalam hal belajar

Al-Qur‟an, motivasi orang tua sangatlah berperan penting agar anaknya bisa

membaca Al-Qur‟an secara baik dan benar, dengan demikian orang tua perlu

untuk senantiasa meningkatkan motivasi anak sebelum anak mampu

Page 18: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

31

meningkatkan sendiri motivasi membaca Al-Qur‟an karena hal ini sangat sulit

bagi anak sekarang dalam mempelajari Al-Qur‟an. Semakin kuat motivasi yang

diberikan orang tua terhadap anak maka akan berkeseinambungan bagi anak untuk

terus meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an secara tartil.

Cinta kepada Allah dan Rosulnya merupakan motivasi yang perlu

dibangun dalam diri anak ketika orang tua berusaha membudayakan membaca

pada diri anak. Menurut Imam Al-Ghazali cinta akan menumbuhkan Ridho. Maka

anak yang sedari awal diajarkan untuk memiliki cinta kepada Allah dan Rosulnya

dalam melakukan setiap tindakan termasuk membaca, ia akan belajar untuk ridho

terhadap Allah SWT (M.Fauzil Adhim, 1997:99).

Secara sederhana sebagaimana yang dikutip Popi Soiatin dan Sohari

Sahrani, diantara kiat menumbuhkan kegemaran membaca dalam diri anak ialah

sebagai berikut:

Keteladanan orang tua dalam membaca

Orang tua sebagai pendidik utama haruslah menjadi panutan bagi anak-

anaknya, jika anak sering melihat orang tuanya membaca maka sang anakpun

akan termotivasi untuk mengetahui apa yang orang tua baca.

Menanamkan betapa nikmatnya membaca

Orang tua harus memberikan pengarahan kepada anak-anaknya bahwa

membaca itu penting dan kenikmatan membaca merupakan jendela kehidupan

manusia.

Membaca sebagai bagian hidup

Membaca merupakan jendela kehidupan bagi manusia, maka kita sebagai

orang tua haruslah memberikan penanaman betapa pentingnya membaca.

Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam membaca

Dalam meningkatkan motivasi membaca pada anak, maka orang tua harus

bisa menciptakan suasana menyenangkan dalam membaca baik itu dari segi temat

maupun bacaannya (Popi Soiatin dan Sohari Sahrani, 2011: 60).

Memotivasi anak dengan cinta terhadap Allah dan Rosulnya merupakan

salah satu cara membangun keyakinan pada diri anak bahwa dengan bisa

membaca Al-Qur‟an, kita termasuk orang yang benar-benar cinta terhadap Allah

Page 19: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

32

dan RosulNya, karena Al-Qur‟an merupakan suatu firman Allah yang mulia yang

merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian

seorang anak akan lebih rajin untuk mempelajari Al-Qur‟an lebih baik lagi.

Bentuk lain memotivasi anak ialah dengan cara membawanya kepada

idealita anak shaleh. Orang tua dapat menunjukkan kepada anaknya bahwa anak

yang baik adalah anak yang sholeh, yang bisa mendo‟akan orang tuanya kelak

dengan bisa membaca Al-Qur‟an secara tartil maka seorang anak akan termotivasi

untuk bisa membaca Al-Qur‟an dan berusaha mencitrakan dirinya sebagai anak

sholeh agar menjadi sosok ideal dalam keluarganya (M.Fauzil Adhim, 1997: 115).

Adapun menurut Budiyanto, faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan membaca Al-Qur‟an yaitu:

a. Menurunnya kuantitas dan kualitas pengajian anak-anak di masjid, langgar atau

musholla.

b. Metode pengajaran baca Al-Qur‟an yang statis.

c. Terbatasnya jam pelajaran pendidikan agama di sekolah.

d. Dihapuskannya pelajaran huruf Arab Jawi (Arab Melayu) dari kurikulum

sekolah (Budiyanto, 2003: 1).

Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar kita harus memperhatikan berbagai faktor sebagai penunjang

keberhasilan suatu proses belajar mengajar, apabila salah satu faktor penunjang

tersebut kurang mendukung, maka kita carikan solusi ataupun kita perbaiki karena

faktor tersebut sangatlah memengaruhi keberhasilannya, jika faktor penunjang

tersebut telah terpenuhi maka haruslah dipertahankan dan di tingkatkan agar

peranan dan fungsinya terus berjalan sehingga terciptalah tujuan akhir dari sebuah

proses pembelajaran.

3. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur‟an secara Tartil

Membaca Al-Qur‟an merupakan ibadah yang paling utama dan di cintai

Allah, setiap muslim harus mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar

karena karakteristik huruf arab sangatlah berbeda dengan huruf yang lain sehingga

Allah memerintahkan untuk selalu membaca Al-Qur‟an secara tartil ataupun

Page 20: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

33

perlahan-lahan meskipun sedikit lebih baik dari pada membaca Al-Qur‟an secara

banyak tetapi tergesa-gesa dan tidak sesuai dengan ilmu tajwidnya. Seperti

perintah Allah dalam Q.S. Al-Muzammil ayat 4:

Artinya:“atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan

perlahan-lahan” (Hasbi Ashsiddiqi, 1994).

Abdul Malik Abdul Karim Amrullah dalam tafsir Al-Azhar menafsirkan

Q.S. Al-Muzammil ayat 4 bahwa selain dari mengerjakan sembahyang malam itu,

baik dua pertiga malam atau separuh malam dan itu terserah kepada kekuatan

mengerjakannya, hendaklah pula Al-Qur‟an yang telah di turunkan kepada engkau

itu, selalu engkau baca dengan perlahan-lahan. Jangan di baca tergesa-gesa. Biar

sedikit terbaca asal isi kata-kata Al-Qur‟an itu masuk benar kedalam hatimu dan

engkau fahamkan dengan mendalam. Oleh sebab itu bertalilah di antara kedua

ibadah itu yaitu sembayang malam dengan membaca Al-Qur‟an dengan tartil,

supaya jiwa lebih kuat dan hati bertambah dekat kepada Tuhan, sehingga apa

yang kita mohonkan kepada tuhan akan mudah di kabulkan.

Tata cara membaca Al-Qur‟an menurut para ulama terbagi menjadi empat

macam, yaitu: 1) membaca Al-Qur‟an secara tahqiq, 2) membaca secara tartil, 3)

membaca secara tadwir, 4) membaca secara hadr.

Tahqiq ialah membaca Al-Qur‟an dengan memberikan hak-hak setiap

huruf secara tegas, jelas dan teliti seperti memanjangkan mad, menegaskan

hamzah, menyempurnakan harokat dan sebagainya. Metode tahqiq ini kadang

tampak memutus-mutuskan bacaan dan huruf dalam A-Qur‟an sedangkan tartil

maknanya hampir sama dengan tahqiq, tetapi tartil mempunyai arti lebih luwes

dari pada tahqiq. Tartil ialah membaca Al-Qur‟an secara perlahan-lahan dengan

baik dan benar sedangkan tadwir ilalah membaca Al-Qur‟an dengan

memanjangkan mad, hanya saja tidak sampai penuh. Adapun hadr ialah membaca

Al-Qur‟an dengan cepat, ringan dan pendek, namun tetap dengan menegakkan

awal dan akhir kalimat serta meluruskannya.

Page 21: SECARA TARTIL SANTRI USIA 6-12 TAHUN A.sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB259410265.pdf · kata: bagus, betul, ya dan sebagainya. 10. Fleksibel Buku iqro‟ ini boleh di pelajari

34

Empat tata cara membaca Al-Qur‟an tersebut meski mempunyai nama-

nama yang berbeda, hakikatnya tetap disebut sebagai bacaan tartil yang di serukan

Al-Qur‟an karena masing-masing mempunyai dasar dari riwayat yang masyhur

dengan penggunaan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Para ulama menyebut membaca

Al-Qur‟an yang tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid sebagai al-lahn yakni

kekeliruan dalam membaca dan harus dihindari sewaktu membaca Al-Qur‟an.

Sehingga perlunya belajar ilmu tajwid untuk memperbaiki bacaan Al-Qur‟an

(Ahmad Syarifudin, 2004:91).

Membaca Al-Qur‟an dengan suara yang bagus dan merdu juga sangat

dianjurkan agar rasa keagungan kita terhadap Al-Qur‟an sangat di rasa oleh jiwa

kita sehingga melantunkan bacaan Al-Qur‟an di anjurkan selama tidak melanggar

ketentuan dan tata cara membaca Al-Qur‟an sebagaimana yang telah di tetapkan

dalam ilmu qiro‟at dan ilmu tajwid. Maka hal lain yang harus di hindari dalam

membaca Al-Qur‟an ialah hadzramah yaitu membaca Al-Qur‟an secara tergesa-

gesa, terlalu cepat hingga tidak karuan huruf dan bacannya (Ahmad Syarifudin,

2004:81).