k. mustarom - syamina.orgsyamina.org/uploads/syamina_lapsus_xvi_nov-des 2014.pdf · kunci...

32
K. Mustarom

Upload: hathien

Post on 13-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

K. Mustarom

Page 2: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

ALL EMPIRES FALL

Pudarnya Hegemoni Imperium Amerika Serikat

LAPORAN KHUSUS

EDISI XVI / NOVEMBER-DESEMBER 2014

Penulis:

K. Mustarom

ABOUT US

Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah

lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk

mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil

kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun

2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen

umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran

yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli

terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada

metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang

dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.

Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami, kirimkan e-mail ke:

[email protected].

Seluruh laporan kami bisa didownload di website:

www.syamina.org

Page 3: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………….. 3

EXECUTIVE SUMMARY…………………………………………………………………………………… 4

1. AS Sebagai Sebuah Imperium ………………………………………………………..………. 7

Definisi Imperium …………………..………………………………………………….…………. 7

Kunci Kesuksesan Imperium ………………………………………………………....………. 9

2. Usaha Pembangunan Imperium AS ………………………………………………...……… 15

Tema Umum Intervensi AS. .…………………………………………………………..……… 19

3. AS sebagai negara yang paling mengancam dunia….……………………………….… 22

4. Tanda-Tanda Keruntuhan Imperium AS……………………………………..…..………. 24

Kontradiksi Ekonomi ……………..………………………………………………….…………. 26

Kontradiksi Militer ….……………..………………………………………………….…………. 27

Kontradiksi Politik ……….………..………………………………………………….…………. 28

Kontradiksi Budaya ………...……..………………………………………………….…………. 28

Kontradiksi Sosial ……………….....………………………………………………….………… 29

Page 4: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

4

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

EXECUTIVE SUMMARY

Imperium adalah sistem Pusat-Perifer lintas

perbatasan, dengan menggunakan budaya

untuk melegitimasi struktur yang tidak

seimbang antara pusat dan perifer:

- Secara ekonomi, antara yang

mengeksploitasi dan yang dieksploitasi, yang

menyebabkan kesengsaraan;

- Secara militer, antara pembunuh dan yang

dibunuh, yang menyebabkan kematian dan

penderitaan;

- Secara politik, antara pengontrol dan yang

dikontrol, yang menyebabkan represi;

- Secara kultural, antara pemrogram dan yang

diprogram, yang menyebabkan alienasi;

Perbatasan dalam sebuah imperium tidaklah

bersifat geografis. Perbedaan antara pusat dan

perifer terjadi dalam setiap dimensi kekuasaan.

Pada bagian pusat cenderung bersifat

mengeksploitasi, membunuh, mengontrol, dan

memprogram. Sedangkan pada bagian perifer

cenderung dieksploitasi, dibunuh, dikontrol,

dan diprogram.

Jika demikian, apakah AS merupakan

sebuah imperium yang melakukan

imperialisme?

Jika kita mencari jawabannya dari

pemerintah Amerika Serikat, maka jawabannya

adalah tidak. Meski telah menjajah dua negara

berdaulat hanya dalam waktu dua tahun—

Afghanistan pada tahun 2001 dan Irak tahun

2003, meski terdapat lebih dari 750 instalasi

militer AS di dua pertiga negara di dunia, dan

meski telah berulangkali menyatakan keinginan

“untuk memperluas manfaat kebebasan… ke

seluruh penjuru dunia,” George W. Bush tetap

bersikukuh bahwa “AS bukanlah sebuah

imperium”. Rumsfeld juga menambahkan

bahwa “kami tidak menginginkan imperium

dan kami tidak melakukan imperialisme.”

Bangsa Amerika punya gagasan ‘suci’ untuk

‘penyebaran demokrasi’ ke penjuru dunia.

Gagasan itu tertuang dalam Manifest Destiny.

Sebuah manifesto yang menyebutkan bahwa

bangsa Amerika telah ditakdirkan oleh Tuhan

untuk menyebarkan demokrasi.

Meski demikian, menurut Bischof, sejarah

menunjukkan bahwa AS adalah imperium dan

mereka selalu melakukan imperialisme.

Amerika Serikat mempunyai konfigurasi yang

lengkap untuk disebut sebagai sebuah

imperium. Kesimpulan ini diartikulasikan

dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan

oleh seorang perencana di Pentagon: “Tidak

akan ada perdamaian. Pada saat tertentu

selama sisa hidup kita, akan ada beberapa

konflik dalam bentuk yang bermutasi di

seluruh dunia. Konflik kekerasan akan

mendominasi berita-berita utama… Peran de

facto bagi pasukan bersenjata Amerika Serikat

adalah menjaga dunia tetap aman bagi

ekonomi kita dan terbuka bagi serangan budaya

kita. Dan untuk menggapai tujuan tersebut, kita

akan melakukan cukup banyak pembunuhan.”

Page 5: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

5

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Sebelum Perang Dunia Kedua, rata-rata

intervensi militer yang dilakukan AS adalah

1,15/tahun, dan setelah Perang Dunia Kedua,

rata-rata intervensi meningkat menjadi

1,29/tahun. Pasca Perang Dingin, yaitu sejak

tahun 1989, terjadi peningkatan yang cukup

tajam hingga 2,0. Hasil ini kompatibel dengan

hipotesis bahwa perang akan meningkat seiring

dengan tumbuhnya imperium, dimana mereka

semakin merasa punya hak-hak yang harus

dilindungi, lebih banyak kerusuhan yang harus

dipadamkan, dan lebih banyak pemberontakan

yang harus dihancurkan.

Mesin dari kebijakan luar negeri Amerika

dipicu bukan oleh pengabdian terhadap

moralitas, melainkan oleh kebutuhan untuk

melayani kepentingan lain: yaitu membuat

dunia lebih aman bagi perusahaan-perusahaan

Amerika, meningkatkan laporan keuangan

kontraktor pertahanan yang telah memberikan

kontribusi kepada anggota kongres, mencegah

munculnya masyarakat yang bisa berfungsi

sebagai contoh sukses alternatif dibanding

model kapitalis, memperluas hegemoni politik

dan ekonomi seluas mungkin, sebagaimana

layaknya sebuah "kekuatan besar." Atas dasar

tujuan tersebut, selama periode 1945-2000,

Amerika Serikat telah melakukan intervensi

sangat serius ke lebih dari 60 negara.

Hanya orang yang naif, dungu, atau

keduanya yang terkejut dengan terjadinya

serangan 11 September. Terorisme negara tak

terbatas dan tak bertepi yang dilakukan oleh

Amerika Serikat mendapat jawaban yang

sangat tidak mengejutkan: terorisme terhadap

Amerika Serikat. Dengan perkiraan sekitar 13-

17 juta orang tewas, dan rata-rata 10 orang

berduka atas setiap satu korban tewas, yang

mengakibatkan kesedihan dan kepedihan,

maka nafsu untuk membalas dendam

berkembang. Namun, akar dari semua itu

bukanlah pada rantai tak berujung dari

kekerasan untuk membalas dendam. Mereka

adalah konflik tanpa solusi yang dibangun

dalam imperium AS. Barangkali, inilah yang

dimaksud oleh perencana Pentagon yang

memandang bahwa “untuk mencapai tujuan

tersebut, kami akan melakukan banyak

pembunuhan.”

Untuk mengatasinya, para akademisi

berpendapat hanya bisa dilakukan dengan

dibubarkannya imperium AS, sebagaimana

kesimpulan Johan Galtung, “Sepanjang masih

ada imperium militeristik Amerika Serikat,

maka perdamaian dunia tidak akan ada di

muka bumi. Ini adalah ganjalan utama bagi

perdamaian dunia hari ini.” Tak salah jika AS

dinobatkan sebagai negara paling mengancam

perdamaian dunia dalam sebuah polling yang

telah dilakukan sejak tahun 1977 dan baru

dirilis tahun 2013 silam.

Kini, tanda-tanda keruntuhan AS mulai

terlihat. Sangat ironis, hanya satu dekade atau

lebih setelah ide Amerika Serikat sebagai

kekuatan imperium muncul dan diterima, dan

orang-orang mulai dapat berbicara secara

terbuka mengenai imperium Amerika, yang

terjadi justru menunjukkan beberapa tanda-

tanda ketidakmampuannya untuk terus

Page 6: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

6

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

berlanjut dan bahkan spekulasi mulai muncul

mengenai keruntuhannya.

Sebagaimana sistem yang lain, imperium

juga mengalami siklus hidup sebagaimana

sebuah organisme. Mereka mengalami

pembuahan, kehamilan, kelahiran, masa bayi,

masa kanak-kanak, remaja, dewasa, penuaan

dan kematian. Benih imperium Amerika

Serikat ditaburkan oleh Imperium Inggris.

Mereka mengasah kemampuan imperium

mereka pada penduduk pribumi, kemudian

berkelana ke luar negeri dalam bentuk

intervensi militer dengan mendefinisikan zona

kepentingan, mengambil alih imperium

Spanyol, kemudian memperluasnya dengan

menjadikan hegemoni di dunia dan ruang

angkasa sebagai tujuan. Sekarang, Amerika

Serikat sedang mengalami fase penuaan,

dengan beban tugas pengendalian yang

melimpah.

Amerika dan sistem nilai yang dibawanya

tidak lagi menjadi model bagi dunia. Seperti

yang disimpulkan Tony Judt: “Tragedi

sesungguhnya adalah kita tidak lagi menjadi

contoh bagi diri kita sendiri.” Dunia tidak lagi

percaya pada mitos “eksepsionalisme Amerika“.

Paul Kennedy menyimpulkan bahwa seluruh

imperium di era modern turun dan runtuh

sebagai hasil dari “imperial overstretch”. Para

pengambil keputusan di Washington harus

menghadapi kenyataan buruk bahwa jumlah

total kepentingan global dan kewajiban

Amerika Serikat saat ini jauh lebih besar

daripada kekuatan negara tersebut untuk

mempertahankan mereka secara simultan.

Kondisi ini semakin diperparah dengan

berbagai kontradiksi—baik di bidang militer,

ekonomi, politik, maupun kultural—dan

demoralisasi yang terjadi di kalangan elit AS.

Dengan berbagai kontradiksi tersebut, diiringi

dengan demoralisasi yang terjadi di kalangan

elit, Galtung memprediksi terjadinya

penurunan AS secara gradual yang berujung

keruntuhan pada tahun 2020. Semakin kuat

sebuah imperium, semakin cepat ia

meningkatkan kontradiksinya, maka semakin

tinggi kekacauan internal, dan semakin dekat ia

pada keruntuhan. Ini adalah sebuah hukum

yang disimpulkan oleh Galtung dari analisis

perbandingan 10 imperium yang diawali

dengan imperium Romawi.

