narasi perjuangan jabhatun nushrah - syamina.orgsyamina.org/uploads/reguler agustus...
TRANSCRIPT
1
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Narasi Perjuangan Jabhatun Nushrah
Analisis Video “The Heirs of Glory”
Daftar Isi
Narasi Perjuangan Jabhatun Nushrah 1
Kebangkitan Kembali Jihad 3
Pusat Jihad yang Siap Meledak 6
Abu Musab As-Suri 8
JN sebagai Front Al Qaeda 9
Lampiran Transkrip Video 11
____________________________
Tentang Kami
Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari
Lembaga Kajian SYAMINA (LKS). LKS merupakan
sebuah lembaga kajian independen yang bekerja
dalam rangka membantu masyarakat untuk
mencegah segala bentuk kezaliman.
Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh
pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh
semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit
sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari
sekian banyak media yang mengajak segenap
elemen umat untuk bekerja mencegah
kezaliman.
Media ini berusaha untuk menjadi corong
kebenaran yang ditujukan kepada segenap
lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas
dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya
mengemukakan gagasan ilmiah dan menitik-
beratkan pada metode analisis dengan uraian
yang lugas dan tujuan yang legal.
Pandangan yang tertuang dalam laporan ini
merupakan pendapat yang diekspresikan oleh
masing-masing penulis. Untuk komentar atau
pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan
e-mail ke: [email protected].
Seluruh laporan kami bisa diunduh di website:
www.syamina.org
2
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
“Pada masa lalu, Islam telah mengalami
kemenangan gemilang yang menyeluruh. Islam
telah membuktikan keberadaannya saat
memerangi pasukan Barat: pertama, pada masa
Khulafa Rasyidin, yaitu ketika Suriah dan Mesir
dibebaskan dari kekuasaan Yunani yang telah
membebani mereka selama hampir seribu tahun,
dan kedua pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi dan
Mamalik saat mengusir Pasukan Salib dan Tatar,
yang dikalahkan dan dihinakan…
Sekarang (umat) Islam sedang tidur lelap. Namun,
situasi global dapat membangunkannya untuk
sekali lagi mengambil dominasi…. Semoga, ini tidak
terjadi.”
Arnold Toynbee, Sejarawan Inggris
Kutipan di atas merupakan pembuka dari video
yang dirilis oleh Jabhatun Nushrah (JN), cabang
resmi Al Qaeda (AQ) di Suriah. Video mini-
dokumenter berdurasi 43 menit ini berjudul
Waratsatul Majd (Pewaris Kemuliaan). Video
tersebut juga diberi judul “the Heirs of Glory”
dengan subtitle berbahasa Inggris. Video ini
menceritakan perjalanan sejarah Islam dari sudut
pandang yang tidak biasa secara mainstream. Salah
satu fragmen penting yang ditampilkan adalah
rekaman momen puncak dari Serangan 11
September dan klip audio dari pidato Usamah bin
Laden.1
Dalam video tersebut, JN menyoroti rekaman
Serangan 11 September setelah mengulang
peringatan yang pernah disampaikan oleh Bin
1 Video tersebut disosialisasikan pada tanggal 26 Juni 2015 melalui akun Twitter resmi JN @ManaraMorasel (sekarang @SHMM_9). Lihat: https://justpaste.it/Glory_1
Laden pada tahun 1998. Bin Laden menegaskan
pada waktu itu bahwa gabungan kekuatan “Salibis-
Zionis” bertanggung jawab atas "agresi" terhadap
negeri kaum muslimin. Pendiri Al Qaeda juga
menggambarkan kehadiran tentara AS di Jazirah
Arab, terutama selama Perang Teluk, d sebagai
bagian dari plot yang sukses untuk menguasai Bilad
Al-Haramain (Negeri Dua Tanah Suci), yaitu Mekah
dan Madinah.
"Jadi kami berusaha untuk mendorong umat Islam
sehingga mereka mau bangkit untuk
membebaskan negeri-negeri mereka dan
melakukan jihad di jalan Allah, dan untuk
menegakkan hukum Allah, sehingga Kalimah Allah
menjadi yang tertinggi," demikian yang Bin Laden
sampaikan dalam klip rekaman wawancara dengan
Al Jazeera pada tahun 1998.
Kemudian narator video juga menjelaskan, "Pesan-
pesan dari Syekh Usamah terus tersampaikan ke
Barat, yang meminta mereka agar menghentikan
dukungan kepada orang-orang Yahudi di Palestina.
Dia mengajak mereka berkali-kali untuk
menghentikan penjarahan kekayaan umat Islam
dan agar meninggalkan Jazirah Arab."
Klip video dari serangan terhadap menara kembar
World Trade Center (WTC) muncul dalam video
seiring perkataan narator, "Namun, Amerika
bersikeras dan arogan. Dengan demikian, pilihan
untuk merespons dengan cara yang sama
ditemukan sebagai solusi yang paling efektif.
Dengan demikian, Barat jadi tahu bahwa umat
3
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Islam tidak akan pernah tinggal diam untuk
kejahatan yang dilakukan terhadap mereka, dan
bahwa mereka akan menolak penindasan dan
tirani."
Video dokumenter JN ini secara tidak langsung juga
menyajikan bantahan atas isu dan spekulasi bahwa
kelompok ini akan memutuskan hubungan dengan
Al-Qaeda. Mengingat peran penting JN dalam
perlawanan rakyat Suriah menentang rezim Bashar
Al-Assad, sebagian kalangan mencoba menutupi
atau menganjurkan JN untuk memutuskan
hubungannya dengan Al Qaeda.
Sejak awal tahun ini, sumber-sumber yang ada di
lingkungan mujahidin Suriah telah mengklaim
bahwa JN akan meninggalkan Al Qaeda. Salah satu
akun bahkan menyatakan bahwa Al Qaeda akan
membubarkan sepenuhnya. Klaim-klaim seputar
isu tersebut tampaknya mengabaikan bukti primer
dari sumber utama yang mengindikasikan tidak
benarnya isu tersebut. Termasuk fakta bahwa
beberapa petinggi JN membantah bahwa
perpisahan JN dan Al Qaeda sedang tertunda. Yang
jelas, kelompok-kelompok jihad global di luar
Suriah secara terbuka menyatakan kesetiaan
kepada Al Qaeda.
Tiga orang petinggi JN tampil dalam video resmi
mereka kali ini, yaitu Abu Sulaiman Al-Muhajir, Abu
Abdillah Asy-Syami, dan Abu Firas As-Suri.
Abu Sulaiman berpindah dari Australia untuk
mengambil bagian dalam upaya mediasi yang gagal
antara kelompok Daulah Islamiyah (the Islamic
State/IS) dan kelompok jihad kompetitornya. Pada
bulan Mei, ia pernah ditanya tentang rumor
perpisahan pada timeline Twitter-nya, yang dengan
segera akunnya (@abusulayman01) diblokir. Abu
Sulaiman membantah langsung bahwa JN akan
meninggalkan Al Qaeda. Ia mengatakan bahwa
kelompok tersebut memiliki baiat (sumpah setia)
untuk Aiman Azh-Zhawahiri dan sumpah ini hanya
dapat dibatalkan dengan seizinnya. Sebuah
screenshot dari salah satu tweet Abu Sulaiman
dapat dilihat di bawah ini.
.
Adapun Abu Firas As-Suri ialah veteran Al Qaeda
yang disalurkan dari Yaman ke Suriah setelah
revolusi meletus. Kemudian ia menjabat sebagai
salah satu juru bicara resmi yang terkemuka di
antara seluruh jajaran JN.
Kebangkitan Kembali Jihad
Sementara sebagian seruan jihad hari ini berfokus
pada keuntungan taktis, atau dalam kasus IS
dengan gambaran yang identik dengan
“kengerian”, JN justru mengambil pendekatan yang
berbeda dalam "The Heirs of Glory". Produksi video
ini tampak dimaksudkan untuk mengaitkan upaya
jihad saat ini di Suriah dengan usaha yang sudah
lama berjalan untuk mengembalikan kegemilangan
masa lalu ketika Khilafah Islamiyah tegak.
4
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Video dibuka dengan kutipan dari sejarawan
Inggris Arnold Toynbee, yang menulis bahwa
"Islam sedang tidur nyenyak." (“Islam is in a deep
slumber”). Toynbee menyimpulkan bahwa "situasi
global sewaktu-waktu dapat membangunkannya
untuk mendominasi sekali lagi." Kutipan dari
Toynbee juga mengungkapkan, "Mudah-mudahan,
ini tidak akan terjadi." Tapi, Al Qaeda dan umat
berharap itu bakal terjadi, dan mereka terus
bekerja untuk menghidupkan kembali khilafah
meski butuh waktu lama.
