(sebuah kajian historis ) - repository.uinjkt.ac.id
TRANSCRIPT
21 TH~ u
KETERLIBATAN MANUSIA DALAM MEMELIHARA
KEOTENTIKAN AL-QUR'AN
( Sebuah Kajian Historis )
Oleh:
BUNVAMINNIM. 1923409611
JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDIN lAIN SVARIF HIDAVATULLAH
JAKARTA
1420 H/1999 M
KETIERUBATAN MANUSIA DALAM MEMIEUHlARA
KEOTENTIKAN AL-QUR'AN(Sebuah Kajian Historis)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas UshuludinUntuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar 8arjana 81Pada Fakultas Ushuluddin
Oleh
BUNYAMINNIM: 1923409611
Pembimbing I Pembimbin II
JUl"Usan Tafsir- HaditsFakultas Ushuludin
lAIN Syarif Hiaaayatullah Jakarta1999 M/1419 H
PENGESAHAN PAWITIA UJIA/t
SI\rlpsi yang berJudul "KETERLIBATAN MANUSiA CALAM MEMELIHARA
KE()TENiIKAN AI..QlJR'A~,"Sebuah Kajlan Hlst"rl~", ini lelah diujikan"
dalam sldang munaqoseh Fakultas Ushuludln Syarif Hldayniullah Jakarta pa«a
tanggal 8 Juli 1999. Skrlpsl inltelah diterima sebngai 3al3h sat·~ syr:rat cntuk
memj'lf!roleh golar SarjeraProgr&m Slrata t (81) pada juru~an Taisir Hc;dit's
jakarta. o Jui! 1999
Sidang Muna<:jasah
::I. I. usyrlfah. SNIP, 150062819
mdanl Anwdf M.A., 150216997
Anggota
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SIiVT, yang
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam penulls sampaikan kepada nabi Muhammad SAW., keluarga, dan para
sahabat-sahabatnya.
Ketlka skripsi ini dapat diselesaikan, ada perasaan lega dan lapang
dalam diri penulis, karena sebuah beban dan tanggung jawab telah dapat
dilaksanakan. Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal
mungkin guna kesempurnaan skripsi ini, nal1lun disana-sinl masih terdapat
banyak kekurangan, disinilah keterbatasan penulis selakll manusia biasa.
Tentunya skripsi ini akan semakin tertunda, bahkan mungkin tidak
selesai sama sekali tanpa bantuan berbagai pihak. 0lel1 karenanya penulis
merasa berkewajiban lIntlik menghatllrkan terima kasih yang tak terhingga
kepada Bapak Dr. Hamdani Anwar, M.A., selaku dekan Fakultas Ushliluddin
sekaligus sebagai pembimbing pertama,. Drs. Syam suri,M .Ag. selaku Ketua
Jurusan Tafsir Hadits. Ibu Dra.Tien Rohmatin, selaku sekretaris JlIrusan Tafsir
Hadits yang telah membantu secara administratif.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tldak dapat diwujudkan delam
bentuk yang sepertl ini baik segi teknis maupun materi tanpa bantuan Bapak,
Drs. Harun Rasyid selaku pembimbing ke dua. Penghormalan dan
penghargaan tiada tara, tak lupa penulis halurkan kepada Ayahanda Us!.
Muhyidin (Aim.) dan Ibunda Sopiyah (Aim.) lercinla lanpa mereka berdua,
penulis bukanlah apa-apa dan kepada merekalah penulis berbakti. Juga
kepada Ayahanda, KH. M. Komarudin dan Ibunda Omin, serla Pamanda Aan
dan islri (Ma Ibi), keluarga Bapak M. Kholid lempat mencurahkan
problematika penulis dan memberikan kekuatan bag! penulis dalam menjalani
h!dup ini, begitu pula kepada saudara-saudara penulis, Kakanda Asep
Saepudin, dan adinda; Neng Siti Fatimah dan suam!, Aden Lukmanul Hakim,
ldah Hamidah, dan sibungsu Hasbi Asl1-Shidiqi, yang telah memberikan
dUkungan baik mori! maupun maleril yang lak terhingga.
Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa TH Angkatan 1992/1993.
Juga rekan-rekan seperjuangan di tempat "ngumpul" EL-JABBAR, Nandang
En. Em.Z, S. Ag., LunadJ~ S. Ag, Abd. Wallab. S.Ag.,KangAbad L.C., dan
Mul/arrom S. Ag. Sang KI/attat, yang telall membantu penu/is dalam
penul/san bal/asa Arab. salam ku sobat buat semuanya. Juga kelahiran
anakku yang pertama Mohammad Aqil Nas!rul Amin, semoga menjadi anak
yang saleh dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama amien. Jazakumullah
Khairan Katsiraa.
Akhirnya kepada Allah jualah kita kembal!. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi kita semua. Amin.
Jakarta JUlli ·1999 M,Shafar 1419 H
Penulls
BAB II
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..... ... ... iv
DAFTAR lSi.............................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Alasall Pemilihall jUdul '" 1
B. Pembalasall dan Perumusan Masalah 3
C. Metode Pembahasall dan Sislematika Penulisall 3
D. Sislemalika Penyusunan................................... 4
KETERLIBATAN MANUSIA DALAM MEMELIHARA AL
OUR'AN; SEBUAH KESAKSIAN SEJARAH
A. Ayal yang Menjamin Keotentikan al-Qur'an 6
B. AI-Qur'an Pada Masa Rasulullah 8
1. Sejarah Ringkas Turunnya al-Our'an 8
2. Pemeliharaan al-Qur'an dalam Benluk Penghafalan... 10
3. Pemeliharaan al-Qur'an dalam SenIuk Tuiisan '14
C. AI-Qur'an pada Masa Khulafaur Rasyidin 17
1. Pengumpulan al-Qur'an pada Masa Khalifah Abu Sakar
Ash-Shidiq dan pada Masa Khalifah Umar bin Khatab .. 17
2. Kodifikasi al-Qur-an Pda Masa Khalifah Usman
BAS III.
BAB IV.
bin Affan .. , '" '" 21
3. Kodifikasi pada Masa Ali bin Abi Thalib 26
D. AI-Our'an Pasca Khulafaur Rasyidin 28
KETERLIBATAN MANUSIA DAlAM MEMELIHARA
KEOTENTIKAN AL-QUR'AN : SEBUAH ANALiSA HISTORIS
A, Pendekatan Sejarah Sebagai Sebuah Allernatif 33
B. Beberapa Aspek Pendukung Keotentikan al-Our'an 35
1. Bukti-bukti yang Terdapat dalam al-Our'an 35
2. Bukti-bukti Kesejarahan , , ' ,. 37
a. Kondisi Sosial Masyarakat Arab SelJelu01 dan Sesu-
dah Turunnya al-Our'an , .. " 37
b, Motivasi Rasulullah dalam Pemeliharaan al-Our'an .. 38
PENUTUP
A. Kesimpulan 43
B. Saran-saran , " , .. ' .. , " .. 44
DAFTAR PUSTAKA .. , .. , , , , , ". ,.. , ,.. , 45
BAB IPENDAHUlUAN
A. Pemlllhan Pokok Masalah
Dalam benluk bagaimana AI-Qur'an ilu disusun, atau bagaimana
susunan AI-Qur'an yang sebenarnya?, Apakah ada slandar susunan AI-Qur'an
yang disepakali umal Islam di seluruh dunia?, Pernahkan umallslam berpikir
tenlang keaslian AI-Qur'an?, dan apakah umallslam yakin, bahwa AI-Qur'an
yang diwarisi sekarang ini masih asli?, Inilah beberapa perlanyaan "nakal"
yang selalu dlmunculkan beberapa pengamal Baral, alau para i1muwan yang
secara inlens mengkaji Islam.
Selama Inl umal Islam cukup berhall-hali dalam upaya penlerJemahan
AI-Qur'an. Seliap lerjemahan ayal AI-Qur'an selalu dicanlumkan leks aslinya
yang diasumslkan berbahasa Arab alau bahasa yang dilulis dalam bahasa
Arab, demikian misalnya kilab lerjemahan AI-Qur'an lidak dianggap sebagai
AI-Qur'an.
Berbeda dengan agama lain yang mencoba menlransfer kilab sucinya
berbagai bahasa lanpa dicanlumkan leks aslinya, umal Islam Juslru
menghindari usaha demikian dengan alasan unluk menjaga kilab suci-Nya.
Telapi apakah AI-Qur'an masih orisinl!.'
I Lukman Abdul Qohar Sumabrata, et, aI., Pengantar Fenomonolog'AJ-Quran, (Jakarta:
Penerbit Grafl!:..atama Jaya, 1991), eet ke-l, h. 55
2
Tenlang keolenlikan AI-Qur'an dijamin oleh Allah dalam firman-Nya,
yang arlinya : "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan AI-Our'an dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (OS: 15: 9).
Demikianlah Allah menjamin keolenlikan AI-Qur'an, jaminan ilu diberikan
alas dasar ke-Mahakuasaan dan ke-Mahalahuan-Nya, serla berkat upaya
upaya yang dilakukan oleh mahluk-mahluk-Nya lerutama oleh manusia!
Yang perlu diperlanyakan lagi proses pewarisan lulisan selama
berabad-abad. Apakah Iidak lerjadi penyimpangan atau pergeseran nilai yang
cukup berarti. Apakah selama proses penulisan AI-Qur'an lelah lerjadi usaha
usaha inteleklual para sahabat Nabi, sebagaimana dalam sejarah
pencatatannya kelika Nabi Muhammad masih hidup, kelika al-Qur'an belum
ditulis sedemikian rupa secara tertib kedalam lembaran mushaf yang
sistemalik sebagaimana yang kita kenai sekarang.
AI-Qur'an yang asli pada masa Nabi ditulis di atas kain, tulang, kulit,
pelapah kurma dan lain sebagainya. Selain itu banyak sahabat Nabi yang hafal
AI-Qur'an. Itulah yang dapat dijadikan sebagai saksi sejarah untuk menguatkan
dan merekonslruksi bentuk atau susunan AI-Qur'an setelah disalin kedalam
mushaf yang sekarang ini.
