satuan acara penyuluhan stroke rst

Upload: ehrria-winastyo

Post on 12-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

SAP stroke

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHANPERAWATAN PASIEN STROKE

Pokok Bahasan: Penyakit NeurologiSub Pokok Bahasan : Perawatan Pasien StrokeTempat:Ruang Tunggu Ruang Unit Stroke RST Soepraoen MalangSasaran:Keluarga Pasien Rawat Inap Ruang Unit Stroke RST Soepraoen MalangHari / Tanggal: Kamis / 16 Januari 2014Pukul: 09.00 09.30 WIBMedia: FlipchartMetode: Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi

1. Tujuan Instruksional1.1. Tujuan UmumSetelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mampu memahami tentang perawatan stroke.1.2. Tujuan Khusus Menyebutkan tentang pengertian stroke Menyebutkan tentang penyebab stroke Menyebutkan tentang factor resiko terjadinya stroke Menyebutkan tentang tanda dan gejala stroke Menyebutkan tentang pencegahan stroke Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke2. Sub Pokok Bahasan Menyebutkan tentang pengertian stroke Menyebutkan tentang penyebab stroke Menyebutkan factor resiko terjadinya stroke Menyebutkan tentang tanda dan gejala stroke Menyebutkan tentang pencegahan stroke Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke

3. Kegiatan PenyuluhanTahap kegiatanKegiatan perawatKegiatan audienceMedia

Pembukaan (5 menit) Membuka kegiatan dengan mengucap salam Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dan manfaat dari penyuluhan Menyebutkan materi yang akan diberikan Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan

Ceramah

Penyajian (15 menit ) Menyebutkan tentang pengertian stroke Menyebutkan tentang penyebab stroke Menyebutkan tentang factor resiko terjadinya stroke Menyebutkan tentang tanda dan gejala stroke Menyebutkan tentang pencegahan stroke Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke Memperhatikan dan mendengarkan Memberi pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti yang berhubungan dengan materi yang disampaikanCeramah dan Powerpoint

Penutup (10 menit) Menanyakan pada audience tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada audience yang telah menjawab pertanyaan Memberi kesimpulan, terimakasih atas peran serta audience Mengucapkan salam Penutup Menjawab pertanyaanTanya Jawab & Leaflet

4. Evaluasia. Evaluasi Struktur1. Pengajar mempersiapkan metode, media yang akan dipakai2. Peserta dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat yang telah ditentukan3. Acara dimulai dan berakhir tepat waktub. Evaluasi Proses1.Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir2.Peserta didik mampu menjelaskan kembali: Pengertian stroke Penyebab stroke Factor resiko stroke Tanda dan gejala stroke Pencegahan stroke Rehabilitasi pasca stroke3. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar4. Peserta mengikuti acara dengan antusias.c.Evaluasi HasilPenyuluhan dikatakan berhasil jika:Lebih dari 75% peserta didik mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh5. Materi (terlampir)

6. Daftar PustakaHenger, Barbara R. (2003). Asuhan Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. EGC:JakartaHudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic Edisi VI volume II. EGC:JakartaMansjoer, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media AesculapiusMuttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. salemba medika: jakarta.

MATERI PENYULUHAN1. PengertianCVA (Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian (Muttaqin, 2008:234).

2. Penyebaba. Perdarahan IntraserebralTerjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi karena aterosklerosis, aneurisma, dan hipertensi. Keadaan ini pada umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak.b. Trombosis serebriTerjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini disebabkan karena adanya: Aterosklerostis: mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan elastisitas dinding pembuluh darah Hiperkoagulasi: darah yang bertambah kental yang akan menyebabkan viskositas/ hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah cerebral Arteritis: radang pada arteric. EmboliDapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli: Penyakit jantung reumatik Infark miokardium Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-gumpalan kecil yang dapat menyebabkan emboli cerebri Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endocardium