“Melalui video ini kami berupaya untuk
menggambarkan bahwa, meskipun masa
keterpurukan kita telah berlangsung selama
hampir dua abad, dahulu kita pernah memipin
dunia ini selama lebih dari dua belas abad,” kata
seorang jubir JN di awal video. “Pihak Barat sangat
bernafsu untuk menyebarkan kekalahan psikologis
di antara pemuda muslimin."
JN berpendapat bahwa "umat Islam telah
mengetahui bahwa umat kita saat ini, terutama
setelah revolusi (Arab Spring), telah mulai
mendefinisikan kembali tonggak kebangkitan
peradaban."
Penggunaan kata "kebangkitan" (inbi’ats) bukanlah
kebetulan semata. Publikasi berbahasa Inggris
terbaru dari As-Sahab, sayap media resmi Al
Qaeda, memberi nama majalahnya yang berbahasa
Inggris dengan nama Resurgence (Kebangkitan
Kembali), yang membawa pesan bahwa Al Qaeda
merupakan motor revolusi Islam global. Produser
video panjang untuk hari ketika kekuasaan khilafah
yang membentang di seluruh wilayah yang luas.
Hal ini dapat dilihat pada screenshot di bawah.
Perbandingan dengan peta wilayah Khilafah Islamiyah
per 750 M. (Wikipedia)
Dalam video tersebut, JN menggambarkan bahwa
para pemimpin Al Qaeda dan anggotanya sebagai
pewaris ideologis dari berbagai kelompok jihadis
lain yang berusaha untuk mengusir pengaruh asing
dari Dunia Islam dan mengembalikan Khilafah
Islamiyah.
5
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Salah satu tokoh jihadis tersebut adalah Dr.
Abdullah Azzam, sosok pelopor yang
membangkitkan kesadaran jihad sejak tahun 1980-
an. Ia adalah guru sekaligus sahabat dekat Usamah
bin Ladin. Dalam kutipan dari rekaman arsip JN, Dr.
Abdullah Azzam mengatakan, "Tiga abad yang lalu,
mereka berencana dan melakukan upaya sampai
mereka mampu (untuk) menggulingkan khalifah
muslim." (Lihat screenshot di bawah.)
Syekh Azzam mengatakan kepada pendengarnya,
"Akhirnya mereka merasa lega dari ‘hantu’ yang
menakut-nakuti mereka siang dan malam, dan
mengejar mereka ketika tidur dan ketika
terbangun, yang meninggalkan mata mereka saat
tidur serta membuat mereka merinding setiap kali
mereka ingat khilafah. Seluruh dunia sepakat
bahwa khilafah tidak pernah dapat izin untuk
bangkit kembali."
Dr. Abdullah Azzam meninggal pada tahun 1989.
Pembunuhnya sampai hari ini sulit untuk
diidentifikasi secara pasti. Namun, kata-katanya
masih membawa pengaruh besar hari ini, seperti
yang terlihat pada pencantuman dalam video JN
kali ini. Tokoh yang kurang dikenal lainnya juga
dimasukkan dalam mini-dokumenter ini, termasuk
Muhammad bin Abdul Karim Al-Khatthabi (yang
berjuang melawan pasukan Eropa di Maghrib pada
awal 1920-an) dan Umar Al-Mukhtar ("yang
berjihad di jalan Allah terhadap pendudukan Italia
[di Libya] dan menyebabkan mereka menderita
banyak kerugian pada rentang 20 tahun sampai ia
ditangkap setelah terluka").
Selanjutnya, ada Imam Syamil dan cucunya (yang
menentang "pendudukan Tsar Rusia” kemudian
“pendudukan Komunis " di Kaukasus Islam. Juga,
Izzuddin Al-Qassam (yang berjuang menentang
pendudukan Prancis di Suriah, "klien Alawiyah",
serta "pendudukan Inggris dan Yahudi di Palestina
sampai ia meraih syahadah pada tahun 1935.")
Situasi berubah. Namun, sepertinya negara-negara
Barat hanya berkenan menyerahkan kekuasaan
kepada para penguasa lokal. Menurut JN, ini
berarti bahwa Barat kini memerintah secara tidak
langsung. "Pemberontakan melawan pendudukan
muncul di banyak negeri Muslim yang memaksa
pendudukan untuk mengubah cara mereka; dari
pendudukan militer langsung dengan pekerjaan
tidak langsung, politik, dan ekonomi, setelah jalan
dimuluskan untuk tahap pascamiliter," kata narator
video.
"Fase pascamiliter" ini pada pertengahan abad ke-
20 melihat pengenalan konstitusi berdasarkan
prinsip Barat, sebagai lawan hukum syariah. Tetapi,
generasi baru jihadis yang menentang kekuatan-
kekuatan yang didukung Barat, termasuk Sayyid
Quthub, seorang ideolog utama yang berasal dari
6
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Ikhwanul Muslimin, Mesir. Klip penuntutan Quthub
di Mesir ditayangkan dalam video. (Lihat
screenshot di bawah).
"Di antara para pemimpin kebangkitan yang penuh
berkah, muncullah Sayyid Quthb, yang
mengobarkan perang terhadap konstitusi buatan
manusia, dan melalui tulisan-tulisannya
menyerukan undang-undang syariah dan
memberikan contoh terbesar melalui pengorbanan
dan ketabahan di atas agama sampai ia dihukum
mati dengan cara digantung pada tahun 1966,"
kata narator video.
"Ini setelah ia menolak untuk mencapai
kesepakatan dengan rezim Mesir dalam tawar-
menawar untuk meringankan hukumannya. Dia
menjawab tawaran mereka dengan mengatakan,
'Jari telunjuk yang membuktikan keesaan Allah
dalam shalat tidak akan pernah menulis satu kata
pun ketundukan terhadap aturan thaghut'."
Pujian JN untuk Sayyid Quthb tidaklah
mengherankan. Selama bagian kedua dari
wawancara dengan Al Jazeera, yang disiarkan
sekitar sebulan sebelumnya, Amir JN Abu
Muhammad Al-Jaulani mengatakan bahwa
organisasinya mengajarkan salah satu buku Quthb
di sekolah-sekolah yang mereka kelola di Suriah.
Menurut JN, sosok lain seperti Qutb adalah Syekh
Marwan Hadid, yang "meyakini bahwa ujian seperti
Partai Baath Suriah tidak dapat dihadapi kecuali
melalui jihad." Hadid mendirikan "Thali’ah
Muqatilah" dan "memulai usahanya di jalan jihad”,
tetapi kemudian ditumpas oleh tank-tank Partai
Baath pada tahun 1965. Dia mencoba lagi pada
tahun 1970 hingga tertangkap kemudian digantung
pada tahun 1975. "
Pusat Jihad yang Siap Meledak
JN menjelaskan bahwa pada awal 1980-an,
"gerakan jihadi tampil menantang rezim-rezim itu
dengan kekuatan senjata," tetapi "belum berhasil
mencapai tujuan mereka akibat bentrokan dengan
rezim yang brutal dan tidak seimbang, yang
didukung oleh kekuatan kaum kafir global."
Ini "upaya terutama berakhir pada penangkapan
dan pemenjaraan sampai jihad Afghanistan
melawan Rusia, ketika umat Islam, dari berbagai
lapisan masyarakat, menjawab panggilan Jihad.
Dan tanah Afghanistan menawarkan kesempatan
untuk mengumpulkan para mujahidin dunia.
Rekaman ikonik dari Aiman Azh-Zhawahiri di dalam
sel Mesir ditampilkan untuk menekankan
kegagalan upaya pra-Afghanistan ini. (Lihat
screenshot di bawah.)
7
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Konsep “pusat jihad” menyatakan bahwa
mujahidin, melalui kekuatan iman mereka sendiri,
mengusir Soviet dari Afghanistan pada 1980-an,
yang menyebabkan runtuhnya kekaisaran Soviet.
Video JN mengulangi penekanan ini, meskipun
banyak faktor lain yang bukan primer bisa
disebutkan.
Abu Firas As-Suri (lihat: foto di atas), veteran Al
Qaeda yang menjadi juru bicara JN itu,
menjelaskan kepada pemirs tentang pentingnya
kekalahan Uni Soviet dari perspektif jihadis.
"Sebenarnya, kemenangan mujahidin melawan
Rusia memiliki banyak efek. Saat itu Rusia dianggap
sebagai negara yang paling kuat kedua di dunia,
bahkan beberapa menganggapnya yang paling
kuat," kata Abu Firas. “Rusia dengan bangga
mengatakan bahwa mereka memiliki senjata nuklir
yang secara teori memiliki potensi untuk
menghancurkan Amerika sebanyak 280 kali,
sementara kita hanya ingin menghancurkannya
sekali.”