~ M. Quraish Shihab, Membumikan AI-Quran, Q3andung ; Penerbit Mizan ; 1992), eel ke-1,
h. 21
3
Keliyataan inl barangkall cukup menggetarkan. Tetapi maslh ada klaim
bahwa nilal kewahyuan AI-Our'an tidak asli lagi. Maka perlu ditandaskan
kembali bahwa nilal keaslian AI-Our'an itu terletak pada buny! ayat dan bukan
pada susunan alau bentuk formal.'
M. Islam juga memberl komenlar dalam bukunya yang berjudul
Murnikah AI -Kilab dan AI-Our'an dalam kala penganlarnya menyalakan
bahwa:
Kriteria pertama sebagai to/ak ukur kebenaran dan kesuciannya,adala/J bahwa AI-Qur'an tidak dicampuri olah hasil pikiran dan anganangan manusia khususnya pada bunyi ayat. Jadi suda/J jelas bahwakebenaran AI-Qur'an bebas dari kesa/ahan. Dengan demikian wa/Jyudari ruhan tidak pemafJ salafJ dan tidak pemafJ mengalami perubahan,perbaikan, penambafJan, atau pengurangan sedikitpun. Jika ada kitabyang diaJJggap suci, menga/ami /Jaltersebut di atas, berarti ia bukankitab suci, mefainkan /Janya/afJ tu/isan manusia be/aka yang mengakuwaki/ Allah yang memegang otoritas untuk menufis kitab yang tidakbisa dipertanggung jawabkan. 4
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sesuai dengan jUdul, maka skrlpsl Inl dalam pembahasannya akan
dibalas! hanya pada :
1. Sejarah penulisannya
2. Mencoba menjelaskan usaha-usaha yang dilakukan manusla dalam
:l Lukman Abdul Qohar Sumabrata, et. al., op. cit., h. 22
~ M. Islam, Mumikah Al-Kitab dan Al-Quran , (Surabaya : Penerbit Pustaka Da' i, 1992),
cet, ke-l
4
memelihara keotentikan AI-Our'an
Berdasarkan pembahasan ini, maka masalahnya dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengkodifikasian AI-Our'an
2. SeJauh mana keterlibatan manusia dalam memelihara keotenllkkan AI
Our'an.
C. Metode Pembahasan dan Teknlk Penullsan
Untuk menghimpun bahan skripsi ini diperlukan data yang kongkrit dan
obyektif. Maka dalam menghimpun bahan yang diperlukan penulis
menggunakan metode sebagai berikut: "Metoda Library research, yaitu
dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan persoalan-persoalan
yang sedang dibahas, kemudian diJadikan fakta dalam menetapkan rumusan".
Penggunaan metode Ini tidak dapat dlhindarkan, sedangkan pembahasan
dalam penyusunan skrlpsi Ini adalah menggunakan metode deskrlpsi : suatu
proses pengambilan kesimpulan melalui data-data apa adanya
Adapun teknlk penulisannya, penulis berpedoman pada buku "Pedoman
Penulsan Skrlpsi, Tesis, dan Desertasi lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta".
D. Sistematika Penyusunan
Pembahasan yang menJadl isl skrlpsl ini cara penyusunannya dluraikan
dalam bentuk sebagal berlkut ;
5
Bab pertama : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari uraian tentang
pemilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode
pembahasan dan sistematika penyusunan.
Bab kedua : Menguralkan tentang keterllbatan manusla dalam
memelihara keotentlkan al-Our'an sebuah kesaksian sejarah meliputi ayat yang
menjamin keotentikan al-Our'an, al-Our'an pada masa Rasulullah, al-Our'an
pada masa Khulafaur Rasyldin dan al-Our'an pasca Khulafaur Rasyidin.
Bab ketlga : Menguraikan tentang keterlibatan manusia dalam
memelihara keotentikan al-Our'an ; sebuah analisa sejarah yang meliputi
pendekatan seJarah sebagai altematif, beberapa aspek pendukung
keotentlkan AI-Our'an.
Bab keempat : Merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran-saran serta daftar pustaka.
BAB II
KETERLIBATAN MANUSIA DALAM MEMELIHARA
KEOTENTIKAN AL-QUR'AN: SEBUAH KESAKSIAN SEJARAH
A. Ayat yang MenJamln Keotentlkan al-Qur'an
AI-Our'an ai-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai clrl dan
sifal dlanlaranya adalah bahwa la merupakanm kilab yang keolenlikannya
dijamin oleh Allah. dan la kilab yang selalu dipellhara :
~ 1 t,}l}0j,k~~~G~~18]SGlSesunggulmya Kamf yang menurunkan al-Our'an dan Kamilall
pemelilJara-pemellllaranya. (OS. 15:9)
Ayat Inl merupakan jamlnan pemeliharaan dari cacat dan cela, dan dari
langan-langan usii yang mencoba unluk mengurangi alau mengubahnya,
sehlngga tidak ada seorangpun yang sanggup menyelewengkan apalagl
menghapusnya. 1 Karena menurul Prof. Dr. Hamka karena Allah yang
menurunkannya dan pula dan Allah pula yang akan menjaganya. Tidak ada
salu kekualanpun yang akan sanggup mengham bat. 2
Syalkh al-M araghl menafsirkan ayal dl alas sebagal berikut:
""Kanan orang-orang kafir menudull Mullammad sebagaf orang gila.AI/all SWT membantalJ tudullan ftu seraya berkata: "Kamilah yang
lLihat Abu Ja'far lY1uharnrnad Ibnu Jarir al-TIIabari, Jami'ui Boyan "an T::z'wsi Qur'al1,
(Beirut: Dar al-Fikr, 1988), Jilid. 30
2 Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), Juz XITI-XIV, h. 175
7
menurunkan al-Qur'an itu dan kami pUlalah yang memeliharanya darisegala rekayasa manusia untuk mengurangi, menambahnya,mengubah atau memberikan intervensi apapun. Kelak akan adasekelompok ulama yang ikut berperan serta dalam menjagakeotentikan dall menjaga kemumian al-Qur'all. Mereka menyerukanuntuk mengikutinya, mereka pula berupaya keras untuk menggali isikandungan al-Qur'an berupa nasehat, hUkum, serta ilmu pengetahuanlinnya. lsi kandungan yang mereka gali itu akan senantiasa selarasdengan hasil karya akal manusia serta teori dan pemikiran dan olahpikir mereka. AI-Qur'an kelak bakal menerangi orang-orang, arif danpenunujuk bagi orang-orang yang mau berfikir. J
AI-Alamah Thabalhaba'iy dalam lafsir Mizannyapun mengalakan:
Ayat di atas menunjukkan bahwa kitabAllah (al-Qur'an) akansenantlasa terjaga darl egala bentuk intervensi (pnamballan,pengurangan, dlsb). Thabaiy menamballkan ballwa al-Qur'an itumerupakan kitab dinamis dan abadi tldak mungkln mati dan dilupakan.la akan senantiasa terjaga dari penambahan dan pengurangan, jugaperubahan. la akan senantiasa dalam bentuknya yang otentik sejakmula dlterlma Muhammad sampal akllir zaman. Ayat dl atas semaknadengan bunyi surat Haa Mim Sajdah, ayat 42. Bahwa yang dimaksuddengan al-Zlkr dalam ayat 9 surat al-hijr adalah al-Qur'an dan bukankitab-kltab Allah yang Jain selain al-Qur'an dldukung, dengan kenyataBnbahwa lam dBlam kata al-Zikr merupakan lam Ii al-'ahd zlkr yaknl yangdlmaksud adalall al-Qur'an. Ini dldukung dengan kata lallafizun yangmempunyai artllstlgbBI (maka yang akan datang) , artinya yang dljamlnketerpellharaannya di antara kitab-kltab yang Allah turunkan hanyalallal-Qur'an. Inl juga didukung kenyataan sejarall ballwa Taurat dan injll
tidak hlput dari perubahan dan intervensi manusia4
Penggunaan kala nahnu (kami) dalam ayal di alas dalam istilah i1mu
nahwu merupakan mutakalim wahda/) ma'al ghair yang menglmplikasikan
adanya pihak lain yang lerUbal selain Allah. Hal ini dapal kita Iihal dalam
~Lihat pula Muhammad al-maraghi, Taftir al-Maraghs; (Beirut: Dar al-Fikr, tl), h. 9
4AJ_Alamah H.M. al-Thabathaba'iy, Taftsr Mizallfi Taftiral-Qslr'all, (Qom; Jama'ah al
Mudarisin fi Hauzati al-llmiyah fi Qomil Muhadatsah, tt.), Jilid 12, h. 101·102
8
proses penerlmaan wahyu semenjak zaman Nabl Muhammad Saw., ijllhad
para sahabat setelahnya dan bersambung sampai upaya-upaya yang
dilakukan umat Islam perlode akhir dalam upaya menjaga keolenllkan al-
Our'an. Oleh karenanya diperlukan sebuah kajian hisloris guna memperoleh
data-dala yang kongkril dan valid sebagai pisau analisa didalam membuklikan
keolentlkan al-Our'an.
B. AI-Quran pada Masa Rasulullah
1. Sejarah rlngkas turunnya AI-Quran
Allah menurunkan AI-Ouran kepada Rasulullah untuk menjadi petunjuk
bagi manusia. Perisllwa i1u merupakan peristiwa besar yang lerjadi, pada
malam Lailalul Oadr, suatu malam yang sangal penling bagl umallslam,
karena malam Itu adalah pertama kali AI-Ouran dilurunkan dan sekaligus
pemberilahuan kepada alam tingkat IInggi yang terdiri dari malaikal-malaikal
akan kemuliaan umal Muhammad.
Rosulullah menerima AI-Ouran Iidak sekaligus letapi berangsur-angsur.
Selama kurang lebih 23 tahun. Hal ini adalah untuk menguatkan hall Rosulullah.
