sba2
TRANSCRIPT
ANALISIS
Obat Tradisional
Kromatografi kertas (KKt) Kromatografi lapis tipis (KLT) Kromatografi gas (KG) Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
Pemilihan metode ditentukan sifat kelarutan dan keatsirian senyawa KKt dapat digunakan untuk senyawa larut air : karbohidrat, asam amino, basa nukleat, asam organik, senyawa fenolat KLT dapat digunakan untuk senyawa larut lemak : steroid, karotenoid, kuinon sederhana, klorofil KG dapat digunakan untuk senyawa volatil : asam lemak, terpenoid KCKT dapat digunakan untuk senyawa yang kurang volatil
Merupakan metode kromatografi serbaguna Dibandingkan KKt memiliki kelebihan dalam keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaan Fase Diam :
Silika Gel (paling populer) Alumina Adsorben lain : Celite, Kalsium hidroksida, Resin
penukar ion, Magnesium fosfat, Poliamida, sephadex, polivinil pirolidon, selulosa
Lempeng KLT Kertas saring sekeliling chamber
Muka fase gerak, berjalan keatasTitik penotolan sampel, harus dibawah permukaan fase gerak
jarak ditempuh sampel Rf jarak ditempuh fase gerak
Sinar Ultraviolet untuk senyawa organik yang yang berpendar dibawah sinar UV Uap Iod membentuk kompleks berwarna coklat/kuning Indikator Fluoresens untuk senyawa organik yang berfluoresensi dibawah sinar UV Semprotan Perak Nitrat membentuk noda gelap dibawah paparan sinar, untuk senyawa alkil halida semprotan Asam Sulfat + panas membentuk noda gelap yang permanen
Dihitung harga Rf Dibandingkan dengan senyawa standar Dibandingkan menggunakan metode visual
Senyawa Alkaloid Glikosida sianogen Indol
Fase diam Silika gel Silika gel
Fase gerak MeOH-NH4OH pekat (200 :3) CHCl3-MeOH (5 : 1)
Deteksi Dragendorff AgNO3 beramonia p-dimetilamin sinamaldehid
Silika gel
CHCl3-EtOAc-HCO2H (5 : 4 : 1)
Asam amino Amina
Silika gel Selulosa
n-BuOH-HOAc-H2O (4 : 1 : 1) n-BuOH-HOAc-H2O (4 : 1 : 1)
Ninhidrin Ninhidrin
Senyawa Monoterpen Iridoid Diterpen Giberelin
Fase diam Silika gel Selulosa Silika gel Silika gel
Fase gerak Benzena-CHCl3 (1 : 1) n-BuOH-HOAc-H2O (4 : 1 : 5) n-heksana-EtOAc (17 : 3) Benzena-n-BuOH-HOAc (14 : 5 : 1)
Deteksi Vanilin-H2SO4 SbCl3/CHCl3 H2SO4 H2SO4
Seskuiterpen Silika gel Seskuiterpen Silika gel laktonTriterpenoid Silika gel
Benzena-CHCl3 (1 : 1) CHCl3-Et2O (4 : 1)Heksana-EtOAc (1 : 1)
SbCl3/CHCl3 Vanilin-H2SO4SbCl3/CHCl3
Karotenoid
Selulosa
PE-Me2CO-n-PrOH
warna dg CM
Senyawa Fitosterol Glikosida jantung
Fase diam Silika gel Silika gel
Fase gerak Heksena-EtOAc (1 : 1) EtOAc-piridin-H2O (5 : 1 : 4)
Deteksi SbCl3/CHCl3 SbCl3/CHCl3
SaponinSapogenin
Silika gelSilika gel
n-BuOH-H2O (1 : 1)CHCl3-Me2CO (4 : 1)
SbCl3/HCl pekatSbCl3/HCl pekat
RfAlkaloid Nikotin Tomatin Morfin KKt1 0,07 0,08 0,14 KLT2 0,57 0,62 0,34 Warna dibawah UV Menyerap Tak tampak Menyerap
Penampak bercak Iodoplatinat Iodoplatinat Iodoplatinat
SolaninKodein Berberin Striknin Tebain
0,150,16 0,25 0,30 0,32
0,520,35 0,07 0,22 0,41
Tak tampakMenyerap Fluoresensi kuning Menyerap Menyerap
MarquisIodoplatinat Iodoplatinat Iodoplatinat Iodoplatinat
AtropinKuinin Koniin
0,370,46 0,56
0,180,52 0,26
MenyerapBiru terang Tak tampak
IodoplatinatIodoplatinat Iodoplatinat
Keterangan :Sistem Kromatografi Kertas (KKt) : Fase gerak : n-BuOH asam sitrat dlm air (870 ml : 4,8 g asam sitrat dlm 130 ml air Sistem Kromatografi Lapis Tipis (KLT) : Fase diam : Silika gel Fase gerak : MeOH NH4OH (200 : 3) Warna bercak : Iodoplatinat : sederetan warna Marquis : kuning sampai merah lembayung
Tumbuhan Nama latin
Komponen
Rf
Deteksi
Adas manis Pimpinella anisumMungsi Ketumbar Jintan Adas anet Adas Adas sowa Peterseli Carum carvi Cuminum cyminum Foeniculum vulgare Anethum sowa Petroselinum crispum
