saudara muslim yang terlupakan - syamina.orgsyamina.org/uploads/laporan edisi 13 desember...

35

Upload: nguyenhanh

Post on 19-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan
Page 2: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKANREPRESI TERHADAP MUSLIM DI TURKISTAN TIMUR (XINJIANG)

F. Irawan

Laporan Edisi 13 / Desember 2018

ABOUT US

Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.

Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami,

kirimkan e-mail ke:

[email protected]

Seluruh laporan kami bisa didownload di website:

www.syamina.org

SYAMINA

Page 3: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI — 3

EXECUTIVE SUMMARY — 4

Latar Belakang Kebijakan Represif — 8Bagaimana Muslim Uighur Diperlakukan sebagai Tahanan di Fasilitas ‘Pendidikan

Politik’di Xinjiang — 13

Bentuk-Bentuk Penahanan Massal, Penindasan Agama, dan Pengawasan di Xinjiang — 17

Penindasan terhadap Identitas Islam di Turkistan Timur (Xinjiang) — 20

Pergi Haji Tanpa Seizin Pemerintah China, Berujung Vonis Hukuman Mati — 22

Keterlibatan Perusahaan Teknologi Amerika Serikat — 24

Google dan Facebook Membangun Alat Sensor untuk Pengawasan di China — 25

China Menganggap Islam sebagai Penyakit, Pemerintah Dunia Islam Hanya Diam — 29

Kesimpulan — 32

DAFTAR PUSTAKA — 33

Page 4: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

4

Bulan Ramadhan seharusnya menjadi waktu untuk puasa, memperbanyak

amal dan doa bagi Muslim di China. Tetapi di sana, di banyak kota dan desa

di Turkistan Timur (Xinjiang), masa itu adalah masa ketakutan, penindasan,

dan kekerasan.

Kampanye China atas nama melawan separatisme dan terorisme di wilayah

tersebut kini justru menjadi perang habis-habisan terhadap Islam.

Sepanjang bulan Ramadhan, polisi mengintensifkan kampanye pencarian dari

rumah ke rumah, mencari buku-buku atau pakaian yang dianggap “mengkhianati”

keyakinan China: wanita yang mengenakan kerudung ditahan, dan banyak pemuda

yang tanpa delik sedikitpun. Para pelajar dan pegawai negeri dipaksa untuk makan,

EXECUTIVE SUMMARY

Page 5: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

5

bukannya berpuasa, dan dipaksa bekerja atau menghadiri kelas-kelas, bukannya

menghadiri sholat Jumat.

China menuduh bahwa ide-ide keagamaan asing telah merusak masyarakat

Xinjiang, mempromosikan fundamentalisme Islam Wahhabi. Pemerintah China pun

memberi label teroris kepada Muslim Xinjiang untuk melegitimasi tindakan represi

yang dilakukan.

Presiden Xi Jinping pun bersumpah untuk menangkap mereka “dengan

jaring yang menyebar dari bumi ke langit,” dan untuk mengejar mereka “seperti tikus

berlarian di seberang jalan, dengan semua orang berteriak, ‘Pukul mereka.’”

“Kampanye Gebuk Keras atau Strike Hard melawan Ekstremisme Kejam”

yang dilancarkan Pemerintah Republik Rakyat China dimulai di Xinjiang pada

tahun 2014. Tingkat penindasan meningkat secara dramatis setelah Sekretaris Partai

Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih

kepemimpinan Xinjiang pada akhir 2016.

Sejak itu, pihak berwenang telah meningkatkan penahanan massal secara

sewenang-wenang, termasuk di pusat-pusat penahanan praperadilan dan penjara,

yang keduanya merupakan fasilitas resmi, dan di kamp-kamp pendidikan politik,

yang tak berdasar di bawah hukum RRC.

Bentuk-bentuk penindasan terhadap Muslim di Tukistan Timur (Xinjiang)

antara lain:

1. Melarang memberi nama bayi dengan nama-nama Islami, dengan ancaman

tidak akan mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan

2. Melarang orangtua Muslim dari menyelenggarakan kegiatan keagamaan untuk

anak mereka

3. Melarang anak-anak Muslim Uighur terlibat dalam kegiatan agama

4. Meminta kepada seluruh Muslim Uighur untuk menyerahkan seluruh barang-

barang yang bernuansa agama seperti sajadah, mushaf Al-Quran, termasuk juga

simbol-simbol seperti bulan dan bintang

5. Menyita mushaf Al-Quran, dengan alasan mengandung konten ekstrem

6. Melarang laki-laki dari memanjangkan jenggot

7. Muslim dipaksa makan babi dan minum alkohol di kamp reedukasi

8. Dipaksa untuk meninggalkan agama dan menyanyikan lagu Partai Komunis

Masjid-masjid di kota Kashgar dan Urumqi kini kosong. Umat Islam di sana

menjadi target penahanan pemerintah China. Mereka diminta untuk meninggalkan

agamanya, tidak mengakui Tuhan, dan bergabung dengan Partai Komunis China.

Shalat, pendidikan agama, dan puasa ramadhan dilarang. Teks-teks Arab juga

disingkirkan dari bangunan publik. Islamophobia pun digalakkan oleh otoritas partai

penguasa.

Muslim di Turkistan Timur (Xinjiang) diperlakukan sebagai musuh negara

hanya karena identitas keagamaan mereka, ditahan tanpa tuduhan dan bahkan

Page 6: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

6

seringkali tanpa pengacara. Mereka dimasukkan dalam kamp reedukasi untuk

belajar tentang hukum dan aturan. Islam pun dianggap sebagai penyakit ideologi.

Dengan Islam yang berperan sebagai garis hidup spiritual yang

menghubungkan orang Uighur dengan tanah mereka, sejarah mereka, dan warga

satu sama lain, pemerintah telah memusatkan perhatian pada Islam. Jika bisa

menghancurkan Islam, Beijing yakin mereka bisa menghancurkan orang Uighur.

Namun, meski perlakuan China terhadap Muslim Uighur begitu buruk, dunia

masih gagal untuk memberikan simpatinya. Jika kondisi seperti itu tidak dilawan,

kata para aktivis, kebijakan-kebijakan seperti ini dapat dengan mudah direplikasi

oleh negara-negara lain yang ingin menekan atau mengendalikan minoritas.

Page 7: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

7

SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKANREPRESI TERHADAP MUSLIM DI TURKISTAN TIMUR (XINJIANG)

Xinjiang atau Turkistan Timur, terletak di barat laut China, adalah rumah bagi

10 juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas etnis Muslim lainnya.

Pemerintah China menerapkan diskriminasi, represi dan pembatasan

terhadap hak-hak asasi manusia, termasuk kebebasan beragama. Penentangan

terhadap kebijakan pemerintah lokal dan pusat tidak hanya dilakukan dengan unjuk

rasa damai, melainkan juga dengan pengeboman dan aksi-aksi kekerasan lainnya.

Pemerintah China telah lama mengacaukan bentuk-bentuk advokasi politik

kekerasan dan tanpa kekerasan di Xinjiang. Pemerintah memperlakukan ekspresi

identitas Uighur, termasuk bahasa, budaya, agama dan keinginan untuk merdeka,

sebagai satu dari "tiga kekuatan (jahat)", yang meliputi, "separatisme, terorisme, dan

ekstremisme".

Menurut Pemerintah Xinjiang, ada banyak orang Uighur yang punya "gagasan-

gagasan bermasalah," termasuk nasionalisme Uighur, dogma agama yang ekstrem,

dan identitas pan-Islam dan pan-Turki. Hal-hal ini diatasi dengan menyasar

pemikiran mereka. Pemerintah mengatakan, gagasan-gagasan ini, yang mereka

yakini menyebar dari Asia Tengah dan Timur Tengah ke Xinjiang, tidak cocok dengan

pandangan pemerintah China soal sebuah identitas nasional persatuan China.

Page 8: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

8

Sejak Sekretaris Partai Chen Quanguo pindah dari Tibet untuk memimpin

Xinjiang pada Agustus 2016, pemerintah regional Xinjiang telah menerapkan

sejumlah kebijakan yang membatasi hubungan luar negeri. Kebijakan ini termasuk

mencabut paspor beberapa warga Xinjiang sejak Oktober 2016, yang membatasi

perjalanan ke luar negeri bagi warga daerah ini, dan memberikan kekuasaan yang

luas bagi polisi untuk meneliti permohonan para warga yang ingin bepergian ke luar

negeri. Kebijakan ini juga memerintahkan para pelajar Uighur yang belajar di luar

negeri, termasuk di Mesir, untuk kembali ke Xinjiang, dan menyebabkan pemerintah

Mesir menangkapi para pelajar yang tak berhasil pulang pada Juli 2017.

Ada juga sejumlah laporan dari orang-orang yang dihukum penjara sampai

lebih dari 10 tahun karena belajar atau bepergian ke luar negeri. Chen juga telah

meningkatkan pengawasan terhadap warga, yang sudah berada di bawah tindakan

keamanan tingkat tinggi dan kampanye “serangan keras” yang terus berlanjut,

dengan menggunakan teknologi terbaru, serta mempekerjakan ribuan lebih personel

keamanan.

Wilayah Xinjiang telah lama dijadikan sebagai tempat uji coba bagi pemerintah

China untuk melakukan eksperimen dengan mode dan metode pengendalian baru;

dengan pos pemeriksaan tak berujung, termasuk sistem pengenalan wajah yang

dipasang di sudut-sudut jalan melintasi desa-desa di provinsi itu, Muslim Uighur

menghadapi pengawasan tanpa akhir. Ini mungkin adalah wilayah yang paling

banyak diawasi di planet ini.

Latar Belakang Kebijakan Represif

Sebut saja namanya Rukiya Maimaiti, seorang pejabat propaganda lokal di ujung

barat Cina. Ia memperingatkan rekan-rekannya untuk mempersenjatai diri mereka

sendiri untuk tugas yang memilukan: menahan sejumlah besar etnis Uighur dan

minoritas Muslim lainnya.1 Apa yang dilakukannya merupakan bagian dari kebijakan

Pemerintah China yang ingin membersihkan gagasan-gagasan "ekstremis" di wilayah

Xinjiang sehingga ia memberi tahu rekan-rekan kerjanya,2 dan orang-orang sekuler

Uighur seperti mereka, agar mendukung kampanye demi kebaikan warga mereka.

“Sepenuhnya pahami bahwa tugas ini adalah untuk menyelamatkan kerabat dan

keluarga Anda,” tulis Maimaiti, seorang fungsionaris Partai Komunis yang bekerja di

tepi barat Xinjiang, dalam pesan yang diedarkan secara online.3

Peringatannya hanyalah salah satu bagian dari jejak bukti yang sering ditemukan

di situs web pemerintah yang disamarkan, yang membuka kedok asal muasal

pengintaian internasional yang paling luas dan merata sejak era Mao—sekaligus

1 https://www.nytimes.com/2018/09/08/world/asia/china-uighur-muslim-detention-camp.html 2 https://mp.weixin.qq.com/s/f56FNtgm7AcjxqqpF9ganw 3 https://baijiahao.baidu.com/s?id=1564192713499485&wfr=spider&for=pc

Page 9: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

9

menegaskan bagaimana Presiden Xi Jinping dan para pemimpin senior China

lainnya memainkan peran yang menentukan dalam percepatan ekspansi program

pembersihan tersebut.