Karena sebagian ayat-ayal yang dilurunkan berdasarkan kejadian dan
kebuluhan.5
5 Subhi As Shalih, Membahas llmu-ilmuAl-Quran, (Jakarta: PuslakaFirdaus, 1993), cet.
ke4,h.53
9
Turunnya AI-Ouran ada yang lima ayat sekaligus ada pUla yang turun
sepuluh ayat sekali turun. Ada kalanya l<urang atau lebih dari itu. Tentang
turunnya AI-Ouran darl segl wal<tunya para ulama 'Ulum AI-Ouran membagi
dalam dua periode:
a. Perlode sebelum hljrah
b. Perlode sesudah hijrah
Ayat-ayat yang pada perlode pertama dlsebut ayat Makiyyah dan ayat
ayat yang turun sesudah hljrah dlsebut ayat Madaniyyah. Namun dari segi
IUJuan pol<oknya AI-Ouran sejarah turunnya dapat dibagi dalam Ilga l<elompok:
Pertama: Wahyu yang dilerima Nabi Muhammad SAW sebelum
diangkal menjadl Rosul. Dengan wahyu pertama inl beliau baru sebagi seorang
Nabi yang belum dltugasl<an unluk menyampaikan wahyu yang dilerlmanya,
sebagai mana lertera dalam AI-Ouran surat AI-Muzammil ayat 1-2.
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangun/ah (untuksemba/wang di ma/am hart), kecua/i sedikit (daripadanya). 6
Ayallersebut mempunyailiga tUJuan:
1. Pendldlkan bagl Rosulullah SAW untuk membentul< I<epribadiannya
2. Ajaran mengenal slfat-sifat af'al Allah
6 Departemen Agam. RI, Al-Quran dan TerJemahannya, (semarang : Penerbit CV Toha
Putra, 1989), h. 988
10
3. Ajaran lentang akhlak Islamiyah serla bantahan-bantahan secara umum
mengenai pandangan umum masyarakal jahiliyah ketika itu.7
Kedua: Wahyu yang diterlma Rosul dalam jangka waktu 8·9 tahun,
ketlka Itu lerjadl permusuhan hebat antara Islam dan jahiliyah dan gerakan
oposlsi Islam sedang glat-giatnya sehingga menggunakan segala cara. Umat
Islam banyak mengalami penganlayaan sehlngga sebagian sahabat hljarah ke
Habsyah sedang Rosulullah beserta sahabat-sahabat lainnya pindah ke
Madinah.S
Ketlga: Wahyu AI-Quran yang turun ketika penganutnya hidup bebas
melaksanakan agama Islam.9
2. Pemellharaan AI-Quran dalam bentuk penghafalan
Pemeliharaan AI-Quran pada masa Rosululah SAW, pada hakikalnya
belum dapal dikalagorikan sebagai kodifikasi, baru lahap pemeliharaan saja.
Masa Rosulullah adalah langkah awal sejarah pengumpulan AI-Quran, darl
makna pengumpulannya para lokoh menyebutnya dengan kodifikasi. Kala
Jam'ul Qur'an (pengumpulan AI·Quran) mengandung dua arli yailu:
Pertama: Pengumpulan dalam arli IJifzul1U (menghafalnya dalam hati).
lnilah makna yang dimaksudkan dalam Firman Allah kepada Nabl, yang
1 Quraisy Shih.b, Membw1l.kan AJ.-Quran, (bandung : Mizan, 1992), Cet, Ke 4, h. 34
8 IbId., h.359 IbId., h. 36
11
senanliasa menggerakkan kedua bibir dan Iidahnya unluk membacakan AI-
Ouran yang lurun kepadanya sebelum Jibril selesai membacanya karena ingin
menghafalnya. IO
Art/nya : "Janganlah kamu gerakan IIdahmu untuk (membaca) AI-Quran karena hendak membaca cepat-cepat (menguasal)nya.Sesungguhnya atas tanggungan Kaml/ah mengumpulkannya(d/dadamu) dan (membuatmu panda/) membacanya. Apab/la Kamlte/all selesa/ membacakannya maka Ikutllall bacaannya /tu. Kemud/allsesunggullnya atas tanggungan Kam//all penjelasannya. (AI-Q/yamall:75: 16_19).11
Kedua : Pengumpulan dalam arll Kllabullah Kulllhi (penullsan AI-Ouran
semuanya) balk dengan memisah-misah ayal dan surah-surahnya alau
menerlibkan ayat-ayal dalam surat yang dilulis dalam lembaran lerpisah,
alaupun menerlibkan ayal-ayal yang menghimpun semua sural, sebagian
dilulis sesudah bagian yang lain. 12
Dalam uraian berikulnya penulis akan mencoba menjelaskan secara
10 Manna Kholil Al'Qattan, Studi llmu-s1mu At-Qural1, (Jakarta : PT. Litera Antur Nus.,
1992), h. 181
l! Departemen Agama ro, op. cit., h. 999
12 Manna' Khalil al-Qattan, Op. Cit, h. 182
12
rinei agar nampak bagi kita suatu pengertian yang mendalam terhadap AI-
Quran dart segi pengumpulannya baik dalam arti penghafalan dalam hati
maupun pengumpulan dalam arti penulisan.
Yang dimaksud kodifikasi AI-Quran atau pengumpulan dalam arti
penghafalannya pada masa Nabi Muhammad, adalah: AI-Quran turun pada
Nabi Muhammad, seorang Nabi yang Ummi (tidak bisa membaea dan menulis).
Karena itu perhatian Nab! hanyalah dituangkan untuk sekedar menghafal dan
menghayati, agar bellau menguasai AI-Quran persis sebagaimana halnya AI-
Quran diturunkan. Setelah itu membaeakannya kepada orang-orang dengan
begitu terang sehingga merekapun dapat menghafal dan mem antapkannya. 13
Nabi adalah seorang yang Umml dan diutus oleh Allah dlkalangan orang
"D/alah yang mengutus kepada kaum buta huruf seorang Rosuld/antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,mensuc/kan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dallhlkmah, dan sesungguhnya mereka sebelumllya bellar-benar dalam
kesesatan yang nyata, {AI-Jumu'ah : 62 : 2).14
13 Muhammad Ny.Ash ShabuarJY, Op. Cit, h. 81
l~ Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 932
13
Biasanya orang-orang yang Ummi Ilu hanya mengandalkan kekualan
hafalan dan ingalan. Bangsa Arab pada masa lurunnya AI-Quran, ingalan
mereka sangal kual, daya hafaian begilu cepal, karana mereka leiah terbiasa
menghafal beralus-ralus ribu syair.
AI-Quran dalang kepada mereka dengan jelas dan legas kelenluan dan
kekuasaannya yang luhur, mereka merasa kagum akal pikiran mereka lertimpa
dengan AI-Quran, perhalian mereka dicurahkan kepada AI·Quran. Mereka
menghafalnya ayal demi ayal dan sural demi sural. 1S
Para sahabal saling berlomba dalam membaca dan mempelajari AI-
Quran dan mengajarkan pUla kepada keluarganyafislrl dan anak-anak di rumah
masing-masing. Rosulullah lerus memberi semangal untuk menghidupkan AI-
Quran sehingga para sahabal pun banyak yang hafal AI.Quran. 16
Kaum MuhaJlrln dan Kaum Ansar serla beberapa orang Ummul
MUkminin, adalah sahabal Nabi yangl hafal AI-Quran dengan baik. Mereka
dengan mudah diuji kecepalan hafalannya di hadapan Rosulullah. 17
Cara mereka menghafal AI·Quran dengan berladarus baik dengan
suara Iirih, dan juga mereka hafalkan di dalam shalal fardu maupun shalal
sunnah. Rosulullah sendirl mendorongnya, misalnya blla ada orang dalang
15 Muhammad Aly Ash Shabuany, op. clL h. 82
16 Ibid, h. 84
17 Shubhi Shalih, op. CIt, h. 1776
14
berhijrah dari Makkah ke Madinah, Rosulullah mendorongnya agar menemui
salah seorang sahabat untuk belajar AI-Ouran.
Diantara sahabat Nabi yang terkenal pandai mengajarkan AI·Ouran
ialah : Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thallb, Ubay Bin Ka'ab, laid Bin Tsabit Bin
Stabit, Abdullah Bin Mas'ud, Abu Bakr Syiddiq Darda dan Abu Musa Ai-
'as'ari. 18
3. Pemellharaan At-Quran Dalam Bentuk Tulisan
Kelstlmewaan yang kedua darl AI-Ouranul Karim lalah mengumpulkan
dalam bentuk tulisan atau AI·Ouran yang ditulis dalam suatu lembaran.
Untuk penulisan AI-Ouran Rosulullah menunjukan beberapa sahabat.
TUjuan pokok penunjukan sahabat oleh Rosulullah adalah untuk merekam AI·
Ouran dalam bentuk tullsan. Dlantara tokoh sahabat yang ditunjuk adalah :
Abu Bakr Sylddlq, Umar Bin Khatab, Utsman Bin Affan, All Bin Abl Thalib, laid
Bin Tsabit, Ubay Bin Ka'ab, Tsabit Bin 00iS. 19 sedangkan sahabat lain yang
membantu penulisan AI-Ouran dlantaranya : Muawiyah bin Sufyan, Yazid,
Mughiroh bin Su'bah, lubair bin Awwam, Alam bin Hamdhramy, Muhammad
bin Masalamah bin Abdullah bin Ubay bin 8alul. 2o
18 ]bid., h. 77
19 Kamaludin Marzuki, 'Ulum AJ-Quran. <.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), cct. Ke
1 h. 67
'i? Rifat Syauqi Nawawi dan M Ali Hasan, Pengantar llmu Ti:ifsrr, (Jakarta: PT Bulan
Bintang, 1992), eel Ke 2, h. 2
15
Pada masa itu mereka menuiiskan AI-Ouran pada benda-benda yang
dapat dituiis, seperli kain, pelepah korma, dan iain-Iain. Karena kertas belum
ada.