Semua imperium pada akhirnya runtuh:

Akkad, Sumeria, Babilonia, Niniwe, Asyur,

Persia, Macedonia, Yunani, Carthage, Roma,

Mali, Songhai, Mongol, Tokugawaw, Gupta,

Khmer, Hapbsburg, Inca, Aztec, Spanyol,

Belanda, Turki Utsmani, Austria, Perancis,

Inggris, Uni Soviet. Sebagian besar mereka

runtuh dalam hitungan satu hingga dua ratus

tahun. Alasannya tidak begitu rumit. Sebuah

imperium adalah semacam sistem negara yang

secara tak terhindarkan membuat kesalahan

yang sama hanya dengan sifat struktur

imperlias mereka. Mereka gagal karena ukuran,

kompleksitas, jangkauan wilayah, stratifikasi,

heterogenitas, dominasi, hirarki, dan

ketidaksetaraan.

Page 7: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

7

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

“Budaya imperialisme akan runtuh saat

rakyat tidak lagi mempercayainya dan

sihir mereka telah hilang.” 1

1. AS sebagai sebuah Imperium

Diskusi mengenai imperium cukup

menghangat di kalangan akademisi AS,

terutama pasca serangan 11 September.

Sebagian besar warga AS, dalam sejarah

mereka, selalu menentang ide tentang

“imperium AS”. Mereka menggunakan

segala bentuk eufemisme untuk membatasi

status superpower AS selama perang dingin

dan setelahnya. George W. Bush pun

memberi jaminan bahwa “Amerika tidak

pernah menjadi sebuah imperium.

Mungkin kita satu-satunya kekuatan besar

dalam sejarah yang mempunyai kesempat-

an, namun menolaknya—kami lebih

memilih kebesaran daripada kekuasaan,

dan keadilan daripada kejayaan.” 2

Mengomentari pernyataan Bush tersebut,

Gunter Bischoff menanggapi bahwa

meskipun “mendapat gelar dari Yale,

wawasan Bush tentang sejarah AS

nampaknya cukup buruk.”3

Sebelum Bush berkuasa, “Imperium

Amerika” merupakan kata kotor yang tidak

berani mengungkapkan namanya. Namun,

itu semua berubah pasca serangan 11

September. Banyak warga AS, terutama

kalangan neokonservatif yang menjadi

1 Myers, Wally (2013),“Is the Empire Falling?, hal. 20 2Ferguson, Niall (2004) Colossus,“The Price of America’s

Empire,” New York, hal. 6 3 Gunter, Bischoff (2009), “Empire Discourses: The American Empire in Decline?,” Kurswechsel, hal 14–23

penasihat Bush, sangat ingin merangkul

gagasan bahwa AS merupakan “imperium

baru” yang mempunyai kepentingan global,

meskipun Menteri Pertahanan waktu itu,

Donald Rusmfeld, dengan percaya diri

menegaskan bahwa “kami tidak

imperialistik”. 4 Apakah benar AS

merupakan sebuah imperium?

Definisi Imperium

Para ilmuwan sangat berhati-hati dalam

mendefinisikan imperium. Sebagian besar

menyatakan bahwa imperium

“menaklukkan atau menganeksasi beberapa

wilayah, atau mengatur rakyatnya secara

langsung.” 5 Sebagian lain berpendapat

bahwa imperium adalah sistem Pusat-

Perifer lintas perbatasan, dengan

menggunakan budaya untuk melegitimasi

struktur yang tidak seimbang antara pusat

dan perifer:

- Secara ekonomi, antara yang

mengeksploitasi dan yang dieksploitasi,

yang menyebabkan kesengsaraan;

- Secara militer, antara pembunuh dan

yang dibunuh, yang menyebabkan

kematian dan penderitaan;

- Secara politik, antara pengontrol dan

yang dikontrol, yang menyebabkan

represi;

- Secara kultural, antara pemrogram dan

yang diprogram, yang menyebabkan

alienasi; 4 http://www.nytimes.com/2003/04/29/world/aftereffects-military-presence-rumsfeld-says-us-will-cut-forces-in-gulf.html 5 Porter, Bernard (2006), “Empire and Superempire. Britain, America and the World,” New Haven, CT.

Page 8: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

8

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Perbatasan dalam sebuah imperium

tidaklah bersifat geografis. Perbedaan

antara pusat dan perifer terjadi dalam

setiap dimensi kekuasaan. Pada bagian

pusat cenderung bersifat mengeksploitasi,

membunuh, mengontrol, dan mem-

program. Sedangkan pada bagian perifer

cenderung dieksploitasi, dibunuh,

dikontrol, dan diprogram. Jika Anda

mengeksploitasi, membunuh, mengontrol,

atau mempogram pihak lain; maka Anda

berada dalam pusat imperium. Jika Anda

dieksploitasi secara ekonomi, diciderai

secara militer, dikontrol secara militer,

dan/atau diprogram secara kultural, maka

Anda berada dalam bagian perifer. Anda

adalah korban dari imperialisme.6

Imperium dibatasi oleh garis demarkasi

imperial yang sangat jelas, dan wilayah

sekitar yang berada di luar perbatasan

imperium tidak dianggap setara dengan

mereka. Mereka yang berada dalam wilayah

perifer sebuah imperium cenderung

mempunyai hak yang lebih sedikit

dibanding mereka yang berada dalam pusat

imperium.

Pada sebuah imperium terdapat negara

satelit dan juga negara hegemonik.

Imperium mempunyai wilayah yang luas

dan berlangsung lama. Imperium bisa

merupakan daratan yang luas seperti Rusia

atau China, atau merentang di seluruh

6Myers, Wally (2013),“Is the Empire Falling? Mostly from

Johan Galtung’s The Fall of the US Empire–And Then What?”, http://www.ncveteransforpeace.org/issues/Empire_Falling.pdf

dunia sebagai imperium laut sebagaimana

imperium Spanyol dan Inggris. Dalam

penelitian Sir John Glubbs, imperium

biasanya berakhir dalam sepuluh generasi

atau sekitar 250 tahun.7

Charles S. Maier menggolongkan

imperium berdasarkan ukuran, hirarki

etnis, dan sentralisasi rezim. Menurutnya,

imperium adalah “sebuah struktur aturan

yang secara teritorial sangat luas yang

biasanya merendahkan bermacam-macam

kelompok etnis dan memberikan kekuasa-

an eksekutif kepada kekuatan yang lebih

besar.” 8 Sedangkan Anatol Lieven

menambahkan bahwa sebuah imperium

berdasarkan definisinya “bukanlah sebuah

pemerintahan yang diatur dengan

persetujuan eksplisit dari pihak yang

diatur.”9

Imperium adalah sekelompok bangsa

atau negara yang dikendalikan oleh negara

paling kuat dalam kelompok tersebut.

Negara yang berkuasa dalam imperium

tersebut harus memiliki rasa kebanggaan

nasional yang kuat dan rakyat dalam

negara yang berkuasa tersebut harus

mendukung penaklukan yang dilakukan.

Negara yang berkuasa menguasai negara

lain disebabkan beberapa alasan:

7 Glubb, Sir John (1976, 1977),“The Fate of Empires and

Search for Survival,” Blackwoods, http ://dariusthemede.tripod.com/glubb/ 8 Maier, Charles S. (2006), “Among Empires. America’s

Ascendancy and Its Predecessors,” Cambridge, MA. 9Ferguson, Niall (2004) Colossus,“The Price of America’s Empire,” New York, hal. 10

Page 9: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

9

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

◦ Negara yang berkuasa mempunyai

seorang pemimpin yang bisa

meyakinkan warganya bahwa penjajahan

di negara lain yang mereka lakukan

dimaksudkan untuk membantu rakyat.

Sebagai contoh, para pemimpin Inggris

mengatakan kepada rakyatnya bahwa

sebagai orang Eropa kulit putih, mereka

mempunyai kewajiban untuk me-

ngangkat peradaban negara lain.

◦ Negara yang berkuasa akan menjajah

negara yang mereka anggap sebagai

ancaman

◦ Negara yang berkuasa akan mendapat-

kan keuntungan ekonomi dari

penjajahan yang mereka lakukan di

negara lain.

◦ Negara yang berkuasa ingin mencipta-

kan “buffer zone’ di beberapa negara

untuk melindungi diri mereka dari

serangan.

◦ Negara yang berkuasa ingin menyebar-

kan agama yang ideal versi mereka.

◦ Kekuasaan.

Kunci kesuksesan imperium

◦ Negara yang berkuasa harus memiliki

militer yang kuat. Militer yang kuat akan

membantu negara untuk mengambil alih

dan mengendalikan rakyat setelah

mereka berhasil mengambil alih

kekuasaan.

◦ Negara yang berkuasa juga perlu

memiliki diplomasi yang kuat. Mereka

harus mampu meyakinkan negara-

negara kuat lainnya bahwa membangun

sebuah imperium tidak akan

mengancam keseimbangan kekuatan.

◦ Perlu ada negara yang ingin ditaklukkan.

Biasanya adalah negara yang mengalami

kesulitan ekonomi dan politik. Juga,

kadang-kadang para pemimpin di

negara-negara miskin tersebut bersedia

menjual negara mereka untuk kekuasaan

atau kekayaan.

Jika demikian, apakah AS merupakan

sebuah imperium yang melakukan

imperialisme?

Jika kita mencari jawabannya dari

pemerintah Amerika Serikat, maka

jawabannya adalah tidak. Meski telah

menjajah dua negara berdaulat hanya dalam

waktu dua tahun—Afghanistan pada tahun

2001 dan Irak tahun 2003, meski terdapat

lebih dari 750 instalasi militer AS di dua

pertiga negara di dunia, dan meski telah

berulangkali menyatakan keinginan “untuk

memperluas manfaat kebebasan… ke seluruh

penjuru dunia,” 10 George W. Bush tetap

bersikukuh bahwa “AS bukanlah sebuah

imperium”. Rumsfeld juga menambahkan

bahwa “kami tidak menginginkan imperium

dan kami tidak imperliastik.”11

Meski demikian, menurut Bischof, sejarah

menunjukkan bahwa AS adalah imperium

dan mereka selalu melakukan imperialisme.

Amerika Serikat mempunyai konfigurasi

yang lengkap untuk disebut sebagai sebuah

10

http://www.monde-diplomatique.fr/cahier/irak/a9687 11

http://www.nytimes.com/2003/04/29/world/aftereffects-military-presence-rumsfeld-says-us-will-cut-forces-in-gulf.html

Page 10: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

10

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

imperium. Kesimpulan ini diartikulasikan

dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan

oleh seorang perencana di Pentagon: “Tidak

akan ada perdamaian. Pada saat

tertentu selama sisa hidup kita, akan

ada beberapa konflik dalam bentuk

yang bermutasi di seluruh dunia.