Dalam kampanye yang mengundang kecaman dari seluruh dunia, ratusan

ribu orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp

“transformasi” di Xinjiang selama berpekan-pekan, berbulan-bulan, atau bertahun-

tahun, menurut mantan narapidana dan keluarga mereka. Namun, pihak Beijing

mengatakan fasilitas tersebut menyediakan pelatihan kerja dan pendidikan hukum

bagi warga Uighur sekaligus membantah dilakukannya penahanan massal.

Namun ceramah, laporan, dan dokumen lain—yang bisa diakses secara online —

menawarkan catatan yang lebih jelas daripada yang dilaporkan sebelumnya tentang

bagaimana para pemimpin top Cina mulai bergerak dan meningkatkan kampanye

indoktrinasi. Tujuannya untuk membasmi ekspresi—hingga yang paling sederhana

atau biasa—dari keyakinan Islam dan setiap kerinduan untuk tanah air Uighur yang

merdeka.

Sejauh ini Xi Jinping belum secara terbuka mendukung atau mengomentari

kamp-kamp, tetapi ia memerintahkan perubahan besar dalam kebijakan segera

setelah mengunjungi Xinjiang pada tahun 2014 untuk melemahkan identitas

terpisah Uighur dan mengasimilasi mereka ke dalam masyarakat yang didominasi

oleh mayoritas Han. Demikian menurut berbagai dokumen.4

Kemudian, di tengah laporan resmi yang bahwa hasilnya tidak memadai, Xi

menunjuk Chen Quanguo, 62 tahun,5 ketua partai yang mengambil garis keras di

Tibet, untuk bertindak sebagai pemimpin utama penindasan di Xinjiang. Chen juga

dipromosikan ke Politbiro yang beranggotakan 25 orang, yaitu dewan kepemimpinan

partai yang mengatur Cina.

"Apa yang terjadi di Xinjiang adalah kebijakan etnik baru yang lebih koersif di

bawah 'era baru' Xi dari kekuasaan Cina," kata James Leibold, seorang ahli Xinjiang

di La Trobe University, Australia, yang turut memantau kampanye pemerintah Cina

tersebut.

Sementara itu, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah

menimbang sanksi terhadap pejabat dan perusahaan China yang terlibat dalam

kamp-kamp indoktrinasi. Jika langkah pemberian sanksi tersebut diambil, niscaya

memperpanjang friksi antara Washington dan Beijing atas sengketa perdagangan

dan militer yang dibumbui isu hak asasi manusia. Komisi bipartisan telah menyasar

Chen dan enam pejabat lainnya sebagai target potensial.6

4 https://www.nytimes.com/2018/10/13/world/asia/china-muslim-detainment-xinjang-camps.html 5 https://www.academia.edu/35726562/Chen_Quanguo_The_Strongman_Behind_Beijings_Securitization_

Strategy_in_Tibet_and_Xinjiang 6 https://www.cecc.gov/media-center/press-releases/chairs-lead-bipartisan-letter-urging-administration-to-

sanction-chinese

Page 10: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

10

Awal Oktober 2018, dan tampaknya tersengat oleh kritik internasional, pemerintah

Xinjiang justru mengeluarkan peraturan yang direvisi tentang "deradikalisasi", yang

untuk pertama kalinya dengan jelas mengesahkan kamp-kamp indoktrinasi.

Khawatir tentang ekstremisme Muslim dan nasionalisme etnis, Beijing telah

lama mempertahankan kontrol ketat terhadap Xinjiang, di mana sekitar setengah

dari 24 juta penduduknya adalah warga beretnis Uighur. Dalam dekade hingga 2014,

pasukan keamanan China berjuang dengan serangkaian serangan anti-pemerintah

yang mana mereka menyalahkan kalangan Uighur yang dinilai separatis.

Xi melakukan kunjungan pertama dan satu-satunya sebagai pemimpin nasional

ke Xinjiang pada April 2014. Beberapa jam setelah empat hari kunjungannya

berakhir,7 penyerang menggunakan bom dan pisau untuk menghabisi tiga orang dan

melukai hampir 80 orang lainnya di dekat stasiun kereta di Urumqi, ibu kota wilayah

tersebut.8

Serangan itu dilihat sebagai penolakan terhadap Xi, yang baru saja meninggalkan

kota sehingga ia bertekad menggunakan "tangan besi" untuk menundukkan orang-

orang Uighur yang menentang pemerintahan China. "Aksi itu tampaknya telah

dinilai oleh Xi Jinping sebagai penghinaan," kata Michael Clarke, seorang ilmuwan di

Australian National University yang meneliti soal Xinjiang.

Sebulan kemudian, Xi menyerukan dorongan kuat untuk menjadikan Uighur

anggota setia bangsa China melalui instruksi berbahasa Mandarin, insentif ekonomi,

dan pencampuran etnis yang diselenggarakan negara. Kepemimpinan China juga

menyetujui arahan untuk menetapkan kontrol yang lebih ketat terhadap Xinjiang

yang belum pernah dipublikasikan.9

"Perkuat identifikasi publik dari setiap kelompok etnis dengan ibu pertiwi, dengan

kebangsaan China dan dengan budaya China," kata Xi dalam sebuah pertemuan

di Xinjiang pada saat itu. "Harus ada lebih banyak kontak etnis, pertukaran dan

pencampuran," jelasnya.10

Selanjutnya, pada tahun setelah kunjungan Xi ke Xinjiang, dokumen menunjukkan

bahwa Partai Komunis China mulai membangun kamp "transformasi melalui

pendidikan" untuk memperingatkan minoritas Muslim akan kejahatan kefanatikan

agama dan separatisme etnis. Kamp-kamp itu relatif kecil saat itu; banyak tahanan

ditahan hanya beberapa hari atau minggu, demikian pidato resmi11 dan laporan12

menunjukkan. Namun, tidak ada pedoman umum tentang bagaimana mereka harus

beroperasi.

7 http://politics.people.com.cn/n/2014/0504/c1024-24968469.html 8 https://www.nytimes.com/2014/05/01/world/asia/blast-hits-railway-station-in-restive-western-china.html 9 http://news.mod.gov.cn/headlines/2014-05/31/content_4513138.htm 10 http://www.xinhuanet.com/photo/2014-05/29/c_126564529.htm 11 http://news.hexun.com/2014-11-21/170645504.html 12 http://alt.xjkunlun.cn/xw/jnyw/2015/4675333.htm

Page 11: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

11

Dengan mengambil garis yang lebih keras di Xinjiang, Xi secara efektif mendukung

sekelompok cendekiawan dan pejabat Tiongkok yang mengadvokasi kebijakan partai

yang telah lama berlaku terhadap etnis minoritas.

Selama beberapa dekade, pemerintahan Partai Komunis China berusaha

mengendalikan Uighur, Tibet, dan kelompok-kelompok lain di bawah kontrol politik

yang ketat, sementara memungkinkan ruang untuk melestarikan bahasa, budaya,

dan agama masing-masing suku bangsa. Pendekatan mosaik disalin dari Uni Soviet

dan menjadikan Xinjiang sebagai "daerah otonom," di mana—berdasarkan teori—

orang Uighur layak menikmati hak dan perwakilan yang lebih besar.

Namun, pada era 1990-an, akademisi China menasihati pemerintah, mulai

dengan alasan bahwa kebijakan-kebijakan ini telah menyebabkan pecahnya Uni

Soviet dengan mendorong separatisme etnis. Untuk menghindari masalah serupa,

mereka berpendapat, China harus mengadopsi langkah-langkah yang –tanpa rasa

bersalah—bertujuan untuk meleburkan etnis minoritas ke dalam identitas nasional

yang lebih luas.13 "Yang disebut 'elit etnis' tidak boleh diberi kesempatan untuk

menjadi pemimpin pak dalam memecah negara," kata Hu Lianhe, seorang peneliti

dalam kelompok ini, dalam sebuah makalah yang ia tulis pada tahun 2010.14

Sekarang Hu menjadi suara kuat pengatur kebijakan untuk Xinjiang, sekaligus

pejabat senior di Departemen Front Pekerja Bersatu, sebuah badan Partai Komunis

China yang telah mengklaim tumbuh di wilayah tersebut. Dia pun telah diidentifikasi

sebagai target potensial sanksi Amerika. Pada bulan Agustus, dia secara kategoris

membantah laporan pelanggaran di Xinjiang selama persidangan PBB.15 "Tidak ada

‘de-Islamisasi’," sanggahnya.

Pada tahun 2016, surat kabar utama Partai Komunis China menyatakan bahwa

kampanye "deradikalisasi" berhasil;16 tidak ada tindakan kekerasan anti-pemerintah

yang serius telah dilaporkan sejak kunjungan Xi ke Xinjiang. Namun, para pejabat

memberikan penilaian yang suram di forum yang kurang menonjol. Beberapa

mengatakan bahwa anak muda Uighur lebih terasing dari China daripada orang tua

mereka; yang lain memperingatkan bahwa orang Uighur yang bepergian ke Timur

Tengah, kadang-kadang untuk bertempur di Suriah, membawa kembali ide-ide

ekstremis dan pengalaman berkelahi.

Peringatan semacam itu tampaknya membujuk Xi dan para pemimpin lain untuk

mendukung langkah-langkah yang lebih keras. Pada Agustus 2016, mereka membawa

Chen dari Tibet untuk mengatur Xinjiang. Dia menjadi pejabat partai pertama yang

menjabat sebagai pemimpin kedua wilayah. Di Tibet, wilayah perbatasan lain yang

mengalami konflit etnik, Chen telah memperluas pasukan keamanan, mengirim

pejabat partai untuk tinggal di desa-desa dan memperketat kontrol terhadap biara-

biara dan kuil-kuil Buddha.

13 https://scholar.harvard.edu/files/elliott/files/elliott_tcj_case_of_the_missing_indigene__1.pdf 14 http://www.aisixiang.com/data/36593.html 15 https://twitter.com/i/moments/1034983653267230720 16 http://politics.people.com.cn/n1/2016/0603/c1001-28408115.html

Page 12: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

12

Kurang dari tiga minggu setelah kedatangannya di Xinjiang, ia mengumumkan

rencana "remobilisasi" untuk meningkatkan keamanan, dengan mengutip perintah

dari Xi.17 Pejabat di Xinjiang diberitahu untuk mempersiapkan pendekatan ofensif

tahunan, menurut sebuah laporan resmi.18

Pada Maret 2017, pemerintah daerah mengeluarkan peraturan "deradikalisasi"

yang memberi lampu hijau samar-samar untuk memperluas kamp interniran,19

tetapi parlemen nasional tidak pernah memberlakukan undang-undang yang

mengesahkan penahanan seperti yang diperlukan menurut konstitusi Tiongkok.

Sejak sekitar April 2017, pemerintah secara paksa menahan ribuan orang Uighur

dan minoritas muslim Turki lain di tempat-tempat tersebut, di mana mereka

menjadi target propaganda yang mempromosikan identitas China. Segera pejabat

lokal mulai melaporkan semakin banyak orang Uighur yang ditangkap atau ditahan

karena indoktrinasi.

"Sejak pemogokan yang keras dimulai pada 2017, ada banyak tahanan, termasuk

banyak yang akhirnya dihukum," kata seorang pejabat yang ditugaskan ke Hotan,

daerah di Xinjiang selatan, tahun 2017 yang lalu. "Jumlah yang dikirim ke pusat

transformasi-melalui-pendidikan juga cukup tinggi."