Pernah Utsman Bin Affan mengirimkan sekeping tulang yang berisi ayat·
ayat AI·Ouran kepada Ubay bin Ka'ab, untuk diperbaiki sebagai tuiisannya.
Suhuf AI·Ouran (Iembaran·iembaran naskah AI-Ouran) yang masih berserakan
ilu disimpan di rumah Nabi MUhammad s.a.w. yang diperkuat oieh hafaian para
sahabal beliau yang benar-benar hafidz AI-Ouran.
Para penulis wahyu khususnya, secara pribadi meraka membual pula naskah
naskah ayal-ayat AI-Ouran sebagai dokumen masing-masing.21
Para sahabat dalam menulis wahyu ilu sesuai dengan perinlah Nabi
dan sesual dengan peunjuk Allah lewat malaikat Jibrll.
Malalkat Jlbril mengadakan ulangan sekal! dalam setahun. Dlwaklu
mengadakan pengulangan Ilu Nabl dlsuruh mengulang memperdengarkan AI
Ouran yang telah dlturunkan. Pada tahun Nabi wafat, malaikal Jibril melakukan
dua kali pengulangan.
Nabl sendlrlpun serlng mengadakan pengulangan itu lerhadap sahabat·
sahabatnya. Para sahabat membaca AI·Ouran dl hadapan bellau, untuk
21 Masjfuk Zuhdi, op. cit, h. 15
17
Demikianlah sejarah perhimpunan AI-Ouran dimasa Nabi Muhammad
s.a.w. dalam bentuk hafalan dan tullsan. Jadi cukup jelaslah bahwa, AI-Ouran
itu dilurunkan dengan sempurna diwaktu Nabi Muhammad s.a.w. telah
mendekati masanya kembali kehadiral yang Maha Kuasa. 25
C. AI-quran pada Masa Khulafaur Rasyldln.
1. Kodlflkasl pada masa khallfah Abu Bakr Sylddlq dan pada masa
khallfah Umar Bin Khatab
Sepeninggal Rasulullah SAW, sebagai pengganti yang menjadl khalifah
adalah Abu Bakar Sylddiq. Pada masa kekhallfahan beliau dihadang berbagai
masalah yang cukup berat dan problem yang cukup rumil, di antaranya :
Munculnya orang-orang murtad (penentang) yang ada di kalangan orang
Islam, dan pemogokan pembayaran zakat. 26
Gerakan pertama yang dllakukan Abu Bakar Syiddiq ialah memerangi
Musailamah AI-Kazab, dengan menyiapkan beberapa pasukan berkuda, di
bawah komandan Khalid bin Walid. Perisliwa peperangan ini dikenal dengan
peperangan Yam amah, yang terjadi pada tahun 12 Hijriyah. Peperangan ini
juga telah banyak memakan korban terutama dipihak Islam. Sedikitnya 70
orang hafizh AI-Ouran yang gugur. Bahkan sebelumnya telah gugur pula 70
25 Zaina! Abidin, op. cit., h. 28
26 RlPat Syauki Nawawi dan 1,1 Ali Hasan, Pengantar J1mu Tafsir, (Jakarta: Penerbit Bulan
Bintang, 1992), eet-!.
18
orang penghafal AI-Quran, disuatu pertempuran yang berlangsung di satu
lempal di "Bi'rut Ma'unah". Dekal Madinah pada masa nabi masih hidup.27
Urn ar Bin Khatab melihat kejadlan gugurnya para sahabat yang hafal AI
Quran, lalu menghadap Abu Bakar Sylddlq dan mengajukan usul kepadanya
supaya AI-Quran dlkumpulkan dan dlbukukan, karena khawatlr AI-Quran akan
musnah begitu saja. 28 Pada mulanya Abu Bakar Syiddiq menolak usulan Umar
Bin Khalab, karena apa yang dikemukakannya dalam usulan itu, Rosululiah
tidak pernah menyuruhnya. Alas izin Allah, Abu Bakar Syiddiq menerima usulan
Umar Bin Khatab ltu.
Dengan langkah eepat pUla, Abu Bakar Syiddiq memerintahkan laid Bin
Tsabit unluk menuliskan AI-Quran. laid Bin Tsabit menerima tugas ini walau
dlrasakan sangal berat.
laid Bin Tsabit melakukan tugas ini eukup berhali-hali dan telili. Beliau
mulai dengan lugasnya bersandar pada hafalannya, lulisan-lulisan yang dilulis
di hildapan Rosululiah, dan Juga ayat-ayat AI-Quran yang dihafal para sahabal
yang lainnya sewaklu Rosulullah masih hidup.
Zaid Bin Tsabit mulal pUla meneari ayal-ayal sural yang lerlulis
dipelepah kurma, kepingan balu, dan juga yang tertulis dltempat-tempallain.
27 Ibid., h. 121.
28 Manna' Khalill a!-QaUan, op. cit., Cet. 1, h. 191.
19
Dalam pencarian Ilu, beliau menemukan akhir surat At-Taubah yang berada di
Abu Khuzaimah AI-Anshary yang t1dak terdapat pada (tulisan/sahabat)
lainnya.29 ayat tersebut berbunyi :
'Sesunggulmya telah datang kepadamu seorang Rosul darikaummu sendirl, berat terasa olelmya penderitaan, sangatmenginginkan (keimanan dan keselamatan) bag/mu, amat belaskasillan lag/ penyayang terlladap orang-orang mukm/n n
• (At- Taubah:19: 128). JO
Dalam melaksanakan tugasnya Zald Bin Tsablt dlbantu oleh beberapa
anggota dewan panitia, yang semuanya haflZd AI-Ouran, yaitu : Ubay bin
Ka'ab, All Bin Abi Thallb, dan Utsman Bin Arfan. Mereka mengadakan
pertemuan-pertemuan khusus dalam usaha merampungkan penulisan AI-
Ouran. Berkat kerja keras, dewan panitla i1u dapat merampungkan tugasnya
dengan hasil balk pula.
Setelah AI-Ouran selesai ditulis dan dihimpun pada kertas, Abu Bakar
29 Ibid., R 192
30 op. cit., h. 303
20
Syiddiq bertanya kepada sahabat untuk mencarikan nama AI-Ouran yang
dilulis itu. Sahabat yang mendengar ilu, memberi namainya adalah as-Sifr, tapi
Abu Bakar Syiddiq menolak, karena nama itu sering dipakai oleh orang-orang
Yahudi. Sahabal yang lain menggantikan nama as-Sifr itu dengan nama
Mushaf, di samping itu pula orang Habsya memberi nama yang sama pula.
Akhirnya semua sepakat menamai AI-Ouran yang sudah ditulis itu dengan
Mushaf.~l
Mushaf Abu Bakar Syiddiq, seluruh isinya dan kebenaran
kemulawatirannya dapal didukung pula oleh seluruh umat Islam, karena cara
penulisannya menggunakan "tujuh buah huruf" sebagalmana yang beriaku pada
masa turunnya AI-Ouran. Maka jelas pula Mushaf Abu Bakar Syiddiq serupa
dengan ayat-ayat yang sudah dilulis dan dihim pun pada masa Rosulullah masih
hidup.~Z
Pada masa Umar Bin Khatab pengkodifikasian, memang sejarah
tidaklah banyak mengungkapkan. Akan telapi Umar Bin Khatab merupakan
seorang pencetus ide yang perlama kali dalam sejarah pengumpulan AI-
Ouran. Suatu buktl, pada saat AI-Ouran sedang dikerjakan oleh dewan pan/tia,
Umar Bin Khatab sempat menghimbau "barang siapa yang memiliki apa saja
31 Subhi Ash ShaJih, op. cit. ,h. 88
32 Rifat Syauqi Naw.wi, dan M Ali Hasan, op. Cit., h. 126
21 .
bagian dari AI-Ouran yang langsung diterima dari Rosulullah hendaklah ia
menyerahkannya kepada dewan". Itu menunjukan betapa besar semangat
Umar Bin Khatab dan perhatiannya sejak mencetuskan ide sampai pada masa
pelaksanaan penulisan alau pengumpulan ilu. 33
Sepeninggal Abu Bakar Syiddiq, AI-Ouran yang sudah ditulis dan
dihimpun disimpan oleh Umar Bin Khatab demi keamanan. Kemudian ia wafa!,
mushaf AI-Ouran itu disimpan oleh Hafsah. Karena Hafsah sendiri adalah istri
Rosulullah, serta orang yang sangat cerdas, pandai menulis dan mem baca,
dan hafal pula keseluruhan AI-Ouran.
