islam di madura; perspektif historis

17
0 Islam di Madura; Perspektif Historis Proposal penelitian ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliyah Seminar Sejarah dan mendapat nilai tambahan Dosen Pengampu : Drs. Irfan Firdaus Disusun Oleh : Herman Busri (10120049) Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013

Upload: hermananthena

Post on 29-Nov-2015

103 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Di Madura; Perspektif Historis

0

Islam di Madura; Perspektif Historis

Proposal penelitian ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliyah Seminar Sejarah dan

mendapat nilai tambahan

Dosen Pengampu : Drs. Irfan Firdaus

Disusun Oleh :

Herman Busri (10120049)

Sejarah dan Kebudayaan Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2013

Page 2: Islam Di Madura; Perspektif Historis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyebaran Islam di Nusantara sampai saat ini masih menjadi wacana

yang tak kunjung usai untuk diteliti kembali kebenarannya. Berbagai pendapat

para ahil sejarah bermunculan dan hampir semuanya tidak memberikan fakta final

tentang Islamisasi di Nusantara dan masing-masing teori tersebut masih

menyisahkan beberapa titik kelemahan tersendiri, karena memang adanya

keterbatasan sumber sejarah yang autentik dan dapat mengcover semua catatan

sejarah yang benar-benar realistis.

Bukan saja keterangan waktu yang tidak jelas, persoalan pembawa atau

penda’i, dan dari mana Islam itu datang juga belum menemukan jawaban yang

benar benar final. Keadaan ini membuktikan bahwa tidak ada pencatat sejarah

yang “profesional” dalam mencatat perjalanan Islam ke Nusantara. Pendapat

sejarawan hanya didasarkan pada beberapa bukti bendawi, peninggalan-

peninggalan, dan beberapa artefak yang itupun hanya dikait-kaitkan dan dicocok-

cocokkan dengan beberapa sumber sejarah yang lain.

Wacana masuknya Islam ke Nusantara melahirkan tiga teori terkemuka

yang sampai saat ini masih dijadikan referensi sejarawan untuk mengungkapkan

dan merasionalisasikan masuknya Islam ke Nusantara. Tiga teori itu diantaranya

yaitu; Teori Gujarad, Teori Persia, dan Teori Arab.

Page 3: Islam Di Madura; Perspektif Historis

2

Teori Gujarad banyak dikembangkan oleh ahli-ahli sejarah dari Belanda,

menurut teori ini dijelaskan bahwa penyebaran Islam ke Nusantara dibawa oleh

dan dari anak Benua India melalui jalur perdagangan, hal ini diperkuat dengan

adanya jalinan hubungan perdagangan antara Nusantara-India sejak abad VII M.

Menurut teori ini pula bahwa sejak lama orang-orang Arab yang bermadzhab

Syafi’e bermigrasi dan menetap di India, kemudian orang dan keturunan inilah

yang membawa Islam ke Nusantara1. Kemudian dari berita diatas menyimpulkan

bahwa Islam dibawa dari Gujarat melalui jalur perdagangan antara abad XII-XIV

M. sekalipun demikian, teori ini banyak menuai kritik dari berbagai ahli sejarah

dengan berbagai macam alasan.

Teori yang kedua menyebutkan bahwa Islam dibawa dari Persia, bukan

dari Gujarad. Teori ini dipopulerkan oleh Husaein Djajadiningrat, menurutnya

kebudayaan masyarakat Islam di Nusantara mempunyai kesamaan dengan

kebudayaan Islam di Persia. Diantara kesamaan kebudayaan yang dimaksud oleh

Husein Djajadiningrat salah satunya adalah adanya peringatan hari 10 Muharram

di Persia dan di Nusantara. Peringatan ini salah satunya ditandai dengan

pembuatan bubur syura2. Di Minangkabau bulan Syura disebut dengan bulan

Hasan-Husaein, dan di Bengkulu pada setiap Bulan Syura terdapat tradisi tabut,

dengan cara mengarak keranda Husein dan melemparkannya ke sungai. Alasan

keduanya yaitu adanya kesamaan ajaran tasawuf, wahdatul wujud Hamzah

Fansuri dan Syekh Siti Jenar yang has sufi Persia, al-Hallaj. Ketiga, adanya

1 . Pijnappel dari Universitas Leiden, Belanda, yang kemudian dikembangkan dan diperkuat oleh

Snouck Hurgronje 2 . termauk di Madura, sampai saat ini mayoritas masyarakat Madura membuat bubur sora logat

Madura, yang dimaksud adalah Syura.