Konflik kekerasan akan mendominasi

berita-berita utama… Peran de facto

bagi pasukan bersenjata Amerika

Serikat adalah menjaga dunia tetap

aman bagi ekonomi kita dan terbuka

bagi serangan budaya kita. Dan untuk

menggapai tujuan tersebut, kita akan

melakukan cukup banyak pembunuh-

an.”12

Dengan kata lain, Amerika Serikat akan

melakukan kekerasan langsung untuk

melindungi kekerasan struktural yang

dilegitimasi oleh kekerasan kultural. Pusat

dalam imperium ini adalah Amerika Serikat

dan bagian perifer adalah sebagian besar

wilayah di dunia.13

Kedatangan mereka di Virginia pada

tahun 1607 dan di Massachusetts tahun 1620

diirngi dengan pembunuhan 10 juta

penduduk pribumi dan pemusnahan ratusan

12Parameters, Summer 1997, hal. 4-14: US Army War College dan Constant Conflict, Informationclearinghouse.info.http://www.informationclearinghouse.info/article3011.htm 13

Galtung, Johan (2009). The Fall of the US Empire - and Then What? Successors, Regionalization or Globalization? US Fascism or US Blossoming?. Stadtschlaining, Austria, TRANSCEND University Press. Hal. 18

kultur pribumi. Tanah tersebut ditaklukkan.

Ia tidak kosong, namun dikosongkan.14

Ekspansi AS di sepanjang benua Amerika

pada abad ke 19 merupakan upaya

pembangunan imperium kontinental

sebagaimana yang dibangun oleh Rusia pada

abad yang sama. Para ahli sejarah Eropa dan

AS sendiri secara jelas mengakui terjadinya

keberlangsungan imperialisme AS dari abad

19 hingga abad 20.15

Bangsa Amerika punya gagasan ‘suci’

untuk ‘penyebaran demokrasi’ ke penjuru

dunia. Gagasan itu tertuang dalam Manifest

Destiny, sebuah manifesto yang

menyebutkan bahwa bangsa Amerika telah

ditakdirkan oleh Tuhan untuk menyebarkan

demokrasi. Manifest Destiny adalah

kepercayaan historis yang menyebutkan

bahwa Amerika Serikat ditakdirkan, bahkan

dinobatkan oleh Tuhan, untuk menguasai

daratan Amerika Utara, dari pantai Atlantik

hingga pantai Pasifik. Para pendukung

Manifest Destiny percaya bahwa ekspansi itu

bukan hanya bagus, tapi hal itu juga nyata

(manifest) dan pasti (destiny). Konsep ini

begitu mempengaruhi kebijakan negara

Amerika Serikat pada tahun 1800-an.

Istilah Manifest Destiny pertama kali

ditemukan tercetak pada tahun 1839, namun

pertama kali digunakan oleh jurnalis New

York, John L. O’Sullivan, pada tahun 1845,

untuk mendorong penaklukan Texas. Juga

14

http://churchandstate.org.uk/2010/10/the-fall-of-the-us-empire/ 15

Porter, Bernard (2006)

Page 11: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

11

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

digunakan untuk melegitimasi perlawanan

terhadap koloni bangsa Eropa dan suku

Indian. O’Sullivan menyatakan bahwa

melalui ekspansi-ekspansi tersebut Amerika

Serikat dapat menjadi negara super power di

bidang sosial dan politik.

Ekspansi Amerika ke Pasifik dan Timur

Jauh (Filipina, Hawaii, Wake, Guam), serta

ke Karibia setelah kekalahan Spanyol pada

tahun 1898 merupakan kelanjutan dari misi

“civilitazion” Amerika terhadap orang-orang

kulit berwarna dan untuk memperkuat posisi

geopolitik mereka sebagai sebuah kekuatan

besar. Mereka melakukan pembangunan

imperium informal di Karibia dan Pasifik

yang penuh dengan kolonialisme, pos

perdagangan, pangkalan militer dan usaha

misionaris pasukan salib.16

Mereka melanjutkannya dengan inter-

vensi militer dan pengiriman misionaris

keuangan ke Karibia dan Amerika Tengah di

bawah Presiden Theodore Roosevelt (1901-

1909), William Howard Taft (1909-1913) dan

Woodrow Wilson (1913-1921). Intervensi

liberal Woodrow Wilson di Meksiko dan

beberapa tempat lain menunjukkan

kehadiran Amerika dalam rangka “membuat

dunia aman bagi demokrasi”. Misi Amerika

untuk mengekspor demokrasi—sebagai alat

kendali bagi imperium liberal—pun terus

berlanjut sepanjang abad.

Setelah Perang Dunia II, AS berusaha

memperkuat imperium globalnya. Dalam

usaha “civilization” melawan Uni Soviet 16

Gunter, Bischoff (2009). hal. 16

pasca Perang Dunia II, AS mengembangkan

kehadiran militernya secara global dan

membangun sistem aliansi multilateral

global dan perjanjian bilateral dengan sekutu

kunci (Jepang, Taiwan, Korea). Pada tahun

1955, AS telah mengunci sekitar 55 negara di

seluruh dunia ke dalam struktur aliansi

global. “Payung Nuklir” Amerika yang

dibangun dalam perang dingin melawan Uni

Soviet dirancang untuk menjamin

perlindungan sekutu Amerika melawan Uni

Soviet. Negara-negara Eropa Barat dan

negeri-negeri lain di seluruh dunia

memohon kepada AS untuk datang dan

melindungi mereka dari ancaman Soviet;

mereka memohon Washington untuk datang

dan masuk ke dalam pakta militer bersama

mereka untuk membantu membendung

Soviet dan menjamin kelangsungan hidup

mereka di dunia nuklir. Pada awal 1950-an,

saat perang berkecamuk di Korea, sekutu AS

merasa mereka perlu “kekuatan keras”

Amerika untuk melawan ancaman komunis.

Dengan kehadiran militer dalam puluhan

pangkalan, Jerman Barat dan Jepang

menjadi quasi-protektorat AS.17

Meningkatnya kehadiran militer Amerika

juga didukung oleh “soft power” AS. Budaya

pop Amerika (jazz, film-film Hollywood)

mulai masuk ke Eropa pasca Perang Dunia I.

Dan pasca Perang Dunia II, banjir budaya

pop Amerika berhasil menaklukkan Eropa

Barat dan negara-negara non-komunis.

17

Ferguson, Niall (2004). “Colossus. The Price of America’s

Empire”. New York. Hal 12

Page 12: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

12

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Anak-anak Eropa Barat—yang segera diikuti

oleh para pemuda di seluruh dunia—

terpesona dengan celana jeans dan Coca

Cola, serta Elvis Pressley dan James Dean.

Imperium konsumsi AS ini pun menjadi tak

tertahankan.18

Tak hanya jazz, televisi dan lemari es,

banjir produksi AS juga diekspor melalui

Marshall Plan19 yang menciptakan imperium

produksi. Bangsa Eropa membutuhkan

pinjaman untuk mengisi “kesenjangan

dolar”, dan bantuan Amerika datang dengan

tekanan dari Washington untuk melakukan

konvertibilitas mata uang dan penerimaan

kepemimpinan ekonomi Amerika. Kehadiran

geopolitik Amerika setelah Perang Dunia II

juga datang dengan meningkatnya

keterlibatan ekonomi Amerika dan dominasi

dolar.20

Di atas semua itu, diplomasi publik yang

dilakukan oleh Amerika secara besar-

besaran memborbardir Eropa Barat, baik

dengan program terbuka maupun program

rahasia, dalam perang propaganda melawan

Uni Soviet. Aliansi “hard power” dikuatkan

oleh kampanye “soft power”, yang seringkali

lebih populer dibanding pertumbuhan

18

Maier, Charles S. (2006). “Among Empires. America’s

Ascendancy and Its Predecessors”. Cambridge, MA. Hal 238 19

Program ekonomi skala besar pada tahun 1947–1951 oleh Amerika Serikat yang bertujuan membangun kembali kekuatan ekonomi negara - negara di Eropa setelah Perang Dunia II usai. Inisiatif penamaan diambil dari nama menteri luar negeri AS saat itu, George Marshall. Negara-negara Eropa Barat yang menerima bantuan ekonomi melalui Marshall Plan harus bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi secara maksimal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan volume perdagangan. 20

Maier, Charles S. (2006). hal. 214

kehadiran AS secara militer, yang pada

pertengahan 1950-an mulai mengganggu

Eropa dan sekutu lainnya. Meski demikian,

kehadiran imperium Amerika sebagian besar

disambut dengan baik—mereka menjadi

imperium dan juga sekutu. John Lewis

Gaddis menyebut imperium AS bersifat

konsensual, paling tidak pada sekutu-sekutu

Baratnya.21 Sejak akhir abad ke-19, kritikan

terhadap pertumbuhan kekuatan ekonomi

dan geopolitik Amerika mulai menggema,

dengan menyebutnya sebagai “imperialisme

dollar”.

Selama dekolonisasi tahun 1960-an, AS

bertindak secara berbeda di “Dunia Ketiga”

saat AS melakukan Perang Dingin dengan

Uni Soviet. Para analis dunia mengatakan

kapitalisme mulai melakukan eksploitasi

ekonomi. 22 Di negara-negara kaya mineral

seperti Kongo, Vietnam, Iran, Guatemala

dan Kuba AS menggunakan kontrol, baik

secara rahasia maupun terbuka, untuk

mengalahkan ancaman komunis. AS bekerja

sama dengan diktator di seluruh dunia di

negara-negara yang baru merdeka. Dalam

kasus ini, AS lebih banyak melakukan

perilaku imperialisme dibanding kebaikan.23

Dunia pasca Perang Dingin membawa AS

sebagai superpower tunggal tanpa pesaing

utama. Intelektual seperti Francis Fukuyama

secara prematur mengumumkan “akhir

21

Gaddis John Lewis (1997). "We Now Know. Rethinking Cold War History." Oxford. Hal. 17 22

McCormick Thomas (1989). “America’s Half-Century. United

States Foreign Policy in the Cold War”. Baltimore. Hal. 2ff 23

Gunter, Bischoff (2009). Hal. 17

Page 13: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

13

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

sejarah” dan era abadi demokrasi.

Sementara para analis geopolitik seperti

Henry Kissinger dan Zbiginiew Brezinzinski

memandang dunia yang muncul pasca

Perang Dingin akan mengancam status

kekuasaan unik AS. Pembicaraan mengenai

penurunan kekuatan AS juga muncul dari

para kritikus kekuasaan AS seperti Noam

Chomsky dan Gore Vidal. Bahkan, sebelum

invasi ke Irak tahun 2003, Immanuel

Wallerstein pada tahun 2002

mengemukakan akhir dari hegemoni AS di

dunia.24

Sementara itu, Pentagon terus

membangun mesin militer yang kuat dan

penuh dengan spektrum dominasi AS.

Tampaknya mereka ingin mengikuti pepatah

Romawi “Jika Anda ingin damai, bersiaplah

untuk perang”. 25 Meskipun anggaran

pertahanan dipotong, Pentagon terus

meningkatkan kehadiran militer secara

global dan membangun sistem persenjataan

canggih yang bisa memproyeksikan

kekuatan Amerika di darat, udara dan laut

dalam rangka menghadapi ancaman baru.