Perlu dlketahul pula pada masa Abu Bakr Syiddiq, mushaf atau SJIUJlUf
AI-Ouran tidak dlperbanyak, karena tujuan penghimpunan AI-Ouran pada
waktu itu bukan kepenllngan orang-orang yang hendak menghafalnya, namun
hanya untuk menjaga keutuhan dan keaslian saja. Oi samping itu pUla pada
masa Abu Bakr Syiddlq dan Umar Bin Khatab, sahabat-sahabat Rosulullah
yang pernah belajar AI-Ouran pada masa mereka masih cukup banyak yang
hldup, dan orang yang belajar AI·Ouran dan mengajarkannya seara hafalanpun
masih banyak pula.34
2. Kodiflkasl AI-Quran Pada masa Utsman Bin Affan.
33 lbid.. h. 127
3< Zainal Abidin, op. cit, h.34
22
Selelah khalifah Umar Bin Khatab wafal, maka yang menggantikan
kedudukannya adalah Khalifah Uisman Bin Affan. Pada masa beliau,
penyebaran Islam sudah meluas ke Armenia dan Azar Saizan di sebelah timur,
dan Tripoli di sebelah barat. Dengan demikian kelihalan bahwa kaum Muslimin
waklu ilu lelah berpencar-pencar di Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika.'s
Penduduk-penduduk daerah Islam waklu Itu sudah banyak yang hafal
AI-Quran dan juga sudah banyak yang membacanya. Mereka membaca AI-
Quran menggunakan cara bacaan gurunya masing-masing yang dianggap
paling bagus dan benar maka jelas lerjadi perbedaan bacaan AI-Quran pada
waktu ilu misalnya, penduduk Syam memakal cara bacaan Ubay Bin Ka'ab,
penduduk Kufah memakai cara bacaan Abdullah bin Mas'ud, dan sebagian
yang lain menglkutl Abu Musa al-Asyarl, baik dari segi cara bunylnya huruf-
huruf dan juga dari segi qira'atnya masalah ini membawa kepada sualu
perlentangan dan perpecahan sesamanya.%
Fakta yang lebih kongkril lagl, Huzalfah bin Yam an pada saal beliau ikut
dalam pertempuran menaklukan Armenia dan Azerbaizan dalam suatu
perjalanan, mendengar pertikaian kaum muslimin lenlang beberapa bacaan
35 Ibid.,
36 Rirat Syauqi Naw.wi, M. Ali Hasan, op. clf., h. ] 25
23
ayat AI-Ouran, mereka saling menonjolkan bacaan bahwa dirinya adalah
menggunakan bacaan yang paling baik.37
Ibnu Khaldun AI-Atsir dalam al-Kamilnya meriwayatkan bahwa,
penduduk Hims menganggap qlra'at mereka lebih baik dari qira'at orang lain,
begitu juga halnya penduduk Damascus yang mengambil qira'at dari Ma'dad,
menganggap qira'at penduduk Kufah tidak baik. Sementara itu pula penduduk
yang mengambil qira'at dari Abdullah bin Mas'ud menganggap qira'at
penduduk Damascus dan Hims tidak baik pula. Orang-orang Basrah merasa
berbangga dengan qira'at yang mereka ambil dari Abu Musa a-Asyari dengan
mushafnya yang disebut Lubat al-Oulub.
Perselislhan-persellsihan itulah yang dilaporkan oleh Huzaifah bin
Yaman kepada Khallfah Utsman Bin Affan. Mendengar laporan tersebut
Utsman Bin Affan memberi keputusan untuk membentuk "panitia empat", yaitu
terdiri dari Zaid Bin Tsabil, Abdullah bin Zubair, Syaid bin Ash dan Abdurahman
bin Harits. 38 diantara empat orang yang paling berperan adalah Zaid Bin
Tsabit. Utsman Bin Affan memilih Zaid Bin Tsabil ilu karena mempunyai alasan
bahwa Zaid Bin Tsabil adalah seorang penulis dan penghimpun AI-Ouran
dimasa Nabi Muhammad s.a.w. dan masa Abu Bakr Syiddiq, dengan
37 Zainal Abidin, op. cit.• H. 33
38 Kamaludin Marzuki, op. cit., H. 74
24
kapasllas, Zaid Bin Tsabil seperli ilu dapal dipaslikan lidak mungkin terjadi
perubahan atau hilangnya kalimat tertenlu yang ada dalam nash AI-Ouran,
sehingga dengan demikian AI-Ouran akan terjamin keasliannya.
Langkah U1sman Bin Arfan lainnya, selain membenluk "panllia em pat"
yaitu membakar selain mushaf yang dikerjakan "panitia empal". Dengan
demikian kaum muslimin hanya mengenal salu mushaf saja yailu mushaf
Utsman Bin Affan. 39
Dlbakarnya mushaf selaln yang disusun "panilia em pat" karena Utsman
Bin Affan merasa khawatir, apabila mushaf-mushaf yang lain itu beredar, akan
menlmbulkan fIInah. Menurut Utsman Bin Affan: Mushaf yang beredar ilu harus
sebagai berikul :
1. Harus lerbukti, tidak lertulls berdasarkan riwayat ahad.
2. Mengabalkan ayal baeaan yang dinash dan ayattersebut tidak diyakini
dibaea kembali dihadapan Nabi Muhammad s.a.w. pada saal-saalterakhir.
3. Kronologi surah dan ayat seperti yang sekarang ini berbeda dengan
mushaf Abu Bakr Syiddiq yang susunan surahnya berbeda dengan mushaf
Utsman Bin Arfan.
4. Sisiem penullsan yang dugunakan mushaf mampu meneakupi qlra'al yang
berbeda sesuai dengan lafadz-Iafdz AI-Ouran kelika turun.
39 IbId" h. 75
25
5. Semua yang bukan lermasuk AI-Ouran dihilangkan. Misalnya yang dilulis
dimushaf sebagian sahabal di mana mereka juga menulls makna aya!
didalam mushaf, alau penjelasan nask mansukh.40
Adapun eirl khusus Mushaf Ulsmani :
1. seliap halaman AI-Ouran berisi 18 alau 15 baris, telapl pada halaman 2
dan 3, maslng-masing hanya berisi 6 baris. Si Kanan alau dlkiri halaman
AI-Ouran terdapal '8in baik di lengah, dl alas maupun dl bawah.
2. Pembagian ayal kedalam unlt-unll Juz lampak begltu konslslen dan ketal,
dengan kepaslian jumlah ayal, pada setiap halaman.41 Pengelahuan format
juz juga begilu konsislen kedalam 16 halaman.
3. Masing-masing halaman pada mushaf Ulsmani diisi oleh ayat uluh sehingga
halaman adalah awal ayat, dan akhlr halaman adalah akhlr ayal.dalam
keleraluran inl juga, ada yang tidak leralur, lerdapal satu halaman AI-
Ouran dl mana ada salu ayal terpolong oleh pergantian halaman, yailu
pada halaman 484. Telapi seeara umum, keleraluran bahwa seliap
halaman terdiri ayat utuh, menunjukan adanya hubungan antar jumlah ayal
dengan halaman AI-Ouran.
40 Ibid., h. 76
41 Lukman .Abdul Qohar Sumabrata, et, el.,Pengantar FenomenologiAl-Qllran. (Jakarta: PT
Grapika Tamajaya, 1991), eel ke-l, h. 62
(
beberapa huruf, seperti (
" 't" \ ,,~ .-.- J{.~W~
r
26
4. Oi atas setiap surat terdapallulisan Basmal8h sebagai kop sural, kecuali
sural ke 9 (AI-Taubah). Setiap kop sural dituUs dalam dua baris, yailu pada
sural al-Hijr dan an-Nam!.
5. Setiap awal jUz dimulai pada halaman sebelah kir!, kecuali juz 1. Setiap
awal juz dilandai oleh celak lebal pada beberapa hurup di ayal awal juz,
kecuaii jUz 1 dimana celak lebalnya adalah sural al-Fatihah (7 ayat) dan
sural al-Baqarah (4 ayat). Fenomena celak lebal dalam permulaan juz
r-.-berbeda salu sama lain. Ada yang lerdlri dari dua huruf ( r>-) dalam
/ /
juz 26, dan (~ ) pada jUz 30. Tetapi ada juga yang celak lebalnya
/ "" >y ~~ .) pada juz 17, .
) pada juz 27 dan lain-lain.42
3. Kodlflkasl A1-Quran pada Masa All BIn Abl Thallb
Sahabal Ali Bin Abi Thalib pada masa Nabi dikukuhkan sebagal orang
yang paling lahu tenlang AI-Ouran, dan sahabat Ali Bin Abl Thalib pun
menghimpun AI-Ouran di rumah Nabi dalam satu mushaf AI-Ouran menurul
lurunnya. Sebelum enam bulan wafalnya Rasulullah, Ali Bin Abi Thalib lelah
merampungkan penulisan AI-Ouran.43
Sahabal Ali Bin Abi Thalib pun dikalakan pUla orang yang paling lahu
4Z al-Thabari, !bld.,h 63
", Allamah .M.H.AUhabatab· i, MellgWJgkiap RahasJa Al-Quran, (Bandung: PenerbitMizan
1992), eel ke I, h23
27
lenlang AI-Ouran, dan orang yang paling perlama dalam penulisan AI-Ouran
selelah wafatnya Rasulullah s.a.w., karena sahabat Ali Bin Abi Thallb
melakukan llndakan pengumpulan AI-Ouran berdasarkan/sesuai dengat wasiat
Nabi, disamping berdasarkan kronologi dan juga menyebutkan tempat turunnya
pula.
Ibn al-Nadlm juga menyatakan, bahwa selelah wafatnya Rasulullah
s.a.w., All Bin Abl Thalib bersumpah untuk tidak meninggalkan rumah
Rosulullah s.a.w. sampal selesai menghimpun AI-Ouran. Dengan tekad bulat
Ali pun dapat menghimpun AI-Ouran dalam jangka waklu liga hari. Dapat
disimpulkan juga dari pendapat Ibnu al Nadim ini bahwa Ali Bin Abi Thalib
dapat menghimpun AI-Ouran dalam waktu tiga hari.44
Dalam jangka waktu lersebut t1daklah mungkln terjangkau untuk
menghlmpun AI-Ouran, karena bagalmanapun seorang ahll penulis wahyu yang
berpengalaman sekalipun lidak akan dapat menulis isi AI-Ouran dalam waktu
liga harl baik dari hafalannya maupun dari salinan. Mungkin sahabat Ali Bin Abi
Thallb menullskan ayat suei Ai-Ouran lebih dulu pada saat diturunkan karena
perinlah Rasulullah s.a.w., atau mungkin juga sahabat Ali Bin Abi Thallb
menulls AI-Ouran hanya beberapa bagian. Kemudian semua yang ditulis lIu
H Kadzim Munir Syalmeci, "Manusf-.ri-Manusf-.rip Kuno ", al Hikmah, VII,5 (November,
1992),h.13
28
disimpannya dan dijaganya, sehingga dengan demikian lulisan ilu lerjaga dari
kerusakan, seperli kitab-kilab suci yang diwahyukan sebelumnya.45
Sedangkan penulisan copy AI·Ouran yang ditulls Khalifah al- Rasyldin
yang keempal inl, dlslmpan di Najaf, Irak, Kufah, dan dlatasnya lelah lertulis
Ali Bin Abi Thalib menuliskannya pada lahun 40 Hijriayah.46
D. AI-Quran Pasca Khulafaur Rasyidin
Sebelum kita mengenal percetakan AI-O uran, kita kelahui secara
historis bahwa AI·Ouran itu sebelumnya lelah lertulis dengan lulisan langan
yang kita kenaI dengan manuskrip.47
Manuskrlp pada masa permulaan telah tertulis diatas kUlit, pelepah
kurma, tulang. Inl lerjadl pada zaman Rasululiah SAW sendiri. Akan telapi
pada zaman Utsman mengalaml perubahan secara besar-besaran balk dari
segl qlra'alnya maupun pada bacaannya. Yang dltulis oleh "panltia empat"
leblh darl Itu copy AI-Ouran yang dlbuat pada masa pemerlnlahan Utsman Bin
Affan disebarkan dl kola-kola seperti Mekkah, Dam ascus, Kufah, Basrah dan
Madlnah. Sedangkan yang asllnya dislmpan oleh Utsman Bin Affan sendiri
sebagal Mushafullmam.