Ketika kamp dan upaya pengawasan diperluas, Beijing mengalirkan kucuran

dana segar ke Xinjiang, di mana pengeluaran untuk keamanan hampir dua kali lipat

pada tahun 2017 dari tahun sebelumnya, menjadi $ 8,4 miliar, menurut data yang

dirilis awal tahun ini.20

"Pemerintah pusat pada akhirnya yang membiayai semua itu sehingga beberapa

bentuk persetujuan tentu telah diberikan," kata Adrian Zenz, seorang ilmuwan di the

European School of Culture and Theology, Jerman, yang telah mempelajari kamp-

kamp tersebut.21

Skala penahanan di Xinjiang mungkin telah melampaui perkiraan awal. "Mereka

harus menggunakan stasiun kereta api dan tempat acak lain untuk menahan orang

karena mereka tidak mengira harus menangani begitu banyak," kata Jessica Batke,

seorang mantan analis Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Definisi yang luas dari "ekstremisme agama"22—yang mencakup hingga perilaku

sesederhana yang mencoba untuk membujuk orang untuk berhenti merokok dan

minum alkohol, apalagi pelanggaran yang lebih serius—dijadikan alasan oleh

pemerintah untuk lebih leluasa menghukum Muslim yang sedikit menunjukkan

kesalehan.

17 https://news.sina.com.cn/c/nd/2016-09-20/doc-ifxvyqvy6809128.shtml 18 http://inews.ifeng.com/mip/50006760/news.shtml 19 http://lib.ylsy.edu.cn/bggg/20170330/165215.html 20 http://www.xinjiangnet.com.cn/2018/0203/2044552.shtml 21 https://www.academia.edu/37353916/NEW_Sept_2018_Thoroughly_Reforming_Them_Towards_a_

Healthy_Heart_Attitude_-_Chinas_Political_Re-Education_Campaign_in_Xinjiang 22 http://www.cssn.cn/zjx/zjx_zjsj/201412/t20141224_1454905.shtml

Page 13: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

13

Tampaknya publik telah diberitahu untuk mempersiapkan diri dalam

menghadapi pendekatan ofensif yang cukup lama, yang mana salah seorang

pejabat lokal mengistilahkannya sebagai "kampanye emansipasi intelektual."

Bahkan, Pemerintah Xinjiang telah memutuskan pada akhir 2017 yang lalu bahwa

“pendekatan keamanan” diperkirakan berlangsung lima tahun sebelum mencapai

"stabilitas total."23

Bagaimana Muslim Uighur Diperlakukan sebagai Tahanan di Fasilitas "Pendidikan Politik" di Xinjiang

Saat ini, kampanye terhadap Muslimin di Turkistan Timur mendapatkan

perhatian cukup serius dari badan internasional. Organisasi pemantau hak asasi

manusia (HAM) internasional, yaitu Komisi HAM PBB, menyimpulkan adanya

pelanggaran HAM secara massal dan sistematis.

Tidak lama setelah PBB memecahkan berita tentang kamp konsentrasi tersebut,

Sigal Samuel dari The Atlantic melaporkan bahwa para tahanan “dipaksa untuk

meninggalkan Islam, mengkritik keyakinan Islam mereka sendiri dan orang-orang

dari sesama tahanan, dan membaca lagu propaganda Partai Komunis selama berjam-

jam setiap hari.”24

Para tahanan laki-laki dipaksa untuk mencukur janggut mereka dan dicekoki

makan babi dan alkohol—yang dilarang keras oleh Islam.

Kamp-kamp konsentrasi ini—yang menampung lebih dari 10 kali jumlah warga

dan penduduk Jepang yang dikuasai pemerintah Amerika Serikat (AS) selama Perang

Dunia II—adalah tempat Muslim Uighur “dibentuk” kembali karakternya menjadi

subjek ateis China.

Ini adalah tempat yang mengerikan. Ketakutan dan kekerasan fisik, trauma

psikologis, dan pelecehan emosional adalah alat yang digunakan pemerintah

China, untuk mendorong tahanan Uighur untuk meninggalkan Islam, yang disebut

pemerintah China sebagai “penyakit mental,” dan meninggalkan adat istiadat Uighur

yang berbeda yang sangat terkait dengan iman mereka. 25

Kemudian disusul Human Rights Watch dengan laporan yang baru dirilis

pada bulan September (9/2018). Secara khusus, laporan setebal 117 halaman yang

bertajuk “‘Memberantas Virus Ideologis’: Kampanye Represi RRC Terhadap Muslim

Xinjiang,”26 menghadirkan bukti baru dari penahanan sewenang-wenang, penyiksaan

dan penganiayaan massal yang dilakukan Pemerintah RRC (Republik Rakyat China),

serta kontrol yang semakin meluas dalam kehidupan sehari-hari.

Di seluruh wilayah itu, penduduk Muslim Turk yang berjumlah 13 juta orang

dipaksa menjalani indoktrinasi politik, hukuman kolektif, pembatasan gerak dan

23 http://wemedia.ifeng.com/70912224/wemedia.shtml 24 https://www.theatlantic.com/international/archive/2018/08/china-pathologizing-uighur-muslims-mental-

illness/568525/25 https://www.aljazeera.com/indepth/opinion/china-islam-mental-illness-cured-181127135358356.html 26 https://www.hrw.org/report/2018/09/09/eradicating-ideological-viruses/chinas-campaign-repression-

against-xinjiangs

Page 14: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

14

komunikasi, pengekangan agama yang meningkat, serta pengawasan massal yang

melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

“Pemerintah RRC melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dalam

skala yang belum pernah terlihat di negara itu dalam beberapa dekade,” kata Sophie

Richardson, Direktur Urusan RRC di Human Rights Watch. “Kampanye represi di

Xinjiang adalah ujian kunci apakah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah

negara-negara yang peduli akan menjatuhkan sanksi terhadap RRC yang semakin

kuat untuk mengakhiri pelanggaran ini.”

Laporan ini terutama didasarkan pada wawancara dengan 58 mantan penduduk

Xinjiang, termasuk lima mantan tahanan dan 38 kerabat dari para tahanan. Di antara

yang diwawancarai, 19 orang telah meninggalkan Xinjiang dalam satu setengah

tahun terakhir.

Perkiraan yang dapat dipercaya omenunjukkan bahwa satu juta orang27 ditahan

di kamp-kamp tersebut, di mana Muslim Turk dipaksa untuk belajar bahasa

Mandarin, menyanyikan pujian kepada Partai Komunis China, dan menghafal aturan

yang berlaku terutama bagi Muslim Turk. Mereka yang menolak atau dianggap gagal

“belajar” akan dihukum.

Para tahanan di kamp pendidikan politik ditahan tanpa hak proses hukum—baik

dituntut atau diadili—dan tidak memiliki akses ke pengacara dan keluarga. Mereka

ditahan karena keterkaitan dengan negara-negara asing, terutama negara yang

berada di daftar resmi “26 negara sensitif,” dan karena menggunakan alat komunikasi

asing seperti WhatsApp, serta karena mengekspresikan identitas dan agama mereka

secara damai. Tak ada satupun dari semua ini yang tergolong sebagai kejahatan.

Seorang lelaki yang ditahan berbulan-bulan di kamp pendidikan politik,

mengatakan kepada Human Rights Watch, “Saya bertanya [kepada pihak berwenang]

sekiranya saya dapat menyewa pengacara dan mereka berkata, ‘Tidak, Anda

seharusnya tidak perlu pengacara karena Anda tidak dinyatakan bersalah. Tidak

perlu membela diri Anda dari apa pun. Anda berada di kamp pendidikan politik -

yang harus Anda lakukan hanya belajar.’”

Kampanye ini juga telah mencerai-beraikan keluarga. Program pencucian

otak dan indoktrinasi ini tidak hanya diarahkan pada orang dewasa. China juga

mengoperasikan panti asuhan untuk anak-anak Muslim Uighur yang direnggut dari

orang tua mereka. Dalam pendidikan tersebut, mereka berusaha dipisahkan dari

iman Islam dan dari warisan etnis mereka. Di panti asuhan ini—yang ‘menyamar’

menjadi sekolah—China mengubah generasi masa depan anak-anak Muslim Uighur

menjadi obyek yang setia memeluk atheisme dan kebiasaan Han, mendorong mereka

untuk berpaling dari keluarga mereka, menuju visi Beijing untuk menghancurkan

orang-orang Muslim Uighur.

27 https://www.nchrd.org/2018/08/china-massive-numbers-of-uyghurs-other-ethnic-minorities-forced-into-re-education-programs/

Page 15: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

15

Beberapa anggota keluarga di Xinjiang dan di luar negeri secara tak terduga

ditangkap karena pengetatan pemeriksaan paspor dan perlintasan perbatasan.

Anak-anak kadang terjebak di satu negara tanpa orang tua mereka.

Pemerintah telah melarang Muslim Turk untuk menghubungi orang-orang di

luar negeri. Pemerintah juga menekan beberapa orang etnis Uighur dan Kazakh yang

tinggal di luar negeri untuk kembali ke RRC, sementara meminta orang lain untuk

memberikan informasi pribadi secara rinci tentang kehidupan mereka di luar negeri.

“Pemerintah China menahan orang-orang di pusat-pusat ‘pendidikan politik’

itu bukan karena mereka melakukan tindak kejahatan, tapi karena mereka tidak bisa

diandalkan secara politik,” kata Sophie Richardson. “Pemerintah punya macam-

macam alasan yang tidak bisa dipercaya atas penahanan orang-orang ini dan

semestinya segera membebaskan mereka.”

Pemerintah China sebaiknya segera membebaskan orang-orang yang ditahan

di sejumlah pusat ‘pendidikan politik’ tidak resmi di Xinjiang dan menutup

tempat-tempat itu, kata Human Rights Watch (10/9/2017). Human Rights Watch

mewawancarai tiga kerabat dari para tahanan yang mendekam di fasilitas-fasilitas

pendidikan politik di sekitar kota Kashgar dan Prefektur Bortala pada 2017.

Para tahanan mengatakan, penahanan dimulai sejak musim semi dan

berlangsung selama beberapa bulan. Mereka juga bilang, orang-orang yang dikirim

ke tempat-tempat itu tidak punya jaminan, bukti kejahatan, atau dokumen lainnya.

Mereka tidak tahu otoritas lokal mana yang bertanggung jawab atas penahanan

anggota keluarga mereka ini atau di beberapa kasus, bahkan di mana orang-orang

itu ditahan.

Menurut anggota keluarga para tahanan itu, laki-laki, perempuan dan anak-anak

semuanya ditahan. Di satu kasus, sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang,

termasuk dua anak, dibawa ke sebuah fasilitas pendidikan politik di barat Xinjiang

pada April lalu karena bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis dan naik haji ke

Mekah. Setelah tiga bulan, salah satu orang orangtua dan seorang anak dibebaskan

sementara dua lainnya diyakini masih di tahanan.

Media pemerintah di Xinjiang, termasuk Xinjiang Daily, sudah menurunkan

laporan soal fasilitas-fasilitas ini. Orang-orang yang diwawancarai dan media milik

pemerintah secara umum merujuk mereka sebagai “pusat pelatihan melawan

ekstremisme” dan “pusat pelatihan pendidikan dan perubahan”. F

asilitas-fasilitas tersebut ada yang awalnya sekolah atau bangunan pemerintah

meski ada beberapa yang khusus dibangun untuk tujuan itu. Media mencatat para

kader partai “makan, tinggal, dan bekerja” bersama-sama mereka “yang perlu

diubah,” dan bahwa kehidupan di sana “seperti sekolah berasrama … kecuali

pelajarannya yang berbeda.”

