s_b0351_033947_chapter2

14
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Industri Banyak defenisi yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai industri. Setiap disiplin ilmu mempunyai penekanan dan batasan masing-masing pada aspek tertentu sesuai bidang kajiannya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun1984 tentang perindustrian menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan industri adalah: Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Kegiatan industri merupakan proses pembuatan suatu barang yang mempunyai nilai tambah dari barang asalnya. Hal ini sejalan dengan pendaapat Sandy (1985:148) yang menyatakan bahwa: Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang jadi bisa diperoleh dengan harga satuan serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu yang tinggi. Berdasarkan Undang-Undang republic Indonesia No.5 tahun1984 dan pendapat Sandy jelaslah bahwa industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku melalui proses penggarapan untuk mendapat barang yang mempunyai nilai lebih tinggi.

Upload: aan-boddah

Post on 27-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: s_b0351_033947_chapter2

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Industri

1. Pengertian Industri

Banyak defenisi yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai industri.

Setiap disiplin ilmu mempunyai penekanan dan batasan masing-masing pada

aspek tertentu sesuai bidang kajiannya. Menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No. 5 tahun1984 tentang perindustrian menyebutkan bahwa yang

dimaksud dengan industri adalah:

Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Kegiatan industri merupakan proses pembuatan suatu barang yang mempunyai

nilai tambah dari barang asalnya. Hal ini sejalan dengan pendaapat Sandy

(1985:148) yang menyatakan bahwa:

Industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang jadi bisa diperoleh dengan harga satuan serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu yang tinggi.

Berdasarkan Undang-Undang republic Indonesia No.5 tahun1984 dan pendapat

Sandy jelaslah bahwa industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah

bahan baku melalui proses penggarapan untuk mendapat barang yang mempunyai

nilai lebih tinggi.

Page 2: s_b0351_033947_chapter2

9

2. Macam dan Klasifikasi Industri

Macam industri berbeda-beda untuk tiap daerah atau Negara, tergantung

pada sumberdaya yang tersedi, tingkat teknologi, serta perkembangan daerah atau

Negara tersebut.

Di Indonesia macam dan kegiatan industri dikelompokan kedalam 4

golongan, yaitu:

Kelompok I : Aneka Industri dan Kerajinan, terdiri atas:

a. Industri makanan dan minuman.

b. Industri kerajinan logam: mas, perak, tembaga, dan lain-lain.

c. Industri kerajinan bukan logam: anyaman, kulit, dan lain-lain

Kelompok II: Industri Logam dan Elektonika, terdiri atas:

a. Industri logam dasar besi/baja (termasuk industri kawat baja

dll) dan industri non-fero (timah, kabel, dll)

b. Industri mesin kendaraan, mesin-mesin, industri kapal, dan

lain-lain.

c. Industri elektronika: radio, TV, dan alat-alat listrik lainya.

Kelompok III: Industri Kimia, termasuk kedalamnya :Industri pupuk, industri ban,

industri gelas, industri garam, industri gas, dan lain-lain.

Kelompok IV: Industri Sedang dan Tekstil, terdiri atas:

a. Industri serat sintetis (rayon)

b. Industri pemintalan dan pertenunan.

c. Industri perajutan.

d. Industri pakaian jadi.

Page 3: s_b0351_033947_chapter2

10

Selain pengklasifikasian dan pengelompokan industri di atas, kita

mengenal beberapa pengkategorian industri berdasarkan karakteristik lainya

dikutip dari Abdurachmat dan Maryani (1997:31-33):

a. Berdasarkan luas dan kompleksitas kegiatan dan pengorganisasiannya: 1) Industri Besar (big industries), ialah industri-industri dalaam sekala besar

dengan kegiatan dan pengorganisasian yang kompleks, mempergunakan mesin-mesin moderen dengan jumlah buruh yang cukup besar, dan menempati areal tanah yang luas.