Page 4: Islam Di Madura; Perspektif Historis

3

penggunaan istilah-istilah dari Persia dalam tanda bunyi harkat dalam pengkajian

al-Qur’an, seperti jabar (Arab:fathah), huruf sin tidak bergigi (Arab: bergigi).

Keempat, nisan Malik al-Saleh dan Maulana Malik Ibrahim dipesan dari Gujarat.

Kelima, Persamaan madzhab mayoritas Ummat Islam Nusantara sama dengan

madzhab orang-orang Malabar, madzhab Syafi’e. Lagi-lagi teori ini tidak

menjamin kebenaran dari mana Islam dibawa. Adanya persamaan kebudayaan

Islam antara Islam di Nusantara dan di Persia, ternyata tidak didukung dengan

adanya persamaan mazhab yang sebenarnya hal itu menjadi salah-satu alasan kuat

untuk menemukan jawaban tentang datangnya Islam ke Nusantara, akan tetapi

tidak pada teori ini. Mazhab orang Islam di Nusantara hanya terhenti sampai

Malabar dan tidak sampai ke Mekkah sebagai pusat mazhab Syafi’e.

Teori ketiga adalah Islam dibawa dari Arab, teori ini dilandaskan dengan

adanya perdagangan Barat-Timur sejak awal Hijriyah, yaitu sekitar abad VII

Masehi, sekalipun teori ini tidak dapat dibuktikan dengan fakta sejarah yang

sangat jelas akan tetapi setidaknya sumber sejarah Cina menyebutkan bahwa

sekitar abad VII pedagang-pedagang Arab telah menjadi peminpin di pesisir

Sumatera dan bahkan diantara mereka melakukan perkawinan dengan masyarakat

lokal, jadi waktu itu terbentuklah perkampungan Arab di Sumatera. Kemudian

orang-orang Arab yang berada dalam perkampungan kecil itu mulai menyebarkan

ajaran Islam yang mereka dapatkan di Tanah Arab.

Tiga teori tersebut memang sulit dipatahkan dengan satu teori saja. Akan

tetapi, jika kita melirik sejenak dengan kesejarahan orang-orang Nusantara yang

sangat lihai dalam mengarungi lautan, sepertinya teori ketigalah yang menjadi

Page 5: Islam Di Madura; Perspektif Historis

4

teori paling “mendekati” tepat disebut sebagai teori masuknya Islam ke Nusantara,

bahwa Islam sudah masuk sejak abad VII sepertinya lebih masuk di akal. Karena

memang jauh sebelum Islam lahir, orang-orang Nusantara telah mengenal

bagaimana caranya mengarungi Samudra, kemampuan orang-orang Nusantara

dalam bertransportasi di lautan membuat mereka dengan mudah menjalin

hubungan perekonomian internasional, tak terlebih dengan orang-orang Arab

Islam. Sehingga kondisi ini menumbuhkan asumsi yang sangat kuat bahwa

interaksi orang-orang Nusantara telah lama terjalin sejak lama dengan orang-

orang luar. Tidak menutup kemungkinan jalinan ini menjadi sebab-musabab

adanya hubungan dengan orang Arab Islam sejak awal Islam lahir dan

berkembang di Tanah Arab, yang mana pula waktu itu (sekitar abad VII) orang-

orang Arab Islam telah memulai perdagangan lautnya menuju ke Timur.

Lebih terfokus lagi tentang Islamisasi di Madura. Fakta membuktikan

bahwa penduduk Muslim di Madura mendominasi dari semua penduduk yang ada

saat ini. Realita ini tidak mungkin tanpa adanya alasan tertentu yang melatar

belakanginya. Dari fakta tersebut penulis mempunyai kecurigaan besar bahwa

berkembang pesatnya Islam di Madura ada simbiosis-mutualismenya dengan

proses Islamisasi yang dibawa oleh orang-orang Islam ke Madura.