Page 16: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

16

Beberapa anggota keluarga yang diwawancarai mengaku percaya bahwa para

kerabat mereka ditahan karena sejumlah alasan, termasuk bepergian ke luar negeri

atau punya keluarga yang tinggal di negara lain. Sejumlah orang lainnya mungkin

dijadikan target karena berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan yang tidak resmi,

seperti memakai jilbab atau pakaian Muslim lainnya, atau hanya karena punya

kerabat yang sebelumnya pernah ditangkap pemerintah.

Beberapa laporan media milik negara juga menyebut orang-orang yang “mudah

dipengaruhi ektremisme agama” serta “personel kunci”—istilah untuk merujuk

pada orang-orang yang dipandang sebagai ancaman oleh pemerintah—juga ditahan

di fasilitas-fasilitas ini.

Anggota keluarga juga mengatakan, para tahanan diwajibkan belajar bahasa

Mandarin dan menghafalkan hukum dan kebijakan China dan Xinjiang. Mereka

dipaksa menonton video propaganda pro-pemerintah, dan melepaskan identitas

etnis dan agama mereka, serta mengucapkan slogan-slogan seperti "agama itu

berbahaya," dan "belajar bahasa Mandarin adalah bagian dari patriotisme."

Masih belum jelas berapa banyak orang yang ditahan di tempat-tempat ini pada

satu waktu. Pada 5 April, sebuah artikel di Xinjiang Daily melaporkan ada lebih dari

2.000 orang yang sudah "dilatih" di fasilitas Hotan meski tidak dijelaskan rentang

waktunya.

Laporan ini bercerita tentang seorang penjual obat-obatan tradisional Uighur

bernama Ali Husen, yang “dikirim” ke pusat pelatihan ini oleh pemerintah kota.

Meski Husen “awalnya sangat berkeberatan” untuk belajar, dalam waktu singkat ia

“terkejut dengan ketidaktahuannya.” Setelah dua bulan masa pendidikan, Husen

diminta untuk “mengulangi secara jelas sikapnya” di hadapan 5.000 orang dan

mengatakan kepada mereka “bagaimana ekstremisme telah merugikan dirinya.”

Laporan sejumlah media menyebutkan bahwa orang-orang dari etnis Kazakh

dan Kyrgyz juga ditahan karena bepergian ke luar negeri atau “banyak bicara soal

Kazakhstan.” Sementara alasan lain mengapa mereka ditahan tidak diketahui.

Tindakan China yang hampir mirip dengan bentuk penahanan untuk indoktrinasi

politik ini adalah “pendidikan ulang” wajib bagi ratusan orang Tibet setelah mereka

kembali dari pertemuan keagamaan yang disebut Inisiasi Kalachakra di India pada

Desember 2012, pada masa kepemimpinan Sekretaris Partai Komunis Chen Quanguo.

Selain bertentangan dengan konstitusi China, pusat tahanan pendidikan politik

Xinjiang juga melanggar aturan hak asasi manusia internasional, kata Human Rights

Watch. Konstutitusi China pasal 37 menyatakan bahwa semua penangkapan harus

disetujui oleh kantor penuntutan dan penyidikan negara, atau pengadilan, tetapi

tidak ada satupun dari lembaga-lembaga ini yang terlibat dalam penahanan tersebut.

Page 17: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

17

Hukum hak asasi manusia internasional, termasuk Kovenan Internasional Hak-

Hak Sipil dan Politik (ICCPR), yang ditandatangani tetapi tidak diratifikasi oleh China,

melarang penahanan sewenang-wenang. Penahanan disebut sewenang-wenang

bila tidak ada kemungkinan untuk meminta dasar hukum yang membenarkan

perampasan kebebasan, atau ketika otoritas penahanan gagal mematuhi hak proses

dasar, seperti mengetahui alasan penangkapan, bisa menggugat penahanan di

hadapan hakim, dan memiliki akses ke pengacara dan anggota keluarga.

Meski beberapa Undang-Undang China—termasuk Undang-Undang Kontra-

Terorisme, Aturan Pelaksanaan Xinjiang atas Undang-Undang tersebut, atau

Peraturan Kontra-Terorisme Xinjiang—di mana pihak berwenang "mendidik" orang-

orang tentang ekstremisme, tetapi tidak satu pun dari Undang-Undang tersebut yang

mengizinkan pihak berwenang untuk mencabut kebebasan masyarakat.

“Penahanan yang tidak adil dan pemaksaan indoktrinasi di masyarakat hanya

akan meningkatkan kebencian terhadap pemerintah, bukannya mengakibatkan

ketidaksetiaan,” kata Richardson. "China seharusnya memberikan kebebasan

yang lebih luas sehingga masyarakat di Xinjiang dapat mengekspresikan kritik dan

identitas etnik dan agama mereka secara damai pun tanpa rasa takut." 28

Bentuk-Bentuk Penahanan Massal, Penindasan Agama, dan Pengawasan di Xinjiang

Akhirnya, sebuah laporan panel hak asasi manusia PBB tentang Xinjiang dirilis pada

bulan Agustus 2018. Laporan ini mempertegas fakta bahwa hampir 1,1 juta Muslim

Uighur ditahan di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang, atau sekitar 10% dari sekitar

11 juta warga Uighur. Bahkan, Gay McDougall—yang duduk di Komite PBB tentang

Penghapusan Diskriminasi Rasial—mengklaim bahwa populasi yang dipenjara bisa

mencapai dua juta jiwa.29

Lebih lanjut, Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial (CERD)

menggambarkan Xinjiang sebagai “zona tanpa hak.” Delegasi Pemerintah China

membantah penggambaran wilayah seperti ini, serta karakterisasi kamp pendidikan

politiknya, menyebut kamp-kamp itu “pusat pendidikan kejuruan”.

Yang jelas, tanpa mengandalkan perkiraan angka di atas, jumlah Muslim Uighur

yang ditangkap, direnggut dari keluarga dan hidup mereka, dan dipenjarakan di

kamp-kamp konsentrasi—tanpa alasan lain selain menjadi Uighur dan Muslim—

meningkat setiap harinya. Kini pun telah beberapa bulan berlalu sejak PBB merilis

laporan tentang jaringan kamp konsentrasi China dan program-program tambahan

yang dirancang untuk membersihkan Islam, dan menghancurkan orang-orang

Uighur yang memiliki ikatan identitas kuat dengan Islam.

28 https://www.hrw.org/news/2017/09/10/china-free-xinjiang-political-education-detainees 29 https://www.ohchr.org/EN/NewsEvents/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=23431

Page 18: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

18

Terbukti China tidak mengantisipasi biaya politik yang signifikan terhadap

kampanye Xinjiang yang kejam. Sebagian karena pengaruhnya dalam sistem PBB,

kata Human Rights Watch.

Lebih lanjut, Human Rights Watch menekankan, dengan banyaknya bukti

pelanggaran berat di Xinjiang, pemerintah asing seharusnya mengejar berbagai

tindakan multilateral dan unilateral. Mereka juga seharusnya mengejar tindakan

bersama di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, membentuk koalisi guna mengumpulkan

serta menilai bukti pelanggaran di Xinjiang, dan menjatuhkan sanksi yang ditargetkan

pada Sekretaris Partai Chen Quanguo dan sejumlah pejabat senior lainnya yang

bertanggung jawab.

“Rasa sakit dan penderitaan keluarga yang tercerai-berai, tanpa mengetahui

apa yang terjadi pada orang-orang yang mereka cintai sangat kontras dengan klaim

Beijing bahwa Muslim Turk ‘bahagia’ dan ‘bersyukur,’” kata Richardson. “Kegagalan

untuk mendesak negara itu untuk segera mengakhiri pelanggaran ini hanya akan

membuat Beijing semakin berani."30

Sementara itu, dalam laporannya, Human Rights Watch merinci hasil temuan

lapangannya. Namun, nama-nama dan rincian identitas dari orang-orang yang

diwawancarai sengaja dirahasiakan untuk melindungi keselamatan mereka. Semua

nama tahanan pun disamarkan.

Di bawah ini disajikan beberapa kutipan dari laporan HRW.

a. Kamp pendidikan politik

Tak seorang pun bisa bergerak karena mereka mengawasi Anda melalui kamera

video, dan setelah beberapa saat kedengaran suara dari pengeras suara yang

mengatakan bahwa sekarang Anda dapat bersantai selama beberapa menit. Suara itu

juga memberitahu Anda untuk bergerak ... kami diawasi, bahkan di toilet. Di kamp

pendidikan politik kami selalu di bawah tekanan.

–Rustam, seorang bekas tahanan yang berada di kamp pendidikan politik selama

beberapa bulan, Mei 2018.

Saya menolak tindakan mereka ... Mereka menempatkan saya di sel isolasi kecil

... Dalam ruang sekitar 2x2 meter saya tidak diberi makanan atau minuman, tangan

saya diborgol di belakang, dan saya harus berdiri selama 24 jam tanpa tidur.

–Nur, seorang bekas tahanan di sebuah kamp pendidikan politik, Maret 2018.

b. Pengawasan setiap hari di Xinjiang

Sebanyak lima petugas ... bergantian mengawasi saya [di rumah]. Dan mereka

harus mendokumentasikan bahwa mereka telah memeriksa saya ... Foto-foto

30 https://www.hrw.org/news/2018/09/09/china-massive-crackdown-muslim-region

Page 19: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

19

menunjukkan mereka membaca propaganda politik bersama [dengan saya], atau

menunjukkan saya memindahkan bantal di tempat tidur untuk mempersiapkan

mereka karena mau bermalam; atau mereka berbaring di sofa.

–Aynur, seorang perempuan yang meninggalkan Xinjiang pada 2017, Mei 2018.

Sejak awal 2017, dua kali dalam sepekan petugas datang. Beberapa orang bahkan

menginap semalam. Pihak berwenang datang terlebih dahulu dan membuat daftar

dan menugaskan “kerabat” baru untuk Anda. … (“Kerabat” yang ditugaskan secara

resmi) berbicara dengan putra saya, cucu-cucu saya, mereka mengambil gambar,

mereka duduk di meja, mereka bertanya, “Di mana suami Anda, ke mana dia pergi?”

Saya benar-benar ketakutan, lantas berpura-pura sibuk mengurus cucu saya. Saya

khawatir jika saya berbicara saya akan keceplosan kalau suami saya telah pergi [ke

luar negeri]. Jadi, saya tetap diam.

–Ainagul, 52, yang meninggalkan Xinjiang pada 2017 dan putranya berada di

kamp pendidikan politik, Mei 2018.

c. Dampak internasional dari kampanye Gebuk Keras (Strike Hard)

Pertama, polisi desa menelepon, dan kemudian biro polisi di tingkat yang lebih

tinggi menelepon. Nomor mereka disembunyikan - mereka tidak menunjukkan dari

mana mereka menelpon…. Polisi memberi tahu saya, ”Jika Anda tidak datang, kami

akan menjemput Anda.”

–Dastan, 44, yang tinggal di luar RRC dan istrinya berada di kamp pendidikan

politik, Mei 2018.

Mereka memberi sinyal, bahwa bahkan jika Anda berada di negara asing, mereka

dapat “mengurus” Anda. ... Saya takut ... Saya tidak bergabung dengan teroris atau

organisasi apa pun melawan RRC. Saya tidak bergabung dengan demonstrasi apapun.

Saya tidak membawa bendera Turkestan Timur. Saya tidak punya catatan kriminal di

RRC ... mengapa mereka melakukan hal seperti ini [kepada saya]?

–Murat, seorang mahasiswa berusia 37 tahun yang tinggal di luar RRC dan

saudara perempuannya berada di kamp pendidikan politik, Juni 2018.