2) Industri Kecil (small industries), ialah industri-industri yang berukuran kecil dilihat modal, kegiatan, pengorganisasian, produk, maupun tenaga kerja, dan teknologinya. Termasuk kedalam kategori ini adalaah industri rumah dan kerajinan.

b. Berdasarkan sifat bahan mentah dan sifat produksinya: 1) Industri primer, ialah industri-industri yang mengolah bahan mentah hasil

produksi sektor primer baik dari hasil pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, maupun pertambangan. Industri-industri ini pada umumnya lebih berorientasi pada bahan mentah dan ditempaykan didaerah sumber bahan mentah.

2) Industri sekunder, ialah industri-industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain (industri primer), bahan bakunya adalah barang jadi atau setengah jadi yang diproduksi industri lain. Pada umumnya ditempatkan berdekatan dengan industri-industri yang menghasilkan bahan bakunya.

c. Berdasarkan jumlah dan besarnya kebutuhan bahan mentah, sifat produksi dan penggunaan mesin-mesin: 1) Industri berat (Heavy Industries), ialah industri-industri yang dalam

kegiatanya mempergunakan mesin-mesin berat, mengolah bahan mentah dalam jumlah yang sangat banyak, dan memproduksinyapun berupa barang-barang dalam kategori tahan lama dan berat “that use bulky machinery and consume copious quantities of raw materials“. Karena kebutuhan bahan mentah yang banyak dan penggunaan mesin-mesin berat, maka industri ini biasanya dibangun ditempat-tempat dimana sarana lalulintas muda.

2) Industri ringan (light industries), ialah industri-industri relative mempergunakan mesin-mesin yang ringan dan membutuhkan bahan mentah yang lebih sedikit.

d. Berdasarkan daya serap(kemampuan) tenagakerja dan permodalan: 1) Industri Padat karya (labor intensive), ialah industri yang banyak

membutuhkan dan memngunakan tenagakerja manusia. 2) Industri padat modal (capital intensive), ialah industri-industri yang

mempergunakan modal yang besar dan mesin-mesin modern. e. Berdasarkan jumlah modal, tenaga kerja dan teknologi, industri dapat

diklasifikasikan atas:

Page 4: s_b0351_033947_chapter2

11

1) Industri besar, jika kita mempergunakan modal yang cukup besar, jumlah tenaga kerja diatas 200 orang, menggunakan mesin-mesin modern.

2) Industri Menengah, dengan jumlah modal yang tidak terlalu besar, jumlah tenaga kerja antara 5-200 orang, dan mempergunakan mesin-mesin sederhana.

3) Industri kecil, ialah Industri-industri yang mempergunakan modal kecil, dengan jumlah tenaga kerja umumnya kurang dari 50 orang, dan dengan teknologi yang masih sederhana.

Berdasarkan kutipan di atas industri lukisan Jelekong termasuk kedalam kategori

industri kecil, dimana industri lukisan di Jelekong merupakan industri yang

berkecimpung didalam industry kerajinan serta memiliki jumlah tenaga kerja

kurang dari 50 orang.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Industri

Menurut Smith (1963:414-417) yang dikutip oleh Abdurachmat (1997:39),

kegiatan industri dipengaruhi oleh:

1. Faktor Sumber Daya a. Bahan Mentah b. Sumber Energi c. Penyediaan Air d. Iklim dan Bentuk Lahan

2. Faktor Sosial a. Penyediaan Tenaga Kerja b. Skill dan Kemampuan Teknologi c. Kemampuan Mengorganisasi

3. Faktor Ekonomi a. Pemasaran b. Transportasi c. Modal d. Nilai dan Harga Tanah

4. Faktor Kebijakan Pemerintah Adapun penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri adalah

sebagai berikut:

Page 5: s_b0351_033947_chapter2

12

3.1. Faktor Sumber Daya

a. Bahan Mentah

Bahan mentah merupakan unsur yang penting dalam perindustrian, tanpa

bahan mentah suatu industri tidak akan menghasilkan produk. Bahan mentah

dapat berasal dari hasil pertanian, peternakan, kehutanan, dan pertambangan, dan

dapat juga berasal dari industri-industri lain.