“Saudara-saudara kami, para mujahidin suci,
menghancurkan raksasa ini,” kata Abu Firas. “Ini
memberikan harapan dan kehidupan dalam jiwa
muslimin di seluruh penjuru dunia. Para Muslim
sanggup, jika ia berjihad dan bergantung pada
imannya, untuk mencapai banyak hal besar.”
Ikhtiar mujahidin di Afghanistan sebagai kunci
hanyalah satu bagian dari penggambaran dalam
video. Abu Firas menjelaskan bahwa apa yang Al
Qaeda berusaha untuk lakukan adalah
menyebarnya revolusi di seluruh dunia di mana
mayoritas Muslim berada. Hal ini agak berbeda dari
penjelasan sebagian analis Barat, yang sering
menggambarkan Al Qaeda sebagai kelompok yang
“secara dangkal” hanya berfokus pada menyerang
AS dan sekutunya.
Selama beberapa dekade setelah jatuhnya khilafah,
"konsep jihad di Syam absen dari pikiran orang,"
kata Abu Firas. "Tidak ada yang mendengar
tentang kata jihad. Pada kenyataannya, Syam
dianggap sebagai salah satu jantung wilayah yang
paling penting di Dunia Islam karena kedekatannya
dekat dengan Palestina, ke Hijaz (Arab Saudi), dan
berada di pusat dunia Islam. "
Abu Firas kemudian memperkenalkan pemirsa
pada konsep "pusat jihad yang siap meletus,"
bukan hanya di Syam, tapi di tempat lain. Dan ia
menarik pada pemikiran Marxis untuk menjelaskan
apa yang dimaksudkannya."
8
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Keberadaan pusat jihad terus meletus di Syam
sangat penting sehingga orang terus mendengar
tentang jihad," kata Abu Firas. “Bahkan teoris Barat
seperti Regis Debray dari Prancis, penulis
Revolution in the Revolution mengonfirmasi
perlunya pusat revolusi yang meletus secara
berkelanjutan agar revolusi terus berlangsung.”
Buku Debray adalah buku tentang perang gerilya,
terutama di Amerika Latin, dan menjadi rujukan
pendekatan revolusioner yang digunakan oleh
sayap kiri radikal pada pertengahan abad ke-20.
Abu Firas mengatakan bahwa “jelas dia bukan
teladan kita untuk dicontoh, begitu pula Castro
ataupun Guevara, tapi ini adalah fakta.” Dengan
demikian, penjelasan teori revolusi telah
memberikan banyak pelajaran bagi jihadis. Seperti
yang diketahui dari berbagai sumber—termasuk
Dokumen Abbottabad—bahwa Al Qaeda telah
mempelajari Che Guevara, Mao, dan revolusioner
politik lainnya dalam rangka lebih memahami kunci
keberhasilan dan kegagalan mereka.
"Fakta" tesis Debray "menjadi bukti dari apa yang
disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam," kata Abu Firas. “Dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim: “Akan terus ada
kelompok dari Umatku yang akan berperang di
jalan Allah, mereka tidak akan disakiti oleh mereka
yang menentang mereka.”
Abu Firas mengatakan ini berarti bahwa "akan
tetap ada kelompok jihadi yang berperang di Dunia
Islam, pusat untuk meletusnya jihad," sehingga
"orang-orang terus mendengar bahwa ada jihad di
Mesir dan Aljazair! Ada jihad di Kashmir dan India!
Ada jihad di Afghanistan!"
"Ide dari jihad secara praktik diterapkan dan terus
meletus serta dilaksanakan," kata Abu Firas.
“Bukan hanya menjadi sesuatu yang kita baca di
buku sejarah, bahwa zaman dahulu nenek moyang
kita biasa berjihad… tidak!”
Abu Musab As-Suri
Saat ini sosok Abu Musab As-Suri diperkirakan
sedang dipenjara di Suriah sejak penangkapannya
di Pakistan pada tahun 2005. Abu Musab
merupakan salah satu pemikir jihad berpengaruh
dalam 25 tahun terakhir dan masih sangat
dihormati di kalangan Al Qaeda. Kutipan panjang
dari Abu Musab dari karya pentingnya, Da’wah Al-
Muqawamah Al-Islamiyyah Al-‘Alamiyyah (“Seruan
Perlawanan Islam Global") juga ditampilkan dalam
video ini. (Lihat screenshot di bawah).
Mengacu pada ungkapan yang sama seperti yang
direferensikan oleh Abu Firas, Abu Musab menulis,
"Karena Allah berfirman untuk melindungi agama-
Nya dan Kitab-Nya dan menjaga kebenaran,
senantiasa ada kelompok dalam umat Islam yang
9
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
berjuang untuk agama, tidak memberi mudarat
orang-orang yang menghinakan mereka atau
orang-orang [yang] menentang mereka."
Oleh karena itu, menurut Abu Musab, "benih
Kebangkitan Islam dan kebangkitan yang diberkati
telah ditaburkan dari hari pertama setelah
jatuhnya khilafah, di berbagai madrasah
pemikiran." Semua “madrasah ini berupaya
menuju tujuan yang sama, yaitu kembalinya umat
Islam kepada agama, Syariah, dan hukum
Rabbnya."
Kemudian dalam video, JN menampilkan klip dari
Abu Musab menguraikan tema seputar ini dalam
salah satu kuliahnya. "Sekarang Kebangkitan Islam
sedang mencoba untuk menemukan solusi untuk
krisis kita," kata Abu Musab menjelaskan.
Sementara beberapa aktivis Islam berusaha
melakukan perubahan melalui cara lain, Abu
Musab dan Al Qaeda menyimpulkan bahwa ada
persoalan yang solusinya hanya dengan jihad. Abu
Musab mengatakan bahwa dia tidak meragukan
"niat yang baik" dari pihak lain yang berusaha
untuk mengakhiri "krisis" di dunia yang
berpenduduk mayoritas Muslim. Ia menambahkan
bahwa ia "menganggap niat mereka tulus."
Meskipun demikian, ia tidak sepakat. Hanya
jihadlah yang kemungkinan 'bisa berhasil dalam
membangkitkan sebuah daulah islamiyah. "Seperti
orang lain memiliki solusi yang diusulkan untuk
krisis, solusi kami adalah melalui senjata," kata Abu
Musab pendengarnya di rekaman video.
(Screenshot dapat dilihat di bawah).
Abu Musab melanjutkan, "Ini tidak akan selesai
tanpa senjata. Jenis krisis tidak bisa diselesaikan
tanpa senjata, karena ini adalah tentang
kekosongan pemerintahan, konflik dengan orang-
orang murtad, keberadaan tentara salib, yang
berarti keberadaan NATO, yang berarti pasukan
perang, adanya armada. Orang-orang Yahudi
berarti Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang
berarti Mossad, berarti bencana. Isu-isu ini tidak
diselesaikan melalui reformasi spiritual atau
tarbiyah!"
JN sebagai Front dari Al Qaeda
JN menggunakan ceramah Abu Musab untuk
memperkenalkan Al Qaeda sebagai salah satu
organisasi jihad yang diciptakan untuk mengatasi
"krisis." JN tidak bersembunyi dari warisan al
Qaeda. Kelompok Abu Muhammad Al-Jaulani ini
sepenuhnya mencakup al Qaeda sebagai organisasi
induknya.
"Adapun orang-orang yang memilih untuk
mengangkat tangan, solusi untuk setiap satu dari
mereka adalah untuk tetap teguh pada medan
10
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
perang mereka, membela kehormatan umat ini
terhadap [musuh], yang [telah] datang bersama-
sama dan sepakat untuk mencegah umat Islam
untuk bangkit kembali," kata narator JN.
"Di antara kelompok-kelompok yang berperang
adalah Al Qaeda, yang menganggap solusi untuk
fokus pada ‘kepala ular’ global, Amerika, dan
membuat langsung, kekuatan memukul mundur
menghadapi penghinaan mereka, sehingga dapat
menghentikan mengenai Muslim menjadi mudah
menangkap, menyerang mereka kapanpun dan di
manapun mereka tolong, tanpa memperhatikan
setidaknya konsekuensi. "
Pada poin ini JN juga memperkenalkan rekaman
arsip Bin Laden dan Azh-Zawahiri pada pra-11
September di Afghanistan. Klip Bin Laden dari
tahun 1998—tahun yang sama ia mendeklarasikan
front untuk menghadapi "Zionis dan Salibis),
adegan-adegan dari serangan 9/11 dan, terakhir
kutipan kata-kata penting dari Bin Laden.