Anetol AnisaldehidKarvon
0,71 Jingga, DNP 0,39 Jingga, DNP0,43 Jingga, DNP 0,26 Merah, vanilin 0,42 Jingga, DNP 0,72 Jingga, DNP 0,38 Jingga, DNP 0,57 Coklat, vanilin 0,41 Jingga, DNP 0,64 Coklat, vanilin Coklat, vanilin
Coriandrum sativum Linalol Anethum graveolens Karvon Anetol Anisaldehid Dilapiol Karvon Apiol Miristisin
Kuminaldehid 0,58 Jingga, DNP
Keterangan :Sistem KLT : Fase diam Fase gerak Deteksi : 2,4-DNP : Silika gel : CHCl3 Benzena (1 : 1)
Glikosida jantungKomponen Digitoksin Gitoksin Rf Deteksi
Tumbuhan Digitalis lanata/ Digitalis purpurea
0,57-0,60 Kuning kecoklatan 0,53-0,55 Biru muda
Glikosida purpurea A
0,25-0,30 Kuning kecoklatan
Glikosida purpurea B
0,20-0,25 Biru muda
Sistem KLT Fase diam : Silika gel Fase gerak : EtOAcMeOH--H2O (75 : 10 : 7,5) Deteksi : Disemprot kloramin-trikloroasetat, dipanaskan 105110C
SapogeninRf 1 0,55 0,56 0,55 0,41 0,16 2 0,55 0,55 0,55 0,32 0,21 3 0,34 0,29 0,19 0,22
Alkaloid Diosgenin Tigogenin Yamogenin Hekogenin Gitogenin
Sistem KLT Fase diam : Silika gel Fase gerak : 1. CHCl3-Me2CO (4:1); 2. CHCl3-EtOAc (1:1); 3. Heksana-Me2CO (4:1)
WarnaKuning nyala
Warna dg UVSendiriCoklat tua/Hitam
dgn AmoniaCoklat tua/Hitam
Petunjuk6-hidroksi flavonol dan flavon, beberapa khalkon glikosidaKebanyakan khalkon
Merah tua/Jingga nyala
Kuning menyala/ Hijau kuningKuning pucat Coklat tua
Jingga nyala/MerahKuning menyala/Coklat kuning Kuning hijau/Coklat tua
AuronKebanyakan flavonol glikosida Kebanyakan flavon glikosida, biflavonil Kebanyakan isoflavon dan flavanonol 5-desoksiisoflavon
Nihil
Merah tua Biru lemah
Coklat lemah Biru kuat
Merah tua
Kuning pucat/Hijau kuning
Flavanon dan flavanonol 7glikosida
Keterangan :Deteksi : AlCl3 5% dalam etanol dengan hasil fluoresesnsi hijau kuning dengan sinar UV; FeCl3 K3Fe(CN)6 (1:1) dengan hasil biru pada latar belakang kuning Pereaksi Folin dengan hasil biru pada latar belakang putih
Keterangan : A . Ekstrak etanol 96% sebelum hidrolisis B. Setelah hidrolisis
Fase diam Fase gerak
: Lempeng Silika gel 60F 254 : Butanol toluen - asam asetat air/BTAW ( 2: 2 : 1 : 5 v/v) , fase atas
Penampak bercak : Kiri : uap amonia, dilihat dengan uv 366 Kanan : uap amonia, visibel
A B
B
A
Rf A : 0,54 Rf B : 0,81
Keterangan : A . Ekstrak etanol sebelum hidrolisis B. Setelah hidrolisis Fase diam : Lempeng Selulosa Fase gerak : Asam asetat 15% Penampak bercak : Kiri : uap amonia, uv 366 Kanan : uap amonia, visibel Rf A : 0,63 Rf B : 0,07 AKIRI
B
A
B
KANAN
Metode penetapan kadar kurkumin dalam kurkuminod secara KLTDensitometri memiliki selektivitas, sensitivitas dan ketelitian yang cukup tinggi, pengerjaan yang cepat dan biayanyapun relatif murah (Sudibyo, 1996).
Keterangan : A.Ekstrak etanol 96% lempuyang wangi B. Kurkumin baku Fase diam : Silika 60F254 Fase gerak : kloroform metanol (95:5 v/v) Deteksi : UV 254 Rf kurkumin : 0,69
A
B
Kurkumin baku 2,52 mg/ml (25,20 mg dlm 10,0 ml etanol)
Dibuat menjadi seri standar 0,02095; 0,01675; 0,0134; 0,0107; 0,0086 g
Dilakukan KLT dengan lempeng silika GF254, fase gerak kloroform- metanol (95:5 v/v)
discanning dengan densitometer pada panjang gelombang 420 nm
Baku kurkumin 0,0209 g Baku kurkumin 0,0168 g Baku kurkumin 0,0134 g Baku kurkumin 0,0107 g
5. Baku kurkumin 0,0086 g 6. Sampel A 68,16 g 7. Sampel B 60,8 g 8. Sampel C 68,15 g
Kurva baku penetapan kurkumin
No
Jumlah penotolan (g)
Luas Area (x 104 )
0.5 0.45
1 2 3 4 5
0,02095 0,01675 0,0134 0,01072 0,00858
0,04592589 0,03032078 0,02287213 0,01421063 0,01076805Area kromatogram
0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 kadar kurkumin (ug)
Persamaan kurva baku : Y= 2,843x 0,0152 r = 0,9933