b. Sumber Energi

Kegiatan industri, baik itu industri kecil, menengah maupun

besartergantung pada sumber energi. Sumber energi ini terdiri dari bahan bakar,

energi listrik, energi sinar matahari, dll.

c. Penyediaan Air

Industri banyak membutuhkan air, baik sebagai bahan pendingin, sebagai

bahan pencampur, air untuk keperluan mencuci dan lain-lain, oleh karena itu

penempatan suatu industri harus disesuaikan dengan tersedianya air.

d. Iklim dan Bentuk Lahan

Iklim dan bentuk lahan sangat menentukan penempatan likasi suatu

industri. Keberadaan suatu industri harus disesuaikan dengan iklim dan bentuk

lahan agar tujuan yang hendak dicapai dari industri tersebut dapat tercapai.industri

yang sebagian aktivitasnya dilakukan diluar ruangan akan dipengaruhi oleh

keadaan iklim , sedangkan bentuk lahan dapat mempengaruhi penempatan likasi

industri dan pembuatan sarana transportasi.

Page 6: s_b0351_033947_chapter2

13

3.2. Faktor Sosial

a. Penyediaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari proses industri untuk

mengoprasikan mesin, merakit, dan kegiatan-kegiatan pengolahan lainnya.

penyediaan tenaga kerja ini tergantung pada kesesuaian keterampilan tenaga kerja

dengan jenis kesempatan kerja. Pada industri kecil umumnya tenaga kerja berasal

dari daerah setempat.

b. Skill dan Kemampuan Teknologi

Tenaga kerja merupakan unsur yang penting yang diperlukan dalam

kegiatan industri, bukan hanya jumlah (kuantitas), akan tetapi jga mutunya

(kualitas) yaitu kemampuan-kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Tenaga kerja yang diperlukan dalam suatu industri adalah tenagakerja yang

terampil dan memiliki kemampuan dalam teknologi.

c. Kemampuan Mengorganisasi

Semakin kompleks kegiatan suatu industri, makam semakin komlpeks pula

pengorganisasiannya. Karena itu, diperlukan tenaga yang berkemampuan tinggi

untuk mengorganisasi. Kemampuan mengorganisasi merupakan kemampuan

pengusaha untuk menangani usahanya, mengelola jalanya kegiatan industri,

melakukan efesiensi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan, pengawasan dan

pengendalian terhadap tenaga kerja, dan perhatian secara focus terhadap seluruh

kegiatan industri.

Page 7: s_b0351_033947_chapter2

14

3.3. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang penting adalah Pemasaran, transportasi, dan modal,

dan masalah harga tanah:

a. Pemasaran

Pengaruh pemasaran dalam industri sama pentingnya dengan bahan

mentah dan sumber energi. Potensi pasaran ini kadang-kadang sangat menentukan

hidup atau matinya suatu industri. Potensi sangat dipengaruhi oleh jumlah

penduduk dan daya belinya.

b. Transportasi

Sarana transportasi sangat diperlukan dalam mengangkut bahan mentah

dan proses pemasaran, sehingga transport sangat penting artinya bagi industri.

c. Modal

Suatu usaha industri sangat membutuhkan modal. Beberapa industri

kadang-kadang membutuhkan modal yang sangat besar, sehingga hanya

perusahaan-perusahaan besar yang dapat memberikan atau menyediakan

modalnya.

d. Nilai dan harga tanah

Nilai dan harga tanah serta pajak yang berbeda untuk tiap daerah, sangat

mempengaruhi usaha dan penyebaran daerah industri. Harga tanah dipusat kota

yang tinggi mendorong usaha industri ditempatkan di daerah pinggiran.