Bagian terakhir dari video ini menunjukkan kutipan
kata-kata Bin Laden yang mengomentari Arab
Spring yang melanda Timur Tengah dan Afrika
Utara sesaat sebelum ia gugur pada Mei 2011.
"Jadi, kepada semua pejuang revolusi di seluruh
dunia, berpegang teguhlah dengan urusan Anda
dan berhati-hatilah dengan 'dialog.' Tidak ada jalan
tengah antara kebenaran dan kepalsuan, sekali-kali
tidak!"
Bin Laden memperingatkan, "Ingatlah bahwa Allah
telah menganugerahkan rahmat-Nya atas Anda
dengan hari ini, setelah itu akan datang yang lebih
baik. Anda adalah ksatria dan pemimpin saat ini. Di
tangan Anda ada kendali; umat telah
mempersiapkan Anda untuk hari yang
menakjubkan ini; melanjutkan perjalanan, dan
tidak takut kesulitan.... Perjalanan telah mulai ke
tujuan. Kebebasan telah berbaris tercantum dalam
[tekad]. Dan ketika memulai perjalanan mereka
dengan ikhlas, mereka tidak akan merasa lelah
atau pengorbanan mereka berhenti!"
JN percaya bahwa Revolusi Arab telah "diberi
hidup sekali lagi" dengan umat Islam. Dan
kelompok ini bangga untuk mewakili Al Qaeda
pada era baru ini. (F. Irawan)
Referensi:
Abu Mush’ab As-Suri, Da’wah Al-Muqawamah Al-
Islamiyyah Al-‘Alamiyyah, Minbar At-Tauhid wa Al-
Jihad, 2003.
Pieter van Ostaeyen, “Al-Manara al-Bayda: New video
by Jabhat an-Nusra: The Heirs of Glory”, 28 Juni 2015.
Thomas Joscelyn, “Al Nusrah Front celebrates 9/11
attacks in new video”, TheLongWarJournal, 29/6/ 2015.
* Link video terjemahan “The Heirs of Glory” dengan
subtitle berbahasa Indonesia bisa dilihat di:
http://www.kiblat.net/2015/08/03/video-edisi-
terjemah-heirs-of-glory-para-pewaris-kemuliaan
11
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Lampiran: Transkrip Terjemahan Video
The Heirs of Glory (Para Pewaris Kemuliaan)
“Pada masa lalu, Islam telah mengalami
kemenangan gemilang yang menyeluruh. Islam telah
membuktikan keberadaannya saat memerangi
pasukan Barat: pertama, pada masa Khulafa
Rasyidin, yaitu ketika Suriah dan Mesir dibebaskan
dari kekuasaan Yunani yang telah membebani
mereka selama hampir seribu tahun, dan kedua pada
masa Shalahuddin Al-Ayyubi dan Mamalik saat
mengusir Pasukan Salib dan Tatar, yang dikalahkan
dan dihinakan…
Sekarang (umat) Islam sedang tertidur lelap. Namun,
situasi global dapat membangunkannya untuk sekali
lagi mengambil dominasi…. Semoga, ini tidak
terjadi.”
Arnold Toynbee, Sejarawan Inggris
Pihak Barat sangat bernafsu untuk menanamkan
kekalahan psikologis dalam benak pemuda-pemuda
Muslim, untuk mempertahankan negara Islam dalam
kemunduran dan tidak lagi bangkit. Selain itu,
mereka telah berupaya melalui strategi yang disusun
dengan teliti untuk mengakarkan budaya mereka di
dalam komunitas Muslim, serta untuk mengubah dan
menghilangkan sejarah nenek moyang kita. Telah
diketahui bahwa negara kita kini, terutama setelah
revolusi, mulai membangun ulang tonggak
kebangkitan peradaban.
Di sini di Al-Manarah Al-Baidha untuk Media Islam.
Kami yakin akan perlunya menyambungkan masa kini
dengan masa lalu, sehingga kami berharap video
dapat menelaah kembali beberapa buku sejarah yang
mengagumkan untuk melihat sejarah gemilang
hingga saat ini. Melalui video ini kami berupaya untuk
menggambarkan bahwa, meskipun masa
keterpurukan kita telah berlangsung selama hampir
dua abad, dahulu kita pernah memipin dunia ini
selama lebih dari dua belas abad.
Sebelum tiba misi dari penutup para nabi,
Muhammad bin Abdullah (SAW), terdapat dua
kekuatan dunia, yaitu Kekaisaran Romawi dan Persia.
Sementara Jazirah Arab merupakan negara yang jauh
di sana yang penduduknya suku-suku yang saling
berperang, dan yang menyembah berhala. Kaum
yang kuat menindas yang lemah, ketidaksenonohan,
dan korupsi tersebar secara terbuka di antara
mereka.
Mereka menolak untuk meninggalkan apa-apa yang
disembah oleh nenek moyang mereka dan mengikuti
apa yang Allah tunjukkan. Mereka menolak untuk
menganggap apa-apa yang Allah izinkan sebagai yang
diizinkan untuk mereka dan apa-apa yang Allah
larang sebagai yang dilarang untuk mereka.
Begitu juga dengan perkara moral lainnya, seperti
minum alkohol, perjudian, pemalsuan, pembunuhan,
pencurian, penguburan hidup-hidup bayi perempuan,
penggunaan harta anak yatim, penindasan yang
merajalela, serta pelanggaran yang tidak dibenarkan.-
Benar adanya bahwa kaum Quraisy sejak dulu
memuja berhala. Namun, kaum Quraisy, seperti
kaum yang tidak beriman lainnya terbagi menjadi dua
golongan, golongan penguasa dan pemimpin serta
golongan pengikut.
Mereka yang mempertahankan pemujaan berhala
merupakan golongan pengikut karena yang mereka
khawatirkan adalah perkara-perkara konkret.
Sementara untuk golongan pemimpin dan penguasa,
pemujaan berhala penting bagi mereka selama hal
tersebut mengamankan loyalitas dan kepatuhan dari
para pengikut mereka untuk mereka.
Pada kenyataannya, perkara penyembahan berhala
bukan merupakan hal utama yang meresahkan
mereka. tetapi hal utama bagi para pemimpin dan
12
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
penguasa adalah kekuasaan. Siapa yang memegang
kekuasaan? Siapa yang memegang pemerintahan?
Seperti itulah keadaan Jazirah Arab sampai Allah
mengirim utusan-Nya, mengajak mereka kepada
tauhid, untuk membawa mereka keluar dari
kegelapan menuju cahaya, untuk mengatur hidup
mereka, memperbaiki akhlak mereka,dan
mengangkat mereka ke puncak peradaban dan
kemajuan di bawah syariah Yang Maha Penyayang.
Panggilan kepada tauhid ini menghasilkan generasi
istimewa, yang mana melalui usaha mereka, Allah
mencerahkan hati mereka dan membebaskan negeri
mereka. Mereka memerintah berdasarkan syariah
Allah, menyebarkan keadilan dan mengangkat
penindasan.
Ini merupakan generasi dari sahabat-sahabat yang
mulia, pencetak sejarah, pembangun negara, mereka
yang membangun kejayaan dan kehormatan untuk
negara Islam. Panggilan dari Rasulullah SAW
membesarkan generasi Al-Qur’an yang istimewa.
Perubahan yang fundamental terjadi dalam hati para
sahabat Radhiyalahu ‘anhum. Contoh paling nyata
adalah ‘Umar bin Al-Khattab (RA). Pada zaman
jahiliah, beliau adalah seorang Arab yang kasar dan
keras. Saat Umar (RA) menjadi seorang Muslim, Islam
mengubahnya.
Ajaran dari Rasulullah SAW mengubahnya. Begitu
pula persahabatannya dengan Rasulullah SAW, serta
yang beliau pelajari dari moral-moral Islam dan
kenabian. Umar menjadi contoh dari rahmat dan
kelembutan sampai pada titik beliau sangat takut
kepada Allah SWT.
Beliau juga khawatir tidak sanggup menunaikan hak-
hak muslimin dan juga hak-hak hewan. Beliau
mengatakan dalam salah satu pernyataannya yang
terkenal, “Seandainya ada kambing yang terporosok
di negeri Irak, aku takut Allah SWT akan bertanya
kepadaku kenapa aku tidak memperbaiki jalannya.”
Para sahabat yang mulia membawa misi untuk
menyebarkan agama ini, dan dimulailah penaklukan
Islam selama masa Khulafa Rasyidin. Karena itu,
cahaya dari panggilan Islam menyebar ke seluruh
Jazirah Arab, kemudian ke Negeri Syam dan Mesir,
dan mencapai Tunisia di barat, berlanjut ke Armenia
dan Azerbajian di utara, dan ke timur mencapai Irak,
daerah Sindh, dan Khurasan.