Adapun bentuk-bentuk lain dari penindasan terhadap Muslim Tukistan Timur

(Uighur) bisa dirinci sebagai berikut:

1. Melarang memberi nama bayi dengan nama-nama Islami, dengan ancaman

tidak akan mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan31

2. Melarang orang tua Muslim dari menyelenggarakan kegiatan keagamaan untuk anak mereka

31 https://www.independent.co.uk/news/world/asia/china-ban-islamic-baby-names-muslim-xinjiang-province-uyghurs-burqa-islam-jihad-human-rights-a7700646.html

Page 20: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

20

3. Melarang anak-anak Muslim Uighur terlibat dalam kegiatan agama32

4. Meminta kepada seluruh Muslim Uighur untuk menyerahkan seluruh barang-barang yang bernuansa agama seperti sajadah, mushaf Al-Quran, termasuk juga simbol-simbol seperti bulan dan bintang33

5. Menyita mushaf Al-Quran, dengan alasan mengandung konten ekstrem34

6. Melarang laki-laki dari memanjangkan jenggot35

7. Muslim dipaksa makan babi dan minum alkohol di kamp reedukasi36

8. Dipaksa untuk meninggalkan agama dan menyanyikan lagu Partai Komunis37

Penindasan terhadap Identitas Islam di Turkistan Timur (Xinjiang)

Bulan Ramadan seharusnya menjadi waktu untuk puasa, memperbanyak amal

dan doa bagi Muslim di China. Tetapi di sana, di banyak kota dan desa di Turkistan

Timur (Xinjiang), masa itu adalah masa ketakutan, penindasan, dan kekerasan.

Kampanye China atas nama melawan separatisme dan terorisme di wilayah tersebut

kini justru menjadi perang habis-habisan terhadap Islam.

Sepanjang bulan Ramadhan, polisi mengintensifkan kampanye pencarian dari

rumah ke rumah, mencari buku-buku atau pakaian yang dianggap "mengkhianati"

keyakinan China: wanita yang mengenakan kerudung ditahan, dan banyak pemuda

yang tanpa delik sedikitpun. Para pelajar dan pegawai negeri dipaksa untuk makan,

bukannya berpuasa, dan dipaksa bekerja atau menghadiri kelas-kelas, bukannya

menghadiri sholat Jumat.

Penindasan agama telah memunculkan kebencian, dan, kadang-kadang,

demonstrasi yang berdampak mematikan. Banyak laporan yang memberitakan

polisi yang menembak para demonstran di kota Elishku dan Alaqagha. Sejak saat

itu, pihak berwenang China memberlakukan menutup semua pemberitaan di kedua

tempat tersebut.

Polisi China menindak setiap Muslim Xinjiang yang berjenggot dan kerudung,

berpuasa di bulan Ramadhan. Di daerah Shache, internet diputus, dan layanan pesan

teks dinonaktifkan, dan orang asing dilarang masuk. "Polisi ada di mana-mana,"

kata seorang warga Turkistan Timur (Uighur). Yang lain mengatakan bahwa saat ini

mereka seperti "tinggal di penjara." Pada 18 Juli, ratusan orang berkumpul di luar

gedung pemerintah di kota Alaqagha, memprotes penangkapan puluhan Muslimah

yang menolak melepaskan jilbab.Para pengunjuk rasa melempar batu, botol, dan

batu bata ke gedung itu; polisi melepaskan tembakan, menewaskan paling tidak dua

orang, dan melukai beberapa lainnya.

32 https://www.independent.co.uk/news/world/asia/islam-muslims-in-china-law-xinjiang-rules-education-children-parents-banned-luring-uighur-a7365351.html

33 https://learningenglish.voanews.com/a/muslims-in-western-china-told-to-turn-in-qurans-relegious-items/4047077.html

34 idem35 https://www.bbc.com/news/world-asia-china-3946053836 https://www.independent.co.uk/news/world/asia/china-re-education-muslims-ramadan-xinjiang-eat-pork-

alcohol-communist-xi-jinping-a8357966.html37 http://nymag.com/intelligencer/2018/08/china-muslims-camps-uighur-communist-party-islam-mental-

illness.html

Page 21: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

21

Kemudian, pada 28 Juli, hari terakhir Ramadhan, protes di Elishku disambut

dengan respons yang lebih keras. Ratusan orang Uighur menyerang sebuah

kantor polisi dengan pisau, kapak dan tongkat; lagi, polisi melepaskan tembakan,

menewaskan sejumlah orang.38

Kantor berita resmi China Xinhua mengatakan, polisi menewaskan 59 "teroris"

Uighur dalam insiden itu, meskipun laporan lain menunjukkan jumlah korban

tewas jauh lebih banyak. China menuduh bahwa ide-ide keagamaan asing—yang

sering disebarluaskan melalui internet—telah merusak masyarakat Xinjiang,

mempromosikan fundamentalisme Islam Wahhabi. Pemerintah China pun memberi

label teroris kepada Muslim Xinjiang untuk melegitimasi tindakan represi yang

dilakukan.

Presiden Xi Jinping pun bersumpah untuk menangkap mereka "dengan jaring

yang menyebar dari bumi ke langit," dan untuk mengejar mereka "seperti tikus

berlarian di seberang jalan, dengan semua orang berteriak, 'Pukul mereka.'"39

Namun, jaring tersebut tampaknya juga menangkap banyak orang yang tidak

bersalah. Sekitar 200 ribu kader Partai Komunis dikirim ke pedesaan, dengan dalih

mendengarkan keluhan masyarakat. Di balik dinding yang dilengkapi alarm dan

kawat berduri, mereka melakukan pengawasan terhadap kehidupan Muslim Uighur.

Di Shache, yang dikenal di Turkistan TImur (Xinjiang) sebagai Yarkand, dokumen

resmi menunjukkan pengeluaran lebih dari $ 2 juta untuk membangun jaringan

informan dan kamera pengintai. Inspeksi rumah-ke-rumah, menurut dokumen

tersebut, dilakukan untuk mengidentifikasi separatis, teroris dan ekstremis agama--

termasuk perempuan yang menutupi wajah mereka dengan kerudung atau burqa,

dan pemuda yang memiliki jenggot panjang.

Di kota Kashgar, pos pemeriksaan menegakkan apa yang oleh pihak berwenang

disebut "Proyek Kecantikan". Kecantikan, dalam hal ini, adalah wajah yang terbuka.

Siapa pun yang tertangkap melanggar aturan akan menghadapi ancaman yang

menakutkan, mulai dari "inspeksi reguler dan tidak teratur," "kuliah pendidikan" dan

kader komunis yang ditugaskan sebagai "teman" pengawas. Di kota Karamay, wanita

yang mengenakan jilbab dan pria berjenggot panjang dilarang naik bus umum.40

Bahkan, pada tahun 2017, pemerintah China menangkap seorang Muslimah

hanya karena memposting ayat Al-Quran di Twitter. Menurut salah seorang karyawan

di lembaga pengawas ekstremisme milik pemerintah China, memposting ayat Al-

Quran atau tentang Tuhan adalah tindakan melanggar hukum.41

38 https://www.rfa.org/english/news/uyghur/detained-05232014165418.html39 https://www.reuters.com/article/us-china-xi-security/chinas-president-warns-against-growing-threats-to-

national-security-idUSBREA3P0DW2014042640 https://in.reuters.com/article/china-xinjiang/china-bans-beards-veils-from-xinjiang-citys-buses-in-security-

bid-idINKBN0G609U2014080641 https://www.alaraby.co.uk/english/blog/2017/5/12/after-name-ban-china-arrests-muslim-for-tweeting-

quran

Page 22: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

22

Pergi Haji tanpa Seizin Pemerintah China, Berujung Vonis Hukuman Mati

Belum lama, pihak berwenang di wilayah Xinjiang diduga telah menjatuhkan

hukuman mati pada seorang pengusaha yang juga seorang dermawan dari etnis

Uighur yang beragama Islam setelah dinyatakan bersalah melakukan haji tanpa izin

pemerintah. Hal ini dinyatakan oleh saudaranya sendiri ke media internasional.

Menurut Abdusattar Abdurusul, kakaknya telah ditahan antara bulan Juli

sampai Agustus yang lalu, mengatakan, “Terakhir, apa yang diberitakan, abang

saya Abdughapar Abdurusul telah dijatuhi hukuman mati dan menunggu eksekusi

hukuman. Dia dinyatakan bersalah melakukan haji sendiri dengan tidak bergabung

dengan rombongan haji mengikuti sistem batasan dan kontrol yang diberikan oleh

pemerintah. “

Menurut Abdusattar, kakaknya tidak diberikan hak untuk menunjuk pengacara

selama persidangan kasus dan menyuarakan kekhawatiran bahwa saudaranya telah

dihukum dengan cara yang tidak adil. Undang-undang di Tiongkok yang mengatur

hukuman mati harus ditinjau ulang dengan naik banding ke Mahkamah Agung di

Beijing, tetapi tidak pasti bahwa ketentuan berlaku dalam kasus Abdulghapar.

Abdughapar Abdurusul yang berasal dari wilayah Bakyol di Ili Kazakh dan

berusia 42 tahun dikatakan oleh Abdusattar adalah seorang pengusaha sukses

yang mengelola beberapa toko ritel dan bisnis lainnya, serta sering memberikan

sumbangan dan kontribusi kepada komunitas Islam di Xinjiang, terutama dalam

membantu pembangunan masjid.

Abdusattar mengatakan, kakaknya baru saja menjual sebuah rumah lama pada

pertengahan tahun ini dengan harga 2 miliar rupiah dan memulai kehidupan baru

secara sederhana bersama keluarganya, sebelum dia ditahan dengan seluruh aset

keluarganya yang bernilai 206 miliar rupiah juga telah disita oleh pemerintah.

Abdusattar mengatakan, “Kakakku adalah seorang filantropis dan suka membantu

orang, tetapi apa yang terjadi padanya telah menghancurkan kehidupannya dan

keluarganya.”Anak sulung Abdughapar, Awzer yang juga ditahan pada tahun 2017,

setelah dia pulang ke tiongkok setelah lulus sekolah di Turki, sementara istrinya

Merhaba Hajim telah ditahan pemerintah pada bulan April. Selain itu, sebelumnya,

teman dekat Abdughapar juga ditangkap hingga 18 tahun.

Pemerintah Xinjiang menolak berkomentar lebih ketika dihubungi oleh media

sehubungan pengungkapan yang dilakukan oleh Abdusattar. Menurut laporan Radio

Free Asia, ada kemungkinan hukuman itu dijatuhkan pada Abdughapar, dan istrinya

dilaporkan telah meninggal saat berada dalam tahanan pihak berwenang. 42

Laporan itu juga mengungkapkan bahwa sekitar 50 orang yang dekat Abdughapar

juga ditahan, termasuk beberapa petugas polisi, tetapi berita tentang hukuman mati

42 https://www.rfa.org/english/news/uyghur/philanthropist-11212018131511.html

Page 23: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

23

hanya melibatkan Abdughapar. Namun, sumber itu tidak dapat mengkonfirmasi

apakah hukuman mati dijatuhkan pada Abdughapar karena kekayaannya atau karena

melakukan haji yang melanggar hukum. Ada banyak sumber yang dapat dipercaya

mengungkapkan, bahwa Pemerintah Tiongkok sering mengenakan penindasan dan

penganiayaan terhadap etnis Uighur yang beragama Islam dengan menahan mereka

serta menetapkan hukuman tanpa alasan, serta untuk tujuan pendidikan ulang di

dalam kamp tahanan.