Imperium baru dioperasikan secara

sembunyi-sembunyi. 26 Jumlah pangkalan

24 Wallerstein, Immanuel (2002). “The Incredible Shrinking Eagle. The End of Pax Americana”. Foreign Policy. Juli 2002. Hal. 60-68. 25 Zakaria, Fareed (2009). “The Post-American World”. New York. Hal. 115 26

Kaplan, Robert D. (2003). ”Supremacy by Stealth. Ten Rules for Managing the World”. Atlantic Monthly. Juli 2003. Hal 66-83.

militer Amerika pun meningkat, dari 450

hingga lebih dari 700.27

Kekuatan Amerika meningkat drastis

setelah berakhirnya Perang Dingin. Selama

masa jabatan, Presiden Bill Clinton ikut

campur dalam konflik etnis di Balkan.

Clinton mengejar Al-Qaidah di Afghanistan

dan Sudan dengan serangan pesawat tanpa

awak. Dia mendorong batas depan NATO

hingga ke perbatasan Rusia. Ketika George

W. Bush memasuki Gedung Putih, pasca

serangan 11 September 2001, ia menemukan

misi baru dengan memanfaatkan trauma

bangsanya untuk melakukan “perang global

melawan terorisme”.

Amerika pasca 9/11 mengalami sebuah

“Roman moment” dengan melakukan aksi

unilateral di dunia. 28 Untuk melakukan

penegasan kembali kekuatan Amerika di

dunia, pemerintahan Bush mengeluarkan

grand strategy baru dengan melakukan aksi

pencegahan sepihak (unilateral preemption)

terhadap ancaman yang dirasa akan muncul

(perceived threats). 29 Bush percaya bahwa

Amerika harus memaksakan kehendaknya

pada dunia karena: 1) pertama, Amerika

Serikat bisa lolos dengan kebijakan semacam

itu, dan 2) kedua, jika Washington tidak

mengerahkan kekuatannya, Amerika Serikat

27

Johnson, Chalmers (2004). “The Sorrows of Empire. Militarism, Secrecy, and the End of the Republic”. New York. Hal. 24 28

Zakaria, Fareed (2009). “The Post-American World”. New York. Hal. 217 29 Lieven, Anatol (2002).”The Push for War”. London Review of Books. Oktober 2002

Page 14: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

14

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

akan menjadi semakin terpinggirkan. 30

Mereka menjual serangan ke Afghanistan

dan Irak dalam bentuk usaha untuk

membunyikan demokrasi di Timut Tengah.

Para “pembebas” dari AS berharap bahwa

mereka akan disambut dengan kalungan

bunga dan ciuman, namun sebaliknya

mereka terjebak dalam penjajahan panjang

dan jahat, dan sebuah perang yang penuh

kekerasan melawan para gerilyawan.

Apakah keterlibatan Amerika di Irak

menjadi ujian sesungguhnya bagi imperium

AS? Charles S. Maier berpendapat bahwa

sangat logis bagi Amerika, dengan ambisi

geopolitik yang besar, untuk tersedot ke

Mesopotamia yang subur sebagaimana

imperium-imperium sebelumnya sejak era

Assyria dan Babilonia. Maier menganggap

AS sebagai remaja belum matang

berkekuatan besar yang sembrono dengan

kekuatannya dan dengan temperamen yang

belum stabil.31

Meski kekuatan militer Amerika tidak

berkurang dan menunjukkan sebuah

dominasi imperial di dunia, soft power

mereka cenderung mengalami penurunan.

Presiden Clinton berpikir bahwa United

States Information Agency (USIA) tidak

diperlukan lagi sebagai alat utama bagi

diplomasi publik untuk mempromosikan

kultur Amerika ke seluruh dunia. 32 Sikap

30

30

Wallerstein, Immanuel (2002). Hal. 66 31 Maier, Charles S. (2006). “Among Empires. America’s Ascendancy and Its Predecessors.” Cambridge, MA. Hal 293 32 Bischof, Günter (2007). “U. S. Public Diplomacy. Lecture delivered at Europäisches Forum

unilateralisme penuh arogansi yang

dilakukan oleh Bush dan strategi

preemptive-nya menghasilkan serangan

balik global. Serangan 11 September

dipandang sebagai awal dari serangan balik

tersebut. Imperialisme Amerika dan operasi

rahasia mereka menuai apa yang telah

mereka tabur. 33 Invasi ke Irak,

penyalahgunaan penjara Abu Ghraib,

penyiksaan –yang oleh CIA disebut dengan

bahasa penghalusan “teknik interogasi yang

ditingkatkan”—di Afghanistan, Irak dan

Guantanamo, telah menghasilkan

munculnya sikap anti-Amerika di seluruh

dunia dan berdampak pada penurunan

prestise Amerika.34 Dengan setiap serangan

drone di Pakistan dan Yaman, bahaya

serangan balik semakin meningkat. Dengan

setiap intervensi AS, tampilan soft power AS

semakin terpuruk.

Kehadiran imperium AS di Timur Dekat

dan di tempat lain tidak lagi dilakukan

melalui “undangan” dan konsensual, tapi

lebih melalui pemaksaan. Amerika dan

sistem nilai yang dibawanya yang tidak lagi

menjadi model bagi dunia. Seperti yang

disimpulkan Tony Judt: “Tragedi

sesungguhnya adalah kita tidak lagi menjadi

contoh bagi diri kita sendiri.”35 Dunia tidak

Alpbach”. 33

Johnson, Chalmers (2004). “The Sorrows of Empire. Militarism, Secrecy, and the End of the Republic.” New York. Hal 8. 34

Bischof, Günter (2007) 35 Judt Tony (2004). “Dreams of Empire.” New York Review of Books. 4 November 2004. Hal 41.

Page 15: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

15

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

lagi percaya pada mitos “eksepsionalisme

Amerika “.36

Paul Kennedy menyimpulkan bahwa

seluruh imperium di era modern turun dan

runtuh sebagai hasil dari “imperial

overstretch”. Dia menyimpulkan bahwa:

“Para pengambil keputusan di

Washington harus menghadapi kenyataan

buruk dan kekal bahwa jumlah total

kepentingan global dan kewajiban Amerika

Serikat saat ini jauh lebih besar daripada

kekuatan negara tersebut untuk

mempertahankan mereka secara simultan.”37

2. Usaha Pembangunan Imperium AS

Tepat setelah terjadinya serangan 11

September tahun 2001, Zoltan Grossman

merilis daftar intervensi militer AS selama

111 tahun, dari tahun 1890-2001,

berdasarkan catatan Kongres dan The

Library of Congress Congressional

Research Service. Daftar tersebut dimulai

dari pembunuhan brutal penduduk pribumi

di Wounded Knee, Dakota hingga invasi

militer ke Afghanistan.38

Sebelum Perang Dunia Kedua, rata-rata

intervensi militer yang dilakukan AS adalah

1,15/tahun, dan setelah Perang Dunia

Kedua, rata-rata intervensi meningkat

36 Hodgson Geoffrey (2009). “The Myth of American Exceptionalism”. Hew Haven, CT. 37

Kennedy Paul (1987). “The Rise and Fall of the Great Powers”. New York. Hal. 515 38

Grossman, Zoltán (2001), “A Briefing on The History of U.S. Military Interventions”. Z Magazine. http://academic.evergreen.edu/g/grossmaz/interventions.html

menjadi 1,29/tahun. Pasca Perang Dingin,

yaitu sejak tahun 1989, terjadi peningkatan

yang cukup tajam hingga 2,0. Hasil ini

kompatibel dengan hipotesis bahwa perang

akan meningkat seiring dengan tumbuhnya

imperium, dimana mereka semakin merasa

punya hak-hak yang harus dilindungi, lebih

banyak kerusuhan yang harus dipadamkan,

dan lebih banyak pemberontakan yang

harus dihancurkan.

William Blum juga mencatat tentang

penderitaan yang terjadi dari upaya

pembangunan imperium AS tersebut.

Jumlahnya sangat besar: mulai dari

korban, kerusakan alam, kerusakan

struktur (melalui vertikalisasi), kerusakan

budaya (melalui brutalisasi, mitos balas

dendam dan kehormatan). Dampak

tersebut mengarah pada satu pola tunggal:

membangun imperium AS berdasarkan

eksploitasi ekonomi negara lain dan orang

lain, menggunakan kekerasan langsung dan

tidak langsung—baik secara terbuka (yang

dilakukan oleh Pentagon), maupun

tertutup (CIA)—dengan dukungan terbuka

dan terselubung dari sekutu AS. Hasilnya

adalah struktur kelas internasional yang

semakin meningkatkan kesenjangan antara

negara-negara miskin dan kaya, dan antara

masyarakat miskin dan kaya.39

Tidak ada tanda-tanda benturan

peradaban, atau tanda-tanda ekspansi

teritorial. Tapi ada semangat misionaris

39Blum, William (2000), “Rogue State: A Guide to the World's Only Superpower”, Monroe MA: Common Courage Press.

Page 16: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

16

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

dan pembenaran diri yang sangat besar.

Retorikanya pun berubah seiring dengan

keperluan: pencegahan ekspansi Soviet,

perang melawan komunisme, obat-obatan,

intervensi atas nama demokrasi dan hak

asasi manusia, dan yang terkini perang

melawan terorisme.

Blum menyimpulkan bahwa mesin dari

kebijakan luar negeri Amerika dipicu bukan

oleh pengabdian terhadap moralitas,

melainkan oleh kebutuhan untuk melayani

kepentingan lain, yang dapat diringkas

sebagai berikut:

a. Membuat dunia lebih aman bagi

perusahaan-perusahaan Amerika;

b. Meningkatkan laporan keuangan

kontraktor pertahanan yang telah

memberikan kontribusi kepada anggota

kongres;

c. Mencegah munculnya masyarakat yang

bisa berfungsi sebagai contoh sukses

alternatif dibanding model kapitalis;

d. Memperluas hegemoni politik dan

ekonomi seluas mungkin, sebagaimana

layaknya sebuah "kekuatan besar."

Atas dasar tujuan tersebut, selama periode

1945-2000, Amerika Serikat telah

melakukan intervensi sangat serius ke lebih

dari 60 negara. Berikut adalah daftar

intervensi AS sejak tahun 1945 hingga

tahun 2000 yang dicatat oleh Blum40:

1. China 1945-1951,

2. France 1947,

40Blum, William (1999),“A Brief History of U.S. Interventions: 1945 to the Present,” Z Magazine.