Page 8: s_b0351_033947_chapter2

15

3.4. Faktor Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perkembangan industri,

misalnya: ketentuan-ketentuan perpajakan dan tarif, pembatasan impor dan

ekspor, pembatasan jumlah dan macam industri, penentuan industri, dan lain-lain.

4. Industri Kecil

4.1. Pengertian Industri Kecil

Menurut Abdurachmat (1997:9) industri kecil adalah : “industri yang

menggunakan modal kecil dengan jumlah tenaga kerja umumnya kurang dari 50

orang dan dengan teknologi yang masih sederhana“ . Sedangkan menurut Stanley

dan Morse yang dikutip oleh Saleh (1991:17), dikatakan bahwa : “industri kecil

adalah industri yang mempekerjakan 10-49 orang tenaga kerja“

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa industri kecil

industri yang berukuran kecil baik dari modal, kegiatan, pengorganisasian,

produksi, maupun tenaga kerja dan teknologi. Termasuk kedalam kategori ini

adalah industri rumah dan kerajinan.

4.2. Jenis Jenis Indrustri kecil

Menurut Shaleh (1991 : 50), Indrustri kecil di indonesia dapat digolongkan

dalam tiga kategori, yaitu :

1. Indrustri Lokal Kelompok Indrustri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada pasar setempat yang terbatas serta relatif tersebar dari segi lokasinya, skala usaha kelompok ini umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola pengusahaan yang bersifat subsistem, dalam pada itu target pemasaranya yang sanagat terbatas telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya mengunakan sarana

Page 9: s_b0351_033947_chapter2

16

transportasi yang sederhana, adapun karena pemasaran hasil produksinya ditangani sendiri,maka pada kelompok indrustri lokal ini jasa pedagang perantara boleh dikatakan kurang menonjol. 2. Indrustri Sentra Kelompok jenis indrustri yang dari segi satuan usahanya merupakan skala kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis ditinjau dari segi target pemasarannya umumnya menjangkau pasar yang lebih luas daripada kategori pertama, sehingga peranan pedagang perantara atau pedagang pengumpul menjadi cukup menonjol. 3. Indrustri Mandiri Kelompok jenis indrustri yang masih mempunyai sifat sifat indrustri kecil,namun telah berkemampuan mengadopsi teknologi produksi kelompok ini ini relatif tidak tergantung pada peranan pedagang perantara, pada dasarnya kelompok indrustri mandiri ini tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai bagian dari indrustri kecil, mengingat kemampuannya yang tinggi dalam mengakomodasi beragam aspek modernitas, hanya atas dasar skala penyerapan tenaga kerja maka kelompok ini termasuk kedalam kategori indrustri kecil.

Berdasarkan pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa industri kerajinan lukisan

di Kelurahan Jelekong Kabupaten Bandung termasuk kedalam golongan industri

sentra, hal ini disebabkan karena industri kerajinan lukisan merupakan industri

yang mempunyai satuan usaha berskala kecil tetapi membentuk pengelompokan

atau sentra industri lukisan, dimana pengelompokan ini disebabkan oleh adanya

keahliann dan keterampilan dari masyarakat setempat, dalam hal ini masyarakat di

Kelurahan Jelekong Kabupaten Bandung.

4.3. Manfaat Indrustri Kecil

Indrustri kecil mempunyai perairan yang cukup besar dalam pembangunan

nasional, karena indrustri kecil memberikan berbagai manfaat yang cukup berarti

bagi perekonomian, manfaat yang diperoleh dari keberadaan indrustri kecil

Page 10: s_b0351_033947_chapter2

17

diantaranya adalah manfaat sosial (Social manifects) seperti dikemukakan oleh

Shaleh (1991 ; 51)yaitu ;

a. Indrustri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan relatif murah.

b. Indrustri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa indrustri cenderung memperoleh modal dari tabungan si pengusaha sendiri atau dari tabungan keluarga atau kerabatnya.

c. Indrustri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap indrustri besar dan sedang, karena indrustri kecil menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana yang biasanya tidak dihasilkan indrustri besar dan sedang.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya industri kecil, maka

masyarakat akan baerusaha menciptakan lapangan pekerjaan dengan memakai

biaya yang relatif murah, dan hasil yang diperoleh dari industri kecil ini dapat

dipakai untuk menambah modal agar usaha dapat lebih maju.