Perkara yang perlu dipertimbangkan mengenai
penaklukan ini adalah bagaimana muslimin penakluk
mampu membawa perubahan kepada masyarakat
dari negara-negara yang ditaklukkannya; sehingga
mereka mencintai dan mengadopsi agama barunya,
sampai menjadi agama yang mereka pertahankan
dan perjuangkan untuk disebarkan ke negara-negara
tetangga.
Dengan berakhirnya masa Khulafa Rasyidin, masalah
demi masalah mulai merayap masuk ke dalam tubuh
Negara Islam. Namun, semuanya cepat terkekang
kembali karena masih dekatnya masa tersebut
dengan masa kenabian.
Penaklukan Islam terus berlanjut selama masa
Khilafah Bani Umayyah dan negeri-negeri
dipersatukan. Para Muslimin mencapai Cina di timur,
Andalusia, Prancis Selatan di barat, dan sampai ke
Tembok Konstantinopel.
Bayangkan jangkauan negara itu; lebih besar dari
kerajaan manapun yang pernah manusia ketahui. Di
dalam jangkauan negara itu, bila Kekaisaran Romawi
dimasukkan, besarnya hanya akan mencapai sekitar
sepertiga atau setengahnya dari negara itu.
Selama Khilafah Umawiyah, para khalifahnya sendiri
ikut pergi berjihad dan mereka akan memerintahkan
putra-putra mereka untuk memimpin pasukannya.
Bukti paling nyata adalah aksi dari Hisyam bin Abdul
Malik bin Marwan, yang menahan gaji dari sanak-
saudaranya jika mereka tidak pergi berjihad melawan
Pasukan Salib Romawi.
Khilafah Bani Umayyah berdiri selama kurang lebih
90 tahun, di mana selama itu para Muslim berhasil
13
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
meraih penaklukan-penaklukan yang besar, hingga
perintah Allah tiba dan mengakhirkan dinasti mereka,
yang kemudian diwarisi oleh Khilafah Abbasiyah yang
melanjutkan perjalanannya. Selama Khilafah
Abbasiyah, Islam terhormat dan bermartabat.
Diceritakan tentang seorang wanita Muslim yang
ditangkap di Amorium (Kekaisaran Byzantium). Dia
berteriak memanggil Khalifah Abbasiyah Al-
Mu’tashim, “Wahai Mu’tashim!”
Seorang prajurit Romawi menjawabnya (dengan
sarkastis), “Biarkan Al-Mu’tashim datang kepadamu
dengan kuda hitam putih.” Dan saat Al-Mu’tashim
mendengar berita itu, dia memerintahkan untuk
pasukannya disiapkan, termasuk 80 ribu kuda hitam
putih!
Al-Mu’tashim membawa kampanye terkenalnya,
yang diabadikan oleh penyair Abu Tammam dalam
puisinya, di mana ia berkata:
Pedang lebih nyata dalam berita daripada tulisan
manapun, pada ujungnya adalah batasan antara
kesungguhan dan gurauan.
Dan Baghdad menjadi ibukota timur, dan tujuan dari
orang-orang yang datang dari segala penjuru untuk
mencari ilmu.
Pada saat yang sama, Kordoba merupakan ibukota
dari Eropa serta pusat peradaban dan ilmu-
pengetahuan di Barat. Khilafah Umawiyah, jika
dipertimbangkan dengan benar, merupakan masa
penaklukan.
Khilafah Abbasiyah merupakan masa dari keunggulan
dalam perkembangan dan peradaban, terkenal
dengan perkembangan ilmiah di bidang ilmu agama
dan materi. Contohnya pada bidang ilmu agama,
mereka membuat perkembangan dalam ilmu syariah
Islam, dalam ilmu bahasa dan penyebaran dari empat
mazhab ilmu hukum Islam dan lainnya.
Selain itu, terdapat pula perkembangan dalam ilmu
dunia, yaitu ilmu kedokteran dan teknik dan bidang
lainnya. Jadi, dapat dikatakan Khilafah Abbasiyah
adalah masa keilmiahan, pembangunan intelektual,
arsitektur, dan juga seluruh aspek peradaban.
Khilafah Abbasiyah memasuki tingkat-tingkat
terakhirnya dan mulai kehilangan komponen-
komponennya yang jauh, yang menyebabkan
pemisahan dari beberapa emiratnya. Namun, mereka
tidak menghentikan sedikitpun pertarungannya
melawan pasukan Salib, yang berhasil memasuki
beberapa daerah di Syam.
Imaduddin Az-Zinki bangkit melawan mereka dan
bertempur di jalan Allah. Melanjutkan
perjuangannya, putranya, Nuruddin Al-Zinki,
menetapkan peraturan utama untuk jihad melawan
Pasukan Salib di Syam.
Shalahuddin Al-Ayyubi mengikuti jejak para Zinki dan
Ayyubi serta menyatukan Mesir dan Syam di bawah
satu panji, dan karena itu, Jerusalem bebas dari
tangan para Pasukan Salib pada tahun 583 H (1187
M). Dalam Perang Hittin sebagai puncak dari
perjuangan, yang bertahan selama lebih dari 40
tahun.
Percikan muncul di sana-sini, seperti Al-Muzhaffar
Qutuz dan Azh-Zhahir Baibars di Mesir yang bangkit
melawan serangan Tatar yang dipimpin oleh Hulagu,
yang hampir menghancurkan kekuatan Islam di
dunia. Mereka mendorong negara Islam untuk
bangkit dalam kewajiban mereka untuk berjihad dan
mempertahankan Islam sehingga Allah memberikan
mereka kemenangan melawan Kaum Tatar, mengirim
kembali mereka dalam usaha yang sia-sia setelah
pertempuran Ain Jalut.
Yusuf bin Tasyfin yang zuhud bangkit di tanah Al-
Maghreb, dan melaluinya Allah menyatukan Maghrib
Raya dan Andalusia. Demikianlah, beliau
mendapatkan kekuatan militer dan kekaguman dari
pada Muslim di daerah itu, setelah terbagi-bagi
menjadi kelompok dan negara bagian, dimanipulasi
oleh Pasukan Salib selama masa Thawa’if.
14
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Pada abad ke-10 Hijriah Allah mengizinkan negara
Islam kembali bersatu di bawah satu panji. Khilafah
Utsmaniyah berhasil menyatukan Negara Islam di
bawah Khalifah Utsmaniyah Salim I setelah Pasukan
Salib ditaklukkan. Mereka telah menyerang pesisir
Negara Islam setelah mereka mengalahkan
Kekaisaran Byzantium dan menaklukkan ibukotanya,
Konstantinopel, sehingga kekuatan militer dari para
Muslim diperkuat sekali lagi.
Kaum muslimin bertambah dalam hal kekuatan dan
perluasan selama Dinasti Utsmaniyah, saat tanah
para Muslim dibersihkan dari Pasukan Salib. Mereka
mampu memasuki pedalaman Eropa sampai
mengepung Wina.
Sultan Utsmaniyah mungkin adalah orang yang paling
berkuasa pada abad ke-16 dan 17. Khilafah
Utsmaniyah mampu membentuk pasukan yang
sangat ditakuti Eropa. Masa Sulaiman dapat dilihat
sebagai periode waktu di mana Eropa sangat kagum
dan takut pada Khilafah Utsmaniyyah.
Pada masa Khilafah Utsmaniyah, muslimin memiliki
kehormatan yang tinggi. Pada waktu itu Laut
Mediterania dianggap sebagai Danau Utsmaniyah
(Islam). Juga pada Dinasti Utsmaniyah, Laut Merah
dianggap sebagai Laut Suci karena kedekatannya
dengan kedua Tempat Suci (Mekah dan Madinah),
serta kapal-kapal Pasukan Salib tidak diizinkan
masuk.
Untuk mengetahui seberapa besar kehormatan yang
dicapai para Muslim selama masa ini, Sang Perwira
Sultan Sulaiman Yang Agung biasa menulis awalan
suratnya dengan kutipan dari Al-Quran Al-Karim:
“Sesungguhnya ini adalah dari Sulaiman, dan ini
dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang.”
Ini menandakan tingkat dari kehormatan yang
dinikmati kaum Muslim selama masa itu
Cukup diketahui bahwa ketujuh negara dari daerah
Balkan masuk ke dalam negara Islam pada masa
Khilafah Utsmaniyah.