~ lbid.,h.14
46 Ahrnnad Vondeffer, limuAl-Quran ,( Jakarta: Penerbit Raj.wali Pers, 1988), Ce~ ke 1,
h. 6747 lbid., h.. 68
29 '.
Sejarah Mushaful Imam itu yang mengatakan mula-mula disimpan
dalam Masjld Jam!' dl Cordova, kemudian dibawa ke Fez, Ibu negeri Maroko,
ada yang mengatakan Mushafullmam pernah kelihalan dalam salah satu yang
terbesar di Rusia dan ada pula yang menyangka, bahwa Mushafullmam yang
sampai sekarang masih lersimpan dalam perpuslakaan "India Office"
dldalamnya terdapat calatan "Writen by Utsman, the son of Affan" sedang
menurul Kayder, adapun Mushaf Uisman yang berada dilangannya, lalkala
beliau dlbunuh, dlangkat ke Antarlos dan lembaran·
lembaran yang penuh berlumur darah lersimpan dalam Masjid Cordova. 48
Begilu Juga mengenal mushaf yang lain yang ditulis pada lahun 308
Hijriah, oleh H. Calligdaf, mushaf yang dltulis lalah Ya'qut al Mu'sasin, dan ada
lagl mushaf yang dilUlis Abdurrachman Bin Abu Fatullahun 399 Hijriah atas
perintah Sultan Malik Ibnu al Muzaffah. Mushaf itu ditulis dengan khot yang
indah, dengan ukiran-ukiran yang bermacam·macam warna.
Usaha memperindah AI·Quran sampai puncak pada masa pemerlnlahan
Sullan Mamluk, yang mengumpulkan berlbu-beribu mushaf yang indah-indah
dalam perpuslakaan Nasional Kairo, pengumpulan yang sampai sekarang tidak
habis-habisnya menakjubkan orang.49
311
<>J Abu Bakr Syiddiq Bakar. Sejarah Al-Quran. (Jakarta; Martac NV, 1931). Cel Ke 1. h.
4. ]bid., h.316
30
Bahwa AI-Quran lebih dikenallagi setelah ada percetakan. Oleh karena
itu membuat perubahan besar dalam seJarah mushaf yang terkenal dengan
manuskripnya.
Tanda-tanda tumbuhnnya kesenian mencetak sudah kelihatan seJak
Jaman purbakala di Mesir, seperti yang diceritakan oleh plinius dalam kitabnya
Historia Naturalis, bahwa orang Kopti ketika itu sudah tahu mempergunakan
cap gambar pada kain yang dibuatnya dari kapas, dan orang Tionghoa sudah
mencoba kesenlan Ini dengan huruf Kanji, tetapl di Erofa untuk kepentingan
penerbitan. Beberapa abad kota-kota Eropa berlomba-Iomba mengadakan
cetakan dengan huruf terplsah. Tidak lupa dalam perlombaan In! Jasa-jasa
yang diperllhatkan oleh kota Mainz, Straatsburg, Bamberg, Augsbrurg dan
Haarlem.
Begitu Juga pada tahun 1457 percetakan Shoffer sudah dapat
mengeluarkan Psalterium, sebuah kitab yang pertama-tama mencap
keterangan tempat, waktu dan nama orang yang menerbitkan kltab itu. Kitab
Itu sudah dapat dlcetak diatas polio besar perkam en dengan huruf perm ulaan
yang diberi perhiasan sangat indah.50
Kesenlan mencetak Ini dari seharl ke seharl dlperbalkl dan pemasukan
kertas ke Eropa oleh orang Islam, yang menambah kemajuan kesenian
50 lbJd.,h.317
31
mencelak ilu, dan mengganlikan kulil kambing perkamen lersebul, semuanya
lidak dapal klla lupakan unluk kemaJuan penerbilan, yang kemudlan dapal
dipergunakan unluk mencelak kilab AI-Quran Karim yang menambah lekas
lerslarnya kilab mushaf lersebul keseluruh dunia.51
Memang pernah ada Juga AI-Quran yang berasal darl celakan
sebelumnya, yallu yang blasa dlsebul dengan Blockprint dan Juga beberapa
abad kesepuluh, balk dalam uklran kayu (unluk pola celakannya) maupun
lembaran-Iembaran maslh dllemukan dewasa Inl. Bahwa yang lercalal dalam
seJarah AI-Quran perlamakali yang dlcelak dengan mesin yang dapal
dipindahkan, dlbual di Hambrug (Jerman) pada lahun 1694. Naskah lersebul
dilengkapi landa baca.52,
Disusul kemudlan oleh Maracl yang menerbilkan AI-Quran pada lahun
1698 di Padoue. Namun sayangnya lak salupun darl AI-Quran celakan
perlama, kedua alaupun keliga ilu lersisa didunia Islam, dan sayangnya
perinlis penerbilan AI-Quran ilu bukan muslim. 53
Penerbllan mulal dengan lebel Islam, baru dimulal pada lahun 1787
Masehi, yang menerbilkan adalah Maulana Uslman, Mushaf lersebul lahir di
Pelersborg, Rusia alau leningrad ( Uni Soviyel ). Kemudian lahir kemball
51 lbid..h.319
5~KamaluddinMarzuki,Gp. CJt.h.86
53 lbid.)l.87
32
Mushaf celakan Kazan, disusun kembali di Iran pada lahun 1248 H. Persia
pernah menerbilkan celakan di kola Teheran. Selelah lima lahun kemudian
lahun 1833 lerbillagi Mushaf celakan di Leipzig ( Jerman ).54
DI negara Arab, Raja Fuad darl mesir membenluk panilia khusus
penerbilan Al-Ouran dl perempalan perlama abad 20. Panltia yang dlmolori
oleh para Syekh al Azhar Ilu lahun 1342 H f 1923 M berhasll menerbilkan
mushaf AI-Ouran celakan yang bagus. Mushaf yang perlama terbil di negara
Arab Ilu, di Dhabi! sesuai dengan riwayal Hafs alau qlra'al 'Ashim. SeJak ilu,
berjula-jula mushaf dicelak di Mesir dan berbagai negara.55
54 lbid.,h.88
55 lbld.,h.89
BAB III
KETERLIBATAN MANUSIA DAlAM MEMELIHARA KEOTENTIKAN
Al-QUR'AN : SEBUAH ANAlISA SEJARAH
A. Pendekatan SeJarah sebagal Sebuah Alternatlf
Dalam sural al-hijr ayat 9 di alas Allah telah menjamin keolentikan al-
Qur'an, jaminan yang diberikan alas dasar Kemal1akuasaan dan
Kemahalahuan-Nya. Telapi adakah jaminan ilu didukung oleh bukli-bukli lain?,
dan dapalkah bukli-bukli itu meyakinkan manusia, lermasuk yang lidak
percaya lerhadap jaminan Allah di alas? Tanpa ragu kita mengiyakan
pernyalaan di alas, karena sebagaimana yang dillilis oleh almarhum ,Abdul
Halim Mahmud, manlan syaikh al-Azhar: "Para orienlalis yang dari saal kesaat
berusaha menunjukkan kelemahan al-Qur'an al-Q lIr'an, lidal< mendapatkan
celah untuk meragukan keolentikannya, hal ini disebabkan oleh bllkli-bukli
kesejarahan (hlsloris) yang mengl1anlarkan mereka kepada kesimplilan
tersebut.!
Sebagai bukli relisasi pemelil1araan al-Qur'an dapal kita lihal dalam
dol<umentasi sejarah dim ana Allah Ta'ala lelah mengeluk hall Muhammad
saw.seliap kali wahyu diturunkan, Nabi selalu mem bacakannya dihadapan
para sahabat, selanjulnya memerintahkan kepada sekrelarisnya yang lerdiri
J Abdul Halim Mahmud} al-Tr.2Jkrr al-}}dsafifi" al-l<;iam. (BeJnJt.: Dm.... CJI·Kitab al-Lubnony,
it), h. 50
34
dari beberapa orang ilu unluk menuliskannya, baik ilu dilulis pada peiepah
kurma, lempengan batu atau lainnya. Bahkan beliau juga yang menunjukkan
lelak ayal pada suratnya berdasarkan petujuk dari malaikat Jibril. Pekerjaan ini
terus menerus dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Sejak al-Our';an
dilurllnkan sampai sempllrna penllrunannya, yaitu dalam waktu 22 lahun 2
bulan 22 hari.
Asy-Syalibhi memberikan penjelasan, "Senanliasa al-QlIr'an dihafal oleh
para sahabal, sejak dari permulaan dilurunkannya sampai selerusnya. Para
sahabal lerus menerlls membneri perhalian dan segera menghafal al-QlIr'an
serta mengonlrol hafalannya, lajwidnya dan membenlulkan cara membacanya,
sejak dari permulaan al-Qur'an dilurunkan hingga akhir penurllnannya.
Nampaknya kajian hisloris unluk membuklikan keotenlikan al-Our'an
melalui sejarah Islam sangatlah dibuluhkan. Pisau analisa berupa pendekalan
hisloris ini diharapkan dapal menghasilkan dala-data yang otenlik dan valid
sehingga pada akhirnya akan dapal menjawab dan membuklikan keragllan
sekelompok orang akan keolenlikan al-Our'an.