Ada beberapa rumor (informasi dengan sumber yang kurang jelas)

menyebutkan bahwa Islamisasi di Madura lebih awal dibanding Islamisasi di

Jawa. Akan tetapi berita ini tidak mempunyai banyak bukti sejarah, bahkan bisa

dikatakan tidak ada. Meskipun informasi yang mengatakan bahwa keberadaan

Islam lebih awal di Madura dibanding di Jawa tidak bisa kita tolak mentah-

Page 6: Islam Di Madura; Perspektif Historis

5

mentah, karena sejarah membuktikan bahwa para pelaut Madura sudah sangat

piawai dalam mengarungi lautan. Asumsinya, bisa saja saat itu pelaut-pelaut

Madura sudah menjalin komunikasi lebih awal dengan pedagang-pedagang

Muslim dibanding orang-orang Jawa. Sehingga ini menjadi tantangan bagi

sejarawan untuk membuktikan apakah benar adanya Islam di Madura lebih awal

ketimbang Jawa?. Dan apakah ini alasan mengapa penduduk Islam di Madura

mendominasi penduduk nonislam?

Dengan demikian, tidak jauh beda pula tentang wacana masuknya Islam ke

Nusantara dan masuknya Islam ke Madura. Semuanya masih terperangkap dalam

opini-opini yang simpang-siur dan perlu ditelusuri lebih dalam lagi keabsahan

faktanya.

Jika kita lihat dari beberapa sumber sejarah yang ada dan sampai saat ini

masih menjadi sumber sejarah yang terpercaya bahwa Islam masuk ke wilayah

Madura (khususnya Madura Timur; Sumenep) terjadi sejak tahun 1330-an yaitu

pada pasa Pemerintahan Panembahan Joharsari3. Akan tetapi ada salah satu

sumber lain yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Pulau Madura Timur

sekitar tahun 1550-an pada masa pemerintahan Pangeran Lor dan Pangeran Wetan

yang dibawah oleh Sayyid Ahmad Baidhawi4. Kemudian sumber lain

menyebutkan ada pembawa ajaran Islam pada tahun 1440-an yang disebarkan

oleh Raden Bindara Dwipayadha dikenal dengan Sunan Paddusan.

3 . Drs. H. Iskandar Zulkarnain, MM DKK, Sejarah Sumenep, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda

dan Olah Raga Kabupaten Sumenep, 2003 hlm 67 4 . Dikenal dengan nama Pangeran Katandur, saat ini makamnya terletak di Desa Bangkal,

Sumenep.

Page 7: Islam Di Madura; Perspektif Historis

6

Perbedaan sumber ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi penulis

untuk menentukan, memilah dan memilih informasi yang benar-benar valid,

sehingga menemukan jawaban yang mendekati benar atas kapan masuk dan

menyebarnya Islam di Madura (khususnya Madura Timur).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada kajian Islamisasi di Madura secara umum,

dan terlebih dari itu adalah kondisi awal masyarakat Madura pra Islam tentunya

harus diungkap pula disini. Kemudain tidak luput dari perhatian penulis adalah

menjamurnya ajaran Islam di Madura sehingga sampai saat inipun Islam seolah

menjadi agama masyarakat Madura secara keseluruhan.

Catatan pentingnya adalah keberadaan masyarakat Madura yang mayoritas

Islam pada saat ini, sekalipun ada beberapa yang nonislam itu dapat

dimungkinkan adalah masyarakat pendatang.

Nah, yang menjadi titik tolak dari keberadaan ummat Islam yang

mayoritas ini tentunya tidak lepas dari peran pembawanya ke Madura pada zaman

dahulu, sehingga poin pentingnya adalah bagaimana mengetahui pembawa Islam

ke Madura, melalui jalur apa, dan bagaimana prosesnya?. Kemudian dari

problematika diatas, penulis akan mencoba merangkum beberapa masalah yang

akan dipecahkan, diantaranya adalah :

1. Bagaimana kondisi sosial masyarakat Madura sebelum Islam datang?

2. Apakah keagamaan masyarakat Madura sebelum Islam?

Page 8: Islam Di Madura; Perspektif Historis

7

3. Kapan Islam datang pertamakali ke Madura?

4. Bagaimana cara Islam disebarkan di Madura dan melalui jalur apa?

5. Siapakah yang banyak berperan dalam penyebaran Islam di Madura?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail islamisasi yang

terjadi di Madura, serta menelusuri lebih dalam lagi waktu dan aktor penyebar

Islam ke Madura. Berhubung sampai saat ini tidak banyak sejarawan yang

memerhatikan hal tersebut. Dengan begitu, secara tidak langsung akan diketahui

pula faktor-faktor penyebab penduduk Muslim di Madura yang saat ini

mendominasi dibanding dengan penduduk non Muslim, yang mana hal tersebut

dilansir ada hukum kausalitasnya dengan awal penyebaran Islam di Madura.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memperbanyak

khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang sejarah Islam lokal (Madura) serta

pelangkap bagi npenelitian-penelitian yang terdahulu. Disamping itu penelitian ini

akan banyak memuat wawasan dan pengetahuan baru yang bisa dimanfaatkan

oleh peneliti-peneliti berikutnya. Tentu tak luput juga dari tujuan penelitian ini

yang terpenting adalah mengetahui secara dalam berkenaan dengan seluk-beluk

islamisasi di Madura.