Bani Utsman terkenal dengan semangatnya yang kuat
untuk agamanya. Selama masa kekuatannya yang
menyebar hingga abad ke-19 Masehi, muslimin
berjalan dengan tegak dan bangga akan
hubungannya dengan negara Islam.
Jika Anda bertanya kepada orang Eropa manapun,
siapa itu orang-orang muslim, mereka akan
menjawab, “Orang-orang Turki,” “Orang-orang
Utsmaniyyah,” “Merekalah yang kami takuti.”
Namun, semakin menjauhnya Utsmaniyyah dari
bahasa Arab dan kecenderungannya terhadap ajaran
Sufi, dan juga penyebaran dari penindasan yang
menyebabkan negara mereka perlahan-lahan
menyimpang dari jalan yang lurus saat muncul faktor-
faktor yang menyebabkan kehancuran internal
negara dan kemudian kejatuhannya.
Terdapat cara-cara kehancuran, siapa yang
mengikutinya akan dihancurkan. Begitu pula ada cara
untuk membentuk pemerintahan, dan siapa yang
mengikutinya dapat memperolehnya.
Imam Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya Allah
memberikan pemerintahan kepada negara yang adil
meskipun ada orang-orang yang tidak beriman, dan
Dia tidak memberikan pemerintahan kepada negara
yang zalim, meskipun ada orang-orang Islam.” Ini
disebabkan ada cara-cara, dan cara-cara tersebut
datang dari Allah.
Negara Utsmaniyyah memilih jalan kehancuran:
penindasan semakin menyebar, pasukan Janissary,
pembunuhan saudara, hal-hal yang tidak dibenarkan.
Ini dan juga faktor-faktor lain berkontribusi besar
terhadap melemahnya kekhalifahan.
Disertai tambahan kekuatan-kekuatan baru yang
muncul di pertempuran seperti Inggris, Prancis, dan
Rusia. Target dari negara-negara tersebut adalah
menghancurkan Khilafah Utsmaniyah untuk
15
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
membagikan tanahnya di antara mereka dan
menghancurkan sejarah serta kultur Islam dari benak
generasi masa depan.
Bagian Islam dan bagian Arab belum menemukan
sejarah mereka karena sejarah mereka dihancurkan
dengan sengaja pada masa kolonisasi. Sayangnya,
saat mereka menemukannya, adalah dalam bentuk
kepingan-kepingan sejarah.
Pasukan Salib Barat telah lama menyadari tingkat
kekuatan dan solidaritas dari peradaban Islam. Sejak
kekalahan mereka dalam Perang Salib, mereka
menyibukkan diri mereka dalam studi yang
terorganisir untuk mencari sumber kekuatan para
Muslim.
Mungkin apa yang dilaporkan oleh peneliti Amerika,
David Fromkin—dalam bukunya “Kedamaian untuk
Mengakhiri Seluruh Kedamaian”—memperjelas
beberapa usaha politisi Inggris di awal abad ke-20
untuk mengerti khilafah. Pemisahan antara otoritas
duniawi dan spiritual, yang terjadi pada Eropa abad
pertengahan, tidak terjadi dalam Dunia Islam.
Kitchener (dan lainnya) salah menganggap bahwa
khalifah merupakan pemimpin spiritual saja. Dalam
Islam, seluruh aspek kehidupan, termasuk
pemerintahan dan politik, termasuk ke dalam
pemerintahan Syariah, sehingga di mata muslim
Sunni, seperti Sultan Utsmaniyah dan Amir Makkah,
kekuasaan Khalifah meliputi menegakkan Syariah.
Yang tidak dilihat oleh Kairo Inggris adalah bahwa
khalifah juga merupakan amir: pemerintah dan
pemimpin di pertempuran dan juga imam dalam
ibadah.
Setelah Perang Salib, pihak Barat melihat bahwa
kaum Muslim tidak dapat dikalahkan dengan militer,
sehingga Prancis dan Inggris bersegera mencari
celah-celah dari dalam Kesultanan Utsmaniyyah,
sementara Rusia berusaha untuk memecah
Kesultanan secara militer. Prancis dan Inggris lama
berusaha keras untuk menghancurkan Kesultanan
Utsmaniyah, tetapi mereka menunggu waktu yang
tepat untuk melakukannya.
Prancis dan Inggris sama-sama memiliki rencana
untuk menghancurkan Kesultanan Utsmaniyyah.
Rencana dasar Prancis adalah untuk menjadikan
seorang Arab dari keturunan Rasulullah SAW,
membuatnya sebagai tokoh pemimpin yang penting,
dan menjadikan orang-orang Arab berkumpul
bersamanya untuk memulai revolusi melawan
Kesultanan Utsmaniyah, dengan Prancis sebagai
diktator yang mengatur pemimpin boneka tersebut.
Inggris mengetahui rencana ini, mencurinya dari
Prancis, dan memilih Syarif Husain untuk
menjalankan rencana yang sama. Mereka
meyakinkannya untuk melawan Utsmaniyah bersama
mereka, untuk membentuk Khilafah Arab, di mana
dia akan menjadi khalifah. Mereka memberinya
banyak janji (secara diam-diam) bahwa dia akan
menjadi amir dari Syam bagian Asia,
Perjanjian Sykes-Picot adalah persetujuan antara
Inggris dan Prancis yang dibuat pada sekitar
pertengahan perang mengenai bagaimana Timur
Tengah akan dibagi sesuai keuntungan mereka
masing-masing saat perang berakhir.
Ini adalah perjanjian yang esensial untuk dipegang
menurut Skyes, karena dia telah diberitahu oleh
teman-teman Arabnya di Kairo bahwa sangat penting
bagi Inggris mengetahui apa yang dapat mereka
berikan untuk pemimpin Arab yang diharapkan,
Syarif Hussein. Sebelum mereka tahu apa yang dapat
mereka berikan untuknya, mereka harus tahu apa
yang mereka berikan untuk Prancis.
Perjanjian itu menyatakan bahwa Syam (Suriah,
bukan seluruh Syam) menjadi milik Prancis.
Sebagaimana yang diketahui dalam Deklarasi Balfour
pada tahun 1917. McMahon meyakinkan Syarif
Husain akan perlunya orang-orang Yahudi yang
malang dan tertindas (secara sarkastis) untuk kembali
ke Palestina, dan untuk Palestina menjadi negara
mereka.
16
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Husain menyetujui semua dari perjanjian itu. Untuk
Palestina menjadi negeri orang-orang Yahudi, untuk
Suriah dan Lebanon menjadi milik Prancis, dan untuk
anaknya Abdullah menjadi raja di Yordania.
Perang Salib yang baru berakhir dengan invasi Inggris
pada Palestina pada tahun 1917 M, di bawah
komando Jendral Allenby yang berkatan saat
memasuki Jerusalem, “Kini Perang Salib telah
berakhir.”
Kaum kafir dunia mengalirkan rantai dari rencana
yang detil dan konspirasi yang diawali dengan
melemahkan Kesultanan Utsmaniyah, khilafahnya,
yang mengawali keruntuhannya. Untuk
memastikannya tidak bangkit dengan cepat, mereka
mengukung Negara Islam dengan dua belenggu yang
kuat:
Pertama adalah perjanjian yang membagi-bagi
negara Islam, terutama perjanjian Sykes-Picot, yang
memisahkan pusat dari negara Islam, yaitu Dunia
Arab.
Kedua adalah Deklarasi Balfour, saat kekuatan kaum
kafir dunia memberikan dan menjanjikan orang-
orang Yahudi tanah air di Palestina.
Tiga abad yang lalu mereka merencanakan dan
menyusun. Akhirnya mereka mampu menjatuhkan
Khalifah Muslim Sultan Abdul Hamid pada tahun
1909 M dan kemudian Khilafah pada 2-2-1924.
Akhirnya, mereka terbebas dari hantu yang biasa
menghantui mereka siang malam. Yang mengejar
mereka saat tidur dan bangun, yang membuat mata
mereka tidak bisa tidur dan membuat mereka takut
setiap kali mereka mengingat kekhalifahan. Seluruh
dunia setuju bahwa khilafah tidak diizinkan untuk
bangkit kembali.
Demikianlah, jatuh kerajaan terakhir yang
menyatukan umat Muslim dan menolak rencana-
rencana orang-orang kafir terhadap mereka.
Meskipun begitu, ruh jihad tidak mati dalam negara
Islam, karena para pencari kemuliaan telah dikirim
untuk melawan pasukan yang menjajah negara yang
diduduki kaum Muslinm dan mengajarkan mereka
pelajaran yang besar yang telah diabadikan dalam
buku-buku sejarah.