Selain etnis Uighur, etnis minoritas yang disiksa termasuk Kazakh, Dongxiang,

dan Uzbek, serta Han Tiongkok Muslim (Hui). Pengikut Kristen, praktisi Falun

Gong, dan tahanan politik lainnya juga dilaporkan ditangkap dan ditahan di wilayah

Xinjiang.Organisasi yang memperjuangkan hak etnis Uighur, World Uyghur Congress

(WUC), juga mengungkapkan berita hukuman mati Abdughapar Abdurusul di situs

sosial termasuk di Twitter dan kini ia menjadi viral.43

“SIARAN PERS: @UyghurCongress sangat risau terhadap Abdughapar Abdurusul,

seorang pengusaha Uyghur, yang dilaporkan telah dijatuhi hukuman mati karena

melakukan haji tanpa izin.”44

43 http://www.uyghurcongress.org/en/?p=3648444 Erabaru.com.my(23/11).

Page 24: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

24

Keterlibatan Perusahaan Teknologi Amerika Serikat

Kekhawatiran global akhirnya meningkat karena Xinjiang, sebuah wilayah di

China, di mana Muslim etnis Turki telah lama mengalami penindasan tak terkira.

Ketika banyak pihak berusaha dengan berbagai cara untuk menekan pihak Beijing atas

pelanggaran-pelanggaran di atas, perhatian juga tertengok kepada isu perusahaan

Amerika Serikat yang menjual perangkat teknologi ke pihak keamanan China.

Ini memunculkan pertanyaan, apakah perusahaan-perusahaan internasional

yang menjalankan bisnis di kawasan tersebut mematuhi Prinsip Panduan Perserikatan

Bangsa-Bangsa Mengenai Bisnis dan Hak Asasi Manusia,45 yang menetapkan

tanggung jawab perusahaan untuk menghormati Hak Asasi Manusia.

Pemerintah China sedang membuat sebuah infrastruktur pembuatan profil dan

tindakan kepolisian untuk mengidentifikasi orang-orang yang dianggap tidak setia

kepada Partai Komunis China di bawah tipuan mempromosikan “stabilitas sosial.”

Human Rights Watch telah mendokumentasikan proyek pengawasan massal polisi

Xinjiang, termasuk pengumpulan DNA dan informasi biometrik lainnya, sering

tanpa sepengetahuan atau persetujuan orang yang bersangkutan.

China tidak memiliki perlindungan privasi terhadap pengawasan negara, atau

sistem peradilan yang independen. Etnis minoritas tidak memiliki kekuatan nyata

untuk mempertanyakan—apalagi menolak—tuntutan penguasa.

Pada Juni 2017, Human Rights Watch menemukan bahwa Thermo Fisher,

perusahaan bioteknologi di Massachusetts, telah menjual teknologi pemrosesan

DNA ke Biro Keamanan Umum Xinjiang. Human Rights Watch berulang kali menulis

surat kepada perusahaan itu tentang pelanggaran di Xinjiang, dan menanyakan

apakah itu sesuai dengan Prinsip Panduan PBB tersebut di atas untuk memastikan

bahwa operasi bisnisnya tidak memperparah pelanggaran.

Jawabannya tidak begitu menenangan: menjual peralatan itu sesuatu yang

legal; bahwa, “mengingat sifat global dari operasi kami, mustahil bagi kami untuk

memantau penggunaan atau penerapan semua produk yang kami produksi;” dan

bahwa mereka “mengharapkan semua pelanggan kami bertindak sesuai dengan

peraturan yang berlaku dan standar praktik industri yang terbaik.”

Pada bulan Juni, Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross menegaskan

dalam sebuah surat untuk Komisi Eksekutif Kongres untuk China bahwa penjualan

Thermo Fisher tersebut adalah legal. Kemudian pada sidang komisi bulan Juli,

Senator Marco Rubio dengan tepat menunjukkan bahwa China tidak memiliki jenis

perlindungan hukum seperti yang diterapkan negara-negara lain dalam mengelola

database DNA mereka, dan menambahkan, “Ini adalah perusahaan-perusahaan

yang sama di sini setiap hari di Washington, D.C., yang melobi agar kami tidak

45 https://www.ohchr.org/Documents/Publications/GuidingPrinciplesBusinessHR_EN.pdf

Page 25: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

25

mengangkat masalah ini sehingga mereka bisa mendapatkan akses ke pasar RRC

yang berpenduduk 1,3 miliar jiwa ... Ini sakit.”

Semua pemerintahan yang prihatin dengan situasi yang semakin mengerikan di

Xinjiang layak bertanya kepada perusahaan asal negara mereka sebuah pertanyaan

kritis: apa yang Anda lakukan di Xinjiang mungkin tidak melanggar hukum, tetapi

apakah itu bisa dibenarkan?46

Google dan Facebook Membangun Alat Sensor untuk Pengawasan di China

“Perusahaan teknologi seharusnya menolak sensor RRC– bukan malah terlibat

di dalamnya,” kata Cynthia Wong, peneliti senior internet di Human Rights Watch.

“Para pemegang saham di Google dan Facebook yang peduli dengan hak asasi

manusia seharusnya mendesak perusahaan-perusahaan ini agar tidak berkompromi

dengan mereka untuk mendapatkan akses ke pasar RRC.”

Para pemangku kepentingan dan pemegang saham di Google dan Facebook

seharusnya mendesak kedua perusahaan ini untuk tidak menukar hak-hak pengguna

untuk mendapatkan akses ke pasar RRC, kata Human Rights Watch. Lebih lanjut,

Kongres Amerika Serikat, Parlemen Eropa, dan legislatif lain di seluruh dunia

seharusnya menyatakan keprihatinan terhadap perusahaan-perusahaan Amerika

Serikat yang bekerja sama dengan sensor dan pengawasan di RRC, kata Human

Rights Watch.

Menurut laporan di The Intercept, Google mengembangkan aplikasi mesin

pencari untuk mematuhi persyaratan sensor ekspansif China. Sebelumnya, Facebook

telah mengembangkan versi layanan yang disensor untuk China, meski tak pernah

meluncurkannya.

Dokumen-dokumen bocor yang diperiksa oleh The Intercept menggambarkan

rencana perusahaan untuk meluncurkan versi yang disensor dari mesin pencarinya

sebagai aplikasi Android. Menurut laporan media, Google telah mendemonstrasikan

aplikasi tersebut di hadapan para pejabat China dan sedang menunggu persetujuan

untuk peluncuran. Proyek ini, yang diberi kode Dragonfly, telah dikembangkan sejak

musim semi 2017.

Lebih lanjut, menurut laporan The Intercept, pekerjaan di proyek dipercepat

setelah pertemuan antara CEO Google Sundar Pichai dan pejabat pemerintah

RRC pada Desember 2017, dan aplikasi ini dapat diluncurkan dalam enam hingga

sembilan bulan ke depan. Perusahaan itu juga sedang dalam pembicaraan dengan

mitra potensial RRC untuk menyediakan layanan cloud lain di dalam negeri,47

menurut laporan media terpisah.

46 https://www.hrw.org/news/2018/08/06/us-firms-sales-chinas-police 47 https://www.bloomberg.com/news/articles/2018-08-03/google-is-said-to-be-in-china-cloud-talks-with-

tencent-others

Page 26: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

26

Human Rights Watch (HRW) pun menghubungi Google untuk menanyakan

bagaimana perusahaan itu berniat untuk melindungi Hak Asasi Manusia saat mereka

berusaha memperluas produk dan layanannya di RRC. HRW belum menerima

tanggapan atas pertanyaan itu saat artikel ini dipublikasikan.

Rezim sensor ekstensif China membatasi berbagai ekspresi damai yang dianggap

oleh para pejabat sensitif secara politik, termasuk kritik terhadap kebijakan dan

informasi pemerintah yang tidak sesuai dengan narasi resmi. Sistem penyaringan

Internet, Great Firewall China, memblokir situs web di tingkat nasional, termasuk

layanan Google dan Facebook.

Undang-undang yang dirancang secara luas ini juga mensyaratkan layanan

media sosial, mesin pencari, dan situs web yang menjadi host konten pengguna untuk

menyensor informasi yang sensitif secara politik atas nama pemerintah. Pemerintah

mengeluarkan perintah sensor yang secara samar dan mengharapkan perusahaan

secara proaktif membatasi akses ke kategori informasi yang lebih luas.

“Google menarik diri dari RRC tahun 2010 karena suasana hak asasi manusia dan

kemananan sibernya terlalu berbahaya,” kata Wong. “Sejak itu, RRC memperbarui

tindakan kerasnya terhadap hak asasi manusia dan memberlakukan undang-undang

baru yang mengharuskan perusahaan teknologi wajib disensor dan diawasi, tetapi

perusahaan itu belum menjelaskan bagaimana saat ini kondisinya akan lebih baik.”

Menurut laporan media, aplikasi pencarian khusus Google China akan mematuhi

rezim sensor dengan secara otomatis mengidentifikasi dan menyaring situs yang

diblokir oleh Great Firewall. Situs yang difilter tidak akan ditampilkan sebagai

jawaban atas pencarian, dan perusahaan itu akan memberi tahu pengguna bahwa

beberapa hasil pencarian mungkin telah dihapus. Contoh situs web yang akan

disensor termasuk British Broadcasting Corporation (BBC) dan Wikipedia, menurut

dokumen yang dilihat oleh The Intercept.

Google bukan satu-satunya perusahaan internet asal Amerika Serikat yang

mempertimbangkan apakah akan melakukan sensor dalam mencari akses ke pasar

RRC. Pada bulan November 2016, New York Times melaporkan bahwa Facebook

sedang mengembangkan perangkat lunak “untuk menekan unggahan agar tidak

muncul di feed berita orang-orang di wilayah geografis tertentu,” secara khusus

“untuk membantu Facebook masuk ke China.”

Laporan itu menyatakan bahwa Facebook akan “menawarkan perangkat lunak

untuk memungkinkan pihak ketiga — dalam hal ini, kemungkinan besar perusahaan

mitra RRC—untuk memantau berbagai cerita dan topik populer,” dan akan

mengizinkan pihak ketiga itu untuk “memiliki kontrol penuh untuk memutuskan

apakah unggahan tersebut akan muncul di feed pengguna atau tidak.”

Masuknya Facebook secara resmi ke China akan meningkatkan banyak masalah

hak asasi manusia seperti yang dihadapi oleh Google. Facebook memegang informasi

Page 27: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

27

sangat sensitif tentang jaringan dan afiliasi para penggunanya, di mana perusahaan

itu mungkin akan diminta pemerintah untuk mengungkapkannya. Aktivis online

kemungkinan menghadapi risiko karena kebijakan Facebook mengharuskan

pengguna untuk menggunakan “identitas asli”—nama yang biasa digunakan oleh

keluarga dan teman, yang mungkin juga ditemukan pada jenis dokumen identitas

tertentu.

Organisasi dan pejabat hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch dan

pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kebebasan berekspresi David

Kaye, telah sejak lama mengkritik kebijakan ini, karena dapat meredam ekspresi

daring dan juga kemungkinan akan ditegakkan secara tidak proporsional terhadap

mereka yang menggunakan nama samaran karena mereka berisiko mengalami

pembalasan.

Sebenarnya, pada tahun 2016, Human Rights Watch pernah menulis surat kepada

Facebook untuk menanyakan apakah sistem yang diusulkan akan dilanjutkan dan

bagaimana cara Facebook menghindari keterlibatan dengan sensor negara RRC, dan

juga bertanya bagaimana Facebook akan melindungi penggunanya dari pengawasan

dan pembalasan kasar atas aktivitas daring mereka jika Facebook meluncurkan versi

aplikasi mereka yang sesuai dengan hukum RRC.