D. Tinjauan Pustaka

Page 9: Islam Di Madura; Perspektif Historis

8

Sejak lama sekali penulis ingin menulis tentang Islam di Madura,

keinginan ini sayang sekali sulit dicapai karena keterbatasan sumber yang terdapat

di perpustakaan ataupun di toko-toko buku. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan

niat penulis untuk tetap berusaha mendapatkan sumber sejarah yang berkenaan

dengan Islam di Madura, khususnya pada sejak awal-awal Islam datang ke

Madura.

Kesimpulannya bahwa sampai saat ini sangat sedikit sekali sejarawan atau

penulis yang menulis tentang sejarah Islam di Madura, cuma ada beberapa buku

yang membahas tentang Islam di Madura, itupun hanya sebagian saja, tidak ada

dalam satu buku yang membahasan Islam dan Islamisasi di Madura secara utuh.

Dari data yang penulis dapat ada beberapa buku yang mewarnai term kesejarahan

di Madura diantanya yaitu ; Drs. H. Iskandar Zulkarnain, MM DKK. 2010.

Sejarah Sumenep. Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep.,

Abdurachman.1988. Sejarah Madura Selayang Pandang. Sumenep: Barokah., Dr.

H. J. De Graaf.1985. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari

Majapahit ke Mataram: PT Pustaka Utama Grafit., dan Akhmad, B. 2010.

Lintasan Sejarah Sumenep dan Asta Tinggi Beserta Tokoh di Dalamnya.

Sumenep: Barokah. Yang mana beberapa buku tersebut diatas pula akan penulis

jadikan sebagai referensi dalam penelitian ini, supaya bisa menambah wawasan

yang lebih luas lagi berkenaan dengan Islamisasi di Madura. Namun demikian,

penulis tidak mempunyai niat dan bermaksud untuk mengklaim bahwa tulisan dan

penelitian sejarah ini adalah yang pertamakali.

Page 10: Islam Di Madura; Perspektif Historis

9

E. Kerangka Teori

Tentu kita ketahui bersama dan tentunya sangat sering sekali kata-kata

Islam terdengar dalam telinga kita, bahkan setiap waktu kata-kata itu tak pernah

singgah dari telinga kita. Kata ini berasal dari bahasa Arab Salima-Yaslimu-

Islaman yang mempunyai arati selamat. Orang yang menganut paham ini disebut

dengan Muslim dan berarti orang yang menganut paham keselamatan

(Islam;berakhlak). Islam sebagai Agama telah lahir sejak 15 abad yang lalu di

Tanah Arab, dari berbagai proses yang panjang hingga pada akhirnya sampai saat

ini Islam itu menyebar keseluruh pelosok dunia.

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad dengan pedoman

kitab suci al-Qur’an yang telah Tuhan wahyukan pada Muhammad sebagai

sumber hokum utama dan al-Hadits sebagai kolaborasi dari sumber hokum

pertama tersebut dan menjadi sumber hokum yang kedua.

Madura adalah suatu kepulauan yang terafiliasi dengan profensi Jawa

Timur. Madura terdiri dari empat kabupaten, disebutkan dari ujung barat Madura

yaitu; Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Kemudian, kata perspektif mempunyai arti pandangan, atau sudut

pandang, sebagaimana yang penulis kutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Penggunaan kata ini dimaksudkan untuk menggambarkan dari mana kita melihat

suatu hal, sehingga kita akan dapat menarik suatu kesimpulan dari cara dan posisi

kita melihat sesuatu tersebut. Setiap orang mempunyai cara pandang masing-

Page 11: Islam Di Madura; Perspektif Historis

10

masing terhadap suatu objek tertentu, dengan demikian ia akan mewakili setia

jawaban dari keadaan dan kondisi dimana ia menggunakan cara pandangnya.