Di Maghrib Islam, Amir Muhammad bin Abdul Karim
Al-Khattab muncul, yang berhasil mengalahka
pasukan dari kelima negara Eropa dalam
Pertempuran Annual pada tahun 1921 M, di mana 10
ribu tentara dan lebih dari 100 jenderal ditangkap.
Reputasinya menyebar sebagai ikon dari peperangan
gerilya modern.
Di Libia bangkitlah Singa Padang Pasir, Umar Al-
Mukhtar, yang berjihad di jalah Allah melawan
pendudukan Italia dan menyebabkan banya
kerusakan dalam selang waktu 20 tahun hingga ia
ditangkap setelah terluka. Para penjajah
mengeksekusinya, dengan kalimat terakhirnya, “Kami
tidak menyerah…kami menang atau kami mati.”
Di Kaukasus Islam, cucu dari Imam Syamil
melanjutkan untuk melawan pendudukan Tsar Rusia,
kemudian pendudukan Komunis pada tahun 1934 M,
dalam jihad yang pada saat itu pada abad ke-3nya,
tanpa mundur atau menyerah.
Di Syam, syaikh dari mujahidin muncul, Izzuddin Al-
Qassam, dari Jablah, sebuah kota di Suriah. Ia
berperang melawan pendudukan Prancis dan
kliennya, para Alawi, di penjuru pesisir Suriah.
Jihadnya menyebar hingga ke pendudukan Inggris
dan kumpulan Yahudi di Palestina, hingga ia syahid
pada tahun 1935 di dekat Jenin, dalam pertempuran
yang memberikan jalan untuk pemberontokan besar
pertama di Palestiina pada tahun 1936.
Pemberontakan terhadap pendudukan muncul di
banyak negara Muslim yang memaksa penjajah untuk
mengubah cara mereka dari penjajahan militer
menjadi penjajahan politik dan ekonomi, setelah
diberikan jalan untuk fase pascamiliter.
Syaikh Abu Mush’ab as-Suri menulis dalam bukunya
Seruan Perlawanan Islami Global:
17
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
“Untuk tahap ini… penjajah Eropa melanjutkan
rencana mereka untuk ghazwul fikri melawan kaum
muslimin dalam rangka mendapatkan dominansi
absolut atas mereka.
Para penjajah membentuk pemerintahan politik dan
elit di bawah supervisi mereka di negara-negara
Muslim, dan menyiapkannya untuk menjadi
representasi mereka di daerah itu untuk mencapai
tujuan mereka, sementara mereka (para penjajah)
bebas dari tanggung jawab untuk konfrontasi dengan
pihak perlawanan.
Karena kepemimpinan nasional ini muncul di depan
masyarakat sebagai simbol kemerdekaan, sehingga
‘kemerdekaan’ itu diumumkan di negara-negara
kami, agar anak-anak kami yang lulus dari sekolah
hukum di universitas Barat membentuk konstitusi,
legislasi, dan hukum yang dibangun pada fondasi
hukum Barat….
Legislator ini, yang mencuri hak dari Yang Mahakuasa
dan legislasi melanjutkan membuat hukum dan
menyusun konstitusi yang berasal dari hukum Prancis
dan Inggris yang kemudian menjadi fondasi tempat
bergantungnya otoritas dan juga kerangka politik di
negara Muslim.
Karena Allah berfirman akan menjaga agama-Nya
dan Kitab-Nya serta menjaga kebenaran abadi,
senantiasa ada kelompok dalam negara Islam yang
bertempur untuk melawan. Tidak merugikan mereka
pihak yang menjatuhkan dan menentang mereka.
Benih dari kebangkitan Islam dan kebangkitan yang
diberkahi disemai sejak hari-hari pertama setelah
keruntuhan kekhalifahan antar berbagai madrasah
pemikiran. Namun, semuanya berjuang menuju
tujuan yang sama, yaitu kembalinya negara Islam
kepada agamanya, syariahnya, dan hukum Rabbnya.
Di antara pemimpin-pemimpin dari kebangkitan yang
diberkahi tersebut adalah Sayyid Quthb, yang
memerangi konstitusi buatan manusia dan melalui
tulisannya meminta legislasi Syariah dan menetapkan
contoh yang paling besar melalui pengorbanan dan
ketegarannya dalam agama hingga ia dihukum
gantung pada tahun 1966.
Demikianlah, setelah ia menolak membuat perjanjian
dengan rezim Mesir sebagai ganti keringanan
hukumannya. Beliau merespons tawaran mereka
dengan berkata, “Jari telunjuk yang bersaksi akan
keesaan Allah saat sholat tidak akan menulis satu
katapun untuk mengakui kekuasaan seorang tiran.”
Di Suriah, Syaikh Marwan Hadid melanjutkan di jalan
yang sama. Beliau yakin bahwa bencana seperti di sisi
Ba’ath Suriah tidak dapat dilawan kecuali dengan
jihad, sehingga beliau membentuk Thali'atul
Muqatilah (Pejuang di Barisan Terdepan) dan
memulai upayanya dalam jihad, yang ditekan oleh
tank-tank pihak Ba’ath pada tahun 1965.
Beliau mengulang usahanya pada tahun 1970, hanya
untuk ditangkap dan digantung pada tahun 1975,
semoga Allah merahmatinya. Setelah itu, revolusi
jihadi modern yang paling lama dimulai melawan
pemerintahan penjajah di dunia Arab, berakhir pada
kejadian di Hama pada tahun 1982, yang
mengungkap kebencian rezim Alawi terhadap
muslimin.
Konsep Jihad di Syam absen dari pikiran
penduduknya. Bahkan tidak ada yang pernah
mendengar kata Jihad sebelumnya. Pada
kenyataannya, Syam dianggap sebagai salah satu
pusat paling penting di Dunia Islam karena jaraknya
yang dekat dengan Palestina, dengan Hijaz dan
menjadi pusat dari dunia Islam.
Adanya jihadi yang meletus secara berkelanjutan
berpusat di Syam adalah kritis agar orang-orang terus
mendengar tentang jihad. Bahkan teoris barat seperti
Regis Debray dari Prancis, penulis ‘Revolusi dalam
Revolusi’ mengonfirmasi diperlukannya pusat
revolusi yang meletus secara berkelanjutan agar
revolusi terus berlangsung.
Jelas, dia bukan teladan kita untuk dicontoh, begitu
pula Castro ataupun Guevara, tapi ini adalah fakta;
fakta yang menjadi bukti dari apa yang disampaikan
18
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim “Akan senantiasa ada kelompok dari umatku
yang akan berperang di jalan Allah. Mereka tidak
akan disakiti oleh pihak yang menentang mereka.”
Ini berarti akan ada kelompok dari umat Nabi yang
akan berperang di jalan Allah sehingga akan terus ada
kelompok jihadi yang berperang di Dunia Islam, pusat
untuk meletusnya jihad, dan orang-orang akan terus
mendengar ada jihad di Mesir dan Aljazair! Ada jihad
di Kashmir dan India! Ada jihad di Afghanistan!
Ide dari jihad secara praktek diaplikasikan dan terus
meletus dan diimplementasikan. Bukan hanya
menjadi sesuatu yang kita baca di buku sejarah,
bahwa zaman dahulu nenek moyang kita biasa
berjihad… tidak!
Di seluruh negeri-negeri Islam, gerakan jihadi tampak
menantang rezim-rezim itu dengan angkatan
bersenjata. Namun, mereka belum berhasil mencapai
tujuan mereka akibat bentrokan dengan rezim yang
kasar dan tidak adil, yang didukung oleh kekuatan
kaum kafir dunia.
Usaha-usaha seperti itu pada umumnya berakhir
dengan penangkapan dan hukuman penjara, sampai
jihad Afghanistan melawan Rusia, saat kaum Muslim
dari berbagai jalan hidup menjawab panggilan jihad,
dan bumi Afghanistan memberikan kesempatan
untuk menyatukan mujahidin-mujahidin di dunia.
Perang Afghanistan berlangsung selama 10 tahun di
mana mujahidin lokal dan asing mencatat banyak
aksi-aksi heroik. Mereka mampu menyebabkan
jatuhnya salah satu kekuatan dunia yang paling besar
saat itu. Mujahidin mampu menjatuhkan Uni Soviet
setelah penyerangan mereka, dan negara Islam
kemudian merasakan kemenangan untuk pertama
kalinya di abad ke-20.
Sebenarnya, kemenangan mujahidin melawan Rusia
memiliki banyak pengaruh. Rusia dianggap sebagai
negara terkuat kedua di dunia, dan beberapa
menganggapnya yang paling kuat. Rusia dengan
bangga mengatakan mereka memiliki senjata nuklir
yang memiliki potensi, dalam teori, untuk
menghancurkan Amerika sebanyak 280 kali,
sementara kita hanya ingin menghancurkannya sekali
saja.