Dalam sebuah tanggapan tertulis, Facebook menyatakan bahwa “saat ini kami

belum menyimpulkan bagaimana atau kapan akses ke Facebook dapat dipulihkan

untuk masyarakat di RRC, mengakui peran utama pemerintah RRC dalam membuat

keputusan ini” dan bahwa “karena kami terus mempelajari pasar ini, kami akan

mempertimbangkan hal-hal penting yang Anda angkat.”

Pada Mei 2017, Facebook secara diam-diam meluncurkan aplikasi berbagi

foto, Colorful Balloons, di China menggunakan perusahaan lokal tanpa koneksi

publik ke Facebook. Perusahaan itu juga gagal membuka sebuah pusat inovasi

dan anak perusahaan di China. Pada Agustus 2018, Human Rights Watch kembali

menghubungi Facebook menanyakan hal-hal terbaru terkait pendekatan yang

dilakukan perusahaan itu ke RRC. Namun, HRW belum menerima tanggapan pada

saat publikasi ini diterbitkan.

Dari tahun 2006 hingga 2010, Google menjalankan versi mesin pencarian

yang disensor di China. Pada Maret 2010, perusahaan itu mengumumkan akan

menghentikan penyensoran hasil pencarian di China, mengutip kekhawatiran

tentang sensor online, pengintaian, dan serangan siber yang diarahkan kepada akun

Gmail para aktivis hak asasi manusia RRC. Akibatnya, mesin pencari tetap tidak dapat

diakses oleh pengguna di China daratan, bersama dengan layanan Google lainnya.

Sejak 2010, pemerintah RRC hanya memperluas dan mengintensifkan tindakan

kerasnya terhadap Hak Asasi Manusia, terutama setelah Presiden Xi Jinping

berkuasa pada tahun 2013. Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang telah

Page 28: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

28

memperketat persyaratan sensor, membatasi akses ke alat penangkal sensor, dan

memperkuat pengawasan ideologis atas semua media.

Pada 2017, pemerintah menutup puluhan akun media sosial, menyerukan

kepada perusahaan-perusahaan internet untuk “secara aktif mempromosikan nilai-

nilai inti sosialis,” dan mengesahkan sejumlah peraturan yang lebih ketat untuk

meminta pendaftar menggunakan nama asli, membuat orang-orang tidak bisa

melindungi identitas mereka jika terlibat dalam ujaran yang tidak disukai. Pihak

berwenang telah menempatkan lebih banyak pembela hak asasi manusia, termasuk

orang asing, muncul di persidangan, menjadikan mereka sasaran penyiksaan, dan

sering menahan mereka dalam isolasi selama berbulan-bulan.

Pemerintah secara signifikan memperluas upaya pengintaian massal dengan

menggunakan data besar dan teknologi berbasis kecerdasan buatan di seluruh

Republik Rakyat China (RRC), khususnya di wilayah Turkistan Timur (Xinjiang).

Pemerintah juga baru-baru ini memberlakukan undang-undang yang menerapkan

persyaratan baru bagi perusahaan untuk memfasilitasi pengawasan online.

Undang-Undang Cybersecurity atau Keamanan Siber mewajibkan perusahaan

teknologi tertentu untuk menahan, menyimpan, dan mengungkapkan data pengguna

di China serta memantau dan melaporkan “insiden keamanan jaringan.” Aturan

baru lainnya mengharuskan penyedia aplikasi untuk menyimpan catatan pengguna

selama 60 hari untuk mengurangi penyebaran “informasi ilegal.” Berdasarkan hukum

China, “insiden keamanan” dan “informasi ilegal” sering didefinisikan secara luas

untuk mencakup kritik damai terhadap pemerintah.

Intinya, serangan intensif pemerintah RRC terhadap hak asasi manusia—

kaitannya pemilihan waktu dan langkah Google dan Facebook—sangat mengganggu

dan mengecewakan, kata Human Rights Watch. Google, misalnya, sudah menyediakan

dua aplikasi di RRC, Google Translate dan aplikasi manajemen file Files Go, meski

toko aplikasinya sendiri, Google Play, tetap diblokir. Namun, menawarkan layanan

melalui aplikasi ponsel menimbulkan kekhawatiran hak asasi manusia tambahan

yang tidak hadir ketika Google pertama kali masuk ke China pada tahun 2006, ketika

ponsel pintar belum ada di mana-mana.

Aplikasi seluler dapat mengakses data sangat sensitif yang disimpan di ponsel,

termasuk daftar kontak, file, pesan, foto, pengenal perangkat, dan informasi lokasi,

dan juga dapat menyalakan kamera dan mikrofon ponsel jika diberi izin oleh

pengguna. Seringkali pengguna menyetujui akses tanpa sepenuhnya memahami

data pribadi yang akan tersedia. Data pribadi seperti itu akan lebih rentan terhadap

pemantauan dan pengumpulan oleh penyedia layanan seluler dan badan keamanan

publik di China.

“Perusahaan-perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tidak boleh masuk

ke RRC sampai mereka dapat menunjukkan bahwa mereka tidak akan menjadi

Page 29: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

29

penyambung tangan penindasan,” kata Wong. “Di lingkungan hak asasi manusia

saat ini, hal itu sepertinya tidak mungkin.”48

China Menganggap Islam sebagai Penyakit, Pemerintah Dunia Islam Hanya Diam

Masjid-masjid di kota Kashgar dan Urumqi kini kosong. Umat Islam di sana

menjadi target penahanan pemerintah China. Mereka diminta untuk meninggalkan

agamanya, tidak mengakui Tuhan, dan bergabung dengan Partai Komunis China.

Shalat, pendidikan agama, dan puasa Ramadhan dilarang. Teks-teks Arab juga

disingkirkan dari bangunan publik. Islamophobia pun digalakkan oleh otoritas partai

penguasa.

Muslim di Turkistan Timur (Xinjiang) diperlakukan sebagai musuh negara hanya

karena identitas keagamaan mereka, ditahan tanpa tuduhan dan bahkan seringkali

tanpa pengacara. Mereka dimasukkan dalam kamp reedukasi untuk belajar tentang

hukum dan aturan. Islam pun dianggap sebagai penyakit ideologi.49

Namun, meski perlakuan China terhadap Muslim Uighur begitu buruk, dunia

masih gagal untuk memberikan simpatinya. Dunia Islam masih tuli, tulis Business

Insider.50 Di saat media internasional mulai mempertanyakan perlakuan terhadap

Muslim di Xinjiang, para pemimpin dan pemerintah di seluruh dunia dengan hati-

hati menjauhi masalah ini. Keheningan ini sungguh mengejutkan.

Posisi China sebagai kekuatan ekonomi yang sangat besar, mampu menggunakan

pengaruh politik yang luar biasa terhadap pemerintah di seluruh dunia. Tidak ada

satu pun dari 49 negara mayoritas Muslim di seluruh dunia yang meminta kejelasan

atau mengutuk China atas eskalasi pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Awal September 2018, para pemimpin dari lebih dari 40 negara—termasuk

negara dengan populasi Muslim yang cukup besar—melakukan perjalanan ke

Beijing untuk menghadiri Forum Kerjasama China-Afrika. Presiden Xi Jinping

menjanjikan dana sebesar $ 60 miliar untuk negara-negara tersebut dalam bentuk

inisiatif pembangunan dan berjanji untuk membatalkan utang negara-negara yang

kesulitan untuk membayarnya.

48 https://www.hrw.org/news/2018/08/07/china-us-tech-firms-risk-complicity-abuses 49 https://www.hrw.org/report/2018/09/09/eradicating-ideological-viruses/chinas-campaign-repression-

against-xinjiangs50 https://www.businessinsider.sg/why-muslim-countries-arent-criticizing-china-uighur-repression-2018-

8/?r=US&IR=T

Page 30: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

30

Gambar Pangeran Muhammad bin Salman bersama Presiden Xi jinping di

Hangzhou, China pada bulan September 2016

Tidak satu pun pemimpin Afrika yang hadir yang berani meminta penjelasan

dari tuan rumah tentang pelanggaran hak asasi yang mereka lakukan. "Perdagangan"

antara China dan Dunia Arab serta "pembangunan ekonomi" di Afrika jauh lebih

penting dibandingkan dengan penindasan terhadap saudara sesama Muslim dari

rakyat mereka.

Dengan menolak berbicara atas perlakuan terhadap Muslim Uighur, para

pemimpin Dunia Islam yang hadir dalam forum tersebut, sadar atau tidak, telah

terlibat dalam sebuah proyek rekayasa sosial. Ini adalah ketidakberdayaan dan

ketulian yang sama yang berujung pada pembunuhan dan pengusiran ratusan ribu

Muslim Rohingya dari negara Myanmar pada tahun 2017, dalam apa yang sekarang

secara terbuka disebut sebagai genosida.

Ini adalah ketidakberdayaan dan ketulian yang sama yang menyertai keputusan

India untuk melucuti kewarganegaraan sekitar empat juta orang—kebanyakan

Muslim—di negara bagian Assam. Mereka sekarang digambarkan sebagai penipu

dan orang asing. Ini juga adalah ketidakberdayaan dan ketulian yang sama yang

memungkinkan AS untuk terus melarang warga dari beberapa negara Muslim masuk

ke negaranya, tanpa banyak protes dari dunia Islam.

Penghinaan dan penindasan yang diderita oleh Muslim Uighur, dan keheningan

yang menyertainya, menekankan munculnya tatanan dunia baru. Jika kondisi seperti

itu tidak dilawan, kata para aktivis, kebijakan-kebijakan seperti ini dapat dengan

mudah direplikasi oleh negara-negara lain yang ingin menekan atau mengendalikan

minoritas.

Namun demikian, setidaknya dari Dunia Islam sudah mulai ada suara, meskipun

bukan dari kalangan pemerintah. Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS),

Page 31: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

31

misalnya, secara terbuka mengutuk Pemerintah China atas penganiayaan terhadap

Muslim Uighur di Timur Turkestan (Xinjiang).

IUMS (Al-Ittihad Al-'Alami li Ulama' Al-Muslimin ) adalah sebuah organisasi

Islam yang berdiri di London pada tahun 2004 oleh Syekh Yusuf Al-Qaradhawi dan

beberapa ulama level dunia. Berikut pernyataan lembaga ulama level dunia, yang

dipublikasikan di situs web IUMS pekan lalu (6/12):

“Sudah sering dilaporkan oleh media selama bertahun-tahun hingga sekarang

mengenai penindasan Muslim di China, terutama di Turkistan Timur.

Muslim di sana menghadapi penganiayaan dalam kebebasan mereka, keyakinan

agama serta kehidupan sosial mereka. Ada banyak upaya untuk memaksa mereka

meninggalkan agama mereka, di antara upaya dan bentuk penindasan ini:

• Mengumpulkan jutaan orang Uighur, dan menahan mereka di kamp

konsentrasi yang mereka sebut sebagai kamp ‘rehabilitasi’. Di sana mereka

mengalami berbagai jenis prosedur merendahkan yang bertujuan untuk

memisahkan mereka dari agama, budaya, dan afiliasi keagamaan mereka.

• Menindas mereka di masjid dan tempat ibadah mereka dan melarang mereka

untuk mengajar, mempraktekkan agama mereka dan bahkan membatasi

kebebasan mereka bepergian.

• Memaksa mereka untuk menjamu orang asing di rumah mereka untuk

memantau kehidupan sehari-hari mereka, dan melaporkan tindakan atau

perilaku apa pun yang menyerupai iman Islam atau menganut salah satu

ajarannya, seperti berdoa, berpuasa, mengenakan pakaian yang menyerupai

iman Islam, memiliki Al-Qur’an atau sajadah, atau bahkan tidak merokok

dan minum alkohol.