3. Faktor resiko Faktor Resiko yang Dapat dimodifikasiFaktor Resiko yang Tidak Dapat dimodifikasi

Tekanan darah tinggi Merokok Diabetes Mellitus Aterosklerosis Atrial fibrilasi Penyakit jantung lain Transient ischemic attack Anemia bulan sabit Kolesterol tinggi Obesitas Intake alkohol yang tinggi Penggunaan obat-obatan ilegal Usia tua Jenis kelamin (banyak terjadi pada laki-laki) Herediter/genetik Riwayat stroke atau serangan jantung sebelumnya

4. Tanda dan GejalaMenurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (1996: 258-260), yaitu:1. Lobus Frontal a. Deficit Kognitif : kehilangan memori, rentang perhatian singkat, peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak mampu menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak.b. Deficit Motorik : hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot-otot bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan).c. Deficit aktivitas mental dan psikologi antara lain : labilitas emosional, kehilangan kontrol diri dan hambatan soaial, penurunan toleransi terhadap stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan mental dan keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.2. Lobus Parietal a. Dominan :1) Defisit sensori antara lain defisit visual (jaras visual terpotong sebagian besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin), hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi bagian tubuh).2) Defisit bahasa/komunikasiAfasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola bicara yang dapat dipahami) Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan) Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat) Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan) Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam tulisan).b. Non Dominan Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:1) Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap ekstremitas yang mengalami paralise)2) Disorientasi (waktu, tempat dan orang)3) Apraksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyak-obyak dengan tepat)4) Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui indra)5) Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan6) Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat7) Disorientasi kanan kiri3. Lobus Occipital: deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman penglihatan, diplopia (penglihatan ganda), buta. 4. Lobus Temporal : defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh.

5. Pencegahan Strokea. Kontrol tekanan darah secara teraturb. Menghentikan merokok c. Mengurangi konsumsi kolesterold. Mempertahankan kadar gula normale. Latihan fisik (senam) secara teratur

6 Rehabilitasi Pasca StrokeRehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera mungkin setelah stroke. Pada pasien yang stabil, rehabilitasi dapat dimulai dalam waktu dua hari setelah stroke telah terjadi, dan harus dilanjutkan sebagai diperlukan setelah keluar dari rumah sakit. Lamanya rehabilitasi stroke tergantung pada tingkat keparahan dan komplikasi stroke. Sementara beberapa penderita stroke dapat cepat sembuh, sedangkan ada beberapa penderita stroke yang membutuhkan waktu jangka panjang untuk rehabilitasi stroke, mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun, setelah mendapat serangan stroke. Menurut WHO, tujuan Rehabilitasi penderita stroke adalah: Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu. Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal dan aktivitas sosial. Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi pasien dan apa yang dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri. Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi tubuhnya.Tim rehabilitasi medis, yang terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medis, perawat, fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi, dokter spesialis gizi dan psikiater, akan melakukan pengkajian dan menentukan perencanaan terapi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.Terapi dimulai secara bertahap, yaitu berlatih mulai dari duduk, berdiri, dan berjalan sendiri. Pasien juga dilatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, buang air, berpakaian dan berdandan.Beberapa latihan yang dapat diberikan kepada pasien stroke sebagai berikut:1. Program latihan di tempat tidur2. Program latihan duduk 3. Program latihan berdiri dan berjalan4. Program latihan keseimbangan dan berdiri5. Terapi WicaraPerawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal bertujuan sebagai berikut: Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang ditimbulkan akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti : Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang punggung/pantat yang selalu mendapat tekanan saat tidur) Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk mencegah infeksi saluran pernapasan Mencegah kekakuan sendi Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot) Mencegah hipotensi ortostatik, osteoporosis dll. Pada fase lanjut (rehabilitasi) Meminimalkan gejala sisa (sequelae) dan kecacatan akibat stroke Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga diharapkan dapat berperan aktif dalam kehidupan seperti sedia kala