Penyeledikan hisloris yang dimakslld disini ialah penyelidikan yang lidak
hanya berupa penggambaran fakla, mengidenlifikasi nama-nama, sumber
sllmber dan hubungan-hubungan semala; lebih penling lagi adalah -mengingal
hasil-hasil sejarah ekslern· mendefinisikan sualu type pengetahuan, suatu cara
persepsi waklu dan kenyalaan, sualu jaringan kom unikasi. Dengan dem ikian
35
seeara historis, kejiwaan dan kebahasaan, terpaneanglah persoalan
kesinambungan dan ketaksinambungan dalam kegiatan kesadaran
keagamaan.'
B. Beberapa Aspek Pendukung Keotentlkan al-Qur'an.
1. Buktl-buktl yang terdapat dalam al-Qur'an
Menurut muhammad Husain Thabathabaiy, dalam kitabnya al-Talk!r fi
al-Falsafy fi aI-Islam, la menyalakan bahwa sejarah al-Qur'an demikian jelas
dan terbuka, semenjak lurunnya sampai masa kinL Dia dibaea oleh kaum
muslimin semenjak dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakekatnya al-
Qur'an tidak membutuhkan sejarah unluk membuktikan keotentikannya. Kitab
suei tersebut menurut beliau, memperkenalkan dirinya sebagai firman-firm an
Allah dan membuktikan hal tersebut dengan menantang siapapun untuk
menyusun seperti keadaannya. Hal ini sudah eukup menjadi bukli, meskipun
tanda-tanda bukli kesejarahan. Salah satu bukti bahwa al-Our'an yang ada
ditangan kita sekarang adalah al-Qur'an yang turun kepada Nabi saw. Tanpa
perganlian alau perubahan -Ianjul Thabathabaiy- adalah berkaitan dengan sifat
dan eiri yang diperkenalkannya menyangkul dirinya, yang tetap dapat ditemui
sebagaimana keadaan dahulu'
\ Mohamed L6u-koun, Berbagai Pembacaan QUf 'an.. Jaluuta: nns, 1997), h. 77.t Ivfuhammad Husain Thnbathabaiy, al-Qu.r~anfi al-l,lam (Tchcran. fvfarkaz I'larn al-Dzlkrn
al-Khamisah Ii Inllizhar al-Islamiyah, It.), h. 175
36
Hal lain yang dapat dijadikan bukti sekaligus jam inan akan keotentikan
al-Our'an adalah penelitian yang dilakukan oleh Rasyad Khalifah mengenai
hllruf-huruf hijaiyah yang lerdapal cliclalam al-Our'an. Menurut penelilian beliau
kala-kala yang digunakan oleh al-O ur'an emuanya habis terbagi 19, sesuai
clengan jllmlah huruf-huruf B (i)sm Afl(a) II al-R(a)flm(a)n al-R(a)ll(i)m'
Sebagai bukti kongkrit mari kila lihat contoh perhilungan lersebut di bawah ini :
III Huruf (kaf) yang merupakan clari surah ke-50, dilemukan lerulang sebanyak
57 kali atau 3 x 19
III! Huruf-huruf kaf, fla, ya, 'ain, sf/ad dalam sural Maryam, ditemukan
sebanyak 198 kali alau 42 x 19
I'll Huruf (IIUII) yang memulai sural al-Qur'an dilemukan sebanyak 133 alau 7 x
19. Kedua huruf (ya) dan (sill) pada sural yasin masing-masing dilemukan
sebanyak 285 kali alau 15 x 19, kedua huruf (tf/a) dan (fla) pada surah
Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dngan 19 x 18
lIII Huruf (fla) dan (mim) yang lerdapal pada keseluruhan sural yang dimulai
dengan huruf ini, fla, mim, kesemuanya merupakan perkalian 114 x ·19,
yakni masing-masing berjumlah 2.166.
Bilangan-bilangan ini, yang clapal dilemukan langsung dari celah ayal aI-Our-an
oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keolentikan al-Our'an. Karena,
• Huruf a dan i dalam kurung tidal: tertulis dalam aksar" Arab
37
seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih alau dilukar kala dan
kalimalnya dengan kata alau kalimal yang lain, maka lentu perkalian-perkalian
lersebul akan menjadi kacau.'
Angka 19 di alas, merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebul
ilu, diambil dari pernyalaan al-Qur'an sendiri, yakni yang termual dalam Surarl
al-Mudalsir ayal 30 yanbg lurun dalam konleks ancaman lerhadap seorang
meragukan kebenaran al-Qur'an.
2. Bukti-bukti Kesejarahan
a. I<ondisi Sosial Masyarakat Arab Sebelum dan Sesudah
Turunnya al-Qur'an
AI-Qur'an ai-Karim turun dalam masa sekitar 22 lahun atau tepatnya,
menurul semenlara ulama, dua puluh dua lahull, dua bulan dan dua puluh dua
hari.
Masyarakal Arab, yang hidup pada masa lurunnya, al-Qur'an adalah
masyarakal yang lidak mengenal baca lulis, yang diislilahkan al-Qur'an
sebagai masyarakal ummiyin. Kata ini adalah bentuk jama dari umm yang
harfiahnya adalah ibu dalam arti bahwa seorang ummiy adalah yang
keadaannya sama dengan saal dilahirkan oleh ibunya dalam hal kemampuan
, Dikutip oleh lv1ustafa t-fahmud dalam kitabnya. It,fm Asrar ai-0~irtln. (t..lesir: Dar al~
Ma'arif, 1981,h. 64-65.
38
membaca dan menulis.' Kemampuan tUlis baca dikalangan masyarakat Arab
kala ilu sangal minim, sampai-sampai ada riwayal yang menyebul jumlah
mereka itu tidak lebih dari belasan orang. Karena ilu, satu-satunya andalan
mereka ada hafalan. Dalam hal hafalan, orang Arab -bahkan sampai kini
dikenal sangat kuat. Masyarakal -khususnya pada masa turunnya al-Quran-
dikenal sebagai masyarakat sederhana dan bersahaja. Kesederhanaan ini,
menjadikan mereka memiliki waklu luang yang cukup, disamping menambah
ketajaman pikiran dan hafalan. Disamping ilu masyarakat Arab sangat
gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan melakukan
perlombaan-perlombaan dalam bidang inl pada wakllu-waktu tertentu.
Sehingga lak aneh bila keindahan bahasa al-Qur'an tidak hanya diakui oleh
umat muslim kala itu, tapi juga dikalangan orang kafir. Berbagai riwayat
menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembullyi
sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat al-Qur'an yang dibaca oleh kaum
muslim. Kaum muslim disamping mengagumi kandungannya, serla meyakini
bahwa ayal-ayat al-Qur'an adalah pelunjuk kebahagiaan dunia dan akherat.
b. Motlvasl Rasulullah dalam Pemellharaan al-Qur'<ln
Sumber-sumber sepakat untuk men[!atakan bahwa liap kali suatu
fragmen daripada Qur'an diwahyukan, Nabi memanggil diantara para sahabat-
39
sahabatnya yang terpelajar dan mendiktekan kepada mereka, serta
menunjukkan secara pasti tempat fragmen baru tersebut dalam keselufuhan
al-Qur'an. Setelah mendiktekan ayat tersebut, Muhammad minla kepada juru
tulisnya unluk membaca apa yang sudah ditulis oleh mereka, dengan maksud
untuk mengadakan revisi jika terjadi kesalahan. Disamping ilu Nabi juga selalu
didatangi Jibril setahun sekali, tepatnya Iiap bulan Ramadhan unluk membaca
ulang al-Qur'an dua kali.' Oleh karenanya tak aneh bila Iiap bulan Ramadhan
umat Islam seluruh dunia membiasakan diri untuk selalu menjaga pada bulan
Ramadhan dan melakukan ibadat-ibadat sunnah dengan membaca al-Qur'an
sebanyak-banyaknya. Malah di negara-negara Muslim tertentu memiliki tradisi
tradisi unik guna memelihara dan melestarikan kemampuan membaca dan
men dalami kitab suci ini, seperti Musabaqah Tilawatil Qur'an MTQ yang
terdapat di Indonesia, maraknya metode-metode membaca al-Qur'an sistem
cepat, dan menjamurnya lembaga pendidikan khususnya menghafal al-Qur'an
seperli di pesantren-pesantren, universitas-universitas dan yang paling kecil
adalah taman pendidikan al-Qur'an yang lak kalah perkembangannya. Tradisi-
tradisi khas seperti diatas secara tidak langsung merupakan kondisi yang
dapat mendukung pelestarian al-Qur'an.
I Maurice Bucaille I Qllrtm. dan SaUlS J.1,fod€"rn. (Jakarta; Bulan-Bintar.lg, 1978), H. 146,
Rasullah saw. menganjurkan kepada
40
kaum Muslim untuk
memperbanyak membaca dan mempelajari al-Our'an dan anjuran tersebut
mendapat sambutan yang hangat. Disamping itu dalam hadits-hadits Nabi,
banyak ditemukan petunj\1k-peltmjllk yang mendorong para sahabatnya untuk
selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita lebih-Iebih bila
berita tersebut merllpakan firman-firm an Allah atau sabda Rasul-Nya."
Faktor-faktor yang telah disebutkan cliatas menjadi penunjang
terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat al"Our'an, bahkan dalam pepe;angan
Yam amah, yang telah terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasulullah
saw., telah gugur tidak kurang dari 70 orang penghafal al-Qur'an.'