Historis adalah suatu kata yang berkenaan dengan sejarah, juga

mempunyai arti bersejarah. Kata ini sebenarnya merupakan kata serapan dari

bahasa Inggris, history yang mempunyai arti sejarah. Kemudian kata ini menjadi

sangat lumrah digunakan dalam bahasa Indonesia untuk mengungkapkan suatu hal

yang berkaitan dengan sejarah, kesejarahan, dan bersejarah.

F. Metodologi Penelitian

Dari beberapa pertanyaan diatas nantinya diharapkan bisa menemukan

jawabannya dari beberapa sumber yang telah diperoleh. Dalam kelengakapan

penelitian ini tentunya tak luput dari penggunaan pendekatan beberapa cabang

Ilmu pengetahuan, seperti sosiologi, sejarah, politik, dan agama. Sebenarnya lebih

pasnya adalah menggunakan pendekatan multi disiplioner, dengan demikian

proses pendekatannya telah memenuhi beberapa cabang ilmu pengetahuan yang

dapat mencakup permaslahan yang akan diselesaikan.

Karena alasan ruang dan waktu yang tidak memungkinkan, maka peneliti

memutuskan hanya menggunakan metode penelitian studi pustaka (library

research), dengan demikian peneliti banyak mengumpulkan sumber-sumber

tertulis yang telah ditulis oleh beberapa tokoh sejarah dan peneliti. Akan tetapi,

jika memungkinkan untuk melakukan penelitian lapangan, maka peneliti akan

melakukannya demi kelangkapan informasi yang akan diperoleh.

Page 12: Islam Di Madura; Perspektif Historis

11

Tentunya setiap bidang keilmuan mempunyai cara dan metode penelitian

yang masing-masingnya mempunyai ciri khas dan berbeda. Termasuk dalam

metode penelitia sejarah juga mempunyai cara tersendiri dalam menjalankan

sebuah penelitian guna penelitian itu berjalan sistematis sehingga mendapatkan

hasil yang maksimal. Sebagaimana yang Kuntowijoyo kemukakan bahwa ada

lima tahap dalam penelitian sejarah diantaranya adalah pemilihan topik, heoristik,

verifikasi, interpretasi, dan histiriografi5. Lima proses tidak boleh dilewatkan

dalam sebuah tahapan penelitian sejarah. Oleh sebab itu penulis berinisiatif untuk

menggunakan lima tahapan penelitian sejarah yang telah diusung oleh

Kuntowijoyo.

1. Pemilihan Topik

Topik yang dipilih dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan lahirnya

atau kemunculan Islam di Madura yang kemudian dilanjutkan dengan Islamisasi.

2. Heuristik

- Sumber Primer

Sumber utama dalam penelitian ini adalah beberapa buku-buku yang

membahas tentang Islam di Madura, babad, bukti-bukti benda, dan lain

sebagainya.

- Sumber Sekunder

Sumber kedua penelitian ini adalah buku-buku yang berkenaan dengan

Islam di Nusantara, sumber-sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan

Islamisasi di Madura khususnya dan Nusantara pada Umumnya, dan ataupun

5 . Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, ( Yogyakarta: Benteng Budaya, 1995), hlm. 89

Page 13: Islam Di Madura; Perspektif Historis

12

literature-literatur Islam dalam skala luas (misalnya Sejarah Islam di Dunia), dan

lain sebagainya.

3. Verifikasi

Proses selanjutnya adalah mengecek kemabali data-data yang telah

terkumpul dan kemudian dikrirtisi baik internalnya ataupun eksternalnya. Kedua

sisi ini perlu diperhatikan agar peneliti menemukan informasi yang benar-benar

otentik dari beberapa sumber yang telah didapatkan.

4. Interpretasi

Tahapan selanjutnya yaitu penulis dituntut untuk menginterpretasikan apa

yang telah ia peroleh dari semua sumber sejarah yang telah dikajinya. Penulis

memberikan kesan, pendapat, atau pesan teoritik tershadap sesuatu yang tengah

diteliti.

5. Historiografi

Langkah terakhir adalah penulisan sejarah yang telah penulis kaji.

Tentunya dalam tulisan ini berisi tentang pandangan atau hasil dari sebuah

penelitian yang telah ia lakukan. Tahap terakhir ini yang dimaksudkan adalah

penuangan hasil penelitian dalam sebuah tulisan dan karya sejarah agar dapat

dikaji kembali atau dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya.

G. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini penulis akan membahasnya dalam beberapa bab dan sub bab.

Setidaknya ada tiga bab penting yang akan dijelaskan dalam tulisan ini, bab

Page 14: Islam Di Madura; Perspektif Historis

13

pertama adalah pendahuluan, bab selanjutnya berisi tentang pokok pembahasan

atau yang sering kita sebut body dari tulisan ini, dan yang terakhir adalah penutup.

Bab I berisi Pendahuluan yang didalamnya terdapat beberapa sub bab

diantaranya adalah latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian,

dan sistematika pembahasan.

Kemudian Bab II penulis akan membahas terlebih dahulu kondisi awal

masyarakat Madura, termasuk di dalamnya asal usul dan nenek moyang Madura,

tradisi dan budaya pra Islam, agama dan kepercayaan pra Islam, dan sistem

perekonomian yang dikembangkan pra Islam

Bab I dan Bab II merupakan tesis dan antitesis yang masih memerlukan

sintesis untuk memecahkan dua persoalan tersebut. Oleh sebab itu Bab

selanjutnya, Bab III akan dibahas beberapa persoalan yang berkaitan dengan

spesifikasi daerah Madura yang pada mulanya terbagi atas dua daerah yaitu

Madura Timu dan Madura Barat. Pembahasan dimasing-masing daerah perlu

dibahas agar sistem pembahasannya lebih fokus pada dua Daerah tersebut.

Selanjutnya Bab IV akan membahas mengenai banyak hal soal awal Islam

di Nusantara, yang mana hal ini tentunya ada hubungannya dengan awal Islam di

Madura, hubungan maritim masyarakat Madura dengan masyarakat luar, prosesi

masuknya Islam ke Madura, respon masyarakat Madura atas kedatangan Islam,

awal pertumbuhan Islam di Madura, dan Kerajaan dan raja Islam pertama di

Madura.

Page 15: Islam Di Madura; Perspektif Historis

14

Terakhir Bab V berisi penutup yang merupakan kesimpulan dari semua

pembahasan yang telah dibahas mulai dari Bab I sampai pada Bab IV. Selain itu

dalam bab terakhir ini nantinya akan memberikan informasi baru dan pemikiran

baru untuk dilanjutkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya.

Page 16: Islam Di Madura; Perspektif Historis

15

Daftar Pustaka

- Drs. H. Iskandar Zulkarnain, MM DKK, Sejarah Sumenep, Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Sumenep, 2003

- Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, ( Yogyakarta: Benteng

Budaya, 1995)

- Drg. H. Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di

Nusantar dan Sekitarnya, (Jakarta: Lentera, 1999)

- Prof. Dr. Kuntowijoyo, Perubahan Sosial dalam Masyarakat

Agraris Madura 1850-1940, (Jogjakarta, Matabangsa, 2002)

- Abdurachman. Sejarah Madura Selayang Pandang. (Sumenep:

Barokah 1988)

- Dr. H. J. De Graaf. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan

dari Majapahit ke Mataram: (PT Pustaka Utama Grafit, 1985)

- Akhmad, B. Lintasan Sejarah Sumenep dan Asta Tinggi Beserta

Tokoh di Dalamnya. (Sumenep: Barokah, 2010)

Page 17: Islam Di Madura; Perspektif Historis

16

RANCANGAN DAN KERANGKA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Batasan dan Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Teori

F. Metodologi Penelitian

G. Sistematika Pembahasan

BAB II KONDISI AWAL MASYARAKAT MADURA

A. Asal Usul dan Nenek Moyang Madura

B. Tradisi dan Budaya Pra Islam

C. Agama dan Kepercayaan Pra Islam

D. Sistem Perekonomian yang Dikembangkan Pra Islam

BAB III SPESIFIKASI DAERAH MADURA

A. Madura Timur

B. Madura Barat

BAB IV PENYEBARAN ISLAM DI NUSANTARA DAN HUBUNGANNYA

DENGAN AWAL ISLAM DI MADURA

A. Persoalan Penyebaran Islam di Nusantara

B. Hubungan Maritim Masyarakat Madura dengan Masyarakat Luar

C. Prosesi Masuknya Islam Ke Madura

D. Respon Masyarakat Madura Atas Kedatangan Islam

E. Awal Pertumbuhan Islam di Madura

F. Kerajaan dan Raja Islam Pertama di Madura

BAB V BERISI PENUTUP