3. Marshall Islands 1946-1958,

4. Italy 1947-1970-an,

5. Greece 1947-1949,

6. Philippines 1945-1953,

7. Korea 1945-1953,

8. Albania 1949-1953,

9. Eastern Europe 1948-1956,

10. Germany 1950an,

11. Iran 1953,

12. Guatemala 1953-1990-an,

13. Costa Rica 1950s, 1970-1971,

14. Middle East 1956-1958,

15. Indonesia 1957-1958,

16. Haiti 1959,

17. Western Europe 1950s-1960-an,

18. British Guiana 1953-1964,

19. Iraq 1958-1963,

20. Soviet Union 1940s-1960-an,

21. Vietnam 1945-1973,

22. Cambodia 1955-1973,

23. Laos 1957-1973,

24. Thailand 1965-1973,

25. Ecuador 1960-1963,

26. Congo-Zaire 1977-1978,

27. France-Algeria 1960-an,

28. Brazil 1961-1963,

29. Peru 1965,

30. Dominican Republic 1963-1965,

31. Cuba 1959-sekarang,

32. Indonesia 1965,

33. Ghana 1966,

34. Uruguay 1969-1972,

35. Chile 1964-1973,

36. Greece 1967-1974,

37. South Africa 1960s-1980-an,

38. Bolivia 1964-1975,

Page 17: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

17

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Gambar 1. Peta Intervensi militer AS dan CIA sejak Perang Dunia II

39. Australia 1972-1975,

40. Iraq 1972-1975,

41. Portugal 1974-1976,

42. East Timor 1975-1999,

43. Angola 1975-1980s,

44. Jamaica 1976

45. Honduras 1980s,

46. Nicaragua 1978-1990-an,

47. Philippines 1970-an,

48. Seychelles 1979-1981,

49. South Yemen 1979-1984,

50. South Korea 1980,

51. Chad 1981-1982,

52. Grenada 1979-1983,

53. Suriname 1982-1984,

54. Libya 1981-1989,

55. Fiji 1987

56. Panama 1989,

57. Afghanistan 1979-1992,

58. El Salvador 1980-1992,

59. Haiti 1987-1994,

60. Bulgaria 1990-1991,

61. Albania 1991-1992,

62. Somalia 1993,

63. Iraq 1990-an,

64. Peru 1990-an,

65. Mexico 1990-an,

66. Colombia 1990-an,

67. Yugoslavia 1995-1999.

Page 18: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

18

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Dari daftar tersebut, terdapat 25 kasus

pengeboman, yaitu China 1945-1946,

Korea/China 1950-1953, Guatemala 1954,

Indonesia 1958, Kuba 1960-1961, Guatemala

1960, Vietnam 1961-1973, Kongo 1964, Peru

1965, Laos 1964-1973, Kamboja 1969-1970,

Guatemala 1967-1969, Grenada 1983,

Lebanon-Suriah 1983-1984, Libya 1986, El

Salvador 1980, Nikaragua 1980, Iran 1987,

Panama 1989, Irak 1991, Kuwait 1991, Somalia

1993, Sudan 1998, Afghanistan 1998,

Yugoslavia 1999.

Pembunuhan pemimpin asing, beberapa

diantaranya adalah kepala negara, juga coba

dilakukan di 35 negara. Mereka juga

melakukan bantuan penyiksaan di 11 negara:

Yunani, Iran, Jerman, Vietnam, Bolivia,

Uruguay, Brazil, Guatemala, El Salvador,

Honduras, dan Panama.

Selain itu, AS juga melakukan intervensi

terhadap pemilihan umum atau mencegah

terjadinya pemilihan umum di 23 negara:

Italia 1948-1970s, Lebanon 1950-an,

Indonesia 1955, Vietnam 1955, Guayana 1953-

1964, Jepang 1958-1970s, Nepal 1959, Laos

1960, brazil 1962, Republik Dominika 1962,

Guatemala 1963, Bolivia 1966, Chile 1964-

1970, Portugal 1974-1975, Australia 1974-

1975, Jamaika 1976, Panama 1984 dan 1989,

Nikaragua 1984 dan 1990, Haiti 1987-1988,

Bulgaria 1991-1992, Rusia 1996, Mongolia

1996, Bosnia 1998.

Dari daftar di atas, Blum menyimpulkan

ada 35 (usaha) pembunuhan + 11 bantuan

penyiksaan + 25 pengeboman + 67 intervensi

+ 23 campur tangan pada pemilihan umum

negara orang lain yang menghasilkan angka

total 161 bentuk kekerasan politik yang

semakin parah sejak Perang Dunia Kedua.

Dan ini adalah sebuah rekor dunia yang

dilakukan oleh AS. Daftar ini bertambah

seiring dengan dilancarkannya perang

melawan terorisme, yang mayoritas diarahkan

ke negara Muslim, yaitu:

1. Yaman 2000

2. Macedonia 2001

3. Afghanistan 2001-?

4. Yaman 2002

5. Philippines 2002-?

6. Colombia 2003-?

7. Iraq 2003-11

8. Liberia 2003

9. Haiti 2004-05

10. Pakistan 2005-?

11. Somalia 2006-?

12. Syria 2008

13. Yemen 2009-?

14. Libya 2011-?

15. Irak 2014 - ?

16. Suriah 2014-?

Musuhnya pun bergeser seiring dengan

perkembangan waktu:

Tahap I - Asia Timur, Konghucu-Buddha

Tahap II- Eropa Timur, Kristen Ortodoks

Tahap III-Amerika Latin, Kristen Katolik

Tahap IV - Asia Barat, Islam

Mungkin dalam beberapa tahap terjadi

tumpang tindih, tapi ini adalah gambaran

umum.

Page 19: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

19

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Pada tahap pertama fokus utama adalah

pada orang-orang di Korea, baik selatan

maupun utara, dan petani miskin di Vietnam

yang ingin merdeka. Pada tahap kedua adalah

Perang Dingin untuk menahan laju

komunisme. Pada tahap ketiga sasaran utama

adalah orang-orang miskin, masyarakat

pribumi yang didukung oleh para pengikut

"Maois". Dan terakhir, pada tahap keempat,

yang mendominasi gambar saat ini adalah

negara-negara dan gerakan Islam.

Hal yang baru dalam tahap keempat ini

adalah hubungannya dengan agama. Dewan

Keamanan PBB dengan anggota inti yang

terdiri dari empat negara Kristen dan satu

negara Konghucu tidak memiliki kewenangan

dalam Islam, sebagaimana otoritas yang

mereka nikmati di negara-negara Kristen di

Eropa Timur dan Amerika Latin dan negara

Budha di Asia Timur. Dengan kata lain,

perlawanan nyata akan datang dalam fase

keempat.

Blum memandang bahwa hanya orang yang

naif, dungu, atau keduanya yang terkejut

dengan terjadinya serangan 11 September.

Terorisme negara tak terbatas dan tak bertepi

yang dilakukan oleh Amerika Serikat

mendapat jawaban yang sangat tidak

mengejutkan: terorisme terhadap Amerika

Serikat. Dengan perkiraan sekitar 13-17 juta

orang tewas, dan rata-rata 10 orang berduka

atas setiap satu korban tewas, yang

mengakibatkan kesedihan dan kepedihan,

maka nafsu untuk membalas dendam

berkembang. Namun, akar dari semua itu

bukanlah pada rantai tak berujung dari

kekerasan untuk membalas dendam. Mereka

adalah konflik tanpa solusi yang dibangun

dalam imperium AS. Barangkali, inilah yang

dimaksud oleh perencana Pentagon yang

memandang bahwa “untuk mencapai tujuan

tersebut, kami akan melakukan banyak

pembunuhan.” Untuk mengatasinya, menurut

Blum, adalah dengan dibubarkannya

imperium AS.

Tema Umum Intervensi AS

Dalam mengembangkan imperiumnya, AS

menggunakan beberapa tema dan narasi

sebagai bentuk eufemisme dari usaha

imperialistik mereka. Grossman

menyimpulkan tema umum yang dibawa oleh

AS dalam setiap intervensi yang mereka

lakukan adalah sebagai berikut:41

Pertama, mereka menjelaskan kepada

rakyat AS bahwa mereka membela kehidupan

dan hak-hak penduduk sipil. Namun pada

kenyataannya, taktik militer yang dilakukan

seringkali menyebabkan korban sipil yang

sangat besar. Para perencana perang AS

membuat sedikit perbedaan antara

pemberontak dan warga sipil yang tinggal di

zona yang dikontrol pemberontak, atau antara

aset militer dan infrastruktur sipil, seperti

jalur kereta api, pabrik pertanian, persediaan

obat-obatan, dll. Publik AS selalu percaya

bahwa dalam perang berikutnya, teknologi

militer baru akan mampu menghindari

41http://academic.evergreen.edu/g/grossmaz/interventions.html

Page 20: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

20

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

korban sipil di pihak lain. Namun ketika

kematian warga sipil yang tak terelakkan

terjadi, mereka selalu dicekoki penjelasan

dengan dalih "kecelakaan" atau "tidak dapat

dihindari."

Kedua, meskipun hampir semua

intervensi pasca Perang Dunia II dilakukan

atas nama "kebebasan" dan "demokrasi,"

namun hampir semua intervensi yang

dilakukan sebenarnya lebih membela

kediktatoran yang dikendalikan oleh elit pro-

AS, baik itu di Vietnam, Amerika Tengah, atau

di Teluk Persia. AS tidaklah membela

"kebebasan", tapi mereka membela agenda

ideologis (seperti membela kapitalisme) atau

agenda ekonomi (seperti melindungi investasi

perusahaan minyak). Dalam beberapa kasus

ketika pasukan militer AS menggulingkan

kediktatoran—seperti di Grenada atau

Panama—mereka melakukannya pertama kali

dengan cara yang mencegah rakyat negara

tersebut dari menggulingkan diktator mereka

sendiri, dan kemudian memasang sebuah

pemerintahan demokratis baru yang lebih

sesuai dengan keinginan AS.

Ketiga, AS selalu menuduh kekerasan

yang dilakukan oleh lawan-lawan mereka

sebagai "terorisme," "kekejaman terhadap

warga sipil," atau "pembersihan etnis," tapi

mereka meminimalkan atau membela

tindakan yang sama yang dilakukan oleh AS

atau sekutu-sekutunya. Jika suatu negara

memiliki hak untuk "mengakhiri" negara yang

melatih teroris, akankah Kuba atau Nikaragua

memiliki hak untuk meluncurkan serangan

bom defensif pada AS untuk mengambil

teroris yang mereka lindungi? Standar ganda

Washington mendefinisikan tindakan sekutu

AS sebagai tindakan "defensif," namun

mereka mendefinisikan pembalasan yang

dilakukan musuh mereka sebagai tindakan

"ofensif."

Keempat, AS sering menggambarkan diri

sebagai penjaga perdamaian yang netral, yang

tidak memiliki motif apapun selain motif

kemanusiaan yang murni. Namun, setelah

mereka mengerahkan pasukan di suatu

negara, dengan cepat mereka membagi negara

atau wilayah menjadi "teman" dan "musuh,"

berpihak pada satu pihak dan memusuhi

pihak yang lain. Strategi ini cenderung

menyalakan perang atau konflik sipil—seperti

yang ditunjukkan dalam kasus Somalia dan

Bosnia—dan memperdalam kebencian

terhadap peran AS.

Kelima, intervensi militer AS seringkali

kontraproduktif. Bukannya memecahkan akar

konflik politik atau ekonomi, mereka justru

cenderung melakukan polarisasi faksi dan

selanjutnya mengacaukan negara. Akhirnya,

negara yang sama cenderung akan muncul

kembali lagi dan lagi dalam daftar intervensi

AS abad ke-20.