Selain itu industri kecil dapat meningkatkan pendapatan negara karena

produk yang dihasilkan dapat menambah devisa negara.

4.4. Kelebihan Indrustri Kecil

Indrustri kecil mempunyai beberapa kelebihan yaitu ;

a. Daya Fleksibilaitas yang tinggi

b. Keadaan lokasinya tersebar di daerah daerah, sehingga menyebabkan

biaya transportasi menjadi minimun, hal inilah yang dapat

menyebabkan biaya transportasi menjadi minimum, hal ini dapat

memungkinkan barang hasil produksi bisa sampai ke tangan konsomen

secara terpisah murah dan mudah.

Page 11: s_b0351_033947_chapter2

18

c. Spesialisasi produk

Indrustri kecil juga mempunyai peranan penting dalam pembangunan

nasional, pembangunan indrustri kecil di pedesaan dapat menciptakan lapangan

kerja, mengurangi angka pengangguran dan memperkecil dorongan urbanisasi

dapat dilakukan dengan mudah oleh masyarakat biasa bahkan menjadi sumber

ekonomi.

4.5. Lokasi Industri Kecil

Pemilihan lokasi industri menurut Abdurachmat 1997:29), terbagi menjadi empat

yaitu:

1. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah bahan mentah. 2. Penempatan lokasi industri lebih dekat kedaerah pasaran (konsumen). 3. Penempatan lokasi industri berdasarkan kecenderungan dekat sumber tenaga

kerja. 4. Penempatan lokasi industri lebih dekat ke sumber bahan mineral atau

sumber energi.

Pemilihan lokasi industri memikliki peranan yang penting karena lokasi tersebut

akan mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan kegiatan suatu industri.

Dalam menentukan lokasi suatu industri kecil perlu dipertimbangkan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi keberadaan industri tersebut diantaranya bahan

mentah, pemasaran, tenaga kerja, bahan mineral dan energi.

Dalam hal ini industri lukisan termasuk kedalam industri yang ditempatkan

di daerah sumber tenaga kerja dimana industri ini membutuhkan tenaga kerja

dengan keahlian khusus melukis.

Page 12: s_b0351_033947_chapter2

19

B. Pengaruh Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Keberadaan industri baik dalam skala besar maupun kecil akan

memberikan pengaruh dan membawa perubahan terhadap sosial ekonomi

masyarakat sekitar, baik yang terlibat langsung dalam kegiatan industri ataupun

yang tidak terlibat. Perubahan itu memasuki segala aspek kehidupan. Hal ini

sejalan dengan pendapat Hartono (1985:5), yang mengemukakan bahwa:

Adanya industri disuatu daerah biasanya akan meningkatkan volume perdagangan, peningkatan kegiatan pembangunan, peningkatan volume dan frekuensi lalu lintas uang dan barang-barang dari daerah itu, maupun penambahan jumlah uang yang beredar. Selain itu akan terlihat pula peningkatan kegiatan usaha pemberian jasa(bank, transportasi).

Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa industri, membawa dampak yang

luas terhadap kegiatan ekonomi setempat, yang mana dengan adanya indusatri

akan terciptanya kegiatan ekonomi dalam sektor yang lain baik dalam sektor

perdagangan maupun dalam sektor jasa. Industri juga dapat meningkatkan

pendapat masyarakat yang mana akan mendukung peningkatan daerah yang lebih

lanjut dibarengi dengan peningkatan kegiatan pembangunan.