Saudara-saudara kami, para mujahidin suci,
menghancurkan raksasa ini. Ini memberikan harapan
dan kehidupan di jiwa-jiwa para Muslim di penjuru
dunia. Para Muslim sanggup, jika ia berjihad dan
bergantung pada imannya, untuk mencapai banyak
hal-hal besar.
Setelah kejatuhan Uni Soviet, dunia memasuki
tahapan kekuasaan unipolar di seluruh penjuru
dunia, tanpa ada kekuatan yang menyandinginnya,
Amerika menunjuk dirinya sebagai penguasa dunia
dan mengambil alih media global, mempromosikan
dirinya sebagai pelindung kedamaian dan
kemakmuran dan istilah-istilah ‘lembut’ lainnya,
sementara bersembunyi di belakangnya adalah
kebencian para pasukan salib terhadap Islam.
Pada kenyataannya, Amerika bekerja untuk
membangun Yahudi di Palestina, mengirim pasukan
dan sarana militernya ke negeri dua tempat suci dan
mencuri kekayaan dan sumberdaya dar i tanah
orang-orang Muslim. Di balik kenyataan pahit ini,
para elit yang tulus dari putra-putra negara Islam
setuju bahwa keadaan negara-negara Islam sekarang
ini adalah bencana besar dan yakin akan perlunya
pergerakan untuk mengubah kenyataan itu.
Kini kebangkitan Islam sedang mencari solusi untuk
krisis kita, Tabligh sedang berusaha menyelesaikan
krisis kita, dengan beragam madrasah pemikiran
mereka yang berbeda. Salafi sedang berusaha
menyelesaikan krisis kita, Ikhwanul Muslimin sedang
berusaha menyelesaikan krisis kita, Hizbut Tahrir
sedang berusaha menyelesaikan krisis kita, At-Takfir
wal Hijrah sedang berusaha menyelesaikan krisis kita,
semua mengklaim metode untuk menyelesaikan
krisis kita.
Jadi, apa solusinya sekarang? Kita sedang berada
dalam krisis. Kita tidak membicarakan krisis
19
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
kebangkitan atau krisis mujahidin, melainkan krisis
umat secara keseluruhan. Apa solusinya?
Contohnya Tabligh, mereka melihat solusinya yaitu
melalui perbaikan diri tiap individu. Jika setiap
individu memperbaiki diri, maka masyarakat akan
memperbaiki diri, dan masyarakat yang bersih akan
menghasilkan pemerintahan yang bersih.
Ini dia! Melalui perbaikan individu dan membawa
muslim kembali kepada Allah, dari lingkungan yang
kurang bermoral ke lingkungan yang saleh.
Sufi menganggap solusinya adalah melalui
mengumpulkan orang-orang dan secara spiritual
membersihkan mereka melalui ibadah. Jika jiwa
mereka telah dibersihkan dan sikap mereka menjadi
lurus, mereka akan bertindak lurus.
Saudara-saudara kita, Salafiyun, mengatakan, “Tidak,
tanpa iman yang kuat, tidak akan ada yang kuat.”
Karena itu, mengoreksi iman orang-orang akan
mengarahkan kepada masyarakat dengan iman yang
kuat.
Menyebarkan dakwah salafiyah, tauhid murni, iman
yang murni, dan mengikuti jejak para pendahulu kita
dan tradisi beragama yang murni akan mengarahkan
ke komunitas yang saleh dengan benar. Dan karena
itu, “Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
hingga mereka mengubahnya sendiri.” (Q.S. 8: 53).
Jika mereka mengubah diri mereka sendiri, realitas
mereka akan berubah. Mereka menyimpulkan
solusinya seperti itu. Adapun At-Takfir wal Hijrah
menganggap solusinya adalah untuk melihat massa
Muslim sebagai orang-orang yang tidak beriman dan
berpisah dari mereka sepenuhnya.
Intinya, ada solusi-solusi yang diberikan dan visi-visi
yang ada sangat banyak. Semua memberikan solusi
untuk keluar dari krisis, dengan mengabaikan orang-
orang yang tersesat dan salah arah.
Saya memiliki asumsi yang baik untuk semua solusi
yang disebutkan tadi dan menganggap niat mereka
tulus. Secara umum, para penganut dari semua solusi
yang disebutkan tadi melihat krisis.
Ini adalah bagaimana pikiran dan kontemplasi
mereka menjadikan mereka berpikir. Ini adalah solusi
dari perspektif mereka.
Sebagaimana semua orang memiliki solusi untuk
krisis, solusi kami adalah melalui senjata. Tidak akan
terselesaikan tanpa senjata.
Krisis seperti ini tidak bisa diselesaikan tanpa senjata.
Karena ini adalah tentang kosongnya pemerintahan.
Konflik dengan orang-orang murtad, keberadaan
pasukan Salib, berarti keberadaan dari NATO, berarti
pasukan perang, adanya armada.
Orang-orang Yahudi berarti Pasukan Pertahanan
Israel (IDF), berarti Mossad, berarti bencana. Isu-isu
ini tidak diselesaikan melalui perbaikan spiritual atau
tarbiyah (saja)!
Bagi mereka yang memilih untuk menangkat senjata,
solusi dari tiap-tiap mereka akan untuk berdiri teguh
di medan perang, mempertahankan kehormatan dari
negara ini dengan melawan musuh, yang datang
bersama dan bersepakat untuk mencegah
kebangkitan kembali negara Islam.
Di antara kelompok-kelompok yang berperang ini
adalah Al-Qaidah, yang menganggap solusinya adalah
difokuskan pada pusat dari kekafiran, Amerika, dan
menciptakan kekuatan perlawanan yang cepat untuk
melawan keangkuhan mereka. Harapannya, mereka
(Amerika) berhenti menganggap muslim sebagai
tangkapan mudah dan berhenti menyerang mereka
kapanpun dan di manapun; sesuka hati tanpa
memperhitungkan konsekuensinya.
Namun, Amerika bersikeras dan arogan sehingga
pilihan untuk merespons dengan cara yang sama
dianggap sebagai solusi paling efektif, agar Barat tahu
bahwa kaum muslimin tidak akan tinggal diam
terhadap kejahatan-kejahatan yang dilakukan
terhadap mereka, dan mereka akan terus melawan
penindasan dan kezaliman.
20
Laporan Reguler SYAMINA Edisi XX/Agustus 2015
“Kalian bersama kami, atau kalian bersama teroris.”
Setelah Peristiwa 11 September, penguasa Amerika
mengungkap wajah aslinya. Klaim mereka atas
kebebasan terlihat, yang selama ini menggunakan
topeng demokrasi dan hak asasi manusia, yang biasa
mereka gunakan untuk membohongi masyarakat.
Dengan demikian, Perang Salib kembali ke asal mula
mereka. Selama bertahun-tahun, para penjajah
hanya melawan negara-negara Muslim yang mereka
catat melalui negara klien mereka yang ada di daerah
itu.
Generasi ini telah menyadari hakikat dari Amerika
dan para penguasanya. Standar kehidupan dan sosial
mereka memburuk, dan menjadi sangat disulitkan
oleh kezaliman pemimpin-pemimpin dan penindasan
mereka.
Ketegangan umum telah meningkat, menghasilkan
pemberontakan sosial yang besar, mengguncang
tahta para penindas, menggulingkan para penganiaya
di Tunisia, Mesir, Libia, dan Yaman, sementara
revolusi berlanjut melawan tirani Syam.
Negara Muslim telah diberi kehidupan sekali lagi
dengan para penyeru pembaruan. Semoga Allah
memberkahi revolusi ini.
Untuk semua revolusioner di seluruh dunia,
berpegang teguhlah kepada urusanmu dan hati-
hatilah terhadap ‘dialog’. Tidak ada jalan tengah
antara kenyataan dan kedustaan. Sama sekali tidak!
Ingatlah bahwa Allah telah memberikan rahmat-Nya
kepadamu dengan hari-hari ini, di mana setelahnya
akan datang yang lebih baik. Kalian adalah prajurit
dan pemimpin masa kini.
Di tangan kalianlah kekuasaan yang dijaga umat
untukmu untuk hari menakjubkan ini. Teruskanlah
perjuangan dan jangan takut akan kesulitan.
Perjuangan telah dimulai untuk mencapai tujuan.
Orang-orang yang bebas telah maju dengan tekad
kuat, dan saat orang-orang yang bebas memulai
barisan mereka, mereka tidak akan lelah dan tidak
akan berhenti. (Selesai).