Keenam, AS melakukan demonisasi

pemimpin musuh dan melakukan tindakan

militer terhadap mereka. Sikap ini cenderung

menguatkan kekuasaan mereka dibanding

melemahkan. Jika kita amati, daftar rezim

yang paling ingin diserang oleh AS adalah

Page 21: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

21

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Gambar 2. Index Partisipasi Perang

rezim yang justru paling lama menduduki

kekuasaan. Qaddafi, Castro, Saddam, Kim,

dan lain-lain mungkin telah menghadapi

kritik internal yang lebih besar jika mereka

tidak bisa menggambarkan diri mereka

sebagai David yang berdiri melawan Goliath

Amerika.

Grossman menambahkan bahwa salah satu

ide yang paling berbahaya dari abad ke-20

adalah bahwa "orang-orang seperti kita" tidak

bisa melakukan kekejaman terhadap warga

sipil. Warga Jerman dan Jepang percaya, tapi

militer mereka telah membantai jutaan orang.

Warga Inggris dan Prancis percaya, tapi

militer mereka melakukan penjajahan brutal

di Afrika dan Asia.

Warga Rusia percaya, tapi tentara-tentara

mereka membunuh warga sipil di

Afghanistan, Chechnya, dan di tempat lain.

Warga Israel percaya, tapi tentara mereka

membantai warga Palestina dan Lebanon.

Warga AS percaya, tapi militer mereka

membunuh ratusan ribu orang di Vietnam,

Irak, dan di tempat lain.

Grossman menutup tulisannya dengan

menyatakan bahwa “Serangan 11 September

tidak hanya menjadi ujian bagi sikap warga AS

terhadap minoritas etnis/ras di negara

mereka, tetapi juga menjadi ujian bagi

hubungan kita dengan seluruh dunia. Kita

harus mulai bukan dengan memukul warga

sipil di negara-negara Muslim, tapi dengan

mengambil tanggung jawab atas sejarah dan

tindakan kita sendiri, dan bagaimana

tindakan tersebut telah mendulang siklus

kekerasan.”

Page 22: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

22

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

3. AS sebagai negara yang paling

mengancam perdamaian dunia

“Amerika Serikat adalah bahaya bagi

dunia,” begitu ungkapan Profesor Niall

Ferguson. Mereka berbahaya karena

menyangkal bahwa mereka adalah sebuah

imperium militer dan ekonomi. Ferguson

menambahkan bahwa penolakan Amerika

untuk mengakui "siapa mereka" berarti

mempertaruhkan risiko untuk tidak pernah

mengambil pelajaran dari ekspansionisme

Inggris.42

"Amerika Serikat adalah imperium yang

tidak berani mengungkapkan namanya.

Mereka adalah sebuah imperium dalam

penyangkalan. Dan penyangkalan AS akan

status tersebut akan menimbulkan bahaya

nyata bagi dunia. Sebuah imperium yang tidak

mengakui kekuasaannya sendiri adalah hal

yang berbahaya."

Dia mengatakan bahwa dengan pangkalan

militer di tiga perempat dari negara-negara di

dunia, dan penguasaan 31% dari seluruh

kekayaan dunia, Amerika membuat imperium

Inggris pada masa puncaknya pada tahun

1920 sekalipun, terlihat "seperti setengah

matang".

Namun dia juga memperingatkan bahwa

Amerika terlalu banyak mendirikan imperium

militer, terlalu suka melakukan intervensi

jangka pendek, sebagaimana di Haiti,

Lebanon, Irak, tanpa memiliki "komitmen

42http://www.theguardian.com/uk/2003/jun/02/highereducation.books

berkelanjutan untuk melakukan

pembangunan kembali".

Kelemahan kritis Amerika, bagaimanapun,

adalah kurangnya pengetahuan tentang diri.

"Ketika Anda berbicara dengan orang Amerika

tentang imperium, mereka akan mengatakan,

'kami muncul untuk melawan imperialisme."

Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld

mengatakan kepada al-Jazeera bahwa “kami

tidak imperialistik.” Tapi bagaimana mungkin

Anda tidak menjadi imperium jika anda

memiliki 750 pangkalan militer di tiga

perempat dari negara-negara di bumi?"

Amerika tidak percaya bahwa mereka adalah

imperium. Tapi sejak mereka mencaplok

Filipina pada tahun 1898, mereka telah

bertindak sebagai sebuah kekuatan

imperium."

Pendapat senada juga diungkapkan oleh

Johan Galtung yang menyatakan “bahwa

sepanjang masih ada imperium militeristik

Amerika Serikat, maka perdamaian dunia

tidak akan ada di muka bumi. Ini adalah

ganjalan utama bagi perdamaian dunia hari

ini.”43

Teori yang diungkapkan Galtung

membuktikan bahwa imperium Amerika

Serikat tidak membutuhkan perdamaian,

mereka hanya butuh perang. Galtung tidak

menemukan dalam sejarah Amerika Serikat

satu contoh pun perdamaian atau inisiatif

perdamaian yang diniatkan dengan baik.

Imperium Amerika Serikat adalah kebebasan

43

http://peacefromharmony.org/?cat=en_c&key=599

Page 23: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

23

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

tak terbatas akan kekerasan dan perang,

namun mereka melakukan penindasan

terhadap kebebasan perdamaian dan hak

asasi perdamaian secara konstan. Galtung

yakin, hanya dengan jatuhnya imperium

Amerika Serikat yang akan membuka

perdamaian dunia.44

Kesimpulan tersebut senada dengan hasil

survei yang dilakukan oleh Win/Gallup

44

Ibid

International yang dirilis akhir tahun 2013

silam. Polling tersebut dilakukan sejak tahun

1977 dengan memberikan pertanyaan kepada

lebih dari 66.000 orang di 65 negara tentang

dunia. Hasilnya, AS dianggap sebagai

ancaman paling berbahaya (24%) bagi

perdamaian dunia dengan margin yang cukup

besar dibanding negara lainnya, dengan

Pakistan menduduki posisi kedua (8%).45

45

http://rt.com/news/us-biggest-threat-peace-079/

Page 24: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

24

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

4. Tanda-tanda keruntuhan Imperium

Amerika Serikat

Sebagaimana sistem yang lain, imperium

juga mengalami siklus hidup sebagaimana

sebuah organisme. Mereka mengalami

pembuahan, kehamilan, kelahiran, masa bayi,

masa kanak-kanak, remaja, dewasa, penuaan

dan kematian. Benih imperium Amerika

Serikat ditaburkan oleh Imperium Inggris.

Mereka mengasah kemampuan imperium

mereka pada penduduk pribumi, kemudian

berkelana ke luar negeri dalam bentuk

intervensi militer dengan mendefinisikan zona

kepentingan, mengambil alih imperium

Spanyol, kemudian memperluasnya dengan

menjadikan hegemoni di dunia dan ruang

angkasa sebagai tujuan. Sekarang, Amerika

Serikat sedang mengalami fase penuaan,

dengan beban tugas pengendalian yang

melimpah.46

Galtung menegaskan bahwa pertanyaannya

sekarang bukanlah pada apakah imperium

Amerika Serikat akan jatuh, namun lebih

kepada apa, mengapa, bagaimana, kapan, di

mana, oleh siapa, dan melawan siapa proses

runtuhnya kekuatan Amerika Serikat tersebut

akan terjadi. Galtung merinci pertanyaan

tersebut sebagai berikut: 47

Apa: pola pertukaran yang tidak adil dari

keempat dimensi kekuasaan (ekonomi,

politik, militer, dan budaya);

46

http://www.oldsite.transnational.org/SAJT/forum/meet/2004/Galtung_USempireFall.html 47Galtung, Johan (2009). The Fall of the US Empire - and Then What?, hal. 18-19.

Mengapa: mereka telah menyebabkan

penderitaan, kebencian, dan perlawanan yang

tidak mampu ditahan lagi;

Bagaimana: melalui sinergi dari berbagai

kontradiksi yang telah mematang, yang diikuti

dengan demoralisasi yang dialami oleh

kelompok elit imperium;

Kapan: dalam prediksi Galtung, sekitar dua

puluh tahun dari tahun 2000.

Di mana: tergantung pada tingkat

kematangan kontradiksi. Imperium,

sebagaimana organisme lain, retak melalui

titik kelemahannya;

Oleh siapa: para imperialis yang mengalami

demoralisasi, korban yang menderita, mereka

yang setia kawan, dan mereka yang

memerangi imperium Amerika Serikat untuk

menegakkan imperium mereka sendiri.

Melawan siapa: pihak yang mengeksploitasi/

pembunuh/ pengontrol/ progamer, dan siapa

pun yang mendukung imperium Amerika

Serikat demi mendapatkan keuntungan.

Imperialisme memberikan Pusat imperium

cengkeraman rangkap empat terhadap pihak

Perifer. Imperialisme total adalah sindrom

sinergis dimana keempat elemen tersebut

saling mendukung satu sama lain, dengan

kekuatan ekonomi, yang diwujudkan dengan

sistem kapitalisme internasional; kekuatan

militer, yang ditunjukkan oleh militerisme

internasional; kekuatan politik, yang

ditunjukkan oleh hegemoni internasional;

serta kekuatan budaya, yang ditunjukkan oleh

Page 25: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

25

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

misionarisme internasional. 48 Imperium

adalah paduan keempatnya, bukan sekadar

hegemoni, yang hanya meliputi kekuatan

politik.

Keempat kekuatan tersebut saling

mendulang satu sama lain demi keuntungan

pihak Pusat. Kekuatan militer digunakan

untuk menaklukkan tanah dan sumber daya,

untuk memerintahkan ketundukan dan

memaksakan budaya. Kekuatan ekonomi bisa

digunakan untuk membeli itu semua,

kekuatan politik digunakan untuk memberi

komando, dan kekuatan kultural untuk

meyakinkan pihak Perifer bahwa eksploitasi,

campur tangan, dan represi dilakukan untuk

kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.

Namun, seiring dengan waktu, harga yang

harus dibayar mulai membengkak. Hyper-

capitalism terus bertumpu pada Perifer yang

sudah penuh dengan kesengsaraan dan

kerusakan alam. Intervensi militer melahirkan

perlawanan. Hegemoni menyulut kerinduan

akan otonomi untuk menjadi penguasa di

rumah sendiri. Misionarisme dan

eksepsionalisme—dengan hak untuk

membunuh—merangsang bangkitnya iden-

titas lama atau menciptakan identitas baru.

Kekuatan yang memaksa akan menghasilkan

perlawanan dengan kekuatan.

Saat itulah, sebuah imperium menjadi

kontra produktif. Biaya kontrol melebihi

manfaat yang didapat dari eksploitasi, yang

membuat Pusat dan Perifer berdarah-darah.

48Galtung, Johan (2009). The Fall of the US Empire - and Then What?, hal. 21

Perlawanan, yang didorong oleh kemandirian,

ketidaktakutan, otonomi, dan identitas diri

mulai terbentuk, baik dengan kekerasan

maupun tidak. Dan saat itulah imperium

mulai mengalami penurunan.

Pada tahun 2000, Galtung memprediksi

tanda-tanda keruntuhan imperium AS.