Walaupun Nabi saw. dan para sahabatnya menghafal ayat-ayat ai-
Our'an, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau
tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tUlisan. Sejarah
monginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. selalu
memanggil sahabat-sahabat yang pandai menulis, untllk menulis ayat-ayat apa
saja yang diterimanya, sampai menyampaikan tempat dan urlltan ayat dalam
setiap sllrahnya. Ayat-ayat tersebul mereka lulis dalam pelepah kurma, batu,
kulit-kulit atau tulang-tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang
, M Quraish Shihab, MembwllIko.n al-Qur em, (Bandlu',g: Mizan, 1993), ceL ke-4, h. 23
r Abdul Azhim al·Zarqaniy, It'ianahd ai-if/an .fi f}jUJu al-Qurtln. (KairQ: al-H:.dabty,
J9(0), Jilid T, h. 250
41
menul.is ayal-ayal lersebul secara pribadi, namun karena kelerbalasan alai
lulis dan kemanpuan maka lidak banyak yang melakukannya disamping
kemungkinan besar tidak mencakup keseillruhan ayal al-Qur'an. Melode
ganda berupa penghafalan dan penulisan ayal-ayal al-Qur'an inl lernyala
sangal efektif guna melacak akan keolenlikan al-Qur'an ilu sendir!.
Tidak lama, selelah Nabi Muhammad wafal (632 M), penggantinya
yailu Khalifah Abu Bakar r.a. memerinlahkan kepada juru lulis Nabi, Zaid bin
Tsabil untuk menulis sebuah naskah. Kemudlan atas inisiatif Umar, Zaid
memeriksa dokumenlasi yang ia dapalkan di Madinah yang lerdapal dari
berbagai bahan tulisan yang dimiliki secara personal, dengan disaksikan dari
penghafal al-Qur'an. Semua ini dilakukan unluk menghindari kesalahan
lranskripsi (penyalinan lulisan) sedapal mungkin. Dengan cara Ini berhaslllah
lerlulis sebuah naskah al-Qur'an yang sangat dipercaya. Dan pada masa
Khalifah Umar, ia membual sebuah naskah yang dilitipkan pada anak
perempuannya Hafsah, (janda Nabi).
Kemudian pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, yang menjabal
dari tahun 644 sampai 655, beliau membenluk sllalu panitia yang lerdirl darl
para ahli dan memerinlahkan unluk melakukan sebuah pembukuan besar.
Panilia lersebut memeriksa dokumen yang dibual oleh Abu Bakar dan yang
dibual oleh Umar kemudian disimpan oleh Hafsah. Panilia berkonsuliasi
42
dengan orang-orang yang hafal al-Qur'an. Kritik tentang otentitas teks
dilakukan dengan ketat, didukung pUla oleh persetujuan saksi-saksi.
Dengan cara kerja tersebut diatas, maka diperoleh sebuah leks dim ana
urulan sural-sllrat mencerminkanurulan yang dilakukan oleh Nab! Muhammad
ketika membca al-Qur'an dl bulan Ramadhan dl hadapan malaikal Jlbril seperti
yang lelah dijelaskan di alas. Kepingan naskah lulisan yang diperintahkan oleh
Rasul ilu, baru dihimpun dalam benluk "kilab" pada masa pemerinlal1an
Khalifah Abu Bakar La,"
Demikianlah Allah menjarnin keotentikan al-Our'an, jaminan yang
dlberikan alas dasar kemahakuasaan dan kemahalahuan-Nya, lerulama oleh
manusia. Dengan jaminan ayat dl alas, sellap Muslim percaya bahwa apa
yang dibaca apa yang didengarnya sebagal al-Qur'an tidk berbeda sedikllpun
dengan apa yang dlbaca oleh Rasulullah., dan yang diidengar serla dibaca
oleh para sahabal Nabl saw .
.. !bid, h.. 252.
BABIV
PENUTUP
A. Keslmpulan
Proses pengkodifikasian itu melalui liga lahapan :
Tahapan pelama : lerjadi pada zaman Rasulullah, dengan menuliskan
setiap ayal yang lurun oleh sekrelaris pribadi beliau sendiri yailu laid bin
Tsabit pada pelepah kurma, kulil binalang, lulang belulang dan lain
sebagainya.
Tahapan kedua : Terjadi pada masa Khalifah Abu Sakar Siddik dan
Umar bin Khattab.Yang beliau lakukan adalah mengumpulkan ayal-ayal yang
berserakan yang lerlulis di alas pelepah kurma, kulit binalang, lulang, balu,
dikumpulkan dan disalin dalam lembaran-Iembaran yang disebul dengan
Mushaf.Lembaran lersebul dijaga dan dipelihara dengan aman
Tahapan ketiga: Terjadi pada masa Khalifah Uisman bin Affan, dengan
mengadakan penyeragaman bacaan yang dilerbilkan melalui kaidah-kaidah
yang digariskan oleh Usman sendiri unluk menjaga keaslian al-Qur'an sehingga
dengan demikian umat Islam hanya mengenal salu mushaf yaitu mushaf al
Imam (Mushaf Uismani).
Kelerlibatan manusia dalam proses pemeliharaan al-Qur'an lelah ada
sejak al-Qur"an ilu dilurunkan. Hal ilu bisa dibuklikan dalam sejarah dengan
adanya usaha-usaha pemeliharaan al-Qur"an :
1. Masa Nabi dan Khuiafaur Rasyldin
-Pemeliharaan al-Qur"an dalam bentuk tulisan
-Pemeliharaan al-Qur"an dalam bentuk hafalan
-Pengkodifikasian hingga berbentuk Mushaf
2. Pasca Khulafaur Rasyidln
-Penulisan Mushaf al-Qur"an
-Pencetakan al-Qur"an
-Tahfidzil Qur"an
B. SARAN-SARAN.
. Penulis berharap kajian inl menambah khazanah keilmuan Islam dan
dapat dijadikan alternalif dan dilindak lanjuli oleh umat Islam dalam
mengkaji i1mu pengetahuan keislaman lainnya.
2. Oengan kajian historis ini mlldah-mudahan dapat memolivasi umat Islam
untllk ikllt andil dalam melestarikan kemllrnian al-Qllr'an.
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, Seluk Beluk al-Our'an, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992, Cet.,Ke 1,
Arkoun, Mohammed, Berbagai PembaGaan Oatan, Jakarta: INIS, 1997
Bakir Ashadr, Muhamad, AI-Alamah, Pedoman Tafsir Modern TerjemahanHidayaturrahman, Jakarta: Risalah Musa 1992, eet ke I
Bueaille, Maurice, Dr. Bible, Qur'an dan Sains Modern, Jakarta : Bulan
Binlang, 1978,
Departemen Agama RI, al-Outan dan Terjemallannya, semarang : PenerbilCV Toha Pulra, 1989,
Hamka, Tafslr al-Azllar, Jakarta: Pustaka Panjlmas, 1983 , Juz. Xiii-XIV
Islam, M., MarnlkalJ AI-Kitab dan AI-Oaran, Surabaya: Penerbit PustakaDa'i, 1992,
Mahmud, Abdul Halim, AI-Tafkir al-Falsafi fi ai-Islam, Beirut: Dar al-kitab alLubnany, t.t., h. 50.
Mahmud, Mustafa, Min Asrar ai-Oar 'an, Mesir : Dar al-Ma'arif,1981
Maraghi, Ahmad Mustafa, al-, Tafslr al-MaraglJi, Beirut: Dar el-Fikr, t t.
Marzuki, Kamaludin, 'Ulum al-Outan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1992, Cet. Ke 1
Nawawi, Rif'at Syauqi, dan M. Ali Hasan, Pengantar lima Tafsir,Jakarta : PTBulan Bintang, 1992, Cet. Ke 2
AI-Qattan, Manna Kholil, Studi IImu-Ilma al-Outan, terj. Jakarta: PT. LiteraAntar Nusa, 1992, Cet. ke-1,
AI-Shalih, SUbhi, MembalJas Ilma-ilma al-Outan, Jakarta: Pustaka Firdaus,1993, Cet, Ke 4,
-------, Membahas lima-lima al-Oar'an, Jakarta: Pustka Firdaus, "i993, Cel.ke 4
AI-Shlddlqi, Hasby, SejaralJ Penganlar lima al-Oar'an. Jakarta: PT. BulanBintang, 1987, Cet, Ke 1
46
-------, M., "Hiwar", Kib/at, 9-22 Oktober, 1989.
-------, Membumikan a/-Qur'an, Bandung : Penerbit Mizan, 1992, eet, Ke 4
-------, Makn8 Mukjizaf al-Qur'an, Bandung: Mizan, ·1998, Cel.lll
Siddiq, Abu Bakar, Sejarah a/-Qur'an, Jakarta: Martae NV,1931, eet. Ke 1,
Sumabrata, Abdul Qohar Lukman, ef, a/.,Penganfar Fenomen%gi al-Qur'an,Jakarta: PT Grapika Tamajaya, 1991, Cet. Ke 1
Syahneci, Kadzim, Munir, "Manuskrip-Manuskrip Kuno", al Hikmall, VII,5November, 1992
AI-Atlhabatab'i, Allamah .M.H. Mengungkap Ra/lasia al-Qur'an, Bandung:Penerbil Mizan 1992, Gel. ke 1
-------, al-Qur'all fi al/s/am Markaz I'lam al-Dzikra al-Khamisah Ii Inttizhar al
Tsawrah al-Islamiyah, Teheran,
-------, Tafsir a/-Mlzall fi Tafsir al-Qur'an, Qom: Madrasah al-Mudarisin fiHauzati al-Umiyah fi QomU Muhadatsah, It., Jilid 12
Vondeffer, Ahmad, //mu a/-Qur'an , Jakarta: Penerbit Rajawali Pers, 1988,Gel. ke-1
Zahabi, AI-, Hussein, Muhammad Tafsir Wa A/ Mufassirun Dar al-Kutub alHadilsah, 1986 vol 2 bab III
Zarqaniy, AI-, AbdUl, Azhim, Manallil al-irfan fi U/um al-Qur'an, al-Halabiy,
Kalro, 1980, Jilid I
ZUhdl, Masjfuk, Pengantar 'U/umul Qur'all, Surabaya: Penerbit PT Bina IImu,1990, Get, Ke-1
Zainal, Abidin, Seluk Be/uk al-Qur'an, Jakarta: Penerbit Bineka Gipta, 1992,Gel. ke -1