Dampak dari keberadaan industri tidak hanya sebatas pada pendapatan dan

mata pencaharian. Selanjutnya hubungan saling saling mempengaruhi antar sektor

industri dan sektor pendidikan dikemukakan oleh Parker (1990:87), sebagai

berikut:

Pengaruh nyata dan mudah dilihat dari sektor industri terhadap sektor pendidikan ialah adanya kecenderungan untuk menyusun dan menerapkan kurikulum serta materi pelajaran disekolah maupun di universitas agar sesuai dengan kebutuhan sector industri. Apa yang dimaksud dengan pembiasaan fungsi (vocational bias) pendidikan dimaksudkan agar tujuan pendidikan dapat mengarahkan siswanya untuk memiliki didalam kerja. Pihak industriawan atau pengusaha menghendaki suatu metode pendidikan

Page 13: s_b0351_033947_chapter2

20

yang memungkinkan lulusan sekolah atau perguruan tinggi menjadi tenaga kerja yang siap pakai.

Sesuai dengan kutipan di atas jelas bahwa adanya hubungan saling mempengaruhi

antar sektor industri dan pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan

industri mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Pengaruh ini

dapat diukur dengan cara melihat variabel-variabel pembentuk sosial ekonomi

masyarakat, diantaranya : a) pendapatan, b) pendidikan, c) kepemilikan pasilitas

hidup. Jadi kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penelitian ini menunjukan

kepada kondisi sosial ekonomi pengrajin lukisan yang ditentukan oleh tiga

variabel diatas.

1. Pendapatan

Pendapatan adalah perolehan barang atau uang yang diterima atau

dihasilkan. Pendapatan perseorang dibedakan atas pendapatan asli dan pendapatan

turunan. Pendapatan asli adalah pendapatan yanag diterima oleh setiap orang

secara langsung, pendapatan turunan adalah pendapatan dari golongan lainya yang

tidak turut serta dalam produksi barang-barang

Pendapatan merupakan out put dari suatu produksi bagi penduduk yang

digunakan untuk memnuhi kebutuhan fisik minimum. Sedemikian berpengaruh

terhadap kualitas manusia yang pada giliranya nanti berdampak terhadap tingkat

produktivitas.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu interaksi individu dengan lingkungannya

baik secara formal maupun informal. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh

Page 14: s_b0351_033947_chapter2

21

seluruhkalangan masyarakat, karena dengan pendidikan masyarakat akan

mengetahui apa yang terbaik yang harus dilakukan agar taraf hidup meningkat.

Menurut Dharmawan (1986:19), mengemukakan bahwa:

Sektor pendidikan memegang peranan pokok dalam masyarakat industri, sebab masyarakat tersebut menuntut adanya spesialisasi dalam berbagai fungsi yang terdapat di setiap bidang kehidupan, karenanya sistem pendidikan yang utuh dan mantaf sangat dibutuhkan.

Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan dapat menunjang terlaksananya

kegiatan industri yaitu pendidikan kejuruan dimana siswanya dibekali dengan

berbagai keterampilan, sehingga siap untuk terjun langsung ke dunia kerja yang

sebenarnya.

3. Kepemilikan Fasilitas hidup

Perubahan Keberadaan suatu industri di suatu daerah akan berpengaruh

terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat sekitarnya, hal ini sesuai dengan

pernyataan yang dikemukakan oleh Djoyodipuro (1992:203), “bahwa dampak

industri terhadap sosial budaya yang dibedakan menjadi dampak terhadap

penghidupan sosial budaya, yang pertama merupakan dampak lingkungan alam

yang dirasakan secara langsung, sedangkan yang kedua merupakan ganguan

terhadap pola kehidupan dan tingkah laku masyarakat yang melalui proses

bertahun tahun menjadi sesuatu yang mapan”.

Pada pola kehidupan dan tingkah laku masyarakat sebagai pengaruh

keberadaan dan tingkah laku masyarakat sebagai dampak keberadaan industri

terutama dapat dinilai dari nilai kebendaan seperti kepemilikan rumah, dan

kepemilikan barang-barang khususnya barang elektronik dan alat transportasi.