“Prediksi ini dibuat pada tahun 2000, dan

waktu itu saya katakan 25 tahun. Tapi saat

George W. Bush terpilih menjadi presiden,

bersama dengan fundamentalisme dan visi

sempitnya, saya memotongnya lima tahun,

karena saya melihatnya sebagai akselerator,

yang ia lakukan dengan melancarkan tiga

perang: perang melawan terorisme, perang di

Afghanistan, dan perang di Irak. Dan semua

itu terjadi setelah AS tidak bisa menang di

Korea pada tahun 1953, dan kalah pada tahun

1975 di Vietnam. Dengan kata lain, kita saat

ini melakukan perang besar yang kelima.”49

Kondisi ini khas dengan tanda keruntuhan

sebuah imperium. Galtung menyimpulkan

perhitungan tersebut berdasarkan studi

komparatif dari berbagai imperium yang telah

runtuh. Dalam kesimpulannya, imperium

bertahan selama 110-112 tahun. Imperium AS

bermula pada tahun 1898, sejak keruntuhan

imperium Spanyol, yang jika ditambahkan

pada fenomena usia sebuah imperium, maka

Galtung menyimpulkan tahun 2020 sebagai

masa keruntuhan imperium AS.

Kesimpulan tersebut dikuatkan oleh

berbagai pelanggaran kekuasaan empat

49http://www.democracynow.org/2010/6/7/johan_galtung_on_the_fall_of

Page 26: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

26

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

dimensi, yaitu ekonomi, militer, politik, dan

kultural. “Jika Anda mencoba untuk

mendominasi dunia secara ekonomi, militer,

politik, dan kultural pada saat yang

bersamaan, dan keempatnya saling

mendukung satu sama lain, maka semua itu

tidak akan berlangsung lama. Dan inilah fase

yang kita alami saat ini.”50

Prediksi Galtung didasarkan pada 14

kontradiksi yang terjadi pada AS saat itu.

Kontradiksi adalah sebuah konflik yang

sangat dalam yang membutuhkan

dilakukannya perubahan sistem untuk

mengatasinya. Imperium jatuh dan runtuh

saat kontradiksi semakin mematang.

a. Kontradiksi Ekonomi

o Antara pertumbuhan dan distribusi

Terjadi lingkaran setan, dengan

terjadinya overproduksi yang

membawa kepada pengangguran yang

membawa kepada ke menurunnya

permintaan dan kelebihan pasokan

yang menyebabkan lebih banyak

pengangguran.

Imperium AS memotong diri sendiri

dengan mengejar pertumbuhan namun

mengabaikan, bahkan mencegah,

distribusi yang bisa meningkatkan

permintaan dengan meningkatkan daya

beli masyarakat bawah, yang

jumlahnya sekitar 50% atau lebih dari

masyarakat.

50

ibid

o Antara ekonomi riil dan ekonomi

keuangan (mata uang, saham, obligasi)

Ketika perputaran pasar keuangan

domestik dan global tinggi, sedangkan

pertumbuhan ekonomi riil lamban dan

distribusi rendah, akan terjadi

akumulasi likuiditas yang tinggi yang

berusaha mencari outlet. Outlet pada

ekonomi keuangan adalah spekulasi.

Ekonomi produktif meresponnya

dengan membuat perusahaan virtual

seperti ENRON dan WORLDCOM yang

membuat pertumbuhan ekonomi

keuangan dengan cepat kehilangan

sinkronisasi dengan pertumbuhan

ekonomi produktif. Depresiasi nilai

dollar menjadi salah satu indikasi

penyakit kronis tersebut.

Obat bagi penyakit tersebut adalah

pendistribusian sistem yang selama ini

dihalangi oleh imperium AS, melalui

Bank Dunia, IMF, dan WTO. Ketiadaan

obat akan menghasilkan peningkatan

nilai produk-produk keuangan dan

akhirnya menimbulkan crash baru.

o Antara produksi-distribusi-konsumsi

dan alam

Keluarnya AS secara sepihak dari

Protokol Kyoto51 semakin menajamkan

kontradiksi ini. Protokol tersebut

dianggap akan menghalangi

51

Protokol Kyoto adalah sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri dunia, yang harus dicapai pada tahun 2012.

Page 27: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

27

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

pertumbuhan ekonomi AS. Protokol ini

tidak bisa diterima oleh perusahaan-

perusahaan raksasa. Langkah yang

diambil AS ini akan membahayakan

bumi dan menunjukkan eksprersi

menjijikkan dari sebuah rezim global.

b. Kontradiksi militer

o Antara terorisme negara yang

dilakukan AS dan terorisme

Kontradiksi ini semakin terang pasca 11

September 2001, meski jumlah yang

terbunuh dalam peristiwa tersebut jauh

lebih sedikit dibanding pembunuhan

yang dilakukan sebagai respon atasnya.

AS saat ini melakukan intervensi di

lebih dari 60 negara, sebuah langkah

yang justru akan semakin

memperparah kontradiksi.

AS melakukan psikologi polarisasi

dengan menilai teman berdasarkan

tujuan sah mereka, dan menilai musuh

berdasarkan sarana tidak sah yang

mereka pakai. Jadi terorisme negara

dianggap bisa diterima karena memiliki

tujuan yang sah, yaitu untuk kekalahan

terorisme. Sementara terorisme yang

dilakukan oleh Muslim dicela karena

menggunakan sarana yang tidak sah,

yaitu tindakan membunuh orang yang

tidak bersalah.

Perang melawan terorisme secara de

facto adalah perang melawan Islam.

Perang Irak, Perang Afghanistan

menunjukkan hal itu, dan semuanya

tidak bisa dimenangkan.

o Antara AS dan sekutunya

Imperium AS tidak ingin dilihat sebagai

imperium, tetapi mereka memandang

diri mereka sebagai sebuah kekuatan

yang didukung oleh negara "maju" dan

"beradab" melawan kelompok "jahat",

"pengacau", dan "teroris".

Kontradiksi ini nampak semakin jelas

dalam perang Irak tahun 2003.

Washington melakukan kesepakatan

dengan pemerintah sekutu untuk

melakukan aliansi dan tidak peduli

dengan opini publik setempat.

Penggunaan kekuatan, bujukan,

tawaran dan ancaman dilakukan di

belakang pintu agar tidak terekspos

oleh publik. Jika publik tahu apa yang

terjadi di belakang pintu, maka

perlawanan akan meningkat.

Tren penentangan terhadap dukungan

tanpa syarat kepada imperium AS saat

ini semakin tumbuh, dan kontradiksi

ini akan semakin tajam jika masyarakat

memberikan tekanan yang lebih pada

pemerintah.

o Antara hegemoni US Eurasia dan

Rusia-India-Cina

Terhadap beberapa negara yang AS

tidak mampu secara total

menaklukkannya, AS melakukan

pendekatan kepada mereka melalui

ketakutan mereka terhadap populasi

Muslim. Chechnya, Kashmir dan

Xinjiang adalah contohnya. Setelah

Page 28: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

28

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

ekspansi NATO ke wilayah timur dan

ekspansi yang dilakukan oleh aliansi

AS-Jepang ke wilayah Barat sejak

tahun 1995, ketiga negara tersebut

(Rusia-India-China) berusaha semakin

mempererat hubungan diantara

mereka, meski bukan dalam bentuk

aliansi formal. Namun, gerakan

tersebut berusaha dihentikan oleh AS

dengan mengajak mereka dalam perang

melawan terorisme Islam, yang pada

hakikatnya adalah perjuangan yang

dilakukan oleh umat Islam untuk

kemerdekaan di ketiga wilayah

tersebut.

o Antara tentara pimpinan Amerika

Serikat-NATO dan tentara pimpinan

Uni Eropa

Ketika negara-negara Uni Eropa gagal

untuk mendukung AS, mereka akan

menjadi korban dari logika ganda AS:

"karena mereka tidak sepenuhnya

bersama kami, maka berarti mereka

melawan kami."

Langkah ini akan membawa beberapa

anggota Uni Eropa kepada sebuah

kesatuan yang tidak berada dalam

rantai komando dari Washington,

kecuali sekadar dalam pertukaran

informasi.

c. Kontradiksi politik

o Antara Amerika Serikat dan PBB

USA paling sering menggunakan hak

veto di Dewan Keamanan dan mereka

juga melakukan veto ekonomi secara de

facto dengan menahan atau menarik

dukungan terhadap program yang tidak

sesuai dengan keinginan mereka.

Pengaruh ekonomi AS terhadap banyak

anggota PBB, seperti mengubah tingkat

bunga hutang, akan dilakukan

berdasarkan pola voting.

Terhadap resolusi Persatuan untuk

Perdamaian yang stagnan di Dewan

Keamanan PBB, AS melakukan

pemblokiran terhadap usaha

mengangkatnya ke Majelis Umum.

o Antara Amerika Serikat dan Uni Eropa

Jika Uni Eropa secara bertahap

membuka kerjasama dengan Rusia dan

Turki, Uni Eropa akan tumbuh menjadi

750 juta jiwa. Kondisi ini akan

membawa pada pergeseran dari

pembebanan sepihak kepada negosiasi

multilateral, dan dari perdebatan untuk

mendominasi menuju dialog.

d. Kontradiksi budaya

o Antara Yahudi-Kristen AS dan Islam

Islam berkembang dengan cepat,

Kristen tidak. Terdapat aliansi

fundamentalis Kristen-Zionis

berdasarkan pada gagasan bahwa

Armageddon sudah dekat, dan bahwa

kedatangan pertama Mesiah dan

kedatangan kedua Kristus bisa jadi

adalah orang yang sama.

AS menyimpulkan dari Yudaisme

tentang “Orang Terpilih”, “Tanah yang

Page 29: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

29

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

Dijanjikan”, dengan membawa sense

eksepsionalisme pada Israel-AS.

Mereka menganggap diri berada di atas

hukum, memiliki hak pembenaran diri,

dan tidak memegang larangan untuk

melakukan tindakan kebrutalan dalam

peperangan dengan alasan keamanan

mereka.

o Antara AS dan peradaban tertua

Mulai terjadi kebangkitan di seluruh

dunia, dengan budaya kuno melihat

diri mereka sendiri bukan sebagai

budaya museum eksotis yang hanya

untuk diamati. Penghancuran artefak

dari Sumer-Babilonia di Irak

dipandang sebagai upaya untuk

mengendalikan Irak dengan

menghancurkan fokus identifikasi.

o Antara AS dan budaya elit Eropa

Barat melihat dunia dengan empat

pusat geo-budaya; Amerika Serikat,

Inggris, Perancis dan Jerman, yang lain

hanya boleh meniru.

e. Kontradiksi sosial

o Antara kelompok elit negara-

perusahaan dan kelas pengangguran

dan pekerja kontrak

Pekerja berusaha dibuat untuk tetap

berada di atas jalur melalui ancaman

pengangguran dan melalui inferioritas

pekerjaan kontrak. Elit negara-

korporasi terorganisir dengan lebih

baik, mereka membuat diri mereka

tidak mampu digantikan,

mempekerjakan dan memecat dari

posisi aman mereka, dengan ancaman

utama outsourcing dan otomatisasi

untuk menyelesaikan masalah.