Secara keseluruhan, berita mengenai kebijakan Pemerintah China terhadap

umat Islam merupakan bentuk upaya menghapus keyakinan Islam. Dengan

demikian, Persatuan Ulama Muslim Internasional menunjukkan bahaya dari

kebijakan penindasan tersebut dan menolak untuk menerima mereka dan mengutuk

ketidakadilan yang terjadi pada Muslim di China dan memperingatkan konsekuensi

yang mungkin terjadi karena kebijakan tersebut.

Keputusan ini juga mengingatkan orang-orang tentang hubungan baik antara

Cina dan dunia Muslim (termasuk negara-negara Muslim dan warga negara) yang

merupakan hubungan yang harus didukung dan diperkuat.

Ini juga menuntut bahwa pemerintah China menghormati hak dan kebebasan

beragama dari minoritas Muslim di Tiongkok, yang meliputi:

1. Membebaskan tawanan Muslim yang ditahan di kamp konsentrasi.

2. Membiarkan kebebasan beragama bagi semua orang dan memungkinkan

mereka untuk mempraktekkan agama mereka secara bebas yang meliputi:

Page 32: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

32

• Membangunmasjid

• Mengajarkanimanagamamereka

• Membiarkankegiatankeagamaansecaraberjamaah

• MemungkinkanMuslimuntukbepergian secarabebasdidalamnegeridan

internasional tanpa batasan

Persatuan Ulama Muslim Internasional juga menyerukan kepada organisasi

Kerja Sama Islam dan dan setiap negara Muslim untuk menanggapi masalah ini

dengan sangat serius, mengawasi fakta-fakta dan perkembangan yang terjadi di sana,

serta mengangkat masalah ini dengan pihak China serta Dewan Hak Asasi Manusia

yang terkait dengan PBB.

Di bagian akhir, pernyataan organisasi tersebut ditandatangani oleh ketuanya,

Prof. Dr. Ahmad Abdussalam Ar-Raisuni, dan Sekjen Prof. Dr. Ali Muhyiddin Al-

Qarrahdaghi.

Sementara itu, World Uyghur Congress (WUC) dalam laporannya menyatakan,

para tahanan dibui tanpa dakwaan serta dipaksa meneriakkan slogan "Hidup Partai

Komunis". Dan di wilayah Ningxia barat laut, ratusan muslim bentrok dengan aparat

karena berusaha mencegah pengrusakan masjid.

WUC atau Kongres Uighur Sedunia adalah sebuah organisasi kelompok Uighur

internasional dalam pengasingan yang ditujukan untuk "mewakili kepentingan

kolektif suku Uighur", baik di dalam maupun di luar Kawasan Otonomi Xinjiang.

Kongres Uighur Sedunia menyebut dirinya sendiri sebagai gerakan damai dan non-

kekerasan yang menentang apa yang mereka anggap penjajahan China atas Turkistan

Timur, dan mengadvokasikan penolakan totalitarianisme, intoleransi agama dan

terorisme sebagai alat kebijakan.

Kesimpulan

Apa yang dilakukan Pemerintah China hanyalah salah salah satu tindakan

represif yang menyasar umat Islam di balik tirai “ketidaktahuan” global selama

bertahun-tahun. Bahkan, setelah PBB mengangkat tirai itu bagi seluruh dunia sejak

bulan Agustus 2018, penindasan terus bergerak maju tanpa hambatan berarti.

Meningkatnya pelanggaran HAM terhadap Muslimin China layak mendapatkan

perhatian lebih serius bagi dunia secara umum maupun Dunia Islam khususnya.

Perumpamaan ikatan keyakinan di antara sesama Muslimin seperti perumpamaan

sebuah jasad; jika salah satu anggota sakit maka anggota tubuh lainnya terasa sakit.

Kemarahan global dan tekanan politik tampak sangat lambat untuk menyamai

kecepatan dan keganasan perang China melawan Islam dalam membersihkan dirinya

dari populasi yang dianggap bertentangan dengan identitas nasionalnya. Mengapa?

Page 33: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

33

Jawabannya dapat dilacak pada tekanan ekonomi dan geopolitik yang berlaku,

yaitu negara-negara tampak takut akan goncangan ekonomi yang akan mereka terima

jika mereka menantang atau memberi sanksi kepada China karena pembersihan

etnisnya terhadap orang-orang Uighur. China adalah negara adikuasa ekonomi,

dan negara-negara di seluruh dunia sangat bergantung kepadanya terkait impor,

perdagangan, dan banyak lagi.

Faktor-faktor ekonomi menghalangi intervensi kemanusiaan. “Perang global

melawan teror” yang diinisiasi Amerika juga membuka pintu bagi Beijing—setelah

9/11—untuk dengan keras melakukan penindasan terhadap Muslim Uighur, di balik

kedok perang melawan terorisme. Itu adalah sebuah kampanye yang dipelopori oleh

pemerintahan Bush dan Amerika Serikat, yang mendorong negara-negara lain—

termasuk China—untuk bergabung dan menindak populasi Muslim mereka.

Jadi, perang melawan teror kini menjadi dalih untuk memerangi dan membantai

umat Islam. Myanmar menggunakannya untuk membantai Muslim Rohingya, Prancis

menggunakannya untuk melarang simbol-simbol Islam dan mereformasinya, Assad

di Suriah juga menjadikannya dalih untuk membantai rakyatnya.

Pertanyaan yang mengemuka lebih lanjut adalah seberapa relevan konsep

negara-bangsa jika banyak pemerintahan terkesan “menutup mulut” atas persoalan

keamanan dengan pertimbangan kepentingan nasional masing-masing. Apakah

kepentingan bangsa Muslim dengan jutaan jiwa, yang tidak memiliki pemerintahan

sendiri, akan dikorbankan dan tidak ada yang mampu berkutik, mengingat China

adalah salah satu dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memeiliki hak veto?

Jika jawabannya ‘ya’, tidaklah mengherankan jika semakin banyak yang menggugat

“Tata Dunia Baru” yang direpresentasikan dengan keberadaan PBB dan berbagai

lembaga keuangan internasional.

Daftar Pustaka

https://www.nytimes.com/2018/09/08/world/asia/china-uighur-muslim-

detention-camp.html

https://mp.weixin.qq.com/s/f56FNtgm7AcjxqqpF9ganw

https://baijiahao.baidu.com/s?id=1564192713499485&wfr=spider&for=pc

https://www.nytimes.com/2018/10/13/world/asia/china-muslim-detainment-

xinjang-camps.html

https://www.academia.edu/35726562/Chen_Quanguo_The_Strongman_Behind_

Beijings_Securitization_Strategy_in_Tibet_and_Xinjiang

https://www.cecc.gov/media-center/press-releases/chairs-lead-bipartisan-letter-

urging-administration-to-sanction-chinese

Page 34: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINAEdisi 13 / Desember 2018

34

http://politics.people.com.cn/n/2014/0504/c1024-24968469.html

https://www.nytimes.com/2014/05/01/world/asia/blast-hits-railway-station-in-

restive-western-china.html

http://news.mod.gov.cn/headlines/2014-05/31/content_4513138.htm

http://www.xinhuanet.com/photo/2014-05/29/c_126564529.htm

http://news.hexun.com/2014-11-21/170645504.html

http://alt.xjkunlun.cn/xw/jnyw/2015/4675333.htm

https://scholar.harvard.edu/files/elliott/files/elliott_tcj_case_of_the_missing_

indigene__1.pdf

http://www.aisixiang.com/data/36593.html

https://twitter.com/i/moments/1034983653267230720

http://politics.people.com.cn/n1/2016/0603/c1001-28408115.html

https://news.sina.com.cn/c/nd/2016-09-20/doc-ifxvyqvy6809128.shtml

http://inews.ifeng.com/mip/50006760/news.shtml

http://lib.ylsy.edu.cn/bggg/20170330/165215.html

http://www.xinjiangnet.com.cn/2018/0203/2044552.shtml

https://www.academia.edu/37353916/NEW_Sept_2018_Thoroughly_Reforming_

Them_Towards_a_Healthy_Heart_Attitude_-_Chinas_Political_Re-Education_

Campaign_in_Xinjiang

http://www.cssn.cn/zjx/zjx_zjsj/201412/t20141224_1454905.shtml

http://wemedia.ifeng.com/70912224/wemedia.shtml

https://www.hrw.org/news/2017/09/10/china-free-xinjiang-political-education-

detainees

https://www.hrw.org/report/2018/09/09/eradicating-ideological-viruses/chinas-

campaign-repression-against-xinjiangs

https://www.hrw.org/news/2017/01/20/china-poised-repeat-tibet-mistakes

https://www.nchrd.org/2018/08/china-massive-numbers-of-uyghurs-other-

ethnic-minorities-forced-into-re-education-programs/

https://www.hrw.org/news/2016/11/21/china-passports-arbitrarily-recalled-

xinjiang

https://www.hrw.org/news/2018/09/09/china-massive-crackdown-muslim-region

https://www.hrw.org/news/2018/09/10/interview-chinas-crackdown-turkic-

muslims

https://www.ohchr.org/Documents/Publications/GuidingPrinciplesBusinessHR_

EN.pdf

Page 35: SAUDARA MUSLIM YANG TERLUPAKAN - syamina.orgsyamina.org/uploads/Laporan Edisi 13 Desember 2018.pdf · Komunis Chen Quanguo pindah dari Daerah Otonomi Tibet untuk mengambil alih kepemimpinan

SYAMINA Edisi 13 / Desember 2018

35

https://www.hrw.org/news/2018/08/06/us-firms-sales-chinas-police

https://www.bloomberg.com/news/articles/2018-08-03/google-is-said-to-be-in-

china-cloud-talks-with-tencent-others

https://www.hrw.org/news/2018/08/07/china-us-tech-firms-risk-complicity-

abuses

https://www.rfa.org/english/news/uyghur/detained-05232014165418.html

https://www.reuters.com/article/us-china-xi-security/chinas-president-warns-

against-growing-threats-to-national-security-idUSBREA3P0DW20140426

https://in.reuters.com/article/china-xinjiang/china-bans-beards-veils-from-

xinjiang-citys-buses-in-security-bid-idINKBN0G609U20140806

https://www.alaraby.co.uk/english/blog/2017/5/12/after-name-ban-china-arrests-

muslim-for-tweeting-quran

https://www.independent.co.uk/news/world/asia/china-ban-islamic-baby-

names-muslim-xinjiang-province-uyghurs-burqa-islam-jihad-human-

rights-a7700646.html

https://www.independent.co.uk/news/world/asia/islam-muslims-in-china-law-

xinjiang-rules-education-children-parents-banned-luring-uighur-a7365351.

html

https://learningenglish.voanews.com/a/muslims-in-western-china-told-to-turn-

in-qurans-relegious-items/4047077.html

https://www.bbc.com/news/world-asia-china-39460538

https://www.independent.co.uk/news/world/asia/china-re-education-muslims-

ramadan-xinjiang-eat-pork-alcohol-communist-xi-jinping-a8357966.html

http://nymag.com/intelligencer/2018/08/china-muslims-camps-uighur-

communist-party-islam-mental-illness.html

https://www.hrw.org/report/2018/09/09/eradicating-ideological-viruses/chinas-

campaign-repression-against-xinjiangs

https://www.businessinsider.sg/why-muslim-countries-arent-criticizing-china-

uighur-repression-2018-8/?r=US&IR=T