Sebuah masyarakat postmodern bisa

melakukan pekerjaan dengan lebih

sedikit pekerja, namun tidak dengan

lebih sedikit pelanggan. Memecat

pekerja mengurangi daya beli mereka

dan secara tidak langsung memecat

pelanggan. Kelompok kelas menengah

di dunia dapat menekan imperium AS

melalui pemboikotan produk-produk

seperti minyak dari Irak, pesawat

Boeing, dan barang-barang AS.

o Antara generasi tua dan muda, pria dan

wanita.

Mahasiswa bangkit melawan perang

Vietnam. Siswa SMA saat ini dengan

mudah mendapatkan pencerahan

melalui informasi di internet. Mereka

juga bisa dimobilisasi melalui internet

dan telepon seluler. Dengan menyebut

penindasan kebebasan sipil yang

dilakukan atas nama "keamanan dalam

negeri", mampu membawa wanita

masuk ke dalam jajaran pembela

rumah dan keluarga. Chicanos,

Hispanik, Afrika-Amerika dapat

mencapai status mayoritas pada tahun

2042. Aliansi ini bisa mengalahkan

struktur komando yang menguasai AS

saat ini.

Page 30: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

30

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

o Antara mitos dan realitas

Mimpi orang Amerika hanya ada pada

kebanggaan dengan beban utang yang

menggunung untuk generasi

berikutnya. Ini lebih merupakan

ancaman daripada janji. Mimpi orang

Amerika yang terkoyak secara

individual juga akan mengoyak Mimpi

Amerika. Impian kebebasan hak asasi

manusia terkikis oleh Patriot Act dan

kebijakan lainnya pasca 9/11. Alasan

utama tidak dilakukannya serangan

terhadap Amerika Serikat setelah 9/11

mungkin saja disebabkan oleh

kenyataan bahwa AS jauh lebih

mampu untuk menghancurkan

dirinya sendiri daripada serangan

teror dari luar.

Saat kontradiksi di atas semakin

mematang, sinkron, dan bersinergi, Pusat

imperium mungkin akan mulai

mengendorkan cengkeraman pada Perifer

dalam sebuah tindakan yang disengaja, atau

jika tidak mereka akan mengalami

keruntuhan, baik secara lambat, sebagaimana

yang terjadi pada Inggris, maupun secara

cepat, sebagaimana yang terjadi pada Uni

Soviet.

Selain itu, keruntuhan sebuah imperium

juga terjadi saat kelompok elit mulai

kehilangan kontrol atas masyarakat karena

mereka mengalami demoralisasi. Ibnu

Khaldun pada akhir tahun 1300-an

menjelaskan tentang tahapan demoralisasi

yang terjadi pada kelompok elit.

- Mereka mendapatkannya melalui

pencapaian yang hebat dan dengan

dukungan dari masyarakat seseorang

menjadi seorang pemimpin.

- Pemimpin mulai mengejar kemudahan

dan kemewahan.

- Pemimpin memonopoli kejayaan dengan

melakukan marjinalisasi terhadap para

pendukung aslinya. Ia membeli mereka.

- Dia melakukan ekspansi kekuasaan

melalui penguatan orang-orang yang bisa

dia kontrol (yes men)

- Sebuah dinasti keluarga berkembang

dengan akumulasi kekuasaan dan

kekuatan.

- Pada generasi ketiga, penguasa menjadi

tak bermoral, lupa terhadap syarat yang

dibutuhkan oleh posisinya. Biaya

kesenangan, serta biaya yang dibutuhkan

untuk membeli kehormatan dan loyalitas

yang tidak bisa lagi ia inspirasi melonjak

di luar kemampuan yang mampu ia bayar.

- Menaikkan pajak, tapi pihak yang paling

ditekan justru adalah pihak yang paling

sedikit mendapatkan timbal balik.

- Melakukan metode tidak reguler untuk

meningkatkan pendapatan. Melakukan

pemerasan barang dan jasa, namun justru

membuat segalanya menjadi lebih buruk

dengan mengacaukan aktivitas ekonomi.

- Para tentara tidak dibayar, wilayah-

wilayah yang terpencil mulai

mengembangkan otonominya, dan para

pejabat yang disukai masyarakat mulai

merenggut otoritas kerajaan.

Page 31: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

31

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

- Korupsi terjadi di luar lingkaran istana

hingga sampai pada kebanyakan

masyarakat, yang mulai bergantung pada

pemerintah dan diperbudak oleh

keinginan-keinginan yang tidak

diperlukan yang bisa membuat mereka

lupa akan agama, moralitas, dan bahkan

kesusilaan.

- Usaha reformasi paling banter hanya akan

menunda hal yang tak terhindarkan.

- Kondisi yang belum mapan dan kelebihan

penduduk akan membawa pada kelaparan

dan wabah, dan pada akhirnya membuat

dinasti runtuh dari kekuasaannya.

Dengan berbagai kontradiksi tersebut,

diiringi dengan demoralisasi yang terjadi di

kalangan elit, Galtung memprediksi terjadinya

penurunan AS secara gradual yang berujung

keruntuhan pada tahun 2020. Semakin kuat

sebuah imperium, semakin cepat ia

meningkatkan kontradiksinya, maka semakin

tinggi kekacauan internal, dan semakin dekat

ia pada keruntuhan. Ini adalah sebuah hukum

yang disimpulkan oleh Galtung dari analisis

perbandingan 10 imperium yang diawali

dengan imperium Romawi.52

AS kini bertindak bak gajah yang terluka,

memukul dan mengibas ke segala arah.

Mereka mengalami tahapan demoralisasi yang

semakin mendidih, dengan emosi

mengalahkan pikiran rasional.

Kondisi tersebut semakin nyata setelah

terkuaknya penyiksaan yang selama ini

52 Galtung, Johan (2009). “The Fall of the US Empire - and Then What?”, hal 167-221

dilakukan oleh AS. Terkait penyiksaan

tersebut, Obama mengatakan bahwa “kami

melakukan sesuatu yang bertentangan dengan

nilai-nilai kita.” Benarkah nilai-nilai AS

memang tidak mengakomodir penyiksaan?

Kita tidak perlu melihat terlalu jauh mengenai

sejarah AS yang menunjukkan nilai-nilai

predator di belakang negara ini. Sejak awal

berdirinya, AS sudah banyak melakukan

perbudakan terhadap orang-orang yang dicuri

dari Afrika, pembantaian terhadap warga

pribumi, hingga pencurian terhadap separuh

wilayah Mexico, perang untuk melakukan

penjajahan dan agresi di seluruh dunia, dan

berbagai kejahatan dan kekejaman lain yang

tak terhitung.53

Sekarang, mari kita lihat nilai dan rasional

di balik apa yang mereka namakan sebagai

“perang melawan teror” yang diluncurkan AS

pasca 9/11—yang pada kenyataannya

merupakan perang untuk memperluas

imperium. Dengan doktrin “preemptive war”,

AS membekali diri dengan hak untuk

menyerang negara manapun di dunia atau

melakukan pembunuhan dan tindakan militer

lainnya secara sepihak di mana saja di dunia

hanya berdasarkan pernyataan bahwa

seseorang, beberapa kelompok, atau

pemerintah mungkin akan merugikan

kepentingan AS di masa depan. Hal ini

dilakukan di bawah papan nama "melindungi

kehidupan warga Amerika"—meski perang ini

sejatinya bukan tentang melindungi

keselamatan rakyat Amerika Serikat, dan 53 http://www.counterpunch.org/2014/11/26/celebrating-the-genocide-of-native-americans/

Page 32: K. Mustarom - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Syamina_Lapsus_XVI_Nov-Des 2014.pdf · Kunci Kesuksesan Imperium ... Amerika Serikat mendapat jawaban yang ... angkasa sebagai tujuan

32

Laporan Khusus SYAMINA Edisi XVI/November-Desember 2014

tentu saja bukan tentang melindungi

masyarakat dunia.

Obama terus-menerus mengejar

kepentingan imperialis AS dengan

mengabaikan hukum internasional dan

kehidupan masyarakat. Di bawah Obama, AS

telah membunuh ribuan orang dengan drone,

melakukan perang kekerasan di seluruh

dunia, hingga memata-matai orang dan aparat

kepolisian negara demi memenuhi

kepentingan perut binatang imperialis.54

Sebagaimana yang diungkapkan George W.

Bush, “You are either with us or against

us”. Semua negara kini hanya dihadapkan

pada dua pilihan: mereka menerima doktrin

neo kolonial Barat atau mereka akan

dihancurkan, sebagaimana Irak, Afghanistan,

Libya, dan Suriah.

Tidak ada logika yang bisa membantu,

tidak ada negosiasi, tidak ada mediasi

internasional dari PBB. Keinginan untuk

berkompromi diperolok. Seruan akan rasa

kemanusiaan tidak mampu menggoyahkan

imperium sedikit pun.

Sangat jelas, bahwa imperium AS kini telah

menyiapkan serangan pamungkas. Mereka

akan menyerang, menghancurkan, dan

memusnahkan. Mengapa semua itu terjadi?

Jawabannya sangat jelas: untuk pertama

kalinya rasa muak akan imperium AS mulai

menyebar dan mendunia. Banyak orang yang

sudah mulai sembuh dari kebutaan. Topeng

kebajikan dan rasionalitas telah terkoyak oleh

54 http://revcom.us/a/348/rendition-torture-and-the-values-of-the-US-empire-en.html

media-media independen. Topeng itu telah

jatuh, yang menampakkan wajah mengerikan,

haus darah, dan rakus dari sebuah monster.

Mereka tahu bahwa ini adalah awal dari akhir

mereka. Karenanya, mereka akan melakukan

perang pamungkas. Bagi imperialis,

perdamaian hanya punya satu makna:

kekuasaan tanpa perlawanan di muka bumi.

Jika seseorang berperang membela diri, ia

adalah teroris dan bandit.

Semua imperium pada akhirnya runtuh:

Akkad, Sumeria, Babilonia, Niniwe, Asyur,

Persia, Macedonia, Yunani, Carthage, Roma,

Mali, Songhai, Mongol, Tokugawaw, Gupta,

Khmer, Hapbsburg, Inca, Aztec, Spanyol,

Belanda, Turki Utsmani, Austria , Perancis,

Inggris, Uni Soviet. Sebagian besar mereka

runtuh dalam hitungan satu hingga dua ratus

tahun. Alasannya tidak begitu rumit. Sebuah

imperium adalah semacam sistem negara

yang secara tak terhindarkan membuat

kesalahan yang sama hanya dengan sifat

struktur imperlias mereka. Mereka gagal

karena ukuran, kompleksitas, jangkauan

wilayah, stratifikasi, heterogenitas, dominasi,

hirarki, dan ketidaksetaraan.

Sangat ironis, hanya satu dekade atau lebih

setelah ide Amerika Serikat sebagai kekuatan

imperium muncul dan diterima, dan orang-

orang mulai dapat berbicara secara terbuka

mengenai imperium Amerika, yang terjadi

justru menunjukkan beberapa tanda-tanda

ketidakmampuannya untuk terus berlanjut

dan bahkan spekulasi mulai muncul mengenai

keruntuhannya.